Anda di halaman 1dari 48

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

P U T U S A N

Nomor : 128/Pdt.G/2018/PN.Bgr

“ DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”


Pengadilan Negeri Bogor, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata

pada peradilan tingkat pertama, menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara

gugatan antara :

NILA FARID MOELOEK, yang bertindak dalam jabatannya sebagai Menteri

Kesehatan Republik Indonesia dan bertindak untuk dan atas

nama serta sah mewakili Pemerintah Republik Indonesia Cq.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, berkedudukan

di Jakarta Jalan H.R.Rasuna Said Blok X5 Kavling No.4-9

Jakarta (12950), yang dalam hal ini telah memberikan kuasa

khusus kepada:

1. SUNDOYO,SH.,MKM.,M.Hum;

2. PURWANTA, SH.,M.Kes;

3. YULIANA SRIWAHYUNI, SH.,MH;

4. LANDBERTO FRAMENUS, SE.,MM;

5. RAHMAT, SH.,MH;

6. DJOKO SUJONO, SH.,MH;

7. NOVICA MUTIARA, SH.,MKM;

8. RICO MARDIANSYAH, SH.,MH;

9. PRAHARDIAN PRIATAMA, SH;

10. HENDRA NORMANSYAH, SH.,MH;

11. AGUS IRIAWAN, SH;

12. SURYA BIN MIRTA, SH;

Halaman 1 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
13. FITRIANA DINARWATI, SH;

14. AMIEN GEMAYEL, SH;

15. TEZA EKA SETYAWATY, SH;

16. IRA DIAN SYAFRANI, SH;

17. GUNAWAN SOBARA, SH;

18. LEONARDO M MATITAPUTTY, SH;

19. BAYU KOLI NUGROHO, SH;

yang beralamat di Jalan H.R.Rasuna Said Blok X5 Kav.4-9

Jakarta Selatan, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 26

Juli 2018. selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT;

M E L A W A N

1. IDA IRAWANTY. SAB.,MM, beralamat di Jalan dr. Sumeru Nomor 96

Rt/Rw.01/01 Kelurahan Menteng Kecamatan

Bogor Barat Kota BogorA Provinasi Jawa Barat,

yang selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT I;

2. ROESDI JENIE, Beralamat di Jalan dr.Sumeru Nomor 102 Rt/Rw.01/01

Kelurahan Menteng Kecamatan Bogor Barat Kota

BogorA Provinasi Jawa Barat, selanjutnyadisebut

sebagai TERGUGAT II;

3. RICO, Beralamat di Jalan dr.Sumeru Nomor 104 Rt/Rw.01/01 Kelurahan

Menteng Kecamatan Bogor Barat Kota

Halaman 2 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


BogorA Provinasi Jawa Barat, selanjutnya disebut

sebagai TERGUGAT III;

4. NURMADIAS, Beralamat di Jalan dr.Sumeru Nomor 122 Rt/Rw.01/20

Kelurahan Menteng Kecamatan Bogor Barat Kota

BogorA Provinasi Jawa Barat, selanjutnyadisebut

sebagai TERGUGAT IV;

5. dr.ANNA HOENGDRYANA THEN, Beralamat di Jalan dr.Sumeru Nomor 126

Rt/Rw.01/20 Kelurahan Menteng Kecamatan

Bogor Barat Kota BogorA Provinasi Jawa Barat,

selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT V;

6. IRFAN, Beralamat di Jalan dr.Sumeru Nomor 130 Rt/Rw.01/20 Kelurahan

Menteng Kecamatan Bogor Barat Kota BogorA

Provinasi Jawa Barat, selanjutnya disebut sebagai

TERGUGAT VI;

7. Drs.I KETUT SUYASA, Beralamat di Jalan dr. Sumeru Nomor 132 Rt/Rw.01/20

Kelurahan Menteng Kecamatan Bogor Barat Kota

BogorA Provinasi Jawa Barat, selanjutnyadisebut

sebagai TERGUGAT VII;

Pengadilan Negeri tersebut;


Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Bogor, tangggal 19 Oktober
2018 tentang Penunjukan Majelis Hakim yang berwenang memeriksa dan mengadili perkara
ini;

Halaman 3 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


Telah membaca Penetapan Ketua Majelis Hakim tanggal 19 Oktober 2018 Tentang
Penetapan Hari Sidang;
Telah membaca surat gugatan dan berkas-berkas dalam perkara ini;
Telah membaca laporan hasil mediasi dari Hakim Mediator Pengadilan Negeri
Bogor pada tanggal 26 November 2018;
Telah mendengar keterangan dari Penggugat dan Para Tergugat; Telah
melakukan Pemeriksaan Setempat Obyek Perkara;
Telah memperhatikan bukti-bukti surat dan mendengar keterangan saksi- saksi dari
pihak Penggugat dan Para Tergugat;
Telah membaca berita acara persidangan;

TENTANG DUDUK PERKARANYA


Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 19 Oktober 2018
yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bogor dibawah Register
No:128/Pdt.G/2018/PN.Bgr, tanggal 19 Oktober 2018, telah mengemukakan hal-hal sebagai
berikut :
1. Bahwa berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kementerian
Kesehatan, PENGGUGAT adalah pimpinan Kementerian Kesehatan yang mempunyai
tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang kesehatan untuk membantu
Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
2. Bahwa untuk melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis
penunjang di lingkungan Kementerian Kesehatan dapat dibentuk Unit Pelaksana
Teknis, yang dalam perkara a quo, berupa Rumah Sakit Jiwa Dr.
H. Marzoeki Mahdi.
3. Bahwa dalam menunjang penyelenggaraan tugas dan fungsi Rumah Sakit Jiwa Dr.
H. Marzoeki Mahdi, disediakan fasilitas rumah negara yang peruntukannya sebagai
rumah jabatan bagi pejabat dilingkungan Rumah Sakit Jiwa Dr. H. Marzoeki Mahdi,
yang diantaranya terletak di Jalan Dr. Sumeru Nomor 96, 102, 104, 122, 126,
130, dan 132, Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor,
Provinsi Jawa Barat (objek sengketa dalam perkara a quo), didirikan di atas tanah
milik PENGGUGAT sesuai dengan Sertifikat Hak Pakai (SHP) Nomor 15, atas
nama Departemen

Halaman 4 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


Kesehatan cq. Rumah Sakit Jiwa Pusat Bogor, sesuai dengan Gambar Situasi Nomor
142 Tahun 2016.
4. Sebagaimana diatur dalam Pasal 6 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah menyatakan bahwa
Menteri/Pimpinan Lembaga selaku pimpinan Kementerian/Lembaga adalah
Pengguna Barang Milik Negara. Selanjutnya, dipertegas kembali dalam Pasal 6
Ayat (2) Huruf f Peraturan Pemerintah tersebut bahwa Pengguna Barang Milik Negara
berwenang dan bertanggung jawab untuk mengamankan dan memelihara Barang
Milik Negara yang berada dalam penguasaannya.
5. Bahwa kedudukan PENGGUGAT sebagai Pengguna Barang berkewajiban
melakukan pengamanan Barang Milik Negara yang berada dalam penguasaannya.
Adapun bentuk pengamanan tersebut meliputi pengamanan administrasi, fisik, dan
hukum, hal ini juga telah diatur dalam Pasal 42 Ayat Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah juga menyatakan bahwa
:
(1) Pengelola Barang, Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang wajib
melakukan pengamanan Barang Milik Negara/Daerah yang berada dalam
penguasaannya.
(2) Pengamanan Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi pengamanan administrasi, pengamanan fisik, dan pengamanan
hukum.
Oleh karena seluruh uraian tersebut di atas maka PENGGUGAT memiliki tugas dan
tanggung jawab penuh sesuai dengan peraturan perundang-undangan untuk menjaga dan
mengamankan objek sengketa dari pihak-pihak yang tidak memiliki hak untuk
menempati objek sengketa tersebut.
Setelah PENGGUGAT menjelaskan kedudukan hukum (legal standing) dari
PENGGUGAT, selanjutnya PENGGUGAT mengajukan Gugatan kepada PARA
TERGUGAT dengan dalil-dalil sebagai berikut :
A. PARA TERGUGAT TIDAK BERWENANG MENGUASAI, MENEMPATI,
DAN/ATAU MEMANFAATKAN RUMAH NEGARA GOLONGAN I MILIK
PENGGUGAT

Halaman 5 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


1. Bahwa PENGGUGAT adalah pemilik sah atas sebidang tanah sesuai
dengan Sertifikat Hak Pakai (SHP) Nomor 15, atas nama pemegang hak
Departemen Kesehatan cq. Rumah Sakit Jiwa Pusat Bogor, yang diterbitkan oleh
Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 11 Agustus 1981, Gambar Situasi Nomor
142 Tahun 2016, yang terletak di Jalan Dr. Sumeru, Kelurahan Menteng, Kecamatan
Kota Bogor Barat, Kota Bogor Provinisi Jawa Barat.
2. Bahwa di atas sertifikat sebagaimana dimaksud tersebut, terdapat tanah dan
bangunan yang sampai saat ini dikuasai, ditempati dan/atau dimanfaatkan
secara melawan hukum oleh PARA TERGUGAT (yang terletak di Jalan Dr.
Sumeru Nomor 96, 102, 104, 122, 126, 130, dan 132 Kelurahan Menteng, Kecamatan
Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat).
3. Perlu PENGGUGAT sampaikan bahwa status/keberadaan PARA TERGUGAT yang
menguasai, menempati dan/atau memanfaatkan objek gugatan tersebut merupakan
pensiunan, anak pensiunan, anggota keluarga pensiunan, atau orang lain yang tidak
memiliki hak untuk menguasai, menempati dan/atau memanfaatkan objek
gugatan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.03.01/III/SK/0252/09
tertanggal 6 Maret 2009 tentang Penetapan Status Rumah Negara Golongan I Di
Lingkungan RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Direktorat Jenderal Bina Pelayanan
Medik Departemen Kesehatan, rumah negara dikuasai, ditempati dan/atau
dimanfaatkan oleh PARA TERGUGAT ditetapkan sebagai rumah negara golongan I
dan untuk penghunian secara otomatis berlaku persyaratan-persyaratan tentang siapa
saja yang dapat menempati rumah negara tersebut.
5. Bahwa Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi merupakan Kuasa Pengguna Barang
yang sah ditunjuk PENGGUGAT untuk mengamankan dan memelihara Barang Milik
Negara yang berada di Jalan Dr. Sumeru Nomor 96, 102, 104, 122, 126, 130, dan 132,
Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat.
6. Bahwa pengelolaan rumah negara golongan I yang berada di bawah penguasaan
Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi sebagai Kuasa Pengguna Barang tersebut juga
telah tercatat dalam Sistem Informasi Manajemen dan

Halaman 6 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN) Kementerian Kesehatan cq. Rumah
Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi, dengan Kartu Identitas Barang (KIB) Unit Akuntansi
Kuasa Pengguna Barang (UAKPB) Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi dengan kode
024.04.02.415505.000.KD tertanggal 1 Maret 2011.
7. Bahwa sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 40 Tahun 1994 tentang Rumah Negara, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 tentang Rumah Negara, telah mengatur bahwa :
Pasal 1 angka 5
Rumah Negara Golongan I adalah Rumah Negara yang dipergunakan bagi jabatan
tertentu dan karena sifat jabatannya harus bertempat tinggal di rumah tersebut, serta hak
penghuniannya terbatas selama pejabat yang bersangkutan masih memegang jabatan
tertentu tersebut.
Dengan berdasarkan bukti kepemilikan tanah dan pencatatan barang milik negara
dan/atau penggolongan rumah Negara tersebut tersebut maka secara tegas
PENGGUGAT sampaikan bahwa PARA TERGUGAT merupakan pihak- pihak yang
tidak berhak sama sekali untuk menguasai, menempati, dan/atau memanfaatkan rumah
negara golongan I milik PENGGUGAT karena PARA TERGUGAT tidak menduduki
jabatan tertentu di tempat kerja PENGGUGAT maupun di salah satu Unit Pelaksana
Teknis milik PENGGUGAT.
8. Bahwa tanah dan bangunan yang menjadi objek sengketa dalam Gugatan ini
terletak di :
a. Jalan Dr. Sumeru Nomor 96 Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat,
Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat dikuasai, ditempati dan/atau dimanfaatkan oleh
TERGUGAT I;
b. Jalan Dr. Sumeru Nomor 102 Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat,
Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat dikuasai, ditempati dan/atau dimanfaatkan oleh
TERGUGAT II;
c. Jalan Dr. Sumeru Nomor 104 Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat,
Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat dikuasai, ditempati dan/atau dimanfaatkan oleh
TERGUGAT III;

Halaman 7 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


d. Jalan Dr. Sumeru Nomor 122 Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat,
Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat dikuasai, ditempati dan/atau dimanfaatkan oleh
TERGUGAT IV;
e. Jalan Dr. Sumeru Nomor 126 Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat,
Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat dikuasai, ditempati dan/atau dimanfaatkan oleh
TERGUGAT V;
f. Jalan Dr. Sumeru Nomor 130 Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat,
Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat dikuasai, ditempati dan/atau dimanfaatkan oleh
TERGUGAT VI;
g. Jalan Dr. Sumeru Nomor 132 Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat,
Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat dikuasai, ditempati dan/atau dimanfaatkan oleh
TERGUGAT VII.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut di atas, terbukti bahwa PARA TERGUGAT
bukanlah pihak-pihak yang memiliki hak untuk menguasai, menempati, dan/atau
memanfaatkan rumah negara golongan I milik PENGGUGAT;
B. PARA TERGUGAT MEMILIKI ITIKAD TIDAK BAIK ATAS PENYELESAIAN
PENGHUNIAN RUMAH NEGARA GOLONGAN I MILIK PENGGUGAT;
1. Bahwa PARA TERGUGAT merupakan pihak-pihak yang memiliki itikad tidak
baik atas upaya yang PENGGUGAT lakukan dalam penyelesaian penghunian rumah
negara golongan I milik PENGGUGAT.
2. Bahwa PENGGUGAT melalui Rumah Sakit Jiwa Dr. H. Marzoeki Mahdi sebagai
Kuasa Pengguna Barang telah berusaha menyelesaikan penghunian rumah negara
golongan I milik PENGGUGAT dengan cara mengirimkan surat kepada PARA
TERGUGAT Nomor KN.02.03/2/7025/2017, tanggal 4 September 2017, Hal
Pemberitahuan Penetapan Status Rumah Negara Golongan I di Lingkungan RS dr. H.
Marzoeki Mahdi Bogor, yang isinya meminta agar PARA TERGUGAT memproses
pengembalian Rumah Negara Golongan I untuk dapat ditempati pejabat yang berhak.
Namun demikian, surat tersebut tidak pernah ditanggapi oleh PARA TERGUGAT.
3. Bahwa pada faktanya, upaya yang telah Rumah Sakit Jiwa Dr. H. Marzoeki Mahdi
lakukan untuk menyelesaikan penghunian rumah negara golongan I milik
PENGGUGAT tersebut tidak mendapatkan tanggapan yang baik dari PARA
TERGUGAT. Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan segala daya

Halaman 8 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


upaya yang telah dilakukan Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi tersebut, selanjutnya
PENGGUGAT mengundang 11 (sebelas) orang/penghuni yang menguasai, menempati
dan/atau memanfaatkan rumah negara golongan I milik PENGGUGAT secara melawan
hukum (yang terdiri dari PARA TERGUGAT serta penghuni rumah lainnya yang
menempati rumah Negara golongan I milik PENGGUGAT) agar dapat hadir di tempat
PENGGUGAT untuk menyelesaikan permasalahan ini secara kekeluargaan, sekaligus
menjelaskan penetapan sikap PENGGUGAT kepada PARA TERGUGAT.
4. Bahwa pada kenyataannya, yang memenuhi undangan PENGGUGAT hanya
4 (empat) penghuni saja, yang terdiri dari Saudara/Saudari/Perwakilan dari Ikah,
Syahrial, Liza Fidiana, dan Djunaedi Tjakrawerdaja. Di dalam pertemuan tersebut
Saudara/Saudari/Perwakilan tersebut menyampaikan bahwa benar tanah dan bangunan
tersebut milik PENGGUGAT. Saudara/Saudari/Perwakilan tersebut juga meminta
waktu sebelum menyerahkan rumah negara golongan I sebagaimana dimaksud kepada
PENGGUGAT. Dengan mempertimbangkan seluruh alasan 4 penghuni tersebut, pada
akhirnya PENGGUGAT memberikan kesempatan kepada Saudara/Saudari/Perwakilan
tersebut agar segera meninggalkan rumah negara golongan I tersebut maksimal sampai
dengan tanggal 9 Juli 2018.
5. Bahwa pengembalian rumah negara golongan I milik PENGGUGAT oleh 4
penghuni yang hadir dalam undangan PENGGUGAT dalam pertemuan penyelesaian
penghunian rumah negara golongan I milik PENGGUGAT dapat dibuktikan dengan
adanya :
a. Berita Acara Serah Terima Rumah Dinas Nomor
KR.05.02/XXV.3/7409/2018 tanggal 27 Juli 2018 antara Liza Fidiana, SE, MM.
(Keluarga (alm.) Maftukin) dengan Direktur Utama/Kuasa Pengguna Barang
Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor atas 1 (satu) unit Rumah Negara milik
Kementerian Kesehatan yang terletak di Jalan dr. Sumeru Nomor 124, RT/RW.
01/20, Kelurahan Menteng, Kota Bogor;
b. Berita Acara Serah Terima Rumah Dinas Nomor
KR.05.02/XXV.3/7410/2018 tanggal 27 Juli 2018 antara H. Syahrial, Amd.K
dengan Direktur Utama/Kuasa Pengguna Barang Rumah Sakit Marzoeki Mahdi
Bogor atas 1 (satu) unit Rumah Negara milik Kementerian

Halaman 9 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


Kesehatan yang terletak di Jalan Medika I-A Nomor 25, RT/RW.01/20, Kelurahan
Menteng, Kota Bogor;
c. Berita Acara Serah Terima Rumah Dinas Nomor
KR.05.02/XXV.3/7411/2018 tanggal 27 Juli 2018 antara Saudari Ikah binti Sueb
(keluarga (alm.) H. Hamali) dengan Direktur Utama/Kuasa Pengguna Barang
Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor atas 1 (satu) unit Rumah Negara milik
Kementerian Kesehatan yang terletak di Jalan Medika I-A Nomor 24,
RT/RW.01/20, Kelurahan Menteng, Kota Bogor; dan
d. Berita Acara Serah Terima Rumah Dinas Nomor
KR.05.02/XXV.3/7412/2018 tanggal 27 Juli 2018 antara dr. Djunaedi
Tjakrawerdaja, Sp.KJ. dengan Direktur Utama/Kuasa Pengguna Barang Rumah
Sakit Marzoeki Mahdi Bogor atas 1 (satu) unit Rumah Negara milik Kementerian
Kesehatan yang terletak di Jalan dr. Sumeru Nomor 128, RT/RW.01/20, Kelurahan
Menteng, Kota Bogor.
6. Sedangkan 7 (tujuh) penghuni lainnya (yang dalam hal ini PARA TERGUGAT)
lebih memilih menyampaikan tanggapannya melalui surat kepada Direktur Jenderal
Pelayanan Kesehatan dan menyatakan dengan tegas menolak
menyerahkan/meninggalkan rumah negara milik PENGGUGAT.
Dengan penjelasan di atas maka tampak jelas bahwa PARA TERGUGAT merupakan
pihak-pihak yang secara hukum tidak mempunyai hak untuk menempati rumah negara
golongan I dan tidak mempunyai itikad baik atas penyelesaian penghunian rumah negara
golongan I milik PENGGUGAT.
C. PENGGUGAT BERHAK MENUNTUT GANTI RUGI KEPADA PARA TERGUGAT
KARENA TELAH MENEMPATI DAN MEMANFAATKAN RUMAH NEGARA
GOLONGAN I MILIK PENGGUGAT SECARA MELAWAN HUKUM
1. Bahwa sebagaimana telah tertuang dalam Pasal 1365 KUH Perdata :
“tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang
lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya
untuk menggantikan kerugian tersebut. “
Mengingat kerugian materiil yang dialami PENGGUGAT akibat Perbuatan Melawan
Hukum dari PARA TERGUGAT dapat dihitung secara riil maka dengan ini
PENGGUGAT menuntut ganti rugi materiil kepada PARA TERGUGAT.

Halaman 10 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


2. Bahwa akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh PARA TERGUGAT
dengan cara menguasai, menempati dan/atau memanfaatkan rumah negara golongan I
milik PENGGUGAT sampai dengan saat ini menyebabkan Rumah Sakit Dr. H.
Marzoeki Mahdi harus menanggung biaya operasional sejak bulan April tahun 2009
sebesar Rp. 2.000.000,00 (dua juta rupiah) per bulannya untuk pejabat yang seharusnya
berhak menempati Rumah Negara Golongan I tersebut. Oleh karena itu, menjadi layak
bagi PENGGUGAT untuk menuntut ganti rugi materiil kepada masing-masing
TERGUGAT dengan rincian sebagai berikut :
(terhitung sejak bulan April tahun 2009 sampai dengan saat ini yaitu Oktober
2018) Rp.2.000.000,00 (dua juta rupiah) x 115 (seratus lima belas) bulan
= Rp.230.000.000,00 (dua ratus tiga puluh juta rupiah).
sehingga total kerugian PENGGUGAT adalah Rp.230.000.000,00 x 7 Rumah Negara
Golongan I : Rp.1.610.000.000,00 (satu milyar enam ratus sepuluh juta rupiah).
3. Bahwa menjadi pantas bagi PENGGUGAT juga mengajukan kerugian materiil
sebagaimana tersebut pada angka 2 karena yang dilakukan oleh PARA TERGUGAT
telah merugikan negara, yakni dengan cara menggunakan dan memanfaatkan objek
sengketa tanpa izin, juga digunakan untuk kepentingan komersiil dan memperkaya diri
PARA TERGUGAT dengan cara disewakan kepada pihak lain.
Berdasarkan seluruh dalil yang telah PENGGUGAT sampaikan di atas, selanjutnya
PENGGUGAT mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Bogor cq. Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara ini di Pengadilan Negeri Bogor berkenan menjatuhkan
Putusan yang amarnya berbunyi :
MENGADILI :
1. Mengabulkan Gugatan PENGGUGAT seluruhnya;
2. Menyatakan PARA TERGUGAT merupakan pihak-pihak yang telah melakukan
Perbuatan Melawan Hukum atas hak yang dimiliki PENGGUGAT, yakni menempati
dan memanfaatkan Rumah Negara Golongan I milik PENGGUGAT secara melawan
hukum;
3. Menghukum PARA TERGUGAT dan/atau siapa saja yang berada dalam obyek
sengketa sampai dengan saat ini untuk mengosongkan dan

Halaman 11 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


menyerahkan rumah negara golongan I dalam keadaan baik kepada PENGGUGAT atau
Kuasa Pengguna Barang yang telah ditunjuk oleh PENGGUGAT;
4. Menghukum masing-masing TERGUGAT untuk membayar ganti rugi materiil
kepada PENGGUGAT sebesar Rp.230.000.000,00 (dua ratus tiga puluh juta rupiah),
yang kemudian akan disetorkan ke kas negara;
5. Menghukum masing-masing TERGUGAT untuk membayar tambahan biaya materiil
sebesar Rp.2.000.000,00 (dua juta rupiah) setiap bulannya terhadap tindakan PARA
TERGUGAT yang menguasai, menempati, dan/atau memanfaatkan Rumah Negara
Golongan I milik PENGGUGAT secara melawan hukum;
6. Menyatakan Putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu sekalipun terdapat upaya
hukum verzet, banding, kasasi ataupun upaya hukuman lainnya dari masing-masing
atau PARA TERGUGAT atau pihak ketiga lainnya (uitvoerbaarrbijvoorrad).
7. Menghukum masing-masing TERGUGAT untuk membayar uang paksa
(dwangsom) kepada PENGGUGAT secara tunai sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta
rupiah) untuk setiap hari keterlambatan penyerahan obyek perkara dihitung sejak

Republi
putusan perkara ini mempunyai kekuatan hukum tetap di Pengadilan Negeri Bogor;
8. Menghukum kepada PARA TERGUGAT untuk membayar seluruh biaya perkara
yang timbul dalam perkara ini.
Demikian Gugatan ini kami ajukan dengan harapan Ketua Pengadilan Negeri Bogor cq.
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini di Pengadilan Negeri Bogor
berkenan mengabulkan seluruh Petitum yang PENGGUGAT ajukan kepada PARA
TERGUGAT. Namun apabila Ketua Pengadilan Negeri Bogor mempunyai pendapat lain,
PENGGUGAT mohon putusan yang seadil-adilnya sesuai dengan prinsip-prinsip peradilan
yang baik (ex aequo et bono).
Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditentukan Penggugat datang
Kuasanya sebagaimana tersebut diatas, Tergugat I datang kuasanya bernama NURYANTO,
SE, berdasarkan surat kuasa khusus insidentl yang dikeluarkan oleh Ketua Pengadilan
Negeri Bogor Nomor : 3396/2018/PN.Bgr

Halaman 12 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


tanggal Nopember 2018 dan pada sidang-sidang selanjutnya datang kuasanya bernama :
1. EDI ROHAEDI, SH;
2. NANO SUPRIYATNO, SH;
3. IRPANDU, SH;
4. IRWANSYAH, SH;
5. MOHAMAD RIZKI, SH.,MH;
Para Advokat dan Konsultan Hukum pada “ER LAW FIRM” beralamat di Alglaonema
cyber Residen Blok C2 Jl. Brigjen Saptaji Hadiprawira No. 19 Cilendek Barat Kota
Bogor, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 15 Desember 2018, untuk Tergugat II,
Tergugat III, Tergugat IV, Tergugat V dan Tergugat VI datang kuasanya:
1. EDI ROHAEDI, SH;
2. NANO SUPRIYATNO, SH;
3. IRPANDU, SH;
4. IRWANSYAH, SH;
5. MOHAMAD RIZKI, SH.,MH;
Para Advokat dan Konsultan Hukum pada “ER LAW FIRM” beralamat di Alglaonema
cyber Residen Blok C2 Jl. Brigjen Saptaji Hadiprawira No. 19 Cilendek Barat Kota Bogor,
berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 15 Desember 2018, yang kemudian pada sidang-
sidang berikutnya mencabut kuasanya tersebut dan memberikan kuasa kepada :
1. A.I. SUMANTRI, SH;
2. ARIFIN, SH.,MH;
3. HUSEN PELU, SH;
Para Advokat dan Konsultan Hukum pada “Sumantri & Partners Law Firm” di Jl. Raya
Pondok Gede No. 7 Pinang Ranti Jakarta, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 4 Februari
2019, untuk Tergugat VII datang kuasanya bernama I MADE ADE GUNAWAN,
berdasarkan surat kuasa khusus insidentil, yang dikeluarkan oleh Ketua Pengadilan Negeri
Bogor Nomor : 12/IZ/2018/PN.Bgr tanggal 26 Nopember 2018 dan pada sidang-sidang
berikutnya datang kuasanya bernama :
1. A.I. SUMANTRI, SH;
2. ARIFIN, SH.,MH;

Halaman 13 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


3. HUSEN PELU, SH;
Para Advokat dan Konsultan Hukum pada “Sumantri & Partners Law Firm” di Jl. Raya
Pondok Gede No. 7 Pinang Ranti Jakarta, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 4 Februari
2019 dan Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan para pihak melalui mediasi dengan
Mediator Hakim bernama MOHAMMAD SOLIHIN, SH. akan tetapi mediasi tersebut
tidak berhasil sesuai dengan laporan hasil mediasi tanggal 15 Nopember 2018, sehingga
pemeriksaan perkara ini dilanjutkan dengan pembacaan surat gugatan Penggugat
sebagaimana tersebut di atas;
Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, Tergugat I s/d Tergugat
VII, telah mengajukan Jawaban tanggal 26 November 2018, yang pada pokoknya adalah
sebagai berikut :
I. Bahwa Rumah Negara dan Tanah Pekarangan, lokasi pinggir Jalan Dr.
Sumeru yang kami kuasai selama ini, sudah termasuk dalam Areal Tanah yang
dihapus dari Daftar Inventaris Milik (Hak Pakai) Departemen Kesehatan
sebagaimana dicantumkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI tanggal 28
Desember 1990 No.655/Menkes/SK/XII/1990 tentang Penghapusan Tanah 24,3 Ha
dari Inventaris RS.Jiwa Bogor(RSMM BOGOR).
Untuk lebih jelasnya, dapat kami uraikan dibawah ini:
A. Pada tahun 1989 Menteri Kesehatan telah mengambil kebijakan untuk
menghapus sebagian Tanah hak pakai RS.Jiwa Bogor(RSMM Bogor) seluas
24,3 ha yang selanjutnya dijual kepada pegawai/pensiunan dalam rangkat
meningkatkan kesejahtraan pegawai.
B. Areal tanah seluas 24,3 ha tersebut berasal dari:
1. Sebagian luas tanah SHP No.12/1981 seluas = 22,7 Ha
2. Sebagian Luas Tanah SHP No.1/1984 seluas = 1,2 Ha
3. Luas tanah yang belum sertifikat hak pakai = 4,000 m
Jumlah = 24,3 Ha
Yang terdiri dari:
1. Tanah kosong/kavling siap bangun = 17,5
Ha

Halaman 14 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


2. Tanah yang sudah ada bangunan rumah negara = 4,3
Ha
3. Tanah yang sudah ada bangunan Ruma = 2,5 Ha
Pegawai/pensiunan yang dibangun atas Biaya sendiri
Jumlah = 24,3 Ha
Jadi jelas kiranya bahwa rumah tangga dan tanah perkarangan yang terletak
diluar lingkungan RS.bogor(RSMM Bogor) seluas 4,3 Ha sudah termasuk
dalam areal tanah yang dihapus dari daftar inventaris hak pakai RS.Bogor
(RSMM Bogor).
C. Rumah negara dan tanah perkarangan yang terletak diluar lingkungan
RS.Bogor (RSMM) seluas 4,3 Ha masuk dalam Sk.penghapusan tersebut di
atas adalah:
1. 7(tujuh) orang penghuni rumah negara = 17.200 m2
Dan tanah perkarangan, lokasi pinggir jalan DR.sumeru
2. 12(duabelas) orang penghuni rumah Negara = 6.466 m2
Dan tanah perkarangan, lokasi pinggir
jalan DR.Semeru (depan RSUD Kota bogor) = 3.515 m2
3. 15(lima belas) orang penghuni rumah Negara Dan
tanah perkarangan, lokasi pinggir
jalan manunggal.
4. 27(dua puluh tujuh) orang penghuni rumah Negara = 16.284

m2
Dan tanah perkarangan, lokasi belakang pinggir
jalan Dr. Semeru (dulu komplek pertanian).
61 Orang Penghuni Rumah Negara = 43.465 m2
( 4,3 Ha)
D. Para Pegawai/Pensiunan yang memperoleh tanah tersebut harus
melunasi harga tanah dalam janggka waktu 3(tiga) bulan dengan memperoleh
potongan 50% X Rp 1.701.472.885,- = Rp. 850.736.500,-
E. Kenyataannya dilapangan, bahwa panitia kerja sama dengan PT Runa
Ikana(Developer) dan harga tanah Rp 850.736.500; dibayar oleh PT Runa
Ikana. Akhirnya areal tanah seluas 24,3 Ha dibagi habis untuk:

Halaman 15 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


1. Kavling Developer untuk dibangun Rumah Real Estate = 10 Ha Dan
Sarana Prasarana
2. 492 Pegawai/Pensiunan untuk dibangun Rumah non = 7,5 Ha Dinas
dan Sarana Prasana.
3. Pemutihan Tanah 118 Pegawai/Pensiunan RS.Jiwa Bogor
=2,5Ha.
(RSMM). Dasar Hukum SK.Menkses tertanggal 6-2-1990.
No.78/Menkes/II/1990 tentang pemutihan tanah 118 orang
Pegawai/Pensiunan RS.Jiwa bogor, luas Tanah dengan harganya.
4. Pemutihan tanah 61 pensiunan RS Jiwa Bogor = 4,3 Ha
(Rumah Negara dan Tanah Perkarangan).
F. Permohonan Pembelian Rumah Negara dan Tanah Perkarang/
Pelepasan Hak Atas dan Rumah diajukan sejak tahun 1989,1999,2009 dan
2016 oleh Para Pensiunan RS.Jiwa Bogor, Permohonan tersebut ditolak/tidak
dapat dilanjutin oleh depkes dengan Dalih:
1. Asli SK.Menkes RI tanggal 28 Desember 1990
No.655/Menkes/SK/XII/1990 tidak ada di Depkes dan RSMM Bogor.
2. Rumah Negara Instalansi,rumah jabatan yang tidak dapat dijual
kepada penghuninya.
3. Banyak Pejabat aktif yang masih memerlukan Rumah. Alasan yang
diajukan tersebut, sulit untuk dapat kami terima,karena:
1. Pihak Depkes sendiri telah melepaskan Hak Atas Tanah 10 Ha
kepada pihak Pengembang/Developer.
2. Masih banyak tanah kosong untuk dibangun Rumah Pejabat.
3. Asli SK.Menkes tersebut ada di RS.Jiwa Bpgpr (RSMM Bogor). Ada
kemungkinan disembunyikan.
G. Bahwa pihak Depkes menolak permohonan pembelian rumah
Negara/Pelepasan Hak atas Tanah dan Rumah yang diajukan oleh para
Pensiunan, ada kemungkinan Pihak Depkes telah melepaskan Hak Atas Tanah
4,3 Ha tersebut kepada:
1. Pihak swasta/Yayasan untuk dibangun Klinik Mata = 4.846
-Belum ada usulan penghapusan Inventaris Tanah

Halaman 16 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


dari RSMM Bogor.
-Belum ada SK. Penghapusan dari Menkes dan
Menteri Keuangan.
2. Pihak Pemda Bogor untuk dibangun Rumah Susun
Sewa = 20.000m2
-Adalah tanah yang belum Sertifikat Hak Pakai
(diluar SHP No.12/1981)
-Belum ada usulan penghapusan Inventaris Tanah dari
RSMM Bogor.
-Belum ada SK.Penghapusan Menteri Kesehatan dan
Menteri Keuangan.
3. Pegawai dan Masyarakat dari sisa Tanah Pemutihan
=3.402m2
Untuk dibagun Rumah Tempat Tinggal.
-Belum ada usulan Penghapusan Inventaris Tanah dari
RSMM Bogor
-Belum ada SK.Penghapusan dari Menkes dan Menteri
Keuangan
-Belum ada SK.Menkes tentang Penunjukan dan
Penetapan Pegawai.
4. 4 (empat) 0rang Pejabat Penghuni Rumah Negara =2.589
m.
-Belum ada usulan Penghapusan Inventaris Tanah dari
RSMM Bogor
-Belum ada SK.Penghapusan dari Menkes dan
Menteri Keuangan.
5. Pemutihan 5(lima) Rumah Negara Pejabat Puslitbang
=1.998 m2 Gizi
-Belum ada usulan Penghapusan Inventaris Tanah Rumah
Negara dari Puslitbang Gizi.
-Belum ada SK.Persetujuan Menteri Keuangan.
-Lokasi Rumah Negara Pejabat Puslitbang Gizi tersebut
berada di Sertifikat Hak Pakai No.2/1992.

Halaman 17 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


6. 2(dua) Orang Pejabat Depkes untuk dibangun Rumah =
2
557 m
tempat tinggal.
-Belum ada usulan Penghapusan Inventaris Tanah dari
RSMM Bogor.
-Belum ada SK.Penghapusaan Menkes.
-Belum ada SK.Persetujuan Menteri Keuangan.
II. Berkenaan dengan data data yang diuraikan tersebut diatas, maka kami
menolak untuk mengosongkan Rumah Negara dan tanah perkarangan yang
sudah dihuni puluhan tahun, dengan alasan:
1. Bahwa Rumah Negara dan Tanah Perkarangan yang kami kuasai
selama ini, areal tanahnya sudah menjadu Hak PT. Runa Ikana
2. Bahwa Areal Tanah yang sudah ada Bangunan Rumah Negara seluas
4,3 Ha oleh pihak Depkes tidak diserahterimakan kepada PT Runa Ikana,
malah dikuasai kembali.
3. Bahwa pihak Depkes telah menerbitkan SK.Menkes
No.Hk.03.01./III/SK/0252/09 tentang penetapan status Rumah Negara
golong I dilingkungan RSMM Bogor, dimaksudkan untuk menguasai
kembali areal tanag 7(tujuh) Orang Penghuni Rumah Negara yang sudah
menjadi hak PT Runa Ikana.
4. Bahwa pihak depkes telah mempergunakan surat laporan hasil
pemeriksaan KPK tahun2009 yang tidak ada hubungan denganobyek
sengketa.
Surat Laporan Hasil Pemrikasaan KPK tahun 2009 sebenernya ditujukan
kepada 11(sebelas) Orang Pejabat Penghuni Rumah Negara yang statusnya
sudah golongan III, untuk dikembalikan kepada Negara karena bermasalah.
III. Bahwa dengan demikian sudah selayaknya yang mulia majelis hakim:
1. Menyatakan Gugatan Depkes yang ditujukan kepada kami (Tergugat)
adalah tidak beralasan sehingga harus ditolak.
2. Menyatakan bahwa 7(tujuh) Orang Penghuni Rumah Negara dan
Tanah Perkarangan yang terletak dipinggir Jalan Dr.Semeru

Halaman 18 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


adalah Sah menurut Hukum, Areal Tanahnya sudah dihapus dari Daftar
Inventaris Hak Pakai RSMM Bogor dan sudah menjadi Hak PT Runa Ikana.
IV. Demikian jawaban gugatan ini kami ajukan kepada majelis hakim.

Menimbang, bahwa selanjutnya Penggugat telah mengajukan Replik secara tertulis


dan atas Replik tersebut Tergugat I s/d Tergugat VI telah mengajukan Duplik secara tertulis
serta Tergugat VII telah mengajukan Duplik secara tertulis, sebagaimana yang termuat
dalam Berita Acara Persidangan;
Menimbang, bahwa untuk memperkuat dalil-dalil dalam gugatannya
Penggugat telah mengajukan bukti-bukti surat, yaitu sebagai berikut :
1. Foto copy Sertifikat Hak Pakai Nomor 15, dengan nama pemegang hak Departemen
Kesehatan cq.Rumah Sakit Jiwa Pusat Bogor, diterbitkan gambar oleh Kantor
Pertanahan Kota Bogor,sesuai dengan Gambar Situasi Nomor 142 Tahun 2016, diberi
tanda P-1.
2. Foto copy Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
655/MENKES/SK/XII/1990 tanggal 28 Desember 1990 tentang Penghapusan
Inventaris Tanah Departemen Kesehatan pada Rumah Sakit Jiwa Bogor Propinsi Jawa
Barat, diberi tanda P-2;
3. Foto copy Akta Pelepasan Hak Atas tanah antara Sekretaris Jenderal Departemen
Kesehatan Republik Indonesia dengan Direktur PT.Runa Ikana tanggal 27 April 1991,
diberi tanda P-3.
4. Foto copy Akta Pelepasan Hak Atas Tanah antara Sekretaris Jenderal Departemen
Kesehatan Republik Indonesia dengan Direktur PT.Runa Ikana tanggal 20 Mei 199i,
diberi tanda P-4.
5. Foto copy Akta Notaris Supiah Nurbaiti,SH.Nomor 101/L/IX/2005 tanggal 26
September 2005 tentang Pelepasan Hak Atas Tanah,diberi tanda P-5.
6. Foto copy Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
0705/SJ/SK/HHM/VIII/88 tanggal 1 Agustus 1988 tentang Penunjukan PT.Runa Ikana
Alamat Jalan KH.Wahis Hasyim Nomor 10 C Jakarta Pusat sebagai Developr
Pembangunan Perumahan Non Dinas Depkes di Tanah RS.Jiwa Bogor, diberi tanda P-
6.

Halaman 19 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


7. Foto copy Usulan Siteplan Kebijakan dan Pelaksanaan Pembangunan Rumah non
Dinas Departeman Kesehatan di Tanah Rumah Sakit Jiwa Bogor, diberi tanda P-7.
8. Foto copy Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
266/MENKES/SK/IV/2002 tentang Pemberian Nama Rumah Sakit Jiwa Pusat Bogor
Menjadi Rumah Sakit Dr.H.Marzoeki Mahdi tanggal 10 April 2002, diberi tanda P-8.
9. Foto copy Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.03.01/III/SK/0252/09 tentang Penetapan Status Rumah Negara Golongan I di
Lingkungan RS.Dr.Marzoeki Mahdi Bogor Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik
Departeman Kesehatan, diberi tanda P-9.
10. Foto copy Kartu Identitas Barang atas nama UAKPB Rumah Sakit
Dr.Marzoeki Mahdi Bogor dengan kode Barang 4.01.02.01.001.3 tanggal 1 Maret
2011, diberi tanda P-10.
11. Foto copy Kartu Identitas Barang atas nama UAKPB Rumah Sakit
Dr.Marzoeki Mahdi Bogor dengan kode Barang 4.01.02.01.001.2 tanggal 1 Maret
2011, diberi tanda P-11.
12. Foto copy Kartu Identitas Barang atas nama UAKPB Rumah Sakit
Dr.Marzoeki Mahdi Bogor dengan kode Barang 4.01.02.01.001.1 tanggal 1 Maret
2011, diberi tanda P-12.
13. Foto copy Kartu Identitas Barang atas nama UAKPB Rumah Sakit
Dr.Marzoeki Mahdi Bogor dengan kode Barang 4.01.02.01.001.6 tanggal 1 Maret
2011, diberi tanda P-13.
14. Foto copy Kartu Identitas Barang atas nama UAKPB Rumah Sakit
Dr.Marzoeki Mahdi Bogor dengan kode Barang 4.01.02.01.001.7 tanggal 1 Maret
2011, diberi tanda P-14.
15. Foto copy Kartu Identitas Barang atas nama UAKPB Rumah Sakit
Dr.Marzoeki Mahdi Bogor dengan kode Barang 4.01.02.01.001.10 tanggal 1 Maret
2011, diberi tanda P-15.
16. Foto copy Kartu Identitas Barang atas nama UAKPB Rumah Sakit
Dr.Marzoeki Mahdi Bogor dengan kode Barang 4.01.02.01.001.11 tanggal 1 Maret
2011, diberi tanda P-16.

Halaman 20 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


17. Foto copy Surat Keterangan Ketua Rukun Tetangga 01 dan diketahui oleh
Ketua Rukun Warga 20 Kelurahan Menteng Kecamatan Bogor Barat tanggal 27
Agustus 2018,dberi tanda P-17.
18. Foto copy Surat Keterangan Ketua Rukun Tetangga 01 dan diketahui oleh
Ketua Rukun Warga 20 Kelurahan Menteng Kecamatan Bogor Barat tanggal 27
Agustus 2018,dberi tanda P-18.
19. Foto copy Surat Direktur Utama Rumah Sakit Dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor
Nomor KN.02.03/2/4282/2017 tanggal 22 Mei 2017 kepada Keluarga (alm) Zariana
Anwar (TERGUGAT VI atau Irfan) perihal Pengembalian Rumah Dinas, diberi tanda
P-19.
20. Foto copy Surat Direktur Utama Rumah Sakit Dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor
Nomor KN.02.03/2/5498/2017 tanggal 11 Juli 2017 kepada Keluarga (alm) Zariana
Anwar (TERGUGAT VI atau Irfan) perihal Pengembalian Rumah Dinas (Surat
Pemberitahuan kedua), diberi tanda P-20.
21. Foto copy Surat Direktur Utama Rumah Sakit Dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor
Nomor KN.02.03/2/1618/2018 tanggal 14 Pebruari 2018 kepada Keluarga sdr.
Irfan/keluarga (alm) Zariana Anwar penghuni Rumah Negara Golongan I, perihal
Pengembalian Rumah Dr.Ahli/Jabatan, diberi tanda P-21.
22. Foto copy Surat Direktur Utama Rumah Sakit Dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor
Nomor KN.02.03/2/7025/2017 tanggal 4 September 2017 kepada PARA TERGUGAT,
perihal Pemberitahuan Penetapan Status Rumah Negara Golongan I di Lingkungan
RS.Dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor, diberi tanda P-22.
23. Foto copy Undang undang Republik Indonesia Nomor 1` Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara, diberi tanda P-23.
24. Foto copy Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
40 Tahun 1994 tentang Rumah Negara, diberi tanda P-24.
25. Foto copy Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No.138/PMK.06/2010 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara Berupa Rumah
Negara, diberi tanda P-25.
26. Foto copy Kitab Undang undang Hukum Perdata, diberi tanda P-26.

Halaman 21 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


27. Foto copy Surat dari Komisi Pemberantasan Korupsi Republik
Indonesia Nomor R.3115/01-02/08/2009 tanggal 11 Agustus 2009 kepada Penggugat
Hal.Penertiban Pengelolaan Rumah Negara,diberi tanda P-27.
28. Foto copy Surat Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan,Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor
KN.02.04/1.2/3229/2018 tanggal 23 April 2018 kepada Para Tergugat,perihal
Undangan, diberi tanda P-28.
29. Foto copy Notulen Rapat Penertiban II (sebelas) Rumah Negara di
Bogor yang diadakan tanggal 20 April 2018 di Ruang Rapat 408 Ditjen Yankes, diberi
tanda P-29.
30. Foto copy Surat Para Tergugat tanggal 7 Mei 2018 kepada Bapak
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. melalui Bapak
Direktur Utama RS.Dr.Marzoeki Mahdi Bogor, diberi tanda P-30.
31. Foto copy Surat Direktur Utama Rumah Sakit DR.Marzoeki Mahdi
Bogor Nomor KN.02.02/XXV.3/4839/2018 tanggal 15 Mei 2018 Kepada Direktur
Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI., diberi tanda P-31.
32. Foto copy Surat Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Nomor KN.02.03/1.2/5407/2018 tanggal 22 Juni 2018 kepada dr.Djunaedi
Tjakrawerdaja Sp.Kj perihal Tanggapan atas Permohonan Perpanjangan waktu
menempati Rumah Negara Milik Kemenkes RI.di Bogor, diberi tanda P-32.
33. Foto copy Surat Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Nomor KN.02.03/1.2/5408/2018 tanggal 22 Juni 2018 kepada Liza Fidiana perihal
Tanggapan atas Permohonan Perpanjangan waktu menempati Rumah Negara Milik
Kemenkes RI.di Bogor, diberi tanda P-33.
34. Foto copy Berita Acara Serah Terimah Rumah Dinas Nomor
KR.05.02/XXV.3/7409/2018 tanggal 27 Juli 2018, diberi tanda P-34.
35. Foto copy Berita Acara Serah Terimah Rumah Dinas Nomor
KR.05.02/XXV.3/7410/2018 tanggal 27 Juli 2018, diberi tanda P-35.
36. Foto copy Berita Acara Serah Terimah Rumah Dinas Nomor
KR.05.02/XXV.3/7411/2018 tanggal 27 Juli 2018, diberi tanda P-36.

Halaman 22 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


37. Foto copy Berita Acara Serah Terimah Rumah Dinas Nomor
KR.05.02/XXV.3/7412/2018 tanggal 27 Juli 2018, diberi tanda P-37.
38. Foto copy Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
KP.04.04.3.1.01469 tentang Pengangkatan,Pemindahan dan Pemberhentian Dalam Dan
dari Jabatan Struktural dilingkungan Departeman Kesehatan Republik Indonesia
tanggal 3 Pebruari 2009, diberi tanda P-38.
39. Testimoni tertulis dari dr.Djunaedi Tjakrawardaja ,Sp.Kj. tanggal 5
Februarai 2019, diberi tanda P-39.
Bukti bukti P-1 sampai dengan P-22, P-28, P-29, P-31, P-39, telah diberi Materai
secukupnya dan telah dicocokkan dengan ASLINYA,kecuali P-4,P-6,P-7,P- 8,dan P-9, serta
P-23 sampai dengan P-27 dan P-30, P-32 sampai dengan P-38, telah diberi Materai
secukupnya dan juga telah dicocokkan dengan foto copy;
Menimbang, bahwa selain bukti-bukti surat tersebut Penggugat telah pula
menghadirkan saksi-saksi untuk memberikan keterangan dibawah sumpah
dipersidangan, yaitu :

Saksi I. : M.DAHYAR
Pada pokoknya saksi tersebut menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa saksi mengetahui bahwa tempat tanah sengeketa yaitu tanah milik
Departemen Kesehatan/Rumah Sakit Jiwa Kota Bogor yang merupakan Rumah
Dinas Rumah Sakit Jiwa Kota Bogor;
- Bahwa tanah sengketa adalah tanah Negara adapun batas-batas tanah
sengeketa yakni :
Sebelah Utara dengan Departemen Kesehatan. Sebelah
Timur dengan Departeman Kesehatan. Sebeleh Selatan
dengan Departemen Kesehatan. Sebeleh Barat dengan tanah
pemisahan.
- Bahwa saksi mengetahui bahwa tanah sengekata adalah tanah Milik
Negara karena sejak kecil saksi tinggal disana serta Rumah Sakit Jiwa Kota
Bogor adalah milik Pemerintah;
- Bahwa tanah obyek sengekata dalam perkara ini berada diluar obyek
tanah Akta Pelepasan Hak Tanah atau tanah obyek sengketa adalah terpisah dari
tanah yang dibagun oleh PT.Runa Ikana, dan saksi

Halaman 23 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


mengetahui karena saksi dahulu bekerja sebagai pegawai pada PT.Runa Ikana;
- Bahwa PT.Runa Ikana membangun rumah-rumah yang berada diluar
tanah obyek sengketa perkara ini dan rumah-rumah yang dibangun PT.Runa
Ikana atas adanya Akta Pelepasan Hak Tanah yang diperuntukan bagi
masyarakat umum berada di bagian Utara sedangkan untuk rumah-rumah
karyawan Departemen Kesehatan berada dibagian dalam;
- Bahwa saksi membenarkan adanya Akta Pelepasan Hak Atas tanah antara
Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatan Republik Indonesia dengan Direktur
PT.Runa Ikana tanggal 27 April 1991 dan Akta Pelepasan Hak Atas Tanah antara
Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatan Republik Indonesia dengan Direktur
PT.Runa Ikana tanggal 20 Mei 1991, (diperlihatkan saksi dipersidangan surat bukti
P-3 dan surat bukti P-4);
Saksi II. : ARIEF SUMANTRI
Pada pokoknya saksi tersebut menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa tanah sengeketa adalah milik Rumah Sakit Jiwa Kota Bogor sekarang
Rumah Sakit Daerah Dr.Marzoeki Mahdi dan saksi mengetahui obyek sengketa
merupakan Rumah Dinas milik Departemen Kesehatan RSUD. Dr.Marzoeki Mahdi,
karena saksi tinggal disana ikut dengan orang tua saksi yang bernama DR.Djunaedi
Tjakrawerdaya yang merupakan Direktur Rumah Sakit Dr.Marzoeki Mahdi. yang
juga menepati Rumah Dinas/Rumah Jabatan yang beralamat di Jln.Dr.Sumeru
No.128.Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor ;
-Bahwa orang tua saksi menepati di rumah dinas jabatan tersebut sejak tahun 2005
sampai dengan tahun 2006 (orang tua saksi selaku Direktur RSUD.Marzoeki Mahdi)
dan pada tahun 2007 orang tua saksi mutasi ke Kota Magelang Jawa Timur selaku
Direktur RSUD disana, Namun saksi masih menempati rumah dinas tersebut hingga
pada tahun 2012 kemudian setelah adanya surat perintah teguran pada tahun 2011
dari pihak RSUD.Marzoeki Mahdi untuk mengosongkan rumah dinas tersebut maka
saksi meninggalkan rumah dinas tersebut karena saksi tidak memiliki hak atas rumah
tersebut;

Halaman 24 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


-Bahwa saksi pindah dari rumah dinas milik RSUD. Marzoeki Mahdi oleh karena
rumah yang saksi bukan pejabat RSUD. Marzoeki Mahdi serta saksi merasa tidak
memiliki hak untuk menempati rumah dinas RSUD. Marzoeki Mahdi, serta rumah
Dinas/ rumah jabatan diperuntukkan bagi pejabat RSUD. Marzoeki Mahdi, dan
terhadap rumah-rumah dinas lainnya dalam obyek sengekata yang terdiri dari rumah
nomor 96.No.102, No.104, No.122, No.126, No.`130. dan No.132 (tapi nama-nama
yang menempatinya saksi lupa kecuali No.96 (Alm.Kamarwan),No.104 (Alm. Jenny,
No.130 Dr, Anna dan 132 Nurmadias. Adalah rumah-rumah dinas bagi pejabat
RSUD. Marzoeki Mahdi.
-Bahwa rumah dinas yang menjadi obyek sengekata saat ini tidak ditempati lagi
oleh pejabat RSUD. Marzoeki Mahdi yang masih aktif berdinas, akan tetapi
malahan ditempati oleh orang tidak ada sangkut pautnya dengan RSUD.
Dr.Marzoeki Mahdi lagi atau sudah pensiun, bahkan ada orang diluar RSUD
Dr.Marzoeki Mahdi.
-Bahwa saksi obyek sengketa yang ditempati oleh Tergugat VI adalah dahulu
rumah jabatan RSUD. Marzoeki Mahdi yang ditempati oleh suster ANNA, dan
suster ANNA telah meninggal dunia kira-kira 2-3 tahun yang lalu sedangkan
Tergugat VI (Irfan) yang menepati rumah jabatan tersebut adalah keponakan dari
Almarhumah suster ANNA.
-Bahwa saksi meninggalkan rumah dinas tersebut, karena rumah tersebut
diperuntukan untuk pejabat RSUD. Marzoeki Mahdi yang masih aktif (bekerja) atau
diperuntukkan bagi pejabat RSUD. Marzoeki Mahdi berikutnya.
-Bahwa rumah-rumah dinas yang dipermasalahkan dengan perintah pengosongan
oleh RSUD. Marzoeki Mahdi terdiri 11 rumah dinas yang ditempati pensiunan
RSUD. Marzoeki Mahdi, namun akan tetapi hanya terdapat 4 penghuni rumah dinas
yang bersedia mengosongkan secara sukarela rumah dinas yang ditempati antara lain
yang saksi ingat yakni rumah dinas yang saksi tempati, rumah dinas ibu Hambali,
rumah dinas ibu Lisa.
Menimbang, bahwa untuk memperkuat dalil-dalil bantahannya, Kuasa Tergugat I
telah mengajukan bukti-bukti surat, yaitu sebagai berikut :

Halaman 25 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


1. Foto copy Surat Keterangan AHLI Waris tanggal 31 Maret 2010, diberi tanda T.1-
1.A.
2. Foto copy Surat Keterangan Kematian Didi Mulyadi ahli waris alm. Bapak
Karmawan dari Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, No.
473.3/146/-Mtg., tanggal 22 Juni 2018, diberi tanda T.1-1.B.
3. Foto copy Kartu Keluarga No. 10565/04/00584, Jl.Dr. Semeru No. 94, RT 001/RW
001, Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor tanggal 24 Februari
2004, diberi tanda T.1-1.C.
4. Foto copy Surat Keterangan Tempat Tinggal dari Lurah Menteng Kecamatan Bogor
Barat Kota Bogor, No. 470/20-TU, tanggal 14 Januari 2019, diberi tanda T.1-1.D.
5. Foto copy SPPT Pajak Bumi dan Bangunan tahun 2003, pada tanggal 18 Januari
2019, diberi tanda T.1-1.E.
6. Foto copy Surat Kuasa Ida Irawati selaku Wakil para Ahli Waris alm. Bapak
Karmawan kepada Nuryanto, pada tanggal 9 Juli 2018, diberi tanda T.1-1.F.
7. Foto copy Surat Kuasa para Ahli Waris alm. Bapak Karmawan kepada Ida Irawati,
pada tanggal 9 Juli 2018, diberi tanda T.1-1.G.
8. Foto copy Akta Pelepasan Hak atas Tanah Notaris Rofiuddin, S.H., M.KN. Nomor :
07 , pada tanggal 17 Juli 2018, diberi tanda T.1-2.A.
9. Foto copy Eigendom Verponding E. 150, Meetbrief Nomor 15/1918, tertanggal 18
Januari 1918, diberi tanda T.1-2.B.
10. Foto copy Terjemahan Eigendom Verponding E. 150, Meetbrief Nomor
15/1918, tertanggal 18 Januari 1918, diberi tanda T.1-2.C.
11. Foto copy Sertifikat Hak Pakai (SHP) No. 12/ Desa Panaragan Lingkungan
Menteng, yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor d/h Kepala
Kantor Agraria Kotamadya Bogor, Tanggal 11 Agustus 1981, Gambar Situasi No.
59/1978, Luas 661.320 M2 atas nama Departemen Kesehatan Cq. Rumah Sakit Jiwa
Pusat Bogor, diberi tanda T.1-3.
12. Foto copy Surat Keterangan Direktur RSDP/PPKD Bidang Rehabilitasi
Bogor, an.Karmawan, Pada tanggal 24 Juni 1967, diberi tanda T.1- 4.A.
13. Foto copy Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
655/MENKES/SK/XII/1990, pada tanggal 28 Desember 1990 tentang

Halaman 26 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


Penghapusan Inventaris Tanah Departemen Kesehatan Pada Rumah Sakit Jiwa Bogor
Propinsi Jawa Barat seluas 24,3 Ha, diberi tanda T.1-4.B.
14. Foto copy Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
Hk.03.01/III/SK/0252/09, tertanggal 6 Maret 2009 tentang Penetapan Status Rumah
Negara Golongan I di Lingkungan RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Direktorat
Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan, diberi tanda T.1- 4.C.
15. Foto copy Surat Direktur Utama RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor No.
KN.02.03/2/7025/2017, tertanggal 04 September 2017, Perihal Pemberitahuan
Penetapan Status Rumah Negara Golongan I di Lingkungan RS.Dr. H. Marzoeki
Mahdi, diberi tanda T.1-4.D.
Bukti bukti T.1-1.A, sampai dengan T.1-4.D telah diberi Materai secukupnya dan telah
dicocokkan dengan ASLINYA,kecuali T.1-3, T.1-4.B dan T.1-4.C telah diberi Materai
secukupnya dan juga telah dicocokkan dengan foto copy;
Menimbang, bahwa untuk memperkuat dalil-dalil bantahannya, Kuasa
Tergugat II telah mengajukan bukti-bukti surat, yaitu sebagai berikut :
1. Foto copy Surat Keterangan AHLI Waris dari Lurah Menteng,Kecamatan Bogor
Barat,Kota Bogor reg.No.553/46/IX/2015 tanggal 7 September 2015, diberi tanda T.2-
1.A.
2. Foto copy Kartu Keluarga dari Camat Bogor Barat Kota Bogor, No.
758/KK/III/1978, tanggal 10 Januari 1978,diberi tanda T.2-1.B.
3. Foto copy Surat Keterangan Kematian Dr.J.Jenie dari Kelurahan Menteng,
Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, No. 474.3/06/II/2005, pada tanggal 19 Juni 1989,
diberi tanda T.2-1.C.
4. Foto copy Surat Kuasa Ahli Waris Dr. J. Jenie tanggal 25 April 2014, diberi tanda
T.2- 1.E.
5. Foto copy Surat Keterangan Tempat Tinggal dari Lurah Menteng Kec. Ogor Barat
Kota Bogor, No. 470/21-TU, pada tanggal 14 Januari 2019, diberi tanda T.2-1.F.
6. Foto copy SPPT Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), pada tanggal 8 Januari 2018,
diberi tanda T.2-1.G.
7. Foto copy Surat Tanda Terima Setoran (STTS) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB
Bank BJB) pada tanggal 28 November 2017, diberi tanda T.2-1.H.

Halaman 27 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


8. Foto copy Kartu Tanda Penduduk Kota Bogor , NIK : 3271040305590014, an.
Roesdi Djauhari Jenie, pada tanggal 25 April 2013, diberi tanda T.2-1.J.
9. Foto copy Relaas Panitera Pengadilan Negeri Bogor Tentang Panggilan Sidang,
Pada tanggal 23 November 2018, diberi tanda T.2-1.K.
10. Foto copy Akta Pelepasan Hak Atas Tanah Notaris Sugi Harianto, S.H.,
M.KN.Nomor : 05, pada tanggal 19 September 2017, diberi tanda T.2-2.A.
11. Foto copy Eigendom Verponding E. 150, Meetbrief Nomor 15/1918,
tertanggal 18 Januari 1918, diberi tanda T.2-2.B.
12. Foto copy Terjemahan Eigendom Verponding E. 150, Meetbrief Nomor
15/1918, tertanggal 18 Januari 1918, diberi tanda T.2-2.C.
13. Foto copy Sertifikat Hak Pakai (SHP) No. 12 /Desa Panaragan Lingkungan
Menteng, yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Agraria Kotamadya Bogor , tanggal 11
Agustus 1981, Gambar Situasi No. 59/1978, Luas 661.320 M2 atas nama Departemen
Kesehatan Cq. Rumah Sakit Jiwa Pusat Bogor, diberi tanda T.2-3.
14. Foto copy Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Jiwa Bogor No.
157/Um/Keu/Ged/1978, an. Dr. J. Jenie pada tanggal 23 Februari 1978, diberi tanda
T.2-4.A.
15. Foto copy Surat Keterangan Kepala Sub. Bagian Rumah Tangga dan
Perlengkapan RS Dr.H. Marzoeki Mahdi Bogor, No. KR.01.05.4.4026, pada tanggal 24
Juli 2009, diberi tanda T.2-4.B.
16. Foto copy Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 655/MENKES/
SK/XII/1990, tanggal 28 Desember 1990 tentang Penghapusan Inventaris Tanah
Departemen Kesehatan pada Rumah Sakit Jiwa Bogor Propinsi Java Barat seluas 24,3
Ha, diberi tanda T.2-4.C.
17. Foto copy Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
Hk.03.01/III/SK/0252/09, tertanggal 6 Maret 2009 tentang Penetapan Status Rumah
Negara Golongan I di Lingkungan RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Direktorat
Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan, diberi tanda T.2-4.D.
18. Foto copy Surat Direktur Utama RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor No.
KN.02.03/2/7025/2017, tertanggal 04 September 2017, Perihal Pemberitahuan

Halaman 28 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


Penetapan Status Rumah Negara Golongan I di Lingkungan RS.Dr. H. Marzoeki
Mahdi, diberi tanda T.2-4.E.
19. Foto copy Surat Care-Taker Pimpinan Bidang Rehabilitasi Bogor
RSDP/PPKD, No. 19/Um/67, tanggal 19 Januari 1967, perihal Pengisian Rumah
Dinas, diberi tanda T.2-4.F.
Bukti bukti T.2-1.A, sampai dengan T.2-4.F telah diberi Materai secukupnya dan telah
dicocokkan dengan ASLINYA,kecuali T.2-1.B, T.2-3,T.2-4.B,T.2-4.C,T.2-4.D dan T.2-4.F
telah diberi Materai secukupnya dan juga telah dicocokkan dengan foto copy;
Menimbang, bahwa untuk memperkuat dalil-dalil bantahannya, Kuasa
Tergugat III telah mengajukan bukti-bukti surat, yaitu sebagai berikut :
1. Foto copy Surat Keterangan AHLI Waris dari Lurah Menteng,Kecamatan Bogor
Barat,Kota Bogor reg.No.502/112 Bogor tanggal 1 Maret 2013, diberi tanda T.3-1.A.
2. Foto copy Surat kematian dari Camat Bogor Barat Kota Bogor, No. 474.3/06
/II/2005, tanggal 19 Pebruari 2005,diberi tanda T.3-1.B.
3. Foto copy Surat Keterangan tempat tinggal dari Lurah Menteng Kecamatan Bogor
Barat,Kota Bogor No.470/19-TU, tanggal 14 Januari 2019, diberi tanda T.3-1.C.
4. Foto copy Surat keterangan kematian dari Lurah Menteng,Kecamatan Bogor
Barat,Kota Bogor No.474.3/07/II/2005, 19 Pebruari 2005,an.Devi Silvianasari, diberi
tanda T.3- 1.D.
5. Foto copy Kartu Keluarga dari Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor
No.474/USNI/041003/1567/XII/1988, diberi tanda T.3-1.E.
6. Foto copy SPPT Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), pada tanggal 8 Januari 2018,
diberi tanda T.3-1.F.
7. Foto copy Kartu Tanda Penduduk Kota Bogor,NIK.327104260269005, tanggal 23
Maret 2013 an.Ir.Rico Prihartono, diberi tanda T.3-1.G.
8. Foto copy Rellas Panitera Pengadilan Negeri Bogor tentang Panggilan Sidang
tanggal 22 Oktober 2018, diberi tanda T.3-1.H.
9. Foto copy Akta Pelepasan Hak Atas Tanah Notaris Rafiuddin,SH.M.Kn.Nomor 12
tertanggal 27 Juli 2018, diberi tanda T.3-2.A.

Halaman 29 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


10. Foto copy Eigendom Verponding E. 150, Meetbrief Nomor 15/1918,
tertanggal 18 Januari 1918, diberi tanda T.3-2.B.
11. Foto copy Terjemahan Eigendom Verponding E. 150, Meetbrief Nomor
15/1918, tertanggal 18 Januari 1918, diberi tanda T.3-2.C.
12. Foto copy Sertifikat Hak Pakai (SHP) No. 12 /Desa Panaragan Lingkungan
Menteng, yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Agraria Kotamadya Bogor , tanggal 11
Agustus 1981, Gambar Situasi No. 59/1978, Luas 661.320 M2 atas nama Departemen
Kesehatan Cq. Rumah Sakit Jiwa Pusat Bogor, diberi tanda T.3-3.
13. Foto copy Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan
Propinsi Jawa Barat No.0253/Kanwil/SK/TU/XI/1987, tanggal 18 Nopember 1987
tentang Penunjukan/Penetapan Rumah Dinas Depkes an.Dr.Pradono Puspohusodo,
diberi tanda T.3-4.A.
14. Foto copy Surat Keputusan Menteri Kesehatan
RI.No.HK.00.SJ.SK.IV.0050,tertanggal 20 Januari 1988 tentang Penetapan Status
Golongan Rumah Dinas di Dalam Lingkungan Departemen Kesehatan, diberi tanda
T.3-4.B.
15. Foto copy Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 655/MENKES/
SK/XII/1990, tanggal 28 Desember 1990 tentang Penghapusan Inventaris Tanah
Departemen Kesehatan pada Rumah Sakit Jiwa Bogor Propinsi Java Barat seluas 24,3
Ha, diberi tanda T.3-4.C.
16. Foto copy Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
Hk.03.01/III/SK/0252/09, tertanggal 6 Maret 2009 tentang Penetapan Status Rumah
Negara Golongan I di Lingkungan RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Direktorat
Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan, diberi tanda T.3-4.D.
17. Foto copy Surat Direktur Utama RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor No.
KN.02.03/2/7025/2017, tertanggal 04 September 2017, Perihal Pemberitahuan
Penetapan Status Rumah Negara Golongan I di Lingkungan RS.Dr. H. Marzoeki
Mahdi, diberi tanda T.3-4.E.
18. Foto copy Surat dari Bapak Karsono tanggal 9 Maret 1998 tentang
Pemberitahuan Perubahan Status Rumah Dinas Golongan II menjadi Golongan III,
diberi tanda T.3-4.F.

Halaman 30 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


Bukti bukti T.3-1.A, sampai dengan T.3-4.F telah diberi Materai secukupnya dan telah
dicocokkan dengan ASLINYA,kecuali T.3-1.A, T.3-1.E,T.3-3,T.3-4.B, T.3-
4.C,T.3-4.D dan T.3-4.F telah diberi Materai secukupnya dan juga telah dicocokkan dengan
foto copy;
Menimbang, bahwa untuk memperkuat dalil-dalil bantahannya, Kuasa
Tergugat IV telah mengajukan bukti-bukti surat, yaitu sebagai berikut :
1. Foto copy Surat Keterangan Tempat Tinggal dari Kelurahan Menteng Kecamatan
Bogor Barat, pada tanggal 18 Desember 2018, diberi tan T.4-1.A.
2. Foto copy Surat Pemberitahuan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dari Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil, No. 470/04/01/1006-Disdukcapil, pada tanggal 27
November 2011, diberi tanda T.4-1.B.
3. Foto copy Kartu Keluarga dari Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor No.
105105/01/00856, pada tanggal 8 Juni 2002, diberi tanda T.4-1.C.
4. Foto copy Kartu Keluarga dari Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kota Bogor, No. 3271040406071533, pada tanggal 4 Mei 2010, diberi tanda T.4-1D.
5. Foto copy SPPT Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), pada tanggal 8 Januari 2018,
diberi tanda T.4-1.E.
6. Foto copy Surat Tanda Terima Setoran (STTS) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB
Bank BJB) pada tanggal 15 Maret 2018, diberi tanda T.4-1.F.
7. Foto copy Kartu Tanda Penduduk Kota Bogor, NIK: 32710417122460003, tanggal
15 Juni, an. Nurmadias, diberi tanda T.4-1.G.
8. Foto copy Akta Pelepasan Hak Atas Tanah Notaris Rofiuddin, S.H., M.KN. Nomor :
15, pada tanggal 31 Juli 2018, diberi tanda T.4-2.A.
9. Foto copy Eigendom Verponding E. 150, Meetbrief Nomor 15/1918, tertanggal 18
Januari 1918, diberi tanda T.4-2.B.
10. Foto copy Terjemahan Eigendom Verponding E. 150, Meetbrief Nomor
15/1918, tertanggal 18 Januari 1918, diberi tanda T.4-2.C.
11. Foto copy Sertifikat Hak Pakai (SHP) No. 12 /Desa Panaragan Lingkungan
Menteng, yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Agraria Kotamadya Bogor , tanggal 11
Agustus 1981, Gambar Situasi No. 59/1978, Luas 661.320 M2 atas nama Departemen
Kesehatan Cq. Rumah Sakit Jiwa Pusat Bogor, diberi tanda T.4-3.

Halaman 31 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


12. Foto copy Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan
Propinsi Jawa Barat No.0254/Kanwil/SK/TU/XI/1987, tanggal 18 Nopember 1987
tentang Penunjukan/Penetapan Rumah Dinas Depkes an. Nurmadias, diberi tanda T.4-
4.A.
13. Foto copy Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.655/MENKES/SK/XII/1990, tertanggal 28 Desember 1990 tentang Penghapusan
Inventaris Tanah Departemen Kesehatan Pada Rumah Sakit Jiwa Bogor Propinsi Jawa
Barat seluas 24,3 Ha, diberi tanda T.4-4.B.
14. Foto copy Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
Hk.03.01/III/SK/0252/09, tertanggal 6 Maret 2009 tentang Penetapan Status Rumah
Negara Golongan I di Lingkungan RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Direktorat
Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan, diberi tanda T.4-4.C.
15. Foto copy Surat Direktur Utama RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor No.
KN.02.03/2/7025/2017, tertanggal 04 September 2017, Perihal Pemberitahuan
Penetapan Status Rumah Negara Golongan I di Lingkungan RS.Dr. H. Marzoeki
Mahdi, diberi tanda T.4-4.D.
Bukti bukti T.4-1.A, sampai dengan T.4-4.D telah diberi Materai secukupnya dan telah
dicocokkan dengan ASLINYA,kecuali T.4-1.C, T.4-1.D,T.4-3 dan T.4-4.B telah diberi
Materai secukupnya dan juga telah dicocokkan dengan foto copy;
Menimbang, bahwa untuk memperkuat dalil-dalil bantahannya, Kuasa
Tergugat V telah mengajukan bukti-bukti surat, yaitu sebagai berikut :
1. Foto copy Kartu Tanda Penduduk Kota
Bogor,NIK.3271044409440006,tanggal 3 April 2013 an.Dr.Anna Hoengdrayana T,
diberi tan T.5-1.A.
2. Foto copy Kartu Keluarga dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Bogor No.3271040406071526,tanggal 23 September 2016, diberi tanda T.5-1.B.
3. Foto copy SPPT Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), pada tanggal 8 Januari 2018,
diberi tanda T.5-1.C.
4. Foto copy Surat Tanda Terima Setoran (STTS) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB
Bank BJB) pada tanggal 9 Nopember 2018, diberi tanda T.5-1.D.

Halaman 32 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


5. Foto copy Surat Keterangan Tempat Tinggal dari Lurah Menteng,Kec.Bogor
BaratKota Bogor No.470/16-TU, tanggal 14 Januari 2019,diberi tanda T.5.1.E.
6. Foto copy Akta Pelepasan Hak Atas Tanah Notaris Rofiuddin, S.H., M.KN. Nomor
05, tertanggal 15 Agustus 2018, diberi tanda T.5-2.A.
7. Foto copy Eigendom Verponding E. 150, Meetbrief Nomor 15/1918, tertanggal 18
Januari 1918, diberi tanda T.5-2.B.
8. Foto copy Terjemahan Eigendom Verponding E. 150, Meetbrief Nomor 15/1918,
tertanggal 18 Januari 1918, diberi tanda T.5-2.C.
9. Foto copy Sertifikat Hak Pakai (SHP) No. 12 /Desa Panaragan Lingkungan
Menteng, yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor d/h Kepala
Kantor Agraria Kotamadya Bogor, tanggal 11 Agustus 1981, Gambar Situasi No.
59/1978, Luas 661.320 M2 atas nama Departemen Kesehatan Cq. Rumah Sakit Jiwa
Pusat Bogor, diberi tanda T.5-3.
10. Foto copy Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan
Propinsi Jawa Barat No.36/Kanwil/SK/TU/VII/1992, tanggal 20 Agustus 1992 tentang
Pemberian izin Penghunian Rumah Dinas Departemen Kesehatan kepada Sdr Dr. Anna
Hoengdrayana T, diberi tanda T.5-4.A.
11. Foto copy Izin Penghunian Rumah Dinas Departemen Kesehatan kepada Sdr
Dr. Anna Hoengdrayana T dan Surat izin Penghunian No. 036A/KANWIL/TU-
3/VIII/1992, tertanggal 20 Agustus 1992 an. Dr. Anna Hoengdrayana T. Diberi tanda
T.5-4.B.
12. Foto copy Surat Keputusan Direktur RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
tentang Pemberian Ijin Penghunian Sementara Rumah Negara Depkes Cq. RS. Dr.
H. Marzoeki Mahdi Bogor, No. KR.01.02.1.1.4727, tertanggal 29 Desember 2006,
diberi tanda T.5-4.C.
13. Foto copy Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI. No. 655/MENKES/
SK/XII/1990, tanggal 28 Desember 1990 tentang Penghapusan Inventaris Tanah
Departemen Kesehatan Pada Rumah Sakit Jiwa Bogor Propinsi Jawa Barat seluas 24,3
Ha, diberi tanda T.5-4.D.
14. Foto copy Keputusan Menteri Kesehatan RI No. Hk.03.01/III/SK/0252/09,
tertanggal 6 Maret 2009 tentang Penetapan Status Rumah Negara Golongan I di
Lingkungan RS.Dr.H. Marzoeki Mahdi Bogor

Halaman 33 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan, diberi tanda T.5-4.E.
15. Foto copy Surat Direktur Utama RS.Dr.H. Marzoeki Mahdi Bogor No.
KN.02.03/2/7025/2017, tertanggal 04 September 2017, perihal Pemberitahuan
Penetapan Status Rumah Negara Golongan I di Lingkungan RS. Dr. H. Marzoeki
Mahdi, diberi tanda T.5-4.F.
Bukti bukti T.5-1.A, sampai dengan T.5-4.F telah diberi Materai secukupnya dan telah
dicocokkan dengan ASLINYA,kecuali T.5-4.D dan, T.5-4.E telah diberi Materai
secukupnya dan juga telah dicocokkan dengan foto copy;
Menimbang, bahwa untuk memperkuat dalil-dalil bantahannya, Kuasa
Tergugat VI telah mengajukan bukti-bukti surat, yaitu sebagai berikut :
1. Foto copy Kartu Tanda Penduduk Kota
Bogor,NIK.3271046609300002,tanggal 12 Juni 2013 an.Sariana Anwar, diberi tan T.6-
1.A.
2. Foto copy Surat Keterangan Kematian dari Kelurahan Menteng,Kecamatan Bogor
Barat Kota Bogor No.474.3/51, 12 April 2017 an.Sariana Anwar, diberi tanda T.6-1.B.
3. Foto copy Surat Keterangan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Bogor, No.470/170720181301-Dukcapil,tanggal 17 Juli 2018 an.IRFAN,diberi tanda
T.6-1.C.
4. Foto copy Kartu Keluarga dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil,No.3271042502075445 tanggal 26 Juli 2018,diberi tanda T.6-1.D.
5. Foto copy SPPT Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), pada tanggal 8 Januari 2018,
diberi tanda T.6-1.E
6. Foto copy Surat Pemberitahuan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dari Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil.No.470/04/01/1006- Dukcapil,tanggal 27
Nopember 2011,diberi tanda T.6-1.F.
7. Foto copy Keputusan Kepala Dinas Pendapatan Daerah tentang Pengurangan Pajak
Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan, No. 973.1/Kep.Pengurangan 255-Dispenda,
tanggal 22 Juli 2016 an. Sariana Anwar,diberi tanda T.6-1.G.
8. Foto copy Surat Keterangan Tempat Tinggal dari Lurah Menteng,Kec.Bogor
BaratKota Bogor No.470/17-TU, tanggal 14 Januari 2019,diberi tanda T.6.1.H.

Halaman 34 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


9. Foto copy Akta Pelepasan Hak Atas Tanah Notaris Rofiuddin, S.H., M.KN. Nomor
06, tertanggal 15 Agustus 2018, diberi tanda T.6-2.A.
10. Foto copy Eigendom Verponding E. 150, Meetbrief Nomor 15/1918,
tertanggal 18 Januari 1918, diberi tanda T.6-2.B.
11. Foto copy Terjemahan Eigendom Verponding E. 150, Meetbrief Nomor
15/1918, tertanggal 18 Januari 1918, diberi tanda T.6-2.C.
12. Foto copy Sertifikat Hak Pakai (SHP) No. 12 /Desa Panaragan Lingkungan
Menteng, yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor d/h Kepala
Kantor Agraria Kotamadya Bogor, tanggal 11 Agustus 1981, Gambar Situasi No.
59/1978, Luas 661.320 M2 atas nama Departemen Kesehatan Cq. Rumah Sakit Jiwa
Pusat Bogor, diberi tanda T.6-3.
13. Foto copy Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan
Propinsi Jawa Barat No.0060/Kanwil/SK/TU/IV/1983, tanggal 9 April 1983 tentang
Penunjukkan/Penempatan Rumah Dinas Depkes an. Dr. Sariana Anwar, diberi tanda
T.6-4.A.
14. Foto copy Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI. No. 655/MENKES/
SK/XII/1990, tanggal 28 Desember 1990 tentang Penghapusan Inventaris Tanah
Departemen Kesehatan Pada Rumah Sakit Jiwa Bogor Propinsi Jawa Barat seluas 24,3
Ha, diberi tanda T.6-4.B.
15. Foto copy Surat Direktur Utama RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor No.
KN.02.03/2/7025/2017, tertanggal 04 September 2017, perihal Pemberitahuan
Penetapan Status Rumah Negara Golongan I di Lingkungan RS. Dr. H. Marzoeki
Mahdi, diberi tanda T.6-4.C.
16. Foto copy Keputusan Menteri Kesehatan RI No. Hk.03.01/III/SK/0252/09,
tertanggal 6 Maret 2009 tentang Penetapan Status Rumah Negara Golongan I di
Lingkungan RS.Dr.H. Marzoeki Mahdi Bogor Direktorat Jendral Bina Pelayanan
Medik Departemen Kesehatan, diberi tanda T.6-4.D.
Bukti bukti T.6-1.A, sampai dengan T.6-4.D telah diberi Materai secukupnya dan telah
dicocokkan dengan ASLINYA,kecuali T.6-3 dan, T.6-4.D telah diberi Materai secukupnya
dan juga telah dicocokkan dengan foto copy;
Menimbang, bahwa untuk memperkuat dalil-dalil bantahannya, Kuasa
Tergugat VII telah mengajukan bukti-bukti surat dan Kuasa Tergugat VII

Halaman 35 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


menyampaikan bukti yang dipending yaitu bukti T.7-5 dan T.7-6, atas waktu yang diberikan
oleh Hakim Ketua Majelis selanjutnya Kuasa Tergugat VII mengatakan bahwa bukti T.7-5
dan T.7-6 tidak jadi diserahkan dan dinyatakan dicabut dari daftar surat surat
bukti, yang selanjutnya Kuasa Tergugat VII mengajukan bukti surat yaitu sebagai berikut :
1. Foto copy Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
SK.655/MENKES/SK/XII/1990 tertanggal 28 Desember 1990,tentang Penghapusan
Inventaris Tanah Departemen Kesehatan pada Rumah Sakit Jiwa Bogor Propinsi Jawa
Bara, diberi tan T.7-1.
2. Foto copy Surat Keterangan Tempat Tinggal dari Lurah Menteng,Kecamatan Bogor
Barat,Kota Bogor No.470/18-TU tanggal 14 Januari 2019, diberi tanda T.7-2
3. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) NIK.3271042309400001, tanggal 26
Agustus 2013 an.Drs.I KETUT SUYASA,BSC,diberi tanda T.7-3.
4. Foto copy Kartu Keluarga dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Bogor No.3271042802076696 tanggal 10 Oktober 2012 Jl.Dr.Semeru No.132
Rt.001/Rw.020 ,Kecamatan Bogor Barat,diberi tanda T.7-4.
5. Foto copy Surat Sertipikat Hak Milik No.12 tahun 1981,diberi tanda T.7-7.
6. Foto copy Surat Sertipikat Hak Milik No.1 tahun 1984,diberi tanda T.7-8.
7. Foto copy Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
250/MENKES/SK/IV/1989, tentang penjualan dan penetapan harga tanah untuk
pegawai, pensiunan Pegawai,Janda Pensiunan Pegawai Rumah Sakit Jiwa Bogor
dilokasi Tanah Rumah Sakit Jiwa Bogor,diberi tanda T.7-9.
8. Foto copy Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
70/MENKES/SK/II/1990 tentang Penyempurnaan Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 505/MENKES/SK/VII/1989 tentang Penjualan dan Penetapan Harga Tanah
Rumah Sakit Jiwa Bogor Guna Pembangunan Rumah NonDinas Bagi Pegawai Depkes,
diberi tanda T.7-10.
9. Foto copy Surat Keputusan Menteri Kesehatan Repbulik Indonesia Nomor :
78/MENKES/SK/II/1990 tentang Penjualan dan Penetapan Harga Tanah RS Jiwa
Bogor Guna Pembangunan Rumah NonDinas Para Pegawai Depkes dengan Biaya
Masing-masing, diberi tanda T.7-11.

Halaman 36 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


10. Foto copy Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
HK.00.SJ.SK.IV.0050 tentang Penetapan Status Golongan Rumah Dinas di dalam
Lingkungan Departemen Kesehatan , diberi tanda T.7-12.
11. Foto copy Scan Eigendom Verponding E. 150 atas nama Nji Mas Siti
Aminah atau Nji Mas Entjeh alias Osah/ John Hendry van Blommestein/ Nv
Blomkring/Nederlands Indie, diberi tanda T.7-13.
12. Foto copy Surat Akta Pelepasan Hak Atas Tanah Notaris Rofiuddin S.H.,
M.KN. atas nama Tergugat VI (Irfan) Nomor : 06 tertanggal 15 Agustus 2018, diberi
tanda T.7-14.
Bukti bukti T.7-1, sampai dengan T.7-14. (T.7-5 dan T.7-6 masih pending) telah diberi
Materai secukupnya dan telah dicocokkan dengan ASLINYA sedangkan T.7-1 dan T.7-7
sampai dengan T.7-12,T.7-14 telah diberi Materai secukupnya dan juga telah dicocokkan
dengan foto copy;
Menimbang, bahwa selain bukti-bukti surat tersebut Kuasa Tergugat I s/d
Kuasa Tergugat VII, telah pula menghadirkan saksi-saksi untuk memberikan
keterangan dibawah sumpah dipersidangan, yaitu :
Saksi 1 : SUGANDA
Pada pokoknya saksi tersebut menerangkan sebagai berikut ;
- Bahwa saksi mengetahui bahwa obyek tanah sengeketa merupakan milik
Departeman Kesehatan/Rumah Sakit Jiwa Kota Bogor dan sekarang menjadi
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.Marzoeki Mahdi yang beralamat di
Jalan dr.Sumeru Kota Bogor Barat Kota Bogor ;
- Bahwa tanah sengekata seluas + 24 hektar milik pemerintah dalam hal
ini RS.Jiwa Kota Bogor dan saat ini milik RSUD. dr.Marzoeki Mahdi ;
- Bahwa saksi tinggal disana sejak tahun 1987, sebelumnya tinggal
dikatakan bedang diatas tanah milik RS.Jiwa Kota Bogor dan saat ini milik
RSUD. dr.Marzoeki Mahdi sejak tahun 1985;
- Bahwa jumlah rumah yang berada diatas tanah seluas + 24 hektar kurang
lebih 118 buah unit rumah;
- Bahwa obyek sengketa saat ini ada dipergunakan untuk rumah makan
ayam geprek namun rumah makan tersebut saksi tidak mengatahui milik siapa
statusnya;

Halaman 37 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


- Bahwa rumah saksi berada dalam luas tanah 24 hektar yang berada di
Menteng Asri;
- Bahwa PT.Runa Ikana mendapat hak tanah 24 hektar dari Departemen
Kesehatan RI.
- Bahwa dalam perkara ini pihak penggugat Departemen Kesehatan RI
ingin menguasai/memiliki rumah-rumah untuk dipergunakan oleh pejabat
Departemen Kesehatan RI yang masih aktif bekerja dan setahu saksi bila
seseorang tinggal di rumah dinas harus mendapat izin dari pihak Rumah Sakit
Jiwa Kota Bogor dan sekarang menjadi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
dr.Marzoeki Mahdi dan dalam perkara ini para tergugat memiliki izin dari
Rumah Sakit Jiwa Kota Bogor dan sekarang menjadi Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) dr.Marzoeki Mahdi saat dahulu orang tua mereka masih bekerja
aktif / masih bertugas;
- Bahwa 7 (tuju) unit obyek tanah sengeketa berada di jalan dr.Sumeru,
dan setahu saksi bahwa para penghui (para tergugat) menempati rumah tersebut
karena yang menempati sebelumnya adalah orang tua mereka (dahulu orang tua
para tergugat menjabat/bekerja di Rumah Sakit Jiwa Kota Bogor dan sekarang
menjadi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.Marzoeki Mahdi, kemudian
orang tua mereka sudah pensiun dan ada yang sudah meninggal dunia dan saat
ini rumah- rumah yang menjadi sengketa dalam perkara ini ditempati oleh anak-
anaknya;
- Bahwa dahulu saksi berkerja Rumah Sakit Jiwa Kota Bogor dan sekarang
menjadi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.Marzoeki Mahdi sebagai
kepala seksi dan saksi pernah membaca soal adanya penghapusan tanah
inventaris yakni adanya SK.No.655 dan saksi mengetahui adanya bukti P-7
berupa fotocopy usulan siteplan akan tetapi saksi tidak dapat memastikan
dimana letak tanah sengketa diatas gambar peta tanah dari luas tanah 24 hektar
tersebut;
Saksi 2 : WENNY MEILINA SCHRA
Pada pokoknya saksi tersebut menerangkan sebagai berikut ;
- Bahwa yang menjadi permasalahan sengekata dalam perkara ini karena
para tergugat selaku penghuni rumah dinas milik Departemen

Halaman 38 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


Kesehatan/Rumah Sakit Jiwa Kota Bogor dan sekarang menjadi Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) dr.Marzoeki Mahdi, ingin memiliki rumah itu menjadi
milik mereka dan dahulu orang tua mereka menjabat/bekerja di
RSUD.dr.Marzoeki Mahdi dan 7 (tujuh) rumah yang disengketakan adalah
rumah jabatan milik RSUD.dr.Marzoeki Mahdi;
- Bahwa orang tua saksi (Wiliem Schra) pernah mengajukan kepada
Departemen Kesehatan RI untuk memiliki tanah rumah tersebut secara legal,
namun orang tua saksi telah meninggal dan saksi tidak mengetahui apakah orang
tua saksi almarhum jadi mengajukan permohonan tersebut akan tetapi ibu saksi
pernah bercerita bahwa rumah ini bisa diajukan untuk dibeli oleh penghuninya;
- Bahwa orang tua saksi menempati rumah dinas hanya sebatas mendapat
surat izin menghuni oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
dr.Marzoeki Mahdi dan saat ini saksi menempati rumah tersebut bersama ibu
dan anak-anak saksi;
- Bahwa pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.Marzoeki Mahdi
berkeinginan agar ketujuh rumah-rumah dinas yang disengketakan dalam
perkara ini untuk dikosongkan oleh penghuninya karena rumah dinas tersebut
milik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.Marzoeki Mahdi;
- Bahwa rumah-rumah dinas yang ditempati para tergugat tersebut pajak
PBBnya atas nama para penghuni rumah dinas tersebut dan selanjutnya para
penghuni berkeinginan membeli rumah tersebut dan yang menjadi dasar hingga
saat ini masih tinggal dirumah dinas karena adanya Surat Keputusan
Menteri Kesehatan RI.No.655/MENKES/SK/XII/1990;
Saksi 3 : NURYANTO ,SE.
Pada pokoknya saksi tersebut menerangkan sebagai berikut ;
- Bahwa saksi bekerja di Rumah Sakit Jiwa Kota Bogor dan sekarang
menjadi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.Marzoeki Mahdi sejak tahun
1981 sampai dengan tahun Maret 2016 (pensiun), dan pada tahun 2006
sampai dengan tahun 2012/2013 saksi menjabat sebagai Kepala Rumah Tangga
dan Perlengkapan / Kepala Tata Usaha;

Halaman 39 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


- Bahwa obyek sengketa perkara ini terhadap 7 (tujuh) buah rumah antara lain
rumah orang tua Tergugat I (Ida Irawaty) Bapaka Hermawan, Alm Roedi Jenie
(Tergugat II), Alm Pranowo,Nurmadias,dr.Anna dan I Ketut Suyasa;
- Bahwa saksi tinggal rumah dilingkungan tersebut sejak tahun 1967;
- Bahwa di jalan dr.Sumeru terdapat 26 rumah dinas akan tetapi yang digugat
dalam perkara ini hanya 7 (tujuh) rumah dinas saja;
- Bahwa sebagian rumah-rumah dinas tersebut ada sejak zaman belanda;
- Bahwa rumah yang ditempati para tergugat dahulu orang tua mereka
menjabat di Rumah Sakit Jiwa Kota Bogor / Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) dr.Marzoeki Mahdi dan saksi menjabat saat menjabat Kepala
Perlengkapan / Kepala Tata Usaha di Rumah Sakit Jiwa Kota Bogor / Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.Marzoeki Mahdi tersebut sehingga saksi
mengetahui data barang milik RSUD.dr.Marzoeki Mahdi, yang dalam hal ini
bahwa rumah-rumah dinas yang ditempati para tergugat berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan RI.No.655/MENKES/SK/XII/1990. merupakan bagian dari
penghapusan Inventaris tanah Kementrian Kesehatan R.I.;
- Bahwa rumah-rumah dinas yang ditempati para tergugat tersebut oleh
para penghuni (para tergugat) berkeinginan membeli rumah tersebut karena
adanya Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI.No.655/MENKES/SK/XII/1990
(diperlihatkan bukti P-2, bukti T.1-4 b, bukti T.2-4.C, bukti T.4-4.B, bukti T.6-
4.B, bukti T.7-1), tentang penghapusan Inventaris tanah yang mana kepada
penghuni rumah mendapatkan hak perioritas untuk memperoleh haknya;
- Bahwa rumah-rumah dinas yang ditempati para tergugat berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan
RI.No.655/MENKES/SK/XII/1990 (diperlihatkan bukti T.1-4) merupakan
bagian dari penghapusan Inventaris tanah Kementrian Kesehatan R.I.
- Bahwa saksi NURYANTO,SE. menengetahui adanya Pelepasan Hak
Tanah Kementerian Kesehatan R.I. dalam lingkungan Rumah Sakit Jiwa Kota
Bogor / Rumah Sakit Umum Daerah dr.Marzoeki Mahdi antara

Halaman 40 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatan R.I. dengan Direktur PT.Runa Ikana;
- Bahwa saksi mengetahui adanya Hak Eigendom, dan saksi mengetahui
serta pernah membaca bukti T.1-2 b;
- Bahwa ada beberapa rumah yang tidak digugat oleh Menteri
Kesehatan/RSUD.dr.Marzoeki Mahdi, hal ini kemungkinan karena sudah dibagi
bagi dari pihak Departemen Kesehatan;
- Bahwa saksi mengetahui pada tahun 1987 sampai degan tahun 1991
terdapat keputusan tentang Pelepasan Hak antara RSUD.dr.Marzoeki Mahdi
kepada PT.Runa Ikana akan tetapi saksi tidak pernah melihat surat Akta
Pelepasan tanah tersebut;
- Bahwa saksi pernah melihat surat izin menghuni rumah dinas yang
ditempati para tergugat yang dibuat oleh pihak RSUD.dr.Marzoeki Mahdi atau
RS.Jiwa Bogor pada saat orang tua para tergugat masih aktif bekerja disana;
Menimbang, bahwa kedua belah pihak selain telah mengajukan alat-alat bukti
tersebut diatas, menyatakan tidak ada lagi alat bukti lainnya yang hendak diajukan;
Menimbang, bahwa selanjutnya para pihak telah menyerahkan kesimpulan/konklusi,
masing-masing sebagaimana termuat dalam Berita Acara Persidangan ini;
Menimbang, bahwa selanjutnya kedua belah pihak mohon putusan dalam perkara
ini;
Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, maka segala sesuatu
yang termuat dalam berita acara persidangan perkara ini dianggap sebagai satu kesatuan
dan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari putusan ini ;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan penggugat adalah seperti tersebut
diatas;
Menimbang, bahwa namun demikian sebelum Majelis Hakim mempertimbangkan
tentang pokok perkara dari gugatan penggugat maka terlebih dahulu Majelis Hakim akan
mempertimbangkan formalitasnya suatu gugatan yang diajukan penggugat;

Halaman 41 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mencermati dalil-dalil gugatan Penggugat,
maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah : Apakah Para
Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum dan telah menimbulkan kerugian bagi
Penggugat ?
Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim mempertimbangkan tentang ada atau
tidaknya perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Para Tergugat, maka perlu
dipertimbangkan terlebih dahulu menyangkut alas hak tanah obyek sengketa apakah
terdapat perbuatan melawan hukum sebagaimana didalilkan Penggugat kepada Para
Tergugat yang ditujukan terhadap penguasaan obyek sengketa;
Menimbang, bahwa adanya Keputusan Menteri Kesehatan RI. Nomor :
266/MENKES/SK/IV/2002 tentang Pemberian Nama Rumah Sakit Jiwa Pusat Bogor
menjadi Rumah Sakit dr. H.Marzoeki Mahdi tertanggal 10 April 2002. ( vide bukti P-8) dan
selama proses persidangan hal ini tidak pernah dibantah para pihak sehingga keberadaan
Rumah Sakit dr.H.Marzoeki Mahdi tersebut jelas adanya;
Menimbang, bahwa berdasarkan adanya Sertipikat Hak Pakai Nomor : 15
(vide bukti P-1), surat ukur/gambar situasi nomor: 142/2016 dengan luas tanah sejumlah
61.6320 m2, atas nama Pemegang Hak Departemen Kesehatan cq. Rumah Sakit Jiwa Pusat
Bogor. yang berada di Kelurahan Menteng Kecamatan Kota Bogor Barat Kota Bogor;
Menimbang, bahwa dalam pokok dalil gugatan Penggugat mendalilkan bahwa
Rumah Sakit Jiwa Bogor atau RSUD.dr.H.Marzoeki Mahdi memiliki rumah dinas jabatan
yang terletak di Jalan dr.Sumeru Nomor : 96, 102, 104, 122, 126, 130 dan 132 Kelurahan
Menteng Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor Propinasi Jawa Barat;
Menimbang, bahwa Departemen Kesehatan R.I dalam suratnya tertanggal 23 April
2018 telah mengundang 11 (sebelas) penghuni rumah dinas Kementerian Kesehatan R.I. di
lingkungan RSUD dr.H.Marzoeki Mahdi (vide bukti P-28), serta adanya Notulen Rapat
Penertiban 11 Rumah Negara (vide bukti P-29);
Menimbang, bahwa sehubungan dengan adanya surat notulen rapat penertiban 11
rumah negara di lingkungan RSUD dr. H.Marzoeki Mahdi (vide bukti P-28) serta
ditindaklanjuti adanya bukti P.31, P-32, P-33, P-34, P-35, P-36, P-37, in casu, dan
selanjutnya dari 11 orang penghuni rumah dinas tersebut kemudian berdasarkan bukti P-30
pada pokoknya terdapat 7 (tujuh) orang penghuni rumah

Halaman 42 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


dinas (Para Tergugat) yang menolak menyerahkan atau meninggalkan rumah dinas di
lingkungan RSUD dr. H.Marzoeki Mahdi karena sudah dihapus dari daftar inventaris
kekayaan milik Negara Kementerian Kesehatan cq. RSUD dr. H. Marzoeki Mahdi melalui
SK. MenKes. R.I. Nomor : 655/MENKES/SK/XII/1990. tertanggal 28 Desember 1990
tentang Penghapusan Inventaris Tanah Departemen Kesehatan pada Rumah Sakit Jiwa
Bogor Propinasi Jawa Barat (vide bukti P-2, bukti T.1-4 b, bukti T.2-4.C, bukti T.4-4.B,
bukti T.6-4.B, bukti T.7-1);
Menimbang, bahwa Para Tergugat menempati rumah dinas jabatan di Jalan dr.
Sumeru Nomor : 96, 102, 104, 122, 126, 130 dan 132, Kelurahan Menteng Kecamatan
Bogor Barat Kota Bogor Provinasi Jawa Barat yakni karena orang tua Para Tergugat dahulu
bertugas di Rumah Sakit Jiwa Bogor atau RSUD dr. H.Marzoeki Mahdi (vide bukti
T.1.1.D, bukti T.1.1.E, bukti T.1.1.H, bukti T.1-5, bukti T.2-1.F, bukti T.2-1.G, bukti T.2-
1.H, bukti T.2-1.I, bukti T.2-1.J, bukti T.2-4.B, bukti
T.2-5, bukti T.3-1.C, bukti T.3-1.F, bukti T.3-5, bukti T.4-1.A, bukti T.4-1.B, bukti T.4-
1.C, bukti T.4-1.D, bukti T.4-1.E, bukti T.4-1.F, bukti T.4-1.G, bukti T.4-4.A, bukti T.5-
1.A, bukti T.5-1.B, bukti T.5-1.C, bukti T.5-1.D, bukti T.5-1.E, bukti T.6-1.A, bukti T.6-
1.C, bukti T.6-1.D, bukti T.6-1.E, bukti T.6-1.F, bukti T.6-1.G, bukti T.6-1.H, bukti T.6- 5,
bukti T.7-2, bukti T.7-3, bukti T.7-4). dan selama proses persidangan hal ini tidak pernah
dibantah para pihak sehingga jelas adanya rumah dinas jabatan di Jalan dr. Sumeru tersebut,
sehingga terdapat hubungan hukum antara Penggugat dan Para Tergugat, dan hal ini sejalan
dengan keterangan saksi M. DAHYAR, saksi ARIEF SUMANTRI, saksi SUGANDA, saksi
WENNY MEILINA SCHRA, saksi NURYANTO,
SE. serta keberadaan Para Tergugat atas obyek sengketa sejalan dengan adanya kartu
identitas barang tanggal 1 Maret 2011, (adanya surat bukti P-10, P-11, P-12, P-13, P-14, P-
15, P-16);
Menimbang, bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor:
655/MENKES/SK/XII/1990 tertanggal 28 Desember 1990 tentang Penghapusan Inventaris
Tanah Departemen Kesehatan pada Rumah Sakit Jiwa Bogor Propinasi Jawa Barat (vide
bukti P-2, buktiT.1-4 b, bukti T.2-4.C, bukti T.4-4.B, bukti T.5-4.D, bukti T.6-4.B, bukti
T.7-1), yang pada pokoknya memuat Keputusan Menghapus dari daftar Inventaris Barang
Milik Departemen Kesehatan tanah pada Rumah Sakit Jiwa Bogor Propinsi Jawa Barat
seluas + 24,3 Ha. Untuk selanjutnya dijual kepada

Halaman 43 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


pegawai Departemen Kesehatan bagi keperluan pembangunan rumah non dinas pegawai
yang bersangkutan;
Menimbang, bahwa adanya Akta Notaris tentang Surat Pelepasan Hak Atas Tanah
dari Departemen Kesehatan RI. Kepada PT. Runa Ikana. yang dibuat PPAT Supiah
Nurbaiti, SH. Nomor: 101/L/IX/2005, tanggal 26 September 2005, (vide bukti P-5), serta
berdasarkan bukti P-6 yakni Keputusan Menteri Kesehatan R.I.
Nomor:0705/SJ/SK/HHM/VIII/88 tentang Penunjukan PT. Runa Ikana sebagai Developer
Pembangunan Perumahan Non Dinas DepKes di Tanah RS. Jiwa Bogor hal ini bersesuaian
dengan surat bukti P-3, yakni adanya Akta Pelepasan Hak Tanah tanggal 27 April 1991
antara Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatan
R.I. dengan Direktur PT. Runa Ikana dan adanya surat bukti P-4, yakni adanya Akta
Pelepasan Hak Tanah tanggal 20 Mei 1991 antara Sekretaris Jenderal Departemen
Kesehatan R.I dengan Direktur PT. Runa Ikana dan hal ini sejalan dengan bukti P-5 yakni
Akta Notaris/PPAT Supiah Nurbaiti ,S.H. dengan Nomor: 101/L/IX/2005. tanggal 26
September 2005 tentang Surat Pelepasan Hak Atas Tanah, dan diikuti dengan adanya
pedoman Kebijakan dan Pelaksanaan Pembangunan Rumah Non Dinas Departemen
Kesehatan R.I di Rumah Sakit Jiwa Bogor serta adanya gambar Site Plan lahan Rumah
Sakit Jiwa Bogor seluas + 243.535 M2. (vide
bukti P-7);
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut diatas, maka selanjutnya
Majelis Hakim melihat adanya pertentangan antara Penggugat dan Para Tergugat atas
obyek sengketa, dikarenakan adanya dua hal penafsiran atas adanya Keputusan Menteri
Kesehatan R.I. Nomor: 655/MENKES/SK/XII/1990. tertanggal 28 Desember 1990 tentang
Penghapusan Inventaris Tanah Departemen Kesehatan pada Rumah Sakit Jiwa Bogor
Propinasi Jawa Barat (vide bukti P-2, buktiT.1-4 b, bukti T.2-4.C, bukti T.4-4.B, bukti T.5-
4.D, bukti T.6-4.B, bukti T.7-1), yang pada pokoknya memuat Keputusan Menghapus dari
daftar Inventaris Barang Milik Departemen Kesehatan tanah pada Rumah Sakit Jiwa Bogor
Propinsi Jawa Barat seluas + 24,3 Ha. kemudian diikuti Akta Pelepasan Hak Atas Tanah
dari Departemen Kesehatan RI. Kepada PT. Runa Ikana;
Menimbang, bahwa keterangan saksi Penggugat yakni saksi M. DAHYAR yang
menerangkan pada pokoknya obyek sengketa tidak termasuk bagian yang dilepas
Penggugat (Kementerian Kesehatan R.I.) kepada PT. Runa Ikana,

Halaman 44 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


sedangkan berdasarkan kesaksian dari Para Tergugat yakni saksi NURYANTO, SE. yang
bekerja di Rumah Sakit Jiwa Kota Bogor / Rumah Sakit Umum Daerah dr. Marzoeki
Mahdi sejak tahun 1981 sampai dengan tahun Maret 2016 (pensiun), dan pada tahun
2006 sampai dengan tahun 2012/2013, yang mana saksi NURYANTO, SE. menjabat
sebagai Kepala Rumah Tangga dan Perlengkapan/Kepala Tata Usaha sehingga saksi
NURYANTO, SE. mengetahui data barang milik RSUD dr. Marzoeki Mahdi yang
dalam hal ini bahwa rumah- rumah dinas yang ditempati Para Tergugat berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan RI.No. 655/MENKES/SK/XII/1990 merupakan bagian
dari penghapusan Inventaris tanah Kementerian Kesehatan R.I. serta saksi
NURYANTO, SE menengetahui adanya Pelepasan Hak Tanah Kementerian Kesehatan
R.I dalam lingkungan Rumah Sakit Jiwa Kota Bogor / Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Marzoeki Mahdi antara Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatan R.I dengan Direktur
PT. Runa Ikana;
Menimbang, bahwa dari adanya fakta-fakta tersebut di atas, yang menjadi pokok
perkara sengketa yakni karena masih terdapat pertentangan pandangan yakni apakah obyek
sengketa yang dikuasai Para Tergugat dalam perkara ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan atas Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor: 655/MENKES/SK/XII/1990
tertanggal 28 Desember 1990 tentang Penghapusan Inventaris Tanah Departemen
Kesehatan pada Rumah Sakit Jiwa Bogor / Rumah Sakit Umum Daerah dr. Marzoeki Mahdi
Propinasi Jawa Barat seluas + 24,3 Ha yang diberikan kepada PT. Runa Ikana In casu;
Menimbang, bahwa adapun dasar Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor:
655/MENKES/SK/XII/1990 didasari adanya bukti P.1 yakni Sertifikat Hak Pakai yang
dahulu Nomor: 12 tahun 1978 kemudian terdapat peralihan hak, pembebanan dan
pencatatan lainnya, Penghapusannya, Perobahan, hak lain-lain, menjadi Sertifikat Hak Pakai
Nomor: 15 tahun 2016, maka untuk mengetahui duduk akan adanya perobahan hak,
peralihan hak dan pencatatan lainnya, maka hal ini baru dapat diperoleh penjelasannya dari
pihak yang menerbitkan Sertifikat Hak Pakai Nomor: 15 tahun 2016 yakni Kantor Badan
Pertanahan Nasional Kota Bogor, sehingga oleh karenanya Majelis Hakim berdasarkan
fakta hukum tersebut diatas berkesimpulan pentingnya menarik pihak Kantor Badan
Pertanahan Nasional Kota

Halaman 45 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


Bogor selaku pihak atau turut selaku pihak dalam perkara ini untuk membuat terang
penjelasan atas keberadaan sertifikat dimakud dalam perkara ini;
Menimbang, bahwa oleh karena yang melandasi pokok gugatan ini adalah suatu
produk hukum atas terbitnya Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor:
655/MENKES/SK/XII/1990 yang hak tersebut telah diberikan kepada PT. Runa Ikana serta
terdapat Sertifikat Hak Pakai Nomor: 15 tahun 2016 yang dikeluarkan Badan Pertanahan
Nasional Kota Bogor, maka menurut hemat Majelis Hakim sudah sepatutnyalah PT. Runa
Ikana dan Badan Pertanahan Nasional Kota Bogor tersebut dijadikan sebagai pihak tergugat
atau turut tergugat dalam perkara ini, hal ini agar nantinya seluruh pihak terkait dapat
tunduk dan taat terhadap putusan dalam perkara ini;
Menimbang, bahwa oleh karena masih terdapat pihak lain yang harus ditarik sebagai
pihak tergugat atau turut tergugat dalam perkara ini, maka terhadap dalil gugatan serta bukti
surat lainnya yang mengikuti dan melandasi dalil-dalil pokok gugatan Penggugat serta yang
melandasi dalil-dalil bantahan Para Tergugat in casu, maka sudah sepatutnya untuk
dikesampingkan untuk selebihnya;
Menimbang, bahwa berdasarkan segala hal yang telah terurai diatas tersebut, maka
menurut hemat Majelis Hakim oleh karena masih terdapat pihak lain yang belum
ditarik sebagai pihak dalam perkara ini atau oleh karena pihak tergugat yang digugat dalam
perkara ini belum lengkap atau kurang pihak, maka untuk dapat memudahkan didalam
pemenuhan subjek hukum serta untuk tercapainya pemenuhan konsekwensi agar subyek
hukum dapat tunduk dan taat atas eksekusi suatu putusan hukum maka pentingnya menarik
pihak-pihak tersebut agar dapat tunduk dan taat terhadap putusan dalam perkara ini;
Menimbang, bahwa dengan demikian menurut Majelis Hakim pihak- pihak
tergugat yang digugat dalam perkara ini belumlah lengkap, dengan demikian pihak/subjek
gugatan penggugat tersebut telah secara nyata terdapat kurang pihak yang seharusnya turut
ditarik sebagai pihak didalam gugatan maka mengakibatkan gugatan mengandung cacat
plurium litis consortium, sehingga sudah seharusnya gugatan Penggugat harus
dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard) ;
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan penggugat dinyatakan tidak dapat diterima,
maka biaya perkara yang timbul dibebankan kepada pihak Penggugat ;

Halaman 46 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


Mengingat akan pasal-pasal dari Undang-Undang dan peraturan lainnya yang
berlaku dan bersangkutan dengan perkara ini;
M E N G A D I L I :
- Menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima ;
- Menghukum Penggugat untuk membayar biaya yang timbul dalam
perkara ini sebesar Rp.3.166.000,00 (tiga juta seratus enam puluh enam ribu
rupiah);
Demikian diputuskan dalam musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bogor
pada hari Selasa tanggal 12 Maret 2019 oleh kami RIDWAN, SH.,MH. sebagai Hakim
Ketua Majelis, EDI SANJAYA LASE, SH.,MH dan ARYA PUTRA NEGARA
KUTAWARINGIN, SH.,MH. masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana
diucapkan pada hari Selasa tanggal 19 Maret 2019 dalam sidang yang terbuka untuk umum
oleh Hakim Ketua Majelis dengan didampingi oleh Hakim-Hakim Anggota tersebut dan
dibantu oleh SUWANDI, SH Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Bogor, dihadiri
oleh Kuasa Penggugat serta Kuasa Tergugat I, Kuasa Tergugat II s/d Tergugat VII;
Hakim – Hakim Anggota Hakim Ketua Majelis,

EDI SANJAYA LASE, SH RIDWAN, SH.,MH

ARYA PUTRA NEGARA K , SH.,MH

Panitera Pengganti

SUWANDI, SH

Halaman 47 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.


Perincian biaya :
- Biaya pendaftaran...........................Rp. 30.000,00
- Proses .......................................Rp..................75.000,00
- Biaya panggilan ........................Rp. 2 000.000,00
- Pemeriksaan Setempat .............Rp. 1 000.000,00
- Sumpah ................................... Rp.................50.000,00
- Redaksi ................................... . Rp...................5.000,00
- Materai Putusan ........................Rp...................6.000,00
J U M L A H ................................Rp. 3 166.000,00
Terbilang : (tiga juta seratus enam puluh enam ribu rupiah).

Halaman 48 dari 47 Putusan Nomor128/Pdt.G/2018/PN.Bgr.

Anda mungkin juga menyukai