PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Berdasarkan data register pada rawat inap kebidanan RSU Handayani Kota
Bumi Lampung Utara padatahun 2018 Jumlah klien dengan kasus Abortus
Inkomplit yaitusebesar (1,6%) dan pada tahun 2019 pada bulan Januari-Mei
jumlah klien dengan kasus Abortus Inkomplit adalah (2,2%) angka ini
merupakan peringkat ke-4 dari 5 penyakit terbanyak yang dirawat di ruang
kebidanan RSU Handayani (Dokementasi Ruang Kebidanan, 2019).
1
2
Kejadianabortus yang
terjadidapatmenimbulkankomplikasidandapatmenyebabkankematian.Komplikasi
abortus yang
dapatmenyebabkankematianibuantaralainkarenaperdarahandaninfeksi.
Perdarahan yang terjadiselamaabortusdapatmengakibatkanpasienmenderita
anemia, sehinggadapatmeningkatkanrisikokematianibu.Salah
satujenisabortusspontan yang menyebabkanterjadiperdarahan yang
banyakadalahabortusinkomplit.Hal
initerjadikarenasebagianhasilkonsepsimasihtertinggal di plancental
site.Sisahasilkonsepsiinilah yang harusditangani agar perdarahanberhenti.
Prinsippenatalaksanaanabortusinkomplitadalahpengosongansisamassakehamilan
darivakum uteri, umumnyaadaduacara yang digunakanadalahdilatasidankuretase
(D&K) yaitupembersihansisamassakehamilandenganmendilatasikanserviks uteri
untukmemasukkan instrument logamdanmengerokdinding uterus. Cara
keduasisamassakehamilandihisapdengantekanannegatifmelaluikanula plastic
yang dimasukkankedalamkavum uteri (Qadhar, Adriaansz, & Amran, 2000).
Perawatsebagaisalahsatupemberipelayanankesehatan di
rumahsakitmemberikanasuhankeperawatandengancaramelakukanpengkajian
yang
tepatmengenairiwayatpenyakitkliendandenganmemenuhikebutuhandasaryaitume
ningkatkan rasa amandanmencegahterjadinyasyok(Darmawati, 2008).
Berdasarkanhaldiatasmakapenulistertarikuntukmelakukanasuhankeperawatanden
gangangguankebutuhan rasa amanpadakasusabortusinkomplitterhadapNy.Mdi
ruangkebidanan RSU Handayani Lampung Utara.
B. RumusanMasalah
Dari uraian di atasmakaRumusanMasalahLaporanTugasAkhiradalah
“BagaimanakahGambaranAsuhanKeperawatanDenganGangguan Rasa
AmanPadaKasusAbortusInkomplitterhadapNy.Mdi RuangKebidanan RSU
Handayani Lampung Utara”.
C. TujuanPenulisan
1. TujuanUmum
Memberikangambaranasuhankeperawatandengangangguankebutuhan rasa
amanpadakasusabortusinkomplitterhadapNy.M di ruangkebidanan RSU
Handayani Lampung Utara.
2. Tujuankhusus
PenulismampumemberikangambaranasuhankeperawatanterhadapNy.M yang
meliputi :
a. Memberikangambarantentangpengkajianasuhankeperawatandenganganggu
ankebutuhan rasa amanpadakasusabortusinkomplitterhadapNy.M di
ruangkebidanan RSU Handayani Lampung Utara.
b. Memberikangambarantentangdiagnosakeperawatangangguankebutuhan
rasa amanpadakasusabortusinkomplitterhadapNy.Mdi RuangKebidanan
RSUHandayani Lampung Utara.
c. Memberikangambarantentangrencanakeperawatangangguankebutuhan rasa
amanpadakasusabortusinkomplitterhadapNy.Mdi RuangKebidanan
RSUHandayani Lampung Utara.
d. Memberikangambarantentangimplementasikeperawatangangguankebutuha
n rasa amanpadakasusabortusinkomplitterhadapNy.Mdi RuangKebidanan
RSUHandayani Lampung Utara.
e. Memberikangambarantentangevaluasikeperawatangangguankebutuhan rasa
amanpadakasusabortusinkomplitterhadapNy.Mdi RuangKebidanan
RSUHandayani Lampung Utara.
D. ManfaatPenulisan
1. Bagi RSUHandayani
Sebagaimasukkandalammeningkatkanpelayananasuhankeperawatandenganga
ngguan rasa amanterhadapkasus post kuretabortusinkomplit
2. BagiPenulis
Sebagaiaplikasiilmu yang telahdidapat di
bangkukuliahterutamamataajarmaternitassertapenulisinginmengetahuipenaga
nandanpenerapan yang dilakukanpadakasus post
kuretabortusinkomplitpadaNy.Mdengangangguan rasa aman.
3. Bagipengembanganilmupengetahuan
Dapatmenjadikanreferensidanmenambahpengetahuansertabahanacuanpengeta
huanuntukmelaksanakanasuhankeperawatanpadaklien post
kuretabortusselanjutnya.
E. RuangLingkup
Ruanglingkuppenulisanlaporaninimeliputipengkajian, diagnosa, perencanaan,
tindakankeperawatan,
danevaluasipadaasuhankeperawatandengangangguankebutuhan rasa
amanpadakasusabortusinkomplitterhadapNy.M di ruangkebidanan RSU
Handayani Lampung Utara Tanggal 13 s/d 17 Mei 2019.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
2. Etiologi
a. Faktor Fetal
4) Faktor Imunologi
Sindroma Antibodi Fosfolipid adalah gangguan imunologi
autoimunitas yang ditandai dengan adanya antibodi dalam sirkulasi
yang melawan fosfolipid membran dan setidaknya memperlihatkan
satu sindroma klinik spesifik (abortus berulang, trombosis yang
penyebabnya tak jelas dan kematian janin).
5) Trauma fisik
3. Patofisiologi
Pathway
Kelainan
Kelainan Infeksi Kelainan traktus
pertumbuhan
plasenta akut genitalis
hasil konsepsi
Oksigenasi plasenta Toksin bakteri
terganggu virus
Perdarahan
pervagina
Nekrosis jaringan sekitar
Risiko ketidak
seimbangan caiaran
Frekuensi
nadi ↑ Nyeri akut TD ↓
Risiko syok
Gelisah Ansietas
4. Manifestasi Klinis
Mengalami perdarahan pervagina ≥500cc maka dapat menyebabkan rasa
lemas , berisiko syok, dan penurunan kesadaran ibu, tanda-tanda infeksi alat
genital berupa demam (Ratnawati, 2018 Gejala seperti perdarahan yang
terjadi bisa sedikit kemudian banyak dan disertai keluarnya hasil konsepsi,
rasa mulas (kontraksi) tambah hebat, ostium uteri eksternumatau
serviksterbuka (1-2 jari), pada pemeriksaan vaginal dapat di raba dalam
kavum uteriatau kadang kadang sudah menonjol dari eksternumatau sebagian
jaringan keluar, perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa janin
dikeluarkan sehingga dapat menyebabkan syok, pada pemeriksaan plano
testditemukan test positif atau negative, ibu anemia akibat perdarahan
(Hutapea M. , 2017).
5. Komplikasi
1) Perforasi
Dalam melakukan dilatasi dan kerokan harus diingat bahwa selalu ada
kemungkinan terjadinya perforasi dinding uterus, yang dapat menjurus ke
rongga peritoneum, ke ligamentum latum, atau ke kandung kencing.
Kerokan kuret dimasukkan dengan hati-hati, akan tetapi penarikan kuret
ke luar dapat dilakukan dengan tekanan yang lebih besar. Bahaya
perforasi ialah perdarahan dan peritonitis.
2) Luka pada serviks uteri
Apabila jaringan serviks keras dan dilatasi dipaksakan maka dapat timbul
sobekan pada serviks uteri yang perlu dijahit.Apabila terjadi luka pada
ostium uteri internum, maka akibat yang segera timbul ialah perdarahan
yang memerlukan pemasangan tampon pada serviks dan vagina.
3) Perdarahan
Diatasi dengan pengosongan uterus dan sisa hasil konsepsi dan jika perlu
pemberian transfusi darah.Kematian karena perdarahan dapat terjadi
apabilapertolongan tidak diberikan pada waktunya.
4) Infeksi
6. Pemeriksaan Penunjang
7. Penatalaksanaan
Ibu hamil sebaiknya segera periksa apabila terjadi perdarahan, Ibu harus
beristirahat total dan dianjurkan untuk relaksasi. Terapi intravena atau
transfusi darah dapat dilakukan apabila diperlukan (Ratnawati, 2018).
Asuhan Keperawatan Teoritis
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Pada tahap ini perawat perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis kelamin,
alamat rumah, agama atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang dipakai, status
pendidikan dan pekerjaan pasien.
b. Keluhan utama
Keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien mencari
pertolongan atau berobat ke rumah sakit. Biasanya pada pasien dengan effusi
pleura didapatkan keluhan berupa sesak nafas, rasa berat pada dada, nyeri pleuritik
akibat iritasi pleura yang bersifat tajam dan terlokasilir terutama pada saat batuk
dan bernafas.
c. Riwayat penyakit sekarang
Pasien dengan effusi pleura biasanya akan diawali dengan adanya tanda-tanda
seperti batuk, sesak nafas, nyeri pleuritik, rasa berat pada dada, berat badan
menurun dan sebagainya. Perlu juga ditanyakan mulai kapan keluhan itu muncul.
Apa tindakan yang telah dilakukan untuk menurunkan atau menghilangkan
keluhan-keluhannya tersebut.
d. Riwayat penyakit dahulu
Tanyakan kepada pasien apakah pasien pernah menderita penyakit seperti TB paru,
pneumonia, gagal jantung, trauma, asites dan sebagainya. Hal ini diperlukan untuk
mengetahui kemungkinan adanya faktor predisposisi
e. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit- penyakit
yang disinyalir sebagai penyebab effusi pleura seperti Ca paru, asma, TB paru dan
lain sebagainya.
f. Pengkajian Pola-Pola Fungsi Kesehatan
1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Adanya tindakan medis dan perawatan di rumah sakit mempengaruhi perubahan
persepsi tentang kesehatan, tapi kadang juga memunculkan persepsi yang salah
terhadap pemeliharaan kesehatan. Kemungkinan adanya riwayat kebiasaan
merokok, minum alkohol dan penggunaan obat-obatan bisa menjadi faktor
predisposisi timbulnya penyakit.
2) Pola nutrisi dan metabolisme
Mengukur tinggi badan dan berat badan untuk mengetahui statusnutrisi pasien,
selain juga perlu ditanyakan kebiasaan makan dan minum sebelum dan selama
MRS pasien dengan effusi pleura akan mengalami penurunan nafsu makan akibat
dari sesak nafas.
3) Pola eliminasi
Dalam pengkajian pola eliminasi perlu ditanyakan mengenai kebiasaan defekasi
sebelum dan sesudah MRS. Karena keadaan umum pasien yang lemah, pasien akan
lebih banyak bed rest sehingga akan menimbulkan konstipasi, selain akibat
pencernaan pada struktur abdomen menyebabkan penurunan peristaltik otot-otot
tractus degestivus.
4) Pola aktivitas dan latihan
Karena adanya sesak napas pasien akan cepat mengalami kelelahan pada saat
aktivitas. Pasien juga akan mengurangi aktivitasnya karena merasa nyeri di dada.
5) Pola tidur dan istirahat
Pasien menjadi sulit tidur karena sesak naps dan nyeri. Hospitalisasi juga dapat
membuat pasien merasa tidak tenang karena suasananya yang berbeda dengan
lingkungan di rumah.
6) Pola hubungan dan peran
Karena sakit, pasien akan mengalami perubahan peran. Baik peran dalam keluarga
ataupun dalam masyarakat. Contohnya karena sakit pasien tidak lagi bisa mengurus
anak dan suaminya.
7) Pola persepsi dan konsep diri
Persepsi pasien terhadap dirinya akan berubah. Pasien yang tadinya sehat, tiba-tiba
mengalami sakit, sesak nafas, nyeri dada.sebagai seorang awam, pasien mungkin
akan beranggapan bahwa penyakitnya adalah penyakit berbahaya dan mematikan.
Dalam hal ini pasien mungkin akan kehilangan gambaran positif terhadap dirinya.
8) Pola sensori dan kognitif
Fungsi panca indera pasien tidak mengalami perubahan, demikian juga dengan
proses berpikirnya.
9) Pola reproduksi seksual
Kebutuhan seksual pasien dalam hal ini hubungan seks akan terganggu untuk
sementara waktu karena pasien berada di rumah sakit dan kondisi fisiknya masih
lemah.
10) Pola koping
Pasien bisa mengalami stress karena belum mengetahui proses penyakitnya.
Mungkin pasien akan banyak bertanya pada perawat dan dokter yang merawatnya
atau orang yang mungkin dianggap lebih tahu mengenai penyakitnya.
11) Pola tata nilai dan kepercayaan
Kehidupan beragama klien dapat terganggu karena proses penyakit.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul adalah :
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sekresi
sekret
b. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
c. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik
d. Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi
1. Pengkajian
Berdasarkan gejala yang muncul pada pasien dengan abortus maka sesuai
dengan standar SDKI dan NANDA data-data tersebut dapat menjadi dasar
dalam penegakaan diagnosa keperawatan :
Diagnosa keperawatan pada kasus abortus inkomplit terdapat pada tabel 2.1
Tabel 2.1
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa
Data Faktor Risiko Diagnosa SDKI
NANDA
1 2 3 4
- Perdarahan Risiko Risiko
- Lemah ketidakseimbanga ketidakseimbangan
- Penurunan n cairan cairan
intake cairan
- Kekurangan Risiko syok Risiko syok
volume cairan
- Penurunan
tekanan darah
- Efek prosedur Risiko infeksi Risiko infeksi
invasive
(Currate/operasi
)
- Penurunan Hb
- Nyeri abdomen Nyeri akut Nyeri akut
bagian bawah
- Agen cidera
fisik (kontraksi
uterus)
- Frekuensi nadi Ansietas Ansietas
meningkat
- Merasa takut
- Gelisah
3. Intervensi Keperawatan
Tabel 2.2
Intervensi Keperawatan
Diagnosa NOC NIC
1 2 3
Resiko Keseimbangan cairan Monitor cairan(4130)
ketidakseimba (0601) 1. Menentukan jumlah intake
ngan cairan - Tekanan darah normal /asupan cairan
- Turgor kulit elastic 2. Memeriksa turgor kulit dengan
- Membran mukosa lembab memegang jaringan seperti
- Tidak kehausan mencubit kulit
3. Mengukur tekanan darah
Hidrasi (0602) 4. Memantau warna, kualitas dan
- Tidak ada peningkatan berat jenis urin
suhu tubuh 5. Memeriksa membran mukosa
- Tidak haus dan respon haus
- Intake cairan normal 6. Memantau cairan melalui
- Output urin normal Intravena (IV)
Manajemen cairan(4120)
1. Memantau status gizi
2. Timbang berat badan setiap hari
3. Memantau status hidrasi seperti
denyut nadi, tekanan darah dan
membran mukosa
1 2 3
Risiko syok Keparahan syok : Manajemen hipovolemi(4180)
Hipovolemik (0419) 1. Pemeriksa tanda dan gejala
- Tidak ada penurunan hipovolemi (frekuensi nadi
tekanan darah meningkat, tekanan darah
- Nadi normal menuru, turgor kulit kering,haus)
- Tidak lesu 2. berikan asupan cairan oral
kulit
- Tidak akral dingin, 3. berikan cairan IV RL
lembab 4. berikan produk darah untik
- Tidak pucat mengganti volume darah
Manajemen pendarahan(4010)
1. identifikasi penyebab
pendarahan
2. pantau nilai hemoglobin
3. pantau intake output
4. kolaborasi dalam pemberian
transfusi darah jika diperlukan
Risiko infeksi Keparahan Infeksi(0703) Pencegahan Infeksi(6550)
- Tidak ada kemerahan 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
- Tidak ada cairan 2. Pantau TTV
yang berbau 3. Kaji kondisi pengeluaran darah
- Tidak demam warna dan bau
- Tidak hipotermia 4. Anjurkan klien melakukan
- Suhu stabil personal hygiene : ganti balutan
- Nyeri berkurang 5. Beri penyuluhan tentang
- Tidak menggigil pendidikan kesehatan tentang
perawatan post kuret
Nyeri akut Tingkat Nyeri(2102) Manajemen Nyeri(1400)
- Nyeri yang dilaporkan 1. Identifikasi lokasi, durasi,
berkurang frekuensi nyeri
- Tidak ada ekspresi nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
wajah 3. Identifikasi respon non verbal
- Dapat beristrirahat Berikan terapi komplementer
- Tidak banyak untuk mengurangi nyeri
mengeluarkan (compress hangat/dingin,
keringat relaksasi nafas dalam)
- Frekuensi nadi normal 4. Fasilitasi istirahat dan tidur
- Frekuensi nafas normal 5. Kolaborasi pemberian analgetik
- Tekanan darah normal jika perlu
1 2 3
Ansietas Tingkat Kecemasan(1211) Terapi Relaksasi(6040)
- Perasaan tidak gelisah 1. Periksa penurunan tingkat
- Rasa takut secara lisan energy, ketidak mampuan
yang disampaikan tidak berkonsentrasi
ada 2. Periksa ketegangan otot, nadi,
- Tekanan darah normal tekanan darah, suhu
- Frekuensi nadi normal 3. Berikan informasi tentang
- Tidak berkeringat dingin mempersiapkan dan melakukan
- Tidak mengalami teknik relaksasi
gangguan pada tidur 4. Jelaskan tujuan, manfaat,
batasan, jenis relaksasi
5. Anjurkan mengambil posisi
nyaman
6. Demonstrasikan dan latih
tehnik relaksasi
7. Anjurkan sering
mengulang tehnik yang
dipilih
18
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN
ABORTUS INKOMPLIT
A. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
b. Data Medik
19
20
±100cc.
d. Penampilan Umum
TD : 100/80 Mmhg
Nadi : 82 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 36,3ºC
BB : 70 kg
TB :150 cm
e. Pengkajian Respirasi
Klien mampu untuk batuk efektif dan tidak terdapat suara nafas
tambahan.Klien terlihat gelisah. Pernafasan klien 22 x/menit klien tidak
menggunakan alat bantu pernafasan.
21
f. Pengkajian Sirkulasi
h. Pengkajian Eliminasi
n. Pemeriksaan Laboraturium
o. Terapi Obat
B. Analisa Data
Daftar Diagnosa Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Kebutuhan Rasa Aman Pada Kasus Abortus Inkomplit Terhadap
Ny.M di Ruang Kebidanan RSU Handayani Lampung Utara14 s/d 16 Mei 2019.
25
14/05/19 Risiko Perdarahan Keparahan Kehilangan Pencegah Perdarahan(4010)
berhubungan dengan Darah(0413) 1. Monitor tanda dan gejala
komplikasi kehamilan (abortus - Perdarahan vagina dalam kisaran perdarahan
inkomplit) normal 2. Monitor hemoglobin (Hb)
- Tekanan darah normal 3. Monitor tanda vital
- Suhu tubuh normal 4. Pertahankan bedres selama
- Kulit dan membran mukrosa perdarahan
- tidak pucat 5. Ajarkan tanda dan gejala
- Tidak cemas perdarahan
- Hemoglobin (Hb) dalam batas 6. Anjurkan meningkatkan
normal makanan dan vitamin K
7. Kolaborasi tindakan
invasif (kuret)
8. Kolaborasi pemberian obat
pengontrol perdarahan, jika
perlu
1 2 3 4
15/05/19 Risiko infeksi berhubungan Keparahan Infeksi(0703) Pencegahan Infeksi(6550)
dengan efek prosedur invansif - Tidak ada kemerahan 1. Monitor tanda dan gejala
(tindakan kuret) - Tidak ada cairan yang berbau infeksi
- Tidak demam 2. Pantau TTV
- Suhu stabil 3. Kaji kondisi pengeluaran
- Nyeri berkurang darah warna dan bau
- Tidak menggigil 4. Anjurkan klien melakukan
personal hygiene : ganti
balutan
5. Beri penyuluhan tentang
pendidikan kesehatan tentang
perawatan post kuret
26
6. Kolaborasi pemberian obat
14/05/19 Nyeri akut berhubungan Tingkat Nyeri(2102) Manajemen Nyeri(1400)
dengan agen cedera fisik - Nyeri yang dilaporkan berkurang 1. Identifikasi lokasi, durasi,
(kontraksi uterus) - Tidak ada ekspresi nyeri wajah frekuensi nyeri
- Dapat beristrirahat 2. Identifikasi skala nyeri
- Tidak banyak mengeluarkan 3. Identifikasi respon non verbal
keringat 4. BFerikan terapi komplementer
- Frekuensi nadi normal untuk mengurangi nyeri
- Frekuensi nafas normal (compress hangat/dingin,
- Tekanan darah normal relaksasi nafas dalam)
5. Fasilitasi istirahat dan tidur
6. Kolaborasi pemberiananalgetik
1 2 3 4
14/05/19 Ansietas berhubungan dengan Tingkat Kecemasan(1211) Terapi Relaksasi(6040)
kurang terpapar informasi - Perasaan tidak gelisah 1. Periksa ketegangan otot, nadi,
- Rasa takut secara lisan yang tekanan darah, suhu
disampaikan tidak ada 2. Berikan informasi tentang
- Tekanan darah normal mempersiapkan dan
- Frekuensi nadi normal melakukan teknik relaksasi
- Tidak berkeringat dingin 3. Jelaskan tujuan, manfaat ,
- Tidak mengalami gangguan batasan, jenis relaksasi
padaTidur 4. Anjurkan mengambil posisi
nyaman
5. Demonstrasikan dan latih
tehnik relaksasi
6. Anjurkan sering mengulang 27
tehnik yang dipilih
E. Implementasi dan Evaluasi
Catatan Perkembangan Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Kebutuhan Rasa Aman Pada Kasus Abortus Inkomplit
Terhadap Ny.M di Ruang Kebidanan RSU Handayani Lampung Utara14 s/d 16 Mei 2019, pada Tabel 3.7, 3.8, dan 3.9.
Dx IMPLEMENTA EVALUAS
SI I
1 2 3
Risiko Tanggal : 14/05/19 Tanggal : 14/05/19
Perdarahan Jam : 13.30 Jam : 14.30
WIB WIB
28
- Memonitor tanda dan gejala S:
perdarahan Memonitor Hb - Klien mengatakan masih mengalami
- Memonitor tanda vital perdarahan±100cc
- Memasang infuse RL 20 tpm O:
- Pemberian Asam traneksamat - Kulit dan membran mukrosa tampak pucat
500mg/8jam - Klien tampak lemah
- TD : 100/80 mmHg
- Suhu : 36,3ºC
- Hb : 11,3 mg/dl
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Monitor tanda dan gejala perdarahan, Hb
- Peratahankan bedrest
- Monitor tanda vital
1 2 3
- Kolaborasi tindakan invasif (kuret)
- Kolaborasi pemberian therapy obat
29
- Mengidentifikasi lokasi, durasi, S:
frekuensi nyeri - Klien mengatakan nyeri pada bagian bawah
- Mengidentifikasi skala nyeri abdomen
- Mengidentifikasi respon non verbal - Klien mengatakan nyeri hilang timbul dengan
- Melakukan pemberian obat : durasi 10 menit sekali
ketorolac 30mg/8 jam
- Klien mengatakan sulit
beristirahat O :
- Skala nyeri 7 (0-10)
- Ekspresi wajah meringis
- Mengeluarkan keringat
- TD : 100/80 mmHg
- Suhu : 36,3ºC
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon non verbal
- Berikan terapi komplementer untuk mengurangi
nyeri (compres hangat/dingin, relaksasi nafas
dalam)
- Kolaborasi pemberian therapy obat
1 2 3
Dx IMPLEMENTA EVALUAS
SI I
1 2 3
Risiko Tanggal : 15/05/19 Tanggal :
perdarahan Jam : 08.00 15/05/19 Jam :
WIB 09.00 WIB
- Memonitor tanda dan gejala S:
perdarahan, Hb -
- Memberikan Oxytosin 1 amp O:
- Melakukan tindakan invasif (kuret) - Perdarahan sebanyak ±250cc saat dikuret
- Mempertahankan bedrest - TD : 100/80 mmHg
31
- Monitor tanda vital - Suhu : 36,5ºC
- Hb : 11,8
mg/dl A :
- Masalah teratasi sebagian
P:
- Monitor tanda vital
- Ajarkan tanda dan gejala perdarahan
- Pertahankan bedres selama perdarahan
- Kolaborasi pemberian therapy obat
Retnozuliyanti
Risiko infeksi Tanggal : Tanggal :
15/05/19 Jam : 15/05/19 Jam :
09.05 WIB 09.30 WIB S :
-
- Memantau TTV
- Memonitor tanda dan gejala infeksi
1 2 3
- Mengkaji kondisi warna darah dan O:
bau - Pembalut masih terdapat darah
- Menganjurkan klien melakukan - Skala nyeri 4 (0-10)
personal hygine : ganti pembalut - TD : 100/80 mmHg
- Memberikan injeksi Cefotaxime - Suhu : 36,5ºC
1gr/12 jam - RR : 20
x/menit A :
- Masalah teratasi
sebagian P :
- Beri penyuluhan tentang pendidikan
kesehatan tentang perawatan post kuret
- Anjurkan untuk menganti balutan 2x sehari
32
- Monitor tanda dan gejala infeksi
- Kolaborasi pemberian therapy obat
Retnozuliyanti
Nyeri akut Tanggal : Tanggal :
15/05/19 Jam : 15/05/19
09.30 WIB Jam :
10.15 WIB
- Mengidentifikasi skala nyeri S:
- Mengidentifikasi respon non - Klien mengatakan nyeri sudah berkurang
verbal - Klien mengatakan sudah dapat beristirahat
- Memberikan terapi O:
komplementer untuk - Skala nyeri 4 (0-10)
mengurangi nyeri (compres - Nadi : 80 x/menit
hangat/dingin, relaksasi nafas - Ekspresi wajah tenang
dalam) - Tidak mengeluarkan terlalu banyak keringat
- Kolaborasi pemberian - Suhu : 36,5ºC
therapy obat ketorolac
50mg/8jam
1 2 3
A:
- Masalah teratasi sebagian
P:
- Identifikasi skala nyeri
- Fasilitasi istirahat tidur dan tidur
- Kolaborasi dalam pemberian therapy obat
33
Ansietas Tanggal : 15/05/19 Tanggal : 15/05/19
Jam : 10.20 Jam : 10.45
WIB WIB
Dx IMPLEMENTA EVALUAS
SI I
1 2 3
Risiko Tanggal : 16/05/19 Tanggal : 16/05/19
perdarahan Jam : 08.00 WIB Jam : 09.00
34
WIB
- Memonitor tanda vital
- Mengajarkan tanda dan gejala perdarahan
S:
- Mempertahankan bedres selama perdarahan
- Klien mengatakan perdarahan
- Berkolaborasi pemberian therapy obat Asam
sudah berkurang
traneksamat 500mg/8jam
O:
- Perdarahan 20 cc
- TD : 100/80 mmHg:
- Suhu : 36,5ºC
A:
- Masalah teratasi
sebagian P :
- Klien pulang
- Anjurkan klien
untuk mempertahankan bedres
selama perdarahan
- Anjurkan sering mengulang tehnik yang dipilih yaitu nafas sudah berkurang
dalam O:
- Klien tampak tenang
- TD : 100/80 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- RR : 20 x/menit
- Suhu : 36,5ºC
A:
- Masalah teratasi
P:
- Klien pulang
37
1. Pengkajian
Implementasi pada Ny.M dilakukan selama tiga hari, pada hari ketiga
klien diperbolehkan untuk pulang. Implementasi pada Ny.M sesuai dengan
rencana penulis. Tindakan yang dilakukan pada Ny.M seperti memberikan obat
Asam Tranex 50mg/8jam, Oxcytocin 1 ampul, Cefotaxime 1gr/12jam,
Ketorolac 30mg/8jam, Ciprofloxacin 1tablet 500mg/12jam, RL infuse 20 tpm,
melakukan tindakan invasive (kuret), menganjurkan tehnik relaksasi (napas
dalam), memantau perdarahan pervagina dan tanda gejala perdarahan,
memantau tanda dan gejala infeksi dan menganjurkan klien melakukan vulva
hygine, mengukur tekanan darah, nadi, suhu, dan penafasan, dan menganjurkan
klien untuk tirah baring atau istirahat selama mengalami peradarahan.
5. Evaluasi
B. Saran
Bagi bidang keilmuan dan bagi praktisi keperawatan serta rumah sakit
diharapkan dapat meningkatkan dengan memberikan asuhan keperawatan
secara komprehensif, pendidikan kesehatan yang lebih ditekankan khususnya
pada klien dengan kasus Abortus Inkomplit untuk meningkatkan proses
penyembuhan, dan dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa, bahwa :
1. Program studi memfasilitasi buku-buku edisi terbaru tentang Abortus
inkomplit atau perdarahan diharapkan agar mempermudah mahasiswa
mengumpulkan referensi dalam membuat laporan.
2. Lahan praktik
Aziz Alimul Hidayat, A., & Uliyah, M. (2013). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:
192.