Anda di halaman 1dari 15

REKAYASA IDE

PANEL SURYA SEBAGAI ALTERNAFIF DALAM BEMBANGKIT


LISTRIK TENAGA SURYA

DISUSUN OLEH:

AHMAD RAMADANA (4183321017)

FISIKA DIK C 2018

DOSEN PENGAMPU: Prof. Drs. Motlan, M.Sc.,Ph.D

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam
dihaturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad saw atas perjuangan beliau kita dapat
menikmati pencerahan iman dan islam dalam mengarungi samudera kehidupan ini. Dalam
makalah ini saya akan membahas mengenai “PANEL SURYA SEBAGAI ALTERNAFIF
PEMBANGKIT LITRIK TENAGA SURYA’’

Makalah ini telah dibuat berdasarkan dari sumber yang ada. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu saya berharap kepada pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun makalah ini. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Medan, 15 Maret 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar ....................................................................................................................i

Daftar isi ..............................................................................................................................ii

Bab I : Pendahuluan

A. Latar Belakang ..........................................................................................................1


B. Maksud dan Tujuan....................................................................................................1
C. Rumusan Masalah......................................................................................................1

Bab II : Pembahsan.............................................................................................................

A. Sel Surya ...................................................................................................................2


B. Stuktur Sel Surya.......................................................................................................2
C. Cara kerja sel surya....................................................................................................5
D. Perbandinngan Penggunaan Sel Surya dengan Tenaga lain......................................6
E. System PLTS.............................................................................................................8

Bab III :Penutup

A. Kesimpulan ...............................................................................................................11
B. Saran .........................................................................................................................11

Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi merupakan salah satu kebutuhan utama dalam kehidupan manusia. Peningkatan
kebutuhan energi dapat merupakan indikator peningkatan kemakmuran, namun bersamaan
dengan itu juga menimbulkan masalah dalam usaha penyediaannya. Pemakaian energi surya di
Indonesia mempunyai prospek yang sangat baik, mengingat bahwa secara geografis sebagai
Negara tropis, melintang garis katulistiwa berpotensi enrgisurya yang cukup baik.Pemanfaatan
Tenaga Surya melalui konversi Photovoltaic telah banyak diterapkan antara lain,  penerapan
system individu dan sistem hybrid yaitu sistem penggabungan antara sumber energi yang
konvensional dengan sumber energi terbarukan. Pada kondisi beban rendah sistem bekerja
dengan sistem inverter dan baterai. Jika beban terus bertambah hingga mencapai kapasitas yang
terdapat pada inverter atau tegangan baterai semakin rendah, maka sistem kontrol akan segera
mengoperasikan genset, maka genset akan berfungsi sebagai AC/DC converter untuk pengisian
baterai, dan dapat beroperasi secara paralel untuk memenuhi kebutuhan beban tersebut. Dengan 
demikian, kondisi pembebanan diesel menjadi sangat efisien karena hanya beroperasi pada beban
tertentu.

1.2 Maksud dan Tujuan


1. Agar Bisa Mengetahui Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Surya
2. Agar Bisa Mengetahui Cara Kerja Pada Sel Surya (Fotovoltaik)
3. Agar Bisa Memahami Dan Mengembangkan Cara Kerja Yang Evektif Pada PanelSurya
4. Supaya Dapat Perbandingan Penggunaan Sel Surya Dengan Energi Lain
5. Agar Bisa Mengenar Dan Mengetahui Sistem PLTS

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa Yang Dimaksud Dengan Sel Surya (Fotovoltaik)
2. Bagaimana Struktur Sel Surya
3. Bagaimana Cara Kerja Sel Surya
4. Apa Perbandingan Penggunaan Sel Surya Dengan Energi Lain
5. Apa Yang Dimaksud Serta Pengertian Sistem PLTS
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sel Surya (Fotovoltaik)
Sel surya atau juga sering disebut fotovoltaik adalah divais yang mampu mengkonversi
langsung cahaya matahari menjadi listrik. Sel surya bisa disebut sebagai pemeran utama untuk
memaksimalkan potensi sangat besar energi cahaya matahari yang sampai kebumi, walaupun
selain dipergunakan untuk menghasilkan listrik, energi dari matahari juga bisa dimaksimalkan
energi panasnya melalui sistem solar thermal. Sel surya dapat dianalogikan sebagai divais
dengan dua terminal atau sambungan, dimana saat kondisi gelap atau tidak cukup cahaya
berfungsi seperti dioda, dan saat disinari dengan cahaya matahari dapat menghasilkan tegangan.
Ketika disinari, umumnya satu sel surya komersial menghasilkan tegangan dc sebesar 0,5 sampai
1 volt, dan arus short-circuit dalam skala milliampere per cm.
Besar tegangan dan arus ini tidak cukup untuk berbagai aplikasi,sehingga umumnya sejumlah
sel surya disusun secara seri membentuk modul surya. Satu modulsurya biasanya terdiri dari 28-
36 sel surya, dan total menghasilkan tegangan dc sebesar 12 Vdalam kondisi penyinaran standar
(Air Mass 1.5). Modul surya tersebut bisa digabungkan secara paralel atau seri
untuk memperbesar total tegangan dan arus outputnya sesuai dengan daya yang dibutuhkan
untuk aplikasi tertentu. Gambar dibawah menunjukan ilustrasi dari modul surya.

B. Struktur Sel Surya


Sesuai dengan perkembangan sains dan teknologi, jenis-jenis teknologi sel surya
pun berkembang dengan berbagai inovasi. Ada yang disebut sel surya generasi satu, dua, tiga da
nempat, dengan struktur atau bagian-bagian penyusun sel yang berbeda pula (Jenis-jenis
teknologisurya akan dibahas di tulisan “Sel Surya : Jenis-jenis teknologi”). Dalam tulisan ini
akan dibahas struktur dan cara kerja dari sel surya yang umum berada dipasaran saat ini yaitu sel
surya berbasis material silikon yang juga secara umum mencakup struktur dan cara kerja sel sury
agenerasi pertama (sel surya silikon) dan kedua (thin film/lapisan tipis)
Gambar diatas menunjukan ilustrasi sel surya dan juga bagian-bagiannya.
Secara umum terdiri dari :
1. Substrat/Metal backing
Substrat adalah material yang menopang seluruh komponen sel surya.
Materialsubstrat juga harus mempunyai konduktifitas listrik yang baik karena juga berfungsi seb
agaikontak terminal positif sel surya, sehinga umumnya digunakan material metal atau
logamseperti aluminium atau molybdenum. Untuk sel surya dye-sensitized (DSSC) dan selsurya
organik, substrat juga berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya sehingga materialyang
digunakan yaitu material yang konduktif tapi juga transparan sepertii ndium tinoxide (ITO) dan
flourine doped tin oxide (FTO).
2. Material semi konduktor
Material semikonduktor merupakan bagian inti dari sel surya yang biasanya mempunyaitebal
sampai beberapa ratus mikrometer untuk sel surya generasi pertama (silikon), dan 1-3
mikrometer untuk sel surya lapisan tipis. Material semikonduktor inilah yang berfungsi
menyerap cahaya dari sinar matahari. 
Untuk kasus gambar diatas, semikonduktor yang digunakan adalah material silikon, yang
umum diaplikasikan diindustri elektronik. Sedangkan untuk sel surya lapisan tipis, material
semikonduktor yang umum digunakan dan telah masuk pasaran yaitu contohnya
materialCu(In,Ga)(S,Se)2(CIGS), CdTe (kadmium telluride), dan amorphous silikon,
disampingmaterial-material semikonduktor potensial lain yang dalam sedang dalam
penelitianintensif seperti Cu2ZnSn(S,Se)4(CZTS) dan Cu2O (copper oxide).
Bagian semikonduktor tersebut terdiri dari junction atau gabungan dari dua material
semikonduktor yaitusemikonduktor tipe-p (material-material yang disebutkan diatas) dan tipe-n
(silikon tipe-n, CdS,dll) yang membentuk p-n junction. P-n junction ini menjadi kunci dari
prinsipkerja sel surya. Pengertian semikonduktor tipe-p, tipe-n, dan juga prinsip p-n junction
dansel surya akan dibahas dibagian “cara kerja sel surya”.
3. Kontak metal /contact grid 
Selain substrat sebagai kontak positif, diatas sebagian material semikonduktor
biasanyadilapiskan material metal atau material konduktif transparan sebagai kontak negatif.
4. Lapisan antireflektif
Refleksi cahaya harus diminimalisir agar mengoptimalkan cahaya yang terserap
olehsemikonduktor. Oleh karena itu biasanya sel surya dilapisi oleh lapisan anti-refleksi.Material
anti-refleksi ini adalah lapisan tipis material dengan besar indeks refraktif optikantara
semikonduktor dan udara yang menyebabkan cahaya dibelokkan ke arahsemikonduktor sehingga
meminimumkan cahaya yang dipantulkan kembali
5. Enkapsulasi /cover glass
Bagian ini berfungsi sebagai enkapsulasi untuk melindungi modul surya dari hujan atau
kotoran.

C. Cara Kerja Sel Surya


Sel surya konvensional bekerja menggunakan prinsip p-n junction, yaitu junctionantara
semikonduktor tipe-p dan tipe-n. Semikonduktor ini terdiri dari ikatan-ikatan atomyang dimana
terdapat elektron sebagai penyusun dasar. Semikonduktor tipe-n mempunyaikelebihan elektron
(muatan negatif) sedangkan semikonduktor tipe-p mempunyai kelebihanhole (muatan positif)
dalam struktur atomnya. Kondisi kelebihan elektron dan hole tersebut bisa terjadi dengan
mendoping material dengan atom dopant. Sebagai contoh untukmendapatkan material silikon
tipe-p, silikon didoping oleh atom boron, sedangkan untukmendapatkan material silikon tipe-n,
silikon didoping oleh atom fosfor. Ilustrasi dibawah menggambarkan junction semikonduktor
tipe-p dan tipe-n.

Junction antara semikonduktor tipe-p (kelebihan hole) dan tipe-n (kelebihan


elektron).Peran dari p-n junction ini adalah untuk membentuk medan listrik sehingga elektron
(dan hole) bisa diekstrak oleh material kontak untuk menghasilkan listrik. Ketika semikonduktor
tipe-p dantipe-n terkontak, maka kelebihan elektron akan bergerak dari semikonduktor tipe-n ke
tipe-psehingga membentuk kutub positif pada semikonduktor tipe-n, dan sebaliknya kutub
negatif pada semikonduktor tipe-p.
Akibat dari aliran elektron dan hole ini maka terbentuk medan listrikyang mana ketika
cahaya matahari mengenai susuna p-n junction ini maka akan mendorongelektron bergerak dari
semikonduktor menuju kontak negatif, yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai listrik, dan
sebaliknya hole bergerak menuju kontak positif menunggu elektron datang,seperti diilustrasikan
pada gambar dibawah.

Ilustrasi cara kerja sel surya dengan prinsip p-n junction.


D. Perbandingan Penggunaan Sel Surya Dengan Energi Lain
Energi baru dan terbarukan mulai mendapat perhatian sejak terjadinya krisis energi
duniayaitu pada tahun 70-an dan salah satu energi itu adalah energi surya. Energi itu dapat
berubahmenjadi arus listrik yang searah yaitu dengan menggunakan silikon yang tipis. Sebuah
kristalsilindris Si diperoleh dengan cara memanaskan Si itu dengan tekanan yang diatur sehingga
Si itu berubah menjadi penghantar. Bila kristal silindris itu dipotong setebal 0,3 mm, akan
terbentuklahsel-sel silikon yang tipis atau yang disebut juga dengan sel surya fotovoltaik. Sel-sel
silikon itu dipasang dengan posisi sejajar/seri dalam sebuah panel yang terbuat dari alumunium
atau bajaanti karat dan dilindungi oleh kaca atau plastik. Kemudian pada tiap-tiap sambungan sel
itudiberi sambungan listrik. Bila sel-sel itu terkena sinar matahari maka pada sambungan itu
akanmengalir arus listrik. Besarnya arus/tenaga listrik itu tergantung pada jumlah energi cahaya
yang mencapai silikon itu dan luas permukaan sel itu.
Pada asasnya sel surya fotovoltaik merupakan suatu dioda semikonduktor yang berkerja
dalam proses tak seimbang dan berdasarkan efek fotovoltaik. Dalam proses itu sel surya
menghasilkan tegangan 0,5-1 volt tergantung intensitas cahaya dan zat semikonduktor yang
dipakai. Sementara itu intensitas energi yang terkandung dalam sinar matahari yang sampai ke
permukaan bumi besarnya sekitar 1000 Watt.  Tetapi karena daya guna konversi energy radiasi
menjadi energi listrik berdasarkan efek fotovoltaik baru mencapai 25% maka produksi
listrikmaksimal yang dihasilkan sel surya baru mencapai 250 Watt per m2.
Dari sini terlihat bahwaPLTS itu membutuhkan lahan yang luas. Hal itu merupakan salah
satu penyebab harga PLTS menjadi mahal. Ditambah lagi harga sel surya fotovoltaik berbentuk
kristal mahal, hal ini karena proses pembuatannya yang rumit. Namun, kondisi
geografis Indonesia yang banyak memiliki daerah terpencil sulit dibubungkan dengan jaringan
listrik PLN. Kemudian sebagai negara tropis Indonesia mempunyai potensi energi surya yang
tinggi. Hal ini terlihat dari radiasi harian yaitusebesar 4,5 kWh/m 2/hari. Berarti prospek
penggunaan fotovoltaik di masa mendatang cukup cerah.
Untuk itulah perlu diusahakan menekan harga fotovoltaik misalnya dengan cara
sebagai berikut. Pertama menggunakan bahan semikonduktor lain seperti Kadmium Sulfat
dan Galium Arsenik yang lebih kompetitif. Kedua meningkatkan efisiensi sel surya dari 10%
menjadi 15%.Energi listrik yang berasal dari energi surya pertama kali digunakan untuk
penerangan rumahtangga dengan sistem desentralisasi yang dikenal dengan Solar Home System
(SHS), kemudian untuk TV umum, komunikasi dan pompa air. Sementara itu evaluasi program
SHS di Indonesia pada proyek Desa Sukatani, Bampres, dan listrik masuk desa menunjukkan
tanda-tanda yang menggembirakan dengan keberhasilan penerapan secara komersial.
Berdasarkan penelitian yangdilakukan sampai tahun 1994 jumlah pemakaian sistem
fotovoltaik di Indonesia sudah mencapai berkisar 2,5-3 MWp. Yang pemakaiannya meliputi
kesehatan 16%, hibrida 7%, pompa air 5%, penerangan pedesaan 13%, Radio dan TV
komunikasi 46,6% dan lainnya 12,4%. Kemudian dari kajian awal BPPT diperoleh proyeksi
kebutuhan sistem PLTS diperkirakan akan mencapai 50 MWp. Sementara itu menurut perkiraan
yang lain pemakaian fotovoltaik di Indonesia 5-10 tahunmendatang akan mencapai 100 MW
terutama untuk penerangan di pedesaan. Sedangkan permintaan fotovotaik diperkirakan sudah
mencapai 52 MWp. Komponen utama sistem surya fotovoltaik adalah modul yang merupakan
unit rakitan beberapa sel surya fotovoltaik.

Untuk membuat modul fotovoltaik secara pabrikasi bisa menggunakan teknologi kristal dan
thin film. Modul fotovoltaik kristal dapat dibuat dengan teknologi yang relatif sederhana,
sedangkan untuk membuat sel fotovoltaik diperlukan teknologi tinggi. Modul fotovoltaik
tersusun dari beberapasel fotovoltaik yang dihubungkan secara seri dan paralel. Biaya yang
dikeluarkan untuk membuat modul sel surya yaitu sebesar 60% dari biaya total.
Jadi, jika modul sel surya itu bisa diproduksi di dalam negeri berarti akan bisa menghemat
biaya pembangunan PLTS. Untuk itulah, modul pembuatan sel surya di Indonesia tahap pertama
adalah membuat bingkai (frame),kemudian membuat laminasi dengan sel-sel yang masih
diimpor. Jika permintaan pasar banyak maka pembuatan sel dilakukan di dalam negeri. Hal ini
karena teknologi pembuatan sel surya dengan bahan silikon single dan poly cristal secara teoritis
sudah dikuasai. Dalam bidang fotovoltaik yang digunakan pada PLTS, Indonesia ternyata telah
melewati tahapan penelitian dan pengembangan dan sekarang menuju tahapan  pelaksanaan dan
instalasi untuk elektrifikasi untuk pedesaan. Teknologi ini cukup canggih dan keuntungan nya
adalah harganya murah, bersih, mudah dipasang dan dioperasikan dan mudah dirawat.
Sedangkan kendala utama yang dihadapidalam pengembangan energi surya fotovoltaik
adalah investasi awal yang besar dan harga perkWh listrik yang dibangkitkan relatif tinggi,
karena memerlukan subsistem yang terdiri atas baterai, unit pengatur dan inverter sesuai dengan
kebutuhannya. Dalam penerapannya fotovoltaik dapat digabungkan dengan pembangkit lain
seperti pembangkit tenaga diesel (PLTD) dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTM).

Penggabungan ini dinamakan sistem hibrida yang tujuannya untuk mendapatkan daya guna


yang optimal. Pada sistem ini PLTS merupakan komponen utama, sedang pembangkit listrik
lainnya digunakan untuk mengkompensasi kelemahan sistem PLTS dan mengantisipasi
ketidakpastian cuaca dan sinar matahari. Pada sistem PLTS-PLTD, PLTD-nya akan digunakan
sebagai "bank up" untuk mengatasi beban maksimal. Pengkajian dan penerapan sistem ini sudah
dilakukan di Bima (NTB) dengan kapasitas PLTS 13,5 kWp dan PLTD 40 kWp.
Penggabungan antara PLTS dengan PLTM mempunyai prospek yang cerah. Hal ini karena
sumber air yang dibutuhkan PLTM relatif sedikit dan itu banyak terdapa di desa-desa. Untuk
itulah pemerintah Indonesia dengan pemerintah Jepang telah merealisasi penerapan sistem model
hidro ini di desa Taratak (Lombok Tengah) dengan kapasitas PLTS 48 kWp dan PLTM sebesar
6,3 kW. Pada sistem hibrida antara fotovoltaik dengan Fuel Cell (sel bahan bakar), selisih antara
kebutuhan listrik pada beban dan listrik yang dihasilkan oleh fotovoltaik akan dipenuhi oleh fuel
cell. Controller berfungsi untukmengatur fuel cell agar listrik yang keluar sesuai dengan
keperluan.
Arus DC yang dihasilkan fuel cell dan arus fotovoltaik digabungkan pada tegangan DC yang
sama kemudian diteruskan ke power conditioning subsystem (PCS) yang berfungsi untuk
mengubah arus DC menjadi arus AC.Keuntungan sistem ini adalah efisiensinya tinggi sehingga
dapat menghemat bahan bakar, dankehilangan daya listrik dapat diperkecil dengan menempatkan
fuel cell dekat pusat beban.

E. Sistem PLTS
PLTS dengan sistem sentralisasi artinya pembangkit tenaga listrik dilakukan secaraterpusat
dan suplai daya ke konsumen dilakukan melalui jaringan distribusi. Sistem ini cocok dan
ekonomis pada daerah dengan kerapatan penduduk yang tinggi. Contohnya PLTS di
DesaKentang Gunung Kidul mempunyai kapasitas daya 19 kWp, kapasitas baterai 200 volt dan
beban berupa penerangan yang terpasang pada 85 rumah. Sementara itu PLTS dengan sistem
individu daya terpasangnya relatif kecil yaitu sekitar 48-55 Wp. Jumlah daya sebesar 50 Wp per
rumah tangga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan penerangan, informasi (TV dan Radio) dan
komunikasi (Radio komunikasi).

Dan sampai tahun 95 sistem ini sudah terpasang sekitar 10.000 unit yang tersebar di
seluruh perdesaan Indonesia dan pengelolaannya yang meliputi pemeliharaan dan
pembayaran dilaksanakan oleh KUD. Melihat trend harga sel surya yang semakin menurun dan
dalam rangka memperkenalkan sistem pembangkit yang ramah lingkungan, pemanfaatan PLTS
dengan sistem individu semakin ditingkatkan. Pada tahap pertama direncanakan akan dipasang
36.000 unit SHS selama tiga tahun dengan prioritas 10 propinsi di kawasan timur Indonesia.
Paling tidak ada 5 keuntungan pembangkit dengan surya fotovoltaik. Pertama energi yang
digunakan adalah energi yang tersedia secara cuma-cuma. Kedua perawatannya mudah dan
sederhana. Ketiga tidak terdapat peralatan yang bergerak,sehingga tidak perlu penggantian suku
cadang dan penyetelan pada pelumasan. Keempat peralatan bekerja tanpa suara dan tidak
berdampak negatif terhadap lingkungan. Kelima dapat bekerja secara otomatis. Pembangkit
listrik yang memanfaatkan energi surya atau lebih umum dikenal dengan

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) mempunyai beberapa keuntungan yaitu:


1. Sumber energi yang digunakan sangat melimpah
2. Sistem yang dikembangkan bersifat modular sehingga dapat dengan mudah diinstalasidan
diperbesar kapasitasnya.
3. Perawatannya mudah
4. Tidak menimbulkan polusi
5. Dirancang bekerja secara otomatis sehingga dapat diterapkan ditempat terpencil
6. Relatif aman
7. Keandalannya semakin baik
8. Adanya aspek masyarakat pemakai yang mengendalikan sistem itu sendiri
9. Mudah untuk diinstalasi
10. Radiasi matahari sebagai sumber energi tak terbatas
11. Tidak menghasilkan CO2 serta emisi gas buang lainnya. Salah satu kendala yang dihadapi
dengan dalam pengembangan Pembangkit ListrikTenaga Surya adalah Investasi awalnya
yang tinggi dan harga per kWh listrik yang dibangkitkan juga masih relatif tinggi yaitu
Sekitar ($ USD 3 –5 / Wp).Untuk beberapa kondisi pembangkit listrik tenaga surya
(PLTS) dapat bersaing dengan pembangkit Konvensional Diesel/Mikrohydro, yaitu pada
tempat-tempat terpencil yang sarana perhubungannya masih belum terjangkau jaringan
listrik umum (PLN)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Energi merupakan salah satu kebutuhan utama dalam kehidupan manusia. Peningkatan
kebutuhan energi dapat merupakan indikator peningkatan kemakmuran, namun
bersamaandengan itu juga menimbulkan masalah dalam usaha penyediaannya.
Oleh karena itu, penyediaansumber energi alternatif seperti energi surya melalui pemanfaatan
sel fotovoltaik merupakansebuah prospek yang menjanjikan untk dikembangkan lebih lanjut,
mengingat pemakaian primerminyak bumi dan gas alam masih merupakan sumber energi utama.
Selain ramah lingkungan,sumber energi dari matahari tidak memerlukan perawatan khusus
secara periodik, yangselanjutnya akan mengurangi biaya produksi.

3.2 Saran
Penggunaan energy surya sangat efektif untuk menghemat energi baik didunia industry
maupun rumah tangga, diIndonesia sangat potensial sekali untuk menerapkan system PLTS
untuk sumber energi karena hanya memiliki 2 musim tidak seperti didaerah Jepang, Amerika
dan Negara-Negara lainnya, tetapi sebelum praktek/pengaplikasiannya terjun kemasyarakat
secara luastentunya haruslah diberi pengarahan dulu kepada masyarakat baik itu lewat media
cetak , social, dll.
Dengan adanya pengarahan diharapkan hal-hal yang tidak kita inginkan terjadi,
danmengurungkan niat mereka untuk mengenal teknologi dalam perkemangan dizaman modern
ini. Dengan demikian secara perlahan dengan sudah taunya keuntungan dan penghematan yang
dirasakan secara perlahan mereka akan pindah ke-energi terbarukan PLTS
DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/9106342/Pembangkit_Listrik_Tenaga_Surya_PLTS_Energi_T
erbarukan
Holladay, April. Solar Energy. Microsoft Encarta 2006 [DVD]. Redmond, WA:
Microsoft Corporation, 2005.
http://en.wikipedia.org/wiki/Solar_cell

Anda mungkin juga menyukai