Anda di halaman 1dari 11

A.

SUARA YANG MEWAKILI PEMERINTAH


1. Fadli Zon (Wakil Ketua Umum Partai Gerindra)
Analisa :
Menurut Pak Fadli, kita terjebak dalam isu radikalisme yang bisa membuat
kabinet ini menjadi Kabinet Indonesia Mundur. Kabinet harus mendiagnosa dengan
baik apa yang sekarang menjadi tantangan-tantangan Indonesia kedepan. Tantangan-
tantangan itu terutama di bidang ekonomi seperti ketenagakerjaan, lapangan kerja,
ketimpangan, kemiskinan, pertumbuhan yang alakadarnya, dan persoalan-persoalan
lain. Jadi taget terhadap sumber daya manusia yang penting. Keberadaan pak prabowo
merupakan pilihan yang terbaik, karena beliau expert dibidang itu. Jadi secara umum
apa yang menjadi tugas dari kabinet ini sangatlah berat disemua bidang, tapi
khususnya tantangan yang diharapkan bisa diselesaikan adalah bidang ekonomi,
karena langsung menyangkut hajat hidup orang banyak. Untuk itu perlu memberikan
ruang gerak bagi kabinet ini untuk bekerja dan melihat kedepan tantangan-tantangan
apa saja yang harus dihadapi.
Tanggapan masyarakat ada pro dan kontra merupakan hal yang wajar. Ada
yang duduk pada tempatnya dan ada yang tidak duduk pada tempatnya, inilah yang
harus dievaluasi terutama kementrian yang sangat sensitif menyangkut agama dan
pendidikan. Tim kabinet ekonomi harus bisa menjawab tantangan dibidang ekonomi,
mendapat beban yang berat, jadi seharusnya yang mendaat beban ini tidak boleh
tertawa. Tentu harus ada target, karena output lebih penting daripada proses. Yang
harus dibahadapi saat ini bukan eoforia untuk mendapatkan jabatan, karena mereka
yang diberikan amanah untuk jabatan-jabatan di kementerian ini perlu bekerja keras
dan bekerja cerdas untuk mencapai target sasaran.
Politik itu bukan sekedar untuk mencapai jabatan kekuasaan tetapi jalan
pengabdian, dan jalan pengabdian itu bisa eksekutif maupun legeslatif. Jalan eksekutif
ada Pak Prabowo disana, dan jalan legeslatif ada DPRD. Ini tidak masalah yang
penting kompetensi, kapasitas, dan kapabilitas. Susunan kabinet saat ini jauh lebih
baik daripada sebelumnya kalau dilihat dari semangatnya, tetapi ada beberapa
portofolio yang kurang cocok dengan orang-orang yang ada tadi yang kemudian di
masyarakat menjadi perbincangan. Jawaban tersebut dalam 100 hari harus kelihatan
apakah ada kemajuan atau sekedar rutinitas biasa, sehingga menjadi tantangan berat
untuk Kabinet Indonesia Maju apakah bisa benar-benar maju, ataukah hanya jalan di
tempat, ataukah justru mundur.
1
2. Akbar Faizal (PolitisiParta Nascem)
Analisa :
Sebenarnya susunan kabinet ini menjadi persoalan, apakah Pak Jokowi yang
menawari Gerindra atau Gerindra yang meminta. Karena menurut Pak Akbar ini
merupakan hal yang aneh. Tidak ada di dunia ini yang kemarin berhadap-hadapan,
apa yang dikampanyekan di pilpres itu sebuah keyakinan yang terbaik. Pak prabowo
dan Gerindra meyakini betul apa yang dipertarungkan kemarin begitu juga kubu
Jokowi, lalu bagaimana bisa sekarang masuk menjadi kabinet mengikuti visi presiden,
padahal ada beberapa kampanye dari kubu prabowo dan kubu jokowi yang saling
bertentangan.
Di bidang pangan, jokowi : import di butuhkan untuk stabilisasi harga
sedangkan prabowo : import merugikan petani. Bidang paratur sipil negara jokowi :
gaji aparat sipil negara dan penegak hukum sudah cukup sedangkan prabowo : gaji
aparat sipil harus ditingkatkan. Bidang organisasi masyarakat, jokowi : HTI harus
dibubarkan karena mengancam NKRI sedangkan prabowo : pembubaran HTI
merupakan pelanggaran HAM. Bidang pertahanan dan keamanan, jokowi : anggaran
alucista sudah tinggi sedangkan prabowo : anggaran alucista masih sedikit. Bidang
tenaga kerja, jokowi : tenaga kerja asing di Indonesia membantu peningkatan SDM
dan jumlahnya masih normal sedangkan prabowo : Indonesia dibanjiri oleh tenaga
kerja asing dan mulai mengancam warga negara Indonesia.
Inilah yang membuat kebingungan, harus menyakini yang mana. Ini
merupakan pemikiran 2 kelompok hebat, yang seharusnya diperdebatkan dan
diertarungkan di DPR. Itulah alasan kita punya parlemen/DPR, tetapi kemudian malah
saling berkoalisi. Koalisi tidak dikenal oleh sistem presidential, koalisi dikenal di
sistem parlementer. Ada sesuatu yang salah, kenapa tiba-tiba orang yang berhadap-
hadapan tiba tiba berkoalisi. Menurut Pak Akbar hari ini presiden tersandra.
Dalam berpolitik negara ini sudah salah, dalam pasal 6A disebutkan bahwa
sebuah partai politik yang benar adalah mencalonkan kadernya sendiri. Kalau ada 10
partao yang masuk DPR berarti 10 partai iniharus mencalonkan kadernya. Menueut
pak akbar tidak bisa ada partai yang setengah mati berjuang malah mencalonkan
kader orang lain. Pola yang dipakai sekarang ini anomali. Sebagai partai pendukung
pemerintah, hanya bisa m,endukung kebaikan-kebaikan yang sedang diniatkan oleh
pemerintah ini. Tetapi sistem pemerintahan ini sudah tidak benar.

2
3. Haikal Hassan (Ketua II PA 212)
Analisa :
Menurut Pak Haikal seharusnya lebih tepat Kabinet Indonesia Maju yang menangis,
yang tertawa, dan yang masa bodoh. Pak Haikal menanggapi apa yang disampaikan
oleh Pak Mahfud yang seakan-akan darurat radikal, padahal yang darurat adalah
ekonomi. Salah satu munculnya darurat ekonomi karena ketidakadilan dan
ketimbangan sosial. Pak Haikal tidak pernah bisa memuji Pak Jokowi karena beliau
tidak bisa memenuhi janjinya waktu kampanye yang akan menaikan pertumbuhan
ekonomi menadi 7% tapi kenyataanya hanya 5%. Pak Haikal setuju dengan pernyataan
Pak Mafud untuk memberantas orang takfiri, tetapi jangan tefokus dengan itu, tapi ke
ekonomi. Bukalah lapangan kerja, stop hutang luar negeri, dan lakukan efisensi. Kami
tidak menangis, tidak pula tertawa, tapi pasti ada juga yang tidak peduli. Yang pasti
tetap oposisi siapaun yang menjadi menteri di Kabinet Indonesia Maju.

4. Fuad Bawazier (Mantan Mentri Keuangan)


Analisa :
Dulu dalam orde baru,semua pemerintahan menginginkan kestabilan politik
untuk menjalankan ekonominya. Pak jokowi ini agak unik, beliau tidak mempunyai
partai politik karena itu susunan kabinetnya 55% professional dan 45% partai politik.
Sehingga 55% ini fraksinya pak jokowi untuk kestabilan karena yang namanya stabil
harus memiliki kekuatan politik. Waktu yang akan menjawab apakah pemilihan
kabinet ini tepat atau tidak, tetapi bisa jadi akan ada perbaikan. Artinya walaupun
semua mengatakan secara formal “kami tidak meminta, itu hak prerogative presiden”
tapi secara politis presiden pasti mempertimbangkan lobi-lobi atau titipan dari
kekuatan real politik baik dari partai politik.
Tetapi nanti setelah berjalannya kabinet ini, presiden cukup tegas menyatakan
akan mencopot jabatan apabila tidak kerja dengan benar. Sehingga tidak heran kalau
dalam 6 bulan akan ada reshuffle. Saat ini problem yang dihadapi adalah ekonomi,
semua problem ekonomi kecuali inflamasi, tidak ada yang tercapai targetnya. Ada
masalah export import yang tidak mencapai targt, masalah daya saing menurun,
masalah ketimpangan ekonomi, manufacture menurun. Optimisnya kalau kabinetnya
tidak jalan akan ada perbaikan/reshuffle dari presiden. Pesimisnya dalam bidang
ekonomi kalau ditangani oleh orang yang sama, dengan sistem yang sama juga, pasti
hasilnya tidak jauh beda dari sebelumnya dalam artian tidak ada kemajuannya.
3
B. SUARA PENDUKUNG PEMERINTAH
1. Prof. Mahfud Efendi (Kemenko Polhukam)
Analisa :
Prof. Mahfud menanggapi analisa dari Pak Hendri mengenai Radikalisme.
Tujuan yang digariskan untuk mencapai visi yang ditentukan presiden diantaranya
dengan melakukan “deradikalisasi”. Visi deradikalisasi ini untuk menjamin jalannya
pemerintah secara baik dalam rangka menuju kemakmuran sesuai dengan tujuan
negara. Hubungan deradikalisasi dengan persoalan agama sering disalahpahami,
yaitu bilang kafir boleh tetapi tidak boleh menuduh orang lain kafir dan jangan
memusuhi orang yang menurut agama kita itu kafir karena mereka juga mempunyai
agama sendiri.
Didalam Islam ada ajaran tentang kekhilafan, tetapi tidak ada ajaran tentang
sistem kekhilafan. Sehingga tidak ada sistem pemerintahan di Islam, sistemnya bebas
berdasarkan pilihan sendiri sehingga negara ini sistem pemerintahannya sudah sesuai
dengan Islam. Maka cara membuat hukum bermacam-macam bisa darul-
nadwa/dewan perwakilan, darul ifta/fatma ulama, pemilu, sistem parlemen, sistem
presidential, dan itu benar semua tidak ada yang salah. Negara pancasila itu sudah
benar, tidak ada yang bertentangan dengan syariat. Jadi jangan menjadi kaum takfiri
hanya karena berbeda cara bernegara. sekarang banyak muncul kaum takfiri yang
selalu ingin mengkafirkan orang, itulah yang disebut “Radikal”.
Kalau berbicara mengenai radikal, seoalah-olah orang Islam adalah radikal
padahal orang Islam justru tidak radikal, hanya segelintir orang saja. Semuanya
menerima negara pancasila sebagai bagian pelaksanaan syari. Oleh karena itu apabila
ada yang ingin menganggu, kita semua melawan tidak hanya pemerintah saja. Negara
ini harus dijaga karena kalau sudah kacau, negara akan menderita dan
menyengsarakan masyarakat yang berarti melanggar prinsip syariat. Di Indonesia
organisasi radikal dibubarkan tetapi anggotanya tidak ditangkap. Ini berarti
pemerintahan sekarang baik, karena yang dibubarkan dari sudut hukum administrasi
bukan sudut pidana. Indonesia ini bukan negara Islam, tetapi negri Islami yang
berarti tidak usah bernama Islam tetapi perilakunya Islami. Islam yang tumbuh di
Indonesia adalah Islam yang damai.

4
2. Ali Mochtar Ngabalin (Mantan Tenaga Ahli Utama KSP)
Analisa :
Sekarang ini yang terpenting memberikan dukungan dan sokongan kepada
pemerintah dengan Kabinet Indonesia Maju supaya dampaknya sampai kepada
masyarakat Indonesia. Masyarakat perlu sadar bahwa sekarang ini tidak lagi berada
pada dikotomi besar tentang terbelahnya masyarakat Indonesia pada pemilu kemarin,
supaya tokoh publik mempunyai tanggungjawab dalam memberikan pembelajaran
kepada masyarakat Indonesia. Bicara mengenai yang menangis dan yang tertawa, ini
merupakan arti kiasan untuk memberikan pembelajaran kepada masyarakat Indonesia
bahwa politik itu bukan hitam putih. Politik adalah strategi dalam seni mengelola
kekuasaan.
Pak Ali menanggapi pernyataan Pak Inas mengenai wakil menteri. Menurut
Pak Ali bahwa apabila terdapat beban kerja yang membutuhkan pengamanan secara
khusus, presiden dapat mengangkat wakil menteri pada kementerian tertentu. Jadi
presiden yang memiliki kebutuhan, bukan urusan kementerian itu pada level 1/2/3.
Tetapi sebagai seorang kepala negara beliau memiliki kompetensi yang cukup untuk
melihat bagaimana sebuah kementerian itu bisa diurus dengan baik untuk
mewujudkan visi misi presiden di Kabinet Indonesia Maju. Tidak ada satu orang
yang bisa melakukan intervensi terhadap apa yang presiden mau terhadap susunan
kabinetnya. Inilah yang presiden inginkan terhadap sebuah pemerintahan yang kuat,
maju, dan berwibawa.
Pak Ahli menanggapi pernyataan Pak Inas mengenai deputi. Menurut Pak Ahli
deputi itu unit eselon satu, tugasnya untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
sifatnya kerja teknis, administrasi, dan bidang lain. Kemudian pada Pilpres No.60
tahun 2012 pasal 1 menyebutkan bahwa wakil menteri itu dibawah menteri dan
bertanggungjawab kepada menteri. Dalam konteks seperti inilah maka sebuah
kementerian memiliki wewenang untuk bisa mempertanggungjawabkan apa yang
diamanahkan oleh presiden terhadap bidang kementerian yang diberikan amanah.
Sebaiknya membuat satu narasi yang bagus untuk bisa memberikan dorongan
kepada masyarakat bahwa pemerintah ini telah terbentuk dan kedepan akan bisa
melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dengan baik. Susunan kabinet ini terdiri dari
pilihan-pilihan terpercaya yang miliki kompetensi, kemampuan, kapasitas, dan
kapabilitas yang cukup untuk bisa melayani rakyat Indonesia

5
3. Kapitra Ampera (Politisi PDI Perjuangan)
Analisa :
Didalam politik, nasdem tidak menangis dan tidak tertawa, karena politik itu
konflik dan komporomis dimana goalnya adalah kekuasaan. Bohong kalau politik
tidak mengharapkan kekuasaan. Ketika menentukan politik, pasti mempunyai
keinginan kekuasaan agar bisa lebih efektif dalam berpartisipasi membangun bangsa.
Hanya kekuasaanlah yang bisa membangun negri, maka dalam teologi Islam tidak
haram apabila meminta kekuasaan kalau bisa professional di bidang itu. Dalam
politik tidak ada yang abadi kecuali kepentingan, sehingga tidak heran kalau lawan
menjadi kawan, itulah seorang politikus yang handal, bagaimana bisa merekrut lawan
menjadi lawan dan ditempatkan ditempat yang tepat.
Pak Prabowo seorang militer dan mengerti strategi militer untuk itu diberi
tempat yang professional menjadi menteri pertahanan. Pak Prabowo harus
membuktikan bagaimana membangun pertahanan dan keamanan Indonesia ini
dengan efektif agar tidak menjadi ancaman. Untuk itu terlalu dini kalau menilai
kenapa ada partai kecil yang mendapat kursi dan tidak mendapat kursi. Lebih baik
mulai membangun dengan prasangka baik sehingga bisa melihat kemana bangsa ini
akan dibawa karena ada dua kekuatan besar menjadi satu yaitu Pak Jokowi dan Pak
Prabowo.
Biarkan kabinet ini bekerja dulu sehingga baru bisa menilai apakah presiden
ini telah memilih dengan tepat atau justru tersandra. Bisa jadi besuk menimbulkan
sesuatu karya yang jauh dalam lintasan pikiran manusia, sehingga kekecewaan yang
ada harus dipendam lalu dihilangkan. Tetapi sebuah kegembiraan bahwa 2 kekuatan
besar menyatu, untuk itu kita harus memberikan kesempatan untuk membuktikan
kalau mereka ini pemimpin-pemimpin besar yang bisa di andalkan, bisa
menyelamatkan republik ini, dan menyejahterakan masyarakatnya.

C. SUARA PENYEIMBANG PEMERINTAH


1. Hendri Satrio (Pengamat Politik)
Analisa :
Kabinet Indonesia Maju ini memang menarik dengan masuknya pak prabowo
menjadi menteri pertahanan, mestinya ambil jalur tim sukses kalau mau jadi menteri
bukan jalur capres. Ternyata dibalik itu, memang ada agenda-agenda lain selain hanya
pembentukan kabinet seperti amandemen menyeluruh UUD 1945. Disini jelas bahwa
6
Gerindra dibutuhkan oleh koalisi partai politik dalam amandemen menyeluruh UUD
1945 yang ada kaitannya dengan masa periode presiden dan GBHN. Menurut pak
hendri lebih baik perbaiki otonomi daerah yang jelas menghambat birokrasi dan
investasi. Kalau GBHN itu belum terlalu urgent, sehingga tidak harus memunculkan
GBHN apalagi ada amandemen menyeluruh UUD 1945 yang jelas-jelas dilarang
Undang-Undang.
Pembentukan kabinet ini jelas bagi-bagi kursi. Ada beberapa nama-nama lama
yang menurut Pak Hendri pantas ada di kabinet seperti Pak Basuki karena memang
handal dalam infrastrukturnya. Degan melihat isi kabinet ada beberapa nama yang
juga merupakan ketua partai politik, padahal Pak Jokowi pernah mengatakan
sebaiknya tidak ada rekap jabatan, namun nampakya sekarang lebih permisif.
Memang ada yang berpendapat bahwa tidak boleh rekap jabatan sesuai UU No 23
namun ada juga yang mengatakan mereka bukan penyelenggara negara sehingga
boleh rekap jabatan sesuai UU No.25.
Beberapa partai politik yang sudah bekerja keras namun tidak mendapat kursi
seperti Hanura, PBB, PKPI mungkin karena penuh konflik didalamnya. Sedangkan
PSI dan Perindro terpilih mungkin karena prediksi masa depan PSI dan Perindo masih
ada. Ada satu kata yang ngetop di pemerintahan Jokowi yaitu “Radikalisme”.
Mungkin ini ada kaitannya dengan kabinet Jokwi saat ini. PKS yang posisinya kiri
banget tidak diajak, sedangkan PDIP yang posisinya kanan banget semuanya
dikumpulin. Mungkin dalam rangka “radikalisme” ini kemudian koalisi kabinet ini
dibuat dan meninggalkan KPS.
Orang-orang baru memang perlu diberi kesempatan seperti Pak Nadiem yang
menjadi mentri pendidikan dengan segala kontoversi yang belum pernah sekolah di
Indonesia. Jadi artinya kertas putih, terserah mau diapakan pendidikan Indonesia
berdasarkan sekolahnya luar negri. Minimal dengan kertas putih, Pak Nadim bisa
mengcreate sendiri langkah yang harus dilakukanya.
Kabinet ini merupakan kabinet coba-coba, yang berarti dalam hitungan beberapa
bulan kedepan akan ada reshuffle yang pertama. Bahkan Pak Jokowi mengatakan
tidak ada visi menteri yang ada visi presiden. Pak Hendri memberikan kesempatan
kepada para menteri untuk bekerja tetapi mudah-mudahan pada saat reshuffle yang
pertama terjadi yang mungkin tidak ada 1 tahun, pesan pak hendri yaitu “Gantilah
menteri yang lebih ajeg dan loyal”.

7
2. Agus Pambagio (Pengamat Kebijakan Publik)
Analisa :
Politik itu tidak bisa pasti, politik itu perlu keseimbangan sehingga presiden
mengambil kebijakan untuk mengakomodasi partai politik dan professional. Siapapun
mentrinya harus mempunyai integritas, leadership, cepat belajar, dan sudah kenyang.
Beberapa mentri yang diambil sudah pasti kenyang, namun belum tentu punya
integritas, leadership, dan cepat belajar. Kalau presiden memahami tupoksi dan sektor
lama, sudah pasti seharusnya presiden segera ambil tindakan reshuffle. Apa yang
dipilih presiden pasti ada baik dan buruknya. Mungkin presiden mengaharapkan ada
banyak event dari menteri pariwisata dan terobosan baru dari menteri pendidikan.
Presiden harus segera melakukan reshuffle apabila dalam 6 bulan tidak bisa
mengikuti visi misi presiden. Setelah 1 bulan baru bisa mengkritisi apakah kinerja
para mentri sesuai visi presiden atau tidak. Menurut pak agus antara yang menangis
atau yang tertawa biasa saja, enjoy saja. Kalau salah pilih kabinet atau tidak itu
tergantung setiap orang melihatnya atau dengan kata lain tergantung persepsi setiap
orang. Dalam sudut pandang presiden mungkin itu yang paling pas karena mungkin
punya agenda tertentu. Tentu semua resiko ada ditangan presiden ketika presiden
gagal.

3. Inas Nasrullah Zubair (Politisi Hanura)


Analisa :
Hanura tidak menangis kalau kecewa itu manusiawi, tetapi yang terpenting tidak
berlarut-larut dalam kekecewaan. Menurut hanura sekarang ini yang terpenting adalah
rakyat Indonesia menunggu kerja nyata dari kabinet ini. Hanura tidak menuntut apa-
apa, hanya mendorong Pak Jokowi untuk segera bekerja dengan kabinetnya. Dalam
susunan kabinet sekarang ini di dalam kementrian BUMN merupakan satu-satunya
kementerian yang mempunai 2 wakil menteri. Padahal menurut DPR, kementrian
BUMN ini adalah kementerian kelas 3 berdasarkan, namun sekarang malah memiliki
2 wakil menteri. Kalu bicara soal kompleksitas, kementerian BUMN tidak bisar tetapi
volumenya besar, sedangkan kompleksitas tinggi seperti perdagangan malah hanya
diberi 1 wakil menteri.

8
Dikementerian BUMN sudah ada yang namanya Deputi. Deputi mempunyai tugas
merumuskan, pelaksana kebijakan, serta sinkronisasi. Sedangkan wakil menteri itu
tugasnya kurang lebih sama. Jadi kalau sekarang di kementerian BUMN sudah ada
deputi kemudian ditambah wakil menteri, sudah jelas pasti akan ada tumpang tindih
tugas. Yang benar bukan ditambah wakil menteri, tetapi deputi yang diperbanyak
menjadi agar efektif karena beban kerja yang ditanggung besar dan agar menguasai
bidangnya.

4. Bambang Harimurti (Wartawan Senior)


Analisa :
Ada yang sangat unik di Indonesia, yang kalah dalam pilpres masuk menjadi
anggota kabinet di presiden yang terpilih. Mungkin ini namanya pilpres pancasila atau
demokrasi pancasila. Ini menujukan bahwa posisi pak jokowi lemah, karena beliau
melihat adanya ancaman. Beliau seorang presiden yang bukan partai politik dan tidak
punya kekuasaan militer. Ketika melihat Ibu Megawati merangkul Pak Prabowo,
sehingga Pak Jokowi merangkulnya terlebih dahulu untuk dimasukan didalam
kabinet. Kemungkinan pak jokowi ingin memperkuat politiknya. Pak Jokowi
mungkin merasa khawatir soal keamanan dan merasa posisinya perlu ada pengauatan.
Dilihat dari susunan kabinet, dapat dilihat bahwa Pak Jokowi ingin memperkuat di
parlementer, kemudian GBHN diperiode ke 2 ini penting untuk presiden karena
supaya ada jaminan siapapun yang menggantikan dirinya akan meneruskan
programnya yang sekarang, dan beliau melihat adanya kesamaan dengan Ibu
Megawati. Jadi ini kelihatanya amandemen untuk GBHN ada keselarasan kepentingan
antara kekuatan diparlemen dengan kepentingan Pak Jokowi sendiri.
Ini merupakan pertempuran jangka pendek untuk mendapatkan keamanan. Dan
juga pendekatan jangka pendek, artinya dalam 1 tahun kedepan akan ada reshuffle
yang cukup besar dan mungkin akan dilaksanakan ketika berbagai UU strategis yang
diperlukan Pak Jokowi untuk lolos/untuk memastikan bahwa program-program beliau
dalam 5 tahun kedepan ini berjalan dengan baik. Kalau Pak Jokowi bertempur seperti
saat pilpres akan rame di parlemen dan belum tentu lolos. Jadi sekarang, dirangkul
semuanya, diakomodasi baik yang kompeten ataupun tidak kompeten, begitu sudah
lolos kemudian ada evaluasi menteri, kemungkinan pasti ada yang tidak kompeten
digantikan.

9
5. Prof. Efendi Gazali (Pakar Komunikasi Politik)
Analisa :
Presiden tidak bisa membahagiakan semua orang, harus dibagi sesuai dengan apa
yang dibutuhkan pada saat ini. Ada satu hal yang mungkin bisa mengancam
pencapaian dari Kabinet Indonesia Maju ini yaitu dalam hal mentri pemuda dan
olahraga. Tidak lama lagi aka nada semacam akselerasi untuk mempercepat kongres
PSSI, ditambah dengan keributan-keributan yang masih ada di lapangan sepak bola.
Jangan sampai hak kita untuk melaksanakan piala dunia 2021 itu dicabut karena ini
merupakan pencapaian Kabinet Indonesia Maju.

6. Prof. Salim Haji Said (Guru Besar Ilmu Politik Univ.Pertahanan)


Analisa :
Orang mau jadi menteri supaya lebih sejahtera. Ini merupakan mental bangsa
yang miskin lama sekali, begitu ada kesempatan kaya, dia tidak peduli cara apa saja
asalkan kaya, karena sudah terlalu lama menderita. Adanya ancaman dari Pak Jokowi
yang akan mencopot yang berarti akan ada reshuffle, jadi sebaiknya para menteri
yang mendapat rumah dinas jangan berambisi tinggal 5 tahun disitu. Mengenai
radikalisme, ini memang tida ada maksud menyangkutkan dengan politik/susunan
kabinet saat ini tetapi tidak bisa juga tidak ditafsirkan dalam politik. Karena memang
masih ada persoalan lama yaitu hubungan islam dengan negara. Mengenai tata negara
bahwa tata negara yang koalisi tidak bisa karena sistemnya presidential itu tidak
benar. Karena sistem politik itu bukan sesuatu yang baku dari sananya, tetapi hasil
proses suatu negara.

D. SUARA PRIBADI
1. Menganai Radikalisme
Kabinet Indonesia Maju merupakan sinyal Presiden Joko Widodo untuk menyatakan
perang terhadap radikalisme. Hal itu lantaran adanya individu-individu yang
berkompeten menghilangkan gerakan radikal di Indonesia. Mereka adalah Menteri
Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri
Koordinator Politik, Hukum, dan Kemanan Mahfud MD, serta Menteri Agama Fachrul
Razi. Empat menteri tersebut sudah tepat untuk ditempatkan di kementerian-
kementerian yang menjadi garda terdepan melawan radikalisme. Terlebih keempatnya
memiliki latar belakang yang lengkap dari mantan aparat negara hingga sipil.
10
2. Mengenai Susunan Kabinet
Jokowi pernah mengatakan hendak memberikan porsi kepemimpinan kepada
anak muda. Iktikad Jokowi yang hendak mengangkat menteri di bawah usia 30 tahun
nyatanya tidak terbukti. Banyak anak muda Indonesia yang berprestasi. Namun
sepertinya belum cukup meyakinkan Jokowi untuk memilihnya sebagai anggota
kabinet. Kemungkinan jokowi mengkhawatirkan kemampuan anak muda jika harus
membawahi banyak orang tua dalam sebuah lembaga kementerian dan juga
mempertimbangkan rekam jejak sosok anak muda. Namun di ranah legislatif ada
kaum muda yang telah mendapatkan tempat, Hillary Brigitta di usianya 23 tahun yang
tercatat sebagai anggota DPR termuda.
Di dalam kabinet ini tidak ada menteri di bawah usia 30 tahun. Bahkan
Menteri Pemuda dan Olahraga yang dianggap sebagai representasi dari generasi muda
saat ini diisi oleh sosok berumur 57 tahun, Zainudin Amali. Bandingkan dengan
negara jiran Malaysia yang menunjuk Syed Saddiq sebagai Menteri Pemuda dan
Olahraga (Menteri Belia dan Sukan) yang saat itu usianya 25 tahun. Setidaknya,
penunjukan anak muda diharapkan mampu menjadi penyambung kehendak generasi
muda yang jumlahnya cukup signifikan.
Dalam beberapa bidang, slogan "Yang Muda Yang Dipercaya" memang sudah
terbukti. Namun dalam kasus penunjukan menteri sebagai pembantu presiden ini,
kaum muda belum mendapatkan kepercayaan. Maka, ini menjadi semacam
penyadaran agar generasi muda terus berkarya dan membuktikan bahwa dirinya layak
untuk dipercaya memimpin negeri ini. Meskipun usia muda belum menjamin
kesuksesan dalam memimpin organisasi, tetapi karakter pemuda yang menjadi
harapan agar bangsa ini maju lebih cepat. Usia muda juga bukan jaminan seseorang
dapat memimpin dengan baik. Menteri Pemuda dan Olahraga sebelumnya, Imam
Nachrawi ditangkap KPK menjadi tersangka kasus suap. Maka yang terpenting adalah
integritas dan kemampuan untuk menjaga amanah.
Namun yang lebih penting adalah kemauan generasi muda untuk berkontribusi
di mana pun dan pada jabatan apapun. Perlu disadari bahwa jabatan hanyalah sarana
untuk berkontribusi. Tidak harus jadi menteri untuk berkontribusi. Kita pasti bisa
berkontribusi dengan posisi kita. Masing-masing harus memanfaatkan perannya untuk
kemajuan bangsa. Semoga para menteri yang terpilih mampu memiliki karakter
generasi muda. Semoga mereka sukses dengan amanahnya, mampu menyelesaikan
tugas hingga akhir jabatannya.
11

Anda mungkin juga menyukai