CASE STUDY
Alcohol Used Disorder (AUD)
STASE KEPERAWATAN JIWA
OLEH :
KELOMPOK 3
PRECEPTOR
…………………………………………….
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya
jualah, sehingga penyusunan case study ini dapat diselesaikan sebagaimana
mestinya. Case study ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Jiwa profesi ners dngan case study “(alkoholisme/ Alcohol use disorder
(AUD))”.
Penulis menyadari bahwa dalam upaya penyelesaian case study ini,
banyak mengalami berbagai kesulitan sehingga tidaklah mengherankan apabila
dalam case study ini masih banyak ditemukan kesalahan. Oleh karena itu, penulis
menyadari bahwa banyak mengalami kendala dan kesulitan. Namun, berkat
petunjuk, bimbingan dan nasehat dari dosen pembimbing sehingga tugas ini
terselesaikan dengan baik walaupun penuh dengan kekurangan.
Penulis menyadari bahwa case study ini jauh dari kesempurnaan oleh
sebab itu saran dan kritik dari berbagai pihak yang sifatnya membangun, sangat
diharapkan dan saya ucapkan terima kasih. Semoga case study ini bermanfaat
adanya.
Wassalamualaikum wr.wb
Polewali,
Kelompok 3
3
DAFTAR ISI
SAMPUL Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................
C. Tujuan
1. TujuanUmum....................................................
2. TujuanKhusus...................................................
A. Pengkajian......................................................................
B. Patowflow ......................................................................
C. Diagnosa keperawatan....................................................
D. Intervensi keperawatan...................................................
E. Evaluasi keperawatan.....................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya
fungsi yang terintegrasi. Sistem pasien atau klien dapat berupa individu,
fisik, mental dan social yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.
gangguan jiwa.
diberbagai Negara maju, modern dan industry. Hasil riset WHO diperikarikan
pada setiap saat, 450 juta orang diseluruh dunia terkena dampak permasalahn
jiwa, saraf maupun perilaku dan jumlahnya terus meningkat. Lebih jauh lagi
5
dikatakan bahwa satu dari lima orang dewasa pernah mengalami gangguan
perabaan.
Salah satu masalah dalam keperawatan jiwa adalah Alcohol Use Disorder
(AUD), atau terkadang disebut juga alkoholisme, tersebar di seluruh dunia dengan
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah definisi Alkoholisme ?
2. Apakah penyebab dan gejala Alkoholisme?
3. Apakah patofisiologi Alkoholisme?
4. Apakah pemeriksaan penunjang pada Alkoholisme?
5. Apakah penatalaksanaan klien dengan Alkoholisme?
6. Apa sajakah komplikasi dari Alkoholisme?
7. Apa sajakah pencegahan pasien dengan Alkoholisme ?
8. Apakah asuhan keperawatan pasien dengan Alkoholisme ?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan pada klien dengan
HIV.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui dan memahami definisi alkoholisme.
b. Menyebutkan dan memahami penyebab dan gejala Alkoholisme
c. Mengetahui dan memahami patofisiologis Alkoholisme.
d. Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada
Alkoholisme.
e. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan
Alkoholisme.
f. Mengetahui dan memahami komplikasi dari Alkoholisme.
g. Mengetahui dan memahami pencegahan Alkoholisme .
h. Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan Alkoholisme.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. Patofisiologi
4. Patoflow Keperawatan
Perilaku Kekerasan
Alkoholisme
5. Pemeriksaan Penunjang
6. Penatalaksanaan
7. Komplikasi
Sejumlah penyakit dan gangguan yang bisa muncul pada
pecandu alkohol adalah:
a. Gangguan otak dan saraf. Demensia dan sindrom Wernicke-
Korsakoff merupakan gangguan pada saraf yang dapat ditimbulkan
akibat konsumsi alkohol jangka panjang. Gangguan saraf ini
dikaitkan dengan kekurangan vitamin B, terutama kekurangan
vitamin B1 yang menjadi penyebab sindrom Wernicke-Korsakoff.
Pecandu alkohol juga dapat mengalami mati rasa di tangan dan kaki,
gangguan dalam berpikir, dan hilang ingatan jangka pendek.
b. Penyakit liver. Konsumsi alkohol dalam jumlah banyak bisa
menyebabkan kadar lemak pada hati meningkat (hepatic steatosis),
radang hati (hepatitis alkoholik), hingga sirosis.
c. Penyakit jantung dan pembuluh darah. Konsumsi alkohol
berlebihan bisa memicu tekanan darah tinggi, stroke, serta
meningkatkan risiko gagal jantung, dan gangguan irama jantung.
13
8. Pencegahan
Beberapa upaya untuk mencegah kecanduan alkohol. Antara
lain adalah dengan intervensi dini untuk mencegah masalah konsumsi
alkohol pada remaja. Selain itu, pengenalan pola perilaku sejak dini dapat
dilakukan, supaya penyalahgunaan alkohol tidak berkepanjangan.
9. Pengobatan
Mengatasi kecanduan alkohol adalah tantangan yang
memerlukan banyak dukungan dari keluarga dan teman-teman. Selain
dukungan emosional, terapi pengobatan dapat membantu mengatasi
kecanduan alkohol. Banyak program yang dapat membantu mengatasi
ketergantungan alkohol. Biasanya program memiliki langkah-langkah
sebagai berikut:
BAB III
ANALISA KASUS CASE STUDY
INSTRUKSI
Semua pertanyaan berlaku untuk studi kasus ini. Respons Anda harus singkat dan
to the point. Ketika diminta untuk memberikan beberapa jawaban, buatlah daftar
sesuai urutan prioritas atau signifikansi. Jangan menganggap informasi yang tidak
disediakan. Silakan cetak atau tulis dengan jelas. Jika tanggapan Anda tidak
terbaca, itu akan ditandai sebagai? dan Anda harus menulis ulang.
KASUS
Penerimaan Lab
Hgb 10.9 g / dL
Hct 23%
ALT (SGPT) 69 unit / L
AST (SGOT) 111 unit / L
GGT 75 unit / L
Serum alkohol (ETOH) 291 mg / dL
1. Data mana dari penilaian Anda tentang J.G. yang menjadi perhatian anda ?
Jawaban : Data tentang J.G yang menjadi perhatian bahwa tanda-tanda vital
Tn “J.G adalah tekanan darah BP 154/90 mm Hg, P 110 bpm; dia memiliki
sedikit getaran di tangannya (tremor), dan dia tampak cemas. Dia mengeluh
sakit kepala dan tampak memerah. Dtidak memiliki emesis dan tidak
memiliki darah merah apa pun di fesesnya atau melena (feses berwarna
hitam) selama 5 jam terakhir. Tn. J.G mengaku minum sekitar seperlima
vodka setiap hari selama 2 bulan terakhir. Dia melaporkan bahwa dia minum
vodka sebelum masuk ke ED. Dia mengakui pernah mengalami kejang saat
menarik diri dari alkohol di masa lalu.
GGT 75 unit / L : kadar GGT diatas normal sedangkan normal kadar GGT 0-
51 IU/L.
Serum alkohol (ETOH) 291 mg / dL
3. Manakah dari hasil lab sebelumnya yang secara spesifik mencerminkan
konsumsi alkohol kronis?
Jawaban :
Hct 23%
Alt (SGPT)
Ast (SGPT)
GGt 75 unit/I
Serum Alkohol
5. Apa kerangka waktu yang paling mungkin bagi seseorang untuk memiliki
gejala penarikan setelah penghentian alkohol secara tiba-tiba?
Jawaban : Kerangka awaktu yang paling mungkin adalah sekitar 24 hingga
72 jam setelah penghentian.
6. Sebagai Perawat, tindakan apa yang diperlukan sebelum Anda terus merawat
J.G.?
Jawaban : Sebagai perawat tindakan sebelum merawat tn JG, yaitu
memantau tanda tanda vital dan tiap 2 jam berikan cairan IV dan
ditransfusikan 6 unit sel darah merah, dan juga memberikan pemahaman yang
dalam otak. Sehingga penilaian dan proses proses rasional lainnya dalam diri
menjadi lemah.
utama bayi mengalami retardasi mental. Kondisi ini dikenal dengan sindrom
alcohol fetal.
8. Apa yang akan bermanfaat bagi dokter J.G untuk mengetahui tentang riwayat
penyalahgunaan obat-obatan J.G?
Jawaban : Yang akan bermnfaat pada J.G adalah melakukan tes darah untuk
mengetahui penggunaaan obat-obatan tertentu.
20
Dokter J.G. datang ke ICU untuk menilai J.G. dan memberitahu Anda untuk "hati-
hati" karena J.G. akan masuk ke delirium penarikan alkohol. Dokter menulis
beberapa perintah pengobatan.
9. Obat apa yang biasanya diresepkan untuk pasien yang berhenti minum
alkohol? (Pilih semua yang berlaku.)
a. Benzodiazepin, seperti chlordiazepoxide (Librium)
b. Naltrexone (Revia), agen opioid-pembalikan
c. Acamprosate (Campral), agen pencegah alkohol
d. Clonidine (Catapres), pemblokir alpha-adrenergik
e. Obat antiepilepsi, seperti carbamazepine (Tegretol)
f. Disulfiram (Antabuse), agen pencegah alkohol
g. Atenolol (Tenormin), penghambat beta-adrenergik
Jawaban : Resep obat untuk pasien yang berhenti meminum alkohol
a. Naltrexone (Revia), agen opioid-pembalikan
b. Acamprosate (Campral), agen pencegah alkohol
c. Disulfiram (Antabuse), agen pencegah alkohol
12. Tes laboratorium apa yang mungkin diperintahkan dokter untuk menilai
kekurangan nutrisi atau masalah medis lainnya J.G. sedang mengalami?
Jawaban :
a. Tes darah lengkap
b. CT-Scan kepala, untuk melihat ada tidaknya kerusakan otak yang
disebabkan oleh alkohol
c. Fungsi lumbal, untk melihat cairan otak (cairan serebrospina, LCS)
untuk melihat adanya pengaruh alkohol terhadap kejang atau kondisi
lainnya.
d. Uji protein C- reaktif
e. Tingkat sedimentasi eritrosit (laju endapan darah)
f. Tes elektrolit
g. Analisa gas darah
h. Tes darah untuk menilai risiko jantung
stabil, ia dipindahkan dari ICU ke unit psikiatrik rumah sakit. Ia memberi tahu
Anda bahwa ia "siap untuk pulang" dan tidak ingin "menyentuh minuman lain"
tetapi mengakui bahwa ia membutuhkan bantuan.
13. Obat apa yang mungkin diresepkan untuk J.G. untuk membantunya dengan
ketenangan hati? Apa rejimen pengobatan yang biasa, dan apa efek samping
dan tindakan pencegahan yang harus Anda ajarkan kepada pasien tentang
masing-masing?
Jawaban : beberapa pengobatan yang dapat dilakukan anatar lain:
a. Terapi suportif : kompoten penting dari pengobatan sindrom penarikan
alkohol dan delirium tremens , ini termasuk menyediakan lingkungan
yang tenang, penilaian ulang berkelanjutan, memperhatikan defisit cairan
cairan dan elektrolit; dan pengobatan terhadap kecanduan zat lain yang
saling berdampingan.
b. Tiamin : tiamin dapat bermanfaat untuk mencegah kebingungan, ataksia,
optamoplegia (enselofalopati Wernicke) dan sindrom Wernicke-
Korsakoff.
c. Magnesium : sering diberikan pada orang dengan riwayat alkoholik,
karena golongan tersebut rentan mengalami kekurangan magnesium.
Selain itu magnesium juga dapat mengatasi dari tremor yyang berat.
d. Benzoadiazepin : digunakan pada penderita delirium tremens yang parah
sehingga membutuhkan sedasi di ICU.
14. Pendidikan kesehatan dan rujukan apa yang akan dilakukan sebelum J.G.
dikeluarkan dari rumah sakit?
Jawaban : Pendidikan kesehatan yang memberikan konseling, maka
penderita akan
a. Belajar mengenai risiko-risiko yang berhubungan degan konsumsi
alkohol
b. Mengganti alkohol dengan minuman bersoda maupun minuman ringan
lainnya.
23
Rujukan yang dapat dilakukan sebelum J.G dikelurakan dari Rumah sakit
adalah rujukan ke program alcoholics Anonymous (AA).
15. J.G. dirujuk ke program Alcoholics Anonymous (AA) setempat. Strategi apa
yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kemungkinan kehadirannya dalam
pertemuan-pertemuan ini?
Jawaban : Strategi yang dapat diterapkan
a. Hindari berda disekitar orang, situasi yang menggunakan alkohol.
b. Menerapkan pola hidup sehat.
c. Melakukan aktivitas yang bermanfaat.
Sponsor AA J.G. bertemu dengannya sementara J.G. masih di rumah sakit, dan
pertemuan berjalan dengan baik. Sehari setelah keluar dari rumah sakit, J.G.
menghadiri pertemuan AA pertamanya dengan sponsornya.
24
BAB IV
Pertemuan Ke-1
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Perilaku Kekerasan
25
3. Tujuan Khusus
4. Tindakan Keperawatan
Sp 1 Klien ;
tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibat dan
nafas dalam)
1. Fase Orientasi :
Darwis, panggil saja Rada. Saya perawat yang sekarang lagi jaga di
ruang ICU ini, jadi selama shift jaga saya, saya akan merawat Bapak”
b). Evaluasi/validasi
c). Kontrak
Topik
Waktu
menit? Atau jika tidak keberatan waktunya bisa bapak saja yang
saya akan memberi solusi dari masalah yang sedang bapak alami”
Tempat
2. Fase Kerja
Selamat Pagi Bapak JG, bagaimana perasaan Bapak ? Apakah Bapak JG masih
merasa kesal? Apabila Bapak JG masih merasa keasal kemudian dada Bapak
“Apakah dengan Bpk JG marah marah, keadaan akan menjadi lebih baik ?
menimbulkan kerugian ?
“Ada beberapa cara fisik untuk mengendalikan rasa marah, hari ini kita belajar
“Begini pak, kalau tanda marah itu sudah bapak rasakan, bapak berdiri
kemudian Tarik nafas dari hidung lalu tahan sebentar, kemudian keluarkan
secara perlahan melalui mulut seperti halnya meluapkan kemarahan, coba lagi
pak dan lakukan sebanyak 5 kali sampai bapak merasa marah itu sudah bisa
“Jadi alangkah baiknya Latihan ini bapak JG lakukan secara rutin yah pak,
sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu muncul Bapak JG sudah terbiasa
melakukannya”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
kemarahan Bapak?”
rasakan dan apa yang Bapak lakukan serta akibat dari Tindakan
Bapak?”
“Berapa kali dalam sehari Bapak mau melakukan Latihan nafas dalam ?”
“Bagus”
28
tulis B (Bantuan) bila dibantu dan tulis T (Tidak dapat melakukan) bila
b. Tindak Lanjut
lagi ?”
Pertemuan Ke-2
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Perilaku Kekerasan
3. Tujuan Khusus
4. Tindakan Keperawatan
Sp 2 Klien :
dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik, sesuai
1. Fase Orientasi :
Bapak yah saya Nurada, sesuai dengan janji saya sekarang kita ketemu
lagi”
2. Fase Kerja
“Sekarang kita Latihan cara bicara bapak baik untuk mencegah marah. Jikalau
marah Bapak sudah disalurkan melalui Tarik nafas dalam dan bapak sudah
merasa lega, maka kita perlu bicara dengan orang membuat kita marah.
a. Meminta dengan baik tanpa marah dengan suara yang rendah serta tidak
hindari minum minuman keras seperti Alkohol, dan juga apabila Bapak
marah karena disebabkan karena Istri yang tidak menyedia makanan, coba
bapak berbicara dengan baik Seperti ini “Ibu, Tolong sediakan makanannya
b. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh Bapak melakukan pekerjaan
yang dianggap terlalu berat yaitu dengan mengatakan “Maaf saya sedang
Lelah mungkin saya tidak dapat melakukan pekerjaan itu karena terlalu
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
b. Tindak Lanjut
diucapkan”!
ibadah
lagi ?”
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kecanduan alkohol adalah ketika tubuh menjadi bergantung pada
alkohol dan sulit untuk mengendalikan konsumsinya. Terdapat beberapa
istilah lain yang digunakan untuk keadaan ini, seperti alkoholisme atau
gangguan penggunaan alkohol (alcohol use disorder). Pola konsumsi alkohol
seperti ini bisa menimbulkan masalah dan gangguan serius diantara bisa
menjadikan penggunanya menjadi pelaku kekerasan, tetapi seseorang yang
kecanduan alkohol tidak akan berhenti mengonsumsi alkohol meski
kebiasaan tersebut menyebabkan masalah pada dirinya atau bahkan bisa
muncul gejala putus zat bila orang tersebut menghentikan konsumsi alkohol.
33
DAFTAR PUSTAKA
Albucher R. Psychiatry: just the facts. New York: McGraw-Hill Medical; 2008.
Dick DM, Agrawal A. The genetics of alcohol and other drug dependence.
Alcohol Res. Health 2008;31:111–119.
(https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3860452/)
Connor JP, Haber PS, Hall WD. Alcohol use disorders. The Lancet
2016;387:988–98. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26343838)
APA. Diagnostic and statistical manual of mental disorders (5th ed.). Arlington
VA: American Psychiatric Publishing; 2013.
34
de Bruijn C, van den Brink W, de Graaf R, Vollebergh WAM. The three year
course of alcohol use disorders in the general population: DSM-IV, ICD-
10 and the Craving Withdrawal Model. Addict. Abingdon Engl.
2006;101:385–92. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16499511)
World Health Organization. Global status report on alcohol and health 2018.
Geneva: WHO; 2018.
(http://www.who.int/substance_abuse/publications/global_alcohol_report
/en/)
Grant BF, Goldstein RB, Saha TD, et al. Epidemiology of DSM-5 alcohol use
disorder result from the national epidemiologic survey on alcohol and
related conditions III. JAMA Psychiatry, 2015. 72(8): 757-766.
doi:10.1001/jamapsychiatry.2015.0584