Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
a. Faktor Predisposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
3) Kemampuan Realitas Turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang
kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.
b. Faktor Presivitasi
Faktor presivitasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang
dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri. Menurut Depkes RI (2010) faktor-faktor yang
mempengaruhi personal hygiene adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2) Praktik Sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
a. Pola perawatan diri seimbang: saat pasien mendapatkan stressor dan mampu untuk
berperilaku adaptif maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih
melakukan perawatan diri.
b. Kadang melakukan perawatan diri kadang tidak: saat pasien mendapatan stressor
kadang-kadang pasien tidak menperhatikan perawatan dirinya.
c. Tidak melakukan perawatan diri: klien mengatakan dia tidak pegduli dan tidak bisa
melakukan perawatan saat stress (Direja, 2011).
5. Mekanisme Koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongan dibagi menjadi 2
menurut Damaiyanti (2012) yaitu:
4) Pemeriksaan Fisik
a. Rambut: Keadaan kesuburan rambut, keadaan rambut yang mudah rontok, keadaan
rambut yang kusam, keadaan tekstur.
Berjalan menunduk.
Postur tubuh menunduk.
Data Subjektif: Gangguan Interaksi
Merasa tidak nyaman dengan situasi Sosial.
sosial.
Merasa sulit menerima atau
mengkomunikasikan perasaan.
Data Objektif:
Kurang responsif atau tertarik pada
orang lain.
Tidak berminat melakukan kontak
emosi dan fisik.
(SDKI, 2016).
1) Pohon Masalah
2) Daftar Masalah
a) Defisit Perawatan Diri
b) Harga Diri Rendah
c) Gangguan Interaksi Sosial
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri
3. Intervensi Keperawatan
(Direja, 2011)
Waktu Dx Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
Kep Hasil
Hari, Defisit TUM: Setelah 1. Identifikasi 1. Mengetahui
Tgl/ Perawat Klien mampu diberikan kemampuan permasalahan yang
an Diri melakukan tindakan terjadi pada diri klien.
Bln/ perawatan diri: keperawatan klien dalam
2. Agar klien tahu
Thn hygiene. perawatan diri. pentingnya kebersihan
selama 1x15
TUK I:
menit, 2. Jelaskan pentingnya diri.
1. Klien dapat
diharapkan 3. Memberitahu klien alat
menyebutkan merawat kebersihan
defisit - alat yang
pengertian dan
perawatan diri diri. digunakannya.
tanda- tanda
(mandi) 3. Jelaskan alat - alat 4. Agar klien bisa
kebersihan diri.
2. Klien dapat pasien teratasi mengetahui cara – cara
dengan untuk
mengetahui kebersihan diri secara
kriteria hasil: menjaga mandiri.
pentingnya
kebersihan diri.1. Klien mampu kebersihaan 5. Melatih pasien agar
3. Klien dapat menjaga diri.
dapat melakukan
mengetahui kebersihan perawatan diri secara
bagaimana cara diri 4.
secara Jelaskan caracara mandiri.
menjaga mandiri. melakukan
kebersihan diri.2. Klien
mampu meny kebersihan diri.
ebutkan 5. Latih pasien cara
pengertian mempraktikkan cara
dan tanda- menjaga kebersihan
tanda diri.
kebersihan
diri.
3. Klien dapat
mengetahui
pentingnya
kebersihan diri.
Hari, Defisit TUK II: Setelah 1. Evaluasi kegiatan
1. Untuk mengetahui
Tgl/ Perawat Klien dapat kebersihan diri kemajuan klien dalam
diberikan
an Diri berdandan (mandi) dan beri merawat diri dan
Bln/ secara mandiri. tindakan pujian. sebagai respon positif
Thn keperawatan2. Jelaskan cara dan terhadap tindakan klien.
selama 1x15 alat untuk berdandan. 2. Memberitahu klien
3. Latih cara berdandan bagaimana cara
menit, setelah kebersihan berdandan dan alat yang
diharapkan diri: sisiran, rias digunakannya.
defisit muka untuk
3. Agar klien bisa
perempuan; sisiran, berdandan secara
perawatan diri cukuran untuk pria. mandiri.
(berdandan)4. Masukan pada
4. Agar klien terbiasa
jadwal kegiatan dengan kegiatan yang
pasien teratasi
untuk kebersihan diri telah diajarkan.
dengan dan
berdandan.
kriteria hasil:
1. Klien mampu
mengganti
baju secara
rutin,
menyisir
rambut dan
memotong
kuku.
Hari, Defisit TUK IV: Klien Setelah Jelaskan tempat Agar klien dapat
Tgl/ Perawat mampu menjelaskan tempat
diberikan defekasi atau
an Diri melakukan BAB / BAK yang
Bln/ defekasi tindakan berkemih (BAB / sesuai.
Thn atau keperawatan BAK) yang sesuai. Agar klien mengetahui
berkemih (BAB
/ BAK) secara selama 1x15 Jelaskan cara cara membersihkan diri
mandiri. membersihkan setelah BAB/ BAK
menit,
secara mandiri.
diharapkan
defisit Agar klien mengetahui
cara
perawatan diri diri setelah BAB /
membersihkan
(BAB / BAK) BAK. tempat BAB/ BAK
secara mandiri.
pasien teratasi Jelaskan cara 4. Untuk mengetahui
dengan kriteria membersihkan tempat kemampuan klien
dapat perawatan diri
hasil: BAB/ BAK. BAB/ BAK secara
Klien mampu Evaluasi kemampuan mandiri sebagai
respon positif
menjelas kan BAB / tindakan perawatan
tempat BAK yang diberikan.
klien.
BAB / BAK
dengan tepat.
Klien mampu
membersih
kan diri dan
tempat
BAB / BAK
secara
mandiri.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi dilakukan berdasarkan intervensi yang telah dibuat.
5. Evaluasi Keperawatan
Tahap evaluasi dalam proses keperawatan menyangkut pengumpulan data
subyektif dan obyektif yang akan menunjukkan apakah tujuan pelayanan
keperawatan sudah dicapai atau belum, evaluasi membandingkan keadaan yang
ada pada pasien dengan kriteria hasil pada perencanaan. Evaluasi menggunakan
system SOAP (Subjektif, objektif, analisis, planning).
DAFTAR PUSTAKA
Direja, Ade H.S. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Keliat, Anna dkk. 2014. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
SDKI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Tim Pokja SDKI
DPP PPNI.
Tarwoto dan Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.