Laporan Pendkes KIPI FIX
Laporan Pendkes KIPI FIX
PENYULUHAN KESEHATAN
Disusun Oleh :
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) merupakan semua kejadian medik yang terjadi setelah
imunisasi, menjadi perhatian dan diduga berhubungan dengan imunisasi. Dampak yang timbul
akibat dari vaksinasi rasa pegal di sekitar area suntik, demam ringan, rasa Lelah, sakit kepala,
pegal pada otot atau sendi, menggigil, diare. Rasa sakit yang timbul jika tidak di edukasi dapat
menimbulkan keresahan pada masyarakat. Apalagi saat ini masyarakat masih meragukan
manfaat dari vaksinasi ini. Sehingga diperlukan penjelasan kepada masyarakat terkait kejadian
ikutan pasca Imunisasi.
PRAKATA
Alhamdulillah, puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga seluruh tahapan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini telah berjalan
dengan baik.
Kegiatan pendidikan kesehatan ini tidak akan mungkin terlaksana tanpa dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu Kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dosen pembimbing Ketua Program Studi Ners dan jajarannya atas motivasi dan
bimbingannya dalam melakukan kegiatan pendidikan kesehatan dan pelaporan.
2. Petugas dan relawan vaksinasi Kecamatan Mranggen, kabupaten Demak
Kegiatan pendidikan kesehatan semoga memberikan pengaruh postif terhadap peserta dalam
upaya meningkatkan status kesehatannya dan mampu mencegah serta melakukan upaya perawatan
terhadap masalah kesehatannya.
Tim kelompok 2
DAFTAR ISI
Halaman
Prakata ……………………………………………………………………….. iv
LAMPIRAN ………………………………………………………………….. 8
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Sejak 2019 lalu, dunia diguncang oleh Pandemi COVID-19 yang bermula di
Wuhan, Hubei, Republik Rakyat Tiongkok. Pandemi didefinisikan sebagai wabah
penyakit menular berskala besar yang bisa meningkatkan morbiditas dan mortalitas
suatu wilayah geografis yang luas dan menyebabkan permasalahan baik dari segi
kesehatan, ekonomi, sosial, dan politik (Madhav dkk., 2017). Kini sudah tercatat 133
juta kasus terinfeksi COVID-19 di dunia dan 1.5 juta kasus di Indonesia (WHO,
2021b) (Satgas COVID-19, 2021a). Kondisi pandemi telah mengakibatkan suatu krisis
yang berdampak terhadap semua aspek kehidupan manusia.
Meskipun sudah tersedia banyak obat dan metode penanganan pasien COVID-19,
lonjakan kasus positif dan mortalitas masih tetap terjadi. Upaya pencegahan 3M
(memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) dinilai kurang cukup untuk
menekan penyebaran virus ini sebab diperlukan sesuatu yang dapat menjaga kesehatan
secara menyeluruh untuk mengurangi dampak sosial dan ekonomi masyarakat
(Hakam, 2021). Belum lagi ditambah dengan ketidakpatuhan warga terhadap
penerapan protokol kesehatan. Selain karena kurangnya edukasi, ketidakpatuhan
warga disebabkan oleh motif ekonomi, sikap tidak peduli, merasa berpotensi rendah
terhadap penularan virus, serta ketidakpercayaan kepada pemerintah yang
mengeluarkan kebijakan dan pernyataan yang inkonsisten (Sari, 2020). Hal ini seolah
membantu membuat pandemi berlangsung lebih lama hingga saat ini.
Dalam upaya mengembalikan kondisi dunia sebagaimana sebelum pandemi, telah
diusung program vaksinasi oleh pemerintah di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Vaksinasi COVID-19 telah mengalami perjalanan yang panjang untuk memastikan
keamanan dan keampuhannya melalui berbagai penelitian dan uji coba. Program
vaksinasi dianggap sebagai kunci dalam mengakhiri pandemi karena dapat digunakan
dalam rangka mengurangi angka morbiditas dan mortalitas serta membentuk
kekebalan kelompok terhadap virus COVID-19 (Satgas COVID-19, 2021c). Namun,
perjalanan vaksin hingga diterima dengan baik dan didistribusikan kepada masyarakat
luas saat ini membutuhkan proses yang lebih panjang karena masih terdapat pro dan
kontra terhadap vaksinasi (Hakam, 2021).
Banyak dari masyarakat yang tidak mempercayai penggunaan vaksin sebagai
solusi dalam mengakhiri pandemi. Berdasarkan survei mengenai penerimaan vaksin
COVID-19 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik
Indonesia, Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), United
Nations Children’s Fund (UNICEF), dan World Health Organization (WHO) yang
dilakukan pada September 2020 dan melibatkan 115.000 responden, mendapatkan
hasil bahwa masih banyak masyarakat yang ragu bahkan menolak vaksinasi COVID-
19, di mana sebanyak 7,6% menolak dan 27% ragu-ragu. Alasan dibalik penolakan
dan keraguan mengenai vaksin tersebut sangatlah beragam, seperti tidak yakin
terhadap keamanan vaksin, ragu terhadap efektivitas vaksin, takut terhadap efek
samping vaksin, tidak mempercayai kegunaan vaksin, dan karena keyakinan agama.
Ketidakpercayaan dan keraguan banyak masyarakat terhadap vaksin COVID-19
tak lepas dari banyaknya kesimpangsiuran informasi dan minimnya edukasi yang
memadai terkait efek samping yang timbul setelah selesai melakukan valsin . Padahal,
akses informasi edukasi mengenai vaksinasi dalam pandemi dapat meningkatkan
kepercayaan masyarakat dalam melakukan vaksinasi, sehingga dapat membantu proses
vaksinasi oleh pemerintah. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka kami
Kalompok RW 3 akanmelakukan pendidikan kesehatan terhadasyKecamatan Mraggen
Kabupaten Demak untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap vaksin
COVID-19 dan meluruskan segala misinformasi dan miskonsepsi mengenai vaksinasi.
BAB II
TARGET DAN LUARAN
BAB III
METODE PELAKSANAAN
BAB IV
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
BAB V
HASIL YANG DICAPAI
Hasil kegiatan yang diperoleh dari kegiatan pengabdian masyarakat dengan memberikan
penyuluhan kesehatan tentang Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) atau Vaksin pada
masyarakat yang mengikuti vaksin Covid-19 di desa Kangkung kecamatan Mranggen
Kabupaten Demak dengan mengacu pada luaran yang ingin dicapai sebagai berikut :
N TAHAPAN KEGIATAN PEMATERI RESPON PESERTA
O
1. Fase Orientasi a. Mengucapkan Salam a. Menjawab salam
b. Menjawab pertanyaan
b. Melakukan evaluasi post tes dengan baik
pengetahuan dan keterampilan.
c. Peserta menyetujui
c. Menyepakati kontrak untuk kontrak waktu
pertemuan selanjutnya selanjutnya
d. Menutup kegiatan. d. Peserta memperhatikan
1. 80 % peserta telah memahami apa manfaat vaksin dan Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi (KIPI) atau Vaksin
2. 90 % peserta mampu mengetahui cara mengatasi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
(KIPI) atau Vaksin
3. 100 % peserta mengikuti penyuluhan kesehatan mulai awal sampai akhir kegiatan.
BAB VI
RENCANA TAHAP BERIKUTNYA
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Penyuluhan kesehatan yang telah diberikan mampu meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman Masyarakat terkait :
a. pentingnya vaksin dan memahami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) atau
Vaksin
2. Saran
Kegiatan penyuluhan kesehatan sebaiknya agar tetap dilakukan setelah vaksin agar
masyarakat lebih memahami terkait apa itu vaksin, pentingnya pemberian vaksin
dan kenapa harus tetap menjaga protocol kesehatan walaupun telah selesai
melakukan vaksin.
LAMPIRAN
A. Pengertian
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) merupakan semua kejadian medik yang terjadi
setelah imunisasi, menjadi perhatian dan diduga berhubungan dengan imunisasi
(Covid19.go.id, 2021)
Beberapa bentuk KIPI ringan hingga sedang yang mungkin dialami pasca vaksinasi
adalah:
C. Penanganan
1. Tetap tenang
2. Jika terjadi reaksi seperti nyeri, bengkak atau kemerahan di tempat suntikan,
kompres dengan air dingin pada lokasi tersebut
3. Jika terjadi demam, kompres dengan air hangat/mandi dengan air hangat,
perbanyak minum air putih dan istirahat.
4. Jika dibutuhkan, minum obat sesuai anjuran petugas kesehatan.
1. catat dengan detail dan segera laporkan pada petugas atau fasilitas layanan
kesehatan pada kontak yang tertera pada kartu vaksinasi
2. kunjungi situs web pelaporan KIPI di https://keamananvaksin.kemkes.go.id.