Anda di halaman 1dari 17

A.

STRES
Modernisasi dan akibat kemajuan teknologi membawa perubahan gaya hidup masyarakat modern dan
perubahan dalam cara berpikir. Perubahan tersebut akan membawa konsekuensi dibidang kesehatan
jiwa karena tidak semua orang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut, akibatnya akan
menimbulkan ketegangan. Kehidupan modern seringkali sebagai sumber berbagai macam gangguan
stress.
Stres diakibatkan adanya perubahan nilai budaya, pekerjaan, system kemasyarakatan, serta
ketegangan antara realita dan idealisme. Menurut Hans Selye stress merupakan reaksi tubuh yg tidak
khas terhadap tuntutan kebutuhan tubuh. Stress merupakan realita kehidupan setiap hari yang tidak
perlu dihindari yang disebabkan perubahan yang memerlukan. penyesuaian.
Individu dalam rentang kehidupan tidak akan pernah terlepas dari berbagai permasalahan yang
dihadapi. Masalah akan datang silih berganti, ada yang langsung terselesaikan kadang ada juga yang
tertunda atau bahkan tidak terselesaikan. Pada individu yang sakit permasalahan yang dihadapi akan
semakin banyak khususnya yang berkalatan dengan penyakitnya, biaya pengobatannya, perpisahan
dengan orang yang dicintainya atau keluarganya dan boleh dikatakan tidak produktif. Apalagi bila
individu yang sakit berstatus sebagai klien di rumah sakit, sumber stress klien bertambah oleh sikap
atau pendekatan tim kesehatan khususnya perawat, proses dan hasil pengobatan.
Stress adalah reaksi individu terhadap situasi yang menimbulkan tekanan/ancamar reaksi non spesifik
dari tubuh terhadap tuntutan kebutuhan, dan adanya stressor yan menganggu keseimbangan dan
menganggu kehidupan sehari-hari. Ketegangan/stres
diperlukan sebagai alarm tubuh Ketegangan tidak perlu dihindari, bahkan ada orang yang ketagihan
ketegangan karena jika berhasil akan merasa puas, Contoh: Pendaki gunung. eksekutif, olahragawan,
politisi Stress adalah tanggapan atau reaksi tubuh terhadap berbagai tuntutan atau beban
yang bersifat non spesifik, yang mengharuskan seorang individu untuk berespons atau melakukan
tindakan (Potter & Perry, 2005). Baum, Gatchel, and Krantz (1997) mendefinisikan stress sebagai
suatu proses yang terjadi karena keadaan yang mengancam atau menantang yang menyebabkan
individu berespon terhadap tantangan tersebut. Secara mendasar stress mengandung dua faktor, yaitu
tekanan (pressure) yang dirasakan manusia mempunyai implikasi aversive (perubahan emosi), dan
implikasi proses yang merupakan kegiatan transaksi antara individu dan lingkungan sebagai upaya
menanggapi stimulasi dengan penyesuaian diri, Lazarus dan Folkman (1985), menyatakan bahwa
stress adalah sebuah bagian hubungan antara individu dan lingkungan yang dinilai oleh individu
tersebut sebagai hal yang membebani atau sangat melampaui kemampuan seseorang dan
membahayakan kesejahteraannya. Hans Selye (1950), Glanz (2008), menyatakan bahwa stress adalah
respon tubuh yang bersifat non spesfik terhadap setiap tuntutan, yang terangkum dalam tiga tahap
Sindrom Adaptasi Umum yang terdiri dari reaksi alarm, ketahanan, dan kelelahan.
Konseptualisasi stress menurut Smet (1994): Baum, Gatchel, Glanz (2008), sebagai suatu stimulus
dan respon. (1) Stress sebagai suatu stimulus, menitikberatkan lingkungan sebagai sumber stress, dan
dianggap stimulus yang diterima oleh individu. Pengalaman individual berbeda sesuai dengan
toleransi dan harapan seseorang. (2) Stress sebagai suatu respon. yang memfokuskan pada reaksi
seseorang terhadap stressor dan stress dianggap sebagai respon fisiologis dan psikologis terhadap
suatu tantangan.
Berdasarkan efeknya, stress dibedakan menjadi dua, yaitu (1) Eustress atau hasil dari respon terhadap
stress yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk
kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas,
kemampuan adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi. (2) Distress yaitu hasil dari respon
terhadap stress yang bersifat tidak sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut
termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit kardiovaskuler dan tingkat
ketidakhadiran yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan dan kematian
(Hawari, 1999),

Stress tidak hanya disebabkan oleh adanya kebutuhan dari luar yang menuntut penyesuaian diri, tetapi
juga disebabkan dari dalam diri sendiri, seperti harapan, ketakutan, perkiraan, dan kepercayaan
terhadap sesuatu. Sesuatu yang dianggap oleh seseorang sebagai kondisi stress, mungkin bagi orang
lain tidak, bahkan sebagai sesuatu tantangan yang menyenangkan Suatu kondisi dikatakan sebagai
stress tergantung pada persepsi terhadap situasi tersebut.
Berdasarkan berbagai definisi stress diatas, dapat disimpulkan bahwa stress adalah suatu keadaan
yang tidak menyenangkan, yang dipersepsikan sebagai suatu ancaman atau tantangan yang perlu
penyelesaian, yang dapat menimbulkan akibat yang kurang menyenangkan, agar individu dapat
menyesuaikan dengan tuntutan tersebut.
Proses terjadinya gangguan kesehatan swa yang menggambarkan hubungan factor predisposi (faktor
resiko), stressor precipitas faktor pencetus), penilaian pertama terhadap stressor pentilitan kedua
terhadap mamber (penggalian koping, serta koping terhadap keadaan sebat dan saldt
1.Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi disebut juga factor penyebab adalah factor-faktor risiko yang mempengaruhi
kemampuan number-sumber dalam mengatasi stress. Faktor risiko ini sudah
Dimiliki individu sejak dalam kandungan atau dalam masa perkembangan. Faktor risiko ini mencakup
biologic psikologik dan sosiobudaya. Contoh dari factor risiko ini adalah kelainan genetic, intelegensi,
kepribadian pola asuh, usia, gender, suku Bangsa
1. Biologis
a.Latar belakang Genetika
Penelusuran genetika yang menyebabkan terjadinya gangguan jiwa masih terus dilakukan penelitian.
Ada tiga jenis kajian latar belakang prostika penyebab gangguan jiwa yaitu kajian adopsi yang
membandingkan sifat antar anggota keluarga biologis dengan anggota keluarga adopsi, sedangkan
kembar monozigotik jarang berbeda dari orangtua adoptif Kajian kembar, yang membandingkan
kembar identik (munozigot) dengan kembar dizigot Kembar disebut sebagal concordant jika kedua
anggota mengalami gangguan yang sana. Concordant pada kembar monozigot lebih kuat daripada
kembar dingot. Gangguan psikiatri yang mempunyai kemungkinan adanya jalinan genetika seperti
alkoholisme, skizofrenia. Depresi mayor, gangguan bipolar, gangguan somatis, dan gangguan
personal antisocial (Kendler dan Silverman, 1991: Townsend, 1996). Kajan keluarga, yang
membandingkan apakah suatu sifat lebih banyak kesamaan antara keluarga tingkat pertama, seperti
orangtua, saudara kandung, daripada anggota keluarga jauh
b Status Gizi
Pertumbuhan dan perkembangan awal jaringan otak yang tidak sempurna pada masa janin, bayi dan
anak-anak akibat dari kebutuhan gizi otak yang tidak terpenuhi
C.Sensifitas biologi
Respon biologi terhadap stress bergantung dari Individu dan besarnya rangsang stress terhadap
kehidupan. Respon yang terjadi dengan peningkatan pelepasan glukokortikoid dari korteks adrenal
yang diikuti stimulasi dan aksis hipotalamus hipofisis adrenal selama situasi stress berlangsung.
Hasilnya adalah penekanan perkembangbiakan dan fungsi dari limfosit. Sistem saraf pusat (SSP)
mempunyal hubungan dengan tulang belakang dan timus karena system sel kekebalan berproduksi
dalam limpa dan kelenjar limpa yang akhirnya disimpan. Pada waktu testosteron menghambat fungsi
kekebalan hormone pertumbuhan dapat berespor terhadap stressor dengan cara meningkatkan fungsi
kekebalan tersebut

Peningkatan produksi epmefrin dan norepinefrin untuk menanggulangi s dapat menurunkan imunitas
Serotonin dapat meningkatkan dan menghambat k immunitas Adanya korelasi antara penomaan
fungsi temfonik pada periode sodily duka, kehilangan dan depresi Beberapa penelitian menunjukkan
adanya Inabanga antara skizofrenia dengan system bonitas abnormal respon autoimun, infeksvi an
imunogenetika (Kaplan, Sadock, and Grebb, 1994),

2. Prikologis
a.Inteligensis
Kemampuan individu dalam menyelesaikan konflik dan penyesuaian diri dengan tingkungan
dipengaruhi daya pikir daya tangkap, kemampuan bahasa, dan kemampuan analiss masalah
b. Kepribadian
Karakteristik seseorang sejak lahir dan masa pertumbuhan, seperti temperamen sifat traif dan
kebiasaan (habir) mempengaruhi individu dalam menghadapi suu konflik
c.Pengalaman masa lalu
Kejadian-kejadian yang menghasilkan suatu pola pembelajaran yang dapat mempengaruhi respon
penyesuaian seseorang Peristiwa yang menyenangkan atau menyakitkan di masa lalu sangat
mempengaruhi kesehatan jiwa individu Dalam mass perkembangan proses menyelesaikan konflik
dalam memenuhi tugas perkembangan berpengaruh terhadap tahap perkembangan berikutnya.
D.motivasi
Kemauan dan dorongan dari dalam individu mempengaruhi kemampuan individu dalam menghadapi
tantangan dan dinamika hidup
Faktor faktor lain yang mempengaruhi sehat dan sakit jiwa, seperti social cultural, usia. mis kelamin
pendidikan, penghasilan, pekerjaan, kedudukan sosial, dan latar belakang budaya
2. Faktor Precipitasi
Faktor precipiasi adalah rangsangan, stimulus, dan factor yang dipersepsikan oleh individu sebagai
tantangan, ancaman atau tuntutan yang memerlukan energi ekstra untuk pemecahan masalah
Penyebab stress discbut dengan stressor. Stressor adalah segala sesuatu yang menyebabkan kondin
stress Glanz (2008), mengidentifikasi kategori stressor sebagai: (1) Cataclysmic event. semua
peristiwa yang terjadi pada seseorang secara bersamaan, yang tidak diprediksi dan mempunyai
pengarah yang sangat kuat dan memerlukan usaha dalam menaggulanginya.(2)Stressor personal,
semua peristiwa-peristiwa yang bersifat individual yang mempunyai pengaruh terhadap seseorang,
seperti gagal dalam ujian, bercerai, dan PHI (3) Background stressor, yang berupa pertengkaran dalam
kehidupan sehari hari, masalah kecil yang terus menerus menganggu dan menyusahkan seseorang (4)
Stressor kronik, seperti ketidakpuasan terhadap pekerjaan, yang berlangsung relatif lama. Skala yang
sering digunakan untuk mengukur stressor adalah The Social Readjustment Rating Scale (SRRS),
yaitu skala yang berisi 43 kejadian-kejadian hidup penyebab setres
Holmes dan Rahe (1967), Hawari (1999), mengemukakan bahwa stress pada masa. pensiun lanjut usia
menempati rating ke-10 dai 43 kejadian hidup yang menyebabkan stress berdasarkan sosial
Readjusment Rating Scale (SRRS), oleh karena hilangnya status pekerjaan dan status sosial adanya
tanggungan keluarga yang masih membutuhkan dukungan finansial. dan perubahan yang mengikuti
masa lanjut usia. Penyebab stress pada lanjut usia berbeda dengan remaja atau dewasa Masalah yang
sering menyebabkan stress pada lanjut usia adalah post power syndrome, perasaan kecewa karena
tidak lagi dihormati seperti dulu. kurang diperhatikan oleh anak dan cucunya, merasa kesepian dan
kesendirian. Pada masa pensiun, lanjut usia kehilangan kesibukan dan jabatan. Bertepatan dengan itu
anak-anak sudah menikah dan meninggalkan rumah, sedangkan badan mulai lemah dan tidak
memungkinkan bepergian, sehingga seringkali menimbulkan stress tersendiri (Nugroho, 2002).
3. Penilaian Primer Stressor
Suatu evaluasi tingkat kemaknaan stressor bagi seseorang dimana stressor mempunyai arti, intensitas
dan kepentingannya. Pengalaman Stress dapat berasal dari tiga sumber ;
1. Lingkungan
Lingkungan mengirim stimulus secara terus menerus selama manusia masih hidup yang memerlukan
penyesuaian. Misal penyesuaian pada cuaca, hubungan interpersonal. funtutan penampilan, peraturan,
sikap dil
2. Kondisi fisiologis tubuh
Pertumbuhan cepat pada remaja, menopause pada wanita, proses menua, penyakit. kecelakaan, nutrisi
buruk semuanya membuat tubuh mengalami stress.
3. Pikiran
Otak mengartikan dan menterjemahkan perubahan yang komplek pada lingkungan dan tubuh,
kemudian menetapkan respon. Cara mengartikan dan mempersepsikan pengalaman saat ini dan
memprakirakan apa yang terjadi pada masa yang akan dating dapat menimbulkan rasa aman dan
stress
Stressor biologis dan psikologis merupakan faktor intrinsik bagi stress. Sedangkan stressor sosial
merupakan faktor ekstrinsik. Stressor dapat juga berasal dari lingkungan, diri (kondisi fisiologis) dan
pikiran Stress sebagai suatu hubungan antara seseorang dan lingkungannya yang dianggap melampaui
kemampuan dirinya dan mengancam kesejahteraannya, yang bergantung pada penilaian kognitif
individu (cognitive appraisal)
Persepsi seseorang terhadap peristiwa yang menimbulkan stress menurut Lararis dan Folkman, 1954;
Suliwati, 2005 mengidentifikasi tiga bentuk penilaian primer: tidak releas (menyimpang), penerimaan
secars positif, dan mendai sebagai hal yang menimbulkan strea Menurut Lazarus, 1988, jika individu
dihadapkan pada suatu kondisi, maka yang pertama ditanyakan apa yang terjadi (kondisi), mengapa
terjad) (penyebab), kemudian menetapkan makna situasi bagi dirinya dan mengidentifikasi sumber
kekuatan yang dimilikinya
Respon individu terhadap stressor vang sama tidak sama, tergantung dari beberapa Factor menurut
Kozier 1983
1. Sifat/makna Stressor
Apa arti stressor bagi klien? Apakah tempat tidur kotor menyebabkan klien tidak dapat tidur! Apakah
diet meyebabkan klien mual muntah!Stressor yang sama dapat memberikan arti yang berbeda.
2. Jumlah stressor pada saat yang bersamaan
Dengan berpedoman pada sumber-sumber stressor pada klien, perawat dapur mengidentifikasi jumlah
stressor klien, Klien yang sedang dirawat sangat mudah tersinggung oleh hal-hal kecil atau sepele
3.Lingkup
Apakah lingkup stressor terbatas, luas, atau hanya sempit
4.Kuatnya stressor
Semakin kust stressor, respon yang dihasilkan semakin besar.
5 Lama Pemajaman terhadap Stressor
Jika klien terpapar stressor lebih lama akan menurunkan kemampuan klien mengatasi masalah, karena
klien telah kelelahan
6. Pengalaman masa lalu
Pengaman masa lalu sangat menentukan klien dalam menghadapi stressor yang sama
7. Tingkat Perkembangan
Setiap tingkat perkembangan terdapat stressor yang berbeda sehingga risiko terjadi stress juga
berbeda. Misal masa remaja merasa kurang mendapatkan kebebasan, pada masa dewasa dini ingin
selelu memenuhi rasa kekebasannya.
8 Personality
9. Keturunan
10. Nilai budaya
Kajian tentang stress melibatkan tiga konsep tentang stress, yaitu stress sebagai respon biologis,
stress sebagai kejadian lingkungan, dan stress sebagai transaksi antara individu Dan lingkungan

1. Stress sebagai Respon Biologis


Pada tahun 1956 Hans Selye mempublikasikan hasil penelitian mengenai resope fisiologis dalam
suatu sistem biologi terhadap perubahan yang tidak diinginkan. Stress adalah keadaan yang
dimanifestasikan oleh sindrom khusus yang terdiri dari semua perubahan yang penyebabnya tidak
spesifik dalam sistem biologi
Sindrom ini dikenal sebagai “fight or flight syndrome” Selye merumuskan stres sebagai general
difaptation syndrome (GAS) atau sindrom penyesuaian unum Reaksi umum tubuh terhadap stress
dalam tiga tahap yaitu reaka waspada. Reaksi melawan, dan reaksi kelelaban Proses terjadinya atress
secara fisiologis:

2 Stress sebagai suatu kejadian lingkungan


Stress sebagai sesuatu atau peristiwa yang memicu respon fisiologis dan psikologis yang adaptif pada
individu dan menimbulkan perubahan dalam pola hidup yang memerlukan penyesuaian diri dan
menguras kemampuan seseorang.
Holmes dan Rahe, 1967, Suliswati, 2005 mencari pengaruh perubahan hidup dengan suatu keadaan
sakit dengan skala penilaian penyesuaian sosial (social readjustment rating). Nilai yang terlihat
menunjukkan berbagai peristiwa atau perubahan pada kehidupan manusia Semakin tinggi nilai pada
skala penyesuaian sosial menunjukkan semakin rentan individu terkena penyakit fisik atau psikologis
Kelemahan dari skala ini adalah tidak mempertimbangkan persepsi individu terhadap peristiwa yang
berbeda beda. Variasi ini dihubungkan dengan derajat ketika perubahan tersebut dirasa menimbulkan
stress. Skala ini juga tidak mempertimbangkan sistem pendukung yang ada dan mekanisme
penanggulangan yang positif

3.Stress sebagai transaksi antara individu dan lingkungan


Menekankan stress pada hubungan antara individu dan lingkungan. Karakteristik pribadi sama
alaminya dengan peristiwa lingkungan. Stress sebagai proses yang meliputi stressor dan strain.
Interaksi antara individu dengan lingkungan disebut dengan hubungan transaksional. Stress bukan
hanya stimulus atau respon saja, tetapi juga proses ketika seseorang menjadi perantara (agen) yang
aktif mempengaruhi stressor melalui strategi perilaku, kognitif, dan emosional. Individu memberikan
respon berbeda pada stressor yang sama, dan terlihat perbedaan dalam mengartikan stress sebagai
sesuatu yang kompleks dan dinamis.

B. REMAJA
Pendapat tentang rentang usa viaja bervariasi antara beberapa ahli, úrgarita, fer kesehatan, Lista
remaja merupakan periode transisi perkembangan dari masa anak kem dewasa usta antara 10-24-alun
Secara tesiologi aja berarti "tumbuh menjadi dewasa Definisi semasa ( adolescenze menurul
organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah periode usia antara 10 ampul 19 rah sedangkan
Perserikatan Banga Bangs (PBB) manyhet kun mads (youth) untuk Antara 15 ampar 24 tahun,
Sementara itu menurut The Health Resources and Servios Adminirations Guidelines Amerika Serikat,
rentang usia remaja salah 11-21 tahun dan terbagi menjadi tiga tahap yaitu remaja awal 111-14 tahun)
remaja menengah (15-17 talin dan remaja akhir 118-21 tahun) Delinu ini kemudian disatukan dalam
terminologi k muda (ying people) yang mencakup is 10-24 tahun

Definia remaju sendiri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang yaitu
1.secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia antara 11-12 tahun sampai 20-21 tahun.
2. secara fisik, remaja dhandai oleh ciri perubahan pada penampilan fik dan fungs fisiologis, terutama
yang terkait dengan kelenjar seksual
3 secara pikologis remaja merupakan masa di mana individu mengalami perubahan perahahan dalam
aspek kognitif, emosi sosial dan moral, di antara masa anak-anak memaju masa dewasa
Gunarsa (1978) mengungkapkan bahwa masa menaja merupakan masa peralihan dan masa anak anak
ke masa dewasa, yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa
dewasa
Mese resta adalah masa yang penting dalam perjalanan kehidupan manis Golongan unur lei penting
karens omladi jembatan antara mass kanak kanak yang bebas menuju mata dewass yang menuntut
tanggling jawab
Ciri-Ciri Kejiwaan Dan Psikososial Remaja
Usia Remaja Muda (12-15 Tahun)
1.Sikap protes terhadap orangtua
Remaja pada usia ini cenderung tidak menyetujui nila nitas hidup orangtuanya, sehingg sering
menentukkan skap prates terhadap orangtua Merdia berusaha mencari identitas das dan sering kah
disertai dengan menjauhkan diri dari orangtuanya. Dalam upaya pencarian idretta din remaja
cenderung melih kepala sokob tokoh di luar lingkungan keluarganya, yaitu guru, figur ideal yang
terdapat di film atau tokoh idols
2. Preokupasi dengan badan sendiri
Tubah seorang remaja pada usia ini mengalam perubahan yang cepat sekali. Perubahan perubahan mu
menjadi perhatian Khusus bagi diri remaja.
2. Kesetialawanan dengan kelompok seusia.
Para remaja pada kelempik umur im merasakan kaserikatan dan kebersamaan dengan kelompok
seusia dalam upaya mencari kelompok senasib, Hal ini tercermin dalam cara berperilaku sosial
3 Kemampuan untuk berpikir secara abstrak
Daya kemampuan berpiku seorang remaja nilai berkembang dan dimanifestatikan Dalam bentuk
diskus untuk mempertajam kepercayaan diri
4 Perilaku yang lab dan berubah-ubah
Remaja sering memperlihatkan perilaku yang berubah-ubah Pada suatu waktu tampak bertanggung
jawab, tetapi dalam waktu lain tampak masa bodoh dan tidak bertanggung jawab Remaja merasa
ceman akan perubahan dalam dirinya. Perilaku demikian menunjukkan bahwa dalam diri remaja
terdapat kondik yang memerlukan. Pengertian dan penanganan yang bijaksana

Usia Remaja Penuh (16-19 Tahun)


1.Kebebasan dari orangtua
Dorongan untuk menjauhkan diri dari orangtua menjadi realitas Remaja mulai merasakan kebebasan,
tetapi juga merasa kurang menyenangkan Pada diri remaja timbul kebutuhan untuk terikat dengan
orang lain melalu ikatan cinta yang stabil
2 Ikatan terhadap pekerjaan atau tugas
Sering kah remaja menunjukkan minat pada suatu tugas tertentu yang ditekuni secara mendalam.
Terjadi pengembangan akan cita-cita masa depan yaitu roulai memikirkan melanjutkan sekolah atau
langsung bekerja untuk mencari nafkah
3.Pengembangan nilai moral dan etis yang mantap Remaja mulai menyusun nilai nilai moral dan etis
sesuai dengan cita cita
4.Pengembangan hubungan pribadi yang labil Adanya tokoh panutan atau hubungan cinta yang stabil
menyebabkan terbentuknya kestabilan diri remaja.
5.Penghargaan kembali pada orangtua dalam kedudukan yang sejajar (Arifin, 2003),

Masa Transisi Remaja


Pada usia remaja, terdapat masa transisi yang akan dialami. Masa transisi tersebut menurut Gunarsa
(1978) dalam disertasi PKBI (2000) adalah sebagai berikut
1. Transisi buk berkaitan dengan perubahan bentuk tubuh
Bentuk tubuh remaja sudah berbeda dengan anak anak, tetapi belum sepenuhnya menampilkan bentuk
tubuh orang dewasa Hal ini menyebabkan kebingungan peran didukung pula dengan sikap masyarakat
yang kurang konsisten
2 Tranasi dalam kehidupan emosi
Perubahan hormonal dalam tubuh remaja berhubungan erat dengan peningkatan Kehidupan emoti,
Remaja sering memperlihatkan ketidakstabilan emosi. Remaja Tampak sering gelisah, cepat
tersinggung, melamon dan sedih, tetapi di lain sisi akan Gembira, tertawa, ataupun marah marah
3 Transi dalam kehidupan sosial.
Lingkungan sosial anak semakin bergeset ke luar dari keluarga, di mana lingkungan teman sebaya
mulai memegang peranan penting Pergeseran ikatan pada teman sebaya) merupakan upaya remaja
untuk mandiri (melepaskan ikatan dengan keluarga)
4 Transisi dalam nilai-nilai moral.
Remaja mulai meninggalkan nilai-nilai yang dianutnya dan menuju nilai-nilai yang dianut orang
dewasa. Saat ini remaja mulai meragukan nilai-nilai yang diterima pada waktu anak anak dan mulai
mencari nilai sendiri
4. Tranno dalam pemahaman.
Remaja mengalami perkembangan kognitif yang pesat sehingga mulai mengembangkan kemampuan
berpikir abstrak
Tugas-Tugas Perkembangan Remaja
Menurut Havighur (1988), ada rugas tugas yang harus diselesaikan dengan baik pada setiap periode
perkembangan. Tugas perkembangan adalah hal hal yang harus dipenuhi atau dilakukan oleh remaja
dan dipengaruhi oleh harapan sosial. Tuntutan bag
Deskripsi nigas perkembangan beri harapan lingkungan yang merupakan remaja dalam bertingkah
lako. Adapun tugas perkembangan pada remas adalah sebagai berikut
1. Menerima keadaan dan penampilan diri, serta menggunakan tubuhnya secara Efektif
2. 2. Belajar berperan senal dengan jenis kelamin (sebagai laki-laki atan perempuan)
3. Mencapai relasi yang baru dan lebih matang dengan teman sebaya, baik sejenis maupun
lawan jenis
4. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab
5. Mencapai kemandirian secara emosional terhadap orangtua dan orang dewasa Lainnya
6. Mempersiapkan karier dan kemandirian secara ekonomi
7. Menyiapkan diri (fak dan prikis) dalam menghadapi perkawinan dan kehidupan Keluarga
8. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan intelektual untuk hidup bermasyarakat dan
untuk masa depan (dalam bidang pendidikan atau pekerjaan)
9. Mencapai nilai nilai kedewasaan

Tujuan Perkembangan Remaja


Perkembangan Pribadi
1. Keterampilan kognitit dan nonkognitif yang dibutuhkan agar dapat mandiri secara ekonomi
maupun mandiri dalam bidang bidang pekerjaan tertentu.
2. Kecakapan dalam mengelola dan mengatasi masalah-masalah pribadi secara efektif
3. Kecakapan kecakapan sebagai seorang pengguna kekayaan kultural dan peradabanBa
4. Kecakapan untuk dapat terikat dalam suatu keterlibatan yang intensif pada suato kegiatan
Perkembangan Sosial
1. Pengalaman bersama pribadi pribadi yang berbeda dengan dirinya, baik dalam kelas Sosial,
subkultur maupun usia.
2. Pengalaman di mana tindakannya dapat berpengaruh pada orang lain.
3. Kegiatan saling tergantung yang diarahkan pada tujuan-tujuan bersama Onterak Kelompok

C.MENSTUASI
Menstruasi merupakan perdarahan periodik sebagai bagian integral dari fungsional biologis wanita
sepanjang siklus kehidupannya. Proses menstruasi dapat menimbulkan potensi masalah kesehatan
reproduksi wanita berhubungan dengan fertilitas yaitu pola menstruasi. Gangguan menstruasi dapat
terjadi pada sebagian wanita dari negara industri maupun negara berkembang. Gangguan gangguan
proses menstruasi seperti lamanya siklus menstruasi dapat menimbulkan risiko penyakit kronis.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan siklus menstruasi seperti berat badan, aktivitas
fisik, dan stres.
Menstruasi adalah proses alamiah yang terjadi pada perempuan Menstruasi merupakan perdarahan
teratur dari uterus sebagai tanda bahwa alat kandungan telah menunaikan faalnya. Masa ini akan
mengubah perilaku dari beberapa aspek, misalnya psikologi dan lain-lain. Pada wanita biasanya
pertama kali mengalami menstruasi (menarche) pada umur 12-16 tahun. Siklus menstruasi normal
terjadi setiap 22-35 hari, dengan lamanya menstruasi selama 2-7 hari.

FISIOLOGI MENSTRUASI
Stadium Menstruasi
Stadium ini berlangsung selama 3-7 hari. Pada saat itu, endometrium (selaput rahim) dilepaska
sehingga timbul perdarahan. Hormon-hormon ovarium berada pada kadar paling rendah
Stadium Proliferasi
Stadium ini berlangsung pada 7-9 hari. Dimulai sejak berhentinya darah menstruas sampai hari ke-14.
Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi di mana terjadi pertumbuhan dari desidua
fungsionalis yang mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin Pada fase ini endometrium tumbuh
kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terja pelepasan sel telur dari indung telur
(disebutProliferas
Stadium Sekresi
Stadium sekresi berlangsung 11 hari. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulat Hormon
progesteron dikeluarkan dan memengaruhi pertumbuhan endometrium unt membuat kondisi rahim
siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim).
Stadium Premenstruasi
Stadium yang berlangsung selama 3 hari. Ada infiltrasi sel-sel darah putih, bisa sel bulat Stroma
mengalami disintegrasi dengan hilangnya cairan dan sekret sehingga akan terjadKoi ari kelenjar dan
arteri. Pada saat ini terjadi vasokonstriksi, kemudian pembuluh darah Itu berelaksasi dan akhirnya
pecah.

Faktor Yang Memengaruhi Menstruasi


Faktor Hormon
Hormon hormon yang memengaruhi terjadinya haid pada seorang wanita
1. Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang dikeluarkan oleh hipofisis.
2. Estrogen yang dihasilkan oleh ovarium.
3. Luteinizing Hormone (LH) yang dihasilkan oleh hipofisis.
4. Progesteron yang dihasilkan oleh ovarium.

Faktor Enzim
Enzim hidrolitik yang terdapat dalam endometrium merusak sel yang berperan dalam sintesin protein,
yang mengganggu metabolisme sehingga mengakibatkan regresi endometrium dam perdarahan.
Faktor Vaskular
Saat fase proliferasi, terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam lapisan fungsional
Endometrium. Pada pertumbuhan endometrium kut tumbuh pula arteri-arteri, vena-vena, Dan
hubungan di antara keduanya. Dengan regresi endometrium, timbul statis dalam vena verta serta
saluran-saluran yang menghubungkannya dengan arteri, dan akhirnya terjadi nekrosis dan perdarahan
dengan pembentukan hematoma, baik dari arteri maupun vena
Faktor Prostaglandin
Endometrium mengandung prostaglandin E2 dan F2. Dengan adanya desintegrasi endometrium,
prostaglandin terlepas dan menyebabkan kontraksi miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi
perdarahan pada haid.
Siklus Menstruasi
“Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21 dan 30 hari),
yaitu pada hari 1-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh
hormon FSH. Pada saat tersebut, sel oosit primer akan membelah dan menghasilkan ovum yang
haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak, folikel ini juga menghasilkan
hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen yang keluar berfungsi
merangsang perbaikan dinding uterus, yaitu endometrium, yang habis terkelupas saat menstruasi.
Selain itu, estrogen menghambat pembentukan FSH dan memerintahkan hipofisis menghasilkan LH
yang berfungsi merangsang folikel de Graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada
hari ke-14. Waktu di sekitar terjadinya ovulasi disebut fase estrus.
Selain itu, LH merangsang folikel yang telah kosong untuk berubah menjadi badan kuning (corpus
luteum). Badan kuning menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mempertebal lapisan
endometrium yang kaya dengan pembuluh darah untuk mempersiapkan Datangnya embrio. Periode
ini disebut fase luteal. Selain itu, progesteron juga berfungsi menghambat pembentukan FSH dan LH,
akibatnya korpus luteum mengecil dan menghilang Pembentukan progesteron berhenti sehingga
pemberian nutrisi kepada endometriam terhenti. Endometrium menjadi mengering dan selanjutnya
akan terkelupas dan terjadilah perdarahan (menstruasi) pada hari ke-28. Fase ini disebut fase
perdarahan atau fase menstruasi. Oleh karena tidak ada progesteron, maka FSH mulai terbentuk lagi
dan terjadilah proses oogenesis kembali
Gangguan Menstruasi
Konseptual Disfungsi Menstruasi
Konsep disfungsi menstruasi secara umum adalah terjadinya gangguan dari pola perdarahan
menstruasi seperti menorraghia (perdarahan yang banyak dan lama), oligomenorrhea (menstruasi
yang jarang), polymenorrhea (menstruasi yang sering), amenorrhea (tidak haid Sama sekali)
Diafungsi menstruasi ini berdasarkan fungsi dari ovarium yang berhubungan dengan anovulasi dan
gangguan fase luteal Disfungsi ovarium tersebut dapat membe gangguan pola menstruasi Lamanya
menstruan dapat dipengaruhi oleh keadaan dyemen atau gejala lain seperti sindrom premenstruasi
Gangguan perdarahan menstruasi dapat menimbulkan risiko patologis apab dihubungkan dengan
banyaknya kelillangan darah mengganggu aktivitas sehari-hari adanya Indikas inkompatibel ovarium
pada saat konsepal atau adanya tanda-tanda kanker

Gangguan Lamanya Siklus Menstruasi

Amenorrhea adalah tidak adanya menstruasi. Kategori amenorrhea primer jika pada wanita di usia 16
tahun belum mengalami menstruasi, sedangkan amenorrhea sekunde adalali yang terjadi setelah
menstruasi. Secara klinis, kriteria amenorrhea adalah tida adanya menstruasi selama enam bulan atau
selama tiga kali tidak menstruasi sepanjang siklus menstruasi sebelumnya. Berdasarkan penelitian,
kategori amenorrhea adalah apabila tidak ada menstruasi dalam rentang waktu 90 hari. Amenorrhea
sering terjadi pada wanita yang sedang menyusul tergantung frekuensi menyusui dan status nutrisi
dani wanita tersebut
Oligomenorrhea adalah tidak adanya menstruasi untuk jarak interval yang pendek atau tidak
normalnya jarak waktu menstruasi yaitu jarak siklus menstruasi 35-90 han Polymenorrhea adalah
sering menstruasi yaitu jarak siklus nienstruasi yang pendek kurang dari 21 hari
Defik pada fase luteal adalah tidak adekuatnya sekresi atau kerja dari hormon progesteron Sehingga
mengganggu proses siklus menstruasi di endometrium. Defek pada fase lutealInering ditemukan pada
wanita yang mengalami infertilitas dan abortus spontan yang Berulang.

Faktor Risiko
Penelitian mengenai faktor risiko dari variabilitas siklus menstruasi adalah pengaruh dari berat badan,
aktivitas fisik, serta proses ovulasi dan adekuatnya fungsi luteal Perhatian khusus at ini juga
ditekankan pada perilaku diet dan arres pada atlet wanita.
1. Berat badan
Berat badan dan perubahan berat badan memengaruhi fungsi menstruasi Penurunan berat badan
akut dan sedang menyebabkan gangguan pada fungsi ovarium, tergantung derajat tekanan pada
ovarium dan lamanya penurunan berat badan Kondisi patologis seperti berat badan yang kurang
kurus dan anorexia nervosa yang menyebabkan penurunan berat badan yang berst dapat
menimbulkan amenorrhea
2. Aktivitas fisik,
Tingkat aktivitas fisik yang sedang dan berat dapat membatasi fungsi menstruaal Atlet wanita
seperti pelari, senam halet memiliki risiko untuk mengalami amenorrhea. Arvulasi, dan defek
pada fase luteal. Abistas falk yang berat merangsang inhibi Gonadotropin Releasing Hormon
(GnRH) dan aktivitas gonadotropin sehingg menurunkan level dari serum estrogen
3. Stres
Stres menyebabkan perubahan sisternik dalam tubuh khususnya sistem persaraan dalam
hipotalamus melalui perubahan prolaktin stau endogenous opiat yang dapat memengaruhi
elevati kortisol basal dan menurunkan hormon lutein (LH) yang menyebabkan amenorrhea
4. Diet
Diet dapat memengaruhi fungal menstruasi. Vegetarian berhubungan dengan anovula
penurunan respons hormon pituitari, fase folikel yang pendek, tidak normalnya siklus
menstuasi (kurang dari 10 kali/tahun). Diet rendah lemak berhubungan dengan panjangnya
siklus menstrual dan periode perdarahan. Diet rendah kalori seperti daging merah dan rendah
lemak berhubungan dengan amenorrhea
5. Paparan lingkungan dan kondisi kerja
Beban kerja yang berat berhubungan dengan jarak menstruasi yang panjang dibandingkan
dengan beban karja ringan dan sedang Wanita yang bekerja di pertanian mengalami jarak
menstruasi yang lebih panjang dibandingkan dengan wanita yang bekerja perkantoran Paparan
suara bising di pabrik dan intensitas yang tinggi dari pekerjaan berhubungan dengan
kurteraturan dari siklus menstruasi. Paparan agen kimiawi dapat memengaruhi meracuni
ovarium, seperti beberapa Obat anti-kanker (obat sitotoksik) merangsang gagalnya proses di
ovarium termasuk Hilangnya folike folkel, anovulasi, oligomenorrhea, dan amenorrhea.
Neuroleptik Berhubungan dengan amenorrhea
Tembakau pada rokok berhubungan dengan gangguan pads metabolisme estrogen sehingga
terjadi elevasi folikel pada fase plasma estrogen dan progesteron Faktor tersebut menyebabkan
risiko infertilitas dan menopause yang lebih cepat. Hasil penelitian pendahuluan dari merokok
dapat juga menyebabkan dysmenorhea, tidak normalnya siklus menstruasi, serta perdarahan
menstruasi yang banyak
6. Sinkronisasi proses menstrual (interaksi sosial dan lingkungan).
Interaksi manusia dengan lingkungan merupakan siklus yang sinkron/berirama Proses
interaksi tersebut melibatkan fungsi hormonal. Salah satu fungsi hormonal adalah hormon
hormon reproduksi Adanya pherohormon yang dikeluarkan oleh setiap individu yang dapat
memengaruhi perilaku individu lain melalui persepsi dari penciuman baik melahu interaksi
dengan individu jenis kelamin sejenis maupun lawan jenis, serta dapat menurunkan
variabilitas dari siklus menstruasi dan sinkronisasi dari onset menstruasi

7. Gangguan endokrin
Adanya penyakit penyakit endokrin seperti diabetes, hipotiroid, serta hipertiroid y
berhubungan dengan gangguan menstruasi Prevalensi amenorrhea dan oligomosand lebih
tinggi pada pasien diabetes Penyakit polycistic ovarium berhubungan deng obesitas resistent
insulin, dan oligomenorrhea Amenorhea dan oligomenorrhea pa wanita dengan penyakit
polycitric ovarium berhubungan dengan insensitivitas horm insulin dan menjadikan wanita
tersebut obesitas Hipertiroid berhubungan denga obgomenorrhea dan lebih lanjut menjadi
amenorrhea. Hipotiroid berhubungan deng polymenorhea dan menoragh

8. Gangguan perdarahan
Gangguan perdarahan terbagi menjadi tiga, yaitu perdarahan yang berlebihan/ba perdarahan
yang panjang dan perdarahan yang sering Terminologi mengenai jumla perdarahan meliputi
pola aktual perdarahan, fungsi ovarium, dan adanya kond patologis Abnormal Userm
Bleeding (AUB) adalah suatu keadaan yang menyebab gangguan perdarahan menstruasi
Secara umum terdiri dari
a. menorraghia, yaitu kondisi perdarahan yang terjadi regular dalam interval yang Normal,
durasi dan aliran darah berlebihan/banyak
b. metrorragia yaitu kondisi perdarahan dalam interval irregular, durasi dan alir darah
berlebihan/banyak
c. polymenary hea, yaitu kondisi perdarahan dalam interval kurang dari 21 hari
Dysfungsional Uterin Bleeding (DUB) adalah gangguan perdarahan dalam Menstruasi yang
odak berhubungan dengan kondisi patologis DUB meningkat selamaPr ransisi menopouse.
Perdarahan yang berlebihan/banyak didefinisikan sebagai suatu kondisi kehilang darah lebih
dari 80 ml per menstruasi. Faktor gangguan koagulan, endometrio fibroid, infeksi uterus, dan
ketidakseimbangan prostaglandin menyebabkan perdarahan yang banyak. Perdarahan yang
panjang didefinisikan sebagai suatu kondisi perdarahan lebih dari 7-8 hari Namun hasil
penelitian merumuskan titik potong 10 hari untuk menyimpulkan perdarahan normal maupun
tidak normal.
9. Dysmenorrhea
Pada saat menstruasi, wanita kadang mengalami nyeri. Sifat dan tingkat rasa nyen bervariasi,
mulai dari yang ringan hingga yang berat. Kondisi tersebut dinamakan dysmenorrhea, yaitu
keadaan nyeri yang hebat dan dapat mengganggu aktivitas schan hari Dysmenorrhea
merupakan suatu fenomena simptomatik meliputi nyeri abdomen, kram, dan sakit pungung
Gejala gastrointestinal seperti mual dan diare dapat terjad sebagai gejala dari menstruas
Dysmenorrhea terbagi atas dua macam.
a. Nyeri haid primer.
Timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri denga berjalannya waktu, tepatnya
setelah stabilnya hormon tubuh atau perubahanpo ahim setelah menikah dan melahirkan.
Nyeri haid itu normal tetapi dapat berlebilan jika dipengaruhi oleh faktor pakis dan fulk,
dan eeperti stres syok, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menabun, korang
darah, dan kondisi tubuh yang menurun. Gejala tersebut tidak membahayakan kesehatan
b. Nyeri sekunder.
Biasanya baru muncul kemudian yaitu jika ada penyakit atau kelainan yang menetap
seperti infeku rahim, kasta atau polip tumor sekitar kandungan, serta kelainan kedudukan
rahim yang mengganggu organ dan jaringan di ssekitarnya.

Premenstrual syndrome (PMS) atau gejala premenstruasi, dapat menyerta sebelum atau
saat menstruasi, seperti perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas. serta mudah
merasa lelah Nafsu makan meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam
Emosi menjadi labil. Biasanya wanita mudah uring uringan, sensitif, dan perasaan negatif
lainnya Saat PMS. gejala yang sering timbul adalah mengalami kram perut, nyeri kepala,
pingsan, berat badan bertambah karena tubuh menyimpan air dalam jumlah yang banyak,
serta pinggang terasa pegal

Tindakan untuk mengurangi gejala tersebut di antaranya adalah


a. mengurangi makanan yang bergaram, seperti kentang goreng kacang-kacangandan
makanan berbumbu, untuk mengurangs penahanan air berlebih
b. kurangi makanan yang berupa tepung gula, kafein, dan cokelat
c. makanan yang mengandung kalium dan vitamin C dosis tinggi. seminggu sebelum
menstruasi,
d. konsumsi makanan berserat dan perbanyak minum air putih
jika menstruati cukup banyak mengeluarkan darah, perbanyak makan makanan atau suplemen yang
mengandung zat besi agar terlindar dari anemia.
Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengatasi sakit perut sewaktu menstruasi, yaitu
a. kompres dengan botol panas hangat) pada bagian yang terasa kram (bisa di perut atau
pinggang bagian belakang)
b. mandi air hangat, boleh juga menggunakan aroma terapi untuk menenangkan diri
c. mengonsumsi minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi
d. mengosok gosok perut atau pinggang yang sakit ambil potisi menungging sehingga rahim
tergantung ke bawah. Hal tersebut dapat membantu relaksasi
tarik nafas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi obat-obatan yang digunakan harus
berdasarkan pengawasan dokter Boleh minum analgesik (penghilang rasa sakit) yang banyak dijual di
toko obat terapi dosanya tidak lebih dari tiga kali sehari

D. KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI WANITA


Kesehatan reproduksi merupakan komponen penting kesehatan bagi pria maupun wanita, tetapi
lebih dititikberatkan pada wanita. Keadaan penyakit pada wanita lebih banyak dihubungkan dengan
fungsi dan kemampuan bereproduksi serta tekanan sosial pada wanita karena masalah gender.
Kesehatan bagi wanita adalah lebih dari kesehatan reproduksi. Wanita memiliki kebutuhan
kesehatan khusus yang berhubungan dengan fungsi seksual dan reproduksi. Wanita mempunyai
sistem reproduksi yang sensitif terhadap kerusakan yang dapat terjadi disfungsi atau penyakit.
Wanita adalah subjek dari beberapa penyakit terhadap fungsi tubuh oleh karena pengaruh laki-laki,
pola penyakit pun berbeda dengan laki-laki karena adanya perbedaan bentuk genetik, hormonal,
ataupun perilaku gaya hidup. Penyakit pada sistem tubuh ataupun pengobatan dapat berinteraksi
dengan keadaaan sistem reproduksi ataupun fungsinya.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Bank Dunia menunjukkan lima peringkat penyakit yang
berhubungan dengan investasi kesehatan pada wanita dan pria. Perbandingan peringkat penyakit
menurut gender berdasarkan beberapa hasil penelitian dapat
Selain peringkat penyakit berdasarkan gender, kebutuhan kesehatan bagi wanita dapat
dikelompokkan dalam empat kategori. Pertama, wanita memiliki kebutuhan kesehatan khusus yang
berhubungan dengan fungsi seksual dan reproduksi. Kedua, wanita memiliki sistem reproduksi
yang mudah cedera untuk menjadi tidak berfungsi atau sakit, apakah terjadi sebelum sistem
reproduksi tersebut berfungsi atau sesudah berfungsi. Ketiga, wanita dapat terkena penyakit pada
organ reproduksi yang sama seperti pada pria, tetapi pola penyakit akan berbeda dari pria karena
struktur genetik wanita, lingkungan hormonal, serta perilaku gaya hidup yang berhubungan dengan
gender. Penyakit pada sistem tubuh yang lain atau fungsi pengobatan dapat berinteraksi dengan
kondisi sistem dan fungsi reproduksi. Hal yang terakhir, karena wanita sebagai subjek dari
disfungsi sosial yang dapat berpengaruh pada fisik, mental, atau kesehatan sosial. Sebagai contoh,
female genital cutting (mutilation), sexual abuse, dan kekerasan dalam rumah tangga. Laki-laki
memiliki perhatian terhadap kesehatan reproduksi, tetapi dalam situasinya, kesehatan dan perilaku
reproduksi laki-laki memengaruhi kesehatan reproduksi wanita.
Pengertian Kesehatan Reproduksi Dan Hak-Hak Reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara fisik, mental, dan kesejahteraan sosial secara utuh
pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi, serta proses reproduksi dan bukan
hanya kondisi yang bebas dari penyakit atau kecacatan (ICPD, 1994).
Implikasi definisi kesehatan reproduksi berarti bahwa setiap orang mampu memiliki kehidupan
seksual yang memuaskan dan aman bagi dirinya, juga mampu menurunkan serta memenuhi
keinginannya tanpa ada hambatan apa pun, kapan, dan berapa sering untuk memiliki keturunan.
Hak-hak reproduksi merupakan hak pria dan wanita untuk memperoleh informasi dan mempunyai
akses terhadap berbagai metode keluarga berencana yang mereka pilih, aman, efektif, terjangkau,
serta metode-metode pengendalian kelahiran lainnya yang mereka pilih dan tidak bertentangan
dengan hukum serta perundangan-undangan yang berlaku. Hak-hak ini mencakup hak untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai sehingga para wanita mengalami kehamilan dan
proses melahirkan anak secara aman, serta memberikan kesempatan bagi para pasangan untuk
memiliki bayi yang sehat.
Hak-hak reproduksi meliputi hal-hal berikut ini.
1. Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi
2. Hak mendapat pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi.
3. Hak kebebasan berpikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi.
4. Hak untuk dilindungi dari kematian karena kehamilan.
5. Hak untuk menentukan jumlah dan jarak kelahiran anak.
6. Hak atas kebebasan dan keamanan yang berkaitan dengan kehidupan reproduksinya.
7. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk perlindungan dari
perkosaan, kekerasan, penyiksaan, dan pelecehan seksual.
8. Hak mendapatkan manfaat kemajuan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kesehatan
reproduksinya
9. Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga.
10. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam kehidupan berkeluarga dan
kehidupan reproduksi.
11. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang berkaitan dengan
kesehatan reproduksi.

Penentuan kesehatan secara umum dan kesehatan reproduksi secara khusus, meliputi beberapa
faktor di luar pelayanan kesehatan. Gaya hidup, perilaku dan keadaan sosial ekonomi memegang
peranan penting dalam mempromosikan kesehatan reproduksi.
Paket pelayanan kesehatan reproduksi meliputi hal-hal berikut ini.
1. Paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif (PKRK) adalah pelayanan kesehatan
reproduksi yang mencakup semua pelayanan tentang masalah kesehatan reproduksi dan
seksual yang terjadi pada semua siklus kehidupan Komponen PKRK meliputi:
a. kesehatan bayi dan anak
b. remaja
b. infertilitas;
c. kekerasan terhadap perempuan;
d. kesehatan dan kesejahteraan maternal (safe-motherhood); HIV/AIDS; KALLE
ROLANIEM
e. penyakit Menular Seksual (PMS) dan HIV/AIDS
f. penyakit kanker alat reproduksi;
g. masalah usia lanjut seperti osteoporosis.

2. Paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE) ditujukan untuk masalah masalah
kesehatan reproduksi yang menjadi prioritas. Prioritas dari PKRE adalah:
a. keluarga berencana (KB)
b. kesehatan dan kesejahteraan maternal (safe-motherhood)
c. pencegahan dan manajemen komplikasi aborsi;
d. PMS dan HIV/AIDS;
e. pencegahan dan manajemen infertilitas;
f. kesehatan reproduksi remaja.

Perawatan Kesehatan Reproduksi


Perawatan kesehatan reproduksi adalah suatu kumpulan metode, teknik, dan pelayanan yang
mendukung kesehatan reproduksi dan kesejahteraan melalui pencegahan dan penanganan masalah-
masalah kesehatan reproduksi mencakup perawatan kesehatan seksual bertujuan meningkatkan
kualitas hidup dan hubungan antar-pribadi. Bukan hanya perihal konseling dan perawatan yang
berhubungan dengan proses reproduksi dan penyakit menular secara seksual.
Perawatan kesehatan reproduksi perlu dilaksanakan pada jenjang perawatan kesehatan primer yang
mencakup berbagai pelayanan yang terkait satu sama lain yaitu sebagai berikut:
1. Bimbingan dalam pelaksanaan keluarga berencana, termasuk di dalamnya ialah pemberian
pendidikan, komunikasi, informasi, konseling, dan pelayanan kontrasepsi.
2. Pendidikan dan pelayanan perawatan prenatal.
3. Penanganan proses kelahiran yang aman.
4. Perawatan pascanatal khususnya pemberian ASI, perawatan kesehatan bayi, anak, dan ibu.
5. Pencegahan dan pengobatan yang memadai terhadap kemandulan (infertilitas).
6. Penanganan masalah aborsi.
7. Pengobatan infeksi saluran reproduksi
8. Penyakit yang ditularkan secara seksual termasuk penyakit HIV/AIDS dan kanker alat
reproduksi.
9. Informasi pendidikan dan konseling tentang seksualitas sesuai umur, termasuk pengetahuan
reproduksi bagi remaja agar menjadi orang tua yang bertanggung jawab.

Indikator Kesehatan Repoduksi


Organisasi kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) telah membuat daftar indikator
kesehatan reproduksi secara global yang meliputi sebagai berikut.
1. Total fertility rate (TFR).
2. Prevalensi kontrasepsi.
3. Rasio kematian ibu.
4. Persentase wanita yang berkunjung sekurang-kurangnya satu kali selama kehamilan ke
pelayanan kesehatan sehubungan dengan kehamilan.
5. Persentase kelahiran yang ditolong oleh tenaga kesehatan profesional.
6. Jumlah fasilitas yang berfungsi sebagai pelayanan obstetri esensial komprehensif per
500.000 penduduk.
7. Angka kematian perinatal.
8. Persentase kelahiran bayi hidup dengan berat lahir rendah.
9. Prevalensi tes serologi positif pada ibu hamil yang berkunjung ke prenatal care.
10. Persentase wanita usia reproduksi yang diskrining kadar hemoglobinnya untuk mendeteksi
yang terkena anemia.
11. Persentase tenaga obstetri dan ginekologi yang melakukan aborsi.
12. Laporan prevalensi wanita dengan female genital mutilation.
13. Persentase wanita usia reproduksi yang berisiko hamil yang dilaporkan mencoba untuk hamil
dua tahun atau lebih.
14. Laporan insidensi uretritis pada pria (usia 15-49 tahun) dan prevalensi HIV pada wanita
hamil.

Anda mungkin juga menyukai