Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS

PADA ANAK SEKOLAH DASAR


DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8

1. BAYU ADI NUGROHO (P07120217015)


2. DIAN NOVITA (P07120217016)
3. DYAH AYU SEKARSARI (P07120217017)
4. ERVIETA ADISTYA H. (P07120217018)
KASUS :
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa Ners Jurusan Keperawatan Poltekkes Yogyakarta di
Kelurahan Millenial RW 20, berjarak 1 KM dari RW 20, terdapat 1 sekolah dasar yang berdekatan yaitu SD Tunas Bangsa.
Mahasiswa kemudian melakukan pengkajian lebih lanjut di sekolah tersebut. Di sekitar sekolah juga banyak ditemukan
pedagang makanan di pinggir jalan. Makanan terlihat berwarna sangat menarik, ada juga jenis makanan mie instant yang
tidak memiliki izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), anak-anak juga menyantap makanan tersebut tanpa
terlihat mencuci tangan, mereka mengatakan belum mengetahui cara cuci tangan bersih dengan benar. Terlihat banyak anak
sekolah yang berlalu lalang diantara arus kendaraan ramai yang lewat di depan sekolah.
Menurut guru sekolah tersebut 80% dari murid-murid yang ada tidak pernah sarapan ke sekolah, dengan alasan tidak
sempat, tidak menyukai makanan di rumah, ortu tidak sempat masak, mengatakan tidak mengetahui pentingnya sarapan dan
diberi uang jajan yang banyak dari ortu. Sebanyak 144 Anak SD mengatakan tidak membawa bekal makan di sekolah. Anak
SD juga menyatakan bahwa ortu tidak pernah mengontrol jenis jajanan yang dibeli mereka.
Pihak sekolahpun menyatakan tidak pernah memeriksa kualitas Kesehatan makanan yang dijual di depan sekolah. Para
ortu juga mengeluh anak mereka mengalami kecanduan bermain Play Station yang banyak disewakan di sekitar tempat
tinggal mereka, bahkan terdapat sejumlah anak yang rela tidak diberi uang jajan asalkan diberikan uang untuk bermain
games/ PS. Hasil wawancara dengan pihak sekolah didapatkan data bahwa mayoritas alasan murid izin tidak sekolah karena
sakit diare, batuk pilek. Guru kelas juga mengatakan sering menjumpai beberapa murid mengantuk saat pelajaran di kelas.
PENGKAJIAN
DISTRIBUSI ANGGOTA KELOMPOK
a. Distribusi anggota kelompok berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin
– Anak-anak umur 7-13 tahun sebanyak 180 anak
– 100 perempuan dengan persentase 55,55%
– 80 laki-laki dengan persentase 44,45%.

b. Distribusi anggota kelompok berdasarkan pendidikan


Sebanyak 180 anak dengan persentase 100% lulus pendidikan taman kanak-kanak.
c. Distribusi anggota kelompok berdasarkan agama/kepercayaan
– 150 anak dengan persentase 83,33% menganut agama islam
– 20 anak dengan persentase 11,12% menganut agama protestan
– 10 anak dengan persentase 5,55% menganut agama katolik.
KONDISI BIOLOGIS KELOMPOK
a. Keadaan kesehatan
Secara umum kondisi kesehatan anak usia sekolah di SD Tunas Bangsa tidak ada
yang mengalami penyakit terminal akan tetapi didominasi oleh berbagai penyakit
yang timbul akibat kebersihan diri yang kurang yaitu diare, batuk, dan pilek.
b. Kebersihan perseorangan
Secara umum kebersihan diri anak usia sekolah SD Tunas Bangsa baik yaitu
mandi dua kali sehari, keramas tiga kali sehari, gosok gigi sebelum tidur, potong
kuku seminggu sekali, membersihkan telinga seminggu sekali, hanya saja terdapat
144 anak dengan persentase 80% tidak mencuci tangan saat menyantap makanan.
c. Penyakit yang banyak diderita
– 110 anak dengan persentase 61,11% mengalami diare
– 70 anak dengan persentase 38,89% mengalami batuk dan pilek

d. Penyakit kronis atau menular


Tidak ada anak SD Tunas Bangsa yang menderita penyakit kronis maupun penyakit menular.

e. Pola makan
– 144 anak dengan persentase 80% tidak pernah cuci tangan sebelum makan
– 60 anak dengan persentase 33.33% jajan sembarangan di lingkungan sekolah
– 36 anak dengan persentase 20% mengkonsumsi makanan terbuka
– 144 anak dengan persentase 80% tidak pernah sarapan sebelum berangkat sekolah dengan
alasan tidak sempat, tidak menyukai makanan dirumah, orang tua tidak sempat masak, dan
diberi uang jajan yang banyak dari orang tua.
f. Pola tidur
– 80 anak dengan persentase 44,44% tidak pernah tidur siang karena anak
kecanduan bermain play station yang disewakan disekitar tempat tinggal
mereka
– 60 anak dengan persentase 33,33% tidur malam mulai pukul 22.00 WIB dan
bangun tidur pukul 06.00 WIB sehingga menyebabkan anak mengantuk saat
pelajaran dikelas.
g. Kecacatan
Tidak ada anak usia sekolah di SD Tunas Bangsa yang mengalami cacat fisik
mapun cacat mental.
KONDISI PSIKOLOGIS KELOMPOK
a. Keadaan emosi
Kondisi emosi anak-anak usia sekolah di SD Tunas Bangsa secara umum stabil
layaknya anak usia sekolah lainnya seperti bertengkar saat bermain, berperilaku
seperti apa yang sering dilihat baik di televisi maupun di lingkungan masyarakat
tempat mereka tinggal.
b. Kebiasaan buruk
– 80 anak dengan persentase 44,44% kecanduan bermain play station yang
disewakan disekitar tempat tinggal mereka
– 50 anak dengan persentase 27,77% rela tidak diberi uang jajan asalkan
diberikan uang untuk bermain game/play station.
c. Pengambilan keputusan
– 75 anak dengan persentase 41,66% mengambil keputusan berdasarkan saran dari orang tua
– 105 anak dengan persentase 58,34% mengambil keputusan berdasarkan keinginannya sendiri.

d. Ketergantungan obat / bahan


Tidak ada anak usia sekolah di SD Tunas Bangsa yang ketegantungan obat.

e. Mencari pelayanan kesehatan


– 20 anak dengan persentase 11,11% memanfaatkan pelayanan kesehatan saat mulai merasa kurang enak
badan
– 60 anak dengan persentase 33,35% memanfaatkan pelayanan kesehatan jika sakitnya sudah parah.
– 50 anak dengan persentase 27,77% memilih mengobati dengan pengobatan sederhana
– 50 anak dengan persentase 27,77% memilih mendiamkan saja sakitnya sampai sembuh sendiri.
f. Rekreasi
– 35 anak dengan persentase 19,44% berekreasi bersama anggota keluarga
setiap seminggu sekali.
– 65 anak dengan persentase 36,11% berekreasi saat hari libur nasional.
– 40 anak dengan persentase 22,22% memanfaatkan jam pelajaran olahraga
sebagai rekreasi
– 40 anak dengan persentase 22,22% bermain bersama teman-temannya di
rumah.
KEGIATAN SOSIAL KELOMPOK
a. Keadaan ekonomi
- 30 anak dengan persentase 16,66% tergolong dalam keluarga prasejahtera yang hanya mampu
memenuhi kebutuhan dasar sebagai keluarga seperti sandang, pangan, papan, kesehatan dan pengajaran
agama.
- 50 anak dengan persentase 27,77% tergolong keluarga sejahtera tahap 1 yang mampu memenuhi
kebutuhan dasarnya secara minimal seperti beribadah, makan minimal dua kali sehari, memiliki pakaian
sehari-hari dan untuk berpergian dan atau untuk sekolah maupun bekerja, lantai sebagian besar bukan
dari tanah.
- 65 anak dengan persentase 36,11% tergolong dalam keluarga sejahtera tahap 2 yang mampu
menyediakan daging/ikan/telur sebagai lauk pauk, bisa membaca tulisan latin, dan mendapatkan
pendidikan sekolah dasar.
- 20 anak dengan persentase 11,11% tergolong dalam keluarga sejahtera tahap 3 yang mampu
menyisihkan uang untuk tabungan keluarga, berekreasi di luar rumah paling kurang satu kali per enam
bulan, memiliki alat transportasi.
- 15 anak dengan persentase 8,33% tergolong keluarga miskin yang memiliki luas rumah kurang dari 8
meter persegi, mengkonsumsi daging/ikan/telur tidak lebih dari satu minggu.
b. Hubungan di luar kelompok

Hubungan di luar kelompok anak sekolah di SD Tunas Bangsa yang beragama islam mengikuti TPA, dan anak yang
beragama protestan mengikuti kegiatan di gereja.

c. Kegiatan organisasi sosial

- 90 anak dengan persentase 50% mengikuti kegiatan pramuka

- 20 anak dengan persentase 11,11% mengikuti kegiatan dokter kecil

- 70 anak dengan persentase 38,89% mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakatnya.

d. Hubungan antara anggota kelompok

Hubungan antar kelompok anak usia sekolah di SD Tunas Bangsa harmonis ditandai dengan saling
membantu disaat teman yang lain mengalami kesusahan, berdiskusi dalam memahami pelajaran, saling
menghormati teman yang berbeda agama, dan tidak membeda-bedakan teman yang satu dengan lainnya.
SPIRITUAL KELOMPOK
a. Ketaatan beribadah
- 50 anak dengan persentase 27,77% melaksanakan salat lima waktu di awal waktu
- 60 anak dengan persentase 33,33% menunda waktu salat
- 20 anak dengan persentase 11,11% tidak rutin mengerjakan salat
- 20 anak dengan persentase 11,11% tidak mengerjakan salat lima waktu
- 20 anak dengan persentase 11,11% yang beragama protestan beribadah dengan rutin
- 10 anak dengan persentase 5,55% yang beragama katolik beribadah dengan rutin.

b. Keyakinan kesehatan
- 180 anak dengan persentase 100% percaya bahwa sakit dan sehat sebagai takdir dan telah ditentukan
oleh Tuhan Yang Maha Esa, meyakini jika ada usaha untuk mengobati dan doa maka kesembuhan
akan didapat, meyakini bahwa kebersihan yang dianjurkan oleh ajaran agama sangat berpengaruh
bagi kesehatan mereka.
KULTURAL KELOMPOK

a. Adat yang mempengaruhi kesehatan


- 169 anak dengan persentase 93,88% berasal dari keluarga yang meiliki kebiasaan kerokan ketika
kurang enak badan.

- 145 anak dengan persentase 80,55% melakukan tradisi padusan menjelang bulan ramadhan dengan
mandi bersama di sungai desa.

b. Tabu-tabu
Tidak ada hal tabu yang dilakukan oleh anak usia sekolah di SD Tunas Bangsa
KEADAAN LINGKUNGAN DALAM
a. Penerangan : Di setiap ruangan sudah dilengkapi lampu penerangan yang cukup.

b. Kebersihan dan kerapian : Di setiap ruang kelas, ruang guru, perpustakaan, sudah bersih dan tertata rapi
namum di kamar mandi masih terdapat bau pesing, dan di gudang terdapat banyak barang yang berserakan
dan berdebu.

c. Sirkulasi udara : Di setiap ruangan sudah dilengkapi sirkulasi udara yang cukup.

d. Dapur : Keadaan dapur tampak bersih, rapi, penerangan cukup dan terdapat sirkulasi udara.

e. Jamban : Jamban di SD Tunas Bangsa menggunakan jenis jamban jongkok dan keadaannya bersih. Jarak
jamban dengan sumur adalah 15 meter.

f. Sumber air minum : Sumber air minum berasal dari sumur. Air sumur tidak bewarna, tidak berbau dan
tidak berasa.
KEADAAN LINGKUNGAN HALAMAN
a. Pemanfaatan halaman
Halaman depan ditanami pohon beringin sebagai perindang, di depan kelas ditanami bunga-bunga
sebagai taman, dan di halaman belakang ditanami pohon singkong dan pohon pisang. Disekitar
sekolah juga banyak ditemukan pedagang makanan di pinggir jalan. Terlihat banyak anak sekolah
yang berlalu lalang diantara arus kendaraan ramai yang lewat didepan sekolah.
b. Pembuangan air kotor
Pembuangan air kotor disalurkan secara langsung ke sapiteng yang jaraknya 15 meter dari sumur.
c. Pembuangan sampah
Disetiap kelas terdapat bak sampah kecil kemudian dijadikan satu untuk diangkut mobil sampah
yang diambil rutin setiap hari.
d. Sanitasi
Selokan di depan SD Tunas Bangsa bersih dari sampah, air mengalir lancar.
e. Sumber pencemaran
Udara sekitar tercemar oleh asap kendaraan, dikarenakan letak SD Tunas Bangsa dekat jalan
raya.

Lain-lain:
Pihak sekolah menyatakan tidak pernah memeriksa kualitas kesehatan makanan yang dijual di
depan sekolah. Makanan yang dijual di pinggir jalan di lingkungan sekolah terlihat berwarna
sangat menarik dan juga ada jenis makanan mie instant yang tidak memiliki izin BPOM
ANALISIS DATA
NO DATA MASALAH PENYEBAB

1. Tanggal: 08 Februari 2021 Defisit Pengetahuan : Gaya Kurang Terpapar Informasi


Pukul: 14.00 WIB Hidup Sehat (SDKI:2017)
(SDKI:2017 D.0111)
Data Objektif :

- Makanan yang dijual di pinggir jalan di lingkungan sekolah


terlihat berwarna sangat menarik, ada juga jenis makanan mie
instant yang tidak memiliki izin Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM), dan sebanyak 144 dari 180 anak juga
menyantap makanan tersebut tanpa terlihat mencuci tangan.
- Tidak tersedianya sarana cuci tangan di lingkungan sekolah.
- 144 anak terlihat tidak membawa bekal makan di sekolah
NO DATA MASALAH PENYEBAB

Data Subjektif : Defisit Pengetahuan : Gaya Kurang Terpapar Informasi

Hidup Sehat (SDKI:2017)


- 144 dari 180 anak tidak mencuci tangan saat menyantap
(SDKI:2017 D.0111)
makanan dan mengatakan belum mengetahui cara cuci tangan
bersih dengan benar.
- 110 dari 180 anak mengalami diare, 70 anak mengalami batuk
dan pilek.
- 144 dari 180 anak mengatakan tidak membawa bekal makan
di sekolah.
- Menurut guru SD Tunas Bangsa, sebanyak 80% siswanya
(144 dari 180 anak) tidak pernah sarapan sebelum berangkat
sekolah dengan alasan tidak sempat, tidak menyukai makanan
dirumah dan mengatakan tidak mengetahui pentingnya
sarapan.
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Defisit Pengetahuan : Gaya Hidup Sehat berhubungan dengan
Kurang Terpapar Informasi (SDKI:2017 D.0111)
INTERVENSI KEPERAWATAN
Edukasi kesehatan (SIKI: 2018 I.12383)
NO DIAGNOSA KEP TUJUAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL

1 8 Februari 2021 8Februari 2021 Tanggal: 08 Februari 2021 Tanggal: 08 Februari 2021

Pukul: 14.00 WIB Pukul: 14.00 WIB Pukul: 14.00 WIB Pukul: 14.00 WIB

Defisit Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama Observasi: 1. Petugas kesehatan memiliki potensi untuk
3 hari tingkat pengetahuan siswa SD Tunas
Pengetahuan: Gaya Bangsa dapat meningkat dengan krietrtia hasil: 1. Identifikasi kesiapan dan memberikan intervensi pencegahan primer
Hidup Sehat kemampuan menerima informasi setelah teridentifikasinya kesiapan dan
berhubungan 2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat kemampuan partisipan, terutama untuk
dengan Kurang meningkatkan dan menurunkan pengendalian perilaku hidup bersih dan sehat.
Kriteria hasil awal akhir
Terpapar Informasi motivasi perilaku hidup bersih 2. Mempermudah dalam meminimalisir faktor-
Perilaku sesuai anjuran 3 5 faktor yang mempengaruhi perilaku hidup bersih
dan sehat.
Kemampuan 2 4 sehat.
menjelaskan
pengetahuan tentang Terapeutik:
suatu topik 3. Materi dan media dapat mempermudah untuk
3. Sediakan materi dan media pendidikan
Perilaku sesuai dengan 3 5 kesehatan tentang perilaku hidup menyampaikan informasi dalam memahami
pengetahuan
bersih dan sehat: hand hygine pendidikan kesehatan.
NO DIAGNOSA KEP TUJUAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL

4. Jadwalkan pendidikan kesehatan 4. Penjadwalan dibutuhkan dalam mengorganisir


sesuai kesepakatan waktu pemberian pendidikan kesehatan
dengan partisipan.
5. Saat memberikan kesempatan bertanya,
5. Berikan kesempatan untuk bertanya partisipan merasa puas menyampaikan pesan
serta turut terlibat aktif dalam komunikasi
dua arah selama penyampaian materi
Edukasi: pendidikan kesehatan.
6. Jelaskan dampak yang dapat 6. Dampak yang disampaikan mampu mencegah
mempengaruhi kesehatan (tidak atau menghindari perilaku yang dapat
mencuci tangan, tidak sarapan, mempengaruhi kesehatan.
jajan sembarangan) 7. Perilaku hidup bersih sehat (hand hygine)
7. Ajarkan perilaku hidup bersih dan mencegah transmisi kuman yang
sehat (hand hygine) menyebabkan penyakit seperti diare, batuk,
dan pilek.
SLKI
(Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Tingkat Pengetahuan (SIKI: 2019 L.12111)
Tingkat Pengetahuan (Halaman 146) L.12111
SLKI Definisi Kecukupan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu

(Standar Ekspektasi Meningkat


Kriteria Hasil  
Luaran   Menurun Cukup Menurun Sedang Cukup Meningkat Meningkat

Keperawatan Perilaku sesuai anjuran 1 2 3 4 5

Indonesia) Verbalisasi minat dalam


belajar
1 2 3 4 5

Kemampuan menjelaskan 1 2 3 4 5
pengetahuan tentang suatu
Defisit Pengetahuan   topik
Luaran Utama Tingkat
Pengetahuan Kemampuan 1 2 3 4 5
Luaran Tambahan Memori menggambarkan
pengalaman sebelumnya
Motivasi
yang sesuai dengan topik
Proses informasi
Perilaku sesuai dengan 1 2 3 4 5
Tingkat agitas
pengetahuan
Tingkat kepatuhan Meningkat Cukup Meningkat Sedang Cukup Menurun Menurun
 

Pertanyaan tentang masalah 1 2 3 4 5


yang dihadapi
Persepsi yang keliru 1 2 3 4 5
terhadap masalah
Menjalani pemeriksaaan 1 2 3 4 5
yang tidak tepat
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai