Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP ICU DAN ICCU SERTA SISTEM PELAYANAN ICU DAN ICCU

DISUSUN KELOMPOK 1:

1. Annisa Maulani A. NIM: 111711003


2. Irfan Maulana NIM: 111711013
3. Sari Rahmayani NIM: 111711030
4. Satya Gihan P. NIM: 111711031

DOSEN PEMBIMBING:

Ns. Devy K, S.Kep

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH

TANJUNGPINANG

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT karena penyusun telah berhasil
menyelesaikan sebuah modul pembelajaran dengan judul “Konsep ICU dan ICCU serta
Sistem Pelayanan ICU ICCU”.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini tidak akan selesai
tanpa adanya bantuan dan bimbingan yang telah diberikan oleh berbagai pihak. Untuk itu
penyusun mengucapkan terima kasih :.

1. Ibu Ns. Devy K, S.Kep selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu
,mengarahkan serta membimbing sehingga modul pembelajaran ini dapat selesai.
2. Kedua orang tua yang telah memberikan bantuan baik moral maupun materil.
3. Teman – teman yang telah memberikan dorongan semangat kepada penyusun.
Terwujudnya modul pembelajaran ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi
penyusun, namun penyusun menyadari bahwa modul pembelajaran ini masih jauh dari
sempurna yang dikarenakan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena
itu kritik dan saran dari para pembaca akan sangat bermanfaat bagi penyempurnaan
modul pembelajaran ini. Semoga modul pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Demikianlah yang dapat tim penyusun sampaikan atas perhatianya tim
penyusun ucapkan terimakasih.

Tanjungpinang, 21 September 2020

Penulis

Kelompok 1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................i

Daftar isi..................................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar belakang......................................................................................................1
B. Rumusan masalah.................................................................................................2
C. Tujuan penulisan..................................................................................................2
D. Manfaat penulisan................................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN

A. Konsep Rumah Sakit............................................................................................3


B. Konsep dan Sistem Pelayanan ICU dan ICCU....................................................5

BAB III : PENUTUP

A. kesimpulan......................................................................................................11
B. Saran...............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pasien di ruang ICU (Intensive Care Unit) adalah pasien dalam keadaan gawat
yang mengancam kehidupan. Untuk itu perawat diruang ICU cenderung cepat dan
cermat serta kegiatannya dilakukan secara terus menerus dalarn 24 jam. Perawatan
diruang ICU sering menggunakan alat-alat canggih yang asing bagi pasien maupun
keluarga. Pelayanan ICU diberikan kepada pasien dengan kondisi kritis stabil yang
membutukan pelayanan, pengobatan dan observasi secara ketat (Dirjen Bina Upaya
Kesehatan, 2011).
Penggunaan alat-alat diruang ICU sangat diperlukan dalam rangka memperoleh
hasil yang optimal. Pasien di ICU dalam keadaan sakit kritis, kehilangan kesadaran
atau mengalami kelumpuhan, sehingga segala sesuatu yang terjadi pada pasien hanya
dapat diketahui melalui monitoring yang baik dan teratur. Perubahan yang terjadi
harus dianalis secara cermat untuk mendapatkan tindakan atau pengobatan yang
tepat.
Kecemasan terjadi sebagai proses respon emosional ketika pasien atau keluarga
merasakan ketakutan, kemudian akan diikuti oleh beberapa tanda dan gejala seperti
ketegangan, ketakutan, kecemasan dan kewaspadaan Townsend, 2014 (dalam Pratiwi
& Dewi 2016).
Penyakit kardiovaskuler merupakan masalah kesehatan di negara maju dan
berkembang. Penyakit ini dibedakan menjadi tiga golongan yaitu gangguan fungsi
jantung gangguan struktur jantung infeksi dan inflamasi Serta gangguan sistem
vaskular. (Brunner & sudddarth, 2002)
Penyakit kardiovaskuler masih menjadi penyakit yang menakutkan di seluruh
dunia dan menjadi penyebab utama kematian di negara maju.  menurut World Health
Organization (WHO) diperkirakan jumlah 17,3 juta orang meninggal Akibat
penyakit kardiovaskuler pada tahun 2008 lebih dari 80% kematian akibat penyakit
kardiovaskuler terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah dan pada tahun
2030 diperkirakan lebih dari 23,3 juta orang akan meninggal setiap tahunnya akibat
penyakit kardiovaskuler.
Penderita kardiovaskuler yang semakin memburuk keadaan penyakitnya harus
segera diatasi dan dibawa ke rumah sakit agar segera mendapatkan pengobatan dan
perawatan jika penderita kardiovaskuler dalam keadaan kritis dan membutuhkan
perawatan dan pengawasan intensif maka harus segera mendapatkan perawatan di
ruang Intensive Care Unit Atau Intensif Coronary Care Unit (ICU/ICCU).Salah satu
masalah psikologis yang sering muncul pada pasien gangguan kardiovaskuler adalah
kecemasan terlebih lagi jika harus menjalani perawatan di ruang ICCU, ruang ICCU
kelihatan sangat menakutkan bagi pasien karena dikelilingi oleh alat-alat yang
terlihat asing seperti monitor yang mengeluarkan bunyi yang berulang-ulang.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1. Apa saja konsep Rumah Sakit?
2. Apa saja konsep ICU dan ICCU?
3. Bagaimana system pelayanan di ICU dan ICCU?

C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan penjelasan
mengenai “Konsep dan Sistem Pelayanan di ICU dan ICCU”

D. MANFAAT PENULISAN
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa/I dan pembaca
mendapat informasi dan pemahaman mengenai “Konsep dan Sistem Pelayanan di
ICU dan ICCU”
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP RUMAH SAKIT
1. PENGERTIAN
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan dan
memberikan pelyanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Bangunan yang fungsinya sangat rumit dengan begitu banyak kegiatan dan
jumlah pelaku didalamnya. System pengoperasian yang fungsional dan efisien
sangatlah penting sehingga sering tidak menyisakan perhitungan untuk
kebutuhan pasien. Banyak fenomena nyata bahwa rumah sakit dirancang untuk
dokter dan medis laun dan bukan untuk pasien dan keluarganya. (Paul (1986)
dalam Marlin (2008))

2. KLASIFIKASI
Ada dua macam klasifikasi rumah sakit, diantaranya:
a. Klasifikasi rumah sakit secara umum
Berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
340/Menkes/Per/III/2010 dibedakan sebagai berikut:
1) Rumah Sakit Umum: yang memberikan pelayanan kesehatan pada
semua bidang dan jenis penyakit.
2) Rumah Sakit Khusus: yang memberikan pelayanan utama pada satu
bidang atau jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan
umur, organ atau jenis penyakit.
b. Klasifikasi rumah sakit berdasarkan kelas
Berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
340/Menkes/Per/III/2010 fasilitas dan kemampuan pelayana, Rumah Sakit
Umum diklasifikasi menjadi:
1) Rumah Sakit Umum Kelas A
Harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling
sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 5 (lima) Pelayanan
Spesialis Penunjang Medik, 12 (duabelas) Pelayanan Medik Spesialis
Lain dan 13 (tigabelas) Pelayanan Medik Subspesialis.
2) Rumah Sakit Umum Kelas B
Harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling
sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 4 (empat)
Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 8 (delapan) Pelayanan Medik
Spesialis Lainnya dan 2 (dua) Pelayanan Medik Subspesialis Dasar.
3) Rumah Sakit Umum Kelas C
Harus mempunyai fasilita dan kemampuan pelayanan medik paling
sedikit 4 (empat Pelayanan Medik Spesialis dan 4 (empat) Pelayanan
Spesialis Penunjang Medik.
4) Rumah Sakit Umum Kelas D
Harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling
sedikit 2 (dua) Pelayanan Medik Spesialis Dasar.

3. KOMPONEN
a. Pasien (Marlina, 2008)
Secara umum aktivitas yang dilakukan oleh kelompokini dalam rumah sakit
adalah mendapatkan perawatan dan pengobatan, melakukan konsultasi
dengan tenaga medis, dan melakukan proses administrasi.
Ada 2 kelompok:
1) Berdasarkan Umur
a) Pasien anak
b) Pasien dewasa
2) Berdasarkan Jenis Penyakit
a) Pasien penyakit umum
b) Pasien ibu
b. Penunggu Pasien
Yaitu keluarga yang menemani pasien ketika menjalani perawatan di rumah
sakit. Secara umum aktifitas yang dilakukan oleh kelompok ini di dalam
rumah sakit adalah menunggu pasien, melakukan konsultasi dengan tenaga
medis dan melakukan proses administrasi.
c. Pengunjung Pasien
Pihak keluarga maupun kerabat pasien yang mengunjungi pasien rawat inap.
Secara umum, aktivitas yang dilakukan oleh kelompok ini dalam rumah
sakit adalah mengunjungi pasien dan berinteraksi dengan pasien dan tenaga
medis.
d. Staf atau Petugas Medik
Staf yang melaksanakan aktivitas pelayanan medik seperti dokter, perawat
dan bagian rekam medis. Aktivitas yang dilakukan oleh kelompok ini secara
umum melakukan perawatan dan pengobatan pasien, melakukan koordinasi
atau rapat dan membuat laporan kesehatan.
e. Staf atau Petugas Non Medik
Staf yang melaksanakan aktivitas pelayanan non medik, seperti:
1) Kepala atau pimpinan rumah sakit (Direktur, Wakil Direktur, Kepala
unit atau instalasi). Aktivitas yang dilakukan secara umum memimpin
pengelolaan rumah sakit, unit atau instalasi, melakukan koodinasi atau
rapat dan mengembangkan rumah sakit, unit atau instalasi.
2) Bagian pengelolaan yang melaksanakan bagian administrasi. Aktivitas
yang dilakukan secara umum melakukan pekerjaan administrasi dan
keuangan, melakukan koordinasi atau rapat dan melakukan pemasaran
atau promosi.
3) Bagian servis dan pengunjung yang mengurus semua kegiatan dan
pelayanan servis. Aktivitas yang dilakukan secara umum melakukan
pekerjaan servis dan pemeliharaan rumah sakit serta melakukan
koordinasi atau rapat.
f. Unit atau Instalasi Pelayanan Rumah Sakit
Adapun instalasi-instalasi yang ada di rumah sakit, antara lain:
1) Emergency Unit (Unit Gawat Darurat)
2) Intensive Care Unit (ICU)
3) Intensive Coronary Care Unit (ICCU)
4) Nursing Unit/Nursing Station
5) Trauma Center
6) Burn Unit
7) Urgent Center
8) Cancer Center
9) Surgery Center
10) Physical Therapy
11) Maternity
12) Outpatient Departement
13) Inpatient Departement
14) Laboratory Service
15) CSSD Departement
16) Laundry Departement
17) Medical Records Departement (Non-medical Departement)
18) Rehabilitation Service
19) Post Anesthesia Care Unit
20) Radiology

B. KONSEP DAN SISTEM PELAYANAN ICU DAN ICCU


1. PENGERTIAN ICU/ICCU
Ruang Intensif Care Unit (ICU) merupakan sebuah ruangan khusus untuk
merawat pasien yang mengalami keadaan kritis (Suryani, 2012). Ruang ICU
dilengkapi dengan staf dan peralatan khusus untuk merawat dan mengobati
pasien yang terancam jiwanya karena kegagalan atau disfungsi satu organ atau
ganda akibat suatu penyakit, bencana atau komplikasi yang masih ada harapan
hidupnya (Rahmatiah, 2013). Dasar pengelolaan pasien di ruang ICU adalah
dengan pendekatan multidisiplin tenaga kesehatan yang akan memberikan
kontribusi sesuai dengan bidang keahliannya dan akan saling bekerja sama di
dalam tim yang dipimpin oleh seorang dokter intensif sebagai ketua tim
(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2010).
Sedangkan Ruangan Intensive Coronary Care Unit (ICCU) adalah unit
pelayanan rawat inap di rumah sakit yang memberikan perawatan khusus pada
pasien yang memerlukan perawatan yang intensif akibat mengalami gangguan
jantung dan pembuluh darah dengan melibatkan tenaga kesehatan terlatih serta
didukung dengan kelengkapan peralatan khusus pula. Ruangan pelayanan
ICCU melayani pasien-pasien yang berpenyakit jantung dan pembuluh darah
dengan kondisi kritis yang memerlukan perawatan, pengobatan, pengawasan
dan penanganan khusus.

2. INDIKASI KELUAR MASUK ICU DAN ICCU


Suatu ICU/ICCU harus mampu menggabungkan teknologi tinggi dan keahlian
khusus dalam bidang kedokteran dan keperawatan gawat darurat yang
dibutuhkan untuk merawat pasien sakit kritis dan yang masih diharapkan dapat
pulih kembali. Pasien yang layak untuk dirawat di ruang ICU/ICCU adalah
a. Pasien yang memerlukan intervensi medis yang segera oleh tim intensive
care.
b. Pasien yang memerlukan pengelolaan fungsi sitem organ tubuh secara
terkoordinasi dan secara berkelanjutan sehingga dapat dilakukan
pengawasan yang konstan terus menerus dan terapi titrasi.
c. Pasien sakit kritis yang memerlukan pemantuan kontinyu dan tindakan
segera untuk mencegah timbulnya dekompensasi fisiologis, yang termasuk
ke dalam sakit kritis yaitu penyakit jantung koroner.

Kriteria Masuk:
a. Pasien prioritas 1:
Pasien dengan penyakit atau gangguan akut pada organ vital yang
memerlukan terapi intensif dan agresif seperti gagal nafas akut, gangguan
atau gagal sirkulasi akibat gangguan kardiovaskuler. Misalnya pasca
operasi jantung. Terapi tidak terbatas.
b. Pasien prioritas 2:
Pasien yang memerlukan pemantauan canggih di ICCU, sebab sangat
beresiko terancam gangguan pada system organ vital bila tidak
mendapatkan terapi intensif segera. Misalnya pasien pasca bedah dengan
komplikasi jantug. Terapi juga tidak terbatas.
c. Pasien prioritas 3:
Pasien dalam keadaan kritis dan tidak stabil yang mempunyai harapan
kecil untuk penyembuhan (prognosa jelek) dan pengelolaan di ICCU hanya
untuk mengatasi masalah akutnya saja dan tidak sampai melakukan
intubasi atau resusitasi jantung paru. Misalnya pasien dengan keganasan
metastatic disertai penyakit infeksi.
d. Pengecualian:
Pasien yang tergolong disini, atas pertimbangan luar biasa dan persetujuan
Kepala ICCU bias masuk ICCU dengan catatan sewaktu-waktu bisa
dikeluarkan dari ICCU agar bisa digunakan oleh pasien prioritas 1 dan 3.
Pasien yang tergolong ini adalah:
1) Pasien memenuhi kriteria masuk tapi menolak tunjangan hidup,
termasuk pasien dengan perintah DNR (Do Not Rususcitate)
2) Pasien dalam keadaan vegetative permanen
3) Pasien yang sudah dipastikan mati batang otak namun hanya untuk
kepentingan donor organ.

Kriteria Keluar:
Prioritas pasien dipindahkan dari ICCU berdasarkan pertimbangan medis oleh
kepala ICCU (intensivist) dan tim yang merawat pasien. Indikasi keluar ICCU
antara lain sebagai berikut:
a. Penyakit atau keadaan pasien telah membaik dan cukup stabil
b. Terapi dan perawatan intensif tidak memberi hasil pada pasien
c. Pasien sudah tidak menggunakan ventilator lagi
d. Pasien mengalami mati batang otak
e. Pasien mengalami gagal napas stadium akhir
f. Pasien/keluarga menolak dirawat lebih lanjut di ICCU (pulang paksa)

3. SISTEM PELAYANAN ICU DAN ICCU


Penyelenggaraan pelayanan ICU di rumah sakit harus berpedoman pada
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1778/MENKES/SK/XII/2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan
ICU di rumah sakit. Pelayanan ICU di rumah sakit meliputi beberapa hal:
Yang pertama etika kedokteran dimana etika Pelayanan di ruang ICU harus
berdasarkan falsafah dasar "saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan
pasien, dan berorientasi untuk dapat secara optimal, memperbaiki kondisi
kesehatan pasien.
Kedua, indikasi yang benar dimana pasien yang di rawat di ICU harus pasien
yang memerlukan intervensi medis segera oleh tim intensive care, pasien yang
memerlukan pengelolaan fungsi sistem organ tubuh secara terkoordinasi dan
berkelanjutan sehingga dapat dilakukan pengawasan yang konstan dan metode
terapi titrasi, dan pasien sakit kritis yang memerlukan pemantauan kontinyu
dan tindakan segera untuk mencegah timbulnya dekompensasi fisiologis.
Ketiga, kerjasama multidisipliner dalam masalah medis kompleks dimana dasar
pengelolaan pasien ICU adalah pendekatan multidisiplin tenaga kesehatan dari
beberapa disiplin ilmu terkait yang memberikan kontribusinya sesuai dengan
bidang keahliannya dan bekerja sama di dalam tim yang di pimpin oleh seorang
dokter intensivis sebagai ketua tim.
Keempat, kebutuhan pelayanan kesehatan pasien dimana kebutuhan pasien ICU
adalah tindakan resusitasi yang meliputi dukungan hidup untuk fungsi-fungsi
vital seperti Airway (fungsi jalan napas), Breathing (fungsi pernapasan),
Circulation (fungsi sirkulasi), Brain (fungsi otak) dan fungsi organ lain,
dilanjutkan dengan diagnosis dan terapi definitif.
Kelima, peran koordinasi dan integrasi dalam kerja sama tim dimana setiap tim
multidisiplin harus bekerja dengan melihat kondisi pasien misalnya sebelum
masuk ICU, dokter yang merawat pasien melakukan evaluasi pasien sesuai
bidangnya dan memberi pandangan atau usulan terapi kemudian kepala ICU
melakukan evaluasi menyeluruh, mengambil kesimpulan, memberi instruksi
terapi dan tindakan secara tertulis dengan mempertimbangkan usulan anggota
tim lainnya serta berkonsultasi dengan konsultan lain dan mempertimbangkan
usulan-usulan anggota tim.
Keenam, asas prioritas yang mengharuskan setiap pasien yang dimasukkan ke
ruang ICU harus dengan indikasi masuk ke ruang ICU yang benar. Karena
keterbatasan jumlah tempat tidur ICU, maka berlaku asas prioritas dan indikasi
masuk.
Ketujuh, sistem manajemen peningkatan mutu terpadu demi tercapainya
koordinasi dan peningkatan mutu pelayanan di ruang ICU yang memerlukan
tim kendali mutu yang anggotanya terdiri dari beberapa disiplin ilmu, dengan
tugas utamanya memberi masukan dan bekerja sama dengan staf struktural ICU
untuk selalu meningkatkan mutu pelayanan ICU.
Kedelapan, kemitraan profesi dimana kegiatan pelayanan pasien di ruang ICU
di samping multi disiplin juga antar profesi seperti profesi medik, profesi
perawat dan profesi lain. Agar dicapai hasil optimal maka perlu peningkatan
mutu SDM (Sumber Daya Manusia) secara berkelanjutan, menyeluruh dan
mencakup semua profesi.
Kesembilan, efektifitas, keselamatan dan ekonomis dimana unit pelayanan di
ruang ICU mempunyai biaya dan teknologi yang tinggi, multi disiplin dan
multi profesi, jadi harus berdasarkan asas efektifitas, keselamatan dan
ekonomis.
Kesepuluh, kontuinitas pelayanan yang ditujukan untuk efektifitas, keselamatan
dan ekonomisnya pelayanan ICU. Untuk itu perlu di kembangkan unit
pelayanan tingkat tinggi (High Care Unit =HCU). Fungsi utama. HCU adalah
menjadi unit perawatan antara dari bangsal rawat dan ruang ICU. Di HCU,
tidak diperlukan peralatan canggih seperti ICU tetapi yang diperlukan adalah
kewaspadaan dan pemantauan yang lebih tinggi.
Unit perawatan kritis atau unit perawatan intensif (ICU) merupakan unit rumah
sakit di mana klien menerima perawatan medis intensif dan mendapat
monitoring yang ketat. ICU memilki teknologi yang canggih seperti monitor
jantung terkomputerisasi dan ventilator mekanis. Walaupun peralatan tersebut
juga tersedia pada unit perawatan biasa, klien pada ICU dimonitor dan
dipertahankan dengan menggunakan peralatan lebih dari satu. Staf keperawatan
dan medis pada ICU memiliki pengetahuan khusus tentang prinsip dan teknik
perawatan kritis. ICU merupakan tempat pelayanan medis yang paling mahal
karena setiap perawat hanya melayani satu atau dua orang klien dalam satu
waktu dan dikarenakan banyaknya terapi dan prosedur yang dibutuhkan
seorang klien dalam ICU ( Potter & Perry, 2009).
Pada permulaannya perawatan di ICU diperuntukkan untuk pasien post
operatif. Akan tetapi setelah ditemukannya berbagai alat perekam (monitor)
dan penggunaan ventilator untuk mengatasi pernafasan maka ICU dilengkap
pula dengan monitor dan ventilator. Disamping itu dengan metoda dialisa
pemisahan racun pada serum termasuk kadar ureum yang tinggi maka ICU
dilengkapi pula dengan hemodialisa.
Pada prinsipnya alat dalam perawatan intensif dapat di bagi atas dua yaitu alat-
alat pemantau dan alat-alat pembantu termasuk alat ventilator, hemodialisa dan
berbagai alat lainnya termasuk defebrilator. Alat-alat monitor meliputi bedside
dan monitor sentral, ECG, monitor tekanan intravaskuler dan intrakranial,
komputer cardiac output, oksimeter nadi, monitor faal paru, analiser
karbondioksida, fungsi serebral/monitor EEG, monitor temperatur, analisa
kimia darah, analisa gas dan elektrolit, radiologi (X-ray viewers, portable X-ray
machine, Image intensifier), alat-alat respirasi (ventilator, humidifiers, terapi
oksigen, alat intubasi (airway control equipment), resusitator otomatik,
fiberoptik bronkoskop, dan mesin anastesi.
Peralatan unit kerja di ICU/ICCU yang begitu beragam dan kompleks serta
ketergantungan pasien yang tinggi terhadap perawat dan dokter karena setiap
perubahan yang terjadi pada pasien harus di analisa secara cermat untuk
mendapat tindakan yang cepat dan tepat membuat adanya keterbatasan ruang
gerak pelayanan dan kunjungan keluarga. Kunjungan keluarga biasanya
dibatasi dalam hal waktu kunjungan (biasanya dua kali sehari), lama kunjungan
(berbeda-beda pada setiap rumah sakit) dan jumlah pengunjung (biasanya dua
orang secara bergantian).
Selain itu ICU juga merupakan tempat yang sering memberikan respon
kekhawatiran dan kecemasan pasien dan keluarga mereka karena kritisasi
kondisi yang belum stabil. Diharapkan bahwa dengan memperhatikan
kebutuhan baik pasien maupun keluarga, rumah sakit dapat menciptakan
lingkungan yang saling percaya dan mendukung dimana keluarga sebagai
bagian integral dari perawatan pasien dan pemulihan pasien secara utuh.
(Kvale, 2011).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pasien di ruang ICU (Intensive Care Unit) adalah pasien dalam keadaan gawat
yang mengancam kehidupan. Untuk itu perawat diruang ICU cenderung cepat dan
cermat serta kegiatannya dilakukan secara terus menerus dalarn 24 jam.
Penderita kardiovaskuler yang semakin memburuk keadaan penyakitnya harus
segera diatasi dan dibawa ke rumah sakit agar segera mendapatkan pengobatan dan
perawatan jika penderita kardiovaskuler dalam keadaan kritis dan membutuhkan
perawatan dan pengawasan intensif maka harus segera mendapatkan perawatan di
ruang Intensive Care Unit Atau Intensif Coronary Care Unit(ICU/ICCU).
Salah satu masalah psikologis yang sering muncul pada pasien gangguan
kardiovaskuler adalah kecemasan terlebih lagi jika harus menjalani perawatan di
ruang ICCU, ruang ICCU kelihatan sangat menakutkan bagi pasien karena dikelilingi
oleh alat-alat yang terlihat asing seperti monitor yang mengeluarkan bunyi yang
berulang-ulang.

B. SARAN
Semoga diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Serta dapat
mengaktualisasikannya pada lingkungan sekitar baik dalam lingkungan keluarga
maupun masyarakat dan juga dengan adanya makalah ini pembaca dapat menerapkan
serta dapat mengaplikasikan apa yang telah dipaparkan oleh penulis
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.undip.ac.id/44183/3/BAB_2.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/49671/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/22047/BAB%20II.pdf?
sequence=3&isAllowed=y

http://digilib.unila.ac.id/20698/132/BAB%20II.pdf

http://repository.unimus.ac.id/1996/4/BAB%20II%20TINJAUAN%20TEORI.pdf

Anda mungkin juga menyukai