FAKULTAS FARMASI
TUGAS 2
OLEH:
STAMBUK 15020190021
KELAS :C1
FAKULTAS FARMASI
MAKASSAR
2021
Validasi Penetapan Kadar Isolat Andrografolid dari Tanaman Sambiloto (Andrographis
paniculata Nees) Menggunakan HPLC
Yandi Syukri, Agung Endro Nugroho, Ronny Martien , & Endang Lukitaningsih
‘Program Studi Farmasi Universitas Islam Indonesia 2 Bagian Farmakologi dan Farmasi Klinik,
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada 3 Bagian Farmasetika, Fakultas Farmasi Universitas
Gadjah Mada 4 Bagian Kimia Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada 5 Mahasiswa
S3 Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada’
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan analisis kuantitatif untuk penentuan kadar isolat
andrographolide dari tanaman sambiloto (Andrographis paniculata) dan pelarut yang berbeda
untuk studi awal untuk pembuatan Self Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS)
menggunakan KCKT. Pemisahan menggunakan kolom Sunfire C18 dengan campuran isokratik
metanol dan air dengan perbandingan 6: 4, v/v sebagai fase gerak. Metode untuk menentukan
isolat andrographolide menunjukkan presisi yang memadai, dengan RSD lebih kecil dari 1%.
Akurasi dianalisis dengan menambahkan andrografolid standar, dan didapatkan nilai perolehan
kembali yang baik untuk semua konsentrasi yang digunakan.
PENDAHULUAN
Metode Penelitian
Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah isolat andrografolid,
andrografolid standar (Sigma-Aldrich, kemurnian 98 %), pelarut untuk fase gerak seperti metanol
dan air serta bahan untuk pembuatan SNEDDS seperti Myritol 318 (Phapros Tbk), Capryol 90
(PT. Menjangan Sakti), Labrasol (PT. Menjangan Sakti), Labrafil M1944 (PT. Menjangan Sakti),
Chremophore RH 40 (PT. Bahtera Adi Jaya), asam oleat (PT. Brataco), isopropil miristat (PT.
Brataco), tween 80 (PT. Brataco), tween 20 (PT. Brataco), PEG 400 (PT. Brataco), dan propilen
glikol (PT. Brataco).
Cara Kerja
Data diperoleh dengan perangkat lunak Empower 3.0. Pemisahan dilakukan dengan
menggunakan kolom C18 sunfire (150 mm x 4,6 mm, ukuran partikel 5 µm)
menggunakan campuran isokratik metanol dan air dengan perbandingan 6 : 4 v/v
sebagai fase gerak. Volume injeksi 20 µL, kecepatan alir fase gerak 0,8 mL/menit dan
detektor diatur pada panjang gelombang 229 nm
Parameter validasi
Metode validasi sesuai dengan pedoman ICH yang meliputi linearitas, presisi, akurasi,
selektifitas, batas deteksi dan batas kuantitasi. Analisis regresi linear digunakan untu
menghitung slope, intersep, dan koefisien regresi (r2 ) untuk plot kalibrasi. Evaluasi ini
berdasarkan area puncak. Penentuan presisi dilakukan dengan 3 konsentrasi berbeda dari
larutan isolat andrografolid yang diinjeksikan sebanyak 3 replikasi pada 3 waktu yang
berbeda pada hari yang sama dan pengulangan yang sama pada 3 hari yang berbeda untuk
memperoleh variasi intra-day dan inter-day. Akurasi ditentukan dari uji perolehan
kembali (recovery) dengan menambahkan sejumlah yang telah diketahui pada konsentrasi
80, 100 dan 120 % pada plasebo dengan analisis kuantitatif replikasi dengan metode yang
diusulkan. Batas deteksi dan batas kuantitasi dihitung berdasarkan respon terhadap signal
to noise dengan rasio 3 : 1 dan 10 : 1 yang secara eksperimental diverifikasi dengan
mengencerkan konsentrasi larutan standar sampai respon ratarata dengan 6 kali replikasi
Dari kromatogram tersebut terlihat bahwa andrografolid standar memiliki AUC 501613
dengan waktu retensi 5,340 menit, sedangkan isolat andrografolid memiliki AUC 430024 dan
waktu retensi 4,360 menit. Sedangkan parameter kesesuaian sistem dapat dilihat pada tabel 1.
Dari tabel diperoleh bahwa nilai RSD untuk AUC 0,267 dan 0,098 untuk waktu retensi. Nilai
yang diperoleh kurang dari 2 sehingga membuktikan bahwa reprodusibilitas dari parameter ini
sangat baik. Puncak asimetri yang baik dari andrografolid dinyatakan dengan nilai RSD 1,232 ±
0,023 dari faktor tailing. Resolusi yang diperoleh 4,890 ± 0.157 dengan nilai yang lebih dari 2
serta faktor retensi (kapasiltas) 2,414 ± 0,004 (lebih dari 2) menunjukkan kesesuaian sistem yang
baik.
PROSEDUR KERJA
High Performance Liquid Chromatography ( HPLC )
Prosedur kerja :
FAKULTAS FARMASI
TUGAS 3
OLEH:
STAMBUK 15020190021
KELAS : C1
FAKULTAS FARMASI
MAKASSAR
2021
Penetapan Kadar Flavonoid Total Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa Oleifera Lam)
Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis Densitometri
Annisa Fatmawati 1 ,Nurwani Purnama Aji2
1)Program Studi Sarjana Farmasi, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Alma Ata
2)Akademi Farmasi Al-Fatah Bengkulu
Email : annisafatma20@gmail.com
Daun kelor (Moringa oleifera Lam) mengandung senyawa flavonoid yang dapat digunakan
untuk antikanker, antidiabetes dan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
kandungan flavonoid total pada daun kelor dengan standar kuersetin. Penentuan
kandungan kuersetin dilakukan dengan metode kromatografi lapis tipis densitometrik
(TLC-Densitometri). Kuersetin standar dibuat dengan konsentrasi 1mg / ml dan sampel
ekstrak 250mg / ml dalam metanol, dilakukan scan panjang gelombang dan pembacaan
serapan luas area untuk penetapan kadar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen
ekstrak etanol daun kelor (EEDK) 13,65%, dan kadar flavonoid total 0,45 gram / 100 gram
ekstrak dengan persentase 0,45%. Fase gerak yang digunakan toluena: etil asetat: asam
format, 5: 4: 0,2 (v / v / v) memberikan hasil elusi yang baik. Daun kelor dapat digunakan
untuk pengobatan bahan alami dengan kandungan flavonoid.
Pendahuluan
Daun kelor (Moringa oleifera Lam) mengandung senyawa flavonoid yang dapat memiliki
efek antikanker dan antioksidan (1). Kuersetin merupakan flavonoid yang terdapat dalam
daun kelor, yang secara invivo memiliki aktivitas antidiabetes bersama senyawa asam
klorogenik dan moringinine (2). Flavonoid adalah metabolit sekunder yang disintesis oleh
tanaman dengan berbagai aktivitas biologis. Sifat fisik dan biokimia flavonoid, mampu
berpartisipasi dalam interaksi tanaman dengan organisme lain (mikroorganisme, hewan,
dan tanaman lain) dan reaksi terhadap tekanan lingkungan (3). Penelitian ini bertujuan
untuk menentukan kandungan flavonoid total pada daun kelor dengan standar kuersetin.
Penentuan kandungan kuersetin dilakukan dengan metode kromatografi lapis tipis
densitometrik (TLC-Densitometri)
MATERIAL DAN METODE
Bahan uji yang digunakan adalah daun kelor (Moringa oleifera) yang diperoleh
dari Kranggan, Tasikmadu, Karanganyar, Jawa Tengah. Alkohol 70% digunakan untuk
pelarut ekstraksi daun kelor. Silica gel GF-245 sebagai fase diam, fase gerak (toluena:
etil asetat: asam format) dan pelarut ekstrak methanol pro-analisis (p.a) untuk uji
kromatografi lapis tipis (KLT) densitometri. Peralatan yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu alat-alat gelas (pyrex), rotary evaporator, magnetic stirer dan
Densitometer (TLC Scanner Camag)
PROSEDUR KERJA
Penetapan kadar kuersetin pada EEDK berdasarkan penelitian Gupta et al., (9)
dengan modifikasi konsentrasi standar dan sampel sesuai orientasi penelitian di
Laboratorium Kimia Analisis UAD. Timbang sampel EEDK sejumlah 250 mg, kemudian
dilarutkan dalam metanol pro-analisis (pa) dalam labu takar 10 ml. Standar kuersetin
sebanyak 25,0 mg dilarutkan dalam 25 ml pelarut metanol pro-analisis. Larutan dipipet
0,5; 1,0; 1,5; 2,0 dan 2,5 ml dilarutkan dalam metanol p.a dengan labu takar 10 ml (8).
Fase diam menggunakan pelat Silica Gel F254 10 x 10 cm dipanaskan dalam oven suhu
100oC selama 10 menit. Sampel dan standar ditotolkan (0,5 mikro liter) pada pelat, pada
jarak 10 mm (10). Jarak elusi yang digunakan 80 mm dilakukan pada suhu kamar (28 ±
2°C), dengan fase gerak toluena: etil asetat: asam format, 5: 4: 0,2 (v / v / v), dalam
chamber Camag kaca yang sebelumnya telah dijenuhkan dengan fase gerak selama 20
menit. Fase diam (plate) KLT yang telah dikeringkan di dalam lemari asam, selanjutnya
di masukkan ke dalam alat Densitometer (Camag TLC Scanner) yang terinstalasi dengan
software komputer bernama Win Cats, menggunakan lampu deuterium (9). Pembacaan
plat KLT dengan densitometer dilakukan dengan scanning panjang gelombang maksimal
dan pembacaan luas area dibawah kurva atau area under curve (AUC). Data seri kadar
dan AUC dilakukan analisis SPSS dengan metode regresi. Hasil analisis regresi
selanjutnya dilihat pada data R hitung dan dibandingkan dengan R tabel. Kadar flavonoid
total dihitung dengan regresi linier antara AUC dengan kadar kurva baku standar
kuersetin dan dinyatakan dalam % kadar.
Pembacaan serapan AUC pada plate KLT dilakukan dengan panjang gelombang
maksimum 377 nm dari scaning hasil penelitian. Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai
Rf, dengan rumus Rf = Jarak Hasil Elusi (cm)/ Total Jarak elusi (cm) (8). Nilai Rf sampel
EEDK (0,44) sama dengan Rf standar (0,44), sehingga dapat dikatakan bahwa bercak
hasil elusi sampel EEDK mengandung senyawa kuersetin yang dapat di scan untuk
penetapan kadar. Hasil serapan luas area dibawah kurva (AUC) tersaji pada Tabel I.
Hasil perhitungan regresi linear antara seri kadar dengan luas area plate EEDK
(Gambar 2) didapatkan persamaan regresi linier Y = 44,7x + 1673,3 dengan nilai
Rhitung= 0,9960. Nilai Rhitung > Rtabel = 0,8783 (derajat bebas 3; p < 0,05), sehingga
persamaan regresi linear dapat digunakan untuk menghitung kadar kuersetin. Berdasarkan
hasil penetapan kadar kuersetin dengan KLT Densitometri didapatkan kadar kuersetin =
0,0045mg/ mg EEDK, kemudian dikonversi menjadi kadar kuersetin 0,45 gram/ 100
gram EEDK = 0,45% (b/b). Daun kelor (Moringa oleifera Lam) mengandung senyawa
flavonoid yang dapat memiliki efek antikanker dan antioksidan (11). Kuersetin
merupakan flavonoid yang terdapat dalam daun kelor, yang secara invivo memiliki
aktivitas antidiabetes bersama senyawa asam klorogenik dan moringinine (2). Flavonoid
adalah metabolit sekunder yang disintesis oleh tanaman dengan berbagai aktivitas
biologis. Sifat fisik dan biokimia flavonoid, mampu berpartisipasi dalam interaksi
tanaman dengan organisme lain (mikroorganisme, hewan, dan tanaman lain) dan reaksi
terhadap tekanan lingkungan (4).
DAFTAR PUSTAKA
Syukri ,Yandi.,dkk. 2015. Validasi Penetapan Kadar Isolat Andrografolid dari Tanaman
Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) Menggunakan HPLC. Program Studi
Farmasi Universitas Islam Indonesia
Fatmawati,Annisa & Nurwani Purnama Aji. 2017. Penetapan Kadar Flavonoid Total Ekstrak
Etanol Daun Kelor (Moringa Oleifera Lam) Dengan Metode Kromatografi Lapis
Tipis Densitometri. Program Studi Sarjana Farmasi, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan,
Universitas Alma Ata. Akademi Farmasi Al-Fatah Bengkulu
Jurnal Sains Farmasi & Klin is, 2 (1), 8-14
J u r n a l S a in s F a r m a s i & K l i n i s
(p- ISSN: 2407-7062 | e-ISSN: 2442-5435)
Yandi Syukri1,5*, Agung Endro Nugroho2, Ronny Martien3, & Endang Lukitaningsih4
1
Program Studi Farmasi Universitas Islam Indonesia
2
Bagian Farmakologi dan Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada
3
Bagian Farmasetika, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada
4
Bagian Kimia Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada
5
Mahasiswa S3 Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada
Keywords: ABSTRACT: The aim of study was to develop quantitative analysis of isolated andrographolide
andrographolide, from Andrographis paniculata and different solvent for prelimenary studies to preperation Self Nano
validation, HPLC, Emulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) using HPLC. The separation was acquired on Sunfire
SNEDDS. C18 column with an isocratic mixture of methanol and water at a ratio of 6:4, v/v as a mobile phase. The
method to determine the content of isolated andrographolide showed an adequate precision, with a RSD
smaller than 1%. The accuracy was analyzed by adding the standard andrographolide, and good recovery
values were obtained for all concentrations used. The HPLC method developed in this study showed
specificity and selectivity with linearity in the working range and good precision and accuracy, making it
very suitable for the quantification of isolated andrographolide. Compared to the standard, the purity of
the isolated andrographolide was 95.74 ± 0.29 %. Prelimenary study to determined the highest solubility
of isolated andrographolide in oil, surfactant and co-surfactant phases for preperation of SNEDDS
were obtained 1.226 ± 0.009 of Capryol-90, 2.965 ± 0.014 of tween 20, and 6.074 ± 0.101 mg mL-1
of PEG 400, respectively. Conclusion, this method suitable used to determination solublity of isolated
andrographolide for preperation SNEDDS.
Kata kunci: ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan analisis kuantitatif untuk penentuan
andrografolid; kadar isolat andrographolide dari tanaman sambiloto (Andrographis paniculata) dan pelarut yang
KCKT; validasi; berbeda untuk studi awal untuk pembuatan Self Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS)
SNEDDS. menggunakan KCKT. Pemisahan menggunakan kolom Sunfire C18 dengan campuran isokratik
metanol dan air dengan perbandingan 6: 4, v/v sebagai fase gerak. Metode untuk menentukan
isolat andrographolide menunjukkan presisi yang memadai, dengan RSD lebih kecil dari 1%.
Akurasi dianalisis dengan menambahkan andrografolid standar, dan didapatkan nilai perolehan
kembali yang baik untuk semua konsentrasi yang digunakan. Metode HPLC yang dikembangkan
dalam penelitian ini menunjukkan spesifisitas dan selektivitas dengan linearitas dalam rentang
kerja dan presisi dan akurasi yang baik, sehingga sangat cocok untuk menentukan kandungan
isolat andrografolida. Dibandingkan dengan standar, kemurnian isolat andrografolida adalah
95,74 ± 0,29%. Penelitian awal untuk menentukan kelarutan tertinggi isolat andrographolid
adalah dalam fasa minyak Capryol-90 1,226 ± 0,009 mg mL-1, surfaktan tween 80 2,965 ± 0,014
mg mL-1 dan co-surfaktan PEG 400 6,074 ± 0,101 mg mL-1. Dapat disimpulkan, metode ini cocok
digunakan untuk penentuan kelarutan dari isolat andrographolide untuk pembuatan SNEDDS.
*Corresponding Author: Yandi Syukri (Prodi Farmasi Universitas Islam Article History:
Indonesia, Yogyakarta) Received: 3 Oct 2015 Accepted: 30 Oct 2015
email: yandi.sy@gmail.com Published: 1 Nov 2015 Available online: 30 Dec 2015
8
Validasi Untuk Penetapan Kadar Isolat Andrografolid dari Tanaman ... | Syukri, dkk.
Data diperoleh dengan perangkat lunak Empower analisis kuantitatif replikasi dengan metode yang
3.0. Pemisahan dilakukan dengan menggunakan diusulkan. Batas deteksi dan batas kuantitasi
kolom C18 sunfire (150 mm x 4,6 mm, ukuran dihitung berdasarkan respon terhadap signal to
partikel 5 µm) menggunakan campuran isokratik noise dengan rasio 3 : 1 dan 10 : 1 yang secara
metanol dan air dengan perbandingan 6 : 4 v/v eksperimental diverifikasi dengan mengencerkan
sebagai fase gerak. Volume injeksi 20 µL, kecepatan konsentrasi larutan standar sampai respon rata-
alir fase gerak 0,8 mL/menit dan detektor diatur rata dengan 6 kali replikasi [11,12,13].
pada panjang gelombang 229 nm [2].
HASIL DAN DISKUSI
Pembuatan larutan standar
Larutan stok standar dengan konsentrasi Penentuan kandungan andrografolid pada
200 µg/mL dibuat menggunakan andrografolid isolat andrografolid
standar dengan pelarut metanol kualitas KCKT.
Dengan menggunakan larutan stok, suatu seri Kesesuaian sistem
larutan standar kerja dibuat untuk penentuan Hasil analisis yang diperoleh dari metode yang
kurva baku pada jarak konsentrasi tertentu. dikembangkan hanya valid jika kriteria kesesuaian
sistem terpenuhi. Uji kesesuaian sistem dilakukan
Kesesuaian sistem dengan menginjeksikan larutan standar yang
Uji kesesuaian sistem dilakukan untuk mengandung andrografolid 10 µg/mL sebanyak
menjamin pengkuran menggunakan kromatografi 6 kali sehingga diperoleh kromatogram pada
sesuai dengan analisis yang diharapkan. Parameter gambar 1.
kromatografi meliputi area puncak, waktu retensi, Dari kromatogram tersebut terlihat bahwa
plat teoritis dan faktor tailing diukur dan ditetapkan andrografolid standar memiliki AUC 501613
standar deviasinya (RSD) masing-masing [9,10]. dengan waktu retensi 5,340 menit, sedangkan
isolat andrografolid memiliki AUC 430024 dan
Parameter validasi waktu retensi 4,360 menit. Sedangkan parameter
Metode validasi sesuai dengan pedoman ICH kesesuaian sistem dapat dilihat pada tabel 1.
yang meliputi linearitas, presisi, akurasi, selektifitas,
batas deteksi dan batas kuantitasi. Analisis regresi Tabel 1. Parameter kesesuaian sistem (n = 6)
linear digunakan untu menghitung slope, intersep, No Parameter Data yang RSD Persyara-
diperoleh (%) tan
dan koefisien regresi (r2) untuk plot kalibrasi. 1 AUC 501675,500 ± 0,267 RSD < 1
Evaluasi ini berdasarkan area puncak. Penentuan 1337,985
2 Waktu retensi 4,337 ± 0,004 0,098 RSD < 1
presisi dilakukan dengan 3 konsentrasi berbeda
3 Faktor tailing 1,232 ± 0,023 T≤2
dari larutan isolat andrografolid yang diinjeksikan 4 Resolusi 4,890 ± 0,157 Rs > 2
sebanyak 3 replikasi pada 3 waktu yang berbeda 5 Faktor retensi 2,414 ± 0,004 k≥2
(kapasitas)
pada hari yang sama dan pengulangan yang sama
pada 3 hari yang berbeda untuk memperoleh Dari tabel diperoleh bahwa nilai RSD untuk
variasi intra-day dan inter-day. Akurasi ditentukan AUC 0,267 dan 0,098 untuk waktu retensi.
dari uji perolehan kembali (recovery) dengan Nilai yang diperoleh kurang dari 2 sehingga
menambahkan sejumlah yang telah diketahui pada membuktikan bahwa reprodusibilitas dari
konsentrasi 80, 100 dan 120 % pada plasebo dengan parameter ini sangat baik. Puncak asimetri yang
Gambar 1. Kromatogram andrografolid standar (A) dan isolat andrografolid (B) pada panjang gelombang 229 nm
0,101 mg/ml.
11. Bhope, S., Kuber, V., Nagore, D., Gaikwad, P., & Patil, M.
(2012). Development and validation of RP-HPLC method for
simultaneous analysis of andrographolide, phyllanthin, and
hypophyllanthin from herbal hepatoprotective formulation. Acta
Chromatographica, 25(1), 159-169.
12. Ravikanth, K., Kanaujia, A., Singh, P., & Thakur, D. (2013).
Validated RP’HPLC method for the quantification of
andrographolide in Toxiroak premix, a polyherbal mycotoxin
inhibitor. International Journal of Pharmaceutical Sciences and
Research, 4(7), 2623-2628.
13. Rukoyah, U., & Fidrianny, I. (2015). Method development for
simultaneous analysis of marker scopoletine, andrographolide,
quercetin, and luteolin in antihypertension jamu formulation using
RP-HPLC. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical
Sciences, 7(3), 332-336.
1 2
Annisa Fatmawati ,Nurwani Purnama Aji
1)
Program Studi Sarjana Farmasi, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Alma Ata
2)
Akademi Farmasi Al-Fatah Bengkulu
Email : annisafatma20@gmail.com
Abstrak
Abstract
Moringa leaf (Moringa oleifera Lam) contains flavonoid compounds that can
be used for anticancer, antidiabetes and antioxidants. This study aims to determine
the total flavonoid content in moringa leaves with standard quercetin. Determination
of quercetin content was done by thin layer chromatography densitometric (TLC-
Densitometry) method. The standard quercetin was prepared with a concentration of
1mg/ml and the extract sample 250mg/ml in methanol, wavelength scans and uptake
readings for area determination were carried out. The results showed that the
rendemen of 13.65% moringa leaf ethanol extract, and total flavonoid content 0,45
gram/100 gram extract with percentage 0,45%. The mobile phase used toluene: ethyl
acetate: formic acid, 5: 4: 0.2 (v / v / v) gives good elution results. Moringa leaves can
be used for the treatment of natural ingredients with flavonoid content.
Keywords : Moringa oleifera, quercetin, TLC-Densitometry
PENDAHULUAN
Bahan uji yang digunakan adalah daun kelor (Moringa oleifera) yang diperoleh
dari Kranggan, Tasikmadu, Karanganyar, Jawa Tengah. Alkohol 70% digunakan
untuk pelarut ekstraksi daun kelor. Silica gel GF-245 sebagai fase diam, fase gerak
(toluena: etil asetat: asam format) dan pelarut ekstrak methanol pro-analisis (p.a)
untuk uji kromatografi lapis tipis (KLT) densitometri. Peralatan yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu alat-alat gelas (pyrex), rotary evaporator, magnetic stirer
dan Densitometer (TLC Scanner Camag).
Penetapan kadar kuersetin pada EEDK berdasarkan penelitian Gupta et al., (9)
dengan modifikasi konsentrasi standar dan sampel sesuai orientasi penelitian di
Laboratorium Kimia Analisis UAD. Timbang sampel EEDK sejumlah 250 mg,
kemudian dilarutkan dalam metanol pro-analisis (pa) dalam labu takar 10 ml. Standar
kuersetin sebanyak 25,0 mg dilarutkan dalam 25 ml pelarut metanol pro-analisis.
Larutan dipipet 0,5; 1,0; 1,5; 2,0 dan 2,5 ml dilarutkan dalam metanol p.a dengan
labu takar 10 ml (8).
1b - 2b - 3b - 4b - 17b - 18b - 19b - 20b - 21b - 22b - 23b - 24b - 25b - 26b - 27a - 28b
- 29b - 30b - 21a - 32a - 33a - 34a - 35a - 36d - 37b - 38b - 39b - 41b - 42b - 44b - 45b
- 46a - 47a Moringaceae - Moringa - 1 Moringa oleifera Lamk
Ekstrak etanol daun kelor dibuat dengan metode maserasi yaitu dengan cara
menimbang serbuk simplisia kering daun kelor sebanyak 1,316 kg dan direndam
menggunakan etanol 70% sebanyak 6,58 Liter (perbandingan 1 : 5). Etanol 70%
dipilih untuk maserasi karena merupakan pelarut dengan daya ekstraktif terbesar
untuk semua bahan alam berbobot molekul rendah, seperti alkaloida, saponin dan
flavonoid[10].
Gambar 1. Plate KLT Hasil Elusi Sampel EEDK dan Standar Kuersetin
Penetapan Panjang Gelombang kuersetin dengan Densitometer
14000
y = 44.70x + 1673.3
12000 R2 = 0.9918
10000
Luas Area (AUC)
8000
6000 AUC
Linear (AUC)
4000
2000
0
0 50 100 150 200 250 300
Seri Kadar (ppm)
Gambar 2. Kurva linier antara Luas Area (AUC) dengan Seri Kadar (ppm) Kuersetin
Tabel I. Hasil KLT Densitometri Penetapan Kadar Kuersetin EEDK
Seri Kadar
Keterangan Luas Area Hasil Elusi Jarak Elusi
Rf
( ppm ) (AUC) (cm) (cm)
Hasil perhitungan regresi linear antara seri kadar dengan luas area plate EEDK
(Gambar 2) didapatkan persamaan regresi linier Y = 44,7x + 1673,3 dengan nilai
Rhitung= 0,9960. Nilai Rhitung > Rtabel = 0,8783 (derajat bebas 3; p < 0,05),
sehingga persamaan regresi linear dapat digunakan untuk menghitung kadar
kuersetin. Berdasarkan hasil penetapan kadar kuersetin dengan KLT Densitometri
didapatkan kadar kuersetin = 0,0045mg/ mg EEDK, kemudian dikonversi menjadi
kadar kuersetin 0,45 gram/ 100 gram EEDK = 0,45% (b/b).
Daun kelor (Moringa oleifera Lam) mengandung senyawa flavonoid yang dapat
memiliki efek antikanker dan antioksidan (11). Kuersetin merupakan flavonoid yang
terdapat dalam daun kelor, yang secara invivo memiliki aktivitas antidiabetes
bersama senyawa asam klorogenik dan moringinine (2). Flavonoid adalah metabolit
sekunder yang disintesis oleh tanaman dengan berbagai aktivitas biologis. Sifat fisik
dan biokimia flavonoid, mampu berpartisipasi dalam interaksi tanaman dengan
organisme lain (mikroorganisme, hewan, dan tanaman lain) dan reaksi terhadap
tekanan lingkungan (4).
DAFTAR PUSTAKA
[1] Gopalakrishnan, L., Doriya, K., & Kumar, D. S. Moringa oleifera: A review on
nutritive importance and its medicinal application. Food Science and Human
Wellness,(2016); 5(2), 49-56.
[2] Ali, Fahmy T., Nahla S. Hassan dan Rehab R. Abdrabou. Potential activity of
Moringa Oleifera leaf extract and some active ingredients against diabetes in rats.
International Journal of Scientific & Engineering Research, May-2015; Volume
6, Issue 5
[5] Srijanto, Bambang, Olivia Bunga P., Lely Khojayanti, Eriawan Rismana, dan
Sriningsih, Pemurnian Ekstrak Etanol Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.)
Dengan Teknik Ekstraksi Cair-Cair. Prosiding InSINas, Jakarta; 2012
[7] Departemen Kesehatan RI. Buku Panduan Teknologi Ekstrak, Direktorat Jendral
Pengawasan Obat dan Makanan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta. 2000; Hlm. 3,6,11-15,17,39.
[9] Gupta, Arti, Navin R Sheth, Sonia Pandey and Jitendra Singh Yadav.
Determination of Quercetin a Biomarker in Hepatoprotective Polyherbal
Formulation through High Performance Thin Layer Chromatography. J
Chromatogr Sep Tech 2015, 6:6
[10] Bhandari, Pamita, Neeraj Kumar, Ajai P. Gupta, Bikram Singh dan Vijay K. Kaul.
A rapid RP-HPTLC densitometry method for simultaneous determination of
major flavonoids in important medicinal plants. J. Sep. Sci. 2007, 30, 2092–
2096.
[11] Agoes, Goeswin. Teknologi Bahan Alam. 2009; Serial Farmasi Industri-2 ed.
Revisi