1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-
Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan
ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karenanya, saran dan kritik yang bersifat
membangun akan penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap semoga
makalh ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................4
1.3 Tujuan...................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Laporan Pendahuluan
A. Pengertian............................................................................................................6
B. Rentang Respon Marah.......................................................................................7
C. Fase-fase perilaku kekerasan.............................................................................10
D. Mekanisme Koping...........................................................................................13
E. Tanda dan Gejala...............................................................................................13
F. Penyebab............................................................................................................14
G. Factor Prediposisi..............................................................................................14
H. Factor Prespitasi................................................................................................17
I. Akibat.................................................................................................................17
J. Penatalaksanaan..................................................................................................18
K.Pohon Masalah...................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................35
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Memberikan informasi terkait perilaku kekerasan pada klien gangguan jiwa
yang disusun dalam laporan pendahuluan
2. Menjelaskan strategi pelaksanaan perilaku kesehatan
4
3. Menguraikan konsep dan asuhan keperawatan yang terjadi pada klien dengan
perilaku kekerasan
5
BAB 11
PEMBAHASAN
6
B. Rentang Respon Marah
1. Asertif, adalah perilaku yang bisa menyatakan perasaan dengan jelas dan
langsung, jarak bicara tepat, kontak mata tapi tidak mengancam, sikap serius
tapi tidak mengancam, tubuh lurus dan santai, pembicaraan penuh percaya
diri, bebas untuk menolak permintaan, bebas mengungkapkan alasan pribadi
kepada orang lain, bisa menerima penolakan orang lain, mampu menyatakan
perasaan pada orang lain, mampu menyatakan cinta orang terdekat, mampu
menerima masukan/kritik dari orang lain. Jadi bila orang asertif marah, dia
akan menyatakan rasa marah dengan cara dan situasi yang tepat, menyatakan
ketidakpuasannya dengan memberi alasan yang tepat.
2. Frustasi, merupakan respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan yang
tidak realistis atau hambatan dalam pencapaian tujuan.
3. Perilaku Pasif, orang yang pasif merasa haknya di bawah hak orang lain. Bila
marah, orang ini akan menyembunyikan marahnya sehingga menimbulkan
ketegangan bagi dirinya. Bila ada orang mulai memperhatikan non verbal
marahnya, orang ini akan menolak dikonfrontasi sehingga semakin
menimbulkan ketegangan bagi dirinya. Sering berperilaku seperti
memperhatikan, tertarik, dan simpati walau dalam dirinya sangat berbeda.
Kadang-kadang bersuara pelan, lemah, seperti anak kecil, menghindar kontak
mata, jarak bicara jauh dan mengingkari kenyataan. Ucapan sering menyindir
atau bercanda yang keterlaluan.
7
4. Agresif, merupakan perilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan
untuk bertindak destruktif tapi masih terkontrol. Perilaku yang tampak berupa
muka masam, bicara kasar, menuntut, kasar.
5. Amuk (perilaku kekerasan), yaitu perasaan marah dan bermusuhan yang kuat
disertai kehilangan kontrol diri, sehingga individu dapat merusak diri sendiri,
orang lain dan lingkungan.
Menurut Fitria (2006), adapun perbedaan perilaku pasif, asertif dan agresif,
seperti pada tabel 1, berikut:
Tabel 1 Perbandingan Antara Perilaku Pasif, Asertif, Dan Agresif
8
Kontak mata Sedikit/sama sekali tidak Mempertahankan Mata melotot dan
kontak mata sesuai dipertahankan
dengan
9
hubungan
1. Triggering incidents
Ditandai dengan adanya pemicu sehingga muncul agresi klien. Beberapa faktor
yang dapat menjadi pemicu agresi antara laian: provokasi, respon terhadap
kegagalan, komunikasi yang buruk, situasi yang menyebabkan frustrasi, pelanggaran
batas terhadap jarak personal, dan harapan yang tidak terpenuhi. Pada fase ini klien
dan keluarga baru datang.
a. Escalation phase
b. Crisis point
10
e. Return to normal functioning
11
e. Perilaku kekerasan
12
meningkat, peristaltik gaster menurun, pengeluaran urine dan saliva
meningkat, konstipasi, kewaspadaan juga meningkat diserta ketegangan
otot, seperti rahang terkatup, tangan dikepal, tubuh menjadi kaku dan
disertai reflek yang cepat
D. Mekanisme Koping
13
bicara dengan nada keras dan kasar, sikap ketus.
Perilaku: menyerang orang lain, melukai diri sendiri/orang
lain, merusak lingkungan, sikap menentang, dan
amuk/agresif.
Emosi: jengkel, selalu menyalahkan, menuntut, perasaan
terganggu, dan ingin berkelahi.
Intelektual: mendominasi, cerewet atau bawel,
meremehkan, suka berdebat, dan mengeluarkan kata-kata
bernada sarkasme.
Sosial: penolakan untuk didekati, mengasingkan diri,
melakukan kekerasan, suka mengejek, dan mengkritik.
Spiritual: merasa diri berkuasa, tidak realistik, kreatifitas
terlambat, ingin orang lain memenuhi keinginannya, dan
merasa diri tidak berdosa.
F. Penyebab
Perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri: harga diri
rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan
harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri,
hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan. Frustasi, seseorang
yang mengalami hambatan dalam mencapai tujuan/keinginan yang
diharapkannya menyebabkan ia menjadi frustasi. Ia merasa terancam dan cemas.
Jika ia tidak mampu menghadapi rasa frustasi itu dengan cara lain tanpa
mengendalikan orang lain dan keadaan sekitarnya misalnya dengan kekerasan
G. Factor predisposisi
14
Teori biologik terdiri dari beberapa pandangan yang berpengaruh
terhadap perilaku:
1) Neurobiologik
15
b. Teori Psikologik
c. Teori Psikoanalitik
16
konstruktif. Penduduk yang ramai /padat dan lingkungan
yang ribut dapat berisiko untuk perilaku kekerasan.
Adanya keterbatasan sosial dapat menimbulkan kekerasan
dalam hidup individu.
H. Factor presipitasi
b. Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi sosial ekonomi.
I. Akibat
Klien dengan perilaku kekerasan dapat menyebabkan resiko tinggi mencederai diri,
orang lain dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang
kemungkinan dapat melukai/ membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.
17
J.PENATALAKSANAAN
Yang diberikan pada klien yang mengalami gangguan jiwa amuk ada 2 yaitu:
1. Medis
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Psikoterapeutik
b. Lingkungan terapieutik
d. Pendidikan kesehatan
K. POHON MASALAH
Perilaku kekerasan
Perubahan persepsi sensori: Halusinasi
18
2.2 STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Pertemuan : Ke 1 (satu)
A. Proses Keperawatan
3.Tujuan Keperawatan :
a. Tujuan umum
b. Tujuan khusus
dilakukan
19
a. Bantu klien mengidentifikasi penyebab marah
1. Kondisi klien
4. Tindakan Keperawatan
20
dari jam 7 sampai jam 1 siang, jadi selama2 minggu ini saya yang
merawat ibu. Nama ibu siapa? Dan senang nya dipanggil apa?”“
Bagaimana perasaan ibu N saat ini?” masih ada perasaan kesal atau
marah? Apa yang terjadi dirumah ?’’ “ Baiklah sekarang kita akan
berbincang-bincang tentang perasaan marah ibu,”“ Berapa lama ibu
mau kita berbincang-bincang ? bagaimana kalau 20 menit“
Bagaimana kalau kita berbincang-bincang diruang tamu?”
Kerja :
Terminasi :
21
dalam ?”“baik bagaimana kalau besok kita latihan cara lain untuk
mencegah dan mengendalikan marah ibu N.” tempatnya disini saja ya
Bu?”Selamat Pagi.”
Orientasi :
“ Selamat pagi bu, sesuai dengan janji saya kemarin, sekarang saya
datang lagi. “Bagaimana perasaan ibu saat ini, adakah hal yang
menyebabkan ibu marah?”“Baik, sekarang kita akan belajar cara
mengendalikan perasaan marah dengan kegiatan fisik untuk cara yang
kedua.”“ mau berapa lama? Bagaimana kalau 20 menit?”“ Dimana kita
bicara?
Kerja :
22
ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan kedua cara tadi ya Bu.“
sekarang ibu istirahat, 2 jam lagi kita ketemu ya Bu, kita akan belajar
mengendalikan marah dengan belajar bicara yang baik. Sampai Jumpa
SP 3 : Membantu pasien latihan mengendalikan perilaku
kekerasan secara sosial/verbal (evaluasi jadwal harian
tentang dua cara fisik mengendalikan perilaku
kekerasan, latihan mengungkapkan rasa marah
secara verbal ( menolak dengan baik, meminta dengan
baik, mengungkapkan perasaan dengan baik), susun
jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal)
Orientasi :
“Selamat siang bu, sesuai dengan janji saya 2 jam yang lalu
sekarang kita ketemu lagi”. “Bagaimana bu, sudah dilakukan tarik
nafas dalam dan pukul kasur bantal? Apa yang dirasakan setelah
melakukan latihan secara teratur?”“Coba saya lihat jadual kegiatan
hariannya. “Bagus, Nah kalau tarik nafas dalamnya dilakukan sendiri
tulis M, artinya mandiri: kalau diingatkan suster baru dilakukan ditulis
B, artinya dibantu atau diingatkan. Nah kalau tidak dilakukan tulis T,
artinya belum bisa melakukan. “Bagaiman kalau kita
23
sekarang latihan cara bicara untuk mencegah marah?”“Dimana
enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau ditempat yang
sama?”“Berapa lama ibu mau kita berbincang-bincang? Bagaiman
kalau 15 menit?”
Kerja :
Terminasi :
24
membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah ibu yaitu dengan
cara ibadah, ibu setuju? Mau dimana bu? Disini lagi? Baik sampai nanti
ya
“Selamat pagi bu, sesuai dengan janji saya kemarin sekarang saya
datang lagi”
“Bagaiman bu, latihan apa yang sudah dilakukan? Apa yang dirasakan
setelah melakukan latihan secara teratur? Bagus sekali, bagaiman rasa
marahnya?”“Bagaimana kalau sekarang kita selatihan cara lain untuk
mencegah rasa marah yaitu dengan ibadah?”“Dimana enaknya kita
berbincang-bincang? Bagaiman kalu ditempat biasa?” “Berapa lama
ibu mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”
Kerja :
25
cara ibadah yang dapat ibu lakukan bila ibu sedang marah”“Setelah ini
coba ibu lakukan sholat sesuai jadwal yang telah
kitabuat tadi” “ 2 jam lagi kita ketemu ya bu,nanti
kita bicarakan cara keempat mengontrol rasa marah, yaitu dengan
patuh minum obat! “ “Nanti kita akan membicarakan cara penggunaan
obat yang benar untuk mengontrol rasa marah ibu, setuju bu
“Selamat siang bu, sesuai dengan janji saya 2 jam yang lalu,
sekarang kita ketemu lagi” “Bagaimana bu, sudah dilakukan latihan
tarik nafas dalam, pukul kasur bantal, bicara yang baik serta sholat?
Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Coba
kita lihat kegiatannya”.“Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan
latihan tentang cara minum obat yang benar untuk mengontrol rasa
marah?”“Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau
ditempat tadi?. “Berapa lama ibu mau kita berbincang- bincang?
Bagaimana kalau 15 menit?”
Kerja :
“Ibu sudah dapat obat dari dokter?”“Berapa macam obat yang ibu
minum?warnanya apa saja? Bagus, jam berapa ibu minum?
Bagus”“Obatnya ada 3 macam bu, yang warnanya oranye namanya
CPZ gunanya agar pikiran tenang, yang putih namanya THP agar
rileks dan tidak tegang, dan yang merah jambu ini namanya HLP rasa
marah berkurang. Semuanya ini harus ibu minum 3x sehari jam 7 pagi,
jam 1 siang, dan jam 7 malam”“Bila nanti setelah minum obat mulut
ibu terasa kering, untuk membantu mengatasinya ibu bias mengisap-
isap es batu”.“Bila terasa berkunang-kunang, ibu sebaiknya istirahat
dan jangan beraktivitas dulu”.
26
“Nanti dirumah sebelum minum obat ini ibu lihat dulu label di kotak
obat apakah benar nama ibu tertulis disitu, berapa dosis yang harus
diminum, jam berapa saja harus diminum, baca juga apakah nama
obatnya sudah benar? Disini minta obatnya pada suster kemudian cek
lagi apakah benar obatnya”. “Jangan penah menghentikan minum obat
sebelum berkonsultasi dengan dokter ya bu, karena dapat terjadi
kekambuhan.”. “ Sekarang kita masukkan waktu minum obat kedalam
jadwal ya bu”.
Terminasi :
a. Mandiri
27
rentang intervensi keperawatan.
b. Kesadaran Diri
28
yang tidak sesuai dan meningkatkan adaptasi sosialnya seperti terapi
aktivitas kelompok. Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan salah
satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok pasien
yang mempunyai masalah yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi
sedangkan kelompok digunakan sebagai target sasaran (Keliat dan
Akemat, 2005). TAK yang sesuai dengan perilaku kekerasan adalah
terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi: perilaku kekerasan.
g. Tindakan Perilaku
Modalitas
29
2. SP II P SP II k
4. Membimbing pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
3.SP IV P SP III k
1. Membantu keluarga
1. Memvalidasi masalah
membuat jadual
dan latihan sebelumnya
aktivitas di rumah
2. Melatih pasien cara
termasuk minum obat
mengontrol PK secara
(discharge planning).
spiritual (berdoa,
2. Menjelaskan followup
berwudhu, sholat)
pasien setelah pulang
3. Membibing pasien
memasukkan dalam
jadwal
4. kegiatan harian
4.SP V P
3. Membimbing pasien
memasukkan dalam
30
jadwal kegiatan harian
31
3.Kolaboratif
a. Psikofarmakologi
32
e. Manipulasi lingkungan
33
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
34
Daftar Pustaka
35
36