Anda di halaman 1dari 3

NAMA : YULIA CANDRA ISMAWATI

NIM : 181014201659

PRODI : KEPERAWATAN 2A

Apa itu filsafat ketuhanan serta keterkaitannya dalam pancasila

Filsafat berasal dari bahasa yunani”philein” yang berarti cinta dan “Sophia”yang
berarti kebijaksanaan. Jadi filsafat menurut asal katanya berarti cinta akan kebijaksanaan
,atau mencintai kebenaran/pengetahuan. Cinta dalam hal ini mempunyai arti yang seluas-
luasnya ,yang dapat dikemukakan sebagai keinginan yang menggebu dan sungguh –sungguh
terhadap sesuatu,sedangkan kebijaksanaan dapat diartikan sebagai kebenaran yang sejati. Jadi
filsafat secara sederhana dapat diartiakn sebagai keinginan yang sungguh-sungguh untuk
mencari kebenaran yang sejati. Filsafat merupakan induk ilmu pengetahuan. Menurut j.gredt
dalam bukunya “ elementa philosophiae” Bahwa filsafat sebagai “ilmu pengetahuan yang
timbul dari prinsip-prinsip mencari sebab musababnya yang terdalam”.

Pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara Indonesia yang nilai-nilainya telah ada
pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala ,berupa nilai-nilai adat istiadat
,kebudayaan,dan nilai-nilai agama. Dengan demikian sila ketuhanan yang maha esa nilai-
nilainya telah ada pada bangsa Indonesia sebagai kausa materialis. Makna yang terkandung
dlan sila ketuhanan yang maha esa sebenarnya intinya adalah ketuhanan. Hal ini mengandung
makna bahwa negara dengan tuhanadalah hubungan sebab-akibat yang tidak langsung
melalui manusia sebagai pendukung pokok negara. Maka sesuai dengan makna yang
terkandung dalam sila pertama bahwa adanya tuhan bagi bangsa dan negara Indonesia adalah
telah menjadi suatu keyakinan ,sehingga adanya tuhan bukanlah personal.

Filsafat merupakan sebuah studi yang membahas segala fenomena yang ada dalam
kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan skeptis dengan mendalami sebab-sebab
terdala, lalu dijabarkan secara teoritis dan mendasar. Selain pengertian di atas dalam
pengertiannya filsafat dibagi menjadi dua yaitu secara etimologis dan terminologis. Secara
etimologis, istilah filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu falsafah atau juga dari bahasa
Yunani yaitu philosophia yang terdiri dari kata philien yang berarti cinta dan sophia yang
berarti kebijaksanaan. Jadi bisa kita artikan bahwa filsafat berarti cinta akan kebijaksanaan
atau love of wisdom dalam arti yang sedalam-dalamnya.
Filsafat kemanusiaan yang adil dan beradab

Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab memiliki arti kesadaran sikap dan perilaku
yang sesuai dengan nilai nilai moral dalam hidup bersama atas tuntutan hati nurani dengan
memperlakukan sebagaimana mestinya. Manusia sudah seharusnya diperlakukan sesuai
dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan yang memiliki derajat yang sama
serta hak dan kewajiban. Dengan adanya sila dan nilai ini dalam Pancasila, Indonesia
mengakui adanya HAM .

Ketuhanan yang Maha Esa

Di dalam Sila Pertama disebutkan bunyinya, ‘Ketuhanan yang Maha Esa’. Apakah
maksudnya? Apa maknanya? Apa hakikatnya?

Semua tokoh Muslim dapat meyakini bahwa Sila ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’ mengandung
makna Tauhid, bukan profan, sekular alias konsep tanpa Tuhan. Ini pasti keliru besar dan
mengarah kepada penghancuran falsafah bangsa, ideologi bangsa. Karena makna dari Sila
Pertama itu adalah ‘Tauhid’: pengesaan terhadap Allah Subhanahu Wata’ala. Ini yang
sampai saat ini diyakini oleh seluruh umat Islam. Sebagaimana yang dipahami oleh para
tokoh para founding fathers bangsa ini. Karena sejak tahun 1945, tokoh Islam tetap bertahan
pada posisi semula, bahwa konsep “Ketuhanan Yang Maha Esa” adalah konsep Ketuhanan
yang memiliki makna konsep Tauhid, yaitu konsep Ketuhanan dalam Islam yang mengakui
Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah, ditaati, dan dipuja.

Ketuhanan Yang Maha Esa tidak dapat dimaknai dengan pemahaman, bahwa “Tuhan tidak
ada, karena Tuhan hanya ilusi pikiran manusia”. Karena itu, konsep Tauhid tidak mungkin
dapat hidup damai dengan ateisme. Kata “Yang Maha Esa” pada sila pertama (Ketuhanan
Yang Maha Esa) merupakan imbangan tujuh kata yang dihapus dari sila pertama menurut
rumusan semula. Pergantian ini dapat diterima denan pengertian bahwa kata “Yang Maha
Esa” merupakan penegasan dari sila Ketuhanan, sehingga rumusan “Ketuhanan Yang Maha
Esa” itu mencerminkan pengertian Tauhid (monoteisme murni) menurut akidah Islamiyah
(surah al-Ikhlas). Kalau para pemeluk agama lain dapat menerimanya, maka kita bersyukur
dan berdoa.” (Dalam buku Sudjangi (Penyunting),Kajian Agama dan Masyarakat, 15 Tahun
Badan Penelitian dan Pengembangan Agama 1975-1990 (Jakarta: Balitbang Departemen
Agama, 1991-1992), 262, dalam Dr. Adian Husaini, Pancasila, 137-138).
Keyakinan inilah yang sampai hari ini – Insya Allah sampai generasi Muslim di negeri ini –
sudah “berurat-berakar” dalam nadi umat Islam. Bahwa Sila Pertama itu konsepnya adalah
Tauhid, bahwa Allah itu Satu (Wahid) sekaligus Esa (Ahad). Maka, Sila Ketuhanan Yang
Maha Esa pasti Tauhid. Tidak ada tafsiran yang lebih kuat dari ini. Maka umat Islam wajib
meyakininya dan memperjuangkannya. Karena jika ia tak tegak di negeri ini maka aqidah
umat ini berada dalam ancaman dan marabahaya

Daftar pustaka

Salam, H. Burhanudin, 1998. "Filsafat Pancasilaisme". Rineka Cipta, Jakarta.

Poespowardoyo,soeryanto,filsafat pancasila,Gramedia,Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai