Anda di halaman 1dari 149

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
PUTUSAN
NOMOR 64/ PDT/ 2021/ PT.BDG
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara- perkara


perdata pada tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara
antara :

1. Hj. ADY SETIAWATI, bertempat tinggal di Jalan Dewi Sartika Nomor IA RT.
005/RW. 007 Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, Kota
Bekasi , selanjutnya disebut sebagai Pembanding I semula Tergugat
I;
2. Dr. H. ADHY FIRDAUS SAADY, Msc., bertempat tinggal di Jalan Poncol Jaya
RT. 001/RW. 019 Kelurahan Jakasampurna, Kecamatan Bekasi Barat,
Kota Bekasi, selanjutnya disebut sebagai Pembanding lI semula
Tergugat II;
3. ADHI ILHAMI, bertempat tinggal di Jalan Wahab Afan, Pondok Ungu RT.
001/RW. 002 Kelurahan Medan Satria, Kecamatan Medan Satria, Kota
Bekasi, selanjutnya disebut sebagai Pembanding Ill semula
Tergugat III;
4. ADY LATIFAH, bertempat tinggal di Pondok Ungu RT. 001/RW. 002 Kelurahan
Medan Satria, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, selanjutnya
disebut sebagai Pembanding IV/semula Tergugat IV;
5. H. ADY MAULANA, bertempat tinggal di Jalan Lapangan Bekasi Tengah Nomor
3C, RT. 005/RW. 007 Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur,
Kota Bekasi, selanjutnya disebut sebagai Pembanding V semula
Tergugat V;
6. ADY ELMOYA MUSA, bertempat tinggal di Taman Harapan Baru Blok
S.III/Nomor 33 RT. 002/RW. 007, Kelurahan Pejuang, Kecamatan
Medan Satria, Kota Bekasi, selanjutnya disebut sebagai Pembanding
VI semula Tergugat VI;

Pembanding I sampai dengan Pembanding VI semula Tergugat I sampai dengan


Tergugat VI dalam perrkara ini telah memberi Kuasa kepada Abu Mansyur, SH
Advokat pada Kantor Hukum ABU MANSYUR & REKAN, beralamat Kantor di
Jl. Letjen Suprapto 160 Blok B-8, Jakarta Pusat,

Hal 1 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 10 September 2020, selanjutnya disebut
Para Pembanding semula Para Tergugat;
M E L A W AN
1. RIDWAN RAMADHAN, bertempat tinggal di Jalan Kenari I/Nomor 1 RT. 005/RW.
018 Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, dalam
hal ini diwakili oleh kuasanya: Suhaedi Buhaerah, S.H., M.H., Dedi
Nirwan, S.H., Rizqan Syawwal Arifin, S.H., Para advokat dan Penasehat
Hukum pada kantor Advokat SIRAH & PARTNERS LAW FIRM, yang
beralamat di Pembina Graha Building First Floor R. 123 Jl. DI Panjaitan
No. 45 Jakarta Timur, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 03
November 2020 selanjutnya disebut sebagai Terbanding semula
Penggugat;
2. SRI HASTUTI, SH.MKn., bertempat tinggal di Ruko Tambun City Blok RH 17-
18, Jalan Sultan Hasanudin Tambun, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi,
Jawa Barat, selanjutnya disebut sebagai Turut Terbanding I semula
Turut Tergugat I;
3. BADAN PERTANAHAN KABUPATEN BEKASI PROPINSI JAWA BARAT,
selanjutnya disebut sebagai Turut Terbanding II semula Turut
Tergugat II;

PENGADILAN TINGGI TERSEBUT;


Telah membaca :

1. Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Bandung tanggal 1 Februari 2021 Nomor


64/Pen/Pdt/2021/PT.BDG tentang penunjukan Majelis Hakim untuk memeriksa dan
mengadili perkara ini;
1. Penunjukkan Panitera Pengganti oleh Panitera Pengadilan Tinggi Bandung 1
Pebruari 2021 Nomor 64/Pen/Pdt/2021/PT.BDG untuk mendampingi dan
membantu Majelis Hakim memeriksa dan mengadili perkara tersebut di tingkat
banding;
2. Berkas perkara Nomor 582/Pdt.G/2019/PT.Bks tanggal 2 September 2020 dan
surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara ini;

TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Menimbang, bahwa dengan surat gugatannya tertanggal 18 Desember 2019,


terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bekasi pada tanggal 18

Hal 2 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Desember 2019 dibawah Register Nomor 582/Pdt.G/2019/PN Bks, Penggugat telah
mengajukan gugatan sebagai berikut:
1. Bahwa pada tanggal 14 Mei 2018, Penggugat membeli tanah seluas 14.425 M2
(Empat Belas Ribu Empat Ratus Dua Puluh Lima Meter Persegi) milik almarhumah
Ny. Hj. Musliha dari Para Tergugat yang dalam hal ini merupakan ahli waris dari Ny.
Musliha
2. Bahwa tanah seluas 14.425 M2 (Empat Belas Ribu Empat Ratus Dua Puluh Lima
Meter Persegi) milik almarhumah Ny. Hj. Musliha yang dibeli oleh Penggugat dari
Para Tergugat yakni terdiri dari :
1) Sebidang tanah seluas 4.910 M2 (Empat Ribu Sembilan Ratus Sepuluh
Meter Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 3157/Satria Jaya atas
nama Hj. Musliha dengan Surat Ukur tanggal 17- 06-2013 Nomor : 122/Satria
Jaya/2013 dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) :
10.05.05.01.05518 yang terletak di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten : Bekasi,
Kecamatan : Tambun Utara, Desa : Satria Jaya, Jalan Kampung Bendungan
RT.006/RW.02
2) Sebidang tanah seluas 2.320 M2 (Dua Ribu Tiga Ratus Dua Puluh Meter
Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2501/Satria Jaya atas nama Hj.
Musliha dengan Surat Ukur tanggal 05-12-2008 Nomor : 233/Satria Jaya/2008
dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) : 10.05.05.03.05133 yang
terletak di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten : Bekasi, Kecamatan : Tambun
Utara, Desa : Satria Jaya, Jalan Pondok Ungu RT.001/RW.02
3) Sebidang tanah seluas 4.215 M2 (Empat Ribu Dua Ratus Lima Belas Meter
Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2502/Satria Jaya atas nama Hj.
Musliha dengan Surat Ukur tanggal 05-12-2008 Nomor : 232/Satria Jaya/2008
dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) : 10.05.05.03.05143 yang
terletak di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten : Bekasi, Kecamatan : Tambun
Utara, Desa : Satria Jaya, Jalan Pondok Ungu RT.001/RW.02
4) Sebidang tanah seluas 2.980 M2 (Dua Ribu Sembilan Ratus Delapan Puluh
Meter Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2503/Satria Jaya atas
nama Hj. Musliha dengan Surat Ukur tanggal 05-12-2008 Nomor : 231/Satria
Jaya/2008 dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) :
10.05.05.03.05135 yang terletak di Provinsi : Jawa Barat,

Hal 3 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Kabupaten : Bekasi, Kecamatan : Tambun Utara, Desa : Satria Jaya, Jalan
Pondok Ungu RT.001/RW.02
3. Bahwa antara Penggugat dengan Para Tergugat telah sepakat mengenai harga jual
beli dari tanah yakni sebesar Rp. 255.000,-/M2 (Dua Ratus Lima Puluh Lima Ribu
Rupiah Per Meter Persegi) sehingga total harga jual dari tanah seluas 14.425 M2
(Empat Belas Ribu Empat Ratus Dua Puluh Lima Meter Persegi) adalah sebesar Rp.
3.678.375.000,- (Tiga Milyar Enam Ratus Tujuh Puluh Delapan Juta Tiga Ratus
Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah)
4. Bahwa Penggugat dan Para Tergugat telah sepakat untuk menunjuk Notaris/PPAT
SRI HASTUTI, SH, M.Kn yang berkedudukan di Kabupaten Bekasi sebagai Turut
Tergugat I untuk mengurus transaksi jual beli tanah seluas 14.425 M2 (Empat Belas
Ribu Empat Ratus Dua Puluh Lima Meter Persegi), membuat pengikatan jual beli,
membayar pajak – pajak dan mengurus proses balik nama kepemilikan tanah dari
atas nama Hj. Musliha/Para Tergugat menjadi nama Penggugat
5. Bahwa guna untuk transaksi jual beli tanah dan untuk proses balik nama
kepemilikkan tanah seluas 14.425 M2 (Empat Belas Ribu, Empat Ratus Dua Puluh,
Lima Meter Persegi) dari nama Hj. Musliha/Para Tergugat menjadi nama
Penggugat maka Para Tergugat telah menyerahkan kepada Turut Tergugat I empat
buah Sertifikat Hak Milik yang terdiri dari :
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 3157/Satria Jaya atas nama Hj.Musliha
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2501/Satria Jaya atas nama Hj.Musliha
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2502/Satria Jaya atas nama Hj.Musliha
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2503/Satria Jaya atas nama Hj.Musliha
6. Bahwa sebelum dilaksanakannya transaksi jual beli atas keempat bidang tanah
tersebut, Turut Tergugat I terlebih dahulu melakukan pemeriksaan kepemilikan
(validasi) atas keempat Sertifikat Hak Milik tersebut ke Badan Pertanahan Nasional
Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat/Turut Tergugat II
7. Bahwa Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat/Turut
Tergugat II telah memberikan jawaban atas pemeriksaan kepemilikan (validasi)
keempat Sertifikat Hak Milik yang diajukan oleh Turut Tergugat I yakni berupa
keterangan di lembaran halaman belakang masing- masing dari keempat Sertifikat
Hak Milik tersebut yakni sebagai berikut :
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 3157/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha dengan
keterangan telah diperiksa sesuai dengan daftar di Kantor

Hal 4 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Pertanahan dan diberi paraf pada tanggal 18 Mei 2018 pada jam :
11.00 WIB
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2501/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha dengan
keterangan telah diperiksa sesuai dengan daftar di Kantor Pertanahan dan
diberi paraf pada tanggal 22 Mei 2018 pada jam :
11.00 WIB
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2502/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha dengan
keterangan telah diperiksa sesuai dengan daftar di Kantor Pertanahan dan
diberi paraf pada tanggal 22 Mei 2018 pada jam :
11.00 WIB
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2503/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha dengan
keterangan telah diperiksa sesuai dengan daftar di Kantor Pertanahan dan
diberi paraf pada tanggal 28 Juni 2018 pada jam :
11.00 WIB
8. Bahwa dengan adanya keterangan dari Kantor Pertanahan Nasional Kabupaten
Bekasi Provinsi Jawa Barat/Turut Tergugat II atas pemeriksaan kepemilikan
(validasi) dari keempat Sertifikat Hak Milik tersebut yang telah sesuai dengan
Daftar Buku Tanah maka Penggugat bersedia untuk membeli keempat bidang
tanah seluas 14.425 M2 (Empat Belas Ribu Empat Ratus Dua Puluh Lima Meter
Persegi) milik Hj.Musliha/Para Tergugat
9. Bahwa Turut Tergugat I dengan Turut Tergugat II telah melakukan pengukuran
tentang luas dan batas – batas tanah yang menjadi obyek transaksi jual beli tanah
antara Penggugat dengan Para Tergugat
10. Bahwa pada tanggal 14 Mei 2018, Penggugat memberikan pembayaran uang DP
(Down Payment) 10 % dari harga jual tanah yakni sebesar Rp. 367.837.500,-(Tiga
Ratus Enam Puluh Tujuh Juta Delapan Ratus Tiga Puluh Tujuh Ribu Lima Ratus
Rupiah) yang diserahkan oleh Penggugat kepada Para Tergugat melalui transfer ke
Bank Mandiri dengan Nomor Rekening : 1250096043922 atas nama Tergugat I (Hj.
Ady Setiawati) dan atas uang pembayaran pembelian tanah tersebut juga telah
dibuatkan bukti kwitansi sebagai pembayaran ke-1 oleh Tergugat I (Hj. Ady
Setiawati)
11. Bahwa Tergugat I (Hj. Ady Setiawati) terus menerus mendesak Penggugat untuk
dapat segera melunasi pembayaran transaksi jual beli tanah seluas
14.425 M2 (Empat Belas Ribu Empat Ratus Dua Puluh Lima Meter Persegi)
sebelum dilaksanakannya PILKADA KOTA BEKASI (27 Juli 2018) padahal

Hal 5 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
pada waktu itu proses balik nama kepemilikan tanah tersebut dari nama
Hj.Musliha/Para Tergugat kepada nama Penggugat di Badan Pertanahan Nasional
Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat/Turut Tergugat II belumlah selesai
12. Bahwa dengan itikad baik dan juga atas dasar adanya kepercayaan yang tinggi
Penggugat terhadap Para Tergugat maka Penggugat berusaha untuk segera
mendapatkan dana dari para investor untuk dapat melunasi pembayaran transaksi
jual beli tersebut
13. Bahwa Penggugat melakukan pembayaran pelunasan atas pembelian tanah seluas
14.425 M2 (Empat Belas Ribu Empat Ratus Dua Puluh Lima Meter Persegi)
dengan harga sebesar Rp. 3.678.375.000,- (Tiga Milyar Enam Ratus Tujuh Puluh
Delapan Juta Tiga Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah) kepada Para Tergugat
dengan cara melalui transfer ke Bank Mandiri dengan Nomor Rekening :
1250096043922 atas nama Tergugat I (Hj. Ady Setiawati) yakni sebagai berikut :
- Pada tanggal 21 Juni 2018 yakni sebesar Rp.1.500.000.000,- (Satu Milyar
Lima Rartus Juta Rupiah) dengan adanya bukti kwitansi yang dibuat oleh
Tergugat I (Hj. Ady Setiawati) sebagai pembayaran ke – 2
- Pada tanggal 26 Juni 2018 yakni sebesar Rp.1.000.000.000,- (Satu Milyar
Rupiah) dengan adanya bukti kwitansi yang dibuat oleh Tergugat I (Hj. Ady
Setiawati) sebagai pembayaran ke – 3
- Pada tanggal 10 Juli 2018 yakni sebesar Rp.810.375.000,- (Delapan Ratus
Sepuluh Juta Tiga Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah) dengan adanya bukti
kwitansi yang dibuat oleh Tergugat I (Hj. Ady Setiawati) sebagai pembayaran
ke – 4
14. Bahwa harga jual tanah yang dibayarkan oleh Penggugat kepada Para Tergugat
telah dikurangi sebesar Rp.75.713.750,- (Tujuh Puluh Lima Juta Tujuh Ratus Tiga
Belas Ribu Tujuh Ratus Lima Puluh Rupiah) untuk membayar kewajiban Pajak
Waris yang harus ditanggung oleh Para Tergugat
15. Bahwa perjanjian transaksi jual beli tanah seluas 14.425 M2 (Empat Belas Ribu
Empat Ratus Dua Puluh Lima Meter Persegi) antara Penggugat dengan Para
Tergugat untuk selanjutnya dituangkan dalam Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli
(PPJB) yang dibuat di hadapan Notaris/PPAT SRI HASTUTI, SH, M.Kn yang
berkedudukan di Kabupaten Bekasi (Turut Tergugat I) yakni sebagai berikut :
Hal 6 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
1) Sebidang tanah seluas 4.910 M2 (Empat Ribu Sembilan Ratus Sepuluh
Meter Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 3157/Satria Jaya atas
nama Hj. Musliha dengan Surat Ukur tanggal 17- 06-2013 Nomor : 122/Satria
Jaya/2013 dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) :
10.05.05.01.05518 yang terletak di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten : Bekasi,
Kecamatan : Tambun Utara, Desa : Satria Jaya, Jalan Kampung Bendungan
RT.006/RW.02 sebagaimana tertuang dalam Akta Perjanjian Pengikatan
Jual Beli Nomor : 188 tertanggal 23 Agustus 2018
2) Sebidang tanah seluas 2.320 M2 (Dua Ribu Tiga Ratus Dua Puluh Meter
Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2501/Satria Jaya atas nama Hj.
Musliha dengan Surat Ukur tanggal 05-12-2008 Nomor : 233/Satria Jaya/2008
dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) : 10.05.05.03.05133 yang
terletak di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten : Bekasi, Kecamatan : Tambun
Utara, Desa : Satria Jaya, Jalan Pondok Ungu RT. 001/RW. 02
sebagaimana tertuang dalam Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli
Nomor : 189 tertanggal 23 Agustus 2018
3) Sebidang tanah seluas 4.215 M2 (Empat Ribu Dua Ratus Lima Belas
Meter Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2502/Satria Jaya atas
nama Hj. Musliha dengan Surat Ukur tanggal 05-12-2008 Nomor : 232/Satria
Jaya/2008 dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) :
10.05.05.03.05143 yang terletak di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten : Bekasi,
Kecamatan : Tambun Utara, Desa : Satria Jaya, Jalan Pondok Ungu
RT.001/RW.02 sebagaimana tertuang dalam Akta Perjanjian Pengikatan
Jual Beli Nomor : 190 tertanggal 23 Agustus 2018
4) Sebidang tanah seluas 2.980 M2 (Dua Ribu Sembilan Ratus Delapan
Puluh Meter Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2503/Satria Jaya
atas nama Hj. Musliha dengan Surat Ukur tanggal 05-12-2008 Nomor :
231/Satria Jaya/2008 dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) :
10.05.05.03.05135 yang terletak di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten : Bekasi,
Kecamatan : Tambun Utara, Desa : Satria Jaya, Jalan Pondok Ungu
RT.001/RW.02 sebagaimana tertuang dalam Akta Perjanjian Pengikatan
Jual Beli Nomor : 191 tertanggal 23 Agustus 2018
Hal 7 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
16. Bahwa di dalam keempat Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli tersebut di atas,
telah di sebutkan secara jelas bahwa Para Tergugat/Penjual menjamin kepada
Penggugat/Pembeli bahwa obyek tanah yang dijualnya tersebut benar miliknya,
tidak dikenakan sesuatu sitaan, tidak dalam keadaan disewakan dan/atau
dikuasai/ditempati oleh pihak lain baik sebagian dan/atau seluruhnya, tidak dalam
keadaan sengketa, Para Tergugat/Pihak Penjual akan menyerahkan kepada
Penggugat/Pihak Pembeli dalam keadaan kosong dan tidak dihuni atau digarap oleh
siapapun juga
Dan bilamana Para Tergugat/Pihak Penjual tidak dapat memenuhi ketentuan
tersebut kepada Penggugat/Pihak Pembeli M A K A Pengikatan Jual Beli ini
menjadi batal dengan sendirinya dalam hal mana kedua pihak sepanjang perlu
melepaskan ketentuan – ketentuan dalam Pasal : 1266 dan Pasal : 1267 Kitab
Undang – undang Hukum Perdata Indonesia dan Para Tergugat/Pihak Penjual wajib
membayar kembali kepada Penggugat/Pihak Pembeli jumlah uang yang telah
diterimanya berdasarkan perjanjian ini serta mengganti segala kerugian yang telah
diderita oleh Penggugat/Pihak Pembeli sebagai akibat pembatalan tersebut
17. Bahwa pada sekitar pertengahan bulan Oktober 2018, Penggugat telah melakukan
cut dan fill (gali uruk) untuk pembuatan badan jalan dengan menggunakan batu
kapur guna mendirikan Perumahan Green Satria Regency di atas keempat bidang
tanah tersebut
18. Bahwa pada 23 Oktober 2018, Penggugat mendapatkan Surat Somasi/Peringatan
tertanggal 20 Oktober 2018 dari Kuasa Hukum PT. SATRIA RIANDI PERMAI
yang bernama Jonny Hutahaean, SH yang menerangkan bahwa PT. SATRIA
RIANDI PERMAI adalah sebagai pemegang Hak Guna Bangunan atas tanah seluas
85.540 M2 dengan Sertifikat HGB Nomor : 1842/Satria Jaya dengan batas – batas
seperti diuraikan dalam Surat Ukur Nomor: 237/2002 tertanggal 8 November 2002
terletak di desa Satria Jaya Kecamatan Tambun Utara (dahulu Kecamatan Tambun)
Kabupaten Bekasi. Dan PT. SATRIA RIANDI PERMAI sebagai pemilik dari tanah
tersebut menyatakan belum pernah menjual dan atau mengalihkan tanah tersebut
kepada pihak lain termasuk kepada PT. ARDIMAN SATYA GRAHA/Penggugat
sehingga PT. SATRIA RIANDI PERMAI menuding PT. ARDIMAN SATYA
GRAHA/Penggugat melakukan perbuatan melawan hukum karena telah menguasai
tanah tersebut tanpa hak
Hal 8 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
19. Bahwa Penggugat langsung memberitahu kepada Para Tergugat tentang adanya
Surat Somasi/Peringatan tertanggal 20 Oktober 2018 dari Kuasa Hukum PT.
SATRIA RIANDI PERMAI yang bernama Jonny Hutahaean, SH. Dan pada waktu
itu Para Tergugat memberikan jawaban dengan meyakinkan kepada Penggugat
bahwa hal tersebut bukanlah suatu masalah dan Para Tergugat meminta Penggugat
untuk mengabaikannya dan tetap melanjutkan transaksi jual beli tanah tersebut
hingga sampai proses balik nama selesai
Dan bahkan pada tanggal 24 Oktober 2018, Tergugat I (Hj. Ady Setiawati)
memberikan jawaban melalui Whats App (WA) dari HP miliknya ke nomor HP
milik Penggugat yang berbunyi :
“ Wa’alaikumussalam … ngimpi X tuh org ….kan di sertipikat tercantum asal tnh
dari mana, dan BPN yang mengeluarkan suratnya …. Hak milik …. Itu org iseng
gak ada kerjaan …. ga usah dipikirin …”
20. Bahwa sebelum membuat Akta Pelepasan Hak Milik, Turut Tergugat I terlebih
dahulu melakukan pemeriksaan kepemilikan (validasi) untuk yang kedua kalinya
atas keempat Sertifikat Hak Milik tersebut ke Badan Pertanahan Nasional
Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat/Turut Tergugat II
21. Bahwa Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat/Turut
Tergugat II telah memberikan jawaban untuk yang kedua kalinya atas pemeriksaan
kepemilikan (validasi) keempat Sertifikat Hak Milik yang diajukan oleh Turut
Tergugat I yakni berupa keterangan di lembaran halaman belakang masing - masing
dari keempat Sertifikat Hak Milik tersebut yakni sebagai berikut :
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 3157/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha dengan
keterangan telah diperiksa sesuai dengan daftar di Kantor Pertanahan dan diberi
paraf pada tanggal 26 Desember 2018 pada jam :
11.00 WIB
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2501/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha dengan
keterangan telah diperiksa sesuai dengan daftar di Kantor Pertanahan dan diberi
paraf pada tanggal 26 Desember 2018 pada jam :
11.00 WIB
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2502/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha dengan
keterangan telah diperiksa sesuai dengan daftar di Kantor

Hal 9 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Pertanahan dan diberi paraf pada tanggal 26 Desember 2018 pada jam :
11.00 WIB
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2503/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha dengan
keterangan telah diperiksa sesuai dengan daftar di Kantor Pertanahan dan diberi
paraf pada tanggal 26 Desember 2018 pada jam :
11.00 WIB
22. Bahwa pada tanggal 28 Desember 2018, Turut Tergugat I membuat Akta Pelepasan
Hak Milik atas transaksi jual beli tanah seluas 14.425 M2 (Empat Belas Ribu Empat
Ratus Dua Puluh Lima Meter Persegi) dari Para Tergugat kepada Penggugat yakni
sebagai berikut :
1) Sebidang tanah seluas 4.910 M2 (Empat Ribu Sembilan Ratus Sepuluh
Meter Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 3157/Satria Jaya atas nama
Hj. Musliha dengan Surat Ukur tanggal 17-06-2013 Nomor : 122/Satria
Jaya/2013 dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) : 10.05.05.01.05518
yang terletak di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten : Bekasi, Kecamatan :
Tambun Utara, Desa: Satria Jaya, Jalan Kampung Bendungan RT.006/RW.02
sebagaimana tertuang dalam Akta Pelepasan Hak Milik Nomor : 956
tertanggal 28-12-2018
2) Sebidang tanah seluas 2.320 M2 (Dua Ribu Tiga Ratus Dua Puluh Meter
Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2501/Satria Jaya atas nama Hj.
Musliha dengan Surat Ukur tanggal 05-12-2008 Nomor : 233/Satria Jaya/2008
dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) : 10.05.05.03.05133 yang
terletak di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten : Bekasi, Kecamatan : Tambun
Utara, Desa : Satria Jaya, Jalan Pondok Ungu RT.001/RW.02 sebagaimana
tertuang dalam Akta Pelepasan Hak Milik Nomor : 953 tertanggal 28-
12-2018
3) Sebidang tanah seluas 4.215 M2 (Empat Ribu Dua Ratus Lima Belas
Meter Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2502/Satria Jaya atas nama
Hj. Musliha dengan Surat Ukur tanggal 05-12-2008 Nomor : 232/Satria
Jaya/2008 dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) : 10.05.05.03.05143
yang terletak di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten: Bekasi, Kecamatan : Tambun
Utara, Desa : Satria Jaya, Jalan Pondok Ungu RT.001/RW.02 sebagaimana
tertuang dalam Akta Pelepasan Hak Milik Nomor : 954 tertanggal 28-
12-2018
4) Sebidang tanah seluas 2.980 M2 (Dua Ribu Sembilan Ratus Delapan
Puluh Meter Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor :

Hal 10 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
2503/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha dengan Surat Ukur tanggal 05- 12-2008
Nomor : 231/Satria Jaya/2008 dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) :
10.05.05.03.05135 dan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang – Pajak Bumi
Dan Bangunan (SPPTPBB) Nomor Objek Pajak (NOP) : 32.18.082.002.007-
0444.0 yang terletak di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten : Bekasi, Kecamatan :
Tambun Utara, Desa : Satria Jaya, Jalan Pondok Ungu RT.001/RW.02
sebagaimana tertuang dalam Akta Pelepasan Hak Milik Nomor : 955
tertanggal 28-12-2018
23. Bahwa Penggugat juga sudah mengurus perizinan untuk mendirikan perumahan
pada Pemerintah Kabupaten Bekasi dengan nama Perumahan Green Satria Regency
di atas keempat bidang tanah tersebut yakni seluas kurang lebih 9.515 M2
(Sembilan Ribu Lima Ratus Lima Belas Meter Persegi) dan seluruh syarat – syarat
perizinan perumahan yang diajukan oleh Penggugat untuk mendirikan Perumahan
Green Satria Regency tersebut telah selesai dan disetujui oleh Pemerintah
Kabupaten Bekasi
24. Bahwa dalam rangka proses balik nama kepemilikan atas keempat Sertifikat Hak
Milik tersebut dari nama Hj. Musliha/Para Tergugat kepada nama Penggugat maka
keempat Sertifikat Hak Milik atas nama Hj. Musliha/Para Tergugat tersebut terlebih
dahulu dimatikan atau dihapus haknya oleh Badan Pertanahan Nasional Kabupaten
Bekasi Provinsi Jawa Barat/Turut Tergugat II sebelum dibalik namakan kepada
Penggugat sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor : 3 tahun 1997 Pasal : 131 poin : 6 Peruntukan
Perumahan
25. Bahwa sehubungan dengan pengurusan proses balik nama kepemilikkan atas
keempat bidang tanah tersebut dari Sertifikat Hak Milik Atas nama Hj.
Musliha/Para Tergugat menjadi atas nama Penggugat maka Turut Tergugat I telah
mengajukan Surat Permohonan Pengukuran Dan Pemetaan Kadastral ke Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat/Turut Tergugat II
Dan atas permohonan tersebut, Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bekasi
Provinsi Jawa Barat/Turut Tergugat II telah memberikan Surat Jawaban dengan
Surat Nomor: 836/200-32.16/X/2019 tertanggal 8 Oktober 2019 dimana dalam surat
tersebut disebutkan secara jelas dan tegas bahwa permohonan pengukuran dan
pemetaan kadastral yang diajukan oleh PT. ARDIMAN SATYA
GRAHA/Penggugat tidak dapat diproses lebih

Hal 11 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
lanjut dengan alasan karena di atas tanah tersebut telah terbit Sertifikat HGB
No.1842/Satriajaya atas nama PT. SATRIA RIANDI PERMAI
26. Bahwa keterangan yang diberikan oleh Badan Pertanahan Nasional Kabupaten
Bekasi Provinsi Jawa Barat/Turut Tergugat II pada pemeriksaan kepemilikan
(validasi) yang pertama dan yang kedua atas keempat Sertifikat Hak Milik pada
lembaran halaman belakang dari keempat masing
- masing Sertifikat Hak Milik atas nama Hj. Musliha yang menerangkan bahwa
telah diperiksa sesuai dengan daftar di kantor pertanahan ; ternyata pada akhirnya
menjadi suatu keterangan yang sangat menyesatkan dan merugikan bagi Penggugat
karena Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat/Turut
Tergugat II sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang mempunyai tugas
di bidang pertanahan tidak dapat memberikan kepastian hukum tentang kepemilikan
tanah sehingga terjadi overlap (tumpang tindih) di atas kepemilikan tanah yang
sama tetapi dengan dua pemegang hak yang berbeda yakni dengan adanya
Sertifikat HGB No.1842/Satriajaya atas nama PT. SATRIA RIANDI PERMAI dan
empat Sertifikat Hak Milik atas nama Hj. Musliha yang terdiri dari Sertifikat Hak
Milik Nomor : 3157/Satria Jaya, Sertifikat Hak Milik Nomor : 2501/Satria Jaya,
Sertifikat Hak Milik Nomor : 2502/Satria Jaya dan Sertifikat Hak Milik Nomor :
2503/Satria Jaya
27. Bahwa Penggugat telah memberitahukan kepada Para Tergugat tentang
adanya Surat dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa
Barat/Turut Tergugat II Nomor : 836/200-32.16/X/2019 tertanggal 8 Oktober 2019
tetapi Para Tergugat tidak melakukan upaya hukum apapun dalam membela dan
melindungi kepentingan hukum Penggugat sebagai Pembeli
28. Bahwa pada fakta hukumnya, Penggugat tidak bisa menguasai secara fisik tanah
seluas 14.425 M2 (Empat Belas Ribu Empat Ratus Dua Puluh Lima Meter Persegi)
yang telah dibelinya dengan lunas dari Para Tergugat dan Penggugat juga tidak
dapat melakukan ganti nama kepemilikan atas tanah yang telah dibelinya tersebut
dari nama Hj. Musliha/Para Tergugat menjadi nama Penggugat karena di atas tanah
tersebut telah terbit Sertifikat HGB No.1842/Satriajaya atas nama PT. SATRIA
RIANDI PERMAI
29. Bahwa Penggugat secara baik – baik melalui musyawarah dan kekeluargaan telah
meminta kepada Para Tergugat untuk melakukan pembatalan atas transaksi jual
beli tanah tersebut dan juga meminta

Hal 12 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
pengembalian uang pembelian tanah sebesar Rp. Rp. 3.678.375.000,- (Tiga Milyar,
Enam Ratus Tujuh Puluh Delapan Juta, Tiga Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah)
tetapi Para Tergugat menyatakan tidak dapat mengembalikan uang penjualan tanah
kepada Penggugat sebesar Rp. 3.678.375.000,- (Tiga Milyar, Enam Ratus Tujuh
Puluh Delapan Juta, Tiga Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah) dengan alasan
bahwa uang tersebut telah habis terpakai oleh Para Tergugat
Padahal sesungguhnya Para Tergugat adalah orang yang terkemuka dan terhormat
di lingkungan masyarakat Kota Bekasi dan mempunyai harta kekayaan yang cukup
berlimpah sehingga seharusnya Para Tergugat mampu untuk mengembalikan uang
pembelian tanah yang telah diterimanya dari Penggugat sebesar Rp.
3.678.375.000,- (Tiga Milyar Enam Ratus Tujuh Puluh Delapan Juta Tiga Ratus
Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah)
30. Bahwa Para Tergugat tidak mempunyai itikad baik dalam melindungi hak – hak
kepemilikan Penggugat secara hukum dengan menyatakan tidak mau melakukan
gugatan apapun baik terhadap PT. SATRIA RIANDI PERMAI sebagai pemegang
Hak Guna Bangunan atas tanah seluas 85.540 M2 dengan Sertifikat HGB Nomor :
1842/Satria Jaya maupun kepada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bekasi
Provinsi Jawa Barat/Turut Tergugat II yang telah melakukan kesalahan secara
admistrasi sehingga terjadinya overlap (tumpang tindih) di atas kepemilikan tanah
yang sama tetapi dengan dua pemegang hak yang berbeda yakni dengan adanya
Sertifikat HGB No.1842/Satriajaya atas nama PT. SATRIA RIANDI PERMAI dan
dengan adanya keempat Sertifikat Hak Milik atas nama Hj. Musliha/Para Tergugat
yang terdiri dari : Sertifikat Hak Milik Nomor : 3157/Satria Jaya, Sertifikat Hak
Milik Nomor : 2501/Satria Jaya, Sertifikat Hak Milik Nomor : 2502/Satria Jaya dan
Sertifikat Hak Milik Nomor : 2503/Satria Jaya
31. Bahwa Penggugat selain telah melunasi harga pembelian tanah kepada
Para Tergugat sebesar Rp. 3.678.375.000,- (Tiga Milyar Enam Ratus Tujuh Puluh
Delapan Juta Tiga Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah), Penggugat juga telah
mengeluarkan biaya – biaya lainnya sebesar Rp.1.311.285.394,- (Satu Milyar, Tiga
Ratus Sebelas Juta Dua Ratus Delapan Puluh Lima Ribu Tiga Ratus Sembilan
Puluh Empat Rupiah) dengan rincian sebagai berikut :
- Biaya fee mediator pembelian tanah Rp. 241.687.500,- (Dua Ratus Empat Puluh
Satu Juta Enam Ratus Delapan Puluh Tujuh Ribu Lima Ratus Rupiah)

Hal 13 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
- Biaya Notaris sebesar Rp. 127. 903. 000,- (Seratus Dua Puluh Tujuh Juta
Sembilan Ratus Tiga Ribu Rupiah)
- Biaya pajak pelepasan hak sebesar Rp. 121.006.250,- (Seratus Dua Puluh Satu
Juta Enam Ribu Dua Ratus Lima Puluh Rupiah)
- Biaya operasional Rp. 548.000.000,- (Lima Ratus Empat Puluh Delapan Juta
Rupiah)
- Biaya infrastruktur Rp. 245.000.000,- (Dua Ratus Empat Puluh Lima Juta
Rupiah)
- Biaya retribusi IMB Rp. 25.909.600,- (Dua Puluh Lima Juta Sembilan
Ratus Sembilan Ribu Enam Ratus Rupiah)
- Biaya pembayaran PBB tahun 2019 Rp.1.725.044,- (Satu Juta Tujuh Ratus
Dua Puluh Lima Ribu Empat Puluh Empat Rupiah)
32. Bahwa setelah Penggugat melaksanakan kewajibannya sebagai Pembeli dengan
baik seperti telah melunasi harga pembelian tanah dan membayar biaya – biaya
lainnya namun pada akhirnya Penggugat menderita kerugian baik materiil maupun
immateriil karena tanah tersebut ternyata tidak dapat dikuasai secara fisik oleh
Penggugat dan balik nama kepemilikan atas tanah tersebut dari nama
Hj.Musliha/Para Tergugat kepada Penggugat juga tidak dapat didilakukan karena di
atas tanah tersebut telah terbit Sertifikat HGB No.1842/Satriajaya atas nama PT.
SATRIA RIANDI PERMAI
33. Bahwa perbuatan yang dilakukan oleh Para Tergugat merupakan
Onrechtmatigedaad atau Perbuatan Melawan Hukum (PHM) sebagai mana yang
di atur dalam Pasal 1365 KUHPer yang berbunyi :
“Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada orang lain,
mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti
kerugian tersebut”
34. Bahwa sesuai dengan ketentuan dalam Pasal : 1365 KUHPerdata, maka suatu
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) haruslah mengandung unsur – unsur sebagai
berikut:
A. Harus ada perbuatan
B. Perbuatan itu harus melawan hukum
C. Adanya kesalahan pihak pelaku
D. Adanya kerugian bagi korban
E. Adanya hubungan sebab akibat antara perbuatan melawan hukum dengan
kerugian
A. Tentang adanya suatu perbuatan

Hal 14 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Perbuatan yang dimaksud adalah perbuatan melawan hukum yang dilakukan
oleh pelaku. Secara umum perbuatan ini mencakup berbuat sesuatu dan tidak
berbuat sesuatu, misalnya tidak berbuat sesuatu padahal pelaku mempunyai
kewajiban hukum untuk berbuat, kewajiban itu timbul dari hukum
Bahwa berdasarkan Pasal : 1513 KUHPerdata disebutkan bahwa kewajiban
utama si Pembeli ialah membayar harga pembelian pada waktu dan
ditempat sebagaimana ditetapkan menurut perjanjian Sedangkan kewajiban
Penjual terhadap Pembeli telah diatur secara jelas di dalam Pasal : 1474
KUHPerdata, yakni :
1) Kewajiban Penjual untuk menyerahkan barang yang dijual kepada
Pembeli
2) Kewajiban Penjual untuk menanggung atau menjamin (vrijwaring) atas
barang yang dijual
Bahwa penanggungan yang menjadi kewajiban Penjual terhadap Pembeli adalah
untuk menjamin dua hal sebagaimana diatur dalam Pasal : 1491 KUHPerdata yang
menyebutkan :
- Pertama penguasaan barang yang dijual itu secara aman dan tentram
- Kedua tidak adanya cacat yang tersembunyi pada barang tersebut, atau yang
sedemikian rupa sehingga menimbulkan alasan untuk pembatalan
pembelian yang dikarenakan Penjual tidak memenuhi prestasi yang telah
diperjanjikan sebelumnya dalam pelaksanaan jual beli melalui perantara
Bahwa sebagai Pembeli, Penggugat telah melakukan kewajibannya dengan
membayar lunas pembelian tanah seluas 14.425 M2 (Empat Belas Ribu Empat
Ratus Dua Puluh Lima Meter Persegi) dengan harga sebesar Rp.
3.678.375.000,- (Tiga Milyar Enam Ratus Tujuh Puluh Delapan Juta Tiga
Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah) kepada Para Tergugat dengan cara
melalui transfer ke Bank Mandiri dengan Nomor Rekening : 1250096043922
atas nama Tergugat I (Hj. Ady Setiawati)
Bahwa kewajiban Para Tergugat/Pihak Penjual harus dapat menjamin adanya
kepastian hukum bahwa obyek tanah yang dijualnya kepada Penggugat/Pembeli
adalah benar miliknya, tidak dikenakan sesuatu sitaan, tidak dalam keadaan
disewakan dan/atau dikuasai/ditempati
Hal 15 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
oleh pihak lain baik sebagian dan/atau seluruhnya, tidak dalam keadaan
sengketa dan Penjual harus menyerahkannya kepada Pembeli dalam keadaan
kosong dan tidak dihuni atau digarap oleh siapapun juga
B. Tentang perbuatan itu harus melawan hukum
Bahwa setelah Penggugat melaksanakan kewajiban hukumnya kepada Para
Tergugat dengan membayar lunas pembelian tanah seluas 14.425 M2 (Empat
Belas Ribu Empat Ratus Dua Puluh Lima Meter Persegi) dengan harga sebesar
Rp. 3.678.375.000,- (Tiga Milyar, Enam Ratus Tujuh Puluh Delapan Juta, Tiga
Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah) dan membayar biaya – biaya lainnya
ternyata tanah tersebut tidak dapat dikuasai secara fisik oleh Penggugat dan
balik nama kepemilikan atas tanah tersebut dari nama Hj.Musliha/Para Tergugat
kepada Penggugat juga tidak dapat didilakukan karena di atas tanah tersebut
telah terbit Sertifikat HGB No.1842/Satriajaya atas nama PT. SATRIA RIANDI
PERMAI.
Bahwa Para Tergugat sebagai Pihak Penjual tidak mempunyai itikad baik
dalam melindungi hak – hak kepemilikan Penggugat secara hukum dengan
menyatakan tidak mau melakukan gugatan apapun baik terhadap PT. SATRIA
RIANDI PERMAI sebagai pemegang Hak Guna Bangunan atas tanah seluas
85.540 M2 dengan Sertifikat HGB Nomor : 1842/Satria Jaya maupun kepada
Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat/Turut
Tergugat II yang telah melakukan kesalahan secara admistrasi sehingga
terjadinya overlap (tumpang tindih) di atas kepemilikan tanah yang sama
tetapi dengan dua pemegang hak yang berbeda yakni dengan adanya Sertifikat
HGB No.1842/Satriajaya atas nama PT. SATRIA RIANDI PERMAI dan
dengan adanya keempat Sertifikat Hak Milik atas nama Hj. Musliha/Para
Tergugat yang terdiri dari : Sertifikat Hak Milik Nomor : 3157/Satria Jaya,
Sertifikat Hak Milik Nomor : 2501/Satria Jaya, Sertifikat Hak Milik Nomor :
2502/Satria Jaya dan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2503/Satria Jaya.
C. Tentang adanya kesalahan pihak pelaku
Agar dapat dikenakan Pasal : 1365 KUHPerdata tentang perbuatan melawan
hukum, undang – undang dan yurisprudensi mensyaratkan agar pada pelaku
haruslah mengandung unsur kesalahan (schuldelement) dalam melaksanakan
perbuatan tersebut

Hal 16 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa Pasal : 1365 KUHPerdata mensyaratkan adanya unsur kesalahan
(schuld) dalam suatu perbuatan melawan hukum, maka perlu diketahui
bagaimana cakupan dari unsur kesalahan tersebut. Suatu tindakan dianggap
oleh hukum mengandung unsur kesalahan sehingga dapat dimintakan tanggung
jawabnya secara hukum jika memenuhi unsur – unsur sebagai berikut :
- adanya unsur kesengajaan
- adanya unsur kelalaian (negligence, culpa), dan
- tidak ada alasan pembenar atau alasan pemaaf (rechtvaardigingsgrond)
seperti keadaan overmacht, membela diri, tidak waras, dan lain – lain;
Kesalahan yang diisyaratkan oleh hukum dalam perbuatan melawan hukum,
baik kesalahan dalam arti “kesalahan hukum” maupun “kesalahan sosial”.
Dalam hal ini hukum menafsirkan kesalahan sebagai suatu kegagalan
seseorang untuk hidup dengan sikap yang ideal, yakni sikap yang biasa dan
normal dalam suatu pergaulan masyarakat. Sikap yang demikian kemudian
mengkristal dalam istilah hukum yang disebut dengan standar “manusia yang
normal dan wajar (reasonable man)”.
Bahwa setelah Penggugat melaksanakan kewajiban hukumnya kepada Para
Tergugat dengan membayar lunas pembelian tanah seluas 14.425 M2 (Empat
Belas Ribu Empat Ratus Dua Puluh Lima Meter Persegi) dengan harga sebesar
Rp. 3.678.375.000,- (Tiga Milyar, Enam Ratus Tujuh Puluh Delapan Juta, Tiga
Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah) Penggugat telah memberitahu kepada
Para Tergugat tentang adanya Surat Somasi/Peringatan tertanggal 20 Oktober
2018 dari Kuasa Hukum PT. SATRIA RIANDI PERMAI yang bernama Jonny
Hutahaean, SH. Dan pada waktu itu Para Tergugat memberikan jawaban
dengan meyakinkan kepada Penggugat bahwa hal tersebut bukanlah suatu
masalah dan Para Tergugat meminta Penggugat untuk mengabaikannya dan
tetap melanjutkan transaksi jual beli tanah tersebut hingga sampai proses balik
nama selesai. Dan bahkan pada tanggal 24 Oktober 2018, Tergugat I (Hj. Ady
Setiawati) memberikan jawaban melalui Whats App (WA) dari HP miliknya ke
nomor HP milik Penggugat yang berbunyi :

Hal 17 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
“ Wa’alaikumussalam … ngimpi X tuh org ….kan di sertipikat tercantum asal
tnh dari mana, dan BPN yang mengeluarkan suratnya …. Hak milik
…. Itu org iseng gak ada kerjaan …. ga usah dipikirin …”
Bahwa demikian pula halnya, setelah Penggugat memberitahukan kepada Para
Tergugat tentang adanya Surat dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten
Bekasi Provinsi Jawa Barat/Turut Tergugat II Nomor : 836/200-32.16/X/2019
tertanggal 8 Oktober 2019 yang secara jelas dan tegas menyebut bahwa
permohonan pengukuran dan pemetaan kadastral yang diajukan oleh PT.
ARDIMAN SATYA GRAHA/Penggugat tidak dapat diproses lebih lanjut
dengan alasan karena di atas tanah tersebut telah terbit Sertifikat HGB
No.1842/Satriajaya atas nama PT. SATRIA RIANDI PERMAI tetapi Para
Tergugat tidak melakukan upaya hukum apapun dalam membela dan
melindungi kepentingan hukum Penggugat sebagai Pembeli.
Bahwa Para Tergugat sebagai Pihak Penjual tidak mempunyai itikad baik
dalam melindungi hak – hak kepemilikan Penggugat secara hukum dengan
menyatakan tidak mau melakukan gugatan apapun baik terhadap PT. SATRIA
RIANDI PERMAI sebagai pemegang Hak Guna Bangunan atas tanah seluas
85.540 M2 dengan Sertifikat HGB Nomor : 1842/Satria Jaya maupun kepada
Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat/Turut
Tergugat II yang telah melakukan kesalahan secara admistrasi sehingga
terjadinya overlap (tumpang tindih) di atas kepemilikan tanah yang sama tetapi
dengan dua pemegang hak yang berbeda yakni dengan adanya Sertifikat HGB
No.1842/Satriajaya atas nama PT. SATRIA RIANDI PERMAI dan dengan
adanya keempat Sertifikat Hak Milik atas nama Hj. Musliha/Para Tergugat
yang terdiri dari : Sertifikat Hak Milik Nomor : 3157/Satria Jaya, Sertifikat Hak
Milik Nomor : 2501/Satria Jaya, Sertifikat Hak Milik Nomor : 2502/Satria Jaya
dan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2503/Satria Jaya.
Dengan keadaan jual beli tanah yang buruk seperti itu telah
menyebabkan Penggugat secara fisik tidak dapat menguasai tanah tersebut dan
balik nama kepemilikan tanah juga tidak dapat didilakukan dari nama
Hj.Musliha/Para Tergugat kepada Penggugat karena di atas tanah tersebut telah
terbit Sertifikat HGB No.1842/Satriajaya atas nama PT. SATRIA RIANDI
PERMAI.

Hal 18 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa Penggugat secara baik – baik melalui musyawarah dan kekeluargaan
telah meminta kepada Para Tergugat untuk membatalkan transaksi jual beli
tanah tersebut dan meminta pengembalian uang pembelian tanah sebesar Rp.
Rp. 3.678.375.000,- (Tiga Milyar, Enam Ratus Tujuh Puluh Delapan Juta, Tiga
Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah) tetapi Para Tergugat menyatakan tidak
mau mengembalikannya dengan alasan bahwa uang tersebut telah habis
terpakai oleh Para Tergugat
Padahal sesungguhnya Para Tergugat adalah orang yang terkemuka dan
terhormat di lingkungan masyarakat Kota Bekasi dan mempunyai harta
kekayaan yang cukup berlimpah sehingga seharusnya Para Tergugat mampu
untuk mengembalikan uang pembelian tanah yang telah diterimanya dari
Penggugat sebesar Rp. 3.678.375.000,- (Tiga Milyar Enam Ratus Tujuh Puluh
Delapan Juta Tiga Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah)
D. Tentang adanya kerugian bagi korban
Adanya kerugian (schade) bagi korban juga merupakan syarat agar gugatan
berdasarkan pasal : 1365 KUHPerdata dapat dipergunakan. Berbeda dengan
kerugian karena wanprestasi yang hanya mengenai kerugian materil maka
kerugian karena perbuatan melawan hukum disamping kerugian materil,
yurisprudensi juga mengakui konsep kerugian immateril yang juga akan dinilai
dengan uang.
Bahwa dalam transaksi jual beli tanah tersebut, seharusnya Para
Tergugat/Penjual dapat menjamin adanya kepastian hukum kepada
Penggugat/Pembeli bahwa obyek tanah yang dijualnya tersebut benar miliknya,
tidak dikenakan sesuatu sitaan, tidak dalam keadaan disewakan dan/atau
dikuasai/ditempati oleh pihak lain baik sebagian dan/atau seluruhnya, tidak
dalam keadaan sengketa dan Para Tergugat/Penjual akan menyerahkan kepada
Penggugat/Pembeli dalam keadaan kosong dan tidak dihuni atau digarap oleh
siapapun juga.
Akan tetapi pada faktanya, Penggugat justru yang sangat dirugikan oleh Para
Tergugat karena setelah Penggugat melaksanakan kewajiban hukumnya kepada
Para Tergugat dengan membayar lunas pembelian tanah sebesar Rp.
3.678.375.000,- (Tiga Milyar Enam Ratus Tujuh Puluh Delapan Juta Tiga
Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah) dan membayar biaya – biaya
lainnya sebesar Rp.1.311.285.394,-

Hal 19 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
(Satu Milyar, Tiga Ratus Sebelas Juta Dua Ratus Delapan Puluh Lima Ribu
Tiga Ratus Sembilan Puluh Empat Rupiah) tetapi ternyata tanah tersebut tidak
dapat dikuasai secara fisik oleh Penggugat dan proses balik nama kepemilikan
atas tanah tersebut dari nama Hj.Musliha/Para Tergugat kepada Penggugat
tidak dapat didilakukan karena di atas tanah tersebut telah terbit Sertifikat
HGB No.1842/Satriajaya atas nama PT. SATRIA RIANDI PERMAI.
Bahwa Para Tergugat tidak mempunyai itikad baik untuk bertanggung jawab
dalam melindungi hak – hak kepemilikan Penggugat sebagai Pembeli secara
hukum dan bahkan Para Tergugat justru menyatakan tidak dapat
mengembalikan uang penjualan tanah tersebut kepada Penggugat dengan
alasan uang penjualan tanah tersebut telah habis.
Dan Para Tergugat juga tidak mau melakukan gugatan apapun baik terhadap
PT. SATRIA RIANDI PERMAI sebagai pemegang Hak Guna Bangunan atas
tanah seluas 85.540 M2 dengan Sertifikat HGB Nomor : 1842/Satria Jaya
dengan batas – batas seperti diuraikan dalam Surat Ukur Nomor : 237/2002
tertanggal 8 November 2002 terletak di desa Satria Jaya Kecamatan Tambun
Utara (dahulu Kecamatan Tambun) Kabupaten Bekasi maupun terhadap Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat/Turut Tergugat II
yang telah melakukan kesalahan secara admistrasi sehingga terjadinya overlap
(tumpang tindih) di atas kepemilikan tanah yang sama tetapi dengan dua
pemegang hak yang berbeda.
F. Tentang adanya hubungan sebab akibat antara perbuatan melawan
hukum dengan kerugian
Hubungan kausal antara perbuatan yang dilakukan dengan kerugian yang terjadi
juga merupakan syarat dari suatu perbuatan melawan hokum.
Untuk hubungan sebab akibat ada 2 (dua) macam teori, yaitu teori hubungan
faktual dan teori penyebab kira – kira. Hubungan sebab akibat secara faktual
(causation in fact) hanyalah merupakan masalah “fakta” atau apa yang secara
faktual telah terjadi. Setiap penyebab yang menyebabkan timbulnya kerugian
dapat merupakan penyebab secara faktual, asalkan kerugian (hasilnya) tidak
akan pernah terdapat tanpa penyebabnya.
Hal 20 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Dalam hukum tentang perbuatan melawan hukum, sebab akibat jenis ini sering
disebut dengan hukum mengenai “but for” atau “sine qua non” Yang
dimaksud dengan kerugiaan materiil adalah kerugian yang senyatanya
diderita dan dapat dihitung jumlahnya berdasarkan nominal uang sedangkan
kerugian immaterial adalah merupakan kerugiaan yang diderita akibat
Perbuatan Melawan Hukum yang tidak dapat dibuktikan, dipulihkan kembali
dan atau menyebabkan terjadinya kehilangan kesenangan hidup sementara,
ketakutan, kekecewaan, sakit, dan terkejut sehingga tidak dapat dihitung
berdasarkan uang.
Bahwa perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Para Tergugat kepada
Penggugat tentu saja telah mengakibatkan timbulnya kerugian yang sangat
besar bagi Penggugat baik materiil maupun immaterial.
Adapun kerugian materiil yang diderita oleh Penggugat yakni sebesar Rp.
4.989.606.394,- (Empat Milyar Sembilan Ratus Delapan Puluh Sembilan Juta
Enam Ratus Enam Ribu Tiga Ratus Sembilan Puluh Empat Rupiah) dengan
rincian sebagai berikut :
- Biaya pembelian tanah dengan harga sebesar Rp. 3.678.375.000,- (Tiga
Milyar Enam Ratus Tujuh Puluh Delapan Juta, Tiga Ratus Tujuh Puluh Lima
Ribu Rupiah).
- Biaya fee mediator pembelian tanah Rp. 241.687.500,- (Dua Ratus Empat
Puluh Satu Juta, Enam Ratus Delapan Puluh Tujuh Ribu, Lima Ratus
Rupiah).
- Biaya Notaris sebesar Rp. 127. 903. 000,- (Seratus Dua Puluh Tujuh Juta,
Sembilan Ratus Tiga Ribu Rupiah).
- Biaya pajak pelepasan hak sebesar Rp. 121.006.250,- (Seratus Dua Puluh
Satu Juta, Enam Ribu Dua Ratus Lima Puluh Rupiah).
- Biaya operasional Rp. 548.000.000,- (Lima Ratus Empat Puluh Delapan Juta
Rupiah).
- Biaya infrastruktur Rp. 245.000.000,- (Dua Ratus Empat Puluh Lima Juta
Rupiah).
- Biaya retribusi IMB Rp. 25.909.600,- (Dua Puluh Lima Juta Sembilan Ratus
Sembilan Ribu, Enam Ratus Rupiah).
- Biaya pembayaran PBB tahun 2019 Rp.1.725.044,- (Satu Juta Tujuh Ratus
Dua Puluh Lima Ribu Empat Puluh Empat Rupiah).
Maka Penggugat mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Bekasi untuk
menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng untuk
Hal 21 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
membayar kerugian materiil kepada Penggugat yakni sebesar Rp.
4.989.606.394,- (Empat Milyar, Sembilan Ratus Delapan Puluh Sembilan
Juta, Enam Ratus Enam Ribu, Tiga Ratus Sembilan Puluh Empat Rupiah).
Bahwa perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Para Tergugat, tidak
hanya menimbulkan kerugian materiil tetapi juga menimbulkan kerugian
immateriil, yakni dimana Penggugat harus menanggung derita yang sangat
berat sebagai berikut :
- Penggugat merasa sangat kecewa terhadap Para Tergugat sebagai orang
yang terkemuka dan terhormat di lingkungan masyarakat Kota Bekasi yang
mempunyai harta kekayaan yang cukup berlimpah tetapi ternyata Para
Tergugat begitu tega menjual tanah yang bersengketa kepada Penggugat
yakni dimana setelah Penggugat membayar lunas harga jual obyek tanah
tersebut kepada Para Tergugat tetapi ternyata pada faktanya obyek tanah
tersebut tidak dapat dikuasai secara fisik oleh Penggugat dan balik nama
kepemilikan atas tanah tersebut juga tidak dapat didilakukan dari nama Hj.
Musliha/Para Tergugat ke nama Penggugat karena di atas tanah tersebut
telah terbit Sertifikat HGB No.1842/Satriajaya atas nama PT. SATRIA
RIANDI PERMAI.
- Penggugat harus menanggung rasa malu karena nama baiknya telah
tercoreng oleh perbuatan Para Tergugat.
- Penggugat menanggung beban moral karena tidak dapat mendirikan
Perumahan Green Satria Regency sehingga Penggugat harus kehilangan
profit company (keuntungan perusahan).
- Penggugat kehilangan kepercayaan dan nama baik di bidang property.
- Penggugat kehilangan kepercayaan dari para investor sehingga
mengakibatkan para investor tidak bersedia untuk melakukan kerjasama lagi
dengan Penggugat.
Sehingga kerugian immateriil yang harus ditanggung oleh Penggugat
sebagaimana tersebut di atas adalah sebesar Rp. 10.000.000.000,- (Sepuluh
Milyar Rupiah).
35. Bahwa Penggugat mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Bekasi untuk
menyatakan Para Tergugat telah terbukti melakukan Perbuatan Melawan

Hal 22 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Hukum (Onrechtmatigedaad) dengan segala akibat hukumnya terhadap
Penggugat.
36. Bahwa Penggugat mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Bekasi untuk
membatalkan transaksi jual beli tanah pada tanggal 14 Mei 2018 antara Penggugat
dengan Para Tergugat seluas14.425 M2 (Empat Belas Ribu Empat Ratus Dua Puluh
Lima Meter Persegi) atas keempat bidang tanah yang terdiri dari :
1) Sebidang tanah seluas 4.910 M2 (Empat Ribu Sembilan Ratus Sepuluh
Meter Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 3157/Satria Jaya atas nama
Hj. Musliha dengan Surat Ukur tanggal 17-06-2013 Nomor : 122/Satria
Jaya/2013 dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) : 10.05.05.01.05518
yang terletak di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten : Bekasi, Kecamatan :
Tambun Utara, Desa : Satria Jaya, Jalan Kampung Bendungan RT.006/RW.02
2) Sebidang tanah seluas 2.320 M2 (Dua Ribu Tiga Ratus Dua Puluh Meter
Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2501/Satria Jaya atas nama
Hj. Musliha dengan Surat Ukur tanggal 05-12-2008 Nomor: 233/Satria
Jaya/2008 dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) : 10.05.05.03.05133
yang terletak di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten : Bekasi, Kecamatan :
Tambun Utara, Desa : Satria Jaya, Jalan Pondok Ungu RT.001/RW.02
3) Sebidang tanah seluas 4.215 M2 (Empat Ribu Dua Ratus Lima Belas
Meter Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2502/Satria Jaya atas nama
Hj. Musliha dengan Surat Ukur tanggal 05-12-2008 Nomor: 232/Satria
Jaya/2008 dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) : 10.05.05.03.05143
yang terletak di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten : Bekasi, Kecamatan :
Tambun Utara, Desa : Satria Jaya, Jalan Pondok Ungu RT.001/RW.02.
4) Sebidang tanah seluas 2.980 M2 (Dua Ribu Sembilan Ratus Delapan
Puluh Meter Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2503/Satria Jaya
atas nama Hj. Musliha dengan Surat Ukur tanggal 05- 12-2008 Nomor :
231/Satria Jaya/2008 dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah
(NIB):10.05.05.03.05135 yang terletak di Provinsi : Jawa Barat,
Kabupaten:Bekasi,Kecamatan: Tambun Utara,Desa:SatriaJaya, Jalan Pondok
Ungu RT.001/RW.02.

Hal 23 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
38. Bahwa Penggugat mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Bekasi membatalkan
transaksi jual beli tanah seluas 14.425 M2 (Empat Belas Ribu Empat Ratus Dua
Puluh Lima Meter Persegi) sebagaimana yang tertuang dalam Akta Perjanjian
Pengikatan Jual Beli dan Akta Pelepasan Hak Milik yang dibuat dihadapan
Notaris/PPAT SRI HASTUTI, SH, M.Kn/Turut Tergugat I sebagai berikut :
- Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli Nomor : 188 tertanggal 23 Agustus 2018
- Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli Nomor : 189 tertanggal 23 Agustus 2018
- Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli Nomor : 190 tertanggal 23 Agustus 2018
- Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli Nomor : 191 tertanggal 23 Agustus 2018
- Akta Pelepasan Hak Milik Nomor : 956 tertanggal 28 Desember 2018
- Akta Pelepasan Hak Milik Nomor : 953 tertanggal 28 Desember 2018
- Akta Pelepasan Hak Milik Nomor : 954 tertanggal 28 Desember 2018
- Akta Pelepasan Hak Milik Nomor : 955 tertanggal 28 Desember 2018
39. Bahwa Penggugat mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Bekasi untuk
menghukum Para Tergugat membayar secara tanggung renteng kepada Penggugat
berupa ganti kerugian materiil sebesar Rp. 4.989.606.394,- (Empat Milyar
Sembilan Ratus Delapan Puluh Sembilan Juta Enam Ratus Enam Ribu, Tiga Ratus
Sembilan Puluh Empat Rupiah) dan ganti kerugian immateriil sebesar Rp.
10.000.000.000,- (Sepuluh Milyar Rupiah)
40. Bahwa Penggugat mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Bekasi untuk meletakan
sita jaminan terhadap harta benda bergerak maupun harta benda tak bergerak milik
Para Tergugat untuk menjamin adanya kepastian hukum dilaksanakannya
pembayaran secara tanggung renteng oleh Para Tergugat kepada Penggugat tentang
ganti kerugian materiil sebesar Rp. 4.989.606.394,- (Empat Milyar Sembilan Ratus
Delapan Puluh Sembilan Juta Enam Ratus Enam Ribu Tiga Ratus Sembilan Puluh
Empat Rupiah) dan ganti kerugian immateriil sebesar Rp. 10.000.000.000,-
(Sepuluh Milyar Rupiah).
41. Bahwa Penggugat mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Bekasi untuk
menyatakan sah dan berharga sita jaminan pada point ke - 41 Surat

Hal 24 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Gugatan Perbuatan Melawan Hukum ini yang dilaksanakan oleh Juru Sita
Pengadilan Negeri Bekasi.
42. Bahwa Penggugat mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Bekasi untuk
memerintahkan kepada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bekasi Provinsi
Jawa Barat/Turut Tergugat II untuk kembali memulihkan hak kepemilikan
Sertifikat Hak Milik atas nama Hj. Musliha/Para Tergugat seperti semula
atas keempat Sertifikat Hak Milik yang terdiri dari Sertifikat Hak
Milik Nomor : 3157/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha, Sertifikat Hak Milik Nomor
: 2501/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha, Sertifikat Hak Milik Nomor : 2502/Satria
Jaya atas nama Hj. Musliha, Sertifikat Hak Milik Nomor : 2503/Satria Jaya atas
nama Hj. Musliha
43. Bahwa Penggugat mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Bekasi untuk
memerintahkan kepada Notaris/PPAT SRI HASTUTI, SH, M.Kn/Turut Tergugat I
untuk mengembalikan kepada Para Tergugat keempat Sertifikat Hak Milik yakni
yang terdiri dari :
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 3157/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2501/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2502/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2503/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha
44. Bahwa Penggugat mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Bekasi untuk
menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng untuk membayar uang paksa
setiap harinya sebesar Rp.1.000.000,- (Satu Juta Rupiah) kepada Penggugat jika
Para Tergugat lalai dan tidak segera melaksanakan isi putusan terhitung sejak
perkara ini diputus
45. Bahwa Penggugat mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Bekasi agar putusan ini
dapat dijalankan atau dilaksanakan terlebih dahulu meskipun ada perlawan atau
upaya hukum Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali dari Para Tergugat, Turut
Tergugat I dan Turut Tergugat II
46. Bahwa Penggugat mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Bekasi untuk
menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng membayar semua biaya yang
timbul dalam perkara ini
Berdasarkan dalil – dalil yang telah di uraikan oleh Penggugat tersebut di atas maka
dengan ini Penggugat mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Bekasi untuk memeriksa,
mengadili dan memutus perkara Gugatan Perbuatan Melawan Hukum ini dengan
Putusan sebagai berikut :

Hal 25 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
PRIMAIR
1. Mengabulkan Gugatan Perbuatan Melawan Hukum dari Penggugat untuk
seluruhnya
2. Menyatakan Para Tergugat melakukan perbuatan melawan hukum
(Onrechtmatigedaad) dengan segala akibat hukumnya terhadap Penggugat
3. Membatalkan transaksi jual beli tanah pada tanggal 14 mei 2018 antara Penggugat
dengan Para Tergugat seluas 14.425 M2 (Empat Belas Ribu Empat Ratus Dua Puluh
Lima Meter Persegi) atas keempat bidang tanah yang terdiri dari :
3.1 Sebidang tanah seluas 4.910 M2 (Empat Ribu Sembilan Ratus Sepuluh
Meter Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 3157/Satria Jaya atas nama
Hj. Musliha dengan Surat Ukur tanggal 17-06-2013 Nomor : 122/Satria
Jaya/2013 dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) : 10.05.05.01.05518
yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Kabupaten : Bekasi, Kecamatan: Tambun
Utara, Desa: Satria Jaya, Jalan Kampung Bendungan RT.006/RW.02
3.2 Sebidang tanah seluas 2.320 M2 (Dua Ribu Tiga Ratus Dua Puluh Meter
Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2501/Satria Jaya atas nama Hj.
Musliha dengan Surat Ukur tanggal 05-12-2008 Nomor : 233/Satria Jaya/2008
dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) : 10.05.05.03.05133 yang
terletak di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten : Bekasi, Kecamatan : Tambun
Utara, Desa : Satria Jaya, Jalan Pondok Ungu RT.001/RW.02
3.3 Sebidang tanah seluas 4.215 M2 (Empat Ribu Dua Ratus Lima Belas
Meter Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2502/Satria Jaya atas nama
Hj. Musliha dengan Surat Ukur tanggal 05-12-2008 Nomor : 232/Satria
Jaya/2008 dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) : 10.05.05.03.05143
yang terletak di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten : Bekasi, Kecamatan :
Tambun Utara, Desa : Satria Jaya, Jalan Pondok Ungu RT.001/RW.02
3.4 Sebidang tanah seluas 2.980 M2 (Dua Ribu Sembilan Ratus Delapan
Puluh Meter Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2503/Satria Jaya
atas nama Hj. Musliha dengan Surat Ukur tanggal 05- 12-2008 Nomor :
231/Satria Jaya/2008 dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) :
10.05.05.03.05135 yang terletak di Provinsi : Jawa

Hal 26 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Barat, Kabupaten : Bekasi, Kecamatan : Tambun Utara, Desa : Satria Jaya,
Jalan Pondok Ungu RT.001/RW.02
4. Membatalkan Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli dan Akta Pelepasan Hak Milik
yang dibuat dihadapan Notaris/PPAT SRI HASTUTI, SH, M.Kn/Turut Tergugat I
yakni sebagai berikut :
4.1 Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli Nomor : 188 tertanggal 23
Agustus 2018
4.2 Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli Nomor : 189 tertanggal 23
Agustus 2018
4.3 Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli Nomor : 190 tertanggal 23
Agustus 2018
4.4 Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli Nomor : 191 tertanggal 23
Agustus 2018
4.5 Akta Pelepasan Hak Milik Nomor : 956 tertanggal 28 Desember 2018
4.6 Akta Pelepasan Hak Milik Nomor : 953 tertanggal 28 Desember 2018
4.7 Akta Pelepasan Hak Milik Nomor : 954 tertanggal 28 Desember 2018
4.8 Akta Pelepasan Hak Milik Nomor : 955 tertanggal 28 Desember 2018
5. Menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng untuk membayar ganti kerugian
yang diderita oleh Penggugat berupa ganti kerugian materiil sebesar Rp.
4.989.606.394,- (Empat Milyar Sembilan Ratus Delapan Puluh Sembilan Juta Enam
Ratus Enam Ribu Tiga Ratus Sembilan Puluh Empat Rupiah) dan ganti kerugian
immateriil sebesar Rp.10.000.000.000,- (Sepuluh Milyar Rupiah) kepada Penggugat
6. Meletakan sita jaminan atas harta benda bergerak maupun harta benda tak bergerak
milik Para Tergugat untuk menjamin adanya kepastian hukum dilaksanakannya
pembayaran secara tanggung renteng oleh Para Tergugat kepada Penggugat tentang
ganti kerugian materiil sebesar Rp. 4.989.606.394,- (Empat Milyar Sembilan Ratus
Delapan Puluh Sembilan Juta, Enam Ratus Enam Ribu, Tiga Ratus Sembilan Puluh
Empat Rupiah) dan ganti kerugian immateriil sebesar Rp. 10.000.000.000,- (Sepuluh
Milyar Rupiah)

Hal 27 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
7. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan pada Dictum ke – 6 tersebut diatas yang
dilaksanakan oleh Juru Sita Pengadilan Negeri Bekasi
8. Memerintahkan kepada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bekasi Provinsi
Jawa Barat/Turut Tergugat II untuk kembali memulihkan hak kepemilikan atas
keempat Sertifikat Hak Milik kepada Para Tergugat yang terdiri dari :
8.1 Sertifikat Hak Milik Nomor : 3157/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha
8.2 Sertifikat Hak Milik Nomor : 2501/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha
8.3 Sertifikat Hak Milik Nomor : 2502/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha
8.4 Sertifikat Hak Milik Nomor : 2503/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha
9. Memerintahkan kepada Notaris/PPAT SRI HASTUTI, SH, M.Kn/Turut Tergugat I
untuk mengembalikan keempat Sertifikat Hak Milik kepada Para Tergugat yakni
terdiri dari :
9.1 Sertifikat Hak Milik Nomor : 3157/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha
9.2 Sertifikat Hak Milik Nomor : 2501/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha
9.3 Sertifikat Hak Milik Nomor : 2502/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha
9.4 Sertifikat Hak Milik Nomor : 2503/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha
10. Menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng untuk membayar uang paksa
setiap harinya sebesar Rp.1.000.000,- (Satu Juta Rupiah) kepada Penggugat jika
Para Tergugat lalai dan tidak segera melaksanakan isi putusan sejak perkara ini
diputus
11. Putusan ini dapat dijalankan atau dilaksanakan terlebih dahulu meskipun ada
perlawan atau upaya hukum lain baik Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali dari
Para Tergugat, Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II
12. Menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng untuk membayar biaya perkara
SUBSIDAIR
Apabila Hakim berpendapat lain, mohon agar perkara Perbuatan Melawan Hukum
(PMH) ini dapat diputuskan dengan putusan yang seadil – adilnya (ex aequo et bono);

Hal 28 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Penggugat menyatakan tetap pada gugatannya akan tetapi dengan perubahan
pada pada angka (39), (40) dan (41) posita gugatannya sebagaimana disebut dalam
Berita Acara Persidangan perkara ini;
Menimbang, bahwa gugatan Penggugat tersebut telah ditanggapi oleh Tergugat
I samai dengan Tergugat VI dengan mengajukan jawaban dalam surat tertanggal 10
Maret 2020, yaitu sebagai berikut:
DALAM EKSESPSI :
1. GUGATAN PENGGUGAT TIDAK JELAS/KABUR (0BSCUUR LIBELS) :
1. Bahwa jika dibaca dan dipelajari dengan seksama gugatan Penggugat, jelas
terbukti menurut hukum bahwa gugatan Penggugat dalam perkara a quo, adalah
tidak jelas/kabur (Obscuur Libel). Hal ini terbukti dari posita gugatan
Penggugat, yaitu :
1.1. Bahwa jika dibaca dan dipelajari posita gugatan Penggugat dalam perkara a
quo angka 1 sampai dengan angka 3, telah jelas Penggugat mendalilkan
sebagai berikut : “Bahwa pada tanggal 14 Mei 2018 Penggugat
membeli tanah seluas 14.425 M2 (Empat Belas Ribu Empat Ratus Dua
Puluh Lima Meter Persegi) milik almarhumah Ny. Hj. Musliha dari Para
Tergugat yang dalam hal ini merupakan ahli waris dari almarhumah Ny. Hj.
Musliha, yang menurut Penggugat tanah seluas tersebut di atas terdiri dari
4 (empat bidang) sebagaimana disebutkan Penggugat dalam positanya
angka 2 butir 1 sampai dengan butir 4 dengan harga jual beli totalnya
sebesar Rp. 3.678.375.000 (Tiga Miliyar Enam Ratus Tujuh Puluh Delapan
Juta Tiga Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah) “;
1.2. Bahwa dari dalil Penggugat tersebut di atas yang tidak menyebutkan
BATAS-BATAS TANAH yang dibelinya dari Para Tergugat, maka
menurut hukum gugatan Penggugat menjadi tidak jelas atau
kabur (obscuur libel), Karena berdasarkan Jurisprodensi Putusan
Mahkamah Agung R.I. No. 1149K/Sip/1975, tanggal 17 April 1979,
disyaratkan bahwa “ dalam hal gugatan yang menyangkut
masalah tanah harus di sebutkan dengan jelas batas-batas yang
disengketakan. Bilamana batas-batas tanah sengketa tidak
disebutkan dengan jelas dalam surat gugatan tersebut, maka
Hakim harus menyatakan gugatan tersebut tidak dapat
diterima“;

Hal 29 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
1.3. Bahwa disamping itu jika dibaca dan dipelajari posita gugatan Penggugat
dalam perkara a quo, menurut hemat Para Tergugat gugatan Penggugat tidak
jelas/kabur, karena mengingat :
1.3.1. Bahwa pada angka 1 posita gugatan Penggugat didalilkan bahwa “
pada tanggal 14 Mei 2018, Penggugat MEMBELI
tanah...dst...dst “;
1.3.2. Bahwa kemudian pada angka 10 posita gugatan Penggugat
didalilkan bahwa “ pada tanggal 14 Mei 2018, Penggugat
memberikan PEMBAYARAN UANG DP (down Payment)
dari harga jual tanah..dst.. dst...”;
1.3.3. Bahwa selanjutnya pada angka 13 posita gugatan Penggugat
didalilkan bahwa “ Penggugat melakukan pembayaran pelunasan
atas pembelian tanah yang dimaksud Penggugat dalam gugatannya
adalah :
- Pada tanggal 21 Juni 2018 sebsar Rp. 1.500.000.000,- (Satu
Miliyar Lima Ratus Juta Rupiah) sebagai pembayaran ke-2;
- Pada tanggal 26 Juni 2018 sebsar Rp. 1.000.000.000,- (Satu
Miliyar Rupiah) sebagai pembayaran ke-3.
- Pada tanggal 10 Juli 2018 sebsar Rp. 810.375.000,- (Delapan
Ratus Sepuluh Juta Tiga Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah)
sebagai pembayaran ke-4;
1.3.4. Bahwa pada angka 15 posita gugatan Penggugat didalilkan bahwa
“Perjanjian transaksi jual beli tanah seluas 14.425 M2 (Empat Belas
Ribu Empat Ratus Dua Puluh Lima Meter Persegi) antara
Penggugat dengan Para Tergugat untuk selanjutnya dituangkan
dalam Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) yang dibuat
dihadapan Notaris/PPAT SRI HASTUTI, SH.M.Kn. yang
berkedudukan di Kabupaten Bekasi (Turut Tergugat I), dengan
Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli tertanggal 23
Agustus 2018;
2. Bahwa dari uraian posita gugatan Penggugat terurai di atas, maka menurut hemat
Para Tergugat gugatan Penggugat tidak jelas/kabur, karena disatu sisi
didalilkan Penggugat membeli tanah sengketa a quo pada tanggal 14
Mei 2018, tetapi disisi lain didalilkan Penggugat tanggal 14 Mei 2018,
baru membayar uang DP (down Payment).
Hal 30 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Selanjutnya Penggugat mendalilkan melakukan pelunasan atas
pembelian tanah sengketa a quo, tanggal 10 Juli 2018, tetapi setelah
lunas pada tanggal 23 Agustus 2018 baru dibuatkan Akta Perjanjian
Pengikatan Jual Beli. Sepanjang pengetahuan Para Tergugat, Akta
Perjanjian Pengikatan Jual Beli dibuat sebelum pelunasan, apabila
telah lunas maka dilaksanakan Akta jual beli;
3. Bahwa oleh karena itu gugatan Penggugat dalam perkara ini menurut hemat Para
Tergugat tidak sesuai dengan Jurisprodensi Mahkamah Agung
R.I. No. 616 K/Sip/1973, tanggal 5 Juni 1975 jo. No. 195 K/Sip/1955 tanggal 28
Nopember 1956 jo. No. 565 K /Sip/1973 tanggal 21 Agustus 1974, secara tegas
mensyaratkan bahwa “
GUGATAN HARUS DIBUAT SECARA JELAS, LENGKAP DAN
SEMPURNA”
4. Bahwa berdasarkan fakta hukum terurai diatas, sudah patut dan adil menurut
hukum jika eksepsi Para Tergugat dinyatakan dapat diterima dan
selanjutnya menyatakan gugatan Penggugat dinyatakan tidak dapat
diterima;
Jika Majelis Hakim tidak sependapat dengan Eksepsi Para Tergugat
terurai di atas, maka dalam perkara a quo menurut Para Tergugat :
2. GUGATAN PENGGUGAT ERROR IN PERSON.
1. Bahwa dalam posita gugatan Penggugat angka 20, angka 21 dan angka 22,
Penggugat secara tegas dan jelas MENGAKUI dalam dalil positanya :
1.1. Pada posita gugatan Penggugat angka 20, Penggugat
mendalilkan dan mengakui “ Bahwa sebelum membuat Akta
Pelepasan Hak Milik, Turut Tergugat I terlebih dahulu
melakukan pemeriksaan kepemilikan (validasi) untuk yang
kedua kalinya atas keempat Sertifikat Hak Milik tersebut kepada
Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa
Barat/ Turut Tergugat II”;
1.2. Pada posita gugatan Penggugat angka 21, Penggugat
mendalilkan dan mengakui “ Bahwa Badan Pertanahan Nasional
Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat/ Turut Tergugat II telah
memberi jawaban untuk kedua kalinya atas pemeriksaan
kepemilikan (validasi) keempat Sertifikat Hak Milik yang
diajukan oleh Turut Tergugat I, yakni berupa keterangan di
lembaran halaman belakang masing-masing dari keempat

Hal 31 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Sertifikat Hak Milik tersebut, yaitu “ TELAH DIPERIKSA SESUAI
DENGAN DAFTAR DI KANTOR PERTANAHAN NASIONAL
KABUPATEN BEKASI DAN DIBERI PARAF PADA TANGGAL 18
MEI 2018 PADA PUKUL : 11.00 WIB”;
1.3. Pada posita gugatan Penggugat angka 22 didalilkan Penggugat
yang pada intinya mengakui bahwa “ tanggal 28 Desember 2018,
Turut Tergugat I membuat Akta Pelepasan Hak Milik atas
transaski jual beli tanah seluas 14.425 M2 (Empat Belas Ribu
Empat Ratus Dua Puluh Lima Meter Persegi) dari Para Tergugat
kepada Penggugat yang terdiri dari empat bidang tanah
dimaksud “;
1.4. Pada posita gugatan Penggugat angka 25, Penggugat
mendalilkan yang pada intinya mengakui bahwa pada saat
proses balik nama kepemilikan atas keempat bidang tanah
tersebut dari nama Hj. Musliha/Para Tergugat kepada nama
Penggugat, Turut Tergugat II memberi Surat Jawaban dengan
Surat Nomor : 836/200-32.16/X/2019 yang intinya menyebutkan
secara tegas dan jelas bahwa permohonan pengukuran dan
pemetaan kadastral yang diajukan oleh PT. ARDIMAN SATYA
GRAHA/Penggugat tidak dapat diproses lebih lanjut dengan
alasan karena di atas tanah tersebut telah terbit Sertifikat HGB
No. 1842/Satriajaya atas nama PT. SATRIA RIANDI PERMAI;
1.5. Bahwa selanjutnya yang lebih prinsip lagi pada posita gugatan
Penggugat angka 26, Penggugat mendalilkan yang pada intinya
mengakui bahwa Turut Tergugat sebagai Lembaga
Pemerintahan Non Kementerian yang mempunyai tugas
dibidang pertanahan, TELAH MEMBERI KETERANGAN YANG
SANGAT MENYESATKAN DAN MERUGIKAN BAGI
PENGGUGAT, karena TIDAK DAPAT MEMBERIKAN SUATU
KEPASTIAN HUKUM tentang kepemilikan tanah sehingga terjadi
overlap (tumpang tindih) di atas kepemilikan tanah yang sama
tetapi dengan dua pemegang hak yang berbeda…dst”;
1.6. Bahwa pada posita gugatan Penggugat angka 17 dan angka 18,
Penggugat mendalilkan yang pada intinya mengakui bahwa
pada sekitar pertengahan bulan Oktober 2018, Penggugat telah
melakukan cut dan fill (gali uruk) untuk pembuatan badan jalan
Hal 32 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
dengan menggunakan batu kapur guna mendirikan Perumahan
Green Satria Regency di atas keempat bidang tanah tersebut,
pada tanggal 23 Oktober 2018, Penggugat mendapat Surat
Somasi/Peringatan tertanggal 20 Oktober 2018 dari kuasa hu
kum PT. SATRIA RIANDI PERMAI …dst…dst “;
2. Bahwa merujuk dari dalil-dalil atau pengakuan Penggugat pada posita gugatannya
sebagaimana Para Tergugat kemukakan di atas, maka menurut hukum yang
seharusnya digugat dalam perkara a quo adalah Badan Pertanahan Nasional
Kabupaten Bekasi, Propinsi JawaBarat/Turut Tergugat II dan PT.
STARIA RIANDI PERMAI, bukan Para Tergugat, karena mengingat :
2.1. Bahwa transaksi Pelepasan Hak dari Para Tergugat kepada
Penggugat, TIDAK AKAN TERJADI jika Badan Pertanahan
Nasional Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat/ Turut
Tergugat II sebelumnya memberi jawaban di atas tanah
dimaksud telah ada Sertifikat HGB milik orang lain. Hal ini
Terbukti dari dalil atau pengakuan Penggugat dalam dalil posita
gugatannya pada angka 20, angka 21 dan angka 26;
2.2. Bahwa dengan Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bekasi,
Propinsi Jawa Barat/Turut Tergugat II memberi keterangan di
lembaran halaman belakang masing-masing dari keempat
Sertifikat Hak Milik tersebut, yaitu “ TELAH DIPERIKSA SESUAI
DENGAN DAFTAR DI KANTOR PERTANAHAN NASIONAL
KABUPATEN BEKASI DAN DIBERI PARAF PADA TANGGAL 18
MEI 2018 PADA PUKUL : 11.00 WIB”, maka jelas menurut hukum
tanah sengketa dimaksud Penggugat adalah milik orang tua
Para Tergugat dan keempat Sertifikat Hak Milik atas nama orang
tua Para Tergugat adalah SAH atau tidak bermasalah;
2.3. Bahwa disamping itu, dengan telah ditandatanganinya Akta Pelepasan Hak
atas tanah dimaksud, maka Para Tergugat telah kehilangan hak atas
tanah dimaksud, karena keempat Sertifikat Hak Milik dimaksud
telah dinyatakan oleh Turut Tergugat II “ TIDAK BERLAKU LAGI
“, atau dengan kata lain, Sertifikat Hak milik orang tua Para
Tergugat tersebut “ DIMATIKAN/DIHAPUS HAKNYA “;

Hal 33 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
2.4. Bahwa dengan telah
tanah dimaksud, ditandatanganinya
dimana Akta Pelepasan
dalam Akta Pelepasan Hak atas
Hak terhadap tanah
dimaksud Penggugat telah membayar ganti rugi kepada Para Tergugat,
menurut hukum Penggugat mempunyai alas hak untuk
menguasai tanah dimaksud. Kalaupun ada pihak lain yang
mengganggu, seharusnya Penggugat menggugat pihak lain
tersebut atau biarkan pihak ketiga tersebut yang menggugat
Penggugat. Bukannya Penggugat menggugat Para Tergugat dan
mengabaikan pihak lain yang menggangu serta memposisikan
Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa
Barat sebagai Turut Tergugat;
3. Bahwa berdasarkan fakta hukum terurai diatas, sudah patut dan adil menurut
hukum jika eksepsi Para Tergugat dinyatakan dapat diterima dan
selanjutnya menyatakan gugatan Penggugat dinyatakan tidak dapat
diterima;
Jika Majelis Hakim tidak sependapat dengan Eksepsi Para Tergugat
terurai di atas, maka dalam perkara a quo menurut Para Tergugat
setidak-tidaknya :
3. GUGATAN KURANG PARA PIHAK (PLURIUM LITIS CONSORTIUM) :
1. Bahwa gugatan Penggugat dalam perkara a quo, menurut hukum adalah KURANG
PARA PIHAK. Hal ini telah jelas dan nyata-nyata diakui oleh Penggugat dalam
posita gugatannya angka 17 dan angka 18, Penggugat mendalilkan
yang pada intinya mengakui bahwa pada sekitar pertengahan bulan
Oktober 2018, Penggugat telah melakukan cut dan fill (gali uruk)
untuk pembuatan badan jalan dengan menggunakan batu kapur guna
mendirikan Perumahan Green Satria Regency di atas keempat bidang
tanah tersebut, pada tanggal 23 Oktober 2018, Penggugat mendapat
Surat Somasi/Peringatan tertanggal 20 Oktober 2018 dari kuasa
hukum PT. SATRIA RIANDI PERMAI …dst…dst “;
2. Bahwa dari pengakuan Penggugat dalam posita gugatannya angka 17 dan
angka 18, maka jelas Penggugat diganggu oleh pihak ketiga dengan
cara memberi somasi kepada Penggugat dan mengaku tanah
sengketa dimaksud adalah miliknya.
3. Bahwa untuk menyelesaikan perkara ini SECARA TUNTAS SIAPA
SEBENARNYA PEMILIK DARI TANAH SENGKETA TERSEBUT, maka

Hal 34 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
menurut hukum pihak ketiga tersebut HARUS ikut serta digugat
sebagai Tergugat, karena sumber dari perkara ini adalah adanya
pihak ketiga yang memberi somasi kepada Penggugat. Sehingga
antara Penggugat dengan pihak ketiga yang dimaksud Penggugat
telah ada perselisihan hukum;
4. Bahwa oleh karena itu berdasarkan fakta hukum terurai diatas, sudah patut dan
adil menurut hukum jika eksepsi Para Tergugat terkait dengan
gugatan Penggugat Kurang Para Pihak, dinyatakan dapat diterima
dan selanjutnya menyatakan gugatan Penggugat dinyatakan tidak
dapat diterima;
Jika Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo
berpendapat lain, maka demi proses peradilan yang cepat, sederhana
dan biaya ringan Tergugat mengajukan Jawaban dalam pokok
perkara sebagai berikut :
II. DALAM POKOK PERKARA:
1. Bahwa mohon hal-hal yang telah Para Tergugat kemukakan pada bagian eksepsi
dianggap termasuk pula dan merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dalam jawaban pokok perkara ini;
2. Bahwa Para Tergugat menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil
Penggugat serta menyatakan sebagai dalil yang tidak benar, kecuali
mengenai hal-hal yang diakui kebenarannya secara tegas dan jelas
oleh Para Tergugat;
3. Bahwa selanjutnya mengenai dalil Penggugat angka 1 yang mengatakan “pada
tanggal 14 Mei 2018, Penggugat membeli tanah seluas 14.425, M2 (Empat
Belas Ribu Empat Ratus Dua Puluh Lima Meter Persegi) milik almarhumah Ny.
Hj. Musliha dari Para Tergugat yang dalam hal ini merupakan ahli waris dari Ny.
Hj. Musliha “, adalah suatu dalil yang tidak benar. Oleh karena itu Tergugat
menyangkal dan menolaknya, karena Penggugat TIDAK PERNAH
MEMBELI dan Para Tergugat TIDAK PERNAH MENJUAL tanah seluas 14.425
M2 (Empat Belas Ribu Empat Ratus Dua Puluh Lima Meter Persegi) PADA
TANGGAL 14 MEI 2018. Untuk itu Para Tergugat mensoomir agar
Penggugat membuktikan dalilnya tersebut;
4. Bahwa demikian pula halnya dengan dalil Penggugat dalam positanya angka 2,
angka 3 dan angka 4, Para Tergugat menyangkal dan menolaknya, karena
tanah milik orang tua Para Tergugat seluas 14.425

Hal 35 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
M2 (Empat Belas Ribu Empat Ratus Dua Puluh Lima Meter Persegi), Para
Tergugat lepas haknya atas permintaan dari Penggugat untuk
kepentingan Penggugat membangun perumahan dengan cara
Penggugat membayar ganti rugi kepada Para Tergugat dengan cara
bertahap. Pada awalnya Para Tergugat menolak, namun setelah
didesak berkali-kali oleh Penggugat, akhirnya Para Tergugat sepakat
untuk melepas hak Milik atas tanah dimaksud. Adapun yang
menunjuk Notaris/PPAT (Turut Tergugat I) adalah Penggugat, bukan
Para Tergugat. Hal ini terbukti dari akta yang dibuat oleh dan
dihadapan Turut Tergugat I, yaitu Akta Pelepasan Hak Milik tanggal
28 Desember 2018. Bukan Akta Jual Beli;
5. Bahwa disamping itu Para Tergugat menyangkal dan menolak dalil
Penggugat angka 4 yang mengatakan antara Penggugat dengan Para
Tergugat membuat Akta Pengikatan Jual Beli, karena seingat Para
Tergugat tidak pernah mendandatangani Akta Pengikatan Jual Beli.
Para Tergugat hanya 1 (satu) kali mendandatangani Akta yang dibuat
oleh Turut Tergugat di rumah Tergugat I. Kalaupun ternyata ada Akta
Pengikatan Jual Beli - quod non – menurut hemat Para Tergugat
terasa aneh dan janggal, karena berdasarkan pengakuan Penggugat
dalam posita gugatannya angka 13, Penggugat membayar lunas atas
Pelepasan Hak Milik tanah orang tua Para Tergugat pada tanggal 10
Juli 2018, namun menurut pengakuan Penggugat dalam positanya
angka 15, Akta Pengikatan Jual Beli dibuat dan ditandatangani
dihadapan Turut Tergugat I adalah tanggal 23 Agustus 2018;
6. Bahwa sepanjang pengetahuan Para Tergugat, Akta Pengikatan Jual
Beli pada umumnya dibuat sebelum pembeli melakukan pelunasan
atas harga yang disepakati. Jika telah dilakukan pelunasan, maka
pada umumnya dilaksanakan Akta Jual Beli atau dalam hal ini
dilakukan Akta Pelepasan Hak Milik atas tanah dimaksud;
7. Bahwa selanjutnya perlu di garis bawahi bahwa dengan telah ditandatangani Akta
Pelepasan Hak Milik antara Penggugat dengan Para Tergugat terhadap tanah orang
tua Para Tergugat yang dimaksud Penggugat dalam perkara a quo, maka jelas
menurut hukum bahwa tanah milik Para Tergugat dimaksud, adalah
menjadi tanah milik Negara dan Sertifikat Hak Milik dimaksud,
dinyatakan oleh Turut Tergugat II sebagai Lembaga Pemerintahan
Non Kementerian yang

Hal 36 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
mempunyai
atau dengantugas dibidang
kata lain, pertanahan
Sertifikat “ TIDAK
Hak milik orang BERLAKU LAGI “,
tua Para Tergugat
tersebut “ DIMATIKAN/DIHAPUS HAKNYA “.;
8. Bahwa oleh karenanya dasar gugatan Penggugat yang mengatakan Para Tergugat
telah melakukan perbuatan melawan hukum yang salah satunya dasarnya adalah
Para Tergugat tidak mau mengajukan gugatan terhadap pihak ketiga yang
mengganggu Penggugat atas penguasaan tanah dimaksud, adalah tidak tepat
dan tidak dapat dibenarkan, karena dalam ilmu hukum perlu
dipahami bahwa orang tidak dapat melakukan suatu tindakan hukum
apapun jika tidak ada kewenangan pada dirinya. Sehingga dalam
perkara ini perlu diingat asas “ nemo plus juris transfere potest quam
habel “ terhadap Para Tergugat terkait dengan tanah dimaksud;

9. Bahwa adapun mengenai dalil Penggugat angka 5 sampai dengan angka 9, maka
semakin jelas menurut hukum bahwa Penggugat telah MENGAKUI bahwa
proses pelepasan Hak Milik orang tua Para Tergugat dengan
Penggugat menurut hukum adalah telah sesuai dengan mekanisme
dan prosedur yang berlaku, yaitu Turut Tergugat I selaku
Notaris/PPAT sebelum dilaksanakannya Pelepasan Hak atas tanah
sengketa dimaksud, terlebih dahulu telah melakukan pemeriksaan
kepemilikan (validasi) atas ke empat Sertifikat Hak Milik orang tua
Para Tergugat kepada Turut Tergugat II dan Turut Tergugat II atas
permohonan pemeriksaan kepemilikan dari Turut Tergugat I telah
memberi keterangan di lembaran halaman belakang masing- masing
dari ke empat Sertifikat Hak Milik tersebut, yaitu berupa keterangan “
TELAH DIPERIKSA SESUAI DENGAN DAFTAR DI KANTOR
PERTANAHAN DAN DIBERI PARAF PADA TANGGAL 18 MEI 2018
PADA JAM : 11.00 WIB;
10. Bahwa dengan adanya keterangan dari Turut Tergugat II, maka jelas
menurut hukum bahwa tanah dan Sertifikat Hak Milik orang tua Para Tergugat
bersih, tidak palsu, tidak dalam sengketa, tidak sedang dijaminkan
dan tidak ada orang lain yang memiliki tanah dimaksud, bahkan pada
saat pengukuran di atas tanah dimaksud tidak ada pihak lain yang
keberatan;

Hal 37 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
11. Bahwa Jika tanah dan ke empat Sertifikat Hak Milik tersebut bermasalah, maka
tentunya Turut Tergugat II tidak akan memberi keterangan seperti
disebutkan di atas. Oleh karena itu menurut hukum tidak mempunyai
dasar pijakan hukum yang kuat jika Para Tergugat dinyatakan telah
melakukan perbuatan melawan hukum kepada Penggugat, karena
pelepasan hak dimaksud adalah telah sesuai dengan mekanisme dan
prosedur hukum yang berlaku. Sehingga menurut hukum Akta
Pelepasan Hak Milik dalam perkara ini adalah sah menurut hukum;
12. Bahwa selanjutnya mengenai dalil Penggugat angka 10, menurut hemat Para
Tergugat adalah suatu dalil yang tidak cermat, karena jika dikaitkan
dengan dalil Penggugat angka 1, maka gugatan Penggugat menjadi
tidak jelas/kabur (Obscuur Libels) mengingat dalam dalil angka 1,
dikatakan Penggugat “ pada tanggal 14 Mei 2018, Penggugat
MEMBELI tanah dimaksud “, namun dalam dalil Penggugat angka 10,
dikatakan Penggugat “ pada tanggal 14 Mei 2018, Penggugat
MEMBERI PEMBAYARAN DP (DOWN PAYMENT)”. Oleh karenanya
menurut hemat Para Tergugat dalil Penggugat tersebut satu sama
lain saling kontradiksi;
13. Bahwa adapun mengenai dalil Penggugat angka 11 yang mengatakan Tergugat I
terus mendesak Penggugat untuk segera melunasi pembayaran, Tergugat I
menolaknya dengan tegas, karena Tergugat I tidak pernah mendesak
Penggugat untuk melakukan pelunasan. Pembayaran pelunasan
dimaksud adalah atas perintah Turut Tergugat I selaku Notaris/PPAT
yang mengurus Akta Pelepasan Hak Milik tersebut yang Penggugat
tunjuk dan percaya dalam hal ini. Untuk itu Tergugat I mensoommir
agar Penggugat membuktikan dalilnya tersebut;
14. Bahwa mengenai dalil Penggugat angka 12, adalah suatu hal yang wajar
setelah mendapat keterangan dari Turut Tergugat II dan Turut
Tergugat I, jika kepemilikan tanah sengketa a quo tidak bermasalah
kemudian Penggugat melunasi pembayaran dan menandatangani
Akta Pelepasan Hak Milik tanggal 28 Desember 2018. Oleh karenanya
dalil Penggugat angka 12 tersebut mohon dikesampingkan;
15. Bahwa selanjutnya mengenai dalil Penggugat angka 13 dan angka 14, adalah
kurang tepat, karena Para Tergugat dalam perkara ini tidak
Hal 38 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
pernah merasa mengadakan jual beli atas tanah peninggalan milik
orang tua Para Tergugat. Para Tergugat dalam hal ini diminta oleh
Penggugat untuk melepaskan haknya atas tanah sengketa dimaksud
dengan menerima ganti rugi. Bukan menerima pembayaran jual beli
tanah dimaksud. Terbukti dibuatkan akta oleh Terut Tergugat I
dengan Akta Pelepasan Hak Milik tanggal 28 Desember 2018 dan
pada pasal 1 Akta Pelepasan Hak Milik dimaksud secara tegas
disebutkan : Para Tergugat selaku Pihak Pertama telah melepaskan
segala hak atas tanah beserta benda-benda di atas dengan
PEMBAYARAN GANTI RUGI sesuai kesepakatan dengan Penggugat
sebagai pihak kedua;
16. Bahwa Pelepasan Hak, sebagaimana kita ketahui bersama menurut Undang
Undang No. 2 tahun 2012 dan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun
2012 adalah kegiatan pemutusan hubungan hukum dari pihak yang
berhak kepada Lembaga Negara melalui Lembaga Pertanahan atau
Badan Pertanahan Nasional;
17. Bahwa dengan dibuatnya Akta Pelepasan Hak Milik atas tanah sengketa a quo,
maka hak atas tanah tersebut tidak berpindah dari pemegang haknya kepada pihak
yang memberi ganti rugi, melainkan hak atas tanah menjadi hapus dan hak atas
tanah menjadi tanah Negara. Hal ini terbukti jika kita baca di Sertifikat Hak
Milik orang tua Para Tergugat dimaksud,dinyatakan oleh Turut
Tergugat II “TIDAK ERLAKU
LAGI “, atau“ DIMATIKAN/DIHAPUS HAKNYA “. Oleh karenanya dalil
Penggugat angka 13 dan angka 14 dalam posita gugatannya yang
menggunakan istilah jual beli tanah, haruslah dikesampingkan;
18. Bahwa demikian pula dengan dalil Penggugat dalam positanya angka 14 dan
angka 15, haruslah dikesampingkan, karena jika dalil Penggugat angka
15 ini dikaitkan dengan dalil Penggugat dalam positanya angka 14
yang mengatakan Penggugat melakukan pelunasan pada tanggal 10
Juli 2018, namun selanjutnya dalam angka 15 didalilkan Penggugat
mengadakan Akta Pengikatan Jual Beli tanggal 23 Agustus 2018.;
19. Bahwa disamping itu keberadaan ke empat Akta Pengikatan Jual Beli tanggal 23
Agustus 2018 dikaitkan dengan Akta Pelepasan Hak Milik tanggal 28 Desember
2018, menurut hemat Para Tergugat jika sebelumnya dibuatkan dan
ditandatangani Akta Pengikatan Jual Beli,
Hal 39 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
maka untuk tindakan hukum selanjutnya adalah dibuatkan Akta Jual
Beli, bukan Akta Pelepasan Hak Milik. Jika tindakan hukum
berikutnya direncanakan akan dibuatkan dan ditandatangani Akta
Pelepasan Hak Milik, sebelumnya perlu diadakan pengikatan antara
pihak-pihak, maka akta yang dibuat adalah Akta Pengikatan
Pelepasan Hak, bukan dibuatkan dan ditandatangani Akta Pengikatan
Jual Beli;
20. Bahwa selanjutnya sepanjang pengetahuan Para Tergugat, Pengikatan Jual
Beli ada 2 (dua) macam, yaitu Pengikatan Jual Beli Lunas dan
Pengikatan Jual Beli Tidak Lunas. Pengikatan Jual Beli Lunas dibuat apabila
harga sudah dibayar lunas, tetapi belum bisa dilaksanakan Akta Jual Beli (in casu
Akta Pelepasan Hak Milik) karena antara lain misalnya pajak-pajak belum di
bayarkan, Sertifikat masih dalam pengurusan. Dalam pasal-pasal Pengikatan Jual
Beli dicantumkan kapan Akta Jual Beli (in casu Akta Pelepasan Hak
Milik) dilaksanakan dan persyaratannya serta dicantumkan juga
kuasa dari penjual kepada pembeli untuk menanda tangani Akta Jual
Beli (in casu Akta Pelepasan Hak Milik). Sehingga penandatangan
Akta Jual Beli (in casu Akta Pelepasan Hak Milik) tidak memerlukan
kehadiran penjual (in casu Para Tergugat). Disamping itu Pengikatan
Jual Beli Lunas umumnya dilakukan untuk transaksi atas obyek jual
beli yang berada diluar wilayah kerja Notaris/PPAT yang
bersangkutan. Berdasarkan Pengiktan Jual Beli Lunas, bisa
dibuatkan Akta Jual Beli (in casu Akta Pelepasan Hak Milik)
dihadapan PPAT ditempat lokasi obyek tanah berada;
21. Bahwa sedangkan Pengikatan Jual Beli tidak lunas, dibuat apabila
pembayaran harga jual beli (in casu pembayaran ganti rugi) belum
lunas diterima. Didalam pasal-pasal Pengikatan Jual Beli Tidak Lunas
sekurang-kurangnya dicantumkan jumlah uang muka yang
dibayarkan, cara atau termin pembayaran, kapan pelunasan dan
sangsi-sangsi yang disepakati apabila salah satu pihak wanprestasi
serta harus juga dicantumkan akan ditindaklanjuti dengan Akta Jual
Beli (in casu Akta Pelepasan Hak Milik);
22. Bahwa oleh karenanya dalil dan keberadaan Akta Pengikatan Jual Beli dimaksud
Penggugat tersebut Para Tergugat menolaknya dengan tegas, karena
disamping hal yang ParaTergugat kemukakan di atas, seingat Para
Tergugat dalam melakukan tindakan hukum dalam

Hal 40 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
perkara ini hanya satu kali menandatangani akta, yaitu Akta
Pelepasan Hak Milik;
23. Bahwa mengenai dalil Penggugat dalam positanya angka 16, Para Tergugat
juga menolaknya dengan tegas, karena disamping hal yang Para
Tergugat kemukakan di atas, obyek tanah sengketa yang dimaksud
Penggugat adalah benar milik orang tua Para Tergugat, tidak
dikenakan suatu sitaan, tidak dalam disewakan dan/atau dikuasai/
ditempati oleh pihak lain baik sebagian atau seluruhnya, tidak dalam
keadaan sengketa, dalam keadaan kosong dan tidak dihuni atau
digarap oleh siapapun juga;
24. Bahwa hal ini terbukti dari PENGAKUAN Penggugat sendiri dalam posita
gugatannya angka 6 sampai dengan angka 9, yaitu :
24.1. Bahwa Turut Tergugat I selaku Notaris/PPAT sebelum
dilaksanakannya Pelepasan Hak atas tanah sengketa
dimaksud, terlebih dahulu telah melakukan pemeriksaan
kepemilikan (validasi) atas ke empat Sertifikat Hak Milik orang
tua Para Tergugat kepada Turut Tergugat II;
24.2. Bahwa Turut Tergugat II atas permohonan pemeriksaan dari
Turut Tergugat I telah memberi keterangan di lembaran
halaman belakang masing-masing dari ke empat Sertifikat
Hak Milik tersebut, yaitu berupa keterangan “ TELAH
DIPERIKSA SESUAI DENGAN DAFTAR DI KANTOR
PERTANAHAN DAN DIBERI PARAF PADA TANGGAL 18 MEI
2018 PADA JAM : 11.00 WIB;
24.3. Bahwa Turut Tergugat I dengan Turut Tergugat II telah
melakukan pengukuran tentang luas tanah dan batas-batas
tanah obyek tanah milik orang tua Para Tergugat. pada saat
pengukuran di atas tanah dimaksud tidak ada pihak lain yang
keberatan;
24.4. Bahwa dalam dalil posita gugatan Penggugat angka 20, Penggugat
mengakui bahwa sebelum membuat Akta Pelepasan Hak Milik, Turut
Tergugat I terlebih dahulu telah melakukan pemeriksaan
kepemilikan (validasi) untuk yang KEDUA KALINYA atas ke
empat Sertifikat Hak Milik orang tua Para Tergugat kepada
Turut Tergugat II;

Hal 41 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
24.5. Bahwa dalam mengakui
Penggugat dalil positabahwa
gugatanTurut
Penggugat angka II21,TELAH
Tergugat
MEMBERIKAN JAWABAN UNTUK YANG KEDUA KALINYA
atas pemeriksaan kepemilikan (validasi) ke empat Sertifikat
Hak Milik orang tua Para Tergugat yang diajukan oleh Turut
Tergugat I yakni berupa keterangan di lembaran halaman
belakang masing-masing dari ke empat Sertifikat Hak Milik
tersebut, yaitu berupa keterangan “
TELAH DIPERIKSA SESUAI DENGAN DAFTAR DI KANTOR
PERTANAHAN DAN DIBERI PARAF PADA TANGGAL 18 MEI
2018 PADA JAM : 11.00 WIB;
24.6. Bahwa disamping itu perlu Para Tergugat tegaskan bahwa orang tua
Para Tergugat sejak membeli tanah sengketa dimaksud pada
tahun 1990 sampai dengan terjadinya Pelepasan Hak Milik,
bahkan sampai dengan sekarang tidak pernah diganggu
gugat oleh pihak manapun juga yang mengaku-ngaku
memiliki tanah sengketa tersebut;
25. Bahwa dengan adanya keterangan dari Turut Tergugat II, maka jelas menurut
hukum bahwa tanah dan Sertifikat Hak Milik orang tua Para Tergugat BERSIH,
TIDAK PALSU, TIDAK DALAM SENGKETA, TIDAK SEDANG
DIJAMINKAN DAN TIDAK ADA ORANG LAIN YANG MEMILIKI OBYEK
TANAH DIMAKSUD SERTA TIDAK DIKENAKAN SUATU SITAAN;
26. Bahwa Jika tanah dan Sertifikat Hak Milik orang tua Para Tergugat
tersebut bermasalah, maka TENTUNYA Turut Tergugat II TIDAK
AKAN memberi keterangan seperti disebutkan di atas. Oleh karena
itu menurut hukum Pelepasan Hak Milik dimaksud adalah telah
sesuai dengan mekanisme dan prosedur hukum yang berlaku.
Sehingga menurut hukum Akta Pelepasan Hak Milik dalam perkara ini
adalah sah menurut hukum;
27. Bahwa disamping itu setelah Para Tergugat menandatangani Akta Pelepasan Hak
Milik dimaksud, dilokasi obyek tanah tersebut telah terbukti menurut hukum
bahwa obyek tanah tersebut tidak dalam disewakan dan/atau dikuasai/
ditempati oleh pihak lain baik sebagian atau seluruhnya, tidak dalam
keadaan sengketa, dalam keadaan kosong dan tidak dihuni oleh
siapapun juga yang mengaku memiliki

Hal 42 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
tanah dimaksud. Hal ini terbukti dari PENGAKUAN Penggugat dalam
posita gugatannya angka 17, yang intinya Penggugat telah
melakukan aktifitas cut dan fill (gali urug);
28. Bahwa selanjutnya mengenai dalil Penggugat angka 17 dan angka 18, yang intinya
mendalilkan pada bulan Oktober 2018, Penggugat telah melakukan cut dan fill
(gali uruk) untuk pembuatan jalan..dst...dst. Namun pada tanggal 23 Oktober
2018, Penggugat mendapat surat somasi/peringatan tertanggal 20 Oktober 2018
dari kuasa hukum PT. Satria Rianda Permai...dst...dst, menurut hemat Para
Tergugat dalil posita gugatan Penggugat angka 17 dan angka 18 tersebut telah
membuktikan secara hukum bahwa obyek tanah sengketa milik
almarhum orang tua Para Tergugat telah diterima dengan baik oleh
Penggugat dari Para Tergugat, tidak dalam disewakan dan/atau
dikuasai/ditempati oleh pihak lain baik sebagian atau seluruhnya,
tidak dalam keadaan sengketa, dalam keadaan kosong dan tidak
dihuni oleh siapapun juga. Hal ini terbukti dari PENGAKUAN
Penggugat dalam posita gugatannya angka 17, yang intinya
Penggugat telah melakukan aktifitas cut dan fill (gali urug);
29. Bahwa demikian pula halnya dengan dalil Penggugat angka 18, menurut
hemat Para Tergugat dalil Penggugat angka 18 tersebut telah membuktikan
secara hukum bahwa dalam perkara ini Penggugat telah nyata-nyata
diganggu gugat oleh pihak ketiga, yaitu PT. Satria Riandi Permai yang
mengaku memiliki obyek tanah sengketa a quo. Namun Penggugat
dalam gugatan a quo tidak melibatkan PT. Satria Riandi Permai
sebagai pihak dalam perkara ini, sehingga untuk menyelesaikan
perkara ini secara tuntas siapa sebenarnya pemilik dari tanah
sengketa tersebut, maka menurut hukum pihak ketiga (PT. Satria
Riandi Permai) tersebut HARUS di ikut sertakan sebagai para pihak,
karena sumber dari perkara ini adalah adanya pihak ketiga yang
memberi somasi kepada Penggugat. Oleh karena itu sudah patut dan
adil menurut hukum jika gugatan Penggugat dinyatakan tidak dapat
diterima, karena kurang para pihak (Plurium Litis Consortium);
30. Bahwa adapun mengenai dalil Penggugat angka 19, Para Tergugat
secara tegas menolak dan menyangkal dalil Penggugat angka 19

Hal 43 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
tersebut, oleh karena itu Para Tergugat mensoomir agar Penggugat
membuktikan dalilnya tersebut;
31. Bahwa kalaupun Penggugat dapat membuktikan dalilnya angka 19 tersebut,
menurut hukum belum membuktikan bahwa Para Tergugat telah
melakukan Perbuatan Melawan Hukum kepada Penggugat, karena
Tergugat I menyampaikan hal itu, Tergugat I merasa memiliki obyek
tanah sengketa a quo dan telah ada jawaban atau keterangan dari
Turut Tergugat II. Terbukti selama almarhum orang tua Para
Tergugat/Para Tergugat menguasai obyek tanah dimaksud, tidak
pernah ada pihak ketiga yang menggangu gugat dan terhadap
kepemilikan obyek tanah sengeta a quo, ada Serrtifikat Hak Milik
yang dikeluarkan secara sah oleh pihak Turut Tergugat II. Hal ini
diperkuat lagi dari PENGAKUAN Penggugat dalam dalil posita
gugatannya angka 20 dan angka 21;
32. Bahwa selanjutnya mengenai dalil Penggugat angka 20 dan angka 21 yang
intinya Penggugat mengakui bahwa sebelum membuat Akta Pelepasan Hak,
Turut Tergugat I untuk kedua kalinya melakukan pemeriksan kepemilikan
(validasi) kepada Turut Tergugat dan Turut Tergugat II untuk kedua kalinya
memberi keterangan di lembaran halaman belakang masing masing dari ke empat
Sertifikat Hak Milik tersebut bahwa “ telah diperiksa SESUAI dengan daftar di
Kantor Pertanahan dan diberi paraf pada tanggal 26 Desember 2018 jam : 11.00
WIB, maka jelas membuktikan secara hukum bahwa tanah dan Sertifikat Hak
Milik almarhum orang tua Para Tergugat BERSIH, TIDAK PALSU, TIDAK
DALAM SENGKETA, TIDAK SEDANG DIJAMINKAN DAN TIDAK ADA
ORANG LAIN YANG MEMILIKI OBYEK TANAH DIMAKSUD SERTA
TIDAK DIKENAKAN SUATU SITAAN;
33. Bahwa Oleh karena itu menurut hukum Pelepasan Hak Milik dimaksud
adalah telah sesuai dengan mekanisme dan prosedur hukum yang
berlaku. Sehingga menurut hukum Akta Pelepasan Hak Milik dalam
perkara ini adalah sah menurut hukum;
34. Bahwa mengenai dalil Penggugat dalam posita gugatannya angka 22, adalah benar
Para Tergugat telah menandatangani Akta Pelepasan Hak tanggal 28 Desember
2018 dihadapan Turut Tergugat I. Oleh karenanya menurut hukum dengan
Akta Pelepasan Hak Milik tersebut, maka ke empat Sertifikat Hak
Milik orang tua Para Tergugat dimaksud,

Hal 44 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
dinyatakan oleh Turut Tergugat II “ TIDAK BERLAKU LAGI “, atau
“DIMATIKAN / DIHAPUS HAKNYA“. Oleh karena itu menurut hukum
obyek tanah sengketa tersebut adalah menjadi TANAH NEGARA. Hal
ini juga diakui oleh Penggugat dalam posita gugatannya angka 24;
35. Bahwa dengan dinyatakan ke empat Sertifikat Hak Milik orang tua Para Tergugat
dimaksud tidak berlaku lagi atau dimatikan/dihapus haknya, maka menurut
hukum obyek tanah sengketa tersebut adalah menjadi TANAH
NEGARA. Oleh karena itu tidak mempunyai dasar pijakan hukum
yang kuat jika Para Tergugat menggugat pihak ketiga yang mengaku-
ngaku memiliki obyek tanah sengketa a quo, karena disamping hal
yang Para Tergugat kemukakan di atas, Para Tergugat tidak pernah
diganggu gugat atau di somasi oleh pihak ketiga tersebut;
36. Bahwa hal ini adalah sesuai dengan Jurisprodensi tetap Mahkamah Agung
R.I. melalui Putusan Mahkamah Agung R.I. Nomor : 4 K/Rup/1958
yang memiliki kaidah hokum sebagai berikut : “ Untuk dapat
menuntut seseorang di depan Pengadilan adalah syarat mutlak
bahwa ada perselisihan hukum antara kedua belah pihak yang
berperkara “;
37. Bahwa oleh karena itu gugatan Penggugat yang mendasari gugatannya kepada
Para Tergugat dengan dasar gugatan Perbuatan Melawan Hukum, karena Para
Tergugat tidak bisa mengembalikan uang ganti rugi dan Para Tergugat tidak mau
melakukan gugatan apapun kepada pihak ketiga (PT. Satria Riandi Permai),
haruslah ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat
diterima, karena mengingat disamping gugatanPenggugat dalam
perkara ini adalah salah orang (error in persona) atau kurang para
pihak (Plurium Litis Consortium), juga mengingat hal-hal sebagai
berikut :
37.1. Bahwa sejak ditandatanganinya Akta Pelepasan Hak tanggal 28
Desember 2018 dan didaftarkan Turut Tergugat I kepada Turut Tergugat
II, maka oleh Turut Tergugat II ke empat Sertifikat Hak Milik orang tua
Para Tergugat dinyatakan “TIDAK BERLAKU LAGI“ atau
“DIMATIKAN / DIHAPUS HAKNYA“. Sehingga menurut hukum
obyek tanah sengketa a quo, menjadi TANAH NEGARA. Oleh
karena itu Para Tergugat tidak mempunyai kewenangan lagi
terhadap obyek tanah sengketa a quo untuk
Hal 45 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
menggugat pihak ketiga (PT. Satria Riandi Permai). Apalagi
pihak ketiga tersebut juga tidak pernah mengganggu gugat
Para Tergugat baik sejak orang tua Para Penggugat membeli
tanah a quo, menguasai tanah, menggarap tanah, dan lain-
lainnya sampai dengan sekarang tidak pernah diganggu
gugat oleh pihak ketiga tersebut;
37.2. Bahwa jika Para Tergugat mengembalikan uang ganti rugi kepada
Penggugat, bagaimana dengan status tanah sengketa a quo
yang telah menjadi tanah Negara dan ke empat Sertifikat Hak
Milik atas nama almarhum orang tua Para Tergugat yang telah
dinyatakan Turut Tergugat II “Tidak Berlaku Lagi atau
dimatikan/dihapus Haknya” ?. Apakah menurut hukum (bukan
menurut Penggugat, Turut Tergugat I atau Turut Tergugat II),
Turut Tergugat II dapat secara serta merta mengembalikan
status tanah tersebut dan ke empat Sertifikat Hak Milik atas
nama almarhum orang tua Para Tergugat dalam keadaan
semula seperti sediakala ?. Apakah menurut hukum (sekali
lagi bukan menurut Penggugat dan/atau Turut Tergugat I atau
Turut Tergugat II), Para Tergugat mempunyai dasar pijakan
hukum yang kuat untuk menggugat PT. Satria Riandi
Permai ?. Apakah Para Tergugat masih mempunyai
kewenangan secara hukum untuk menggugat Turut Tergugat
I, Turut Tergugat II dengan status tanah yang telah menjadi
tanah Negara dan ke empat Sertifikat Hak Milik yang
dinyatakan tidak berlaku lagi atau dihapus haknya ?;
37.3. Bahwa menurut hemat Para Tergugat kalaupun Turut Tergugat II
dapat mengembalikan status tanah sengketa a quo yang sudah menjadi
tanah Negara kembali menjadi milik orang tua Para Tergugat dan dapat
mengembalikan ke empat Sertifikat Hak Milik atas nama almarhum orang
tua Para Tergugat dalam keadaan semula/berlaku kembali, maka
tentunya menurut hukum tidak dapat dilakukan dengan serta
merta tanpa ada dasar pijakan hukum yang kuat, karena
selain status tanah dan ke empat Sertifikat Hak Milik tersebut
telah didaftar dalam buku register yang diperuntukan untuk
itu, juga menyangkut masalah kekuatan pembuktiannya
kepada pihak ketiga;

Hal 46 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
37.4. Bahwa berkenaan dengan hal-hal terurai di atas, maka sebagaimana telah
Para Tergugat kemukakan pada tahap musyawarah dan tahap mediasi,
Penggugat dengan dasar Akta Pelepasan Hak Milik tanggal 28
Dsesember 2018 yang telah membayar ganti rugi kepada Para Tergugat
mengajukan gugatan kepada pihak ketiga, yaitu PT. Satria
Riandi Permai yang mengaku-ngaku memiliki tanah sengketa
dimaksud dan telah memberi somasi kepada Penggugat dan
menggugat pula pihak Turut Tergugat II yang jelas-jelas telah
melakukan kesalahan prinsip dalam perkara ini dengan
mengikut sertakan Para Tergugat dan Turut Tergugat I
sebagai para pihak. Sebagai wujud itikad baik Para Tergugat,
maka Para Tergugat akan membantu Penggugat dalam
membuktikan di Pengadilan Negeri Bekasi bahwa tanah
sengketa a quo adalah benar tanah milik almarhum orang tua
Para Tergugat, bukan milik pihak ketiga. Namun itikad baik
Para Tergugat ditolak Penggugat, dengan cara menggugat
Para Tergugat dan tidak melibatkan pihak ketiga yang nyata-
nyata menggangu Penggugat;
38. Bahwa adapun mengenai dalil Penggugat dalam posita gugatannya angka
23, Para Tergugat menolak dan menyangkalnya, karena dalil tersebut
merupakan kewajiban hukum lain yang dilakukan Penggugat sebagai
Perseroan Terbatas, Para Tergugat tidak pernah menyuruh
Penggugat untuk mengurus perizinan yang dikemukakan Penggugat.
39. Bahwa selanjutnya mengenai dalil Penggugat dalam posita gugatannya angka 24,
perlu digaris bawahi dan dicermati bahwa Penggugat telah secara tegas dan jelas
MENGAKUI dalam dalil posita gugatannya angka 24 ke empat Sertifikat hak
milik atas nama Hj. Musliha/Para Tergugat saat ini telah dimatikan atau
dihapus haknya oleh Turut Tergugat II. Oleh karena itu sesuai dengan
ketentuan pasal 174 HIR/311 Rbg jo. Pasal 1925 KUHPerdata, pengakuan
Penggugat tersebut adalah merupakan bukti yang sempurna dan
mengikat Penggugat;
40. Bahwa dengan telah dimatikan/dihapusnya ke empat Sertifikat Hak Milik
almarhum orang tua Para Tergugat dimaksud, maka jelas menurut hukum
bahwa almarhum orang tua Para Tergugat atau Para Tergugat selaku
ahli warisya sejak dimatikan/dihapus haknya oleh Turut

Hal 47 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Tergugat II telah kehilangan hak atau tidak mempunyai hak dan
kewenangan hukum lagi terhadap obyek tanah sengketaa a quo.
Terbukti di lembaran masing-masing ke empat Sertifikat Hak Milik a
quo di stempel dengan huruf besar dan miring dengan kalimat “
TIDAK BERLAKU LAGI “;
41. Bahwa mengenai dalil Penggugat dalam posita gugatannya angka 25 yang
mengatakan surat permohonan Turut Tergugat I terkait dengan proses balik nama
atas ke empat bidang tanah tersebut, oleh Turut Tergugat II dinyatakan tidak dapat
diproses lebih lanjut dengan alasan karena di atas tanah tersebut telah terbit
Sertifikat HGB No. 1842/Satriajaya atas nama : PT. SATRIA RIANDI PERMAI,
menurut hemat Para Tergugat tidak dapat dilimpahkan kesalahan
kepada Para Tergugat dengan dasar Para Tergugat telah melakukan
Perbuatan Melawan Hukum terhadap Penggugat karena mengingat :
41.1. Bahwa yang meminta dan mendesak agar obyek tanah
sengketa dimaksud dilepaskan haknya oleh Para Tergugat
adalah Penggugat dan yang menunjuk Turut Tergugat I
sebagai Notaris/PPAT adalah Penggugat, bukan Tergugat;
41.2. Bahwa berdasarkan pengakuan Penggugat, Turut Tergugat I telah
melakukan pemeriksaan Kepemilikan (Validasi) kepada Turut Tergugat
II sebanyak 2 (dua) kali atas ke empat Sertifikat Hak Milik orang tua
Para Tergugat dimaksud (vide posita angka 6 dan angka 20) dan Turut
Tergugat II juga telah 2 (dua) kali memberi jawaban yakni berupa
keterangan di lembaran halaman belakang masing-masing dari ke empat
Sertifikat Hak Milik tersebut, yaitu berupa keterangan
“TELAH DIPERIKSA SESUAI DENGAN DAFTAR DI KANTOR
PERTANAHAN DAN DIBERI PARAF PADA TANGGAL 18 MEI
2018 PADA JAM : 11.00 WIB“;
41.3. Bahwa berdasarkan pengakuan Penggugat dalam posita gugatan
Penggugat angka 9, Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II
telah melakukan pengukuran tentang luas dan batas-batas
tanah sengketa a quo;
41.4. Bahwa dari pengakuan Penggugat angka 9 tersebut, maka jelas dapat
disimpulkan bahwa pada saat pengukuran tentang luas dan batas-batas
tanah sengketa a quo, tidak ada pihak ketiga yang
Hal 48 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
complain atau keberatan yang mengaku memiliki tanah
sengketa aquo. Hal ini diperkuat dengan dilanjutkannya
pembayaran oleh Penggugat dengan cara bertahap
sebagaimana dikemukakan Penggugat dalam posita
gugatannya angka 10 jo. Angka 13 dan dilanjutkan dengan
Akta Pelepasan Hak Milik tanggal 28 Desember 2018;
42.5. Bahwa yang lebih essensial lagi dan perlu digaris bawahi adalah
PENGAKUAN Penggugat dalam posita gugatannya angka
26. Jika dibaca dan dipelajari dalil Penggugat angka 26, telah jelas
Penggugat sangat menyadari dan memahami bahwa dalam
perkara ini yang melakukan KESALAHAN dan/atau melakukan
Perbuatan Melawan Hukum yang merugikan Penggugat
adalah TURUT TERGUGAT II, karena menurut Penggugat
Turut Tergugat II sebagai Lembaga Pemerintah Non
Kementerian yang mempunyai tugas dibidang pertanahan
TELAH MEMBERI KETERANGAN YANG MENYESATKAN DAN
TIDAK DAPAT MEMBERIKAN KEPASTIAN HUKUM tentang
kepemilikan tanah;
42. Bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum terurai di atas, maka gugatan Penggugat
dalam perkara ini yang menggugat Para Tergugat, tidak mengikut sertakan PT.
Satria Riandi Permai dan memposisikan Badan Pertanahan Nasional Kabupaten
Bekasi Propinsi Jawa Barat sebagi Turut Tergugat II, adalah salah orang atau
setidak-tidaknya kurang para pihak. Sehingga sudah patut dan adil
menurut hukum jika gugatan Penggugat dinyatakan tidak dapat
diterima;
43. Bahwa adapun mengenai dalil Penggugat dalam positanya angka 26, Para
Tergugat SEPENDAPAT dengan dalil posita gugatan Penggugat angka
26, bahwa dalam perkara ini Turut Tergugat II sebagai Lembaga
Pemerintah Non Kementerian yang mempunyai tugas dibidang
pertanahan telah memberikan keterangan yang MENYESATKAN DAN
MERUGIKAN Penggugat. Oleh karena itu menurut hemat Para
Tergugat seharusnya dalam gugatan a quo Turut Tergugat II sebagai
pihak Tergugat, bukan sebagai Turut Tergugat II;
44. Bahwa selanjutnya mengenai dalil Penggugat dalam positanya angka 27 yang
mengatakan Para Tergugat tidak melakukan upaya hukum apapun dalam membela
dan melindungi kepentingan hukum Penggugat sebagai
Hal 49 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
pembeli, adalah suatu dalil yang tidak benar dan Para Tergugat
menolaknya dengan tegas, karena setelah Para Tergugat diberitahu
oleh Penggugat tentang adanya surat dari Turut Tergugat II. Para
Tergugat telah mengundang Penggugat dan Turut Tergugat I di
rumah Tergugat I guna membicarakan penyelesaian masalah ini, dan
Para Tergugat dalam pertemuan pada saat itu menyarankan agar
Penggugat tetap menguasai fisik tanah dimaksud dan melanjutkan
pembangunan serta mengajukan gugatan kepada pihak ketiga yang
memberi somasi kepada Penggugat dan kepada Turut Tergugat II .
45. Bahwa adapun terkait dengan biaya yang akan dikeluarkan, Para
Tergugat dan Turut Tergugat I sepakat akan membantu Penggugat
baik menyangkut masalah biaya-biaya maupun masalah pembuktian.
Para Tergugat juga meminta tolong kepada Turut Tergugat I agar
berupaya meminta atau melihat buku warkah di kantor Turut
Tergugat II yang menyangkut keberadaan Sertifikat HGB
No.1842/Satriajaya atas nama PT. Satria Riandi Permai, karena salah
satu organ perusaaan tersebut pernah datang kepada Tergugat I
untuk menawar/membeli obyek tanah dimaksud, namun karena tidak
cocok harga maka tidak terjadi transaksi. Oleh karenanya Para
Tergugat sangat meragukan keberadaan Sertifikat HGB
No.1842/Satriajaya atas nama PT. Satria Riandi Permai, alas haknya
apa dan dari mana;
46. Bahwa Para Tergugat menyarankan agar yang mengajukan gugatan dalam
perkara ini terhadap PT. Satria Riandi Permai dan Turut Tergugat II adalah
Penggugat, karena mengingat :
46.1. Bahwa Para Tergugat sudah tidak mempunyai dasar pijakan
hukum yang kuat menurut hukum dan/atau sudah tidak
mempunyai kewenangan untuk mengajukan gugatan kepada
PT. Satria Riandi Permai dan Turut Tergugat II, karena haknya
telah dimatikan/dihapus. Sehingga Sertifikat Hak Milik atas
nama almarhum orang tua Para Tergugat telah dinyatakan “
tidak berlaku lagi “ dan ststus tanah dimaksud telah menjadi
tanah Negara;
46.2. Bahwa Para Tergugat selama memilik dan menguasai obyek
tanah sengketa a quo, tidak pernah mempunyai perselisihan
hukum dengan PT. Satria Riandi Permai dan Turut Tergugat II.

Hal 50 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Oleh karena itu dalil Penggugat dalam posita gugatannya
angka 28 dan angka 29, haruslah dikesampingkan;
47. Bahwa adapun dalil Penggugat dalam positanya angka 30 yang mengatakan Para
Tergugat tidak mempunyai itikad baik dalam melindungi hak-hak kepemilikan
Penggugat secara hukum dengan menyatakan tidak mau melakukan gugatan
apapun baik terhadap PT. Satria Riandi Permai maupun kepada Turut Tergugat II,
adalah suatu dalil yang keliru, karena justru Para Tergugat beritikad
baik dan berusaha untuk melindungi pihak Penggugat dan Para
Tergugat;
48. Bahwa Para Tergugat bukan tidak mau mengajukan gugatan baik kepada PT.
Satria Riandi Permai maupun kepada Turut Tergugat II dan Para Tergugat
menyarankan agar Penggugat yang mengajukan gugatan kepada pihak-pihak
tersebut, karena menurut hukum jika Para Tergugat yang mengajukan gugatan
dalam perkara a quo terhadap pihak-pihak dimaksud, dasar pijakan hukumnya
tidak kuat karena haknya telah dimatikan/dihapus dan Sertifikat
Hak Milik atas nama almarhum orang tua Para Tergugat telah
dinyatakan “ tidak berlaku lagi “ serta Status tanah dimaksud telah
menjadi tanah Negara;
49. Bahwa disamping itu Para Tergugat selama memilik dan menguasai
obyek tanah sengketa a quo, tidak pernah mempunyai perselisihan
hukum dengan PT. Satria Riandi Permai dan Turut Tergugat II.
Sedangkan Jurisprodensi tetap Mahkamah Agung R.I. melalui
Putusan Mahkamah Agung R.I. Nomor : 4 K/Rup/1958 memiliki kaidah
hokum “ Untuk dapat menuntut seseorang di depan Pengadilan,
syarat mutlaknya harus ada perselisihan hukum antara kedua belah
pihak yang berperkara “.Oleh karena itu dalil Penggugat dalam posita
gugatannya angka 30, haruslah dikesampingkan;
50. Bahwa adapun mengenai dalil Penggugat dalam psoitanya angka 31, yang
mendalilkan telah pula mengeluarkan biaya-biaya lain selain biaya ganti rugi atas
pelepasan Hak terhadap obyek tanah sengketa a quo, Para Tergugat
menolaknya karena biaya-biaya dimaksud adalah merupakan biaya-
biaya yang harus ditanggung dan dibayar pihak Penggugat, Para
Tergugat tidak pernah menyuruh atau menyetujui dan Para Tergugat
tidak pernah menerima atau menikmati biaya- biaya dimaksud
Penggugat;
Hal 51 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
51. Bahwa adapun mengenai dalil Penggugat dalam positanya angka 32, Para
Tergugat menolaknya, karena menurut hemat Para Tergugat hal
tersebut terjadi merupakan kesalahan dari Penggugat sendiri yang
keliru dalam menyikapi dan mengambil tindakan hukum dalam
menghadapi persoalan dalam perkara ini;
52. Bahwa Para Tergugat dalam pertemuan musyawarah kekeluargaan
pada saat itu menyarankan agar Penggugat tetap menguasai fisik
tanah dimaksud dan melanjutkan pembangunan serta mengajukan
gugatan kepada pihak ketiga yang memberi somasi kepada
Penggugat dan kepada Turut Tergugat II yang nyata-nyata melakukan
kesalahan. Hal ini juga diakui secara tegas oleh Penggugat dalam
posita gugatannya angka 6,angka 7, angka 8, angka 20, angka 21,
angka 26 dan angka 30 (Mohon dibaca kembali Pengakuan
Penggugat dalam posita gugatan Penggugat khususnya pada angka
yang Para Tergugat kemukakan di atas);
53. Bahwa Para Tergugat juga telah secara tegas dan jelas pada waktu
pertemuan tersebut menyampaikan bahwa adapun terkait dengan
biaya yang akan dikeluarkan, Para Tergugat dan Turut Tergugat I
SEPAKAT akan membantu Penggugat baik menyangkut masalah
biaya-biaya maupun masalah pembuktian terkait dengan kepemilikan
tanah sengketa a quo;
54. Bahwa oleh karenanya Para Tergugat menurut hukum tidak dapat
dikatakan telah terbukti melakukan Perbuatan Melawan Hukum
terhadap Penggugat, karena mengingat hal-hal yang telah Para
Tergugat kemukakan di atas. Bahkan jika dibaca dan dipelajari
dalil/Pengakuan Penggugat dalam posita gugatannya angka 26, Turut
Tergugat II telah memberi keterangan yang sangat menyesatkan dan
MERUGIKAN Penggugat dan pada angka 30 Penggugat mendalilkan
Turut Tergugat II telah melakukan kesalahan administrasi. Oleh
karena itu dalil Posita gugatan Penggugat angka 33, haruslah ditolak
atau setidak-tidaknya dinyatakan gugatan Penggugat tidak dapat
diterima;
55. TENTANG DALIL PENGGUGAT DALAM POSITA GUGATAN
PENGGUGAT ANGKA 34 HURUF A, TENTANG ADANYA SUATU
PERBUATAN :

Hal 52 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
55.1. Bahwa terkait dengan teori hukum dan pasal-pasal dalam KUHPerdata yang
Penggugat kutif dalam posita gugatannya angka 34 huruf A, Para Tergugat
tidak perlu menanggapinya, namun bukan berarti atau harus
dianggap Para Tergugat mengakui dalil Penggugat tersebut;
55.2. Bahwa dalil posita gugatan Penggugat angka 34 alenia terakhir yang
mengatakan “ Bahwa kewajiban Para Tergugat/Pihak Penjual harus dapat
menjamin adanya suatu kepastian hukum bahwa obyek tanah yang dijualnya
kepada Penggugat/Pembeli adalah benar miliknya...dst...dst “, adalah suatu
dalil yang tidak benar dan suatu dalil yang memaksakan
kehendak dengan mengesampingkan fakta-fakta yang terjadi
sesungguhnya. Oleh karena itu Para Penggugat menolak dalil
Penggugat tersebut secara tegas. Untuk itu mohon dalil
Penggugat tersebut dikesampingkan, karena mengingat hal-hal
sebagai berikut :
1. Bahwa berdasarkan PENGAKUAN PENGGUGAT dalam dalil posita
gugatannya angka 6, angka 7, angka 8, angka 9 dan angka 26 dapat
disimpulkan bahwa sebelum dilaksanakan Akta Pelepasan Hak Milik,
Turut Tergugat I telah melakukan
PEMERIKSAAN KEPEMILIKAN (VALIDASI) SEBANYAK 2 (DUA)
KALI atas ke empat Sertifikat Hak Milik atas nama almarhum
orang tua Para Tergugat kepada Turut Tergugat II. Dan Turut
Tergugat II telah memberi JAWABAN BERUPA KETERANGAN
sebanyak 2 (dua) kali di lembaran bagian belakang ke empat
Sertifikat Hak Milik atas nama almarhum orang tua Para
Tergugat yang menerangkan ke empat Sertifikat Hak Milik
tersebut
“ telah diperiksa sesuai dengan daftar di Kantor Pertanahan
dan di beri paraf pada tanggal 18 Mei 2018 jam : 11.00 WIB
dan/atau pada tanggal 26 Desember 2018 jam : 11.00 WIB;
2. Bahwa dengan adanya keterangan dari Turut Tergugat II tersebut, maka
jelas membuktikan secara hukum bahwa tanah dan Sertifikat Hak Milik
almarhum orang tua Para Tergugat BERSIH, TIDAK PALSU, TIDAK
DALAM SENGKETA,TIDAK SEDANG DIJAMINKAN DAN TIDAK
ADA ORANG LAIN YANG MEMILIKI

Hal 53 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
OBYEK TANAH DIMAKSUD SERTA TIDAK DIKENAKAN SUATU
SITAAN;
3. Bahwa selanjutnya berdasarkan PENGAKUAN PENGGUGAT dalam
dalil posita gugatannya angka 9 dapat disimpulkan bahwa Turut
Tergugat I dan Turut Tergugat II telah melakukan pengukuran
tentang luas dan batas-batas tanah sengketa a quo;
4. Bahwa dari pengakuan Penggugat angka 9 tersebut, maka jelas dapat
disimpulkan bahwa pada saat pengukuran tentang luas dan batas-batas
tanah sengketa a quo,
tidak ada pihak ketiga yang complain atau keberatan yang
mengaku memiliki tanah sengketa aquo. Hal ini diperkuat
dengan dilanjutkannya pembayaran oleh Penggugat dengan
cara bertahap sebagaimana dikemukakan Penggugat dalam
posita gugatannya angka 10 jo. Angka 13 dan dilanjutkan
dengan Akta Pelepasan Hak Milik tanggal 28 Desember 2018;
5. Bahwa disamping itu berdasarkan PENGAKUAN PENGGUGAT dalam
dalil posita gugatannya angka 17, yang pada intinya Penggugat
mengatakan telah melakukan cut dan fill (gali urug) dilokasi tanah
dimaksud. Hal ini membuktikan bahwa antara Penggugat dengan
Para Tergugat telah ada serah terima atas obyek tanah
dimaksud;
6. Bahwa berdasarkan PENGAKUAN PENGGUGAT dalam dalil posita
gugatannya angka 26, dapat disimpulkan bahwa Penggugat mengakui
dalam perkara ini Turut Tergugat II sebagai Lembaga
Pemerintah Non Kementerian yang mempunyai tugas dibidang
pertanahan telah memberikan keterangan yang
MENYESATKAN DAN MERUGIKAN PENGGUGAT;
56. TENTANG DALIL PENGGUGAT DALAM POSITA GUGATAN
PENGGUGAT ANGKA 34 HURUF B, TENTANG PERBUATAN HARUS
MELAWAN HUKUM :
56.1. Bahwa jika dibaca dan dipelajari dalil posita gugatan Penggugat angka 34
huruf B, pada dasarnya Penggugat mengatakan Para Tergugat sebagai pihak
penjual tidak mempunyai itikad baik dalam melindungi hak-hak
kepemilikan Penggugat secara hukum dengan

Hal 54 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
menyatakan tidak mau melakukan gugatan apapun terhadap PT. Satria
Riandi Permai maupun kepada Turut Tergugat II;
56.2. Bahwa Para Tergugat bukan tidak mau melakukan gugatan apapun terhadap
PT. Satria Riandi Permai dan kepada Turut Tergugat II, melainkan secara
hukum sejak Para Tergugat menandatangani Akta Pelepasan Hak tanggal 28
Desember 2018 dihadapan Turut Tergugat I, maka menurut hukum
dengan Akta Pelepasan Hak Milik tersebut, status obyek tanah
sengketa tersebut adalah menjadi TANAH NEGARA dan ke
empat Sertifikat Hak Milik almarhum orang tua Para Tergugat
dimaksud, telah dinyatakan oleh Turut Tergugat II “ TIDAK
BERLAKU LAGI “, atau “DIMATIKAN / DIHAPUS HAKNYA“.
56.3. Bahwa hal ini juga secara tegas dan jelas DIAKUI juga oleh Penggugat
dalam dalil posita gugatannya angka 24 bahwa ke empat Sertifikat hak milik
atas nama Hj. Musliha/Para Tergugat saat ini telah dimatikan atau
dihapus haknya oleh Turut Tergugat II. Oleh karena itu sesuai dengan
ketentuan pasal 174 HIR/311 Rbg jo. Pasal 1925 KUHPerdata, pengakuan
Penggugat tersebut adalah merupakan bukti yang sempurna dan
mengikat Penggugat;
56.4. Bahwa dengan telah dimatikan/dihapusnya ke empat Sertifikat Hak Milik
atas nama almarhum orang tua Para Tergugat dimaksud, maka jelas
menurut hukum bahwa almarhum orang tua Para Tergugat atau
Para Tergugat selaku ahli warisya sejak dimatikan/dihapus
haknya oleh Turut Tergugat II telah kehilangan hak atau tidak
mempunyai hak dan kewenangan hukum lagi terhadap obyek
tanah sengketaa a quo. Terbukti di lembaran masing-masing ke
empat Sertifikat Hak Milik a quo di stempel dengan huruf besar
dan miring dengan kalimat “ TIDAK BERLAKU LAGI “. Sehingga
Para Tergugat tidak mempunyai dasar pijakan hukum yang kuat
untuk menggugat PT. Satria Riandi Permai dan Turut Tergugat
II;
56.5. Bahwa adapun Penggugat tidak mau menguasai fisik dan balik nama
kepemilikan, menurut hemat Para Tergugat, tindakan Penggugat
keliru atau kurang tepat dalam mengambil sikap dilapangan
dalam rangka memperjuangkan dan mempertahankan haknya,
karena Sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) No. 1842/Satriajaya
Hal 55 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
atas nama PT. Satria Riandi Permai, belum pernah diuji di
Pengadilan tentang keabsahannya. Disamping itu Penggugat
sendiri yang tidak mau tetap menguasai fisik tanah tersebut;
56.6. Bahwa demikian juga dengan Surat Jawaban Turut Tergugat II No. 836/200-
32.16/X/2019 yang intinya mengatakan permohonan pengukuran dan
pemetaan kadastral yang diajukan Penggugat tidak dapat diproses lebih
lanjut dengan alasan karena di atas tanah tersebut telah terbit Sertifikat
HGB No. 1842/Satriajaya atas nama PT. Satria Riandi Permai (vide posita
gugatanangka 25), telah secara tegas dan jelas Penggugat dalam
positanya mengatakan tindakan Turut Tergugat II merupakan
suatu keterangan yang menyesatkan dan merugikan Penggugat.
Namun Penggugat tidak mau menggugat PT. Satria Riandi
Permai atau Turut Terguga II., bahkan dalam perkara ini Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten Bekasi diposisikan sebagai
Turut Tergugat II;
56.7. Bahwa selanjutnya sebagai wujud itikad baik Para Tergugat dalam
permasalahan ini,
Para Tergugat telah secara aktif mengadakan pertemuan untuk
musyawarah kekeluargaan dengan Penggugat prinsipal dan
Turut Tergugat I di rumah Tergugat I. Pada saat itu Para
Tergugat menyarankan agar Penggugat tetap menguasai fisik
tanah dimaksud dan melanjutkan pembangunan serta
mengajukan gugatan kepada pihak ketiga yang memberi somasi
kepada Penggugat jika Penggugat terus diganggu oleh pihak
ketiga tersebut dan mengajukan juga gugatan kepada Turut
Tergugat II yang nyata-nyata telah melakukan kesalahan;
56.8. Bahwa Para Tergugat juga telah secara tegas dan jelas pada waktu
pertemuan tersebut menyampaikan bahwa adapun terkait
dengan biaya yang akan dikeluarkan sehubungan dengan
gugatan tersebut, Para Tergugat dan Turut Tergugat I SEPAKAT
akan membantu Penggugat baik menyangkut masalah biaya-
biaya maupun masalah pembuktian;
56.9. Bahwa bahkan Para Tergugat juga meminta tolong kepada Turut
Tergugat I agar berupaya meminta atau melihat buku warkah di
kantor Turut Tergugat II yang menyangkut keberadaan Sertifikat

Hal 56 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
HGB No.1842/Satriajaya atas nama PT. Satria Riandi Permai,
karena salah satu organ perusaaan tersebut pernah datang
kepada Tergugat I untuk menawar/membeli obyek tanah
dimaksud, namun karena tidak cocok harga maka tidak terjadi
transaksi. Oleh karenanya Para Tergugat sangat meragukan
keberadaan Sertifikat HGB No.1842/Satriajaya atas nama PT.
Satria Riandi Permai. Hal ini diperkuat dengan bukti
persangkaan terkait dengan logika hukum sebagai berikut :
1. Bahwa jika memang obyek tanah sengketa a quo milik dari
PT. Satria Riandi Permai, mengapa selama Para Tergugat
menguasai dan menggarap tanah sengketa a quo selama ini
tidak pernah diganggu gugat ?;
2. Bahwa mengapa salah satu organ perusahaan tersebut,
pernah datang kepada Tergugat I untuk menawar harga tanah
sengketa a quo ?;
3. Bahwa jika memang keberadaan Sertifikat HGB
No.1842/Satriajaya atas nama PT. Satria Riandi Permai benar-
benar ada dan sah – quod non – mengapa Turut Tergugat II
tidak memberikan keterangan sebelum terjadi Akta Pelepasan
Hak ?;
4. Bahwa jika memang keberadaan Sertifikat HGB
No.1842/Satriajaya atas nama PT. Satria Riandi Permai benar-
benar ada dan sah – quod non – mengapa pada saat Turut
Tergugat I melakukan pemeriksaan kepemilikan atas ke empat
Sertifikat Hak Milik atas nama almarhum orang tua Para
Tergugat dimaksud, tidak ditahan oleh Turut Tergugat jika
memang keberadaan ke empat Sertifikat Hak Milik almarhum
orang tua Para Tergugat dimaksud bermasalah atau tidak
benar adanya?;
5. Bahwa jika memang keberadaan Sertifikat HGB
No.1842/Satriajaya atas nama PT. Satria Riandi Permai benar-
benar ada dan sah – quod non – mengapa Turut Tergugat II
memberi jawaban sebanyak 2 (dua) kali atas permohonan
pemeriksaan kepemilikan terhadap ke empat Sertifikat Hak
Milik almarhum orang tua Para Tergugat dimaksud, di
lembaran belakang masing masing ke empat Sertifikat Hak
Hal 57 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Milik almarhum orang tua Para Tergugat dimaksud “ telah
diperiksa sesuai dengan daftar di Kantor Pertanahan dan di
beri paraf pada tanggal 18 Mei 2018 jam : 11.00 WIB dan/atau
pada tanggal 26 Desember 2018 jam : 11.00 WIB :;
6. Bahwa jika memang keberadaan Sertifikat HGB
No.1842/Satriajaya atas nama PT. Satria Riandi Permai benar-
benar ada dan sah – quod non – mengapa Turut Tergugat II
mengabulkan permohonan Turut Tergugat I dan melakukan
pengukuran tentang luas dan batas-batas tanah yang saat ini
menjadi obyek sengketa ?;
7. Bahwa jika memang keberadaan Sertifikat HGB
No.1842/Satriajaya atas nama PT. Satria Riandi Permai benar-
benar ada dan sah – quod non – mengapa Para Tergugat
setelah menandatangani Akta Pelepasan Hak Milik atas obyek
tanah sengketa dimaksud, yang menurut hukumnya status
tanah milik almarhum orang tua Para Tergugat telah menjadi
status tanah Negara dan ke empat Sertifikat Hak Milik
almarhum orang tua Para Tergugat dimaksud
“Dihapus/dimatikan haknya” atau dinyatakan “tidak berlaku
lagi” oleh Turut Tergugat II, baru kemudian Turut Tergugat II
mengatakan di atas obyek tanah sengketa a quo, telah terbit
Sertifikat HGB No.1842/Satriajaya atas nama PT. Satria Riandi
Permai ?;
57. Bahwa berdasarkan fakta-fakta terurai di atas, maka gugatan Penggugat
dalam perkara ini yang menggugat Para Tergugat untuk dinyatakan Para Tergugat
telah terbukti melakukan Perbuatan Melawan Hukum terhadap Penggugat,
adalah tidak beralasan hukum dan salah orang;
58. Bahwa apalagi dalam perkara ini Penggugat tidak mengikut sertakan PT. Satria
Riandi Permai sebagai para pihak, sehingga menurut hukum gugatan Penggugat
dalam perkara ini adalah
kurang para pihak. Sehingga sudah patut dan adil menurut hukum
jika gugatan Penggugat dinyatakan ditolak atau setidak-tidaknya
dinyatakan tidak dapat diterima;
59. TENTANG DALIL PENGGUGAT DALAM POSITA GUGATAN
PENGGUGAT ANGKA 34 HURUF C, TENTANG ADANYA KESALAHAN
PIHAK PELAKU :

Hal 58 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
59.1. Bahwa terkait dengan teori hukum dari pasal 1365 KUHPerdata yang
Penggugat kutif dalam posita gugatannya angka 34 Huruf C, Para
Tergugat tidak perlu menanggapinya, namun bukan berarti atau
harus dianggap Para Tergugat mengakui dalil Penggugat
tersebut;
59.2. Bahwa dalil posita gugatan Penggugat angka 34 Huruf C yang mengatakan
“Bahwa.... Penggugat memberitahu kepada Para Tergugat tentang adanya
surat somasi/peringatan tanggal 20 Oktober 2018....pada waktu itu Para
Tergugat memberi jawaban dengan meyakinkan kepada Penggugat bahwa
hal tersebut bukanlah suatu masalah dan Para Tergugat meminta Penggugat
untuk mengabaikannya dan tetap melanjutkan transaksi...dst..dst..”, Para
Tergugat menolak dan menyangkal secara tegas dan jelas dalil-
dalil Penggugat tersebut seluruhnya. Oleh karenanya Para
Tergugat mensommir agar Penggugat membuktikan dalil-
dalilnya tersebut;
59.3. Bahwa kalaupun Penggugat dapat membuktikan dalilnya tersebut – quod
non – Para Tergugat memberi jawaban dengan meyakinkan Penggugat,
menurut hemat Para Tergugat secara hukum tidak dapat dinyatakan
Para Tergugat telah melakukan kesalahan dalam perkara ini,
karena Penggugat terus melanjutkan/ melaksanakan transaksi ganti rugi
dalam Pelepasan Hak Milik terhadap obyek tanah sengketa, bukan karena
jawaban Para Tergugat, melainkan karena hasil pemeriksaan
kepemilikan (validasi) yang dilakukan Turut Tergugat I sebanyak
2 (dua) kali dan jawaban Turut Tergugat II sebanyak 2 (dua) kali
bahwa ke empat Sertifikat Hak Milik dimaksud “ telah diperiksa
sesuai dengan daftar di Kantor Pertanahan dan di beri paraf
pada tanggal 18 Mei 2018 jam : 11.00 WIB dan/atau pada tanggal
26 Desember 2018 jam : 11.00 WIB “;
59.4. Bahwa kalaupun Tergugat I mengatakan demikian - quod non – maka
menurut hukum BELUM membuktikan Para Tergugat melakukan
kesalahan, karena jika Penggugat tidak mau melanjutkan atau
membatalkan pembayaran pelunasan ganti rugi dan Akta
Pelepasan Hak Milik atas tanah sengketa a quo, Para Tergugat
secara hukum tidak dapat memaksa Penggugat;

Hal 59 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
59.5. Bahwa disamping itu perlu Para Tergugat tegaskan dan kemukakan, yang
menunjuk Turut Tergugat I sebagai Notaris/PPAT dalam
permasalahan ini adalah PENGGUGAT. Para Tergugat
sebelumnya tidak pernah kenal dengan Turut Tergugat I dan
yang melakukan pemeriksaan kepemilikan (validasi) atas ke
empat Sertifikat Hak Milik dimaksud kepada Kantor Turut
Tergugat II adalah Turut Tergugat I. Para Tergugat tidak pernah
ikut serta dalam menjalani segala mekanisme atau prosedur
yang berlaku;
59.6. Bahwa adapun dalil Penggugat lainnya dalam posita angka 34 Huruf C yang
pada dasarnya mengatakan Para Tergugat sebagai pihak penjual tidak
mempunyai itikad baik dalam melindungi hak-hak kepemilikan Penggugat
secara hukum dengan menyatakan tidak mau melakukan gugatan apapun
terhadap PT. Satria Riandi Permai maupun kepada Turut Tergugat II, adalah
suatu dalil yang keliru untuk mengatakan Para Tergugat
dinyatakan telah melakukan suatu kesalahan, karena mengingat
hal-hal yang telah Para Tergugat kemukakan dalam Jawaban
Para Tergugat di atas, yaitu Jawaban angka 56 (56.1. s/d 56.9).
Oleh karenanya guna menghindari jawaban pengulangan yang
tidak efektif, maka jawaban Para Tergugat angka 56 (56.1. s/d
56.9) harus dianggap satu kesatuan dalam menjawab dalil
Penggugat angka 34 huruf C posita gugatannya. Oleh karena itu
dalil Penggugat tersebut haruslah ditolak atau dikesampingkan;
59.7. Bahwa demikian juga halnya dengan dalil Penggugat lainya yang
mengatakan Para Tergugat dianggap melakukan suatu kesalahan karena
tidak mau mengembalikan uang ganti rugi yang diminta Penggugat, bukan
Para Tergugat tidak mau. Namun jika Para Tergugat mengembalikan uang
ganti rugi kepada Penggugat, bagaimana dengan status tanah
sengketa a quo yang telah menjadi tanah Negara dan ke empat
Sertifikat Hak Milik atas nama almarhum orang tua Para
Tergugat yang telah dinyatakan Turut Tergugat II “Tidak Berlaku
Lagi atau dimatikan/dihapus Haknya” ?. Bukankah Akta
Pelepasan Hak Milik dimaksud telah dilakukam sesuai dengan
mekanisme atau prosedur hukum yang berlaku. Lalu
pertanyaannya, apakah menurut hukum

Hal 60 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
(bukan menurut Penggugat Turut Tergugat I atau Turut Tergugat
II), Turut Tergugat II dapat secara serta merta mengembalikan
status tanah tersebut dan ke empat Sertifikat Hak Milik atas
nama almarhum orang tua Para Tergugat dalam keadaan semula
seperti sediakala ?;
59.8. Bahwa berdasarkan hal-hal dan fakta-fakta hukum terurai di atas, maka
menurut hukum Para Tergugat dalam perkara ini tidak ada
suatu kesalahan. Adapun yang melakukan kesalahan
sebagaimana juga diakui oleh penggugat dalam posita
gugatannya adalah Turut Tergugat II yang menurut Penggugat
telah melakukan kasalahan administrasi dan memberikan
keterangan yang menyesatkan, sehingga merugikan
Penggugat (vide posita gugatan Penggugat angka 26 dan
angka 30). Oleh karena itu dalil Penggugat tersebut haruslah
ditolak atau dikesampingkan;
60. TENTANG DALIL PENGGUGAT DALAM POSITA GUGATAN
PENGGUGAT ANGKA 34 HURUF F, TENTANG ADANYA KERUGIAN
BAGI KORBAN :
60.1. Bahwa mengenai dalil Penggugat dalam hal ini yang mengatakan seharusnya
Para Tergugat dapat menjamin adanya suatu kepastian hukum kepada
Penggugat/Penjual bahwa obyek tanah yang dijualnya tersebut benar
miliknya, akan tetapi Penggugat tidak dapat menguasai fisik tanah dan
proses balik nama tidak dapat dilakukan, Para Tergugat menanggapinya
sebagai berikut :
A. Bahwa yang menunjuk Turut Tergugat I sebagai Notaris/PPAT
dalam permasalahan ini adalah PENGGUGAT. Para Tergugat
sebelumnya tidak pernah kenal dengan Turut Tergugat I dan
yang melakukan pemeriksaan kepemilikan (validasi) atas ke
empat Sertifikat Hak Milik dimaksud kepada Kantor Turut
Tergugat II adalah Turut Tergugat I. Para Tergugat tidak
pernah ikut serta dalam menjalani segala mekanisme atau
prosedur yang berlaku;
B.Bahwa berdasarkan PENGAKUAN PENGGUGAT dalam dalil posita
gugatannya angka 6, angka 7, angka 8, angka 9 dan angka 26, dapat
disimpulkan bahwa sebelum dilaksanakan Akta Pelepasan Hak Milik,
Turut Tergugat I telah melakukan
Hal 61 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
PEMERIKSAAN KEPEMILIKAN (VALIDASI) SEBANAYAK 2
(DUA) KALI atas ke empat Sertifikat Hak Milik atas nama
almarhum orang tua Para Tergugat kepada Turut Tergugat II.
Dan Turut Tergugat II telah memberi JAWABAN BERUPA
KETERANGAN sebanyak 2 (dua) kali di lembaran bagian
belakang ke empat Sertifikat Hak Milik atas nama almarhum
orang tua Para Tergugat yang menerangkan ke empat
Sertifikat Hak Milik tersebut “ telah diperiksa sesuai dengan
daftar di Kantor Pertanahan dan di beri paraf pada tanggal
18 Mei 2018 jam : 11.00 WIB dan/atau pada tanggal 26
Desember 2018 jam : 11.00 WIB;
C. Bahwa dengan adanya keterangan dari Turut Tergugat II tersebut, maka
jelas membuktikan secara hukum bahwa tanah dan Sertifikat Hak Milik
almarhum orang tua Para Tergugat BERSIH, TIDAK PALSU, TIDAK
DALAM SENGKETA, TIDAK SEDANG DIJAMINKAN DAN
TIDAK ADA ORANG LAIN YANG MEMILIKI OBYEK TANAH
DIMAKSUD SERTA TIDAK DIKENAKAN SUATU SITAAN;
D. Bahwa jika seandainya obyek tanah sengketa bukan milik Para
Tergugat, tentunya Para Tergugat diganggu gugat oleh pihak
lain yang merasa memiliki obyek tanah dimaksud,
kenyataannya selama almarhum orang tua Para Tergugat
menguasai dan menggarap tanah dimaksud tidak ada pihak
lain yang mengganggu gugat Para Tergugat sampai dengan
saat ini;
E.Bahwa disamping itu jika obyek tanah sengketa dan ke empat Sertifikat
Hak Milik atas nama almarhum orang tua Para Tergugat bermasalah,
tentunya Turut
Tergugat II pada saat Turut Tergugat I melakukan
pemeriksaan kepemilikan (validasi) akan melakukan
penyitaan atas ke empat Sertifikat Hak Milik atas nama
almarhum orang tua Para Tergugat dan tentunya tidak akan
memberikan jawaban denga keterangan sebagaimana
disebutkan dalam jawaban ini huruf B;
60.2. Bahwa berdasarkan hal-hal dan fakta hukum terurai diatas, maka jelas
menurut hukum Para Tergugat tidak melakukan kesalahan yang

Hal 62 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
merugikan Penggugat, hal ini terbukti dari dalil Penggugat sendiri dalam
posita gugatannya angka 26 secara tegas dan jelas Penggugat mengatakan “
TURUT TERGUGAT II TELAH MEMBERI KETERANGAN YANG
MENYESATKAN DAN MERUGIKAN PENGGUGAT “;
60.3. Bahwa adapun dalil Penggugat dalam posita gugatannya angka 34 huruf F
lainnya, guna menghindari pengulangan jawaban yang tidak
efektif, maka mohon jawaban Para Tergugat angka 59.5. dan
angka 59.6. merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dalam menanggapi dalil Penggugat angka 34 huruf F lainnya;
61. TENTANG DALIL PENGGUGAT DALAM POSITA GUGATAN
PENGGUGAT ANGKA 34 HURUF G, TENTANG ADANYA HUBUNGAN
SEBAB AKIBAT ANTARA PERBUATAN MELAWAN HUKUM DENGAN
KERUGIAN :
6.1.1. Bahwa terkait dengan teori hukum yang Penggugat kutif dalam posita
gugatannya angka 34 huruf G, Para Tergugat tidak perlu
menanggapinya, namun bukan berarti atau harus dianggap
Para Tergugat mengakui dalil Penggugat tersebut;
61.1. Bahwa terkait dengan teori hukum yang Penggugat kutif dalam posita
gugatannya angka 34 huruf G, yang mendalilkan Para Tergugat telah
melakukan Perbuatan Melawan Hukum yng menyebabkan Penggugat
mengalami kerugian materiil dan immateriil, menurut hemat Para
Tergugat adalah suatu dalil yang tidak dapat dibenarkan menurut hukum,
bahkan terkesan Penggugat memaksakan kehendaknya dalam persoalan
permasalahan dalam perkara ini, karena mengingat :
1. Bahwa orang tua Para Tergugat sejak membeli tanah
sengketa dimaksud pada tahun 1990, menguasai tanah,
menggarap tanah dan lain-lain sampai dengan terjadinya
Pelepasan Hak Milik terhadap obyek tanah sengketa aquo,
bahkan sampai dengan sekarang tidak pernah diganggu
gugat oleh pihak manapun juga yang mengaku-ngaku
memiliki tanah sengketa tersebut;
2. Bahwa yang meminta Para Tergugat untuk melepaskan hak milik atas
obyek tanah sengketa a quo adalah Penggugat,
Hal 63 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
bukan Para Tergugat yang menawarkan obyek tanah
sengketa a quo kepada Penggugat dan yang menunjuk
Turut Tergugat I selaku Notaris/PPAT yang mengurus
segala sesuatunya terkait dengan rencana pelepasan hak
milik atas obyek tanah sengketa a quo juga Penggugat
bukan Para Tergugat, sebelumnya Para Tergugat
tidak/belum kenal dengan Turut Tergugat I;
3. Bahwa mengenai kepemilikan obyek tanah sengketa a quo, oleh
Turut Tergugat I telah sebanyak 2 (dua) kali melakukan
pemeriksaan kepemilikan (validasi) atas keberadaan ke
empat Sertifikat Hak Milik atas nama almarhum orang tua
Para Tergugat kepada Turut Tergugat II dan Turut Tergugat
II telah sebanyak 2 (dua) kali memberikan jawaban berupa
keterangan bahwa ke empat Sertifikat Hak Milik atas nama
almarhum orang tua Para Tergugat “ telah diperiksa sesuai
dengan daftar sesuai dengan daftar di Kantor Pertanahan”
dan di beri paraf. Sehingga menurut hukum ke empat
Sertifikat Hak Milik atas nama almarhum orang tua Para
Tergugat tersebut adalah SAH, TIDAK PALSU/TIDAK
DIPALSUKAN/TIDAK BERMASALAH (CLEAR DAN CLEAN);
4. Bahwa terhadap obyek tanah sengketa a quo, Turut Tergugat
I dengan Turut Tergugat II telah melakukan pengukuran
tentang luas tanah dan batas-batas tanah obyek tanah milik
orang tua Para Tergugat. Pada saat pengukuran di atas
tanah dimaksud tidak ada pihak lain yang keberatan;
5. Bahwa selanjutnya mengenai obyek tanah sengketa a quo, telah pula
terbukti secara hukum bahwa obyek tanah sengketa milik
almarhum orang tua Para Tergugat telah diterima dengan
baik oleh Penggugat dari Para Tergugat, tidak dalam
disewakan dan/atau dikuasai/ditempati oleh pihak lain baik
sebagian atau seluruhnya, tidak dalam keadaan sengketa,
dalam keadaan kosong dan tidak dihuni oleh siapapun
juga. Hal ini terbukti dari PENGAKUAN Penggugat dalam
posita gugatannya angka 17, yang intinya Penggugat telah
melakukan aktifitas cut dan fill (gali urug);

Hal 64 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
6. Bahwa setelah Pelepasan Hak Milik tersebut dilakukan sesuai dengan
mekanisme dan prosedur hukum yang berlaku oleh Penggugat dan
Para Tergugat dihadapan Turut Tergugat I, sebagaimana yang Para
Tergugat kemukakan dalam Jawaban di atas, kemudian PT. Satria
Riandi Permai melakukan somasi/peringatan kepada Penggugat yang
intinya mengaku memliki obyek tanah sengketa a quo dengan dasar
adanya Sertifikat HGB No. 1842/Satriajaya. Hal tersebut menurut
hukum belum bisa dinyatakan Para Tergugat telah
melakukan Perbuatan Melawan Hukum terhadap
Penggugat, karena keberadaan Sertifikat HGB No. 1842/
Satriajaya dimaksud BELUM PERNAH DIUJI
KEABSAHANNYA DI PENGADILAN;
7. Bahwa apalagi dalam perkara ini Penggugat tidak mengikut
sertakan PT. Satria Riandi Permai sebagai PIHAK, sehingga
dalam perkara ini menurut hemat Para Tergugat terlalu
PREMATUR menurut hukum jika Para Tergugat dinyatakan
telah terbukti melakukan Perbuatan Melawan Hukum
terhadap Penggugat;
8. Bahwa demikian pula dengan keberadaan Surat Jawaban Turut
Tergugat II Nomor: 836/200-32.16/X/2019 tertanggal 8 Oktober 2019
yang intinya menyampaikan permohonan pengukuran dan pemetaan
kadastral yang diajukan Penggugat tidak dapat diproses lebih lanjut
dengan alasan karena di atas tanah tersebut telah terbit Sertifikat HGB
No. No. 1842/Satriajaya atas nama PT. Satria Riandi Permai,
menurut hukum tidak dapat Para Tergugat dinyatakan telah
terbukti melakukan Perbuatan Melawan Hukum terhadap
Penggugat, karena jelas-jelas Para Tergugat tidak pernah
melakukan suatu perbuatan atau kesalahan yang
merupakan perbuatan melawan hukum terhadap
Penggugat;
9. Bahwa dalam perkara ini menurut hemat Para tergugat yang nyata-nyata
melakukan kesalahan adalah Turut Tergugat II, hal ini juga diakui secara
tegas dan jelas oleh Penggugat dalam dalil posita gugatannya angka angka
26, bahwa dalam perkara ini Turut Tergugat II sebagai
Lembaga Pemerintah Non

Hal 65 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Kementerian yang mempunyai tugas dibidang pertanahan
telah memberikan keterangan yang MENYESATKAN DAN
MERUGIKAN Penggugat;
10. Bahwa berdasarkan pengakuan Penggugat dalam dalil posita gugatannya
angka 26 tersebut, maka sesuai dengan ketentuan pasal 174 HIR/311
Rbg jo. Pasal 1925KUHPerdata, pengakuan Penggugat tersebut
adalah merupakan bukti yang sempurna dan mengikat
Penggugat;
11. Bahwa selanjutnya mengenai Para Tergugat tidak/belum mau
mengembalikan uang ganti rugi kepada Penggugat dan Para Tergugat tidak
mau mengajukan gugatan kepada PT. Satria Riandi Permai dan Turut
Tergugat II, hal ini juga menurut hukum tidak dapat Para Tergugat
telah terbukti melakukan perbuatan melawan hukum kepada
Penggugat, karena mengigat hal-hal yang telah Para Tergugat
kemukakan dalam Jawaban Para Tergugat angka 55 sampai
dengan angka 61;
61.2. Bahwa berdasarkan fakta - fakta hukum terurai diatas, maka dalil posita
gugatan Penggugat angka 34 alenia terakhir yang memohon kepada
Pengadilan Negeri Bekasi agar Para Tergugat secara tanggung renteng
membayar kerugian materiil dan kerugian immateriil kepada Penggugat
dan dalil Penggugat dalam positanya angka 35, menurut hemat Para
Tergugat adalah suatu dalil dan permohonan yang tidak
mempunyai alasan dan landasan hukum yang kuat untuk
dikabulkan. Oleh karenanya gugatan dan permohonan
Penggugat tersebut haruslah ditolak atau setidak-tidaknya
dinyatakan tidak dapat diterima;
62. Bahwa demikian pula halnya dengan dalil dan permohonan Penggugat dalam
positanya angka 36, haruslah ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan
tidak dapat diterima, karena Penggugat dengan Para Tergugat tidak
pernah melakukan transaski jual beli obyek tanah sengketa a quo,
pada tanggal 14 Mei 2018;
63. Bahwa selanjutnya mengenai dalil permohonan Penggugat dalam positanya angka
38 (angka 37 tidak ada), haruslah ditolak atau setidak-tidaknya
dinyatakan tidak dapat diterima, karena Akta Pelepasan Hak Milik
terhadap obyek tanah sengketa a quo selain
Hal 66 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
telah dilakukan sesuai dengan mekanisme dan prosedur hukum yang
berlaku, Para Tergugat juga tidak pernah melakukan suatu perbuatan
atau kesalahan yang masuk dalam kategori melakukan suatu
perbuatan melawan hukum terhadap Penggugat sebagaimana telah
Para Tergugat kemukakan dalam jawaban di atas;
64. Bahwa adapun mengenai dalil permohonan Penggugat angka 39 (berikut
perubahannya), menurut hukum haruslah pula ditolak atau setidak- tidaknya
dinyatakan tidak dapat diterima, karena selain tidak mempunyai
dasar pijakan hukum juga tidak diperinci secara seksama. Apalagi
harus dibayar kontan dan atau tunai setelah adanya Putusan
Pengadilan Negeri Bekasi atas perkara a quo ini;
65. Bahwa demikian juga mengenai dalil permohonan Penggugat angka 40 (berikut
perubahannya), yang memohon Pengadian Negeri Bekasi meletakkan Sita
Jaminan terhadap harta benda tak bergerak milik Para Tergugat, ditolak atau
setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima, karena mengingat :
65.1. Bahwa Akta Pelepasan Hak Milik terhadap obyek tanah
sengketa a quo selain telah dilakukan sesuai dengan
mekanisme dan prosedur hukum yang berlaku, Para Tergugat
juga tidak pernah melakukan suatu perbuatan atau kesalahan
yang masuk dalam kategori melakukan suatu perbuatan
melawan hukum terhadap Penggugat sebagaimana telah Para
Tergugat kemukakan dalam jawaban di atas;
65.2. Bahwa Lembaga Sita Jaminan tujuannya menurut hukum agar
Tergugat tidak mengalihkan, memindahtangankan dan/atau
mengasingkan hartanya dimaksud, dengan syarat harus ada
fakta-fakta atau petunjuk-petunjuk yang rasional dari
Penggugat bahwa benar Tergugat berupaya untuk
mengalihkan, memindahtangankan dan mengasingkan
hartanya;
66. Bahwa oleh karena itu sudah patut dan adil menurut hukum jika
permohonan Penggugat dalam positanya angka 40 dan angka 41,
tidak dikabulkan atau ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak
dapat diterima;
67. Bahwa selanjutnya mengenai dalil permohonan Penggugat dalam positanya angka
42 yang memohon agar Pengadilan Negeri Bekasi
Hal 67 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
memerintahkan Turut Tergugat II untuk kembali memulihkan hak kepemilikan ke
empat Sertifikat Hak Milik atas nama almarhum orang tua Para Tergugat seperti
semula, menurut hemat Para Tergugat adalah suatu dalil atau permohonan
yang jika dikabulkan akan menimbulkan problematik tersendiri dalam
hukum di kemudian hari, karena selain harus mempunyai dasar
pijakan hukum yang kuat juga tentunya tidak dapat dilakukan
seperti sedia kala oleh Turut Tergugat II seperti sebelum dilakukan
pelepasan hak milik oleh Para Tergugat. Oleh karena itu sudah patut
dan adil menurut hukum jika permohonan Penggugat tersebut ditolak
atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima;
68. Bahwa demikian pula halnya dengan dalil permohonan Penggugat dalam
positanya angka 43 yang memohon agar Pengadilan Negeri Bekasi
memerintahkan Turut Tergugat I mengembalikan ke empat Sertifikat Hak Milik
atas nama almarhum orang tua Para Tergugat, Para Tergugat menolaknya
secara tegas dan jelas, karena ke empat Sertifikat Hak Milik dimaksud
menurut hukum BUKAN LAGI MENJADI HAK MILIK Para Tergugat
untuk menerimanya;
69. Bahwa selanjutnya mengenai dalil permohonan Penggugat dalam positanya angka
44 yang memohon dikenakan uang paksa (dwangsoom) haruslah pula ditolak,
karena tuntutan uang paksa (dwangsoom) tidak berlaku tuntutan
untuk membayar uang (vide Yurisprodensi Putusan Mahkamah
agung R.I. No. 791 k/Sip/1972, tertanggal 26 Pebruari 1973);
70. Bahwa demikian pula halnya dengan dalil permohonan Penggugat dalam posita
gugatan Penggugat angka 45 yang memohon putusan perkara ini dapat
dilaksanakan terlebih dahulu walaupun ada upaya hukum verzet, banding maupun
kasasi (uitvoerbaar bij vooraad), haruslah ditolak atau setidak-tidaknya
dinyatakan tidak dapat diterima, karena sesuai Surat Edaran
Mahkamah Agung R.I. No. 03 Tahun 1978, Majelis Hakim Pengadilan
Negeri agar tidak menjatuhkan Putusan “ uitvoerbaar bij vooraad “
walaupun syarat-syarat dalam pasal 180 ayat (1) HIR/191 ayat (1) Rbg.
Telah dipenuhi. Hanya dalam hal-hal yang tak dapat dihindarkan,
Putusan demikian yang sangat exceptional sifatnya dapat dijatuhi,
dengan mengingat ssyarat-syarat yang tercantum

Hal 68 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
dalam Surat Edaran Mahkamah agung No. 06 Tahun 1975 tanggal 1
Desember 1975;
71. Bahwa mengingat dalam perkara ini gugatan Penggugat dinyatakan ditolak
atau dinyatakan tidak dapat diterima, maka dalil permohonan
Penggugat angka 46, haruslah ditolak atau dinyatakan tidak dapat
diterima. Oleh karena gugatan Penggugat ditolak atau dinyatakan
tidak dapat diterima, segala biaya yang timbul dalam perkara ini
dibebankan kepada Penggugat;
MAKA:
Berdasarkan hal-hal atau kenyataan-kenyataan terurai di atas, Tergugat memohon
kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan memberi
putusan sebagai berikut :
I. DALAM EKSEPSI :
1. Mengabulkan Eksepsi Para Tergugat;
2. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima;
II. DALAM POKOK PERKARA :
1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya
menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima;
2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini.
A T A U, mohon putusan yang seadil-adilnya.

Menimbang, bahwa gugatan Penggugat tersebut telah ditanggapi oleh Turut


Tergugat I dengan mengajukan Jawaban dalam surat tertanggal 10 Maret 2020, yaitu
sebagai berikut:
1. Bahwa benar Penggugat dan Para Tergugat yang terdiri dari : Hj. Ady Setiawati /
Tergugat I, DR. H. Adhy Firdaus Saady, MSc / Tergugat II, Adhi Ilhami/Tergugat
III, Ady Latifah / Tergugat IV, H. Ady Maulana / Tergugat V dan Ady Elmoya
Musa / Tergugat VI telah sepakat menunjuk Turut Tergugat I yakni Notaris /
PPAT SRI HASTUTI, S.H.,M.Kn yang berkedudukan di Kabupaten Bekasi
sebagai untuk mengurus proses transaksi jual beli tanah seluas 14.425 M2
(Empat Belas Ribu Empat Ratus Dua Puluh Lima Meter Persegi), membuat
pengikatan jual beli, membayar pajak - pajak dan mengurus proses balik nama
kepemilikan tanah dari atas nama Hj. Musliha/Para Tergugat menjadi nama
Penggugat.

Hal 69 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
2, Bahwa benar pada tanggal 14 Mei 2018, Penggugat membeli tanah seluas 14.425
M2 (Empat Belas Ribu Empat Ratus Dua Puluh Lima Meter Persegi) milik
almarhumah Ny. Hj. Musliha dari Para Tergugat yang dalam hal ini merupakan
ahli waris dari Ny. Musliha yang terdiri dari : Hj. Ady Setiawati / Tergugat I, DR.
H. Adhy Firdaus Saady, MSc / Tergugat II, Adhi Ilhami / Tergugat III, Ady
Latifah / Tergugat IV, H. Ady Maulana / Tergugat V dan Ady Elmoya Musa /
Tergugat VI.
3. Bahwa benar tanah seluas 14.425 M2 (Empat Belas Ribu Empat Ratus Dua Puluh
Lima Meter Persegi) milik almarhumah Ny. Hj. Musliha yang dibeli oleh
Penggugat dari Para Tergugat yakni terdiri dari :
1) Sebidang tanah seluas 4.910 M2 (Empat Ribu Semblian Ratus Sepuluh
Meter Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 3157/Satria Jaya atas
nama Hj. Musliha dengan Surat Ukur tanggal 17-06-2013 Nomor :
122/Satria Jaya/2013 dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) :
10.05.05.01.05518 yang terletak di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten :
Bekasi, Kecamatan : Tambun Utara, Desa : Satria Jaya, Jalan Kampung
Bendungan RT.006/RW.02.
2) Sebidang tanah seluas 2.320 M2 (Dua Ribu Tiga Ratus Dua Puluh Meter
Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2501/Satria Jaya atas nama
Hj. Musliha dengan Surat Ukur tanggal 05-12-2008 Nomor : 233/Satria
Jaya/2008 dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) :
10.05.05.03.05133 yang terletak di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten :
Bekasi, Kecamatan : Tambun Utara, Desa : Satria Jaya, Jalan Pondok Ungu
RT.001/RW.02.
3) Sebidang tanah seluas 4.215 M2 (Empat Ribu Dua Ratus Lima Belas Meter
Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor 2502/Satria Jaya atas nama Hj.
Musliha dengan Surat Ukur tanggal 05-12-2008 Nomor 232/Satria
Jaya/2008 dengan Nomor ldentitikasi Bidang Tanah (NIB)
10.05.05.03.05143 yang terletak di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten :
Bekasi, Kecamatan Tambun Utara, Desa : Satria Jaya, Jalan Pondok Ungu
RT.001/RW.02.
4) Sebidang tanah seluas 2.980 M2 (Dua Ribu Sembilan Ratus Delapan Puluh
Meter Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2503/Satria Jaya atas
nama Hj. Musliha dengan Surat Ukur langgal 05-12-2008 Nomor :
231/Satria Jaya/2008 dengan Nomor ldentitikasi
Hal 70 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 70
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Bidang Tanah (NIB) : 10.05.05.03.05135 yang terletak di Provinsi : Jawa
Barat, Kabupaten : Bekasi, kecamatan : Tambun Utara, Desa : Satria Jaya,
Jalan Pondok Ungu RT.001/RW.02.
4. Bahwa benar guna untuk transaksi jual beli tanah dan untuk proses balik nama
kepemilikkan tanah seluas 14.425 M2 (Empat Belas Ribu, Empat Ratus Dua
Puluh Lima Meter Persegi) dari nama Hj. Musliha / Para Tergugat menjadi nama
Penggugat maka Para Tergugat telah menyerahkan kepada Turut Tergugat I
empat buah Sertifikat Hak Milik yang terdiri dari:
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 3157/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2501/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2502/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2503/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha
5. Bahwa benar sebelum dilaksanakannya transaksi jual beli atas keempat tanah
tersebut. Turut Tergugat I terlebih dahulu melakukan pemeriksaan kepemilikan
(validasi) atas keempat Sertifikat Hak Milik tersebut ke Badan Pertanahan
Nasional Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat / Turut Tergugat II.
6. Bahwa benar Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat /
Turut Tergugat II telah memberikan jawaban atas pemeriksaan kepemilikan
(validasi) keempat Sertifikat Hak Milik yang diajukan oleh Turut Tergugat I
yakni berupa keterangan di lembaran halaman belakang masing - masing dari
keempat Sertifikat Hak Milik tersebut yakni sebagai berikut :
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 3157/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha
dengan keterangan telah diperiksa sesuai dengan daftar di Kantor Pertanahan
dan diberi paraf pada tanggal 18 Mei 2018 pada jam :
11.00 WIB.
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2501/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha
dengan keterangan telah diperiksa sesuai dengan daftar di Kantor Pertanahan
dan diberi paraf pada tanggal 22 Mei 2018 pada jam :
11.00 WIB.
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2502/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha
dengan keterangan telah diperiksa sesuai dengan daftar di Kantor Pertanahan
dan diberi parat pada tanggal 22 Mei 2018 pada jam :
11.00 WIB.

Hal 71 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 71
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2503/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha
dengan keterangan telah diperiksa sesuai dengan daftar di Kantor Pertanahan
dan diberi paraf pada tanggal 28 Juni 2018 pada jam :
11.00 WIB.
7. Bahwa benar Turut Tergugat I dengan Turut Tergugat II telah melakukan
pengukuran awal tentang luas dan batas - batas tanah yang menjadi obyek
transaksi jual beli tanah antara Penggugat dengan Para Tergugat.
8. Bahwa benar perjanjian transaksi jual beli tanah seluas 14.425 M2 (Empat Belas
Ribu Empat Ratus Dua Puluh Lima Meter Persegi) antara Penggugat dengan Para
Tergugat untuk selanjutnya dituangkan dalam Akta Perjanjian Pengikatan Jual
Beli (PPJB) yang dibuat di hadapan Turut Tergugat I selaku Notaris / PPAT SRI
HASTUTI, SH.M.Kn yang berkedudukan di Kabupaten Bekasi yakni sebagai
berikut:
- Sebidang tanah seluas 4.910 M2 (Empat Ribu Sembilan Ratus Sepuluh
Meter Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 3157/Satria Jaya atas
nama Hj. Musliha dengan Surat Ukur tanggal 17-06-2013 Nomor :
122/Satria Jaya/2013 dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) :
10.05.05.01.05518 yang terletak di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten :
Bekasi, Kecamatan : Tambun Utara, Desa Satria Jaya, Jalan Kampung
Bendungan RT.006/RW.07 sebagaimana tertuang dalam Akta Perjanjian
Pengikatan Jual Beli Nomor 188 tertanggal 23 Agustus 2018.
- Sebidang tanah seluas 2.320 M2 (Dua Ribu Tiga Ratus Dua Puluh Meter
Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor 2501/Satria Jaya atas nama Hj.
Musliha dengan Surat Ukur tanggal 05-12-2008 Nomor: 233/Satria
Jaya/2008 dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) :
10.05.05.03.05133 yang terletak di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten :
Bekasi, Kecamatan : Tambun Utara, Desa : Satria Jaya, Jalan Pondok Ungu
RT.001/RW.02. sebagaimana tertuang dalam Akta Perjajian Pengikatan
Jual Beli Noomor : 189 tertanggal 23 Agustus 2018.
- Sebidang tanah seluas 4.215 M2 (Empat Ribu Dua Ratus Lima Belas Meter
Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor 2502/Satria Jaya atas nama Hj.
Musliha dengan Surat Ukur tanggal 05-12-2008 Nomor 232/Satria
Jaya/2008 dengan Nomor ldentitikasi Bidang Tanah (NIB)
10.05.05.03.05143 yang terletak di Provinsi : Jawa

Hal 72 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 72
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Barat, Kabupaten : Bekasi, Kecamatan Tambun Utara, Desa : Satria Jaya,
Jalan Pondok Ungu RT.001/RW.02. sebagaimana tertuang dalam Akta
Perjajian Pengikatan Jual Beli Noomor : 190 tertanggal 23 Agustus 2018.
- Sebidang tanah seluas 2.980 M2 (Dua Ribu Sembilan Ratus Delapan Puluh
Meter Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2503/Satria Jaya atas
nama Hj. Musliha dengan Surat Ukur langgal 05-12-2008 Nomor :
231/Satria Jaya/2008 dengan Nomor ldentitikasi Bidang Tanah (NIB) :
10.05.05.03.05135 yang terletak di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten :
Bekasi, kecamatan : Tambun Utara, Desa : Satria Jaya, Jalan Pondok Ungu
RT.001/RW.02. sebagaimana tertuang dalam Akta Perjajian Pengikatan
Jual Beli Noomor : 191 tertanggal 23 Agustus 2018.
9. Bahwa di dalam keempat Akta Perjanjian pengikatan Jual Beli tersebut di atas
telah dicantumkan harga jual beli tanah seluas 14.425 M2 (Empat Belas Ribu
Empat Ratus Dua Puluh Lima Meter Persegi) antara Penggugat dengan Para
Tergugat yakni sebesar Rp. 1.586.750.000,- (Satu Milyar Lima Ratus Delapan
Puluh Enam Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah), dengan perincian
sebagai berikut:
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 3157/Satria Jaya sebesar Rp. 540.100.000,-
(Lima Ratus Empat Puluh Juta Seratus Ribu Rupiah).
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2501/Satria Jaya sebesar Rp. 255.200.000,-
(Dua Ratus Lima Puluh Lima Juta Dua Ratus Ribu Rupiah).
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2502/Satria Jaya sebesar Rp. 463.650.000,-
(Empat Ratus Enam Puluh Tiga Juta Enam Ratus Lima Puluh Ribu
Rupiah).
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2503/Satria Jaya sebesar Rp. 327.800.000,-
(Tiga Ratus Dua Puluh Tujuh Juta Delapan Ratus Ribu Rupiah).
Akan tetapi baru kemudian setelah itu, Turut Tergugat I baru mengetahui
ternyata antara Penggugat dan Para Tergugat mempunyai kesepakatan bersama
di bawah tangan tentang besarnya harga jual beli yang sebenarnya atas tanah
tersebut yakni sebesar Rp. 3.678.375.000,- (Tiga Milyar Enam Ratus Tujuh
Puluh Delapan Tiga Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah) dan ternyata
pembayaran harga jual tanah tersebut telah
Hal 73 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 73
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
dilunasi oleh Penggugat dengan cara ditransfer melalui Rekening Bank Mandiri
milik Tergugat I (Hj. Ady Setiawati).
10. Bahwa benar di dalam keempat Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli tersebut
diatas, telah di sebutkan secara jelas bahwa Para Tergugat / Pembeli bahwa objek
tanah yang dijualnya tersebut benar miliknya, tidak dikenakan sesuatu sitaan,
tidak dalam keadaan disewakan dan / atau dikuasai / ditempati oleh pihak lain
baik sebagiandan / atau seluruhnya, tidak dalam keadaan sengketa, Para Tergugat
/ Pihak Penjual akan menyerahkan kepada Penggugat / Pihak Pembeli dalam
keadaan kosong dan tidak dihuni atau digarap oleh siapapun juga.
Bahwa bilamana Para Tergugat / Pihak Penjual tidak dapaty memenuhi
ketentuan tersebut kepada Penggugat / Pihak Pembeli M A K A Pengikatan Jual
Beli ini menjadi batal dengan sendirinya dalam hal mana kedua pihak
sepanjang perlu melepaskan ketentuan – ketentuan dalam Pasal : 1266 dan Pasal
: 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia dan Para
Tergugat/Pihak Penjual wajib membayar kembali kepada Penggugat / Pihak
Pembeli jumlah uang yang telah diterimanya berdasarkan perjanjian ini serta
mengganti segala kerugian yang telah diderita oleh Penggugat / Pihak Pembeli
sebagai akibat pembatalan tersebut.
11. Bahwa benar Penggugat telah memberitahukan kepada Turut Tergugat I tentang
adanya Surat Somasi/Peringatan tertanggal 20 Oktober 2018 dari Kuasa Hukum
PT. SATRIA RIANDI PERMAI yang bernama Jonny Hutahaean, S.H., yang
menerangkan bahwa PT. SATRIA RIANDI PERMAI adalah sebagai pemegang
Hak Guna Bangunan atas tanah seluas 85.540 M2 dengan Sertifikat HGB Nomor
: 1842/Satria Jaya dengan batas - batas seperti diuraikan dalam Sural Ukur Nomor
: 237/2002 tertanggal 8 November 2002 terletak di desa Satria Jaya Kecamatan
Tambun Utara (dahulu Kecamatan Tambun) Kabupaten Bekasi. Dan PT.
SATRIA RIANDI PERMAl sebagai pemilik dari tanah tersebut menyatakan
belum pernah menjual dan atau mengalihkan tanah tersebut kepada pihak lain
termasuk kepada PT. ARDIMAN SATYA GRAHA / Penggugat sehingga PT.
SATRIA RIANDI PERMAI menuding PT. ARDIMAN SATYA GRAHA /
Penggugat melakukan perbuatan melawan hukum karena telah menguasai tanah
tersebut tanpa hak.

Hal 74 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 74
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
12. Bahwa benar Penggugat juga memberitahu kepada Para Tergugat tentang adanya
Surat Somasi Peringatan tertanggal 20 Oktober 2018 dari Kuasa Hukum PT.
SATRIA RIANDI PERMAI yang bernama Jonny Hlutahaean, S.H. Dan pada
waktu itu Para Tergugat memberikan jawaban dengan meyakinkan kepada
Penggugat bahwa hal tersebut bukanlah suatu masalah dan Para Tergugat
meminta Penggugat untuk mengabaikannya dan tetap melanjutkan transaksi jual
beli tanah tersebut hingga sampai proses balik nama selesai.
13. Bahwa benar sebelum membuat Akta Pelepasan Hak Milik, Turut Tergugat I
terlebih dahulu melakukan pemeriksaan kepemilikan (validasi) untuk yang kedua
kalinya atas keempat Sertifikat Hak Milik tersebut ke Badan Pertanahan Nasional
Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat/Turut Tergugat II.
14. Bahwa benar Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa
Barat/Turut Tergugat II telah memberikan jawaban untuk yang kedua kalinya
atas pemeriksaan kepemilikan (validasi) keempat Sertifikat Hak Milik yang
diajukan oleh Turut Tergugat I yakni berupa keterangan di lembaran halaman
belakang masing - masing dari keempat Sertifikat Hak Milik tersebut yakni
sebagai berikut:
- Sertifikat Hak Milik Nomor ; 3157/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha
dengan keterangan telah diperiksa sesuai dengan daftar di Kantor Pertanahan
dan diberi paraf pada tanggal 26 Desember 2018 pada jam : 11.00 WIB.
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2501/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha
dengan keterangan telah diperiksa sesuai dengan daftar di Kantor Pertanahan
dan diberi paraf pada tanggal 26 Desember 2018 pada jam : 11.00 WIB.
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2502/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha
dengan keterangan telah diperiksa sesuai dengan daftar di Kantor Pertanahan
dan diberi paraf pada tanggal 26 Desember 2018 pada jam : 11.00 WIB.
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2505/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha
dengan keterangan telah diperiksa sesuai dengan daftar di Kantor Pertanahan
dan diberi paraf pada tanggal 26 Desember 2018 pada jam : 11.00 WIB.

Hal 75 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 75
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
15. Bahwa benar pada tanggal 28 Deseraber 2018, Turut Tergugat I membuat Akta
Pelepasan Hak Milik atas transaksi jual beli tanah seluas 14.425 (Empat Belas
Ribu Empat Ratus Dua Puluh Lima Meter Persegi) dari Para Tergugat kepada
Penggugat yakni sebagai berikut :
- Akta Pelepasan Hak Milik Nomor : 956 tertanggal 28-12-2018 atas
sebidang tanah seluas 4.910 M2 (Empat Ribu Sembilan Ratus Sepuluh
Meter Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 3157 Satria Jaya atas
nama Hj. Musliha dengan Surat Ukur tanggal 17-06- 2013 Nomor : 122
Satria Jaya 2013 dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) :
10.05.05.01.05518 yang terletak di Provinsi : Jawa Barat. Kabupaten :
Bekasi. Kecamatan : Tambun Urara. Desa : Satria Jaya. Jalan Kampung
Bendungan RT.006 RW.02.
- Akta Pelepasan Hak Milik Nomor : 953 tertanggal 28-12-2018 atas
sebidang tanah seluas 2.320 M2 (Dua Ribu Tiga Ratus Dua Puluh Meter
Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2501 Satria Jaya atas nama
Hj. Musliha dengan Surat Ukur tanggal 05-12-2008 Nomor : 255 Satria
Jaya 2008 dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) :
10.05.05.03.05133 yang terletak di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten :
Bekasi, Kecamatan : Tambun Utara, Desa : Satria Jaya. Jalan Pondok Ungu
RT.001 RW.02 sebagaimana tertuang dalam.
- Akta Pelepasan Hak Milik Nomor : 954 tertanggal 28-12-2018 atas
sebidang tanah seluas 4.215 M2 (Empat Ribu Dua Ratus Lima Belas Meter
Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2502 Satria Jaya atas nama
Hj. Musliha dengan Surat Ukur tanggal 05-12-2008 Nomor : 232 Satria Jaya
2008 dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB): 10.05.05.03.05143
yang terletak di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten : Bekasi, Kecamatan :
Tambun Utara, Desa : Satria Jaya, Jalan Pondok Ungu RT.001 /RW.02.
- Akta Pelepasan Hak Milik Nomor : 955 tertanggal 28-12-2018
atas Sebidang tanah seluas 2.980 M2 (Dua Ribu Sembilan Ratus Delapan
Puluh Meter Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2503 Satria Jaya
atas nama Hj. Musliha dengan Surat Ukur tanggal 05-12-2008 Nomor :
231/Satria Jaya 2008 dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB):
10.05.05.03.05135 dan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang - Pajak
Bumi Dan Bangunan (SPPTPBB) Nomor
Hal 76 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 76
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Objek Pajak (NOP) • 32.18.082.002.007-0444.0 yang terletak di Provinsi :
Jawa Barat. Kabupaten : Bekasi. Kecamatan : Tambun Utara. Desa : Satria
Jaya. Jalan Pondok Ungu RT.001/RW.02.
16. Bahwa benar guna untuk melengkapi proses halik nama kepemilikan atas keempat
bidang tanah tersebut dari nama Para Tergugat ahli waris Hj. Musliha maka
Penggugat terlebih dahulu harus mengurus perijinan untuk mendirikan
Perumahan Green Satria Regency pada Pemerintah Kabupaten Bekasi yakni
seluas kurang tebih 9.515 M2 (Sembilan Ribu Lima Ratus Lima Belas Meter
Persegi) dan akhirnya seluruh syarat - syarat perizinan perumahan yang diajukan
oleh Penggugat untuk mendirikan Perumahan Green Satria Regency tersebut telah
selesai dan disetujui oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi.
17. Bahwa benar dalam rangka proses balik nama kepemilikan atas keempat Sertifikat
Hak Milik tersebut dari nama Hj. Musliha / Para Tergugat kepada nama
Penggugat maka keempat Sertifikat Hak Milik atas nama Hj. Musliha Para
Tergugat tersebut terlebih dahulu dimatikan atau dihapus haknya oleh Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat / Turut Tergugat II
sebelum dibalik namakan kepada Penggugat sesuai dengan Peraturan Menteri
Negara Agraria Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor : 3 tahun 1997 Pasal:
131 poin : 6 Peruntukan Perumahan.
18. Bahwa benar sehubungan dengan pengurusan proses balik nama kepemilikan atas
keempat bidang tanah tersebut dari Sertifikat Hak Milik Atas nama Hj. Musliha /
Para Tergugat menjadi atas nama Penggugat maka Turut Tergugat I telah
mengajukan Surat Permohonan Pengukuran Dan Pemetaan Kadastral ke Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat / Turut Tergugat II.
19. Bahwa benar Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat /
Turut Tergugat II telah memberikan Surat Jawaban dengan Surat Nomor :
836/200-32.16/X/2019 tertanggal 8 Oktober 2019 dimana dalam surat tersebut
disebutkan secara jelas dan tegas bahwa permohonan pengukuran dan pemetaan
kadastral yang diajukan oleh PT. ARDIMAN SATYA GRAHA Penggugat tidak
dapat diproses lebih lanjut dengan alasan karena di atas tanah tersebut telah terbit
Sertifikat HGB No.1842/Satriajaya atas nama PT. SATRIA RIANDI PERMAI.

Hal 77 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 77
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
20. Bahwa benar Penggugat telah memberitahukan kepada Para Tergugat tentang
adanya Surat dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa
Barat / Turut Tergugat II Nomor : 836/200-32.16/X/2019 tertanggal 8 Oktober
2019 tetapi Para Tergugat tidak melakukan upaya hukum apapun dalam membela
dan melindungi kepentingan hukum Penggugat sebagai Pembeli.
21. Bahwa benar Penggugat tidak bisa menguasai secara fisik tanah seluas
14.425 M2 (Empat Belas Ribu Empat Ratus Dua Puluh Lima Meter Persegi) yang
telah dibelinya dengan lunas dari Para Tergugat karena mendapatkan teguran dan
ancaman fisik dari PT SATRIA RIANDI PERMAI dan Penggugat juga tidak
dapat melakukan ganti nama kepemilikan atas tanah yang telah dibelinya tersebut
dari nama Hj. Musliha / Para Tergugat menjadi nama Penggugat karena diatas
tanah tersebut telah terbit Sertifikat HGB No.1842/Satriajaya atas nama PT.
SATRIA RIANDI PERMAI.
22. Bahwa benar Penggugat secara baik - baik melalui musyawarah dan kekeluargaan
telah meminta kepada Para Tergugat untuk melakukan pembatalan atas transaksi
jual beli tanah tersebut dan juga meminta pengembalian uang pembelian tanah
namun Para Tergugat tidak mau untuk mengembalikannya dengan alasan bahwa
seluruh uang pembelian tanah telah habis terbagi dan terpakai oleh Para Tergugat.
23. Bahwa benar Para Tergugat Bahwa tidak mempunyai itikad baik dalam hak
kepemilikan Penggugat secara hukum dengan menyatakan tidak mau melakukan
gugatan apapun baik terhadap PT. SATRIA RIANDI PERMAl sebagai pemegang
Hak Guna Bangunan atas tanah seluas 85.540 M2 dengan Sertifikat HGB Namar :
1842/Satriajaya maupun kepada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bekasi
Provinsi Jawa Barat / Turut Tergugat II yang telah melakukan kesalahan secara
administrasi sehingga terjadinya overlap (tumpang tindih) di atas kepemilikan
tanah yang sama tetapi dengan dua pemegang hak yang berbeda yakni dengan
adanya sertifikat HGB No. 1842/Satriajaya atas nama PT. SATRIA RIANDI
PERMAI dan dengan adanya keempat Sertifikat Hak Milik atas nama Hj. Musliha
/ Para Tergugat yang terdiri dari : Sertifikat Hak Milik Nomor : 3157/Satria Jaya,
Sertifikat Hak Milik Nomor : 2501/Satria Jaya. Sertifikat Hak Milik Nomor :
2502/Satria Jaya dan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2503/Satria Jaya.

Hal 78 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 78
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
24. Bahwa benar Turut Tergugat mengetahui dimana Penggugat selain telah melunasi
pembayaran harga pembelian tanah kepada Para Tergugat, Penggugat juga telah
mengeluarkan biaya - biaya lainnya yakni sebagai berikut:
- Biaya fee mediator pembelian tanah Rp. 241.687.500 – (Dua Ratus Juta
Enam Ratus Delapan Puluh Tujuh Ribu Lima Ratus Rupiah)
- Biaya Notaris sebesar Rp. 127.903.000.- (Seratus Dua Puluh Tujuh
Sembilan Ratus Tiga Ribu Rupiah). dengan perincian sebagai berikut:
- Cek Sertifikat dan Register 2 x Cek @ Rp.450.000.- (Empat Rutus Lima
Puluh Ribu Rupiah), sehingga totalnya Rp.3.600.000.- (Tiga Juta Enam
Ratus R i b u Rupiah).
- Pengukuran 4 bidang tanah sebesar Rp. 8.300.000.- (Delapan Juta Tiga
Ratus Ribu Rupiah).
- Peta Bidang Tanah sebesar Rp. 10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah).
- PNBP Peta Bidang Tanah sebesar Rp. 7.003.000- (Tujuh Juta Tiga Ribu
Rupiah).
- Penghapusan Hak dan SK BPN sebesar Rp.50.000.000.- (Lima Puluh Juta
Rupiah).
- 4 Rangkap Salinan Akta Petjanjian Pengikatan Jual Beli sebesar Rp.
24.500.000,- (Dua Puluh Empat Juta Lima Ratus Ribu Rupiah).
- 4 Rangkap Akta Pelepasan Hak sebesar Rp.24.300.000,- (Dua Puluh Empat
Juta Tiga Ratus Ribu Rupiah).
- Biaya pajak pelepasan hak sebesar Rp. 121.006.250.- (Seratus Dua Puluh
Satu Juta Enam Ribu Dua Ratus Lima Puluh Rupiah).
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 3157/Satria Jaya sebesar Rp. 41.007.005,-
(Empat Puluh Satu Juta Tujuh Ribu Lima Ratus Rupiah).
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2501/Satria Jaya sebesar Rp. 19.640.000,-
(Sembilan Belas Juta Enam Ratus Empat Puluh Ribu Rupiah).
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2502/Satria Jaya sebesar Rp. 35.273.750,-
(Tiga Puluh Lima Juta Dua Ratus Tujuh Puluh Tiga Ribu Tujuh Ratus Lima
Puluh Rupiah).

Hal 79 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 79
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2503/Satria Jaya sebesar Rp. 25.085.000,-
(Dua Puluh Lima Juta Delapan Puluh Lima Ribu Rupiah).
- Biaya operasional.
- Biaya infrastruktur.
- Biaya retribusi IMB Rp. 25.909.600,- (Dua Puluh Lima Juta
Sembilan Ratus Sembilan Ribu Enam Ratus Rupiah).
- Biaya pembayaran PBB tahun 2019 Rp. 1.725.044.- (Satu Juta Tujuh Ratus
Dua Puluh Lima Ribu Empat Puluh Empat Rupiah).
- Bahwa benar Tergugat juga telah membayar kewajiban pajak Waris sebesar
Rp.75.713.750,- (Tujuh Puluh Lima Juta Tujuh Ratus Tiga Belas Ribu Tujuh
Ratus Lima Puluh Rupiah), dengan perincian sebagai berikut:
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 3157/Satria Jaya sebesar Rp. 15.696.500,-
(Lima Belas Juta Enam Ratus Sembilan Puluh Enam Ribu Lima Ratus
Rupiah).
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2501/Satria Jaya sebesar Rp. 14.768.000,-
(Empat Belas Juta Tujuh Ratus Enam Puluh Delapan Ribu Rupiah).
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2502/Satria Jaya sebesar Rp. 26.422.250,-
(Dua Puluh Enam Juta Empat Ratus Dua Puluh Dua Ribu Dua Ratus Lima
Puluh Rupiah).
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2503/Satria Jaya sebesar Rp. 18.827.000,-
(Delapan Belas Juta Delapan Ratus Dua Puluh Tujuh Ribu Rupiah).
- Bahwa benar setelah Penggugat melaksanakan kewajibannya sebagai
Pembeli dengan baik seperti telah melunasi harga pembelian tanah dan
membayar biaya - biaya lainnya namun pada akhirnya Penggugat menderita
kerugian baik materiil maupun immateriil karena tanah tersebut temyata
tidak dapat dikuasai secara fisik oleh Penggugat dan tidak bisa dibalik nama
kepemilikannya dari nama Hj. Musliha / Para Tergugat kepada Penggugat
karena overlap (tumpang tindih) dimana di atas tanah tersebut telah terbit
Sertifikat HGB No. 1842/Satriajaya atas nama PT. SATRIA RIANDI
PERMAI.

Hal 80 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 80
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
- Bahwa pada prinsipnya Turut Tergugat I akan tunduk dan taat dalam
melaksanakan Putusan Pengadilan Negeri Bekasi yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap atas perkara a quo ini.
Menimbang, bahwa gugatan Penggugat tersebut telah pula ditanggapi oleh Turut
Tergugat II dengan mengajukan jawaban dalam surat tertanggal 10 Maret 2020, yaitu
sebagai berikut :
1. Bahwa sebelum menyampaikan Jawaban dalam perkara ini, terlebih dahulu
Turut Tergugat II membantah dan menolak semua dalil tuntutan dan segala
sesuatu dikemukakan oleh penggugat kecuali yang secara diakui kebenarannya
oleh Turut Tergugat.
2. Bahwa Sertipikat Hak Milik No 3157/Satria Jaya Surat Ukur No.
122/Satriajaya/2015 tanggal 17-06-2013 luas 4.910 M2 atas nama Hj.
MUSLIHAH terbit tanggal 23-10-2013 berasal dari C. No 405/519 persil
86 NOP 32.18.082.003.007.0445.0 diproses melalui Konversi berdasarkan
Daftar Isisan 202 No. 330.2.731.BA.32.16.2013 tanggal 10- 04-2013.
3. Bahwa Sertipikat Hak Milik No 2501 Satria Jaya Surat Ukur No 233
/Satriajaya/2008 tanggal 05-12-2008 luas 2.320 M2 atas nama Hajjah
MUSLIHAH Terbit tanggal 06-07-2009 berasal dari C. No. 573 Persil 80.
4. Bahwa Sertipikat Hak Milik No 2501/Satria Jaya Surat Ukur No
233/Satriajaya/2008 tanggal 05-12-2008 telah dimatikan Haknya dan tidak
berlaku lagi berdasarkan Pelepasan Hak Milik Atas Tanah tanggal 28-12-2018
No. 953 yang dibuat oleh dan dihadapan Notaris Sri Hastuti. yang
dimohonkan oleh PT. ARDIMAN SATYA GRAHA, sesuai dengan Peraturan
Menteri Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 tahun 1997 Pasal
131 Point 06 yang peruntukannya Perumahan.
5. Bahwa Sertipikat Hak Milik No 2502/Satria Jaya Surat Ukur No,
232/Satriajaya/2008 tanggal 05-12-2008 luas 4,215 M2 atas nama Hajjah
MUSLIHA terbit tanggal 06-07- 2009 berasal dari C.. No 572 persil 277/80.
6. Bahwa Sertipikat Hak Milik No. 2502/Satria Jaya Surat Ukur No,
232/Satriajaya/2008 tanggal 05-12-2008 luas 4,215 M2 telah dimatikan Haknya
dan tidak berlaku lagi berdasarkan Pelepasan Hak Milik Atas Tanah tanggal
28-12-2018 No. 054 yang dibuat oleh dan dihadapan

Hal 81 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 81
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Notaris Sri Hastuti, yang dimohonkan oleh PT. ARDIMAN SATYA GRAHA,
Sesuai dengan Peraturan Menteri Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 3 tahun 1997 Pasal 131 Point 06 yang peruntukannya Perumahan.
7. Bahwa Sertipikat Hak Milik No. 2503/Satria Jaya Surat Ukur No.
231/Satriajaya/2008 tanggal 05-12-2008 luas 2.980 M2 atas nama Hajjah
MUSLIHAH terbit tanggal 06-07-2009 berasal dari C., No. 712. Persil 80.
8. Bahwa Sertipikat Hak Milik No. 2503/Satria Jaya Surat Ukur No.
231/Satriajaya/2008 tanggal 05-12-2008 luas 4,215 M2 telah dimatikan Haknya
dan tidak berlaku lagi berdasarkan Pelepasan Hak Milik Atas Tanah tanggal 28-
12-2018 No. 955 yang dibuat oleh dan dihadapan Notaris Sri Hastuti, yang
dimohonkan oleh PT. ARDIMAN SATYA

GRAHA, Sesuai dengan Peraturan Menteri Agraria / Kepala Badan Pertanahan


Nasional Nomor 3 tahun 1997 Pasal 131 Point 6 yang peruntukannya
Perumahan.
9. Bahwa bidang tanah Aquo telah dilakukan peninjauan Lokasi dan berdasarkan
hasil ploting overlap dengan Sertipikat Hak Guna Bangunan No 1842/ desa
Satria Jaya atas nama PT. SATRIA RIANDI PERMAI.
Menimbang, dengan mengutip serta memperhatikan uraian-uraian tentang hal
yang tercantum dalam turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Bekasi Nomor
582/Pdt.G/2019/PN Bks tanggal 2 September 2020, yang amar selengkapnya berbunyi
sebagai berikut :
MENGADILI :
Dalam Eksepsi ;

- Menolak seluruh eksepsi yang diajukan oleh para Tergugat;

Dalam Pokok Perkara

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;


2. Menyatakan jual beli 4 (empat) bidang tanah seluas 14.425 M2 sebagaimana
disebut dan diterangkan dalam Sertifikat hak milk Nomor : 3157/Satria Jaya,
Sertifikat hak Milik Nomor 2501/Satria jaya, Sertifikat hak Milik Nomor
2502/Satria Jaya dan Sertifikat Hak Milik 231/Satria Jaya yang

Hal 82 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 82
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
diadakan oleh Penggguat sebagai pembeli dengan Para Tergugat selaku penjual
sebagaimana tertuang dalam Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli Nomor : 188
tertanggal 23 Agustus 2018, Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli Nomor : 189
tertanggal 23 Agustus 2018, Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli Nomor : 190
tertanggal 23 Agustus 2018, Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli Nomor : 191
tertanggal 23 Agustus 2018, Akta Pelepasan Hak Milik Nomor : 956 tertanggal 28
Desember 2018, Akta Pelepasan Hak Milik Nomor : 953 tertanggal 28 Desember
2018, Akta Pelepasan Hak Milik Nomor : 954 tertanggal 28 Desember 2018 dan
Akta Pelepasan Hak Milik Nomor : 955 tertanggal 28 Desember 2018, masing-
masing dibuat dihadapan Notaris/PPAT SRI HASTUTI, SH, M.Kn/Turut Tergugat I
adalah batal demi hukum;
3. Menyatakan Perbuatan para Tergugat yang menguasai uang sejumlah Rp
3.678.375.000,00 (tiga milyar enam ratus tujuh puluh delapan juta tiga ratus tujuh
puluh lima ribu rupiah) yang merupakan harga jual beli atas keempat bidang tanah
yang dinyatakan batal demi hukum tersebut dan yang telah dibayarkan oleh
Penggugat kepada Para Tergugat adalah merupakan perbuatan melawan hukum;
4. Menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng untuk membayar ganti kerugian
materil kepada dan yang diderita oleh Penggugat sebesar Rp 3.678.375.000,00 (tiga
milyar enam ratus tujuh puluh delapan juta tiga ratus tujuh puluh lima ribu rupiah)
secara tunai dan lunas seketika;
5. Menghukum para Tergugat untuk secara Tanggung renteng membayar ganti
kerugian imaterill kepada dan yang diderita oleh Penggugat sebesar Rp
413.621.250,00 (empat ratus tiga belas juta enam ratus dua puluh satu ribu dua ratus
lima puluh rupiah) secara tunai dan lunas seketika;
6. Memerintahkan kepada Badan pewrtanahan Nasional Kabupaten Bekasi Propinsi
jawa barat/Turut Tergugat II untuk memulihkan kembali hak kepemilikan atas
keempat Sertifikat Hak Milik kepada Para Tergugat yang terdiri dari :
6.1. Sertifikat Hak Milik Nomor : 3157/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha
6.2. Sertifikat Hak Milik Nomor : 2501/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha
6.3. Sertifikat Hak Milik Nomor : 2502/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha
6.4 Sertifikat Hak Milik Nomor : 2503/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha

Hal 83 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 83
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
7. Memerintahkan kepada Notaris/PPAT SRI HASTUTI, SH, M.Kn/Turut Tergugat I
untuk mengembalikan keempat Sertifikat Hak Milik kepada Para Tergugat yakni
terdiri dari :
7.1. Sertifikat Hak Milik Nomor : 3157/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha
7.2. Sertifikat Hak Milik Nomor : 2501/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha
7.3 Sertifikat Hak Milik Nomor : 2502/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha
7.4 Sertifikat Hak Milik Nomor : 2503/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha
8. Para Tergugat secara tanggung renteng untuk membayar segala Menolak Gugatan
Penggugat untuk selain dan selebihnya;
9. Menghukum biaya yang timbul dalam perkara ini yang hingga sekarang sebesar Rp.
2.116.000,- (dua juta enam belas ribu rupiah);
Menimbang, bahwa terhadap Putusan tersebut, Para Pembanding/ semula Para
Tergugat melalui Kuasa Hukumnya telah mengajukan permohonan banding yang dibuat
dan di tandatangani oleh Panitera Pengadilan Negeri Bekasi berdasarkan Surat
pernyataan Permohonan Banding Nomor 582/Pdt.G/ 2019/PN.Bks Jo Nomor
52?bdg/2020/PN.Bks tanggal 11 September 2020, agar perkara mereka yang diputus
oleh Pengadilan Negeri Bekasi No. 582/Pdt.G/2019/PN.Bks tanggal 2 September 2020,
untuk diperiksa dan diputus dalam Pengadilan Tingkat Banding;

Menimbang bahwa risalah pemberitahuan perohonan banding dari Para


Pembanding/ semula Para Tergugat yang dibuat oleh Jurusita Pengganti pada
Pengadilan Negeri Bekasi yang menyatakan permohonan banding tersebut telah
disampaikan secara sah dan seksama kepada para pihak Terbanding/semula Penggugat
melalui Kuasa Hukumnya , pada tanggal 20 Oktober 2020, kepada Turut Terbanding
I/semula Turut Tergugat I pada tanggal 19 Oktober 2020, dan kepada Turut Terbanding
lI/semula Turut Tergugat pada tanggal 14 Oktober 2020,

Menimbang, bahwa atas pernyataan banding tersebut, Kuasa Hukum Para


Pembanding/semula Para Tergugat telah menyampaikan Memori Banding tertanggal 5
Nopember 2020, selanjutnya Memori Banding tersebut telah diberitahukan dan
diserahkan secara patut dan seksama kepada Kuasa Hukum Terbanding/semula
Penggugat tanggal 11 Nopember 2020 kepada Turut Terbanding I/semula Turut
Tergugat I pada tanggal 27 Nopember 2020, dan kepada Turut Terbanding lI/semula
Turut Tergugat pada tanggal 26 Nopember 2020;

Hal 84 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 84
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa atas Memori Banding yang disampaikan, Kuasa Hukum
Terbanding/semula Penggugat, telah menyampaikan Kontra memori Banding pada
tanggal 2 Desember 2020, selanjutnya Kontra memori Banding tersebut telah pula
diserahkan kepada Kuasa Hukum Para Pembanding/semula Para Tergugat pada tanggal
14 Desember 2020;
Menimbang bahwa sebagaimana tersebut dalam risalah pemberitahuan
pemeriksaan berkas perkara (inzage) perkara Pengadilan Negeri Bekasi No.
582/Pdt.G/2019/PN.Bks tanggal 14 Desember 2020, yang disampaikan kepada Para
Pembanding/semula Para Terggugat, melalui Kuasa Hukumnya, kepada pihak
Terbanding/semula Penggugat melalui Kuasa Hukumnya tanggal 27 Oktober 2020,
kepada Turut Terbanding I/semula Turut Tergugat I pada tanggal 19 Oktober 2020, dan
kepada Turut Terbanding lI/semula Turut Tergugat pada tanggal 14 Oktober 2020 yang
dibuat oleh Jurusita Pengganti Pengadilan Negeri Bekasi, telah memberi kesempatan
kepada kedua belah fihak, untuk memeriksa dan mempelajari berkas perkara tersebut
sebelum dikirim ke Pengadilan Tinggi;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA
Menimbang, bahwa permohonan banding dari Para Pembanding semula Para
Terggugat telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan oleh Undang-Undang, oleh karena itu permohonan
banding tersebut secara formal dapat diterima;
Menimbang, bahwa atas permohonan banding tesebut, Para
Pembanding/semula Para Terggugat telah menyampaikan Memori Banding, yang pada
pokoknya menyampaikan hal-hal sebagai berikut : DALAM
EKSEPSI : GUGATAN PENGGUGAT TIDAK
JELAS/KABUR (OBSCUUR LIBEL).
1. Bahwa Judex Factie (Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bekasi) dalam memutus
eksepsi Para Pembanding (dahulu Para Tergugat) yang menolak seluruh Eksepsi yang
diajukan oleh Para Pembanding (dahulu Para Tergugat), menurut hemat Para
Pembanding pertimbangan hukum Judex Factie tidak cermat dan tidak
proporsional. Sehingga pertimbangan hukum Judex Factie tidak cukup
memberikan pertimbangan hukum secara sempurna
(onvoeldondegemotiveerd);

Hal 85 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 85
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
2. Bahwa hal ini terbukti dalam pertimbangan hukum Judex Factie yang menolak
Eksepsi Para Tergugat (sekarang Para Pembanding) terkait dengan Eksepsi Para
Tergugat (sekarang Para Pembading) tentang “ Gugatan Penggugat Tidak
Jelas/Kabur (obscuur libel) ” di halaman 97 alenia terakhir s/d halaman 99
yang selengkapnya Para Pembanding kutip berikut ini :
“ Menimbang, bahwa dalam konteks jual beli tanah dalam aspeknya sebagai
suatu perjanjian formal, maka gugatan yang mendalilkan harga atas jual
beli tanah baru dilunasi setelah dituangkan secara formal dalam Akta
Perjanjian Pengikatan Jual Beli, maka hal demikian tidaklah mengakibatkan
gugatan a quo menjadi kabur. Dalam hal ini dihubungkan dengan aspek
konsensualnya, maka apakah harga jual beli tanah a quo dilunasi sebelum,
pada saat atau setelah jual beli itu dituangkan secara formal dalam bentuk
Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli, hal itu adalah tergantung kesepakatan
para pihak yang mengadakannya”;
“ Menimbang, bahwa demikian pula halnya gugatan Penggugat yang tidak
menguraikan batas-batas tanah yang menjadi obyek jual beli antara
Penggugat selaku pembeli berhadapan dengan Para Tergugat selaku
penjual tidaklah mengakibatkan gugatan Penggugat tersebut menjadi
kabur. Dalam hal ini gugatan Penggugat mendalilkan bahwa Penggugat
selaku pembeli telah mengadakan jual beli 4 (empat) bidang tanah dengan
Para Tergugat selaku penjual, jual beli mana kemudian tidak telah dapat
mencapai tujuannya, in casu hak atas keempat bidang tanah tersebut tidak
dapat beralih kedalam kekuasaan hak Penggugat karena secara fisik dan
factual dikuasai oleh pihak ketiga. Sedangkan untuk jual beli itu sendiri
Peggugat telah membayar lunas harganya kepada dan tidak telah
dikembalikan oleh Para Tergugat kepada Penggugat “;
“ Menimbang, bahwa dengan konstruksi gugatan demikian, maka
permasalahan substansialnya adalah menyangkut realitas jual beli itu
sendiri dan bukan menyangkut keberadaan fisik keempat bidang tanah
yang menjadi obyek jual beli tersebut yang nota bene justru berada dalam
kekuasaaan pihak lain. Bahwa lebih daripada itu, keempat bidang tanah
yang menjadi obyek jual beli tersebut secara tegas gugatan Penggugat
justru telah menunjuk pada 4 (empat) bidang tanah yang diterangkan dalam
4 (empat) Sertifikat Hak Milik, yaitu :

Hal 86 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 86
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
1). Sebidang tanah seluas 4.910 M2 (Empat ribu Sembilan ratus sepuluh
meter persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 3157/Satria Jaya
atas nama Hj. Musliha dengan Surat Ukur tanggal 17-06-2013 Nomor :
122/Satria Jaya/2013 dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) :
10.05.05.01.05518 yang terletak di Propinsi ; Jawa Barat, Kabupaten
Bekasi, Kecamatan : Tambun Utara, Desa ; Satria Jaya, Jalan
Kampung Bendungan RT. 006/RW. 02 “;
2). Sebidang tanah seluas 2.320 M2 (Dua Ribu tiga Ratus Dua Puluh Meter
Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2501/Satria Jaya atas
nama Hj. Musliha dengan Surat Ukur tanggal 05-12-2008 Nomor :
233/Satria Jaya/2008 dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) :
10.05.05.03.05133 yang terletak di Propinsi ; Jawa Barat, Kabupaten
Bekasi, Kecamatan : Tambun Utara, Desa ; Satria Jaya, Jalan pondok
Ungu RT. 001/RW. 02 “;
3). Sebidang tanah seluas 4.215 M2 (Empat Ribu Dua Ratus Lima Belas
Meter Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2502/Satria Jaya
atas nama Hj. Musliha dengan Surat Ukur tanggal 05-12-2008 Nomor :
232/Satria Jaya/2008 dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) :
10.05.05.03.05143 yang terletak di Propinsi ; Jawa Barat, Kabupaten
Bekasi, Kecamatan : Tambun Utara, Desa ; Satria Jaya, Jalan pondok
Ungu RT. 001/RW. 02 “;
4). Sebidang tanah seluas 2.980 M2 (Dua Ribu Sembilan Ratus Delapan
Puluh Meter Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2503/Satria
Jaya atas nama Hj. Musliha dengan Surat Ukur tanggal 05-12-2008
Nomor : 231/Satria Jaya/2008 dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah
(NIB) : 10.05.05.03.05135 yang terletak di Propinsi ; Jawa Barat,
Kabupaten Bekasi, Kecamatan : Tambun Utara, Desa ; Satria Jaya,
Jalan pondok Ungu RT. 001/RW. 02 “;
“ Menimbang, bahwa dengan menunjuk obyek jual beli a quo adalah 4
(empat) bidang tanah sebagaimana disebut dan diterangkan dalam
keempat sertifikatnya a quo yang nota bene sudah termasuk surat ukur
yang menerangkan batas-batasnya, maka keempat bidang tanah yang
menjadi obyek jual beli sebagaimana gugatan Penggugat telah cukup jelas
terdeskripsikan”;
“ Menimbang, bahwa bertitik tolak dari pertimbangan yang terurai di atas,
maka Majelis Hakim berpendapat bahwa alasan yang mendasari tangkisan
Hal 87 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 87
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
atau eksepsi yang diajukan oleh Para Tergugat dan yang menyatakan
gugatan Penggugat tidak jelas/kabur adalah tidak beralasan menurut
hukum”;
3. Bahwa pertimbangan hukum Judex Factie (Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bekasi)
sebagaimana Para Pembanding kutif di atas, menurut hemat Para Pembanding adalah
tidak cermat dan tidak proporsional, karena yang Para Tergugat (sekarang Para
Pembanding) eksepsi adalah terkait dengan uraian uraian posita gugatan Penggugat
(sekarang Terbanding) yang tidak sinkron (kontradiktif) antara uraian posita yang
satu dengan uraian posita yang lainnya maupun dengan petitum;
4. Bahwa hal ini terlihat jika dibaca dan dipelajari posita gugatan Penggugat dalam
perkara a quo, yaitu sebagai berikut :
4.1. Bahwa pada angka 1 posita gugatan Penggugat didalilkan bahwa “ pada tanggal
14 Mei 2018, Penggugat MEMBELI TANAH...dst...dst “;
4.2. Bahwa kemudian pada angka 10 posita gugatan Penggugat didalilkan bahwa “
pada tanggal 14 Mei 2018, Penggugat memberikan PEMBAYARAN UANG
DP (down Payment) dari harga jual tanah..dst.. dst...”;
4.3. Bahwa selanjutnya pada angka 13 posita gugatan Penggugat didalilkan bahwa “
Penggugat melakukan pembayaran pelunasan atas pembelian tanah yang
dimaksud Penggugat dalam gugatannya adalah
- Pada tanggal 21 Juni 2018 sebsar Rp. 1.500.000.000,- (Satu Miliyar Lima
Ratus Juta Rupiah) sebagai pembayaran ke-2;
- Pada tanggal 26 Juni 2018 sebsar Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliyar
Rupiah) sebagai pembayaran ke-3.
- Pada tanggal 10 Juli 2018 sebsar Rp. 810.375.000,- (Delapan Ratus
Sepuluh Juta Tiga Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah) sebagai
pembayaran ke-4;
4.4. Bahwa dari uraian posita gugatan Penggugat tersebut, maka jelas gugatan
Penggugat tidak sinkron (kontradiksi), karena disatu sisi didalilkan Penggugat
MEMBELI tanah sengketa a quo pada tanggal 14 Mei 2018, tetapi disisi lain
didalilkan Penggugat tanggal 14 Mei 2018, baru membayar uang DP (down
Payment) yang mengakibatkan gugatan Penggugat tidak jelas/kabur (obscuur
libel). Sehingga menurut hukum acara perdata, gugatan yang berkwalitas
demikian itu, harus

Hal 88 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 88
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
dinyatakan tidak dapat diterima (vide Jurisprodensi Putusan Mahkamah Agung
R.I. No. 720 K/Pdt/1997, tanggal 9 Maret 1999 jo. Jurisprodensi Putusan
Mahkamah Agung R.I. No. 1075 K/Sip/1982, tanggal 8 Desember 1982);
4.5. Bahwa sedangkan jika dibaca pertimbangan hukum Judex Factie dihalaman 97,
seolah-olah eksepsi Para Pembanding hanya semata menyangkut masalah
konteks jual beli tanah dalam aspeknya sebagai suatu perjanjian formal. Oleh
karenanya menurut hemat Para Pembanding pertimbangan hukum Judex Factie
dalam mempertimbangkan eksepsi Para Pembanding dalam hal ini adalah tidak
tepat/tidak cermat dan tidak proporsional, karena sebagaimana diketahui
bersama Jurisprodensi Mahkamah Agung R.I. No. 616 K/Sip/1973, tanggal 5
Juni 1975 jo. No. 195 K/Sip/1955 tanggal 28 Nopember 1956 jo. No. 565 K
/Sip/1973 tanggal 21 Agustus 1974, secara tegas mensyaratkan bahwa “
GUGATAN HARUS DIBUAT SECARA JELAS, LENGKAP DAN
SEMPURNA”
4.6. Bahwa apalagi dalam pertimbangan hukumnya mengatakan obyek jual beli
tersebut yang nota bene justru secara fisik dan faktual berada dalam
kekuasaaan pihak lain, adalah suatu pertimbangan yang tidak pernah
terungkap dipersidangan baik keterangan saksi- saksi maupun
bukti surat. Bahkan jika dicermati dalam gugatan Penggugat (sekarang
Terbanding) tidak pernah dikemukakan bahwa obyek tanah
sengketa secara fisik dan faktual dikuasai oleh pihak ketiga (in
casu PT. Satria Riandi Permai);
4.7. Bahwa demikian pula halnya dengan pertimbangan hukum Judex Factie
(Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bekasi) dalam mempertimbangkan eksepsi
Para Pembanding terkait dengan gugatan Penggugat tidak menguraikan
batas-batas tanah sengketa dalam gugatannya dihalaman 98 s/d halaman
99, menurut hemat Para Pembanding Judex Factie telah begitu saja
mengesampingkan Jurisprodensi Putusan Mahkamah Agung R.I. No.
1149 K/Sip/1975, tanggal 17 April 1979, yang mensyaratkan bahwa
“ dalam hal gugatan yang menyangkut masalah tanah harus di
sebutkan dengan jelas batas-batas yang disengketakan.
Bilamana batas-batas tanah sengketa tidak disebutkan dengan

Hal 89 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 89
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
jelas dalam surat gugatan tersebut, maka Hakim harus
menyatakan gugatan tersebut tidak dapat diterima “;
4.8. Bahwa dengan adanya Jurisprodensi tersebut di atas, maka menurut hemat
Para Pembanding telah jelas dan tegas gugatan yang menyangkut masalah
tanah harus di sebutkan dengan jelas batas- batas yang
disengketakan, tidak cukup dengan menyebutkan dalam gugatan
4 (empat) Sertifikat Hak Milik yang note bene sudah termasuk
surat ukur yang menerangkan batas-batasnya, sehingga menurut
Judex Factie keempat bidang tanah yang menjadi obyek jual beli
sebagaimana gugatan Penggugat telah cukup jelas
terdeskripsikan”;
5. Bahwa disamping itu, dalam perkara ini tanpa ada permintaan/permohonan dari
pihak-pihak berperkara Judex Factie (Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bekasi)
setelah selesai acara pembuktian pihak-pihak, dengan inisiatif sendiri untuk
mengadakan Pemeriksaan Setempat terhadap lokasi tanah sengketa;
6. Bahwa dengan adanya inisiatif dari Judex Factie untuk Pemeriksaan Setempat,
menurut hemat Para Pembanding Judex Factie belum jelas dan/atau belum
mengetahui secara jelas tentang lokasi tanah, luas tanah, batas-batas tanah dilapangan
walaupun pelaksanaan dalam Pemeriksaan Setempat dimaksud didelegasikan kepada
Pengadilan Negeri Cikarang – Kabupaten Bekasi;

7. Bahwa kalaupun pada saat dilakukan Pemeriksaan Setempat ada pihak ketiga yang
merasa keberatan, dalam Pemeriksaan Setempat dalam perkara ini pihak ketiga
dimaksud TIDAK PERNAH MENUNJUKAN BUKTI KEPEMILIKAN
(SERTIFIKAT) tentang kepemilikannya dan terhadap keempat lokasi tanah sengketa
dimaksud tidak ada yang menguasai (dipagar atau digarap pihak lain). Hal ini
bersesuaian dengan keterangan saksi H. Marto yang menerangkan dipersidangan di
bawah sumpah, bahwa setelah diadakan Akta Pelepasan Hak Milik, saat ini di lokasi
tanah sengketa dimaksud tidak ada yang menguasai ;

8. Bahwa oleh karenanya pertimbangan hukum Judex Factie yang berpendapat gugatan
Penggugat (Terbanding) yang tidak menyebutkan batas-batas tanah, adalah tidak
kabur karena batas-batas tanah telah disebutkan dalam

Hal 90 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 90
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
keempat Sertifikat Hak Milik dan dalam surat ukur, menurut hemat Para Pembanding
pertimbangan hukum Judex Factie adalah menyimpang dari hukum acara perdata,
karena mengingat :
8.1. Bahwa jika batas-batas tanah tidak harus disebutkan dalam posita gugatan,
namun dalam gugatan cukup menunjuk Sertifikat dan surat ukur, mengapa harus
ada Jurisprodensi tetap Mahkamah Agung R.I. sebagaimana Para Pembanding
kemukakan dalam Memori Banding ini pada angka 4.7. dan mengapa Judex
Factie berinisiatif untuk diadakan Pemeriksaan Setempat dalam perkara ini ?;
8.2. Bahwa selanjutnya Judex Factie dalam pertimbangan putusannya menyampaikan
hasil Pemeriksaan Setempat tidak secara utuh, namun hanya yang
menguntungkan Penggugat (Terbanding). Sedangkan luas tanah dan batas-batas
tanah tidak diuraikan dalam putusannya. Bukankah diadakannya Pemeriksaan
Setempat dalam suatu perkara tujuannya adalah untuk mengetahui luas dan
batas-batas tanah sengketa secara riil dilapangan ?;
GUGATAN PENGGUGAT ERROR IN PERSONA.
9. Bahwa selanjutnya mengenai pertimbangan hukum Judex Factie (Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Bekasi) dalam mempertimbangkan eksepsi Para Tergugat
(sekarang Pembanding) terkait dengan eksepsi “ Gugatan Penggugat Error in
Persona “ di halaman 99 s/d halaman 100, menurut hemat Para Pembanding
pertimbangan hukum Judex Factie kurang/tidak sempurna pertimbangan hukumnya
(onvoldoende gemotiveerd);
10. Bahwa hal ini terlihat dari pertimbangan hukumnya di halaman 99 s/d halaman 100
yang Para Pembanding kutif berikut ini :
“ Menimbang, pada asasnya adalah hak setiap orang untuk menentukan
siapa-siapa yang akan digugatnya karena dirasa telah melanggar hak
dan kepentingannya”;
“ Menimbang, bahwa secara substansial gugatan Penggugat ditujukan
kepada Para Tergugat selaku pihak penjual dalam jual beli 4 (empat)
bidang tanah dengan Penggugat selaku pembeli, jual beli mana tidak
telah dapat mencapai tujuannya yang oleh karenanya Penggugat
menuntut agar Para Tergugat mengembalikan harga jual beli a quo yang
telah lunas dibayar oleh Penggugat “;

Hal 91 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 91
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
“ Menimbang, bahwa berdasarkan substansi gugatan Penggugat yang
demikian, maka seandainya benar Badan Pertanahan Kabupaten Bekasi
Propinsi Jawa Barat in casu Turut Tergugat II telah keliru menvalidasi
hak kepemilikan atas keempat bidang tanah obyek jual beli a quo dan
dipihak lain PT. Riandi Permai telah mengaku selaku yang berhak
atasnya, hal mana yang tidak ada hubungannya dengan gugatan
Penggugat. Tegasnya, akibat hukum yang timbul dari sebab jual beli a
quo yang tidak telah dapat mencapai tujuannya adalah berada pada
tataran hubungan hukum antara Penggugat dengan Tergugat “;
“ Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan yang terurai di atas,
maka Majelis Hakim berpendapat bahwa tangkisan atau eksepsi yang
telah diajukan oleh Para Tergugat dan yang menyatakan gugatan
Penggugat error in persona adalah tidak beralasan menurut hukum’;
11. Bahwa jika saja Judex Factie mau lebih arif dan bijaksana dalam meneliti dan
menilai fakta hukum yang terungkap dalam perkara a quo, maka Judex Factie
harusnya lebih cermat dan akurat dalam mempertimbangkan eksepsi Para
Pembanding, karena menurut hemat Para Pembanding sesuai dengan hukum acara
perdata harus dilihat kasus perkasusnya yang dikaitkan dengan posita gugatan
Penggugat, yang dalam perkara a quo telah jelas dan tegas didapat PENGAKUAN
PENGGUGAT DALAM POSITA GUGATANNYA, yaitu sebagai berikut :
11.1. Pada posita gugatan Penggugat angka 20, Penggugat mendalilkan dan
mengakui “ Bahwa sebelum membuat Akta Pelepasan Hak Milik, Turut
Tergugat I terlebih dahulu melakukan pemeriksaan kepemilikan (validasi)
untuk yang kedua kalinya atas keempat Sertifikat Hak Milik tersebut kepada
Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat/ Turut
Tergugat II”;
11.2. Pada posita gugatan Penggugat angka 21, Penggugat mendalilkan dan
mengakui “ Bahwa Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bekasi, Propinsi
Jawa Barat/ Turut Tergugat II telah memberi jawaban untuk kedua kalinya
atas pemeriksaan kepemilikan (validasi) keempat Sertifikat Hak Milik yang
diajukan oleh Turut Tergugat I, yakni berupa keterangan di lembaran halaman
belakang masing-masing dari keempat Sertifikat Hak Milik tersebut, yaitu “
TELAH DIPERIKSA SESUAI DENGAN DAFTAR DI KANTOR
PERTANAHAN NASIONAL

Hal 92 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 92
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
KABUPATEN BEKASI DAN DIBERI PARAF PADA TANGGAL 18 MEI
2018 PADA PUKUL : 11.00 WIB”;
11.3. Pada posita gugatan Penggugat angka 22 didalilkan Penggugat yang pada
intinya mengakui bahwa “ tanggal 28 Desember 2018, Turut Tergugat I
membuat Akta Pelepasan Hak Milik atas transaski jual beli tanah seluas
14.425 M2 (Empat Belas Ribu Empat Ratus Dua Puluh Lima Meter Persegi)
dari Para Tergugat kepada Penggugat yang terdiri dari empat bidang tanah
dimaksud “;
11.4. Pada posita gugatan Penggugat angka 25, Penggugat mendalilkan yang pada
intinya mengakui bahwa pada saat proses balik nama kepemilikan atas
keempat bidang tanah tersebut dari nama Hj. Musliha/Para Tergugat kepada
nama Penggugat, Turut Tergugat II memberi Surat Jawaban dengan Surat
Nomor : 836/200-32.16/X/2019 yang intinya menyebutkan secara tegas dan
jelas bahwa permohonan pengukuran dan pemetaan kadastral yang diajukan
oleh PT. ARDIMAN SATYA GRAHA/Penggugat tidak dapat diproses lebih
lanjut dengan alasan karena di atas tanah tersebut telah terbit Sertifikat HGB
No. 1842/Satriajaya atas nama PT. SATRIA RIANDI PERMAI;
11.5. Bahwa selanjutnya yang lebih prinsip lagi pada posita gugatan Penggugat
angka 26, Penggugat mendalilkan yang pada intinya mengakui bahwa Turut
Tergugat II sebagai Lembaga Pemerintahan Non Kementerian yang
mempunyai tugas dibidang pertanahan, TELAH MEMBERI
KETERANGAN YANG SANGAT MENYESATKAN DAN MERUGIKAN
BAGI PENGGUGAT, karena TIDAK DAPAT MEMBERIKAN SUATU
KEPASTIAN HUKUM tentang kepemilikan tanah sehingga terjadi overlap
(tumpang tindih) di atas kepemilikan tanah yang sama tetapi dengan dua
pemegang hak yang berbeda… dst”;
11.6. Bahwa pada posita gugatan Penggugat angka 17 dan angka 18, Penggugat
mendalilkan yang pada intinya mengakui bahwa pada sekitar pertengahan
bulan Oktober 2018, Penggugat telah melakukan cut and fill (gali uruk) untuk
pembuatan badan jalan dengan menggunakan batu kapur guna mendirikan
Perumahan Green Satria Regency di atas keempat bidang tanah tersebut, pada
tanggal 23 Oktober 2018, Penggugat mendapat Surat Somasi/Peringatan

Hal 93 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 93
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
tertanggal 20 Oktober 2018 dari kuasa hu kum PT. SATRIA RIANDI
PERMAI …dst…dst “;
12. Bahwa merujuk dari dalil-dalil atau pengakuan Penggugat pada posita gugatannya
sebagaimana Para Tergugat kemukakan di atas, maka menurut hukum yang
seharusnya digugat dalam perkara a quo adalah Badan Pertanahan Nasional
Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat/Turut Tergugat II dan PT. SATRIA
RIANDI PERMAI, bukan Para Tergugat, karena mengingat :
12.1. Bahwa dalam Pasal 5 Akta Pengikatan Jual Beli tanggal 23 Agustus 2018
telah secara jelas dan tegas dinyatakan “ – Dengan dibuatnya Akta Pengikatan
Jual Beli ini, maka Pihak Pertama (in casu Para Tergugat) tidak berhak lagi
untuk melakukan tindakan apapun, baik tindakan pengurusan (daden van
beheeren) maupun tindakan pemilikan (daden van aeigendom) dan Pihak
Pertama (in casu Para Tergugat) melepaskan semua hak-hak yang masih
melekat dan/atau akan ada dikemudian hari pada TANAH-BANGUNAN
tersebut di atas dan hak-hak yang dimaksud di atas berpindah
sepenuhnya kepada Pihak Kedua (in casu Penggugat)”;
12.2. Pasal 6 Akta Pengikatan Jual Beli tanggal 23 Agustus 2018 maka telah secara
jelas dan tegas dinyatakan “ – Tanah dan bangunan tersebut mulai hari ini
menjadi kepunyaan Pihak Kedua (in casu Penggugat), dan oleh
karenanya kerugian yang diderita dari dan/atau segala keuntungan
yang diperoleh dengannya terhitung mulai hari ini telah menjadi
beban/tanggung dan/atau menjadi hak Pihak Kedua (in casu
Penggugat) “;
13. Bahwa dari uraian posita gugatan dan/atau pengakuan Penggugat dalam
posita gugatannya terurai di atas, maka jelas bahwa transaksi Pelepasan Hak dari
Para Tergugat kepada Penggugat, TIDAK AKAN TERJADI jika Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat/ Turut Tergugat II
sebelumnya memberi jawaban di atas tanah dimaksud telah ada Sertifikat HGB
milik orang lain;
14. Bahwa disamping itu Penggugat sendiri berpendapat dalam uraian posita
gugatannya angka 26 bahwa Turut Tergugat II sebagai Lembaga Pemerintahan
Non Kementerian yang mempunyai tugas dibidang pertanahan, TELAH
MEMBERI KETERANGAN YANG SANGAT

Hal 94 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 94
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
MENYESATKAN DAN MERUGIKAN BAGI PENGGUGAT, karena TIDAK
DAPAT MEMBERIKAN SUATU KEPASTIAN HUKUM tentang kepemilikan
tanah sehingga terjadi overlap (tumpang tindih) di atas kepemilikan tanah yang
sama tetapi dengan dua pemegang hak yang berbeda…dst”;
15. Bahwa selanjutnya dari uraian posita gugatan Penggugat angka 17 dan angka 18,
Penggugat mendalilkan yang pada intinya mengakui bahwa pada sekitar
pertengahan bulan Oktober 2018, Penggugat telah melakukan cut dan fill (gali
uruk) untuk pembuatan badan jalan dengan menggunakan batu kapur guna
mendirikan Perumahan Green Satria Regency di atas keempat bidang tanah
tersebut, pada tanggal 23 Oktober 2018, Penggugat mendapat Surat
Somasi/Peringatan tertanggal 20 Oktober 2018 dari kuasa hukum PT. SATRIA
RIANDI PERMAI …dst…dst“;
16. Bahwa dengan adanya pengakuan Penggugat telah melakukan cut dan fill (gali
uruk) untuk pembuatan badan jalan dengan menggunakan batu kapur guna
mendirikan Perumahan Green Satria Regency di atas keempat bidang tanah
tersebut, maka jelas menurut hukum bahwa pelepasan hak atas keempat bidang
tanah a quo dari Para Tergugat (sekarang Para Pembanding) kepada Penggugat
(sekarang Terbanding), telah selesai (kontan dan tunai) dan/atau telah ada serah
terima dari Para Pembanding dengan Terbanding. Terbukti Penggugat (sekarang
Pembanding) telah melakukan cut dan fill (gali uruk);
17. Bahwa selanjutnya dikemudian hari ada pihak yang mengaku memiliki tanah
dengan memberi surat somasi tanpa disertai BUKTI KEPEMILIKAN ATAS
TANAH YANG DIAKUNYA dan dikemudian hari Turut Tergugat memberi surat
yang intinya menyatakan permohonan pengukuran dan pemetaan kadastral yang
diajukan oleh PT. ARDIMAN SATYA GRAHA/Penggugat tidak dapat diproses
lebih lanjut dengan alasan karena di atas tanah tersebut telah terbit Sertifikat
HGB No. 1842/Satriajaya atas nama PT. SATRIA RIANDI PERMAI, menurut
hukum tidak dapat dibebankan tanggung jawabnya kepada Para Pembanding,
karena mengingat :
17.1. Bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 5 dan pasal 6 Akta Pengikatan Jual
Beli sejak tanggal 23 Agustus 2018, terhadap tanah sengketa a quo hak-
hak pengurusan dan hak pemilikan berpindah sepenuhnya kepada
Penggugat (sekarang Terbanding) dan sejak tanggal 23 Agustus 2018,
tanah sengketa a quo telah

Hal 95 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 95
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
menjadi KEPUNYAAN Penggugat (sekarang Terbanding) dan SEGALA
KERUGIAN menjadi beban atau tanggungan Penggugat (sekarang
Terbanding), dan segala keuntungan menjadi hak Penggugat (sekarang
Terbanding);
17.2. Bahwa apalagi ternyata terungkap fakta dipersidangan Sertifikat HGB
No. 1842/Satriajaya atas nama PT. SATRIA RIANDI PERMAI, TIDAK
PERNAH ADA DAN/ATAU TIDAK PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI
BUKTI SURAT DIPERSIDANGAN DALAM PERKARA A QUO,
baik oleh Penggugat, Turut Tergugat I maupun Turut Tergugat II;
17.3. Bahwa disamping itu Penggugat (sekarang Terbanding) dalam posita
gugatannya angka 26 mengakui bahwa Turut Tergugat II sebagai
Lembaga Pemerintahan Non Kementerian yang mempunyai tugas
dibidang pertanahan, TELAH MEMBERI KETERANGAN YANG
SANGAT MENYESATKAN DAN MERUGIKAN BAGI
PENGGUGAT;
18. Bahwa oleh karenanya pertimbangan Judex Factie (Majelis Hakim Pengadilan
Negeri Bekasi) di halaman 99 s/d halaman 100 yang menolak eksepsi Para
Tergugat (sekarang Pembanding) dengan dasar pertimbangan secara substansial
gugatan Penggugat ditujukan kepada Para Tergugat selaku pihak penjual dalam
jual beli 4 (empat) bidang tanah dengan Penggugat selaku pembeli, jual beli mana
tidak telah dapat mencapai tujuannya yang oleh karenanya Penggugat menuntut
agar Para Tergugat mengembalikan harga jual beli a quo yang telah lunas dibayar
oleh Penggugat, adalah pertimbangan hukum yang tidak cermat dan tidak
proporsional, karena hubungan hukum antara Penggugat (sekarang Terbanding)
dengan Para Tergugat (sekarang Para Pembanding) telah selesai, yaitu dengan
dibuat dan ditandatanganinya Akta Pelepasan Hak dihadapan Turut Tergugat I dan
secara fisik keempat bidang tanah dimaksud telah serahkan kepada Penggugat
(sekarang Terbanding). Terbukti dari pengakuan Penggugat (sekarang Terbanding)
dalam posita gugatannya angka 17 dan angka 18, Penggugat mendalilkan yang
pada intinya mengakui bahwa pada sekitar pertengahan bulan Oktober 2018,
Penggugat telah melakukan cut dan fill (gali uruk) untuk pembuatan badan jalan;

Hal 96 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 96
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
19. Bahwa dengan demikian maka menurut hemat Para Pembanding Pelepasan Hak
antara Para Pembanding dengan Terbanding atas keempat bidang tanah a quo,
telah mencapai mencapai tujuannya dan sesuai dengan ketentuan pasal 5 dan pasal
6 Akta Pengikatan Jual Beli sejak tanggal 23 Agustus 2018, terhadap tanah
sengketa a quo hak-hak pengurusan dan hak pemilikan berpindah sepenuhnya
kepada Penggugat (sekarang Terbanding) dan sejak tanggal 23 Agustus 2018,
tanah sengketa a quo telah menjadi KEPUNYAAN Penggugat (sekarang
Terbanding) dan SEGALA KERUGIAN menjadi beban atau tanggungan
Penggugat (sekarang Terbanding), dan segala keuntungan menjadi hak Penggugat
(sekarang Terbanding);
20. Bahwa demikian pula halnya dengan pertimbangan hukum Judex Factie (Majelis
Hakim Pengadilan Negeri Bekasi) di halaman 100 yang menolak eksepsi Para
Tergugat (sekarang Pembanding) dengan dasar pertimbangan seandainya benar
Badan Pertanahan Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat in casu Turut Tergugat
II telah keliru menvalidasi hak kepemilikan atas keempat bidang tanah obyek jual
beli a quo dan dipihak lain PT. Riandi Permai telah mengaku selaku yang berhak
atasnya, hal mana yang tidak ada hubungannya dengan gugatan Penggugat.
Tegasnya, akibat hukum yang timbul dari sebab jual beli a quo yang tidak telah
dapat mencapai tujuannya adalah berada pada tataran hubungan hukum antara
Penggugat dengan Tergugat;
21. Bahwa pertimbangan hukum Judex Factie tersebut di atas adalah pertimbangan
hukum yang tidak cermat dan tidak proporsional, karena Judex Factie dalam
pertimbangannya berandai-andai dengan kalimat “ seandainya benar”. Padahal
telah nyata dan jelas dipersidangan terungkap fakta hukum berdasarkan
pengakuan Penggugat (sekarang Terbanding) dalam uraian posita gugatannya
angka 26 bahwa Turut Tergugat II sebagai Lembaga Pemerintahan Non
Kementerian yang mempunyai tugas dibidang pertanahan, TELAH MEMBERI
KETERANGAN YANG SANGAT MENYESATKAN DAN MERUGIKAN
BAGI PENGGUGAT;
Bahwa berdasarkan uraian-uraian posita gugatan Penggugat (sekarang
Terbanding) yang Para Pembanding kemukakan di atas, maka jelas menurut
hukum yang menggangu hak dan kepentingan Penggugat (sekarang Terbanding),
adalah pihak PT. Satria Riandi Permai yang
Hal 97 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 97
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
mengaku-ngaku memiliki tanah a quo namun tidak pernah ada sertifikatnya
(Bukti kepemilikan) dan Turut Tergugat II yang setelah diadakan pelepasan hak
mengatakan ada hak orang lain diatas keempat bidang tanah a quo tetapi
dipersidangan tidak dapat menunjukan atau membuktikan tentang
keberadaan Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 1842/Satriajaya atas nama
PT. SATRIA RIANDI PERMAI. Oleh karenanya gugatan Penggugat (sekarang
Terbanding) dalam perkara ini adalah salah orang (error in persona);
22. Bahwa hal ini sesuai dengan dengan Jurisprodensi Putusan Mahkamah Agung R.I.
Nomor : 1072 K/Sip/1982, Tanggal 1 Agustus 1983 yang intinya menyatakan
orang yang harus ditarik sebagai pihak Tergugatnya adalah orang yang
secara nyata benar-benar menguasai/menghaki tanah yang disengketakan
di Pengadilan tersebut “;
23. Bahwa disamping itu pertimbangan hukum Judex Factie yang mengatakan PT.
Satria Riandi Permai yang mengaku selaku pihak yang berhak atasnya, tidak ada
hubungan hukumnya dengan gugatan Penggugat (sekarang Terbanding), adalah
tidak tepat dan/atau keliru karena jika dikaitkan dengan ketentuan pasal 5 dan
pasal 6 Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli tanggal 23 Agustus 2018 dan adanya
surat somasi/teguran dari PT. Satria Riandi Permai, maka jelas menurut hukum
antara Penggugat (sekarang Terbanding) dengan PT. Satria Riandi Permai telah
ada perselisihan hukum dan pihak PT. Satria Riandi Permai sangat erat sekali
hubungannya dengan gugatan Penggugat (sekarang Terbanding) untuk
menuntaskan perkara ini, siapa sebenarnya pemilik obyek tanah sengketa a quo;
24. Bahwa oleh karenanya adalah tidak tepat dan keliru jika Judex Factie dalam
perkara berpegang teguh kepada asas hak setiap orang untuk menentukan siapa-
siapa yang akan digugatnya karena dirasa melanggar hak dan kepentingannya;
GUGATAN PENGGUGAT KURANG PARA PIHAK (PLURIUM LITIS
CONSORTIUM).
25. Bahwa mengenai pertimbangan hukum Judex Factie (Majelis Hakim Pengadilan
Negeri Bekasi) dalam mempertimbangkan eksepsi Para Tergugat (sekarang
Pembanding) terkait dengan eksepsi “ Gugatan Penggugat Kurang Para Pihak “ di
halaman 100 s/d halaman 101, menurut hemat Para Pembanding pertimbangan
hukum Judex Factie
Hal 98 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 98
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
kurang/tidak sempurna pertimbangan hukumnya (onvoldoende
gemotiveerd). Sehingga tidak menerapkan hukum acara perdata;
26. Bahwa hal ini terlihat dari pertimbangan hukumnya di halaman 100 s/d
halaman 101 yang Para Pembanding kutif berikut ini :
“ Menimbang, pada asasnya adalah hak setiap orang untuk menentukan
siapa-siapa yang akan digugatnya karena dirasa telah melanggar hak
dan kepentingannya”;
“ Menimbang, bahwa sejalan dengan itu dan sebagaimana telah
dipertimbangkan dimuka, secara substansial gugatan Penggugat
ditujukan kepada Para Tergugat selaku pihak penjual dalam jual beli 4
(empat) bidang tanah dengan Penggugat selaku pembeli, jual beli
mana tidak telah dapat mencapai tujuannya yang oleh karenanya
Penggugat menuntut agar Para Tergugat mengembalikan harga jual
beli a quo yang telah lunas dibayar oleh Penggugat “;
“ Menimbang, bahwa berdasarkan substansi gugatan Penggugat yang
demikian, maka meskipun PT. Riandi Permai telah mengaku selaku yang
berhak dan pada gilirannya telah menyebabkan jual beli atas keempat
bidang tanah antara Penggugat selaku pembeli dengan Para Tergugat
selaku penjual, pengakuan mana yang tidak ada hubungannya dengan
gugatan Penggugat. Tegasnya, akibat hukum yang timbul dari sebab jual
beli a quo yang tidak telah dapat mencapai tujuannya adalah berada
pada tataran hubungan hukum antara Penggugat dengan Tergugat “;

“ Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan yang terurai di atas,


maka Majelis Hakim berpendapat bahwa tangkisan atau eksepsi yang
telah diajukan oleh Para Tergugat dan yang menyatakan gugatan
Penggugat error in persona adalah tidak beralasan menurut hukum”;

27. Bahwa pertimbangan hukum Judex Factie sebagimana Para Pembanding kutif di
atas, adalah kurang/tidak sempurna pertimbangan hukumnya (onvoldoende
gemotiveerd). Sehingga tidak menerapkan hukum acara perdata, karena mengingat
hal-hal sebagai berikut :
27.1. Bahwa dalam pertimbangan hukumnya dihalaman 101 alenia ketiga
dipertimbangkan tangkisan atau eksepsi yang telah diajukan oleh Para
Tergugat dan yang menyatakan gugatan Penggugat error in persona adalah
tidak beralasan menurut hukum. Padahal Judex Factie memberi pertimbangan
terkait dengan eksepsi Para Tergugat (sekarang Para Pembanding) “ Gugatan
Penggugat Kurang Para Pihak “. Sehingga Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Bekasi kurang/tidak cermat;

Hal 99 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 99
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
27.2. Bahwa terlepas dari hal tersebut di atas, maka apabila dicermati gugatan
Penggugat (sekarang Terbanding), dalam positanya angka 17 dan angka 18
TIMBULNYA PERKARA INI karena Penggugat dapat surat somasi
(teguran) dari kuasa hukum PT. Satria Riandi Permai yang mengaku memiliki
tanah a quo dan adanya surat dari Turut Tergugat II yang intinya menyatakan
permohonan pengukuran dan pemetaan kadastral yang diajukan oleh PT.
ARDIMAN SATYA GRAHA/Penggugat tidak dapat diproses lebih lanjut
dengan alasan karena di atas tanah tersebut telah terbit Sertifikat HGB No.
1842/Satriajaya atas nama PT. SATRIA RIANDI PERMAI;
27.3. Bahwa oleh karena itu untuk menyelesaikan perkara ini SECARA TUNTAS
SIAPA SEBENARNYA PEMILIK DARI TANAH SENGKETA
TERSEBUT, maka menurut hukum pihak ketiga (PT. Satria Riandi Permai)
tersebut HARUS DI IKUT SERTAKAN SEBAGAI PARA PIHAK, karena
sumber dari perkara ini adalah adanya pihak ketiga yang memberi somasi
kepada Penggugat. Sehingga menurut hukum antara Penggugat dengan pihak
ketiga dimaksud telah ada perselisihan hukum dan sangat erat sekali
kaitannya dengan perkara a quo;
27.4. Bahwa disamping itu, secara hukum juga untuk membuktikan “ apakah
benar pihak ketiga (in casu PT. Satria Riandi Permai) memiliki
Sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) Nomor : 1842/Satriajaya,
apakah Sertifikat HGB dimaksud terdaftar di kantor Turut Tergugat
dan lain-lain. Sehingga pada gilirannya untuk menentukan secara
hukum apakah Para Tergugat (sekarang Para Pembanding) telah
terbukti melakukan Perbuatan Melawan Hukum kepada Penggugat
(sekarang Terbanding), yaitu menjual obyek tanah sengketa yang
bukan miliknya kepada Penggugat (sekarang Terbanding) ?”;
28. Bahwa hal ini sangat esesensial karena sejak orang tua Para Pembanding membeli
obyek tanah sengketa tersebut tahun 1990 dan digarap sampai dengan Para
Pembanding melakukan pelepasan hak atas keempat bidang tanah dimaksud, tidak
pernah ada gangguan atau komplain dari pihak manapun juga dan Sertifikat yang
dimiliki orang tua Para Pembanding adalah Sertifikat Hak Milik dan atas
permohonan Turut Tergugat I, ke empat Sertifikat Hak Milik dimaksud telah
diperiksa bukti kepemilikannya (validasi) oleh Turut Tergugat sebanyak 2 (dua)
kali dengan keterangan dari Turut
Hal 100 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Tergugat II, di bagian belakangnya “ telah diperiksa sesuai daftar di kantor Turut
Tergugat “;
29. Bahwa sebaliknya, walaupun Turut Tergugat II memberi Surat Jawaban kepada
Penggugat dengan Surat Nomor : 836/200-32.16/X/2019 yang intinya menyebutkan
bahwa permohonan pengukuran dan pemetaan kadastral yang diajukan oleh PT.
ARDIMAN SATYA GRAHA/Penggugat tidak dapat diproses lebih lanjut dengan
alasan karena di atas tanah tersebut telah terbit Sertifikat HGB No. 1842/Satriajaya
atas nama PT. SATRIA RIANDI PERMAI, ternyata dipersidangan dalam perkara
ini Turut Tergugat II dan Penggugat TIDAK MENGAJUKAN BUKTI SURAT
BERUPA SERTIFIKAT HGB NOMOR : 1842/Satriajaya atas nama PT. SATRIA
RIANDI PERMAI. BAHKAN TURUT TERGUGAT II MENGAJUKAN BUKTI
SURAT KE EMPAT SERTIFIKAT HAK MILIK ATAS NAMA ORANG TUA
PARA PEMBANDING;
30. Bahwa oleh karenanya menurut hukum dalil-dalil yang mengatakan adanya overlap
terhadap obyek tanah sengketa belum/tidak dapat dibuktikan secara hukum
dipersidangan dalam perkara ini. Atau setidak-tidaknya menimbulkan tanda tanya ;
Sebenarnya Sertifikat HGB No. 1842/Satriajaya atas nama PT. SATRIA RIANDI
PERMAI, ada atau tidak ? Jika ada mengapa tidak diajukan oleh Turut Tergugat II,
bukankah Sertifikat HGB dimaksud produk dari Turut Tergugat II ?. Mengapa
Penggugat (sekarang Terbanding) tidak mengikut sertakan PT. Satria Riandi Permai
sebagai para pihak dalam perkara ini untuk mendukung dalil-dalil gugatannya ?;
31. Agung R.I. Nomor : 2872 K/Pdt/1998, tanggal 29 Desember 1998 dinyatakan “
Pihak ketiga yang erat kaitannya dengan gugatan tersebut seharusnya ditarik
masuk dalam salah satu pihak dalam gugatan tersebut. Bila hal ini tidak dilakukan,
maka gugatan tersebut cacat hukum “ Plurium litis consortium” Sehingga gugatan
semacam ini oleh hakim harus dinyatakan “ tidak dapat diterima “;
32. Bahwa mengacu pada Jurisprodensi Mahkamah Agung R.I. tersebut di atas, jika
diakitkan dengan perkara ini, maka jelas PT. Satria Riandi Permai sangat erat sekali
kaitannya dalam perkara ini, karena selain untuk menuntaskan perkara ini siapa
sebenarnya pemilik tanah yang sebenarnya juga memegang asas peradilan yang
sederhana, cepat dan biaya murah;
33. Bahwa disamping itu PT. Satria Riandi Permai sangat erat sekali kaitannya dengan
perkara ini, secara tidak langsung juga diakui Judex Factie
Hal 101 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
dalam pertimbangan hukumnya di halaman 110 berpendapat bahwa... jika jual beli
atas obyek sengketa diperkenankan dan dinyatakan mengikat, maka perjanjian
yang demikian akan berpotensi menimbulkan sengketa yang meluas sehingga
merupakan pelanggaran atas asas ketertiban umum dalam mengadakan perjanjian;
34. Bahwa dari pertimbangan hukum Judex Factie tersebut, seharusnya demi kepastian
hukum dan keadilan justru PT. Satria Riandi Permai harus ditarik sebagai pihak
untuk mendapatkan suatu kepastian hukum, apakah benar ada Sertifikat Hak Guna
Bangunan Nomor : 1842/ Satria Jaya atas nama PT. Satria Riandi Permai, atau
hanya mengaku-ngaku/modus ?;
35. Bahwa hal ini sesuai dengan dengan Jurisprodensi Putusan Mahkamah Agung R.I.
Nomor : 1072 K/Sip/1982, Tanggal 1 Agustus 1983 yang intinya menyatakan
orang yang harus ditarik sebagai pihak Tergugatnya adalah orang yang
secara nyata benar-benar menguasai/menghaki tanah yang disengketakan
di Pengadilan tersebut “;
36. Bahwa oleh karena itu menurut hemat Para Pembanding, adalah tidak patut dan
tidak adil menurut hukum, jika hanya adanya surat somasi/teguran dari PT. Satria
Riandi Permai yang mengaku memiliki obyek tanah sengketa tanpa membuktikan
bukti kepemilikan tanahnya dan adanya surat jawaban dari Turut Terbanding II
yang dipersidangan dalam perkara ini juga tidak dapat membuktikan adanya
Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor : 1842/ Satria Jaya atas nama PT. Satria
Riandi Permai, sedangkan Para Pembanding selaku penjual yang beritikad baik
yang telah nyata-nyata dapat membuktikan keempat Sertifikat Hak Milik atas nama
orang tua Para Pembanding yang mana bukti tersebut telah diperiksa
kepemilikannya (validasi) di kantor Turut Terbanding II adalah telah diperiksa
sesuai dengan daftar di kantor Pertanahan, tidak dilindungi secara hukum, bahkan
dinyatakan telah melakukan perbuatan melawan hukum dan harus membayaran
ganti rugi;
37. Bahwa jika Judex Factie mau lebih arif dan bijaksana, meskipun dalam
hukum acara perdata pada prinsipnya “ mencari kebenaran formil “, namun
sebagaimana putusan Mahkamah Agung R.I. Nomor : 3136 K/Pdt/1983,
menegaskan, “ bahwa pengadilan dalam mengadili perkara perdata tidak
dilarang mencari dan menemukan kebenaran materiil, dan apabila
kebenaran materiil tidak ditemukan dalam peradilan perdata, hakim
dibenarkan hukum mengambil putusan berdasarkan kebenaran formil “;

Hal 102 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
38. Bahwa menurut hemat Para Pembanding, pertimbangan hukum Judex Factie
(Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bekasi) tersebut telah melanggar tata tertib
hukum acara perdata, asas peradilan yang cepat, sederhana dan biaya ringan serta
kepastian hukum;
39. Bahwa dengan demikian sudah patut dan adil menurut hukum jika dalam
perkara ini eksepsi Para Pembanding terkait gugatan Penggugat
kurang para pihak, dinyatakan dapat diterima dan menyatakan
gugatan Penggugat tidak dapat diterima;
DALAM POKOK PERKARA :
1. Bahwa Para Pembanding juga sangat keberatan sekali atas pertimbangan
hukum Judex Factie yang berkaitan dengan pokok perkara maupun
amar putusannya menyatakan mengabulkan gugatan Penggugat untuk
sebagian, karena menurut hemat Para Pembanding Judex Factie adalah
terlalu summir, tidak cermat dan tidak proporsional. Sehingga
menerapkan atau tidak menerapkan hukum acara dan hukum
pembuktian sebagaimana mestinya;
2. Bahwa sebelum Para Pembanding mengemukakan keberatan-keberatan atas Putusan
Judex Factie (Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bekasi), rasanya perlu Para
Pembanding kemukakan ketidak telitian/ketidak cermatan dalam Putusan Judex
Factie, yaitu sebagai berikut :
2.1 Bahwa jika dicermati Salinan Resmi Putusan Judex Factie (Majelis
Hakim Pengadilan Negeri Bekasi) yang Para Pembanding terima
tanggal 07 Oktober 2020, ternyata Judex Factie mencantumkan
dalam putusannya pihak Penggugat adalah “ RIDWAN RAMADHAN
“ bukan “ PT. ARDIMAN SATYA GRAHA”. Sedangkan dalam perkara
a quo jelas-jelas pihak Penggugat adalah : PT. ARDIMAN SATYA
GRAHA;
2.2 Bahwa dengan disebutkannya dalam putusan a quo, pihak Penggugat adalah
Ridwan Ramadhan, bukan PT. Ardiman Satya Graha menurut hemat Para
Pembanding Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bekasi sangat tidak teliti/sangat
tidak cermat. Sehingga Putusan a quo adalah cacat hukum, karena sebagaimana
diketahui bersama Direksi bukan badan hukum, akan tetapi anggota dari badan
hukum itu atau merupakan alat kelengkapan badan hukum;
2.3 Bahwa dalam mempertimbangkan eksepsi Para Tergugat (sekarang Para
Pembanding) terkait “Gugatan Penggugat Kurang Para Pihak” dihalaman

Hal 103 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
101 bagian menimbang alenia ke -3 disebutkan “ Menimbang, bahwa
berdasarkan pertimbangan yang terurai di atas, maka Majelis Hakim berpendapat
bahwa tangkisan atau eksepsi yang telah diajukan oleh Para Tergugat dan yang
menyatakan gugatan Penggugat error in persona adalah tidak beralasan menurut
hukum”. Padahal Judex Factie sedang mempertimbangkan eksepsi Para
Pembanding terkait eksepsi “Gugatan Penggugat Kurang Para Pihak“;
2.4. Bahwa dalam amar putusannya angka 8 disebutkan “Para Tergugat secara
tanggung renteng untuk membayar segala menolak gugatan Penggugat
untuk selain dan selebihnya“;
2.5. Bahwa selanjutnya dalam amar putusan angka 9 disebutkan “Menghukum
biaya yang timbul dalam perkara ini yang hingga sekarang sebesar Rp.
2.116.000,- (dua juta enam belas ribu rupiah)”. Jadi penulisan ANGKA
dengan HURUF berbeda;
2.6. Bahwa jika dicermati petitum gugatan Penggugat (sekarang Terbanding), baik
dalam kerugian materiil maupun dalam kerugian immateril tidak meminta
kerugian dengan bunga bank, namun Judex Factie dalam mempertimbangkan
petitum kerugian immateril mengenakan bunga bank 6 % (enam prosen) per
tahun;
2.7. Bahwa disamping itu Penggugat (sekarang Terbanding) dalam petitum
gugatannya memohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bekasi “
membatalkan Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli dan Akta Pelepasan Hak,
bukan memohon Akta-Akta dimaksud “ Batal Demi Hukum “. Namun dalam
amar putusannya menyatakan “batal demi hukum”;
2.8. Demikian juga halnya dengan tuntutan pembayaran ganti kerugian, Penggugat
(sekarang Terbanding), agar Para Tergugat (sekarang Para Pembanding)
dihukum secara tanggung renteng membayar ganti kerugian kepada Penggugat
(vide petitum angka 5), tidak meminta ganti kerugian dibayar tunai dan lunas
seketika. Namun Judex Factie dalam amar putusannya angka 4 dan angka 5,
menyebutkan pembayaran ganti kerugian oleh Para Tergugat harus dibayar tunai
dan lunas seketika;
2.8. Bahwa berdasarkan uraian dan kenyataan terurai di atas, maka menurut hemat
Para Pembanding, adalah tidak benar menurut Hukum Acara Perdata bilamana
Majelis Hakim menggunakan “ kebebasan “ yang diberikan dalam memberi
putusan , berupa mengabulkan tuntutan subsidair, berdasarkan dan mengisi
kekurangan-kekurangan yang ada
Hal 104 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
pada tuntutan primair (vide Jurisprodensi Putusan Mahkamah agung R.I. Nomor
: 882 K/Sip/1974, tanggal 24 Maret 1976);
3. Bahwa selanjutnya jika dibaca dan dicermati Putusan Judex Factie (Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Bekasi) yang berkaitan dengan pokok perkara maupun amar
putusannya menyatakan mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian, karena
menurut hemat Para Pembanding Judex Factie adalah terlalu summir, tidak cermat
dan tidak proporsional. Sehingga menerapkan atau tidak menerapkan hukum acara
dan hukum pembuktian sebagaimana mestinya;
4. Bahwa hal ini dapat dicermati dari pertimbangan hukum Judex factie di halaman 102
s/d halaman 114, yang intinya dapat disimpulkan apakah benar antara Penggugat
dengan Para Tergugat telah mengadakan jual beli atas 4 (empat) bidang tanah hak
milik almarhum Hj. Musliha dengan 4 (empat) Sertifikat Hak milik yang telah
dibayar lunas oleh Penggugat dan uangnya telah diterima Para Tergugat ? dan apakah
benar perjanjian a quo tidak telah dapat mencapai tujuannya dan apakah perbuatan
Para Tergugat yang tetap menguasai dan tidak telah mengembalikan uang yang
diterimanya kepada Penggugat adalah merupakan perbuatan melawan hukum ?;
5. Bahwa Judex Factie dalam memeriksa dan mengadili perkara ini menurut hemat Para
Pembanding begitu saja mengesampingkan PENGAKUAN Penggugat (sekarang
Terbanding) dalam posita gugatannya, khususnya proses hukum sebelum terjadinya
AKTA PELEPASAN HAK antara Penggugat dengan Para Tergugat, bukti
kepemilikan atas 4 (emat) bidang tanah Para Tergugat, yaitu berupa SERTIFIKAT
HAK MILIK yang telah dilakukan pemeriksaan kepemilikan sebanyak 2 (dua) kali
oleh Turut Tergugat I kepada Turut Tergugat II dan telah dilakukan pengukuran
tentang luas dan batas-batas tanah yang menjadi obyek Pelepasan Hak atas tanah
dimaksud, adanya Akta Pengikatan Jual beli khususnya pasal 5 dan pasal 6, pendapat
Penggugat (sekarang Terbanding) yang mengatakan Turut Tergugat II telah
memberikan keterangan yang menyesatkan dan merugikan Penggugat serta begitu
saja Judex Factie mempercayai pengakuan pihak ketiga yang mempunyai hak atas
tanah dimaksud dan keterangan Turut Tergugat II yang mengatakan adanya overlap,
tetapi tidak dapat dibuktikan dipersidangan tentang adanya Sertifikat HGB
Nomor : 1842/Satriajaya atas nama PT. SATRIA RIANDI PERMAI;

Hal 105 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
6. Bahwa sebelum terjadinya proses AKTA PELEPASAN HAK antara Penggugat
dengan Para Tergugat, berdasarkan uraian posita gugatan Penggugat telah jelas dan
nyata bahwa sebelum dilaksanakannya transaksi Pelepasan Hak atas keempat bidang
tanah tersebut, Turut Tergugat I terlebih dahulu melakukan pemeriksaan
kepemilikan (validasi) atas keempat Sertifikat Hak Milik atas nama orang tua
Para Tergugat (sekarang Para Pembanding) kepada Turut Tergugat II
sebanyak 2 (dua) kali dan Turut Tergugat II sebanyak 2 (dua) kali telah
memberi jawaban dengan keterangan “ telah diperiksa sesuai dengan daftar
dikantor Pertanahan dan diberi paraf” (vide posita gugatan angka 6, angka
20 dan angka 21);
7. Bahwa selanjutnya sebelum transkasi Akta Pelepasan Hak, oleh Turut Tergugat I
dan Turut Tergugat II telah melakukan pengukuran tentang luas dan batas-batas
tanah a quo (vide posita angka 6;
8. Bahwa dari Pengakuan Penggugat (sekarang Terbanding) dalam posita gugatannya
maka telah terang dan jelas, bahwa dalam proses Pelepasan Hak dimaksud telah
memenuhi mekanisme dan prosedur hukum yang berlaku, yaitu memakai Notaris,
obyek tanah ada dan jelas, kemudian melakukan pengecekan kepemilikan dan atas
pengecekan kepemilikan kepada Turut Terggat II telah mendapat jawaban dengan
keterangan sebagaimana disebutkan di atas. Sehingga keempat Sertifikat Hak Milik
orang tau Para Pembanding adalah SAH MENURUT HUKUM, TIDAK
PALSU/DIPALSUKAN;
9. Bahwa selanjutnya pada saat dilakukan pengukuran tentang luas dan batas-batas
tanah a quo, berdasarkan keterangan saksi H. Marto dipersidangan yang
menerangkan di bawah sumpah tidak ada pihak lain yang complain/keberatan dan
tanah a quo selama ini yang garap adalah bujangnya Tergugat I. Dengan demikian
menurut hukum obyek tanah tersebut terang dan jelas, tidak ada sengketa;
10. Bahwa berdasarkan pengakuan Penggugat (sekarang Terbanding) dalam positanya
angka 17 secara tegas dan jelas didalilkan bahwa sekitar pertengahan bulan
Oktober 2018, Penggugat telah melakukan cut dan fill (gali urug) di atas
keempat bidang tanah tersebut;
11. Bahwa dari pengakuan Penggugat tersebut, maka telah jelas menurut hukum fisik
keempat bidang tanah dimaksud sebelum dilakukan Pelepasan Hak
telah diserahkan dan dikuasai oleh Penggugat (sekarang Terbanding);
Hal 106 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
12. Bahwa sebelum terjadinya proses AKTA PELEPASAN HAK antara Penggugat
dengan Para Tergugat, berdasarkan uraian posita gugatan Penggugat angka 15,
antara Penggugat dengan Para Tergugat telah sepakat dibuat dan ditandatangani
Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli tanggal 23 Agustus 2018 atas keempat bidang
tanah dimaksud;
13. Bahwa jika dicermati Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli dimaksud, secara jelas
dan tegas disepakati antara Penggugat dengan Para Tergugat hal-hal sebagai
berikut:
13.1 . PASAL 5 Akta Pengikatan Jual Beli tanggal 23 Agustus 2018 telah secara
jelas dan tegas disepakati “ – Dengan dibuatnya Akta Pengikatan Jual Beli
ini, maka Pihak Pertama (in casu Para Tergugat) tidak berhak lagi untuk
melakukan tindakan apapun, baik tindakan pengurusan (daden van
beheeren) maupun tindakan pemilikan (daden van aeigendom) dan
Pihak Pertama (in casu Para Tergugat) melepaskan semua hak-hak
yang masih melekat dan/atau akan ada dikemudian hari pada TANAH-
BANGUNAN tersebut di atas dan hak- hak yang dimaksud di atas
berpindah sepenuhnya kepada Pihak Kedua (in casu Penggugat)”;
13.2. PASAL 6 Akta Pengikatan Jual Beli tanggal 23 Agustus 2018 maka telah
secara jelas dan tegas dinyatakan “ – Tanah dan bangunan tersebut mulai hari
ini menjadi kepunyaan Pihak Kedua (in casu Penggugat), dan oleh
karenanya kerugian yang diderita dari dan/atau segala keuntungan
yang diperoleh dengannya terhitung mulai hari ini telah menjadi
beban/tanggung dan/atau menjadi hak Pihak Kedua (in casu
Penggugat) “;
14. Bahwa selanjutnya dalam uraian posita gugatan Penggugat (sekarang Terbanding)
angka 18, diakui Penggugat bahwa pada tanggal 23 Oktober 2018 Penggugat
mendapat surat somasi/teguran dari kuasa hukum PT. Satria Riandi Permai dan
pada pada bulan Desember 2018, Turut Tergugat I sebelum membuat Akta
Pelepasan Hak melakukan kembali pemeriksaan kepemilikan kepada Turut
Tergugat II dan pada tanggal 26 Desember 2018 jam 11.00 WIB, Turut Tergugat
II telah memberi jawaban untuk yang kedua kalinya atas pemeriksaan kepemilikan
(validasi) keempat Sertifikat Hak Milik yang diajukan Tergugat I yakni berupa
keterangan di lembaran belakang masing-masing dari keempat Sertifikat Hak Milik
atas nama orang tua Para Tergugat tersebut dengan keterangan “ telah diperiksa
sesuai
Hal 107 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
dengan daftar di kantor Pertanahan dan diberi paraf”. Selanjutnya pada tanggal 28
Desember 2018, Turut Tergugat I membuat Akta Pelepasan Hak antara Penggugat
dengan Para Tergugat (vide posita gugatan angka 20, 21 dan angka 22);
15. Bahwa berdasarkan pengakuan Penggugat (sekarang Terbanding) terurai di atas,
maka jelas menurut hukum Pelepasan Hak atas obyek tanah sengketa a quo telah
memenuhi mekanisme dan prosedur hukum yang berlaku, karena mengingat :
15.1. Bahwa berdasar Pengakuan Penggugat tanggal 23 Oktober 2018, mendapat
surat somasi dari kuasa hukum PT. Satria Riandi Permai. Selanjutnya Turut
Tergugat I melakukan pemeriksaan kepemilikan (validasi) untuk kedua kalinya
kepada Turut Tergugat II, dalam arti untuk memastikan kepemilikan atas ke
empat Sertifikat Hak Milik atas nama orang tua Para Tergugat, pada tanggal 26
Desember 2018, mendapat jawaban dari Turut Tergugat II dengan keterangan
ke empat Sertifikat Hak Milik tersebut telah diperiksa sesuai dengan daftar di
kantor Pertanahan dan diberi paraf;
15.2. Bahwa Dengan demikian menurut hukum ke empat Sertifikat Hak Milik atas
nama orang tua Para Pembanding adalah ASLI/TIDAK PALSU, CLEAR N
CLEAN. Sehingga logka hukumnya, atas dasar keterangan Turut Tergugat II
tersebut maka Turut Tergugat I tanggal 28 Desember 2018 membuat Akta
Pelepasan Hak antara Terbanding dengan Para Pembanding. Jadi bukan atas
desakan atau paksaan dari Para Pembanding;
15.3. Bahwa perlu ditegaskan yang menunjuk Turut Tergugat I (sekarang Turut
Terbanding I) adalah Terbanding, karena Para Pembanding sebelumnya
tidak/belum kenal dengan Turut Terbanding I;
16. Bahwa disamping itu secara logika hukumnya jika Terbanding pada saat itu
(sebelum atau pada tanggal 28 Desember 2018) ingin membatalkan atau tidak jadi
melanjutkan kesepakatan untuk dibuatkan dan menandatangani Akta Pelepasan Hak
dengan Para Pembanding, hal itu merupakan HAK sepenuhnya dari Terbanding.
Para Pembanding tidak akan dapat memaksa Terbanding;
17. Bahwa dengan sepakatnya Terbanding untuk melanjutkan dan menandatanagni
Akta Pelepasan Hak Milik dengan Para Pembanding, maka secara logika
hukumnya Terbanding sangat menyadari dan
Hal 108 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
memahami konsekwensi hukumnya. Oleh karena itu menurut hukum transaksi
Pelepesan Hak dimaksud tidak ada unsur paksaan, penipuan, kekhilafan;
18. Bahwa yang lebih essensial lagi ternyata berdasarkan PENGAKUAN Penggugat
(sekarang Terbanding), setelah ditandatanganinya Akta pelepasan Hak antara
Terbanding dengan Para Pembanding tanggal 28 Desember 2018, Terbanding
melakukan pengurusan balik nama atas keempat Sertifikat Hak Milik atas nama Hj.
Musliha kepada Turut Tergugat II (sekarang Turut Terbanding II) kurang lebih 11
(sebelas) bulan setelah Akta Pelepasan Hak dimaksud;
19. Bahwa Pengakuan Terbanding tersebut dapat dicermati dalam posita gugatannya
angka 25, yakni dari Surat jawaban Turut Tergugat II (sekarang Turut Terbanding
II) Nomor : 836/200- 32.16/X/2019, tanggal 8 Oktober 2019;
20. Bahwa dengan lalainya atau lambatnya Terbanding mengurus proses balik nama
atas keempat bidang tanah sengketa dimaksud, yaitu kurang lebih 11 (sebelas) bulan
setelah Akta Pelepasan Hak Milik Para Pembanding, yang dengan Akta Pelepasan
Hak dimaksud ke empat bidang tanah dimaksud telah menjadi TANAH NEGARA,
maka secara logika hukumnya tidak tertutup kemungkinan dimanfaatkan oleh
pihak-pihak tertentu;
21. Bahwa dari fakta hukum dan kenyataan-kenyataan terurai di atas, maka menurut
hukum Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli dan Akta Pelepasan Hak antara
Terbanding dan Para Pembanding tidak dapat dinyatakan batal demi hukum, dengan
hanya melihat jual beli a quo tidak telah dapat mencapai tujuannya tanpa
mempertimbangkan hal-hal yang melatar belakanginya. Menurut hemat Para
Pembanding Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli dan Akta Pelepasan Hak antara
Terbanding dan Para Pembanding SAH dan mengikat para pihak, karena
mengingat :
21.1. Bahwa Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli dan/atau Akta Pelepasan Hak
antara Terbanding dan Para Pembanding telah dilakukan sesuai dengan syarat
dan prosedur hukum yang berlaku, dibuat oleh dan dihadapan Notaris/PPAT,
tanpa ada unsur paksan, penipuan atau kekhilafan;
21.2. Bahwa dibuat dan ditandatangani berdasarkan kesepakatan pihak- pihak yang
diikuti dengan perbuatan-perbuatan nyata, antara lain

Hal 109 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
tanah sudah diserahkan kepada Terbanding selama kurang lebih 11 (sebelas)
bulan;
21.3. Bahwa dalam Pelepasan Hak dimaksud, tidak didahului atau disetai hal-hal
yang tidak wajar atau itikad-itikad yang jujur;
22. Bahwa fakta PENGAKUAN Terbanding dalam posita gugatannya sebagaimana
Para Pembanding kemukakan di atas, menurut hukum sebenarnya telah terang dan
nyata, bahwa permasalahan dalam perkara ini timbul bukan karena kesalahan Para
Pembanding, melainkan adalah merupakan kesalahan dari Turut Tergugat II
(sekarang Turut Terbanding II) dan juga adanya kelalaian/keterlambatan pihak
Terbanding dalam mengurus proses balik nama;
23. Bahwa Terbanding sendiri telah terang dan jelas mengakui dalam posita gugatannya
8, bahwa dengan adanya keterangan dari Turut Terbanding II atas pemeriksaan
kepemilikan (validasi) dari keempat Sertifikat Hak Milik tersebut yang telah sesuai
dengan daftar Buku Tanah maka Penggugat bersedia untuk membeli keempat
bidang tanah 14.425 M2;
24. Bahwa demikian pula dalam posita gugatan Terbanding angka 26, Terbanding telah
terang dan jelas mengakui, bahwa Turut Terbanding II telah memberikan
keterangan yang menyesatkan dan merugikan Penggugat (sekarang Terbanding);
25. Bahwa selanjutnya mengenai adanya kelalaian/keterlambatan pihak Terbanding
dalam mengurus proses balik nama, dapat dicermati dari posita gugatan Terbanding
angka 25 yaitu atas permohonan Terbanding, Turut Terbanding II memberikan surat
jawaban tertanggal 8 Oktober 2019. Sedangkan Akta Pelepasan Hak tanggal 28
Desember 2018;
26. Bahwa oleh karena itu menurut hemat Para Pembanding, pertimbangan hukum
Judex Factie kurang/tidak sempurna pertimbangan hukumnya (onvoldoende
gemotiveerd).Seharusnya Judex Factie dalam memeriksa dan mengadili perkara ini
sesuai dengan fakta nyata yang terungkap dipersidangan sebagaimana telah Para
Pembanding kemukakan di atas;
27. Bahwa Judex Factie seharusnya bukan hanya memberi pertimbangan hukum seperti
di halaman 102 s/d halaman 114, yang intinya dapat disimpulkan apakah benar
antara Penggugat dengan Para Tergugat telah mengadakan jual beli atas 4 (empat)
bidang tanah hak milik almarhum Hj. Musliha dengan 4 (empat) Sertifikat Hak
milik yang telah dibayar lunas oleh Penggugat dan uangnya telah diterima Para
Tergugat ? dan apakah benar
Hal 110 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
perjanjian a quo tidak telah dapat mencapai tujuannya dan apakah perbuatan Para
Tergugat yang tetap menguasai dan tidak telah mengembalikan uang yang
diterimanya kepada Penggugat adalah merupakan perbuatan melawan hukum ?;
28. Bahwa menurut hemat Para Pembanding dalam perkara a quo, untuk menyatakan
Para Tergugat/Para Pembanding melakukan perbuatan melawan hukum atau tidak
kepada Penggugat, menurut hukum haruslah diketahui lebih dahulu secara riil/nyata
apakah Para Tergugat menerima pembayaran ganti rugi dari Penggugat atas obyek
tanah yang nyata-nyata bukan miliknya ?;
29. Bahwa untuk menjawab pertanyaan tersebut di atas, maka dalam persidangan ini,
didapat fakta hukum yang tidak dapat dipungkiri lagi kebenarannya oleh Penggugat
(sekarang Terbanding), bahwa obyek tanah sengketa menurut hukum adalah benar
milik dari orang tua Para Tergugat (sekarang Para Pembanding) yang bernama Hj.
Musliha berdasarkan :
- Sertifikat Hak Milik No. 3157/Satria Jaya ini adalah berdasarkan Akta Jual
Beli No. 147/BP.25/XII/1990, tanggal 31 Desember 1990 yang dibuat oleh dan
dihadapan Drs. Bambang Prayitno selaku Camat/PPAT Wilayah Kecamatan
Tambun;
- Sertifikat Hak Milik No. 2501/Satria Jaya ini adalah berdasarkan Akta Jual
Beli No. 200/BP.56/XII/1990, tanggal 31 Desember 1990 yang dibuat oleh dan
dihadapan Drs. Bambang Prayitno selaku Camat/PPAT Wilayah Kecamatan
Tambun;
- Sertifikat Hak Milik No. 2502/Satria Jaya ini adalah berdasarkan Akta Jual
Beli No. 201/BP.57/XII/1990, tanggal 31 Desember 1990 yang dibuat oleh dan
dihadapan Drs. Bambang Prayitno selaku Camat/PPAT Wilayah Kecamatan
Tambun;
- Sertifikat Hak Milik No. 2503/Satria Jaya ini adalah berdasarkan Akta Jual
Beli No. 202/BP.58/XII/1990, tanggal 31 Desember 1990 yang dibuat oleh dan
dihadapan Drs. Bambang Prayitno selaku Camat/PPAT Wilayah Kecamatan
Tambun;
30. Bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 20 Undang Undang No. 5 Tahun 1960
Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, secara jelas dan tegas dinyatakan “
Hak Milik adalah hak turun temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai
orang atas tanah dengan mengingat ketentuan pasal 6 “;
Hal 111 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
31. Bahwa adapun keberadaan ke empat Sertifikat Hak Milik orang tua Para Tergugat
dimaksud, telah didapat fakta hukum berupa PENGAKUAN PENGGUGAT
(sekarang Tebanding) dalam posita gugatannya di angka 6 dan angka 20 bahwa
terkait dengan masalah kepemilikan obyek tanah sengketa a quo Turut Tergugat I
(sekarang Turut Terbanding I) sebelumnya telah melakukan pemeriksaan
Kepemilikan (Validasi) kepada Turut Tergugat II (sekarang Turut Terbanding II)
sebanyak 2 (dua) kali atas ke empat Sertifikat Hak Milik orang tua Para Tergugat
dimaksud;
32. Bahwa selanjutnya Turut Tergugat II (sekarang Turut Terbanding II) juga telah 2
(dua) kali memberi jawaban yakni berupa keterangan di lembaran halaman
belakang masing-masing dari ke empat Sertifikat Hak Milik tersebut, yaitu berupa
keterangan “TELAH DIPERIKSA SESUAI DENGAN DAFTAR DI KANTOR
PERTANAHAN DAN DIBERI PARAF PADA TANGGAL 18 MEI 2018 PADA
JAM : 11.00 WIB“ DAN/ATAU PADA TANGGAL 26 DESEMBER 2018 JAM ;
11.00 WIB. Sehingga menurut hukum keberadaan ke empat Sertifikat Hak Milik
dimaksud adalah SAH, BERSIH, TIDAK PALSU, TIDAK DALAM SENGKETA,
TIDAK SEDANG DIJAMINKAN DAN TIDAK ADA ORANG LAIN YANG
MEMILIKI OBYEK TANAH DIMAKSUD SERTA TIDAK DIKENAKAN
SUATU SITAAN (CLEAR N CLEAN);
33. Bahwa Pengakuan Penggugat (sekarang Terbanding) tersebut di atas diperkuat lagi
dengan Jawaban Turut Tergugat I (sekarang Turut Terbanding I) dalam jawabannya
yang membenarkan hampir seluruh dalil-dalil posita gugatan Penggugat dan juga
jawaban dari Turut Tergugat II. Bahkan Turut Tergugat II dalam persidangan
perkara ini, mengajukan bukti surat berupa ke empat Serifikat Hak Milik atas nama
orang tua Para Tergugat;
34. Bahwa disamping itu perlu menjadi perhatian dan dicermati ternyata didapat fakta
hukum dipersidangan ini bahwa baik Penggugat maupun Turut Tergugat I dan
Turut Tergugat II tidak mampu membuktikan keberadaan Sertifikat Hak Guna
Bangunan Nomor : 1842/Satriajaya. Sehingga menurut hukum dalil-dalil yang
mengatakan adanya overlap terhadap obyek tanah sengketa HARUSLAH
DITOLAK ATAU SETIDAK-TIDAKNYA TIDAK DAPAT DITERIMA;
35. Bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum terurai di atas yang dikaitkan dengan
keterangan saksi-saksi Para Tergugat yang menerangkan di bawah sumpah
dipersidangan ini serta bukti tambahan dari Para Tergugat berupa
Hal 112 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Surat Pernyataan dari Sekretaris Desa Satriajaya bernama Bahtiar yang ikut
menandatangi sebagai saksi Akta Jual Beli orang tua Para Tergugat, maka telah
jelas dan gamblang menurut hukum bahwa pemilik obyek tanah sengketa adalah
orang tua Para Tergugat;
36. Bahwa dengan demikian maka jelas menurut hukum Para Pembanding telah nyata
sebagai pemilik obyek tanah sengketa, karena ternyata dipersidangan dalam perkara
ini tidak pernah terungkap adanya bukti Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor :
1842/Satriajaya atas nama PT. Satria Riandi Permai;
37. Bahwa kalaupun Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor : 1842/Satriajaya ada –
quod non - keberadaan Sertifikat HGB No. 1842/ Satriajaya atas nama PT. Satria
Riandi, belum pernah diuji kebenarannya di Pengadilan atau belum pernah
ada putusan Pengadilan yang berkekuatan tetap yang menyatakan bahwa
Sertifikat HGB No. 1842/ Satriajaya atas nama PT. Satria Riandi Permai,
adalah SAH menurut hukum dan obyek tanah sengketa adalah milik dari
PT. Satria Riandi Permai;
38. Bahwa selanjutnya jika dibaca dan dipelajari posita gugatan Penggugat (sekarang
Terbanding), pada intinya Penggugat (sekarang Terbanding) menggugat Para
Tergugat (sekarang Para Pembanding) dengan dasar Para Tergugat (sekarang Para
Pembanding) telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum terhadap Penggugat
(sekarang Terbanding) terkait adanya Surat Somasi/Peringatan dari kuasa Hukum
PT. Satria Riandi Permai yang mengaku memiliki obyek tanah sengkta yang telah
dibayar ganti ruginya oleh Penggugat/Terbanding kepada Para Tergugat/Para
Pembanding dan adanya surat jawaban/keterangan dari Turut Tergugat II/Turut
Terbanding II yang intinya menerangkan di atas obyek tanah sengketa telah ada
Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor : 1842/Satriajaya atas nama PT. Satria
Riandi Permai;
39. Bahwa Para Tergugat/Para Pembanding diminta oleh Penggugat/ Terbanding
diminta untuk mengajukan gugatan kepada PT. Satria Riandi Permai dan/atau
diminta untuk mengembalikan uang ganti rugi yang telah dibayar oleh
Penggugat/Terbanding, namun Para Tergugat/Para Pembanding tidak bersedia.
Sehingga menurut Penggugat/ Terbanding sikap Para Tergugat/Para Pembanding
merupakan Perbuatan Melawan Hukum terhadap Penggugat/Terbanding;

Hal 113 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
40. Bahwa untuk membuktikan apakah Para Tergugat/Para Pembanding telah terbukti
melakukan Perbuatan Melawan Hukum terhadap Penggugat/ Terbanding
sebagaimana didalilkan Penggugat/Terbanding dalam posita gugatannya, maka
sebagaimana diketahui bersama Pengadilan harus mengacu kepada fakta-fakta yang
terungkap dipersidangan dalam perkara ini;
41. Bahwa ternyata dalam perkara ini didapat fakta-fakta hukum dan kenyataan-
kenyataan yang tidak dapat lagi dipungkiri kebenarannya, yaitu sebagai berikut :
41.1. Bahwa BENAR obyek tanah sengketa adalah milik dari orang tua Para
Tergugat/ Para Pembanding, yaitu terbukti dari ke empat Sertifikat Hak Milik
atas nama Hj. Musliha (orang tua Para Tergugat/Para Pembanding)) yang
menurut ketentuan pasal 20 Undang Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang
Peraturan dasar Pokok Pokok Agraria, HAK MILIK ADALAH HAK
TURUN TEMURUN, TERKUAT DAN TERPENUH YANG DAPAT
DIPUNYAI ORANG ATAS TANAH;
41.2. Bahwa BENAR ke empat Sertifikat Hak Milik atas nama Hj. Musliha telah
dilakukan pemeriksaan kepemilikan (validasi) sebanyak 2 (dua) kali oleh
Turut Tergugat I/Turut Terbanding I di kantor Turut Tergugat II/Turut
Terbanding II dan Turut Tergugat II/ Turut Terbanding II telah memberi
jawaban sebanyak 2 (dua) kali atas pemeriksaan kepemilikan ke empat
Sertifikat Hak Milik dimaksud yang intinya menyatakan “ telah diperiksa
sesuai dengan daftar di Kantor Pertanahan dan di beri paraf pada
tanggal 18 Mei 2018 jam : 11.00 WIB dan/atau pada tanggal 26
Desember 2018 jam : 11.00 WIB;
41.3. Bahwa dengan adanya pemeriksaan kepemilikan atas keempat Sertifikat Hak
Milik dimaksud dan dengan adanya keterangan dari Turut Tergugat II/Turut
Terbanding II tersebut di atas, maka jelas membuktikan secara hukum bahwa
tanah dan ke empat Sertifikat Hak Milik almarhum orang tua Para
Tergugat/Para Pembanding adalah SAH ATAU TIDAK PALSU”;
41.4. Bahwa BENAR Akta Pengikatan Jual Beli dan Akta Pelepasan Hak yang
dibuat oleh dan dihadapan Turut Tergugat I, telah sesuai dengan mekanisme
dan prosedur hukum yang berlaku, tidak ada unsur paksaan, penipuan atau
kekhilafan;

Hal 114 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
41.5. Bahwa BENAR dalam persidangan perkara ini, baik Penggugat, Turut
Tergugat I dan Turut Tergugat II tidak membuktikan adanya Sertifikat Hak
Guna Bangunan Nomor : 1842/Satriajaya yang katanya atas nama PT. Satria
Riandi Permai. Sehingga menurut hukum keberadaan Sertifikat Hak Guna
Bangunan Nomor : 1842/Satriajaya yang katanya atas nama PT. Satria Riandi
Permai haruslah dianggap tidak pernah ada;
41.6. Bahwa BENAR dengan Akta Pelepasan Hak Milik ke empat Sertifikat Hak
Milik atas nama almarhum orang tua Para Tergugat/Para Pembanding telah
dinyatakan Turut Tergugat II/Turut Terbanding II “TIDAK BERLAKU
LAGI ATAU DIMATIKAN/DIHAPUS HAKNYA”. Hal ini juga diakui
oleh Penggugat/Terbanding yang diperkuat dengan jawaban dari Turut
Tergugat I/Turut Terbanding I dan Turut Tergugat II/Turut Terbanidng II;
41.7. Bahwa dengan ke empat Sertifikat Hak Milik atas nama almarhum orang tua
Para Tergugat/Para Pembanding telah dinyatakan Turut Tergugat II/Turut
Terbanding II “TIDAK BERLAKU LAGI ATAU DIMATIKAN/DIHAPUS
HAKNYA”, maka Para Pembanding telah tidak mempunyai alas hak lagi
untuk mengajukan gugatan terhadap pihak PT. Satria Riandi Permai dan Turut
Terbanding II, karena status obyek tanah sengketa sejak dibuat dan
ditandatanganinya Akta Pelepasan Hak dimaksud, obyek tanah a quo telah
menjadi tanah Negara;
41.8. Bahwa apalagi jika dikaitkan dengan ketentuan pasal 5 dan pasal 6 Akta
Perjanjian Pengikatan Jual Beli tanggal 23 Agustus 2018, maka menurut
hukum telah tegas dan jelas disepakati :
- PASAL 5 disepakati “ – Dengan dibuatnya Akta Pengikatan Jual Beli ini,
maka Pihak Pertama (in casu Para Tergugat) tidak berhak lagi untuk
melakukan tindakan apapun, baik tindakan pengurusan (daden van
beheeren) maupun tindakan pemilikan (daden van aeigendom) dan Pihak
Pertama (in casu Para Tergugat) melepaskan semua hak-hak yang masih
melekat dan/atau akan ada dikemudian hari pada TANAH-BANGUNAN
tersebut di atas dan hak-hak yang dimaksud di atas berpindah
sepenuhnya kepada Pihak Kedua (in casu Penggugat)”;
- PASAL 6 disepakati “ – Tanah dan bangunan tersebut mulai hari ini
menjadi kepunyaan Pihak Kedua (in casu Penggugat), dan oleh
Hal 115 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
karenanya kerugian yang diderita dari dan/atau segala keuntungan
yang diperoleh dengannya terhitung mulai hari ini telah menjadi
beban/tanggung dan/atau menjadi hak Pihak Kedua (in casu
Penggugat) “;
41.9. Bahwa dari fakta dan kenyataan terurai di atas, maka Para Pembanding
menurut hukum tidak mempunyai alas hak lagi atau tidak mempunyai dasar
pijakan hukum yang kuat untuk mengajukan gugatan kepada pihak PT. Satria
Riandi Permai dan Turut Terbanding II;
42. Bahwa dengan demikian maka Para Pembanding menurut hukum tidak dapat
dinyatakan telah melakukan perbuatan melawan hukum kepada Terbanding, karena
Para Pembanding tidak mau melakukan gugatan kepada PT. Satria Riandi Permai
dan Turut Terbanding II;
43. Bahwa adapun terkait dengan PT. Satria Riandi Permai yang mengaku memiliki
obyek tanah sengketa dengan membuat surat somasi/peringatan kepada Penggugat
dan/atau adanya surat jawaban/keterangan dari Turut Tergugat II/Turut Terbanding
II diatas tanah obyek sengketa telah ada Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor :
1842/Satriajaya atas nama PT. Satria Riandi Permai, menurut hukum tidak dapat
dilimpahkan kesalahannya kepada Para Tergugat/ Para Pembanding, karena Turut
Terbanding II tidak mengemukakan hal ini sejak awal, melainkan setelah ke empat
Sertifikat Hak Milik atas nama orang tua Para Pembanding dinyatakan “TIDAK
BERLAKU LAGI ATAU DIMATIKAN/DIHAPUS HAKNYA”. Jika Turut
Terbanding II dari sejak awal atau sebelum diadakan Akta Pelepasan Hak Milik
memberi keterangan/jawaban demikian, maka jelas tidak akan timbul perkara ini;
44. Bahwa demikian pula halnya Para Tergugat/Para Pembanding tidak
memenuhi keinginan Penggugat/Terbanding untuk mengembalikan uang ganti rugi
kepada Penggugat/Terbanding tidak dapat dinyatakan Para Tergugat/Para
Pembanding telah terbukti melakukan Perbuatan Melawan Hukum terhadap
Penggugat/Terbanding dengan hanya melihat tidak telah tercapainya tujuan
perjanjian a quo, melainkan harus dilihat secara konkrit peristiwa-peristiwa
hukum/fakta-fakta hukum yang terjadi dengan mempertimbangkan hak dan
kepentingan hukum pihak-pihak berperkara dengan menjunjung tinggi rasa keadilan
dan kepastian hukum;

Hal 116 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
45. Bahwa Para Pembanding tidak pernah bermaksud melakukan perbuatan melawan
hukum kepada Terbanding dalam perkara ini, adalah wajar dan manusiawi jika Para
Pembanding mempertimbangkan kepentingan hukum Para Pembanding, karena
mengingat :
45.1. Bahwa Para Tergugat/Para Pembanding telah melepaskan hak miliknya
dengan Akta Pelepasan Hak dimaksud, saat ini status tanah sengketa a quo
telah menjadi tanah Negara dan ke empat Sertifikat Hak Milik atas nama
almarhum orang tua Para Tergugat telah dinyatakan Turut Tergugat II “Tidak
Berlaku Lagi atau dimatikan/dihapus Haknya”
45.2. Bahwa disamping itu dari ketentuan pasal 5 dan pasal 6 Akta Perjanjian
Pengikatan Jual Beli tanggal 23 Agustus 2018, maka menurut hukum telah
sangat jelas bahwa sejak tanggal 23 Agustus 2018, terhadap tanah sengketa a
quo hak-hak pengurusan dan hak pemilikan berpindah sepenuhnya kepada
Penggugat/Terbanding dan sejak tanggal 23 Agustus 2018, tanah sengketa a
quo telah menjadi KEPUNYAAN Penggugat/Terbanding dan SEGALA
KERUGIAN menjadi beban atau tanggungan Penggugat/Terbanding, dan
segala keuntungan menjadi hak Penggugat/Terbanding;
45.3. Bahwa selanjutnya apakah Penggugat/Terbanding mau bertanggung jawab
sepenuhnya jika permohonan ke empat Sertifikat Hak Milik orang tua Para
Tergugat/Para Pembanding untuk dikembalikan dalam keadaan semula
ditolak oleh Turut Tergugat II/Turut Terbanding II;
46. Bahwa dengan dasar pertimbangan tersebut, maka sebagai wujud itikad baik Para
Tergugat/Para Pembanding telah mengundang Penggugat/ Terbanding dan Turut
Tergugat I/Turut Terbanding I di rumah Tergugat I/Pembanding I guna
membicarakan penyelesaian masalah ini, dan Para Tergugat/Para Pembanding
dalam pertemuan pada saat itu menyarankan agar Penggugat/Terbanding tetap
menguasai fisik tanah dimaksud dan melanjutkan pembangunan serta biarkan pihak
ketiga tersebut mengajukan gugatan kepada Penggugat/Terbanding atau
Penggugat/Terbanding mengajukan gugatan kepada pihak ketiga yang memberi
somasi kepada Penggugat/Terbanding dan kepada Turut Tergugat II/Turut
Terbanding II;
47. Bahwa adapun terkait dengan biaya yang akan dikeluarkan, Para Tergugat/Para
Pembanding dan Turut Tergugat I/Turut Terbanding I pada saat itu sepakat akan
membantu Penggugat/Terbanding baik menyangkut
Hal 117 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
masalah biaya-biaya maupun masalah pembuktian. Wujud itikad baik Para
Pembanding terurai diatas, tidak pernah dibantah oleh Penggugat/ Terbanding dan
Turut Terbanding I;
48. Bahwa oleh karena itu seharusnya berdasarkan fakta-fakta hukum terurai diatas,
Judex factie secara ex officio dalam keadaan seperti terurai di atas karena
jabatannya berwenang melalui penafsiran hukum untuk meneliti dan menilai serta
wajib karena jabatannya berwenang menggali hukum untuk menolak atau setidak-
tidaknya menyatakan gugatan Penggugat (sekarang Terbanding) tidak dapat
diterima. Bukan mengabulkan gugatan Penggugat/Terbanding dengan hanya
melihat tidak telah tercapainya perjanjian a quo;
49. Bahwa oleh karena itu pertimbangan hukum Judex Factie sebagai mana Para
Pembanding Memori Banding ini, adalah pertimbangan hukum yang terlalu
summir, tidak tepat atau keliru. Karena sebagaimana diketahui bersama pasal-pasal
dalam KUHPerdata yang mengatur tentang perjanjian, antara lain :
- Pasal 1313 KUHPerdata : Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan
mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau
lebih (asas kebebasan berkontrak);
- Pasal 1338 KUHPerdata : Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya (asas Pacta Sun
Servanda);
- Pasal 1340 KUHPerdata : Suatu perjanjian hanya berlaku antara pihak- pihak
yang membuatnya. Suatu perjanjian tidak dapat membawa rugi pihak ketiga;
- Pasal 1320 KUHPerdata : Untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat
syarat :
1. Sepakat mereka yang
mengikat dirinya;
2. Kecakapan untuk
membuat suatu perikatan;
3. Suatu hal tertentu;
4. Suatu sebab yang halal;
- Untuk syarat ad.1 dan ad.2 tersebut diatas disebut sebagai syarat subyetif dan
untuk ad.3 dan ad.4 disebut sebagai syarat obyektif. Tidak dipenuhinya salah
satu syarat subyektif, yaitu “tiada sepakat yang sah

Hal 118 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
apabila sepakat itu diberikan karena kekhilafan (pasal 1321
KUHPerdata) atau adanya “paksaan atau penipuan” (pasal 1324
KUHPerdata dan pasal 1328 KUHPerdata) mengakibatkan dapat
dibatalkannya perjanjian (ex nunc) dan jika salah satu syarat obyektif tidak
terpenuhi yaitu melanggar pasal 1332 KUHPerdata “Hanya barang- barang
yangdapat diperdagangkan saja dapat menjadi pokok perjanjian” atau
melanggar pasal 1337 KUHPerdata “Suatu sebab adalah terlarang, apabila
dilarag oleh undang-undang atau apabila berkenaan dengan kesusilaan
baik atau ketertiban umum”, maka perjanjian tersebut dinyatakan batal demi
hukum (ex Tunc), perjanjian tersebut sejak semula dianggap tidak pernah ada;
50. Bahwa dari kenyataan dan fakta-fakta hukum terurai di atas yang dikaitkan dengan
ketentuan pasal-pasal dalam KUHPerdata tersebut diatas, maka menurut hukum
Para Tergugat/Para Pembanding Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli tanggal 23
Agustus 2018 dan Akta Pelepasan Hak tanggal 28 Desember 2018, adalah sah dan
Para Pembanding tidak dapat dinyatakan telah terbukti melakukan Perbuatan
Melawan Hukum terhadap Penggugat/Terbanding, karena selain fakta-fakta hukum
yang telah Para Pembanding kemukakan diatas, juga mengingat :
50.1. Bahwa Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli dan/atau Akta Pelepasan Hak
antara Terbanding dan Para Pembanding telah dilakukan sesuai dengan syarat
dan prosedur hukum yang berlaku, dibuat oleh dan dihadapan Notaris/PPAT,
tanpa ada unsur paksan, penipuan atau kekhilafan;
50.2. Bahwa dibuat dan ditandatangani berdasarkan kesepakatan pihak- pihak yang
diikuti dengan perbuatan-perbuatan nyata, antara lain tanah sudah diserahkan
kepada Terbanding selama kurang lebih 11 (sebelas) bulan;
50.3. Bahwa dalam Pelepasan Hak dimaksud, tidak didahului atau disetai hal-hal
yang tidak wajar atau itikad-itikad yang jujur;
50.4. Bahwa apalagi ternyata baik Penggugat, Turut Tergugat I dan Turut Tergugat
II dipersidangan dalam perkara ini tidak membuktikan adanya Sertifikat Hak
Guna Bangunan Nomor : 1842/Satriajaya yang katanya atas nama PT. Satria
Riandi Permai. Sehingga menurut hukum keberadaan Sertifikat Hak Guna
Bangunan Nomor :

Hal 119 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
1842/Satriajaya yang
haruslah dianggap tidakkatanya atas nama PT. Satria Riandi Permai
pernah ada;
Berdasarkan fakta hukum dan kenyataan-kenyataan terurai di atas, Para
Pembanding MEMOHON kepada Yth, Bapak Ketua Pengadilan Tinggi Bandung-Jawa
Barat C.q. Majelis Hakim Tinggi Bandung-Jawa Barat yang memeriksa dan mengadili
perkara ini berkenan memeriksa ulang perkara ini yang selanjutnya memberi Putusan
sebagai berikut :
- Menerima permohonan banding dari Para Pembanding (dahulu Para Tergugat) di
atas;
MENGADILI SENDIRI :
I. DALAM EKSEPSI :
- Menerima eksepsi yang diajukan Para Tergugat (sekarang Para
Pembanding);
- Menyatakan gugatan Penggugat (sekarang Terbanding) tidak dapat diterima;

II. DALAM POKOK PERKARA :

1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya


menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima;
2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini.
A T A U, mohon putusan yang seadil-adilnya.

Menimbang, bahwa atas Memori Banding dari Para


Pembanding/semula Para Tergugat tersebut, Terbanding/semula Penggugat telah
menyampaikan Kontra Memori Banding tertanggal 2 Desember 2020 yang pada
pokoknya sebagai berikut:

Bahwa Gugatan TERBANDING kepada PARA PEMBANDING adalah bukan


merupakan Gugatan sengketa kepemilikan tanah melainkan gugatan a quo adalah
gugatan tentang Pembatalan atas JUAL BELI 4 (empat) bidang tanah HAL MANA
JUAL BELI TERSEBUT TIDAK DAPAT MENCAPAI TUJUANNYA
dan karenanya TERBANDING menuntut pengembalian pembelian 4 (empat) bidang
tanah dari PARA PEMBANDING yang telah menerima lunas pembelian tersebut;
Bahwa setelah TERBANDING membaca Memori Banding PARA PEMBANDING,
PARA PEMBANDING telah salah mengerti substansi pokok perkara gugatan a quo dari

Republ
awal, sehingga dalil-dalil, bantahan dan dasar hukum yang dijadikan dasar dalam
membuat memori banding ini adalah bukan

Hal 120 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
terkait
didalamdengan
gugatanhal-hal
a quo yang dipersoalkan
melainkan oleh TERBANDING
PARA PEMBANDING sebagaimana
menafsirkan seakan-
akan gugatan a quo adalah terkait dengan sengketa kepemilikan atas 4 (empat) bidang
tanah atas nama Hj. Musliha.
Bahwa kesalahan PARA PEMBANDING dalam mengerti substansi pokok perkara
gugatan a quo tersebut dapat terlihat jelas dalam memori banding PARA
PEMBANDING sebagai berikut:
I. DALAM EKSEPSI
A. GUGATAN PENGGUGAT TIDAK JELAS/KABUR (OBSCUUR LIBEL)
1) Bahwa menurut PARA PEMBANDING pertimbangan hukum Judex Factie
tidak cermat dan tidak proporsional. Sehingga pertimbangan hukum Judex
Factie tidak cukup memberikan pertimbangan hukum secara sempurna
(onvoeldondegemotiveerd), sebagaimana terbukti dalam pertimbangan
hukum Judex Factie pada halaman 97 alenia terakhir s/d halaman 99…..
dst..;
2) Bahwa menurut PARA PEMBANDING pertimbangan hukum Judex Factie
sebagaimana pada hal 97 alinea terakhir s/d halaman 99 tidak cermat dan
tidak proporsional, karena yang PARA TERGUGAT (PARA
PEMBANDING) eksepsi adalah terkait dengan uraian posita gugatan
PENGGUGAT (sekarang TERBANDING) yang tidak sinkron (kontradiktif)
antara uraian posita yang satu dengan uraian posita yang lainnya maupun
dengan petitum ….dst.;
3) Bahwa menurut PARA PEMBANDING pertimbangan hukum Judex Factie
dalam mempertimbangkan eksepsi PARA PEMBANDING terkait dengan
gugatan tidak menguraikan batas-batas tanah sengketa dalam gugatannya
dihalaman 98 s/d 99, menurut hemat PARA PEMBANDING Judex Factie
telah begitu saja mengesampingkan Jurisprudensi Putusan Mahkamah
Agung RI. No. 1149 K/SiP/1975, tanggal 17 April 1979, yang mensyaratkan
bahwa “dalam hal gugatan yang menyangkut tanah harus disebutkan
tanah sengketa tidak disebutkan dengan jelas dalam surat gugatan
tersebut, maka hakim harus menyatakan gugatan tersebut tidak
dapat diterima”
4) Bahwa menurut PARA PEMBANDING dengan adanya inisiatif dari Judex
Factie untuk pemeriksaan setempat, menurut hemat PARA PEMBANDING
Judex Factie belum jelas dan/atau belum mengetahui

Hal 121 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
secara jelas tentang lokasi tanah, luas tanah, batas-batas tanah dilapangan
walaupun pelaksanaan dalam pemeriksaan setempat dimaksud didelegasikan
kepada Pengadilan Negeri Cikarang – Kabupaten Bekasi;
Bahwa terhadap alasan-alasan pada Memori Banding PARA PEMBANDING
sebagaimana tersebut diatas pada angka 1 s/d angka 4 TERBANDING
berpendapat :
1) Bahwa terhadap alasan hukum PARA PEMBANDING pada angka 1 (satu)
menurut TERBANDING pertimbangan hukum judex Factie sebagaimana
pada halaman 97 s/d 99 mengenai Eksepsi gugatan Penggugat tidak
jelas/kabur (Obscuur Libel) adalah sudah tepat dan sempurna, sehingga
demi hukum alasan-alasan dari PARA PEMBANDING harus ditolak demi
hukum;
2) Bahwa terhadap alasan hukum PARA PEMBANDING pada angka 2 (dua )
diatas menurut TERBANDING Alasan-alasan hukum tersebut haruslah
ditolak demi hukum karena alasan-alasan hukum tersebut adalah
pengulangan sebagaimana jawaban PARA PEMBANDING (dahulu PARA
TERGUGAT) pada halaman 2 s/d 3 surat jawaban PARA TERGUGAT, dan
telah TERBANDING tanggapi dalam REPLIK pada persidangan tanggal 17
Maret 2019, oleh dan karenanya alasan-alasan hukum dimaksud pada kontra
memori banding ini tidak perlu kami tanggapi kembali, karena sebagaimana
diawal telah TERBANDING sampaikan bahwa kontra memori banding ini
adalah merupakan satu kesatuan dan bagian yang tak terpisahkan dengan
gugatan, replik, pembuktian, dan kesimpulan yang telah kami sampaikan
pada tingkat pertama di Pengadilan Negeri Bekasi.
3) Bahwa terhadap alasan hukum PARA PEMBANDING pada angka 3 (
tiga ) diatas menurut TERBANDING Jurisprudensi Putusan Mahkamah RI.
No. 1149 K/Sip 1975, tanggal 17 April 1979, tidak dapat diberlakukan
terhadap gugatan a quo, karena sebagaimana diawal kami (TERBANDING)
telah sampaikan Gugatan TERBANDING kepada PARA
PEMBANDING (dahulu PARA
TERGUGAT) adalah bukan merupakan gugatan sengketa kepemilikan
tanah melainkan gugatan a quo adalah terkait dengan Pembatalan atas
JUAL BELI 4 (empat) bidang tanah HAL MANA JUAL BELI TERSEBUT
TIDAK DAPAT MENCAPAI TUJUANNYA dan

Hal 122 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
karenanya TERBANDING menuntut pengembalian harga jual beli quo dari
PARA PEMBANDING yang telah menerima lunas harga jual beli tersebut,
berdasarkan hal-hal tersebut maka sudah selayaknya alasan-alasan hukum
dari PARA PEMBANDING sebagaimana pada angka 3 diatas demi hukum
haruslah dikesampingkan;
4) Bahwa terhadap alasan hukum PARA PEMBANDING pada angka 4
(empat) diatas menurut TERBANDING:
1. Bahwa Pemeriksaan Setempat yang dilakukan oleh Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Bekasi dengan inisiatif sendiri sudah sesuai dengan
Pasal 153 HIR, Pasal 180 RBG, atau Pasal 211 Rv, disamping itu
berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung No. 7 Tahun 2001
disebutkan “perkara yang menyangkut objek tidak bergerak harus
dilakukan “Pemeriksaan Setempat” sehingga perkara-perkara tersebut
nantinya apabila telah berkekuatan hukum tetap dapat dilakukan
eksekusi;
2. Bahwa berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut tidak benar Majelis
Hakim Tingkat Pertama belum jelas dan/atau belum mengetahui secara
jelas tentang lokasi tanah, luas tanah, batas- batas tanah dilapangan
dengan melakukan Pemeriksaan Setempat atas inisiatif sendiri,
melainkan hal tersebut dilakukan agar nantinya setelah perkara tersebut
berkekuatan hukum tetap dapat dilakukan eksekusi karena sebelumnya
pada Pengadilan Tingkat Pertama telah dilakukan Pemeriksaan Setempat
sebagaimana Surat Edaran Mahkamah Agung No. 7 Tahun 2001.
B. GUGATAN PENGGUGAT EROR IN PERSONA
1) Bahwa menurut PARA PEMBANDING pada angka 9 Memori Bandingnya
menyatakan bahwa “ pertimbangan hukum Judex Factie dalam
mempertimbangkan eksepsi PARA TERGUGAT (sekarang PARA
PEMBANDING) terkait dengan Eksepsi “Gugatan Penggugat Error in
Persona” dihalaman 99 s/d 100 menurut PARA PEMBANDING
pertimbangan hukum Judex Factie kurang/tidak sempurna pertimbangan
hukumnya (onvoeldondegemotiveerd);
2) Bahwa begitu juga menurut PARA PEMBANDING pada angka 10 memori
bandingnya menyatakan bahwa “dalam meneliti dan menilai fakta
hukum yang terungkap dalam perkara a quo, maka Judex Factie
harusnya lebih cermat dan akurat dalam mempertimbangkan

Hal 123 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
eksepsi PARA PEMBANDING, karena menurut hemat PARA
PEMBANDING sesuai dengan hukum acara perdata harus dilihat
kasus perkasusnya yang dikaitkan dengan posita gugatan
PENGGUGAT (sekarang TERBANDING) yang dalam perkara a quo
telah jelas dan tegas didapat pengakuan penggugat dalam posita
gugatannya…dst “
3) Bahwa terkait dengan dalil-dalil dari PARA PEMBANDING tersebut diatas
pada angka 9 s dan 10 TERBANDING berpendapat Judex Factie telah tepat
dan sempurna dalam memberikan pertimbangan hukum pada halaman 99 s/d
100 Putusan a quo berdasarkan Jurisprudensi Putusan Mahmakah Agung
Republik Indonesia Nomor:4 K/SIP/1958 tanggal 13 Desember 1958, yang
menyatakan bahwa “Syarat mutlak untuk menuntut orang di depan
Pengadilan adalah adanya perselisihan hukum antara kedua
belah pihak ”;
4) Bahwa di dalam perkara a quo sebagaimana telah dipertimbangkan oleh
Judex Factie dalam putusannya pada halaman 100, perselisihan muncul
antara TERBANDING dengan PARA PEMBANDING terkait dengan jual
beli 4 (empat) bidang tanah, jual beli mana tidak tercapai maksud dan
tujuannya, padahal TERBANDING telah melunasi harga pembelian tanah,
oleh dan karenanya karena yang TERBANDING permasalahkan adalah hal-
hal tersebut sebagaimana pada pertimbangan Judex Factie pada halaman 100
maka tentunya yang ditarik sebagai pihak dalam perkara a quo adalah
pihak-pihak yang melakukan jual beli, bukan pihak-pihak lain yang tidak
ada hubungannya dengan jual beli dimaksud;
5) Bahwa disamping itu alasan-alasan hukum yang didalilkan oleh
PEMBANDING dalam Memori Bandingnya pada angka 11 s/d angka 24,
mengenai Eksepsi Error in Persona sebagian besar adalah pengulangan yang
sebelumnya sudah disampaikan oleh PARA PEMBANDING dalam surat
jawaban mengenai eksepsi Error in Persona dan dalam pokok
perkara, disamping itu alasan-alasan hukum PEMBANDING sudah
memasuki POKOK PERKARA dan Pembuktian, sedangkan menurut
pendapat Ahli Hukum Acara

Hal 124 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Perdata, Sri Laksmi Anindita, SH., MH, dalam eksepsi haruslah hal- hal
diluar pokok perkara dan pembuktian;
6) Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas alasan–alasan PARA
PEMBANDING sebagaimana dalam Eksepsi Error in Persona demi hukum
harus dikesampingkan karena tidak berdasar.
C. GUGATAN PENGGUGAT KURANG PIHAK
1) Bahwa menurut PARA PEMBANDING pertimbangan hukum Judex Factie
dalam mempertimbangkan eksepsi PARA TERGUGAT terkait dengan
eksepsi “Gugatan Penggugat Kurang Para Pihak” di halaman
100 s/d halaman 101 menurut hemat PARA PEMBANDING pertimbangan
hukum Judex Factie kurang/tidak sempurna pertimbangan hukumnya
(onvoldoende gemotiveerd), sehingga tidak menerapkan hukum acara
perdata;
2) Bahwa menurut pendapat TERBANDING (dahulu PENGGUGAT)
pertimbangan hukum judex Factie pada halaman 100 s/d 101 sudah tepat
dan sempurna, sehingga demi hukum alasan-alasan PARA PEMBANDING
(dahulu PARA TERGUGAT) haruslah ditolak;
3) Bahwa adapun terkait dengan pertimbangan hukum judex Factie pada
halaman 101 alinea ketiga tentang “ Menimbang, bahwa berdasarkan
pertimbangan yang terurai di atas, maka Majelis Hakim berpendapat
bahwa tangkisan atau eksepsi yang diajukan oleh para tergugat dan
yang menyatakan gugatan Penggugat error in persona adalah
tidak beralasan menurut hukum” ;
4) Bahwa didalam pertimbangan hukum Judex Factie tersebut diatas terdapat
kesalahan ketik pada kata error in persona yang seharusnya
ditulis KURANG PIHAK;
5) Bahwa kesalahan ketik (Clerical Error) yang seharusnya tertulis Gugatan
Penggugat KURANG PIHAK, tetapi tertulis ERROR IN PERSONA
adalah adalah hal biasa sepanjang tidak merubah substansi dari
pertimbangan Judex Factie itu sendiri, oleh dan karenanya pada tingkat
Banding ini Judex Factie pada tingkat Banding bisa melakukan pembetulan
mengenai kesalahan ketik sebagaimana dimaksud dalam alinea ketiga
halaman 100 khususnya mengenai kata ERROR IN PERSONA menjadi
kata KURANG PIHAK;

Hal 125 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
6) Bahwa disamping itu terkait dengan eksepsi Gugatan Kurang Pihak
berdasarkan Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Nomor 2823 K/Pdt/1992 tanggal 18 Juli 1994 secara tegas dinyatakan
bahwa “wewenang yang menentukan siapa-siapa yang akan
digugat adalah Para Penggugat”, berdasarkan yurisprudensi tersebut
maka alasan-alasan hukum PARA PEMBANDING mengenai eksepsi
Kurang Pihak demi hukum harus ditolak;
7) Bahwa adapun alasan-alasan hukum lainnya sebagaimana pada angka 28 s/d
40 TERBANDING berpendapat tidak beralasan menurut hukum karena
telah memasuki pokok perkara oleh dan karenanya haruslah ditolak dan atau
dikesampingkan;
II. DALAM POKOK PERKARA
1. Bahwa menurut PARA PEMBANDING sebagaimana pada dalil-dalil memori
bandingnya pada angka 1 (satu) s/d angka 2 (dua) yang menyatakan “ …….
PARA PEMBANDING juga sangat keberatan sekali atas pertimbangan
hukum Judex Factie yang berkaitan dengan pokok perkara maupun amar
putusannya menyatakan mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk
sebagian, karena menurut hemat PARA PEMBANDING Judex Factie
adalah terlalu summir, tidak cermat dan tidak proporsional. Sehingga
menerapkan atau tidak menerapkan hukum acara dan hukum
pembuktian sebagaimana mestinya” ;
2. Bahwa Menurut Pendapat TERBANDING, Judex Factie telah tepat dalam
memberikan pertimbangan hukum baik dalam amar putusan maupun dalam
pokok perkara pokok, sehingga dalil-dalil dari PARA PEMBANDING demi
hukum harus ditolak karena tidak bisa menguraikan dengan jelas mengenai
maksud dari dalil-dalilnya yang menyatakan Judex Factie adalah terlalu
SUMMIR, TIDAK CERMAT dan TIDAK PROPORSIONAL. Sehingga
menerapkan atau tidak menerapkan hukum acara dan hukum
pembuktian sebagaimana mestinya;
3. Bahwa menurut PARA PEMBANDING keberatan-keberatan atas putusan Judex
Factie (Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bekasi), rasanya perlu PARA
PEMBANDING kemukakan ketidaktelitian/ketidak cermatan dalam Putusan
Judex Factie yaitu sebagai berikut:
3.1. Bahwa jika dicermati salinan resmi putusan Judex Factie yang PARA
PEMBANDING terima tanggal 07 Oktober 2020, ternyata

Hal 126 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Judex Factie mencantumkan dalam putusannya pihak Penggugat adalah ”
Ridwan Ramadhan “ bukan ”PT Ardiman Satya Graha”.
Sedangkan dalam perkara a quo jelas-jelas pihak penggugat adalah : PT.
Ardiman Satya Graha;
3.2. Bahwa dengan disebutkannya dalam putusan a quo, pihak
PENGGUGAT adalah Ridwan ramadhan, bukan PT. Ardiman Satya
Graha menurut hemat PARA PEMBANDING Majelis Hakim Pengadilan
Negeri Bekasi putusan a quo adalah cacat hukum, karena sebagaimana
diketahui bersama direksi bukan badan hukum, akan tetapi anggota dari
badan hukum itu atau merupakan alat kelengkapan badan hukum;
3.3. Bahwa dalam mempertimbangkan eksepsi PARA TERGUGAT
(sekarang PARA PEMBANDING) terkait “gugatan penggugat kurang
para pihak” dihalaman 101 bagian menimbang alenia ke-3 disebutkan
“menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan yang terurai di atas, maka
Majelis Hakim berpendapat bahwa tangkisan atau eksepsi yang telah
diajukan oleh PARA TERGUGAT (sekarang PARA PEMBANDING)
dan yang menyatakan gugatan PENGGUGAT error in persona adalah
tidak beralasan menurut hukum”. Padahal judex factie sedang
mempertimbangkan eksepsi para pembanding terkait eksepsi “gugatan
penggugat kurang para pihak”;
3.4. Bahwa dalam amar putusannya angka 8 disebutkan “PARA TERGUGAT
secara tanggung renteng untuk membayar segala menolak gugatan
penggugat untuk selain dan selebihnya”;
3.5. Bahwa selanjutnya dalam amar putusan angka 9 disebutkan
“menghukum biaya yang timbul dalam perkara ini yang hingga sekarang
sebesar Rp. 2.116.000,- ;
3.6. Bahwa jika dicermati petitum gugatan PENGGUGAT (sekarang
TERBANDING), baik dalam kerugian materiil maupun dalam kerugian
immaterial tidak meminta kerugian dengan bunga bank, namun Judex
Factie dalam mepertimbangkan petitum kerugian immaterial mengenakan
bunga bank 6% (enam persen) per tahun;
3.7. Bahwa disamping itu PENGGUGAT (sekarang TERBANDING) dalam
petitum gugatannya memohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Bekasi “membatalkan Akta Perjanjian
Hal 127 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Pengikatan Jual dan Akta Pelepasan Hak, bukan memohon Akta- Akta
dimaksud “Batal demi hukum”. Namun dalam amar putusannya
menyatakan “batal demi hukum”;
3.8. Demikian juga halnya dengan tuntutan pembayaran ganti kerugian,
PENGGUGAT (sekarang TERBANDING) agar PARA TERGUGAT
(sekarang PARA PEMBANDING) dihukum secara tanggung renteng
membayar ganti kerugian kepada PENGGUGAT (vide petitum angka 5),
tidak meminta ganti kerugian dibayar tunai dan lunas seketika. Namun
Judex Factie dalam amar putusannya angka 4 dan angka 5, menyebutkan
pembayaran ganti kerugian oleh para tergugat harus dibayar tunai dan
lunas seketika;
3.9. Bahwa berdasarkan uraian dan kenyataan terurai diatas, maka menurut
hemat PARA PEMBANDING adalah tidak benar menurut Hukum Acara
Perdata bilamana Majelis Hakim menggunakan “kebebasan” yang
diberikan dalam memberi putusan, berupa mengabulkan tuntutan
subsidair, berdasarkan dan mengisi kekurangan-kekurangan yang ada
pada tuntutan primair (vide Jurisprodensi Putusan Mahkamah Agung RI
Nomor: 882 K/Sip/1974 tanggal 24 Maret 1976);
4. Bahwa terhadap dalil-dalil dari PARA PEMBANDING pada Memori Banding
mengenai ketidak telitian/ketidakcermatan dalam Putusan Judex factie
sebagaimana pada angka 1 s/d 9 diatas TERBANDING tidak sependapat
dengan dasar:
4.1. Mengenai Judex Factie mencantumkan dalam putusannya pihak
Penggugat adalah ” Ridwan Ramadhan “ bukan ” PT Ardiman Satya
Graha”. Sedangkan dalam perkara a quo jelas-jelas pihak penggugat
adalah : PT. Ardiman Satya Graha, adalah tidak benar, tidak
berdasar dan MENYESATKAN berdasarkan surat Gugatan yang
TERBANDING (PENGGUGAT) daftarkan di Pengadilan Negeri Bekasi
dengan register Nomor 582/Pdt.G/2019/PN Bks tanggal 18 Desember
2019 dengan perihal : Gugatan Perbuatan Melawan Hukum (PMH) hal
mana yang bertindak sebagai PENGGUGAT adalah : RIDWAN
RAMADHAN dalam hal ini bertindak sebagai direktur dari Perseroan
Terbatas PT. Ardiman Satya Graha;
Hal 128 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
4.2. Bahwa dengan disebutkannya RIDWAN RAMADHAN dalam Putusan a
quo Judex Factie sudah benar dan tidak cacat hukum sesuai dengan Surat
Gugatan yang didaftarkan di Pengadilan Negeri Bekasi dengan register
Nomor 582/Pdt.G/2019/PN Bks tanggal 18 Desember 2019
dengan perihal : Gugatan Perbuatan Melawan Hukum (PMH);
4.3. Bahwa di dalam Putusan a quo hanya terdapat kekurangan penyebutan
jabatan dari PENGGUGAT yaitu (bertindak sebagai direktur dari
Perseroan Terbatas PT. Ardiman Satya Graha) “hal tersebut adalah
kekurangan biasa dalam pengetikan dan tidak menyebabkan Putusan
cacat hukum karena substansinya sudah benar dan kewenangan Judex
factie tingkat Banding untuk melakukan pembetulan (renvoi) atas
kekurangan dimaksud;
4.4. Bahwa Mengenai dalil dari PARA PEMBANDING pada angka 3.3.
TERBANDING berpendapat bahwa dalil tersebut adalah pengulangan
yang sebelumnya dalam memori banding ini telah PARA
PEMBANDING sampaikan juga sebaimana dalam eksepsi Kurang Pihak
dan telah TERBANDING tanggapi secara lengkap dalam kontra memori
banding ini terkait dengan eksepsi Kurang Pihak, sehingga dalil dari
PARA PEMBANDING pada angka 3.3 diatas demi hukum harus ditolak;
4.5. Bahwa mengenai dalil dari PARA PEMBANDING pada angka 3.4 harus
ditolak dan dikesampingkan karena tidak berdasar, sedangkan dalil
PARA PEMBANDING pada angka 3.5 hanya kesalahan ketik dalam
penyebutan angka terbilang yang tidak sesuai dengan angka yang tertulis
sebelumnya dan hal tersebut tidak menyebabkan Putusan a quo menjadi
tidak sempurna dan cacat hukum karena hal tersebut dapat di perbaiki
dalam pemeriksaan tingkat Banding ini;
4.6. Bahwa mengenai dalil dari PARA PEMBANDING pada angka 3.6 harus
ditolak dengan dasar Judex Factie dalam mempertimbangkan petitum
kerugian immaterial sudah tepat dengan mengacu pada Pasal 1250
KUHPerdata, yang menyatakan bunga dari suatu kelalaian/kealpaan
(bunga moratoir) yang dapat dituntut oleh kreditur dari debitur adalah
sebesar 6 (enam) % per tahun;
Hal 129 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
4.7. Bahwa mengenai dalil TERBANDING pada angka 3.7 TERBANDING
berpendapat pertimbangan Judex factie sudah tepat dan benar
berdasarkan syarat subjektif dan syarat objektif dalam suatu perjanjian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1320 KUHPerdata;
4.8. Bahwa dalil TERBANDING pada angka 3.8 diatas demi hukum harus
dikesampingkan berdasarkan Putusan Mahkamah Agung tgl. 15-7-
1975 No. 425 K/Sip/1975 yang menyatakan “Mengabulkan lebih dari
petitum diizinkan, asal saja sesuai dengan posita. Di samping
itu dalam hukum acara yang berlaku di Indonesia, baik
hukum acara pidana maupun hukum acara perdata, Hakim
bersifat aktif”.
5. Bahwa menurut PARA PEMBANDING sebagaimana dalam dalilnya pada
angka 3 Memori banding,.........................”jika dibaca dan dicermati Putusan
Judex Factie yang berkaitan dengan pokok perkara maupun amar
putusannya menyatakan mengabulkan gugatan Penggugat untuk
sebagian, karena menurut PARA PEMBANDING Judex Factie adalah
terlalu SUMMIR, TIDAK CERMAT DAN TIDAK PROPORSIONAL
sehingga menerapkan atau tidak menerapkan hukum acara dan hukum
pembuktian sebagaimana mestinya“ ;
6. Bahwa untuk mendukung dalil-dalil dari TERBANDING tersebut diatas
TERBANDING menjelaskan lebih lanjut dalil-dalilnya sebagaimana pada angka
4 s/d 48;
7. Bahwa dalam dalil-dalil memori banding dari PARA PEMBANDING
sebagaimana pada angka 4 s/d 48 haruslah ditolak demi hukum karena PARA
PEMBANDING tidak mampu menguraikan dengan jelas mengenai dalil-
dalilnya yang menyatakan “Judex Factie adalah terlalu SUMMIR, TIDAK
CERMAT, dan TIDAK PROPORSIONAL sebagaimana dalam dalil-dalilnya
pada angka 4 s/d 48, melainkan dalil-dalil dari PARA PEMBANDING tersebut
diatas pada dasarnya adalah bukan merupakan hal-hal baru yang disampaikan
dalam memori Banding ini dan karenanya PARA PEMBANDING telah gagal
dalam menjelaskan lebih lanjut mengenai dalil-dalilnya mengenai Judex Factie
SUMMIR, TIDAK CERMAT dan TIDAK PROPORSIONAL, sebagaimana
pada angka 4 s/d 48;

Hal 130 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
8. Bahwa sebagaimana telah TERBANDING sampaikan diawal Kontra Memori
Banding ini, Gugatan a quo bukan Gugatan mengenai Hak Milik Para Tergugat
atas keempat bidang tanahnya yang menjadi objek jual beli, melainkan Gugatan
a quo adalah terkait dengan pembatalan jual beli yang dilakukan antara
Penggugat selaku pembeli dan Para Tergugat selaku Penjual hal mana tidak
tercapai maksud dan tujuan dari jual beli dimaksud;
9. Bahwa fakta tak terbantahkan didalam persidangan a quo didapatkan fakta
hukum mengenai telah terjadinya jual beli 4 bidang tanah hak milik almarhum
Hj.Musliha dengan 4 sertifikat hak milik antara TERBANDING
(PENGGUGAT) dengan PARA PEMBANDING (PARA TERGUGAT) dan
telah dibayar lunas oleh TERBANDING (PENGGUGAT) kepada PARA
PEMBANDING (TERGUGAT);
10. Bahwa atas jual beli 4 (empat) bidang tanah seluas 14.425 m² sebagaimana
disebut dan diterangkan dalam Sertifikat Hak Milik Nomor : 3157/Satria Jaya,
Sertifikat Hak Milik Nomor 2501/Satria Jaya, Sertifikat Hak Milik Nomor
2502/Satria Jaya dan Sertifikat Hak Milik 231/Satria Jaya yang diadakan oleh
Penggugat sebagai pembeli dengan Para Tergugat selaku penjual sebagaimana
tertuang dalam Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli Nomor : 188 tertanggal 23
Agustus 2018, Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli Nomor : 189 tertanggal 23
Agustus 2018, Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli Nomor : 190 tertanggal 23
Agustus 2018, Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli Nomor : 191 tertanggal 23
Agustus 2018, Akta Pelepasan Hak Milik Nomor : 956 tertanggal 28 Desember
2018, Akta Pelepasan Hak Milik Nomor : 953 tertanggal 28 Desember 2018,
Akta Pelepasan Hak Milik Nomor : 954 tertanggal 28 Desember 2018 dan Akta
Pelepasan Hak Milik Nomor : 955 tertanggal 28 Desember 2018 antara
TERBANDING (PENGGUGAT) dengan PARA PEMBANDING (PARA
TERGUGAT), dibuatkan dalam Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli dan Akta
Pelepasan Hak masing-masing 4 akta;
11. Bahwa berdasarkan bukti–bukti perjanjian pengikatan jual beli antara
TERBANDING (PENGGUGAT) dengan PARA PEMBANDING (PARA
TERGUGAT) (vide bukti P- 21, P-22, P-23, dan P-26) didapatkan fakta hukum
didalam pasal 4 bahwa ”…..pihak pertama (PEMBANDING) akan menyerahkan
kepada pihak kedua (TERBANDING) dalam keadaan kosong dan tidak dihuni
atau digarap oleh siapapun juga, bilamana

Hal 131 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
ketentuan ketentuan tersebut tidak dipenuhi oleh pihak pertama maka pengikatan
jual beli ini menjadi batal dengan sendirinya dalam hal mana kedua pihak
sepanjang perlu melepaskan ketentuan–ketentuan dalam Pasal 1266 dan pasal
1267 KUHPerdata dan pihak pertama wajib membayar kembali kepada pihak
kedua jumlah uang yang telah diterimanya berdasarkan perjanjian ini….dst.”
12. Bahwa didapatkan fakta hukum didalam persidangan terhadap jual beli 4 bidang
tanah tersebut tidak tercapai maksud dan tujuannya hal mana proses balik nama
keempat bidang tanah tersebut dari pemilik sebelumnya (almarhumah Hj.
Musliha) ke dalam hak baru atas nama TERBANDING Tidak dapat diproses
lebih lanjut karena diatas keempat bidang tanah tersebut telah terbit Sertifikat
Hak Guna Bangunan Nomor 1842/Satria Jaya atas nama PT. Satria Riandi
Permai;
13. Bahwa karena proses balik nama keempat bidang tanah tersebut dari pemilik
sebelumnya (almarhumah hj. Musliha) kedalam hak baru atas nama
TERBANDING (PENGGUGAT) tidak dapat dilanjutkan maka TERBANDING
meminta pembatalan jual beli atas 4 bidang tanah a quo dan meminta
pengembalian uang pelunasan sebesar Rp. 3.678.375.000,- (tiga milyar enam
ratus tujuh puluh delapan juta tiga ratus tujuh puluh lima ribu rupiah), namun di
tolak oleh PARA PEMBANDING (PARA TERGUGAT);
14. Bahwa dasar TERBANDING mengajukan pembatalan jual beli atas 4 bidang
tanah a quo dan meminta pengembalian uang pelunasan sebesar Rp.
3.678.375.000,- (tiga milyar enam ratus tujuh puluh delapan juta tiga ratus tujuh
puluh lima ribu rupiah) adalah berdasarkan Pasal 1474 KUHPerdata yang
disebutkan bahwa “
1) kewajiban Penjual untuk menyerahkan barang yang dijual kepada
pembeli;
2) kewajiban penjual untuk menanggung atau menjamin (vrijwaring) atas
barang yang dijual;
Bahwa selanjutnya didalam Pasal 1491 KUHPerdata menyebutkan
mengenai penanggungan yang menjadi kewajiban penjual kepada
pembeli adalah untuk menjamin 2 (dua) hal yaitu:
1. Pertama, penguasaan barang yang dijual itu secara aman dan tentram;

Hal 132 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
2. Kedua, tidak adanya cacat yang tersembunyi pada barang tersebut, atau yang
sedemikian rupa sehingga menimbulkan alasan untuk pembatalan pembelian
yang dikarenakan penjual tidak memenuhi prestasi yang telah diperjanjikan
sebelumnya dalam pelaksanaan jual beli melalui perantara.
15. Bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum diatas dan dikaitkan dengan
pertimbangan-pertimbangan Judex Factie sebagaimana pada halaman
106 s/d 117, maka jelas TERBANDING sangat sependapat dengan
pertimbangan –pertimbangan Judex factie tersebut yang menyatakan jual beli
antara TERBANDING dengan PARA PEMBANDING mengenai 4 (empat)
bidang tanah yang atas nama Hj Musliha BATAL DEMI HUKUM, oleh dan
karenanya dalil-dalil dari PARA PEMBANDING sebagaimana pada angka 4 s/d
48 dalam memori bandingnya demi hukum harus ditolak;
16. Bahwa atas dalil-dalil PARA PEMBANDING mengenai Perbuatan melawan
hukum dalam perkara a quo tersebut telah cukup dipertimbangan oleh Majelis
Hakim sebagaimana tercantum dalam pertimbangan hukumnya pada halaman 96
s/d halaman 114, sehingga alasan PARA PEMBANDING sebagaimana tersebut
diatas sangat tidak berdasar dan demi hukum harus ditolak;
17. Bahwa begitu juga dalil-dalil PARA PEMBANDING pada angka 49 s/d 50 demi
hukum harus dikesampingkan berdasarkan adanya fakta-fakta didalam
persidangan yang tidak dapat dibantah oleh PARA PEMBANDING maka jelas
dan nyata-nyata terlihat Perjanjian jual beli 4 (empat) bidang tanah sebagaimana
yang disebut dan diterangkan dalam Sertifikat Hak Milik Nomor 3157/Satria
Jaya, Sertifikat Hak Milik nomor 2501/Satria Jaya, Sertifikat Hak Milik Nomor
2502/satria Jaya, Sertifikat Hak Milik Nomor 2503/Satria Jaya masing-masing
atas nama HJ. Musliha, tertanggal 23 Agustus 2018 tidak sejalan dengan Pasal
1320 KUHPerdata menyebutkan syarat sahnya suatu perjanjian adanya sebab
(causa) yang halal tidak terpenuhi sehingga alasan PARA PEMBANDING
tersebut diatas dengan tegas harus ditolak demi hukum.
18. Bahwa karena syarat sahnya suatu Perjanjian tidak terpenuhi dan perjanjian
tersebut batal demi hukum maka dari awal jual beli dimaksud tidak pernah ada;

Hal 133 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
19. Bahwa karena perjanjian jual beli batal demi hukum maka uang pembelian 4
(empat) bidang tanah yang telah dibayarkan oleh TERBANDING kepada PARA
PEMBANDING adalah pembayaran tak berutang oleh dan karenya berdasarkan
Pasal 1359 KUHPerdata dan Pasal 1360 KUHPerdata TERBANDING berhak
menuntut pengembaliannya kepada PARA PEMBANDING;
20. Berdasarkan uraian tersebut di atas dan didasarkan pada bukti-bukti dan fakta-
fakta serta aturan perundang-undangan yang berlaku, sudah sepatutnya
Permohonan Banding yang diajukan oleh PARA PEMBANDING ditolak karena
alasan-alasan yang dikemukakan pada memori bandingnya tidak berdasar.
Maka berdasarkan hal-hal tersebut, TERBANDING memohon kepada Ketua Pengadilan
Tinggi Jawa Barat yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk menolak
Permohonan Banding dan Memori Banding yang diajukan oleh PEMBANDING
(dahulu TERGUGAT I) , dengan amar sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI:
- Menolak seluruh eksepsi yang diajukan oleh Para Tergugat

DALAM POKOK PERKARA :


1. Menolak permohonan banding dari PARA PEMBANDING (dahulu PARA
TERGUGAT) untuk seluruhnya;
2. Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Bekasi No : 582/PDT.G/2019/ PN.Bks,
Tanggal 2 September 2020;
3. Menghukum PARA PEMBANDING (dahulu PARA TERGUGAT) untuk
membayar seluruh biaya perkara;
Dan selanjutnya memberikan putusan sesuai dengan tuntutan yang kami ajukan
sebelumnya dalam persidangan Pengadilan Negeri Bekasi.

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding setelah memeriksa dan


meneliti serta mencermati dengan seksama berkas perkara beserta turunan putusan
Pengadilan Negeri Bekasi Nomor: 582/ Pdt.G/ 2019/PN.Bks.tanggal 2 September 2020,
dihubungkan dengan Memori Banding dari Para Pembanding / semula Para Tergugat
serta Kontra Memori Banding yang disampaikan Terbanding/semula Penggugat,
selanjutnya Majelis Hakim Tingkat Banding akan mempertimbangkannya sebagai
berikut :

I. DALAM EKSEPSI :

Hal 134 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa sebelum memasuki pokok perkara, dalam jawaban Para
Pembanding/semula Para Tergugat telah mengajukan eksepsi yang pada pokoknya
mengenai hal-hal sebagai berikut :
1. Gugatan Penggugat tidak jelas/kabur (0bscuur libels) :
2. Gugatan Penggugat Error in Person.
3. Gugatan Kurang Para Pihak ( Prulium Litis Consortium );
Menimbang, bahwa mengenai ketiga eksepsi tersebut, telah dipertimbangkan
oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama yang pada amar putusannya menyatakan bahwa
Eksepsi Para Pembanding/semula Para Tergugat tersebut dinyatakan ditolak, dengan
alasan bahwa eksepsi yang diajukan oleh Para Pembanding/semula ParaTergugat tidak
beralasan menurut hukum;
Menimbang, bahwa dalam hal ini Majleis Hakim Tngkat Banding
sependapat dengan uraian pertimbangan Hukum Majelis Hakim Tingkat Pertama
sebagimana tersebut pada halaman 97–101 Putusan Nomor 582/Pdt.G/2019/PN.Bks
tanggal 2 September 2020, dianggap tepat dan benar secara hukum, oleh karena itu
maka pertimbangan hukum tersebut akan dijadikan pertimbangan hukum sendiri oleh
Majelis Hakim Tingkat Banding sepanjang mengenai Eksepsi yang diajukan Para
Pembanding/semula Para Tergugat tersebut;

Menimbang bahwa dengan demikian maka pertimbangan hukum tersebut harus


dikuatkan dengan menyatakan bahwa Eksepsi Para Pembanding/semula Para Tergugat
harus dinyatakan ditolak;

II. DALAM POKOK PEKARA

Menimbang, bahwa yang menjadi permasalahan utama dalam pekara ini


adalah bahwa Terbanding/semula Penggugat mengaklaim bahwa pada tanggal 14 Mei
2018, Penggugat membeli tanah seluas 14.425 M2 (Empat Belas Ribu Empat Ratus
Dua Puluh Lima Meter Persegi) milik almarhumah Ny. Hj. Musliha dari Para Tergugat
yang dalam hal ini merupakan ahli waris dari Ny. Musliha Ny.Musliha yang terdiri dari :
1. Sebidang tanah seluas 4.910 M2 (Empat Ribu Sembilan Ratus Sepuluh Meter
Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 3157/Satria Jaya atas nama Hj.
Musliha dengan Surat Ukur tanggal 17-06-2013 Nomor : 122/Satria Jaya/2013
dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) : 10.05.05.01.05518 yang terletak
di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten :

Hal 135 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Bekasi, Kecamatan : Tambun Utara, Desa : Satria Jaya, Jalan Kampung Bendungan
RT.006/RW.02
2. Sebidang tanah seluas 2.320 M2 (Dua Ribu Tiga Ratus Dua Puluh Meter Persegi)
dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2501/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha
dengan Surat Ukur tanggal 05-12-2008 Nomor : 233/Satria Jaya/2008 dengan
Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) : 10.05.05.03.05133 yang terletak di
Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten : Bekasi, Kecamatan : Tambun Utara, Desa :
Satria Jaya, Jalan Pondok Ungu RT.001/RW.02
3. Sebidang tanah seluas 4.215 M2 (Empat Ribu Dua Ratus Lima Belas Meter
Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2502/Satria Jaya atas nama Hj.
Musliha dengan Surat Ukur tanggal 05-12-2008 Nomor : 232/Satria Jaya/2008
dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) : 10.05.05.03.05143 yang terletak
di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten : Bekasi, Kecamatan : Tambun Utara, Desa :
Satria Jaya, Jalan Pondok Ungu RT.001/RW.02
4. Sebidang tanah seluas 2.980 M2 (Dua Ribu Sembilan Ratus Delapan Puluh Meter
Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2503/Satria Jaya atas nama Hj.
Musliha dengan Surat Ukur tanggal 05-12-2008 Nomor : 231/Satria Jaya/2008
dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) : 10.05.05.03.05135 yang terletak
di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten : Bekasi, Kecamatan : Tambun Utara, Desa :
Satria Jaya, Jalan Pondok Ungu RT.001/RW.02.
Bahwa antara Terbanding/semula Penggugat dengan Para Pembanding/ semula
Para Tergugat telah sepakat mengenai harga jual beli tanah tersebut yakni sebesar Rp.
255.000,-/M2 (Dua Ratus Lima Puluh Lima Ribu Rupiah Per Meter Persegi) sehingga
total harga jual dari tanah seluas
14.425 M2 (Empat Belas Ribu Empat Ratus Dua Puluh Lima Meter Persegi) adalah
sebesar Rp. 3.678.375.000,- (Tiga Milyar Enam Ratus Tujuh Puluh Delapan Juta Tiga
Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah), dengan menunjuk Notaris/PPAT SRI
HASTUTI, SH, M.Kn (dalam erkara ini berkedudukan sebagai Turut Terbanding
I/semula Turut Tergugat I) yang berkedudukan di Kabupaten Bekasi untuk membuat
pengikatan jual beli, membayar pajak – pajak dan mengurus proses balik nama
kepemilikan tanah dari atas nama Hj. Musliha/Para Tergugat menjadi nama
Penggugat, yang dalam rangkaian ini

Hal 136 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
selanjutnya Para Tergugat telah menyerahkan kepada Turut Terbanding I/semula
Turut Tergugat I empat buah Sertifikat Hak Milik yang terdiri dari :
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 3157/Satria Jaya atas nama Hj.Musliha
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2501/Satria Jaya atas nama Hj.Musliha
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2502/Satria Jaya atas nama Hj.Musliha
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2503/Satria Jaya atas nama Hj.Musliha
Banwa sebelum dilakukan perlunasan atas harga tanah tersebut, Turut
Terbanding I/semula Turut Tergugat I terlebih dahulu telah melakukan pemeriksaan
kepemilikan (validasi) atas keempat Sertifikat Hak Milik tersebut ke Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat (dalam perkara ini selaku
Turut Terbanding II/semulaTurut Tergugat II) yang mana telah memberikan jawaban
atas pemeriksaan kepemilikan (validasi) keempat Sertifikat Hak Milik yang diajukan
oleh Turut Terbanding II/semula Turut Tergugat II yakni berupa keterangan di lembaran
halaman belakang masing- masing dari keempat Sertifikat Hak Milik tersebut sebagai
berikut :

- Sertifikat Hak Milik Nomor : 3157/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha dengan
keterangan telah diperiksa sesuai dengan daftar di Kantor Pertanahan dan
diberi paraf pada tanggal 18 Mei 2018 pada jam :
11.00 WIB
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2501/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha dengan
keterangan telah diperiksa sesuai dengan daftar di Kantor Pertanahan dan
diberi paraf pada tanggal 22 Mei 2018 pada jam :
11.00 WIB
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2502/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha dengan
keterangan telah diperiksa sesuai dengan daftar di Kantor Pertanahan dan
diberi paraf pada tanggal 22 Mei 2018 pada jam :
11.00 WIB
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2503/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha dengan
keterangan telah diperiksa sesuai dengan daftar di Kantor Pertanahan dan
diberi paraf pada tanggal 28 Juni 2018 pada jam :
11.00 WIB;
Bahwa perjanjian transaksi jual beli tanah tersebut selanjutnya
dituangkan dalam Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) yang dibuat di
hadapan Turut Terbanding I/semulaTurut Tergugat I yang berkedudukan di
Kabupaten Bekasi yakni sebagai berikut :

Hal 137 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
- Sebidang tanah seluas 4.910 M2 (Empat Ribu Sembilan Ratus Sepuluh Meter
Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 3157/Satria Jaya atas nama Hj.
Musliha dengan Surat Ukur tanggal 17-06-2013 Nomor : 122/Satria Jaya/2013
dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) : 10.05.05.01.05518 yang
terletak di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten : Bekasi, Kecamatan : Tambun
Utara, Desa : Satria Jaya, Jalan Kampung Bendungan RT.006/RW.02
sebagaimana tertuang dalam Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli
Nomor : 188 tertanggal 23 Agustus 2018
- Sebidang tanah seluas 2.320 M2 (Dua Ribu Tiga Ratus Dua Puluh Meter
Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2501/Satria Jaya atas nama Hj.
Musliha dengan Surat Ukur tanggal 05-12-2008 Nomor : 233/Satria Jaya/2008
dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) : 10.05.05.03.05133 yang
terletak di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten : Bekasi, Kecamatan : Tambun
Utara, Desa : Satria Jaya, Jalan Pondok Ungu RT. 001/RW. 02
sebagaimana tertuang dalam Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli
Nomor : 189 tertanggal 23 Agustus 2018
- Sebidang tanah seluas 4.215 M2 (Empat Ribu Dua Ratus Lima Belas Meter
Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2502/Satria Jaya atas nama Hj.
Musliha dengan Surat Ukur tanggal 05-12-2008 Nomor : 232/Satria Jaya/2008
dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) : 10.05.05.03.05143 yang
terletak di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten : Bekasi, Kecamatan : Tambun
Utara, Desa : Satria Jaya, Jalan Pondok Ungu RT.001/RW.02 sebagaimana
tertuang dalam Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli Nomor : 190
tertanggal 23 Agustus 2018
- Sebidang tanah seluas 2.980 M2 (Dua Ribu Sembilan Ratus Delapan Puluh
Meter Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2503/Satria Jaya atas nama
Hj. Musliha dengan Surat Ukur tanggal 05-12-2008 Nomor : 231/Satria
Jaya/2008 dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) : 10.05.05.03.05135
yang terletak di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten : Bekasi, Kecamatan : Tambun
Utara, Desa : Satria Jaya, Jalan Pondok Ungu RT.001/RW.02 sebagaimana
tertuang dalam Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli Nomor : 191
tertanggal 23 Agustus 2018;

Hal 138 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa di dalam keempat Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli tersebut di atas,
telah di sebutkan secara jelas bahwa Para Pembanding/ semula Para Tergugat/Penjual
menjamin kepada Terbanding/semula Penggugat/Pembeli bahwa obyek tanah yang
dijualnya tersebut benar miliknya, tidak dikenakan sesuatu sitaan, tidak dalam keadaan
disewakan dan/atau dikuasai/ditempati oleh pihak lain baik sebagian dan/atau
seluruhnya, tidak dalam keadaan sengketa, Para Pembanding/semula Para
Tergugat/Pihak Penjual akan menyerahkan kepada Terbanding/semula Penggugat/Pihak
Pembeli dalam keadaan kosong dan tidak dihuni atau digarap oleh siapapun juga,
dengan ketentuan bahwa apabila Para Pembanding/semula Para Tergugat/Pihak Penjual
tidak dapat memenuhi ketentuan tersebut kepada Penggugat/Pihak Pembeli M A K A
Pengikatan Jual Beli ini menjadi batal dengan sendirinya dalam hal mana kedua pihak
sepanjang perlu melepaskan ketentuan – ketentuan dalam Pasal : 1266 dan Pasal : 1267
Kitab Undang – Undang Hukum Perdata Indonesia dan Para Tergugat/Pihak Penjual
wajib membayar kembali kepada Penggugat/Pihak Pembeli jumlah uang yang telah
diterimanya berdasarkan perjanjian ini serta mengganti segala kerugian yang telah
diderita oleh Penggugat/Pihak Pembeli sebagai akibat pembatalan tersebut;
Bahwa dalam perkembangan selanjutnyanya sekitar pertengahan bulan
Oktober 2018, Penggugat telah melakukan cut dan fill (gali uruk) untuk pembuatan
badan jalan dengan menggunakan batu kapur guna mendirikan Perumahan Green Satria
Regency di atas keempat bidang tanah tersebut, ternyata pada 23 Oktober 2018,
Terbanding/semula Penggugat mendapatkan Surat Somasi/Peringatan tertanggal 20
Oktober 2018 dari Kuasa Hukum PT. SATRIA RIANDI PERMAI yang bernama Jonny
Hutahaean, SH yang menerangkan bahwa PT. SATRIA RIANDI PERMAI adalah
sebagai pemegang Hak Guna Bangunan atas tanah seluas 85.540 M2 dengan Sertifikat
HGB Nomor : 1842/Satria Jaya dengan batas – batas seperti diuraikan dalam Surat Ukur
Nomor: 237/2002 tertanggal 8 November 2002 terletak di desa Satria Jaya Kecamatan
Tambun Utara (dahulu Kecamatan Tambun) Kabupaten Bekasi. Dan PT. SATRIA
RIANDI PERMAI sebagai pemilik dari tanah tersebut menyatakan belum pernah
menjual dan atau mengalihkan tanah tersebut kepada pihak lain termasuk kepada PT.
ARDIMAN SATYA GRAHA/Terbanding/semula Penggugat sehingga PT. SATRIA
RIANDI PERMAI menuding PT. ARDIMAN SATYA GRAHA/Penggugat melakukan
perbuatan melawan hukum karena telah menguasai tanah tersebut tanpa hak;

Hal 139 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa walaupun Terbanding/semula Penggugat telah berusaha mengklarifikasi
surat somasi tesebut, Para Pembanding/semula Para Tergugat tidak mengindahkan
bahkan proses jual beli tanah tersebut antara Para Pembanding/semula Para Tergugat
selaku Penjual dengan Terbanding/semula Penggugat selaku Pembeli tetap dilanjutkan,
dan Turut Terbanding I/semula Turut Tergugat I melakukan pemeriksaan kepemilikan
(validasi) untuk yang kedua kalinya atas keempat Sertifikat Hak Milik tersebut ke Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat selaku Turut Terbanding
II/semula Turut Tergugat II, yang selanjutnya telah memberikan jawaban yakni berupa
keterangan di lembaran halaman belakang masing - masing dari keempat Sertifikat Hak
Milik tersebut sebagai berikut :
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 3157/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha dengan
keterangan telah diperiksa sesuai dengan daftar di Kantor Pertanahan dan diberi
paraf pada tanggal 26 Desember 2018 pada jam :
11.00 WIB
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2501/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha dengan
keterangan telah diperiksa sesuai dengan daftar di Kantor Pertanahan dan diberi
paraf pada tanggal 26 Desember 2018 pada jam :
11.00 WIB
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2502/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha dengan
keterangan telah diperiksa sesuai dengan daftar di Kantor Pertanahan dan diberi
paraf pada tanggal 26 Desember 2018 pada jam :
11.00 WIB
- Sertifikat Hak Milik Nomor : 2503/Satria Jaya atas nama Hj. Musliha dengan
keterangan telah diperiksa sesuai dengan daftar di Kantor Pertanahan dan diberi
paraf pada tanggal 26 Desember 2018 pada jam :
11.00 WIB
Bahwa pada tanggal 28 Desember 2018, Turut Tergugat I membuat Akta
Pelepasan Hak Milik atas transaksi jual beli tanah seluas 14.425 M2 (Empat Belas Ribu
Empat Ratus Dua Puluh Lima Meter Persegi) dari Para Tergugat kepada Penggugat
yakni sebagai berikut :
1. Sebidang tanah seluas 4.910 M2 (Empat Ribu Sembilan Ratus Sepuluh Meter
Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 3157/Satria Jaya atas nama Hj.
Musliha dengan Surat Ukur tanggal 17-06-2013 Nomor : 122/Satria Jaya/2013
dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) : 10.05.05.01.05518 yang
terletak di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten :

Hal 140 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Bekasi, Kecamatan : Tambun Utara, Desa: Satria Jaya, Jalan Kampung
Bendungan RT.006/RW.02 sebagaimana tertuang dalam Akta Pelepasan Hak
Milik Nomor : 956 tertanggal 28-12-2018
2. Sebidang tanah seluas 2.320 M2 (Dua Ribu Tiga Ratus Dua Puluh Meter
Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2501/Satria Jaya atas nama Hj.
Musliha dengan Surat Ukur tanggal 05-12-2008 Nomor : 233/Satria Jaya/2008
dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) : 10.05.05.03.05133 yang terletak
di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten : Bekasi, Kecamatan : Tambun Utara, Desa :
Satria Jaya, Jalan Pondok Ungu RT.001/RW.02 sebagaimana tertuang dalam Akta
Pelepasan Hak Milik Nomor : 953 tertanggal 28-12-2018;
3. Sebidang tanah seluas 4.215 M2 (Empat Ribu Dua Ratus Lima Belas
Meter Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2502/Satria Jaya atas nama
Hj. Musliha dengan Surat Ukur tanggal 05-12-2008 Nomor : 232/Satria Jaya/2008
dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) : 10.05.05.03.05143 yang terletak
di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten : Bekasi, Kecamatan : Tambun Utara, Desa :
Satria Jaya, Jalan Pondok Ungu RT.001/RW.02 sebagaimana tertuang dalam Akta
Pelepasan Hak Milik Nomor : 954 tertanggal 28-12-2018;
4. Sebidang tanah seluas 2.980 M2 (Dua Ribu Sembilan Ratus Delapan
Puluh Meter Persegi) dengan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2503/Satria Jaya atas
nama Hj. Musliha dengan Surat Ukur tanggal 05-12- 2008 Nomor : 231/Satria
Jaya/2008 dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) : 10.05.05.03.05135
dan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang – Pajak Bumi Dan Bangunan
(SPPTPBB) Nomor Objek Pajak (NOP) : 32.18.082.002.007-0444.0 yang terletak
di Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten : Bekasi, Kecamatan : Tambun Utara, Desa :
Satria Jaya, Jalan Pondok Ungu RT.001/RW.02 sebagaimana tertuang dalam Akta
Pelepasan Hak Milik Nomor : 955 tertanggal 28-12-2018.
Bahwa sehubungan dengan pengurusan proses balik nama kepemilikkan atas
keempat bidang tanah tersebut dari Sertifikat Hak Milik Atas nama Hj. Musliha menjadi
atas nama Terbanding/semula Penggugat maka Turut Terbanding I/semula Turut
Tergugat I telah mengajukan Surat Permohonan Pengukuran Dan Pemetaan Kadastral
ke Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat (Turut
Terbanding Il/semula Turut Tergugat II) dan ternyata Badan Pertanahan Nasional
Kabupaten Bekasi
Hal 141 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Provinsi Jawa Barat (Turut Terbanding lI/semula Turut Tergugat II) telah memberikan
Surat Jawaban dengan Surat Nomor: 836/200-32.16/X/2019 tertanggal 8 Oktober 2019
dimana dalam surat tersebut disebutkan secara jelas dan tegas bahwa permohonan
pengukuran dan pemetaan kadastral yang diajukan oleh PT. ARDIMAN SATYA
GRAHA/Penggugat tidak dapat diproses lebih lanjut dengan alasan karena di atas tanah
tersebut telah terbit Sertifikat HGB No.1842/Satriajaya atas nama PT. SATRIA RIANDI
PERMAI;
Bahwa atas kejadian ini, Terbanding/semula Penggugat telah
menyampaikannya kepada Para Pembanding/semula Para Tergugat namun tidak ada
reaksi/upaya hukum apapun dalam membela dan melindungi kepentingan hukum
Terbanding/semula Penggugat sebagai Pembeli, sehingga atas kejadian ini
Terbanding/semula Penggugat merasa sangat dirugikan, karena sebagai pembeli,
Terbanding/semula Penggugat telah melaksanakan kewajibannya untuk melakukan
pembayaran/ pelunasan atas harga tanah tersebut, tetapi ternyata Terbanding/semula
Penggugat tidak bisa menguasai secara fisik tanah seluas 14.425 M2 (Empat Belas Ribu
Empat Ratus Dua Puluh Lima Meter Persegi) yang telah dibelinya dengan lunas dari
Para Pembanding/semula Para Tergugat dan Terbanding/semula Penggugat juga tidak
dapat melakukan ganti nama kepemilikan atas tanah yang telah dibelinya tersebut dari
nama Hj. Musliha/Para Tergugat menjadi nama Penggugat karena di atas tanah tersebut
telah terbit Sertifikat HGB No.1842/Satriajaya atas nama PT. SATRIA RIANDI
PERMAI;
Bahwa berdasarkan hal tersebut diatas, dan dengan mengacu kepada ketentuan
yang tercantum didalam keempat Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli sebagaimana
tersebut di atas, yang telah di sebutkan secara jelas bahwa Para Tergugat/Penjual
menjamin kepada Penggugat/Pembeli bahwa obyek tanah yang dijualnya tersebut benar
miliknya, tidak dikenakan sesuatu sitaan, tidak dalam keadaan disewakan dan/atau
dikuasai/ditempati oleh pihak lain baik sebagian dan/atau seluruhnya, tidak dalam
keadaan sengketa, Para Tergugat/Pihak Penjual akan menyerahkan kepada
Penggugat/Pihak Pembeli dalam keadaan kosong dan tidak dihuni atau digarap oleh
siapapun juga.
Dan bilamana Para Tergugat/Pihak Penjual tidak dapat memenuhi ketentuan tersebut
kepada Penggugat/Pihak Pembeli M A K A Pengikatan Jual Beli ini menjadi batal
dengan sendirinya dalam hal mana kedua pihak sepanjang perlu melepaskan ketentuan –
ketentuan dalam Pasal : 1266 dan Pasal : 1267 Kitab

Hal 142 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Undang – undang Hukum Perdata Indonesia dan Para Tergugat/Pihak Penjual wajib
membayar kembali kepada Penggugat/Pihak Pembeli jumlah uang yang telah
diterimanya berdasarkan perjanjian ini serta mengganti segala kerugian yang telah
diderita oleh Penggugat/Pihak Pembeli sebagai akibat pembatalan tersebut, maka
Terbanding/semula Penggugat mengajukan gugatan ini dengan menuntut kembali hak
nya berupa pembayaran harga tanah yang sudah diserahkan kepada Para
Pembanding/semula Para Tergugat, sebagaimana yang tersebut dalam petitum gugatan
ini;
Menimbang, bahwa atas gugatan Terbanding/semula Penggugat tersebut, Para
Pembanding/semula Para Tergugat telah memberikan jawaban yang pada pokoknya
mengakui dan membenarkan tentang semua hubungan dan peristiwa hukum yang
diuraikan oleh Terbanding/semua Penggugat sebagaimana terurai dalam surat
gugatannya, akan tetapi Para Pembanding/ semula Para Tergugat membantah telah
melakukan perbuatan melawan hukum sebagaimana disampaikan dalam gugatan
Terbanding/semula Penggugat tersebut dan menyatakan menolak seluruh petitum yang
diajukan Terbanding/semula Penggugat, dengan alasan bahwa Para Pembanding selaku
penjual yang beritikad baik yang telah nyata-nyata dapat membuktikan keempat
Sertifikat Hak Milik atas nama orang tua Para Pembanding/semula Para Tergugat yang
mana Sertifikat Hak Milik tersebut telah diperiksa kepemilikannya (validasi) di kantor
Turut Terbanding II semula Turut Tergugat II dan telah dinyatakan sesuai dengan daftar
di kantor Pertanahan;
Menimbang, bahwa segala sesuatu yang tersebut dalam jawaban/tanggapan
Para Pembanding semula Para Tergugat tersebut telah disampaikan kembali dalam
Memori Bandingnya, dan selanjutnya telah ditanggapi kembali oleh Terbanding/semula
Penggugat dalam Kontra Memori Bandingnya;
Menimbang, bahwa selanjutnya Majlei Hakim Pengadilan tingkat Banding
akan meninjau dan mempertimbangkan, apakah benar Para Pembanding semula Para
Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum yang merugikan Terbanding
semula Penggugat sebagaimana yang disampaikan dalam gugatannya, sehingga
transaksi jual beli antara Terbanding/semula Penggugat dengan Para
Pembanding/semula Para Tergugat pada tanggal 14 Mei 2018 atas tanah seluas 14.425
M2 (empat belas ribu empat ratus dua puluh lima Meter Persegi) yang sudah
berlangsung harus

Hal 143 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
dinyatakan batal dan mengembalikan kepemilikan tanah tersebut seperti keadaan
semula.
Menimbang, bahwa dari kronologis kejadian sampai gugatan ini dijaukan,
Majlis Hakim Tingkat Banding berpendapat bahwa benar apa yang diuraikan oleh Para
Pembanding/semula Para Tergugat bahwa tidak ada maksud/niatan tidak baik atas
terselenggaranya jual beli tanah antara Para Pembanding/semula Para Tergugat selaku
Penjual dengan Terbanding/semula Penggugat selaku Pembeli, karena berdasarkan
bukti-bukti surat maupun keterangan Para Saksi yang diajukan oleh kedua belah fihak
perkara ini, jelas bahwa jual beli yang dilakukan dilaksanakan secara procedural, sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku, baik secara administrasi maupun secara fisik;
Telah dilakukan pemeriksaan secara teliti dengan melibatkan Turut Terbanding I/semula
Turut Tergugat I selaku Notaris, yang karena jabatannya berwenang membuat akta
otentik berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris
yang kemudian diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang
Jabatan Notaris, dan Turut Terbanding lI/semula Turut Tergugat Il yakni Badan
Pertanahan Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat yang berdasarkan Undang-Undang
diberi kewenangan untuk menyelenggarakan urusan pertanahan secara menyeruluh
meliputi bumi, air, ruang angkasa serta kekayaan alam untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Sehingga semua data kepemilikan dan peruntukan tanah ada di
Kantor Badan Pertanahan, sesuai dengan daerah/wilayah kewenangannya.
Menimbang, bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka Majelis Hakim
Tingkat Banding tidak sependapat dengan pertimbangan hukum Majelis Hakim Tingkat
Pertama terutama pada halaman 103 yang menyatakan sebagai berikut :
Menimbang, bahwa dalam konteks perjanjian jual-beli antara Penggugat
dengan para Tergugat atas 4 bidang tanah sebagaimana dipertimbangkan di muka, maka
yang menjadi tujuannya Penggugat selaku pembeli memperoleh hak dan penguasaan
baik fisik maupun yuridis atasnya, sedangkan Para Tergugat memperoleh pembayaran
lunas atas harganya;
Menimbang, bahwa bertitik tolak dari konstruksi yuridis sebagaimana
dipertimbangkan di atas dan dihubungkan dengan surat bukti bertanda P.30 yang
diajukan oleh Penggugat dan surat bukti bertanda TT.I.41 yang diajukan oleh Turut
Tergugat I menunjuk dan membuktikan bahwa proses peralihan hak

Hal 144 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
atas keempat bidang tanah yang menjadi obyek dari dan yang menjadi tujuan jual beli a
quo tidak dapat dilanjutkan karena diatasnya telah terbit Sertifikat Hak Guna Bangunan
Nomor 1842 atas nama PT Satria Riandi Permai;
Menimbang, bahwa karena hak atas keempat bidang tanah obyek jual beli
tersebut secara factual maupun yuridis tidak telah beralih dari kekuasaan hak milik Para
Tergugat selaku penjual ke dalam kekuasaan Penggugat selaku pembeli, maka dalam
konteks perjanjian, jual beli a quo tidak telah dapat mencapai tujuannya sebagai syarat
obyektif yang oleh karenanya perjanjian jual-beli tersebut adalah batal (nietig) dan
menurut hukum tidak pernah ada eksistensinya;
Menimbang, bahwa karena secara yuridis perjanjian jual beli atas keempat
bidang tanah a quo adalah batal sehingga menurut hukum dianggap tidak pernah ada
sedangkan dipihak lain Penggugat telah membayar lunas harganya, maka berarti
perbuatan Para Tergugat yang tetap menguasai uang tersebut adalah tanpa dasar atau
titel hukum;
Sehingga Majelis Hakim Tingkat Pertama menyatakan bahwa perjanjian jual beli
atas keempat bidang tanah yang telah terjadi antara Para Pembanding/semula Para
Tergugat selaku Para Penjual dengan Terbanding/semula Penggugat selaku Pembeli
adalah batal demi hukum dan harus dianggap tidak pernah ada;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat bahwa, jual
beli tersebut sudah dilaksanakan dan sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku
sebagaimana dikemukakan diatas, sehingga jual beli yang sudah dilaksanakan tersebut
harus dinyatakan sah secara hukum;
Menimbang, bahwa memang benar sebagaimana diuraikan dalam gugatan
Terbanding semula Penggugat bahwa pada keempat Akta Perjanjian Pengikatan Jual
Beli yang dibuat antara kedua belah fihak, telah disebutkan secara jelas bahwa Para
Tergugat/Penjual menjamin kepada Penggugat/ Pembeli bahwa obyek tanah yang
dijualnya tersebut benar miliknya, tidak dikenakan sesuatu sitaan, tidak dalam keadaan
disewakan dan/atau dikuasai/ditempati oleh pihak lain baik sebagian dan/atau
seluruhnya, tidak dalam keadaan sengketa, Para Tergugat/Pihak Penjual akan
menyerahkan kepada Penggugat/Pihak Pembeli dalam keadaan kosong dan tidak dihuni
atau digarap oleh siapapun juga. Dan bilamana Para Tergugat/Pihak Penjual tidak dapat
memenuhi ketentuan tersebut kepada Penggugat/Pihak Pembeli M A K A

Hal 145 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Pengikatan Jual Beli ini menjadi batal dengan sendirinya dalam hal mana kedua pihak
sepanjang perlu melepaskan ketentuan – ketentuan dalam Pasal : 1266 dan Pasal : 1267
Kitab Undang – undang Hukum Perdata Indonesia dan Para Tergugat/Pihak Penjual
wajib membayar kembali kepada Penggugat/Pihak Pembeli jumlah uang yang telah
diterimanya berdasarkan perjanjian ini serta mengganti segala kerugian yang telah
diderita oleh Penggugat/Pihak Pembeli sebagai akibat pembatalan tersebut (surat bukti
P-20, P-21,P-22,P-23);
Menimbang, bahwa Terbanding/semula Penggugat dalam gugatannya
mendalilkan bahwa gugatan pembatalan jual beli antara Pembanding/semula Para
Tergugat selaku Para Penjual dengan Terbanding/semula Penggugat selaku Pembeli
adalah dikarenakan pada tanggal 23 Oktober 2018, Terbanding/semula Penggugat
mendapatkan Surat Somasi/Peringatan tertanggal 20 Oktober 2018 dari Kuasa Hukum
PT. SATRIA RIANDI PERMAI yang bernama Jonny Hutahaean, SH yang
menerangkan bahwa PT. SATRIA RIANDI PERMAI adalah sebagai pemegang Hak
Guna Bangunan atas tanah seluas 85.540 M2 dengan Sertifikat HGB Nomor :
1842/Satria Jaya dengan batas – batas seperti diuraikan dalam Surat Ukur Nomor:
237/2002 tertanggal 8 November 2002 terletak di desa Satria Jaya Kecamatan Tambun
Utara (dahulu Kecamatan Tambun) Kabupaten Bekasi. Dan PT. SATRIA RIANDI
PERMAI sebagai pemilik dari tanah tersebut menyatakan belum pernah menjual
dan atau mengalihkan tanah tersebut kepada pihak lain termasuk kepada PT.
ARDIMAN SATYA GRAHA/Penggugat sehingga PT. SATRIA RIANDI PERMAI
menuding PT. ARDIMAN SATYA GRAHA/Penggugat melakukan perbuatan melawan
hukum karena telah menguasai tanah tersebut tanpa hak.
Menimbang, bahwa mengenai hal tersebut Majelis Hakim Tingkat Banding
berpendapat bahwa somasi/peringatan yang diajukan oleh PT.SATRIA RIANDI
PERMAI melalui kuasa hukumnya tidak dapat serta merta dinyatakan sebagai suatu
kebenaran, sebab bagaimanapun juga hal tersebut perlu pemeriksaan dan pembuktian
lebih lanjut, sebab ternyata dalam satu bidang tanah yang sama telah terbut 2 (dua)
Sertifikat yang berbeda (overlapping);
Menimbang, bahwa secara hukum pada satu bidang tanah tidak mungkin
diterbitkan lebih dari satu bukti kepemilikan baik berupa Sertifikat Hak Milik, Serifikat
Hak Guna Bangunan, Sertifikat Hak Pakai dan sebagainya, karena fungsinya masing-
masing berbeda dan data-data tersebut mestinya ada tersimpan di Kantor Badan
Pertanahan Nasional setempat, sehingga apabila

Hal 146 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
dalam
Guna perkara ini ternyata
Bangunan diatas ada orang
tanah lainbersertifikat
yang yang mengaku memiliki
Hak Milik,Sertifikat Hak
maka perlu
dipertanyakan system kerja dari Turut Terbanding II/semula Turut Tergugat II, yang
harus melakukan validasi, penelitian, penelaahan oleh suatu kepanitiaan, karena
seharusnya dilakukan pemeriksaan baik secara administrasi maupun fisik di lapangan,
sampai tanah tersebut dinyatakan clean and clear, tanpa ada beban dan
penggarap/pemilik Sertifikat lain;
Menimbang, bahwa ternyata dalam perkara ini setelah dua kali Turut
Terbanding I/semula Turut Tergugat I , melakukan validasi, jawaban dari dari Turut
Terbanding II/semula Turut Tergugat II,tetap menyatakan hal sama bahwa untuk
keempat Sertifikat Hak Milik yang diajukan oleh Turut Terbanding I/semula Turut
Tergugat I menyatakan bahwa Telah diperiksa dan sesuai dengan daftar di Kantor
Pertanahan;
Menimbang, bahwa dengan demikian Majelis Hakim Tingkat Banding
bependapat bahwa tidak dapat dibuktikan adanya Perbuatan Melawan Hukum yang
dilakukan oleh Para Pembanding/semula Para Tergugat, sedangkan mengenai benar atau
tidaknya pengakuan dan somasi yang dilayangkan oleh PT.SATRIA RIANDI PERMAI
kepada Terbanding semula Penggugat harus ada pemeriksaan dan pembuktian lebih
lanjut, sehingga gugatan Terbanding semula Penggugat harus dinyatakan tidak dapat
diterima (niet ontvankelijke verklaard);

Menimbang, bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas, Majelis Hakim


Pengadilan Tinggi berpendapat bahwa Putusan Pengadilan Negeri Bekasi Nomor
582/Pdt.G/2019/PN.Bks tanggal 2 September 2020 tidak dapat dipertahankan dan harus
dibatalkan dengan mengadili sendiri perkara ini yang amarnya sebagaimana tersebut
dibawah ini;

Menimbang, bahwa berhubung gugatan Terbanding semula Penggugat


dinyatakan tidak dapat diterima, maka Terbanding semula Penggugat harus dihukum
untuk membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan;

Dengan memperhatikan, ketentuan Pasal 163 HIR, Undang-undang Nomor 5


Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria serta peraturan perundang-
undangan lainnya yang bersangkutan;

MENGADILI

Hal 147 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
- Menerima permohonan banding dari Para Pembanding semula Para
Tergugat;
- Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Bekasi Nomor 582/Pdt.G/
2019/PN.Bks. tanggal 2 September 2020 yang dimintakan banding tersebut;
MENGADILI SENDIRI
DALAM EKSEPSI:
- Menolak Eksepsi yang diajukan oleh Para Pembanding semula Para
Tergugat untuk seluruhnya;
DALAM POKOK PERKARA:
1. Menyatakan gugatan Terbanding semula Penggugat tidak dapat diterima (niet
ontvankelijke verklaard);
2. Menghukum Terbanding semula Penggugat untuk membayar biaya perkara dalam
kedua tingkat peradilan, yang dalam tingkat banding ditetapkan sebesar
Rp.150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam rapat Permusyawaratan Majelis Hakim


Pengadilan Tinggi Bandung pada hari Senin, tanggal 22 Maret 2021 oleh kami: ELLY
ENDANG DAHLIANI,SH.,MH. Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Bandung sebagai
Hakim Ketua, dengan UNTUNG WIDARTO, SH.MH. dan H.DJOHAN
AFANDI,SH.MH masing-masing Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Bandung
sebagai Hakim-Hakim Anggota, berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi
Bandung, tanggal 01 Pebruari 2021 Nomor 64/PDT/2021/PT.BDG, yang ditunjuk untuk
memeriksa dan mengadili perkara ini dalam tingkat Banding, Putusan mana diucapkan
dalam persidangan yang terbuka untuk umum pada hari Selasa tanggal 30 Maret 2021,
oleh Hakim Ketua Majelis tersebut dengan dihadiri oleh hakim-hakim Anggota tersebut
serta dibantu oleh HENDAYANI,SH. Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi
Bandung, tanpa dihadiri oleh kedua belah pihak dalam perkara ini;

HAKIM – HAKIM ANGGOTA: KETUA MAJELIS,

Ttd Ttd

Hal 148 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia

UNTUNG WIDARTO,SH.MH. ELLY ENDANG DAHLIANI, SH., MH.

Ttd
H.DJOHAN AFANDI,SH.MH
PANITERA PENGGANTI

Ttd
HENDAYANI,SH.

Perincian biaya :
1. Biaya Meterai Rp. 10.000,-
2. Biaya Redaksi Putusan Rp. 10.000,-
3. Biaya Proses lainnya Rp. 130.000,-
Jumlah Rp. 150.000,-
(seratus lima puluh ribu rupiah)

Hal 149 dari 148 Perkara Nomor 64/PDT/2021/PT BDG

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu
kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 Halaman

Anda mungkin juga menyukai