Paper
Ade Heryana*
Deasy Febriyanty*
Helmi*
*) Mahasiswa Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
Negara ini pernah memiliki wilayah yang jauh lebih luas daripada yang
ada sekarang dan pernah pula terpecah secara politik sejak berakhirnya Perang
Dunia II hingga tahun 1991. Pada masa itu bagian timur negara Jerman dikuasai
oleh rezim komunis dan bernama Republik Demokratik Jerman (Jerman Timur,
atau Deutsche Demokratische Republik disingkat DDR). Jerman merupakan
negara penting dalam Uni Eropa dan merupakan negara anggota NATO dan G8
dengan penduduk terbanyak.2
1
http://sepatanpaper.blogspot.com/2009/04/sistem-jaminan-sosial-di-jerman.html, diakses tgl
24 Mei 2014, jam 17.35
2
ibid
pg. 1
Asuransi Kesehatan Sosial di Jerman
Saat ini Republik Federal Jerman terdiri saat dari 16 negara bagian (sering
disebut “Länder”, “Provinces”). Prinsip federalisme adalah bagian dari prinsip
dasar yang membagi penetapan peraturan perundangan. Prinsip ini membagi
pengambilan keputusan dalam tingkat pusat dan di tingkat negara bagian.
Konstitusi menetapkan kewenangan yang berbeda dalam kekuasaan pusat dan
kekuasaan negara bagian itu. Sebagai contoh, pemerintah pusat (atau sering
disebut pemerintah federal) bertanggungjawab dalam hal luar negeri, keamanan
nasional, kebijakan moneter, dan sebagian dari hukum perpajakan. Sedangkan
dalam hal sistem pendidikan (sekolah dan universitas), permasalahan kebudayaan,
kepolisian, dan hukum lokal merupakan wewenang pemerintah negara bagian.
Lebih-lebih, konstitusi menjamin kewenangan pengaturan tata pemerintahan
sendiri di tingkat lokal (local self-government) di kota dan kotapraja untuk semua
pengaturan di tingkat lokal.3
1. Model Universal
Dalam model ini, pelayanan sosial diberikan oleh negara kepada seluruh
penduduknya, baik kaya maupun miskin. Model ini sering disebut sebagai
the Scandinavian Welfare States yang diwakili oleh Swedia, Norwegia,
Denmark dan Finlandia. Sebagai contoh, kesejahteraan negara di Swedia
sering dijadikan rujukan sebagai model ideal yang memberikan pelayanan
sosial komprehensif kepada seluruh penduduknya.
2. Model Korporasi atau Work Merit Welfare States
Dalam model ini, pelayanan jaminan sosial juga dilaksanakan secara
melembaga dan luas, namun kontribusi terhadap berbagai skema jaminan
sosial berasal dari tiga pihak, yakni pemerintah, dunia usaha dan pekerja
(buruh). Pelayanan sosial yang diselenggarakan oleh negara diberikan
terutama kepada mereka yang bekerja atau mampu memberikan kontribusi
melalui skema asuransi sosial. Model yang dianut oleh Jerman dan Austria
ini sering disebut sebagai Model Bismarck
3
opcit
pg. 2
Asuransi Kesehatan Sosial di Jerman
3. Model Residual
Dalam model ini, pelayanan sosial, khususnya kebutuhan dasar, diberikan
terutama kepada kelompok-kelompok yang kurang beruntung
(disadvantaged groups), seperti orang miskin, penganggur, penyandang
cacat dan orang lanjut usia yang tidak kaya. Model ini mirip model
universal yang memberikan pelayanan sosial berdasarkan hak warga
negara dan memiliki cakupan yang luas. Model ini dianut oleh negara-
negara Anglo-Saxon yang meliputi AS, Inggris, Australia dan Selandia
Baru. Namun, seperti yang dipraktekkan di Inggris, jumlah tanggungan
dan pelayanan relatif lebih kecil dan berjangka pendek daripada model
universal. Perlindungan sosial dan pelayanan sosial juga diberikan secara
ketat, temporer dan efisien.
4. Model Minimal
Model ini umumnya diterapkan di gugus negara-negara latin (seperti
Spanyol, Italia, Chile, Brazil) dan Asia (antara lain Korea Selatan,
Filipina, Srilanka, Indonesia). Model ini ditandai oleh pengeluaran
pemerintah untuk pembangunan sosial yang sangat kecil. Program
kesejahteraan dan jaminan sosial diberikan secara sporadis, parsial dan
minimal dan umumnya hanya diberikan kepada pegawai negeri, militer
dan pegawai swasta yang mampu membayar premi
Mengacu kepada empat model tersebut, sistem jaminan sosial di jerman mengacu
kepada model yang kedua yakni model Korporasi atau Work Merit Welfare
States.4
4
opcit
pg. 3
Asuransi Kesehatan Sosial di Jerman
Kesejahteraan untuk semua dan keadilan sosial, itulah sasaran yang dituju
Ludwig Erhard, Menteri Federal Urusan Ekonomi pada waktu ekonomi pasaran
berorientasi sosial diterapkan di Jerman pada akhir tahun 1950-an. Tata ekonomi
“Model Jerman” menjadi kisah sukses, dan dicontoh banyak negara. Salah satu
pilar utama sukses itu ialah sistem jaminan sosial paripurna. 6
Cikal bakal Sistem Jaminan Sosial (SJS) atau di Jerman dikenal sebagai
Kesejahteraan Sosial (social welfare) dan jaminan sosial (social security) yang
dimulai di Jerman pada tahun 1883, ketika Bismarck memperkenalkan jaminan
kesehatan, jaminan pemutusan hubungan kerja, dan jaminan hari tua bagi para
pekerja agar mereka terjamin kesejahteraannya sehingga produktivitas mereka
meningkat. Model SJS seperti inilah yang lalu berkembang ke negara lain.8
5
http://www.dw.de/sistem-sosial-jerman-perlu-reformasi/a-17024980, diakses tgl 24 mei 2014,
jam 16.50
6
Sabine Giehle dalam http://www.tatsachen-ueber-deutschland.de/id/masyarakat/main-
content-08/jaminan-sosial.html, diakses 24 Mei 2014,jam 16.30
7
Sabine Giehle, ibid
8
opcit
pg. 4
Asuransi Kesehatan Sosial di Jerman
9
opcit
10
opcit
pg. 5
Asuransi Kesehatan Sosial di Jerman
yang amat menyedihkan, yaitu bekerja selama 16 jam per hari, 6 hari per minggu,
dengan upah yang amat minim, tidak ada jaminan sosial sama sekali. Untuk
memperbaiki kondisi itu, pekerja mengorganisir mereka sendiri. Mereka
mendirikan serikat buruh serta partai sosial-demokratik dan partai komunis.
Penguasa feodal melihat hal ini sebagai ancaman. Kemudian, untuk itu, penguasa
menetapkan sistem jaminan sosial, yang memberikan manfaat untuk pekerja. Hal
ini dilakukan pertama-tama untuk melonggarkan tegangan politik, dan bukan
tindakan solidaritas atau karitatif. Jaminan sosial pada saat awalnya ditetapkan
untuk menenangkan pekerja dan untuk menstabilkan kekuasaan elit penguasa.11
11
opcit
12
opcit
13
opcit
14
opcit
pg. 6
Asuransi Kesehatan Sosial di Jerman
15
opcit
16
opcit
pg. 7
Asuransi Kesehatan Sosial di Jerman
pg. 8
Asuransi Kesehatan Sosial di Jerman
Di Jerman, Asuransi Jaminan Hari tua adalah suatu isu penting dalam
kaitan dengan suatu mengontrol populasi dan penyusutan jaringan sosial
yang mengakibatkan suatu kebutuhan lebih besar untuk suatu sistem
kepedulian jangka panjang publik. Dana Asuransi Jaminan Hari tua
biasanya dihubungkan ke asuransi kesehatan dana. Manfaat dibiayai
berdasarkan atas suatu sistem income based dimana semua karyawan yang
dijamin oleh jaminan sosial sistem dan pemberi kerja mereka harus
membayar kontribusi sama pada kepada penyelenggara jaminan sosial.
17
http://www.merdeka.com/uang/soal-jaminan-sosial-indonesia-bisa-tiru-jerman.html, diakses
tgl 24 Mei 2014, jam 17.25
18
Christian Hegemer dalam http://www.merdeka.com/uang/soal-jaminan-sosial-indonesia-bisa-
tiru-jerman.html, diakses tgl 24 Mei 2014, jam 17.30
19
Christian Hegemer dalam http://www.merdeka.com/uang/soal-jaminan-sosial-indonesia-bisa-
tiru-jerman.html, diakses tgl 24 Mei 2014, jam 17.30
pg. 9
Asuransi Kesehatan Sosial di Jerman
20
Anonim, Tinjauan Tata Laksana Pelayanan Kesehatan Melalui Sistem Asuransi
Kesehatan di RSUD Prof. Dr. WZ. Johannes Kupang Tahun 2009, Bab I Pendahuluan, Universitas
Kristen Maranatha
pg. 10
Asuransi Kesehatan Sosial di Jerman
Catatan: Jepang dan Jerman menyerahkan sebagian besar pembiayaan dan penyediaan
kepada sektor swasta, akan tetapi bersifat sosial (nirlaba) yang diatur oleh pemerintah,
sementara Amerika menyerahkan kepada mekanisme pasar (for profit dan not for profit).
21
Hasbullah Thabrany, Sejarah Askes, hal. 2
22
Anonim, Modul Belajar Asuransi Kesehatan dan Managed Care, hal. 11
23
Hasbullah Thabrany, Introduksi Asuransi Kesehatan, hal. 63
pg. 11
Asuransi Kesehatan Sosial di Jerman
melalui asuransi sosial seperti yang dilakukan Kanada, Taiwan, Jepang dan
Jerman. Kanada dan Taiwan memberlakukan sistem monopoli Propinsi dan
Negara dengan hanya menggunakan satu badan penyelenggara, yang sering
dikenal Asuransi Kesehatan Nasional. Sementara Jerman dan Jepang
menggunakan undang-undang wajib asuransi sosial kesehatan dengan banyak
penyelenggara dari pihak swasta yang nirlaba.24
24
Hasbullah Thabrany, Introduksi Asuransi Kesehatan, hal. 64
25
http://www.policy.hu/suharto/modul_a/makindo_09.htm, diakses tgl 24 Mei 2014, jam 18.00
pg. 12
Asuransi Kesehatan Sosial di Jerman
Kini asuransi kesehatan sosial terbesar dipegang oleh badan yang bernama
AOK yang mengelola hampir 70% peserta asuransi kesehatan sosial di Jerman.
Semua penduduk dengan penghasilan di bawah EUR 3.375 per bulan wajib
mambayar kontribusi untuk asuransi kesehatan yang kini mencapai 14% dari upah
sebulan. Penduduk yang berpenghasilan diatas itu, boleh tidak menjadi peserta
sickness funds, akan tetapi sekali mereka tidak ikut (opt out) dengan membeli
asuransi kesehatan komersial, mereka tidak diperkenankan lagi ikut asuransi
sosial. Akibatnya, hanya 10% saja penduduk Jerman yang membeli asuransi
26
Hasbullah Thabrany, Sejarah Askes, hal. 4
27
Hasbullah Thabrany, Sejarah Askes, hal. 9-10
pg. 13
Asuransi Kesehatan Sosial di Jerman
1. Prinsip Solidarity
Pemerintah Jerman bertanggung jawab dan memastikan seluruh rakyat
mendapatkan akses jaminan kesehatan, dengan membantu mereka yang
tidak mampu menjadi peserta asuransi kesehatan swasta.
28
Hasbullah Thabrany, Sejarah Askes, hal. 10
29
http://sistemjaminansosial.blogspot.com/2011/10/sistem-jaminan-sosial-di-jerman.html,
diakses tgl 24 Mei 2014, jam 17.15
30
Sabine Giehle, ibid
31
Green, Irvine, Clarke and Bidgood, “Health Care Systems: Germany”, Civitas Report, 2013
pg. 14
Asuransi Kesehatan Sosial di Jerman
2. Prinsip Subsidiary
Prinsip ini menekankan pada kebijakan sistem desentralisasi yang
diimplementasikan oleh unit politik dan administrasi dalam masyarakat
yang ada (German Basic Law 1949). Dalam hal pelayanan kesehatan,
prinsip subsidiary berati bahwa pemerintah hanya bertanggaung jawab
menentukan kerangka kerja legislasi dan menjamin proses tawar-menawar
secara korporat berjalan lancar
3. Prinsip Corporatism
Prinsip ini terlihat dalam pemungutan suara secara demokratis antara
wakil pekerja dan pemberi kerja dalam sickness fund, serta dalam badan
pengambil keputusan baik regional maupun nasional.
32
http://www.policy.hu/suharto/modul_a/makindo_09.htm, diakses tgl 24 Mei 2014, jam 18.00
pg. 15
Asuransi Kesehatan Sosial di Jerman
33
Sabine Giehle, ibid
34
http://sistemjaminansosial.blogspot.com/2011/10/sistem-jaminan-sosial-di-jerman.html,
diakses tgl 24 Mei 2014, jam 17.15
35
ibid
36
ibid
pg. 16
Asuransi Kesehatan Sosial di Jerman
37
http://sistemjaminansosial.blogspot.com/2011/10/sistem-jaminan-sosial-di-jerman.html,
diakses tgl 24 Mei 2014, jam 17.15
38
ibid
39
Gopffart dan Henke, The German Central Heath Fund - Recent Development in Health Care
Financing in Germany, Health Policy, 2012
pg. 17
Asuransi Kesehatan Sosial di Jerman
40
Gopffart dan Henke, The German Central Heath Fund - Recent Development in Health Care
Financing in Germany, Health Policy, 2012
41
Gopffart dan Henke, The German Central Heath Fund - Recent Development in Health Care
Financing in Germany, Health Policy, 2012
pg. 18
Asuransi Kesehatan Sosial di Jerman
4. Premi tambahan
Bila pembayaran yang diterima CHF tidak mencukupi untuk menutup
pembiayaan, maka CHF menetapkan premi tambahan. Namun bila
pembayaran yang diteriam CHF melebihi pembiayaan, maka dana
dikembalikan ke pekerja. Premi tambahan digunakan untuk dua tujuan:
5. Alur pembiayaan CHF (2011)
Total pendapatan CHF pada tahun 2011 adalah €184,1 milyar, dimana
€169,1 berasal dari kontribusi peserta. Pembayaran kepada sickness fund
sebesar €178,9 milyar sesuai dengan prediksi sejak ditetapkan CHF tahun
2009. Meskipun perekonomian Jerman memburuk, namun CHF mampu
menghasilkan laba sebesar €5,2 milyar, yang menyebabkan bertambahnya
dana cadangan (liquidity reserve) menjadi €9,5 milyar pada tahun 2011.
Dana yang diterima sickness fund dari CHF (€178,9 milyar) dan premi
tambahan (€0,7 milyar) digunakan untuk pembayaranan manfaat
kesehatan senilai €164,9 milyar, antara lain untuk jasa dokter (€28,9
milyar), rumah sakit (€59,2 milyar), obat-obatan (€28,6 milyar), dan lain-
lain (€48,1 milyar). Dana yang diterima sickness fund pada tahun 2011
pg. 19
Asuransi Kesehatan Sosial di Jerman
pg. 20
Asuransi Kesehatan Sosial di Jerman
42
Busse dan Wasem, The German Health Care System – Organization, Financing, Reforms,
Challenges.., Slide presentation, 2013
43
Busse dan Wasem, The German Health Care System – Organization, Financing, Reforms,
Challenges.., Slide presentation, 2013
pg. 21
Asuransi Kesehatan Sosial di Jerman
44
Busse dan Wasem, The German Health Care System – Organization, Financing, Reforms,
Challenges.., Slide presentation, 2013
45
Sabine Giehle, ibid
pg. 22
Asuransi Kesehatan Sosial di Jerman
46
Sabine Giehle, ibid
47
http://www.jamsosindonesia.com/substansimancanegara, sinopsis buku Organisasi Jaminan
Sosial Republik Federal Jerman karangan Nurfaqih Irfani tahun 2012, diakses tgl 24 Mei 2014, jam
17.00
pg. 23
Asuransi Kesehatan Sosial di Jerman
48
http://www.jamsosindonesia.com/substansimancanegara, sinopsis buku Organisasi Jaminan
Sosial Republik Federal Jerman karangan Nurfaqih Irfani tahun 2012, diakses tgl 24 Mei 2014, jam
17.00
pg. 24