DISUSUN OLEH:
JURUSAN FISIKA
2019
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam
dihaturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad saw atas perjuangan beliau kita dapat
menikmati pencerahan iman dan islam dalam mengarungi samudera kehidupan ini. Dalam
makalah ini saya akan membahas mengenai “PANEL SURYA SEBAGAI ALTERNAFIF
PEMBANGKIT LITRIK TENAGA SURYA’’
Makalah ini telah dibuat berdasarkan dari sumber yang ada. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu saya berharap kepada pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun makalah ini. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Pembahsan.............................................................................................................
A. Kesimpulan ...............................................................................................................11
B. Saran .........................................................................................................................11
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi merupakan salah satu kebutuhan utama dalam kehidupan manusia. Peningkatan
kebutuhan energi dapat merupakan indikator peningkatan kemakmuran, namun bersamaan
dengan itu juga menimbulkan masalah dalam usaha penyediaannya. Pemakaian energi surya di
Indonesia mempunyai prospek yang sangat baik, mengingat bahwa secara geografis sebagai
Negara tropis, melintang garis katulistiwa berpotensi enrgisurya yang cukup baik.Pemanfaatan
Tenaga Surya melalui konversi Photovoltaic telah banyak diterapkan antara lain, penerapan
system individu dan sistem hybrid yaitu sistem penggabungan antara sumber energi yang
konvensional dengan sumber energi terbarukan. Pada kondisi beban rendah sistem bekerja
dengan sistem inverter dan baterai. Jika beban terus bertambah hingga mencapai kapasitas yang
terdapat pada inverter atau tegangan baterai semakin rendah, maka sistem kontrol akan segera
mengoperasikan genset, maka genset akan berfungsi sebagai AC/DC converter untuk pengisian
baterai, dan dapat beroperasi secara paralel untuk memenuhi kebutuhan beban tersebut. Dengan
demikian, kondisi pembebanan diesel menjadi sangat efisien karena hanya beroperasi pada beban
tertentu.
Untuk membuat modul fotovoltaik secara pabrikasi bisa menggunakan teknologi kristal dan
thin film. Modul fotovoltaik kristal dapat dibuat dengan teknologi yang relatif sederhana,
sedangkan untuk membuat sel fotovoltaik diperlukan teknologi tinggi. Modul fotovoltaik
tersusun dari beberapasel fotovoltaik yang dihubungkan secara seri dan paralel. Biaya yang
dikeluarkan untuk membuat modul sel surya yaitu sebesar 60% dari biaya total.
Jadi, jika modul sel surya itu bisa diproduksi di dalam negeri berarti akan bisa menghemat
biaya pembangunan PLTS. Untuk itulah, modul pembuatan sel surya di Indonesia tahap pertama
adalah membuat bingkai (frame),kemudian membuat laminasi dengan sel-sel yang masih
diimpor. Jika permintaan pasar banyak maka pembuatan sel dilakukan di dalam negeri. Hal ini
karena teknologi pembuatan sel surya dengan bahan silikon single dan poly cristal secara teoritis
sudah dikuasai. Dalam bidang fotovoltaik yang digunakan pada PLTS, Indonesia ternyata telah
melewati tahapan penelitian dan pengembangan dan sekarang menuju tahapan pelaksanaan dan
instalasi untuk elektrifikasi untuk pedesaan. Teknologi ini cukup canggih dan keuntungan nya
adalah harganya murah, bersih, mudah dipasang dan dioperasikan dan mudah dirawat.
Sedangkan kendala utama yang dihadapidalam pengembangan energi surya fotovoltaik
adalah investasi awal yang besar dan harga perkWh listrik yang dibangkitkan relatif tinggi,
karena memerlukan subsistem yang terdiri atas baterai, unit pengatur dan inverter sesuai dengan
kebutuhannya. Dalam penerapannya fotovoltaik dapat digabungkan dengan pembangkit lain
seperti pembangkit tenaga diesel (PLTD) dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTM).
E. Sistem PLTS
PLTS dengan sistem sentralisasi artinya pembangkit tenaga listrik dilakukan secaraterpusat
dan suplai daya ke konsumen dilakukan melalui jaringan distribusi. Sistem ini cocok dan
ekonomis pada daerah dengan kerapatan penduduk yang tinggi. Contohnya PLTS di
DesaKentang Gunung Kidul mempunyai kapasitas daya 19 kWp, kapasitas baterai 200 volt dan
beban berupa penerangan yang terpasang pada 85 rumah. Sementara itu PLTS dengan sistem
individu daya terpasangnya relatif kecil yaitu sekitar 48-55 Wp. Jumlah daya sebesar 50 Wp per
rumah tangga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan penerangan, informasi (TV dan Radio) dan
komunikasi (Radio komunikasi).
Dan sampai tahun 95 sistem ini sudah terpasang sekitar 10.000 unit yang tersebar di
seluruh perdesaan Indonesia dan pengelolaannya yang meliputi pemeliharaan dan
pembayaran dilaksanakan oleh KUD. Melihat trend harga sel surya yang semakin menurun dan
dalam rangka memperkenalkan sistem pembangkit yang ramah lingkungan, pemanfaatan PLTS
dengan sistem individu semakin ditingkatkan. Pada tahap pertama direncanakan akan dipasang
36.000 unit SHS selama tiga tahun dengan prioritas 10 propinsi di kawasan timur Indonesia.
Paling tidak ada 5 keuntungan pembangkit dengan surya fotovoltaik. Pertama energi yang
digunakan adalah energi yang tersedia secara cuma-cuma. Kedua perawatannya mudah dan
sederhana. Ketiga tidak terdapat peralatan yang bergerak,sehingga tidak perlu penggantian suku
cadang dan penyetelan pada pelumasan. Keempat peralatan bekerja tanpa suara dan tidak
berdampak negatif terhadap lingkungan. Kelima dapat bekerja secara otomatis. Pembangkit
listrik yang memanfaatkan energi surya atau lebih umum dikenal dengan
3.1 Kesimpulan
Energi merupakan salah satu kebutuhan utama dalam kehidupan manusia. Peningkatan
kebutuhan energi dapat merupakan indikator peningkatan kemakmuran, namun
bersamaandengan itu juga menimbulkan masalah dalam usaha penyediaannya.
Oleh karena itu, penyediaansumber energi alternatif seperti energi surya melalui pemanfaatan
sel fotovoltaik merupakansebuah prospek yang menjanjikan untk dikembangkan lebih lanjut,
mengingat pemakaian primerminyak bumi dan gas alam masih merupakan sumber energi utama.
Selain ramah lingkungan,sumber energi dari matahari tidak memerlukan perawatan khusus
secara periodik, yangselanjutnya akan mengurangi biaya produksi.
3.2 Saran
Penggunaan energy surya sangat efektif untuk menghemat energi baik didunia industry
maupun rumah tangga, diIndonesia sangat potensial sekali untuk menerapkan system PLTS
untuk sumber energi karena hanya memiliki 2 musim tidak seperti didaerah Jepang, Amerika
dan Negara-Negara lainnya, tetapi sebelum praktek/pengaplikasiannya terjun kemasyarakat
secara luastentunya haruslah diberi pengarahan dulu kepada masyarakat baik itu lewat media
cetak , social, dll.
Dengan adanya pengarahan diharapkan hal-hal yang tidak kita inginkan terjadi,
danmengurungkan niat mereka untuk mengenal teknologi dalam perkemangan dizaman modern
ini. Dengan demikian secara perlahan dengan sudah taunya keuntungan dan penghematan yang
dirasakan secara perlahan mereka akan pindah ke-energi terbarukan PLTS
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/9106342/Pembangkit_Listrik_Tenaga_Surya_PLTS_Energi_T
erbarukan
Holladay, April. Solar Energy. Microsoft Encarta 2006 [DVD]. Redmond, WA:
Microsoft Corporation, 2005.
http://en.wikipedia.org/wiki/Solar_cell