Anda di halaman 1dari 4

RESPONSI MINGGU KE-6 :

Analisis Alternatif Strategi dan Ide Pengembangan Bisnis

MATA KULIAH PERENCANAAN BISNIS

Disusun oleh :

Dewi Febriani J3J119056

Novi Sri Utami J3J119195

Syifa Nurrahmah J3J119266

Dosen Pengajar : Dr. Drs. Dadang Iwan Riswandi S.E., M.Si.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

SEKOLAH VOKASI IPB UNIVERSITY

IPB UNIVERSITY

2021
PEMBAHASAN
MATRIKS INTERNAL - EXTERNAL (IE)

● Internal Factors Evaluation (EFE)

Faktor Internal Bobot Ranking Skor

Kekuatan

1. Memiliki agen yang tetap. 0,11 3 0,33

2. Sebagai sumber pendapatan petani 0,1 4 0,4


karena bisa dijual sewaktu-waktu.

3. Dapat diolah menjadi berbagai macam 0,07 4 0,28


produk olahan.

4. Kualitas singkong lebih terjamin 0,11 3 0,33


karena adanya quality control.

5. Memberikan kemudahan dalam 0,1 3 0,3


meningkatkan peluang usaha
komoditas singkong yang lebih besar.

Kelemahan

1. Singkong merupakan produk yang 0,08 2 0,16


mudah rusak.

2. Daerah pemasarannya belum terlalu 0,16 3 0,48


luas.

3. Media sosial cenderung masih sepi 0,12 3 0,36


pada awal proses pemasaran dan sulit
untuk mendapatkan banyak
pengikut/followers.

4. Banyaknya pesaing produk olahan 0,09 3 0,27


umbi-umbian.

5. Sebagian besar kegiatan operasional 0,06 3 0,18


masih manual.

Jumlah 1,00 3,09


● External Factors Evaluation (EFE)

Faktor Eksternal Bobot Ranking Skor

Peluang

1. Adanya peranan pemerintah daerah 0,07 3 0,21


kedinasan dalam pembinaan,
pengawasan dan pengontrolan pada
singkong.

2. Penggunaan teknologi yang tepat akan 0,15 3 0,45


menjangkau pasar yang lebih luas.

3. Peningkatan harga penjualan 0,1 3 0,3


singkong.

4. Menciptakan kesetiaan pelanggan dan 0,08 2 0,16


meningkatkan perluasan pasar.

5. Menjadikan singkong sebagai sumber 0,1 4 0,4


makanan alternatif untuk menjaga
ketahanan pangan nasional.

Ancaman

1. Masih kurangnya kebijakan 0,1 3 0,3


pemerintah dalam mendukung
singkong menjadi pangan lokal
strategis.

2. Kenaikan harga input produksi. 0,08 3 0,24

3. Produktivitas belum maksimal dan 0,05 3 0,15


belum efisien.

4. Pesaing memiliki pasar yang lebih 0,13 4 0,52


luas serta memiliki teknologi dan
teknis promosi yang baik.

5. Kendala pendistribusian pada agen 0,14 4 0,56


tertentu.

Jumlah 1,00 3,29


● Titik Temu Skor dari IFE dan EFE

STRONG AVERAGE WEAK


3.0 – 4.0 2.0 – 2.99 1.0 – 1.99

HIGH I II III
3.0 – 4.0 GROW & BUILD

MEDIUM IV V VI
2.0 – 2.99

LOW VII VIII IX


1.0 – 1.99

Titik temu dari hasil skor IFE dan EFE berada pada Kuadran I artinya usaha singkong ini
sedang berada pada fase tumbuh dan berkembang dan untuk strategi yang digunakan adalah
strategi integrasi dan strategi intensif. Strategi integrasi merupakan strategi yang dilakukan
perusahaan agar dapat mendapatkan pengawasan yang lebih terhadap distributor, pemasok, dan
para pesaing baik melalui merger, akuisisi, atau membuat perusahaan sendiri. Strategi intensif
dilakukan dengan mengerahkan berbagai usaha yang intensif dengan syarat perusahaan dapat
memperbaiki posisi kompetitif nya dengan produk yang ada saat ini.
Strategi yang dipilih adalah strategi intensif, alasannya tipe strategi ini untuk dapat untuk
dapat unggul dan meningkatkan persaingan adalah strategi intensif. Strategi intensif ialah strategi
yang membutuhkan upaya intensif untuk meningkatkan posisi kompetitif perusahaan diantara
pesaing. Upaya intensif ini butuh aksi intensif secara terus-menerus seperti promosi, inovasi
produk secara simultan, merekrut tenaga sales forces, menjajaki outlet retail agar dapat
meningkatkan pangsa pasar dan meningkatkan persaingan.

Anda mungkin juga menyukai