Anda di halaman 1dari 11

TUGAS INDIVIDU

Jigsaw, Learning Cycle

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran Fisika
Dosen Pengampu : Silvi Yulia Sari, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:

Nama : Ririn Fadhilla


NIM :19033128

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
Jigsaw, Learning Cycle

A. Model Jigsaw
1. Pengertian Model Pembelajaran Jigsaw
Menurut Zulfiani, dkk (2009:143) Jigsaw adalah salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu
dalam menguasai materi untuk mencapai prestasi yang maksimal. Dalam
penerapannya siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok, tiap kelompok terdiri
dari tim ahli sesuai dengan pertanyaan yang disiapkan oleh guru maksimal lima
pertanyaan sesuai dengan jumlah tim ahli. Model ini diterapkan bila materi yang
dikaji dalam bentuk narasi tertulis, misalnya kajian-kajian sosial, sastra dan
bagian sains yang bertujuan untuk memperoleh konsep dan keterampilan.
Model ini mendorong siswa untuk bekerjasama dalam kelompok. Setiap
anggota kelompok memahami dan mendalami sesuatu, kemudian digabung
menjadi satu dengan anggota-anggota yang lain untuk memperoleh pemahaman
yang utuh.
Metode jigsaw adalah salah satu tipe pembelajaran aktif yang terdiri dari
tim-tim belajar heterogen beranggotakan 4-5 orang (materi disajikan peserta
didik dalam bentuk teks) dan setiap peserta didik bertanggung jawab atas
penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut
kepada anggota lain.
Dalam Slavin (2005:235) mengatakan metode jigsaw telah dikembangkan
dan diujicoba oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan
teman-teman di Universitas John Hopkins pada tahun 1978. Jigsaw merupakan
model pembelajaran kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok kecil
yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen. Materi pembelajaran yang
diberikan kepada siswa berupa teks dan setiap anggota bertanggung jawab atas
ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari.

2. Karakteristik Model Jigsaw


Menurut Anita Lie (2005:32) metode jigsaw sebagaimana pembelajaran
berbasis kelompok yang lain memiliki unsur-unsur yang saling terkait,
diantaranya:
1. Saling ketergantungan positif (positive interdependence).
2. Akuntabilitas individual (individual accountability)
3. Tatap muka ( face to face interaction )
4. Ketrampilan Sosial (Social Skill)
5. Proses Kelompok (Group Processing)
Proses ini terjadi ketika tiap anggota kelompok mengevaluasi sejauh mana
mereka berinteraksi secara efektif untuk mencapai tujuan bersama. Kelompok
perlu membahas perilaku anggota yang kooperatif dan tidak kooperatif serta
membuat keputusan perilaku mana yang harus diubah atau dipertahankan.
Jadi unsur-unsur di atas mendorong terciptanya masyarakat belajar dimana
hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerjasama dengan orang lain berupa
sharing individu, antar kelompok dan antar yang tahu dan belum tahu.

3. Sintaks Model Jigsaw


Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw disajikan
pada tabel berikut:
Fase Kegiatan
Guru memberikan tujuan pembelajaran
Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan
yang ingin dicapai pada pembelajaran
motivasi siswa
tersebut dan memotivasi siswa.
Guru menyampaikan informasi kepada
Fase 2 : Menyajikan informasi siswa dengan jalan demonstrasi atau
dengan bahan bacaan
Guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana membentuk kelompok belajar
Fase 3 : Mengorganisasikan ke dalam dan membantu setiap kelompok agar
kelompok-kelompok belajar melakukan komunikasi secara efisien,
menentukan kelompok asal dan
membentuk kelompok ahli
Fase 4 : Membimbing kelompok bekerja Guru membimbing kelompok ahli dan
memberi tanggung jawab mengajarkannya
dan belajar
kepada kelompok asal
Masing-masing kelompok
mempersentasikan hasil kerjanya dan guru
Fase 5 : Mengevaluasi
mengevaluasi hasil belajar, tentang materi
yang telah dipelajari
Guru memberi pujian kepada kelompok
yang terbaik dan memberi arahan kepada
kelompok
Fase 6 : Memberikan penghargaan
yang lain, mencari cara untuk menghargai
baik
ujian maupun hasil individu/ kelompok.

4. Kelebihan Dan Kekurangan Model Jigsaw


Kelebihan atau keunggulan model belajar learning cycle yaitu:
1) Meningkatkan motivasi belajar siswa karena pembelajar dilibatkan secara
aktif dalam proses pembelajaran artinya mampu memberikan motivasi
kepada siswa untuk menjadi lebih efektif dan menambah rasa
keingintahuan siswa. 
2) Membantu mengembangkan sikap ilmiah pelajar, artinya melatih siswa
belajar melakukan konsep melalui kegiatan eksperimen.
3) Pembelajaran lebih bermakna, artinya Guru dan siswa menjalankan
tahapan-tahapan pembelajaran yang saling mengisi satu sama lain.
4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir, mencari,
menemukan, dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah mereka
pelajari.
Kekurangan atau kelemahan model belajar learning cycle yaitu:
1) Efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan
langkah-langkah pembelajaran. 
2) Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan
melaksanakan proses pembelajaran. 
3) Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi. 
4) Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun
rencana dan melaksanakan pembelajaran.

B. Model Learning Cycle


1. Pengertian Model Learning Cycle
Model pembelajaran learning cycle atau siklus belajar adalah rangkaian
tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga
pembelajar dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam
pembelajaran dengan jalan berperan aktif (Ngalimun, 2014).
Menurut Santoso (2005), learning cycle pertama kali diperkenalkan oleh
Robert Karplus dalam Science Curriculum Improvement Study (SCIS). Learning
Cycle (siklus belajar) merupakan suatu pengorganisasian yang memberikan
kemudahan untuk penguasaan konsep-konsep baru dan untuk menata ulang
pengetahuan siswa. Learning Cycle terdiri dari beberapa tahap, yaitu libatkan
(engage), eksplorasi (explore), penjelasan (explain), elaborasi
(elaboration/extention) dan evaluasi (evaluation).

2. Karakteristik Model Learning Cycle


Pada siklus belajar 5 fase atau learning cycle, ditambah engagement
sebelum exploration. Pada model ini, tahap concept introduction dan concept
application masing masing diistilahkan menjadi explaination dan elaboration.
Karena itu lc 5 fase sering dijuluki lc 5e (engagement, exploration,
explaination, elaboration, dan evaluation) tahap engagement bertujuan
mempersiapkan diri pebelajar agar terkondisi dalam menempuh fase berikutnya
dengan jalan mengeksplorasi pengetahuan awal dan ide-ide mereka serta untuk
mengetahui kemungkinan terjadinya miskonsepsi pada pembelajaran
sebelumnya. Dalam fase engagement ini minat dan keingintahuan (curiosity)
pebelajar tentang topik yang akan diajarkan berusaha dibangkitkan. Pada fase
ini pula pebelajar diajak membuat prediksi-prediksi tentang fenomena yang
akan dipelajari dan dibuktikan dalam tahap eksplorasi.
Siklus belajar dipilih dalam pembelajaran ini disebabkan siklus belajar ini
merupakan model yang paling efektif dalam pembelajaran ipa, mudah untuk
dipelajari, konsisten dengan paradigma pembelajaran masa kini, dan
menciptakan peluang untuk belajar ilmu pengetahuan.
Prinsip-prinsip yang sering diambil dari konstruktivisme menurut Suparmo
(Trianto, 2010:75), antara lain:
1. Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif,
2. Tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa,
3. Mengajar adalah membantu siswa belajar,
4. Tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir.
5. Kurikulum menekankan partisipasi siswa, dan
6. Guru sebagai fasilitator.
Piaget dan para konstruktivis pada umumnya berpendapat bahwa dalam
mengajar seharusnya diperhatikan pengetahuan yang telah diperoleh siswa
sebelumnya. Dengan demikian mengajar dianggap bukan sebagai proses di mana
gagasan-gagasan guru dipindahkan pada siswa, melainkan proses untuk
mengubah gagasan si anak yang sudah ada yang mungkin ‘salah’.
Oleh karena itu, keberhasilan belajar tergantung pada pengetahuan awal
siswa. Pengetahuan itu tidak dapat dipindahkan secara utuh dari guru kepada
siswa, namun pengetahuan dibangun sendiri secara aktif oleh siswa dengan
bantuan guru melalui suatu pengalaman nyata sehingga siswa dapat berperan
aktif dalam pembelajaran dengan mengkonstruksi pengetahuannya.

3. Sintaks Model Learning Cycle


Kegiatan
Tahapan siklus

Belajar
Guru Siswa
Engagement  Menyiapkan (mengkondisikan)  Menyiapkan diri untuk
siswa mengikuti kegiatan
 Membangkitkan minat siswa pembelajaran
terhadap topik bahasn yang akan  Mengembangkan minat
dipelajari atau rasa ingin tahu
 Melakukan tanya jawab dalam terhadap topikbahasan
rangka mengeksploitasi yang akan dipelajari.
pengalaman awal,pengalaman,  Memberikan respon
ide–ide siswa untuk mengetahui terhadap pertanyaan guru.
kemungkinan terjadinya
miskonsepsi siswa.

Exploration  Mengajak siswa untuk  Membentuk kelompok-


membentuk kelompok–kelompok kelompok kecil.
kecil 3-4 siswa  Memanfaatkan panca
 Memberikan kesempatan indera mereka untuk
kepada siswa untuk berinteraksi dengan
memanfaatkan panca indera lingkungan melalui
mereka semaksimal mungkin kegiatan telaah literature.
dalam berinteraksi dengan  Bekerjasama dalam
lingkungan melalui kegiatan kelompok-kelompok
telaah literature kecil,menguji hipotesis,
 Memberikan kesempatan melakukan dan mencatat
kepada siswa untuk bekerja hasil pengamatan dan
sama dalam kelompok- ide–ide.
kelompok kecil, menguji
hipotesis,melakukan dan
mencatat pengamatan serta ide–
ide.

Explanation  Mendorong siswa untuk  Memberikan penjelasan


menjelaskankonsep dengan terhadap konsep yang
kalimat mereka sendiri. ditemukan dengan
 Meminta bukti dan klarifikasi kalimatnya sendiri
penjelasan siswa  Menggunakan
 Mendengarkan secara kritis pengamatan dan catatan
penjelasan antar siswa atau guru dalam memberi
penjelasan
 Memberikan pembuktian
terhadap konsep yang
diajukan.

Elaboration  Mengajak siswa untuk  Menerapkan konsep dan


mengaplikasikan konsep dan keterampilan yang telah
keterampilan yang telah mereka dimiliki terhadap situasi
miliki terhadap situasi lain dengan mengerjakan
lain,misalnya dengan soal–soal pemecahan
mengerjakan soal–soal masalah.
pemecahan masalah

Evaluation  Mengobservasi pengetahuan  Menjawab pertanyaan


dankecakapan siswa dalam dari guru
mengaplikasikan konsep dan
perubahan berpikir siswa.dapat
dilakukan melalui pemberian
pertanyaan

4. Kelebihan Dan Kekurangan Model Learning Cycle


Ditinjau dari dimensi peserta didik, penerapan strategi ini memberi
keuntungan sebagai berikut :
1) Meningkatkan motivasi belajar karena peserta didik dilibatkan secara aktif
dalam proses pembelajaran.
2) Membantu mengembangkan sikap ilmiah peserta didik.
3) Pembelajaran menjadi lebih bermakna.
4) Dapat menumbuhkan kegiatan belajar
Adapun kekurangan penerapan strategi ini yang harus selalu diantisipasi
diperkirakan sebagai berikut :
1) Efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan
langkah-langkah pembelajaran.
2) Menurut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan
melaksanakan proses pembelajaran.
3) Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan  terorganisasi.
4) Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun rencana
dan melaksanakan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 2007. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.

Anita Lie. 2005. Cooperative Learning; Mempraktekkan Cooperative Learning di


Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia.

Fajaroh, f dan dasna, i wayan. 2007. Pembelajaran dengan model siklus belajar
(learning cycle). [online]. Tersedia: http://lubisgrafura.wordpress.com/diakses
tanggal 19 maret 2015.
Hamzah B. Uno dan Nurdin Muhammad. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM.
Jakarta: PT Bumi Aksara.

Ismail, SM. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang:
Rasail Media Group.

Mel Silberman, Active Learning, terj. Sarjuli, et.al., 2007. Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani.

Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja pressindo.

Rusman. 2018. Model – Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.


Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Santoso. 2005. Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara.

Sari, elies septiana, asim, yudyanto. 2010. Penerapan model pembelajaran learning
cycle 5e untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar fisika siswa kelas x-
keperawatan smk kesehatan bim probolinggo. Jurusan fmipa universitas negeri
malang .(online). (http:// jurnal-online.um.ac.id/, diakses tanggal 15 maret 2015).
Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu Konsep,Strategi, dan Implementsainya
dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran KTSP. Jakarta: Bumi Aksara.
Wina, Sanjaya. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media.

Anda mungkin juga menyukai