Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah
ini tepat waktu.
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia
yang berjudul “perkembangan EYD-PUEBI”. Kami berharap makalah ini dapat
menjadi referensi bagi pembaca dan penulis.
Kami menyadari bahwa pembuatan dan penyusunan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan, maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 9
B. Saran ........................................................................................................................ 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah perkembangan EYD dan PUEBI.
2. Bagaimanakah ciri-ciri EYD dan PUEBI.
3. Mengapa EYD diubah menjadi PUEBI.
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui perkembangan EYD dan PUEBI.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri EYD dan PUEBI.
3. Untuk mengetahui alasan diubahnya EYD menjadi PUEBI.
D. Manfaat Penelitian
1. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca.
2. Sebaga bahan referensi untuk peneliti selanjutnya yang ingin meneliti
tentang perkembangan EYD dan PUEBI.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan EYD dan PUEBI
1. Perkembangan EYD
2
3
2. Perkembangan PUEBI
Penyempurnaan terhadap ejaan bahasa Indonesia dilakukan oleh
lembaga resmi milik pemerintah yaitu Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Usaha
tersebut menghasilkan Peraturan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia.Pada tahun 2016 berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Anis Baswedan, aturan ejaan yang
bernama PUEYD diganti dengan nama Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia, 2016). Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia selanjutnya dikenal dengan singkatan
PUEBI.
1. Ciri-Ciri EYD
EYD memiliki ciri-ciri khusus setiap perubahan yaitu pada tahun
1972, tahun 1987, dan tahun 2009.
Tahun 1972
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Huruf diftong oi hanya ditemukan di belakang kata, misalnya oi pada
kata amboi.
b. Huruf diftong oi hanya ditemukan di belakang kata, misalnya oi pada
kata amboi.
c. Masih menggunakan dua istilah yaitu huruf besar dan huruf kapital.
d. Penulisan huruf hanya mengatur dua macam huruf yaitu huruf besar
atau huruf kapital dan huruf miring.
e. Penulisan angka untuk menyatakan nilai uang menggunakan spasi
antara lambang dengan angka, misalnya Rp 500,00
f. Tanda petik dibedakan istilah dan penggunaannya menjadi dua, yaitu
tanda petik ganda dan tanda petik tunggal.
g. Terdapat tanda ulang berupa angka 2 biasa (bukan kecil di kanan atas
[2] atau juga bukan di kanan bawah [2]) yang dapat dipakai dalam
tulisan cepat dan notula untuk menyatakan pengulangan kata dasar,
misalnya dua2, mata2, dan hati2.
4
Tahun 1987
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Penggunana huruf kapital dalam ungkapan yang berhubungan dengan
nama Tuhan terdapat catatan tambahan yaitu: (1) bila terdiri dari kata
dasar maka tulisan disambung, misalnya Tuhan Yang Mahakuasa; (2)
bila terdiri dari kata berimbuhan maka penulisan dipisah, misalnya
Tuhan Yang Maha Pengasih.
b. Huruf kapital sebagai huruf pertama nama orang diberi keterangan
tambahan, yaitu: jika nama jenis atau satuan ukuran ditulis dengan
huruf kecil, misalnya mesin diesel, 10 volt, dan 5 ampere.
c. Huruf kapital yang digunakan sebagai nama khas geografi diberi
catatan tambahan, yaitu: (1) istilah geografi bukan nama diri ditulis
dengan huruf kecil, misalnya berlayar ke teluk; (2) nama geografi
sebagai nama jenis ditulis dengan huruf kecil, misalnya, gula jawa.
d. Huruf kapital yang digunakan sebagai nama resmi badan dan dokumen
resmi terdapat catatan tambahan, yaitu jika tidak diikuti nama maka
ditulis dengan huruf kecil, misalnya sebuah republik dan menurut
undang-undang yang berbeda dengan Republik Indonesia dan Undang-
Undang Dasar 1945.
e. Penulisan angka untuk menyatakan nilai uang menggunakan spasi
antara lambang dengan angka terdapat catatan tambahan, yaitu: (1)
untuk desimal pada nilai mata uang dolar dinyatakan dengan titik,
misalnya $3.50; (2) angka yang menyatakan jumlah ribuan dibubuhkan
tanda titik, misalnya Buku ini berusia 1.999 tahun.
Tahun 2009
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Huruf diftong oi ditemukan pada posisi tengah dan posisi akhir dalam
sebuah kata, misalnya boikot dan amboi
b. Bentuk kh, ng, ny, dan sy dikelompokkan menjadi gabungan huruf
konsonan
c. Penulisan huruf masih tetap mengatur dua macam huruf, yaitu huruf
besar atau huruf kapital dan huruf miring.
d. Tanda garis miring terdapat penggunan tambahan, yaitu tanda garis
miring ganda untuk membatasi penggalan-penggalan dalam kalimat
untuk memudahkan pembacaan naskah.
5
2. Ciri-Ciri PUEBI
Terdapat banyak perubahan dari PUEYD ke PUEBI. Berikut ciri-ciri
dari Pedoman Umum EYD (lampiran Permendiknas RI No. 46 Tahun
2009) ke PUEBI (lampiran Permendikbud RI No. 50 Tahun 2015).
3. Pada EYD, hanya terdapat tiga diftong (ai, au, dan oi), sedangkan pada
PUEBI terdapat empat diftong (ai, au, ei, dan oi). Berarti, ada
penambahan diftong “ei”, misalnya pada kata “survei”.
Perbedaan lebih ciri antara PUEYD dengan PUEBI telah diteliti oleh
Mahmudah. Menurut Mahmudah (2016: 145-147) terdapat tujuh
perbedaan secara substantif, yaitu: (a) pemakian huruf, (b) kata depan, (c)
partikel, (d) singkatan dan akronim, (e) angka dan bilangan, (f) kata ganti
ku-, kau-, ku, -mu, dan –nya; (g) kata si dan sang
8
1. Karena adanya kemajuan dalam berbagai bidang ilmu. Semakin kesini ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni semakin maju. Hal itu membuat
penggunaan Bahasa Indonesia semakin meluas, baik secara tulisan maupun
lisan. Sehingga dirasa penting perlu adanya perubahan pada ejaan Bahasa
Indonesia.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan EYD edisi pertama mulai dari tahun 1972 meskipun
perkembangan Bahasa Indonesia sebenarnya dimulai sejak tahun 1901 dan
terus berkembang hingga diterbitkannya PUEBI pada tahun 2015 yang masih
digunakan sampai saat ini. Berdasarkan kedua ejaan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa banyak sekali perubahan yang terjadi dari EYD ke PUEBI.
Perubahan tersebut dapat berupa penambahan, penghilangan, maupun
pengubahan. Banyaknya perubahan tersebut memperlihatkan bahwa Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia masih terus berusaha
membenahi aturan Ejaan Bahasa Indonesia karena ejaan merupakan satu aspek
yang penting dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan
akan terus berkembang seiring berjalannya waktu.
B. Saran
Pengejaan kata sangat penting untuk dipelajari tetapi, masih banyak orang
yang belum mengetahui tentang pedoman yang digunakan saat ini. Maka dari
itu, kami memberikan saran:
9
DAFTAR PUSTAKA
Vicky. (2020, Februari 16). Ejaan Bahasa Indonesia. Dipetik Desember 24,
2020, dari http://rumahkkpk.com/ejaan-bahasa-indonesia-bukan-lagi-eyd-tapi-
puebi
Karyati, Z. (2016). Antara EYD dan PUEBI. Suatu Analisis Komparatif , 175-
185.
10