(E-Book) Antena Prinsip Dan Aplikasi - Mudrik Alaydrus
(E-Book) Antena Prinsip Dan Aplikasi - Mudrik Alaydrus
Antena
Prinsip Aplikasi
fi.
Mudrik Alaydrus
ANTENA
Prinsip & Aplikasi
f''*" u {i q
I
I
%z l12 / WX /t I 2otz
Edisi Pertama
Cetakan Pertama, 2011 Kata Pengantar
Hak Cipta O 2011 pada penulis,
Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau rnemindahkan
sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun
mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa
izin ternrlis dari penerbit.
l.
.i i
,J';''1i
I ,1,
Dcngan perkembangan teknologi dan aplikasi nirkabel, bermunculan antena, yaitu teknik konfigurasi ulang antena dan sistem Multiple Input
pula berbagai jenis antena yang dirancang dengan karakter-karalternya Multiple Output (MIMO) menjadi pokok bahasan di bab I l.
yang berbeda-beda. Buku ini ditulis untuk memberikan ulasan tentang Bab 12 ditulis untuk aplikasi antena pada beberapa sistem nirkabel
prinsip dasar dari antena dan pemakaiannya di pelbagai aplikasi. yang populer sekarang ini, yaitu sistem seluler, Wireless Local Area
Bab I membahas dasar, sejarah singkat dan esensi antena dalam Network (WLAN) dan Radio Frequency ldentification (RFID). Bab terakhir
telekomunikasi, yang dilanjutkan dengan bab 2 tentang besaran-besaran memberikan ulasan singkat beberapa metode numerik yang biasanya
penting yang rnengkarakteristikkan antena. Besaran-besaran penting ini dipakai untuk menganalisa dan merancang antena, yang diharapkan bisa
menjadi pararneter dalarn spesifrkasi sebuah antena, yang hams dipenuhi memberikan gambaran singkat kepada pembaca, metode apa yang bisa
pada proses perancangannya. mereka gunakan dan software mana yang bisa dipakai.
Karena dasar dari ilmu dan teknologi antena adalah elektromagnetika, Buku ini ditulis sebagai suatu bentuk karya yang didedikasikan
tidaklah lengkap kalau tidak disinggung persamaan-persamaan Maxwell untuk masyarakat Indonesia, yang diharapkan menjadi satu literatur dalam
dan solusinya. Bab 3 mendapatkan tugas untuk melakukannya, solusi bidang teknologi nirkabel. Dan penulis berpesan, bahwa suatu tujuan dan
untuk struktur antena sederhana, yaitu dipol dan loop Hertz diberikan di cita-cita hanya bisa dicapai dengan keyakinan, ketekunan dan kesabaran.
sini. Bab 4 memberikan solusi untuk antena yang lebih aplikatif, yaitu Ketiganya harus dijalankan secara konsisten dan kontinu. Semoga Allah
dipol panjangyangjuga sering digunakan pada aplikasi nirkabel dewasa SWT merestui usaha kita.
ini. Antena dipol panjang ini adalah jenis antena kawat.
Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada Maryam ZA yang se-
Dalam banyak aplikasinya, sering kali digunakan sekelompok an- lalu menemani dengan penuh pengertian dan perhatian, juga kepada anak-
tena, yang membentuk suatu formasi tertentu. Kelompok antena ini dina- anak kami, Zainal Abidin, Muhammad Fatih, Adni, Muhammad Ayman
makan array. Bab 5 membahas teori dasar array, dan efek dari perubahan dan Sofia.
parametemya terhadap pola pancar antena.
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI ix
BAB I PENGENALANANTENA 1
1.1 Pendahuluan I
1.2 Esensi Antena pada Dunia Telekomunikasi Wireless 4
1.3 Jenis-jenis Antena g
Daftar lsi
Antena: Prinsip dan Aplikasi
13.4 Metode Diferensi Hingga Wilayah Waktu (Finite
Difference Time Domain) 301
13.5 Metode Frekuensi Tinggi (High Frequency
Methods) 307
13.6 Metode Hibrida 310
-oo0oo-
1.1 PENDAHULUAN
Antena adalah elemen penting yang ada pada setiap sistem teleko-
munikasi tanpa kabel (nirkabel/wireless), tidak ada sistem telekomunikasi
wireless yang tidak memiliki antena.
\\z w
pada antena yang lainnya. Peristiwa ini merupakan momen kelahiran dari
waveguide / \
waveguide telekomunikasi tanpa kabel modern yang gunanya bisa kita rasakan sekali
\Y dewasa ini. Atas dasar eksperimen ini Hertz dikenal dengan nama Mr.
LI
selombms
remm ..-- + gelombang
terhutun
Antenna.
Antena 1rcmmcr Antena penerima Setahun setelah kematian Hertz,di tahun 1901 Guglielmo Marconi
berhasil merealisasikan telekomunikasi jarak jauh, dari kota Cornwall di
Gambar l.l Peran antena di sistem komunikasi nirkabel
Inggris ke kota Newfoundland di benua Amerika, dengan menggunakan
Dengan definisi antena di atas, adalah suatu kepastian, bahwa di setiap gelombang elektromagnetika. Antena yang dipergunakan adalah 50 buah
sistem komunikasi tanpa kabel terdapat komponen yang bisa mengubah antena pemancar yang vertikal, yang dilibatkan dengan bantuan kawat
gelombang tertuntun menjadi gelombang ruang bebas dan kebalikannya, secara horizontal dengan 2 tonggak kayu yang berjarak 60 meter (gambar
komponen ini adalah antena. 1.3). Sebagai antena penerima dipergunakan sebuah kawat vertikal dengan
Pada sistem komunikasi tanpa kabel yang modern, sebuah antena panjang 200 m yang mengambang di udara dengan bantuan sebuah layang-
harus berfirngsi sebagai antena yang bisa memancarkan dan menerima layang.
gelombang dengan baik untuk suatu arah tertentu. Sejak saat itu perkembangan antena makin cepat, dan berkembang
Sejarah perkembangan antena dirunut balik pada konsep yang pula jenis-jenis antena sesuai dengan tuntutan padanya di setiap bidang
dikembangkan oleh James Clerk Maxwell, yang menyatukan teori listrik aplikasi.
dan magnet menjadi teori elektromagnetika, yang dirangkumnya di
dalam sebuah sistem persamaan yang kemudian dikenal dengan nama
persamaan-persamaan Maxwell. Dengan persamaan yang diturunkan
di tahun 1873 ini ia meramalkan adanya medan listrik dan magnet yang
merambat di ruang bebas tanpa adanya kabel. Medan listrik dan magnet
yang berubah dengan waktu ini dan merambat di udara, disebut juga
gelombang elektromagnetika. Dengan bantuan persamaan ini Maxwell
memprediksikan bahwa pada dasarnya cahaya juga merupakan gelombang
elektromagnetika dan gelombang elektromagnetika merambat di udara
dengan kecepatan cahay a.
Sembilan tahun setelah kematian Maxwell, tahun 1886 Heinrich Gambar 1.2 Antena refiector silinder yang bekerja padafrekuensi 455
Hertz melakukan verifikasi terhadap prediksi Maxwell secara eksperimen. MHz
Dia membangun dua buah alat berbentuk permukaan silinder yang terpisah
sekitar I meter (alat ini kemudian dikenal dengan nama antena reflektor
1.2 .TELEKOMUN
ESENSI ANTENA PADA DUNIA
IKASI WIRELESS
Wffi
Foto dan 3 x 2 dipole di dalam diagram radiasi
antena
Sebuah antena didefinisikan sebagai piranti yang dipergunakan un-
tuk rnengubah gelombang tertuntun di pemancar menjadi gelombang ruang Gambar 1.4 Panel antennas 730 684 Kathrein 890 - 960 MHz
bebas. Gelombang radio ini akan merambat di ruang bebas dari pemancar (data dari perusahaan Kathrein)
ke penerima. Di penerima, arrterra akan mengubah gelombang ruang bebas
Gambar sebelah kanan menunjukkan diagram radiasi horizontal dan
ini menjadi gelombang tertuntun. vertikal antena tersebut. Di bidang horizontal didapatkan beamwidth
Keberadaan antena pada sistem telekomunikasi tanpa kabel menjadi (lebar pancaran efektif) sebesar 65o, sedang di bidang vertikal 18".
suatu yang tidak bisa dihindarkan. Setiap aplikasi menuntut suatu karak- Semakin besar jumlah elemen di bidang horizontal ataupun vertikal,
teristik dari antena yang dipakainya, yang harus didapatkan pada proses akan semakin kecil beamwidth-nya, pengarahan energi menjadi
perencanaan perancangan antena. Berikut ini diberikan tiga bidang aplika- semakin terfokus ke arah pancarar, utama.
si penting dari penggunaan antena:
Dalam penggunaannya di menara, antena panel sering dipasangkan
l. Telekomunikasi dalam jumlah tertentu dengan arah pancaran berbeda-beda seperti
yang ditunjukkan di gambar L5. Diagram radiasi dari gabungan antena
Penggunaan antena pada sistem telekomunikasi ini, diprioritaskan
tersebut secara praktis bersifat omnidireksional.
ketimbang penggunaan kabel (saluran transmisi) dikarenakan oleh alasan-
alasan ketidak-mungkinan, ketidakpraktisan dan ketidakefi sienan:
I t.
8 'r 1"'
Anteno: Prinsip don Aplikasi Pengenalon Antena
,-
i:,
j .. ',:.
semua arah di bidang potongan teisebut. sehingga antena jenis
ini digu-
nakan oleh sebuah alat penerima jika tidak diketahui dari arah mana S=0o
sinyal
radio datang lo=o.
Dengan memanfaatkan bidang penghantar, dengan bantuan sebuah lo=o. ( )-l
)'1.
kawat yang berada vertikal di atasnya, kita bisa mendapatkan antena
dengan kawat bayangan (gambar l.lOb). Gambar 1.l r menunjukkan
dipol
\.-\r\ 'i\-t,, ,_-----\ a.y I
i+i
"\t\, '\\5);:-:'
foto
antenna monopole, yang terbuat dari sebuah konektor tipe N, yang pada I
3 cm. Antena
ini bekerja sangat bagus pada frekuensi 2,4 GHz. i+)
L./
I
l./
v)
-\*=0" -\="
a) b) c)
10
Anteno: Prinsip dan Aplikasi
Pengenalan Anteno
Gambar f .i4 adalah foto aritenna Yagi yang sering dipergunakan
pada aplikasi penerimaan TV di rumah. Aplikasi di gambar ini, antena Flat panel antennas untuk frekuenst
900 MHz 1800 MHz
Yagi digunakan untuk jaringan komputer tanpa kabel (Wireless Local
Area Network/WLAIt). Perbedaan kedua aplikasi ini di samping terletak
pada frekuensi kerjanya, juga pada polarisasi gelombang yang digunakan.
Pada aplikasi TV, gelombang elektromagnetika berpolarisasi horizontal,
sehingga elemen dipole harus terletak horizontal, sedangkan pada aplikasi
WLAN, polarisasi yang dipergunakan vertikal, sehingga orientasi elemen
dipole juga harus vertikal.
Gambar L.lS Array 2D dengan elemen antena dipol pada antena stasiun
basis
ittr
waveguide (pemandu gelombang yang berbentuk seperti pipa air).
-r-*1r i
Waveguide yang
diperbesar
waveguide
Gambar l.l8 Array dengan elemen antena slot pada hidung pesawat F'
1 6 (http : //www. airforce-tec hno logy. com/proi ects/fl 6/index. htm l)
Besaran Penting
pada Antena
rF t'
i
antena ' .':t
pemancar
'i[ I9 Gambar 2.4 a) Diagram radiasi horizontal antena omnidireksional
secara kartesian, b) Diagram radiasi vertikal
lt
22
Antena: Prinsip dan Aptikosi Besoron penting poda
Antena
23
r dipilih bebas, tetapi pengamatan harus berada di far-field dari antena,
r, = ff,i(s,g) ,6 (2.6) atau r >> 1,.
A
potensi daya lika Prdiberikan, kita bisa menghitung di setiap jarak titik peng-
Kerapatan daya S(9,<p) di suatu tempat menggambarkan d
antena adalah
elektromagnetika yang bisa diterima. Tugas dari perancang amatan dari antena
meletakkan sebuah antena dengan luasan efektif tertentu
A"rn sehingga
! (2.8)
didapatkandayaterimaminimalyangbisadikirimkankeelektronika ',=ff-
penerima (Pr:S A"u). Antena direksional mengkonsentrasikan energi ke suatu arah
dan
Berikut ini diamati aliran pengiriman daya untuk antena isotrop tertentu. Jika dipergunakan daya pancar yang sama seperti pada antena
antena direksional. isotrop, maka akan didapati perbandingan medan listrilc/magnet antara
ke antena isotrop dan antena direksional seperti ditunjukkan di gambar 2.7.
Antena isotrop mempunyai intensitas pancar yang sama merata
semua arah, jadi persamaan (2.2) menjadi
E(o,q)= Eo = konstan
Bola
selubung
fikrif
Gambar 2.7 Perbandingan distribusi medan listrik pada antena isotrop
dan direksional
Gambar 2.6 Pancaran energi pada antenna isotrop
bola Pada arah-arah tertentu, antena direksional mengirimkan intensitas
Dengan mengintegrasikan kerapatan daya terhadap permukaan
(2'7) yang jauh lebih besar dibandingkan dengan yang dikirim oleh antena
didapat daya total yang dipancarkan dan dengan persamaan
isotrop, dan pada arah yang lain intensitasnyajauh lebih kecil dibandingkan
oleh antena isotrop. Jadi antena direksional mengalokasikan energi secara
=
", fl
S(o,q ). aa =
*qo f,e)da =
|a: $a' berbeda pada setiap sudut pancarnya.
Dengan luas permukaan bola 4nf ,maka Untuk mengkuantifikasikan kemampuan pengalokasian energi ini,
,,=*4+*' didefinisikan perbandingan kerapatan daya dari antena direksional terha-
Sehingga didapatkan
D(o,q)=tryl (2.e\
Dan gain dari antena didefinisikan dengan bantuan efisiensi dari antena ,
Jawab:
Maka dengan efisiensi E: l, medan listrik antena direksional bisa
dituliskan dengan a. hpbw ditentukan pada saat intensitas medan menjadi 0.707 pada skala
linier dan skala logaritma pada 20 log 0.707:-3 dB. Dari gambar di
E(o,,p)=
ffWn t (2.r3) bawah kita dapatkan:
E plane: sekitar 10.
Gain dari sebuah antenna Go hanya berlaku pada satu arah pancaran
H plane: sekitar 90o
tertentu yang disebut dengan pancaran utama (main beam). Jika pada
aplikasinya, antena tidak diorientasikan (di-pointing) dengan pancaran 1. www.kathrein.de
-3 dB
s(s,e)= j[r{n,*[,"..
Pada bidang E (fungsi dari $): terjadi pada saat cos0 = 0.5, atau
pada O : 600'sehingga hpbw:2 600: l20o
Pada bidang FI (fungsi dari g): karena fuirgsi di atas bukan merupakan
fungsi dari rp maka tak ada hpbw untuk bidang H, antena bersifat
omnidireksional.
b. Pada bidang E: radiasi nol pada saat coS$ = 0, atau pada r} : 900,
sehingga fnbw:2 '900: l80o
Pada bidang H: kembali karena fungsi di atas bukan merupakan fungsi
dari q maka tak ada fnbw untuk bidang H.
120 150 180 210 240 270 300 330 36(
4
tWl diterima dengan antena yang bisa menghasilkan polarisasi vertikal. An-
-E' Lo'-
,12r tena horn dan antena reflektor juga menghasilkan polarisasi vertikal sesuai
dengan peletakannya. Jika bidang lebar didatarkan, maka akan dihasilkan
22, . K..os8"-f poladsasi vertikal. Jika bidang lebarnya didirikan, akan didapatkan polari-
D (O,q)= gf.Tt- = 4'coso sasi linier horizontal (medan listrik terletak horizontal)"
Ant I
2.4 IMPEDANSI MASUKAN
'lmpedansi masukan didefinisikan sebagai impedansi yang diberikan
oleh antena kepada rangkaian di luar, pada suatu titik acuan tertentu. Se-
perti divisualisasikan pada gambar 2.10, saluran transmisi penghubung
yang dipasangkan antena, akan melihat antena tersebut sebagai beban deng-
an impedansi beban sebesar Z,^.
HqI
EnV
maknanya. :rutcrrir monopole yang dirancang pada frekuensi 2,45 GHz. VSWR dari
,urtcna ini ditampilkan pada gambar 2.l2.Ketiga gambar ini ekuivalen dan
Kondisibeban dengan impedansi Z,,yan9 dipasangkan pada saluran
l,isa saling dihitung satu dengan lainnya dengan menggunakan persamaan-
transmisi dengan impedansi gelombang sebesar Zo akan mengakibatkan
l)crsarnaan (2.15) dan (2.16).
refleksi sebesar
---Z,r- Zu (2.14)
Zlno+Z
Yang secara logaritma bisa dihitung dengan
rau =2olodrl (2.1s)
\tf,j/
,#.
A/\ l,/\a
/ /\r\Thz- \r'\
L,l---+*<++t
\A-XS{I
fi,0'l
I v-tj-v/
\L-l
I
I
,ri
F€kreBi lGHTl
Gambar 2.13 Kiri: faktor refieksi antena ultrawideband Kanan: vsn/R -oo0oo-
antena ultrawideband
737 547
870 - S0 MHz
1/dBr
Halfewerb6am widlh H9lano'65"
Eolane 8 5'
9kg
u0 N lat 150 [dh)
200 kdh
{E
r(s)
ai =-ffV-+
s
lr|l aS
(3.2)
as = (3.3)
ffb
S(r')
IIIp"o,
Y
volume, integral permukaan tertutup dan terbuka serta integral garis Camtrar 3.1 a). Medan magnet akibat aliran orus listrik di sepanjang
tertutup dan terbuka merupakan hasil kajian dari disiplin ilmu matematika, kowat b). Medan magnet pada kawat yang terpotong (celah membentuk
khususnya analisa vektor. kapasitor).
Medan magnet tersebut berputar mengelilingi sumber, arus listrik di Keberadaan kerapatan fluks elektris yang berubah dcngan waktu
dalam kawat, yang menghasilkannya. Jika kita amati gambar 3.1.b yang ini juga membuktikan tetap berlakunya hukum kontinuitas arus (hukum
menunjukkan kawat yang terpotong, yang membentuk struktur kapasitor. Kirchhoff arus). Dengan membentuk divergen dari persamaan (3.5)
Di ruang antara kedua elektroda, yang diandaikan terbuat dari isolator ideal didapatkan
(dielektrika tanpa kerugian), tidak ada arus listrik. Tetapi, pengamatan v &xfr>v.i"+iov.D
menunjukkan terbentuk juga di sana medan magnet, yang juga berputar
Anteno: Prinsip dan Aplikasi Persamoan l{ioxwell dan Solusinya pado Antena Kecil 43
Sisi kiri persamaan di atas menurut analisa vektor pasti bernilai nol,
sedangkan term ke dua di sebelah kanan bisa digantikan dengan persamaan rncndapatkan kecepatan cahaya, c:v l{,1t =2.9975x108 m/s, atau
(3.7), menjadi scring dibulatkan menjadi 3x108 m/s.
B=lLH (3.1 1)
Kerapatan fluks magnetis nol di kedua ruang (di bidang batas),
lffi wuwnz
fi E,,=6r=6 Metslideal
Z n,,=o Vl.
?it='-,,t.rmukaon
'
'///ttt7777arrrr."
%
a) b) Gambar 3.4 Potensial vektor dan skalar sebagai besaranfiHif pembantu
Gambar 3.3 Kondisi bidang batos untuk a). Dua witayah dierektrika
3.2.1 Potensial vektor magnetis dan potensial skalar elektris
b). Dielektrika berbatasan dengan metal ideal
Pertama-tama diamati kasus tidak adanya sumber magnetis (i , =0,
3.2 POTENSIAL VEKTOR DAN SKALAR p. = 0 ), sehingga persamaan (3.5), (3.6) dan (3.8) menjadi
Dalam mencari sorusi dari persamaan Maxweil, seringkali YxFt = j"+ jtr'D (3.12)
kita
kesulitanjika langsung menggunakan besaran-besaran medan persamaan y xE = _i:oil (3.13)
di
tersebut. Potensial vektor dan skalar diperkenalkan sebagai
alat bantu untuk
mempermudah pencarian solusi persamaan Maxwell. V.E=0 (3.14)
Besaran-besaran potensial ini bersifat fiktif tidak memiliki Karena divergen dari curl selalu bernilai nol (dari analisa vektor),
makna
fisika secara langsung, tetapi mempunyai makna matematika. maka medan magnet induksi di persamaan (3.1a) bisa dituliskan sebagai
Gambar
3.4 menunjukkan bagan proses penentuan medan elektromagnetika, jika hasil curl dari suatu vektor yang tak dikenal I ,
sumber elektris dan magnetis diketahui. penentuan medan
sumber membutuhkan perhitunganyangsangat rumit. Dengan
langsung dari E =y x) (3.15)
terlebih da-
hulu menentukan potensial-potensial, dan darinya dihitung Dengan mengganti medan magnet induksi di persamaan (3.13)
medan elektro-
magnetika, kesulitan tersebut bisa direduksi secara signifikan. dengan persamaan (3. 15), didapatkan
Terutama
implementasi numeris dari prosedur ini menunjukkan kondisi
bagian berikut ini, kita akan menampilkan potensial-potensial
tersebut. Di yxE =-iai =-7oyxZ = v"@ + irl)o
yang dihasil_
46
Anteno: Prinsip don Aptikasi Persamaan fuloxwell dan Solusinya pado Anteno Kecil 47
Dari matematika juga dikenal curl dari gradien selalu bernilai nol, Persamaan (3.18) disebut juga kondisi Lorentz (Lorentz condilion/
maka argumen dari persamaan terakhir di atas bisa dinyatakan sebagai auge).
gradien dari suatu skalar yang tidak dikenal rp,
t)cngan demikian dari persamaan (3.17) didapatkan
E+i atl - -Y e,, atau dituliskan juga dengan Y'7+a'eP4=-VJ" (3.1e)
diketahui, maka dengan persamaan (3.15) dan (3.16) bisa dihitung medan
Dengan kondisi Lorentz, persamaan (3. I 8) menj adi
elektromagnetikanya. Step II2 di gambar 3.4 telah kita dapatkan.
Sekarang bagaimana menghubungkan sumber dengan potensial? .rov. A+Y'<p"=-y = rrl'ePQ, +V'9, =-y
Kita ambil persamaan (3.12), yang dengan persamaan (3.10) dan
Atau
(3.11) menjadi ( p konstan)
l-
:VxB
Y'g, +lo'e4q" = -? (3.20)
p
=J"+ jtuileE
Persamaan (3.20) ini adalah penghubung antara sumber elekhis
dengan menggunakan persamaan (3.15) dan (3.16), didapatkan dengan potensial skalar elektris.
v (v ))= vi yroep(- 7ro 7 -v q 3.2.2 Potensial vektor elektris dan potensial skalar magnetis
/" -\" "+ ")
v(v . 7)- v2 tr =i + a2 elri- i<oepVg,
"
Dengan mengambil kasus komplementar dari sub 3.2.1, yaitu tidak
v2 tr + a2 qrl= -pi *o(o. ; + yrep.p, ) adanya sumber elektris (j =0 ,Pn =0), persamaan (3'5)' (3'6) dan (3'7)
" (3.17) "
menjadi
Dalam melakukan pendefinisian terhadap e,, telah dilakukan yxfr=itl,D (3.21)
pembentukan gradien dari potensial skalar itu, dan ini telah cukup menurut
teorema Helmholtz. Sedangkan untuk l, baru dilakukan pembentukan
vxE-*i,,-ji.l'i {3.22)
(3.23)
curl. Sebagai pelengkap juga harus dilakukan perhitungan divergen dari V'D=0
vektor A. Karena vektor ini bebas dipilih, maka dibentuklah divergen Dengan melakukan proses yang analog, dengan mendefinisikan
(3.24)
yang akan mempermudah persamaan (3.17), yaitu D =-! xF
Y.A=-,rorpq" (3.2s)
(3.18) fr=-jtr,F-Vg.
19
48 Antena: Prinsip dan Aplikasi Persamoan Moxwell dan Solusinyo poda Antena Kecilil
serta kondisi Lorentz untuk potensial vektor elektris
lullils utama sekarang adalah mencari solusi dari persamaan tersebut di
V .F = -./os pq_ (3.26) rrs. Persamaan (3. I 9) dan (3.27) memiliki besaran berupa besaran vektor,
, r I
lrrng tetapi jika kita amati pada kordinat kartesian, bisa dianalisa setiap
didapatkan persamaan-persamaan diferensial untuk masing-masing kornponen (x,y dan z) masing-masing secara terpisah, misalnya komponen
potensial
z tlari vektor ,4
Y2F +a2epF = -Ei^ (3.27)
2,
Y2 A- + k' -- -ltJ,., (3.31)
Y'g^+rrl'epq. - -P, (3.28) Gambar 3.5 a) Arus listrik di titik asal, b) Arus listrik di tilik v'
p
r'dr\ +).
++(,' dr )
k2 A, +(,,
dr( +\.
dr )
k2r2A, =s
tr(r\=wj"."-'oo (3.38)
Dengan melakukan substitusi p = rA, menjadi
4nR
clengan * = lfrl =17 -/'l sebagai jarak dari titik sumber ke titik peng-
+*k,
dr-
p=o amatan P.
Y2V =-
p
6 (,) :+ V =J-P I (3.3s)
t 4ner
p
\/
)G\=
4rti1i'(7',)e-iolu-u'l
li_Fl
oo' (3.40)
7(/) OiseUut juga potensial ter-retardasi, karena efek dari sumber arus
i(r)=#f)+grv dl'= F "I .a_["'r'
't, r dr 4n
yang menyebabkan terbentuknya potensial ini didapatkan setelah selang
e"- ikr
waktu tertentu, yaitu bisa dilihat dari faktor eksponensial di rumus-rumus dengan mengandaikan I -+ 0, maka blsa dianggap konstan sepan-
r
di atas. Untuk elemen arus yang terletak di titik i' , yangberjarak l, - l'l jang dl '. -
dari titik pengamatan, terjadi keterlambatan (pergeseran phasa) sebesar
54 Anteno: Prinsip dan Aplikosi Persamaan lAoxwell dan Solusinya pado Antena Kecil 55
AQ)= !qtr t .t ."-'' .d- = A-d. (3.42) E= | (2,.t.( ir,*l) {l.coss.d
--- - -'r
irrrc (4n , \" ) ,2
Yang diberikan dalam komponen kartesian (komponen z) .[r ,(-u.+.;)+sins a$) (3.45)
Untuk perhitungan berikutnya, vektor potensial magnetis di atas
akan diubah ke kordinat bola, dengan aturan konversi Secara umum medan magnet dan listrik dari dipol Hertz (struktur
:urlcna yang paling sederhana) ini, sangatlah kompleks. Berikut ini akan
A, = A,sin0cos<p + l, sin0sinq + l, cosO
rlilakukan spesialisasi, yaitu dengan mengamati medan pancaran ini di
4 = A,cosOcosg + l, cos0sing - l, sin0 larak yang sangat dekat dengan antena, wilayah ini disebut juga wilayah
4 = -A, sing + l, costP rrrcdan dekat(nearfield region) danjuga untukjarak yang sangatjauh dari
Untuk menentukan medan listrik E digunakan persamaan Maxwell Transpor day a (v e kt o r P oy n t i n g) wtlk n ea r fi e I d adalah
I (persamaan (3.5)) - 1-
S =:ExH
Yxfr -./os E+i (dengan i=0 untuk r*0) 2
56 Anteno: Prinsip don Aplikosi Persamoan lAaxwell dan Solusinya pada Anteno Kecil 57
Medan magnet dan medan listriknya saling tegak lurus dan se-phasa.
.[*,,#,,,*,*) N4 c
sint)
r n p unyai ketergantungan dengan I I r terhadapj arak dan ketergantungan
2\4x ) ,
Vektor Poynting untuk far field adalah:
,5 untuk wil ayahnearfieldadalah besaran yang dominan dengan komponen - : I - -*
.S (3.s2)
imajiner, sehingga -ExH
2
f "" ne]S)= 0 : di nearfield daya efektif sangat kecil sehingga bisa : f,(r,r *ar), (a*a*Y =
)z,lu *l'
a,
diabaikan dibandingkan daya reaktif.
t
Far Field region: r(L.,./.l.sins)'a-
- 2""14n r
r yang sangat besar, atau dengan I
1
58 Anteno: Prinsip don Aplikosi Persamoon Maxwell dan Solusinyo pada Antena Kecil
jadi dipilih permukaan bola dengan radius r'
06-
(gambar 3'8)
Dengan elemen luasan pada kordinat bola 04.
o2
ffi = 12 sin0 dO d<P d,
0
n_2
,, :["[ir.(*, r !,i,s)' u, {4
{E
"sinededrpz, {8 -t
l5
\
*, --lr"(* , ,)T j.-'ed$de' 0.5
r22r 'r
J arp'Jsin',
sas
--Lr(k
,-'loi'' ') Gambar 3.9 Diagram radiasi tiga dimensi
dipol Hertz
=i'.(* ") ^8
21t. -
6
zU\fi.t.rY' (3.s4)
'T -
D _
rzn
dipole Hertz
Gambar 3.10 Diagram radiasi bidang vertikal
Fungsi direktivitas dari dipol Hertz adalah:
Direktivitas dipol Hertz I Do =
(p(f,q))."* = 1'5
adalah 2 ' O'*n'
-t^ ', S'4tr2d,
D($,9)= (3.55) Lebar beam (beam width) dari dipol Hertz
h Fungsi direktivitas maksimal pada sin2 d =
1 + 1! = !Q0' dan
menjadi ll2 Pada
=II2
gso"/.P
p(s,,p)= =
1sin2 s sin2 8ro.r", =+ -- 450,
.t .*)2 2
z,(r width diPoleHertz : 90o'
jadi beam
12*
Arus ldiberikan oleh sumber, yang dengan melalui resistansi radiasi n, =!]t( to.L\*. cose, dan (3.57a)
R,o, akan dipancarkan daya efektif Pr. Dari hasil di atas terlihat, jika I +TE \ r) r-
sangat kecil dibandingkan panjang gelombang l, , rnaka dipol menjadi tak
I
efektif (karena P, sangat kecil). Hn= r.o' (!* io-lr,rl{a..irs
4rc \r ) r- (3.s7b)
Gambar 3.9 menampilkan diagram radiasi tiga dimensi dari dipol
H* =0 (3.57c)
Ilertz. Sedangkan diagram radiasi bidang vertikal ditampilkan di gambar
3.10.
dan
i_ Ina2
";* k'
-"e-j* .sin0.i*
4It , r' (3.60)
.r(De
Di sini juga terlihat E dun F tldut se-phasa, berarti daya reaktif dominan
di dekat antenna.
Farfield region:
I ..
-<<
r
lK
Gambar 3.ll Loop Hertz (loop dengan radius yang kecil, a << )'")
3A,
ltt t! 2 (q) +
[,= - - . -
-ikr
I 9:- sin d. dr = -Z,H od*
A,.* f =o
jae 4n tot r e.6z) D<p
clan dengan
Ketergantungan terhadap jarak dan sudut pada loop Hertz sama
dengan pada dipol Hertz, tetapi polarisasinya sekarang horizontal.
Ve k t o r P oy n t i n g ttnfttkfor fi e Id adalah:
\z
r, 1..1,g
S=
lo
* tt. =
)z,ln rl' a, =
ir,($ r)
I (3.63)
oA,
J Y.l.l.n-'*
\an r "o.sl)__p.1./.r,*'rin*
=
Dan daya pancar a$ a$4nr
,, =)r,(#u)"!!sin3 rz *=i|(ir'*,' ry'"n) 4
sdsd<p =
,?rz,(o*)a
(3.64)
''e-'Jt'sin$+ *' '
Resistansi radiasi:
, =l', ,'(io.11 4 sine'd* =Hq'dq
4n [" r) r
*,=?=lz,@rcl (3.65)
Apendiks B Perhitungan medan listrik pada dipol Hertz
Diagram radiasi loop sama dengan dipol Hertz.
+ E= *'o, E , dengan medan magnet yang hanya memiliki
/ole
Apendiks A Perhitungrn fr dan i pada Dipot Hertz
komponen 9,
| [a(4.hs)-au)r-
v*tr=rsin$\ E= | .[ r
')
a(H*'ins)
.r--!a('ar) 'ot=
aS A0 ' ) , A, )
Tore [rsin9- A9-'-'
.i[*# -#),'.i(ry-*)u r
rsin$ AS
a(H, sin s)= 1 1
rsin$ 4zc \.'
. r .t .(,r * 1''1. ,-rn' . aGin' s)
r) r 0S
Aq
=+r t(ir.!\+coss
4x \- r) r
=0
u Antena: Prinsip don Aplikasi Persamaon lAaxwell don Solusinya poda Antena Kecil 65
,(('r.:) "
trr) Bagaimanakah arah 7' dan ke mana arus 1 mengalir, perhatikan
LaQu) :!.J-.r .r. r isualisasi berikut:
r 0r r4n dr
i'= cose'd, + sinq'd,
Arus mcngalir ke arah:
* l4n-, . r .(
(- 1,' . L. +\a-L si,s. asl
r ,') r
=
=@
Apendiks C Vektor Potensial Magnet dari Loop Hertz )G\ = t,
I o'i(- *'a, * to'*'u, )'-'*.fffi(*.il r.,
4n i, "' ,lr2 +rz -2arsingcos(g'-<p)
7=A,d,+Adu+A*d*,
yang mana masln g-masing komponennya bisa ditentukan dengan
A' = tr'a'
4n Jo
,lr' + a2 -2arsinocosg'
de'
0a =of0p 0a
af _ a (u,*1_ - iip.e-itq -"-ir'P =-( ,o*rl'3
d,'du =coSOcoS(p=cosO dr'du =cosdsin<p=6
dan
ar-orl , )- p2 \ p) p
, lt I acos ?,"'f sin ,'"-irJ'\"\z**o*'o' dtp' 0p a-rsin$cosg'
4tr -"'" J, S\ o' -2orri"6cosp,
-r:-'
A., -- I
0a ,lr' * a2 -Zarsingcosrp'
--:
aa .oq - -sinq - 0 dan d,'dr = cosq = 1 a(f @)
= _( ,0* f'lal. a - rsinecos<P'
oa \.' p) p p
[;* ;)+.sin
uq']'n)
Sehingga Y x)=rsin$ ' r 0r r,
I = aS a,-!aV!o)
r a(4sins)= I y!!t_l ,o *!\"-to'. aGin2 s)
f * { *,(io . :)+. sin scos p, rsin$ ag rsin$ 4n (.' r ) r 69
70 Antena: Prinsip don Aplikasi Persamaan Aiaxwell dan Solusinya podo Anteno Kecil
n, =2t !o' ( ,o - !\r!.cos
4fi r) r'
$, dan E =_l_ (_r!t (_ ir,, _L*+.4..l,-'n' .,'n s
\ +Tt r r- r") r
,r0rt [ I
Ho=
lno (!* i*-t,r)" '.*".rrng \
o 4n (r '' ) ,, 2Ira2(.. l' -ikr
4Tc \ r/ r' )
Apendiks E Medan Listrik Loop Hertz
Medan listrik loop Hertz:
p=J- @( io .t-){.sine.d,
47t\ r)r
"/('l)€
-l
E-_.YxH .oo0oo-
jae
Dengan
He=0,
Ils * /(9), dan
H, * "f (<p)
r( 0r -9!'\u
Yxfr =!(a('u")
aS, *
,(G.'r-u,)*)
la(.H*) _t Ina2 .sin S
r0r r4n 0r
,((i . +_u)"'.)
=?
i
5)"-,
_ * _, r(i. + -r,'),-i*
t a(rrrr)_ tna2 ( :r3 t2 . zit . 2 \
;tr=-;[- -;.f.;)';'^n
-rrz
io
t aH, __ztna2 (**l)r 1'..ins
r dS 4n (" r) rt
72 Anteno: Prinsip don Aplikosi Persomaan lloxwell don Sotusinyo pada Anteno Kecil 73
Antena Kawat
Antena dipol atau monopol adalah jenis antena yang paling banyak
digunakan dalam aplikasi komunikasi tanpa kabel. Aplikasi pada pe-
nerima broadcast, yang pada penggunaannya tak rnementingkan di arah
sudut mana penerima terletak, maka antena jenis ini akan diprioritaskan,
seperti antena pada handphone, pada komputer yang terhubungkan dengan
WLAN, dan lain-lain.
Keuntungan lain dari jenis antena ini adalah mudah untuk <tripoduksi
dan murah.
:!_
2
R,.d =+(*\r. (4.5)
Gambar 4.1 Arus berbentuk segitiga pada antena dipole pendek nilai efektif arus. Sehingga hanya merupakan besaran banhr saja dan tidak
memiliki makna seperti halnya resistansi pada umumnya.
Di apendiks 4.A diturunkan ekspresi untuk vektor potensial magnetis-
yaitu Impedansi masukan yang dibahas di bab 2 yang memberikan peng-
nya,
aruh penting pada kondisi refleksi sinyal bisa dihitung dengan bantuan re-
AG)=!*{u
24It r (4.2) sistansi/impedansi radiasi ini melalui perbandingan day a, y ang didapatkan
dengan
o=t(ffiI2"
'" -
6a ( sin( si,@
20 )
tA.)"' (4.8) ," '*[o[1-,'),nt t o<,'<!-
I(z') = (4.e)
Pada interval nilai )"150<l < 1110, resistansi masukannya sekitar
-( ,.,'"[o(1+,')u,tut - !-.,'=o
20C)..21o.
4.2 DIPOL PANJANG Distribusi arus pada antena simetris, arus yang dikirimkan oleh gene-
Dari pembahasan saluran transmisi [MA09] diketahui, bahwa arus rator ke suatu arah tertentu, akan kembali dengan arah yang berlawanan, di
yang mengalir di atas sebuah saluran transmisi tergantung dari beban yang antena arus ini akan bersuperposisi secara konstruktif untuk menghasilkan
dipasangkan pada ujungnya. Untuk aplikasi antena dipole, saluran transmisi medan jauh.
ini dibiarkan dalam kondisi open. Ujungnya terbuka, sehingga akan
Jadi penggambaran arus paling mudah kalau dilakukan dari ujung
terjadi refleksi yang sempurna. Refleksi ini menyebabkan terbentuknya antena ke tengah.
gelombang arus berdiri, bahwa besar atau kecil dari bentuk arus akan tetap
Di gambar 4.2, pada antena dengan panjang l=?'"12, di tengah
pada suatu posisi tertentu. Di ujung saluran transmisi ini arus harus bernilai
antena akan terbentuk nilai maksimal arus. Pada antena dengan panjang
nol, dan ke arah sisi dalam antena akan terbentuk arus dengan fungsi sinus.
Gambar 4.2 menunjukkan distribusi arus sesuai dengan kaidah dari saluran
I =7t, ,arus akan melakukan perubahan setengah periode, sampai kembali
rnenjadi nol di tengah antena (pada posisi feeding-nya). Pada panjang
transmisi untuk panjang kawat yang berbeda-beda.
l=3?yl2 kembali di tengah antena nilai arus maksimal, pada panjang
f\
E
'I=+ I = 2)"kembali arus di tengah nol, dan pada panjan g 3?" I 2< / < 21, arus
$
analisa di sini sekarang kita cukup melakukan pendekatan seperti ini.
$
31 l<2)
(3.41)
dengan
Eu = Zo. Hr (4.12)
0,25 87'
0,5 78"
0,75 64,
1.0 47,8"
200
-'
D=
i#[."'( *"*u)-.".(, i)'^
150
100
Antena Kawot 85
Antena: Prinsip dan Aplikosi
l);rya pancarnya:
direklivilu P=)-2.r,'i#*"(1*'up
l )an resistansi radiasi dipol panjang
R,.d --
# = j z.i#."" (;*, o) o = 7 3{l
(dengan Z"=120n{l)
I)irektivitasnya:
panjang anlenna
dalam ),
Direktor 3 6.5
Direktor 4
6L_
0 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35
D, in tr.
7G)=l*eau.
24n r -
+
"o,
o,
^(r
r
i)- "{- ; )). o"-
ui*"
"l* tak berkontribusi pada daya efektif
z(i)=*,o1'_;lr,"'*l*"o+7/ccoszrsi"(rl)-r"*(ri\+r" n =j
*#[."'(or*.o)- *'(r
i\+,.
dan dengan
Di kordinat bola:
Eu = ZoH*
A, = A, cos0 * /(g) 4 =-A, sinf + /(g) Ac =o
_u(* r*olo
uu, "'ru"'.'
.,0 *, o,^(o
r)- o
","(o r\{ ",,
o) BW=abs (2. * (posmax-pos_3dB) ) *180/pi;
-oo0oo-
Antena Arrag
5.1 PENDAHULUAN
Diagram radiasi dari sebuah antena secara sendiri (single antenna)
biasanya relatif lebar, misalnya dipole setengah panjang gelomb ang (l /2 )')
rnemiliki beamwidth 78o, atau dipole dengan panjang lambda 48o. Antena
yang memilibi beamwidth lebar akan memiliki direktivitas dan gain yang
relatif rendah.
E =*r,,1+.sin
4nl-t12) {2,,, *"-4*"r+) .sinf,do,,'],r.r,
antena I
)""""0 )l
E --Lz4xl.' - +-
, .,1 ''tlr'-ri*""-t) "-i(r,+r!*"0*f z]au
Untuk jarak dari antena ke titik P kembali digunakan pendekatan fin
)
medan j auh, y ang menghasilkan, masing-masing untuk variasi phasa
d
= r--cos0
r,2 (5.4) E =*, ,,
4nr"[., +.sinee.
aol"'(oi*'*t) *"-'(ri"'*'))
d
"2 +f cos0
r.t = r (5.5) , =*, , , +.sind. ao.zcoslr&cdcoso+ B) (s.7)
dan untuk variasi amplitudo Pada hasil perhitungan di atas, didapatkan medan listrik yang di-
rr=r2=r (5.6) hasilkan oleh array yang terdiri dari dua dipol Hertz
Lakukanlah pengujian pendekatan jarak r, dan r, di atas untuk di ampritudo, yaitu t/r, t/r,,
amplitudo dan phasa. Il lil;, ,1,#;I::X-$iengaruh atau dan
Jawab:
untuk merihat pengaruh di kedua
bagian itu d,akukan anarisa
dengan nilai-nilai khusus,
P(r, $,q) misalnya jarak ke titik p
jarak antar antenna sebesar , = zoometer,
d:
I meter lworse caselkasus ekstrem
cos g = I).
I
lt = r -
-dcosO =200m_0,5 m: 199,5 m, maka l/rr:0,0050125
m-rdan
I
12 =r +-dcosO= 200 m * 0,5 m = 200,5 m, memberi kan
l/rr:
I 0,0049975 ma,
sedangkan I/r: Q,QQ5 6-r.
Sehingga untuk pendekatan
l/r, = l1y dan l/r, l/r
I I
error sebesar 0,25yo. = memberikan
pendekatan
I
ini tak boreh dirakukan untuk
phasa, karena kerebihan
Dengan menggunakan segitiga AOp di gambar, atau kekurangan factor ld.o.O
bisa dihitun g jarak akan menjadi penting akibat dikalikan
rr menggunakan rumus kosinus dengan kons tanta phasa
klung -.ngundung informasi panjang gerombang.
Jadi harus diamati factor nf"oro,
jika jarak antena sebanding
,, = b, + Q t zal - 2r.t / 2d co, ol', ='('-l"o"J" paniang gelombang, misal
dengan
aplikasi di atas digunakan
300 MHz yang panjang gerombangnya urt t r..tr.rr],
rebih kec, dari r m, factor
sudah tersebut
memberikan deviasi sebesar r 1g0".
t@
Antena: Prinsip don Aptikasi
Antena Arroy
rcl
T
Contoh 5.2:
Diberikan array seperti di gambar 5. I , tentukanlah posisi nol medan c. F = -n l2'. makacoso -, : o(,.;) + cost = 4n +3
listrik total untuk jarak kedua dipol 7 = I dun phasa arus sebesar
4 Solusi hanya untuk n : -1, cosO = -1, atau O = 180' .
a' F =0 b.F =n l2 c.0=-n12 Gambar AF dan diagram radiasi array ditampilkan berikut ini.
Jawab: Untuk kasus B = 0, tak ada perubahan yang signifikan pada diagram
radiasi. Sedangkan pada B =frt 12, diagram radiasi array mengalami
E Uitu nol jika E r,*, ,oo = 0 , yaitu dari karakter antena penyusun perubahan dibandingkan dengan dipole Hertz. Terjadinya perubahan arah
array ini
pancaran utama yang mengarah sekitar 30" ke atas atau ke bawah dari
atau AF :0 yang diakibatkan oleh pengelompokan antena. bidang horizontal.
AF = 2"o,(o . o. o
l"o, +)=
atau dengan d =I, AF =z.or[f,.o, o.
+)=o 9=n/2
a. 9=0:makacoso=
{".*)
Di sini terlihat dengan n = ..., -2, -1, O, 1,2,..., cost} >l atau
cos0 < -1, sehingga tidak ada solusinya. F= -nlZ
b. F =r 12:makacos0+r=y'r*f') =+ cos0
-- = 4n+l
( 2)
Solusi hanya untuk z : 0, cos0 = 1, atau O = 0o
-T
-,I I
*
Jawab:
Maka dengan acuan sudut $, dipor Hertz memiriki diagram pancar fi=nl!
$=nlZ 9=-n/Z
dengan fungsi cos8. Dari pengamatan sederhana ini kita bisa melihat efek yang ditimbul-
sedangkan AF memiliki bentuk yang sama seperti contoh sebelum- kan oleh array dengan bermacam-macam phasa dan orientasi antena.
nya, karena tak ada perubahan parameter pada fungsi tersebut. Contoh 5.4;
Gambar berikut ini menampilkan diagram radiasi array. pada kasus Amati fungsi AF untuk jarak antarantena yang divariasikan dari)'|4,
F = rc I 2 , antewra I berfungsi sebagai reflektor, sehingga arah pancaran X12,3?'14, dan 1".
utama akan ke -180,, sedangkan untuk
F =-nl2 terbentuk kondisi
Jawab:
sebaliknya.
Gambar berikut menunjukkan AF yang mengubah akibat variasi
jarak antara kedua dipol Hertz
Gambar 5.3 Array linier yang terdiri dari N buah antena di sepanjang
sumhu z
trf _f
- t
Iz = I 'ei\
I'=I'ej29
atau secara umum
5.3 ARRAY LINIER N ANTENA
I,=I'"ib-t)9 (s.10)
Sekarang kita akan lakukan pengamatan pada array yang secara
umum terdiri dari N buah elemen antena. Gambar 5.3 menunjukkan array Jarak dari setiap antenna ke titik pengamatan P di medan jauh
tersebut yang disusun secara vertikal di sepanjang sumbu z. Jarak antara adalah
antena yang berdekatan sama, yaifu d, sehingga besar total antena adalah fr=T
(N- l)d
rz = r -dcos0,
\ = / -2'dcos0
array
Dengan analogi perhitr,rngan seperti pada array dua elemen, faktor
untuk struktur array di gambar 5.3 menjadi
'',(r)
AF =1.t, * Faktor array mempunyai nilai maksimal AF^ : N.
"i(kdcoso+f) "iz(u"oso+0) (s.r2)
a coso+fl)
+ ... * Atau dengan me-norm faktor array di atas, kita dapatkan
"fi(kd "i(tt-t\ucosarp)
Dengan
AF, (5. l7)
P :ftdcos9+p (s.13)
menjadi
0.9
Cari alternatif yang penulisannya lebih korrpak akan diturunkan di
sini, yaitu dengan mengalikan rumus ini dengan e/v , sehingga 0.
o.4
AF -(eiv -1)= ei*v -l
0.3
. Ntt, .Ntt/ .NV/
J . -J
iL'-
DjNtt/ _l oJ e ' -e z "
o.2
-tt/ .tl/
erY -l iY
e2 e'-e
J j J1
0.'t
ou
-'t o -5
AF="j('-'Eq _-..r+ w
1
I
,*-e
%' 3 4 s 6t 7 B
o*,,, =arccos
l++1.* ) 6.23)
Gambar 5.5 AF terjadi dari pembagian dua buahfungsi sinus berbeda dengan n 10, N,2N, ...
periode Contoh 5.6:
5.3.1 Posisi Nol Array N Antena Untuk N : 6, tentukan ke arah sudut mana tidak terjadi pemancaran,
asumsikan seluruh antena dicatu secara se-phasa dan jarak antarelemen
Posisi nol dari array N antena bisa didapat dengan menjadikan
0,5 1".
persamaan (5.17) menjadi nol
Jawab:
AF,,
,"N= L ""[tJ=o (s.1e)
Dari persamaan (5.21) didapatkan V yang menghasilkan AF men-
jadi nol, yaituuntuk n=|,2,3,4,5:V =t1rc ,t?n,X1n,+ln, dan
',"[5) s3333
+]-n
J
Sedangkan posisi arah pemancaran bisa ditentukan dengan persa-
"*,
,tr[*)= o o"n*u, syarat ,*(]). o (s.20)
maan (5.23)
5
Nilai maksimum terjadi jika kasus terpenuhi, yaitu pada V , = lTc = 2,618, secara eksak2,6027
# f)
t
\I e = ;fr nilai terakhir, jadi bukan maksimum dari AF
dengan fl:0,1,2, ..... o
Posisi nilai maksimum di atas adalah maksimum global yang meru- Posisi di atas tentu saja bisa dilengkapi dengan nilai-nilai negatif
pakan nilai AF yang paling tinggi. Di dalam aplikasi antena, maksimum dari y dan periodisitasnya dengan periode 22.
giobal ini adalah main beam. Selain itu AF mempunyai nilai maksimum Tabel 5.1 menyatakan hasil dari perhitungan posisi side lobes dan
yang lain, maksimum lokal, seperti yang terlihat di gambar 5.5. Di aplikasi peredamannya secara aproksimatif dan eksak.
antena, maksimurn lokal ini adalah side lobes.
. (a,rv
sml
\ 2
l
1,5708
0,9756
1,3910
0.9273
12,93
AFu _t \2
-l )=L sin(3x1,571) = I -l = _0,235j 4 0.7153 0,6955
5,21
2,8s
6 sin(1,571l2) 6 0,707
' .r"(,Y)
5 0,5665 0,5564 1,82
8
0,401I
0,3503
0,3974
0,3478
0,93
0,72
9 0,3109 0,309 l 0,s8
Karena maksimum dari AF terletak di ry:0, maka untuk antena Sesuai dengan pendekatan yang dilakukan untuk persamaan (5.26),
yang sangat direktif besar kemungkinan batas beam width-nya tak jauh yang akan bagus jika antena yang dimiliki memiliki beamwidth kecill
dari y:0. sempit, dalam hal ini memiliki N yang besar. Tabel memberikan hasil
kuantitatif tambahan. Untuk N > 5, kesalahan sudah dibawah2%o.
Untuk nilai y yang sangat kecil, AF bisa diaproksimasikan menjadi
Contoh 5.8
I I
AF*
N N V
='{ry) Diberikan sebuah array yang terdiri dari 6 buah elemen antena isotrop
yang dicatu dengan arus yang memiliki amplitudo sama dan se-phase.
2 Jika jarak antarantena sebesar setengah panjang gelombang, sketsakanlah
Sehingga dengan menggunakan tabel si seperti diberikan di apen- diagram radiasi array ini.
diks 5.A kita bisa mendapatkan batas beam width irri dengan pendekatan Jawab:
di atas menjadi
Data yang kita miliki 6, B : 0, d/)": 0,5, dan untuk ele-
adalah, N:
Nv (s.26) men berupa antenna isotrop, diagram radiasinya sama dengan AF, yaitu
2
- +1.39r
AF* 0.9r
i
'',(f) 0.81
o7)
Yang ditunjukkan di gambar 5.5. Dengan
06i
\t =2n4"or0+ B =n cos0 0.5i
lL
O.4'
Untuk O berlaku interval 0 <8 < 180', sehingga dengan
I
i
0.31
V =zr cos0 kita dapatkan hubungan sudut pancaran dengan besaran
bantu y. 021
1l
0.1i
i
I
9e 4 \-2
\o V
V =rucos0+1
6
v/
0.7-- -l
0.6---
0.5- ----
0.4- -
0.3 ----i
=,.("^e *!)=
o e =ee,sr
o'2- i
0.1- - :
-5rd6 = -2,618
120 180
9o- a
-------i
= 180'(V = -2,618)3 = 0'
S
(V = t66Tf-------->
Gambar 5.8 Grafik penghubung sudut pancar $ dan variabel bantu ty
Gambar 5,9 AF dengan korespondensi 9, untuk dh: 0,5 dan p:jA,
120 Antena: Prinsip dan Aplikasi Anteno Arroy
Diagram radiasinya diberikan pada gambar 5.10. Phasa sebesar 30o
menyebabkan terjadinya perubahan arah pancaran (tilting) sebesar 9,59' linier dengan 0 =30" . Jarak antarelemen d =?u. Berikanlah sketsa dari
ke arah bawah. tliagram radiasinya, tentukanlah arah pancaran maksimalnya, arah side
lobes dan besar redamannya.
.lawab:
y'1. _lt
=2tr$"oro +F =2n cosr) + -
6
6,81 \ :\-
I
Gambar 5.10 Diagram radiasi array 6 elemen, dengan d/L: 0,5 dan i
9: iU '\
i i \i
\i
T
Contoh 5.10: i--f--\ l
jang gelombang, berapa beda phasa yang harus diatur sehingga main beam \ i
llti
rll
i
Jawab: illt l
l I
!ltt I
- - - t - - - - - - -t- - - - l- I
V =ncoso+B lir
rl
y:
l
Karena main beam terletak pada 0, maka dengan $:87", di- '5,76
dapatkan nilai phasa 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
B
: - ncos 87o : - 0,052 n : - 9,42o. Gambar 5.ll Grafik penghubung sudut pancar $ dan variabel bantu t4t
Contoh 5.11:
Diberikan sebuah array yangtersusun dari 6 buah elemen yang seje-
nis dengan amplitudo arus yang sama dan phasa arus yang berubah secara
v t)=arccos[[.
Peredaman
Dan tambahan side lobe pada O = 180' atau tlr = - 5,'16, dengan
r)
')
-3,82 dB.
40 60 80
Antena APetture
dan Horn
6.1 PENDAHULUAN
ke dua yang dibahas di
Antena apertur adalah jenis teknologi
antena' Antena apertur menggunakan
buku ini untuk membuat struktur adalah
gelombang)' Jenis yang sederhana
teknologi waveguide(pemandu
penampangnya dan dibiarkan terbuka'
sebuah waveguideyang dipotong
yang berbentuk potongan
Gambar I mentrnjukkan contoh antena aperture
6.
metal dan ujung satunya terbuka
waveguide,dengan ujung satu tertutup
Energi masuk ke waveguide melalui
dan terhubung d"ng"' ruang bebas'
di gambar ini'
konektor kabel koax seperti ditunjukkan
konektor + aPerlure
kosx U
Pr
Pembesaran aperture yang baru ini pada antena horn secara otomatis
6.2 TEOREMA KEUNTKAN (UNIaUENESS
juga akan memperbesar gain yang akan terbentuk. THEOREM) DAN TEOREMA EKUIVALENSI
(EQUTVALENCE THEOREM)
Di bab ini kita tidak akan membahas performansi antena pada faktor
refleksinya. Hal ini kita kembalikan pada performansi transisi dari kabel
Di dalam elektromagnetika berlaku teorema keunikan (gambar
6.3) yang menyatakan: pada sebuah wilayah (yang mengandung kerugian/
koaxial ke waveguide melalui adapter. Di sini diamati diagram radiasi an-
lossy medium) medan elektromagnetikanya bisa ditentukan dari sumber
tena apertur dan horn serta gain yang akan dihasilkannya.
arus listrik/magnetik ditambah komponen tangensial medan listrik pada
seluruh bidang pembatasnya (pembungkusnya), atau komponen tangen-
sial medan magnet pada seluruh bidang pembatasnya, ataukomponen tan-
132 Antena: Prinsip dan Aplikosi Anteno Aperture dan Horn 133
sing menjadi arus magnet permukaan dan arus listrik permukaan, yaitu
gensial medan listrik pada sebagian bidang pembatasnya dan pada bagian
dengan rumus
pembatas yang lain diberikan komponen tangensial medan magnet. Bidang
pembatas kedua ruang ini adalah S.
j, = fix*o, dan (6.1)
Selain itu ada juga teorema ekuivalensi (gambar 6.3) menyatakan Ms (6.2)
=-fixE* m
dua problem yang ekuivalen jika memenuhi syarat-syarat tertentu. Teorema
ini didasarkan pada terorema keunikan, bahwa dengan memberikan kom- dengan vektor normal satuan fi pada bidang S yang diarahkan ke
ponen tangensial dari medan listrik dan medan magnet pada permukaan ruang A.
pinggir/pembungkus ruang yang kita bahas, maka problem kita lengkap. Jadi dengan dimilikinya informasi akan medan tangensial pada per-
Pada gambar 6.3 kita akan mencari medan elektromagnetika di ruang bebas mukaan suatu volume, kita bisa mendapatkan distribusi arus yang akan
(ruang A yang dibatasi oleh sebuah bola dengan radius r -i -). Di dalam digunakan pada integrasi radiasi untuk perhitungan medan listrik dan mag-
ruang A terdapat ruang B (ruang B c ruang A), yang di dalamnya terdapat net, terutama di medan jauh.
arus pembangkit medan elektromagnetika di seluruh ruang itu. Di ruang B
Contoh 6.1: Aplikasi teorema keunikan dan teorema ekuivalensi
ini mungkin arus listrik dan magnet J, M terdistribusi secara kompleks
atau tak kita ketahui susunannya sehingga tidak memungkinkan kita untuk Sebuah antena aperture yang terbuat dari sebuah waveguide dengan
menggunakan integral radiasi untuk menentukan medan elektromagnetika bidang aperture pada bidang penghantar ideal yang tak terhingga luasnya,
dari antena tersebut. Teorema keunikan menyatakan ada struktur lain yang seperti pada gambar 6.4a).
sama dengan solusinya jika kita mengenal medan listrik dan magnet ta- Andaikan medan listrik tangensial pada aperture diberikan, yain E,.
ngensial hanya pada permukaan (bidang S) pembungkus volume ruang Tentukan model yang ekuivalen dengan problem ini untuk mendapatkan
B, tanpa harus mengetahui apa yang terdapat di dalam ruang B. medan radiasi di ruang bebas.
Ruong
tf,tu,
,(:,'a'-i"..,
+ ll-
l.' vwewt* | E, RwvA |
I
\"...
7r*o jr=o
terdapat ruang B" Ruang B melingkupi semua bagian yang tidak dikenal Ruong bebus,
E"']r" fur=o
sec&ra detail (waveguirte dll.). Pennukaan pembungkus ruang B (bidang fu"=0
"'-'-"-"'1 -
S) terdiri dari bagian hidang penghantar yang tak hingga besamya (bagian .Jr*0
l-
'Js=0
I I
kanan atas), aperture waveguide (kanan tengah) dan penghantar tak
; fu,=-fi"E, i fu'=-2fi"E'
hingga (kanan bawah) dan ditutup pada sisi yang tak terhingga (kiri secara I..-->N
!+n
keseluruhan), gambar 6.4b) menunjukkan hasil ini. Bagian kiri secara jr=o
1r+o
keseluruhan terletak di tak terhingga, sehingga efbknya tak ada untuk
fur=0 fur=o
tempat lain. Oleh sebab itu bidang S yang kita amati hanya yang sebelah
kanan. Di sini kita berusaha untuk menerka medan tangensial padanya dan
a) b) c)
arus ekuivalensi yang dihasilkan melalui persamaan (6.1) dan (6.2).
Gamhar 6.5 a.) Teorerna elruivalensi secartt umum, b) Iv{engisi ruang
Perhatikan bidang S kanan atas, karena terbuat dari penghantar ideal,
B dengan penghantar ideal, c) Dengan metode image, aras magnetis
maka tidak ada medan lisrik yang tangensial {Erun= 0), jadi dengan
menjadi dwa kali lebih besar
persamaan (6.2), di sanaM, = 0, sedangkan medan magnet tangensial
biasanyatidak 0 ( fr,"^ # 0 ), sehingga kemungkinan mengalir arus listrik
di sana J, * 0. Hal ini juga berlaku pada bagian penghantar di bawah.
6.3 ANTENA APERTURE PERSEGI PANJANG
Pada bagian aperture, biasanya medan listrik dan magnet transversal ada, Contoh 6.2: Antena aperture segiempat dengan medan listrik
sehingga di sana ada J, * 0 dan fu , = -ixE,. Hasilnya ditunjukkan konstan
di gambar 6.5a.
136 Anteno: Prinsip don Aplikasi Anteno Aperture dan Horn 137
1
Diberikan sebuah antena aperture pada bidang penghantar ideal
yang terbentang tak terhingga. Jika pada aperture berlaku medan listrik Jarak dari sumber arus ke titik pengamatan lf - i'l Uiru didekati
yang konstan dan memiliki arah ke sumbuy, dengan cara
l- r" =, ry adalah sudut yang dibentuk oleh garis dari titik nol ke titik peng-
amatan dan garis dari titik nol ke titik sumber seperti terlihat di gambar
Bagaimanakah bentuk medan radiasinya?
6.7.
Jawab:
Dengan menggunakan produk perkalian skalar
Dengan menggunakan hasil di contoh 6.l dan fi = d,,
i.V'=rrtcosty
maka hasil persamaan (6.2), yaitu -frxE,=-Eod.xdu=EoA,,
menjadikan Memberikan hubungan
r'cosy = i'.d, = Q' A, * f' r) (rinOcosg d, + sinOsing d, +cos0d, )
2< x I
d
l-za"E, =zEod* pada- aI a I 2; -b I23 y <b I 2
-t
Mr=1 = x'sin0 cosg + y'sin0 sing
Io selain dari yang diatas
dan
/s = 0 di rnanapun juga
Karena sumber arus yang dimiliki terdistribusi di atas sebuall bi-
ciang, maka pffrsamaan (3.40) untuk integrasi arus listrik digunakan, dan
persamaan yang mirip untuk arus magnetis yang merupakan solusi dari
persamaan (3 .27 ), y aitu
F(,)=*$ffi1,,, (6.3)
da'= dx''d!'
Gambar 6.7 Besaran penting untuk integrasi antena apertur
F \/ = :-L--
(r\
4tr r ll
u,(, t)
e-
ik"cosY/
da' (6.6)
nr=-#(.,.2) (6.t7)
atau dengan
i = I! * rQ; ') "'ir"'"""v da' (6.7) Dengan komponen Ndan Z di kordinat bola
Z(,)=**
+lt r SSJ,(i
,1u-,*'|cosv/
dat (6.e)
i
Karena = 0, maka dengan persamaan (6.10) didapatkan ,fr = 0 .
li/ =
JJJ,
(i') it''"o"v 4o' (6.10) i = lJ fu rrikr'cosv' dst = 2Ed, J Jerr('''in
*"o' e+t"stnBsino)d*r
,lrr
A
"- S -bl2-al2
(6.1 1)
bl2 al2
L = 2Ed*
menjadi tt(r\=I-L* J eia'"r"o"r"odr, leir*''inocoss d*t
4rt r -bl2 -a/2
Dari penulisan seperti persamaan (6.6) sampai (6.1 I ) bisa diturunkan
dengan
medan listrik dan magnet untuk medan jauh menjadi
,"=-#(rr+z,No) (6.13)
H, =0 (6.rs)
05
0.5
,, = &2#tcos zlcos p si
(o *r*rrsin )
.i[t ,i",r"o, e')
p
f 0.4
0.3
(6.23)
o.2
0
1
[Jntuk
b =)y , tak ada solusi, untuk kasus ini hanya ada satu posisi nol.
b =3A, On.2 =0,73 = 41,83' .
.
(atau O,,, = 1; pada posisi nol
2,
pada bidang H perhitungannya seperti pada bidang E, yaitu
Jadi
fr4sin0,, = 1.391
2' \
(rJ), = rirQrc sinoo )e,ee+tunor = o x: 4.49 (nilai yang lebih baiknya pada 4.49341),
-f
ka u^ = L slno--
sinX sinl
XY
' x'-{Ll Y
Arus magnetis bisa dihitung dengan cara yang sama, dan dengan (dB) Bidang H (a>>1")' -13,26 Bidang H (a>>1"): -23
persamaan (6.7) bisa didapatkan Z dengan integrasi
4n-Luas=
'," (*ff\
ab
Direktivitas --; 47t--;;
'j lsin osino)
,f /f
L= =2Ed, J
d*t drt Ffisicnci qnarfrrra O Ql
llttreio,'costz75r
s -bl2 r*t(, *)'no'"*'r-
b/2 a/2
6.4 SIMULASI DENGAN PROGRAM WIPL.D
L = 2E
t eior'"'"o"'"o dy' t co ,("*)*'inocosed*'l
"d,-blz -al2 Di subbab ini akan ditunjukkan hasil-hasil simulasi perhitun-
gan elektromagnetika dari antena aperture dengan menggunakan pro-
gram WIPLD. Antena aperture ini dirancang untuk frekuensi 7.33 GHz
148 Antena: Prinsip dan Aplikasi Antena Aperture don Horn 149
T
(1,:40,93 mm). Lebar dan tinggi waveguide masing-masing 34,8 mrn dan Hasil perhitungan memberikan data faktor refleksi yang lebih baik,
Analisa mode yang mampu merambat [MA09] di dalam waveguide Cambar 6.13 menunjukkan diagram radiasi untuk bidang H masing-
ini bisa dilakukan dengan membandingkan frekuensi cut'off masing- rnasing untuk antena aperture dengan dan tanpaJlange. Nilai beamwidth
masing mode dengan frekuensi kerja. Pada frekuensi 7,33 GHz mode I/,0
rrntuk antena dengan flange adalah
merupakan satu-satunya yang mampu merambat di sepanjang waveguide. 2x 37,6' : 75,2o, dan tanpaflange 2 x 30 = 60'.
{--
I
$,0i.
Gambar 6.11Antena aperture pada simulasi numeric dengan WIPL-D c
'Oi
o-15,
untuk mensuplai energi digunakan konektor coarial yang dipasang- l
l
kan sejauh t: l},Zmm dari penutup dan dengan kawat dalam sepanjang h -20 I
t50 Antena: PrinsiP dan APlikosi t Antena Aperture don Horn 151
L
Gambar 6.15 Geometri antena Horn E dari samping
Di gambar 6.15, dengan bantuan pendekatan yang dilakukan pada
'\.-.--_ waveguide rudial, bisa didefinisikan sebuah pusat phasa, dan keluar dari
_ -_ ___
270 pusat phasa ini phasa dari gelombang akan bervariasi secara radial dan
linier. Di gambar ini diilustrasikan sebuah permukaan bola yang merupakan
Gambar 6.14 Diagram radiasi bidang E dalam bentuk polar permukaan se-phasa dengan gelombang di titik tengah waveguide, darr
dengan bantuan titik pusat phasa bisa didefinisikan deviasi phasa di titik
6.5 ANTENA HORN SEKTOR E lain di bidang arsir itu
- rb"'
6.5.1 Geometri dan Gelombang pada Horn Sektor E dengan Pr = P. cosv.
Geometri dari antena horn sektor E dilihat dari samping akan
"-'T;
jika
Sehingga di waveguide merumbat modus H,rmaka
mempunyai bentuk seperti ditampilkan di gambar 6.15.
Er'= Er'= H n'=0
Di dalam waveguide gelombang merambat dengan suatu phasa ter-
*"(*.'). t *^
tentu yang konstan pada bidang z.Tetapipenggunaan metoda yang dikem-
bangkan di sub bab 6.2 (teorema ekuivalensi) dilakukan pada bidang di E r' (x', ),') = u,
gambar 6.2 yangdiarsir pada bagian sebelum. Tetapi di bidang itu, karena
adanya perbesaran penampang dat'r waveguide, maka phasa dari gelom- .. v'2
bang, medan listrik dan magnet, tidak lagi sama. H,,(x,,y,)= jE,(T*d) ,*[;,') , ' 2pt
152 Anteno: Prinsip dan APlikasi Anteno Aperture dan Horn 153
T
i, = fixfron oun
fu' =-frxE'^'
Maka menjadi
r,(*,, !,)= * Gambar 6.16 Diagram radiasi tiga dimensi antena horn E (data p,:6?u,
*.".(;r') "-r untuk
b,=2,75?,", a:0,5?'")
-al21x'1a12
Bidang E (0 = n l2),dengan E, dan E*
M,'Q',y')= r, .or(l t);r* -b,12<y'<brl2
dant;=rffi (.+-0,sino)
,
154 Anteno: Prinsip don Aplikasi I Anteno Aperture don Horn
I 155
-?
I
serta c(x) = tt,l =i'^(;r)* (6.28) li,mbar itu juga terlihat, dengan diperbesarnya sudut perebaran penarnpang
1*'(i,' )r, wtveguide mula-mula beam width mengecil, tetapi jika terus diperbesar
lrcam width ini membesar kembali.
Bidang H (0 = 0), dengan E, dan Eu:
t.,""u"'] '-'-'
]
(6.2e)
ii
te -- i2
". ' r:0.
..-)<\
.,,/
/,\
.'/' \l
./ / _' 'J
l -^\q'
I --- r50"
do/1.
--!i:o'-. pr =6tr.hr -:r5)\ ' I
L--?- -'
a.0.5[.&'.U:51
/ t- Boo
I ii
I
rll e
\ ---t{- / f'-plnqq
^1,^r Gambar 6.18 Diagram radiasi pado bidang E dan H untuk sudut horn
-Ll -\i i -- - i
-" --:t0'
!
I
----lr..p[aor
:i.=ri8" -/r
7i:+. |r'i,
yang berbeda
I
i Direktivitas horn sektor E bisa dihitung dengan hubungan sebagai
i--''lt '-l
berikut ini:
,"=*;t["(h)*(h\
l2d1\
i. (6.30)
('ontoh 6.5:
untuk merancang antena (menentukan geometri jika direktivitas tertentu
diinginkan). Dengan menggunakan gambar 6.20, dirancang sebuah horn sector E
Contoh 6.4: lxrda frekuensi 7,33 GHz dengan waveguide penghubung a: 35,8 mm dan
l' 15,2 mm. Antena harus memiliki direktivitas sebesar I 1,4 dBi.
Diberikan sebuah waveguide dengan dimensi a x b:0,51, x 0,31,.
Rancanglah sebuah antena horn sektor E yang memiliki gain 15,44 dBi. Tentukan data lainnya , b, dan p
,.
Jawab: ,l:rwab:
30.--
Jika pada awal desain tersedia woveguide dengan a = 0.5)v, maka
kurva vertikal menjadi 2'D* sehingga untuk mendapatkan direktivitas
,ui
sebesar 15,44 dB, yang secara linier bernilai l0r5'44/r0 :35, ditarik garis
pada nilai 2x35:70. Dari gambar 6.19 itu terlihat panjang'pelebaran' l
20i
waveguide p, harus lebih besar dair 3I)",dengan interpolasi sekitar 402
':iol
(pada frekuensi 5 GHz, sekitar 2,4 m) dengan panjang 4 = 9,5?v . ul
O-
151
Jika p, yang diambil lebih panjang, misalnya A = 50)", maka I
r-l !
uI
I
I
V I
0;
2
b1/i,
10
Gambar 6.23 Diagram radiasi tiga dimensi antena horn H (data p,:6?",
5
a,:5,5)'", F:0,25?")
0 ,-*="
6'_
E-5
;E
: -10
a
._E
o -15
-20
l+ P) *i
-25
-30
l0r - 49.15'
-100 -50 0 50 100 150
.i
.,\ : \.'tJf
sP) atau o tl !50"
l
160 Antena: Prinsip dan Aplikasi Anteno Awrture don Horn 16l
Direktivitas horn sektor H bisa dihitung dengan hubungan sebagai Contoh 6.6:
berikut ini:
Untuk merancang antena horn sektor H, tersedia sebuah waveguide
dengan ukuran a x b = 0,5 1" x 0,25 X. Dirancang hom sektor H dengan
Du= +
" le\c@)- c(u)l' + [s(")- s(,I, ] (6.3 r)
direktivitas 15,44 dB pada frekuensi 5 GHz.
Jawab:
dengan
Jika pada awal desain tersedia waveguide dengan b = 0.25)',maka
"=+(+.h)'danv=;[ "[6
al
-w) a,) kurva vertikal menjadi 4.Dr, sehingga untuk mendapatkan direktivitas
15,44 dB atau dalam linier 35 ditarik garis pada nilai 4. 35 : 140.
I I
6.7 ANTENA HORN PIRAMID
Antena horn piramid adalah antena horn yang memiliki pelebaran
di dua bidang utamanya. Sebagai konsekuensi logis dari pelebaran di dua
sektor ini, maka pemfokusan energi juga terjadi di dua bidang utama, se-
hingga antena horn piramid secara umum memiliki gain/direktivitas yang
cukup tinggi.
162 Antena: Prinsip dan Aplikasi Antena Aperture don Horn 163
I
\c inisecara mekanis, ada syarat yang harus dipenuhi oleh geometrinya.
Dengan menghitung panjang piramidp" di gambar 6.27b,
(6.32)
I
B
yang
I
(6.33)
Gambar 6.26 Horn piramid dari perusahaan Narda pi= p2= 6i" P1= Pr= 6l
at = 5,51' ar =121"
bt =2,7il' 6r = 61"
Jawab:
I
Horn 1 memiliki data pr:pr:6)u, ar:5,5?,", br:2,75)r, r0,5X",
Gambar 6.27 Sketsa geometri antena horn piramid a) Tampilan tiga
b:0,25?,"
dimensi, b) Tampilan dari samping, c) Tampilan dari atas
piramid yang berbeda. Untuk bisa membangun/membentuk hom piramid p" = pr' * O2Stl = 6,1555, dan dengan gambar 6.27c)bisa dihitung
^l
,,=#D,D, (6.34)
Gambar 6.29
Program komputer PCCAD memberikan diagram radiasi bidang E
DrdanD, bisa ditentukan dengan persamaan (6.30) dan (6.31).
dan H seperti diberikan di gambar 6.30. Beamwidth untuk bidang E dan H
Contoh 6.8: masing-masing 18,7o dan20,7o dengan direktivitas 18,8 dB.
Sebuah horn piramid dengan dimensi pr: pz:67', ar:5,57', br:
2,75?'", a:0,57v, dan b : 0,25?'. Hitunglah direktivitas antena horn piramid
ini
Jawab:
Contoh 6.7 telah mengecek, bahwa antena horn piramid ini bisa di-
fabrikasi.
Dari gambar 6.29 bisa diambil data untuk horn sektor E, yaitu di-
dapatkan
7.1 PENDAHULUAN
Antena yang mempunyai gain (atau direktivitas) yang tinggi meru-
pakan komponen yang vital pada komunikasi tanpa kabel jarak jauh, se-
perti sambu ngan r el ay radio, sambungan gelombang mikro (p o inb t o -p o in t
microwave link), dan hubungan satelit. Juga pada aplikasi penting lainnya
seperti astronomi dengan gelombang radio dan aplikasi radar dengan reso-
lusi (kepekaan sudut) yang tinggi.
7.1 maka,
Persamaan (7 .l\-(7 .3) menggambarkan suatu struktur geometri yang
rcos0 lr=2F,atau terbentang tak terhingga. Struktur parabola bisa dibatasi dengan mendefi-
nisikan diameter maksimalnya, yaifir D.
2F
r- (7.1)
Jadi D dan F adalah dua besaran karakterisktik untuk sebuah pa-
I + cos0
rabola. dan seringkali sebuah parabola dispesifikasikan dengan D (dia-
.r meternya) dan perbandingan FlD.
A
--;------E Dengan mendefinisikan sudut terbesar0, untuk bagian paling ping-
h<, titik 0
v gir dari reflektor (reflector rim\, menggunakan persamaan (7. I ).
DIz
" sin0o
2F
1+ cosO,
r"rlu, .l
( D sin0, p 2U
srn -t) I
4F 1+cos8,
-==| 4F--:"'iu, =
l+2cosz1o -t *Jt
= tan -r)
20
0.5
0.4
0.3
o.2
0.1
-0.1
feed di tilik
fokus
4.2
-0.3 titikfokus O
4.4 _T
-0.s1
1 0.6 0.4 0.2
Gambar 7.3 Refieltsi gelombang datang pada antena reflektor
Gambar 7.2 Sketsa parabola dengan parameter F/D
Berkas iluminasi direfleksikan pada titik pantul r* (xp, yR, zR), yang
Gambar 7.2 menampilkan geometri dari parabola dengan parameter terletak pada bidang parabola, dengan
F/D.lika perbandingan FID mendekati tak hingga, parabola ini menjadi * z _ ,, 2
Q, =
4.
,-'*[o -#)' x^2 ^1 XD
'l----l--x"
" + I'- l6F'2"
I 2
,(;4lt
172 Antena: Prinsip clan Aplikasi
Anteno Reflektor 173
-7
kata lain, berkas ini akan direfleksikan secara paralel. Sehingga setelah
F _X*, berkas-berkas pancaran ini direfleksikan oleh reflektor parabola didapat-
4F
/z kan pancaran energi yang paralel, atau didapatkan phasa gelombang yang
lr*rt- datar. Gambar 7.4 memvisualisasikan proses refleksi ini.
[4r
dan berkas pantul pada bidang z:0, dengan kordinat xe yang
ditentukan besarnya, sehingga
(z\
r'= (r, - **h, - z nd, =G o - **h, -l'-#)u,'
titikfokas
atau sebagai vektor satuan
r\
Go - **h. -[.-
#)," 6o - *^h, - r -]t-la-
4F l'
dr, = ,/
,EF bentuk phasa yang memiliki bentuk bola. Tetapi dengan keberadaan re-
flektor, energi pancaran bisa lebih dikonsentrasikan ke arah refleksinya,
karena berkas sinyal akan paralel dan tidak menyebar di ruang.
Dengan hukum Snellius (dalam hal ini cosinus sudut datang:cosinus sudut
pantul) Gambar 7.5 menunjukkan foto sebuah antena parabola dengan
fi'du=7'6u' beberapajenis antena horn yang dipergunakan sebagaifeed primer, yang
akan diletakkan di titik fokus dari antena reflektor tersebut. Memposisikan
Dari perhitungannya akan didapatkan hasil x, = xR. feed ini dilakukan dengan penopangnya ("struts").
Jadi berkas yang dipancarkan olehfeed primer akan mengenai suatu Di gambar 7.6 terlihat antena parabola yang dimontasi pada sebuah
titik di reflektor, berkas ini akan direfleksikan, sesuai dengan hukum re- menara. Antenajenis ini sering kali digunakan sebagai penyuplai sinyal yang
fleksi, ke posisi dengan nilai.r yang sama dengan titik refleksi, atau dengan digunakan oleh penyedia jasa internet. Antena parabola yang digunakan
tidak terbuat dari metal yang solid, tetapi dari beberapa potong metal yang 7 .2.2 Metode Perhitungan Medan Jauh
disusun secara berdekatan. Pada ketiga antena reflektor di gambar 7.6 ini, 7.2.2.LMetode Optik Fisika (Physical Optics)
polarisasi yang digunakan horizontal yang terlihat dari potongan-potongan
Metode optik fisika didasarkan pada perhitungan medan pancaran
metal penyusun reflektor yang diletakkan horizontal.
(dengan integrasi) dari suatu struktur arus tertentu, seperti yang biasa kita
lakukan selama ini. Problem utama dari metode ini adalah menemukan arus
yang akurat. Arus yang tak akurat akan berimbas pada hasil integrasinya,
yaitu medan jauh yang juga tidak akurat.
'0\ e
diamati).
J\
t\ /a
Gambar 7.6 Montasi antena parabola di tower Gambar 7.7 Prinsip dasar optikfisika (Physical Optics)
berkas cahaya, yang dipancarkan, jika berkas ini mengenai suatu struktnr, dan metode frekuensi tinggi yang sebagian dibahas di sini, serta metode
ia bisa direfleksikan dan didifraksikan (gambar 7.8). hibrida, yang merupakan kombinasi beberapa buah metode tersebut.
Untuk mencapai titik Pr berkas elektromagnetika akan merambat 7.2.3 Gain Antena Reflektor
setelah mengalami refleksi atau setelah mengalami difraksi. Gain maksimal yang bisa dicapai oleh sebuah antena reflektor
Sedangkan titik P, hanya akan dicapai adalah
setelah berkas mengalami
difrasi pada pinggir reflektor parabola tersebut.
G,,o=# n* (7.6)
Jika sebuah titik bisa dicapai melalui beberapa cara, misalnya titik
Aoo adalah luas permukaan apertur dari reflektor parabola, atau
P,, maka artinya akan ada beberapa kontribusi medan elektromagnetika
yang mendatanginya. Medan elektromagnetika total di titik itu adalah Aq = tDz I 4, (7.7)
superposisi dari masing-masing nilai.
denganD diameter reflektor parabola.
Keuntungan dari metode optik geometris dibandingkan dengan Gain maksimal ini hanya akan tercapai, jika:
metode optik fisika adalah tak adanya integrasi yang harus dilakukan, se-
hingga perhitungannya menjadi sangat cepat, juga untuk titiktitik yang l. Amplitudo dan phasa medan listrik/magnet yang diiluminasikan
sepanjang reflektor konstan, dan
berada di balik reflektor, seperti titik P2, hasil perhitungarrtya, dengan
membandingkannya dengan hasil pengukuran, lebih baik dari hasil optik
2. Tak ada spill over
fisika.
-10 dB
0dB\ - 0dB--
G =#-Aoo-€no (7.8) Dari gambar 7.13 untuk mencapai efisiensi apertur yang besar, ada
suatu besaran sudut tertentu yang tergantung dari gain iluminasi (v).
Sedangkan jika ukuran reflektor terlalu kecil (O, < &o,oo,),maka ke- 2 6s,4" 7,8
3 54" 9,s
balikannya terjadi spill over /oss yang besar pada pinggiran dari reflektor.
4 47" 10,7
Sehingga di sini di-setting ukuran reflektor yang akan mencapai 5 42. fi,7
efisiensi maksimal. 6 38,40 t2,5
l0 30. 14,6
A 0.e
'lo.g Contoh 7.1:
""1
Untuk suatu aplikasi pada frekuensi 5 GHz diperlukan suatu an-
0.7 tena yang sangat high-gain misalnya > 28 dBi. Andaikan hanya tersedia
.feed horn yang merniliki gain yang sangat moderat (7,8 dBi), misalnya
diaproksimasikan dengan parameter v : 2. Desainlah sebuah antena pa-
0.6
0.5 rabola!
Jawab:
4.4
Pada frekuensi 5 GHz : panjang gelombang l,:0,06 m.
0.3
Untuk mencapai gain yang maksimal misalnya 30 dBi (linier 1000)
0.2 pada panjang gelombang di atas diperlukan luas aperture, dengan persa-
maan(7.6)
0.1
G.* = *.n.,
A'
=+ Aop =G,u* .
#=1000. ffi= 0,286 m2,
v, yang didefinisikan di persamaan (7.9), dengan beamwidth dan gain Dengan gambar 7.13, untuk mendapatkan efisiensi yang optimal
dari antena horn yang dipergunakan sebagaifeeder untuk reflector yang pada v : 2, dirancang antena dengan 8o = 53o, atau dengan titik fokus
digunakan. yang berjarak (gambar 7.2):
p_ D
a=za,ct\#r)+ -*[+)
0,6
4. 0,5
= 0,3 m = 30 cm. Pada antena cassegrain dipergunakan sub-reflekto r yangmempunyai
I ntuk hiperbola, sedangkan pada antena gregorian bentuk sub-reflektornya
rc
bcrupa eliptis.
Efisiensi yang didapat sekitar 0,81, sehingga gain yang didapat menjadi
R4le*tor utma
R$lctb,
a) b)
Gambar 7.14 a) Antena Parabola Cassegrain, b) Antena Parabola Gambar 7.15 Antena Cassegrain
Gregorian
-oo0oo-
Antena Mikrostrip
8.1 PENDAHULUAN
Perkembangan dari teknologi antena mikrostrip terkait secara erat
dengan perkembangan teknologi struktur pemandu gelombang mikrostrip
(microstrip lines), lihat [MA09]. Pemandu gelombang mikrostrip secara
sederhana bisa kita sejajarkan dengan rangkaian pada printed circuit board
(PCB) yang biasa ditemukan pada elekhonika berfrekuensi rendah, yaitu
berupa lajur-lajur pipih yang terletak di atas suatu substrat yang terbuat
dari material dielektrika. Lajur-lajur pipih ini dihasilkan dengan proses
etching. Keuntungan pemandu gelombang mikrostrip dibandingkan deng-
an waveguide adalah bentuknya yang low-profil, yang mudah dan murah
untuk diproduksi secara massal.
Polch (meul)
Substrat
(dielekti*a)
't
Gambar 8.1 Antena milvostrip planar dengan bentuk patch bebas
T
Keuntungan ini juga diturunkan kepada antena mikrostrip yang bisa
Berlawanan dengan konsep yang dipergunakan pada pemandu ge-
dilihat di gambar 8.1.
lombang mikrostrip, pada antena mikrostrip, karena yang diinginkan adalah
Bentuknya yang low-profile, dengan ketebalan substratnya yang tcrjadinya pemancaran yang maksimal, maka permittivitas relatif yang di-
hanya mempunyai besaran milimeter memudahkan antena ini untuk ambil kecil, sedangkan tebal substrat yang dipergunakan sebaiknya besar,
dimontasikan hampirpada seluruh tempat. Misalnya antena ini akan sangat sehingga diharapkan medan elektromagnetikanya tidak terkonsentrasi pada
menguntungkan jika dipasangkan pada badan dari sebuah roket (dengan substrat, sehingga dengan adanya medan yang keluar dari substrat ke udara
melengkungkannya), tanpa harus mengganggu sifat aerodinamis dari roket akan memberikan kontribusi pada proses pemancaran energi.
tersebut.
Dengan membandingkan kelebihan dan kekurangan dari antena mi-
Pada dasarnya antena mikrostrip terdiri dari sebuah substrat, yang krostrip, ternyata pada banyak sekali aplikasi, kelebihan antena ini melam-
dikatakan sebagai pembawa dari antena tersebut (secara mekanis), yang paui kekurangan yang dimilikinya, sehingga antena mikrostrip menjadi
di atas substrat ini dibentuk macam-macam form dari antena itu sendiri prioritas di sana.
(potch) melalui proses etching, dan di balik substrat ini terdapat metalisasi
Di samping mendapatkan bidang aplikasi yang sangat dominan pada
bawah.
militer (pada pesawat terbang, roket, satelit, dll.), antena mikrostrip juga
Di samping kelebihan antena mikrostrip di atas, antena jenis inijuga dari tahun ke tahun makin sering dipakai pada aplikasi sipil, misalnya pada
memiliki kekurangan, yang terutama sekali adalah, gain yang dicapainya sistem komunikasi mobil dan satelit, global positioning system (GpS),
sangat kecil, sekitar 6 dBi, mempunyai bandwidth yang kecil, dan hanya pada radar, kedokteran, dan masih banyak lagi yang tak bisa satu-satu
bisa memancarkan sinyal dengan daya yang relatif kecil, maksimal 100 disebutkan di sini.
Watt.
Secara historis, pada awalnya fenomena pemancaran yang terjadi 8.2 METODE ANALISA: MODEL SALURAN
pada struktur mikrostrip dicoba untuk direduksi, karena memang sebuah TRANSMISI
rangkaian mikrostrip tidak boleh memancarkan gelombang elektromag- Karena antena mikrostrip merupakan evolusi dari saluran transmisi
netika, ini akan bisa mengganggu komponen lain. Cara untuk mereduksi mikrostrip, di bagian ini terlebih dahulu dibahas hal-hal yang penting
pancaran adalah dengan menggunakan konstanta dielektrika (permitivitas terkait dengan saluran transmisi mikrostrip [MA09]. Gambar 8.2 adarah
relatif) yang besar danjuga substrat yang tidak terlalu tebai dibandingkan bentuk umum dari sebuah saluran transrnisi mikrostrip. Struktur yang
panjang gelombang. Sehingga dengan demikian medan elektromagneti- ditampilkan di gambar tersebut terdiri dari sebuah substrate dielektrika
kanya akan terkonsentrasi pada sekitar rangkaian mikrostrip. Fenomena dengan ketebalan h dan memiliki permitivitas relatif e,. Bagian bawah
pemancaran elektromagnetika ini diamati pada awal tahun 50-an. Dan jauh substrate ini dilapisi metal secara keseluruhan, yang berfungsi sebagai
setelah itu pada tahun 70-an, barulah teknologi mikrostrip dipergunakan ground sttruktur ini. Sedangkan bagian atasnya terbentuk strip dengan lebar
sebagai materi penyusun model antena yang baru, yang fleksibel untuk w. Ketebalan strip t, biasanya diabaikan. Ketebalan s u b s tr at e, permiti vitas
dimontasikan pada banyak sekali tempat pada berbagai macam aplikasi. relatif dan lebar strip menentukan impedansi gelombang mikrostrip ini.
-
€r,"[=-,
t'*' * t'. * ]''1
"'
'[r
z \ uI
(8.1)
ground
Yang mana ,=l+lh
49
*'
].*''t'.(#l]
Substrat
dielektrika a = 6.560[e"
- o's ["'
I e,+3 J
Gambar 8.2 StruWur saluran transmisi mikrostrip Untuk l<u<15, a = l, dan untuk €. ) l, b = 0,54, sehingga unfuk
wilayah yang diberikan ini persamaan (8.1) bisa didekatkan dengan
l, adalah porjung saluran transmisi ini dan berpengaruh pada perubahan
phasa dan atenuasi gelombang yang merambat di sepanjang Z.
sering kali digunakan besararr permitivitas relatif efektif e.,"n, yang digu-
Gambar 8.3 menunjukkan permitivitas relatif efektif sebagai
nakan untuk menggantikan ruang yang tersusun dari kombinasi udara dan
fungsi dari permitivitas relatif substrate dan perbandingan lebar strip dan
,Jielektrika dengan nilai e,. Gambar 8.3 menunjukkan struktur asal penam-
tebal substrate. Di gambar 8.4 bisa dilihat jika lebar strip dibandingkan
pang mikrostrip, dan struktur penggantinya.
tebal substrate sangat kecil, permitivitas relatif efektif rnendekati nilai
0,5 (e. + l) yang merupakan nilai rata-rata kedua permitivitas dielektrik
yang digunakan oleh struktur mikrostrip (udara dan dielektrik), hal ini
dikarenakan medan listrik terbagi secara hampir nnerata di udara dan di
dielektrika (lihat gambar 8.3). Sedangkan untuk nilai Wh yang besar, nilai
e,"n mendekati nilai e. itu sendiri, karena hampir seluruh medan listrik
terkonsentrasi di dielektrika.
8l - -
l
zl-
V,
*=ff['[#) ,] (8.4)
ujung saluran transmisi yang terbuka (open) bisa dianggap lurus (tidak
melengkung) dari patch ke ground, atau kebalikannya.
Lebar dari patch bisa dihitung dengan Rangkaian pengganti di gambar 8.6 ini berlaku untuk feed dengan
mikrostrip line dengan L, : 0, Lr: L"x* untuk coax via feed dengan L , :
w.=
' " (8.8)
Lr: Lt, danfeed dengan inset dengan tambahan I-.
2f, x* L",1,p-
Contoh 8.1:
Sisi terbuka (open) dari antena mikrostrip (patch) dimodelkan deng-
an bantuan admitansi I, (€lambar 8.5), dengan Digunakan substrate tipe RT/Duroid 5880 (e, :2.2 and l, : 1,588
(8.e) mm) untuk membuat antena mikrostrip segiempat pada frekuensi 2,45
Ys:G+jB
GHz.
o=hl,*w)'l* (8. l0) Jawab:
Dengan persamaan (8.8) dihitung lebar patch (dengan 8,,"ff = E, )
u=&[-,-o,u,u^(T)'l * (8. l 1)
w.= " E-= 3,0x108m/s
, 2f,\ e,.* +t 2.2,45x10e1/s ffi=48'4mm'
Persamaan (8.10) dan (8.1l) berlaku untuk ft < 0,11,,, karena untuk
tebal mikrostrip yang besar, distribusi medan listrik dan magnet tidak bisa Dan dengan persamaan (8.2) bisa dihirung E.q (u: 48,4/1,588:30,48)
lagi diandaikan ifu rm.
=+.+('.*f " =+.+('.#l
un
feed lainnya, yaitu dengan coaxial dari bawah ground atau coax viafeed
(gambar 8.1l) dan/eed denganmenggunakan inset (gambar 8.12) u"r.p-rIW-
r-c- 3,0xl0Em/s
2.Z,45xt}eusJ-ZJtqg
= 42,1 mm,
Yt Yt
, €,.d - 0,300'--
Mr=0,412h u+0,262
- €,,"nt -0,258 u +0,813
, =0,412
Sedangkan patch dengan lebar strip 144 mm, dengan tebal 1,59 mm
Sehingga I'r: (4,8 + j 24,48) mS
dan permitivitas 2,62 menghasilkan Zo: 2,5 ohm atan Y,,: 0,4 Siemens Karena perputaran sekitar 360 rnaka kedua I's tidak berubah dan
dan tr,"u:2,579. diparalelkan untuk mendapatkan nilai total Y,n: (9,6 + j 48,96) mS.
Persamaan (8.5) memberikan perpanjangan di sisi open sebesar Contoh 8.3: Rancang antena mikrostrip segiempat dengan inset
(dengan u:Wo/h=90,6)
Sebuah substrate mikrostrip dengan tebal 0,1588 cm dan konstanta
+o'3oo+o'262
AI p - o,4l2h'tr'efl' 'u permitivitas relatiye 2,2 digtnakan untuk merancang antena mikrostrip
er,41,-0,258 a+0,813
segiempat pada frekuensi l0 GHz. Dimensi antena mikrostrip ini Lrx W,
* + 0,262 adalah 0,906 cm x 1,186 cm.
= o,4t2.r,sq.-. ?'11? 9'?09 .e0,6
2,579 -0,258 90,6+ 0,813
Tentukanlah impedansi masukannya dan lakukan perbaikan terhadap
:0,81 mm
performansi refleksi antena ini dengan inset.
Di Smith chart terjadi perputaran sejauh e = I 80' . 4L p,4il, I ?,",fl. . Panjang gelombang di ruang bebas adalah
_ [r_ t .IZrro,rssA.rn)'l
l,t86cm
R, (r) = R, .o.'[
l20.3cml 24 \ 3cm )
) t"+)
Lr)
=0.003279 S
Jika resistansi masukan baru yang diinginkan bernilai 50 ohm,
Hasil yang lebih akurat didapat dengan persamaan maka
x
P
.Si(X) = ft'n dp, diketahui si(2,484):1,7746 (dengan fungsi sinint di 8.3 METODE ANALISA: MODEL CAVITY
iP
Matlab/Octave) Dasar dari metode ini adalah dengan berkumpulnya muatan-muatan
listrik pada bagian bawah dat'r patch yang akan membentuk medan listrik
Q- - -
2 0,7915 + 2,484. 1,77 46 + 0,2461 I
bersama dengan muatan-muatan listrik berlawanan jenis yang berada di
= 0,001573 S
l2hn2 C2 metalisasi bawah.
Karena ada dua kondisi open yang mengalami coupling, diperlukan Gambar 8.7a memberikan sebuah patch segiempat dengan dimensi
jluga G,r, yang rumusnya W dan L. Sasaran kita sekarang adalah menentukan diagram radiasi dari
struktur mikrostrip ini dengan pendekatan (model) cavity.
D-= I I
Kiu - = 228'64{l
216 a 6)= @ a) b)
Dengan inset akan didapatkan resistansi baru yang lebih kecil, deng- Gambar 8.7 a) Struktur antenq mikrostrip dan b) pemodelan medan
an (gambar 8.l2) listrik pada sisi samping patclr
Yaitu pada
flz = -4, frt=4,
A,:x:L(O< y<W) E, = -Eo 'd,
Ar:x:0(O< y<W) E, = E,'d,
/
Ar'y:0(O< x<L) E,= 8..",(T) u, /
frt = -d,
A.:y:W(O<x<L) Eo= E,."t[?) ,, Gambar 8.8 Visualisasi bidang-bidang pada model cavity
dengan
Dari arus magnetis ini bisa dihitung potensial vektor elektris F
dengan bantuan persamaan (6.3), yang di medan jauh merupakan hasil
X = k*sin0cosg
2 ; Y =kYsintsing ;
2 Z = k*cosg
integrasi
)-"""
jo' Medan listrik: E = j @. Z,(a,x F)
€o 'e-
r; - =_> , IJtt,.eik;.i'da or'*
4ltr A,
Eu = it,khE,*I, '-.-
srnq , w ,r*1"o. x
+-c( (8.16)
dengan d, =sin0cosQa, +sindsinqd, +cosO d,,danpada
zn, Yn\xf J "i,rr"irLZ
Z
Antena llikrostrip
202 Antena: Prinsip dan APlikasi 203
Dengan mengamati kasus h :0,04X, maka Z = 0,04n cos d dan L:X12, Sedangkan gain atau direktivitas dari antena mikrostrip ini bisa di-
w:1./s dapatkan dengan
0
z (tr\
o=tsc,ll (8.23)
-5 1 )
]E dengan G konduktansi radiasi yang bisa dihitung dengan
6'-10
p.
I.C
1W
untuk 2.1<w
-25 6Oi
-30 ii I Untuk kasus di atas, yaitu W1L:O,2,dengan persamaan (g.24)
020406080
s [o]
G" =8,89'ro-t*,
Gambar 8.9 Diagram radiasi mikrostrip h: 0,04X, L:M2, dan W:M5 ,didapatkan gain
Gambar 8.9 memberikan diagram radiasi untuk bidang E dan H D= 2 (*\= (o,z)' =6 atau 7,7BdBi.
dengan parameter yang diberikan di atas. Untuk bidang E didapatkan tsc,l), )
beamwidth sebesar 60" dan bidang H sebesar 88". t-
(8.21)
melode momilt
nodel csviy
Dengan kedua persamaan ini dan contoh kasus di atas didapatkan BWu :
Bidang E (8=90') BidangH(g=0")
58,3'dan BWr:83,3".
Gambar 8.10 Diagram radiasi antena mikrostrip segi empat
tBALsJ
Gambar 8.10 menunjukkan perbandingan hasil pengukuran diagram mikrostrip ini. Pembahasan yang lebih lengkap akan kita lakukan di bawah
radiasi dengan hasil perhitungan dengan metode moment (bab 13 lebih nanti.
lengkapnya) dan hasil aproksimasi dengan model cavity.
Sedangkan gambar 8.12 menunjukkan cara pencatuan lainnya, yaitu
Antena mikrostrip segiempat yang berukuran L x W (0,906 cm x dengan menggunakan mikrostrip penyambung ke patch.
1,186 cm) di atas substrat dengan ketebalan 0,1588 cm dan permitivitas
relatif 2,2. Antena bekerja pada frekuensi l0 GHz. as L;:0,1657
luar konektor akan disambungkan dengan metalisasi bawah. dengan mikrostrip penyambung. Konduktor dalam dari konektor coaxial
dihubungkan dengan mikrostrip bagian atas, sedangkan konduktor luar
Yy
dihubungkan dengan ground. Gambar sebelah kanan menampilkan struktur
tersebut dari tampak atas, dengan tambahan struktur matching.
Posisi pencatuan, yang ditandai dengan kordinat (r,,%) harus dipilih R, dihitung dengan persamaan (5.24).
sedemikian rupa, sehingga terjadi matching antara konektor ke luar yang
biasanya dibuat standar 50 ohm dengan impedansi masukan dari antenna
,=r#l'[#)-'] menjadi
Maka posisi dari pencatuan didapatkan dengan (8.20) dan (g.21)
,1t,,* ,14,19
IT ITII
Gain atau direktivitas dari antenna mikrostrip ini didapatkan dengan
persamilan (8.18)
D=-2-(Y\
rsc,\1
atau 8,12 dBi.
-- '
-]-t0,3882)'z
) 15.0,0031
=6,48 atau8,12dBi.
+ #
8.5 ANTENA MIKROSTRIP DALAM ARRAY
Array antenna dengan teknologi mikrostrip memiliki kelebihan
dibandingkan dengan teknologi lainnya adalah elemen-elemen dan struk-
tur pencatuan semua elemen ini (feeding structure) dibuat dengan proses
yang sama, yaitu dicetak pada PCB secara bersamaan.
+ a,(p - "i
r* x,, o i on*o *, *,^ * n
a,, ***
"a ). I " i*{+). ",
)
o
i "t"'*, a,, = 7*b**h= #G** - r)
khcosO
LY l]\o lYg
w i!v:\tt"e-n' *i"[ ('
W'sin, Y sn-Llsinp\
,iusitrrs,
|
"i['stnosino
1rt -
" F __4E^€.
- _"-i* | -.
rr-:-.o^^--\
.orlzrtnu.orpLr4ry=, .n ,i*wsinosine
t t- )
0
2
4nrl' ( 2 I kltsinfsing
l2
i.*(?),
ik,s;aoc.se dx, o"o, o-.(?)
,.,* _, [r*,i,,
Ef "',"1--,-f '
- . ( kwsinrl*in.r_)4fq . - iksinocosg
[(
( p
"rn " "o",
cos(fl+ L sin(tr)). r''"*'-"' - 0*.ln a"o. r + o)) f2tlay
,"o"(kLsinocosgl*ryt* I
- (t.in u"o'pf
t; I
Dengan W -+ 0
-j!Y!Jff9-.(r,,"* u"*r + l
)
jkV sitOsirg
[;)-*''"'"ospf -+ldane 2 I
-
_ -iksinocose (,*"":*"'*n@f*L*,
=-;=.r--lc av
*
2
r
(
(;)-*"' tcosel J
F =4 w n.r.€.:3! *,(r*f*),{ry-),4,y "#a,
ir"iryt"'o
.- lksindcosrp ^ ( kLsinficos4t\
(n\2
-(r'i'u'*r)
l. 2 ) Denganmemasukkan L:?,"/2:maka kZ =T X=,
Ii J
'*"^1""'
F =4 wh E.*, *{;,i.o.o,r).,,(*";'o1,'r"-* ."Ya,
F =2E,,'#:l_ r,[",'"'I**' * " .\",r,.*n,^,*, *
]'"'***" -oo0oo-
. u.l"* - "'v+* e
i kx'sin s
ocos
di,\",*o*' r,'
\-* i.",(? )
Antena hlikrostrip 213
212 Antena: Prinsip don Aplikosi
Antena Broadband,
Ultrawideband dan
Mtrltiband
9.1 PENDAHULUAN
Pada banyak aplikasi, sebuah antena harus mampu bekerja pada pita
spektrum frekuensi yang lebar (broadband), bahkan juga harus bekerja
lrada rentang frekuensi yang sangat lebar (ultrawideband) ata.u bekerja
pada wilayah-wilayah frekuens i yang terpi sah (mu I t ib an d)
_
Dan
(e.2)
'*r=*
--?
?
Definisi di persamaan (9.1) biasanya digunakan untuk antena pita c[=tan (e.s)
sempit, seperti dipole (biasanya sekitar 10%). sedangkan untuk antena pita t*)
lebar digunakan persamaan (9.2). Antena broadband biasanya memiliki Secara umum, antena helix memiliki polarisasi eliptis.
BLV*=_ful"fr22.
Sedangkan menurut badan regulasi telekomunikasi A,merlka (F e dera I
Communications ComissionFCC) mengklasifikasikan ultrawideband
dengan aplikasi yang memiliki lebar pita lebih besar dari 500 MHz atau
BW p > 2OYo.
Jlka AR:
0 (murni loop) atau menuju tak hingga (murni dipol), I)an perbandingan komponen medan
listrik (axial ratio/AR)
polarisasi antena bersifat linier. Untuk mendapatkan polarisasi sirkular
AR
+l
atau AR : l, maka persamaan (9.8) =2N2N (9,14)
o=t,n-'(*)=,,,'[H) (e.10)
Pada frekuensi2,45 GHz, panjang
gelomban g 2 =12,24 cm.
Dengan perancangan optimum berlaku Cl?r"= 1, dan a =13". Gambar 9.4 ditampilkan sebuah antena helix komersial yang bekerja
akan didapatkan C = ).=12,24cm. Dari gambar 9.1 didapatkan diametcr di frekuensi 5 sampai 6 GHz. AR diberikan dengan 0,5 dB, atau 10(0,5/20) :
helix D:C/r:3,9 cm, persamaan 9.5 memberikan nilai jarak antarlilitan 1,059.
6 =61,r
c'i =ts .
,, .
(t?,2+)'
2,a = 5 L4i :- 17,12 dB Ukuran 55 mm (diameter ground) x 92 mm
(12,24)'
2N- | :
AR= = 3l / 30 = 1,0333 0,28 dB.
2N
Perhitungan dengan Mininec menghasilkan faktor refleksi yang cu-
kup bagus untuk frekuensi dari 2 GHz sampai 3,4 GHz, seperti ditampilkan
di gambar 9.3 (kiri). Khusus untuk frekuensi 2,45 GHz dihitung diagram
radiasi di bidang vertical (gambar 9.3, kanan). Terlihat gain yang didapat-
kan sekitar 13 dB, sedikit berbeda dengan hasil yang didapatkan di atas,
dengan beamwidth sekitar 2 x 19' : 38'. Sedangkan AR : 1,077.
220 Antena: Prinsip Con Aplikasi Antena Broadband, Ultrowidebond don tAulti band 221
t/'t
-10
i\
-15
il
li
!i
!;
li
Gambar 9.5 Beberapa bentuk geometri antena planar -25: I
tI
-30:
Dengan memvariasikan bentuk geometri dan besarnya, bisa didapat-
kan karakteristik antena tertentu, baik jumlah pita kerjanya (dualband, '350
minimum.
Gambar 9.7 Antena dualband 2,4 GHz dan 5,8 GHz
Gambar 9.7 adalah hasil lainnya, jika sebagai masukan diberikan 9.4 ANTENA LOG PERIODIK
frekuensi 2,4 GHz dan 5,8 GHz. Maka akan keluar hasil geometri yang
jelas lebih kecil dari struktur di gambar sebelumnya, karena frekuensi Antena log periodik memiliki kemiripan dengan antena yagi-Uda
kerjanya membesar. @ab a). Perbedaannya adalah, direktivitas/gain yang dicapai antena log
periodik lebih kecil, tetapi memiliki lebar pita kerja yang lebih lebar, dan
besaran geometri antena Yagi-Uda tidak mengikuti aturan tertentu, sedang-
kan pada antena log periodik mengikuti suatu perbandingan tertentu.
222 Antena: Prinsip dan Aplikasi Antena Broadband, Ultrowideband dan lAultiband 223
Y
I
o( = tan-,I-L1l (e.t7)
diPole ke-n+l L4o,-l
dipole ke-n
Dipol terpanjang dan terpendek ditentukan oleh frekuensi minimum
i' aao il tiga besaran bandwidth relatif yang digunakan, yaitu lebar pita relatif yang
d i inginkan (r e qu ir e d b a ndw i d th) B, y ang bisa dihitung dengan
- f^u*
;u :=U
B (e. l 8)
fJ mrn
I
d, lebar pita relatif dari wilayah aktif (bandwidth of the active region) 8",,
dn+t
(e.16)
Antena: Prinsip dan Aplikasi Ante no Broadband, Ultrawi deband dan lAulti band 225
224
T
Dari hasil di persamaan (9.24) tersebut dan jarak relatif rata-rata
Fa*tor jarak o
t.l.::
o '= o t
,denganbantuan gambar 9. 10 bisa diaproksimasikan impedansi
I
^f
karakteristik dari saluran transmisi penyambun g Z,(feeding line), dengan
0.L0
/1,, resistansi masukan (50 O).
u. t$ Z,/RN
0.16
il_ l,l
ll dB
i0.5 dB il 9ry,g,ur,)rt
-''-.
I
/
6
5
\
ri=qlt
s' = 0.06-
tn
0. rl ll) dB 4
3
iit\
ti. t il 11.5 LtB
0.tllt {l dB
I
\
rl"{,h 8.5 {lB
x dB 7.s riB l (rE 0. l5 0.2 0.3 I.0 l2
6.5 dB Z/R"
{.t.t1.,1
I U.9{r o..,1 i.)..s-l 0.tiu U.7r-)
Fsktor skala t Gambar 9.10 Impedansi karakteristik saluran transmisi penghubung
dari antena log periodik sebagaifungsi dari impedansi karakteristik
Gambar 9.9 Kurvo direktivitas optimal sebagaifungsi t dan o
dipole dan o'
Dengan panjang gelombang maksimal
Jarak kawat pada setiap dipole dihitung dengan
a _ 'tt v
(e.22)
"max -'mil
f .
, =a"orn(Zu\ (e.2s)
Ir20 J
Sebagai pelengkap data geometri, terakhir yang dibutuhkan adalah
jumlah dipole yang digunakan Contoh 9.2:
lnB Rancanglah sebuah antena log periodik dipole yang bekerja pada
N=l+----i-
' ' ln(ll r) (e.23) frekuensi VHF (54 MHz sampai 216 MHz). Gain/direktivitas yang di-
inginkan adalah 8 dB dan impedansi masukan 50 ohm. Diameter kawat
Untuk mendapatkan jarak antarkawat pada setiap dipole digunakan yang digunakan untuk saluran penyambung WeO dan elemen terbesar
pendekatan berupa impedansi karakteristik rara-rata dari semua elemen, adalah L,9 cm dan elemen terkecil 0,48 cm.
yaitu
Jawab:
(e.24) Untuk nilai optimal, direktivitas 8 dB memberikan nilai o : 0,16
^(+)-z,zs)a dan r:0,86.
226 Anteno: Prinsip don Aplikosi Antena Broadbond, Ultrawidebond dan ttuttiband 227
Persamaan (9.17) memberikan sudut
, = 1,38e m . (1
- tt 7,t6). 4,s864= 5,48 m
3 2,0545 4,11t3 ,41
=
+(r- *" )"- " 4 1,7668 4,O517 ,2t
5 r,5195 3,4844 ,04
6 I,3068 2,9966 0,89
Jumlah dipole yang dibutuhkan untuk mendapatkan direktivitas
7 I,1238 2,5771 0,77
pada lebar pita yang diberikan adalah (persamaan (9.23)) 8 0,9665 2,2163 0,66
228 Antena: Prinsip don Aptikasi Antena Broadband, Ultrowidebond dan ltultibond 229
T
sebelumnya (Euclidean). Geometri Euclidean yang merangkurn titik, garis, Koch iterasi ke-5 terletak pada frekuensi yang lebih kecil dari minimum
permukaan dan volume, bersifat halus, bisa dinyatakan dengan mudah pertama iterasi 0 (sekitar 920 MHz), sehingga dengan memperkecil
melalui sebuah persamaan dan digunakan untuk memodelkan struktur alam ketinggian antena iterasi ke-5 dengan faktor450/920:a,49 bisa didapatkan
seperti garis pantai, gunung, dan lain-lain. Pemodelan garis pantai misalnya kondisi seperti pada iterasi 0. Jadi antena fractal juga menawarkan
dilakukan secara pendekatan dan sangat sederhana. Jika diperbesar akan rniniaturisasi dari antena.
tampak model garis pantai yang lurus, yang tidak menggambarkan realitas Foktor reJleksi
dengan besar. Geometri fractal, juga menggunakan garis, tetapi tidak
digambarkan dengan sebuah fungsi sederhana, melainkan dibentuk dengan
2
konsep scaling dan self-similarity. Gambar 9.11 menunjukkan proses
pembentukan struktur fractal von Koch, yang digunakan untuk membuat
antena dipole fractal.
230 Antena: Prinsip dan Aplikasi Antena Broadband, lJ Itrawi debond dan lAulti bond
231
-Y
t
Gambar 9.13 Antena Sierpinski Gasket dua dimensi Gambar 9.15 Antena Sierpinski gasket tiga dimensi
Gambar 9.14 menunjukkan hasil pengukuran antena Sierpinski reflectlon factor [dB]
0
gasket yang difabrikasikan dengan kuningan yang memiliki tebal 0,5 mm.
-2
4
-6
,,
-8
,
:, -10
-12
iil -'t4
-16
rt 1st -18
tt
tt ,-.-
- 2il
tt
tt --- 3rd -2oo i 23
tt frequency [GHz]
tt
tt
nl
2
frequency [GHz] Gambar 9.16 Pengukuranfaktor refleksi antena Sierpinski gasket tiga
dimensi
Gambar 9.14 Pengukuranfaktor refieksi antenq Sierpinski Gasket dua
dimensi
e.6 ANTENA ULTRAWTDEBAND (UWB)
Ekstensi dari antena ini adalah, antena sierpinksi gasket tiga dimensi, Ultrawideband adalah aplikasi yzmg menggunakan spektrum frekuen-
yang fotonya ditampilkan di gambar 9.15. si sangat lebar dengan tujuan mendapatkan kecepatan transfer data (data
Gambar 9. 16 memberikan hasil pengukuran antena Sierpinksi gasket rate)yangtinggi. Sinyal yang memiliki sifat ultrawideband juga digunakan
tiga dimensi. Yang didapatkan dari eksplorasi jenis antena ini adalah untuk pemposisian (ltositioning) yang sangat akurat. Karena trand frekuen-
bandwidth yang didapatkan lebih lebar dari versi dua dimensinya. si yang digunakan oleh aplikasi UWB ini sedianya telah terpakai untuk
Antena: Prinsip dan APlikasi Antena Broadband, Ultrowideband dan ltultiband 233
aplikasi-aplikasi lainnya, di tahun 2002, badan regulasi telekomunikasi digunakan adalah FR4 dengan ketebaran 1,5 mm dan permitivitas relatif
Amerika (Federal Communications Comis s ionF CC) mengeluarkan reko- sekitar 4,7.Lebar mikrostrip pengumpan digunakan Wr:2,6 mm untuk
mendasi penggunaan frekuensi 3,1 GHz sampai 10,6 GHz untuk aplikasi mendapatkan impendansi gelombang 50 a. Data-data geometri lainnya
lv
UWB, terutama yang terkait dengan pancaran maksimal yang diizinkan. x L : 42mm x 50 mm, L,: 20 mm, h : 0,3mm, dan r: l0 mm.
Ada beberapa antena UWB yang diperkenalkan di buku ini, yang W _ Faktor refleksi [dBJ
7-0
pertama adalah sebuah cakram (disc)yang dicetak di atas sebuah struktur
mikrostrip yang memiliki ketebalan h: 1,6 mm dan permitivitas relatif r-s
: - - smurlasr
i -rs \1
mendapatkan saluran transmisi coplanar dengan irnpedansi gelornbang L t' l1
tI
50 ohm, harus dipilih *r:4 mm dan g : 0,33 mm [WA9l]. Antena ini
-20 t1
tl
' -25
l1
ditunjukkan di gambar 9.17. Data-data tambahan lainnya adalah L: l0 l1
l1
I -go
mm, I, :0,3 mm, W:47 mm, dan r:12,5 mm. t
I
-35
Faktor reJleksi ldBJ
0
rao
23 4 5 6 7 8 9 101112131415
-5 Frekuensi [GH4]
ground
.10
"15 Gambar 9-18 Antena cakram yang diumpan dengan saluran transmisi
-?o
mikrostrip
.25
.30
Antena ini memberikan faktor refleksi yang bagus (< -10 dB) pada
-35
sekitar 2,69 GHz sampai 10,16 GHz (perhitungan) dan sekitar 2Jg GHz
.44 sampai 9,78 GHz (pengukuran).
-45
ft I 2 3 4 5 6 7 A I 1011 12131415 -oo0oo-
Frekuensi IGHz]
234 Anteno: Prinsip don Aplikasi Anteno Broadband, lJltrawidebond dan llultibond 235
PengukJrran
Besaran Antena
10.1 PENDAHULUAN
Dalam proses perancanganisuatu antena ada tiga larigkah penting
yang biasanya dilakukan:
pemancal
R+E=
,trEI =^[,.[#l)" (10.1)
R+6= **L.L
8R
Sehingga antara bagian tengah dengan bagian pinggir AUT terdapat
diferensi phasa sebesar
^ 2nlDz
A(D=k.b=-.-.-=-.- nD2
'I8R4)vR
Jika untuk pengukuran didefinisikan kesalahan/diferensi phasa ini
rnaksimal sebesar Lq = 22,5o = 1, maka
I
8'
t
Frun gclontung blo L<D=2.5o =L=n.D'
8 4l"R
+ n=2?'
)t
Artinya, antena yang diukur harus terpisah oleh jarak tertentu dari
rrntena pengukur, sehingga kondisi far field terpenuhi, yaitu
2D2
berbentuk bola' R>_
Gambar 10.2 Front phasa yang keluar dari antena t.
(10.2)
menyentuhantennaundertest(AW)secaratidakbersomaan'Dadalah
dimensi terbesar antena
Contoh l0.l:
Jika sebuah AUT berbentuk dipole dengan panjang 5 meter, diukur
performansi penerimaannyapada frekuensi kerja 3 GHz, tentukan berapa
jarak minimal pengukurannYa?
Jawab:
Panjang gelombang untuk frekuensi 3 GHz adalah l,=3x108
m/s / 3 x lOe Hz = 0,1 m,, maka jarak minimal yang harus dipenuhi:
Lokasi yang terbuka untuk pengukuran antena disebut outdoor Absorbsi yang
Contoh 10.3:
variasi azimut g, untak
Antenadipole denganpanjang 20 cm, yang dipasangkanpada sebuah mengukar diagram horizo ntul
access point apllkasi l4/ireless Local Area Netyvort (wLAN), digunakan
untuk menyuplai ruangan di kantor. Pada jarak berapa antena ini memenuhi
spesifikasi yang dituliskan di data sheet antena tersebut?
Jawab:
DenganD : 20 cm, dan panjang gelombang I = 3 x I 08 ml s I 2,45 x lOe
Hz=12,24cm, maka pada jarak berikut pengguna komputer dengan
wireless card telah di medan jauh antena dipole tersebut
Gambar 10.5 Pengukuran diagram radiasi secara tiga dimensi
Gambar 10.7 Pengaruh refiel<si pada lantai untuk low dan high gain
Gambar 10.6 Pengukuran diagram radiasi pada bidang horizontal
antenna
Seperti yang sebelumnya diceritakan, pengukuran diagram radiasi
sebuah antena adalah suatu proses yang sulit, karena adanya gangguan sin- 10.4 PENGUKURAN GAIN
yal lain (pada ruang terbuka), ataupun sinyal multipath akibat refleksi pada
Pengukuran diagram radiasi yang dibahas pada bagian 10.3 adalah
struktur di sekitar tempat pengukuran. Pengukuran sebaiknya dilakukan pengukuran secara relatif dari medan yang diterima terhadap variasi sudut
di anechoic chamber. Jika tidak ada, alternatif yang bisa diambil adalah pengamatan. Pengukuran gain dari antena akan melengkapi data secara
tetap di sebuah ruang, yang sedikit banyak terbebas dari sinyal lain (ini absolut.
bisa dilakukan pengukuran awal, tanpa menggunakan generator sendiri,
untuk mendeteksi keberadaan sinyal akibat generator lain). Ruang yang Cara yang paling sederhana untuk mengukur gain sebuah antena
adalah metode dua antena. Dalam pengukuran ini dipergunakan dua an-
digunakan harus cukup besar, sehingga sinyal refleksi pada tembok sisi
kiri-kanan, depan-belakang dan atap diharapkan sudah mengecil secara tena yang sama, yang belum diketahui gain-nya. Antena ini dipakai se-
signifikan. Pengaruh lantai menjadi satu-satunya yang akan memberikan bagai antena pengukur sekaligus sebagai AUT. Jadi harus difabrikasi dua
pengaruh penting terhadap hasil pengukuran. buah antena yang eksak sama.
Gambar 10.7 menunjukkan pengaruh refleksi pada lantai terhadap Jika kedua antena ini dipisahkan sejauh R, antena pengukur meng-
gunakan daya pancar sebesar P, , maka daya terima untuk orientasi opti-
hasil pengukuran diagram radiasi untuk antena yang fokts (high gain
antenna) dan yang tidak fokus (low gain antenna). Dengan memakai nilai mal kedua antena adalah
jarak antar antena R dan ketinggian kedua antena H tertentu, pada antena
dengan gain yang tinggi, refleksi pada lantai tidak akan mengganggu nilai
o =[#)'Gro'GRo'Pr
pengukuran yang sebenarnya. Sedangkan pada antena yang memiliki
sebagai antena standard untuk pengukuran gain antena-antena lainnya. P.2[dBm]=Gz[dB]' K = -79 dBm=Gz[dB]-89dBm = Gz = l0dB
Antena ini disebut standard gain antenna.
Hasil gain yang didapat di atas secara intuitif dan sederhana dari
Dengan tersedianya antena dengan gain yang terstandar (untuk suatu
perbandingan daya terima (yang dalam logaritma direpresentasikan dengan
lebar frekuensi tertentu), kita bisa melakukan pengukuran perbandingan
diferensi/perbedaan). Kasus spesial adalah, jika sesudah pergantian antena
untuk menentukan gain dari antena lain. Metode ini disebut metode per-
didapatkan daya terima yang sama, maka gain AUT sama dengan gain
bandingan gain (gain comparison method), yang diilustrasikan di gambar
antena standar.
10.8.
Metode ini mensyaratkan pengukuran daya terima yang presisi, se-
r
standard gain antenna G6 P,1
hingga dibutuhkan power meter atau spectrum analyzer yang memiliki
pemancsf akurasi yang baik. Juga antena standar yang gainnya telah ditentukan deng-
an presisi juga. Beberapa pembuat antena ternama menawarkan antena-
antena seperti ini.
Alat ukur Ada pula cara penentuan gain dengan menggunakan beamwidth
antena tersebut, yang terdiri dari hasil kali beamwidth bidang E (vertikal)
AUT Gz, P,z
BW, dan bidang H (horizontal) Bt4t, atau merupakan definisi beamwidth
bidang (main beam solid angle)
Gambar 10.8 Pengukuran gain dengan metode perbandingan gain
Q M = BWsBWtt (10.4)
Perhitungan gain dengan metode ini diterangkan pada contoh 10.4'
Dan gain bisa diaproksimasikan dengan
Contoh 10.4:
Pada pengukuran gain antena, digunakan antena yang dikenal gain-
c^4n
_€_ (10.5)
{)M
nya, yaitu 17 dBi, dan diketahui power sinyal terima -72 dBm. Antena itu
kemudian diganti dengan antena yang tak dikenal gainnya, ternyata sinyal s adalah efisiensi pancaran, yang nilainya sering diberikan dengan 0,63.
terimanya menjadi -79 dBm. Tentukanlah gain antena yang ke dua terse- llll/udan BW,,diberikan dalam radian,yang kalau diubah ke derajat melalui
hubungan
but.
Dengan persamaan (I 0.7) didapatkan dengan VSWR (voltage standing wave ratio) yang didefinisikan sebagai
perbandingan nilai tegangan maksimal dengan tegangan minimal yang
c= --.12609.0-r = 18,7x20,7 =67,17=18,27dB.
BWH,oBWE,o '.1u099 - terbentuk di sepanjang saluran transmisi penghubung
Perhitungan dengan program PCCAD memberikan hasil 18,8 dB. VSLYR =V^^* (l 0.10)
Y^i,
10.5 PENGUKURAN IMPEDANSI DAN FAKTOR Distribusi gelombang tegangan di atas saluran transmisi bisa di-
REFLEKSI dapatkan dengan menggunakan struktur pengukur yang bernama'slotted
Impedansi dari suatu antena bisa diukur apabila kita bisa mengetahui line'lMA09l.
faktor refleksi yang ditimbulkan antena itu jika dipasangkan pada suatu Misalnya, dari gambar 10.10 didapatkan
kawat pengalibrasi, gambar 10.9 memvisualisasikan kondisi mismatch
yang menyebabkan gelombang refleksi.
yswR=v^u* =-!{=3
V^in 0'5
,
GHz. Karena alat ukur tipe ini memiliki empat buah gerbang (port),maka
bisa mengukur parameter tersebut untuk piranti empat gerbang secara
otomatis S, (untuk ii : 1,2,3 dan 4).
i
l
I
itl
I
t
i llr
i
t
I
48.51 4. 6l a2 ,l-ra
Phasa dari faktor refleksi bisa dihitung dengan mengambil suatu Gambar l0.ll Network Analyzer l0 MHz - 40 GHz (Rohde-Schwarz)
posisi x tertentu di kawat penghubung (misalnya di gambar ), jika antena Alat ukur ini bisa menampilkan hasil faktor refleksi secara linier
terletak di sebelah kanan, maka x adalah panjang seperti pada gambar, dan ataupun dalam besaran logaritma (dB), dan juga sebagai besaran VSWR.
phasa Gambar 2.11 dan2.l2 di bab 2 menunjukkan beberapa hasil pengukuran
yang didapatkan dengan alat VNA.
y=9r1Qn-t\,
l\g
Tiga produsen ternama alat ukur VNA ini adalah Rohde-Schwarz"
Agilent dan Anritsu.
n adalah jumlah minimal tegangan antaratitik referensi dan antena dan 1,,
panjang gelombang di dalam kawat penghubung. -oo0oo-
radio (/lvlEMS).
0
"10
o
-'15
Gambar ll.2 Milcrostrip Yagi antenna dengan empat buah saklar
tzH04l
Gambar ll.2 menunjukkan sebuah antena Yagi yang berbasiskan
.30
2.o 2.5 3'o teknologi mikrostrip. Antena ini memiliki sebuah director dan reflector.
FGqumo/ (GH4
Mikrostrip yang digunakanmemiliki ketebalan 6,35 mm dengan permitivitas
saklar (switch) dan relatif 2,2. Strip yang memiliki lebar W:W^:Z mm ini terpisah oleh jarak
Gambar ll.l Perubahan paniang dipole dengan
parameter daya iluminasi ke s: 20 mm (0,25 Xo). Besaran geometri lainnya adalah L.:28,5 mm (0,46
reflerui yang dihasirkan dengan :
J:aktor Is), g 12,5 mm, Lr:25,9 mm (0,42 ?"r), L,:32 mm (0,52 l.r) dan 6:1,85
kedua saklar [PA06]
mm. Antena ini beresonansi pada frekuensi 3,65 GHz.
Strip tengah di-feed, strip kiri dan kanan memiliki masing-masing Realisasi saklar untuk antena ini ditunjukkan pada gambar I 1.4. Jika
dua saklar. Diamati tiga buah kasus, saklar I danz on, saklar 3 dan 4 ffi
sumber DC memiliki nilai positif, maka diode PIN akan dibias secara maju,
sehingga saklar tertutup, sedangkan untuk polaritas negatif, PIN akan dibias
maka strip kiri fiadi reflektor) akan lebih panjang dari strip yang driven
(tengah) dan strip kanan lebih pendek (adi direktor). Maka diagram radiasi terbalik, sehingga saklar tertutup. Resistor R dipakai sebagai pembatas arus
DC, L sebagai penghalang sinyal RF dan C sebagai penghalang sinyal DC.
akan condong ke kanan. Jika kebalikannya, saklar 1 dan 2 ofl sedangsaklar
3 dan 4 on, maka strip kiri menjadi direktor, strip kanan menjadi reflektor.
Aliran sinyal DC ditunjukkan di gambar ll.4 dengan bantuan garis putus-
Femancaran akan condong ke kiri. Seandainya semua saklar ffi strip kiti putus. Sedangkan sinyal RF bergerak dari kiri ke kanan.
dan kanan menjadi director. Diagram radiasi di visualisasikan di gambar Penggunaan diode PIN diprioritaskan dibandingkan diode biasa,
11.3 untuk perhitungan (menggunakan software dari Ansoft HFSS, lihat karena diode PIN rnemiliki linieritas yang lebih baik, sehingga tidak meng-
bab 13) dan pengukuran. hasilkan efek-efek asing yang bisa muncul. Memiliki isolasi yang lebih
0.0d8 baik pada saat saklar terbuka, dan memiliki kecepatan yang tinggi pada
proses penyaklaran (on dan ffi.
11.2 MULTI ANTENNA SYSTEMS: ANTENA
CERDAS (SMART ANTENNAS) DAN MIMO
Jumlah pengguna jaringan nirkabel yang terus menanjak dan jenis
data yang dikirimkan pun semakin beragam, menjadikan tuntutan terhadap
sistem nirkabel semakin tinggi, baik dari segi jangkauan (coverage), se-
Gambar ll.3 Diagram radiasi pada bidang H (di gambar I1'2 hingga pengguna bisa memanfaatkan jaringan ini di mana pun dan kapan
menyilang melalui diPole) pun juga, dari sisi kapasitas (cupacity), sehingga bertambahnya pengguna
dan bertambahnya besar data yang ditransmisikan tetap bisa diberikan la-
yanan dengan baik, dan memiliki realibilitas yang tinggi (Quality of ser-
vice/QoS) yang sesuai dengan spesifikasi yang diberikan.
,trI50u
o=l g=l 20n
Reference
signal (t)
ii Error
signale (t)
reflector
r Gambar ll.6 Pembobotan dan mekanismefeedback
Untuk mendapatkan sinyal yang diinginkan, sinyal s(f) ini diban-
dingkan dengan sinyal referensi (sinyal yang diinginkan tersebut). Jika
s(f) tidat sama dengan sinyal referensi, akan didapatkan kesalahan(er-
Gambar ll.5 Diagram radiasi untuk sebuah pengguna yang diganggu ror)e(t), yang akan digunakan sebagai trigger perubahan pada faktor
empat inlerferers pembobot melalui sebuah mekanisme/eedback. Secara matematis, sinyal
Sebuah antena array bisa melakukan pengarahan ini, yang disebut keluaran array adalah
juga beamforming, karena adanya variasi pada phasa dan amplitude dari N
secara dasar.
(11.5) n
$ryf=lw1.1,wB,r, ,r,*,*g,n)' tilrrtli:.: 90fri.:iltllrlrtllrl
,llrrli:i,,i,r!rt.ii,:.:lilliltL.ilili,ilarllllilr'
i
ffi
riilt,,.itri rlti, r,i'rilri
lllllll:.,1
I r(t).rr.r (/) I
"': i,l
;irtff;;;l,1,1,r, w-rt i
.':r
I 11r1rr.,ir1 |
l-l ,
.r::t,tltr,,,lllr:.t;r
isl=
(r16) I 0. I 735 - 0.0380
ltl,ti.t.t,
I
0.0658 0 0.1 360 0.2126 0.065'1 0
I r(r)r1,r(r) | 2 -0.1942 0.0008 0.1 825 0 -0.1942 -0.1966 0. l 839 0
lr1rtx,., trl_l J 0.0740 0.1284 0.2467 0 0.2030 -0.0553 0.2492 0
4 -0.0729 -o.1290 o.2467 0 -0.2029 0.05s7 0.2492 0
5 -0.0995 0. l 668 0. l 825 0 0.0672 -0.2680
I rl,r*r,r xt,txp,r xt,rxt.N rt.rjp.ru I 6 0.1209 -0.1300 0.0658 0 -0.0089
0. I 839 0
0.2522
I xp.r.rr,r xe.txe,r rp.rrt.,v x9.1xp,,v
0.0657 0
tol=rl : : : : i
i
(1 1.7) Di gambar I 1.7 terlihat, pada arah yang diinginkan, diarahkan pan-
|
,r,rrr,, xr.Nxp.r rr,,lxr,,v ,r.nrrO,,., caran utamanya, dan pada saat yang bersamaan, ke arah interferensi, di-
[rp,,vxl,r xe,yxg,r "' xp.xxr,N r0.rrO.ru
I
Di sini akan divariasikan faktor pembeban untuk menghasilkan ke- Arah datang dari masing-masing sinyal, baik yang diinginkan atau-
pun interferensi, bisa didapatkan dari beberapa carayang diperkenalkan di
salahan yang minimal, jadi akan dilakukan diferensiasi persamaan (1 I '4)
terhadap W, dan men-set-nya menjadi nol, Iruoe].
Antena: Prinsip dan Aplikasi Perkembongon Khusus pada Teknik Antena 263
-=
!s,2
_.>
Penambahan pengkodean dan pendekodean space time
n:emungkinkan diagonalisasi dari matriks secara keseluruhan, sinyal terima IsJ
>- -+
!",3
irerbanding Iurus langsung terhadap sinyal kirim dan tak ada pengaruh dari
sinval icirim iainnya. Secara teoretis, pada setiap kondisi propagasi, atau >- --+
unfuk iettap rnarnKs ffll bisa dilakukan SVD. El'ektivitas riari MIMO akan
Gambar ll.9 Space Time Coding dan Space Time Decoding
l{j;'rilrrli ,larr rriiar-nrtai Eigen (cigcn volrte) a/\ . f"rU"saran kapasirus
sistcsl terjacti sccara efbktit" jika nilal-nilai trigen ini besar (sarna besar satu [wIT09] menunjukkan perancangan antena MIMO pada alat komu-
dt:ngan rxlrulya i. nikasi genggam dengan menggunakan software csr Microwave Studio
(bab 13), yang mencari korelasi antarelemen yang minimal dengan me-
I'.iilai eigen yang besar atau sama besar menunjukkan korelasi antar-
letakkan posisi elemen pada tempat berbeda-beda. Antena MIMO dengan
jalur propagasi yang minimal dan juga korelasi antarelemen-lemen antena
dua elemen ini dirancang pada frekuensi 2,6 GHz. Gambar l l.l0 menun-
yang ininimal. jukkan struktur yang dirancang dan nilai coupling antarelemen yang
di-
Korelasi "ialur propagasi yang minimal terjadi, iika lingkungan dapat. Terlihat jarak antarelemen dan orientasinya satu dengan yang lain
propagasi memberikan kondisi yang penuh dengan refleksi dan difraksi, mempengaruhi korelasi ini.
yang disebut dengan kondisi rich scattering. Pada prakteknya hal ini
terjadi apa adanya, karena secara asumsi, perancang sistem MIMO tidak
memiliki opsi untuk melakukan perubahan padanya. Sedangkan korelasi
o
penprkuru
€-s
S 11
_--l'*t\- I
I
\.*-/
ghfital E ffir'
mrew I
ffik= 5
268 Antena: Prinsip dan APlikosi Perkembangan Khusus podo Teknik Antena 269
-T
Downlink [MHz]
GSM 8OO AMPS 824-849 869-894
P.GSM 9OO Primary GSM 890-9 I 5 93s-960
E.GSM 9OO Extended GSM 880-91 5 92s-960
GPS I 564-l 586
GSM 1800 DCS 18OO l7l0-1785 I 805-1880
Tabel l2.l Lanjutan 12.1 ANTENA STASTUN BAS|S (BASE STATTON) Dt
. Frekuensi Frekuensi
KOMUNIKASI BERGERAK
Nama Band Name elternatif
Uplink [MHzl Downlink IMHzI Tuntutan dasar yang diberikan kepada sistem seluler (GSM, UMTS
GSM 19OO PCS I9OO I 850-t910 r 930-1990 ataupun LTE) ada tiga: memberikan sinyal ke pelanggan yang berada di
UMTS 3C r 885-2025 2110-2200
wilayah kerja (angkauan atau coverage), memberikan kapasitas saluran
l7l0-l7ss (us) 21 r0-215s (US)
minimal tertentu, sehingga pengguna bisa mengirimkan informasi secara
B02.l1bls,/n wifi (rsM) 2400-2483.s
wifi (uNri) 5r50-5350 (UNrr), s470-5725, 5725-5825 (lSM/
wajar (capacity) dan memberikan jaminan kualitas layanan dengan suatu
802.11a/Wj
UNII), 4900-5000 (Japan), 5030-5091 (Japan) key performance indicatorlKPl tertentu (quality of servicelQoS).
802.15.4 Zis.Bee 898, 91.5, 2400 (rSM)
802.1 5. 1 1a Bluetooth 2400-2483,s (rSM) Dalam memberikan pemenuhan. ketiga tuntutan di atas, sistem
802.15.3 [JWB Biasanya > 500 MHz di dalarn spectrum 31 00 telekomunikasi dibuat dan dirancang secara ketat dengan memenuhi
- 10600 MHz
spesifikasi yang diberikan. Antena sebagai antarmuka (interface) dari
802. I 6 WiMAX Mobile: 2-6 CHz. fixed < l1 ClIz
pemancar/penerima dan udara, memainkan peranan yang krusial. Dalam
Selain itu, GSM juga mampu menangani jumlah pengguna dalam menjamin sinyal yang memadai, pada proses perhitungan link budget,
jumlah yang banyak dan detail sistemnya yang dibuat ietbtka (open besaran-besaran penting antena akan memberikan pengaruh yang signifikan
architecture), yang menyebabkan jumltih perusahaan (vendor) yang pada keberhasilan sistem telekomunikasi ini.
memproduksi komponen dan sistem GSM menjadi bertarnbah. Kedua
Pada sistem seluler, wilayah yang akan diberikan jasa komunikasi
kelebihan terakhir menyebabkan harga yang harus dikeluarkan menjadi
akan dikorespondensikan dengan suatu jaringan terstruktur tertentu, secara
murah, dan sistem GSM menjadi semakin diterima rnasyarakat luas.
teoritis digunakan struktur enam sisi, sehingga seluruh luasan bisa ditutupi
Generasi berikutnya adalah 3G (third generation), yang diwakili oleh
tanpa celah (gambar 12.1).
[Jniversal Mobile Telecommurication Sltstems (UMTS) dan 4G (fourth
generation), dengan nama Long Term Evolution (LTE). Selain dari itu ada
sistem komunikasi lainnya yang juga mendapat celah pasar cukup besar,
yaitu llireless Local Area Network (WLAN), dan yang memiliki prospek
cukup besar di masa mendatang Worldwide Interoperabilityfor Microwave
Access (WiMAX).
Aplikasi lainnya yang akan dibahas di bab ini adalah teknik iden-
tifikasi benda dengan menggunakan gelombang radio Radio Frequency
I den t ifi c a t i o,r (RFID).
Tabel 12.1 menunjukkan sistem yang bekerja menggunakan gelom-
bang radio dan frekuensi tempat kerjanya.
di base transceiver station (BTS) untuk menyuplai mobile station (MS). . i:f.,
polar ratp
x'l
,'\ --i*--- downtilt dengan
/ /\
/'v \ ,)" putaran
i---
i-r-
r
\\
r. 1:}K3
\--r'\'l'
-
\ -.-'Vrol -V
i.K
-
(long neck)
\\ \/'>1-'- 3: lr
-!.- ,/ 'l\ penyetelan downtilt
'\,/ '-1"
ot----.
.l
Gambar 12.9 menunjukkan detail pilihan konektor untuk inpzt mas-
ing-masing wilayah frekuensi, dan juga penyetelan downtilt yang diperlu-
kan.
Gambar 12.7 Diagram radiasifrekuensi 824-960 MHz, horizontal (kiri)'
vertiknl (kanan)
Konektor koax
Gambar 12.10 Antena monopol di atas bidang ground Gambar l2.ll Antena L dan antena F (IFA) di atas bidang ground
Untuk mendapatkan karakteristik faktor refleksi yang bagus pada Antena yang dinamakan Inverted F Antenna (IFA) memiliki factor
frekuensi 2 GHz, kawat antena monopol dibuat setinggi 36,5 mm. Simulasi refleksi yang ditunjukkan dengan kurva putus-putus di gambar 12.12.
yang dilakukan dengan software FEKO memberikan faktor refleksi seperti Terlihat hasil yang cukup bagus untuk frekuensi 2 GHz (sekitar -15,05
ditampilkan di gambar 12.12 pada kurva garis. Pada frekuensi 2 GHz, dB), dengan bandwidth dari sekitar 1,9 GHz sampai 2,1GHz.
factor refleksi senilai -21 dB. Antena ini memiliki bandtvidth (batas <-10
dB) dari sekitar 1,8 GHz sampai sekitar 2,34 GHz.
Antena monopol ini memang memiliki kinerja yang sangat bagus
pada frekuensi 2 GHz, tetapi mengambil tempat yang cukup besar ke arah
vertikal (sangat tebal). Usaha untuk menipiskan piranti genggam dilaku-
IC memiliki
impedansi yang dominan kapasitif bisa di-match
dengan menambahkan induktansi secara serial dan parallel, dengan target
menjadikan komponen riil impedansi beban sama dengan komponen riil
impedansi sumber dan komponen imaj inerkeduanya saling mengompensasi.
Gambar 12.14 Dimensi antena patch dengatt reflector (iarak 2 cm), Contoh berikut ini memvisualisasikan proses matching pada tag.
semua satuan dalam cm
Contoh 12.1: Matching tag
Gambar 12.15 menampilkan faktor refleksi dalam bentuk mutlak Sebuah IC, yang digunakan pada tag sistem RFID memiliki input
logaritma dan dalam diagram Smith. Terlihat pada interval frekuensi 880 impedansi berupa susunan serial resistor 15 ohm dan kapasitor I pF. IC
MHz sampai 970 MHz, kinerja faktor refleksi antena ini sangat bagus ini akan disambungkan dengan antena dipole dengan impedansi berupa
(< -15 dB). susunan serial dari resistansi radiasi sebesar 50 ohm, kapasitansi 0,45 pF
dan induktansi 54 nH. Gunakanlah rangkaian matching L (komponen
dengan struktur seperti alphabet L) pada frekuensi 915 MHz
Jawab:
Kondisi aktual saat ini diilustrasikan dengan bantuan rangkaian
listrik berikut dan diagram Smith (dasar diagram Smith bisa dipelajari dari
tMA09l). Pada diagram Smith ditunjukkan posisi sumber (1-j1,6), posisi
't8.0 seo goo gto eio sso go g6o beban (0,3-j3,5) dan posisi beban matching (1+j 1,6) harus berada.
rim 9ro
hh|d f*rl
Dengan bantuan sebuah induktansi serial (255 ohm, atau 44nH)
Gambar 12.15 Faktor refletcsi dalam dB, marker 1: 900 MHz (-16'7 dB), bisa dikompensasikan reaktansi di rangkaian ini, tetapi resistansi 15 ohm
marker 2: 924 MHz ('19,9 dB), dan marker i: 941,5 (-45,4 dB) terlalu jauh dri 50 ohm.
Antennos in Action
286 Anteno: Prinsip dan Aplikasi
S edangkan gambar I 2. I 7 bentuk tag lain, yang diproduksi perusahaan standar untuk setiap Laptop. Komputer dengan WLAN card terhubung
Alien Technology ke jaringan melalui sebuah access point yang dihubungkan ke jaringan
computer yang lebih besar. Standarisasinya diberikan di IEEE802.Il.
Tabel12.2 memberikan informasi tentang data-data lapis fisikal dan MAC
untuk WiFi.
Gambar 12.17 Tag yang diprodul<si perusahaan Alien Technologt Tabel 12.2 Standar IEEEB}2.11
Data rate JangI<aqan Jangkquan
,12.4 ANTENA DI WLAN IEEE8O2.I1 f [GHzl
(Mbps)
Modulasi
indoor {nr) outdoor{$)
a 5 54 OFDM <35 <120
Perkembangan teknologi prosesor, sebagai otak dari kornputer, b 2,4 11 DSSS <38 <140
sampai menuju wilayah keriaGHz dan dengan teknik multi-core, membuat 2,4 54 OFDM <38 <140
komputer memiliki kemampuan yang sangat hebat dalam melakukan n 2,4&5 600 OFDM <70 <250
perhitungan-perhitungan yang kompleks. Kemampuan penyimp anan data, Gambar 12.18 menunjukkan contoh antena array dengan empat
baik secara pernanen (hard disk) ataupun tidak permanen{Random Access elemen yang digunakan untuk frekuensi keqa2,45 GHz. Antena ini terdiri
MemorylRAM), menambah nilai sukses dari sebuah komputer. Komputer dari p at c h dengan strukt ur distribus i energinya, dan r efle c t o r yang berj arak
yang rnemiliki kinerja yang tinggi, tetapi tidak terhubung pada sebuah 5 mm dari patch.
jaringan, akan menjadi tidak efektif. Jaringan komputer lokal (Local Area
N etworklL AN) dikembangkan untuk menghubungkan komputer-komputer
pada suatu wilayah yang kecil, misalnya di sebuah kantor atau sekolah.
Standarisasi LAN diberikan melalui IEEE802.3 dengan nama Ethernet.
Setiap komputer yang akan dikoneksi pada sebuah jaringan, harus memiliki
antarmuka jaringan, yang dinamakan Ethernet card (atau LAN card).
Sebuah kabel (biasanya RJ45) menghubungkan komputer itu meialui
LAN card ke sebuah pusatnya yang biasanya digunakan router. Standar
kecepatan LAN dewasa ini mencapai 100 Mbps. Kekurangan mendasar
dari jaringan komputer menggunakan kabel adalah fleksibilitasnya yang
a,l = 2,45 GHz
rendah. Ke setiap komputer harus dipasangkan kabel, yang kemungkinan
harus menembus tembok, atap ruang atau lantai. Dan setiap komputer
terikat oleh tempatrya, tanpa bisa bergerak bebas ke sana kemari. Gambar 12.18 Dota antena dalam mm, dan.foto prototype antena,f :
Wireless Local Area Network (WLAN), yang sering juga disebut 2,45 GHz
WiFi, adalah alternatif menarik untuk LAN. Keuntungan WLAN terhadap Gambar 12.19 sebelah kiri menunjukkan rnodel antena ini, yang
LAN hanyalah pada tidak diperlukannya kabel ke setiap komputer. dianalisa dengan program FEKO. Antena dan reflektornya dimodelkan
Komputer hanya harus memiliki sebuah WLAN card, yang dewasa ini
6
'6
I
I
-150 -100 -50 0 50 100 150
s f"l
-oo0oo-
2.4 2.5 2.6
frekuensi [GHz]
13.1 PENDAHULUAN
Di bab 3 tentang persamaan Maxwell dan solusinya ditunjukkan
dasar perhitungan antena secara serius, dengan bermula pada persamaan
Maxwell baik dalam bentuk integral di persamaan (3.1)-(3.a), ataupun
bentuk diferensial (3.5)-(3.8), yang dilengkapi dengan data materialnya di
pemamaan (3.10) dan (3.1l), beserta kondisi batas yang menutup wilayah
pengamatan (untuk ruang bebas digunakan kondisi eksak di fungsi Green
dan dengan pendekatan menggunakan bidang batas penyeraplabsorbing
boundary condition (ABC) atauperfectly matched layer (PML)).
[NA90], dan metode kombinasi beberapa buah metode single di atas, yang dan secara analog solusi persamaan(3.27\ menjadi
dikenal dengan metode hybrid.
F (,) = c, (r, r')un (i')Ao' (13.4)
J!
Ulasan yang diberikan di sini dibatasi pada prinsip kerja, kelebihan o
dan kekurangan masing-masing metode serta contoh aplikasi pada peran-
cangan dan analisa antena. Contoh software yang dikembangkan, baik se-
in?') adalah kerapatan arus listrik yang mengalir di dalam suatu
cara komersial ataupun disebarkan secara bebas (free), juga diberikan di volume i,Q ') dengan wilayah Q = V , ataukerapatan arus listrik mengalir
bab ini. di atas sebuah permukaan yang terbuat dari metal atau dielektrika j, (/ ')
dengan d2= A, atau arus listrik yang mengalir sepanjang sebuah kawat
13.2 METODE PERSAMAAN INTEGRAL (INTEGRAL I,@'h,(i') dengan dl=L. Sedangkanfun! ') adalah kerapatan arus
EQUATION METHOD) magnetis, pada kasus antena terbuat dari penghantar, berlaku funG')= O
. Untuk berikutnya di buku ini dibatasi pada permukaan metal, sehingga
Metode perhitungan yang paling sering digunakan untuk menganalisa
FG)= o.
dan merancang antena adalah metode persamaan integral, karena metode ini
bisa memodelkan ruang terbuka (open boundary condition) yang muncul GuQ,V')adalah fungsi Green, yaitu vektorpotensial magnetis akibat
di problem antena secara eksak melalui fungsi Green. Metode ini pertama kerapatan arus listrik berbentuk impuls Dirac,
kali diperkenalkan di tahun 60-an [HA92]. Dasar dari metoda persamaan
integral adalah eksploitasi persamaan Maxwell dalam bentuk diferensial. GnG,v')=*,# (13.s)
294 Antena: Prinsip don Aplikasi Aplikasi lietode Numerik pada Antena 295
Dan untuk antena bidang digunakan
ixE1t1=g (13.7)
\
fi adalahbidang normal (tegak lurus) terhadap permukaan antena. ;*n
I
edge dalm
'-------'
Gambar 13.2 Definisi edge dalam dan edge luar, segitiga I dan 2 diapit
3 edge dalam, segitigd 3 diapit 2 edge dalam dan I edge luar
296 Antena: Prinsip dan Aplikasi Aplikasi lAetode Numerik poda Antena 297
Jadi untuk kerapatan arus listrik digunakan pendekatan dengan Maka
N
Jn1;1=I i,F,(r) (13.10)
- ;rt,, .!l
fl E, r;l o,O,r,F,(v, )dA,
n=l n=l Ae Ae
298 Antena: Prinsip dan Aplikasi Aplikasi lAetode Numerik pada Antena 299
Metode elemen hingga bermula pada sebuah fungsional. Fungsional
13.3 METODE ELEMEN HINGGA (FlNlTE ELEMENT adalah istilah yang dikenal di matematika terapan,yang artinya fungsi dari
METHOD) suatu fungsi. Fungsional ini harus diminimalkan sesuai dengan kondisi
d IFEM) adalah metode yang terjadi di alam, selalu menuju pada energi yang paling rendah.
Metode elemen hing ga (F ini t e E I em en t Me t h o
Dengan melakukan pengamatan pada tetrahedral, maka setiap elemen
numerik yang paling sering dipakai di disiplin rekayasa. Terutama di teknik
memiliki enam buah edge, yang masing-masing berupa variabel yang akan
sipil dan teknik mesin, FEM digunakan cukup intensif untuk menghitung
performansi gedung, jembatan ataupun mesin, dan perambatan panas dan dikalikan dengan fungsi basis d, (i) . Proses ini akan mengarah seperti
pada rnetode persamaan integral, pada sebuah sistem persamaan linier,
fluida di struktur teknik mesin.
yang bisa disolusikan dengan aljabar linier, baik dengan cara konvensional
(eliminasi Gauss) ataupun secara iteratif.
* + - !' -i*-i'', (r3.14) (dalam satuan panjang i dz, dengan dz diskretisasi ke arah z) pada waktu n
= -r *., -t =
(dalam satuan waktu n dt, dengan dl diskretisasi waktulsarnpel waktu pada
Persamaan (13.13) menerangkan medan listrik yang berubah den- pengamatan), dan Ej'lt adalah nilainya pada step waktu sebelumnya,yang
gan waktu pada suatu posisi tertentu berhubungan dengan kerapatan arus pada step waktu pertama m : I di-set dengan nilai 0.
listrik di tempat yang sama, dan perputaran medan magnet (akibat curl Hijt.!t?, dan Hi,ltlzadalah medan magnet yang berada ada waktu
VX) mengitari medan listrik tadi sesuai aturan tangan kanan. Merujuk antara medan listrik sekarang dan terdahulu, dengan posisi mengapit medan
pada gambar 13.5, kita bicara tentang segiempat yang diarsir listrik itu. Sedangkan .I! ,t.!2 adalahsumber eksitasi pada posisi yang sama
')
- Eij'= t( nij'1,?, - H;it-!t?r I ,,-,,,
Ei., dengan medan listrik.
-- N -;[ Dengan persamaan (13.16) dihitung medan magnet dengan cara
^, )-;"'*''
yang sama. Jadi medan listrik dan medan magnet saling menghasilkan
H;,:71, Hi::l'7,
ET,,=EI:I
:#[ Lz
o't""'' (13.1s) seperti halnya perambatan gelombang yang sebenarnya.
)- Untuk kondisi dua dimensi (H", E, dan Er), persamaan Maxwell
Dan persamaan (13.14) menghasilkan, dengan segiempat yang menjadi
ortogonal di gambar yang sama aH- aH- -
- -ffU, aE- - dEu
-
=J +J +effa, +e
Hiil,?, - Hi,,ii,?, _ _t ( r:.,u - o:,,
')_
1r"m'Y'i+tt2
;U, ".d, ".rd, U;4,
X7
dEu
' _ AE, _ ..aH, a,
-
- - --: a, = -J
a - ll--al-
+ Ex'dydt ^.rQ,
v r.r !ll'
1
J
aH- I aE- t AE" I I
--------l-
(l 3.1e)
il r.ay pDx $"^'' -:--
Gambar 13.5 Proses perambatan medan listrik dan rnagnet dengan Dengan persamaan (13.17) dan (t 3.18) masing-masing bisa dihitung
kordinat posisi yang bergantian untuk keduanya, iuga waktu, disebut nilai E dan Erpada waktu aktual di setiap titik
skema leapfrog
uL - Ei,i*riz,i_:J:
# Q, ::ll' - H i,' I ?,) 4,'
L y,i+1.2,.j I
E 1.,,i
-,,, = E i,|i -t r z. : 1.] -r r z (r3.20)
AI
n rn-l
^ Ly,i+,2.i
,- H::iii - H:::j: \-l ,,-rt2 -
=-;[t(
Dy.i+,2,i , H:j,'l, = H:;,,1, .i#br.,.i+uz- EI.i,,_,,,)
N "''''"''''i
^, )-i"
- - ni,,-,,,,i)- t' ! t i,,,,,,
y -ii!r::'l!,?, - n::il') *lt:;,1:,r2,1 o3 '2r)
2,i (13.22)
l1,,,*rrz,i
, = Ei,,l*vz.i i*b;,,+,
Perusahaan Remcom (www.remcom.com) menawarkan software
yang berbasiskan FDTD dengan nama XFDTD. Rilis terbarunya adalah
i+7 XFDTD version 7. Gambar 13.7 menunjukkan gambar antena inverted FL
yang bekerja pada dua frekuensi (dual band), yaitu pada 2,45 GHz dar. 5,2
I I
GHz.
i+t/2
I I
v
j t,rl
k' ---------w
modificd
/-"parasitic
v*I-
i
A,
I I
H']-d; -i- H,'->
j-1/2
I I
j-1
't* x
i-1/2 i+7/2 i+7
.*--* --t-
L*
Gambar 13.6 Visualisasi struktur medan listrik E,dan Erdan medan
rnagnet H, di wilayah perhitungan dua dimensi Gambar 13.7 Geometri antena inverted FL dual band 2,45 GHz dan 5,2
GHzl
sedangkan persamaan (3.19) memberikan formula untuk menghi-
ttng H, I Nakano, Sato, Mimaki. "An Inverted FL Antenna for Dual-Frequency Operation." IEEE
Transactions on Antennas and Propagalion, vol. 53, no. 8,pp.2417-2421, August 2000.
3M Antena: Prinsip don APlikasi Aplikosi lletode Numerfk pada Antena 305
2,45 GHz 5,2 GHz 13.5 METODE FREKUENST TtNGGt (HtcH
V *_l__- FREQUENCY METHODS)
theo.
exp.o o 0 Pendekakn yang dilakukan pada metode frekuensi tinggi berbeda
dengan yang dikembangkan pada metode perhitungan di bagian sebelum-
VSWR
r\a - 4.0 mm nya. Metode yang berbasiskan pada pendekatan optik ini sangat efisien
A* f,
J.0 mnr penggunaannya, tetapi mensyaratkan benda-benda yang terlibat harus
sangat besar. Semakin besar benda ini, semakin akurat perhitungannya,
oleh sebab itu metode frekuensi tinggi dinamakan juga metode asimtotik
(asymptotic methods).
306 Antena: Prinsip dan APlikasi Aplikasi l etode Numerik pado Antena 307
Sedangkan medan listrik di titik pengamatan harus dihitung dengan
sarnya dengan sudut datang). Jika titik sumber l' , titik pengamatan i dan
memperhatikan faktor divergensi gelombang dari titik refleksi ke titik
infonnasi bidang diberikan, dengan bantuan geometri bisa ditentukan titik
pengamatan, beserta pergeseran phasanya.
refleksi To,yaitu dengan mencerminkan antena ke bidang, dan dari titik
antena cerminan ini ditarik garis menuju titik pengamatan (gambar 13.9). Persoalan ini menjadi relatif mudah, karena perambatan gelombang
Jika garis tersebut menembus bidang, seperti pada titik pengamatan 1 dan berlangsung di udara yang homogen, dan gelombang merambat melalui
2, maka ditemukan titik refleksi ro . jalur lurus dari suatu titik asal ke titik tujuannya. perubahan phasa juga
veklor normal
terjadi secara linier, sedangkan amplitudonya mengecil (gelombang ber-
posrsi titik pengamuan Ii
anlerra bidang
divergensi) sesuai dengan aturan kekekalan energi. Fenomena ini dibahas
it titik pengamalan 2 r dalam suatu disiplin yang dinamakan optik geometris (geometrical optics
o / GO).
tirik pengamalan 3 i
1 rejtehsi 7r,.Y
a -' --"
Antena cerminan
3AB Antena: Prinsip dan Aplikasi Apli kasi l(etode Numeri k pado Anteno 309
Keller [NA90] memperkenalkan metode difraksi geometri untuk
but juga metode hibrida, bertujuan untuk mengeksploitasi
menerangkan adanya gelombang difraksi jika mengenai pinggiran bidang. kelebihan setiap
metode dan mengeliminasi kelemahannya.
Gelombang difraksi ini akan masuk ke semua wilayah, tennasuk ke
wilayah bayangan. Di kedua batasan, gelombang ini akan mengompensasi Kombinasi MoM dan FEM rnenghasilkan metode yang mampu
diskontinuitas, sehingga medan listrik dan magnet menjadi kontinyu" menganalisa antena yang rnemiliki struktur yang tak hanya
terbuat dari
Teori difraksi yang paling sering dipakai dewasa adalah Unifurrn Theory metal, tapi juga mengandung dierektria yang tidak homogen.
contoh
o.f Diffraction (UTD). sederhana adalah antena mikrostrip di gambar 13.4. Metode
FEM sangat
efisien untuk memodelkan inhornogenitas, tetapi tidak mampu
Tempat terjadinya difraksi (titik difraksi) bisa juga ditentukan secara memodelkan
bidang batas yang terbuka (open boundary condition), sebariknya
geometris. Dan seperti halnya pada refleksi, pada difraksi juga diperkenal- MoM
memiliki kemampuan menghitung masalah terbuka dengan eksak.
kan tensor difraksi, yang untuk perhitungan detailnya bisa didapatkan di
lNAeOl. Kombinasi FEM dan MoM ini dilakukan dengan merakukan
dekomposisi wilayah penggunaan kedua metode tersebut (gambar
Kelebihan metode frekuensi tinggi ini adalah tuntutan memori kom- 13.r 1).
Pada interfuce keduanya, kontinyuitas komponen tangensial
puter (RAM) yang kecil dan tak tergantung frekuensi, juga prosesnya yang dari medan
listrik dan medan magnet harus dijaga. Sehingga akan didapatkan
mudah untuk diamati. dua buah
sistem persamaan linier yang saling terkait satu dengan lainnya.
Kekurangannya adalah hanya bekerja pada struktur yang sangat be-
sar dibandingkan dengan panjang gelombang, dan kesulitan dalam penen-
tuan titik+itik refleksi difraksi pada struktur dengan dielektrika.
Karena UTD sering kali dipakai untuk simulasi perambatan gelom- Gambar l3.ll Dekomposisi bagian daram dimoderkan oreh FEM dan
bang untuk analisa sistem seluler, banyak software yang dikembangkan wilayah luar dengan metode persomaan integral (MoM)
untuk analisa ini, misalnya Radio Propogation Simulators (www.actix.
Solusi dari sistem persamaan ini didapat dengan bantuan inverse
com/radioplan_rps/).
matrix, baik secara langsung ataupun iteratif. pustaka
tvo06] memberikan
prosedur perhit,ngan secara detail dengan contoh-contoh
13.6 METODE HIBRIDA aktual.
Jika problem yang dihadapi adalah antena yang memiliki
Seperti yang diperkenalkan pada bagian sebelumnya, setiap metode reflektor
yang besar, atau bidang metal yang akan menyuritkan
yang ada memiliki kekurangan-kekurangan yang tak bisa dihilangkan. kita daram mem-
bahasnya, yang dikarenakan proses diskretisasinya
Kombinasi metode-metode perhitungan ini satu dengan lainnya, yang dise- memberikan jumlah
elemen yang sangat banyak, sehingga membutuhkan
RAM yang sangat
310 Antena: Prinsip don Aplikasi
Aplikosi fuletode Numerik poda Anteno
311
besar bahkan terlalu besar dibandingkan RAM yang tersedia. Di karena-
kan struktur ini juga memiliki potongan antena yang kecil, teori diffraksi
(UTD) juga tidak bisa digunakan secara utuh. Oleh sebab itu metode hi-
brida kombinasi Metode persamaan integral (MoM) dan UTD menjadi al-
ternatif yang sangat bagus.
Daftar Pugitaka
Helix Jenis antena ysng biasanya mengunakan kawat yang Polarisasi Arah orie asi medatr listrilc
berputar sepertipegas. Point to Poiht Kommikasi dari suatu posisi ke satu posisi lain meng-
Hom Jenis antena yang menggun*at waveguide, yurg di- gurakan antem dengan gain tinggi (sangat fokus).
potong pada penampatrgnya. Recorfgurable Jeds antena yarg bisa dikonfigurasi kamkier keda-
Isotrop Antena yang memancarkan energinya sama mta ke [ya.
semua amh. Reflektor Jenis antena yang menggunakan pemantul berbentuk
Irbar pita Interval frekuensi kelja antena yang memiliki karaker p.rabola untuk lebih memfokuskEr eneryinya.
sesuai dengan spesifikasi,sng diminta. Loss
Retum Lihat faktor refleksi.
LEbar parcaran Wilayah efektif pemaocaran energi dari sebuah atr- RFID Radio Freque cy ldeitification, sistem ntukabel yang
teda. digmakan untuk heqidentiflkasi berda.
Medan dekat Wilayah di sekitar antena, dishibusi rnedan listrik dan tIfD UniIorfirTheory ofDiflraction, metode ftekuensitinggi
magrct sangot kompleks. yang menggunakrm gelombary refleksi dan difiaksi
Medaajauh Witayah yang agakjauh dari anteoa, medan listrik dan u uk menggambarkal efek timbal balik gelombang
mapet saling tegak luus. Biasanya dalam kotrdisi di dan he,da
wilayah ini antem dipergunaka[ WA Vector NetworkA alwr, alatukuruntukmetre ukan
Mikostrip Jeris antena yang menggumkan Pinted Cirait Board faktor refleksi dari antenna.
(pCB). Voveguide Salah satu jenis salu'an tralsmisi yang diguakafl
MIMO dengat
Muttiple ltput Multiple Orrprr, sistem aDte[a pada frekuensi tinggi, biasanya berbentuk segiempat,
beberapabuah antena baik dipemarcar atau di peneri- li4karan atau elips.
m4 yang bertujuan melaikkan data-rare pengiriman Yagi-Uda Jenis antena Yagi-Uda adalah antena anay dipole,
inforrrasi. yang terdiri daxi dipole yaf,g di-drive, dipole reflek-
MOM Method of Mo ent, metode rumerik yang menggu- tor dan dipole direkto!. Yagi dan Uda adatah penemu
nakan fungsi Cree!, sehiogga bisa memeluhi karakler antena ini.
radiasi secara eksak. -oo0oo-
-oo0oo-