Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PEMICU PKK KELOMPOK KHUSUS

“ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS


PADA ANAK SEKOLAH”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas PKK Kelompok Khusus


Dosen Pembimbing : Titik Endarwati, SKM., MPH.

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8

1. BAYU ADI NUGROHO (P07120217015)


2. DIAN NOVITA (P07120217016)
3. DYAH AYU SEKARSARI (P07120217017)
4. ERVIETA ADISTYA H. (P07120217018)

JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2021/2022
ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS
ANAK SEKOLAH

KASUS :
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa Ners Jurusan Keperawatan
Poltekkes Yogyakarta di Kelurahan Millenial RW 20, berjarak 1 KM dari RW 20, terdapat 1
sekolah dasar yang berdekatan yaitu SD Tunas Bangsa. Mahasiswa kemudian melakukan
pengkajian lebih lanjut di sekolah tersebut. Di sekitar sekolah juga banyak ditemukan
pedagang makanan di pinggir jalan. Makanan terlihat berwarna sangat menarik, ada juga
jenis makanan mie instant yang tidak memiliki izin Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM), anak-anak juga menyantap makanan tersebut tanpa terlihat mencuci tangan, mereka
mengatakan belum mengetahui cara cuci tangan bersih dengan benar. Terlihat banyak anak
sekolah yang berlalu lalang diantara arus kendaraan ramai yang lewat di depan sekolah.
Menurut guru sekolah tersebut 80% dari murid-murid yang ada tidak pernah sarapan ke
sekolah, dengan alasan tidak sempat, tidak menyukai makanan di rumah, ortu tidak sempat
masak, mengatakan tidak mengetahui pentingnya sarapan dan diberi uang jajan yang banyak
dari ortu. Sebanyak 144 Anak SD mengatakan tidak membawa bekal makan di sekolah. Anak
SD juga menyatakan bahwa ortu tidak pernah mengontrol jenis jajanan yang dibeli mereka.
Pihak sekolahpun menyatakan tidak pernah memeriksa kualitas Kesehatan makanan yang
dijual di depan sekolah. Para ortu juga mengeluh anak mereka mengalami kecanduan
bermain Play Station yang banyak disewakan di sekitar tempat tinggal mereka, bahkan
terdapat sejumlah anak yang rela tidak diberi uang jajan asalkan diberikan uang untuk
bermain games/ PS. Hasil wawancara dengan pihak sekolah didapatkan data bahwa mayoritas
alasan murid izin tidak sekolah karena sakit diare, batuk pilek. Guru kelas juga mengatakan
sering menjumpai beberapa murid mengantuk saat pelajaran di kelas.

A. PENGKAJIAN
1. Distribusi Anggota Kelompok
a. Dstribusi anggota kelompok berdasarkan kelompok umur dan jenis
kelamin
Anak-anak umur 7-13 tahun sebanyak 180 anak, terdiri atas 100 perempuan
dengan persentase 55,55% dan 80 laki-laki dengan persentase 44,45%.
b. Distribusi anggota kelompok berdasarkan pendidikan
Jumlah anggota kelompok yang lulus pendidikan taman kanak-kanak
sebanyak 180 anak dengan persentase 100%.
c. Distribusi anggota kelompok berdasarkan agama/kepercayaan
Anggota kelompok yang menganut agama islam sebanyak 150 anak dengan
persentase 83,33%, Anggota kelompok yang menganut agama protestan
sebanyak 20 anak dengan persentase 11,12%, Anggota kelompok yang
menganut agama katolik sebanyak 10 anak dengan persentase 5,55%.

2. Kondisi Biologis Kelompok


a. Keadaan kesehatan
Secara umum kondisi kesehatan anak usia sekolah di SD Tunas Bangsa tidak
ada yang mengalami penyakit terminal akan tetapi didominasi oleh berbagai
penyakit yang timbul akibat kebersihan diri yang kurang yaitu diare, batuk,
dan pilek.
b. Kebersihan perseorangan
Secara umum kebersihan diri anak usia sekolah SD Tunas Bangsa baik yaitu
mandi dua kali sehari, keramas tiga kali sehari, gosok gigi sebelum tidur,
potong kuku seminggu sekali, membersihkan telinga seminggu sekali, hanya
saja terdapat 144 anak dengan persentase 80% tidak mencuci tangan saat
menyantap makanan.
c. Penyakit yang banyak diderita
Penyakit yang banyak diderita anak-anak antara lain diare dengan jumlah anak
110 dengan persentase 61,11%, batuk dan pilek dengan jumlah anak 70
dengan persentase 38,89%.
d. Penyakit kronis atau menular
Tidak ada anak SD Tunas Bangsa yang menderita penyakit kronis maupun
penyakit menular.
e. Pola makan
Jumlah anak yang tidak pernah cuci tangan sebelum makan sebanyak 144
anak dengan persentase 80%, jumlah anak yang jajan sembarangan di
lingkungan sekolah sebanyak 60 anak dengan persentase 33.33%, dan jumlah
anak yang mengkonsumsi makanan terbuka sebanyak 36 anak dengan
persentase 20%, jumlah anak yang tidak pernah sarapan sebelum berangkat
sekolah sebanyak 144 anak dengan persentase 80% dengan alasan tidak
sempat, tidak menyukai makanan dirumah, orang tua tidak sempat masak, dan
diberi uang jajan yang banyak dari orang tua.
f. Pola tidur
Sebanyak 80 anak dengan persentase 44,44% tidak pernah tidur siang karena
anak kecanduan bermain play station yang disewakan disekitar tempat tinggal
mereka, sebanyak 60 anak dengan persentase 33,33% tidur malam mulai pukul
22.00 WIB dan bangun tidur pukul 06.00 WIB sehingga menyebabkan anak
mengantuk saat pelajaran dikelas.
g. Kecacatan
Tidak ada anak usia sekolah di SD Tunas Bangsa yang mengalami cacat fisik
mapun cacat mental.

3. Kondisi Psikologis Kelompok


a. Keadaan emosi
Kondisi emosi anak-anak usia sekolah di SD Tunas Bangsa secara umum
stabil layaknya anak usia sekolah lainnya seperti bertengkar saat bermain,
berperilaku seperti apa yang sering dilihat baik di televisi maupun di
lingkungan masyarakat tempat mereka tinggal.
b. Kebiasaan buruk
Sebanyak 80 anak dengan persentase 44,44% kecanduan bermain play station
yang disewakan disekitar tempat tinggal mereka, bahkan terdapat 50 anak
dengan persentase 27,77% yang rela tidak diberi uang jajan asalkan diberikan
uang untuk bermain game/play station.
c. Pengambilan keputusan
Sebanyak 75 anak dengan persentase 41,66% mengambil keputusan
berdasarkan saran dari orang tua, sebanyak 105 dengan persentase 58,34%
mengambil keputusan berdasarkan keinginannya sendiri.
d. Ketergantungan obat / bahan
Tidak ada anak usia sekolah di SD Tunas Bangsa yang ketegantungan obat.
e. Mencari pelayanan kesehatan
Sebanyak 20 anak dengan persentase 11,11% memanfaatkan pelayanan
kesehatan saat mulai merasa kurang enak badan. Sebanyak 60 anak dengan
persentase 33,35% memanfaatkan pelayanan kesehatan jika sakitnya sudah
parah. Sebanyak 50 dengan persentase 27,77% anak memilih mengobati
dengan pengobatan sederhana, dan sebanyak 50 dengan persentase 27,77%
anak memilih mendiamkan saja sakitnya sampai sembuh sendiri.
f. Rekreasi
Sebanyak 35 anak dengan persentase 19,44% berekreasi bersama anggota
keluarga setiap seminggu sekali. Sebanyak 65 anak dengan persentase 36,11%
berekreasi saat hari libur nasional. Sebanyak 40 anak dengan persentase
22,22% memanfaatkan jam pelajaran olahraga sebagai rekreasi, dan sebanyak
40 anak dengan persentase 22,22% bermain bersama teman-temannya di
rumah.

4. Kegiatan Sosial Kelompok


a. Keadaan ekonomi
Sebanyak 30 anak dengan persentase 16,66% tergolong dalam keluarga
prasejahtera yang hanya mampu memenuhi kebutuhan dasar sebagai keluarga
seperti sandang, pangan, papan, kesehatan dan pengajaran agama. Sebanyak
50 anak dengan persentase 27,77% tergolong keluarga sejahtera tahap 1 yang
mampu memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal seperti beribadah,
makan minimal dua kali sehari, memiliki pakaian sehari-hari dan untuk
berpergian dan atau untuk sekolah maupun bekerja, lantai sebagian besar
bukan dari tanah. Sebanyak 65 anak dengan persentase 36,11% tergolong
dalam keluarga sejahtera tahap 2 yang mampu menyediakan daging/ikan/telur
sebagai lauk pauk, bisa membaca tulisan latin, dan mendapatkan pendidikan
sekolah dasar. Sebanyak 20 anak dengan persentase 11,11% tergolong dalam
keluarga sejahtera tahap 3 yang mampu menyisihkan uang untuk tabungan
keluarga, berekreasi di luar rumah paling kurang satu kali per enam bulan,
memiliki alat transportasi. Sebanyak 15 anak dengan persentase 8,33%
tergolong keluarga miskin yang memiliki luas rumah kurang dari 8 meter
persegi, mengkonsumsi daging/ikan/telur tidak lebih dari satu minggu.
b. Hubungan di luar kelompok
Hubungan di luar kelompok anak usia sekolah di SD Tunas Bangsa yang
beragama islam mengikuti TPA, dan anak yang beragama protestan mengikuti
kegiatan di gereja.
c. Kegiatan organisasi sosial
Sebanyak 90 anak dengan persentase 50% mengikuti kegiatan pramuka,
sebanyak 20 anak dengan persentase 11,11% mengikuti kegiatan dokter kecil,
sebanyak 70 anak dengan persentase 38,89% mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakatnya.
d. Hubungan antara anggota kelompok
Hubungan antar kelompok anak usia sekolah di SD Tunas Bangsa harmonis
ditandai dengan saling membantu disaat teman yang lain mengalami
kesusahan, berdiskusi dalam memahami pelajaran, saling menghormati teman
yang berbeda agama, dan tidak membeda-bedakan teman yang satu dengan
lainnya.

5. Spiritual Kelompok
a. Ketaatan beribadah
Sebanyak 50 anak dengan persentase 27,77% yang beragama islam sudah
melaksanakan salat lima waktu di awal waktu, sebanyak 60 anak dengan
persentase 33,33% menunda waktu salat, sebanyak 20 anak dengan persentase
11,11% tidak rutin mengerjakan salat, dan sebanyak 20 anak dengan
persentase 11,11% tidak mengerjakan salat lima waktu. Sebanyak 20 anak
dengan persentase 11,11% yang beragama protestan beribadah dengan rutin.
Sebanyak 10 anak dengan persentase 5,55% yang beragama katolik beribadah
dengan rutin.
b. Keyakinan kesehatan
Sebanyak 180 anak dengan persentase 100% percaya bahwa sakit dan sehat
sebagai takdir dan telah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Mereka
percaya bahwa jika ada usaha untuk mengobati dan doa maka kesembuhan
akan didapat. Sebanyak 180 anak dengan persentase 100% meyakini bahwa
kebersihan yang dianjurkan oleh ajaran agama sangat berpengaruh bagi
kesehatan mereka.
6. Kultural Kelompok
a. Adat yang mempengaruhi kesehatan
Sebanyak 169 anak dengan persentase 93,88% berasal dari keluarga yang
meiliki kebiasaan kerokan ketika kurang enak badan. Sebanyak 145 anak
dengan persentase 80,55% melakukan tradisi padusan menjelang bulan
ramadhan dengan mandi bersama di sungai desa.
b. Tabu-tabu
Tidak ada hal tabu yang dilakukan oleh anak usia sekolah di SD Tunas Bangsa

7. Keadaan Lingkungan Dalam


a. Penerangan
Disetiap ruangan sudah dilengkapi lampu penerangan yang cukup.
b. Kebersihan dan kerapian
Di setiap ruang kelas, ruang guru, perpustakaan, sudah bersih dan tertata rapi
namum di kamar mandi masih terdapat bau pesing, dan di gudang terdapat
banyak barang yang berserakan dan berdebu.
c. Sirkulasi udara
Disetiap ruangan sudah dilengkapi sirkulasi udara yang cukup.
d. Dapur
Keadaan dapur tampak bersih, rapi, penerangan cukup dan terdapat sirkulasi
udara.
e. Jamban
Jamban di SD Tunas Bangsa menggunakan jenis jamban jongkok dan
keadaannya bersih. Jarak jamban dengan sumur adalah 15 meter.
f. Sumber air minum
Sumber air minum berasal dari sumur. Air sumur tidak bewarna, tidak berbau
dan tidak berasa.

8. Keadaan Lingkungan Halaman


a. Pemanfaatan halaman
Halaman depan ditanami pohon beringin sebagai perindang, di depan kelas
ditanami bunga-bunga sebagai taman, dan di halaman belakang ditanami
pohon singkong dan pohon pisang. Disekitar sekolah juga banyak ditemukan
pedagang makanan di pinggir jalan. Terlihat banyak anak sekolah yang berlalu
lalang diantara arus kendaraan ramai yang lewat didepan sekolah.
b. Pembuangan air kotor
Pembuangan air kotor disalurkan secara langsung ke sapiteng yang jaraknya
15 meter dari sumur.
c. Pembuangan sampah
Disetiap kelas terdapat bak sampah kecil kemudian dijadikan satu untuk
diangkut mobil sampah yang diambil rutin setiap hari.
d. Sanitasi
Selokan di depan SD Tunas Bangsa bersih dari sampah, air mengalir lancar.
e. Sumber pencemaran
Dikarenakan letak SD Tunas Bangsa dekat jalan raya maka udara sekitar
tercemar oleh asap kendaraan.

9. Lain-Lain
Pihak sekolah menyatakan tidak pernah memeriksa kualitas kesehatan makanan
yang dijual di depan sekolah. Makanan yang dijual di pinggir jalan di lingkungan
sekolah terlihat berwarna sangat menarik dan juga ada jenis makanan mie instant
yang tidak memiliki izin BPOM
B. ANALISIS DATA

NO DATA MASALAH PENYEBAB

1. Tanggal: 08 Februari 2021 Defisit Pengetahuan : Gaya Kurang Terpapar Informasi


Pukul: 14.00 WIB Hidup Sehat (SDKI:2017)
(SDKI:2017)
Data Objektif :

- Makanan yang dijual di pinggir jalan di lingkungan sekolah


terlihat berwarna sangat menarik, ada juga jenis makanan mie
instant yang tidak memiliki izin Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM), dan sebanyak 144 dari 180 anak juga
menyantap makanan tersebut tanpa terlihat mencuci tangan.
- Tidak tersedianya sarana cuci tangan di lingkungan sekolah.
- 144 anak terlihat tidak membawa bekal makan di sekolah

Data Subjektif :

- 144 dari 180 anak tidak mencuci tangan saat menyantap


makanan dan mengatakan belum mengetahui cara cuci tangan
bersih dengan benar.
- 110 dari 180 anak mengalami diare, 70 anak mengalami batuk
dan pilek.
- 144 dari 180 anak mengatakan tidak membawa bekal makan
di sekolah.
- Menurut guru SD Tunas Bangsa, sebanyak 80% siswanya
(144 dari 180 anak) tidak pernah sarapan sebelum berangkat
sekolah dengan alasan tidak sempat, tidak menyukai makanan
dirumah dan mengatakan tidak mengetahui pentingnya
sarapan.

B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Defisit Pengetahuan : Gaya Hidup Sehat berhubungan dengan Kurang Terpapar Informasi (SDKI:2017).

D. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL

1 Tanggal: 08 Februari 2021 Tanggal: 08 Februari 2021 Tanggal: 08 Februari 2021 Tanggal: 08 Februari 2021
Pukul: 14.00 WIB Pukul: 14.00 WIB Pukul: 14.00 WIB Pukul: 14.00 WIB
Defisit Pengetahuan: Gaya Setelah dilakukan pendidikan kesehatan Observasi:
Hidup Sehat berhubungan selama 3 hari tingkat pengetahuan siswa SD - Identifikasi kesiapan dan - Petugas kesehatan
dengan Kurang Terpapar Tunas Bangsa dapat meningkat dengan kemampuan menerima memiliki potensi untuk
Informasi krietrtia hasil: informasi memberikan intervensi
pencegahan primer
Kriteria hasil Awal Akhir setelah

Perilaku sesuai 3 5 teridentifikasinya

anjuran kesiapan dan


kemampuan partisipan,
Kemampuan 2 4
terutama untuk
menjelaskan
pengendalian perilaku
pengetahuan
hidup bersih dan sehat.
tentang suatu topik

Perilaku sesuai 3 5
- Identifikasi faktor-faktor - Mempermudah dalam
dengan
yang dapat meningkatkan meminimalisir faktor-
pengetahuan
dan menurunkan motivasi faktor yang
perilaku hidup bersih dan mempengaruhi perilaku
sehat. hidup bersih sehat.

Terapeutik:
- Sediakan materi dan - Materi dan media dapat
media pendidikan mempermudah untuk
kesehatan tentang perilaku menyampaikan
hidup bersih dan sehat: informasi dalam
hand hygine memahami pendidikan
kesehatan.
- Jadwalkan pendidikan
- Penjadwalan
kesehatan sesuai
dibutuhkan dalam
kesepakatan
mengorganisir waktu
pemberian pendidikan
kesehatan dengan
partisipan.
- Berikan kesempatan untuk
bertanya - Saat memberikan
kesempatan bertanya,
partisipan merasa puas
menyampaikan pesan
serta turut terlibat aktif
dalam komunikasi dua
arah selama
penyampaian materi
Edukasi: pendidikan kesehatan.
- Jelaskan dampak yang
dapat mempengaruhi - Dampak yang
kesehatan (tidak mencuci disampaikan mampu
tangan, tidak sarapan, mencegah atau
jajan sembarangan) menghindari perilaku
yang dapat
mempengaruhi
kesehatan.
- Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat (hand - Perilaku hidup bersih

hygine) sehat (hand hygine)


mencegah transmisi
kuman yang
menyebabkan penyakit
seperti diare, batuk, dan
pilek.

Anda mungkin juga menyukai