Anda di halaman 1dari 6

KONSEP NYERI: GASTRITIS

A. DEFINISI
Gastritis adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang
bersifat akut dengan kerusakan erosif karena permukaan hanya pada
mukosa. Gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung. Gastritis
adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung.
Mendefinisikan gastritis sebagai inflamasi mukosa gaster akut atau kronik.
Gastritis yaitu peradangan local atau menyebar pada mukosa lambung
yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan
bakteri atau bahan iritan lain. Sebagian besar gastritis disebabkan oleh
infeksi bacterial nukosa lambung yang kronis. Selain itu, beberapa bahan
yang sering dimakan dapat menyebabkan rusaknya sawar mukosa
pelindung lambung (Andra dan Yessie, 2013).
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI

C. ETIOLOGI
Lapisan lambung menahan iritasi dan biasanya tahan terhadap asam yang
kuat. Tetapi lapisan lambung dapat mengalami iritasi dan peradangan
karena beberapa penyebab :
a. Gastritis bakterialis biasanya merupakan akibat dari infeksi oleh
Helicobacter Pylori (bakteri yang tumbuh di dalam sel penghasil lendir
di lapisan lambung). Tidak ada bakteri lainnya yang dalam keadaan
normal tubuh di dalam lambung yang bersifat asam, tetapi jika
lambung tidak mengasilkan asam, berbagai bakteri bisa tumbuh di
lambung. Bakteri ini bisa menyebabkan Gastritis menetap atau
Gastritis sementara.
b. Gastritis karena stres akut, merupakan jenis Gastritis yang paling berat,
yang disebabkan oleh penyakit berat atau trauma (cedera) yang terjadi
secara tiba – tiba. Cederanya sendiri mungkin tidak mengenai lambung
seperti yang terjadi pada luka bakar yang luas atau cedera yang
menyebabkan perdarahan hebat.
c. Gastritis erosif kronik bisa merupakan akibat dari : bahan – bahan
seperti obat – obatan, terutama aspirin dan obat anti peradangan
nonsteroid lainnya, penyakit kronik, infeksi virus dan bakteri. Gastritis
ini terjadi secara perlahan pada orang – orang yang sehat, bisa
disertaidengan perdarahan atau pembentukan ulkus (borok, luka
terbuka), paling sering terjadi pada alkoholik.
d. Gastritis karena virus atau jamur bisa terjadi pada penderita penyakit
menahun atau penderita yang mengalami gangguan sistem kekebalan.
e. Gastritis Eosinofilik bisa terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi
terhadap infestasi cacing gelang. Eosinofil (sel darah putih) terkumpul
di dinding lambung.
f. Gastritis arofik terjadi jika antibodi menyerang lapisan lambung,
sehingga lapisan lambung menjadi sangat tipis dan kehilangan
sebagian atau seluruh selnya yang menghasilkan asam dan enzim.
Keadaan ini biasanya terjadi pada usia lanjut Gastritis ini juga
cenderung terjadi pada orang – orang yang sebagian lambungnya telah
diangkat (menjalani pembedahan gastrektomi parsial). Gastritis atrofik
bisa menyebabkan anemia pernisiosa karena mempengaruhi
penyerapan vitamin B12 dari makanan.
g. Penyakit Meniere merupakan jenis Gastritis yang penyebabnya tidak
diketahui. Dinding lambung menjadi tebal, lipatanya menebal,
kelenjarnya membesar dan memiliki kista yang terisi cairan. Sekitar
10% penderita penyakit ini menderita kanker lambung.
h. Gastritis sel plasma merupakan Gastritis yang penyebabnya tidak
diketahui. Sel plasma (salah satu jenis sel darah putih) terkumpul di
dalam dinding lambung dan organ lainnya. Gastritis bisa terjadi jika
seseorang menelan bahan korosif atau menerima terapi penyinaran
dengan dosis yang berlebihan.

(Andra dan Yessie, 2013, p. 127-128)

D. KLASIFIKASI
1. Gastritis superfiscial akut
Adalah suatu peradangan permukaan lambung yang akut dengan
kerusakan-kerusakan erosi.
2. Gastritis atropik kronik
a. Suatu peradangan bagian permukaan lambung yang menahyn.
Ditandai oleh astrofi progresif epitel kelenjar disertai kehilangan sel
parietal
b. Terjadi akibat produksi HCL, pepsis dan faktor intrinsik menurun,
sehingga dinding lambung menjadi tipis, dan mukosa tidak rata.
c. Gastritis ini sering dihubungkan dengan anemia pernisiosa, tukak
lambung dan kanker.

(Andra dan Yessie, 2013)

E. MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinis bervariasi, mulai dari keluhan ringan hingga muncul
perdarahan saluran cerna bagian atas dan bahkan pada beberapa pasien
tidak menimbulkan gejala yang khas. Manifestasi gastritis akut dan kronis
hamper sama, seperti dibawah ini:
a. Anoreksia
b. Rasa penuh
c. Nyeri pada epigastrium
d. Mual dan muntah
e. Sendawa
f. Hematemesis

Pola gejala yang khas hanya terlihat pada sekitar 50% pasien. Gejala-
gejala Gastritis umumnya tergantung pada lokasi tukak dan usia pasien.
Banyak penderita (terutama lansia) tidak mengalami gejala (atau hanya
sedikit gejala). Nyeri adalah gejala yang paling lazim dan biasanya
terlokalisir pada Epigastrium atau Gastrium tengah. Nyeri ini digambarkan
sebagai rasa panas yang menggangu dan konstan, dan kadang-kadang
disertai rasa lapar. Sifatnya cenderung kronik dan berulang. Nyeri yang
timbul dapat dikurangi dengan makan atau antasida. Meskipun kadang
tidak terlihat, Gastritis kemungkinan ditandai oleh regurgitasi asam atau
muntah. Meskipun jarang terjadi, muntah darah dapat terjadi dan dikenal
sebagai Gastritis hemoragik (Syamsudin, 2016).

F. PATOFISIOLOGI
Bahan-bahan makanan, minuman, obat maupun zat kimia yang masuk
kedalam lambung menyebabkan iritasi atau erosi pada mukosanya
sehingga lambung kehilangan barrier (pelindung). Selanjutnya terjadi
peningkatan difusi balik ion hidrogen. Gangguan difusi pada mukosa dan
peningkatan sekresi asam lambung yang meningkat. Asam lambung dan
enzim-enzim pencernaan. Kemudian menginvasi mukosa lambung dan
terjadilah reaksi peradangan.
Demikian juga terjadi peradangan dilambung karena bakteri HP
(Helicobacteri Pylori) langsung melekat pada sel-sel dinding lambung oleh
bakteri dan terinfeksi. Dan kemudian menghancurkan lapisan mukosa
lambung. Peradangan ini termanifestasi seperti perasaan perih di
epigastrium, rasa panas atau terbakar dan nyeri tekan.
Spasme lambung juga mengalami peningkatan diiringi gangguan pada
spinkter esophagus sehingga terjadi mual-mual sampai muntah. Bila
iritasi/erosi pada mukosa lambung sampai pada jaringan lambung dan
mengenai pembuluh darah. Sehingga kontinuitasnya terputus dapat
menimbulkan hematemesis maupun melena (Amin dan Hardhi, 2013).

G. PATHWAY/WOC

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Darah lengkap bertujuan untuk mengetahui adanya anemia.
b. Pemeriksaan serum vitamin B12 bertujuan untuk mengetahui adanya
defisiensi B12.
c. Analisa feses bertujuan untuk mengetahui adanya darah dalam feses.
d. Analisis gaster bertujuan untuk mengetahui kandungan HCL lambung.
Achlordidria menunjukkan adanya Gastritis atropi.
e. Test Antibody serum. Bertujuan untuk megetahui adanya anti body sel
parietal dan faktor intrinsik lambung terhadap Helicobakter Pylori.
f. Endoscopy, biopsy dan pemeriksaan urin biasanya dilakukan bila ada
kecurigaan berkembangnya ulkus peptikum
g. Sitologi bertujuan untuk mengetahui adanya keganasan sel lambung.
(Suratun dan Lusianah, 2010)

I. PENATALAKSANAAN
Bila telah terjadi perdarahan akibat erosi mukosa lambung maka perlu
dilakukan tranfusi darah untuk mengganti cairan yang keluar dari tubuh
dan dilakukan lavage (bilas) lambung. Pembedahan yang dapat dilakukan
pada klien dengan Gastritis adalah Gastrektomi Parsial, Vagotomi
Pyloraplasti. Injeksi Intravena Cobalamin dilakukan bila terdapat Anemia
Pernisiosa. Fokus intervensi keperawatan adalah bagaimana mengevaluasi
dan mengeliminasi faktor penyebab gastritis antara lain anjurkan klien
untuk tidak menkonsumsi alkohol, kafein, the panas, atau zat iritan bagi
lambung serta merubah gaya hidup dengan pola hidup sehat dan
meminimalisasi stress (Suratun dan Lusianah, 2010).

J. KOMPLIKASI
a. Gastritis akut
Komplikasi yang dapat timbul pada gastritis akut adalah hematemesis
atau melena.
b. Gastritis kronis
Pendarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi dan anemia
karena gangguan absorbsi vitamin B12 (anemia pernisiosa).

(Suratun dan Lusianah, 2010).

K. GANGGUAN NYERI PADA GASTRITIS


1. DEFINISI NYERI
2. FISIOLOGI NYERI
3. BATASAN KARAKTERISTIK NYERI
4. JENIS NYERI DAN BENTUK NYERI
5. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI
6. CARA MENGHITUNG INTENSITAS NYERI
L. PENGELOLAAN NYERI PADA GASTRITIS
M. KONSEP DASAR KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN NYERI

Anda mungkin juga menyukai