Diajukan oleh:
Indy Amelia Rizki Latifa
NIM 20101440120050
Diajukan oleh:
Indy Amelia Rizki Latifa
NIM 20101440120050
HALAMAN JUDUL
KEMENTRIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESDAM IV/DIPONEGORO
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
2023
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : 20101440120050
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis
ini adalah benar-benar merupakan pengambil alihan atau pikiran orang yang saya
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Proposal Karya Tulis Ilmiah
ini hasil jiplak, maka saya bersedia menerima sanksi atau perbuatan tersebut.
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Indy Amelia Rizki Latifa NIM 20101440120050
Nyeri Post Orif ( Open Reduction And Internal Fixation) Pada Pasien Fraktur
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Indy Amelia Rizki Latifa NIM 20101440120050
Nyeri Post Orif (Open Reduction And Internal Fixation) Pada Pasien Fraktur
Dewan Penguji
Penguji Ketua Penguji Anggota
Mengetahui
Ketua STIKES Kesdam IV/Diponegoro
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
hidayah dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul “Penerapan Terapi Musik Degung Untuk Menurunkan Tingkat
Nyeri Post Orif (Open Reduction And Internal Fixation) Pada Pasien Fraktur
keterbatasan, Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan berkat bantuan,
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan
menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini. Adapun pihak tersebut antara lain:
1. Letnan Kolonel Ckm (K) Indah Setyawati, S.K.M., M.M selaku Ketua STIKES
Kesdam IV/Diponegoro.
2. Ns. Yuni Astuti, M.Kep selaku ketua Prodi Diploma III Keperawatan STIKES
Kesdam IV/Diponegoro.
Karya Tulis Ilmiah yang selaku memberi arahan kepada penulis selama
4. Ns. Endro Haksara, M.Kep, FisQua selaku penguji Proposal Karya Tulis Ilmiah
v
5. Kepala Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama yang telah memberikan ijin agar
6. Kedua responden saya yang telah memberikan waktu dan ketersediaanya untuk
7. Segenap dosen dan staf Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kesdam IV/Diponegoro
yang telah membantu dalam penyususan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini
8. Bapak, Ibu, Adek dan seluruh keluarga yang selalu memberikan dorongan baik
secara moril, spiritual, dan materi, serta tidak lupa mendoakan sehingga
9. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberi
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari
kata sempurna. Segala kritik dan saran yang bermanfaat sangat diharapkan demi
sempurnanya Proposal Karya Tulis Ilmiah agar dapat menjadi wawancara bagi pihak
yang membutuhkan dan semoga proposal Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi
segala pihak.
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................iv
KATA PENGANTAR..................................................................................................v
DAFTAR ISI..............................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................10
A. Latar Belakang Masalah................................................................................10
B. Rumusan Masalah.........................................................................................14
C. Tujuan Studi Kasus........................................................................................14
D. Manfaat Penelitian.........................................................................................14
BAB II TINJAUAN TEORI.....................................................................................16
A. KONSEP ORIF.............................................................................................16
1. PENGERTIAN..........................................................................................16
2. ETIOLOGI................................................................................................17
3. KLASIFIKASI..........................................................................................18
4. PATOFOSIOLOGI....................................................................................20
5. MANIFESTASI KLINIS...........................................................................21
6. KOMPLIKASI..........................................................................................22
7. PENATALAKSANAAN...........................................................................24
B. KONSEP NYERI..........................................................................................25
1. PENGERTIAN..........................................................................................25
2. KLASIFIKASI..........................................................................................25
3. PENGKAJIAN NYERI.............................................................................27
C. KONSEP MUSIK DEGUNG........................................................................30
1. PENGERTIAN..........................................................................................30
vii
2. MANFAAT................................................................................................31
3. TEKNIK TERAPI MUSIK DEGUNG.....................................................32
BAB III METODE STUDI KASUS.........................................................................34
A. Rancangan Studi Kasus.................................................................................34
B. Subjek Studi Kasus........................................................................................34
C. Fokus Studi....................................................................................................35
D. Definisi Operasional Studi Kasus..................................................................35
E. Instrumen Studi Kasus...................................................................................36
F. Metode Pengumpulan Data...........................................................................36
G. Lokasi Studi Kasus........................................................................................37
H. Analisa Data dan Penyajian Data..................................................................38
I. Etika Studi Kasus..........................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................41
LAMPIRAN................................................................................................................43
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
lunak di sekitarnya. Fraktur atau patah tulang merupakan salah satu kedaruratan
yang harus segera ditangani sesuai prosedur dalam penatalaksanaan patah tulang
tersebut. (1)
insiden fraktur semakin menurun mencapai lebih dari 13 juta orang dengan angka
prevalensi sebesar 2,7%. Fraktur pada tahun 2019 tejadi kurang lebih 15 juta
orang dengan angka prevalensi 3,2% dan pada tahun 2018 kasus fraktur menjadi
21 juta orang dengan angka prevalensi 3,8% akibat kecelakaan lalu lintas. Di
Indonesia kasus fraktur sebanyak 1,775 orang (3,8%) adapun yang mengalami
trauma benda tajam atau benda tumpul sebanyak 233 orang (1.7%). Angka
yang sering dilakukan adalah ORIF (Open Reduction Internal Fixation) yaitu
debridement sebanyak 25,8%, serta rekonstruksi ORIF dan bone graf sebanyak
11,4%. (2)
10
dilakukan lebih dari 60% pada kasus fraktur. Sedangkan, tindakan tertutup hanya
berdampak pada keterbatasan aktivitas atau gerak yang disebabkan karna rasa
dilakukan. Nyeri ini bersifat nyeri akut yang berlangsung selama beberapa jam.
Hal ini disebabkan oleh fase inflamasi jaringan yang disertai adanya edema.
Nyeri pada pembedahan ortopedi bersifat akut yang berada di level severe
11
dikarenakan indikasi pembedahan ortopedi yang telah didahului sebelumnya oleh
darah. (1)
samping dari penggunaan analgesik juga biasa dikurangi karena pasien bisa
hot pack, teknik relaksasi, guide imagery distraksi, stimulus saraf elektrik
transkutan, dan terapi stimulasi pijat. (4)Terapi musik dapat menurunkan nyeri.
korteks serebri yang bersamaan dengan impuls nyeri yang akan berefek distraksi
Salah satu jenis musik bisa dipakai sebagai terapi kesehatan adalah musik
klasik yang memiliki keindahan dan ketenangan yang membuat musik menjadi
sehingga dapat dijadikan terapi. Salah satu alat tradisional yaitu gamelan degung
sunda yang keutamaan terapi musik gamelan dengan ciri khas dan keaslian
12
kreativitas masyarakat pada suku sunda yang memiliki nada lembut dan
harmonis. Terapi musik degung adalah budaya yang dapat dijadikan sebagai
salah satu alternatif yang mudah dan murah sehingga dipredikasi yang mudah
diterima oleh masyarakat terutama suku sunda sebagai sarana management nyeri.
(6)
Musik degung memiliki karakteristik non lirik dengan tempo 60-80 beat
permenit dengan frekuensi 40-60 Hz dengan kombinasi dari 2-4 unsur musik
yang memiliki unsur string dengan ketukan pemilihan nada dasar mayor dan
nyeri secara signifikan baik nyeri akut maupun kronis. Terapi musik dilakukan
tersebut dilakukan dengan sesi terapi minimal waktu 15 menit dalam sehari dan
tingkat nyeri pada pasien post ORIF pada kelompok kontrol dengan (p=0,003<
α= 00,5). Rata-rata tingkat nyeri sebelum 6,50. Rata-rata nyeri sesudah sebesar
5,75, dan selisih penurunan tingkat nyeri 0,75. Penelitian tersebut sejalan dengan
Tse yang menunjukan hasil bawa terapi musik degung secara signifikan dapat
ORIF. Hal ini dibuktikan bahwa terjadi penurunan tingkat nyeri pada pasien post
13
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik melakukan studi
kasus penerapan terapi degung untuk menurunkan nyeri post operasi pada pasien
B. Rumusan Masalah
tingkat nyeri post operasi ORIF pada pasien fraktur ekstermitas bawah Di RST
Musik Degung Untuk Menurunkan Tingkat Nyeri Post ORIF Pada Pasien
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Menjadi bahan dan penguat pembelajaran untuk institusi dan bahan referensi
14
melalui penerapan terapi musik degung untuk mengurangi nyeri pada pasien
3. Penulis
Studi kasus ini merupakan proses belajar khususnya dalam bidang metode
penelitian. Studi kasus ini juga dapat menjadi bahan informasi dan menambah
15
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP FRAKTUR
1. Definisi
jenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar
langsug, gaya meremuk, gerakan puntir mendadak, dan bahkan kontraksi otot
sendi, ruptur tendon, kerusakan saraf, dan kerusakan pembuluh darah. Organ
tubuh dapat mengalami cedera akibat gaya yang disebabkan oleh fraktur atau
invasif atau suatu proses biologis yang merusak. (9) Fraktur atau patah tulang
disebabkan karena trauma atau tenaga fisik, kekuatan dan sudut dari tenaga
16
2. Etiologi
fraktur melintang.
lokasi benturan.
yang kuat.
b. Fraktur Patologik
Dalam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana dengan
berbagai keadaan seperti tumor tulang (jinak atau ganas), infeksi seperti
c. Secara Spontan
Disebabkan oleh stress tulang yang terus menerus misalnya pada penyakit
17
3. Klasifikasi
a. Fraktur Terbuka
1) Derajat I
Kulit terbuka <1 cm biasanya dari dalam ke luar, memar otot yang
2) Derajat II
3) Derajat III
Kerusakan jaringan lunak yang lebih luas, termasuk otot, kulit, dan
18
19
a) Derajat III A
b) Derajat III B
c) Derajat III C
b. Fraktur Tertutup
1) Derajat 0
2) Derajat 1
20
3) Derajat 2
4) Derajat 3
4. Patofosiologi
tertutup bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia
perdarahan biasanya timbul hebat di sekitar fraktur. Sel-sel darah putih dan
tersebut aktifitas osteoblast terangsang dan terbentuk tulang baru amatir yang
21
ditangani dapat menurunkan asupan darah ke ekstermitas dan mengakibatkan
5. Manifestasi Klinis
serta perubahan warna. Namun, tidak semua gejala ini ada pada setiap fraktur
dan kebanyakan justru tidak terdapat pada fraktur linear (fisur) atau fraktur
impaksi (permukaan patahan saling terdesak satu sama lain). Berikut adalah
tulang.
22
berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot tergantung pada
kontraksi otot yang melekat diatas daan bawah tempat fraktur. Fragmen
sering saling melengkapi satu sama lainnya sampai 2,5–5cm (1-2 inci).
e. Edema dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi akibat trauma dan
6. Komplikasi
a. Komplikasi Awal
1) Kerusakan Arteri
nadi, capillary refill time (CRT) menurun, sianosis pada bagian distal,
23
2) Sindrom Kompartemen
tulang, saraf, dan pembuluh darah dalami jaringan parut. Hal ini
disebabkan oleh edema atau perdarahan yang menekan otot, saraf dan
pembuluh darah, atau karena tekanan dari luar seperti gips atau
Adalah komplikasi serius yang sering terjadi pada kasus fraktur tulang
4) Avaskuler Nekrosis
Terjadi karena aliran darah ketulang rusak atau terganggu yang bisa
ischemia.
5) Infeksi
Sistem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada
dalam. Ini biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga
24
6) Syok
1) Delayed Union
sembuh setelah selang waktu 3-5 bulan (tiga bulan untuk angggota
2) Non Union
sambungan yang lengkap, kuat, dan stabil setelah 6-9 bulan. Non
3) Mal Union
25
7. Penatalaksanaan
perhatian pasien pada hal-hal lain sehinggga pasien akan lupa pada nyeri
b. Farmakologis
adjuvant.
1. Definisi ORIF
Open Reduction Internal Fixation (ORIF) adalah suatu jenis operasi
mempertahankan posisi yang tepat pada fragmen fraktur. Fungsi ORIF untuk
26
biasanya digunakan untuk fraktur tulang panjang dengan tipe fraktur
transvers. (15)
mengatur tulang, seperti yang diperlukan untuk beberapa patah tulang, fiksasi
internal mengacu pada fiksasi sekrup dan piring untuk mengaktifkan atau
Tujuan dilakukannya pembedahan Orif pada kasus fraktur, antara lain: (15)
2) Mengurangi nyeri
b. Bengkak, yaitu edema muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravasasi
27
c. Ekimosis
e. Nyeri tekan
saraf/perdarahan)
g. Pergerakan abnormal
h. Hilangnya darah
i. Krepitasi
vaskuler.
peradangan.
28
5. Penatalaksanaan ORIF (Open Reduction And Internal Fixation)
tulang, tujuannya agar otot tidak kaku dan terhindar dari pengecilan
klien.
ORIF dapat dilakukan pada beberapa jenis fraktur, antara lain : (15)
a. Fraktur yang tidak stabil dan jenis fraktur yang apabila ditangani
memuaskan.
29
b. Fraktur leher femoralis, fraktur lengan bawah distal, dan fraktur
T
C. KONSEP NYERI
1. Definisi
Nyeri adalah bentuk ketidaknyamanan baik sensori maupun emosional
bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri. (18) Klasifikasi nyeri secara umum
dibagi menjadi dua, yakni nyeri akut dan nyeri kronis.Nyeri akut merupakan
nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, yang tidak
dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial yang tiba-tiba atau lambat
dengan intensitas dari ringan hingga berat, terjadi konstan atau berulang
tanpa akhir yang dapat diantisipasi atau diperdiksi dan berlangsung lebih dari
tiga bulan. Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional tidak
terjadi konstan atau berulang tanpa akhir yang dapat diantisipasi atau
30
2. Klasifikasi
a. Klasifikasi nyeri berdasarkan sumbernya, yaitu: (20)
sistem saraf perifer seperti lesi pada daerah sekitar saraf perifer.
31
3) Nyeri psikogenik yaitu nyeri yang berkaitan dengan adanya gangguan
maupun kecemasan.
2016).
selama ≥ 3 bulan.
3. Pengkajian Nyeri
Berikut ini jenis-jenis skala nyeri berdasarkan nilai angka yaitu: (20)
32
a. Skala 0 : Tidak nyeri
c. Skala 2 : Nyeri ringan, sensasi seperti dicubit, namun tidak begitu sakit.
waktu lama.
penglihatan
terjadi
perubahan perilaku.
k. Skala 10: Nyeri berada di tahap yang paling parah dan dapat
menyebabkan
Berikut ini beberapa cara menghitung skala nyeri yang paling populer dan
33
Merupakan skala linear yang akan memvisualisasikan gradasi tingkatan
lebih 10 cm, dimana pada ujung garis kiri tidak mengindikasikan nyeri,
mungkin terjadi. Selain dua indikator tersebut, VAS bisa diisi dengan
konsentrasi.
Hampir sama dengan VAS hanya pernyataan verbal dari rasa nyeri yang
dialami oleh pasien ini jadi lebih spesifik. VRS lebih sesuai jika
kualitas nyeri yang dirasakan pasien. NRS diklaim lebih mudah dipahami,
lebih sensitif terhadap jenis kelamin, etnis, hingga dosis. NRS juga lebih
34
Metode penghitungan skala nyeri yang diciptakan dan dikembangkan
oleh Donna Wong dan Connie Baker. Cara mendeteksi skala nyeri
dengan metode ini yaitu dengan melihat ekspresi wajah yang sudah
Melzack dari Universitas McGill pada tahun 1971. Prosedur ini berupa
kecacatan dan indeks kualitas hidup dari penderita nyeri, khususnya nyeri
kehidupan pribadinya.
kanker. BPI digunakan untuk menilai derajat nyeri pada penderita nyeri
kronik.
35
h. Memorial Pain Assessment Card
FIXATION)
Nyeri Akut post ORIF merupakan nyeri berat yang dirasakan oleh
dari nyeri akut post ORIF yaitu agen pencedera fisik (abses, amputasi,
yang berlebihan. (19) Pasca pembedahan ORIF, pasien akan merasakan nyeri
yang berat dikarenakan trauma skelet dan pembedahan yang dilakukan pada
tulang, otot, maupun sendi. Dan juga dikarenakan adanya edema, hematoma,
serta spasme otot yang menyebabkan nyeri pasca ORIF hingga beberapa hari
36
3. Faktor Yang Memperngaruhi Nyeri Post ORIF (Open Reduction And
Internal Fixation)
reaksiseseorang terhadap nyeri. Faktor ini mencakup nilai etnik dan budaya
pengalaman nyeri sebelumnya dan makna nyeri saat ini, serta ansietas dan
stres. (17)
akan berdampak pada keterbatasan gerak yang disebabkan oleh nyeri maupun
adaptasi terhadap penambahan sekrup dan plat tersebut. Kondisi nyeri ini
37
5. Tanda dan Gejala Nyeri Post ORIF (Open Reduction And Internal
Fixation)
Keperawatan Indonesia terdiri dari gejala dan tanda mayor serta minor. Gejala
mayor meliputi subjektif dan objektif, adapun bagian dari gejala mayor
meliputi tanda dan gejala subjektif serta objektif. Tada gejala minor subjektif
tidak ditemukan adanya gejala, sedangkan pada gejala minor objektif meliputi
tekanan darah meningkat, pola napas berubah, nafsu makan berubah, proses
berpikir terganggu, menarik diri, berfokus pada diri sendiri, dan diaphoresis.
(17)
diri. Selain itu seseorang yang mengalami nyeri yang hebat apabila tidak
38
E. KONSEP MUSIK DEGUNG
1. Definisi
Istilah degung memiliki dua pengertian pertama, adalah nama
dari degung dwiswara (tumbuk nada mi (2) dan la (5)) dan degung triswara
(tumbuk nada da (1), na (3), dan ti (4)). Karena perbedaan inilah, maka
pangagung (bupati).
39
2. Manfaat
Terapi musik dengan jenis musik klasik dapat memberikan efek
tradisional yang menyatukan suara gamelan sunda dengan bonang dan suling
yang dapat memberi kesan klasik dan damai. Ketika mendengar suara musik
ini, akan terbayang suasana tenang pesawahan yang hijau dan kedamaian
yang hakiki tentang suasana zaman dulu. Hal ini yang akan membuat orang
degung sunda, suara masuk ke telinga melewati telinga bagian luar, bagian
tengah dan bagian dalam. Gelombang suara dari musik degung sunda ini
dirubah menjadi impuls listrik yang akan disampaikan ke otak melalui syaraf
auditorius. Hal ini membuat tubuh mengalami relaksasi, dan membuat pikiran
menurunkan depresi yang berat sekalipun karena ada efek bunyi musik
1) Persiapan alat
2) Persiapan responden
40
a. Menjelaskan prosedur tindakan terapi musik gamelan jawa degung
3) Persiapan tindakan
a. Persiapan alat
b. Persiapan lingkungan
c. Persiapan respoden
4) Prosedur tindakan
g. Rapikan alat
h. Rapikan responden
i. Evaluasi tindakan
j. Evaluasi responden
lebih efektif jika didengarkan berulang -ulang atau dengan pola siklus dan
41
dengan durasi 15-30 menit, dimana pendengar berbaring dalam posisi
yang nyaman dan berada dekat dengan speaker. Dilakukan pagi atau
42
BAB III
merupakan studi untuk menentukan fakta dengan interpretasi yang tepat untuk
secara akurat sifat-sifat dari beberapa fenomena, kelompok atau individu yang
sedang terjadi. Studi kasus ini dilakukan dengan pemberian terapi musik kepada
pasien fraktur. Tujuan studi kasus ini untuk menggambarkan pengaruh penerapan
terapi musik degung untuk menurunkan tingkat nyeri post orif (open reduction and
Subjek studi kasus ini terdiri dari 2 reponden yang memenuhi kriteria
sebagai berikut :
1. Kriteria Inklusi
43
b. Klien post orif hari pertama
2. Kriteria Eksklusi
C. Fokus Studi
Fokus studi kasus ini yaitu pengaruh penerapan terapi musik degung untuk
menurunkan tingkat nyeri post orif (open reduction and internal fixation) pada
1. Fraktur ekstremitas bawah adalah suatu kondisi yang terjadi ketika integritas
dan kekuatan tulang kaki terganggu oleh penyakit invasif atau proses biologis
yang berbahaya dengan tipe fraktur adalah closed fraktur. Diagnosis fraktur
44
menjalani ORIF dapat diukur menggunakan Numeric Rating Scale (NRS).
Nyeri kronis merupakan nyeri yang tiba-tiba atau lambat dengan rasa sakit
dari ringan hingga berat terjadi secara berulang-ulang tanpa akhir dan
3. Terapi musik Musik degung merupakan terapi untuk distraksi nyeri dengan
memperdengarkan suara (audio video) alat musik tradisonal yang berasal dari
Sunda dalam bentuk gamelan. Musik degung memiliki alunan yang tenang
(NRS). Numeric Rating Scale (NRS) berisi karakteristik responden yang meliputi:
nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman operasi, dan diagnosa medis,
serta penilaian nyeri dengan Numeric Rating Scale (NRS). Penilaian nyeri ini
skala nyeri yang dialami pada salah satu angka yang dianggap paling tepat untuk
dinyatakan sebagai nyeri ringan, skala 4-6 dikatakan sebagai nyeri sedang, skala 7-
9 dikatakan sebagai nyeri berat, dan skala10 dikatakan sebagai nyeri sangat berat.
45
1. Mengurus perijinan dengan institusi terkait Rumah Sakit untuk melakukan
studi kasus.
2. Menjelaskan maksud, tujuan dan waktu studi kasus kepada klien dan saksi
manfaat, risiko, serta kompensasi dari penelitian yang akan di terima oleh
subjek penelitian.
Rating Scale (NRS) untuk mengukur tingkat nyeri. pre test dilakukan 6 jam
Dilakukan 2 kali dalam sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Selanjutnya
sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Selanjutnya melakukan post test
46
menggunakan kuesioner Numeric Rating Scale (NRS) kembali. Disetiap
degung selama 30 menit. Dilakukan 2 kali dalam sehari yaitu pada pagi
Numeric Rating Scale (NRS) kembali. Disetiap tahap dilakukan post test.
responden.
1. Analisa Data
Data tingkat nyeri secara angka akan dikategorikan menjadi Tindakan nyeri
sebagai berikut:
0 : Tidak nyeri
47
1-3 : Nyeri ringan
2. Penyajian Data
Setelah dilakukan pengumpulan dan pengelolaan data hasil dari studi kasus,
data disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Tabel yang disajikan yaitu tabel
responden.
1) Otonomi (Autonomy)
3) Keadilan (Justice)
48
Prinsip ini dibutuhkan untuk tercapainya keadilan terhadap orang lain
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya atau cedera fisik maupun
5) Kejujuran (Veracity)
7) Kerahasiaan (Confidentiality)
Prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien.
hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun
memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti
persetujuan.
8) Akuntabilitas (Accountability)
49
DAFTAR PUSTAKA
50
11. Ropyanto CB. Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status
Fungsional Paska Open Reduction Internal Fixation (ORIF) Frakktur
Ekstremitas. 2013.
12. Sulistyaningsih. Gambaran kualitas hidup pada pasien pasca open reduction
internal fixation (orif) ekstermitas bawah di poli ortopedi rs ortopedi prof. dr. r.
soeharso surakarta. 2016;
13. Purwanto H. Keperawatan Medikal Bedah II. Yogyakarta: Mediaction Jogja;
2016.
14. Purnomo, D., . K., & Asyita RM. Pengaruh Terapi Latihan Pada Post Orif
Dengan Plate and Screw Neglected Close Fracture Femur. J Fisioter Dan
Rehabil. 2017;1:50–9.
15. Indi I, Arso, Septo PawelaAstuti S, Wigati PA. Open Reduction and Internal
Fixation. In: Analisis Standar Pelayanan Minimal Pada Instalasi Rawat Jalan di
RSUD Kota Semarang. 2015. p. 103–11.
16. Mathematics A. Konsep Tindakan ORIF Pada Fraktur Ekstremitas Bawah. In
2016. p. 1–23.
17. Rianto T. Post ORIF. In 2002. p. 1–64.
18. Faisol, SKM, S.Kep N. Manajemen Nyeri. In 2022. Available from:
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1052/manajemen-
nyeri#:~:text=Nyeri adalah bentuk ketidaknyamanan baik,bereaksi untuk
menghilangkan rasa nyeri.
19. Tim Pokja SDKI PPNI. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. 2017.
20. Tamsuri. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2015.
51
LAMPIRAN
52
Lampiran 1 Jadwal kegiatan
JADWAL KEGIATAN
Nama : Indy Amelia Rizki Latifa
NIM : 20101440120050
Judul : Penerapan Terapi Musik Degung Untuk Menurunkan Tingkat
Nyeri Post Orif (Open Reduction And Internal Fixation) Pada
Pasien Fraktur Extermitas Bawah Di RST Bakti Wiratamtama
Semarang
Dosen Pembimbing : Ns. Muhamat Noviyanto, M.Kep
HARI
KEGIATAN
1 2 3
Pengisian kuesioner Numeric Rating Scale (NRS) pre test
Pemberian Terapi Musik Degung
Pengisian kuesioner Numeric Rating Scale (NRS) post test
53
Lampiran 2 Penjelasan Untuk Mengikuti Penelitian
Peneliti
54
Lampiran 3 Informed Concent
INFORMED CONCENT
(Persetujuan Menjadi Partisipan)
Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapat
persetujuan penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan
dilakukan oleh Briliana Bhakti Manintan dengan judul Penerapan Terapi Musik
Degung Untuk Menurunkan Tingkat Nyeri Post Orif (Open Reduction And Internal
Semarang. Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipaso pada penelitiian ini
secara sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya mengundurkan diri,
Semarang, 2023
Saksi Yang memberikan persetujuan
------------------------------------ ------------------------------------
Semarang, 2023
Peneliti
55
Lampiran 4 Lembar Karakteristik Responden
Petunjuk Pengisian :
1. Bacalah dengan teliti dan cermat setiap pertanyaan dalam kuesioner ini.
2. Mohon dengan hormat untuk mengisi semua pertanyaan sesuai dengan keadaan
anda yang sebenarnya dan tidak mengosongkan. Apabila anda kurang faham
3. Ber tanda centang (√) pada kolom sesuai dengan kondisi anda.
Pertanyaan :
1. Nama (Inisial) :
2. Tanggal Pengkajian :
3. Kasus Operasi :
4. Umur :
SD Perguruan Tinggi
SMP
7. Pekerjaan : Tidak Bekerja PNS
Petani TNI/Polri
Wiraswasta Lain-lain
Karyawan Swasta
56
Lampiran 5 Kuesioner Penelitian
Keterangan :
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan
4-6 : Nyeri sedang
7-10 : Nyeri berat
57
Lampiran 6 SOP Tindakan
SOP
PENERAPAN TERAPI MUSIK DEGUNG UNTUK
MENURUNKAN TINGKAT NYERI POST ORIF (OPEN
REDUCTION AND INTERNAL FIXATION) PADA PASIEN
FRAKTUR EXTERMITAS BAWAH DI RST BAKTI
WIRATAMTAMA SEMARANG
58
6. Menetapkan ketertarikan klien terhadap musik
7. Memperdengarkan pasien music degung
PERSIAPAN a. Persiapan alat
PERAWAT
b. Persiapan lingkungan
c. Persiapan respoden
sabilulungan
selama 30 menit.
g. Rapikan alat
h. Rapikan responden
i. Evaluasi tindakan
j. Evaluasi responden
59
5. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
6. Bereskan alat-alat
7. Cuci tangan
60
61