14 Sep @Kolom
#TantanganGurusiana
Pergerakan literasi terus menggeliat di kalangan guru. Bahkan, sudah terasa biasa menulis
setiap saat. Sekadar melepas ide menjadi tulisan yang menarik dan inspiratif. Berbagi gagasan
dalam bentuk tulisan. Tujuannya agar apa yang dipikirkan akan terus ada dan “abadi” menjadi
karya yang dapat dibaca oleh banyak orang. Jika memungkinkan, orang lain dapa membaca karya kita.
Tetapi, masih banyak di kalangan kita (termasuk saya) yang merasa kesulitan menulis,memulai
menulis yang baik dan konsisten. Apalagi menulisnya menjadi buku. Terasa amat berat rasanya.
Nah, strategi yang mungkin bisa diterapkan adalah menulis mencicil. Tidak sekaligus menulis
setebal buku yang diinginkan. Bagaimana caranya? Menulislah catatan harian, diary.
Namun, kita juga harus mengetahui dahulu rencana catatan harian itu bertujuan untuk apa saja.
.
Bagaimana hakikat menulis, serta setidaknya memahami kemampuan menulis yang harus
dibangun. Agar apa yang ditulis benar-benar mewakili ide kita serta lebih nyaman dibaca.
Komponen menulis yang harus dipahami, sebagaimama yang dijabarkan oleh (Mulyati, 2007)
a. Hakikat menulis, Pada hakikatnya menulis adalah menyampaikan ide atau gagasan dan
pesan dengan menggunakan lambang grafis (tulisan) seperti halnya pada pembalajaran membaca,.
b. Tujuan pembelajaran menulis. Tujuan pembelajaran menulis di sekolah bertujuan agar siswa
mampu menulis secara runtut, seperti pada palajaran mengarang dan Menulis Buku Harian. Dalam
menulis Buku Harian disesuaikan dengan kebutuhan kita.
c. Evaluasi .
Pada kegiatan penilaian (evaluasi) yang perlu diingat adalah bahwa menulis merupakan
keterampilan berbahasa yang kompleks karena berkaitan erat dengan ketrampilan berbahasa
yang lain. Terkait dengan hal tersebut, maka seorang penullis harus memiliki kemampuan, yaitu
kebahasaan, menggunakan kaidah yang tepat dan mengusai tata ejaan sesuai dengan ketentuan ejaan
yang disempurnakan.