Anda di halaman 1dari 5

SISTEM PULMONAL

Penuaan menyebabkan banyaknya perubahan pada proses biologis yang ditandai dengan
perubahan yang progresif dan luas yang berkaitan dengan peningkatan kerentanan terhadap
berbagai penyakit. Perubahan anatomi tersebut menyebabkan gangguan fisiologi pernapasan
sebagai berikut [CITATION Has17 \l 1033 ]:
a. Gerak pernafasan
adanya perubahan bentuk, ukuran dada, maupun volume rongga dada akan
merubah mekanika pernafasan menjadi dangkal, timbul gangguan sesak nafas,
dan terdapat deformitas rangka dada akibat penuaan.
b. Distribusi gas
perubahan struktur anatomik saluran nafas akan menimbulkan
penimbulkan penumpukan udara dalam alveolus (air trapping) ataupun
gangguan pendistribusian gangguan udara nafas dalam
cabang bronkus.
c. Volume dan kapasitas paru menurun
hal ini disebabkan karena beberapa factor yaitu kelemahan otot nafas,
elastisitas jaringan parenkim paru menurun, resistensi saluaran nafas (menurun
sedikit). Secara umum dikatakan bahwa pada usia lanjut terjadi pengurangan
ventilasi paru.
d. Gangguan transport gas
pada usia lanjut terjadi penurunan PaO2 secara bertahap, penyebabnya
terutama disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan ventilasi-perfusi. Selain
itu diketahui bahwa pengambilan O2 oleh darah dari alveoli (difusi) dan
transport O2 ke jaringan berkurang, terutama terjadi pada saat melakukan
olahraga. Penurunan pengambilan O2 maksimal disebabkan antara lain karena
berbagi perubahan pada jaringan paru yang menghambat difusi gas, dan
berkurangnya aliran darah ke paru akibat turunnya curah jantung [ CITATION
Has17 \l 1033 ].
e. Gangguan perubahan ventilasi paru
pada usia lanjut terjadi gangguan pengaturan ventilasi paru, akibat adanya
penurunan kepekaan kemoreseptor perifer, kemoreseptor sentral atupun pusat-
pusat pernafasan di medulla oblongata dan pons terhadap rangsangan berupa
penurunan PaO2, peninggian PaCO2, Perubahan pH darah arteri dan
sebagainya[ CITATION Ami13 \l 1033 ].
Penyakit paru umumnya dikarenakan terkena radikal bebas dan polusi yang terhirup
sehingga mengakibatkan adanya suatu kerusakan sel dalam paru-paru dan menjadi asal dari
sebuah penyakit. Saat sistem pernafasaan yang menua terpajan faktor lain seperti polusi dan
merokok maka jelas yang terjadi bersifat kumulatif dan kelainan system pernafasan yang
muncul lebih jelas dan berat. Penyakit terkait yang dapat muncul pada lansia dalam sistem
pulmonari adalah obstruksi jalan nafas, bronchitis kronik, bronkhiektasis, tuberkolosis paru –
paru, cystic firbrosis, upper airway necrotixzing granuloma, emboli paru – paru, pneumonia,
abses paru – paru, chronic obstructive pulmonai disease (COPD), asma, pulmonary fibrosis,
adanya jaringan parut pada paru, pneumonia, infeksi kanker paru – paru dan lain-lain.

Pengkajian Keperawatan
1. Aktifitas/istirahat
Keletihan, kelemahan, malaise, ketidakmampuan melakukan aktifitas sehari-hari karena
sulit bernafas.
2. Sirkulasi
Pembengkakan pada ekstremitas bawah, peningkatan tekanan darah, takikardi.
3. Integritas ego
Perubahan pola hidup, ansietas, ketakutan, peka rangsang
4. Makanan/cairan
Mual/muntah, anoreksia, ketidakmampuan untuk makan karena distress pernafasan,
turgor kulit buruk, berkeringat.
5. Higiene
Penurunan kemampuan / peningkatan kebutuhan bantuan melakukan aktifitas sehari-hari,
kebersihan buruk, bau badan.
6. Pernafasan
Nafas pendek, rasa dada tertekan, dispneu, penggunaan otot bantu pernafasan.
7. Keamanan
Riwayat reaksi alergi / sensitif terhadap zat atau faktor lingkungan.
8. Seksualitas
Penurunan libido.
9. Interaksi social
Hubungan ketergantungan, kurang sistem pendukung, keterbatasan mobilitas fisik.
Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan tertahannya sekresi.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kurangnya suplai oksigen.
3. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan in adekuat pertahanan primer dan
sekunder, penyakit kronis.
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan disprisa, kelemahan,
efek samping obat, produksi sputum, anoreksia, mual/ muntah.
5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen, kelemahan, dispnea.
Intervensi Keperawatan
a. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan tertahannya sekresi.
 Tujuan : Mengefektifkan jalan nafas
 Hasil yang diharapkan :
- Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih / jelas
- Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas
 Misal : Batuk efektif dan mengeluarkan sekret.
 Intervensi :
 Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, misal : mengi, krekels, ronki.
 Kaji / pantau frekuensi pernafasan, catat rasio inspirasi mengi (emfisema)
 Kaji pasien untuk posisi yang nyaman misal: peninggian kepala tempat tidur,
duduk dan sandaran tempat tidur..
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan suplai oksigen
 Tujuan : Memenuhi suplai oksigen pada tubuh.
 Kriteria hasil yang diharapkan :
- Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat yang bila
dalam rentang normal + bebas gejala distres pernafasan.
- Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam tingkat kemampuan / situasi.
 Intervensi :
 Kaji frekuensi kedalaman pernafasan, catat penggunaan otot aksesori,
nafas bibir, ketidakmampuan bicara / berbincang.
 Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi
 yang mudah untuk bernafas.
 Dorong mengeluarkan sputum : Penghisapan bila diindikasikan.
DAFTAR PUSTAKA

Aminoto, T. (2013). ANALISIS PENGARUH INTERVENSI LATIHAN PERNAFASAN


TERHADAP LAJU PERNAFASAN PADA LANSIA DI PANTI WERDHA RIA
PEMBANGUNAN CIBUBUR JAKARTA TIMUR. Jurnal Perkotaan, 5(2), 1-8.

Hasan, H., & R. A. (2017). Perubahan Fungsi Paru Pada Usia Tua. JURNAL RESPIRASI, 3(2),
52-57.

Anda mungkin juga menyukai