Anda di halaman 1dari 5

Gangguan depresi

Etiologi
Biological theory
CRF System HPA Axis and Depression
• hipersekresi CRF hipotalamus  meningkatkan kadar
kortisol dasar (hiperkortisolemia)  perubahan
reseptor glukokortikoid, yang menjadi kurang
fungsional, atau mengalami penurunan regulasi, atau
"resistensi glukokortikoid", pada beberapa pasien
depresi.
HPT Axis And Depression
• Hipersekresi TRH ini dapat menyebabkan penurunan
regulasi reseptor TRH pada sel tirotropik hipofisis
anterior, yang menyebabkan respons TSH tumpul yang
didokumentasikan secara luas terhadap TRH eksogen.
Namun, respons TSH yang tumpul ini agak tidak spesifik
secara diagnostik karena sering diamati pada pasien
manik dan alkoholik juga
Growth hormone and depression
• Pasien depresi menunjukkan penumpulan ritme diurnal Familiality
sekresi GH, terutama puncak malam hari. Penumpulan • Data keluarga menunjukkan bahwa jika salah satu
ini mungkin disebabkan oleh gangguan tidur yang orang tua memiliki gangguan mood, seorang anak akan
menyertai depresi. memiliki risiko antara 10 dan 25 persen untuk
Norepinephrine and serotonin roles gangguan mood.
• Jika kedua orang tua terkena, risiko ini kira-kira dua kali
lipat.
• Semakin banyak anggota keluarga yang terkena,
semakin besar
• resikonya pada anak.
• Risikonya lebih besar jika anggota keluarga yang
terkena adalah kerabat tingkat pertama daripada
kerabat jauh.
Personality factors
• Tidak ada sifat atau tipe kepribadian tunggal yang
secara unik membuat seseorang menjadi depresi;
Stress – diathesis model
• Orang dengan gangguan kepribadian tertentu : OCD,
histrionic, dan borderline mungkin lebih berisiko
mengalami depresi dibandingkan orang dengan
gangguan kepribadian antisosial atau paranoid
• Peristiwa stres baru-baru ini adalah prediktor paling
kuat dari timbulnya episode depresi.
• Stresor yang dialami pasien sebagai refleksi negatif
pada harga dirinya lebih mungkin menghasilkan
depresi.
Life events
• peristiwa penting dalam hidup, terutama kematian
atau kehilangan orang yang dicintai, dapat mendahului
timbulnya depresi
• Namun, kerugian tersebut hanya mendahului sejumlah
kecil (meskipun substansial) kasus depresi.
• Kurang dari 20% individu yang mengalami kehilangan
menjadi depresi klinis.
• Pengamatan ini sangat mendukung faktor predisposisi, • Disertai waham,halusinasi atau stupor depresif.
kemungkinan bersifat genetik, psikososial, atau Waham melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau
karakterologis. malapetaka yang mengancam dan pasien merasa
Learned helplessness bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik
• perilaku di mana suatu organisme dipaksa untuk atau olfaktorik biasanya berupa suara yang menghina
menanggung rangsangan yang tidak menyenangkan, atau menuduh atau bau kotoran atau bau daging
menyakitkan atau tidak menyenangkan, menjadi tidak membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat
mampu atau tidak mau menghindari pertemuan menuju pada stupor
berikutnya dengan rangsangan tersebut, bahkan jika • Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat
mereka dapat dihindari. ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi dengan afek
• Menghubungkan fenomena depresi dengan (mood congruent)
pengalaman peristiwa yang tidak dapat dikendalikan. Diagnosis banding
• Dalam pandangan yang dirumuskan kembali tentang Gangguan medis
ketidakberdayaan yang dipelajari seperti yang • Gangguan fungsi tiroid dan adrenal
diterapkan pada depresi manusia, penjelasan kausal • Obat obatan :
internal dianggap menghasilkan hilangnya harga diri Pharmacological Causes of Depression
setelah peristiwa eksternal yang merugikan. 1. Cardiac and antihypertensive drugs
Major Depressive Disorder 2. Sedatives and hypnotics
• Tanpa riwayat episode manik, campuran, atau 3. Steroids and hormones
hipomanik 4. Stimulants and appetite suppressants
• Harus minimal 2 minggu 5. Psychotropic drugs
• Trias depresi : Mood depresif, hilang minat dan 6. Neurological agents
kegembiraan , berkurangnya energi (mudah Lelah) 7. Analgesics and anti-inflammatory drugs
DSM V 8. Antibacterial and antifungal drugs
9. Antineoplastic drugs
10. Nonsteroidal anti-inflammatory drugs
(NSAIDs)
11. .Anticholinesterases
• Kondisi neurologis : penyakit Parkinson,
penyakit yg menimbulkan demensia
( termasuk demensia Alzheimer ), epilepsy,
penyakit serebrovaskular, tumor
• Uncomplicated bereavement (berkabung)
Gejala berkabung setelah kehilangan orang
yang dicintai. Depressed mood, insomnia,
kehilangan nafsu makan, penurunan berat
Pedoman diagnosis depresi berat pada PPDGJ III badan, guilty dan hopelessness. Biasanya
teratasi dalam 1 tahun
Tatalaksana dan manajemen
3 fase :
• Acute  aim: full symptom remission and
restoration full function
• Continuation  mempertahankan remisi dan
mencegah kembalinya episode
• Maintenance  mencegah rekurensi
Type of treatment :
• Farmakologi
• Psikoterapi
F32.3 Episode depresif berat dengan gejala psikotik ,
• ECT
pedoman diagnostic :
• kombinasi
• Episode depresi berat yang memenuhi kriteria menurut
farmakologi
F32.2
• monoamine oxidase inhibitors
• Tricyclics (NE & 5-HT) : amitriptyline, imipramine
• SSRIs: fluoxetine, sertraline, paroxetine
• NE reuptake inhibitors: despiramine, maprotiline
• Dopamine reuptake inhibitor: bupropion
• Heterocyclic:trazodone
Disthymic Disorder ( Persistent Depressive Disorder )
Distimia
Usia :
• Merasa depresi sejak lahir
• Dimulai dari anak atau remaja : gejala iritabel
Gangguan subafektif :
• Ringan dan kronis berlangsung selama 2 tahun
• Kejadiannya menetap atau hilang timbul
Prevalensi
• Distimia = 5 – 6 %
• Belum menikah, pendapatan rendah Terapi :
• Bersamaan dengan gangguan lain spt : depresi berat, • Psikoterapi:
anxietas, substance abuse, gangguan kepribadian o Cognitive therapy: mengubah cara pikir pasien
ambang yang negatif
• Riwayat keluarga dengan gangguan depresi berat (+) o Behaviour therapy: fokus untuk meningkatkan
• Riwayat pemakaian obat psikiatri : antidepressant, aktivitas dan memberikan kondisi yang nyaman
antimanic , hipnotik sedative o Individual insight oriented therapy: menyelesaikan
Etiologic konflik di masa lalu
1. Faktor biologi o Interpersonal therapy: cara coping dengan stres,
o Gejala gangguan distimik ~ gangguan depresi mengurangi depresi, dan
berat o meningkatkan kepercayaan diri
o Dasar psikopatologi berbeda o Terapi keluarga dan kelompok
o Neurotransmitter : serotonin dan • Farmakoterapi
noradrenergic o SSRI
2. Faktor psikososial o MAOI :
gangguan ini berasal dari perkembangan ego dan  Phenelzine - sudah ditarik karena
kepribadian dan berpuncak pada kesulitan dalam menyebabkan krisis serotonin akibat
beradaptasi pada masa remaja dan dewasa. menghambat monoamin secara permanen
Freud “Mourning and Melancholia“ : kekecewaan  moclobemide: Reversible Monoamine oxidase
interpersonal di awal kehidupan → rentan depresi → inhibitor, sehingga monoamine masih bisa
ambivalensi hubungan cinta → kehilangan atau bekerja
ancaman akan kehilangan pada kehidupan dewasa → rawat inap
depresi • gejala berat
Teori Kognitif: berpegang pada perbedaan kenyataan • gangguan sosial atau profesi yang berat
dan khayalan → berkurangnya harga diri dan rasa tidak • butuh prosedur diagnosis
berdaya • ide bunuh diri

baby blues
• Gejala afektif/transient mood disturbance4-6
minggu setelah melahirkan
• Mood labil, kesedihan, disforia, confusion,
tearfulness.
• Dapat berlangsung beberapa hari
• Bergantung pada hormonal, stres setelah
melahirkan, adanya beban tanggung jawab sebagai
ibu.
• Tidak dibutuhkan pengobatan khusus
• Terapi: edukasi dan dukungan terhadap ibu
post partum depression
• Gejala baby blues lebih dari dua minggu
• Depressed mood,kecemasan menetap,insomnia,
perubahan berat badan.
• Terjadi dalam 12 minggu pasca melahirkan
• Meningkatkan risiko depresi mayor.
post partum psychosis
•  Puerperal psychosis
•  Depresi, delusi/waham, pikiran menyakiti diri sendiri
atau bayinya
• Ide bunuh diri atau infanticide
• Terjadi pada wanita dengan riwayat keluarga gangguan
mood
• Terjadi pada wanita dengan riwayat gangguan mood
sebelumnya
•  Penyebab: hormonal atau juga proses melahirkan
tersebut.
• Dapat terjadi dalam bebrapa hari setelah melahirkan,
rata-rata dalam 2-3 minggu dan terkadang dalam 8
minggu pasca melahirkan
• Gejala awal: fatigue, insomnia, restlessness, dan ada
episode tearfullness dan emotional lability.
• Gejala lanjut:kecurigaan,kebingungan,inkoheren,
irrational statements, obsessive concern about the
baby’s health.Ada waham terkait ide bahwa bayi sudah
meninggal atau defective, menyangkal kelahiran
dengan mengekspresikan pikiran belum menikah.
• Halusinasi auditorikmembunuh bayi atau diri sendiri.
• Terapi : antipsikotik, mood stabilizer, anti depresan

Anda mungkin juga menyukai