Anda di halaman 1dari 3

HUBUNGAN AMERIKA SERIKAT DENGAN INDONESIA

PADA MASA ORDE BARU DAN REFORMASI


Oleh:
Helminia Salsabila (200731638083)
Hubungan kerjasama Indonesia dengan Amerika Serikat sudah terjalin sejak masa orde lama
yaitu pada masa pemerintahan Soekarno. Pada masa orde baru, yang dipimpin oleh Presiden
Soeharto, politik luar negeri Indonesia lebih menekankan kondisi ekonomi dan stabilitas
politik domestik, politik bebas aktif Indonesia diimplementasikan dengan mendekatnya
Indonesia dengan negara barat.Sebelumnya pada masa pemerintahan Soekarno yaitu pada
masa orde lama politik luar negeri Indonesia cenderung menjauhi barat karena menganggap
sebagai simbol imperialisme baru terbukti pada masa pemerintahan orde lama menolak
pemberian bantuan Amerika Serikat melalui program stabilisasi International Monetary Fund
(IMF). Pergantian kepemimpinan dari Soekarno ke Soeharto memberikan suatu dinamika
yang berbeda pada sistem politik dan proses pengambilan keputusan karena perbedaan
keyakinan, dan gaya kepemimpinan sangat berpengaruh pada arah dan tujuan politik luar
negeri Indonesia. Pelaksanaan politik luar negeri Indonesia tentunya mengacu pada landasan
konstitusional yakni tercantum pada alinea keempat Pembukaan UUD 1945 yaitu “ ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial”.
Kondisi Politik Luar Negeri Indonesia pada masa Orde Baru 1966-1998
Politik luar negeri Indonesia pada masa pemerintahan Soeharto diarahkan untuk
mempromosikan Indonesia ke dunia internasional melalui slogan revolusi nasionalnya dan
upaya mendapatkan pengakuan dunia internasional terhadap kedaulatan negara Republik
Indonesia. Pada masa orde baru Indonesia kembali bergabung dalam PBB yang sebelumnya
pada masa orde lama Indonesia sempat keluar dari PBB. Hal ini dilakukan sebagai upaya
menjalin hubungan internasional sehingga terwujudnya normalisasi antar bangsa sekaligus
mengharapkan mendapatkan suatu keuntungan bagi tercapainya pembangunan di Indonesia
untuk pemulihan perekonomian dan hubungan internasional. Hubungan politik luar negeri
Indonesia dengan negara barat mulai terjalin pada saat dikeluarkannya surat perintah pada
tanggal 11 Maret tahun 1966. pada tahun ini merupakan masa transisi orde baru dari orde
lama dan ditandai dengan terjadinya pergeseran pusat perhatian utama pemerintahan yang
terfokus dari masalah pembangunan bangsa ke masalah pembangunan ekonomi
Perubahan yang terjadi pada masa orde baru tidak dapat dilepaskan dari pemikiran awal yang
disampaikan oleh Soeharto dalam pidatonya di depan MPRS pada tahun 1966 Yang intinya
ada dua hal utama yaitu stabilitas politik keamanan dan dan pembangunan ekonomi. Pada
masa Orde Baru melakukan usaha normalisasi hubungan dengan Malaysia yaitu melakukan
perundingan di Bangkok pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juli 1966. Kemudian pada tanggal 28
September 1966 Indonesia kembali menjadi anggota PBB. Kembalinya Indonesia ke dalam
anggota PBB memberikan banyak keuntungan yang diperoleh, salah satunya yaitu Indonesia
mendapatkan pinjaman dari berbagai negara yang tergabung di dalam IGG Intergovernmental
Group on Indonesia yang terdiri dari Amerika Serikat, Australia, Belanda, Denmark, Belgia,
Inggris, Italia, Jepang, Jerman Barat, Kanada, Perancis, Selandia Baru dan Swiss (Malik,
1979c, hlm. 53). setelah normalisasi hubungan dengan Malaysia mendorong perlunya
hubungan Indonesia dengan negara-negara blok barat terutama Amerika Serikat. hal ini
Tentunya membuat mengalirnya bantuan maupun kerjasama di bidang ekonomi dari beberapa
negara blok barat seperti Amerika Serikat. Adam Malik menyebutkan bahwa hubungan
Indonesia dengan Amerika Serikat berjalan lancar dan merupakan salah satu penyumbang
penting dalam bidang ekonomi di Indonesia. Pada masa pemerintahan orde baru muncul
kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Orde Baru yang mana kebijakan tersebut adalah
Undang-Undang Penanaman Modal Asing. Undang-undang ini disahkan pada tanggal 1
Januari 1967, yang mana hal ini membuka ruang seluas-luasnya bagi setiap orang untuk
membangun perusahaan di Indonesia. Indonesia berada dalam kondisi terbuka untuk modal
asing yang ingin berinvestasi di Indonesia.
Dengan adanya kebijakan penanaman modal asing di Indonesia pada masa orde baru tidak
secara langsung menguntungkan Indonesia. Dengan adanya penanaman modal asing di
Indonesia yang berakibat munculnya berbagai macam perusahaan perusahaan asing di
Indonesia sehingga mendorong perusahaan domestik atau perusahaan perusahaan lokal
berusaha untuk berkembang. Kebijakan politik luar negeri Indonesia pada masa orde baru
lebih ditekankan pada pembinaan hubungan kerjasama antar wilayah, kerjasama antarbangsa
terutama di wilayah Asia Tenggara. Pada tanggal 8 Agustus 1967 Indonesia berhasil menjalin
kerjasama regional di wilayah Asia Tenggara dengan baik hal ini dibuktikan dengan adanya
suatu kerjasama di lingkup Asia Tenggara yaitu ASEAN Association Of South East Asian
Nations. Kerjasama dengan berbagai bangsa mulai dipupuk seluas mungkin dengan prinsip
saling menghormati dan hidup bertetangga yang baik dengan tidak menghentikan untuk terus
berperan penting dalam usaha untuk mewujudkan tatanan dunia yang sejahtera penuh
perdamaian.
Indonesia menerima bantuan dari IMF
ndonesia pada masa pemerintahan Orde Baru bergabung dengan IMF pada 23 Februari 1967.
Dengan bergabung kembali antara Indonesia dengan IMF itu untuk mengikat kembali
hubungan kontrak bantuan antara IMF dengan Indonesia yaitu pada tahun 1968 sampai
dengan tahun 1974 dalam bentuk stand-by arrangement. Yang berjangka waktu 34 bulan. Ini
berarti pencairan dana bantuan tersebut berjalan selama jangka waktu pinjaman tersebut,
dengan cara setiap kali (setiap tiga bulan sekali) dilakukan revieuw dan pencairan cicilan dan
dana lainnya. Seperti halnya dengan Indonesia, yang meminjankan dana kepada IMF.
Didalam pengaruh IMF (International monetary fund), terhadap setiap pengambilan
keputusan kebijakan-kebijakan ekonomi pada masa pemerintahan Orde Baru sangat kuat,
dikarenakan IMF mempunyai peranan penting terhadap pengambilan keputusan setiap
kebijakan-kebijakan ekonomi pada masa pemerintahan Orde Baru dan Orde baru wajib
mematuhi setiap perintah ataupun keputusan yang harus diambil atas instruksi ataupun
persyaratan-persyaratan yang harus dijalankan dari IMF walaupun itu bertentangan dengan
ideologi, konstitusi yang berlaku di Indonesia bahkan termasuk merugikan rakyatnya sendiri
demi IMF. akibat hal ini salah satunya yaitu adanya program privatisasi BUMN. Adapun
Privatisasi BUMN yang telah diprivatisasi atas usulan IMF (international monetary fund)
adalah PDAM, Pertamina, PLN, Tambang Batu Bara, PT Tambang Timah, Semen Gresik,
Indosat, Krakatau steel, dan BUMN lainnya. Ketergantungan Indonesia terhadap pihak asing
membuat negeri ini tergadaikan perekonomiannya. IMF bisa dikatakan sebagai penghubung
antara pemerintah Indonesia dengan para investor asing. Pemerintah hanya sebagai fasilitator
bagi masuknya para pemodal asing untuk mengeksploitasi kekayaan alam yang ada di
Indonesia dengan semurah-murahnya, baik berupa barang maupun jasa.
Kedua, pengaruh IMF (International Monetary Fund) dalam hal pemotongan subsidi terhadap
kebutuhan dasar rakyat (BBM, Listrik, dan Air). Dengan memotong subsidi bagi kehidupan
rakyat, maka rakyat akan berontak, atau akan terjadi huru- hara dalam kehidupan sosial
masyarakat, kegiatan ekonomi akan macet, produktivitas akan menurun, kegiatan ekspor
turun, tidak punya devisa, dan utang luar negerinya tidak akan terbayar dan inilah terjadi pada
masa pemerintahan Orde Baru. Ketiga, pengaruh IMF (International Monetary Fund) dalam
hal deregulasi dunia usaha. Soeharto juga membawa kembali investasi asing dari luar negeri
yang praktis menghilang dibawah pemerintahan Soekarno karena alasan ideologis,
ketidakstabilan politik, dan pengelolaan perekonomian yang salah. Secara bijak, Soeharto
berkonsentrasi pada pembangunan dalam negeri dan pembangunan ekonomi.
Hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat pada masa Reformasi
Masa pemerintahan Presiden Habibie 1998-1999, Pada masa pemerintahan Presiden B.J
Habibie terdapat berbagai macam peraturan mengenai politik luar negeri Indonesia
diantaranya (1) mengusahakan dukungan dari Dana Moneter Internasional (IMF) dan
komunitas negara-negara donor untuk pemulihan ekonomi Indonesia, (2) Menyelesaikan
masalah Timor Timur secara tuntas, (3) Meningkatkan peranan Indonesia dalam ASEAN.
Selain itu usaha mendapatkan bantuan dari negara-negara maju dan dukungan IMF dalam hal
ini AS juga tergabung dalam IMF sehingga memiliki peran penting bagi pemulihan ekonomi
Indonesia, terus dilakukan dengan meningkatkan Diplomasi Ekonomi yang mencakup
peningkatan ekspor Indonesia ke luar negeri, menarik investor asing terutama sebanyak
mungkin, dan meningkatkan promosi untuk menarik wisatawan asing berkunjung ke
Indonesia.
Masa Presiden Megawati 2001- 2004 Pada masa Presiden Megawati kebijakan politik luar
negeri Indonesia juga sangat berkaitan erat dengan Amerika. Beberapa kebijakan yang
diterapkan oleh Megawati yaitu: (1) Memulihkan hubungan Indonesia dengan dunia
Internasional, termasuk AS dan IMF, (2) Memerangi terorisme memerangi terorisme
dilakukan dengan antara lain mengunjungi Amerika Serikat guna menemui Presiden Bush
untuk menyampaikan sikap Indonesia yang juga mengutuk terorisme dan emphaty dan
bersedia bekerjasama dengan masyarakat internasional untuk memerangi terorisme. Dalam
rangka melawan terorisme AS mengucurkan bantuan sebanyak US$130 juta termasuk $10
juta untuk pelatihan kepolisian (3) Menetapkan ASEAN sebagai cornerstone politik luar
negeri.

Anda mungkin juga menyukai