Anda di halaman 1dari 53

DISINFEKSI

apt. Toetik Aryani, Dra., MSi.


Pokok Bahasan
• Menjelaskan perbedaan Disinfeksi dan Sterilisasi
• Menjelaskan faktor yang mempengaruhi
efektifitas dari Disinfektan
• Mengidentifikasi Disinfeksi dan Level Aktifitas
Disinfektan
• Menjelaskan Disinfektan yang dipergunakan di
Fasilitas Kesehatan
• Melakukan validasi Disinfektan
PENDAHULUAN
Pemutusan Rantai Infeksi

K. Kendall, 2003
WHO APSIC

The InternationalAssociation of Healthcare Central Service Materiel


Management. Central Service Technical Manual Seventh Manual. 2007.
Manajemen Instrumen/ Alkes
Pembersihan Disinfeksi

Jangka Pendek
Perencanaan
• Peminjaman
&
Jangka Panjang
Pengadaan • Pembelian Inspeksi dan
• Peminjaman Penggunaan
Pengemasan

Sterilisasi
Transportasi

Penyimpanan
dan
Distribusi

• Penghancuran
Pemusnahan • Pengembalian
DISINFEKSI VS STERILISASI
Dekontaminasi
• Proses untuk menghilangkan
mikroorganisme patogen, sehingga
peralatan kesehatan, instrumen atau lingkungan
aman untuk ditangani (petugas dan pasien).
• Merupakan kombinasi beberapa proses:
– Pembersihan
– Disinfeksi
– Sterilisasi
Pembersihan
Proses pembersihan secara fisik bahan tubuh, debu atau benda asing.
Membersihkan akan mengurangi jumlah mikroorganisme, karena
kotoran dapat melindungi mikroorganisme dari aksi desinfektan dan
meningkatkan resiko infeksi

Desinfeksi
Penghancuran atau penghilangan mikroorganisme pada tingkat yang
tidak berbahaya bagi kesehatan dan aman untuk ditangani. Proses ini
tidak termasuk penghancuran Spora

Sterilisasi
Penghancuran total atau penghilangan mikroorganisme, termasuk
spora bakteri.
Faktor Pembersihan
•Mechanical Action
Tindakan mekanis yang baik untuk menghilangkan zat organik dari permukaan,
dapat menggunakan sikat nilon lembut, yg tidak merusak permukaan peralatan
•Chemical Action
Air saja tidak efektif untuk pembersihan, diperlukan detergen enzymatik untuk
membantu mengangkat bahan organik, pastikan menggunakan detergen
enzymatic yg direkomendasikan untuk alat medis
•Concat time
Waktu kontak yg disarankan agar detergen enzymatic berinteraksi dgn baik harus
dipatuhi, jangan tergesa- gesa
•Temperature
Panas dapat meningkatkan kinerja detergen enzymatik pada suhu panas dibawah
45°C supaya tidak terjadi penggumpalan pada bahan.
•Solvent Water
Ketersediaan air berkualitas baik sangat penting (dengan kandungan mineral dan
garam rendah)
Disinfeksi
Penghancuran atau penghilangan mikroorganisme pada tingkat
yang tidak berbahaya bagi kesehatan dan aman untuk
ditangani. Proses ini tidak termasuk penghancuran Spora
• Peralatan yang kontak dengan membran mukosa
(semi-critical) dan menyentuh kulit / lingkungan (non kritikal)

• Metode disinfeksi
1. Disinfeksi Thermal
Pemanasan 90 C for 10 min – tidak dapat dilakukan pada
peralatan yang tidak tahan panas
2. Disinfeksi Suhu Rendah, Disinfeksi Kimia
Glutaraldehyde 2.4% - pH 7.5-8.5 selama 45 menit untuk disinfeksi
3.Disinfeksi chemo thermal
Washer Disinfector + Air Panas Suhu 90 ◦C, 150 detik
Peralatan Resiko Menengah Peralatan yang Peralatan
Semi Kritis menyentuh respirasi, Pre – Cleaning
membran peralatan & Disinfeksi
mukosa atau ananstesi, Tingkat Tinggi
kulit terbuka flexible scope
Peralatan Resiko Rendah Peralatan yang Bedpans, blood Cleaning &
Non Kritis menyentuh kulit pressure cuffs Disinfeksi
utuh Tingkat
Rendah
Resiko Minimal Lingkungan Bed rails, meja Cleaning &
pasien pasien, lantai Disinfeksi
Tingkat
Rendah

Tren Masa Kini:


Pergeseran ke Sterilisasi dari DTT apabila memungkinkan
Semi-critical Item - Examples
 Flexible fiberoptic
endoscopes
 Respiratory therapy
equipment
 Anaesthesia equipment
 Endotracheal tubes
 Bronchoscopes
 Vaginal specula
 Cystoscope
 Hand-piece
12
Non-critical Item - Examples
Disinfeksi Disinfeksi
Instrumen Permukaan

Disinfeksi
Sterilisasi
• Sterilisasi adalah proses
penghilangan semua jenis
mikroorganisme, termasuk spora
bakteri (e.g. Clostridium, Bacillus)
• Prion tidak termasuk dalam definisi
karena bukan kasus rutin
vaskuler

rendah
Critical Items - Examples
• Implants
• Prosthetic devices
• Surgical instruments
• Needles
• Cardiac catheters
• Urinary catheters
• Biopsy forceps of
endoscope

17
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
DISINFEKTAN
Disinfektan yang Ideal
• Memiliki aktivitas germicidal yang tinggi
• Akan dengancepatmembunuh berbagai macam mikroorganisme,
termasuk spora
• Stabil secara kimiawi
• Efektif dengan adanya senyawa organik
• Kompatible dengan permukaan yang didesinfeksi

• Memiliki kemampuan untuk menembus celah-celah (diinginkan)

• Murah dan dapat diterima secara estetika


Faktor yang Mempengaruhi Disinfektan
Kuantitas/ Jumlah mikroorganisme
Saat bioburden meningkat, jumlah waktu yang diperlukan disinfektan untuk
bertindak juga meningkat. Oleh karena itu, penting untuk melakukan
pembersihan yang teliti dari semua permukaan instrumen.
Instrumen dengan beberapa komponen harus dibongkar dan dibersihkan dan
didisinfeksi bagian demi bagian
Zat organik
Kehadiran biofilm dan / atau bahan organik, seperti serum, darah, nanah,
feses atau zat organik lainnya, memiliki kemampuan tidak hanya untuk
menonaktifkan aktivitas antimikroba disinfektan, tetapi juga untuk
mencegah kontak dengan desinfektan dan karena itu membahayakan
keefektifannya
Ketahanan mikroorganisme terhadap agen kimia.
Ini mengacu terutama pada spektrum aktivitas antimikroba
dari berbagai agen disinfektan
Konsentrasi Disinfektan
Ini mengacu pada konsentrasi yang diperlukan setiap disinfektan
untuk menghasilkan tindakan antimikroba yang diharapkan. Konsentrasi
yang lebih tinggi mungkin memiliki efek merusak pada material,misalnya
korosi.
Durasi paparan
Setiap metode dan agen disinfeksi terkait dengan jumlah waktu tertentu
yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Stabilitas.
Beberapa disinfektan memiliki tingkat stabilitas yang rendah
sehingga pastikan rekomendasi pabrikannya
Faktor fisik dan kimia
Beberapa disinfektan memiliki aktivitas antimikroba yang optimal pada tingkat
suhu dan / atau pH tertentu. pH bisa tekait dengan kesadaan air / kualitas air
yang digunakan
Faktor Penunjang lain Keberhasilan Disinfeksi
• Efikasi untuk penggunaan yang • Keamanan dan
dimaksud;
keselamatan pada saat
• Kompatibilitas dengan peralatan menggunakan, efek
/ perangkat dan permukaan yang Minimla terhadap toxicity dan
akan didesinfeksi;
iritasi kepada staff.; dan
• Penggunaan akhir peralatan /
perangkat yang akan dilakukan • Keamanan lingkungan dan
proses disinfeksi; biodegradasi.
• Metode untuk melakukan • Masa kadaluarsa
monitoring konsentrasi produk; • Diassembly perangkat medis
• Rekomendasi yang • Pemastian instrumen yang di
dipergunakan misalnya cara proses kering
perendaman, cara pembuatan
larutan, cara pembilasan
Rekomendasi pabrikan/produsen untuk
disinfektan yang harus diikuti meliputi:
• Penggunaan - Produsen disinfektan harus menyediakan
rekomendasi terkait dengan penggunaan disinfektan untuk
dilakukan review dan memastikan bahwa cairan disinfektan
kompatible dengan peralatan/perangkat medis yang akan
dipergunakan.
• Waktu paparan
• Jangka waktu penggunaan.
• Metode pembuangan yang tepat
• Penyimpanan
• Pengenceran yang tepat
• Penggunaan APD yang diperlukan
IDENTIFIKASI DISINFEKSI DAN
LEVEL AKTIFITAS DISINFEKTAN
TIGA LEVEL AKTIVITAS DISINFEKTAN
• berdasarkan resistensinya terhadap bahan germicida,
baik secara fisik maupun kimia (F.H.Spaulding)
– HIGH LEVEL DISINFECTION (Disinfeksi tingkat
tinggi/ DTT)
– INTERMEDIATE LEVEL DISINFECTION (Disinfeksi
tingkat menengah/ DTM)
– LOW LEVEL DISINFECTION (Disinfeksi tingkat rendah/
DTR)
• Disinfektan, bahan kimia >> mekanisme aksi
inaktivasi enzym dan denaturasi protein

24
Bacteri Virus
Level of action SPORE TUBERCULI VEGETATIVE
LIPID medium size
S BACILLI CELLS Fungi NONLIPID small size

LEVELS of DISINFECTANTACTION
ACCORDING to TYPE of MICROORGANISM
Virus
Bacteri
Level of
action LIPID
TUBERCULI VEGETATIVE NONLIPID
SPORES Fungi medium
BACILLI CELLS small size
size

HIGH + + + + + +

+
Intermediate - + + + +
Low - - + + + +
DISINFEKTAN YANG
DIPERGUNAKAN DI FASILITAS
KESEHATAN
• Peralatan non kritis; terapi, diagnostik dan peralatan di lingkungan
sekitar pasien
• Prinsip dekontaminasi peralatan kesehatan non invasif:
– Pembersihan sesegera mungkin di ruang pelayanan
– Pembersihan menggunakan kain dengan deterjen dan air
– Pembersihan dari bagian atas ke bawah
– Disinfeksi setelah pembersihan, terutama untuk pasien yang
rentan infeksi
– Penyimpanan yang tepat
– Pembersihan dan disinfeksi sesuai rekomendasi pabrikan
– Menggunakan APD (sarung tangan dan apron)
Proses Desinfeksi Satu-Langkah: Pembersihan dan desinfeksi secara berkelanjutan
dari permukaan atau alat non-kritikal
• Penggunaan disinfektan jangan sampai merusak bahan peralatan
kesehatan.
• Alkohol
• Fenol
DTR- DTM • Quats
• Halogen
• Hidrogen Peroxide
3%
Alkohol Fenol
• DTR dan DTM • DTR dan DTM
• Berbagai macam aktivitas bakterisida,
• Antiseptik termasuk mycobacteria.Tidak ada aktivitas
• Efek cepat dan tanpa residu, sporicidal yang praktis.Aktivitas fungisida
yang baik; aktivitas virucidal terbatas,
kontak dalam kondisi basah, biasanya buruk terhadap virus yang tidak
mudah terbakar, non-aktif terbungkus.
• Agen pilihan untuk mycobacteria, termasuk
dengan organik, mudah Mycobacterium tuberculosis, disinfeksi
lingkungan dan laboratorium.
terbakar, tidak korosif
• Tidak siap diinaktivasi oleh bahan organik;
• merusak lensa dan optikal, diserap oleh karet dan plastik.
pengerasan plastik. • Kontak dengan kulit harus dihindari.
• Penggunaan : peralatan • Konsentrat stabil tetapi stabilitas berkurang

pasien seperti termometer, pada pengenceran.


• Aplikasi mudah dan murah
hand sanitizer • Penggunaan : dinding, lantai, perabot.
• Contoh : Kreolin, lisol
QUATS Halogen

• DTR • DTM
• dapat diserap atau • non-aktif oleh senyawa
organik, korosif pada metal,
dinetralkan oleh kapas menimbulkan noda pada
dan arang, tidak dapat bahan sintetik, kurang stabil.
digunakan bersamaan • Penggunaan : Disinfeksi
dengan sabun. lingkungan, air, dan perangkat
• Penggunaan : lantai, yang terkontaminasi
dinding, perabot • Contoh :Sodium hypochlorite,
• Contoh : benzalkonium Sodium dichloroisocyanurate
klorida, Cetrimide (NaDCC)
Chlorine Based Disinfectant
Sodium hypochlorite Sodium dichloroisocyanurate
• Paling umum digunakan (NaDCC)
• Mirip klorin
• Wide Range Bactericidal termasuk
• Lebih kuat terhadap material
mycobacteria, virucidal dan
fungicidal organik
• Efek cepat • Dalam bentuk tablet atau
• Diinaktivasi material organik granul yang mudah larut
• Murah 
Penggunaan % Hipoklorit ppm
• Korosif
Darah 1 10000
• Jangan dicampur dengan asam
kuat, gas klorin dapat keluar Disinfeksi 0,1 1000
lingkungan
• Jangan dicampur dengan
formaldehyde, mengeluarkan Disinfeksi 0,05 500
produk karsinogenik clean
instrument
New tech – No touch disinfection

These interventions (effective surface disinfection, throughness


indicators) not enough to achieve consistent and high rates of cleaning
/ disinfection
“No Touch”
(Supplements but do not replace surface cleaning / disinfection)
• Aldehide
– Glutaraldehyde
DTT – Ortho-Phthalaldehyde
– Formaldehyde
• Hidrogen Peroxide 6%
• Peracetic Acid
High Level Disinfectants (HLD)
Semi Critical Item
Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)
Glutaraldehyde Ortho-Phthalaldehyde
• Spektrum luas, aktivitas lambat • Tidak ada aktivitas sporocidal
terhadap spora • Bau lebih bersahabat, Tidak perlu
• Tidak stabil, pengenceran aktivator, pembilasan yang tidak
mengurangi aktifitas, mudah sempura akan mengiritasi jaringan
menguap dan berbahaya (gunakan • Klaim Resiko pada kasus urologi
pada ventilasi yang baik), peralatan • Sediaan & proses : 0,55%, 12 menit,
harus dibilas sampai bersih, Bau 20 oC (manual) , 5 menit, 25 oC (dalam
menyengat, Perlu aktivator,
AER), ED : 14 hari
Penetrasi lambat, Inaktivasi karena
material organik kecil • Penggunaan : laringoskope blade,
• Sediaan & proses : 2 %, 20 – 90 scope
menit, 20 – 25 oC, ED : 14 – 28 hari • NONE, cold sterilization
• Penggunaan : laringoskope blade,scope
• Cold sterilization claim 10 jam
High Level Disinfectants (HLD)
Semi Critical Item
Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)

Hidrogen Peroxide
Formaldehyde • Aksi cepat
• non-aktif oleh bahan • Efek germicidal
organik, meninggalkan •

Mahal
Tidak kompatibel dengan zinc ,copper
noda pada kain dan • Tidak toksik
plastik, • 6% hidrogen peroksida, 7% accelerate
• karsinogen (1ppm, 8 jam • Sediaan & proses : 7,5% hidrogen
peroksida (30 ‘’, 20 ◦C), 7,35%
TWA), iritasi, korosive. hidrogen peroksida (15’, 20 ◦C)
• Penggunaan : dialisis • Cold Sterilization : 7,5% hidrogen
sistem peroksida (6 jam, 20 ◦C), 7,35%
hidrogen peroksida (3 jam, 20◦C)
High - Level Disinfectants (HLD)
Semi Critical Item
Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)
Peracetic Acid
• Asam perasetat adalah agen • Konsentrasi untuk digunakan 0,1%
hingga 0,2% dengan waktu kontak 5
pengoksidasi yang bertindak mirip
dengan hidrogen peroksida. hingga 15 menit, 20 ◦C.
• Ini tersedia dalam bentuk cair dan • Cold Sterilization : 0.2%, 12 menit - 50
bubuk dan pH bervariasi sd 56 ◦C dan 0.23%, 3 jam- 20 ◦C
• tidak stabil, terutama bila diencerkan.
• Instruksi untuk penggunaan Mesin
• Setelah disiapkan, rekomendasi
otomatis yang menggunakan asam pabrikan saat ini adalah harus
perasetat tersedia untuk digunakan dalam waktu 24 jam.
"mensterilkan"instrumen medis secara
kimiawi, termasuk endoskopi. • Indikator Strip uji tersedia untuk
• Larutan tersedia untuk pencelupan beberapa produk untuk memeriksa
item secara manual setelah bahwa larutan berada pada
dibersihkan. konsentrasi yang efektif.
DTT - Peracetic Acid
• Keuntungan • Kerugian :
: – Spektrum luas aktivitasnya
terhadap antimikroba termasuk spora – Korosif pada tembaga,
– Modus aksi yang sangat cepat.
kuningan, perunggu, baja
– Tidak menghasilkan limbah biasa dan besi galvanis, tetapi
beracun. efek ini dapat dikurangi
– Tidak membutuhkan aktivasi.
dengan aditif dan modifikasi
– Tetap efektif dengan adanya bahan organik
pH.
– Sporisida bahkan pada suhu rendah – Dapat menyebabkan
– Tidak membekukan darah atau jaringan kerusakan mata dan kulit
memperbaiki jaringan ke permukaan.
(terutama larutan pekat) dan
– Lebih efektif daripada glutaraldehida
menyebabkan iritasi pada
dalam menembus bahan organik, seperti
selaput lendir.
biofilm
“Cold Sterilization”
• Penggunaan bahan kimia, seperti klorin,
orthophthalaldehyde atau glutaraldehyde, tidak
dianjurkan untuk sterilisasi.
• Meskipun mereka memiliki aktivitas sporicidal, prosesnya
sulit dikendalikan dan ada risikonya kontaminasi
selama pembilasan untuk menghilangkan sisa
bahan kimia sebelum digunakan oleh pasien.
• Selain itu, barang tidak dapat dikemas dan
disimpan, tetapi harus segera digunakan setelah
dibilas.
Klorida (Chlorin) berbahaya untuk instrumen!
Rendam instrumen dalam disinfektan sebelum pencucian

Rendam instrumen dalam larutan klorin 0,5% atau


disinfektan lainnya sebelum pencucian tersebut tidak
direkomendasikan karena alasan berikut ini:
• Larutan ini bisa merusak atau mengkorosi instrumen
• Desinfektan bisa dinon-aktifkan oleh darah dan cairan
tubuh, yang dapat menjadi sumber kontaminasi mikroba
dan formasi biofilm
• Transportasi alat-alat terkontaminasi yang terendam
dalam disinfeksi kimia ke area dekontaminasi bisa
memberikan resiko pada pekerja pelayanan kesehatan
dan pada akhirnya akan terjadi penanganan yang tidak
layak dan kerusakan yang tidak disengaja
• Bisa berkontribusi pada perkembangan resistensi
antimikroba terhadap desinfektan
VALIDASI DISINFEKTAN
HLD - DTT
• Penggunaan strip untuk pemastian MEC
(Minimum Effective Concentration) dari HLD
• Strip adalah metode semi kuantitatif untuk
menentukan apakah HLD, konsentrasinya di atas
atau di bawah konsentrasi efektif minimum(MEC).
• Lakukan pemeriksaan suhu larutan minimum
sesuai dengan waktu yang dibutuhkan untuk
perendaman, sesuai petunjuk pabrik
• Dilakukan dengan menyiapkan kontrol positif
dan negatif sebagai pembanding dengan hasil uji.
• Dilakukan pada awal hari atau setelah setiap 10
perendaman atau sesuai prosedur pabrik
P r o s e s D i s i n f e k s i Ti n g k a t Ti n g g i ( D T T )
membutuhkan monitoring :
• Pengujian Strip Test Kimiawi harus digunakan untuk menentukan apakah
konsentrasi cairan disinfektan masih efektif dari bahan aktif yang tersedia,
meskipun penggunaan berulang dan pengenceran:

– Frekuensi pengujian harus didasarkan pada seberapa sering cairan disinfektan


tersebut dipergunakan (yaitu, pengujian setiap hari jika dipergunakan setiap hari;
– Strip Test kimiawi harus dilakukan setiap kali membuka kemasan/
botol baru untuk memverifikasi apakah masih akurat, lihat rekomendasi
produsen untuk pengontrolan yang tepat;
– Strip Test Kimiawi harus tidak boleh dijadikan dasar untuk
memperpanjang penggunaan cairan disinfektan yang sudah melewati
batas kadaluarsa.
– Jika strip test kimiawi memiliki waktu berakhir (expire date) setelah
dibuka dari kemasan pabrikan/produsen, tanggali botol saat dibuka dan tanggal
kadaluarsa harus dituliskan diluar botol strip tersebut.
Proses Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)
membutuhkan Dokumentasi dan Audit
• Dokumentasi secara permanen harus
dilengkapi dan dan dipertahankan sesuai
dengan kebijakan fasilitas kesehatan ;
• Pelaksanaan disinfeksi
dokumen ini harus mencakup, dan tidak harus diaudit secara
hanya terbatas pada:
– Identifikasi peralatan / perangkat
teratur dan proses
yang akan didesinfeksi; peningkatan kualitas harus
– Tanggal dan waktu prosedur; dilakukan untuk menangani
– Konsentrasi dan waktu kontak dari
disinfektan yang digunakan dalam setiap
setiap penyimpangan /
proses termasuk; temuan yang dihasilkan
– Hasil setiap pemeriksaan (dan, untuk dari audit
endoskopi, setiap pengujian
kebocoran-leak test);
– Hasil setiap pengujian disinfektan;
dan

– Nama orang yang melakukan


pengujian / melakukan proses disinfeksi.
Cairan DTT
Monitoring Disinfektan Lingkungan
Luminometer ATP
• Untuk memantau efektivitas
proses pembersihan lingkungan
praktik pembersihan harus
diukur menggunakan :
– kualitatif (misalnya, visual,
tanda fluorescent)
– kuantitatif (misalnya, kultur
Not
Clean
enough

adenosine triphospate) sebagai


bagian dari perbaikan
proses.
Proses Monitoring
Disinfeksi Tingkat Rendah dan Menengah
• Peningkatan visibilitas saat
mendisinfeksi permukaan,
lebih sedikit titik yang
terlewat

• Kontrol kualitas waktu


nyata yang memungkinkan
staf memantau pembersihan
secara menyeluruh

W. Rutala :
Colorized disinfection – Improved coverage
W. Rutala :
• ATP bioluminescence measures organic debris (each unit has own reading
scale < 200 – 500 RLU)
• Microbiological method < 2,5 CFUs/Cm2 – pass : can be costly and pathogen
specific
Kesimpulan
• Disinfeksi adalah Pengurangan mikroorganisme patogen, kecuali spora
atau Penghancuran hampir seluruh jenis mikroorganisme pada sebuah
permukaan
• Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk melakukan
disinfeksi (permukaan benda mati)
• Ada banyak faktor yang perlu di kendalikan agar disinfeksi dapat
berjalan optimal salah satunya adalah melakukan proses pembersihan
yang tepat
• Disinfektan dibagi menjadi 3 kategori berdasarkan resistensi terhadap
germicida baik secara fisika maupun kimia yaitu : DTT, DTM dan DTR
• Disinfektan yang banyak dipakai untuk instrumen adalah aldehide
(gluteraldehide dan ortopaldehide) , hidrogen peroxide dan peracetic acid
• Disinfektan yang banyak digunakan untuk permukaan adalah Quats,
Sodium hipoklorit, fenol
• Monitoring, dokumentasi dan audit merupakan langkah untuk
memastikan proses disinfeksi yang dilakukan telah sesuai standar
Terima Kasih
Korespodensi
apt. Toetik Aryani ,Dra.,MSi
Inst. CSSD dan Laundry – RSUA Surabaya
Hp. 081.237.093.095

Anda mungkin juga menyukai