Anda di halaman 1dari 31

WAWASAN NUSANTARA

SEBAGAI GEOPOLITIK
INDONESIA

Kelompok 7 (Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia)


UNSUR-
WILAYAH UNSUR
SEBAGAI DASAR
RUANG WAWASAN
HIDUP NUSANTAR
A

WAWASAN
NUSANTARA
SEBAGAI
GEOPOLITIK PENERAPA
WAWASAN
INDONESIA N
NUSANTAR
WAWASAN
A
NUSANTAR
(PENERAPA
A DAN
N
TANTANGA
GEOPOLITI
N
K
IMPLEMEN
INDONESIA)
TASINYA
WILAYAH SEBAGAI RUANG
HIDUP
Konsep Geopolitik, adalah merupakan ilmu
penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya dikaitkan
dengan masalah-masalah geografi wilayah atau tempat
tinggal suatu bangsa.
Negara Indonesia memiliki unsur-unsur kekuatan
sekaligus kelemahan. Kekuatannya terletak pada posisi dan
keadaan geografi yang strategis dan kaya sumber daya alam.
Sementara kelemahannya terletak pada wujud kepulauan
dan keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan
dalam satu bangsa dan satu tanah air, sebagaimana telah
diperjuangkan oleh para pendiri Negara ini.

Sumber: Buku Modul Kuliah Kewarganegaraan:114


Konsep
Geopolitik
(Asal istilah
Geopolitik)

Teori-Teori
Geopolitik

Paham
Geopolitik
Bangsa
Indonesia

Wilayah Sebagai Ruang Hidup


Konsep Geopolitik (Asal istilah Geopolitik)

Geopolitik semula diartikan oleh Frederic Ratzel (1844 - 1904) sebagai ilmu bumi politik
(Political Geogrephy) kemudian dikembangkan dan diperluas oleh sarjana ilmu politik
Swedia, Rudolph Kjellen (1864-1922) dan Karl Haushofer (1869-1964) dari Jerman
menjadi Geographical Politic dan disingkat Geopolitik. Geopolitik mempelajari
fenomena politik dari aspek geography. Geopolitik secara etimologi berasal dari kata
geo (bahasa Yunani) yang berarti bumi yang menjadi wilayah hidup. Sedangkan politik
dari kata polis yang berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri atau negara; dan
teia yang berarti urusan (politik) bermakna kepentingan umum warga negara suatu
bangsa (Sunarso, 2006: 195).

Wilayah Sebagai Ruang Hidup


Frederich Halford
Ratzel Mackinder

Rudolf TEORI – TEORI Alfred


Kjellen GEOPOLITIK Thayer
Mahan

Guilio
Douhet,
William
Karl
Mitchel,
Haushofer Saversky,
dan
JFC Fuller

Wilayah Sebagai Ruang Hidup


Frederich
Ratzel

Negara itu seperti organisme yang hidup. Negera identik


dengan ruangan yang ditempati oleh sekelompok masyarakat
(bangsa) pertumbuhan negara mirip dengan pertumbuhan
organisme yang memerlukan ruang hidup (lebensraum) yang
cukup agar dapat tumbuh dengan subur. Semakin luas ruang
hidup maka negara akan semakin bertahan, kuat, dan maju.

Wilayah Sebagai Ruang Hidup


Pertumbuhan Negara mirip dengan pertumbuhan
Rudolf organisme (makhluk hidup). Oleh karena itu Negara
Kjellen memerlukan ruang hidup (lebensraum), serta mengenal
proses lahir, tumbuh, mempertahankan hidup, menyusut dan
mati. Mereka juga mengajukan paham ekspansionisme yang
kemudian melahirkan ajaran adu kekuatan (Power Politics
atau Theory of Power).

Wilayah Sebagai Ruang Hidup


Jika jumlah penduduk suatu wilayah negara
semakin banyak sehingga tidak sebanding lagi dengan luas
wilayah, maka negara tersebut harus berupaya memperluas
wilayahnya sebagai ruang hidup (lebensraum) bagi warga
negara.

Karl
Haushofer

Wilayah Sebagai Ruang Hidup


Halford
Mackinder

Dikenal dengan teori Daerah Jantung. Barang siapa


menguasai„daerah jantung‟ (Eropa Timur dan Rusia) maka ia
akan menguasai pulau dunia (Eropa, Asia, dan Afrika) yang
pada akhirnya akan menguasai dunia. Untuk menguasai dunia
dengan menguasai daerah jantung dibutuhkan kekuatan darat
yang besar sebagai prasyaratnya.

Wilayah Sebagai Ruang Hidup


Konsepsi geopolitik dengan memperhatikan perlunya Alfred
memanfaatkan serta mempertahankan sumber daya laut, Thayer
termasuk akses laut. Sehingga tidak hanya pembangunan Mahan
armada laut saja yang diperlukan, namun lebih luas juga
membangun kekuatan maritim.

Wilayah Sebagai Ruang Hidup


Membangun armada atau angkatan udara lebih
menguntungkan sebab angkatan udara memungkinkan
beroperasi sendiri tanpa dibantu oleh angkatan lainnya. Di
samping itu, angkatan udara dapat menghancurkan musuh di
kandangnya musuh itu sendiri atau di garis belakang medan
peperangan.
Guilio
Douhet,
William
Mitchel,
Saversky,
dan
JFC Fuller

Wilayah Sebagai Ruang Hidup


Paham Geopolitik Bangsa Indonesia

Pandangan geopolitik bangsa Indonesia yang didasarkan pada


nilai-nilai Ketuhanan dan Kemanusiaan yang luhur dengan
jelas tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945. bangsa
Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, tetapi lebih cinta
kemerdeklaan. Bangsa Indonesia menolak segala bentuk
penjajahan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan
peri keadilan.
WAWASAN NUSANTARA (PENERAPAN
GEOPOLITIK INDONESIA)

Latar belakang muculnya konsep Wawasan Nusantara adalah Karakteristik wilayah


Nusantara sebagai Negara yang Berasaskan Kepualauan. Konsep Negara Kepulauan
awalnya dianggap asing oleh kebanyakan Negara di dunia, melalui usaha yang gigih
dan konsisten, akhirnya Konsepsi Negara Kepulauan diakui
oleh Banyak Negara dalam Konvensi Hukum Laut Internasional di akui
sebagai bagian ciri khas tersendiri dari Yurisdiksi Suatu Negara, meliputi laut
Terotorial, Perairan Pedalaman, ZEE dan Landas Kontinen. Selain itu pemikiran
Wawasan Nusantara juga diilhami oleh aspek sejarah perjuangan
Bangsa, aspek filosophis dari Pancasila sebagai Ideologi Negara serta Jati diri
bangsa Indonesia.
Pengertian
Wawasan Wilayah
Nusantara Indonesia

Faktor Batas
Kewilayahan Wilayah
yang Mem- Negara
pengaruhi Kesatuan
Wawasan Republik
Nusantara Indonesia

Wawasan Nusantara (Penerapan Geopolitik Indonesia)


Pengertian Wawasan Nusantara
Dari sisi etimologi, kata Wawasan Nusantara berasal dari dua
kata: wawasan dan nusantara. Wawasan dari kata wawas (bahasa
jawa) yang berarti pandangan. Sementara kata “nusantara”
merupakan gabungan kata nusa yang artinya pulau dan antara.
“antara” memiliki makna antar (antara), relasi, seberang, atau
laut. Jadi, “nusantara” dapat diartikan sebagai kepulauan yang
diantara laut atau bangsa-bangsa yang dihubungkan oleh laut.

Sumber: Buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan


Tinggi: 212

Dari sisi terminologis, wawasan nusantara merupakan


pandangan bangsa Indonesia terhadap lingkungan tempat berada
termasuk diri bangsa Indonesia itu sendiri.

Sumber: Buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi: 214


Faktor Kewilayahan
yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara
a) Asas Kepulauan (Archipelagic Principle)
Asas Archipelago mengandung pengertian bahwa pulau-
pulau tersebut selalu dalam kesatuan utuh, sementara
lautan antara pulau-pulau berfungsi sebagai unsur
penghubung dan bukan unsur pemisah.
b) Kepulauan Indonesia
Nama Indonesia mengandung arti yang tepat, yaitu
kepulauan Indonesia. Dalam bahasa Yunani, ‘Indo’
berarti India dan ‘nesos’ berarti pulau. Indonesia
mengandung makna spiritual yang didalamnya terasa ada
jiwa perjuangan menuju cita-cita luhur, Negara kesatuan,
kemerdekaan dan kebebasan.
Wilayah Indonesia

Indonesia yang terletak di benua Asia bagian


Tenggara (Asia Tenggara) pada koordinat 6°LU - 11°08'LS
dan dari 95°'BB - 141°45'BT, melintang di antara benua
Asia dan Australia/Oseania serta antara Samudra Pasifik dan
Samudra Hindia (terbentang sepanjang 3.977 mil).
Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan
luas perairannya 3.257.483 km². Pulau terpadat
penduduknya adalah pulau Jawa, di mana setengah populasi
Indonesia hidup. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu:
Jawa dengan luas 132.107 km², Sumatra dengan luas
473.606 km², Kalimantan dengan luas 539.460 km²,
Sulawesi dengan luas 189.216 km², dan Papua dengan luas
421.981 km².
Bagian dari Wilayah Indonesia

Ruang merupakan sumber daya alam yang harus dikelola


bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat sebagaimana
diamanatkan dalam Pasal 33 ayat (3) UUDNRI 1945 yang
menegaskan bahwa “ bumi dan air serta kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
digunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat“. Dalam
konteks ini ruang harus dilindungi dan dikelola secara
terkoordinasi, terpadu, dan berkelanjutan.
Batas Wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia
Wilayah negara Kesatuan Republik Indonesia meliputi tanah
(daratan) dan air (lautan) serta udara di atasnya.
a) Wilayah Daratan
Wilayah daratan adalah daerah di permukaan bumi dalam batas-
batas tertentu dan di dalam tanah permukaan bumi. Batas-batas
dapat dibuat dengan sengaja atau dapat pula ditandai dengan
benda-benda alam, seperti gunung, hutan, dan sungai.
b) Wilayah Perairan
Meliputi laut teritorial Indonesia, perairan kepulauan, dan perairan
pedalaman. Laut Teritorial Indonesia adalah jalur laut selebar 12
(dua belas) mil laut yang diukur dari garis pangkal kepulauan
Indonesia. Perairan kepulauan Indonesia adalah semua perairan
yang terletak pada sisi dalam garis pangkal lurus kepulauan tanpa
memperhatikan kedalaman atau jaraknya dari pantai.
c) Wilayah Udara
Wilayah udara adalah wilayah yang berada di atas wilayah daratan
dan lautan (perairan) negara itu.
Unsur-Unsur Dasar wawasan
Nusantara.

Wawasan Nusantara sesungguhnya memiliki ranah pengetahuan, sikap dan perilaku.


Sebagai Konteks Wadah dan Isi maka Wawasan Nusantara adalah merupakan
penerapan Geopolitik Bangsa Indonesia yang senantiasa harus di jiwai oleh Pancasila
dan UUD 1945, sebagai ramburambu Nasional yang menjadi sumber inspirasi dalam
mengembangkan potensi kewilayahan untuk kesejahteraan dan kemakmuran
bersama.
Wadah

Isi wawasan Nusantara

Tata Laku Wawasan Nusantara Mencakup Dua


Segi, Batiniah dan Lahiriah

Implementasi wawasan Nusantara Sebagai


Pancaran falsafah Pancasila dan Pembangunan
Nasional

Unsur-Unsur Dasar wawasan Nusantara.


PENERAPAN WAWASAN NUSANTARA DAN
TANTANGAN
IMPLEMENTASINYA

Perjalanan sejarah terus berlangsung, namun pada saat ini nilai nilai
perasatuan dan kesatuan sudah mulai perlahan-lahan ditinggalkan.
Dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan, misalnya munculnya
kebijakan otonomi daerah disinyalir oleh banyak kalangan semakin
meningkatkan semangat kedaerahan. Kebijakan ini juga mengusik ikatan
emosional antar warga Bangsa yang dulunya merasa senasib dan
sepenanggungan sebagai satu Bangsa Indonesia. Namun pada saat
pemberlakuan otonomi daerah saat ini sepertinya ikatan rasa kebangsaan
sudah hampir punah.
Tantangan
Implementasi
Wawasan
Nusantara
Penerapan dalam Era
Wawasan Globalisasi.
Nusantara

PENERAPAN WAWASAN NUSANTARA DAN TANTANGAN IMPLEMENTASINYA


SENGKETA PULAU SIPADAN DAN LIGITAN
DARI NKRI
Sengketa Sipadan dan Ligitan adalah persengketaan antara pihak Indonesia dan
Malaysia atas pemilikan terhadap kedua pulau yang berada di selat makasar yaitu
Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan. Kronologi Persengketaan antara Indonesia
dengan Malaysia, mencuat pada tahun 1967 ketika dalam pertemuan teknis hukum
laut antara kedua negara, masing-masing negara ternyata memasukkan pulau
Sipadan dan pulau Ligitan ke dalam batas-batas wilayahnya. Kedua negara lalu
sepakat agar Sipadan dan Ligitan dinyatakan dalam keadaan status status quo akan
tetapi ternyata pengertian ini berbeda. Pihak Malaysia membangun resort parawisata
baru yang dikelola pihak swasta Malaysia karena Malaysia memahami status quo
sebagai tetap berada di bawah Malaysia sampai persengketaan selesai, sedangkan
pihak Indonesia mengartikan bahwa dalam status ini berarti status kedua pulau
masih tidak boleh ditempati atau diduduki sampai persoalan atas kepemilikan dua
pulau ini selesai. Pada tahun 1969 pihak Malaysia secara sepihak memasukkan
kedua pulau tersebut ke dalam peta nasionalnya. Yang akhirnya pihak Indonesia
membawa permasalahan ini ke jalur hukum mahkamah internasional. (sumber:
Google Wikipedia “pulau sipadan dan ligitan”)
Perairan Ambalat di Laut Sulawesi
Masalah antara Indonesia dan Malaysia seputar blok Ambalat mengemuka
ketika terbetik kabar bahwa pemerintah Malaysia melalui perusahaan
minyak nasionalnya, Petronas, memberikan konsesi minyak (production
sharing contract) kepada perusahaan minyak Shell, atas cadangan minyak
yang terletak di Laut Sulawesi (perairan sebelah timur Kalimantan).
Pemerintah Indonesia mengajukan protes atas hal ini karena merasa bahwa
wilayah itu berada dalam kedaulatan negara Indonesia. Sebenarnya klaim
Malaysia terhadap cadangan minyak di wilayah itu sudah diprotes Indonesia
sejak tahun 1980, menyusul diterbitkannya peta wilayah Malaysia pada
tahun 1979. Peta tersebut mengklaim wilayah di Laut Sulawesi sebagai
milik Malaysia dengan didasarkan pada kepemilikan negara itu atas pulau
Sipadan dan Ligitan. Malaysia beranggapan bahwa dengan dimasukkannya
Sipadan dan Ligitan sebagai wilayah kedaulatan Malaysia, secara otomatis
perairan di Laut Sulawesi tersebut masuk dalam garis wilayahnya. Indonesia
menolak klaim demikian dengan
Tanpa pengecualian melupakan tugas kita merawat dan
melindungi suatu ketahanan nasioanal suatu bangsa yang
berdimensi astagatra, yang artinya segenap kehidupan nasional
yang kompleks, di petakan secara sederhana, namun tetap
mencerminkan kehidupan nasional yang nyata. (sumber: book
citizenship, Sedarnawati Yasni hal 297). Jika semua itu dapat
terjalin dengan baik dapat memungkinkan suatu Negara dapat
memberi jaminan kesejahteraan dan keamanan kepada seluruh
warganya.

Sumber:https://zonesupernova.blogspot.co.id/2016/02/contoh-kasus-geopolitik-dan-geostrategi.html?
m=1
Kesimpulan
Geopolitik Indonesia ialah suatu studi yang mengkaji masalah-
masalah geografi, sejarah dan ilmu sosial, dengan merujuk
kepada percaturan politik internasional. Geopolitik mengkaji
makna strategis dan politis suatu wilayah geografi, yang
mencakup lokasi, luas serta sumber daya alam wilayah tersebut.
Geopolitik mempunyai 4 unsur pembangun, yaitu keadaan
geografis, politik dan strategi, hubungan timbal balik antara
geografi dan politik, serta unsur kebijaksanaan. Tanpa
pengecualian melupakan tugas kita merawat dan melindungi
suatu ketahanan nasioanal suatu bangsa yang berdimensi
astagatra, yang artinya segenap kehidupan nasional yang
kompleks, di petakan secara sederhana, namun tetap
mencerminkan kehidupan nasional yang nyata.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai