Anda di halaman 1dari 19

Penerapan Terapi Relaksasi Otot Progresif Dalam menurunkan Hipertensi Pada Lansia Di

Keluarga Wilayah Binaan Puskesmas Sekaran

Diajukan Oleh :
Bagus Sutansyah
NIM 20101440120016

KEMENTRIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKONOLOGI REPUBLIK INDONESIA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESDAM IV/DIPONEGORO SEMARANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
2023
Pendahuluan

Keluarga Lansia
13,49 % 13,87 %
..
.. ..
.
2020 2021
Keluarga merupakan
sekumpulan orang yang lansia adalah orang yang Perkembangan terhadap upaya
berhubungan dengan ikatan telah mencapai usia 60 peningkatan kesehatan lansia
perkawinan, adopsi yang tahun ke atas yang menjadikan populasi lansia terus
bertujuan untuk meciptakan mempunyai hak yang mengalami peningkatan, prevalensi
dan mempertahankan sama dalam kehidupan lansia di Jawa terdata sebesar
budaya, meningkatkan bermasyarakat, berbangsa yaitu 13,49% pada tahun 2020
perkembangan fisik, mental, dan bernegara. meningkat menjadi 13,87% pada
emosional dan sosial dari tahun 2021 dan pada wilayah Kota
anggota keluarga. Semarang tahun 2021 jumlah
lansia meningkat menjadi 170 ribu
jiwa atau sebesar 9,29%
Hipertensi Relaksasi otot
progresif

Hipertensi atau yang Terapi relaksasi otot progresif


lebih dikenal dengan adalah suatu metode yang
tekanan darah tinggi terdiri atas perenggangan dan
adalah penyakit kronik relaksasi sekelompok otot,
akibat desakan darah serta memfokuskan pada
yang berlebihan dan perasaan rileks dengan cara
hampir tidak konstan klien menegangkan dan
pada arteri. Tekanan melemaskan sekelompok otot
tersebut dihasilkan oleh secara berurutan dan
kekuatan jantung ketika memfokuskan perhatian pada
memompa darah. perbedaan perasaan yang
dialami antara saat otot rileks
dan saat otot tersebut tegang
Tinjauan Pustaka
A. Keluarga

• Pengertian keluarga dapat ditinjau dari dimensi hubungan darah dan hubungan
sosial. Keluarga dalam dimensi hubungan darah merupakan suatu kesatuan
sosial yang diikat oleh hubungan darah antara satu dengan lainnya.
• Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan
• Keluarga memiliki fungsi pokok yaitu ; fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungs
reproduksi, fungsi ekonomi dan fungsi perawatan keluarg
• Keluarga memiliki 5 bidang fungsi kesehatan yaitu ; mengenal masalah
kesehatan, membuat keputusan, memberi perawatan, mempertahankan suasana
rumah yang sehat, menggunakan fasilitas kesehatan
Tingkat Kemandirian Keluarga
B. Lanjut Usia

Di Indonesia lanjut usia adalah usia 60


tahun keatas. Hal ini dipertegas dalam
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998
tentang kesejahteraan lanjut usia pada Bab
1 Pasal 1 Ayat 2, bahwa yang disebut
dengan lansia adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60 tahun ke atas, baik pria
maupun wanita
Perubahan fisik pada lansia akan mempengaruhi berbagai system tubuh salah satunya
yaitu system kardiovaskuler. Organ tubuh yang dapat mempengaruhi terjadinya
gangguan pada kardiovaskular diantaranya adalah jantung dan pembuluh darah. Jantung
akan mengalami perubahan dimana kekuatan otot nya menurun, sel khusus yang
terdapat pada bagian kanan atas pada serambi jantung yang bertanggung jawab atas
kelistrikan jantung menjadi kurang efektif dalam menjalankan tugasnya dan implus yang
dihasilkan melemah dan katub jantung akan mengalami penebalan dan menjadi lebih
kaku. Pembuluh darah juga mengalami perubahan dimana dinding pembuluh darah yang
semakin kaku dan meningkatkan tekanan darah sistolik maupun diastolic, dinding kapiler
menebal sehingga menyebabkan melambatnya pertukaran antara nutrisi dan zat sisa
metabolisme antara sel darah dinding arteri kurang elastis
plak di dalam
dinding arteri

arteri koroner bekuan darah


kanan
Arteri desendens arterior kiri
ATHEROSCLEROSIS
NORMAL
ARTERY NARROWED BY PLAQUE
ARTERY

BLOOD FLOW ATHEROSCKEROTIC PLAQUE


C. Hipertensi

Pengertian

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah abnormal yang


dapat menjadi penyebab utama timbulnya penyakit kardiovaskuler.
Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang
menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai normal, yaitu
melebihi 140/ 90 mmHg

Tanda Gejala

Sakit kepala Sulit bernafas Mudah lelah Hidung berdarah

Jantung berdebar - debar Beban berat Penglihatan kabur Sering BAK


Pencegahan

Pengendalian Mempertahankan berat badan dalam keadan normal dengan


berat badan IMT 25 kg/m2, lingkar pinggang (laki-laki <102 cm dan
permepuan <88 cm)
Dash diet Konsumsi banyak buah-buahan, sayuran dan asupan lemak dan
kolesterol

Diet rendah Mengurangi asupan garam 5-6 gr per hari


natrium

Melakukan Melakukan olahraga aerobic seperti jalan kaki (minimal 30


aktivitas fisik menit per hari dalam seminggu)

Mengurangi Batasan konsumsi untuk laki-laki adalah tidak lebih dari 2


konsumsi takaran (1 oz atau 30 mmL ethanol; e.g., 24 oz beer, 10 oz wine,
alkohol atau 3 oz 80 proof whiskey) per hari, sedangkan untuk
perempuan 1 takaran
D. Tekanan Darah

Tekanan darah merupakan faktor yang sangat penting pada sistem sirkulasi. Tidak semua tekanan darah berada
dalam batas normal sehingga menyebabkan munculnya gangguan pada tekanan darah yakni hipertensi
dan hipotensi. Tekanan darah merupakan kekuatan yang diperlukan supaya darah dapat mengalir di dalam
pembuluh darah dan beredar mencapai semua jaringan tubuh manusia. Tekanan darah yang diukur pada nadi
dinyatakan dalam millimeter (mm) air raksa (Hg) dan terdiri dari dua nilai yang atas disebut sistolik dan yang
bawah disebut diastolik

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tekanan darah adalah faktor keturunan, usia, jenis kelamin,
stres fisik dan psikis, kegemukan (obesitas), pola makan tidak sehat, konsumsi garam yang tinggi,
kurangnya aktivitas fisik, konsumsi alkohol, konsumsi kafein, penyakit lain, dan merokok

Spyhgmomanometer
Jarum

Spyhgmomanometer
Spyhgmomanometer
Air raksa
Digital
E.. Terapi Relaksasi Otot Progresif
Relaksasi otot progresif merupakan kegiatan untuk
mengendurkan ketegangan jasmani yang nantinya akan
berdampak pada penurunan ketegangan psikis yang
memusatkan perhatian ada suatu aktifitas otot, dengan
mengidentifikasi otot yang tegang kemudian menurunkan
ketegangan dengan melakukan tehnik relaksasi untuk
mendapatkan perasaan rileks

Indikasi Relaksasi Otot Progresif Tujuan Relaksasi Otot Progresif


1. Klien yang mengalami insomsia Meningkatkan gelombang alpha di otak sehingga tercapailah
2. Klien sering stress keadaan rileks, peningkatan konsenterasi serta peningkatan
3. Klien mengalami depresi rasa bugar dalam tubuh (44). Relaksasi otot progresif yang
4. Klien yang mengalami kecemasan dilakukan akan mengurangi ketegangan otot, mengurangi
kecemasan, mengurangi rasa nyeri pada leher dan punggung,
menurunkan tekanan darah yang tinggi dan mengurangi
frekuensi jantung
Tenik Relaksasi Otot Progresif

1 2 3 4 5

6 7 8 9 10

11 12
Hal yang harus diperhatikan

1 2 3
Jangan terlalu menegangkan otot Untuk merilekskan otot-otot Posisi tubuh lebih nyaman
berlebihan karena melukai diri membutuhkan waktu 20-50 detik dengan mata tertutup dan
sendiri jangan dengan berdiri

4 5 6
Menegangkan kelompok otot Melakukan bagian tubuh Memeriksa klien apakah
dua kali tegangan kanan 2 kali kemudian benar-benar rileks
bagian kiri 2 kali
Metode Studi Kasus
A. Rancangan Studi Kasus
Rancangan studi kasus penelitian ini menggunakan metode penelitian deskritip. Penelitian
ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematis, factual dan
akurat mengenai fenomena-fenomena yang akan diteliti. Studi kasus ini bertujuan untuk
menggambarkan penerapan relaksasi otot progresif dalam menurunkan tekanan darah pada
lansia dengan hipertensi
B. Subyek Studi Kasus
Subyek studi kasus dalam penerapan relaksasi otot progresif adalah 2 orang responden yang
telah diamati secara mendalam. Dengan kriteria sebagai berikut :
Kriteria inklusi
1. Lansia berusia 60-74 tahun
2. Lansia dengan tekanan darah > 140/90 mmHg
3. Lansia yang tidak menjalani tirah baring atau bed rest
4. Lansia yang bersedia menjadi responden dalam penelitian
5. Lansia yang mengkonsumsi obat hipertensi Kriteria eklusi
1. Lansia yang mengalami gangguan pendengaran
2. Lansia yang tidak bisa mengikuti program sampai selesai
3. Lansia yang mengalami ekstremitas atas / bawah
C. Fokus Studi Kasus

Fokus studi kasus ini adalah penerapan intervensi terapi relaksasi otot progresif
terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi

D. Definisi Operasional Studi Kasus

1. Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterkaiatan aturan, emosional
dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga
2. Tekanan darah adalah suatu tekanan yang terjadi ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh pembuluh
darah yang diukur dengan alat Sphygmomanometer digital
3. Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi secara terus-menerus di mana
tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih.
4. Lansia merupakan seseorang yang berumur 60> tahun baik pria maupun wanita yang rentan mengalami
masalah kesehatan.
5. Relaksasi otot progresif adalah terapi berupa gerakan tangan hingga kaki yang disusun secara terstruktur
memiliki 12 gerakan agar merilekskan anggota tubuh dan bagian seperti otot dan mengembalikan keadaan
tegang ke keadaan rileks normal dan terkontrol dan dilakukan 1 kali sehari tiap pagi selama 6 hari berturut-
turut.
E. Instrumen Studi Kasus
Peralatan yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penilitian ini yaitu
1. Lembar observasi tekanan darah
2. Lembar SOP Terapi Relaksasi Otot Progresif
3. Sphygmomanometer digital
F. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data peneliti menggunakan tahap sebagai berikut
1. Mengurus perijinan dengan Puskesmas untuk melakukan studi kasus
2. Menjelaskan maksud, tujuan dan waktu penelitian kepada kepala Puskesmas Sekaran atau perawat yang bertanggung
jawab di tempat studi kasus dan meminta persetujuan untuk melibatkan subjek dalam studi kasus.
3. Mencari subjek yang dapat memenuhi kriteria inklusi
4. Menjelaskan kepada subjek tentang tujuan, maksud dan kegiatan mengenai pembagian kuesioner, subjek yang setuju
diminta tanda tangan informed consent
5. Mendiskusikan dengan subjek dan keluarga untuk melakukan terapi relaksasi otot progresif.
6. Mengukur tekanan darah subjek sebagai data pre test setiap 5 menit sebelum dilakukannya tindakan relaksasi otot
progresif
7. Mahasiswa mengajarkan dan menemani subjek melakukan terapi relaksasi otot progresif setiap pagi
8. Mengukur tekanan darah sebagai data post test setiap setelah 5 menit dilakukannya tindakan relaksasi otot progresif
9. Mahasiswa mengulangi langkah 6,7&8 selama enam hari berturut-turut
10. Menulis observasi setiap hari yang diperoleh.
11. Menyajikan hasil pengolahan data atau studi kasus.
G. Lokasi dan Waktu Penelitian

Studi kasus ini dilaksanakan di Puskesmas Sekaran Semarang


pada 10 April -20 Mei 2023

H. Analisis Data dan Penyajian Data

1. Analisa Data
Dalam studi kasus ini menggunakan analisis deskritip. Analisis deskritip adalah suatu prosedur
pengolahan data dengan menggambarkan dan menganalisis data secara ilmiah. Data yang
dianalisa pada studi kasus ini adalah hasil tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan terapi
relaksasi otot progresif pada hari pertama dan hari kesepuluh. Pengukuran tekanan darah
menggunakan alat sphygmomanometer digital dan dicatat ke dalam lembar observasi.
2. Penyajian Data
Setelah dilakukan pengolahan data dan didapatkan hasil penelitian, maka data atau hasil
penelitian, maka data atau hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi,
kemudian dibandingkan dan dibahas berdasarkan teori.
I. Etika Studi Kasus
Studi kasus ini menggunakan manusia, maka harus memahami hak dasar manusia terutama
segi etika studi kasus yang harus diperhatikan. Etika studi kasus yang harus ditaati oleh
penulis dalam melaksanakan studi kasus ini meliputi

1. Plagiarisme
2. Manipulasi penelitian
3. Identitas pribadi dari pelaku/objek penelitian
4. Akses objek penelitian
5. Indpendensi penelitian
6. Pelecehan terhadap pelaku dari objek penelitian
7. Autonomy(Otonomi)
8. Beneficial (Berbuat baik)
9. Justice (Keadilan)
Thank You

Anda mungkin juga menyukai