Anda di halaman 1dari 5

Modifikasi Antenna VHF

Antenna VHF (144 Mhz) mobile/Base 5/8 λ

Rumus : (300/144)x 5/8 = 1.30m x 95% = 1.23m ( Panjang antenna). Batang untuk
antenna mobile banyak dijual di toko antenna dengan panjang 125cm harga kira-kira
50ribu. Untuk coilnya sediakan kawat tembaga 2mm panjangya 1/8λ (24cm) atau
1/4λ (48cm). sebaiknya 24cm atau 1/8λ, putar sebanyak 6 putaran pada pvc 1/2″,
iner di trap pada tengah-tengah putaran. Jika di pasang di mobile biasanya
resonansinya akan sedikit bergerak ke frekuensi yang lebih rendah. Jika dipasang
sebagai antenna portabel, memerlukan radial sepanjang 1/4 λ sebanyak minimal 3
buah, semakin banyak semakin baik. Atau disetting ulang dengan memperpendek
panjang whip (pecut), atau dengan merenggangkan atau mensempitkan spasi
putaran. Catatan: diperbesar spasi putaran akan menurunkan frekuensi resonansi
begitu sebaliknya. Jika ingin menjadi 2 x penguatan 5/8λ, kita bisa menambahkan
dibagian reflektornya sepanjang 5/8λ, sama panjang dengan atasnya, dan di beri
radial 1/4λ minimal 3 buah, maka gain akan bertambah menjadi 3 dB. Atau radial
dibuat seperti antenna Hy-gain, V2R yang menggunakan radial bertumpuk, akan
membuat penerimaan semakin baik.
Antenna Collinear

Banyak model antena untuk meningkatkan penguatan dB / Gain dengan sistim


collinear dengan berbagai versi. Umumnya dibuat dengan 3 x 5/8λ atau 3 x 7/8λ ,
seperti dari Cushcraft G7, Hutsler G7, Ringo Ranger, Diamond
F23H, dengan mengklaim mencapai gain 7db.

Pembalik phase Antenna F23H dengan Phasing panjang 1/4 λ yang di coilkan.
Antenna Ringo Ranger phasing panjang 1/2 λ dipolted, Antena G7 phasing coil
panjang 1 λ di coilkan pada panjang 1/4 λ. Keunggulan antena-antena ini dari
antenna lainnya dan lebih mahal adalah karena membutuhkan bahan yang lebih
kuat. namun untuk penguatannya; relative sama dengan yang lainnya. Banyak cara
model antenna collinear untuk menambah db-gain; salah satunya dengan
menempatkan sudut radial agar membentuk polarisasi pancaran lebih kuat. Tapi jika
anda penggemar antenna VHF vertikal coba rasakan antenna VHF collinear
Sigma-4 untuk 2M dengan antenna terkuat vertikal lainnya.

Cara Membuat Antenna VHF collinear Sigma-4

Untuk antenna Vertikal collinear Sigma-4 ini sangat


memuaskan pancaran maupun reisipnya. Ini merupakan antena 7/8 λ dengan
phasing 2 x 5/8 λ. Matching device menggunakan gamma match. Membuat sigma-
4 sebenarnya tidak ada bedanya dengan membuat antena J pole, dimana untuk
mathcing impedansinya menggunakan trapshort. Sebenarnya Sigma-4 pun bisa
saja dengan cara trapshort, namun kebanyakan menggunakan gamma match
(capasitor variable matching). Untuk radial 50cm (1/4λ) sebanyak 4buah, lingkaran
untuk memegang ujung radial = 1m (1/2λ), untuk radiator awal (penyuap antena) =
7/8 λ = ( 300/f x 7/8) x 95%, kira-kira 1.73 m untuk frekuensi kerja 144 MHZ. Jika
menggunakan trapshort iner kabel antena shortkan ke radiator, outernya di-short-
kan ke radial, antara 5cm dari bawah, kalau menggunakan gamma match gunakan
pipa 1/2″15cm dan buat tengahnya pakai as alum 6mm atau bisa menggunakan
kawat las, kuningan apa saja. untuk phasing coil awal supaya matching dengan
perpanjangan 5/8 lamda, gunakan kawat 1/2 lamda ( jangan 1 lamda, tidak akan
resonan) yang dililitkan ke paralon 3/4 inci sepanjang 1/4 lamda kira 50cm, diberi
radiator sepanjang 5/8 lamda, untuk phasing ke 2 dan seterusnya menggunakan
kawat 1 lamda, silahkan buat berapa penguatan 5/8 lamda, gambar diatas
penguatannya sebesar 8db, catatan: untuk phasing coil, 1/2 lamda untuk frekuensi
144 kira-kira 92cm, tidak perlu melihat jumlah lilitannya tapi panjang kawatnya. jika
dililitkan ke diameter yang lebih kecil bisa saja, yang penting panjang kawatnya
sama.

Cara Membuat Antena HUTSLER Lengkap Dengan Rumusnya

Antena HUTSLER yang di pakai untuk radio komunikasi


terutama pada band vhf yang memang sangat banyak penggemarnya,untuk
menumbuhkan kreatifitas para breaker mania. Banyak organisasi radio baik RAPI
ataupun ORARI atau komunitas radio yang lain mengadakan lomba membuat
antena, dengan kriteria penilaian dari mulai model, kerapihan dalam pengerjaan,
daya pancar dan lain lain. Di samping itu ada juga sebagian breaker yang menjajal
antenanya untuk ajang balapan (ngetrek) antar lokal bahkan sampai antar kota
ataupun antar propinsi, meskipun hal ini hal ini tidak di benarkan, dan di antara
antena yang jadi andalan saat ini adalah antena jenis HUTSLER G7, antena ini
memang paling besar penguatanya 7db maksimal di bandingkan dengan antena
RING-O atau antena TELEX yang juga cukup populer. Di samping penguatan yang
lebih besar di banding yang lain antena ini juga lebih terlihat gagah di pandang bagi
pemiliknya.

Sebelum kita mulai merakitnya kita persiapkan dulu bahan yang kita perlukan untuk
membuat antena HUTSLER G7 antara lain;

1. beghel untuk memasang sirip


2. beghel untuk mengaitkan antena dengan tiang penyangga
3. paralon- pvc 3/4″ panjang 150cm
4. pipa paralon pvc 1/2″ panjang 70cm
5. pipa aluminium 1″panjang 150cm
6. kemudian pipa aluminium 7/8″panjang cm 75 cm
7. pipa aluminium 3/4″ panjang 75 cm
8. pipa aluminium 5/8″ panjang75cm
9. pipa aluminium 1/2panjang 175 cm

Sebenarnya cukup mudah bila kita melihat gambar. Yang akan kami uraikan lebih
detail adalah bagian pembuatan loading coil, karena ini adalah kunci dari antena
HUTSLER, baik buruknya kualitas antena adalah pada loading coil yang kita buat,
bahkan tidak sedikit orang yang melapisi kawat loading coil dengan perak bahkan
emas untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Berdasarkan pengalaman kami pada
awal kami mengenal antena hutsler dan ingin membuat sendiri, kami bertanya ke
komunitas radio tentang jumlah dan diameter lilitan/loading coil dan jawabanya
berbeda beda ada yang jumlahnya 70 lilitan ada yang 80 lilitan. Akhirnya kami mulai
membuat antena dengan loading coil 70 lilitan dan diameter kawat 1mm diameter
kumparan 15mm, setelah kami rakit ternyata tidak bisa mancar maupun menerima
pancaran, kemudian kami mencari info ke teman yang lain akhirnya kami dapat
rumus loading coil yaitu 1 lamda, dengan bekal rumus ini akhirnya kami praktikkan
dan alhamdulillah jadi, bisa mancar maupun menerima pancaran dari lawan bicara
kita. Dengan pengalaman kami ini akhirnya kami simpulkan bahwa rumus loading
coil 2 dan 3 adalah 1 lamda meskipun saya tanyakan sumbernya juga kurang jelas,
dan sampai saat ini masih kami yakini rumus ini relevan, jadi kita tidak usah mikir
70/80 kumparan yang penting panjangnya kawat 1 lamda kemudian kita lilitkan
dengan diameter -/+5mm kemudian kita tarik sepanjang 50cm (1/4 λ). Maka jarak
antara lilitan akan menyesuaikan dan hampir sama jaraknya, dengan cara ini kami
yakin praktik membuat antena akan lebih mudah dan kami jamin jadi. Untuk inti
dari loading coil ini ada yang menggunakan fiber atau bahan apa saja asalkan bukan
konduktor (bahan logam) untuk kami sendiri loading coil 2 dan 3 tanpa inti jadi
seperti cara di atas kawat kita lilitkan pada batang besi kemudian di lepas dan di
tarik sepanjang 50cm jadi berbentuk seperti per. Untuk merakit antena ini bebas
yang penting antara elemen dan loading sambunganya bagus dan tahan dalam
jangka waktu yang agak lama, untuk pengalaman kami untuk penyambungan antara
loading dan elemen adalah kita potong ujung pipa elemen agak lancip kemudian di
lubangi dengan bor lalu kawat loading kita kaitkan dan kita baut dengan kuat, begitu
pula dengan ujung yang lain dan alemen berikutnya. Setelah selesai merakit loading
coil dan elemen saatnya kita rakit keseluruhan antena. Sebelum kita uji coba
pastikan hubungan dari conector kabel sampai ujung antena terhubung dengan baik,
di cek dengan multi tester, selanjutnya untuk panjang elemen bisa kita atur sesuai
kebutuhan di mana frekuensi kita akan beroperasi/memancar dengan menggunakan
swr meter atau bisa juga dengan rumus 5/8 lamda, sedangkan untuk diameter
elemen menyesuaikan yang penting makin ke atas makin kecil, kita bisa memiih
yang sesuai di toko.

Demikian sedikit pengetahuan yang dapat kami bagikan pada kesempatan kali ini,
mudah mudahan dapat membantu bagi yang membutuhkan dan dapat bermanfaat
bagi kita semua selamat mencoba ….

Anda mungkin juga menyukai