Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
Diajukan oleh:
Husni Aditya
NIM 20101440117038
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : 20101440117038
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini
adalah benar-benar merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang yang
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah oleh Fendi NIM 201014401170 dengan judul “Penerapan
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah oleh Husni Aditya NIM 20101440117038 dengan judul
tanggal .................
Dewan Penguji
Mengetahui
Direktur
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas segala perlindungan, karunia dan rahmat Tuhan Yang Maha
Esa, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “
Sunan Kalijaga Demak”. Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan berkat
4. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Sunan Kalijaga Demak yang telah
5. Subyek I dan II yang bersedia menjadi subyek atau partisipan dalam studi
kasus ini.
v
6. Bapak, Ibu dan seluruh keluarga yang selalu mendoakan, memberi dorongan
serta membantu peneliti baik secara moril, spirituil dan materiil, sehingga
sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak guna penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Semarang, April
Peneliti
Husni Aditya
NIM.
20101440117038
vi
PENERAPAN MICROFIBER TRIANGLE PILLOW TERHADAP KEJADIAN ULKUS
DEKUBITUS PADA PASIEN IMOBILISASI DI RUANG PERAWATAN RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH SUNAN KALIJAGA DEMAK
Husni Aditya
ABSTRAK
Luka tekan atau dekubitus merupakan kejadian yang sering ditemukan pada pasien dengan tirah
baring. Tekanan ini akan menyebabkan penurunan suplai darah pada jaringan tubuh sehingga
terjadi iskemik. Terapi yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan microfiber triangle
pillow. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan penerapan microfiber triangle pillow
terhadap kejadian ulkus dekubitus pada pasien imobilisasi di ruang perawatan rumah sakit. Jenis
penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus. Subyek
dalam penelitian ini adalah dua orang pasien imobilisasi dengan stroke, usia lebih dari 40 tahun
dan mengalami decubitus. Hasil penelitian menemukan terjadi penurunan derajat decubitus yaitu
pada Subyek I dari derajat 2 menjadi derajat 1, dan pada Subyek II dari derajat 1 menjadi derajat
0. Penerapan microfiber triangle pillow mampu menurunkan derajat decubitus pada pasien
imobilisasi. Perawat disaranlan menerapkan penggunaan microfiber triangle pillow ketika menjadi
pasien imobilisasi sehingga mampu menghindari terjadinya decubitus akibat tekanan dan gesekan
selama bedrest di tempat tidur dalam jangka waktu yang lama.
ABSTRACT
Pressure sores or pressure sores are common events in patients with bed rest. This pressure will
cause a decrease in blood supply to body tissues, resulting in ischemia. Therapy that can be done
is to use a microfiber triangle pillow. The purpose of this study was to describe the application of
a microfiber triangle pillow to the incidence of pressure sores in immobilized patients in hospital
ward. This type of research is descriptive using a case study approach. The subjects in this study
were two immobilized patients with stroke, over 40 years of age and having decubitus. The results
found a decrease in the degree of decubitus, namely in Subject I from degree 2 to degree 1, and in
Subject II from degree 1 to degree 0. The application of microfiber triangle pillow was able to
reduce the degree of decubitus in immobilized patients. Nurses recommend applying the use of
microfiber triangle pillows when immobilizing patients so they can avoid the occurrence of
decubitus due to pressure and friction during bedrest in bed for long periods of time.
vii
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................ i
Halaman Pengesahan...................................................................................... iv
Kata Pengantar............................................................................................... v
Daftar Tabel.................................................................................................... x
Daftar Diagram............................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah....................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 5
D. Manfaat........................................................................................ 5
A. Dekubitus..................................................................................... 7
1. Pengertian............................................................................... 7
2. Derajat dekubitus.................................................................... 8
viii
3. Faktor resiko........................................................................... 10
4. Komplikasi.............................................................................. 13
5. Penatalaksanaan...................................................................... 14
6. Diagnosis................................................................................ 15
1. Pengertian............................................................................... 17
2. Fungsi..................................................................................... 17
B. Subyek Kasus.............................................................................. 20
D. Definisi Operasional.................................................................... 21
B. Pembahasan................................................................................. 32
C. Keterbatasan................................................................................ 36
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 38
B. Saran............................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berbaring ditempat tidur selama hampir 24 jam setiap harinya dengan tujuan
seperti atrofi otot, hipotensi ortostatik, kontraktur dan lain-lain. Salah satu
pada pasien dengan tirah baring. Dekubitus adalah suatu daerah kerusakan
seluler yang terlokalisasi, baik akibat tekanan langsung pada kulit, sehingga
jangka waktu yang lama. Pasien yang berbaring atau duduk dalam waktu
yang lama akan terjadi perpindahan berat badan ke penonjolan tulang pasien
darah pada jaringan tubuh sehingga terjadi iskemik. Penurunan aliran darah
1
2
penjelasan mengenai lesi yang terkena masih terbatas. Insidensi pasien rawat
inap berkisar antara 27- 29% dengan prevalensi hingga 69%. Pasien yang
kejadian dekubitus pada pasien tirah baring 15,8% sampai 38,18%.4 Catatn
tidak diketahui secara pasti karena tidak masuk dalam catatan rekam medis
biaya perawatan rumah sakit akan meningkat.5 Dampak dari dekubitus pada
3
segi fisik ialah kulit tidak utuh lagi, merusak penampilan dan dari segi
psikologis yang terjadi pada penderi tadi antaranya pasien akan merasa
minder atau malu jika berhubungan dengan orang lain, selain itu dapat
mungkin dan secara terus menerus. Peran perawat dalam upaya pencegahan
luka tekan, terbagi dalam 3 (tiga) area intervensi keperawatan utama dalam
posisi dan kasur terapeutik dan (ketiga) edukasi.6 Tindakan yang dapat
dilakukan perawat adalah menjaga integritas kulit agar terhindar dari kejadian
dekubitus.
hidrasi kulit dalam batas wajar (tidak terlalu lembab atau kering). Solusi
microfiber triangle piloow, yang terbuat dari kain microfiber dimana bersifat
10 kali lebih halus dari sutra dan 30 kali lebih halus dari katun, sehingga gaya
triangle pillow juga dapat menyerap air 7 kali lebih banyak dari berat aslinya,
sehingga keadaan kulit pasien selalu kering dan tidak terjadi maserasi yang
eritema pada kulit yang utuh teraba hangat, tidak nyeri, tidak ada pus, tidak
berbau, semuanya dibagian sacrum karena tirah baring lama. Sedangkan pada
jenis luka grade 3, terdapat dibagian sacrum karena tirah baring lama, dengan
nyeri, luas luka 6 x 6 cm, kedalaman 0,5 cm terdapat pus dan bau. Setelah
diberikan triangle pillow pada luka grade 1 menunjukkan kulit utuh, tidak ada
tanda kemerahan, tidak ada luka tekan, teraba hangat, tidak nyeri. Sedangkan
pada luka grade 3 karakteristik luka masih kemerahan, terasa nyeri, luas 6x6
kali lebih halus dari sutra dan 30 kali lebih halus dari kain katun, sehingga
Microfiber triangle pillow juga dapat menyerap air 7 kali labih banyak dari
berat aslinya, sehingga keadaan kulit pasien selalu kering dan tidak terjadi
lebih efektif dan efien dalam pencegahan dekubitus. Hal ini dikarenakan kain
microfiber yang dapat mengurangi gesekan pada tubuh pasien dan menjaga
posisi yang memiliki tekanan yang rendah pada tubuh pasien. Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan menarik minat penulis untuk menyusun
Proposal Karya Tulis Ilmiah studi kasus dengan judul “Penerapan Microfiber
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, permasalahan studi kasus yang akan diteliti adalah
1. Bagi Masyarakat
6
bagi pasien yang mengalami tirah baring lama untuk mencegah terjadinya
3. Bagi penulis
hospital corner bed making untuk mencegah dekubitus pada pasien dengan
tirah baring.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dekubitus
1. Pengertian
normal akibat dari tekanan dari luar yang berhubungan dengan penonjolan
tulang dan tidak sembuh dengan urutan dan waktu yang biasa, gangguan
ini terjadi pada individu yang berada diatas kursi atau diatas tempat tidur,
kesadaran.5
tertentu.9
Ulkus decubitus atau juga dikenal dengan istilah bed sore adalah
yang biasa ditemukan pada bagian tulang yang menonjol.10 Ulkus karena
tekanan (decubitus) adalah terjadi akibat tekanan yang terus menerus pada
7
8
2. Derajat dekubitus
a. Derajat 1
b. Derajat 2
Hiperemia yang tidak memucat. Eritema yang tidak hilang pada saat
di sekitar tepian. 12
9
c. Derajat 3
d. Derajat 4
e. Derajat 5
3. Faktor resiko
tekan
yang menonjol. Bila ini terjadi dalam durasiyang lama, pasien akan
c. Kelembaban
11
urin karena adanya bakteri dan enzim pada feses dapat merusak
permukaan kulit.
sering dari tenaga yang merobek ini adalah ketika pasien diposisikan
dalam posisi semi fowler yang melebihi 30 derajat. Pada posisi ini
e. Pergesekan ( friction)
f. Nutrisi
Stadium tiga dan empat dari luka tekan pada orangtua berhubungan
g. Usia
Pasien yang sudah tua memiliki risiko yang tinggi untuk terkena luka
tekan karena kulit dan jaringan akan berubah seiring dengan penuaan.
i. Stress emosional
13
j. Merokok
Nikotin yang terdapat pada rokok dapat menurunkan aliran darah dan
k. Temperatur kulit
4. Komplikasi
a. Selulitis
Selulitis adalah infeksi dari kulit dan jaringan ikat lunak. Kondisi ini
sendi
14
Infeksi dari luka akibat tekanan dapat masuk sampai ke dalam sendi
c. Kanker
d. Sepsis
5. Penatalaksanaan
mengontrol rasa sakit, mencegah infeksi, serta menjaga nutrisi yang baik.
a. Mengurangi tekanan
setiap 2 jam.
1) Membersihkan luka:
2) Memakaikan perban:
Untuk dapat sembuh dengan baik, maka luka harus bebas dari
6. Diagnosis
(sacrum, tumit, belikat, siku). Inspeksi pada kulit melihat adanya daerah
a. Skala Norton
1) Diabetes
2) Hipertensi
b. Skala Waterlow
c. Skala Braden
Skala penilaian resiko ini telah dirancang oleh Bergstrom pada tahun
terjadinya ulkus.15
1. Pengertian
2. Fungsi
18
dari bantal busa berbentuk limas segitiga dan dilapisi perlak serta
lebih halus dari sutra dan 30 kali lebih halus dari katun, sehingga menurut
METODE PENELITIAN
permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal yang
maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu perlakuan atau pemaparan
16
tertentu. Studi kasus ini bertujuan untuk menggambarkan penerapan
imobilisasi.
subyek meliputi:
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteri Eksklusi
20
21
C. Fokus Studi
Fokus studi dalam penelitian ini adalah penerapan microfiber triangle pillow
jaringan.
mengangkat,membungkuk, bergerak.
Advisory Panel.
penelitian.
dalam penelitian.
(informed consent).
Studi kasus ini dilakukan di Rumah Sakit selama 2 minggu yaitu tanggal 9-22
Maret 2020.
meringkas data secara ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik. Data-data yang
dekubitus atau tidak yaitu berdasarkan derajat decubitus dari deajat 1 sampai
triangle pillow. Untuk penyajian data dalam studi kasus ini disajikan dalam
bentuk tabel.
1. Prinsip manfaat
24
etik.
Subyek memiliki hak dan merupakan makhluk yang mulia yang harus
3. Prinsip keadilan
privasi subyek, untuk itu perlu adanya tanpa nama dan rahasia. Setelah
Pada bab ini menjelaskan hasil studi kasus dan pembahasan yang meliputi
uraian data umum dan data khusus disertai dengan analisa tentang perubahan
Demak.
Rumah Sakit (KARS) pada 2016. Studi kasus ini dilakukan terhadap
tahun 2020 untuk jenis stroke non hemoragik sebanyak 44 pasien dan yang
di Ruang Soka.
25
26
Dalam studi kasus ini dipilih 2 orang sebagai subyek studi kasus
yaitu subyek 1 dan II. Kedua subyek tersebut sudah sesuai dengan kriteria
a. Subyek 1
mg/dl, berat badan 55 kg dan tinggi badan 160 cm. Status neurologis
didapatkan pada sistem motorik gerakan pasif pada lengan dan tungkai
kemerahan, kulit tampak melepuh dan adanya luka dangkal pada kulit
b. Subyek II
27
sebagai ibu rumah tangga di rumah. Subyek 2 masuk dari IGD tanggal
3 Maret 2020 pukul 15.45 WIB dengan stroke hemoragik. Pada saat
badan 60 kg dan tinggi badan 155 cm. Subyek dirawat di ruang Soka.
Subyek berbicara tidak lancar, tidak apatis atau masih dalam kesadaran
abrasi yang mengenai epidermis, dan luka merah, hangat dan mengeras
4.1
29
Subyek
Subyek 1
grafik 4.1.
31
Subyek II
grafik 4.1.
B. Pembahasan
33
imobilisasi. Pasien yang imobilisasi dan menjalani tirah baring maka akan
beresiko terjadinya decubitus karena tekanan yang lama pada salah satu
bagian tubuh.
Pada subyek I, derajat decubitus yang muncul adalah pada derajat dua.
yang tidak memucat. Eritema yang tidak hilang pada saat dilakukan tekanan
ulserasi epidermal. Derajat kedua ini mengenai seluruh dermis, dan ulkus
derajat decubitus yang muncul adalah pada derajat satu. Derajat decubitus 1
Tekanan yang ringan dan singkat dengan jari pada tempat terjadinya eritema
yang diakibatkan tekanan di atas kulit dalam periode yang lama, dapat
atau ulkus decubitus adalah ulserasi akibat tekanan yang lama, biasanya
bahwa penyebab dari luka decubitus dapat dibedakan menjadi dua factor
yaitu faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor ekstrinsik terdiri dari
intrinsik terdiri dari usia, temperature dan nutrisi. khususnya pada mereka
dengan immobilitas yaitu pada pasien stroke, injury tulang belakang atau
penyakit degenaratif.20
yang tidak berubah dalam jangka waktu lebih dari 6 jam.21 Subyek penelitian
mengalami imobilisasi, sehingga terjadi tekanan yang sama pada posisi kulit
yang sama dalam jangka waktu yang lama. Selain itu posisi subyek juga
terjadinya decubitus.
dilakukan selama tujuh hari dan dilakukan secara terus menerus didapatkan
terjadinya penurunan skala dekubitus pada subyek I dari skor 2 pada hari
35
pertama dan menurun menjadi skor 1 pada hari kelima dan terus berlanjut
hingga hari ketujuh. Hasil penerapan microfiber triangle pillow pada Subyek
II yang juga dilakukan selama tujuh hari dan dilakukan secara terus menerus
pada hari pertama dan menurun menjadi skor 0 pada hari ketujuh.
penyebab luka dekubitus dikarenakan salah satu bagian tubuh berada pada
suatu gradien (titik perbedaan antara dua tekanan), jaringan yang lebih dalam
dan dekat dengan tulang, terutama jaringan otot dengan suplai darah yang
baik, akan bergeser dan tetap dipertahankan pada permukaan kontak karena
dalam, hal ini akan menjadi iskemia dan dapat mengalami nekrosis sebelum
berlanjut ke kulit.22
halus daripada serat biasa, sambil menghilangkan kotoran dan lemak pada
level yang lebih tinggi dan menciptakan permukaan yang lebih luas dari
keseluruhan area dan menciptakan listrik statis, seperti magnet, polyester dan
polyamide yang secafa natural memiliki daya listrik positif yang akan
menarik daya negative dari debu, kotoran, kutu, tungau dan bahkan
36
membersihkan benda pada level micro seperti bakteri. Hal ini tercipta karena
membuat produk ini menyerap baik secara ekstrim. Ketika digunakan saat
effect, menyedot dan menahan cairan kotoran dari permukaan ke dalam serat-
serat kain.
Pillow adalah tindakan perawat dengan melakukan alih baring pada pasien,
seperti kebersihan luka yang dilakukan oleh perawat. Pihak rumah sakit juga
Triangle Pillow.
menurut penelitian yang dilakukan oleh Agustin tahun 2015 tentang pengaruh
responden dengan jenis luka grade 1 sebanyak 4 orang dan responden dengan
jenis luka grade 3 sebanyak 1 orang. Sebelum diberikan triangle pillow pada
luka grade 1 keempat responden menunjukkan eritema pada kulit yang utuh
teraba hangat, tidak nyeri, tidak ada pus, tidak berbau, semuanya dibagian
sacrum karena tirah baring lama. Sedangkan pada jenis luka grade 3, terdapat
subcutan rusak, warna merah, teraba hangat, terasa nyeri, luas luka 6 x 6 cm,
kedalaman 0,5 cm terdapat pus dan bau. Setelah diberikan triangle pillow
pada luka grade 1 menunjukkan kulit utuh, tidak ada tanda kemerahan, tidak
ada luka tekan, teraba hangat, tidak nyeri. Sedangkan pada luka grade 3
karakteristik luka masih kemerahan, terasa nyeri, luas 6x6 cm, kedalaman 0,5
pillow tidak dapat diterapkan pada posisi yang sama terus menerus karena
terkadang posisi tidur subyek yang dirasa kurang nyaman sehingga akan
mengubah posisi tidur dan microfiber triangle pillow juga harus mengikuti
PENUTUP
A. Simpulan
triangle pillow terjadi perubahan derajat decubitus pada subjek I pada skala 2
dan subjek II pada skala 1. Setelah terapi diberikan, hasil evaluasi yang
diperoleh pada subjek I menjadi derajat 1 dan pada subjek II menjadi derajat 0,
B. Saran
Berdasarkan analisa dan kesimpulan penelitian, maka dalam sub bab ini
1. Bagi Masyarakat
38
39
pasien imobilisasi.
DAFTAR PUSTAKA
40
41
Peneliti
Husni Aditya
432
Lampiran
INFORMED CONCENT
(Persetujuan menjadi partisipan)
---------------------------------------- -----------------------------------------
Peneliti
Husni Aditya
44 3
Lampiran
No Responden : ______________________
Lampiran 5
JADWAL KEGIATAN
No Kegiatan Januari Februari Maret April
46
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan proposal dan proses
1 bimbingan proposal (BAB I,
II,III)
2 Pengumpulan Proposal Penelitian
3 Ujian Proposal Penelitian
Pengumpulan Berkas Proposal
4
Penelitian Revisi (Setelah Ujian)
5 Pengambilan Kasus KTI
Pengumpulan Berkas dan
6
Pendaftaran Ujian Sidang KTI
7 Ujian KTI
Pemberkasan KTI (revisi) dan
8
Yudisium KTI
9 Yudisium Semester
Lampiran 6
Lembar Observasi Grade Luka Tekan National Pressure Ulcer Advisory Panel
(NPUAP)
47
Stage I : Kulit berwarna kemerahan, pucat pada kulit putih, biru, merah atau
ungu pada kulit hitam. Temperatur kulit berubah hangat atau dingin,
bentuk perubahan menetap dan ada sensasi gatal atau nyeri
Stage II : Hilangnya sebagian lapisan kulit namun tidak lebih dalam dari dermis,
terjadi abrasi, lepuhan, luka dangkal dan superfisial
Stage III : Kehilangan lapisan kulit secara lengkap meliputi subkutis, termasuk
jaringan lemak dibawahnya atau lebih dalam lagi namun tidak sampai
fascia. Luka mungkin membentuk lubang yang dalam
Stage IV : Kehilangan lapisan kulit secara lengkap hingga tampak tendon, tulang,
ruang sendi. Berpotensi untuk terjadi destruksi dan risiko
osteomyelitis
48
Lampiran 7
NO NO REVISI HALAMAN
DOKUMEN
PROSEDUR TERAPI
TANGGAL DITETAPKAN OLEH
TERBIT
Pengertian Pemasangan bantal segitiga terbuat dari serat microfiber
yang digunakan untuk menyanggah dalam rangka
pencegahan tekanan, gesekan dan kelembapan
Tujuan 8. Mencegah kerusakan integritas kulit
9. Memperbaiki sirkulasi pada perfusi
Alat Batal microfiber triangle pillow.
Pelaksanaan Tahap Pra Interaksi
Tahap Orientasi
1. Menjaga privasi
12 Merapikan pasien