Anda di halaman 1dari 3

Dahulu sekali, memang saya pernah berniat untuk membuat buku komedi.

Namun akhirnya saya mengurungkan niat tersebut dan menginginkan diri untuk
membuat buku inspiratif dan lebih bermanfaat. Misalnya, buku tentang
perjalanan hidup seorang waria, penerapan komunikasi di dalam kehidupan
berdasarkan ilmu komunikasi yang saya dapatkan di perkuliahan, dan sebagainya.
Ya, mengingat buku personal literature dan genre komedi telah banyak menjamur
di toko buku. Dan sebenarnya, saya tidak ingin dilabeli sebagai penulis ikut-ikutan,
penulis sok lucu, penulis ala Radityadika, dan sebagainya. Bahkan dilabeli sebagai
“bisa jadi penulis karena punya followers banyak!” yang telah banyak terpikirkan
oleh sebagian pengguna Twitter.

Saya akhirnya memiliki ide untuk membuat buku kolaborasi bersama teman-
teman grup. Buku yang mengisahkan tentang cerita cinta di dunia maya kami
semua dan tentu saja sesuai keinginan penerbit, yaitu komedi. Hal ini sebenarnya
saya lakukan atas 2 alasan. Pertama, saya tidak ingin mengecewakan penerbit
kembali karena telah menggantungkan harapan kepada mereka. Karena jujur saja,
sebelum bertemu dengan si penerbit ini (Sebut saja Penerbit X), saya pernah
berjanji ingin bekerja sama dengan penerbit Y. Sayangnya, waktu itu saya terlalu
sibuk, bimbang, dan akhirnya lost contact dengan pihak penerbit Y.

Sebenarnya saya merasa sangat bersalah. Mengingat surat kontrak sudah berada
di tangan saya, tinggal ditanda-tangani, lalu dikirim balik ke penerbit Y. Saya
masih merasa bimbang dengan naskah yang telah dibuat oleh beberapa penulis
tersebut (penulis yang juga berasal dari grup). Karena menurut saya sebenarnya
naskah belum sempurna, apalagi tema buku yang berisi tulisan random. Kala itu
saya tidak cukup percaya diri untuk menerbitkannya. Akhirnya saya
menggantungkan harapan penerbit Y dan tentu saja harapan para penulisnya. Jika
mereka membaca tulisan ini, saya mohon maaf sebesar-besarnya. Namun tentu
saja, hal ini telah saya pikirkan matang-matang. Untuk apa menerbitkan buku
yang isinya saja sebenarnya tidak ‘menjual’ (dalam arti tidak menarik bagi
kebanyakan orang)? Daripada mengecewakan, lebih baik ditunda saja.
Alasan kedua adalah saya ingin membuat anggota grup bangga karena grup yang
mereka ikuti telah memiliki buku sendiri. Apalagi buku tersebut dilahirkan oleh
penerbit yang sangat ternama di Indonesia. Saya pun ingin membuat grup ini
semakin memiliki nama besar dan banyak dikenal. Walaupun sebenarnya ketika
diawal membuat grup ini, saya tidak berniat untuk membesarkannya.

Buku yang diidam-idamkan anggota grup kini telah terbit. Saya bersyukur karena
pada akhirnya hutang saya dalam mewujudkan buku karya anggota grup telah
terbayarkan. Saya berharap anggota grup akan bangga. Apalagi ketika mereka
tahu bawa pembuatan buku tersebut demi melakukan charity di salah satu
yayasan untuk penderita kanker. Bukankah itu sangat mulia sekali?

Menulis buku personal literature dengan unsur komedi telah saya lakukan.
Namun semata-mata bukan untuk kepentingan saya pribadi. Buanglah prasangka
bahwa saya ingin tenar dan terlihat keren setelah berhasil menjadi penulis buku.
Tidak sama sekali! Saya membuat buku ini semata-mata untuk menghindari
kekecewaan kembali dari berbagai pihak. Belum lagi niat pembuatan buku adalah
demi membantu saudara-saudara kita yang menderita kanker. Saya sudah lama
berniat untuk melakukan charity grup bersama mereka yang kurang beruntung.
Sumber dana untuk charity memang telah saya pikirkan matang-matang, yaitu
berasal dari karya anggota grup alias pembuatan buku. Apalagi buku yang telah
dibuat, ditulis oleh beberapa orang terpilih dan memiliki pengaruh besar di dunia
maya. Harapan saya, mereka mau membantu untuk mempromosikan buku
perdana grup ini. Namun entahlah, apakah harapan saya akan sia-sia belaka.

Buku itu telah terbit. Ya, telah terbit. Apakah buku tersebut akan mendapatkan
banyak apresiasi bagus dari pembaca? Bagaimana tanggapan pembaca nantinya?
Apakah bukunya akan laku? Saya rasa itu masih rahasia Illahi. Saya hanya
menginginkan yang terbaik. Walau saya akui, dalam buku perdana ini sepertinya
masih banyak kekurangan. Namun saya pun mengakui bahwa tulisan di buku ini
cukup bagus dan menghibur bagi remaja SMP-SMA. Apalagi bagi mereka yang
pernah mengalami jatuh cinta dengan teman di dunia maya.

Tulisan ini adalah curahan hati saya sebagai pendiri salah 1 grup blogger dan
penulis buku baru. Saya menulisnya dengan penuh kejujuran yang berasal dari
dalam lubuk hati. Bukan untuk mencari sensasi apalagi pencitraan. Saya
mengucapkan terimakasih bagi yang telah membaca tulisan ini. Mungkin banyak
yang bertanya-tanya, “Grup blogger apakah yang dimaksud? Buku berjudul apa?
Penerbit bukunya siapa?” Bagi yang ingin mengetahuinya, bisa melihat di biodata
saya dalam akun Kompasiana ini. Mohon maaf jika di dalam tulisan ini terdapat
kesalahan kata dan makna. Sekali lagi, terimakasih.

Salam

Anda mungkin juga menyukai