Anda di halaman 1dari 3

Pada awal tahun 2020, sebuah peristiwa luar biasa terjadi di Kongres Oftalmologi

Asia yang diadakan setiap tahun. Seluruh isi ruangan memberikan standing
ovation selama 10 menit kepada seorang mahasiswa yang menyampaikan
pidatonya. Mahasiswa ini bernama Andri Kurniawan, seorang mahasiswa
kedokteran dari Indonesia. Dialah yang mengajukan gagasan penggunaan formula
unik untuk pemulihan penglihatan sehingga bisa mencegah kebutaan total.

Andri mengajukan gagasan luar biasa yang kemudian diimplementasikan oleh


sejumlah peneliti medis terbaik di negara ini. Para ahli dari Pusat Penelitian
Oftalmologi dan fasilitas penelitian medis lainnya juga terlibat dalam
pengembangan obat ini. Obat baru yang dihasilkan dari pengembangannya sejauh
ini menunjukkan hasil yang luar biasa.

Koresponden: Andri, Anda adalah salah satu dari 10 mahasiswa paling cerdas
dalam bidang kedokteran. Apa yang membuat Anda memfokuskan diri pada
masalah penurunan daya penglihatan?

Sebenarnya saya tidak terlalu ingin membicarakannya. Motivasi saya dalam hal ini
sangat pribadi. Beberapa tahun lalu, ibu saya mulai mengalami penurunan daya
penglihatan secara progresif. Menggunakan kacamata atau lensa kontak sama
sekali tidak membantu. Penglihatannya terus-menerus memburuk. Ibu saya pun
bersiap untuk menjalani operasi mata. Namun, seminggu sebelum dilakukannya
operasi, ditemukan bahwa ternyata penurunan daya penglihatan progresif-nya
disebabkan oleh suplai darah yang buruk pada lensa mata dan fundus, sehingga
operasi tidak mungkin dilakukan.

Karena kondisi inilah, ibu saya mengalami kebutaan penuh beberapa waktu lalu.
Kemudian saya mulai mempelajari berbagai masalah terkait penyakit penglihatan.
Saya terkejut saat menemukan bahwa sebagian besar obat yang dijual di apotek
ternyata tak berguna dan berbahaya. Bahkan, obat-obatan ini hanya
memperparah kondisi pasien. Padahal ibu saya meminumnya setiap hari.

Selama tiga tahun terakhir ini, saya benar-benar membenamkan diri dalam
mempelajari isu ini. Sebenarnya, saat menulis tesis-lah saya berhasil menemukan
metode baru untuk pengobatan penglihatan yang dibicarakan semua orang ini.
Saya tahu kalau ini adalah metode baru. Tapi saya tak pernah menyangka kalau
metode baru ini akan memicu ketertarikan yang sebegitu luar biasanya dari
komunitas bisnis dan kedokteran.

Koresponden: Maksud Anda bagaimana?

Segera setelah artikel tentang metode saya dipublikasikan, seketika itu juga saya
mendapatkan berbagai tawaran dari para investor yang ingin membeli gagasan
saya. Pertama, saya dihubungi oleh perusahaan Singapura yang menawarkan saya
uang sebesar 120.000 euro. Perusahaan terakhir yang menghubungi saya adalah
perusahaan induk farmasi Amerika. Mereka ingin membeli gagasan saya senilai
$35 juta. Saya harus mengganti nomor telepon dan menghindari media sosial,
karena saya terus mendapatkan banyak tawaran melalui semua saluran
komunikasi setiap hari.

Koresponden: Sejauh yang saya tahu, Anda belum menjual formulanya?

Itu benar. Mungkin terdengar sedikit kasar, tapi saya membuat formula ini bukan
untuk membuat orang-orang kaya yang tinggal di negara lain jadi semakin kaya
lagi. Lagipula, apa yang akan terjadi jika saya menjual formula ini ke luar negeri?
Mereka akan mematenkan formulanya dan melarang perusahaan lain
memproduksi obat ini. Kemudian mereka akan menaikkan harganya. Saya
memang masih muda tapi saya tidak bodoh. Jika skenario ini yang terjadi,
masyarakat bisa dipastikan takkan mampu membelinya. Salah satu dokter dari
luar negeri memberitahu saya bahwa obat seperti ini dapat dijual dengan harga
minimal £3.000 atau hampir mencapai 55 juta rupiah. Ini keterlaluan. Siapa yang
akan mampu membelinya dengan harga 55 juta rupiah?".

Anda mungkin juga menyukai