Anda di halaman 1dari 77

Knowledge Sharing KARS

20 Agustus 2021

MPP,.. the new "important" emerging profession in Indonesian Hospitals.

dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes, FISQua


2
Konsultan Nefrologi
Fakultas Kedokteran
Perhimpunan Magister
Univ Kristen
Nefrologi Indonesia, Manajemen
Indonesia, 1970
1982

Sekolah Tinggi Univ Katolik


Magister Hukum
Manajemen PPM Soegijapranata
Kesehatan
Jakarta, 1994 Semarang, 2013

Lahir : Fellowship of The


Magelang International Society
FISQua,
5 Nov 1943 for Quality in Health
Care, 2020

dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro,


MM, MHKes, FISQua
(Agustus
3 2021)
• Ketua Bidang Penelitian & pengembangan KARS
sejak th 2014
• Ketua Komite Etik-Disiplin KARS sejak th 2014
• Koordinator Konsilor KARS sejak 2016
• Komite Nasional Keselamatan Pasien RS – Kem
Kes th 2012-2015, 2016-2018, 2018-2020 Wakil
Ketua KNKP
• Ketua Komite Keselamatan Pasien RS (KKPRS) –
PERSI sejak 2005
• Ketua IKPRS-Institut Keselamatan Pasien RS sejak
th 2012
• Kelompok Staf Medis Penyakit Dalam – Ginjal
Hipertensi RS Mediros, Jakarta, sejak 1996
• Surveior KARS sejak 1995. Konsilor KARS sejak 2012.
• PJ SubPokja Model Akreditasi Baru, Pokja Penyempurnaan
Akreditasi RS, DitJen Bina Yan Med, DepKes, 2010-2011
• Direktur Medik RS PGI Cikini, 1981 – 1982
• Direktur Ketua RS PGI Cikini Jakarta 1982-1993
• Dekan Fak Kedokteran UKI 1988-1991
• Sekretaris Jenderal PERSI Pusat 1988–1990, 1990–1993,
1993–1996
• Sekretaris IRSJAM 1986 – 1988
• Kepala Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK-UKI, Jakarta, 1992 –
1995
• Kepala Renal Unit (Unit Ginjal) RS.PGI Cikini, 1973 – 1981
• Sekretaris I & Seksi Ilmiah Pengurus Pusat PERNEFRI, 1983
• Ketua Komite Medik RS Mediros, 1995 – 2013
• Penghargaan :
• *Kadarman Award utk Patient Safety*, 2007, Sekolah
Tinggi PPM.
• *Inisiator & Motivator Keselamatan Pasien RS di
Indonesia*, 2018, Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
5
Pelayanan Rumah Sakit 1. Tata Kelola Rumah Sakit Yang Baik,
2. Tata Kelola Klinis Yang Baik,
3. Tata Kelola Asuhan Pasien Yang Baik.
Good Patient Care.
*Mutu
*Asuhan Pasien 4.0
Klinis, Man, SKP

PCC
Patient Centred Care
*Keselamatan
APT
Pasien Asuhan Pasien
Terintegrasi

MPP

*Manajemen
Risiko
Korp,Klinis

*Adm
(MPP : Manajer Pelayanan Pasien)
Berbasis Pelayanan Berfokus Pasien / PCC dan
1
Asuhan Pasien Terintegrasi

Dilaksanakan oleh PPA sebagai Tim, yang


2 berkolaborasi interprofessional dengan
kompetensi untuk berkolaborasi

Dilaksanakan dengan DNA of Care :


3
Safety, Quality, Culture

` Asuhan pasiennya didokumentasikan terintegrasi


Asuhan Pasien 4.0 : adalah asuhan
4 melalui IT dalam SIRSAK dan SISMADAK
pasien, yang modern, terkini di
Rumah Sakit dan distandarkan
dalam SNARS Edisi 1.1.
Framework dalam SNARS :

Dimensi Budaya Mutu dan Safety


dalam Standar Akreditasi RS

ASUHAN PASIEN

Kompetensi
RISIKO Budaya SAFETY

MUTU
(Nico Lumenta, 2015)

11
Patient Centred Care
Konsep Deskripsi Sumber
I. WHO 1.System level, 2.Organizational level, Integrated care models: an overview, Regional
3.Functional level, 4.Professional level, Office for Europe of the WHO, 2016
5.Service level, 6.Personal level
II. Konsep Inti / Core 1.Perspektif Pasien, 2.Perspektif PPA • Conway,J et al., 2006, Partnering with
Concept Patients and Families To Design a Patient-
and Family-Centered Health Care System,
A Roadmap for the Future. Institute for
Patient- and Family-Centered Care
• Nico Lumenta, 2015, Sintesis berbagai
referensi.
III. The 8 Picker 1.Respect for patients‘ values, Picker Institute and American Hospital
Principles Of PCC preferences and expressed needs, Association, 1996, Eye on Patients Report
2.Coordination and integration of care,
dst s/d 8.
Patient Centred Care

Pelaksanaan PCC :
Konsep Deskripsi Sumber
• 1.Integrasi Horzontal Intra-Inter PPA, Standar Akreditasi RS v.2012, SNARS 1 & 1.1,
Asuhan Pasien 2.Integrasi Vertikal Inter Unit, 3.Integrasi KARS 2012, 2019.
Terintegrasi Horizontal PPA-Pasien.
: The Indonesian model of PCC • 10 Dimensi PCC.
*Asuhan Pasien Terintegrasi
*The Indonesian model of PCC
❑ Integrasi Intra-Inter PPA : Horizontal
(AP 4, SKP 2, TKRS 3.2, MKE 5)
❑ Integrasi Inter Unit : Vertikal
(PAP 2, ARK 3.1, TKRS 3.2, MKE 5)
❑ Integrasi PPA-Pasien : Horizontal
(HPK 2, 2.1, 2.2, AP 4, MKE 6)

1. Keterlibatan & Pemberdayaan Pasien – Keluarga. (HPK, ARK, PAP, MKE)


2. DPJP sbg Pimpinan Klinis. (PAP, AP)
3. PPA sbg Tim, Kolaborasi (+Kompetensi) Interprofesional. (AP,PAP, MKE, TKRS)
4. CPPT – Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi. (AP,PAP)
5. Manajer Pelayanan Pasien / Case Manager. (ARK, PAP)
6. Segitiga Sasaran PBP – Triple Aim PCC. (HPK, ARK, AP, PAP)
7. Kolaborasi Pendidikan Pasien. (MKE)
8. Alur Klinis Terintegrasi. (PMKP, TKRS)
9. Perencanaan Pemulangan Pasien Terintegrasi. (ARK) (KARS, 2020,
10.Budaya Keselamatan. (TKRS, PMKP) SNARS Edisi 1.1.)
“The Indonesian
*Asuhan Pasien Terintegrasi : 10 Dimensi PCC model of PCC”
1. Patient Engagement & Empowerment. Pasien (dan keluarganya) adalah bagian utama dari PCC, selain itu
dalam SNARS pasien merupakan bagian dari tim PPA, hal ini tertuang dalam standar a.l. HPK, ARK, PAP,
MKE. Dalam keseharian keterlibatan pasien dapat menggunakan “alat” Patient Activation Measurement
(PAM), dengan PAM ini pasien digolongkan dalam 4 level mulai dari level 1 kurang aktif s/d level 4 sangat
aktif. Asuhan yang diberikan perlu menyesuaikan dengan tingkatan keterlibatan ini.
2. DPJP sbg Clinical Leader dalam SNARS diarahkan pada standar AP 4, PAP 2.1, dengan penjabaran review
dan verifikasi pada CPPT.
3. PPA sbg Tim dengan Kolaborasi Interprofesional dituntun oleh standar AP 4, PAP 2, 2.1. Untuk dapat
mengimplemntasi PPA sebagai tim, masing2 PPA harus memiliki kompetensi untuk berkolaborasi, dalam 4
ranah dengan sejumlah 38 unit kompetensi. (Core competencies for interprofessional collaborative
practice: Report of an expert panel. Washington, D.C.: Interprofessional Education Collaborative, (2011))
4. CPPT – Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi diarahkan oleh standar AP 2, 2.1, PAP 2.1, TKRS 3.2, SKP
2, 2.2, MIRM 13.1, 13.4, MKE 5. CPPT ini merupakan wadah penting dokumentasi hasil kerja PPA sebagai
tim
5. Manajer Pelayanan Pasien (MPP) / Case Manager. MPP yang merupakan “pendamping” pasien dan
menjadi “liaison” bagi pasien, peran – fungsinya kegiatannya diarahkan oleh ARK 3.1. sebagai standar
“induk”, selanjutnya pada PAP 2, AP 4, ARK 2.2, PAP 2.4, ARK 3.3, MIRM 13.1, PAP 1.
15
6. Segitiga Sasaran PCC – Triple Aim PCC, terdiri dari Sasaran PPA, Pasie, MPP. Merupakan bagian penting
dalam asuhan pasien, karena sasaran/harapan dari pasien perlu diperhatikan oleh PPA. Selain itu sasaran
MPP merupakan suatu factor yang sangat mendukung bagaimana persepsi dan kesan pasien terhadap
rumah sakitnya. (HPK, ARK, AP, PAP)
7. Kolaborasi Pendidikan Pasien, edukasi kepada pasien perlu dilakukan secara kolaboratif agar pasien
memahami asuhan yang diberikan, diutntundalam standar MKE.
8. Integrated Clinical Pathway, intgrasi PPA dimulai pada hilirnya adalah penyusunan Clinical Pathway/Alur
Klinis dilakukan secara terintegrasi dengan memadukan (per topik) Panduan Praktik Klinis (PP), Panduan
Asuhan Keperawatan (PAK), Panduan Asuhan Kefarmasian (PAKf), Panduan Asuhan Gizi ()PAG). Diarahkan
oleh standar PMKP dan TKRS.
9. Integrated Discharge Planning/ Perencanaan Pemulangan Pasien, dasar filosofinya adalah : agar
keberhasilan asuhan di rawat inap berlanjut dengan keberhasilan asuhan di rumah selama masa
pemulihan. Prinsipnya perlu melakukan deteksi risiko sedini mungkin dan menyusun rencana asuhan
dirumah agar aman dan efektif. (ARK 3 dan ARK 4.1.)
10. Budaya Keselamatan, budaya pada dasarnya merupakan penggerak SDM. Dengan budaya keselamatan
yang memadai asuhan yang diberikan kepada pasien menjadi lebih aman. Budaya keselamtan
dituntunoleh standar TKRS 13, 13.1 dan PMKP 10. Ringkasan dari berbagai core concept maka terdapat 8
elemen inti budaya keselamatan : Kepemimpinan, Keterlibatan Pasien, PCC dengan motto ‘BPIS’ Bila
pasien itu saya, Pelaporan IKP dan Pembelajaran, Kolaborasi Interprofesional, Respek/Trust, Just Culture-
16
Budaya Adil-Keseimbangan Sistem & Manusia, Komunikasi
Asuhan Pasien Terintegrasi
*Asesmen Pasien (IAR) & *Pemberian Pelayanan/Pelaksanaan Rencana/Intervensi

PPA `

MPP Pasien Kebutuhan


/ Case Mgr
Sistem
Pasien
Pendukung
Keluarga,Teman,
RT-Tetangga dsb Sasaran Sasaran
PPA Pasien

Sasaran
MPP
(Nico Lumenta, 2019) 17
Profesional Pemberi Asuhan Clinical
PPA Team Leader
Dalam SNARS Ed 1.1. DPJP

PPJA
Apoteker
PPA
Tugas Mandiri,
Tugas Kolaboratif,
Tugas Delegatif

PPA Lainnya Dietisien


Kompetensi Profesi &
Kompetensi utk
Berkolaborasi
Interprofesional (KARS, 2018)
RENUNGKAN PERBEDAAN : PPA DAN PASIEN
PPA :
▪ Menjalani pendidikan bertahun2, kompeten,
memiliki kewenangan
▪ Pelayanan pasien dijalankan dgn standar, rutin,
homogen, serba jelas.
▪ Aktivitas individu PPA hanya 1 shift

Pasien :
▪ Masuk RS seperti masuk “hutan”, relatif banyak yg
tidak jelas, pengalaman baru….
▪ Pasien “tidak pernah” melalui “pendidikan untuk
menjadi pasien” !!!
▪ Relatif tidak punya kewenangan ikut ambil “Hutan”
keputusan, harus ikut “kata” dokter…
▪ Ada rasa cemas, ngeri, bingung, takut.
▪ Di RS, hanya Pasien yg menjalani “3 shift” !!

KARS
Definisi Manajemen Pelayanan Pasien

adalah suatu proses kolaboratif utk asesmen, perencanaan, fasilitasi,


koordinasi pelayanan, evaluasi dan advokasi untuk opsi dan pelayanan
bagi pemenuhan kebutuhan komprehensif pasien dan keluarganya,
melalui komunikasi dan sumber daya yg tersedia sehingga memberi
hasil asuhan pasien yg bermutu dengan biaya efektif.

(Sumber : Case Management Society of America, 2010; Commission for Case Manager Certification, 2016)

Ratio : 1 MPP menangani 25 Pasien


MPP bukanlah PPA aktif o Kompleksitas Pasien
(KARS) o Kebutuhan RS
Peran KARS menghadirkan MPP pertama kali dalam Standar
Akreditasi Rumah Sakit di Indonesia pada th 2012

1. MPP/ Case manager dimasukkan pertama kali dalam Standar Akreditasi Rumah Sakit versi 2012.
2. Bab Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas (APK). → Std APK.2.1 : Dalam semua fase pelayanan, ada
staf yg kompeten sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap pelayanan pasien.
3. Maksud-Tujuan Std APK.2.1 : ….. Untuk mempertahankan kontinuitas pelayanan… Staf yang
dimaksud (case manager) dapat seorang dokter atau tenaga keperawatan yang kompeten. Staf yang
bertanggung jawab tersebut tercantum didalam rekam medis pasien atau dengan cara lain
dikenalkan kepada semua staf RS…....
MPP tampil Eksplisit
dalam SNARS 1 & 1.1.

❖ Standar ARK. 3.1 :RS menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses kesinambungan
pelayanan di RS dan koordinasi diantara profesional pemberi asuhan (PPA) dibantu oleh
Manajer Pelayanan Pasien (MPP)/Case Manager.
❑ Elemen Penilaian.
1. Ada regulasi tentang proses dan pelaksanaan untuk mendukung kesinambungan dan koordinasi asuhan, termasuk
paling sedikit mencakup a) s/d e) di dalam maksud dan tujuan, sesuai regulasi rumah sakit. (R)
2. Ada penunjukkan MPP dgn uraian tugas a.l. dlm konteks menjaga kesinambungan dan koordinasi pelayanan bagi
individu pasien melalui komunikasi dan kerjasama dgn PPA dan pimpinan unit serta mencakup butir f. s/d m. (D,W)
3. Pasien diskrining utk kebutuhan pelayanan manajemen pelayanan pasien (D,W)
4. Pasien yg mendapat pelayanan MPP, pencatatannya dilakukan dalam Form MPP dan selalu diperbaharui utk
menjamin komunikasi dengan PPA.(D,W)
5. Kesinambungan dan koordinasi proses pelayanan didukung dgn menggunakan perangkat pendukung, spt rencana
asuhan PPA, catatan MPP, panduan, atau perangkat lainnya. (D,O,W)
6. Kesinambungan dan koordinasi dapat dibuktikan di semua tingkat/fase asuhan pasien. (D,O,W)
MPP dalam SNARS Edisi 1.1.

❖ Standar PAP.2. : Ditetapkan proses untuk melakukan integrasi inter unit pelayanan serta koordinasi pelayanan
dan asuhan kepada setiap pasien. → M

❖ Standar AP.4. : Profesional Pemberi Asuhan (PPA) bekerja secara tim memberikan asuhan pasien terintegrasi,
masing2 melakukan asesmen berbasis pengumpulan Informasi , melakukan analisis utk membuat rencana
asuhan (IAR), dengan DPJP sebagai ketua tim asuhan yg mengintegrasikan asuhan, termasuk menentukan
prioritas kebutuhan mendesak bagi pasien rawat inap. → W

❖ Standar ARK 2.2. : RS menetapkan proses utk mengelola alur pasien di seluruh bagian RS. → M

❖ Standar PAP.2.4. : Pasien & keluarga diberi tahu ttg hasil asuhan dan pengobatan termasuk hasil asuhan yg
tidak diharapkan. → I

❖ Standar ARK.3.3. : RS menetapkan informasi tentang pasien disertakan pada proses transfer. → M

❖ Standar MIRM 13.1. : Rekam medis pasien memuat informasi yang memadai untuk mengidentifikasi pasien,
mendukung diagnosis, justifikasi pengobatan, dokumen pemeriksaan dan hasil pengobatan serta
meningkatkan kesinambungan asuhan diantara PPA termasuk manajer pelayanan pasien (MPP). → S

❖ Standar PAP.1. : RS menetapkan regulasi untuk pemberian asuhan yang seragam kepada pasien → W
EDITORIAL
•Revitalisasi Manajer Pelayanan Pasien
Edisi Juli 2021 •Nico Lumenta, Hanevi Djasri

(https://jha.mutupelayanankesehatan.net/ind
ex.php/JHA/article/view/114)
MANAJER PELAYANAN PASIEN / CASE MANAGER

DPJP
PPJA MPP :
PPJA Apoteker • ARK 3.1. – MPP
Clinical Leader :
• PAP 2 –
• Kerangka pokok
asuhan Pasien, Integrasi Inter
Keluarga Unit
• Koordinasi
• AP 4 – Integrasi
• Kolaborasi
inter PPA
• Sintesis
• Interpretasi Lainnya Dietisien • ARK 2.2. –
Kelola Alur
• Review
Pasien
• Integrasi asuhan
• PAP 2.4 – KTD
• ARK 3.3. –
Yan Kes (MPP bukan Transfer
• MIRM 13.1. –
MPP
/ RS Lain PPA aktif)
Transfer
✓ MPP bukanlah PPA aktif Yan Case Manager • PAP 1 – Asuhan
✓ Shift pagi Keuangan/ Seragam
Billing Asuransi Dokter
✓ Ratio 1 : 25 Pasien
Perusahaan/ Keluarga
- Kompleksitas Pasien Employer BPJS
26
- Kebutuhan RS
• Pembayar
• Perusahaan
• Asuransi
Output CM : MPP :
▪ Kontinuitas Pelayanan • ARK 3.1. – MPP
▪ Pelayanan dgn Kendali • PAP 2 – Integrasi Inter Unit
Mutu dan Biaya • AP 4 – Integrasi inter PPA
▪ Pelayanan yg memenuhi • ARK 2.2. – Kelola Alur Pasien
kebutuhan Pasien-Kel pd
ranap s/d dirumah MPP •

PAP 2.4. – KTD
ARK 3.3. – Transfer
▪ Good Patient Care Case • MIRM 13.1. – Transfer
Manager • PAP 1 – Keseragaman Asuhan

(*Pemandu, *Liaison/
Penghubung/“Jembatan”) • RS
Pasien • PPA
Keluarga • Rohaniwan
• Unit2
• Keuangan
27
Segitiga Sasaran PCC
“Triple Aim PCC”

*Sasaran *Harapan AP 1, ARK 1,


PAP 2.1.
PPA* / Sasaran HPK 2.2.
(+BPIS)
Pasien*

Harapan/Sasaran terkait
1. Pemahaman Pasien ttg asuhan
(penyakit,tindakan) 1. Diagnosis
2. Kepuasan pasien 2. Terapi, Obat, Tindakan
3. Kemampuan mengambil keputusan 3. Fungsi Fisik, Mental
terkait asuhan 4. Lain2
4. Keterlibatan & pemberdayaan
5. Kepatuhan thd PPA
6. Kemandirian pasien
7. Dukungan keluarga/yg lain pasien
*Sasaran
8. Pemulangan aman MPP* ARK 3.1.

9. Kesesuaian asuhan dgn kebutuhannya


10.Kesinambungan pelayanan (Nico Lumenta, 2019)
“Manajemen Pelayanan
Pasien akan menjadi bagian
tak terpisahkan dari
pelayanan kesehatan. Tidak
ada model pelayanan
kesehatan yang akan
berhasil tanpa komponen
manajemen pelayanan
pasien” !!!

(The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
Evolusi Perkembangan
Case Management
Case Management - The Origins, Evolution and Future.
By Catherine M. Mullahy, RN, BS, CRRN, CCM, President of Mullahy & Associates, LLC and Jeanne
Boling, MSN, CRRN, CDMS, CCM, Vice President of Mullahy & Associates, LLC., LLC and Jeanne
Boling, MSN, CRRN, CDMS, CCM

In 1836, the Deaconess Institute (Kaiserswerth, Pada tahun 1836, Institut Diakon (Kaiserswerth, Jerman)
Germany) was founded to train deacons and nurses. didirikan untuk melatih diaken dan perawat. Muridnya yang
Its most prominent student was Florence
paling menonjol adalah Florence Nightingale. Di luar
Nightingale. Beyond caring for soldiers during the
Crimean War, she also took a leadership role in the kepedulian untuk tentara selama Perang Crimea Perang, dia
training of nurses. Her school, the Nightingale juga mengambil peran kepemimpinan dalam pelatihan perawat.
Training School for Nurses, was the first of its kind Sekolahnya, Sekolah Pelatihan Nightingale untuk Perawat,
and forerunner to other nursing schools which adalah yang pertama dari jenisnya dan pelopor ke sekolah
covered the specialty area of medical case perawat lain yang mencakup bidang khusus manajemen
management. Then defined as the planning and
pelayanan pasien medis. Kemudian didefinisikan sebagai
coordination of health care services for the sick,
injured or disabled, its primary goal was to perencanaan dan koordinasi pelayanan kesehatan bagi yang
rehabilitate patients. Since that time, there have sakit, terluka atau cacat, tujuan utamanya adalah untuk
been many historical milestones for the case merehabilitasi pasien. Sejak saat itu, ada banyak tonggak
management field. sejarah bagi bidang manajemen pelayanan pasien.

(Mullahy, C.M. and Boling, J. Case Management - The Origins, Evolution and Future.
CareManagement Vol. 21, No. 2 April/May 2015 , ACCM Inc., Westport, Connecticut)
The Nightingale Training School for Nurses was established at St Thomas' Hospital in
1860 as part of Florence's campaign to transform nursing and health care.

(Akses 18-08-2021 : http://tiny.cc/co1iuz)


Fig 1.1 Fig 1.2

Discharge Discharge
Utilization review Planning
Planning

(Fig 1.1) Model tradisional dimana utilization (Fig 1.2) Ketika diterapkannya PPS (Prospective Payment
System) & Managed care perlahan-lahan mulai ada upaya
review dilakukan oleh perawat dan discharge
mengintegrasikan secara parsial utilization review,
planning oleh pekerja sosial, hubungan kedua
manajemen utilisasi, koordinasi dan fasilitasi asuhan dgn
peran ini minim dan terpisah.
discharge planning.

(Cesta,T & Cunningham, B :Core Skills for Hospital Case Managers: A Training Toolkit for Effective Outcomes, 2009)
Fig 1.3 Fig 1.4

(Dyad model,
SOTA)

Case manager: Social worker


Registered nurse case manager: Social worker: Psychosocial Utilization manage- ment, Psychosocial interventions,
Utilization management, assessment and discharge planning, patient discharge planning on high-
coordination, and facilitation of care, interventions, some flow, variance tracking, quality risk cases
discharge planning discharge planning management

(Fig 1.3)
Dengan makin kompleksnya discharge planning baik aspek psikososial (Fig 1.4)
Selanjutnya menjadi Integrated (Dyad) model, juga disebut sebagai
maupun hal2 terkait asuhan dirumah maka perubahan model menjadi
State of the Art (SOTA) model, yang mengintegrasikan penuh
seperti gambar diatas tsb. Pada model ini MPP Perawat menggarap semua fungsi penting manajemen pelayanan pasien dan dikelola
discharge planning untuk aspek asuhan, sedangkan MPP pekerja oleh MPP menjadi manjemen tunggal (single case management).
sosial untuk aspek psikososiokultural.
Fig 1.5

(SOTA)

(Fig 1.5)
Model Kolaboratif (Triad) menambah fungsi penting ketiga : utilization management dan DRG
(Diagnostic Related Groups). Fungsi ketiga ini berperan penting terkait dgn berbagai peraturan dan
proses reimbursemen.

(Cesta,T & Cunningham, B :Core Skills for Hospital Case Managers: A Training Toolkit for Effective Outcomes, 2009)
Filosofi – Prinsip
Manajemen Pelayanan Pasien
Filosofi Manajemen Pelayanan Pasien
1. Dasar manajemen pelayanan pasien adalah bhw bila seseorang mencapai tingkat kes (wellness)
dan fungsional yg optimal mk semua pemangku kepentingan mendpt manfaat : pasien & sistem
supportnya, sistem pemberi pelayanan dan sistem reimbursemennya
2. MPP memberikan pelayanan melalui advokasi, edukasi, identifikasi sumber daya dan fasilitasi
pelayanan agar klien mencapai tingkat kesehatan (wellness) dan kemandirian yg maksimal
3. Kegiatan MnPP yg terbaik adalah melalui iklim yg memungkinkan / kondusif utk komunikasi
langsung MPP dgn klien, tim PPA (profesional pemberi asuhan) dan staf pelayanan lainnya, utk
dpt memperoleh hasil asuhan yg optimal.
4. Keberhasilan menjalankan peran MPP butuh kerja tim : klien, sistem support klien, para PPA, staf
lainnya, termasuk perwakilan pembayar.
Prinsip Manajemen Pelayanan Pasien

1. Gunakan pendekatan kolaboratif berfokus pada pasien


2. Sedapatnya memfasilitasi otonomi pasien dan perawatan mandiri melalui advokasi,
pengambilan keputusan bersama, dan pendidikan.
3. Gunakan pendekatan holistik secara komprehensif.
4. Gunakan pendekatan budaya dengan kesadaran dan menghargai perbedaan
5. Promosikan keselamatan pasien optimal
6. Bina hubungan dgn sumber daya masyarakat
7. Bantu pasien menjelajahi sistem pelayanan kesehatan utk mencapai pelayanan yg
sukses, termasuk selama transisi
8. Tingkatkan keunggulan profesional dan memelihara praktik MnPP
9. Evaluasi hasil dan promosikan hasil yg berkualitas
10. Dukung dan patuh peraturan organisasi lokal, nasional.
Karakteristik Seorang MPP

1. Seorang MPP hrs mempunyai kemampuan utk mengekspresi-kan pendapat, keinginan,


bukan membela diri, atau cemas. Dapat mengatasi orang2 maupun situasi yg sulit
dengan tenang & penuh percaya diri. Agar MPP dapat berhasil melayani dalam peran
advokasi, memperjuangkan untuk yg terbaik bagi pasien, RS, dan para pelanggannya
2. MPP bekerja secara otonom / mandiri, harus mempunyai rasa percaya diri. Harus
mempunyai gambaran yg akurat ttg kekuatan dirinya, kelemahannya, maupun
kepribadiannya serta harus bebas dari kepentingan dirinya.
3. MPP harus siap utk menjangkau staf klinis dalam tim PPA (Profesional Pemberi Asuhan)
untuk memberikan advokasi dan dukungan. MPP menanamkan hubungan positif dengan
pihak lain dalam komunikasi keseharian. Perlu ketrampilan bernegosiasi.
4. MPP harus seorang yg berani mengambil risiko, dengan pola pikir adaptif, mencari sasaran
baru yang lebih memadai utk tujuan memenuhi kebutuhan pasien, agar dapat
mempertahankan kinerja, mutu dan keselamatan pasien. Ada pendapat bahwa MPP
haruslah sering dengan arif “berpihak” kepada pasien.
Peran & Fungsi MPP
Peran :
1. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan asuhan pasien, termasuk keluarga dan pemberi
asuhannya, baik akut, dalam proses rehabilitasi di RS maupun pasca rawat,
mendorong keterlibatan dan pemberdayaan pasien.
2. Mengoptimalkan terlaksananya pelayanan berfokus pada pasien (patient centered
care) dan asuhan pasien terintegrasi, serta membantu meningkatkan kolaborasi
interprofesional
3. Mengoptimalkan proses reimbursemen

Fungsi :
Manajer Pelayanan Pasien menjalankan fungsi asesmen, perencanaan, fasilitasi dan
advokasi, melalui kolaborasi dgn pasien, keluarga, PPA, shg menghasilkan
outcome/hasil asuhan yg diharapkan.

(Lihat Std ARK 3.1. pd Maksud-Tujuan : butir f s/d m)


Kompetensi MPP
The Seven Essential Domains of Case Management
Knowledge

(The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
Kompetensi Manajer Pelayanan Pasien.
1 Konsep Manajemen Yan Pasien

Manajemen Yan Pasien


Ranah Pengetahuan 2 Prinsip2 Praktek MnPP Pasien

3 Manajemen Pelayanan Kes


Nilai
Manajemen
4 Reimbursmen Pelayanan Kes Pelayanan
Pasien
5 Aspek Psikososial Asuhan

6 Rehabilitasi

7 Pengembangan Profesi
Proses Manajemen Yan Pasien

(Sumber : The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
Essential Domains of Case Management Knowledge
The Seven Essential Knowledge Domains and Sub-Domains
1 2 3 4 5 6 7

(The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
Essential Domains of Case Management Knowledge
3.
Domain 1.
2.
4.
Manajemen Reimbursm
5.
6.
7.
Konsep Aspek Pengemban
Prinsip2 Yan Kes & Rehabilitasi
MnPP en Yan Kes Psikososial gan
Praktik MPP Pelaksanaan
Pelayanan Profesional
nya
a. Kepemimpinan a. Mutu a. MnPP dan a. Sistem a. Faktor a. Proses Yan a. Nilai MnPP
dan Administrasi Proses Asuhan Pendanaan dan Psikososial Yan Rehabilitasi
MnPP Sumber Pembayar Pasien
b. Proses MnPP b. Akreditasi b. Sistem Yan b. Manajemen dan b. Faktor Sos-Ek b. Pelayanan dan b. Advokasi
Kesehatan Review Utilisasi Yan Pasien SD Rehabilitasi
c. Sumber Daya c. Manajemen Risiko c. Program dan c. ROI Sistem Yan c. Advokasi yg c. Hasil Yan c. Kebijakan
Sub-Domain

MnPP Model MnPP Kesehatan Relevan dgn aspek Rehabilitasi Bidang Kesehatan
Psiko-sos Yan dan Publik
Pasien
d. Hasil MnPP d. Isu hukum d. Pelayanan MnPP d.Menyeimbangka d. Klinis dan d. Keterampilan d. Beasiswa
Terkait MnPP n Mutu dan Perilaku Rehabilitasi MPP
Biayanya Kesehatan
d. Regulasi Terkait d. Standar Etik terkait d. Sumber Daya d. Edukasi Pasien / d. Edukasi Pasien, d. Komunikasi
MnPP MnPP Umum MnPP Sistem Dukungan, dan dalam Rehabilitasi
Pendukungnya Konseling
e. Keterampilan dan e. Isu Legal dan e. Regulasi
Teknik dari MPP Etik terkait aspek berkaitan dgn
Psikososial Yan Rehabilitasi
f. Keterampilan
Komunikasi MPP

(The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
Essential Domains of Case Management Knowledge
The Seven Essential Knowledge Domains and Sub-Domains

1. Case Management Concepts - Konsep MnPP


Konsep Manajemen Pelayanan Pasien juga berfokus pada pengetahuan yang terkait dengan
manajemen administrasi, dengan rancangan dan struktur program, dengan peran dan
tanggung jawab MPP di berbagai situasi, dan dengan keterampilan MPP (misalnya,
komunikasi, pemecahan masalah, resolusi konflik , ketahanan, dan lain-lain). Selain itu,
domain ini mendemonstrasikan nilai manajemen PP, perhitungan beban kasus MPP, alat
bantu seperti rencana MPP, dan peraturan yang terkait dengan MnPP.
• Case Management Administration and • Kepemimpinan dan Administrasi MnPP
Leadership (Manajemen Pelayanan Pasien)


Case Management Processes
Case Management Resources • Proses MnPP
• Case Management Outcomes • Sumber Daya MnPP
• Regulations Related to Case Management • Hasil MnPP


Skills and Techniques of the Case Manager • Regulasi Terkait MnPP
Communication Skills of the Case Manager
• Keterampilan dan Teknik dari MPP
• Keterampilan Komunikasi MPP
(The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
Essential Domains of Case Management Knowledge
The Seven Essential Knowledge Domains and Sub-Domains

2. Principles of Practice - Prinsip2 Praktik MPP


Prinsip-prinsip praktik manajemen PP terdiri dari pengetahuan yang terkait
dengan mutu dan akreditasi, manajemen risiko, persyaratan peraturan dan
hukum, praktik dan prinsip etika, privasi dan kerahasiaan, dan standar
keseluruhan praktik manajemen pelayanan pasien.

• Quality
• Accreditation
• Mutu
• Risk Management • Akreditasi
• Legal Issues Related to Case Management • Manajemen Risiko
• Ethical Standards Related to Case Management • Isu hukum terkait MnPP
• Standar Etik terkait MnPP

(The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
3. Healthcare Management and Delivery
Manajemen Yan Kes & Pelaksanaannya
Pd ranah ini manajemen yan kes terdiri dari pengetahuan yg terkait dgn
berbagai sistem dan model yan kes serta kesinambungan yan kes, juga
pengaturan praktik MPP. Ini juga mencakup pengetahuan ttg model MPP,
konsep, proses, pelayanan, dan sumber daya. Selain itu, ranah ini membahas
topik spt tingkat pelayanan/ asuhan, transisi asuhan, penggunaan standar
dan pedoman dlm pengelolaan pelayanan klien, serta kolaborasi antara
berbagai PPA dan Staf klinis lainnya termasuk klien mereka sendiri, sistem
pendukung pasien, penyedia pelayanan multi disiplin dan pembayar.
• Case Management and Processes of Care
• Healthcare Delivery Systems
• MnPP dan Proses Asuhan
• Case Management Programs and Models • Sistem Pelayanan Kesehatan
• Case Management Services • Program dan Model MnPP
• General Case Management Resources • Pelayanan MnPP
• Sumber Daya Umum MnPP
(The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
4. Healthcare Reimbursement
Reimbursmen Yan Kes
Ranah Reimbursemen Yan Kes terdiri dari pengetahuan yg terkait dgn jenis
penggantian dan sistem pendanaan, sumber dan metode, tinjauan
pemanfaatan dan konsep manajemen, dan peran MPP dalam alokasi dan
pengelolaan sumber daya yg efektif. Ranah ini juga mencakup kualitas
asuhan, menunjukkan ROI investasi dan efektivitas biaya, dan mendidik klien
ttg kesehatan dan wellness.
• Funding Systems and Payor Sources
• Utilization Review and Management
• Sistem Pendanaan dan Sumber
• Return on Investment of Healthcare Delivery Pembayar
Systems • Manajemen dan Review Utilisasi
• Balancing Quality With Its Cost
• Education of Clients/Support Systems
• ROI Sistem Yan Kesehatan
• Menyeimbangkan Mutu dan Biayanya
• Edukasi Pasien / Sistem
Pendukungnya

(The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
5. Psychosocial Aspects of Care
Aspek Psikososial Pelayanan
Aspek Psikososial dari ranah asuhan terdiri dari pengetahuan yg terkait budaya,
nilai, kepercayaan, jaringan sosial, dan sistem pendukung klien, serta kelas
sosioekonomi yg sesuai dgn kondisi kesehatan mereka, kemampuan utk asuhan
mandiri, dan kepatuhan thd asuhan & pengobatan. Ranah ini juga mencakup
pengetahuan ttg peran MPP utk advokasi klien, masalah hukum dan etika yg relevan
dgn praktik MPP, strategi utk mengatasi masalah kekurangan asuhan atau
kurangnya asuransi, pendidikan klien mengenai kondisi kesehatan dan pilihan
pengobatan, penyuluhan dan dukungan psikososial, dan lingkungan rumah serta
kehidupan klien.
• Psychosocial Factors of the Client’s Care • Faktor Psikososial Yan Pasien
• Socioeconomic Factors of the Client’s Care • Faktor Sosioekonomi Yan Pasien
• Advocacy Relevant to Psychosocial Aspects • Advokasi yg Relevan dgn aspek Psikososial
of Care
Yan Pasien
• Clinical and Behavioral Health
• Client Education, Support, and Counseling • Aspek Klinis dan Perilaku Kesehatan
• Legal and Ethical issues Relevant to • Edukasi Pasien, Dukungan, dan Konseling
Psychosocial Aspects of Care • Isu Legal dan Etik terkait aspek Psikososial
pelayanan
(The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
6. Rehabilitation - Rehabilitasi
Ranah Rehabilitasi terdiri dari pengetahuan yg terkait dgn kesehatan dan
fungsi fisik dan okupasional klien termasuk konsep vokasional dan
kecacatan. Ranah ini juga mencakup peran dan keterampilan berbagai
penyedia yan kes di lingkungan yan rehabilitasi, konsep dan strategi
pengembalian-kerja, jenis pengaturan / fasilitas rehabilitasi, dan
penggunaan alat bantu atau peralatan medis tahan lama utk tujuan
rehabilitasi dan vokasional. Selain itu, ranah ini mencakup peraturan yang
berkaitan dengan rehabilitasi
• Processes of Rehabilitation Care • Proses Yan Rehabilitasi
• Rehabilitation Resources and Services
• Outcomes of Rehabilitation Care • Sumber Daya dan Yan
• Skills of Rehabilitation Case Managers Rehabilitasi
• Communication in Rehabilitation • Hasil Yan Rehabilitasi
• Regulations Relevant to Rehabilitation • Keterampilan Rehabilitasi MPP
• Komunikasi dalam Rehabilitasi
• Regulasi berkaitan dgn
Rehabilitasi
(The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
Essential Domains of Case Management Knowledge
The Seven Essential Knowledge Domains and Sub-Domains

7. Professional Development and Advancement


Pengembangan Profesional
Ranah Pengembangan dan Kemajuan Profesional terdiri dari pengetahuan
yg terkait dengan peran dan tanggung jawab MPP untuk maju dan
menunjukkan nilai praktik MnPP. Ini juga mencakup topik seperti
keterlibatan MPP dalam kegiatan lain beasiswa/scholarship (mis., Menulis
untuk publikasi, berbicara di depan umum, penelitian dan pemanfaatan
bukti, pengembangan kurikulum) dan kesehatan atau kebijakan publik.
• Value of Case Management • Nilai MnPP
• Advocacy
• Health and Public Policy • Advokasi
• Scholarship resources • Kebijakan Bidang Kesehatan dan Publik
• Sumber daya beasiswa
(The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
Identification &
Selection

Termination of the Assessment &


Case Mgt Problem/ Opportunity
Process Identification

Evaluation of
Development of the
The Case Mgt
Case Mgt Plan
Plan & Follow-up

Implementation
& Coordination
Of Care Activities

(Treiger, TM : The Next Generation: Case Management Today and Its Evolution into the
Future. CMSA TODAY, ISSUE 7 • 2013 • DIGITAL)
• MPP me navigasi melalui 9+1 fase
• Berulang & Cyclical Proses Manajemen
• Berpusat pd pasien Pelayanan Pasien
• Sistem support dari pasien
Form A Form B Level bervariasi berdasarkan pengaturan
MPP MPP praktik. Termasuk pengumpulan data yg
s/d Selesai dibutuhkan untuk fase Evaluasi hasil

Perenca Implemen Tindak Proses Evalua


Skrining Asesmen
naan tasi lanjut Transisi si hasil
(Koordinasi
Asuhan)

Terminasi
MnPP

Stratifik Kedalaman fase ini bervariasi berdasarkan pada Komunikasi


pengaturan praktik MnPP. Misalnya. Risiko stratifikasi
asi adalah penting dalam asuransi kes, asuhan kronis dll. Pasca
Risiko Dalam perawatan akut / jangka panjang Risiko Transisi
stratifikasi dapat dikombinasikan dengan fase
Asesmen

52
(CCMC, Commission for Case Manager Certification, 2011)
Tataklaksana Sasaran MPP
MPP Proses SMART : Spesific, Measurable,
Achievable, Realistic, Time based
1. Identifikasi, seleksi / ❑ Pada Asesmen MnPP gunakan
skrining pasien utk konsep IAR 1. Pemahaman Pasien ttg
manajemen pelayanan
❑ I : Kumpulkan informasi, asuhan (penyakit,tindakan)
pasien
termasuk sasaran PPA,
2. Asesmen untuk
sasaran/harapan pasien,
2. Kepuasan pasien
manajemen pelayanan
pasien masalah psiko-sosio-kultural 3. Kemampuan mengambil
3. Identifikasi masalah dan
❑ A : Jabarkan keputusan terkait asuhan
kesempatan
4. Perencanaan manajemen • Masalah yang mendukung 4. Keterlibatan & pemberdayaan
pelayanan pasien pencapaian sasaran. 5. Kepatuhan thd PPA
5. Monitoring
6. Fasilitasi, Koordinasi, • Masalah yang dapat 6. Kemandirian pasien
Komunikasi dan menghambat pencapaian 7. Dukungan keluarga/yg lain
Kolaborasi sasaran
7. Advokasi pasien
❑ R : Susun rencana, jabarkan
8. Hasil Pelayanan
sasaran MnPP dan langkah2nya 8. Pemulangan aman
9. Kompetensi Budaya –
Cultural Competence MPP ❑ Implementasi, Monitor, Evaluasi 9. Kesesuaian asuhan dgn
10.Manajemen Sumber Daya
❑ “Loop” balik untuk merevisi a.l. kebutuhannya
11.Terminasi manajemen
pelayanan pasien Asesmen & Rencana 10.Kesinambungan pelayanan
1. Identifikasi, seleksi / skrining pasien utk manajemen pelayanan
pasien
Kriteria yg digunakan a.l. namun tidak terbatas pada :
1. Usia
Ratio MPP : Pasien
2. Pasien dengan fungsi kognitif rendah 1 : 25
3. Pasien dgn risiko tinggi
4. Potensi komplain tinggi
5. Kasus dgn penyakit kronis, katastropik, terminal
6. Status fungsional rendah, kebutuhan bantuan ADL (Activity Daily Living) yg tinggi
7. Pasien dgn riwayat penggunaan peralatan medis dimasa lalu
8. Riwayat gangguan mental, upaya bunuh diri, krisis keluarga, isu sosial a.l. terlantar, tinggal sendiri,
narkoba.
9. Sering masuk IGD, readmisi RS
10.Perkiraan asuhan dgn biaya tinggi
11.Kemungkinan sistem pembiayaan yg komplek, adanya masalah finansial
12.Kasus yg melebihi rata-rata lama dirawat
13.Kasus yg diidentifikasi rencana pemulangannya penting/berisiko atau yg membutuhkan kontinuitas
pelayanan
Figure 1.1 | Nurse and Social Worker Case Management Roles and Responsibilities
(Rossi, PA, The Hospital Case Management Orientation Manual, HCPro, 2014)

Typical Case Manager Responsibility Issue

1. Patients who don’t meet admission or continued stay 18. Homeless and ongoing medical needs at discharge
criteria 19. Involuntary hold assessment (i.e., 5150, pink slip)
2. Home IV therapy 20. Crisis interventions
3. Medication issues at discharge 21. Psychiatric diagnosis and need for resources
22. Psychiatric diagnosis and ongoing medical needs at discharge
4. Inpatient readmissions in fewer than 30 days
23. Psychiatric diagnosis with discharge to inpatient psychiatric unit
5. Rehabilitation candidate 24. Elder or dependent adult abuse, child abuse, or victim of a violent crime
6. Skilled nursing facility candidate 25. Sexual assault
7. Home healthcare candidate 26. Domestic violence
8. Hospice candidate 27. Unintentional overdose
9. Comfort care candidate 28. Attempted suicide without ongoing medical care needs
10. Palliative care candidate 29. Attempted suicide with ongoing medical care needs
11. Ethics committee 30. Positive drug toxic screen
31. Perinatal positive toxicology
12. Avoidable delays identified
32. Conservatorship
13. Noncompliance 33. Capacity evaluation and referral to a physician or psychiatrist for
14. No financial resources decision-making
15. No family or social support system 34. Psychosocial issues affecting plan for the day or stay
16. Case conference 35. Adoptions
17. Homeless and no ongoing medical needs after 36. Teen pregnancies
discharge
2. Asesmen untuk manajemen pelayanan pasien
a. Komponen asesmen a.l. namun tidak terbatas pada :
1. Fisik, fungsional, kognitif, kekuatan-kemampuan, kemandirian
2. Riwayat kesehatan
3. Perilaku psiko-sosio-kultural
4. Kesehatan mental
5. Tersedianya dukungan keluarga/support system, kemampuan merawat dari pemberi asuhan
6. Finansial
7. Status asuransi
8. Riwayat penggunaan obat, alternatif
9. Riwayat trauma, kekerasan
10.Pemahaman ttg kesehatan (health literacy)
11.Harapan thd hasil asuhan, kemampuan utk menerima perubahan
12.Aspek legal
b. Data asesmen diperoleh melalui, namun tidak terbatas pada :
1. Wawancara pasien, keluarga, pemberi asuhan
2. Asesmen awal saat admisi rawat inap, asesmen secara intermiten “ongoing”
selama dirawat
3. Komunikasi dengan dokter, PPA lainnya
4. Rekam medis
5. Data klaim, asuransi
3. Identifikasi masalah – risiko – kesempatan
Lakukan identifikasi masalah – risiko – kesempatan

4. Identifikasi Harapan / Sasaran Pasien


Lakukan identifikasi Harapan/Sasaran Pasien terkait

5. Perencanaan manajemen pelayanan pasien


MPP harus segera mengidentifikasi kebutuhan jangka pendek, jangka panjang, maupun kebutuhan
berjalan / ongoing, shg dpt menyusun strategi dan sasaran manajemen pelayanan pasien utk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tsb.

6. Monitoring
MPP melakukan asesmen utk menilai respons pasien thd pemberian / pelaksanaan
rencana asuhan
7. Fasilitasi, Koordinasi, Komunikasi dan Kolaborasi
MPP perlu memfasilitasi koordinasi, komunikasi dan kolaborasi dgn pasien dan pemangku
kepentingan lainnya utk mencapai sasaran dan memaksimalkan hasil positif asuhan pasien

8. Advokasi
MPP memberikan advokasi pd pelaksanaan pelayanan, manfaat administrasi, pengambilan keputusan

9. Hasil Pelayanan
MPP perlu memaksimalkan kesehatan, wellness pasien, safety, adaptasi thd perubahan, self-care,
kepuasan dan efisiensi biaya.

10. Terminasi manajemen pelayanan pasien


MPP mengakhiri pelaksanaan manajemen pelayanan pasien sesuai dengan regulasi RS yg berlaku
Dokumentasi
Manajemen Pelayanan Pasien di Rumah Sakit
Terdiri dari dua form
Form A : 1. Identifikasi, seleksi / skrining pasien utk manajemen
Evaluasi Awal pelayanan pasien
MPP 2. Asesmen untuk manajemen pelayanan pasien
3. Identifikasi masalah, risiko dan kesempatan
4. Identifikasi Harapan / Sasaran Pasien
5. Perencanaan manajemen pelayanan pasien, termasuk
Sasaran MPP
Form B : 1. Pelaksanaan Perencanaan manajemen pelayanan pasien
Catatan 2. Monitoring
Implementasi 3. Identifikasi masalah – risiko – kesempatan
MPP 4. Fasilitasi, Koordinasi, Komunikasi,
5. Kolaborasi
6. Advokasi
7. Hasil Pelayanan
8. Terminasi manajemen pelayanan pasien
9. Pelayanan dalam transisi
Dapat dikembangkan dalam
bentuk Daftar Tilik / Check
List
Figure 1.2 | Setting and Resetting Priorities for a Day
Menetapkan dan Mengatur Ulang Prioritas Kegiatan MPP untuk Sehari
Pasien A - Berikan ulasan ke perusahaan asuransi
atau pembayar pihak ketiga
Patient A—Give an insurer or third-party payer a Pasien B - Bujuk dokter bahwa pasien memerlukan
review
Patient B—Persuade physician that patient needs
asuhan di rumah dan membujuk agen kesehatan
home healthcare and persuade the home health rumah untuk menerima pasien
agency to accept the patient Pasien C - Upayakan rapat keluarga atau konferensi
Patient C—Conduct family or physician case kasus untuk mendiskusikan kebutuhan asuhan yang
conference to discuss outstanding care need
Patient D—Gather information and get people
luar biasa
involved with problem solving the patient’s new Pasien D - Kumpulkan informasi dan buat orang-
medical onset of confusion orang terlibat dengan pemecahan masalah onset
Patient E—Determine why patient was readmitted medis yg membingungkan
and develop plan to prevent another readmission
Patient F—Patient is an IV heroin addict who needs
Pasien E - Tentukan mengapa pasien diterima kembali
IV antibiotics…… dan kembangkan rencana untuk mencegah pasien
lain F masuk kembali yg adalah pasien pecandu
heroin IV yang membutuhkan antibiotik IV…..

Rossi,PA:The Hospital Case Management Orientation Manual, HCPro, 2014


Figure 1.2 | Setting and Resetting Priorities for a Day
Menetapkan dan Mengatur Ulang Prioritas Kegiatan MPP untuk Sehari

Pasien G - Pasien tidak berdokumen


membutuhkan perawatan pasca-akut dan tidak
ada dana tersedia
Patient G—Undocumented patient needs post-acute care and no
funding is available
Pasien H - Penentuan kapasitas pasien
Patient H—Patient capacity determination necessary diperlukan
Patient I—Family upset and threatening litigation Pasien I - Keluarga marah dan mengancam
Patient J—Orders needed and attending physician not litigasi
responding to calls or pages Patient K—Hospitalist and
consulting physician are not in agreement
Pasien J - Instruksi diperlukan dan dokter yang
Patient L—Attending physician has not seen the patient or hadir tidak menanggapi utk menelpon ttg Pasien
entered a progress note for more than 24 hours K- dokter konsultan tidak setuju
Patient M—Discharge supposedly occurred yesterday, but Pasien L - Dokter belum melihat pasien atau
review of census or worksheet indicates patient remains
hospitalized
mencatat di CPPT lebih dari 24 jam
Pasien M - Pemulangan seharusnya terjadi
kemarin, tetapi review sensus atau lembar kerja
menunjukkan pasien tetap dirawat di RS

Rossi,PA:The Hospital Case Management Orientation Manual, HCPro, 2014


Contoh hasil MPP di suatu RS Pendidikan Kelas A di Jakarta
1. MPP berperan membantu direksi dalam hal biaya pelayanan a) pasien pediatrik pasca operasi yang
dirawat selama 2 tahun , berhasil dipindahkan ke Padang dgn kolaborasi MPP dgn pihak terkait ; b)
1 pasien pediatrik pasca operasi selama 6 bulan dipindahkan ke Papua.
2. MPP berperan dalam menyelesaikan masalah konflik antara Petugas Customer dan Keluarga
Pasien terkait biaya pelayanan. Pasien swasta harus membayar tindakan implan yang berdasarkan
penjelasan diawal hanya membayar rp 250 juta ternyata tagihan lebih dari Rp 350 juta.
3. MPP berperan menyelesaikan konflik pd pasien covid yg menolak perawatan sd pasien akhirnya
mau dirawat.
4. MPP berperan penting dalam koordinasi dengan DPJP dalam hal pasien harus dipasang alat
dengan biaya tinggi (ECMO) , dgn dijelaskan oleh MPP akhirnya pihak keuangan RS dapat
menyetujui.
5. MPP sangat berperan dalam mengatur alur pasien dalam situasi covid sehingga alur pindah pasien
covid dari UGD ke ruang isolasi covid dapat dilaksanakan tidak lebih dari 2 jam.
6. MPP berperan dalam meminimalkan komplain pasien karena dengan skrining yang telah ditetapkan
MPP dapat segera terlibat dengan pasien dan keluarga dalam menyelesaikan masalah pasien.
7. MPP berperan dalam terlibatnya/ berkoordinasi dengan dgn Faskes dalam rujukan pasien termasuk
pasien covid.
RS Swasta Klas B Sby-1 : Contoh Kesibukan sehari-hari MPP

Pasien A : Pasien Tentamen suicide


Pasien B : Informasi dan mengingatkan DPJP Pasien pro EETH, memakai kawat gigi
permanen
Pasien C : post covid pemakaian 02 masker 10 liter di rumah, neurogenic blader? kasus
kompleks.
Pasien D : pengetahuan keluarga akan kondisi pasien dan harapan keluarga
Pasien E : kaji kepatuhan dan pengetahuan keluarga akan penatalaksanaan dr, CVA
hemoragic, klg memberi obat cina?
Pasien F : koordinasi dengan keluarga pemberian dendritic cell? koordinasi dengan
finance outstanding > 100 Juta ? foto yang di pinjam sudah dikembalikan?
Pasien G : rencana tracheostomy pengetahuan klg ?
Pasien H : minta satukan late billing, legalisir untuk reimbursemen
Pasien I : koordinasi dengan tim e klaim. Teratasi
Pasien J : Komunikasi & persiapan pulang
Pasien K : monitor kondisi dan billing
Pasien M : koordinasi dengan finance, MR. Teratasi
RS Swasta Klas B Sby-2 : Contoh Kesibukan sehari-hari MPP
Pasien A - melaksanakan diskusi antara DPJ dan keluarga pasien mengenai pelayanan
tingkat tinggi,
Pasien B- DPJP akan melaksanakan case meeting untuk memecahkan kasus medis yg
komplex
Pasien C - mengkomunikasikan kepada asuransi atau pihak ketiga mengenai pembiayaan
pemeriksaan laboratorium atau radiologi yg mahal
Pasien D - pembahasan readmisi pasien dan pencegahan kejadian berulang
Pasien E - persiapan pemulangan pasien dengan kasus yang rumit (ventilator,
trakeostomi)
Pasien F – proses pasien tanpa tanda pengenal dan pembiayaan yg tidak jelas
Pasien G – komunikasi pasien merasa DPJP dan DPJP utama tidak sepaham
Pasien H – Kontak DPJP belum melakukan visite pasien dalam 24 jam
Pasien I - DPJP tidak mengisi RM dalam 24 jam
Pasien J – proses keluhan keluarga pasien kesalahan informasi oleh DPJP
Pasien K - Penundaan pemulangan pasien dari waktu yang direncanakan
Pasien L – proses keluhan tindakan perawat ketika memberikan obat-obatan
Pasien M – proses keluarga pasien tidak puas dan mengancam melakukan tuntutan
Keuntungan MPP di Rumah Sakit
(Hasil survei)

(Wanless, S : The 7 Key Components For An Effective Case Management.


ABeye Network White Paper. 2010)
Beberapa aspek MPP (Hasil survei)

(Wanless, S : The 7 Key Components For An Effective Case Management.


ABeye Network White Paper. 2010)
(Wanless, S : The 7 Key Components For An Effective Case Management.
ABeye Network White Paper. 2010)
▪ Kehadiran MPP di RS adalah penting sbg bgn dari penerapan pelayanan berfokus pd
pasien (PCC-Patient Centered Care). Peran MPP sangat meningkat di era pandemi covid-
19 saat PPA sangat fokus pada penerapan PPK yang orientasi ke risiko (infeksi
airborne) amat meningkat.
▪ Selain itu peran MPP juga mengoptimalkan terlaksananya pelayanan berfokus pd
pasien dan asuhan pasien terintegrasi, termasuk membantu meningkatkan kolaborasi
interprofessional PPA.
▪ MPP meningkatkan keterlibatan dan pemberdayaan pasien serta keluarga dlm asuhan
pasien, dan menghasilkan outcome asuhan yg lebih baik, termasuk kepuasan pasien.
▪ MPP memfasilitasi pemenuhan kebutuhan asuhan pasien, termasuk keluarga dan
pemberi asuhannya, baik akut, maupun dalam proses rehabilitasi di RS maupun pasca
rawat, yang seringkali tidak mudah pelaksanaannya pada era pandemi.
▪ MPP juga berperan dalam kendali mutu dan kendali biaya, termasuk terkait
reimbursmen pihak pembayar.
PANTUN KSK - 4

Proklamasi negeri tercinta sangat didambakan


Merdeka atau mati slogan hangat dikumandangkan
Pandemi membatasi gerak berikan pelayanan dan asuhan
Inovasi MPP dalam telehealth perlu di tingkatkembangkan
Surabaya menggelora bak macan dibangunkan
Sergapan pejuang di komando tanpa surut kebelakang
Upaya peningkatan mutu pelayanan semakin dibutuhkan
Penerapan Triple aim PCC konsisten dan dikendalikan
Terima kasih

dr. Nico A. Lumenta,


K.Nefro, MM, MHKes,
FISQua
Edisi II (Revisi)
Edisi ke II
Febr 2017
Juli 2016 72 hal
Referensi :
1. Frater, J : The History and Evolution of Case Management, 2015. http: //www.
tcshealthcare.com/History-and-Evolution-of-Case-Management.
2. The Case Management Handbook Committee : Arizona Case Management
Handbook, Department of Economic Security, 2010
3. Commission for Case Manager Certification, Case Management Body of
Knowledge, 2011, http://www.cmbodyofknowledge.com/
4. Case Management Society of America : Standards of Practice for Case
Management, Arkansas 2010
5. Mullahy, C.M. : The Case Manager’s Handbook, 5th edJones & Bartlett Learning,
2014
6. Harrison,JP, Nolin,J, Suero,E : The Effect of Case Management on US Hospitals.
Nurs Econ. 2004, 22 (2)
7. Daniels,S and Ramey,M : The Leader’s Guide to Hospital Case Management, Jones
and Bartlett, 2005
8. Johnson, B et al. : Partnering with Patients and Families to Design a Patient and
Family-Centered Health Care System, Institute for Family-Centered Care 2008
9. Mullahy, C.M. : The Case Manager’s Hanbook, 5th ed. Jones & Bartlett Learning, 2014
10. Zander, K : Hospital Case Management Models. HC Pro, 2008
11. Accredited Case Manager, Candidate Handbook : American Case Management
Association, 2012
Referensi :

12. Cesta, T and Cunningham, B : Core Skills for Hospital Case Managers. HC Pro,
2009.
13. Interprofessional Education Collaborative Expert Panel : Core competencies
for interprofessional collaborative practice. Report of an expert panel.
Washington, D.C.: Interprofessional Education Collaborative, 2011
14. Kersbergen AL : Case management, a rich history of coordinating care to
control costs. Nurs Outlook, 44, 4, 1996
15. Heath,H, Sturdy,D and Cheesley,A : Discharge Planning, Department of
Health, RCN Publishing Company, 2010
16. Hibbard, JH : What we know about patient activation, engagement, and
health outcomes, University of Oregon, 2015
17. Hibbard, JH ; Stockard, J; Mahoney, ER; Tusler, M. "Development of the Patient
Activation Measure (PAM): Conceptualizing and measuring activation in patients and
consumers". Health Services Research 39, 2004.
18. Hood, L.J. : Leddy & Pepper’s: Conceptual Bases of Professional Nursing. 8 th ed.
Lippincott Williams & Wilkins, 2014

*****

Anda mungkin juga menyukai