Anda di halaman 1dari 20

MAKKIY WA AL-MADANIY

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ulumul
Qur’an Pada Jurusan Tarbiyah Program Pendidikan Agama Islam
Semester 3

Kelompok IV
Oleh:

Muhammad Akbar 02181101


Nurul amalia 02181113

Dosen pemandu:

Drs. Aminullah, M.Pd.I.

Insitut Agama Islam Negeri (IAIN)

Bone

2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah selalu kami panjatkan kehadirat Allah yang senantiasa

melimpahkan Rahmat, Ni’mat, Hidayah, Serta Inayah-Nya kepada kita semua

sehingga kita dapat menjadi seperti saat ini, bisa merasakan nikmatnya menuntut ilmu

di Institut Agama Islam Negeri Bone.

Shalawat dan salam tetap dan selalu kami hadiahkan kepada sang Revolusioner

dunia sekaligus sebagai Khotamul Ambiya’ yang telah membawa nilai-nilai

Keindahan (Estetika) yang diutus Allah SWT ke dunia tidak lain untuk

menyempurnakan Akhlak, sehingga menjadikan agama islam sebagai agama yang

Rahmatan Lil Alamin (Rahmat bagi semua alam).Ucapan terima kasih kami

sampaikan kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu kami dalam proses

pembuatan dan penyusunan makalah yang berjudul “Makkiy wa al-Madaniy”.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Untuk

itu,penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstuktif dan berbagai pihak

demi kesempurnaan makalah ini. Namun penulis berharap semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Watampone, 01 Oktober 2019

Pemateri

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………...…….………..i

DAFTAR ISI…………………………………………………………….……….…..ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………....1

A. Latar Belakang………………………………………………………………..1

B. Rumusan Masalah…………………………………………………………….1

C. Tujuan Penulisan………………………………………………….…………..2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………..………...3

A. Pengertian Makkiy wa al-Madaniy………………..………………………….3

B. Ciri-ciri Makkiy wa al-Madaniy ….………………………………………….6

C. Cara mengetahui Makkiyah dan Madaniyah…………………………...…….8

D. Klasifikasi Ayat-ayat dan Surat-surat Al-Qur’an……………………………9

E. Urgensi Pengetahuan Tentang Makkiyyah Dan Madaniyyah………...…….12

BAB III PENUTUP………………………………………………………………...14

A. Simpulan…………………………………………………….………………14

B. Saran ………………………………………………………………………..15

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….......16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu-ilmu Al-Qur’an adalah suatu ilmu yang lengkap yang mencakup semua

ilmu yang ada hubungannya dengan Al-Qur’an. Dan ilmu-ilmu Al-Qur’an tersebut

banyak cabangnya dan pembahasannya pun sangat banyak.salah satu pembahasan

dalam ilmu-ilmu Al-Quran adalah makkiyah dan madaniyah. Secara umum kita

ketahui bahwa makki adalah ayat-ayat atau surat yang diturunkan di Makkah.

Sedangkan madani adalah yang diturunkan di Madinah.

Pada saat kita membaca Al-Qur’an kita akan melihat ayat-ayat makkiyah yang

mengandung karakteristik yang tidak ada dalam ayat-ayat madaniyah, bavak irama

maupun maknanya, walaupun kedua-duanya didasarkan pada hukum-hukum dan

perundang-undangannya.perbedaan antara makkiyah dan madaniyah dapat kita

ketahui dari ciri-ciri atau karakteristik suatu ayat atau surat dalam Al-Qur’an sehingga

kita dapat mengetahui bahwa ayat atau surat tersebut termasuk dalam makkiyah dan

madaniyah.

Klasifikasi atau pembagian makkiyah dan madaniyah yaitu seperti surat-surat

makkiyah dan madaniyah, selain itu dalam surat makkiyah tersebut juga ada beberapa

ayat yang termasuk ayat madaniyah begitu pula sebaliknya dengan berbagai macam

pembagian lainnya beserta contohnya dalam Al-Qur’an. Lebih jelasnya akan kami

paparkan dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Makkiyah dan Madaniyah?

2. Apa ciri-ciri Makkiyah dan Madaniyah?

1
2

3. Bagaimana cara mengetahui Makkiyah dan Madaniyah?

4. Bagaimana klasifikasi ayat-ayat dan surat-surat al-qur’an?

5. Bagaimana urgensi pengetahuan tentang Makkiyah dan Madaniyah?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari Makkiyah dan Madaniyah.

2. Untuk mengetahui ciri-ciri Makkiyah dan Madaniyah.

3. Untuk mengetahui cara mengetahui Makkiyah dan Madaniyah

4. Untuk mengetahuiklasifikasi ayat-ayat dan surat-surat al-qur’an.

5. Untuk mengetahui urgensi pengetahuan tentang Makkiyah dan Madaniyah.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Makkiy wa al-Madaniy

Makkiyyah adalah ayat-ayat yang turun sebelum Rasulullah SAW hijrah ke

Madinah (diturunkan di Mekah). Surah-surah makkiyyah turun selama 12 tahun, 5

bulan, 13 hari, dimulai pada 17 Ramadhan (Februari 610 M), saat Nabi berusia 40

tahun. Sedangkan madaniyyah adalah istilah yang diberikan kepada ayat Al-Qur’an

yang diturunkan di Madinah atau diturunkan setelah Rasulullah SAW ke

Madinah.Surah-surah madaniyyah turun selama 9 tahun, 9 bulan, 9 hari, terhitung

sejak Nabi hijrah ke Madinah sampai tanggal 9 dzulhijjah tahun 63 dari tahun

kelahiran Nabi.1

Paling tidak ada empat hal yang perlu dicermati dalam pemaknaan Makkiyyah dan

Madaniyyah, yakni masalah ruang, waktu, subjek, dan konten.Karena, atas dasar

itulah batasan pengertian tentang Makkiyyah dan Madaniyyah tersebut dijadikan

sebagai rujukan dan acuan oleh para ulama’.2

Bagi mereka yang mengacu kepada ruang, sebagaimana dikemukakan diatas,

mengatakan bahwa: “Makkiyyah adalah surah-surah dan atau ayat-ayat Al-Qur’an

yang diturunkan kepada Nabi SAW ketika sedang berada diMakkah atau sekitarnya,

baik sebelum beliau berhijrah ke Madinah atau sesudahnya, termasuk ke dalam

kategoriini adalah ayat-ayat yang diturunkan ketika Nabi sedang berada di Mina,

Arafah, Hudaibiyah, dan sebagainya. Sedangkan al-Madaniyyah ialah surah-surah

atau ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Madinah dan daerah sekitarnya,

1
https:// id.m.wikipedia.org/wiki/makkiyah/madaniyah (diakses pada tanggal 01 Oktober 2019,
pukul 05.33).
2
Usman, Ulumul Qur’an, (Cet. 1; Yogyakarta: Penerbit Teras, 2009), h.193.

3
4

termasuk kedalam kelompok ayat ini adalah ayat-ayat yang diturunkan pada saat

Nabi berada di Badar, Uhud, dan lain-lain”.3

Kelebihan dari teori ini adalah rumusannya jelas dan tegas.Jelas dan tegas yang

dimaksud adalah bahwa yang dinamakan surah-surah atau ayat-ayat Makkiyyah,

surah-surah atau ayat-ayat yang turun di Makkah dan sekitarnya, meskipun Nabi Saw

sudah berhijrah ke Madinah. Rumusan ini berbeda dengan batasan pengertian yang

didasarkan pada waktu, yang berpatokan kepada sebelum danatau sesudah Nabi

berhijrah ke Madinah.

Kelemahan dari teori ruang ini adalah bahwa rumusan yang ditampilkan tidak

dapat sepenuhnya dijadikan patokan, sebab belum mencakup keseluruhan ayat-ayat

Al-Qur’an.Karena tidak seluruh surah dan atau ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan

di luar kawasan tersebut.Diantaranya adalah firman Allah berikut ini:




“ Dan jikalau yang kamu serukan kepada mereka itu Keuntungan yang mudah
diperoleh dan perjalanan yang tidak seberapa jauh, pastilah mereka
mengikutimu…(Q.S.At-Taubah:42)

Dan juga firman-Nya sebagai berikut:



“Dan Tanyakanlah kepada Rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum
kamu: "Adakah Kami menentukan tuhan-tuhan untuk disembah selain Allah
yang Maha Pemurah?".(Q.S. Az-Zukhruf:45)4

3
Usman, Ulumul Qur’an, h.194.
5

Ayat yang pertama diatas diturunkan di daerah Tabuk, jauh dari kota Makkah

maupun kota Madinah. Sedang ayat yang kedua tersebut diturunkan di Bait al-

Makdis, daerah Palestina, pada saat Nabi SAW menjalankan isra’ dan Mi’raj. Karena

itu ayat ini juga tidak dapat dikatakan termasuk ayat-ayat Makki atau ayat-ayat

Madani karena sanagat jauh dari kedua kata tersebut, bila merujuk kepada batasan

pengertian berdasarkan ruang, sebagaimana dikemukakan diatas.

Bagi mereka yang mengacu kepada periode waktu mengatakan bahwa:

“Makkiyyahialah surah-surah dan atau ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan sebelum

Nabi SAW berhijrah dari Makkah ke Madinah meski ayat-ayat itu diturunkan di luar

kota Makkah. Sedangkan Madaniyyah ialah ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan

setelah Nabi SAW berhijrah ke Madinah meski turunnya di Makkah atau daerah-

daerah lainnya”.

Adapun keunggulannya adalah dapat mencakup keseluruhan dari ayat-ayat Al-

Qur’an, sehingga tidak ada satu ayat pun yang dieksepsikan dari batasan

tersebut.Dengan demikian tidak terdapat bantahan dari para ulama mengenai

keabsahan makna dan maksud yang terkandung di dalamnya.5

Terakhir, adalah batasan pengertian yang berpijak pada konten, sehingga sebagian

ulama ada yang memakainya sebagai berikut: “Makkiyyah ialah surah-surah dan atau

ayat-ayat Al-Qur’an yang menampilkan cerita-cerita mengenai para Nabi dan umat-

umat terdahulu, baik menyangkut kejayaan maupun kehancuran (Khususnya bagi

umat-umat itu). Sedangkan Madaniyyah ialah surah-surah dan atau ayta-ayat yang

4
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah dan Tafsir untuk Wanita (Bandung: Penerbit
JABAL, 2010), h.492
5
Usman, Ulumul Qur’an, h.197.
6

memuat mengenai berbagai ketentuan hukum seperti hudud, fara’idl, dan lain

sebagainya.”

Adapun keunggulan dari rumusan diatas adalah bahwa kriterianya cukup jelas,

sehingga mudah dipahami. Sebab dengan memperhatikan konten surah-surah atau

ayat-ayat Al-Qur’an itu akan dapat ditentukan salah satu dari dua kategorv tersebut.

Sedangkan segi kelemahannya adalah, bahwa batasan pengertian yang disebutkan

terakhir ini kurang praktvs.Sebab sesorang yang hendak menentukan salah satu

daridua kategori diatas harus terlebih dahulu memcermati kandungan masing-masing

ayat yang terdapat di dalamnya.

Terlepas dari segi kelebihan atau keunggulan maupun kekurangan dari batasan-

batasan pengertian yang telah dikemukakan diatas yang pasti bahwa masing-masing

batasan pengertian tersebut telah memberijan sumbangan yang sangatberartv bagi

pengkajian yang lebih jauh terhadap isi kitab suci Al-Qur;an yang selama ini menjadi

pusat perhatian kaum muslimin.

B. Ciri-ciri Makkiy wa al-Madaniy

a. Ciri-ciri Khusus Makkiy wa al-Madaniy:6

1) Makkiyah:

a. Di dalamnya terdapat ayat sajdah;

b. Setiap surah ada ungkapan kata “kalla”;

c. Dimulai dengan ungkapan “ya ayyuha an-nas” dan tidak ada ayat yang

dimulai dengan ungkapan “ya ayyha Al-ladzina”, kecuali dalam surat

Al-Hajj[22], arena di penghujung surat itu terdapat sebuah ayat yang

dimulai dengan ungkapan “ya ayyuha Al-ladzina “;

6
Rosihon Anwar, Ulum Al-Qur’an, (Cet. 1;Bandung: CV Pustaka Setia, 2008),h.106-107.
7

d. Ayat-ayatnya mengandung tema kisah para Nabi dan umat-

umatterdahulu;

e. Ayat-ayatnya berbvcara tentang kisah Nabi Adam dan Iblis, kecuali

surat Al-Baqarah [2]; dan

f. Ayat-ayatnya dimulai dengan huruf –huruf terpotong –potong (huruf

at-tahajji) seperti alif lam mim dan sebagainya, kecuali surat Al-

Baqarah [2] dan Ali Imran [3].

2) Madaniyyah :

a. Mangandung ketentuan-ketentuan faraid dan had;

b. Mengandung sindiran-sindiran terhadap kaum munafik, kecualv surat

Al-Ankabut [29];

c. Mengandung uraian tentang perdebatan dengan Ahli Kitabin.

b. Ciri-ciri Spesifik Makkiy wa al-Madaniy:7

1) Makkiyyah:

a. Menjelaskan ajakan monotheisme, ibadah kepada Allah semata,

penetapan risalah kenabian, penetapan hari kebangkitan, dan

pembalasan, uraian tentang Kiamat dan perihalnya, neraka dan

siksanya, surge dan kenikmatannya, dan mendebat kelompok

musyrikin dengan argumentasi-argumentasi rasional dan naqli;

b. Menetapkan fondasi-fondasi umum bagi pembentukan hukum syara’

dan keutamaan-keutamaan akhlak yang harus dimiliki anggota

masyarakat. Juga berisikan celaan-celaan terhadap kriminalitas-

Aunur Rafiq el-mazni, Pengantar Studi ilmu Al-Qur’an,(cet. 13; Jakarta: PUSTAKA AL-
7

KAUTSAR, 2006) h.75.


8

kriminalitas yang dilakukan kelompok musyrikin, mengonsumsi harta

anak yatim secara zalim serta uraian tentang hak-hak;

c. Menuturkan kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu serta

perjuangan Muhammad dalam menghadapi tantangan-tantangan

kelompok musyrikin;

d. Ayat dan suratnya pendek-pendek dan nada serta perkataannya agak

keras dan;

e. Banyak mengandung kata-kata sumpah.

2) Madaniyyah

a. Menjelaskan permasalahan ibadah, muamalah, hudud, bangunan

rumah tangga(kekeluargaan), warisan, keutamaan jihad, kehidupan

sosial, hubungan internasional(aturan-aturan pemerintah menangani

perdamaian dan peperangan), serta persoalan-persoalan pembentukan

hukum syara’;

b. Mengkhitabi Ahli Kitab Yahudi dan Nashrani dan mengajaknya

masuk Islam, juga menguraikan perbuatan mereka yang telah

menyimpangkan Kitab Allah dan menjauhi kebenaran serta

perselisihannya setelah datang kebenaran;

c. Mengungkap langkah-langkah orang-orang munafik;

d. Surat dan sebagian ayat-ayatnya panjang-panjang serta menjelaskan

hukum dengan terang dan menggunakan ushlub yang terang pula.

C. Cara mengetahui Makiyah dan Madaniyah8

8
Rosihon Anwar, Ulum Al-Qur’an, (Cet. 1; Bandung: CV Pustaka Setia, 2008), h. 104-106.
9

Dalam menetapkan mana ayat-ayat Al-Qur’an yang termasuk kategori Makkiyah

dan Madaniyah, para sarjana muslim berpegang teguh pada dua perangkat

pendekatan.

1. Pendekatan Transmisi (periwayatan)

Dengan perangkat pendekatan transmisi, para sarjana muslimmerujuk kepada

riwayat-riwayat valid yang berasal dari para sahabat, yaitu orang-orang yang

besar kemungkinana menyaksikan turunnya wahyu, atau para generasi tabi’in

yang saling berjumpa dan mendengar langsung dari para sahabat tentang aspek-

aspek yang berkavtan dengan proses kewahyuan Al-Qur’an, termasuk di

dalamnya adalah informasi kronologis Al-Qur’an.

2. Pendekatan Analogi (Qiyas)

Ketika melakukan kategorisasi Makkiyah dan Madaniyyah, para sarjana

muslim penganut pendekatan analogi bertolak dari ciri-ciri spesifik dari kedua

klasifikasi itu. Dengan demikian, bila dalam surat Makkiyah terdapat sebuah ayat

yang memiliki ciri-ciri khusus Madaniyah, ayat ini termasuk kategori ayat

Madaniyyah.Tentu saja para ulama telah menetapkan tema-tema sentral yang

telah ditetapkan pula sebagai ciri-ciri khusus bagi kedua klasifikasi itu. Misalnya

mereka menetapkan tema ksah para Nabi dan umat-umat terdahulu sebagai ciri

khusus Makkiyah; Tema faraid dan ketentuan had sebagai ciri khusu

Madaniyyah.

D. Klasifikasi Ayat-ayat dan Surat-surat Al-Qur’an9

9
Usman,Ulumul Qur’an, h.198.
10

Para ulama sepakat bahwa secara garis besar surah-surah dalam Al-Qur’an dapat

diklasifikai menjadi dua, yaitu Makkiyah danMadaniyyah. Namun demikian, mereka

berbeda pendapat dalam menetapkan jumlah masing-masing kelompoknya.Sebagian

ulama’ ada yang berpendapat bahwa jumlah surah Makkiyahadalah 94 surah,

sedangkan surah Madaniyyah berjumlah 20 surah.Sebagiannya lagi ada yang

mengatakan, jumlah surah Makkiyah sebanyak 84 surah dan Madaniyyah adalah 30

surah.

Menurut Abdullah Syihhatah, surah-surah Al-Qur’an yang disepakati para ulama’

sebagaiMakkiyah adalah 82 surah, sedang yang disepakati Madaniyyah sebanyak 20

surah. Selebihnya 12 surah masih diperbincangkan mengenai status ke-Makkiyyah-

annya dan atau keMadaniyyah-annya.10

Perbedaan dalam hal yang disebutkan terakhir ini disebabakan oleh adanya

sebagian dari surah-surah itu seluruh ayat-ayatnya adalah Makkiyah dan atau

Madaniyyah, dan terdapat beberapa surah lainnya yang digolongkan ke dalam surah

Makkiyah atau Madaniyyah tetapi di dalamnya ditemukan beberapa ayat yang

statusnya berbeda. Atas dasar itulah, maka surah-surah dalam Al-Qur’an dapat di

klasifikasikan menjadi empat yaitu:

Pertama, surah-surah yang keseluruhan ayat-ayatnya Makkiyah,tidak terdapat di

dalamnya satupun dari ayat Madaniyyah. Surah-surah yang termasuk kategori ini

berjumlah lima puluh delapan surah. Surah-surah yang dimaksud adalah: Surah Al-

Fatihah (1), Yunus(10), Al-Ra’d (13), Al-Anbiya’ (21), Al-Mukminun (23), An-Naml

(27), Shad (38), Fathir (35), dan surah-surah dalam juz ‘amma ( juz ketiga puluh)

mulai dari surah An-Naba’ (78) samapai dengan surah An-Nas (114).

10
Usman,Ulumul Qur’an, h.199.
11

Kedua, surah-surah yang keseluruhan ayat-ayatnyaMadaniyyah, yang tidak

terdapat di dalamnya ayat-ayat Makkiyah.Surah-surah yang berstatus Madaniyyah

iniadalah sebanyak delapan belas surah. Surah-surah di maksud adalah: Surah Ali

Imran (3), An-Nisa (4), An-Nur (24), Al-Ahzab (33), Al-Hujurat (49), Al-

Mumtahanah (60), Al- Munafiqun (63) dan lain-lain.

Ketiga, surah-surah Makkiyyah tetapi di dalamnya terdapat ayat Madaniyyah;

yaitu surah-surah yang sebagian besar ayat-ayatnya adalah Makkiyah, sehingga

berstatus sebagai surah Makkiyyahnamun di dalamnya dapat dijumpai satu atau dua

ayat yang dinisbatkan kepada Madaniyyah. Surah-surah yang termasuk ke dalam

kategori ini adalah lebih kurang berjumlah 32 surah, antara lain; surah Al-An’am (6),

Al-A’raf (7), Hud (11), Yusuf (12), Ibrahim (14), Al-Furqan (25), Az- Zumar (39),

Ash-Shura (42), Al-Waqiah (56) dan lain-lain.

Keempat, surah-surah Madaniyyah yang di dalamnya ada ayat Makkiyyah; yaitu

surah-surah yang kebanyakan ayat-ayatnya berstatus Madaniyyah tetapi di dalamnya

terdapat satu atau dua ayat yang dinisbatkan kepada Makkiyyah. Di dalam Al-Qur’an,

surah-surah yang terindikasi demikian ada enam surah; yaitu surah Al-Baqarah (2),

Al-Maidah (5), Al-Anfal (8), At-Taubah (9), Al-Hajj (22), Muhammad (47),.Surah

yang terakhir ini juga dinamakan surah Al-Qital.11

Menurut Ibnu Al-Hashshar, sebagaimana dikemukakan oleh As-Suyuthiy, bahwa

surah Madaniyyah terdiri atas dua puluh surah, dua belas surah lainnya dalam

perdebatan, selebihnya delapan puluh dua surah adalah Makkiyyah. Surah-surah

Madaniyyah dimaksud adalah; surah Al-Baqarah (2), Ali Imran (3), An-Nisa (4), al-

Maidah (5), Al-Anfal (8), At-Taubah (9), An-Nur (24), Al-Ahzab (33), Muhammad

11
Usman,Ulumul Qur’an, h. 200.
12

atau Al- Qital (47), Al-Fath (48), Al-Hujurat (49), Al-Hadid (57), Al-Mujadilah (58),

Al-Hasyr (59), Al-Mumtahanah (60), Al-Jumu’ah (62), Al-Munafiqun (63), At-

Thalaq (65), At-Tahrim (66), dan An-Nashr (110). Selanjutnya dua belas surah yang

diperdebatkan itu adalah; surah Al-Fatihah (1), Ar-Ra’d (13), Ar-Rahman (55), As-

Saf (61), At-Taghabun (64), atau Al- Muthaffifin (83), Al-Qadr (97), Al-Bayyinah

(98), Al-Zalzalah (99), Al-Ikhlas (112), Al-Falaq (113), dan surah An-Nas (114),

akhirnya selebihnya yaitu sebanyak delapan puluh dua surah termasuk surah

Makkiyyah.

Terkait dengan klasifikasi ayat-ayat dan surah-surah Al-Qur’an itu, dapat

dikemukakan dasar-dasar dilakukannya pengklasifikasian tersebut, sehingga tampak

sebagaimana dijelaskan diatas. Dasar-dasar dimaksud adalah dapat disimak dalam

dua hal sebagai berikut yaitu:12

1. Dasar mayoritas, yakni; sesuatu surah bila kebanyakan ayat-ayatnya adalah

Makkiyyah, maka dikategorikan atau disebut sebagai surah Makkiyyah.

Sebaliknya, bila kebanyakan dari surah itu ayat-ayatnya adalah Madaniyyah,

maka surah tersebut termasuk kategori surah Madaniyyah.

2. Dasar kontinuitas, yakni; dimana permulaan dari sesuatu surah diawali dengan

ayat-ayat Makkiyyah, maka surah-surah yang demikian dikategorikan sebagai

surah Makkiyyah. Begitu pula sebaliknya, bila awal dari sesuatu surah

menampilkan maslah-masalah hukum, maka ia disebut sebagai surah

Madaniyyah.

E. Urgensi Pengetahuan Tentang Makkiyyah Dan Madaniyyah

Berikut beberapa urgensi pengetahuan tentang Makkiyah dan Madaniyyah.

12
Usman,Ulumul Qur’an, h. 201.
13

1. Membantu dalam Menafsirkan Al-Qur’an.

Pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa di seputar turunnya Al-Qur’an tentu

sangat membantu memahami dan menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an, kendatipun

ada teori yang mengatakan bahwa yang harus menjadi patokan adalah keumuman

redaksi ayat dan bukan kekhususan sebab.

2. Pedoman Bagi Langkah-Langkah Dakwah

Setiap kondisi tentu saja mememerlukan ungkapan-ungkapan yang

relevan.Ungkapan-ungkapan dan intonasi berbeda yang digunakan ayat-ayat

Makkiyah dan ayat-ayat Madaniyyah yang memberikan informasi metodologi

bagi cara-cara menyampaikan dakwah agar relevan dengan orang yang diserunya.

Oleh karena itu, dakwah islam berhasil mengetuk hati dan menyembuhkan segala

penyakit rohani orang-orang yang diserunya.

3. Memberi Informasi Tentang Sirah Kenabian

Penahapan turunnya wahyu seiring dengan perjalanan dakwah Nabi, baik di

Mekah atau di Madinah, dimulai sejak diturunkannya wahyu pertama sampai

diturunkannya wahyu terakhir. Al-Qur’an adalah rujukan otentik bagi perjalanan

dakwah Nabi itu dan informasinya tidak bisa diragukan lagi.


14
BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

1. Makkiyyah adalah ayat-ayat yang turun sebelum Rasulullah SAW hijrah ke

Madinah (diturunkan di Mekah). Surah-surah makkiyyah turun selama 12

tahun, 5 bulan, 13 hari, dimulai pada 17 Ramadhan (Februari 610 M), saat

Nabi berusia 40 tahun. Sedangkan madaniyyah adalah istilah yang diberikan

kepada ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Madinah atau diturunkan setelah

Rasulullah SAW ke Madinah.Surah-surah madaniyyah turun selama 9 tahun,

9 bulan, 9 hari, terhitung sejak Nabi hijrah ke Madinah sampai tanggal 9

dzulhijjah tahun 63 dari tahun kelahiran Nabi.

2. Ciri-ciri Makkiy wa al-Madaniy,:a.Makkiyyah; didalamnya terdapat ayat

sajdah;ayat-ayatnya dimulai dengan kata “kalla”; dimulai dengan ungkapan

“ya ayyuha an-nas”;dan lain-lain. b.Madaniyyah :Mangandung ketentuan-

ketentuan faraid dan had;Mengandung sindiran-sindiran terhadap kaum

munafik, kecualisurat Al-Ankabut [29]; Mengandung uraian tentang

perdebatan dengan Ahli Kitabin.

3. Cara mengetahui Makiyyah dan Madaniyah yaitu: Pendekatan Transmisi

(periwayatan) dan Pendekatan Analogi (Qiyas).

4. Klasifikasi Ayat-ayat dan Surat-surat Al-Qur’anMenurut Abdullah Syihhatah,

surah-surah Al-Qur’an yang disepakati para ulama’ sebagai Makkiyah adalah

82 surah, sedang yang disepakati Madaniyyah sebanyak 20 surah. Selebihnya

12 surah masih diperbincangkan mengenai status ke-Makkiyyah-annya dan

atau keMadaniyyah-annya.

15
16

5. Urgensi pengetahuan tentang makkiyyah dan madaniyyah: membantu dalam

menafsirkan al-qur’an, pedoman bagi langkah-langkah dakwah,danmemberi

informasi tentang sirah kenabian.

B. Saran
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat

kesalahan dan kekurangan, maka dari itu Kritik dan saran dari teman-teman

sekalian yang sifatnya membangun sangat di harapkan agar makalah ini

menjadi makalah yang lebih baik dan sempurna.

C.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rosihon. 2008. Ulum Al-Qur’an. Bandung: CV Pustaka Setia.

El-maazni, Aunur Rafiq. 2006. Pengantar Studi ilmu Al-Qur’an. Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar.

https:// id.m.wikipedia.org/wiki/makkiyah/madaniyah

Kementerian Agama RI. 2010. Al-Qur’an dan Terjemah dan Tafsir untuk Wanita.

Bandung: Penerbit JABAL.

Usman. 2009. Ulumul Qur’an. Yogyakarta: Penerbit Teras.

17

Anda mungkin juga menyukai