Anda di halaman 1dari 9

Vincentius RIvaldo Gilbert

NPM : 6081901017

Kelas E

WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA

A. WILAYAH SEBAGAI RUANG HIDUP


1. Konsep Geopolitik (Asal istilah Geopolitik).
Geopolitik secara etimologi berasal dari kata geo (bahasa Yunani) yang berarti bumi yang
menjadi wilayah hidup. Sedangkan politik dari kata polis yang berarti kesatuan masyarakat
yang berdiri sendiri atau negara; dan teia yang berarti urusan (politik) bermakna
kepentingan umum warga negara suatu bangsa (Sunarso, 2006: 195). Sebagai acuan
bersama, geopolitik dimaknai sebagai ilmu penyelenggaraan negara yang setiap
kebijakannya dikaitkan dengan masalah-masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu
bangsa. Frederich Ratzel mengenalkan istilah ilmu bumi politik (political geography), Rudolf
Kjellen menyebut geographical politic dan disingkat geopolitik.
2. Teori-Teori Geopolitik.
a) Teori Geopolitik Frederich Ratzel Frederich Ratzel (1844–1904) berpendapat bahwa
negara itu seperti organisme yang hidup. Negera identik dengan ruangan yang ditempati
oleh sekelompok masyarakat (bangsa) pertumbuhan negara mirip dengan pertumbuhan
organisme yang memerlukan ruang hidup (lebensraum) yang cukup agar dapat tumbuh
dengan subur. Semakin luas ruang hidup maka negara akan semakin bertahan, kuat, dan
maju. Oleh karena itu, jika negara ingin tetap hidup dan berkembang butuh ekspansi
(perluasan wilayah sebagai ruang hidup). Teori ini dikenal seabgai teori organisme atau
teori biologis.
b) Teori Geopolitik Rudolf Kjellen Rudolf Kjellen (1964–1922) melanjutkan ajaran Ratzel,
tentang teori organisme. Berbeda dengan Ratzel yang menyatakan negara seperti
organisme, maka ia menyatakan dengan tegas bahwa negara adalah suatu organisme,
bukan hanya mirip. Negara adalah satuan dan sistem politik yang menyeluruh yang
meliputi bidang geopolitik, ekonomi politik, demo politik, sosial politik, dan krato politik.
Negara sebagai organisme yang hidup dan intelektual harus mampu mempertahankan
dan mengembangkan dirinya dengan melakukan ekspansi. Paham ekspansionisme
dikembangkan. Batas negara bersifat sementara karena bisa diperluas. Strategi yang
dilakukan adalah membangun kekuatan darat yang dilanjutkan kekuatan laut.
c) Teori Geopolitik Karl Haushofer Karl Haushofer (1896–1946) melanjutkan pandangan
Ratzel dan Kjellen terutama pandangan tentang lebensraum dan paham
ekspansionisme. Jika jumlah penduduk suatu wilayah negara semakin banyak sehingga
tidak sebanding lagi dengan luas wilayah, maka negara tersebut harus berupaya
memperluas wilayahnya sebagai ruang hidup (lebensraum) bagi warga negara.
d) Teori Geopolitik Halford Mackinder Halford Mackinder (1861–1947) mempunyai
konsepsi geopolitik yang lebih strategik, yaitu dengan penguasaan daerah-daerah
„jantung‟ dunia, sehingga pendapatnya dikenal dengan teori Daerah Jantung. Barang
siapa menguasai „daerah jantung‟ (Eropa Timur dan Rusia) maka ia akan menguasai
pulau dunia (Eropa, Asia, dan Afrika) yang pada akhirnya akan menguasai dunia. Untuk
menguasai dunia dengan menguasai daerah jantung dibutuhkan kekuatan darat yang
besar sebagai prasyaratnya. 120 Berdasarkan hal ini muncullah konsep Wawasan Benua
atau konsep kekuatan di darat.
e) Teori Geopolitik Alfred Thayer Mahan
Alfred Thayer Mahan (1840–1914) mengembangkan lebih lanjut konsepsi geopolitik
dengan memperhatikan perlunya memanfaatkan serta mempertahankan sumber daya
laut, termasuk akses laut. Sehingga tidak hanya pembangunan armada laut saja yang
diperlukan, namun lebih luas juga membangun kekuatan maritim. Berdasarkan hal
tersebut, muncul konsep Wawasan Bahari atau konsep kekuatan di laut. Barang siapa
menguasai lautan akan menguasai kekayaan dunia.
f) Teori Geopolitik Guilio Douhet, William Mitchel, Saversky, dan JFC Fulle
Guilio Douhet (1869–1930) dan William Mitchel (1878–1939) mempunyai pendapat lain
dibandingkan dengan para pendahulunya. Keduanya melihat kekuatan dirgantara lebih
berperan dalam memenangkan peperangan melawan musuh. Untuk itu mereka
berkesimpulan bahwa membangun armada atau angkatan udara lebih menguntungkan
sebab angkatan udara memungkinkan beroperasi sendiri tanpa dibantu oleh angkatan
lainnya. Di samping itu, angkatan udara dapat menghancurkan musuh di kandangnya
musuh itu sendiri atau di garis belakang medan peperangan. Berdasarkan hal ini maka
muncullah konsepsi Wawasan Dirgantara atau konsep kekuatan di udara.
3. Paham Geopolitik Bangsa Indonesia

Paham Geopolitik bangsa Indonesia terumuskan dalam konsepsi Wawasan Nusantara. Bagi
bangsa Indonesia, geopolitik merupakan pandangan baru dalam mempertimbangkan faktor-faktor
geografis wilayah negara untuk mencapai tujuan nasionalnya, untuk Indonesia, geopolitik adalah
kebijakan dalam rangka mencapai tujuan nasional dengan memanfaatkan keuntungan letak geografis
negara berdasarkan pengetahuan ilmiah tentang kondisi geografis tersebut.Secara geografis Indonesia
memiliki ciri khas, yakni diapit dua samudra (Hindia dan Pasifik) dan dua benua (Asia dan Australia),
serta terletak di bawah orbit Geostationary Satellite Orbit (GSO). Indonesia merupakan Negara
kepulauan yang disebut Nusantara (nusa di antara air), sehingga biasa disebut sebagai Benua
MaritimIndonesia. Wilayah negara Indonesia tersebut dituangkan secara yuridis formal dalam Pasal 25A
UUD 1945 Amandemen IV yang berbunyi “Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara
kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayahyang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan
undang-undang”.

Secara historis, wiayah Indonesia sebelumnya adalah wilayah bekas jajahanBelanda yang dulunya
disebut Hindia Belanda. Rakyat di wilayah Hindia Belanda memiliki le desir d’etre ensemble serta
charakter-gemeinschaft yang sama akibatpenjajahan Belanda. Oleh karena itu, mereka disebut satu
bangsa. Wilayah HindiaBelanda yang sekarang dinamakan Indonesia dari Sabang sampai Merauke
yangmerupakan ruang hidup (lebensraum) bangsa Indonesia yang harus disatukan
dandipertahankan.Tidak ada keinginana bangsa Indonesia untuk memperluas wilayah sebagai
ruanghidupnya. Jadi, bangsa Indonesia tidak mengembangkan paham ekspansionismesebagaimana
teori-teori geopolitik Ratzel Kejllen, dan Houshofer

B. WAWASAN NUSANTARA (PENERAPAN GEOPOLITIK INDONESIA).


1. Pengertian Wawasan Nusantara
wawasan nasional berarti cara pandang suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya
yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan posisi dan kondisi
geografi negaranya untuk mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya. Sedangkan wawasan
nusantara memiliki arti cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta sesuai dengan geografi wilayah
nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan dan cita-cita
nasionalnya.
2. Faktor Kewilayahan yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara
 Wilayah (Geografi)
a) Asas Kepulauan ( Archipelagic Principle )

Kata ‘archipelago’ dan ‘archipelagic’ berasal dari kata Italia ‘archipelagos’.Akar


katanya adalah ‘archi’ berarti terpenting, terutama, dan pelagos berarti laut atau
wilayah lautan. Jadi, archipelagic dapat diartikan sebagai lautan terpenting.Istilah
archipelago antara lain terdapat dalam naskah resmi perjanjian antara Republik Venezza
dan Michael Palaleogus pada pada tahun 1268.

b) Kepulauan Indonesia

Bagian wilayah Indische Archipel yang dikuasai Belanda dinamakan Nederlandsch Oost
Indishe Archipelago.Itulah wilayah jajahan Belanda yang kemudian menjadi wilayah negara Republik
Indonesia.Bangsa Indonesia sangat mencintai nama ‘ Indonesia’ meskipun bukan dari bahasanya sendiri,
tetapi ciptaan orang berat. Nama Indonesia mengandung arti yang tepat, yaitu kepulauan India.Dalam
bahasa Yunani “ Indo” berarti India dan “nesos”berarti pulau.Indonesia mengandung makna spiritual,
yang di dalamnya terasa ada jiwa perjuangan menuju cita-cita luhur, negara kesatuan, kemerdekaan dan
kebesaran.Sebutan “Indonesia” merupakan ciptaan ilmuan J.R. Logan dalam Journal of the Indian
Archipelago and East Asia (1850).Sir W.E.Maxwell, seorang ahli hukum, juga memakai dalam
kegemarannya mempelajari rumpun Melayu.Melalui “perhimpunan Indonesia”yang sering menggunkan
kata “Indonesia” di Belanda hingga akhirnya melalui peringatan Sumpah Pemuda tahun 1928 nama
Indonesia telah digunakan setelah sebelumnya Nederlandsch Oost Indie.Kemudian sejak proklamasi
kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, Indonesia menjadi nama resmi negara dan bangsa Indonesia sampai
sekarang.

c) Konsepsi tentang Wilayah Lautan

1. Res Nullius, menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang memilikinya.

2. Res Cimmunis, menyatakan bahwa laut adalah milik masyarakat dunia karena itu
tidak dapat dimiliki oleh masing-masing negara.

3. Mare Liberum, menyatakan bahwa wilayah laut adalah bebas untuk semua bangsa.

4. Mare Clausum ( The Right and Dominion Of the Sea), menyatakan bahwa laut
sepanjang laut saja yang dapat dimiliki oleh suatu negara sejauh yang dapat dikuasai
dari darat (waktu itu kira- kira 3 mil).

5. Archipelagic State Pinciples (asas Negara Kepulauan) yang menjadikan dasar dalam
Konvensi PBB tentang hukum laut.
d) Karakteristik Wilayah Nusantara

Nusantara berarti Kepulauan Indonesia yang terletak di antara benua Asia dan benua
Australia dan diantara samudra Pasifik dan samudra Indonesia, yang terdiri dari 17.508 pulau
besar maupu kecil.Jumlah pulau yang sudah memiliki nama adalah 6.044 buah. Kepulauan
Indonesia terletak pada batas-batas astronomi sebagai berikut :

Utara : ± 6° 08’ LU

Selatan : ± 11° 15’ LS

Barat : ± 94° 45’ BT

Timur : ± 141° 05’BT

3. Wilayah Indonesia

Indonesia yang terletak di benua Asia bagian Tenggara (Asia Tenggara) pada koordinat
6°LU - 11°08'LS dan dari 95°'BB - 141°45'BT, melintang di antara benua Asia dan
Australia/Oseania serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia (terbentang sepanjang
3.977 mil). Karena letaknya yang berada di antara dua benua, dan dua samudra, ia disebut juga
sebagai Nusantara (Kepulauan Antara). Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia,
dengan jumlah pulau sebanyak 18.110 buah pulau besar dan kecil, 6000 pulau di antaranya tidak
berpenghuni, menyebar di sekitar khatulistiwa, yang memberikan cuaca tropis. Luas daratan
Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km². Pulau terpadat
penduduknya adalah pulau Jawa, di mana setengah populasi Indonesia hidup. Indonesia terdiri
dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa dengan luas 132.107 km², Sumatra dengan luas 473.606 km²,
Kalimantan dengan luas 539.460 km², Sulawesi dengan luas 189.216 km², dan Papua dengan
luas 421.981 km². Batas wilayah Indonesia searah penjuru mata angin, yaitu: Utara : Negara
Malaysia, Singapura, Filipina, dan Laut China Selatan Selatan : Negara Australia, Timor Leste, dan
Samudera Hindia Barat : Samudera Hindia Timur : Negara Papua Nugini, Timor Leste, dan
Samudera Pasifik Lokasi Indonesia juga terletak di lempeng tektonik, yang berarti Indonesia
rawan terkena gempa bumi dan dapat menimbulkan tsunami. Indonesia juga banyak memiliki
gunung berapi, salah satu yang sangat terkenal adalah gunung Krakatau, terletak di selat Sunda
antara pulau Sumatra dan Jawa. Upaya untuk mempertahankan keutuhan wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini menjadi kewajiban seluruh rakyat 136 Indonesia,
terutama pemerintahan yang tengah berkuasa. Mengingat bahwa sejak proklamasi 17 Agustus
1945, Para pendiri negara ini telah mengamanahkan setiap jengkal Republik Indonesia ini
kepada para penerusnya untuk dipelihara, dikembangkan, dan dikelola untuk sebesarbesarnya
kesejahteraan rakyatnya. Berbagai kasus persengketaan yang menginginkan wilayah Indonesia
di beberapa perbatasan semakin menyadarkan bahwa betapa pentingnya memahami kondisi
geografis Indonesia, sehingga tetap menjadi ruang hidup yang menjadikan masyarakat Indonesia
yang aman, damai dan sejahtera.

3. Batas Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia


Berdasarkan Undang-Undang No. 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia, negara
Indonesia merupakan negara kepulauan. Dalam negara kepulauan diterima asas bahwa
segala perairan di sekitar, di antara, dan yang menghubungkan pulau-pulau atau bagian
pulau-pulau yang termasuk daratan Negara Republik Indonesia, dengan tidak
memperhitungkan luas 137 atau lebarnya merupakan bagian integral dari wilayah daratan
Negara Republik Indonesia sehingga merupakan bagian dari perairan Indonesia yang berada
di bawah kedaulatan Negara Republik Indonesia. Pernyataan dalam undang-undang ini
didasarkan pada fakta sejarah dan cara pandang bangsa Indonesia bahwa Negara Republik
Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 secara geografis adalah
negara kepulauan.
 Wilayah Daratan
Wilayah daratan adalah daerah di permukaan bumi dalam batas-batas tertentu dan di
dalam tanah permukaan bumi. Untuk menentukan batas wilayah daratan biasanya
dilakukan dengan negara-negara yang berbatasan darat. Batas-batas dapat dibuat
dengan sengaja atau dapat pula ditandai dengan benda-benda alam, seperti gunung,
hutan, dan sungai. Indonesia memiliki wilayah daratan yang berbatasan dengan
Malaysia (Serawak dan Sabah), Papua Nugini, dan Timor Leste.
 Wilayah Perairan
Wilayah Perairan Indonesia meliputi laut teritorial Indonesia, perairan kepulauan, dan
perairan pedalaman. Laut Teritorial Indonesia adalah jalur laut selebar 12 (dua belas) mil
laut yang diukur dari garis pangkal kepulauan Indonesia. Perairan kepulauan Indonesia
adalah semua perairan yang terletak pada sisi dalam garis pangkal lurus kepulauan
tanpa memperhatikan kedalaman atau jaraknya dari pantai. Perairan pedalaman
Indonesia adalah semua perairan yang terletak pada sisi darat dari garis air rendah dari
pantai-pantai Indonesia, termasuk ke dalamnya semua bagian dari perairan yang
terletak pada 138 sisi darat dari suatu garis penutup. Penentuan batas perairan
khususnya yang berbatasan dengan negara tetangga dilakukan dengan perjanjian
bilateral. Contoh; Indonesia dengan Malaysia, Indonesia dengan Filipina
 Wilayah Udara
Wilayah udara adalah wilayah yang berada di atas wilayah daratan dan lautan (perairan)
negara itu. Dalam menentukan seberapa jauh kedaulatan negara terhadap wilayah
udara di atasnya, terdapat banyak aliran atau teori. Batas udara wilayah Indonesia
ditentukan oleh garis tegak lurus 90o yang ditarik dari batas wilayah daratan dan
perairan
C. Unsur-Unsur Dasar wawasan Nusantara.
 Wadah
Meliputi kekayaan alam dan penduduk dengan beragam budaya.
 Isi
Aspirasi bangsa yang bertujuan untuk mencapai tatanan kehidupan bermasyarakat yang
ideal di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
 Tata laku
Pertemuan antara wadah dan isi yang mengasilkan mentalitas dan cita-cita bersama
untuk menjadikan Indonesia yang inklusif dan membangun.
D. PENERAPAN WAWASAN NUSANTARA DAN TANTANGAN IMPLEMENTASINYA
1. Wawasan Nusantara sebagai Pancaran Falsafah Pancasila
Falsafah Pancasila diyakini sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang sesuai dengan
aspirasinya. Keyakinan ini dibuktikan dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak awal
proses pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia sampai sekarang. Dengan demikian
wawasan nusantara menjadi pedoman bagi upaya mewujudkan kesatuan aspek kehidupan
nasional untuk menjamin kesatuan, persatuan dan keutuhan bangsa, serta upaya untuk
mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia.
2. Wawasan Nusantara dalam Pembangunan Nasional
a. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik
Bangsa Indonesia bersama bangsa-bangsa lain ikut menciptakan ketertiban dunia dan
perdamaian abadi melalui politik luar negeri yang bebas aktif. Implementasi wawasan nusantara
dalam kehidupan politik akan menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan
dinamis. Hal tersebut tampak dalam wujud pemerintahan yang kuat aspiratif dan terpercaya
yang dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat.
b. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan ekonomi akan menciptakan tatanan
ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat secara adil dan merata. Di samping itu, implementasi wawasan nusantara
mencerminkan tanggung jawab pengelolaa sumber daya alam yang memperhatikan kebutuhan
masyarakat antar daerah secara timbal balik serta kelestarian sumber daya alam itu sendiri.
1) Kekayaan di wilayah nusantara, baik potensial maupun efektif, adalah modal dan milik
bersama bangsa untuk memenuhi kebutuhan di seluruh wilayah Indonesia secara merata.
2) Tingkat perkembangan ekonomi harus seimbang dan serasi di seluruh daerah tanpa
mengabaikan ciri khas yang memiliki daerah masing-masing.
3) Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah nusantara diselenggarakan sebagai usaha
bersama dengan asas kekeluargaan dalam sistem ekonomi kerakyatan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.

c. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya


Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan menciptakan sikap
batiniah dan lahiriah yang mengakui segala bentuk perbedaan sebagai kenyataan hidup
sekaligus karunia Tuhan. Implementasi ini juga akan menciptakan kehidupan masyarakat dan
bangsa yang rukun dan bersatu tanpa membedakan suku, asal usul daerah, agama, atau
kepercayaan,serta golongan berdasarkan status sosialnya. Budaya Indonesia pada hakikatnya
adalah satu kesatuan dengan corak ragam budaya yang menggambarkan kekayaan budaya
bangsa. Budaya Indonesia tidak menolak nilai-nilai budaya asing asalkan tidak bertentangan
dengan nilai budaya bangsa sendiri dan hasilnya dapat dinikmati.

d. Perwujudan Kepulauan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan Pertahanan dan keamanan

Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan pertahanan dan keamanan akan


menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa, yang lebih lanjut akan membentuk sikap
bela negara pada tiap warga negara Indonesia. Kesadaran dan sikap cinta tanah air dan bangsa
serta bela negara ini menjadi modal utama yang akan mengerakkan partisipasi setiap warga
negara indonesia dalam menghadapi setiap bentuk ancaman antara lain :

1) Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya adalah ancaman
terhadap seluruh bangsa dan negara.
2) Tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk ikut serta dalam
pertahanan dan keamanan Negara dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.

TANTANGAN IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA

1. Implementasi dalam kehidupan politik, adalah menciptakan iklim penyelenggaraan    negara


yang sehat dan dinamis, mewujudkan pemerintahan yang kuat, aspiratif, dipercaya.
2. Implementasi dalam kehidupan ekonomi, adalah menciptakan tatanan ekonomi yang benar-
benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata
dan adil.
3. Implementasi dalam kehidupan sosial budaya, adalah menciptakan sikap batiniah dan lahiriah
yang mengakui, menerima dan menghormati segala bentuk perbedaan sebagai kenyataan yang hidup di
sekitarnya dan merupakan karunia Sang Pencipta.
4. Implementasi dalam kehidupan pertahanan dan keamanan, adalah menumbuhkan kesadaran
cinta tanah air dan membentuk sikap bela negara pada setiap WNI.

Komentar Kritis
Geopolitik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara faktor-faktor geografi, strategi, dan politik
suatu negara, sedangkan untuk implementasinya diperlukan suatustrategi yang bersifat nasional.
Geopolitik yang berkembang di lingkungan negara-negara dunia
Pada dasarnya setiap masyarakat, bangsa maupun negara memiliki konsep ataupaham Geopolitik
masing-masing, walaupun kadang-kadang wawasan yang dianuttidak absolut. Kadang-kadang dalam
menjalankan politik dan strategi nasionalnya suatubangsa menganut beberapa wawasan atau paham
karena secara kontemporer hal ituakan lebih menguntungkan. Konsep Geopolitik negara-negara di
kawasan Asia Pasifik bermacam-macam pola, bentuk, dan jelasnya, namun secara umum konsep-konsep
tersebut dapat lebih mudahdi pelajari dari sudut pandang falsafah yang mendasari kesejarahan, maupun
faktorgeografi dimana bangsa atau negara tersebut berada.
Problemmatika

Indonesia dan Malaysia yang berada dalam satu rumpun ternyata tidak selalu harmonis. Persamaan
budaya nyatanya tidak mengurangi riak-riak perselisihan di antara kedua negara. Klaim budaya yang
dilakukan oleh Malaysia membuat warga Indonesia geram. Yang terbaru, Kebudayaan kuda lumping
menjadi tema utama dari baju yang dibawakan Sanjeda John yang merupakan Miss Grand Malaysia
2017. Kementerian Pariwisata Malaysia buru-buru mengklarifikasi bahwa kostum tersebut memang
terinspirasi dari budaya Jawa di Indonesia. Tapi bagaimanapun juga penggunaan tema Kuda Lumping
tanpa seijin pihak berwenang di Indonesia ini membuat warganet Indonesia berdebat dan
menyayangkan klaim Malaysia ini. Malaysia beralasan bahwa migrasi masyarakat Indonesia membawa
kebudayaan tersebut ke Malaysia. “Pada awal abad ke-20, migrasi masyarakat Jawa melalui kapal
dagang Belanda dan Jepang untuk mencari lahan baru membawa serta budayanya termasuk
pertunjukan tari unik ini yang dilakukan pada kesempatan yang menyenangkan,” tulis akun Miss Grand
Malaysia di Instagram (29/9). Akun tersebut juga mengatakan bahwa budaya Jawa sudah tersebar di
negara bagian utara Johor, Perak, dan Selangor. Dan dalam perjalanan waktu, tak hanya kuda lumping
saja yang diklaim. Banyak kebudayaan Indonesia lain yang diklaim oleh Malaysia. Mulai dari Reog
Ponorogo, Angklung, Wayang Kulit, Lagu Rasa Sayange, Bahkan tari Tor-Tor dari Sumatera Utara diklaim
oleh negara Jiran tersebut. "Kalau Malaysia banyak mengklaim budaya kita seperti reog, batik, keris dan
sekarang tor-tor. Saya malah berpikir kalau Malaysia milik kita. Jadinya nanti Provinsi Malaysia," kata
Sutan Bhatoegana mantan Ketua DPP Partai Demokrat dilansir dari Merdeka dalam sebuah kesempatan.
Genuk Ch Lazuardi dalam bukunya "Maumu apa, Malaysia ?: Konflik Indo-Malay dari kacamata seorang
WNI di Malaysia" menjelaskan bahwa banyak anak bangsa Indonesia yang tinggal di Malaysia khawatir
dengan klaim Malaysia ini. Dalam bukunya, Moh Marzi, Ketua Sanggar Tari Sri Wahyuni yang
melestarikan kesenian Reog mengatakan bahwa Reog memang sangat populer di Malaysia. Terutama di
Batu Pahat, Johor Bahru, Malaysia. Walaupun sudah menjadi warga negara malaysia, seniman Reog
yang ada di Malaysia adalah ketururunan yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur. Mereka sebenarnya
juga keberatan dengan klaim malaysia ini. Di Malaysia, kesenian Reog hanya milik warga melayu yang
berketurunan Jawa saja. Jadi bukan hak Malaysia. Buku terbitan tahun 2009 ini juga mengkritisi tentang
polemik klaim batik sebagai budaya Malaysia. Dia menilai bahwa konflik ini hanya terjadi di kalangan
pemerintah saja dan tidak mewakili suara masyarakat Malaysia. Hal ini dibuktikan dengan orang
Malaysia yang memilih menggunakan batik dengan pola mereka sendiri. Pola yang dimaksud adalah
motif batik Malaysia dengan dasar polos berwarna menyala dengan motif daun atau bunga yang besar.
Sedangkan warga keturunan Cina lebih suka mengunakan batik Encim. Warga Malaysia keturunan India
lebih suka menggunakan baju bermotif Sari yang berasal dari India. Marshall Clark dan Juliet Pietsch
dalam bukunya "Indonesia-Malaysia Relations: Cultural Heritage, Politics and Labour Migration" melihat
bahwa klaim budaya ini malah tidak terlalu dianggap oleh warga negara Malaysia. "Banyak orang
Malaysia secara privat maupun publik mempertanyakan kenapa warga Indonesia terlalu
mempermasalahkan hal tersebut yang dianggap sebagai kebudayaan bersama," tulis Clark dalam buku
terbitan tahun 2014 itu. Lagu nasional Malaysia "Negaraku" pernah diduga memplagiat melodi dari
keroncong. Lagu ini dituduh mempunyai tempo dan melodi yang sama dengan lagu keroncong "Terang
Bulan". Musisi Malaysia menepis klaim ini dengan menyebutkan bahwa inspirasi dari lagu ini adalah lagu
dari Prancis berjudul "La Rosalie". Warga negara Malaysia ternyata tidak terlalu ambil pusing dengan
klaim-klaim semacam ini. Dalam bukunya, Marshall mengutip komentator dari salah satu media di
Malaysia, "Koran bahasa Indonesia menjual berita yang berisi anti-Malaysia. Hal ini bagus untuk
sirkulasi. Ngomong-ngomong, kami warga Malaysia sangat terhibur dengan hal ini. Kita sangat menyukai
lagu "Negaraku". Asal muasal lagu ini sangat tidak penting, hal ini merupakan hal sepele bagi kami,"
sebagaimana dikutip dari komentator di salah satu media Malaysia.Tapi, bagaimanapun hubungan baik
dan saling menghargai budaya masing-masing perlu tetap digalakkan. Agar tidak ada konflik dan salah
pengertian. Semua harus bisa diselesaikan dengan dialog antara budaya antara Malaysia dan Indonesia.

Solusi

Dengan melihat begitu banyaknya budaya kita yang telah diklaim oleh negara-negara asing, sudah
sepatutnya hal ini lebih dianggap serius oleh Pemerintah Indonesia bila tidak ingin kehilangan salah satu
identitas bangsa Indonesia di mata dunia. peranan Pemerintah yang dibutuhkan dalam melestarikan
ekspresi budaya tradisional Indonesia melalui penetapan UUHC dan bekerjasama dengan PEMDA,
peranan masyarakat juga sangat besar dan tak kalah pentingnya karena peranan masyarakat dapat
mempengaruhi lingkungan di sekitarnya dan dapat meningkatkan semangat kebangsaan untuk
melindungi warisan budaya lokal sebagai aset bangsa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu
dengan cara mengenali serta bangga akan budaya daerahnya, meningkatkan kecintaan untuk memakai
produk-produk lokal daripada produk-produk luar negeri dan mengajak orang-orang di sekitarnya untuk
turut serta menjadi bagian dari rakyat Indonesia yang mencintai budaya dan adat istiadat negaranya
sendiri serta menurunkannya kepada generasi-generasi berikutnya.Dengan adanya dasar hukum yang
mengatur tentang perlindungan terhadap warisan budaya lokal Indonesia dan peranan Pemerintah serta
masyarakat untuk saling bekerjasama dan berpegangan tangan diharapkan mampu menjaga warisan
budaya lokal Indonesia dari tangan negara-negara asing yang secara terus-menerus telah mengklaim
budaya Indonesia sebagai budaya mereka dan dapat tetap menjadikan warisan budaya lokal Indonesia
menjadi aset negara Indonesia yang tidak akan punah.

Daftar pustaka

https://www.kompasiana.com/monicafarah/5d9c2ef8097f367251136ec3/klaim-warisan-budaya-
indonesia-oleh-negara-asing?page=all

https://brainly.co.id/tugas/6019492

https://newsvideo.tanahlautkab.go.id/post/Wawasan%20Nusantara

https://www.brilio.net/serius/budaya-indonesia-sering-diklaim-apa-sebenarnya-yang-dimaui-malaysia-
171002l.html#

Anda mungkin juga menyukai