Zul Laporan Aktualisasi Bab 1-5 Revisi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 87

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan suatu bangsa yang besar secara geografis
yang terdiri dari ribuan pulau yang tersebar dari Sabang sampai
Merauke. Kekayaan alam Indonesia membutuhkan pengelolaan yang
baik demi mewujudkan kesejahteraan bangsa dan negara Indonesia.
Negara Kesatuan Republik Indonesia harus melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan tujuan untuk
memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan
termasuk jaminan terhadap kesehatan, dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan umum yang berlandaskan Pancasila, sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Selain itu, ada pula tujuan bangsa Indonesia sebagaimana
tercantum pada Pembukaan UUD 1945 adalah memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Dalam rangka menwujudkan
tujuan nasional tersebut, maka dibutuhkan Aparatur Sipil Negara.
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan pelayan masyarakat /
abdi negara yang memiliki tanggung jawab terhadap pelayanan publik
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut
ditegaskan dalam Undang-Undang No 5 Tahun 2014 yang menyatakan
bahwa untuk memenuhi tuntutan nasional dan tantangan global dalam
mewujudkan Aparatur Sipil Negara sebagai bagian dari reformasi
birokrasi, maka Pemerintah Pusat merasa perlu menetapkan Aparatur
Sipil Negara sebagai profesi yang memiliki kewajiban mengelola,
mengembangkan diri serta wajib mempertanggungjawabkan kinerja
selain menerapkan prinsip merit dalam pelaksanaan Manajemen ASN.
Pegawai ASN mempunyai tugas untuk melaksanakan tugas
pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan tugas pembangunan tertentu.
Tugas pelayanan publik dilakukan dengan memberikan pelayanan atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan pegawai
ASN. Adapun tugas pemerintahan dilaksanakan dalam rangka
penyelenggaraan fungsi umum pemerintahan yang meliputi
pendayagunaan kelembagaan, kepegawaian, dan ketatalaksanaan.
Sedangkan dalam rangka pelaksanaan tugas pembangunan tertentu
dilakukan melalui pembangunan bangsa serta melalui pembangunan

1
ekonomi dan sosial yang diarahkan meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran seluruh masyarakat bangsa Indonesia.1
Seorang ASN dituntut tidak hanya melayani dirinya sendiri namun
melayani masyarakat. Saat ini pelayanan kepada masyarakat belum
optimal seperti yang tertuang pada Undang-undang Nomor 25 tahun
2009 tentang pelayanan publik. Mental ASN masih belum kuat, etika
dan moralitas masih rendah (ditandai dengan maraknya korupsi, kolusi
dan nepotisme), masih kurangnya pelayanan publik, ketidakramahan
pegawai dalam melayani masyarakat dan masih banyaknya pungutan
liar. Hal ini menunjukkan ASN belum memahami, menginternalisasikan
dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi. Oleh karena itu, perlu
adanya sebuah aktualisasi dalam pembelajaran seorang calon birokrat
agar memiliki wawasan kebangsaan, memiliki etika dan budaya kerja
yang baik, seluruh kegiatan dapat dipertanggungjawabkan, memiliki
komitmen mutu dan bebas serta manyadari pentingnya memeberikan
pelayanan prima.
Pembentukan ASN yang profesional diperlukan adanya sebuah
pembaharuan yang didukung oleh semua pihak. Proses
peneyelenggaraan prajabatan pola baru ini diharapkan dapat membentuk
generasi yang mampu membawa perubahan untuk bangsa ini. Peserta
latsar ini dituntut untuk dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
profesi ASN di tempat kerja.. Hal ini diharapkan calon-calon Apatur
Sipil Negara dapat melaksanakan secara langsung dan menerapkan nilai-
nilai dasar profesi ASN sehingga tertanam kuat dalam dirinya. Nilai-
nilai dasar dasar tersebut diantaranya Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) serta ASN juga
harus mengetahui kedudukan dan peran PNS dalam NKRI yaitu whole
of government, manajemen ASN dan pelayanan publik.
Pada pembelajaran Agenda Habituasi peserta melakukan kegiatan
pembelajaran aktualisasi nilai-nilai dasar pada pelatihan yang telah
dipelajari. Aktualisasi memiliki pengertian sebagai suatu proses untuk
menjadikan pengetahuan dan pemahaman yang telah dimiliki terkait
substansi mata pelatihan yang telah dipelajari dapat aktual/ nyata/
terjadi/ sesungguhnya ada. Dengan kata lain aktualisasi adalah suatu
bentuk kemampuan peserta dalam menerjemahkan teori ke dalam
praktik, mengubah konsep menjadi konstruk, menjadikan gagasan
sebagai kegiatan. 2
1
Penjelasan Umum Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Aparatur Sipil Negara.
2
Lampiran Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
2017 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil

2
Sebagai ASN yang memiliki tugas pokok dan fungsi di bidang
kesehatan, seorang dokter diharapkan dapat mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar serta peran dan kedudukan ASN dalam mewujudkan visi dan
misi bangsa Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-
undang Dasar 1945. Visi bangsa Indonesia kemudian diaktualisasikan
dalamSistem Kesehatan Nasional (SKN). Di dalam SKN dicantumkan
tujuan Pembangunan Kesehatan yakni tercapainya kemampuan untuk
hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum. Olehnya itu, ASN dalam lingkup kesehatan
dituntut untuk menjalankan peranannya secara profesional untuk
meningkatkan kualitas hidup bangsa indonesia di bidang kesehatan
sehingga dapat menjadi negara yang maju dan sehat.

Dalam menjalankan tugas di pelayanan kesehatan, seorang dokter


tentunya menghadapi berbagai macam tantangan, salah satu diantaranya
adalah kurangnya pemahaman pasien mengenai makanan yang boleh
dikonsumsi dan yang tidak boleh dikonsumsi selama dalam perawatan
karena hal ini dapat mempengaruhi proses penyembuhan pasien.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk mengangkat isu
“rendahnya tingkat pehamaman pasien rawat inap mengenai terapi diet
sesuai dengan diagnosis penyakit masing-masing di Puskesmas
Lancirang” sebagai muatan pokok dalam rancangan aktualisasi. Dalam
hal ini, tentunya seorang dokter dituntut untuk kritis dan efektif dalam
mengkaji masalah ini. Selain itu, dibutuhkan pemikiran yang efisien,
kreatif, inovatif, dan terintegrasi dalam menemukan solusi mengenai
permasalahan ini demi terwujudnya pelayanan publik yang lebih baik
sehingga gagasan pemecahan isu yang penulis terapkan yaitu denga
memberikan edukasi terapi diet sesuai dengan diagnosis penyakit
pada pasien rawat inap di Puskesmas Lancirang yang dilakukan
melalui media smartphone/tablet, flipchart, pemasangan poster, dan
pmeberian etiket.

B. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan Umum
Pelaksanaan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS bertujuan untuk
membentuk PNS yang profesional dan berkarakter kuat. PNS profesional
dan berkarakter dimaksud mampu menerapkan secara langsung lima nilai
dasar profesi PNS, meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. dan mengetahui kedudukan dan peran
Golongan III. Sub Bab Mata Pelatihan. Hal. 13.

3
profesi ASN dalam NKRI (manajemen ASN, whole of government,
pelayanan publik) dalam melaksanakan tugas pada jabatannya masing-
masing.Selain itu, PNS harus menjunjung tinggi standar etika dalam
melayani masyarakat dengan baik dan menanamkan rasa cinta tanah air
dalam bekerja.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus yang hendak di capai adalah sebagai berikut:
a. Untuk meningkatkan pemahaman pasien tentang makanan
yang boleh dikonsumsi dan yang tidak boleh dikonsumsi
selama perawatan
b. Untuk membantu proses penyembuhan pasien selama dalam
perawatan.
3. Manfaat
Manfaat yang hendak diperoleh dari kegiatan aktualisasi ini yaitu :
a. Bagi Diri Sendiri
Aktualisasi memberi manfaat bagi peserta latsar sebagai pedoman
untuk menerapkan nilai-nilai dasar ASN dan memahami peran dan
kedudukan ASN dalam NKRI. Aktualisasi juga sebagai pedoman
bagi peserta latsar untuk selalu memiliki gagasan kreatif dalam
memecahkan setiap permasalahan di lingkungan kerjanya.
b. Bagi Organisasi
Aktualisasi ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi organisasi
dinas kesehatan untuk meningkatkan pelayanan terutama upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan.
c. Bagi Masyarakat
Aktualisasi ini pada umumnya bisa memberi manfaat dimana
masyarakat dapat mendapatkan hak-haknya dan informasi untuk
memperoleh pelayanan publik yang prima dari ASN.
d. Bagi Bangsa dan Negara
Aktualisasi ini diharapkan sebagai pedoman agar dapat menjadi
abdi negara yang mampu berperan aktif dalam mengembangkan
Negara yang lebih baik.

C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNSD Pemerintah Kabupaten Sidenreng
Rappang kerjasama dengan BPSDM Provinsi Sulawesi Selatan
berlangsung selama 51 hari kerja mulai tanggal 13 Januari sampai 12
Maret 2020, dengan tahapan kegiatan :

4
1. Tahap I On Campus yakni pembelajaran klasikal selama 18 hari kerja
bertempat di kampus II Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Sulawesi Selatan, Jalan Cendrawasih No. 233 Makassar
2. Tahap II Off Campus yakni aktualisasi selama 30 hari kerja bertempat
di UPTD Puskesmas Lancirang Kabupaten Sidenreng Rappang.
3. Tahp III On Campus yakni evaluasi ujian selama 3 hari kerja
bertempat di kampus II Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Sulawesi Selatan, Jalan Cendrawasih No. 233 Makassar

BAB II
GAMBARAN UMUM UNIT KERJA

5
A. Gambaran Umum Organisasi
Puskesmas sebagai organisasi milik pemerintah berperan sebagai ujung
tombak terdepan dalam melaksanakan pembangunan di bidang kesehatan.
Dalam menjalankan fungsinya, Puskesmas harus menerapkan fungsi
manajemen dengan sebaik-baiknya, karena dalam organisasi Puskesmas
terdapat sumber daya, program, sarana dan prasarana yang sangat kompleks,
dimana bila tidak menjalankan manajemen dengan baik akan timbul banyak
permasalahan yang akan mengganggu proses dalam mencapai tujuan
Puskesmas Lancirang adalah salah satu dari 14 puskesmas dalam
Kabupaten Sidenreng Rappang. Puskesmas Lancirang berada di jalan poros
Provinsi di Kelurahan Ponrangae Kabupaten Sidenreng Rappang Kecamatan
Pitu Riawa Kabupaten Sidenreng Rappang.
Letak kecamatan sidenreng rappang berbatasan dengan :
 Sebelah timur : kecamatan dua pitue
 Sebelah barat: kecamatan watang sidenreng
Wilayah kecamatan sidenreng dengan luas 3800 km2 terbagi dalam 2
kelurahan dan 4 desa . kondisi topografi kecamatan sidenreng dengan
keadaan tanah datar 100% dengan ketinggian permukaan laut < 500.
Kelurahan / desa tersebut adalah :
1. Kelurahan ponrangae
2. Kelurahan lancirang
3. Desa sumpang mango
4. Desa lasiwala
5. Desa ajubisue
6. Desa anabanna.

B. Visi dan Misi


Visi Puskesmas Lancirang adalah menjadi puskesmas dengan
pelayanan bermutu dan mandiri menuju wilayah kerja yang sehat dan
masyarakat sehat.
Misi Puskesmas Lancirang adalah :

1. Mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu, Profesional,


Merata, dan Terjangkau oleh Masyarakat secara Efisien dan Efektif.
2. Meningkatkan Kesehatan Dasar secara Promotif, Preventif, Kuratif,
dan Rehabilitatif.
3. Meningkatkan Kemampuan dan Kualitas Sumber Daya Tenaga
Kesehatan yang Profesional.
4. Mendorong Kemandirian masyarakat untuk berperilaku sehat dan
hidup dalam lingkungan yang sehat dalam upaya kesehatan secara
Komprehensif.

6
C. Nilai – Nilai Organisasi
Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, maka ditetapkan
Nilai-Nilai Budaya PUSKESMAS LANCIRANG :“SIAGA” yaitu dengan
penjabaran sebagai berikut :
S : Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun
I : Inovatif
A : Adil Dalam Pelayanan
G : Gelorakan Semangat Pelayanan Prima
A : Amanah Menjaga Keselamatan Pasien

D. Tugas dan Fungsi Organisasi


I. Tugas
Sebagai sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang
pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli
kesehatan lainnya Puskesmas Lancirang mempunyai tugas memberikan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
II. Fungsi
Adapun fungsi Puskesmas Lancirang sebagai sebuah institusi
perawatan kesehatan adalah :
1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan puskesmas;
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga
sesuai kebutuhan medis;
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan dan ;
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.

E. Proses Pelayanan dan Profil Organisasi

I. Alur Pelayanan Puskesmas Lancirang

7
Kondisi Gawat Darurat Pasien datang

1. Kartu berobat
2. Kartu BPJS/ KIS
3.Tanda Pengenal

UGD
Melakukan
Mengambil antrian
Registrasi

Pasien Baru ? ya Isi BRM

tidak
Membawa BRM Poli Umum
Membawa BRM
Ambil BRM BRM unit Asuhan Poli Gigi
Poliklinik
Keperawatan KIA-KB

Membawa BRM ke
UGD

Pemeriksaan
Pasien

lembar Rujuk
balik

Pemeriksaan
tidak Pasien Rujuk balik
Laboratorium ?

Pemeriksaan tidak
ya ya
Laboratorium

Pemeriksaan
Poli Lain ?

Kembali ke unit
yang merujuk
tidak
Klinik Gizi
Klinik Sanitasi
Observasi Pasien ya
Butuh Klinik PHBS
Konseling ? Klinik Imunisasi

tidak

Rawat Inap ? tidak

ya Rujukan
Rujuk ke RS ? ya Rujuk RS

Rawat Inap tidak


tidak

Resep Loket
Butuh Obat ya Farmasi

Keadaan
membaik? tidak

ya Pasien Pulang

II. Identitas Puskesmas


 No.Kode Puskesmas : P73140701
 Nama Puskesmas : Puskesmas

8
 Alamat : Jl. Poros Pare-Sengkang,
Kelurahan Ponrangae
 Kecamatan : Pitu Riawa
 Kabupaten : Sidenreng Rappang
 Provinsi : Sulawesi Selatan
 Telepon : 085 298 347 508
Email : puskesmaslancirang10@gmail.com

III. Struktur Organisasi


KEPALA PUSKESMAS
LANCIRANG

KEPALA SUB. BAGIAN TATA


USAHA

SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN RUMAH TANGGA KEUANGAN


DAN KESEHATAN

PENANGGUNG JAWAB UKM DAN PENANGGUNG JAWAB UKP, PENANGGUNG JAWAB JARINGAN
KEPERAWATAN KESEHATAN KEFARMASIAN DAN PELAYANAN PUSKESMAS DAN
MASYARAKAT LABORATORIUM JEJARING FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN
PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB
PELAYANAN
UKM ESENSIAL & UKM PEMERIKSAAN UMUM
PERKEMAS PENGEMBANGAN PUSTU LANCIRANG

PELAYANAN
PELAYANAN PROMOSI PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN
KESEHATAN KESEHATAN KERJA PUSTU AJUBISSU
MULUT

PELAYANAN KESEHATAN
YANKESTRADKOM PELAYANAN KIA
LINGKUNGAN POSKESDES KEL.
PONRANGAE

PELAYANAN
PELAYANAN KIA - KB KESEHATAN PELAYANAN KB
OLAHRAGA POSKESDES KEL.
LANCIRANG

PELAYANAN PELAYANAN GAWAT


PELAYANAN GIZI
KESEHATAN JIWA DARURAT POSKESDES DESA
LASIWALA

PENCEGAHAN DAN PELAYANAN


PELAYANAN GIZI
PENGENDALI PENYAKIT KESEHATAN INDERA POSKESDES DESA
SUMPANG MANGO

PELAYANAN
PELAYANAN PERKEMAS PKPR
PERSALINAN POSKESDES DESA
AJUBISSUE

PELAYANAN RAWAT
PELAYANAN SDIDTK INAP POSKESDES DESA
ANABANNA

F. Nilai – NilaiKESEHATAN
Dasar
PELAYANAN
ASN
LANSIA
PELAYANAN
KEFARMASIAN

1. Akuntabilitas PELAYANAN
LABORATORIUM

9
Akuntabilitas atau ‘accountability’ berasal dari dua kata, yaitu
‘account’ (rekening, laporan, catatan) dan ‘ability’ (kemampuan).
Akuntabilitas bisa diartikan sebagai kemampuan menunjukkan laporan
atau catatan yang dapat dipertanggungjawabkan. Secara umum
akuntabilitas adalah kewajiban untuk menyampaikan pertanggungjawaban
atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan
seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif atau organisasi kepada pihak
yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau
pertanggungjawaban.
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai. Akuntabilitas penting karena merupakan prinsip dasar bagi
organisasi yang berlaku pada setiap tingkat/unit organisasi sebagai suatu
kewajiban jabatan dalam memberikan pertanggungjawaban laporan
kegiatan kepada atasannya. Seperti misalnya keberadaan PP No. 53 Tahun
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, yang belum dipahami
sepenuhnya oleh ASN berdampak pada pemborosan sumber daya dan
memberikan citra ASN berkinerja buruk. Dalam kondisi tersebut, ASN
perlu merubah citranya menjadi pelayan masyarakat dengan mengenalkan
nilai-nilai akuntabilitas yaitu mengedepankan kepentingan publik,
imparsial, dan berintegritas. Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi
utama (Bovens, 2007), yaitu: untuk menyediakan kontrol demokratis
(peran demokrasi), mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan
(peran konstitusional), dan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
(peran belajar).
Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai
publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
 Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi
konflk kepentingan, antara kepentingan publik dengan
kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;
 Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;
 Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
 Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.

Adapun Nilai-nilai yang terkandung dalam akuntabilitas adalah


sebagai berikut:
1. Kepemimpinan

10
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah
dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya. Pimpinan mempromosikan
lingkungan yang akuntabel dapat dilakukan dengan memberikan
contoh pada orang lain (lead by example), adanya komitmen yang
tinggi dalam melakukan pekerjaan sehingga memberikan efek
positif bagi pihak lain untuk berkomitmen pula, terhindarnya dari
aspek-aspek yang dapat menggagalkan kinerja yang baik yaitu
hambatan politis maupun keterbatasan sumber daya, sehingga
dengan adanya saran dan penilaian yang adil dan bijaksana dapat
dijadikan sebagai solusi.
2. Transparansi
Tujuan dari adanya transparansi adalah:
 Mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerjasama
antara kelompok internal dan eksternal;
 Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang
tidak seharusnya dan korupsi dalam pengambilan
keputusan;
 Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-
keputusan;
 Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada
pimpinan secara keseluruhan.
3. Integritas
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk
menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku,
Undang-undang, kontrak, kebijakan, dan peraturan yang berlaku.
Dengan adanya integritas institusi, dapat memberikan kepercayaan
dan keyakinan kepada publik dan/atau pemangku kepentingan.
4. Tanggung Jawab
Tanggung jawab institusi dan tanggung jawab perseorangan
memberikan kewajiban bagi setiap individu dan lembaga, bahwa
ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan,
karena adanya tuntutan untuk bertanggungjawab atas keputusan
yang telah dibuat.
5. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan
harus dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan
organisasinya. Oleh sebab itu, ketidakadilan harus dihindari karena
dapat menghancurkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang
mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak optimal.

11
6. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas. Dengan kata
lain, lingkungan akuntabilitas tidak akan lahirdari hal-hal yang
tidak dapat dipercaya.
7. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas. Setiap individu yang
ada di lingkungan kerja harus dapat menggunakan kewenangannya
untuk meningkatkan kinerja. Adanya peningkatan kerja juga
memerlukan adanya perubahan kewenangan sesuai kebutuhan yang
dibutuhkan. Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja
yang baik juga harus disertai dengan keseimbangan kapasitas
sumber daya dan keahlian (skill) yang dimiliki.
8. Kejelasan
Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk
menciptakan dan mempertahankan akuntabilitas. Agar individu
atau kelompok dalam melaksanakan wewenang dan tanggung
jawabnya, mereka harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa
yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan. Dengan demikian,
fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan,
peran dan tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan
organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik individu maupun
organisasi.
9. Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak
konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan
memiliki konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja yang
tidak akuntabel, akibat melemahnya komitmen dan kredibilitas
anggota organisasi.

2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan Negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Selain itu, Nasionalisme juga berarti paham kecintaan manusia Indonesia
terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai
Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan
persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di

12
atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap
rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai
bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah
diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara
sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai
sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.

Wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia


tentang diri dan lingkungannya berdasakan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 serta sesuai dengan geografi wilayah nusantara yang menjiwai
kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan dan cita-cita nasionalnya.
Dinamisasi rasa kebangsaan ini dalam mencapai cita-cita bangsa
berkembang menjadi wawasan kebangsaan, yakni pikiran-pikiran yang
bersifat nasional dimana suatu bangsa memiliki cita-cita kehidupan dan
tujuan nasional yang jelas. Berdasarkan rasa dan paham kebangsaan itu,
timbul semangat kebangsaan atau semangat patriotisme.
Wawasan kebangsaan mengandung pula tuntutan suatu bangsa
untuk mewujudkan jati diri, serta mengembangkan perilaku sebagai
bangsa yang meyakini nilai-nilai budayanya, yang lahir dan tumbuh
sebagai penjelmaan kepribadiannya. Rasa kebangsaan bukan monopoli
suatu bangsa, tetapi ia merupakan perekat yang mempersatukan dan
memberi dasar keberadaan (raison d’entre) bangsa-bangsa di dunia.
Dengan demikian rasa kebangsaan bukanlah sesuatu yang unik yang hanya
ada dalam diri bangsa kita karena hal yang sama juga dialami bangsa-
bangsa lain.
Istilah dibayangkan (imagined) ini penting, menurut Anderson,
mengingat bahwa anggotaanggota dari nasion itu kebanyakan belum
pernah bertemu satu sama lain, tetapi pada saat yang sama di benak
mereka hidup suatu bayangan bahwa mereka berada dalam suatu kesatuan
komuniter tertentu. Karena terutama hidup dalam bayangan (dalam arti
positif) manusia yang juga hidup dan berdinamika, nasionalisme di sini
dimengerti sebagai sesuatu yang hidup, yang terus secara dinamis
mengalami proses pasang surut, naik turun. Pandangan yang demikian ini
mengandaikan bahwa nasionalisme merupakan sesuatu yang hidup, yang
secara dinamis berkembang serta mencari bentuk-bentuk baru sesuai
dengan perkembangan dan tuntutan jaman.
Adapun perwujudan sikap yang terkandung dalam nilai-nilai
nasionalisme tidak lain merupakan nilai yang terkandung dalam Pancasila
yang meliputi; kerja keras, disiplin, tidak diskriminasi, taqwa, gotong
royong, demokrasi, cinta tanah air, dan rela berkorban.

13
3. Etika Publik
Secara etimologis kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos
dan ethikos, ethos yang berarti sifat, watak, adat, kebiasaan, tempat yang
baik. Ethikos berarti susila, keadaban, atau kelakuan dan perbuatan yang
baik. Kata “etika” dibedakan dengan kata “etik” dan “etiket”. Kata etik
erarti kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak atau nilai
mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Adapun kata etiket berarti tata cara atau adat, sopan santun dan lain
sebagainya dalam masyarakat beradaban dalam memelihara hubungan
baik sesama manusia.
Sedangkan secara terminologis etika berarti pengetahuan yang
membahas baik-buruk atau benar-tidaknya tingkah laku dan tindakan
manusia serta sekaligus menyoroti kewajiban-kewajiban manusia. Dalam
bahasa Gerik etika diartikan: Ethicos is a body of moral principles or
value. Ethics arti sebenarnya adalah kebiasaan. Namun lambat laun
pengertian etika berubah, seperti sekarang. Etika ialah suatu ilmu yang
membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang
dapat dinilai baik dan mana yang dapat dinilai buruk dengan
memperlihatkan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat dicerna akal
pikiran.
Pelayanan Publik yang profesional membutuhkan tidak hanya
kompetensi teknik dan leadership, namun juga kompetensi etika. Tanpa
kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi tidak peka, tidak peduli dan
diskriminatif, terutama pada masyarakat kalangan bawah. Etika publik
merupakan reflksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai
(kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dll) dipraktikan dalam wujud
keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat atau
kebaikan orang lain.
Adapun nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang ASN, yakni sebagai berikut:
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.

14
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 bahwa layanan untuk
kepentingan publik menjadi tanggung jawab pemerintah. Masyarakat
semakin menyadari haknya untuk mendapatkan layanan terbaik dari
aparatur pemerintah.
Berikut ini adalah ruang lingkup cakupan komitmen mutu yang
meliputi aspek efektifitas dan efisiensi, inovasi dan komitmen mutu.
1. Konsep Efektivitas dan Efisiensi
Efektivitas organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat
mencapai tujuan yang ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun
yang coba dikerjakannya. Efektivitas organisasi berarti
memberikan barang atau jasa yang dihargai oleh pelanggan.
Sementara efisiensi organisasi adalah jumlah sumber daya yang
digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Efesiensi
organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang, dan
manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran
tertentu. Efisiensi dapat dihitung sebagai jumlah sumber daya
yang digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa.
2. Konsep Inovasi
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan
organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan
perubahan yang terjadi di sekitarnya. Perubahan bisa dipicu
antara lain oleh pergeseran selera pasar, peningkatan harapan dan
daya beli masyarakat, pergeseran gaya hidup, peningkatan
kesejahteraan, perkembangan ekonomi, pengaruh globalisasi,
serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Inovasi dapat
terjadi pada banyak aspek, misalnya perubahan produk
barang/jasa yang dihasilkan, proses produksi, nilai-nilai

15
kelembagaan, perubahan cara kerja, teknologi yang digunakan,
layanan sistem manajemen, serta mindset orang-orang yang ada
di dalam organisasi.
Inovasi biasa muncul karena ada dorongan dari dalam
untuk melakukan perubahan, atau bias juga inovasi muncul
karena ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal. Inovasi
muncul dari imajinasi pemikiran orang kreatif, dan lahirnya
kreativitas didorong oleh munculnya ide/gagasan baru untuk ke
luar dari rutinitas yang membosankan.
3. Konsep Dasar dan Pengertian Mutu
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/ jasa yang
diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, dan bahkan melampaui harapannya. Mutu
merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja. Mutu juga dapat dijadikan sebagai
alat pembeda atau pembanding dengan produk/jasa sejenis
lainnya, yang dihasilkan oleh lembaga lain sebagai pesaing
(competitors).
Mengingat pentingnya aspek mutu, kini hampir dalam
setiap struktur organisasi, baik di perusahaan maupun institusi
pemerintahan, dimunculkan satu unit kerja yang bertanggung
jawab atas penjaminan mutu. Unit penjaminan mutu
berkewajiban mengawal implementasi perencanaan mutu dengan
menetapkan program pengawasan mutu, sekaligus upaya untuk
selalu meningkatkan capaian mutu secara berkelanjutan. Pada era
global, orientasi dalam struktur organisasi pemerintahan bukan
semata mata pada penempatan pegawai dalam hierarki birokrasi
yang kaku untuk menjalankan rutinitas, melainkan telah bergeser
pada upaya memberdayakan dan membangkitkan moral kerja
melalui pembentukan jejaring (human networking) yang dinamis,
sehingga kinerja lembaga dapat memberi kepuasan kepada
stakeholders. Hal ini dapat dilakukan melalui pemberian
wewenang dan tanggung jawab yang jelas kepada setiap
pegawai, sesuai dengan uraian jabatan (job description) yang
sudah ditetapkan institusi.

5. Anti Korupsi

16
Istilah korupsi berasal dari bahasa Latin yakni corruptio atau
corruptus yang disalin ke berbagai bahasa. Misalnya disalin ke dalam
bahasa Inggris menjadi corruption atau corrupt, dalam bahasa Perancis
menjadi corruption dan dalam bahasa Belanda disalin menjadi corruptive
(korruptie). Agaknya dari bahasa Belanda itulah lahir kata korupsi dalam
bahasa Indonesia. Corruptie yang juga disalin menjadi corruptien dalam
bahasa Belanda itu mengandung arti perbuatan korup, penyuapan. Secara
harfiah istilah tersebut berarti segala macam perbuatan yang tidak baik,
seperti yang dikatakan Andi Hamzah sebagai kebusukan, keburukan,
kejahatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan
dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah.
Korupsi bukan lagi sebuah kejahatan yang biasa, dalam
perkembangannya korupsi telah terjadi secara sistematis dan meluas.
Menimbulkan efek kerugian negara dan dapat menyengsarakan rakyat.
Karena itulah korupsi kini dianggap sebagai kejahatan luar biasa (extra
ordinary crime). Kejahatan korupsi telah disejajarkan dengan tindakan
terorisme. Sebuah kejahatan luar biasa yang menuntut penanganan dan
pencegahan yang luar biasa. Karenanya sebagai sebuh kejahatan yang
dikategorikan luar biasa, maka seluruh lapisan masyarakat harus dibekali
pengetahuan tentang bahaya laten korupsi dan pencegahannya. Korupsi
juga dapat memberikan dampak negatif terhadap demokrasi, bidang
ekonomi, dan kesejahteraan umum negara.
Komisi Pemberantasan Korupsi bersama dengan para pakar telah
melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi, dan dihasilkan
sebanyak 9 nilai anti korupsi, yakni jujur, peduli, mandiri, disiplin,
tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil.

A. Peran dan Kedudukan Pegawai Negeri Sipil Dalam NKRI


1. Whole Of Government
Whole of Government (WoG) didefinisikan sebagai “suatu model
pendekatan integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk
mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi karena
berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas
sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku.
Salah satu bentuk penerapan WoG pada pelayanan publik adalah e-
government. E-government adalah tata kelola pemerintahan (governance)
yang diselenggarakan secara terintegrasi dan interaktif berbasis teknologi,
agar hubungan-hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis dan masyarakat
dapat berlangsung lebih efisien, efektif, produktif dan responsif. Hasil atau
manfaat yang diperoleh melalui e-government antara lain adalah:

17
 Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance), efisien dan efektif
 Hemat anggaran dan tepat waktu
 Transparan sehingga peluang terjadinya kecurangan
(fraud), suap dan korupsi akan banyak berkurang.
 Tingkat akurasi (ketepatan) dan kualitas pelayanan
meningkat dan tingkat kesalahan berkurang
 Kemudahan akses dan kenyamanan pelayanan meningkat
sehingga kepuasan publik juga meningkat.

2. Pelayanan Publik
Istilah pelayanan dalam bahasa Inggris adalah “service” A.S.
Moenir mendefinisikan “pelayanan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang dengan landasan tertentu dimana tingkat
pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani atau
dilayani, tergantung kepada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi
harapan pengguna. Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian
kegiatan, karena itu proses pelayanan berlangsung secara rutin dan
berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan organisasi dalam
masyarakat. Proses yang dimaksudkan dilakukan sehubungan dengan
saling memenuhi kebutuhan antara penerima dan pemberi pelayanan.
Selanjutnya A.S. Moenir (2002: 16) menyatakan bahwa proses pemenuhan
kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung inilah yang
dinamakan pelayanan. Jadi dapat dikatakan pelayanan adalah kegiatan
yang bertujuan untuk membantu menyiapkan atau mengurus apa yang
diperlukan orang lain.
Dari definisi tersebut dapat dimaknai bahwa pelayanan adalah
aktivitas yang dapat dirasakan melalui hubungan antara penerima dan
pemberi pelayanan yang menggunakan peralatan berupa organisasi atau
lembaga perusahaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990),
pelayanan publik dirumuskan sebagai berikut :
a. Pelayanan adalah perihal atau cara melayani.
b. Pelayanan adalah kemudahan yang diberikan
sehubungan dengan jual beli barang dan jasa.
c. Pelayanan medis merupakan pelayanan yang diterima
seseorang dalam hubungannya dengan pensegahan,
diagnosa dan pengobatan suatu gangguan kesehatan
tertentu.
d. Publik berarti orang banyak (umum)

18
Pengertian publik menurut Inu Kencana Syafi’ie, adalah sejumlah
manusia yang memiliki kebersamaan berfikir, perasaan, harapan, sikap dan
tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai- nilai norma yang mereka
miliki. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik, diatur bahwa Pelayanan publik adalah kegiatan
atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara
dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Penyelenggaraan
pelayanan publik berasaskan kepentingan umum; kepastian hukum;
kesamaan hak; keseimbangan hak dan kewajiban; keprofesionalan;
partisipatif; persamaan perlakuan/tidak diskriminatif; keterbukaan;
akuntabilitas; fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
ketepatan waktu; dan kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan. Adapun
tujuan dari pelayanan publik adalah sebagai berikut:
 Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang
hak, tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan
seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan
pelayanan publik;
 Terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik
yang layak sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan
dan korporasi yang baik;
 Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan public sesuai
dengan peraturan perundang-undangan; dan
 Terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi
masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

3. Manajemen ASN
Aparatur Sipil Negara adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah, sedangkan yang dimaksud Manajemen ASN adalah
pengelolaan pegawai negeri sipil untuk menghasilkan pegawai negeri sipil
yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dalam konsep
manajemen ASN ini dikenal apa yang disebut dengan sistem Merit. Sistem
Merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada
kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa
membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul,
jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.

19
Pegawai Aparatur Sipil Negara adalah pegawai negeri sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat
pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan
peraturan perundangundangan sedangkan Pegawai Negeri Sipil (PNS)
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat
sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian
untuk menduduki jabatan pemerintahan. Manajemen PNS meliputi:
penyusunan dan penetapan kebutuhan; pengadaan; pangkat dan Jabatan;
pengembangan karier; pola karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja;
penggajian dan tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian;
jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan perlindungan.

20
BAB III
RANCANGAN AKTULISASI

A. Identifikasi Isu
1. Belum tertibnya sistem antrian untuk pasien prioritas pada pelayanan
rawat jalan di Puskesmas Lancirang.
2. Jadwal pemberian obat injeksi belum terkontrol pada pasien rawat inap di
Puskesmas Lancirang.
3. Rendahnya tingkat pehamaman pasien rawat inap mengenai terapi diet
sesuai dengan diagnosis penyakit masing-masing di Puskesmas
Lancirang
4. Masih kurangnya obat-obatan yang dibutuhkan di Poliklinik Umum
Puskesmas lancirang.
5. Jadwal pemberian obat pada pasien Tuberkulosis masih belum optimal di
Puskesmas Lancirang
B. Deskripsi Isu
1. Belum tertibnya sistem antrian untuk pasien prioritas pada
pelayanan rawat jalan di Puskesmas Lancirang.
Dalam model-model antrian, disiplin antrian yang paling sering
digunakan adalah First Come First Serve, yaitu pasien yang datang lebih
dahulu akan dilayani terlebih dahulu. Akan tetapi dalam banyak keadaan,
tidak hanya disiplin antrian tersebut yang digunakan. Ada disiplin antrian
lain, misalnya antrian dengan prioritas pelayanan. Antrian dengan
disiplin antrian prioritas merupakan suatu disiplin antrian yang
menunjukkan suatu pelayanan akan didahulukan kepada pasien dengan
prioritas utama, yaitu pasien dengan prioritas paling besar misalnya
untuk pasien yang berkebutuhan khusus seperti pasien disabilitas, pasien
bayi, pasien ibu hamil, serta pasien lansia. Dimana kondisi saat ini untuk
pelayanan rawat jalan di Puskesmas Lancirang, sistem antrian masih
belum dipisah antara pasien biasa dengan pasien prioritas sehingga hal
ini masih menjadi masalah di wilayah kerja kami karena kerap kali
menimbulkan keluhan dari pasien.
2. Jadwal pemberian obat injeksi belum terkontrol pada pasien rawat
inap di Puskesmas Lancirang.
Obat merupakan zat yang digunakan untuk pencegahan dan
penyembuhan penyakit serta pemulihan dan peningkatan kesehatan bagi
penggunanya. Setiap obat punya manfaat, namun juga mempunyai efek
samping yang merugikan sehingga pemberian obat yang benar dan aman
merupakan hal yang sangat penting bagi petugas. Kondisi yang ada saat
ini masih ditemukan kasus dimana jadwal pemberian obat yang

21
dilakukan oleh petugas yang tidak sesuai dengan instruksi dokter
sehingga hal ini masih menjadi salah satu masalah di ruang perawatan
Puskesmas Lancirang karena akan berpengaruh terhadap kesembuhan
pasien.
3. Rendahnya tingkat pehamaman pasien rawat inap mengenai terapi
diet sesuai dengan diagnosis penyakit masing-masing di Puskesmas
Lancirang
Diet adalah pengaturan jumlah dan jenis makanan yang dimakan
setiap hari agar seseorang tetap sehat, dan bagi orang sakit bertujuan
meningkatkan status gizi dan membantu kesembuhan, serta mencegah
permasalahan lain misalnya diare atau intoleransi terhadap jenis makanan
tertentu. Tujuan lain diet di Puskesmas adalah untuk meningkatkan atau
mempertahankan daya tahan tubuh dalam menghadapi penyakit/cedera,
khususnya infeksi, dan membantu kesembuhan pasien dari
penyakit/cederanya dengan memperbaiki jaringan yg aus atau rusak serta
memulihkan keseimbangan dalam tubuh. Kondisi yang terjadi di
Puskesmas Lancirang saat ini masih kurangnya tingkat pemahaman
pasien mengenai terapi diet apa yang harus mereka lakukan disebabkan
oleh tidak adanya disiapkan makanan dari pihak Puskesmas serta
kurangnya informasi oleh petugas ke pasien sehingga dapat
mempengaruhi proses penyembuhan pasien.
4. Masih kurangnya obat-obatan yang dibutuhkan di Poliklinik Umum
Puskesmas lancirang
Obat-obatan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam
pelayanan di Puskesmas, namun yang terjadi saat ini di Pusekesmas
lancirang masih adanya beberapa obat-obatan standar yang dibutuhkan
oleh pasien namun tidak tersedia di apotek sehingga dokter harus
mencari obat alternatif sebagai solusi yang memiliki efek yang mirip atau
hampir mirip. Hal ini menyebabkan menurunnya kepercayaan pasien
terhadap pelayanan di Puskesmas serta beresiko menimbulkan keluhan.
5. Jadwal pemberian obat pasien Tuberkulosis masih belum optimal di
Puskesmas Lancirang
Pasien Tuberkulosis harus minum obat teratur sesuai dengan
jadwal dan dosis yang diberikan sehingga diperlukan peran dan tanggung
jawab petugas untuk mengingatkan pasien tentang jadwal pemberian
obat. Kondisi di Puskesmas Lancirang memiliki jumlah pasien
Tuberkulosis yang cukup tinggi namun ada beberapa diantaranya yang
belum teratur minum obat sehingga berefek kepada kesembuhan pasien
bahkan ada yang harus berubah jadwal pemberian obatnya dari jadwal
semula hal ini disebabkan salah satunya oleh karena kurangnya

22
partisipasi dari petugas pengelola program Tuberkulosis untuk
mengontrol dan mengingatkan pasien tentang jadwal obatnya sehingga
akan berdampak pada proses penyembuhan pasien.
C. Deskripsi Keterkaitan Isu
Berikut ini deskripsi keterkaitan isu terhadap teori Kedudukan dan
Peran PNS dalam NKRI (Whole of Government, Pelayanan Publik, dan
Manajemen ASN

Tabel 3.1. Relevansi isu terhadap kedudukan dan peran PNS dalam NKRI

Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


Isu
Whole of Government Pelayanan Publik Manajemen
(2) (3) (4) (5)
Koordinasi yang efektif dan Indikator utama terselenggaranya Setiap ASN secara ak
um tertibnya sistem antrian efisien merupakan salah satu pelayanan publik yang prima diharuskan memberik
uk pasien prioritas pada aspek penunjang adalah terjadinya peningkatan yang profesional dan
yanan rawat jalan di terselenggaranya peningkatan efektifitas. Penerapan sistem sehingga dengan terb
kesmas Lancirang. pelayanan masyarakat. Dengan antrian yang efektif akan nilai tersebut diharapk
penerapan sistem antrian khusus membuat mutu layanan publik meningkatkan kualita
untuk pasien prioritas maka akan Puskesmas menjadi lebih baik.
menurunkan kepadatan antrian di
Puskesmas.
Dibutuhkan koordinasi dan Pemberian layanan publik yang Manajemen ASN ber
wal pemberian obat injeksi kerjasama oleh beberapa pihak berlandaskan rasa kepekaan dan mengelola ASN sehin
m terkontrol pada pasien dalam peningkatan kontrol hubungan interpersonal akan menghasilkan kualita
at inap di Puskesmas jadwal pemberian obat injeksi. menciptakan kepuasan dan profesional, memiliki
cirang. Hal ini merupakan bentuk keberhasilan. etika profesi. Dengan
penerapan WoG dalam pelayanan kontrol jadwal pembe
yang terintegrasi injeksi maka kualitas
akan tercermin dari k
yang bai

Dalam memenuhi kebutuhan Peningkatan pengetahuan dan Salah satu kode etik A
dahnya tingkat pehamaman informasi masyarakat dibutuhkan edukasi kepada masyarakat pemberian informasi
en rawat inap mengenai koordinasi antar bidang terkait merupakan salah satu bentuk kepada pihak lain yan
pi diet sesuai dengan agar informasi yang diberikan layanan publik di bidang promosi informasi. Peningkata
nosis penyakit masing- sesuai dengan kebutuhan kesehatan. Hal ini menunjukkan melalui edukasi kepad

23
Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
Isu
Whole of Government Pelayanan Publik Manajemen
(2) (3) (4) (5)
masyarakat eksistensi negara dalam melayani mencerminkan seoran
ing di Puskesmas Lancirang masyarakat. berintegrasi.

Dibutuhkan koordinasi dan optimalisasi pengadaan obat- Fungsi ASN adalah p


ih kurangnya obat - obatan kerjasama oleh beberapa pihak obatan standar merupakan salah kebijakan publik. Pem
g dibutuhkan di Poliklinik dalam optimalisasi pengadaan satu bentuk layanan publik pada obatan kepada pasien
um Puskesmas lancirang. obat-obatan standar di pasien yang berorientasi pada hak pasien yang harus
Puskesmas. Hal ini merupakan kepuasan dan pemenuhan hak sesuai dengan peratur
bentuk penerapan WoG dalam pasien kesehatan no 28 tahun
pelayanan yang terintegrasi
Dibutuhkan koordinasi dan Pemberian layanan publik yang Salah satu kode etik
wal pemberian obat pasien kerjasama oleh beberapa pihak mementingkan mutu layanan melaksanakan tugas d
erkulosis masih belum dalam peningkatan kontrol tercermin dalam partisipasi aktif integritas dan tanggun
mal di Puskesmas jadwal pemberian obat injeksi. dari petugas untuk mengingatkan Partisipasi aktif dari p
cirang Hal ini merupakan bentuk jadwal pemberian obat pada mengingatkan jadwal
penerapan WoG dalam pelayanan pasien obat pada pasien meru
yang terintegrasi tanggung jawab kepa
integritas diri.

D. Sumber Isu

Sumber isu yang dijadikan rancangan aktualisasi bersumber dari pengamatan


langsung di unit kerja yaitu Puskesmas Lancirang.

E. Teknik Analisis Isu


Alat analisis kriteria isu yang digunakan dalam penulisan rancangan
aktualisasi ini adalah alat analisis APKL (Aktual, Problematika,
Kekhalayakan, Kelayakan)

Tabel 3.2 Analisis Kriteria Isu Dengan Alat Analisis AKPL


N A P K L Juml Pering
ISU
o (1-5) (1-5) (1-5) (1-5) ah kat

Belum tertibnya sistem antrian untuk


pasien prioritas pada pelayanan rawat
1. 3 2 2 3 10 4
jalan di Puskesmas Lancirang.

24
Jadwal pemberian obat injeksi belum
2. terkontrol pada pasien rawat inap di 2 5 3 4 14 2
Puskesmas Lancirang.

Rendahnya tingkat pehamaman pasien


rawat inap mengenai terapi diet sesuai
3. dengan diagnosis penyakit masing-masing 5 4 4 5 18 1
di Puskesmas Lancirang

Masih kurangnya obat - obatan yang


dibutuhkan di Poliklinik Umum
4. 4 3 3 1 11 3
Puskesmas lancirang.

Jadwal pemberian obat pasien


5 Tuberkulosis masih belum optimal di 1 3 2 2 8 5
Puskesmas Lancirang

Skala Likert : 1-5 Keterangan :


Angka 5: Sangat gawat/mendesak A : Aktual (sedang terjadi/dalam
Angka 4: Gawat/Mendesak proses kejadian)
Angka 3: Cukup Gawat/Medesak P : Problematik (Masalah
Angka 2: Kurang Gawat/Mendesak Mendesak untuk dipecahkan)
Angka 1: Tidak Gawat/Mendesak K : Kekhalayakan (Menyangkut
Hidup Orang Banyak)
L : Layak (Logis, Pantas, Realistis
dan dapat di bahas)

Dari kriteria isu yang mendapat ranking tiga besar tersebut kemudian dilakukan
analisis lanjutan yaitu analisis kualitas isu dengan alat analisis USG.

Tabel 3.3. Analisis Isu menggunakan alat analisis USG (Urgency,


Seriousness, Growth)

N U S G Juml Pering
ISU
o (1-5) (1-5) (1-5) ah kat

25
Jadwal pemberian obat injeksi
1. belum terkontrol pada pasien rawat 4 3 3 10 2
inap di Puskesmas Lancirang.

Rendahnya tingkat pehamaman


pasien rawat inap mengenai terapi
2. diet sesuai dengan diagnosis 5 4 5 14 1
penyakit masing-masing di
Puskesmas Lancirang

Masih kurangnya obat - obatan


yang dibutuhkan di Poliklinik
3. 3 2 4 9 3
Umum Puskesmas lancirang.

Skala : 1-5 Keterangan :


Angka 5: Sangat gawat/mendesak U: Urgency (seberapa mendesak isus
Angka 4: Gawat/Mendesak tersebut)
Angka 3: Cukup Gawat/Medesak S : Seriousness (seberapa serius suatu
Angka 2: Kurang Gawat/Mendesak isu harus dibahas)
Angka 1: Tidak Gawat/Mendesak G : Growth (Seberapa besar
kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani)

Dari analisis kriteria isu dengan alat analisis APKL dan USG tersebut maka
muncullah peringkat isu “Rendahnya tingkat pehamaman pasien rawat inap
mengenai terapi diet sesuai dengan diagnosis penyakit masing-masing di
Puskesmas Lancirang”.

F. Core Isu
“Rendahnya tingkat pehamaman pasien rawat inap mengenai terapi diet
sesuai dengan diagnosis penyakit masing-masing di Puskesmas Lancirang”.

G. Analisis Dampak

Akibat rendahnya tingkat pehamaman pasien rawat inap mengenai terapi diet
sesuai dengan diagnosis penyakit masing-masing di Puskesmas Lancirang maka
akan menyebabkan kurangnya pengetahuan pasien mengenai makanan apa yang

26
boleh dan yang tidak boleh dikonsumsi selama dalam masa perawatan sehingga
dapat berdampak :

1. Dapat memperlambat proses kesembuhan pasien

2. Dapat meningkatkan risiko infeksi

3.Dapat menimbulkan penyakit pencernaan misalnya diare atau intoleransi


terhadap makanan tertentu

H. Gagasan Pemecahan Isu

Berdasarkan core isu yang diangkat yaitu rendahnya tingkat pehamaman pasien
rawat inap mengenai terapi diet sesuai dengan diagnosis penyakit masing-masing
di Puskesmas Lancirang, maka gagasan pemecahan isu yang akan dilakukan yaitu
“Pemberian edukasi mengenai terapi diet sesuai dengan diagnosis penyakit pada
pasien rawat inap di Puskesmas Lancirang melalui berbagai media”.

27
I. Matrix Rencana Kegiatan Aktualisasi / Habituasi Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara (ASN)
Unit Kerja Puskesmas Lancirang
Visi Organisasi menjadi puskesmas dengan pelayanan bermutu dan mandiri menuju wilayah kerja yang sehat dan masyarakat sehat
Misi Organisasi 1. Mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu, Profesional, Merata, dan Terjangkau oleh Masyarakat secara Efisien
dan Efektif.
2. Meningkatkan Kesehatan Dasar secara Promotif,Preventif,Kuratif,dan Rehabilitatif.
3. Meningkatkan Kemampuan dan Kualitas Sumber Daya Tenaga Kesehatan yang Profesional.
4. Mendorong Kemandirian masyarakat untuk berperilaku sehat dan hidup dalam lingkungan yang sehat dalam upaya
kesehatan secara Komprehensif.
Nilai-nilai Organisasi Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun, Inovatif, Adil Dalam Pelayanan, Gelorakan Semangat Pelayanan Prima, Amanah
Menjaga Keselamatan Pasien
Identifikasi isu 1. Jadwal pemberian obat injeksi belum terkontrol pada pasien rawat inap di Puskesmas Lancirang.
2. Rendahnya tingkat pehamaman pasien rawat inap mengenai terapi diet sesuai dengan diagnosis penyakit masing-masing di
Puskesmas Lancirang
3. Masih kurangnya obat - obatan yang dibutuhkan di Poliklinik Umum Puskesmas lancirang.

Rendahnya tingkat pehamaman pasien rawat inap mengenai terapi diet sesuai dengan diagnosis penyakit masing-masing di
Isu yang diangkat
Puskesmas Lancirang
Pemberian edukasi mengenai terapi diet sesuai dengan diagnosis penyakit pada pasien rawat inap di Puskesmas Lancirang
Gagasan pemecahan isu
melalui berbagai media.

Tabel 4.1 Matrix Rencana Kegiatan Aktualisasi / Habituasi Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara (ASN)
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Subtansi Konstribusi Penguatan

28
terhadap Visi dan terhadap nilai
Mata Pelatihan
Misi Organisasi organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan 1. Melakukan 1. Catatan hasil 1. Dalam melakukan suatu kegiatan Dengan melakukan Dalam
konsultasi pertemuan dengan pertemuan dibutuhkan perencanaan strategis yang konsultasi dengan melakukan
dengan Kepala Kepala Puskesmas atau arahan outputnya dalam bentuk Surat Kepala Puskesmas konsultasi
Puskemas Lancirang dari Kepala rekomendasi kegiatan yang telah harus dengan sikap dengan
Lancirang 2. Membahas rencana Puskesmas disetujui oleh Kepala Puskesmas, yang profesional pimpinan harus
mengenai konsep kegiatan atau Lancirang sebagai dasar untuk melakukan kegiatan. sehingga dapat bersikap sopan,
kegiatan serta gagasan Hal ini menyangkut nilai Akuntabilitas, mewujudkan misi santun dan
meminta 3. Meminta bimbingan 2. Surat karena dengan adanya surat persetujuan Puskesmas penuh etika.
persetujuan. dan arahan terkait Rekomendasi atas perencanaan kegiatan menunjukkan Lancirang yaitu Kegiatan ini
rencana kegiatan rasa tanggung jawab. “Meningkatkan sesuai dengan
4. Mencatat hasil 3. Surat 2. Kebebasan untuk mengutarakan Kemampuan dan nilai : Senyum,
pertemuan dan Persetujuan pendapat pada saat berkonsultasi dengan Kualitasi Sumber sapa, salam,
bimbingan dari dari Kepala Pimpinan merupakan perwujudan sifat Daya Tenaga sopan, santun
Kepala Puskesmas Puskesmas demokratis. Hal ini sesuai dengan nilai Kesehatan yang
Lancirang Nasionalisme. Profesional”
5. Membuat surat 3. Mempersiapkan materi secara matang
rekomendasi agar lebih efektif dan tepat sasaran
kegiatan berdasarkan dalam berkomunikasi dengan pimpinan
hasil pertemuan. dan mencapai target yang diinginkan
6. Memasukkan surat dalam kegiatan konsultasi hal ini sesuai
rekomendasi dengan nilai komitmen mutu
kegiatan ke 4. Dalam melaporkan rencana aktualisasi

29
Pimpinan untuk dan meminta arahan Kepala Puskesmas,
disetujui dan seorang ASN harus menggunakan
ditandatangani. bahasa yang baik, bersikap sopan dan
santun, mengutarakan maksud dengan
jelas dan mudah dipahami. Kegiatan ini
mengandung nilai Etika Publik. Dengan
adanya hal tersebut, akan terjalin
komunikasi yang baik, apa yang
disampaikan dapat dipahami oleh Kepala
Puskesmas.
5. Melakukan komunikasi dengan
pimpinan merupakan perwujudan aspek
WoG, karena kegiatan ini terlaksana
karna adanya koordinasi antara berbagai
pihak.

2 Membuat materi 1. Mengumpulkan 1. Media edukasi 1. Dengan adanya nilai akuntabilitas Tujuan utama dari Kegiatan ini
edukasi yang informasi dan data digital melalui dalam melakukan kegiatan ini, maka kegiatan ini adalah sesuai
akan yang berkaitan smartphone/tab peserta dapat menyampaikan ide secara untuk mewujudkan dengan nilai
ditampilkan dengan materi let transparan dan adanya kejelasan target kesehatan yang organisasi
melalui berbagai dibutuhkan 2. Flipchart dari ide yang ingin dilaksanakan dalam prima. Sesuai Inovatif,
media 2. Membuat 3. Poster membuat perencanaan kegiatan. dengan misi rumah karena belum
diantaranya kesimpulan 4. Etiket 2. Nilai Nasionalisme tercermin dari sakit diterapkan
melalui mengenai data yang kegiatan ini yaitu etos kerja serta “Mewujudkan sebelumnya
smartphone / diperlukan dalam mengutamakan kepentingan publik. Pelayanan di Puskesmas

30
tablet, flipchart, penyusunan materi 3. Pada kegiatan ini nilai yang terkandung Kesehatan yang
poster, etiket 3. Membuat materi adalah Etika Publik, karena dapat Bermutu,
presentasi secara membentuk sikap dan perilaku ASN Profesional,
digital dengan mengedepankan kepentingan Merata, dan
4. Membuat materi publik, dan berintegritas. Terjangkau oleh
melalui media 4. Adapun dari segi Komitmen Mutu Masyarakat
flipchart. yaitu kita memberikan pelayanan publik secara Efisien dan
5. Membuat bahan yang profesional dan berkualitas sesuai Efektif”
materi poster dengan profesi. Inovasi pun dilihat dari
6. Mempersiapkan isi kegiatan ini”
materi untuk etiket 5. Membuat isi materi edukasi ditujukan
untuk semua golongan tanpa
membedakan umur, jenis kelamin, dan
suku hal ini sesuai dengan penerapan
nilai Anti Korupsi
3 Memberikan a. Melakukan 1. Notulen 1. Akuntabilitas terlihat dari adanya Dengan Dalam
edukasi secara koordinasi dengan Pertemuan tanggung jawab dalam pelaksanaan terwujudnya hal ini melaksanakan
digital melalui kepala ruangan dengan kepala kegiatan. secara terus kegiatan ini
smartphone / perawatan untuk ruangan 2. Dalam konseling dan edukasi, kita menerus dan sesuai harus penuh
tablet pelaksanaan edukasi perawatan menjunjung nilai Nasionalisme berupa standar, maka akan etika kesopanan
b. Menyampaikan 2. Materi Digital kekeluargaan, menghargai pendapat orang sejalan dengan misi sehingga hal ini
materi melalui 3. Notulen Hasil lain, serta tidak diskriminatif. Puskesmas yaitu sesuai dengan
smartphone/tablet Diskusi 3. Pelayanan Publik tercermin melalui “Mewujudkan nilai : Senyum,
kepada pasien 4. Hasil Survei sikap hormat, sopan dan santun dalam Pelayanan sapa, salam,
dan/atau keluarga Pemahaman kegiatan edukasi kepada pasien. Kesehatan yang sopan, santun,

31
pasien 5. Dokumentasi 4. Pelayanan edukasi yang berorientasi Bermutu, dan Gelorakan
c. Melakukan Kegiatan pada mutu merupakan cerminan Profesional, Semangat
konseling dan 6. Absensi Komitmen Mutu. Merata, dan Pelayanan
diskusi dengan Kegiatan 5. Melakukan komunikasi dengan kepala Terjangkau oleh Prima.
pasien dan/atau ruangan merupakan perwujudan aspek Masyarakat Kegiatan ini
keluarga pasien. WOG, karena kegiatan ini terlaksana secara Efisien dan sesuai dengan
karena adanya koordinasi antara
d. Melaksanakan Efektif” nilai organisasi
berbagai pihak.
survei pemahaman 6. Pemberian edukasi dilaksanakan secara Inovatif, karena
kepada pasien profesional hal ini berkaitan dengan belum
dan/atau keluarga Manajemen ASN yaitu menghasilkan diterapkan
pasien pegawai ASN yang profesional. sebelumnya di
Puskesmas

4 Memberikan 1. Melakukan 1. Notulen 1. Akuntabilitas terlihat dari adanya Dengan Dalam


edukasi melalui koordinasi dengan Pertemuan tanggung jawab dalam pelaksanaan terwujudnya hal ini melaksanakan
media flipchart kepala ruangan dengan kepala kegiatan. secara terus kegiatan ini
perawatan untuk ruangan 2. Dalam konseling dan edukasi, kita menerus dan sesuai harus penuh
pelaksanaan edukasi perawatan menjunjung nilai Nasionalisme berupa standar, maka akan etika kesopanan
2. Menyampaikan 2. Materi kekeluargaan, menghargai pendapat orang sejalan dengan misi sehingga hal ini
materi melalui flipchart lain, serta tidak diskriminatif. rumah sakit yaitu sesuai dengan
flipchart kepada 3. Notulen Hasil 3. Pelayanan edukasi yang berorientasi “Mewujudkan nilai : Senyum,
pasien dan/atau Diskusi pada mutu merupakan cerminan Pelayanan sapa, salam,
keluarga pasien 4. Hasil Survei Komitmen Mutu. Kesehatan yang sopan, santun,
diskusi dengan Pemahaman 4. Melakukan komunikasi dengan kepala Bermutu, dan Gelorakan
pasien dan/atau 5. Dokumentasi ruangan merupakan perwujudan aspek Profesional, Semangat

32
keluarga pasien. Kegiatan WOG, karena kegiatan ini terlaksana Merata, dan Pelayanan
3. Melakukan 6. Absensi karena adanya koordinasi antara Terjangkau oleh Prima.
konseling dan Kegiatan berbagai pihak. Masyarakat Kegiatan ini
5. Pelayanan Publik tercermin melalui
diskusi dengan secara Efisien dan sesuai dengan
sikap hormat, sopan dan santun dalam
pasien dan/atau Efektif” nilai organisasi
kegiatan edukasi kepada pasien.
keluarga pasien Inovatif, karena
6. Pemberian edukasi dilaksanakan secara
4. Melaksanakan belum
profesional hal ini berkaitan dengan
survei pemahaman diterapkan
Manajemen ASN yaitu menghasilkan
kepada pasien sebelumnya di
pegawai ASN yang profesional.
dan/atau keluarga Puskesmas
pasien
5 Memberikan 1. Melakukan 1. Notulen 1. Dalam melakukan kegiatan ini dilakukan Dengan Kegiatan ini
edukasi melalui koordinasi dengan Pertemuan penjelasan secara detail tentang hasil terwujudnya hal ini sesuai dengan
pemasangan kepala ruangan dengan kepala yang akan dicapai, hal ini sesuai dengan secara terus nilai organisasi
nilai “akuntabilitas”
poster di perawatan untuk ruangan menerus dan sesuai Inovatif, karena
2. Pemasangan poster yang dilakukan dapat
ruangan pelaksanaan edukasi perawatan standar, maka akan belum
meningkatkan pemahaman pasien dan
perawatan 2. Pemasangan poster 2. Poster sejalan dengan misi diterapkan
atau keluarga pasien sesuai dengan nilai
di kamar ruang 3. Notulen hasil rumah sakit yaitu sebelumnya di
“komitmen mutu”
perawatan diskusi “Mewujudkan Puskesmas
3. Poster dipasang disetiap kamar perawatan
3. Melakukan 4. Dokumentasi Pelayanan
tanpa terkecuali, hal ini sesuai dengan
konseling dan Kegiatan Kesehatan yang
nilai “anti korupsi”
diskusi dengan 5. Absensi Bermutu,
4. Melakukan komunikasi dengan kepala
pasien dan/atau kegiatan ruangan merupakan perwujudan aspek Profesional,
keluarga pasien WOG, karena kegiatan ini terlaksana Merata, dan
apabila ada hal karena adanya koordinasi antara Terjangkau oleh

33
yang tidak berbagai pihak. Masyarakat secara
dimengerti dari isi 5. Dalam melakukan konseling dan edukasi Efisien dan
poster kepada pasien dan/atau keluarga pasien Efektif”
menggunakan tutur kata yang sopan dan
santun, hal ini sesuai dengan nilai
Pelayanan Publik
6 Memberikan 1. Melakukan 1. Notulen 1. Dalam melakukan koordinasi ini Dengan Kegiatan ini
edukasi dengan koordinasi dengan Pertemuan dilakukan penjelasan secara detail tentang terwujudnya hal ini sesuai dengan
memberikan kepala ruangan dengan kepala target yang akan dicapai, hal ini sesuai secara terus nilai organisasi
dengan nilai “akuntabilitas”
etiket sebelum perawatan untuk ruangan menerus dan sesuai Inovatif, karena
2. Pemberian etiket yang dilakukan dapat
pasien pulang pelaksanaan edukasi perawatan standar, maka akan belum
meningkatkan pemahaman pasien dan
2. Memberikan etiket 2. Dokumentasi sejalan dengan misi diterapkan
atau keluarga pasien sesuai dengan nilai
kepada setiap Kegiatan rumah sakit yaitu sebelumnya di
“komitmen mutu”
pasien sebelum 3. Lembaran “Mewujudkan Puskesmas
3. Etiket diberikan kepada setiap pasien
pulang Daftar nama Pelayanan
sebelum pulang tanpa terkecuali sehingga
3. Melakukan pasien yang Kesehatan yang
sesuai dengan nilai “anti korupsi”
konseling dan diberikan Bermutu,
4. Melakukan komunikasi dengan kepala
diskusi dengan etiket ruangan merupakan perwujudan aspek Profesional,
pasien dan/atau WOG, karena kegiatan ini terlaksana Merata, dan
keluarga pasien karena adanya koordinasi antara Terjangkau oleh
apabila ada hal berbagai pihak. Masyarakat secara
yang tidak 5. Dalam melakukan konseling dan edukasi Efisien dan
dimengerti dari isi kepada pasien dan/atau keluarga pasien Efektif”
etiket menggunakan tutur kata yang sopan dan
santu, hal ini sesuai dengan nilai

34
Pelayanan Publik.
7 Menyampaikan 1. Mengevaluasi 1. Laporan hasil 1. Akuntabilitas terlihat dari adanya Dengan Dalam
laporan hasil kegiatan yang telah evaluasi transparansi penyampaian hasil kepada terlaksananya melakukan
aktualisasi dilaksanakan 2. Laporan hasil pimpinan mengenai pelaksanaan kegiatan. kegiatan ini makan konsultasi
kegiatan kepada 2. Mengolah data aktualisasi 2. Kegiatan ini mengandung nilai Etika dapat meningkatkan dengan
pimpinan hasil aktualisasi kegiatan Publik karena menjalankan tugas secara kualitas mutu pimpinan harus
yang telah 3. Draft laporan profesional, jujur, dan berintegritas serta pelayanan, hal ini bersikap sopan,
dilaksanakan 4. Notulen hasil mementingkan nilai kesopanan dalam sesuai dengan visi santun dan
3. Menyusun laporan pertemuan berdiskusi dengan pimpinan. Puskesmas penuh etika.
aktualisasi dengan 3. Salah satu nilai Anti Korupsi yaitu Lancirang yaitu Kegiatan ini
4. Melakukan pimpinan tanggung jawab, di mana seorang ASN “menjadi sesuai dengan
pertemuan dengan 5. Laporan harus selalu menyelesaikan pekerjaan puskesmas dengan nilai : Senyum,
Pimpinan untuk 6. Surat atau tugas secara tuntas. Oleh karena itu pelayanan bermutu sapa, salam,
membahas hasil Komitmen perlu dilakukan proses evaluasi dan dan mandiri sopan, santun
kegiatan penyusunan laporan hingga tuntas. menuju wilayah
5. Finalisasi 4. Melakukan komunikasi dengan pimpinan kerja yang sehat
kelengkapan merupakan perwujudan aspek WOG dan masyarakat
laporan karena kegiatan ini terlaksana karena sehat”
6. Membuat surat adanya koordinasi antara berbagai pihak.
komitman yang 5. Melakukan evaluasi kegiatan dan
ditandatangani menyusun laporan aktualisasi merupakan
contoh tata kelola, sehingga masuk ke
dalam nilai Manajemen ASN

35
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Aktualisasi
N PEKAN
Kegiatan
o. 1 2 3 4
1. Melakukan konsultasi dengan Kepala Puskemas Lancirang mengenai konsep
kegiatan serta meminta persetujuan.
2. Membuat materi edukasi yang akan ditampilkan melalui berbagai media
diantaranya melalui smartphone / tablet, flipchart, poster, dan etiket
3 Memberikan edukasi secara digital melalui smartphone / tablet

36
4. Memberikan edukasi melalui media flipchart
5. Memberikan edukasi melalui pemasangan poster di ruangan perawatan
6. Memberikan edukasi dengan memberikan etiket sebelum pasien pulang
7. Menyampaikan laporan hasil aktualisasi kegiatan kepada pimpinan
Yang Membuat

Peserta

dr. Zulkarnaen Husain

Mengetahui,

COACH, MENTOR,

Hj. Hamdana, S.E, M.Si Muh. Samir SKM,M.Kes


Nip.19710721 199103 2 004 Nip.19701231 199401 1 004

37
BAB IV

CAPAIAN AKTUALISASI DAN ANALISIS DAMPAK

NILAI – NILAI DASAR PROFESI APARATUR SIPIL NEGARA

A. Capaian Aktualisasi
Capaian aktualisasi direalisasikan berdasarkan rancangan aktualisasi
yang telah dibuat oleh peserta pelatihan dasar dengan menerapkan nilai-nilai
dasar profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) serta peran dan kedudukan ASN.
Dalam melaksanakan kegiatan dalam rancangan aktualisasi, mentor dan
coach sangat berperan dalam membimbing penulis. Terdapat 7 kegiatan
aktualisasi nilai dasar yang dilakukan di tempat kerja penulis yaitu:
1. Melakukan konsultasi dengan Kepala Puskemas Lancirang mengenai
konsep kegiatan serta meminta persetujuan.
Kegiatan konsultasi sudah dilakukan sejak peserta latsar masih
menjalani proses pelatihan dasar di BPSDM Kampus II pada hari
hari Jumat tanggal 24 Januari 2020. Konsultasi dilakukan melalui
WhatsApp dengan meminta bimbingan Mentor terkait isu yang
akan diangkat serta gagasan pemecahan isu. Setelah itu, saat
peserta kembali ke tempat kerja, peserta berkonsultasi secara
langsung dengan mentor pada hari Sabtu tanggal 8 Februari 2020
untuk membahas rencana kegiatan, meminta bimbingan dan
arahan, mencatat hasil pertemuan dan bimbingan dari pimpinan,
serta membuat surat rekomendasi berdasarkan hasil pertemuan
dan memasukkan surat rekomendasi kepada pimpinan untuk
disetujui dan ditandatangani. Kegiatan ini dilakukan dengan
mengaplikasikan nilai ANEKA yaitu Etika Publik, Akuntabilitas,
Whole of Government, Nasionalisme, dan Anti Korupsi. Serta
mendukung misi organisasi yaitu “Meningkatkan Kemampuan dan
Kualitas Sumber Daya Tenaga kesehatan yang Profesional”.

38
2. Membuat materi edukasi yang akan ditampilkan melalui berbagai media
diantaranya melalui smartphone / tablet, flipchart, poster, etiket
Pembuatan materi edukasi dilakukan melalui koordinasi dengan
petugas Gizi Puskesmas Lancirang. Kegiatan ini dilaksanakan
pada hari Senin 10 Februari 2020, dalam kegiatan ini peserta
Pelatihan Dasar mengkonsultasikan ide dan gagasan tentang
pembuatan materi edukasi. Dari kegiatan ini diperoleh draft materi
edukasi. Pada tanggal 11 - 15 Februari 2020 peserta Pelatihan
Dasar melakukan pembuatan materi dalam bentuk powerpoint ideo,
kemudian didapatkan rekaman video yang belum diedit. Kemudian
dilanjutkan dengan pengeditan video pada tanggal 20 Oktober
2019, dan finalisasi video pada tanggal 21 Oktober 2019. Kegiatan
ini dilakukan dengan mengaplikasikan nilai ANEKA yaitu Whole of
Government, Etika Publik, Nasionalisme, Komitmen Mutu, dan
Akuntabilitas. Selain itu pembuatan materi video edukasi salah satu
perwujudan dari misi “Memberikan Rasa Aman dan Nyaman bagi
Pasien dan Keluarganya”.

3. Memberikan edukasi secara digital melalui smartphone / tablet


4. Memberikan edukasi melalui media flipchart
5. Memberikan edukasi melalui pemasangan poster di ruangan perawatan
6. Memberikan edukasi dengan memberikan etiket sebelum pasien pulang
7. Menyampaikan laporan hasil aktualisasi kegiatan kepada pimpinan
Kegiatan di atas dilaksanakan di UPT Puskesmas Lancirang dari
tanggal 4 Februari sampai 9 Maret 2020. Adapun kegiatan tersebut dijabarkan
pada tabel di bawah ini :

39
BAB IV
CAPAIAN AKTUALISASI DAN ANALISIS DAMPAK
NILAI-NILAI DASAR PROFESI ASN

A. Capaian Aktualisasi
Capaian aktualisasi direalisasikan berdasarkan rancangan aktualisasi
yang telah dibuat oleh peserta pelatihan dasar dengan menerapkan nilai-nilai
dasar profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) serta peran dan kedudukan ASN.
Dalam melaksanakan kegiatan dalam rancangan aktualisasi, mentor dan
coach sangat berperan dalam membimbing penulis. Terdapat 7 kegiatan
aktualisasi nilai dasar yang dilakukan di tempat kerja penulis yaitu:
8. Melakukan konsultasi dengan Kepala Puskemas Lancirang mengenai
konsep kegiatan serta meminta persetujuan.
Kegiatan konsultasi sudah dilakukan sejak peserta latsar masih menjalani
proses pelatihan dasar di BPSDM Kampus II pada hari hari Jumat tanggal
24 Januari 2020. Konsultasi dilakukan melalui WhatsApp dengan meminta
bimbingan Mentor terkait isu yang akan diangkat serta gagasan
pemecahan isu. Setelah itu, saat peserta kembali ke tempat kerja, peserta
berkonsultasi secara langsung dengan mentor pada hari Sabtu tanggal 8
Februari 2020 untuk membahas rencana kegiatan, meminta bimbingan dan
arahan, mencatat hasil pertemuan dan bimbingan dari pimpinan, serta
membuat surat rekomendasi berdasarkan hasil pertemuan dan membuat
surat persetujuan kegiatan aktualisasi. Kegiatan ini dilakukan dengan
mengaplikasikan nilai ANEKA yaitu Etika Publik, Akuntabilitas, Whole
of Government, Nasionalisme, dan Anti Korupsi. Serta mendukung misi
organisasi yaitu “Meningkatkan Kemampuan dan Kualitas Sumber Daya
Tenaga kesehatan yang Profesional”.

40
9. Membuat materi edukasi yang akan ditampilkan melalui berbagai media
diantaranya melalui smartphone / tablet, flipchart, poster, etiket
Pembuatan materi edukasi diawali melalui konsultasi dengan Kepala
Puskesmas Lancirang untuk mengkonsultasikan ide dan gagasan tentang
materi edukasi. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin 10 Februari
2020 dan dari kegiatan ini diperoleh draft materi edukasi. Pada tanggal 11
- 17 Februari 2020 peserta Pelatihan Dasar mengumpulkan informasi dan
data yang berkaitan dengan materi dibutuhkan, mencari bahan melalui
berbagai literatur baik dari internet maupun dari buku pedoman,
selanjutnya membuat kesimpulan mengenai data yang diperlukan dalam
penyusunan materi kemudian melakukan pembuatan materi dalam bentuk
powerpoint kemudian dimasukkan dalam smartphone dan tablet, dan
dilanjutkan dengan membuat flipchart dari materi powerpoint tersebut.
Setelah itu melakukan pengeditan materi untuk dibuatkan dalam bentuk
poster. Kegiatan terakhir pembuatan etiket dilakukan dengan memilah-
memilah hal-hal penting dari materi tersebut untuk dimasukkan dalam
form etiket. Kegiatan ini dilakukan dengan mengaplikasikan nilai ANEKA
yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi. Selain itu pembuatan materi edukasi ini merupakan salah
satu perwujudan dari misi “Mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang
Bermutu, Profesional, Merata, dan Terjangkau oleh Masyarakat secara
Efisien dan Efektif”
10. Memberikan edukasi secara digital melalui smartphone / tablet
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 18 sampai dengan 28 Februari 2020
diawali dengan melakukan koordinasi dengan kepala ruangan perawatan
untuk menjelaskan maksud dan tujuan dari pelaksanaan edukasi diet yang
akan diaktualisasikan di ruang perawatan. Kegiatan selanjutnya yaitu
menyampaikan materi melalui smartphone/tablet kepada pasien dan/atau
keluarga pasien yang sementara di rawat mengenai terapi diet sesuai dengan
diagnosis penyakit masing-masing. Setelah itu melakukan konseling dan
diskusi dengan pasien dan/atau keluarga pasien apabila ada yang ingin

41
ditanyakan ataupun kurang jelas dan yang terakhir melaksanakan survei
pemahaman kepada pasien dan/atau keluarga pasien untuk mengetahui
tingkat pemahaman pasien apakah mereka mengerti dengan apa yang
disampaikan atau tidak. Kegiatan ini dilakukan dengan mengaplikasikan
nilai ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Komitmen Mutu,
Pelayanan Publik, WoG dan Manajemen ASN. Selain itu kegiatan
pemberian edukasi ini merupakan salah satu perwujudan dari misi
“Mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu, Profesional, Merata,
dan Terjangkau oleh Masyarakat secara Efisien dan Efektif”

11. Memberikan edukasi melalui media flipchart


Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 12 sampai dengan 28 Februari
2020 diawali dengan melakukan koordinasi dengan kepala ruangan
perawatan untuk menjelaskan maksud dan tujuan dari pelaksanaan edukasi
diet yang akan diaktualisasikan di ruang perawatan. Kegiatan selanjutnya
yaitu menyampaikan materi melalui media flipchart kepada pasien
dan/atau keluarga pasien yang sementara di rawat mengenai terapi diet
sesuai dengan diagnosis penyakit masing-masing. Setelah itu melakukan
konseling dan diskusi dengan pasien dan/atau keluarga pasien apabila ada
yang ingin ditanyakan ataupun kurang jelas dan yang terakhir
melaksanakan survei pemahaman kepada pasien dan/atau keluarga pasien
untuk mengetahui tingkat pemahaman pasien apakah mereka mengerti
dengan apa yang disampaikan atau tidak. Kegiatan ini dilakukan dengan
mengaplikasikan nilai ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Komitmen Mutu, Pelayanan Publik, WoG, dan Manajemen ASN. Selain
itu kegiatan pemberian edukasi ini merupakan salah satu perwujudan dari
misi “Mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu, Profesional,
Merata, dan Terjangkau oleh Masyarakat secara Efisien dan Efektif”.
12. Memberikan edukasi melalui pemasangan poster di ruangan
perawatan
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 18 sampai dengan 28 Februari
2020 diawali dengan melakukan koordinasi dengan kepala ruangan

42
perawatan untuk menjelaskan maksud dan tujuan dari pelaksanaan edukasi
diet yang akan diaktualisasikan di ruang perawatan. Kegiatan selanjutnya
yaitu melakukan pemasangan poster dimasing-masing kamar perawatan.
Setelah itu melakukan konseling dan diskusi dengan pasien dan/atau
keluarga pasien apabila ada yang ingin ditanyakan ataupun kurang jelas
dan yang terakhir melaksanakan survei pemahaman kepada pasien
dan/atau keluarga pasien untuk mengetahui tingkat pemahaman pasien
apakah mereka mengerti dengan apa yang disampaikan atau tidak.
Kegiatan ini dilakukan dengan mengaplikasikan nilai ANEKA yaitu
Akuntabilitas, Komitmen Mutu, Anti Korupsi, Pelayanan Publik, dan
WoG. Selain itu kegiatan pemberian edukasi ini merupakan salah satu
perwujudan dari misi “Mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu,
Profesional, Merata, dan Terjangkau oleh Masyarakat secara Efisien dan
Efektif”.
13. Memberikan edukasi dengan memberikan etiket sebelum pasien
pulang
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 18 sampai dengan 28 Februari
2020 diawali dengan melakukan koordinasi dengan kepala ruangan
perawatan untuk menjelaskan maksud dan tujuan dari pelaksanaan edukasi
diet yang akan diaktualisasikan di ruang perawatan. Kegiatan selanjutnya
yaitu memberikan etiket kepada pasien sebelum pulang sekaligus
menjelaskan tentang terapi diet yang harus diperhatikan pada saat di
rumah nantinya. Setelah itu melakukan konseling dan diskusi dengan
pasien dan/atau keluarga pasien apabila ada yang ingin ditanyakan ataupun
kurang jelas. Kegiatan ini dilakukan dengan mengaplikasikan nilai
ANEKA yaitu Akuntabilitas, Komitmen Mutu, Anti Korupsi, Pelayanan
Publik, dan WoG. Selain itu kegiatan pemberian edukasi ini merupakan
salah satu perwujudan dari misi “Mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang
Bermutu, Profesional, Merata, dan Terjangkau oleh Masyarakat secara
Efisien dan Efektif”. Kegiatan ini dilakukan dengan mengaplikasikan nilai
ANEKA yaitu Akuntabilitas, Komitmen Mutu, Anti Korupsi, Pelayanan

43
Publik, dan WoG. Selain itu kegiatan pemberian edukasi ini merupakan
salah satu perwujudan dari misi “Mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang
Bermutu, Profesional, Merata, dan Terjangkau oleh Masyarakat secara
Efisien dan Efektif”.
14. Menyampaikan laporan hasil aktualisasi kegiatan kepada pimpinan
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 29 Februari 2020 sampai dengan 7
Maret 2020 diawali dengan menyusun laporan hasil aktualisasi, kemudian
menyampaikan hasil kegiatan kepada Kepala Puskesmas Lancirang serta
mendokumentasikan hasil kegiatan. Selanjutnya membuat surat
pernyataan komitmen berkelanjutan yang ditandatangani oleh Pimpinan
kemudian membuat form testimoni dan yang terakhir finalisasi
kelengkapan laporan dengan membuat surat pernyataan selesai
melaksanakan kegiatan. Kegiatan ini dilakukan dengan mengaplikasikan
nilai ANEKA yaitu Akuntabilitas, Etika Publik, Anti Korupsi, WoG, dan
Manajemen ASN. Selain itu dengan melaporkan hasil kegiatan kepada
pimpinan merupakan salah satu perwujudan dari visi “menjadi puskesmas
dengan pelayanan bermutu dan mandiri menuju wilayah kerja yang sehat
dan masyarakat sehat”.
Kegiatan di atas dilaksanakan di UPT Puskesmas Lancirang dari
tanggal 5 Februari sampai 7 Maret 2020. Adapun kegiatan tersebut dijabarkan
pada tabel di bawah ini :

44
Tabel 4.1 Tabel Pelaksanaan Aktualisasi
Kontribusi
Keterkaitan
Terhadap Visi Penguatan terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Substansi Mata
dan Misi Nilai Organisasi
Pelatihan
Organisasi
1. Melakukan 7. Melakukan - Terlaksana - Terlaksana - Terlaksana - Terlaksana
konsultasi pertemuan dengan Konsultasi dengan Pimpinan Dengan Pada
dengan Kepala Puskesmas Akuntab terlaksa kegiatan ini
Kepala Lancirang ilitas nanya terlaksana
Puskemas 8. Membahas rencana (rasa pelapor beberapa
Lancirang kegiatan atau tanggung an dan nilai
mengenai gagasan jawab) konsult organisasi
konsep 9. Meminta bimbingan asi, yakni
kegiatan serta dan arahan terkait Nasional maka
meminta rencana Ruangan Kepala Puskesmas isme dapat − S : Senyum, sapa,
persetujuan 10. Lancirang kegiatan (Sabtu, 8 Februari 2020) (kebebas mewuju salam, sopan,
11. Mencatat hasil an dalam dkan santun
pertemuan dan - Notulen bimbingan dari Pimpinan mengutar misi
bimbingan dari akan organis
Kepala Puskesmas pendapat asi
12. Membuat surat ) yaitu
rekomendasi Misi ke
kegiatan Komitm 3:
berdasarkan hasil en Mutu “Meningkatkan
pertemuan. (efektif Kemampuan
13. Membuat surat dan tepat dan Kualitasi
persetujuan kegiatan sasaran) Sumber Daya
Tenaga

45
- Surat Rekomendasi dari Pimpinan Etika Kesehatan yang
Publik Profesional”
(bahasa
yang
baik,
sopan
dan
santun)

WoG
(koordin
asi antar
- Surat Persetujuan dari Pimpinan berbagai
pihak)
Anti
Korupsi
(jujur
dalam
mengung
kapkan
rencana
kegiatan)

2. Membuat 1. Mengumpulkan - Terlaksana - Terlaksana - Terlaksana - Terlaksana


materi informasi dan data - Mengumpulkan informasi dan data Akuntab Dengan Pada
edukasi yang yang berkaitan serta membuat kesimpulan mengenai ilitas membu kegiatan ini
akan dengan materi data yang diperlukan dalam (menyam at terlaksana

46
ditampilkan dibutuhkan paikan materi nilai yakni
melalui 2. Membuat penyusunan materi ide edukasi − I: Inovatif
berbagai kesimpulan secara maka (kegiatan ini
media mengenai data yang jelas dan dapat belum pernah
diantaranya diperlukan dalam transpara mewuju diterapkan
melalui penyusunan materi n dan dkan sebelumnya di
smartphone / 3. Membuat materi kejelasan misi Puskesmas
tablet, presentasi secara ide dan organis
flipchart, digital target) asi
poster, etiket 4. Membuat materi yaitu:
melalui media Nasional
flipchart. isme Misi I:
5. Membuat bahan (etos “Mewu
materi poster kerja judkan
6. Mempersiapkan isi Ruangan Poli Umum serta Pelaya
materi untuk etiket (10-17 feb 2020) menguta nan
- Tampilan Media edukasi diet digital makan Keseha
kepentin tan
gan yang
publik.) Bermu
tu,
Etika Profesi
Publik onal,
(menged Merata
epankan , dan
- Media edukasi Flipchart
kepentin Terjan
gan gkau
publik, oleh

47
dan Masya
berintegr rakat
itas) secara
Efisien
Komitm dan
en mutu Efektif
(menged ”
epankan
kepentin
- Bahan Materi Poster Hipertensi
gan
publik
yang
profesion
al,berkua
litas, dan
inovasi)

- Bahan Materi Poster Gastritis Anti


(Maag) Korupsi
(semua
golongan
tanpa
membed
akan
umur,
jenis
kelamin,
dan
- Bahan Materi Poster Diare

48
suku)

- Etiket

- Materi Survei Pemahaman Pasien

3 Memberikan e. Melakukan - Terlaksana - Terlaksana - Terlaksana - Terlaksana


edukasi koordinasi dengan - Koordinasi dengan Kepala Ruang Akuntab Dengan Pada
secara digital

49
melalui kepala ruangan Perawatan ilitas terlaksananya kegiatan ini
smartphone / perawatan untuk (tanggun kegiatan ini , terlaksana
tablet pelaksanaan edukasi g jawab) maka akan sejalan nilai-nilai
f. Menyampaikan Nasional dengan misi yakni
materi melalui ismie organisasi yaitu − S : Senyum, sapa,
smartphone/tablet (kekeluar salam, sopan,
kepada pasien gaan, Misi I santun
dan/atau keluarga menghar “Mewujudkan − I: Inovatif, karena
pasien gai Pelayanan belum diterapkan
g. Melakukan pendapat Kesehatan yang sebelumnya di
Ruang Administasi Perawatan Bermutu,
konseling dan (Rabu, 12 Februari 2020) orang Puskesmas
diskusi dengan lain, Profesional, − G: Gelorakan
- Notulen Koordinasi dengan Kepala Merata, dan
pasien dan/atau Ruang Perawatan serta Semangat
keluarga pasien. tidak Terjangkau oleh Pelayanan Prima
h. Melaksanakan diskrimin Masyarakat
survei pemahaman atif ) secara Efisien
kepada pasien dan Efektif”
dan/atau keluarga Pelayan
pasien an
Publik
(sikap
hormat,
sopan
dan
santun)
- Notulen Hasil Diskusi dengan Pasien
Komitm
en Mutu

50
(berorien
tasi pada
mutu)

WoG
(Koordin
asi antar
pihak /
kepala
ruangan
perawata
n)
- Lembaran Survei Pemahaman
Manaje
men
ASN
(Mengha
silkan
ASN
yang
profesion
al)

- Hasil Survei Pemahaman

51
- Daftar hadir pemberian Edukasi
melalui media digital

- Dokumentasi

52
Ruang Perawatan
(Kamis, 20 Februari 2020)
4 Memberikan 1. Melakukan - Terlaksana - Terlaksana - Terlaksana - Terlaksana
edukasi koordinasi dengan - Koordinasi dengan Kepala Ruang Akuntab Dengan Pada
melalui kepala ruangan Perawatan ilitas terlaksananya kegiatan ini
media perawatan untuk (tanggun kegiatan ini , terlaksana
flipchart pelaksanaan edukasi g jawab) maka akan sejalan nilai-nilai
1.2. Menyampaikan Nasional dengan misi yakni
materi melalui ismie organisasi yaitu − S : Senyum, sapa,
flipchart kepada (kekeluar salam, sopan,
pasien dan/atau gaan, Misi I santun
keluarga pasien menghar “Mewu − I: Inovatif, karena
diskusi dengan gai judkan belum diterapkan
pasien dan/atau pendapat Pelaya sebelumnya di
keluarga pasien. orang nan Puskesmas
3. Melakukan lain, Keseha − G: Gelorakan
Ruang Administasi Perawatan tan
konseling dan (Rabu, 12 Februari 2020) serta Semangat
diskusi dengan tidak yang Pelayanan Prima
pasien dan/atau diskrimin Bermu
keluarga pasien atif ) tu,
4. Melaksanakan Profesi
- Notulen Koordinasi dengan Kepala onal,
survei Pelayan
53
pemahaman Ruang Perawatan an Merata
kepada pasien Publik , dan
dan/atau keluarga (sikap Terjan
pasien hormat, gkau
sopan oleh
dan Masya
santun) rakat
secara
Efisien
Komitm dan
en Mutu Efektif
(berorien ”
tasi pada
- Notulen Hasil Diskusi dengan Pasien mutu)

WoG
(Koordin
asi antar
pihak /
kepala
ruangan
perawata
n)

Manaje
men
ASN
- Lembaran Survei Pemahaman (Mengha

54
silkan
ASN
yang
profesion
al)

- Hasil Survei Pemahaman

- Daftar hadir pemberian Edukasi

55
melalui media flipchart

- Dokumentasi

Kamar Perawatan
(Kamis 20 Februari 2020)
5. Memberikan 4. Melakukan − Terlaksana − Terlaksana − Terlaksana − Terlaksana
edukasi koordinasi dengan − Koordinasi dengan Kepala Akuntab

56
melalui kepala ruangan Ruang Perawatan ilitas Dengan Pada
pemasangan perawatan untuk (Penjelas terlaksananya kegiatan ini
poster di pelaksanaan edukasi an detail kegiatan ini , terlaksana
ruangan 5. Pemasangan poster tentang maka akan sejalan nilai yakni
perawatan di kamar ruang target dengan misi − I: Inovatif
perawatan yang organisasi yaitu (kegiatan ini
6. Melakukan akan belum pernah
konseling dan dicapai) Misi I diterapkan
Ruang Administasi Perawatan
diskusi dengan “Mewu sebelumnya di
(Rabu, 12 Februari 2020)
pasien dan/atau Komitm judkan Puskesmas)
keluarga pasien en Mutu Pelaya
- Notulen Koordinasi dengan Kepala
apabila ada hal (meningkatka nan
Ruang Perawatan
yang tidak n pemahaman Keseha
dimengerti dari isi pasien dan tan
poster atau keluarga yang
7. Melaksanakan pasien) Bermu
survei pemahaman Anti tu,
kepada pasien Korupsi Profesi
dan/atau keluarga (dipasan onal,
pasien g Merata
diseluruh , dan
kamar Terjan
tanpa gkau
terkecual oleh
i) Masya
- rakat
- WoG
(Koordin secara
- - Pemasangan poster Efisien
asi antar

57
pihak / dan
kepala Efektif
ruangan ”
perawata
n)

Pelayan
an
Publik
(sikap
hormat,
- Ruang Perawatan sopan
(Selasa,18 Februari 2020) dan
santun)
- Poster yang sudah terpasang

Ruang Perawatan
(Selasa,18 Februari 2020)
− Notulensi Hasil Diskusi dengan

58
pasien

− Lembaran Survei Pemahaman

− Hasil Survei Pemahaman

59
− Daftar Hadir

− Dokumentasi kegiatan edukasi

60
melalui media poster

Ruang Perawatan
(Kamis,20 Februari 2020)
6. Memberikan 4. Melakukan − Terlaksana - − Terlaksana Pada
edukasi koordinasi dengan − Koordinasi dengan Kepala Terlaksa Dengan kegiatan ini
dengan kepala ruangan Ruang Perawatan na terlaksananya terlaksana
memberikan perawatan untuk Akuntab kegiatan ini , nilai yakni
etiket pelaksanaan edukasi ilitas maka akan sejalan − I: Inovatif
sebelum 5. Memberikan etiket (Penjelas dengan misi (kegiatan ini
pasien pulang kepada setiap an detail organisasi yaitu belum pernah
pasien sebelum tentang diterapkan
pulang target Misi I sebelumnya di
6. Melakukan yang “Mewu Puskesmas)
konseling dan akan judkan
Ruang Administasi Perawatan Pelaya
diskusi dengan (Rabu, 12 Februari 2020) dicapai)
pasien dan/atau nan
keluarga pasien Komitm Keseha
apabila ada hal en Mutu tan
yang tidak (meningkatka yang
dimengerti dari n pemahaman Bermu
− Notulen Koordinasi dengan tu,
isi etiket pasien dan
61
Kepala Ruang Perawatan atau keluarga Profesi
pasien) onal,
Merata
, dan
Terjan
Anti gkau
Korupsi oleh
(etiket Masya
diberikan rakat
ke semua secara
pasien Efisien
hipertens dan
i, Efektif
− Notulensi Hasil Diskusi dengan gastritis, ”
pasien dan diare
tanpa
terkecual
i)

WoG
(Koordin
asi antar
pihak /
kepala
ruangan
perawata
n)
− Lembaran daftar nama pasien

62
yang diberikan etiket Pelayan
an
Publik
(sikap
hormat,
sopan
dan
santun)

− Dokumentasi Kegiatan

(Ruang Administrasi Perawatan)


(Kamis, 20 Februari 2020

7. Menyampaik 1. Menyusun − Terlaksana − Terlaksana − Terlaksana Pada

63
an laporan laporan hasil − Laporan hasil aktualisasi Dengan kegiatan ini
hasil aktualisasi Akuntabili terlaksanan terlaksana
aktualisasi 2. Menyampaikan tas ya kegiatan beberapa
kegiatan laporan hasil (transparan ini maka nilai yakni
kepada kegiatan kepada si dapat − S : Senyum, sapa,
pimpinan pimpinan penyampai meningkatk salam, sopan,
3. Membuat surat an hasil an kualitas santun
komitmen yang kepada mutu
ditandatangani pimpinan) pelayanan,
oleh Pimpinan hal ini
Membuat Etika sesuai
4. Form Testimoni Publik dengan visi
5. Finalisasi − Surat Pernyataan Komitmen (nilai Puskesmas
kelengkapan kesopanan Lancirang
laporan dengan dalam yaitu
membuat surat berdiskusi) “menjadi
pernyataan selesai puskesmas
melaksanakan Anti dengan
kegiatan Korupsi pelayanan
(menyelesa bermutu
ikan dan
pekerjaan mandiri
secara menuju
tuntas) wilayah
kerja yang
WoG sehat dan
(Koordinas masyaraka
− Form Testimoni i antar

64
pihak / t sehat”
kepala
ruangan
perawatan)

Manajeme
n ASN
(menyusun
laporan
aktualisasi
Pimpinan Langsung / Mentor dengan
sistematis
merupakan
contoh tata
kelola)

Kepala Ruangan Perawatan

65
Pasien

− Surat Pernyataan Selesai


Melakukan Kegiatan Aktualisasi

66
Dokumentasi

67
Ruangan Kepala Puskesmas
(Sabtu, 29 Februari 2020)

68
A. Analisis Dampak
Dalam menjalankan tugas sebagai seorang Aparatur Sipil Negara
(ASN), Nilai-nilai dasar yang perlu diterapkan meliputi Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Selain itu
pengetahuan tentang kedudukan dan peran ASN untuk melaksanakan
fungsinya sebagai pelayan publik, pelaksana kebijakan publik, serta
perekat dan pemersatu bangsa sangat diperlukan dengan menggunakan
perspektif Whole of Government, Manajemen ASN, dan Pelayanan Publik.
Melalui kegiatan aktualisasi nilai dasar ASN serta kedudukan dan
peran ASN di tempat kerja maka seorang ASN dapat menginternalisasikan
nilai-nilai dasar profesi dan fungsi ASN dengan cara mengalami sendiri
dalam penerapan dan merasakan manfaatnya secara langsung. Setelah
menerapkan melalui pengalaman langsung mengenai substansi nilai-nilai
dasar dasar profesi dan fungsi ASN dapat dirasakan manfaat ANEKA,
WoG, Manajemen ASN dan Pelayanan Publik dalam pencapaian visi misi
organisasi.
Berikut adalah analisis dampak nilai-nilai dasar profesi ASN yang
telah diaplikasikan dalam kegiatan yang diuraikan sebagai berikut ini:
− Dampak Keterkaitan Substansi Mata Pelajaran
Berikut ini adalah dampak apabila nilai-nilai dasar profesi ASN diaplikasikan
dan tidak diaplikasikan dalam kegiatan aktualisasi:
a. Akuntabilitas

Tahapan 1. Melakukan konsultasi dengan Kepala Puskemas


kegiatan Lancirang mengenai konsep kegiatan serta meminta
persetujuan
Dampak Positif Dengan adanya akuntabilitas, sebuah proses dan hasil
kegiatan tentu lebih akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Pada kegiatan ini diperlukan
adanya akuntabilitas, agar peserta dapat membangun
hubungan komunikasi yang baik dengan pimpinan. Dalam
melakukan suatu kegiatan dibutuhkan perencanaan yang
strategis, mengenai apa yang dibutuhkan sehingga dapat
membuat kegiatan yang mampu memberikan solusi dari

69
permasalahan yang ada.
Dampak Negatif Apabila dalam berkonsultasi dengan Pimpinan Puskesmas
tidak ada akuntabilitas maka peserta pelatihan dasar tidak
akan mampu meminta bimbingan dan arahan dari Pimpinan
Puskesmas yang mengakibatkan peserta pelatihan dasar tidak
dapat membuat rancangan kegiatan sesuai dengan kondisi
yang ada.
Tahapan 2. Membuat materi edukasi yang akan ditampilkan
Kegiatan melalui berbagai media diantaranya melalui
smartphone / tablet, flipchart, poster, etiket
Dampak Positif Dengan adanya akuntabilitas dalam melakukan kegiatan ini,
maka peserta dapat menyampaikan ide secara transparan dan
adanya kejelasan target dari ide yang ingin dilaksanakan
dalam membuat perencanaan kegiatan.
Dampak Negatif Bila tidak ada akuntabilitas dalam melakukan kegiatan ini
maka peserta pelatihan dasar tidak memiliki kejelasan target
dari ide yang ingin dilaksanakan.
Tahapan 3. Memberikan edukasi secara digital melalui
Kegiatan smartphone / tablet
Dampak Positif Dengan menerapkan akuntabilitas dalam kegiatan ini, maka
akan terlihat adanya tanggung jawab dalam pelaksanaan
kegiatan.
Dampak Negatif Bila tidak ada akuntabilitas dalam melaksanakan kegiatan ini
maka peserta pelatihan dasar tidak bertanggung jawab dalam
melaksanakan kegiatan.

Tahapan 4. Memberikan edukasi melalui media flipchart


Kegiatan
Dampak Positif Dengan menerapkan akuntabilitas dalam kegiatan ini, maka
akan terlihat adanya tanggung jawab dalam pelaksanaan
kegiatan.
Dampak Negatif Bila tidak ada akuntabilitas dalam melaksanakan kegiatan ini
maka peserta pelatihan dasar tidak bertanggung jawab dalam
melaksanakan kegiatan.
Tahapan 5. Memberikan edukasi melalui pemasangan poster di
Kegiatan ruangan perawatan
Dampak Positif Dengan menerapkan akuntabilitas dalam kegiatan ini maka
akan didapatkan penjelasan secara detail tentang hasil yang
akan dicapai.
Dampak Negatif Apabila nilai akuntabilitas tidak diterapkan pada kegiatan ini
maka tidak akan didapatkan penjelasan secara detail tentang

70
hasil yang akan dicapai.
Tahapan 6. Memberikan edukasi dengan memberikan etiket
Kegiatan sebelum pasien pulang
Dampak Positif Dengan menerapkan akuntabilitas dalam kegiatan ini maka
akan didapatkan penjelasan secara detail tentang hasil yang
akan dicapai.
Dampak Negatif Apabila nilai akuntabilitas tidak diterapkan pada kegiatan ini
maka tidak akan didapatkan penjelasan secara detail tentang
hasil yang akan dicapai.
Tahapan 7. Menyampaikan laporan hasil aktualisasi kegiatan
Kegiatan kepada pimpinan
Dampak Positif Akuntabilitas diperlukan dalam penyusunan laporan
aktualisasi karena dalam mengolah data dan menyusun
laporan harus bersifat transparan, netral, disertai kejelasan
target dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dampak Negatif Apabila nilai akuntabilitas tidak diterapkan pada saat
penyusunan laporan aktualisasi maka penyusunan laporan
tidak transparan, netral, serta tidak disertai kejelasan target
dan tidak dapat dipertanggung-jawabkan.

b. Nasionalisme

Tahapan 1. Melakukan konsultasi dengan Kepala Puskemas


Kegiatan Lancirang mengenai konsep kegiatan serta
meminta persetujuan.
Dampak Positif Seorang ASN merupakan abdi negara yang harus selalu
menjunjung tinggi Pancasila dan menerapkan
nasionalisme dalam kehidupannya. Dengan menerapkan
sikap nasionalisme dalam kegiatan ini maka peserta
pelatihan dasar melakukan musyawarah terlebih dahulu
dengan pimpinan sebelum melaksanakan kegiatan.
Dampak Negatif Apabila tidak menerapkan sikap nasionalisme dalam
kegiatan ini, maka tidak adanya musyawarah dengan
pimpinan sebelum melaksanakan kegiatan

Tahapan 2. Membuat materi edukasi yang akan ditampilkan


Kegiatan melalui berbagai media diantaranya melalui
smartphone / tablet, flipchart, poster, etiket
Dampak Positif Dengan menerapkan sikap nasionalisme dalam kegiatan
ini maka peserta pelatihan dasar dapat menerapkan etos

71
kerja yang baik serta mengutamakan kepentingan publik.
Dampak Negatif Apabila tidak menerapkan sikap nasionalisme dalam
kegiatan ini, maka peserta pelatihan dasar dapat
menerapkan etos kerja yang baik serta mengutamakan
kepentingan publik
Tahapan 3. Memberikan edukasi secara digital melalui
Kegiatan smartphone / tablet
Dampak Positif Dengan menerapkan sikap nasionalisme dalam kegiatan
ini maka peserta pelatihan dasar dapat memberikan
penjelasan kepada setiap pasien dengan adil tanpa
membeda-bedakan status sosial, agama, pandangan politk
dan sejenisnya.
Dampak Negatif Apabila tidak sikap menerapkan nasionalisme dalam
kegiatan ini, maka akan menimbulkan kecemburuan sosial
oleh pasien.
Tahapan 4. Memberikan edukasi melalui media flipchart
Kegiatan
Dampak Positif Dengan menerapkan sikap nasionalisme dalam kegiatan
ini maka peserta pelatihan dasar memberikan penjelasan
kepada setiap pasien dengan adil tanpa membeda-bedakan
status sosial, agama, pandangan politk dan sejenisnya.
Dampak Negatif Apabila tidak sikap menerapkan nasionalisme dalam
kegiatan ini, maka akan menimbulkan kecemburuan sosial
oleh pasien.

c. Etika Publik

Tahapan 1. Melakukan konsultasi dengan Kepala Puskemas


Kegiatan Lancirang mengenai konsep kegiatan serta
meminta persetujuan.
Dampak Positif Dalam melakukan kegiatan yang membutuhkan interaksi
dengan orang lain, etika publik sangat penting. Dalam
kegiatan ini sangat diperlukan etika publik, agar proses
komunikasi berjalan baik, serta tidak ada kesalahpahaman,
sehingga tujuan konsultasi dapat tercapai. Peserta
mengetahui arahan dari pimpinan dan dapat merancang
serta melaksanakan kegiatan aktualisasi dengan baik.
Dampak Negatif Apabila dalam kegiatan ini tidak menerapkan etika publik,
maka dapat membuat pimpinan merasa tidak dihargai,
sehingga komunikasi tidak berjalan dengan baik, peserta
tidak mengerti arahan dari pimpinan, sehingga tidak dapat

72
melaksanakan kegiatan aktualisasi dengan baik.
Tahapan 7. Menyampaikan laporan hasil aktualisasi
Kegiatan kegiatan kepada pimpinan
Dampak Positif Etika sangat diperlukan dalam pergaulan sehari-hari.
Salah satu nilai dasar etika publik adalah menghargai
komunikasi, konsultasi, dan kerjasama. Dalam dunia
pekerjaan kita harus berkonsultasi dan bekerja sama untuk
meningkatkan kualitas pelayanan. Kegiatan ini dilakukan
melalui konsultasi dengan Kepala Puskesmas. Apabila
dalam kegiatan ini terdapat etika publik, maka Kepala
Puskesmas akan merasa nyaman sehingga dapat
membantu peserta pelatihan dasar dalam menyediakan
informasi yang diperlukan.
Dampak Negatif Apabila dalam kegiatan ini tidak menerapkan etika publik,
maka konsultasi menjadi tidak lancar sehingga peserta
pelatihan dasar tidak mendapatkan dukungan untuk
melaksanakan kegiatan.

d. Komitmen Mutu

Tahapan 1. Melakukan konsultasi dengan Kepala Puskemas


Kegiatan Lancirang mengenai konsep kegiatan serta
meminta persetujuan.
Dampak Positif Dengan menerapkan komitmen mutu dalam kegiatan
konsultasi ini maka peserta pelatihan dasar dapat
Mempersiapkan bahan konsultasi secara matang agar
lebih efektif dan tepat sasaran dalam berkomunikasi
dengan pimpinan dan mencapai target yang diinginkan.
Dampak Negatif Apabila dalam kegiatan ini tidak ada komitmen mutu,
maka bahan konsultasi yang dipersiapkan tidak akan
efektif dan tepat sasaran.
Tahapan 2. Membuat materi edukasi yang akan ditampilkan
Kegiatan melalui berbagai media diantaranya melalui
smartphone / tablet, flipchart, poster, etiket
Dampak Positif Dengan menerapkan komitmen mutu dalam kegiatan ini
merupakan sebuah inovasi dan bukti komitmen untuk
berupaya memberikan terobosan baru dalam pemberian
pendidikan kesehatan untuk pasien rawat inap di
Puskesmas Lancirang
Dampak Negatif Apabila kegiatan ini dilaksanakan tanpa adanya komitmen
mutu maka kegiatan ini tidak akan terlaksana dengan baik.

73
Tahapan 3. Memberikan edukasi secara digital melalui
Kegiatan smartphone / tablet
Dampak Positif Dengan adanya komitmen mutu maka kegiatan ini akan
dilaksanakan secara efektif dan efisien. Selain itu,
kegiatan ini merupakan sebuah inovasi dan bukti
komitmen untuk berupaya memberikan terobosan baru
dalam pemberian pendidikan kesehatan untuk pasien
rawat inap di Puskesmas Lancirang
Dampak Negatif Apabila tidak ada komitmen mutu dalam kegiatan ini
maka tidak akan terlaksana secara efektif dan efisien.
Tahapan 4. Melakukan konsultasi dengan Kepala
Kegiatan Puskemas Lancirang mengenai konsep
kegiatan serta meminta persetujuan.
Dampak Positif Dengan adanya komitmen mutu maka kegiatan ini akan
dilaksanakan secara efektif dan efisien. Selain itu,
kegiatan ini merupakan sebuah inovasi dan bukti
komitmen untuk berupaya memberikan terobosan baru
dalam pemberian pendidikan kesehatan untuk pasien
rawat inap di Puskesmas Lancirang
Dampak Negatif Apabila tidak ada komitmen mutu dalam kegiatan ini
maka tidak akan terlaksana secara efektif dan efisien.
Tahapan 5. Memberikan edukasi melalui pemasangan poster di
Kegiatan ruangan perawatan
Dampak Positif Dengan adanya komitmen mutu maka kegiatan ini akan
dilaksanakan secara efektif dan efisien. Selain itu,
kegiatan ini merupakan sebuah inovasi dan bukti
komitmen untuk berupaya memberikan terobosan baru
dalam pemberian pendidikan kesehatan untuk pasien
rawat inap di Puskesmas Lancirang
Dampak Negatif Apabila tidak ada komitmen mutu dalam kegiatan ini
maka tidak akan terlaksana secara efektif dan efisien.
Tahapan 6. Memberikan edukasi dengan memberikan etiket
Kegiatan sebelum pasien pulang
Dampak Positif Dengan adanya komitmen mutu maka kegiatan ini akan
dilaksanakan secara efektif dan efisien. Selain itu,
kegiatan ini merupakan sebuah inovasi dan bukti
komitmen untuk berupaya memberikan terobosan baru
dalam pemberian pendidikan kesehatan untuk pasien
rawat inap di Puskesmas Lancirang
Dampak Negatif Apabila tidak ada komitmen mutu dalam kegiatan ini
maka tidak akan terlaksana secara efektif dan efisien.

74
e. Anti Korupsi

Tahapan 2. Membuat materi edukasi yang akan


Kegiatan ditampilkan melalui berbagai media
diantaranya melalui smartphone / tablet,
flipchart, poster, etiket
Dampak Positif Dengan menerapkan nilai anti korupsi di kegiatan ini
maka isi materi edukasi dapat ditujukan untuk semua
golongan tanpa membedakan umur, jenis kelamin, dan
suku
Dampak Negatif Apabila tidak ada sikap anti korupsi dalam kegiatan ini
maka materi edukasi yang dibuat tidak dapat ditujukan
untuk semua golongan
Tahapan 5. Memberikan edukasi melalui pemasangan
Kegiatan poster di ruangan perawatan
Dampak Positif Dengan menerapkan nilai anti korupsi di kegiatan ini
maka akan memberikan rasa keadilan bagi pasien karena
poster dipasang di setiap kamar perawatan
Dampak Negatif Apabila tidak ada sikap anti korupsi dalam kegiatan ini
maka akan ada rasa ketidakadilan terhadap pasien yang di
rawat.
Tahapan 6. Memberikan edukasi dengan memberikan etiket
Kegiatan sebelum pasien pulang
Dampak Positif Dengan menerapkan nilai anti korupsi di kegiatan ini
maka akan memberikan rasa keadilan bagi pasien karena
etiket diberikan kepada setiap pasien sebelum pulang.
Dampak Negatif Apabila tidak ada sikap anti korupsi dalam kegiatan ini
maka akan ada rasa ketidakadilan terhadap pasien yang di
rawat.
Tahapan 7. Menyampaikan laporan hasil aktualisasi kegiatan
Kegiatan kepada pimpinan
Dampak Positif Dalam melakukan kegiatan ini dibutuhkan sikap anti
korupsi agar penyusunan laporan aktualisasi dibuat secara
objektif, tuntas, dan dilaporkan secara jujur sesuai dengan
fakta yang ada.
Dampak Negatif Apabila tidak ada sikap anti korupsi maka laporan
kegiatan aktualisasi akan dibuat tidak sesuai dengan fakta
yang ada sehingga hasilnya tidak dapat
dipertanggungjawabkan.

75
Berikut ini adalah dampak apabila pengetahuan tentang kedudukan dan peran
ASN tidak diaplikasikan dalam kegiatan :
a. Whole of Government
Peran ini menekankan pada pelayanan yang terintegrasi dengan
prinsip kolaborasi, kerjasama, dan koordinasi. Dalam kegiatan pertama
yaitu melakukan konsultasi dengan Kepala Puskemas Lancirang mengenai
konsep kegiatan serta meminta persetujuan., dampak negatif bila tidak
menerapkan whole of government maka tidak akan terjalin kerjasama.
Dampak positif penerapan WoG dalam kegiatan ini adalah terjalin kerja
sama dan koordinasi yang baik sehingga program dapat berjalan dengan
lancar.
Pada kegiatan memberikan edukasi secara melalui media
smartphone / tablet, media flipchart , media poster, dan media etiket
dampak negatif bila tidak menerapkan WoG maka tidak akan terjalin kerja
sama dengan Koordinator dan tim Perawatan sehingga kegiatan tidak akan
berjalan lancar. Dampak positif penerapan WoG dalam kegiatan ini adalah
terjalinnya kerja sama dengan Koordinator dan tim Perawatan yang
mendukung terlaksananya rancangan aktualisasi peserta pelatihan dasar.
Pada kegiatan menyampaikan laporan hasil aktualisasi kepada
pimpinan, dampak negatif bila tidak menerapkan whole of government
maka tidak akan terjalin kerjasama antara pimpinan dengan peserta latsar.
Dampak positif penerapan WoG dalam kegiatan ini adalah terjalin kerja
sama dan koordinasi yang baik sehingga program dapat berjalan dengan
baik dan lancar.
b. Manajemen ASN
Dalam kegiatan memberikan edukasi baik melalui media digital
maupun media flipchart, dampak negatif bila tidak menerapkan
manajemen ASN yaitu pemberian edukasi tidak dilakukan secara
profesional, adapun dampak positif bila menerapkan manajemen ASN
maka pemberian edukasi bisa dilaksanakan secara profesional sehingga

76
menghasilkan ASN yang profesional. Dalam kegiatan penyusunan laporan
aktualisasi, bila tidak ada manajemen ASN maka laporan bisa saja tidak
dapat diselesaikan tepat waktu. Sebaliknya, dengan adanya manajemen
yang baik maka kegiatan terlaksana tepat waktu.

c. Pelayanan Publik
Setiap kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan
harapan masyarakat termasuk dalam pelayanan publik. Dalam kegiatan
memberikan edukasi secara melalui media smartphone / tablet, media
flipchart , media poster, dan media etiket, bila seorang ASN tidak
menyadari bahwa kegiatan tersebut adalah bentuk pelayanan publik, maka
dampak yang akan terjadi adalah keluarga pasien tidak akan mendapat
manfaat apa-apa dari kegiatan ini. Apabila dalam melaksanakan kegiatan
ini didasarkan atas prinsip pelayanan publik yaitu menggunakan bahasa
yang sopan,santun, dan tutur kata yang baik maka tentu kegiatan akan
terlaksana dengan baik dengan mengutamakan pemahaman pasien dan
keluarga pasien sehingga pasien merasa lebih nyaman.

 Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi


Visi
“Menjadi puskesmas dengan pelayanan bermutu dan mandiri menuju wilayah
kerja yang sehat dan masyarakat sehat”. Dengan adanya kegiatan aktualisasi
peserta pelatihan dasar diharapkan memberi kontribusi terhadap visi
Puskesmas yaitu memberikan pelayanan yang berkualitas bagi pasien dan
keluarga untuk meningkatkan derajat kesehatan sehingga mengurangi dampak
merugikan yang dialami pasien seperti bertambahnya waktu perawatan,
bertambahnya biaya perawatan, ketidaknyamanan berkepanjangan, begitupun
untuk keluarga pasien dan pengunjung Puskesmas.

 Misi

77
1. Mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu, Profesional, Merata,
dan Terjangkau oleh Masyarakat secara Efisien dan Efektif.
Dengan memberikan edukasi terapi diet kepada pasien rawat inap melalui
media digital, flipchart, poster, dan etiket maka ini merupakan sebuah
inovasi di lingkungan kerja Puskesmas Lancirang sehingga pelayanan
menjadi lebih profesional dan akan meningkatkan mutu dan kualitas
pelayanan.
2. Meningkatkan Kesehatan Dasar secara Promotif, Preventif, Kuratif, dan
Rehabilitatif.
Pemberian edukasi terapi diet kepada setiap pasien yang dirawat inap
merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan kualitas kesehatan
dasar secara promotif dan preventif.
3. Meningkatkan Kemampuan dan Kualitas Sumber Daya Tenaga Kesehatan
yang Profesional.
Dengan melaksanakan kegiatan aktualisasi pemberian edukasi terapi diet
kepada setiap pasien yang dirawat inap dengan menggunakan media
digital dan flipchart maka dapat meningkatkan kemampuan dan kualitas
sumber daya tenaga kesehatan menjadi lebih Profesional
4. Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperilaku sehat dan hidup
dalam lingkungan yang sehat dalam upaya kesehatan secara
Komprehensif.
Dengan memberikan edukasi terapi diet pada pasien rawat inap dan
keluarganya maka akan mendorong masyarakat untuk bisa berperilaku
lebih sehat dalam kehidupan sehari-hari.

 Kontribusi Terhadap Nilai Organisasi


Visi di atas adalah cita-cita yang ingin dicapai oleh organisasi, dan
misi adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai visi tersebut.
Selain itu ada nilai-nilai organisasi yang menjadi dasar perilaku seluruh staf
Puskesmas Lancirang dalam upaya pencapaian visi misi organisasi. Berikut ini
adalah dampak terhadap penguatan nilai organisasi:

78
a. Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun
Dalam memberikan edukasi terapi diet kepada pasien dilakukan
dengan cara senyum, sapa, sopan, santun, dan bertutur kata yang baik,
sehingga akan meningkatkan kualitas layanan kepada pasien.

b. Inovatif
Pemberian edukasi terapi diet melalui media smartphone / tablet,
media flipchart , media poster, dan media etiket untuk pasien rawat inap
merupakan hal yang baru atau belum pernah dilakukan selama ini jadi hal
ini merupakan salah satu inovasi di Puskesmas.

c. Adil dalam Pelayanan


Tidak membedakan-bedakan status sosial, agama, ras, politik,
ekonomi, budaya pada saat pemberian edukasi terapi diet melalui media
smartphone / tablet, media flipchart , media poster, dan media etiket untuk
pasien rawat inap .

d. Gelorakan Semangat Pelayanan Prima


Dalam memberikan edukasi terapi diet kepada pasien rawat inap
dilakukan dengan mengutamakan kepentingan pasien diatas kepentingan
pribadi dan golongan serta memberikan pelayanan melampaui harapan
pasien sehingga bisa meningkatkan semangat pelayanan prima.

e. Amanah Menjaga Keselamatan Pasien


Pemberikan edukasi terapi diet kepada pasien rawat inap dapat
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien dan keluarga pasien
mengenai makanan yang harus dihindari selama dalam masa perawatan
sehingga hal ini akam membantu proses penyembuhan pasien dan menjaga
keselamatan pasien.

79
80
B. Kendala dan Solusi Serta Dampak Apabila Kegiatan Tidak Dilaksanakan

Tabel 4.2 Kendala dan Solusi serta Dampak

81
Dampak Apabila
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Kendala Solusi
Tidak Dilaksanakan

1 Melakukan 1. Melakukan pertemuan Pada saat konsultasi awal Peserta latsar tidak tahu Setelah off campus dan
konsultasi dengan dengan Kepala yang membahas isu strategis di lokasi kembali ke tempat kerja,
Kepala Puskemas Puskesmas Lancirang mengenai isu, peserta kerja sehingga kegiatan peserta berkonsultasi
Lancirang 2. Membahas rencana tidak bertatap muka aktualisasi tidak dapat langsung dengan Kepala
mengenai konsep kegiatan atau gagasan langsung dengan Kepala berjalan dengan baik Puskesmas untuk
kegiatan serta 3. Meminta bimbingan dan Puskesmas karena masih membahas rencana dan
meminta arahan terkait rencana mengikuti pelatihan jadwal kegiatan
persetujuan. kegiatan sehingga komunikasi
4. Mencatat hasil pertemuan kurang maksimal
dan bimbingan dari
Kepala Puskesmas
Lancirang
5. Membuat surat
rekomendasi kegiatan
berdasarkan hasil
pertemuan.
6. Membuat surat
persetujuan kegiatan

2 Membuat materi 1. Mengumpulkan informasi Pembuatan materi Tidak tersedianya materi Mengoptimalkan
edukasi yang dan data yang berkaitan edukasi membutuhkan edukasi yang merupakan managemen waktu dari
akan ditampilkan dengan materi dibutuhkan waktu yang lebih lama bentuk inovasi dari peserta latsar sehingga
melalui berbagai 2. Membuat kesimpulan dari perkiraan karena ada peserta latsar pembuatan materi ini
media mengenai data yang 4 media yang digunakan tidak mengganggu
diantaranya diperlukan dalam yaitu media digital,media pekerjaan utama di tempat
melalui penyusunan materi flipchart, poster, dan tugas
smartphone / 3. Membuat materi presentasi etiket
tablet, flipchart, secara digital
poster, etiket 4. Membuat materi melalui
media flipchart.
5. Membuat bahan materi 82
poster
6. Mempersiapkan isi materi
untuk etiket
Tabel 4.3 Jadwal Kegiatan Aktualisasi
N Bulan/Tanggal
Kegiatan Februari Maret
O 5 6 7 8 10 11 12 13 14 15 17 18 19 20 21 22 24 25 26 27 28 29 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan konsultasi dengan Kepala
Puskemas Lancirang mengenai konsep
kegiatan serta meminta persetujuan.
2. Membuat materi edukasi yang akan
ditampilkan melalui berbagai media
diantaranya melalui smartphone / tablet,
flipchart, poster, dan etiket
3. Memberikan edukasi secara digital melalui
smartphone / tablet
4. Memberikan edukasi melalui media flipchart
5. Memberikan edukasi melalui pemasangan
poster di ruangan perawatan
6. Memberikan edukasi dengan memberikan
etiket sebelum pasien pulang
7. Menyampaikan laporan hasil aktualisasi
kegiatan kepada pimpinan
8. Kegiatan tambahan:
Menjalankan Program Halo Dokter !! terhadap
pasien yang pernah dirawat di Puskesmas
Lancirang
9. Kegiatan tambahan:
Mengikuti Program Pendidikan Kedokteran
Berkesinambungan (CME) dari Ikatan Dokter
Indonesia kerjasama dengan Docquity secara
online
Makassar, 2020

Coach, Mentor Penulis

Hj. Hamdana, SE, M. Si. Muh. Samir, SKM, M.Kes. dr. Zulkarnaen Husain
NIP. 19710721 199103 2 004 NIP. 19701231 199401 1 004 NIP. 19870809 201903 1 001

83
C. Deskripsi Kegiatan Tambahan
Terdapat 2 (dua) kegiatan tambahan yang dilakukan peserta Pelatihan
Dasar ini, yaitu:
1. Menjalankan Program Halo Dokter !! terhadap pasien yang pernah
dirawat di Puskesmas Lancirang
Pada Kegiatan ini peserta pelatihan dasar sebagai Dokter yang pernah
merawat pasien mengirimkan pesan (SMS) kepada pasien yang pernah
dirawat di Puskesmas Lancirang, dimana isi pesannya untuk
mengingatkan pasien tentang makanan dan minuman yang seharusnya
dihindari dan yang sebaiknya dikonsumsi agar penyakitnya tidak
gampang kambuh lagi. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret
2020, dan pada kegiatan ini menerapkan nilai Komitmen Mutu sebab
dapat meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan di Puskesmas serta
merupakan salah satu inovasi di bidang pelayanan kesehatan.
2. Mengikuti Program Pendidikan Kedokteran Berkesinambungan (CME)
dari Ikatan Dokter Indonesia kerjasama dengan Docquity secara online.
Peserta pelatihan dasar mengikuti Program Pendidikan Kedokteran
Berkesinambungan (CME) dari Ikatan Dokter Indonesia kerjasama
dengan Docquity secara online pada tanggal 6 Maret 2020 . Kegiatan ini
dilakukan dengan membaca artikel kedokteran yang terdapat pada
aplikasi kemudian setelah itu peserta mengikuti ujian online tentang
artikel itu dan setelah dinyatakan lulus maka peserta akan mendapatkan
sertifikat secara online, hal ini dilaksanakan untuk meningkatkan
kemampuan teknis peserta sesuai dengan bidangnya sehingga sesuai
dengan penerapan nilai Manajemen ASN yaitu menghasilkan ASN yang
profesional sesuai dengan bidang atau profesinya.

47
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan aktualisasi ini terdiri dari 7 kegiatan pokok ditambah 2
kegiatan tambahan yang telah dilaksanakan pada Puskesmas Lancirang selama
kurang lebih 1 bulan dengan menerapkan nilai-nilai dasar ASN yakni
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi
serta kedudukan dan peran ASN dalam NKRI yaitu Whole of Government,
Manajemen ASN dan Pelayanan Publik. Melalui kegiatan internalisasi dan
aktualisasi ini diharapkan mampu meningkatkan kinerja Aparatur Sipil Negara
(ASN) dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pelayan publik yang
memiliki kompetensi mampu bekerja secara profesional demi kepentingan
masyarakat, organisasi, bangsa, dan negara sehingga tujuan umum dari
aktualisasi ini dapat tercapai.
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan dengan judul aktualisasi
“Pemberian Edukasi Terapi Diet pada Pasien Rawat Inap di Puskesmas
Lancirang”, dapat disimpulkan bahwa setelah dilaksanakannya kegiatan
aktualisasi ini peserta pelatihan dasar mampu memberikan pemahaman bagi
pasien dan keluarga pasien tentang makanan yang dianjurkan untuk dikonsumi
dan yang harus dihindari selama perawatan hal ini terbukti dari hasil analisis
terhadap survei pemahaman pasien yang mencapai angka 100% paham
terhadap penjelasan yang diberikan sehingga bisa menjawab Core Isu yang
diangkat dari kegiatan aktualisasi ini. Selain itu, dengan memahami materi
edukasi terapi diet ini maka dapat membantu proses penyembuhan pasien
selama dalam masa perawatan, dengan demikian tujuan khusus dari kegiatan
aktualisasi ini pun dapat tercapai.

B. Saran

1. Kepada pembaca secara umum untuk menjadikan laporan ini sebagai

48
bahan perbandingan dan pengetahuan agar dapat menyusun laporan yang
lebih baik dan berkualitas lagi di masa mendatang.
2. Untuk para peserta Pelatihan Dasar, agar penerapan nilai-nilai dasar
profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang telah diinternalisasikan, tidak
hanya diterapkan pada saat proses off campus (tahap aktualisasi) tetapi
harus tetap diaktualisasikan dan terhabituasi dalam menjalankan tugas dan
fungsinya sehari-hari di instansi masing-masing.

49
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Akuntabilitas: Modul Diklat Prajabatan


Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2014. Nasionalisme: Modul Diklat Prajabatan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2014. Etika Publik: Modul Diklat Prajabatan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2014. Komitmen Mutu: Modul Diklat Prajabatan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2014. Anti Korupsi: Modul Diklat Prajabatan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2013. Peraturan Kepala LAN Nomor 21 Tahun
2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Prajabatan Golongan II
dan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen ASN: Modul Diklat Prajabatan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole of Government: Modul Diklat
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik: Modul Diklat Prajabatan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

50

Anda mungkin juga menyukai