Anda di halaman 1dari 3

Berikut beberapa mitos yang berkembang di masyarakat dan kebenarannya:

1. Mitosnya Tekanan darah tinggi yang diturunkan lewat keluarga tidak dapat dicegah
Fakta: Seseorang yang orang tua atau saudara kandung memiliki resiko lebih tinggi
untuk mengalami Tekanan darah tinggi. Namun, gaya hidup sehat yang dijalani
dapat membantu seseorang terhindar atau menurunkan tingkat resikonya untuk
menderita tekanan darah tinggi.
Beberapa langkah dapat dilakukan untuk mencegah tekanan darah tinggi adalah:
- Tetap menjaga berat badan dalam rentang normal
- Mengkonsumsi makanan sehat yang tinggi nutrisi dan rendah lemak, gula, dan
garam.
- Membatasi jumlah konsumsi garam
- Membatasi atau berhentu konsumsi alkohol
- Berhenti merokok
- Melakukan aktifitas fisik dengan rutin
- Mengurangi tingkat stress karena dapat memicu jantung berdetak lebih keras dan
cepat dan pembuluh darah menjadi kencang.
2. Mitos atau Fakta? Stress Bisa Menyebabkan Tekanan Darah Tinggi
(Hipertensi)
3. February 17, 2022
4. Stres adalah perasaan ketegangan emosional atau fisik yang bisa muncul dari peristiwa atau
pikiran apapun yang membuat Anda merasa frustrasi, marah, atau gugup. Stres adalah reaksi
tubuh Anda terhadap tantangan atau tuntutan. Dalam proses yang singkat, stres bisa menjadi
positif, seperti ketika membantu Anda menghindari bahaya atau memenuhi tenggat waktu. Namun
jika stres berlangsung dalam waktu yang lama, hal itu dapat membahayakan kesehatan Anda.
Anda mungkin mengalami stres kronis jika Anda memiliki masalah uang, pernikahan yang tidak
bahagia, atau masalah di tempat kerja. Semua jenis stres yang berlangsung selama berminggu-
minggu atau berbulan-bulan adalah stres kronis.

Salah satu penyebab yang sering dikaitkan dengan hipertensi adalah stress berlebihan. Tekanan
darah adalah ukuran seberapa kuat aliran darah mendorong dinding pembuluh darah. Jantung
memompa darah ke pembuluh darah, yang membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah
tinggi, juga disebut hipertensi, berbahaya karena membuat jantung bekerja lebih keras untuk
memompa darah keluar ke tubuh dan berkontribusi pada pengerasan arteri, atau aterosklerosis,
hingga stroke, penyakit ginjal, dan gagal jantung.
5. Namun bagaimana stres bisa menjadi penyebab darah tinggi?
6. Tubuh Anda bereaksi terhadap stres dengan melepaskan hormon stres seperti kortisol, adrenalin,
norepinefrin. Hormon-hormon ini membuat otak Anda lebih waspada, menyebabkan otot-otot
Anda tegang, meningkatkan denyut nadi Anda, dan melebarkan pembuluh darah yang
mengalirkan darah ke jantung, sehingga meningkatkan jumlah darah yang dipompa.

Peningkatan jumlah darah dapat meningkatkan tekanan darah pada seseorang. Pelepasan hormon
stres, terutama kortisol, juga dapat meningkatkan gula (glukosa) dalam aliran darah. Hal ini
berperan dalam kenaikan tekanan darah pada seseorang. Meski demikian, respons tubuh akibat
stres ini hanya berlangsung sementara. Detak jantung, pembuluh darah, dan tekanan darah Anda
akan kembali normal setelah hormon stres tersebut menghilang.

Meski hanya terjadi sementara, stres dan cemas juga bisa menjadi salah satu penyebab hipertensi
jangka panjang. Hal ini terjadi bila stres dan rasa cemas Anda rasakan terus menerus dan pada
waktu yang lama atau stres kronis. Oleh karena itu, ada baiknya Anda untuk menghindari stres.
Bila Anda mengalami stres, sebaiknya segera mencari cara sehat untuk meredakannya agar tidak
menyebabkan hipertensi, seperti meditasi, mendengarkan musik, atau melakukan hobi Anda. Anda
juga perlu menerapkan gaya hidup sehat untuk membantu mencegah hipertensi karena faktor
lainnya, seperti diet hipertensi dan mengurangi konsumsi makanan asin, olahraga secara rutin,
tidak merokok, serta mengurangi konsumsi alkohol.

Memahami mitos dan fakta tentang hipertensi sangat penting agar Anda tidak keliru dalam
bertindak. Hal ini dikarenakan beberapa mitos seputar hipertensi justru bisa berakibat fatal
jika diyakini. Berikut adalah beberapa mitos tentang hipertensi yang tidak benar.

1. Hipertensi Tidak Berbahaya

Banyak orang beranggapan bahwa hipertensi bukanlah suatu penyakit berbahaya dan harus
dikhawatirkan. Pemahaman ini muncul karena terkadang seseorang tidak menunjukkan gejala
signifikan saat menderita hipertensi atau tekanan darah tinggi. Faktanya, mitos ini tidak benar
dan bisa berakibat fatal. Hipertensi diketahui sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya
beragam penyakit mematikan di masa mendatang, seperti stroke dan serangan jantung.

2. Hipertensi Tidak Dapat Dicegah

Mitos tentang hipertensi berikutnya yang tidak benar adalah hipertensi tidak dapat dicegah.
Walaupun hipertensi bisa terjadi karena faktor genetik, namun bukan berarti kondisi tekanan
darah tinggi tidak bisa dicegah. Faktanya, ada banyak orang bertekanan darah normal
walaupun memiliki orang tua penderita hipertensi.

3. Hipertensi Tidak Dapat Disembuhkan, Karena Itu Pengobatannya Sia-sia

Meskipun hipertensi memang tidak bisa disembuhkan, proses pengobatan harus tetap
dilakukan. Langkah pengobatan bertujuan untuk menurunkan tekanan darah dan menjaganya
tetap stabil, serta mencegah munculnya komplikasi akibat tekanan darah tinggi yang tidak
terkontrol.
Untuk mengobati penyakit hipertensi, dokter dapat meresepkan obat-obatan
penurun tekanan darah, serta menyarankan penderita untuk menjalani gaya hidup
sehat, termasuk membatasi asupan garam atau natriu

Diagnosis Hipertensi
Tidak semua penderita hipertensi mengenali atau merasakan keluhan maupun gejala,
sehingga sering dijuluki sebagai pembunuh diam-diam (sillent killer).
Keluhan-keluhan yang tidak spesifik pada penderita hipertnsi antara lain:
- Sakit kepala
- Gelisah
- Penglihatan kabur
- Nyeri dada
- Jantung berdebar-debar
- Mudah lelah
Gejala komplikasi hipertensi yang mungkin dijumpai sebagai berikut:
- Gangguan penglihatan
- Gangguan saraf
- Gangguan jantung
- Gangguan fungsi ginjal
- Gangguan serebral (otak) yang mengakibatkan kejang, perdarahan pembuluh darah
otak yang mengakibatkan kelumpuhan, gangguan kesadaran hingga koma.
Di pelayanan kesehatan primer/Puskesmas, diagnosis hipertensi ditegakkan oleh dokter,
setelah mendapatkan peningkatan tekanan darah dalam dua kali pengukuran dengan jarak
satu minggu. Diagnosis hipertensi ditegakkan bila tekanan darah > 140/90 mmmHg, bila
salah satu baik sistolik maupun diastolik meningkat sudah cukup untuk menegakkan
diagnosis hipertensi.
Monitoring mandiri tekanan darah dapat dilakukan di rumah dengan menggunakan alat tensi
digital. Pengukuran dilakukan dua kali berturut-turut, kemudian dirata-ratakan untuk
mendaptatkan estimasi tekanan darah yang dapat dipercaya. Monitoring tekanan darah di
rumah dapat mendeteksi ‘white coat hypertension’ (kenaikan tekanan darah karena cemas
melihat dokter, sehingga tekanan darah yang diukur di pelayanan kesehatan lebih tinggi
daripada di rumah).

Anda mungkin juga menyukai