Anda di halaman 1dari 10

PROSEDUR / PANDUAN PRAKTIS KLINIS

SOP PEMBERSIHAN DAN DESINFEKSI PERMUKAAN


LINGKUNGAN

Nomor SOP Nomor Revisi Halaman


00 1/3
Rumah Sakit Pratama Sebuku
Kabupaten Nunukan

Ditetapkan
STANDAR OPERASIONAL Direktur,
Tanggal Terbit
PROSEDUR

dr. Syaifuddin Noor


NIP 19720705 200312 1 010
PENGERTIAN Adalah segala upaya yang dilakukan untuk mengindetifikasi dan
mengatas terjadinya gangguan kesehatan dan keselamatan
kerja yang kemungkinan timbul di instalasi laboratorium.

Desinfeksi adalah proses untuk mengilangkan /memusnahkan


mikroorganisme, virus/memusnahkan mikroorganisme virus,
bakteri, parasite, fungi dan sejumlah spora bakteri, parasite,
fungi dan sejumlah spora pada peralatan medis/objek dengan
pada peralatan medis/objek dengan menggunakan cairan
disinfektan.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
mengkoordinasikan, menginformasikan, memonitor dan
mengevaluasi pelaksanaan keamanan laboratorium, terutama
untuk laboratorium yang melakukan berbagai jenis pelayanan
dan kegiatan pada satu sarana.
1. Untuk menghilangkan kotoran dan debris
2. Untuk mengurangi jumlah mikroba ke tingkat seminimal
mungkin
3. Untuk menghambat pertumbuhan ulang mikroba
4. Memutus mata rantai penularan infeksi dari peralatan
medis kepada pasien, petugas kesehatan, pengunjung
dan lingkungan rumah sakit.
KEBIJAKAN 1. Prosedur desinfeksi harus dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Proses pembersihan dan desinfeksi dilakukan pada
peralatan non kritikal dan peralatan untuk pemeriksaan
PROSEDUR / PANDUAN PRAKTIS KLINIS
SOP PEMBERSIHAN DAN DESINFEKSI PERMUKAAN
LINGKUNGAN

Nomor SOP Nomor Revisi Halaman


00 2/3
Rumah Sakit Pratama Sebuku
Kabupaten Nunukan

PROSEDUR Dan tindakan medis.


3. Tindakan desinfeksi menggunakan cairan desinfektan
yang kerjanya capat “ tidak bersifat korosif dan aman bagi
pasien” peralatan dan lingkungan pasien seperti alcohol
dan turunannya.
4. Pembersihan dan desinfeksi dilakukan segera setelah
peralatan pemeriksaan dan tindakan digunakan dan
diantara dua atau lebih penggunaan.
5. Proses pembersihan dan desinfeksi dilakukan secara
rutin atau setelah kamar selesai digunakan oleh pasien,
Prosedur dekontaminasi alat medis habis pakai :
1. Cuci tangan
2. Pakai sarung tangan dan alat pelindung diri
3. Pakai sarungan tangan dan alat pelindung diri (apron,
masker, kaca mata) kalau perlu.
4. Jika ada darah/cairan tubuh, serap darah/cairan tubuh
sebanyak-banyaknya dengan kertas /Koran bekas/tissue.
Buang kertas/tissue penyerap kedalam kantong sampah
(menggunakan spilkit)
5. Larutan disinfektan yang biasa dipakai yaitu natrium
hipoklorit 0,05-0,5%.
6. Lakukan pengelapan tempat tidur pasien / meja operasi
(bisa menggunakan klorin 0,05%, H202 0,5 %-1,4% untuk
ruang perawatan, H202 2% untuk kamar operasi, etanol
70% dan klorin 0,5% bila ada cairan tubuh pasien).
7. Lakukan pengelapan pada dinding ruangan, pintu dan
jendela
8. Lakukan pengelapan pada lemari, meja, bed site cabinet,
dan troli (untuk OK).
9. Lakukan pengepelan pada permukaaan lantai.
10. Bersihkan semua permukaan lingkungan pasien
menggunakan larutan disinfektan (bed, handrail, furniture
PROSEDUR / PANDUAN PRAKTIS KLINIS
SOP PEMBERSIHAN DAN DESINFEKSI PERMUKAAN
LINGKUNGAN

Nomor SOP Nomor Revisi Halaman


00 3/3
Rumah Sakit Pratama Sebuku
Kabupaten Nunukan

PROSEDUR Dinding, lantai, dll)


11. Buka sarung tangan
12. Cuci tangan
UNIT TERKAIT 1. Housemaid/cleaning service
2. Seluruh unit pelayanan
PROSEDUR / PANDUAN PRAKTIS KLINIS
SOP PENGOLAHAN LIMBAH INFEKSIUS DAN CAIRAN
TUBUH

Nomor SOP Nomor Revisi Halaman


00 1/3
Rumah Sakit Pratama Sebuku
Kabupaten Nunukan

Ditetapkan
STANDAR OPERASIONAL Direktur,
Tanggal Terbit
PROSEDUR

dr. Syaifuddin Noor


NIP 19720705 200312 1 010
PENGERTIAN 1. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja
yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang
kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia
beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
2. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi
dengan darah, cairan tubuh pasien, ekskresi, sekresi
yang dapat menularkan kepada orang lain membunuh
atau menghambat pertumbuhan sel hidup.
3. Limbah non infeksius adalah segala bentuk limbah yang
merupakan hasil pembuangan dari kegiatan diluar
tindakan medis, seperti kegiatan perkantoran, taman dll.
TUJUAN 1. Agar pengelolaan sampah infeksius dan cairan tubuh
lebih efektif dan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
2. Proses untuk kegiatan menangani, memilah dan
mengelola limbah darah dan komponen darah dengan
benar.
3. Melindungi penyebaran infeksi terhadap para petugas
kesehatan mencegah penularan infeksi pada masyarakat
sekitarnya.
PROSEDUR a. Penanganan Sampah Terkontaminasi/Infeksius :
1. Lakukan pemilahan limbah infeksius dan non infeksius
2. Buanglah limbah infeksius ke dalam wadah infeksius
(warna kuning) yang dilapisi plastic sampah infeksius
(warna kuning).
3. Jika wadah limbah infeksius sudah teiris ¾ dari volume,
petugas teknis segera mengangkut.
PROSEDUR / PANDUAN PRAKTIS KLINIS
SOP PENGOLAHAN LIMBAH INFEKSIUS DAN CAIRAN
TUBUH

Nomor SOP Nomor Revisi Halaman


00 2/2
Rumah Sakit Pratama Sebuku
Kabupaten Nunukan

PROSEDUR 4. Limbah infeksius tidak boleh didiamkan >24 jam


5. Sampah yang terkumpul dilakukan pengangkutan dari
ruangan sebanya 3 kali yaitu pada sift pagi, siang, sore
serta ekstra diangkat bila tempat sampah sudah penuh.
b. Penanganan Limbah Cairan Tubuh :
1. Buang cairan tubuh atau limbah basah ke wastafel atau
spoelhook yang langsung dialirkan ke unit IPAL
2. Jika ada tumpahan cairan tubuh maka gunakan prosedur
penggunaan alat spill kit.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi pengelolaan Air Limbah (IPAL) dan sanitasi
2. Semua unit yang menghasilkan limbah medis yang ada di
UPT Rumah Sakit Pratama Sebuku.
PROSEDUR / PANDUAN PRAKTIS KLINIS
SOP PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT

Nomor SOP Nomor Revisi Halaman


00 1/5

Rumah Sakit Pratama Sebuku


Kabupaten Nunukan
Ditetapkan
STANDAR OPERASIONAL Direktur,
Tanggal Terbit
PROSEDUR

dr. Syaifuddin Noor


NIP 19720705 200312 1 010
PENGERTIAN 1. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang
dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat,
cair dan gas yang pengelolaannya diatur dan
dilaksanakan oleh pihak rumah sakit.
2. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah yang
berbentuk padat sebagai hasil kegiatan rumah sakit yang
terdiri dari limbah medis padat dan non medis padat.
3. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari
limbah medis padat tidak tajam (LMPTT) dan limbah
medis padat tajam (LMPT)
4. LMPT adalah limbah medis padat yang dapat
mengakibatkan kecelakaan pada petugas meliputi
syringe dan jarum suntik, pisau bekas operasi,
perlengkapan intravena, pecahan gelas.
5. Sumber LMPT(lokasi penghasil limbah) adalah semua
ruangan di rumah sakit yang dipergunakan untuk
melakukan kegiatan pelayanan medis yang menghasilkan
limbah.
6. Pengelolaan LMP adalah rangkaian kegiatan pemisahan,
pewadahan dan pengumpulan, pengembalian dan
pengangkutan, penyimpanan sementara serta
pembuangan akhir/pemusnahan.
a. Pemisahan, pewadahan dan pengumpulan adalah
kegiatan memilah atau memishkan LMPT,
penyimpanan LMPT pada tempat khusus dan
mengumpulkan sementara tempat khusus tersebut.
PROSEDUR / PANDUAN PRAKTIS KLINIS
SOP PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT

Nomor SOP Nomor Revisi Halaman


00 2/5

Rumah Sakit Pratama Sebuku


Kabupaten Nunukan
PENGERTIAN b. Pengembalian dan pengangkutan adalah kegiatan
membawa LMPT yang sudah dikumpulkan dari
sumber limbah ke rumah limbah /TPS (tempat
penampungan sementara) untuk kemudian dilakukan
pengukuran.
c. Beratnya melalui kegiatan penimbangan.
d. Pembuangan akhir/pemusnahan adalah kegiatan
membuang dan memusnahkan limbah dengan
incinerator.
e. Petugas pengelola LMPT adalah petugas yang
melaksanakan kegiatan pengelolaan LMPT yang
terdiri dari petugas penghasil LMPT, petugas
kebersihan (cleaning service), petugas pengambil
LMPT dan petugas pemusnah LMPT.
f. Petugas penghasil LMPT adalah karyawan rumah
sakit yang bekerja atau peserta pendidikan yang
melakukan magang di ruangan/ bagian/ instalasi yang
menghasilkan limbah sebagai hasil hasil dari pelayaan
atau tindakan medis.
g. Petugas pengambil LMPT adalah petugas kebersihan
yang dipekerjakan oleh pihak rumah sakit yang
mempunyai tugas mengambil LMPT dari tiap-tiap
ruangan/sumber limbah.
h. Petugas pemusnah LMPT adalah petugas khusus
yang ditunjuk Rumah Sakit yang bertugas
memusnahkan LMPT.
i. Pengawas adalah petugas yang mengawasi
pengelolaan LMPT yang terdiri dari :
j. Pengawas dari pihak rumah sakit meliputi staf instalasi
Kesehatan Lingkungan dan Staf yang ditunjuk
mewakili Ruangan/Bagian /Instalasi sebagai
penghasil/ sumber limbah.
PROSEDUR / PANDUAN PRAKTIS KLINIS
SOP PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT

Nomor SOP Nomor Revisi Halaman


00 3/5

Rumah Sakit Pratama Sebuku


Kabupaten Nunukan
PENGERTIAN k. Pengawas dan Kepala IPRS
7. Tempat khusus LMPT adalah tempat yang terbuat dari
bahan khusus, bertutup, anti bocor, anti tusuk dan tidak
mudah terbuka, dengan kriteria sebagai berikut :
a. Tempat dengan ukuran kecil (misalnya kotak dengan
ukuran + 1,5 kg) yang bertuliskan “SAFETY BOX”.
Tempat ini dipakai sekali buang dan berfungsi untuk
menampung sementara LMPT di ruangan/sumber
limbah.
b. Tempat beroda (troli) yang pada proses pengangkutan
tempat ini berfungsi sebagai alat angkut LMPT dari
ruangan ke rumah limbah / TPS.
c. Tempat/ember plastic bertutup dengan kapasitas 20Ltr
dan 50 Ltr yang berlokasi di tiap ruangan berwarna
merah.
8. Coordinator pengelolaan LMPT adalah instalasi
Kesehatan Lingkungan sesuai dengan urai tugas dan
tanggung jawab sebagai unit pelayanan non structural
yang menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan
kegiatan pelayanan sanitasi dan pengelolaan kesehatan
lingkungan rumah sakit.
9. Sumber penghasil tempat penampungan khusus LMPT
adalah ruang pelayanan dan penunjang medic (ruang OK,
Laboratorium, Farmasi, Gizi, dan Lain-lainnya).
10. Petugas pengirim tempat penampungan khusus LMPT
adalah petugas Cleaning Service dari ruangan penghasil
tempat penampungan khusus LMPT.
11. Pemanfaatan dan pendistirbusian tempat penampungan
khusus LMPT adalah rangkaian kegiatan pengiriman,
pelabelan dan pendistribusian/
12. Incenerator adalah alat yang disarnkan untuk membakar
LMPT dengan suhu diatas 1000 0 derajat celcius.
PROSEDUR / PANDUAN PRAKTIS KLINIS
SOP PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT

Nomor SOP Nomor Revisi Halaman


00 4/5

Rumah Sakit Pratama Sebuku


Kabupaten Nunukan
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
pelaksanaan/pengelolaan limbah medis pada tajam di Rumah
Sakit Pratama Sebuku.
KEBIJAKAN Pengujian emisi dari hasil pembakaran incinerator di lakukan
secara rutin minimal enam bulan sekali untuk pemeriksaan
kelbaoratorium penguji kualitas lingkungan yang di tunjuk resmi /
direkomendasikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup.
PROSEDUR Proses pengelolaan limbah medis pada tajam, terdiri dari :
a. Pemilahan adalah : Proses pemisahan LMPT dari limbah
medis biasa yang dilakukan oleh petugas penghasil
b. Pewadahan adalah : Proses penampungan LMPT
kedalam tempat khusus limbah tersebut, dilaksanakan
pada proses pemilahan yang digunakan oleh petugas
penghasil :
c. Pengambilan dan pengangkutan adalah : Proses
pengumpulan LMPT dari sumber penghasil menuju
tempat penyimpanan sementara.
d. Penyimpanan sementara adalah : Proses penampungan
sementara LMPT sebelum dikirim menuju tempat
pengolahan akhir/incinerator.
e. Pengolahan akhir adalah Proses penghancuran LMPT.
f. Proses pengembalian, penyimpanan dan pengolahan
akhir dilakukan oleh pihak rumah sakit.
g. Pengawasan adalah Kegiatan pengamatan secaraterus-
menerus terhadap seluruh proses pengelolaan LMPT.
h. Proses pengelolaan LMPT yang terdiri dari pemilahan,
pewadahan, pengambilan dan pengangkutan,
penyimpanan sementara dan pengolahan akhir dilakukan
setiap hari pada jam kerja ruangan.
Proses pemanfaatan dan pendistribusian tempat penampungan
khusus LMPT.
PROSEDUR / PANDUAN PRAKTIS KLINIS
SOP PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT

Nomor SOP Nomor Revisi Halaman


00 5/5

Rumah Sakit Pratama Sebuku


Kabupaten Nunukan
PROSEDUR a. Pengiriman adalah : Proses pengangkutan tempat
penampungan khusus LMPT oleh Petugas Cleaning
Service ruangan dari sumber penghasil tempat
penampungan khusus LMPT menuju coordinator
Pengelolaan LMPT untuk pelabelan dan pendistribusian
b. Pelabelan adalah : Proses pembuatan tanda “SAFETY
BOX” pada tempat penampungan khusus LMPT yang
dilakukan oleh coordinator pengelolaan LMPT.
c. Pendistribusian adalah : Proses penyebaran tempat
penampungan khusus LMPT ke Ruangan yang
membutuhkan yang dilakukan oleh petugas cleaning
service berdasarkan usulan dari ruangan.
UNIT TERKAIT Sanitasi, laboratorium penguji kualitas lingkungan seluruh
ruangan pelayanan /tindakan medis penghasil (sumber) Limbah
cair yang berada di RSP sebuku.

Anda mungkin juga menyukai