Anda di halaman 1dari 33

Analisis Elektrogravimetri

• Elektrogravimetri adalah metode analisis yang didasarkan pada


pengendapan zat dengan menggunakan listrik
• Dalam analisis elektro-gravimetri unsur yang akan ditentukan
didepositkan dan ditetapkan dengan penimbangan
elektroda sebelum dan sesudah deposisi.
Teknik Elektrogravimetri
• Sederhana
• Sensitivitas terbatas, kesulitan dlm menetapkan perbedaan massa yg
kecil antara elektrode & elektrode + deposit
• Metode ini terbatas : hanya reaksi pembentukan endapan
• Tidak dapat digunakan untuk menganalisis logam dengan konsentrasi
sangat kecil
Hukum Dasar Elektrogravimetri

Hukum Faraday
Hukum Dasar
Elektrogravimetri
Hukum Ohm
Hukum Faraday

• Banyaknya zat yang


diendapkan pada
elektroda selama
elektrolisis berlangsung
sebanding dengan
jumlah arus listrik yang
mengalir melalui
larutan tersebut.
Hukum Ohm

• Kuat arus yang mengalir melalui


suatu penghantar berbanding 𝐸
terbalik dengan tahanan dan 𝐼=
𝑅
berbanding lurus dengan
tegangan.
• I = kuat arus (A)
• E = Potensial (volt)
• R = tahanan (ohm)
Contoh sel elektrolisis
R
+ -
Anode: Oxidation reactions

Cathode: Reduction reaction


A

So, in CuSO4 solution

Electrolytical Battery
cell
Anode: 2H2O 4H++O2+4e- Positive
Pt OH- Pt
Cathode: Cu2++2e- Cu Negative 2-
H+
SO4 Cu2+
Berbagai pengertian tegangan yang
terkait dengan elektrolisis

• Tegangan (potensial) peruraian :


i
tegangan luar minimum yang
harus diberikan untuk
terjadinya elektrolisis secara
kontinyu. E
Potensial
Ed = Ekatoda – Eanoda dekomposisi
• Tegangan (potensial) polarisasi, adalah
tegangan yang terjadi sesudah elektrolisis
dihentikan
• Adanya potensial polarisasi maka diperlukan
potensial tambahan (overpotensial) untuk
mengatasi energi penghalang bagi reaksi
setengah selnya.
Ed = (Ekatoda – Eover voltage katoda) – (Eanoda – Eovervoltage
anoda)
Utk larutan asam / basa (selain asam halida)
ED = 1,7 V

pada medium asam & basa :


terjadi pelepasan hidrogen pd katode &
oksigen pd anode

E D = Ekatode – Eanode + katode + anode

E reversibel potensial lebih


Potensial lebih hidrogen pd Cu, Zn, Pb, Hg
tinggi → memungkinkan terdepositnya logam
tanpa gangguan berupa pembentukan
hidrogen

Secara teori : utk mendepositkan Zn dlm


larutan netral, pasti terbentuk H2
→ krn E yg dibutuhkan lbh kecil drpd E utk Zn

Fakta :
Zn dpt didepositkan tanpa pembentukan H2
→ krn potensial lebih H2 tinggi
• Potensial Ohmik : yaitu jumlah potensial yang
dibutuhkan untuk mengalahkan tahanan yang
dialami oleh ion-ion yang bergerak menuju
anoda atau katoda (Besarnya) = IR.
Potensial yg harus diaplikasikan (Eapplied) =

E applied = ED – IR

E applied = Ekatode – Eanode +


katode + anode – IR
• Pemisahan logam
Contoh larutan yg mgd Cu2+, H+, Cd2+
Cu terdepositkan pertama kali

potensial turun

Jika potensialnya = potensial ion katode


→ H+ terdepositkan

potensial konstan selama H2 dilepaskan


→ Cd2+ tdk akan terdepositkan
Supaya pemisahan kuantitatif :

Secara teori : perbedaan potensial  0,25 V


Secara praktek : perbedaan potensial  0,40 V

Logam-logam tertentu dpt dipisahkan dg mudah


Misal :
Cu dari Zn, Ni, Co Krn perbedaan E >>
Ag dari Cu
Beberapa kondisi yang diterapkan
pada sel elektrolisis
• Elektrolisis dilakukan pada suatu harga
potensial sel luar yang digunakan (Eapp) pada
harga yang tetap.
• Elektrolisis dilakukan pada suatu harga arus
yang tetap
• Elektrolisis dilakukan pada harga potensial
katoda (EK) yang tetap
Elektrolisis pada potensial terpasang
(E aplikasi) tetap
• Potensial terendah yang harus diberikan
agar terjadi elektrolisis dikenal sebagai
potensial peruraian (Ed).
• Agar elektrolisis berjalan secara kontinyu dan
terus menerus (karena i makin kecil), maka
diperlukan potensial luar terpasang (Eapp)
yang besarnya lebih besar dari Ed
Eapp = Ekatoda − Eovervoltagekatoda) − (E anoda − Eovervoltageanoda) − IR
Elektrolisis pada Arus Tetap

• Sesuai hubungan I = E/R, maka untuk


menjaga agar jumlah arus selalu tercukupi
(besarnya i dijaga agar tidak turun), maka
potensial luar harus selalu ditambah.
Elektrolisis pada Potensial katoda tetap

• Elektrolisis pada potensial katoda tetap


didasarkan pada penggunaan rumus Nernst:

RT
Ekatoda = E katoda +
0
log[ x]
nF
Contoh:
• Untuk elektrolisis larutan Cu2+ 10-2 M maka
diperlukan potensial katoda sbb:

0,059
Ekatoda = 0,34 + −2
log[10 ]
2

Ekatoda = 0,281volt
• Apabila kemudian konsentrasi Cu2+ dalam
larutan tinggal 10-6 M maka potensial
katodanya menjadi:
0,059
Ekatoda = 0,34 + log[10−6 ]
2
Ekatoda = 0,163Volt

Keadaan ini yang menjadi dasar


bagaimana kita dapat memisahkan
beberapa ion logam yang mempunyai
potensial katoda (potensial reduksi) yang
berbeda-beda
• Dari contoh di atas, antara rentang potensial
0,281 s/d 0,163 Volt yang terendapkan adalah
ion Cu2+.
• Ion-ion lain yang mempunyai potensial lebih
besar dari 0,281 telah diendapkan lebih
dahulu.
• Ion-ion yang mempunyai potensial kurang
dari 0,163 Volt akan belum terendapkan.
Analisis Kuantitatif secara
Elektrogravimetri
• Komponen yang dianalisis diendapkan pada suatu
elektroda yang telah diketahui beratnya dan
kemudian setelah pengendapan sempurna kembali
dilakukan penimbangan elektroda beserta
endapannya.
• Endapan harus kuat menempel padat dan halus,
sehigga bila dilakukan pencucian, pengeringan serta
penimbangan tidak mengalami kehilangan berat.
• Selain itu sistem ini harus menggunakan elektroda
yang Inert. Umumnya dipakai elektroda plantine.
Bagan Alat Elektrogravimetri
Prinsip kerja alat elektrogravimetri
• Voltase dari sumber arus baterai yang diperlukan
untuk elektroda diukur dengan voltmeter dengan
bantuan tahanan geser.
• Katoda berupa gulungan kawat platina,
sedangkan anoda berupa kawat platina
berbentuk spiral.
• Anoda diletakkan tepat di tengan-tengah
gulungan platina katoda untuk memperoleh
medan medan listrik yang merata dan
menghasilkan endapan logam yang seragam
Uji kesempurnaan deposisi logam pada
elektrode

▪ Hilang/pudarnya warna larutan

▪ Uji kualitatif analit dlm larutan

▪ Terbentuknya lapisan logam di


permukaan elektrode
Karakteristik fisik deposit

Deposit yg ideal
• melekat, rapat, halus
• mudah dicuci tanpa penyusutan

Deposit yg kurang baik

▪ berserpih-serpih
▪ berpori-pori
▪ berbubuk tidak melekat erat
▪ bergranul pada katode
Faktor yg mempengaruhi
karakteristik fisik deposit

▪ chemical nature ion logam dlm larutan

Misal :
Cu dlm asam nitrat : deposit melekat kuat
Ag dlm asam nitrat : deposit kasar,pecah2
Ag sbg Ag(CN)2− : deposit ideal
Ni sbg [Ni(NH3)6]2+ : deposit ideal
 Adanya zat aktif permukaan
▪ misal : gelatin, dpt memperbaiki sifat
fisik deposit
 Pengadukan mekanis

▪ dpt memperbaiki sifat fisik deposit


▪ polarisasi konsentrasi minimal
▪ rapat arus lbh tinggi tanpa efek yg
merugikan
 Rapat arus
▪ kenaikan rapat arus sampai nilai
tertentu : deposit lbh baik
Rapat arus Pelepasan
terlalu >> hidrogen

Pencegahan
deposit pecah-
Ditambah HNO3
pecah/berpori
atau NH4NO3

Ion NO3− = pendepolarisasi katode

NO3− + 10H+ + 8e− →NH4+ + 3H2O


 Temperatur
(misal : kenaikan sampai 70/80C) :
memperbaiki sifat deposit

• menurunkan tahanan larutan


• kenaikan laju pengadukan
• memudahkan difusi

• menurunkan overpotensial hidrogen


• menurunkan stabilitas kompleks
Pengadukan mekanis
atau dg panas

memungkinkan rapat arus >>


ion logam selalu tersedia di
sekitar elektrode

pendepositan cepat
Tugas
1. Jelaskan aplikasi elektrogravimetri dalam
pengendapan tembaga, timbal, cadmium, dan
perak! Jelaskan beserta prosedurnya!
2. Jelaskan bagaimana pemisahan tembaga dengan
nikel secara elektrogravimetri!

Anda mungkin juga menyukai