Anda di halaman 1dari 11

9

KELOMPOK METODOLOGI KEPERAWATAN

KELOMPOK 1 KELOMPOK 2 KELOMPOK 3 KELOMPOK 4 KELOMPOK 5


M. Lutfi Hafid Pungki Firman Yanuar
Hanifah Nindya Riska Nadia Yesi
Bintang Vita Bagus Novrika Seftiana
Ersa Sella Danistara Rania Diah ayu
Ayuni Dri ratna Briliana Irma Friska
KELOMPOK 6 KELOMPOK 7 KELOMPOK 8 KELOMPOK 9 KELOMPOK 10
Dedi Ardianto M.kodri Sanditya Elia
Erlita Natasya Cut lea Rofiah Dita atmanda
Novanda Arifah Afrilla Putri Zulfa
Kiki Firdha Kus hidayat Ayu novita Susi
Alfiyatu Ricky Alivia Ferdyan

PETUNJUK PENUGASAN

A. Membuat askep sesuai kasus di matkul KMB 1, dimulai dengan diskusi pengkajian dan
diagnosis keperawatan (merevisi askep yang kemaren)
B. Hari senin 11 oktober 2021 konsul kelompok 1-5 media zoom
Untuk kelompok 6-10 waktu konsul menyesuiakan dosen
C. Mahasiswa diwajibkan menyiapkan buku 3S

 KELOMPOK 1 = DHF
Seorang perempuan 29 tahun masuk rumah sakit dengan diagnosa susp DHF, anemia,
dispepsia. Keluhan : nyeri kepala, mual-mual, muntah-muntah.
Secara fisik pasien tampak lemah dan hanya berbaring di tempat tidur, terkadang  bisa
berjalan sendiri ke kamar mandi. TD 120/80 mmHg, Nadi :84x/menit, suhu : 38c,
pernapasan : 24x/menit.
Pemeriksaan laboratorium: HB 8,8 g/dl, eritrosit 3,29 jt/UL, leukosit 29.100/mm, trombosit
26.000/mm. Pemeriksaan lg(G) dan lg (M) positif demam dengue.

 KELOMPOK 2 = TYPOID
Seorang perempuan 24 tahun dirawat di ruang rawat inap penyakit dalam dengan diganosa
Thypoid. Pasien mengeluh demam sejak 3 hari yang lalu, mual, muntah frekuensi 2 kali,
pusing, nyeri ulu hati badannya panas sejak kemarin. Hasil pemeriksaan fisik: T= 39,3°C;
Tes Widal: OD=1/320, HD=1/160, AH= 1/160, BH= 1/80

 KELOMPOK 3 = COVID-19
Tn. B bepergian minggu lalu perjalanan dinas dari Jakarta ke Riau. Rapid test non reaktif,
naik pesawat dan setelah dua hari pulang hari kamis (3/9/2021) minggu lalu badannya
10
tidak demam, tidak batuk, tidak sesak. Hanya sepulangnya itu pegel linu dan
'geringgingan'.
Esoknya Tn. B merasakan kehilangan sensasi bau (Anosmia). Anosmia adalah 'red flag'
buat CoVid-19. Tn. B memiliki adik dr. M (seorang dokter kandungan) meminta agar Tn. B
diswab. Segera. 24 jam. Hasilnya keluar hari Jumat sekitar habis sholat Jumat. Hasilnya:
Swab Positif.
Hebohlah Tn. B sekeluarga . Diperiksa swab dirinya dan keempat anaknya. Dan juga cek
foto dada/ toraks untuk melihat apakah ada kelainan menjurus ke arah pneumonia. Hasil:
dua anak CXR (Chest X Ray) suggestif ke pneumonia ringan. Hasil Swab belum keluar krn
ikut yang program kemkes buat tracing.
Karena hasil swab makan waktu beberapa hari maka adik Tn, B, dr M, memutuskan
periksa rapid test. Apalagi ia mulai diare (saat ini banyak kasus Covid-19 gejalanya diare)
dan hasilnya: IgM reaktif. Diare, mual dan muntah juga pusing hebat.
Hari Senin, Tn,B (swab positif) yang masih sehat dan bugar (jadi OTG) mulai muncul
Gejala. Dan masuk RS lainnya utk isolasi. Hasil MSCT Scan Tn.B pagi tadi menunjukkan
gambaran khas GGO (Ground Glass Opacity), tipikal CoVid-19.

 KELOMPOK 4 = COPD
Tn. Y lahir : 23 Juni 1958 (60 tahun) Alamat : Nagari Sariak. Kecamatan Sungai Pua.
Diagnosa Medis : PPOK . Klien datang ke RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi rujukan
dari RS Medina karna sesak napas dan batuk lebih kurang 2 minggu yang lalu, batuk klien
berdahak . Pada saat dilakukan pengkajian klien mengatakan nafas sesak, sesak datang saat
klien beraktifitas dan hilang saat istirahat, sesak datang tiba-tiba, klien mengatakan batuk
disertai dahak dah sulit dikeluarkan, dahak dikeluarkan dengan batuk efektif, klien
mengatakan letih, nafsu makan berkurang. Dari hasil observasi didapat klien tampak sesak,
gelisah, klien menggunakan alat bantu pernafasan yaitu bahu, terpasang oksigen nasal kanul
5 L. Klien tampak batuk yang disertai dahak, dahak berwarna kuning, kental, klien tampak
lemah, porsi makan yang dihabiskan ½ porsi, klien terpasang infus di ekstremitas bawah
dextra, infus terpasang asering drip aminophilin, TTV : TD = 100 mmHg, N = 85 kali/menit,
RR = 30 kali/menit, S = 36,2 0. Klien mengatakan sudah punya riwayat PPOK dari tahun
1995 dan sudah 3 kali masuk rumah sakit yaitu tahun 1996, 2015 dan sekarang. Klien
mengatakan dalam keluarga mereka tidak ada yang pernah menderita penyakit seperti
penyakit yang diderita pasien saat ini dan penyakit keturunan seperti Diabetes Mellitus,
Hipertensi dan Asma. Pemeriksaan Kepala Rambut Rambut berwarna hitam dengan kondisi
rambut berminyak, berketombe, rambut ikal, dengan distribusi rambut jarang. Mata Mata
simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis, pupil isokor, klien tidak pakai alat bantu
penglihatan, sklera tidak ikterik. Telinga Simetris kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan,
telinga ada serumen, klien tidak pakai alat bantu pendengaran.Hidung Simetris kiri dan
kanan, hidung tampak bersih tidak ada secret, tidak ada lesi, tidak tampak ada polip,
terpasang oksigen 5 liter, penciuman klien baik. Mulut dan gigi Mokusa bibir kering, gigi
berwarna kuning dan ada sisa makanan, lidah tampak kotor, tonsil lengkap, palatum ada,
stomatitis tidak ada.
11
Leher Tidak ada pembembesaran kelenjer tiroid, tidak ada pembesaran getah bening
Pemeriksaan Thorax.
a. Paru-paru I : Simetris kiri dan kanan, pergerakan dinding dada sama, memakai alat bantu
pernafasan dengan bahu, pernafasan cepat dan dangkal.
Pa :Tidak ada nyeri tekan, fremitus taktil sama kanan dan kiri.
P : Sonor di kedua bagian dinding dada.
A : Ronkhi (+), Whezzing (+).
b. Jantung I : Ictus cordis tidak terlihat.
Pa : Ictus cordis tidak teraba, tidak ada nyeri tekan saat dilakukan palpasi.
P : Saat diperkusi bunyi jantung redup.
A : Tidak terdengar suara nafas tambahan, murmur (-), gallop (-).
Pemeriksaan Abdomen
I : Simetris,tidak ada lesi,tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa.
A : Bising usus normal 12x/I, bunyi vasikuler
Pa : Nyeri tekan epigastrium (-)
P : Timpani
Genetalia Klien terpasang kateter sejak 2 minggu yang lalu, dengan kondisi kateter belum ada di
ganti sejak awal masuk RS.
Pemeriksaan Ekstemitas, Ekstremitas bawah : Pada ekstremitas bagian bawah dextra terpasang
infus asering drip aminophilin 1,5 amp dengan 20 tetes/menit. Integument Warna kulit sao
matang, lembab dan turgor kulit jelek

 KELOMPOK 5 = HIPERTENSI
Seorang laki laki 41 tahun dirawat di bangsal mawar RSUD Muara Labuh dengan diagnosa
Hipertensi. Pasien mengatakan mengeluh sakit kepala, pusing, tengkuk kepala berat, susah
tidur dan emosi meledak-ledak (pemarah). Hasil pemeriksaan fisik tekanan darah 180/90
mmHg, suhu 36,5°C , glukosa sewaktu 83 mg/dl , kolesterol 180 mg/dl

 KELOMPOK 6 = GAGAL GINJAL


Pada tanggal 13 september 2021 pukul 20.45 WIB tn A dibawa keruang flamboyant 1.
Dengan diagnose medis CKD dan HD (stage v). Pasien saat ini mengeluh merasa mual dan
ingin muntah serta kurang nafsu nakan. Pasien juga merasa sesak napas dan badannya terasa
lemas, terdapat pembengkakan di kedua kaki dan tangan pasien, pasien mengatakan
bengkak mulai terjadi sejak ± 6 bulan yang lalu, pasien mengatakan kalau pasien kurang
nafsu makan karna mual, pasien terlihat lemas dan pucat. Saat ini pasien terpasang selang
kateter, oksigen nasal kanul 3liter/menit dan infus EAS primer 6 tetes/menit. Hasil tanda-
tanda vital: TD: 170/100 mmHg, N: 98 x/menit, RR: 25 x/menit, S: 36,7 oC. Ternyata
pasien Pasien pernah dirawat di rumah sakit 2 bulan yang lalu dengan riwayat penyakit
CKD
Pada pemeriksaan kepada didapatkan hasil : Kepala Simetris, kepala bersih, penyebarab
rambut merata, warna rambut hitam mulai beruban dan tidak ada kelainan, Mata :Sklera
putih, konjungtiva anemis, palpebra tidak ada edema, refleks cahaya +, pupil isokor, Hidung
: Pernafasan cuping hidung tidak ada, posisi septum nasal simetris, lubang hidung bersih,
12
tidak ada penurunan ketajaman penciuman dan tidak ada kelainan, Rongga Mulut dan
Lidah : Keadaan mukosa bibir kering dan pucat. Tonsil ukuran normal uvula letak simetris
ditengah. Hasil Pemeriksaan thorax pasien Keluhan : Pasien mengeluh sesak napas, Inspeksi
: Bentuk dada simetris, frekuensi nafas 25 kali/menit, irama nafas teratur, pola napas
dispnea, pernafasan cuping hidung tidak ada, penggunaan otot bantu nafas tidak ada, pasien
menggunakan alat bantu nafas oksigen nasal kanul 3 liter/menit. Palpasi : Vokal premitus
teraba diseluruh lapang paru Ekspansi paru simetris, pengembangan sama di paru kanan dan
kiri Tidak ada kelainan, Perkusi : Sonor, batas paru hepar ICS 5 dekstra. Auskultasi : Suara
nafas vesikuler dan tidak ada suara nafas tambahan.
Pemeriksaan Sistem Perkemihan Kebersihan : Bersih, Kemampuan berkemih :
Menggunakan alat bantu Jenis : Folley Chateter Ukuran : 18 Hari ke – 3 Produksi urine
200ml/hari Warna : Kuning Bau : Khas urine Tidak ada distensi kandung kemih Tidak ada
nyeri tekan pada kandung kemih. Pemeriksaan Sistem Pencernaan dan Status Nutrisi BB
sebelum HD: 55 Kg BB setelah HD: 53 Kg TB : 162 Cm BAB 1x/hari konsistensi lunak,
diet bubur, jenis diet : Diet rendah garam rendah protein, nafsu makan menurun ,porsi
makan tidak habis Abdomen Inspeksi Inspeksi : Bentuk abdomen simetris, benjolan/masa
tidak ada pada perut, tidak tampak bayangan pembuluh darah pada abdomen, tidak ada luka
operasi Auskultasi:Peristaltik 20x/menit Palpasi
Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya massa, dan tidak ada pembesaran pada hepar dan
lien Perkusi - Shifting Dullness (-)

 KELOMPOK 7 = GASTROENTERITIS
Pasien masuk pada tanggal 12 September 2021. Pengkajian dilakukan pada tanggal 12
September 2021 jam 11.00 WIB, diperoleh data yaitu, Tn. B berjenis kelamin laki- laki
dengan usia 62 tahun, beragama kristen, alamat Laweyan, Surakarta. Diagnosa medis
Gastroenteritis, pendidikan terakhir adalah SMA dan sudah tidak bekerja.
Penanggungjawab dari Tn.B adalah Ny.S, umur 50 tahun, bekerja sebagai ibu rumah
tangga dengan pendidikan terakhirnya adalah SMA. Hubungan Ny.S dengan klien adalah
istri.
Keluhan utama yang dirasakan oleh klien adalah tidak nafsu makan. Riwayat penyakit
sekarang, klien mengatakan pada malam hari tanggal 11 September 2021, BAB
sebanyak 5 kali dengan konsistensi cair, ada ampas sedikit, pada tanggal 12
September 2021 jam 07.30 WIB klien dibawa ke IGD Rumah Sakit Panti Waluyo
dengan keluhan tidak nafsu makan, apabila diberi makan perut rasanya mual dan ingin
muntah, dan klien merasakan nyeri perut pada waktu klien duduk, selama di IGD
Rumah Sakit Panti Waluyo klien mendapatkan Tindakan keperawatan, klien
mendapatkan infuse RL 40 tpm, injeksi rocer 25 mg, injeksi tarmol 25mg, setelah
kondisi klien membaik dan stabil klien dipindahkan ke bangsal Bougenvile kamar 3A
untuk mendapatkan tindakan keperawatan lebih lanjut. Riwayat kesehatan dahulu, klien
mengatakan penah dirawat di Rumah Sakit Panti Waluyo karena klien mengalami
alergi penisilin. Riwayat kesehatan keluarga yaitu klien mengatakan anggota
keluarganya tidak mempunyai penyakit menurun seperti hipertensi dan diabetes militus.
13
Pola nutrisi dan metabolisme, sebelum sakit klien mengatakan makan nasi,sayur,
lauk(tahu,tempe). Makan 3 kali sehari, minum air putih kurang lebih 6 gelas sehari.
Sedangkan selama sakit klien mengatakan tidak nafsu makan, mual, makan 3 kali
sehari dengan menu yang disiapkan rumah sakit yaitu bubur. Makan dalam satu hari
kurang lebih 4 sendok dan minum air putih kurang lebih 4 gelas. Hasil pengkajian
antopometri selama sakit adalah berat badan klien 72 kg, tinggi badan 173 cm, indeks
masa tubuh 20,80 (normal).Hasil biochemical adalah hemoglobin 10,4 g/dl (nilai normal
12,1-17,6), hematokrit 47,8 %(nilai normal 35-45), clinical sign yaitu klien tampak
lemah, untuk rambut hitam ada sedikit uban dan kering, kulit kering, konjungtiva
anemis, nadi teratur dan lemah. Dietary histori selama sakit adalah Makan dalam satu
hari kurang lebih 4 sendok dan minum air putih kurang lebih 4 gelas. Diet dari rumah
sakit yaitu bubur.
Pemeriksaan fisik, keadaan umum dari klien adalah baik, kesadaran composmentis,
untuk pemeriksaan tanda-tanda vitalnya didapatkan hasil tekanan darah Tn.B 120/80
mmHg, nadi 80 kali per menit, suhu 37 derajat celcius, respirasi 20 kali per menit.
Pemeriksaan fisik, untuk kepala bentuk mesochepal, rambut hitam ada sedikit uban.
Mata klien simetris antara kanan dan kiri,konJongfiva anemis, reflek cahaya baik, tidak
menggunakan alat bantu penglihatan. Hidung bersih, tidak terdapat secret, tidak
terpasang oksigen.Telinga simetris antara kanan dan kiri, tidak banyak serumen, tidak
ada gangguan pendengaran. Mulut tidak terdapat sfomafifis,lidah sedikit kotor. Leher
tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.
Pada pemeriksaan dada, untuk inspeksi, paru simetris antara kanan dan kiri, ekspansi
dada sama antara kanan dan kiri, hasil pemeriksaan vocal fremitus antara kanan dan
kiri sama, saat perkusi bunyi paru sonor, dan saat auskultasi suara nafas vesikuler.
Pemeriksaan jantung saat inspeksi ictus cordis tidak tampak, perkusi ictus cordis teraba
kuat di sub intercosta 4 dan 5, saat di palpasi bunyi pekak, saat auskultasi bunyi
jantung I dan II murni, tidak ada suara tambahan. Pemeriksaan abdomen inspeksi
perut datar, tidak ada jejas, saat dilakukan auskultasi bising usus 25 kali per menit,
saat dilakukan perkusi terdengar bunyi timpani dan saat dilakukan palpasi terdapat
nyeri tekan di epigastrik di kuadran 3.
Pemeriksaan genetalia dan anus bersih. Pemeriksaan ekstremitas, untuk ekstremitas
atas kekuatan otot 5 dan terpasang infus RL 20 tetes per menit di tangan kiri, akral
hangot,capilary refill 2 detik, tidak ada perubahan tulang. Untuk ekstremitas bawah
kekuatan otot 5,akra1 hangat, capilary refill 2 detik, tidak ada perubahan tulang.
Hasil pemeriksaan laboratorium darah rutin tanggal 12 September 2021 yaitu
hemoglobin 10,4 g/dl (nilai normal 12,1-17,6), hematokrit 47,8 % (nilai normal 35-45),
3
leukosit 11,6 juta/mm (nilai normal 4,4-11,3), eritrosit 5,01 jutmmm3 (nilai normal 4,5-
5,9), trombosit 170 U/L (nilai normal 150-450). Pemeriksaan kimia klinik: natrium 132,5
14
mmol/L (nilai normal 136-145), kalium 3,78 mmo1/L (3,3-5,1), clorida 100 mmol/L (nilai
normal 98-106). Pemeriksaan hitung jenis: basofil 0,1% (nilai normal 0-2), eosinofil
0,2% (nilai normal 0-4), neutrofil 72,7% (nilai normal 55-80), limposit 15,2% (nilai
normal 22-44), monosit 11,8% (nilai normal 0-7). Pemeriksaan index eritrosit: MCV 995
RL (nilai normal 80-96), MCH 33 Pg (nilai normal 28-33), MCHC 35% (nilai normal 32-
36), golongan darah atau RH: 0 atau RH (+). Pemeriksaan fungsi ginjal: ureum 35,7
mg/dL (nilai normal 10-50), kreatinin l,3mg/dL (0,9-1,3), GDS 136mg/dL (nilai normal
60-140), AST (SGOT) 16 U/L (nilai normal 0-35), ALT (SGPT) 16 U/L (nilai normal 0-
45).
Selama dirawat di rumah sakit Tn.B mendapatkan terapi diantaranya: infuse RL 20 tpm
untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit pada dehidrasi, ceftriaxon 500 mg/12
jam untuk infeksi yang disebabkan oleh bakteri pathogen pada saluran nafas, THT,
sepsis, meningitis, sendi dan jaringan lunak, intra abdominal, genital, profilaksis,
peripertif, dan infeksi pada pasien dengan gangguan kekebalan tubuh, aminofluid untuk
terapi cairan main tenence untuk pasien rawat inap, ranitidine 25 mg /12 jam untuk
pengobatan jangka pendek tukak duodenum aktif dan tukak lambung aktif.

 KELOMPOK 8 = HEMOROID
Umur : 56 tahun;Jenis kelamin : Pria; Pekerjaan : PNS; Alamat : Bireun; Agama : Islam;
Suku bangsa : Aceh; No. CM :Tanggal masuk : 10 September 2021;Tanggal pemeriksaan :
10 September 2021
Keluhan utama timbul benjolan pada pantat keluhan tambahan Terasa nyeri pada tempat
timbulnya benjolan di lubang pantat Riwayat Penyakit Sekarang :Pasien rujukan dari RSUD
Fauziah Bireun dengan keluhan ada benjolan di lubang pantat disertai nyeri sejak kurang
lebih 6 bulan SMRS. Pasien mengeluhkan dalam 2 bulan ini nyerinya bertambah berat
walaupun pada saat istirahat. Pasien juga merasa gatal dan tidak nyaman dengan adanya
benjolan di lubang pantat. Pasien mengeluhkan BAB lancar namun sekali-kali ada BAB
berdarah jika BAB nya keras. Nyeri saat BAB (+), Demam (-), dan Riwayat keluar benjolan
yang hilang timbul di anus (-), Riwayat nyeri perut (-). Mual dan muntah (-). Riwayat
penggunaan obat-obatan anti nyeri (-) dan BAK tidak ada keluhan.
Riwayat Penyakit Dahulu Pasien pernah berobat karena BAB berdarah pada (BAB sering
keras) dan pasien mempunyai penyakit jantung.Riwayat Penyakit Keluarga :Tidak ada
keluarga pasien yang mengeluhkan sakit seperti pasien rasakan.Riwayat Pemakaian
Obat :Riwayat mengonsumsi obat jantung dan antibiotikRiwayat Kebiasaan Sosial :Riwayat
makanan, pasien jarang mengkonsumsi sayur-sayuran karena pasien tidak terlalu suka.
Pemeriksaan Fisik/ Kepala : Normocephali; Vital Sign Kesadaran : Compos
mentis;Tekanan darah : 150/90 mmHg; Nadi : 98 x/menit; Frekuensi pernapasan : 21
x/menit; Suhu : 37,2oC; Pemeriksaan Fisik/Kepala : Normocephali; Mata : Konjungtiva
15
palpebra inferior pucat (+/+), sklera ikterik (-/-). RCL (+/+), RCTL (+/+); Telinga : Normotia,
serumen (-); Hidung : NCH (-), sekret (-)
Pemeriksaan Fisik Mulut : Mukosa bibir lembab (+), sianosis sentral (-); Leher :
Pembesaran KGB (-), JVP R-2 cmH2O, retraksi suprasternal (-), pembesaran KGB (-);
Thoraks :I : simetris, retraksi SS, IC dan epigastrium (-) P : fremitus taktil kiri = kanan P :
sonor (+/+) A : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Pemeriksaan Fisik Cor : I : pulsasi ictus kordis (-), P : ictus cordis di ICS 5 linea
midclavicularis sinistra P : batas kanan di linea parasternal kanan Batas kiri di linea mid
calivicular sinistraBatas atas di ICS linea midclavicularis sinistra A : HR 98x/menit, regular,
bising (-)Abdomen: I : Simetris, jejas (-), distensi (-) P : Soepel, organomegali (-) P :
Timpani, asites (-), shifting dullness (-) A : peristaltik usus normal.Ekstremitas : edema
ekstremitas superior dan inferior (-). Pucat ektrimitas superior dan inferior (-)
Inspeksi Anorectal Tampak adanya penojolan di lubang pantat. RTPasien mengeluhkan
nyeri pada benjolan di lubang pantat.
Pemeriksaan Penunjang Lab darah (10/5/2015) Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Hemoglobin 15 (12,0 – 15,0 gr/dl); Leukosit 7 x 103 /mm3 ;Trombosit 199 x 103/ul;
Hematokrit 40 (37-47 %); Eritrosit 4,3 x 103/mm3; Eosinofil 1 (0 – 6); Basofil 0 – 2; Netrofil
segemen 65 (60 – 70); Limfosit 32 (20 – 40); Monosit 6 (2 – 6); Waktu perdarahan 3 (1 – 7
menit );Waktu Pembekuan 5 – 15 menit; Na135 mmol/Dl; K 4 (43,5 – 4,5 mmol/dL); Cl 105
(90 – 110 mmol/dL); GDS 97< 200 mg/dL; Ureum 23; Creatinin 0,97.
Pada pemeriksaan inspeksi tampak adanya penonjolan pada anorektal dan pada rektal
touche terasa nyeri pada penonjolan pada daerah rektum sehingga pasien didiagnosa
dengan Hemorrhoid Eksterna.Hemorrhoid eksterna diklasifikasikan sebagai bentuk akut
dan kronis. Bentuk akut dapat berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus
yang merupakan suatu hematoma. Bentuk ini sering terasa sangat nyeri dan gatal karena
ujung-ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri. Hemorrhoid eksterna kronis atau
skin tag biasanya merupakan sequele dari hematoma akut.

 KELOMPOK 9 = HEPATITIS
Pada tanggal 14-09-2021 mulai dilakukan pengkajian kasus di Ruangan Kelimutu C4
RSUD. Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang. Pasien berinisial Tn. M.N berusia 54 tahun,
berdomisili di Labat. Pendidikan terakhir SMA, sudah menikah dan memiliki 4 orang anak,
beragama Kristen, bekerja sebagai petani. Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 08-09-
2021 dengan diagnose medis Sirosis Hepatis. Sumber informasi didapat dari pasien
sendiri, keluarga, catatan medic, dan catatan perawatan. Pengkajian dilaksanakan setelah
enam hari perawatan. Pasien sudah menderita sirosis hepatis sejak tiga bulan yang lalu.
Saat dikaji pasien mengatakan terasa nyeri di bagian perut, karena akibat dari kerusakan
hati. Nyeri terasa seperti tertikam dan menyebar sampai ke seluruh area perut, dengan
16
skala 6 (sedang), dan nyeri hilang timbul biasanya muncul pada pagi dan malam hari.
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami sakit berat, hanya sakit perut,
demam, batuk pilek, dan nyeri uluhati. Pasien tidak pernah berobat ke fasilitas kesehatan
karena tidak memiliki kartu jaminan kesehatan. Pasien juga mengatakan tidak memiliki
riwayat alergi. Pasien mengatakan kadang-kadang mengkonsumsi kopi, dan juga memiliki
kebiasaan minum alkohol kurang lebih 10x dalam sebulan.
Pada pengkajian fisik didapatkan data berupa tanda-tanda vital: Tekanan Darah 110/80
mmHg, Nadi: 82x/menit, Pernapasan: 22x/menit, Suhu tubuh: 36,5oC. Selain itu saat
pemeriksaan ditemukan: konjungtiva tampak anemis, wajah tampak pucat, CRT > 3 detik,
tampak adanya asites, edema pada kaki dengan pitting udem derajat 1. Banyaknya minum
dalam sehari dibatasi yaitu kurang lebih 250 cc ( 1 gelas aqua). BAK kurang lebih 10x
dalam sehari dengan warna kuning kecoklatan.
Dari data laboratorium, pada pemeriksaan darah didapatkan Hemoglobin 8,8g/dL
(normalnya 13,0-18,0 g/dL), jumlah eritrosit: 2,65 10^6/ul (normalnya 4,50-6,20 10^6/ul),
hematokrit: 2,68% (normalnya 40,0-54,0%), MCV: 101 fL (normalnya 81,0-96,0 fL), RDW-
CV: 16,3 %(normalnya 11,0-16,0%), RDW-SD: 59,3 fL (normalnya 37-54 fL), Albumin: 1,1
mg/L (normalnya 3,5-5,2 mg/L), SGPT: 69 U/L (normalnya < 41 U/L), SGOT: 154 U/L
(normalnya < 35 U/L), Klorida darah: 119 mmol/L (normalnya 96- 111 mmol/L), Calcium
ion: 0,830 mmol/L (normalnya 1,120-1,320 mmol/L). HBsAg Rapid Test: non reaktif (non
reaktif), PT/ waktu protrombin: 17,4 detik (normalnya 10,8-14,4), bilirubin total: 8,20 mg/dL
(normalnya 0,1-1,2 mg/dL), bilirubin direk: 4,20 mg/dL (normalnya < 0,2 mg/dL), bilirubin
indirek: 4,00 mg/dL (normalnya 0,00-0,70mg/dL). Dari pemeriksaan khusus didapatkan
hasil Ultrasonographi: Cirhosis Hepatitis + Asites.
Pengobatan yang diberikan untuk pasien adalah Furosemid 6 ampul dalam Nacl 0,9%
500cc/24 jam; spironolakton 1x100mg, Drip albumin 20% 100cc, Vip albumin 3x1 per oral,
proponalol 1x100 mg per oral, ranitidin 2 ampul/IV.

 KELOMPOK 10 = DIABETES MELITUS


Seorang perempuan 60 tahun Tanggal Masuk RS : 09 September 2021 dengan diagnose
medis Diabetes Melitus. Pasien mengeluhkan badan lemas, pusing dan buang air besar
cair 5 kali. Alasan masuk RS :pasien mengatakan badan terasa lemas, pusing, buang air
besar cair sudah 5 kali, pasien mempunyai riwayat DM 3 tahun yang lalu. Pasien
mengatakan badan terasa lemas,
pusing sejak 3 hari yang lalu, buang air besar cair 5 kali dalam sehari. Pada tanggal 09
September 2021 pasien berobat di Poli Dalam di RS Dr. Soetarto Yogyakarta kemudian
pasien menjalani rawat inap di bangsal Kirana. Pasien mengatakan sakit DM sejak 3 tahun
yang lalu, pasien berobat rutin di Puskesmas, mendapatkan terapi metformin dan glimipirid.
Anak pasien mengatakan terkadang pasien lupa meminum obat rutinnya.
17
Pasien mengatakan pasien makan 3x sehari, habis setengah porsi. Makanan yang
dikonsumsi pasien berupa nasi sayur dan lauk. Kemudian pasien minum 8-10 gelas
perhari(1500-2000cc) berupa air putih. Selama dirumah sakit pasien buang air besar cair 5
kali dalamsehari sekali. Terdapat ampas. Warna kuning bau khas feses. Untuk buang air
kecil pasien lancarr sehari 5-6 kali sehari. Urine berwarna kuning jernih.
Pasien bernafas menggunakan hidung, pernafasan teratur. Pasien setiap hari bekerja
sebagai ibu rumah tangga. Dalam melakukan kegiatan sehari-hari meliputi mandi, makan,
BAB/ BAK dan berpakaian pasien dibantu oleh anaknya. Pasien mengatakan tidak
berdebar-debar setelah melakukan aktivitas.

Pemeriksaan Fisik
18
Keadaan Umum
1) Kesadaran : Composmentis
2) Status Gizi :
TB = 155cm
BB = 60 kg
IMT = 24,97 kg/m2
3) Tanda Vital
TD = 100/70 mmHg Nadi = 88 x/menit
Suhu = 36,2oC RR = 22 x/menit
(6) Skala Nyeri
Pasien mengatakan tidak merasakan nyeri pada tubuhnya.
Hasil pemeriksaan laboratorium
Ny. N dari Jenis Hasil Satuan Nilai
Ruang Pemeriksaan (Satuan) Rujukan
Kirana RS
Tk. III dr.
Soetarto 2
September
2021
No
1 Hemoglobin 12,5 Mg/dL 75-140
2 Eritrosit 3,79 M/uL 3,9 – 5,5
3 GDS 529 Mg/dL <200
4 Leukosit 14.600 K/uL 4.000 –
10.000

Anda mungkin juga menyukai