Pedoman Praktikum Analisa Besar Butir
Pedoman Praktikum Analisa Besar Butir
Oleh:
Prof. Dr. Ir. Edy Sunardi, M.Sc.
DAFTAR ISI……………………………………………………………. i
DAFTAR TABEL………………………………………………………. iii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………… iv
BAB I PENDAHULUAN………………………………………….. 1
BAB II TEKNIS ANALISA BESAR BUTIR…..…………………... 2
2.1. Tinjauan Umum………………………………….. 2
2.2. Faktor Sesatan Analisis………………………….. 4
2.3. Teknis Pengambilan Sampel Batuan di Lapangan. 6
2.4. Jumlah Conto Batuan……………………………. 6
2.5. Teknis Penelitian di Laboratrium………………... 7
2.5.1. Penyiapan Conto Batuan………………………… 7
2.5.1.1. Cara Penguraian Fisik…………………………… 7
2.5.1.2. Cara Penguraian Kimia………………………….. 7
2.5.2. Prosedur Analisa Besar Butir……………………. 8
2.5.2.1. Analisa Mekanis…………………………………. 9
2.5.2.2. Analisa Pipet…………………………………….. 10
BAB III TEKNIS PENGOLAHAN DATA………………………….. 14
3.1. Metode Grafis……………………………………. 14
3.1.1. Histogram………………………………………... 14
3.1.2. Kurva Frekuensi…………………………………. 16
3.1.3. Kurva Kumulatif………………………………… 16
3.1.3.1. Kurva Kumulatif Semi-Log……………………... 17
3.1.3.2. Kurva Kumulatif Log-Probabilitas………………. 18
3.2. Metode Statistik………………………………….. 20
3.2.1. Metode Grafis……………………………………. 20
3.2.2. Metode Momen………………………………….. 20
BAB IV EVALUASI DATA HASIL LAPANGAN SERTA
INTERPRETASI LINGKUNGAN PENGENDAPAN…….. 24
i
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………... 70
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
iv
19 Berbagai variasi dari bentuk kurva kumulatif 43–44
20 Berbagai variasi dari bentuk kurva kumulatif 45–46
21 Berbagai variasi dari bentuk kurva kumulatif 47–48
22 Berbagai variasi dari bentuk kurva kumulatif 49–50
23 Berbagai variasi dari bentuk kurva kumulatif 51–52
24 Berbagai variasi dari bentuk kurva kumulatif 53–54
25 Berbagai variasi dari bentuk kurva kumulatif 55–56
26 Berbagai variasi dari bentuk kurva kumulatif 57–58
27 Kombinasi plot antara standar deviasi terhadap skewness
(Friedman, 1979) 59–60
28 Kombinasi plot antara persentil pertama terhadap mean dan
standar deviasi (Friedman, 1979) 61
29 Kombinasi plot antara standar deviasi terhadap mean cube
deviation (Friedman, 1979) 62–63
30 Kombinasi plot antara cubed standar deviation terhadap mean
cube deviation (Friedman, 1979) 64–65
31 Kombinasi plot antara simple sorting measure terhadap simple
skewness measure (Friedman, 1979) 66–67
32 Kombinasi plot antara fraksi yang lebih kecil dari 62 micron
terhadap skewness dan mean cubed deviation (Friedman, 1979) 68–69
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TEKNIS ANALISA BESAR BUTIR
Gambar 1. Metode analisa mekanik terpakai untuk ukuran besar butir pada interval yang
berbeda. (Krumbein and Sloss, 1950)
2
3
Keterangan Gambar:
Pengukuran individu (individual measurement), dipakai untuk partikel-
partikel yang lebih besar dari 4 mm (ukuran pebble hingga boulder).
Metode pengayakan (sieving) digunakan untuk partikel-partikel yang lebih
kecil dari 4 mm hingga 0.05 mm (pasir hingga pebble).
Metode kecepatan penenggelaman (setling velocity), digunakan untuk
partikel-partikel berukuran lanau hingga lempung.
Metode mikroskopis sangat efektif untuk penyebaran ukuran besar butir pasir
berukuran sedang sampai lempung.
Bahan-bahan kimia:
1. Hidrogen peroksida H2O2 (15%)
2. HCl 2N
Bahan kimia:
1. Na-oxalat pro-analysie
2. Aquadest
B. Analisa pipet
5. Selesai dikocok, masukkan ke dalam 6 buah gelas ukur 1000
ml (Gelas ukur No. I, II, III, IV, V, VI), tambahkan aquadest
hingga volumenya mencapai 1000 ml.
6. Timbang masing-masing gelas kimia (50 ml) sebanyak 60
buah. Berikan etiket/ nomor analisa, sebagai berikut:
12
GELAS KIMIA No: I 101, 102, 103, 104, 105, 106, 107, 108,
109, 110
3.1.1 Histogram
Histogram merupakan gambar grafik yang sederhana dan praktis
dalam pengolahan hasil data analisa besar butir, dimana dari histogram
tersebut dapat dibaca penyebaran besar butir batuan.
14
15
Pada histogram terdapat dua buah sumbu, yaitu sumbu X dan sumbu
Y, dimana sumbu X adalah besaran diameter (phi), sedangkan sumbu Y
menunjukkan frekuensi dari prosentase berat butiran.
Berdasarkan hasil plotting data, dikenal 4 macam histogram, yaitu:
(lihat gambar 3)
Unimodal/ monomodal : mempunyai satu buah harga max
Bimodal : mempunyai dua buah harga max
Trimodal : mempunyai tiga buah harga max
Polymodal : mempunyai lebih dari 3 harga max
b
16
Gambar 3. Bentuk-bentuk histogram; a). Bentuk histogram yang monomade, b). Bentuk
histogram yang bimode, c). Bentuk histogram yang polimode
Gambar 5. Kurva kumulatif dari endapan „loess‟ pada kertas semi-log, memperlihatkan
metode dari pembacaan „median‟ dan „quartile‟ (Krumbein & Sloss, 1956)
18
19
20
Trask:
Median: P50
So (Koefisien Pemilahan): So = Q3 = Kuartil ketiga = P75
Q1 = Kuartil pertama = P25
P10, P50 dan sebagainya: Persentil ke 10, 50, 75, dan sebagainya, didapatkan pada kurva kumulatif yang di plot di kertas semi-log atau
probabilitas normal: Persentil ini merupakan ukuran butir dinyatakan dalam satuan (phi).
Metode Statistik
21
22
Tabel 3. Batasan harga standar deviasi, skewness, dan kurtosis dari Folk dan Ward
23
BAB IV
EVALUASI DATA HASIL ANALISIS
SERTA INTERPRETASI LINGKUNGAN PENGENDAPAN
Dalam melakukan evaluasi data hasil analisa besar butir dan interpretasi
lingkungan pengendapan, dikenal berbagai macam cara metode pendekatan.
Berbagai faktor yang dihubungkan dengan distribusi besar butir diantaranya
bentuk kurva kumulatif, kurva frekuensi, histogram serta perhitungan parameter
statistik, dicoba dibuat sebagai indikator lingkungan pengendapan.
Metode pendekatan tersebut adalah berdasarkan beberapa ahli diantaranya:
Krumbein & Sloss (1965), Moiola dan Weiser (1968), Visher (1969) dan
Friedman (1979).
1. Krumbein & Slosss (1965)
Dalam mengevaluasi hasil analisa besar butir menekankan penafsirannya
terhadap bentuk histogram serta kurva kumulatif. Berbagai macam histogram
dari batuan sedimen dapat dilihat pada gambar 7, 8, 9, 10.
2. Moiola & Weiser (1968)
Penafsirannya berdasarkan perhitungan parameter statistik dari Folk & Ward
(1957), dimana dari hasil penelitian tersebut didapat kesimpulan bahwa
kombinasi dari beberapa parameter statistik sensitif terhadap lingkungan.
Kombinai plot bivariant yang dilakukan adalah:
Mean terhadap skewness
Mean terhadap standar deviasi
Skewness terhadap kurtosis
Skewness terhadap standar deviasi
Dari kombinasi plot tersebut didapatkan diagram yang dapat memisahkan
lingkungan pengendapan. Berbagai contoh diagram hasil dari plotting
(kombinasi plot bivariant) dapat dilihat pada gambar 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,
18.
24
25
3. Visher (1969)
Dalam interpretasinya, Visher (1969) membuat plotting pada kertas
probabilitas normal, hal tersebut dilakukan untuk menguraikan populasi yang
tidak normal menjadi populasi yang normal, ini menunjukkan suatu kenyataan
bahwa suatu lingkungan pengendapan terbentuk oleh lebih dari satu proses
sedimentasi, sehingga terjadi pencampuran dari berbagai populasi yang
menyebabkan penyebaran dari kurva frekuensi menjadi tidak normal.
Berbagai variasi dari bentuk kurva kumulatif yang di plot dalam kertas
probabilitas normal dari berbagai lingkungan pengendapan dapat dilihat pada
gambar 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26.
4. Friedman (1979)
Penelitian Friedman (1979) berdasarkan atas kombinasi dari berbagai plot hasil
perhitungan statistik dengan mempergunakan metode momen terhadap mean.
Dalam penelitian tersebut hanya skewness dan standar deviasi sangat berguna
dalam membedakan mean-mean lingkungan pengendapan. Sebagai contoh
untuk endapan pasir sungai akan memperlihatkan skewness yang positif, serta
harga standar deviasi yang tinggi karena pemilahan jelek. Untuk endapan pasir
pantai memperlihatkan skewness yang negatif atau nol, serta harga standar
deviasi yang rendah karena adanya pengaruh arus gelombang yang tidak
memungkinkan bercampurnya butir halus dan pemilahan yang baik.
Friedman (1979) juga mengadakan plot parameter statistik, yaitu:
Mean cubed deviation terhadap standar deviasi
Mean cubed deviation terhadap cubed standar deviasi
Mean cubed deviation sama dengan skewness kali standar deviasi pangkat 3.
Beberapa plot dari Friedman (1979) dapat dilihat pada gambar 27, 28, 29. 30,
31, 32.
26
Bentuk histogram unimodal dan bimodal. F adalah bentuk bimodal dan semua bentuk
yang lainnya adalah unimodal. A, B, dan C mempunyai ukuran median yang sama; A dan
B berbeda pemilahannya; B dan C median dan pemilahannya sama dan berbeda dalam
kurtosisnya; D dan E membentuk kemiringan yang berbeda (Pettijohn, 1956, p. 35, fig.
19)
Gambar 7. Bentuk histogram trimodal, rata-rata dari 12 undak pasir dan gravel, daerah
Pledmont (Venworth Nos. 509-520, 1931, dalam Pettijohn, 1956. p. 44 fig. 23)
Bentuk-bentuk histogram tersebut didapatkan dari dune sand, loess, river gravel,
river sand, lake deposit, lagoon deposit, beach gravel, globigerina ooze, dan
terrigenous mud.
Bentuk histogram polymodal (Krumbein dan Sloss, 1959, p. 197, fig. 7–4)
31
32
Gambar 12 (A–D). Kombinasi plot antara mean diameter terhadap standar deviasi sangat efektif untuk memisahkan RIVER dan COASTAL DUNE.
Sedangkan kombinasi plot antara skewness terhadap kurtosis adalah tidak efektif (Moiola dan Weiser, 1968).
33
34
Gambar 13 (A–D). Kombinasi plot antara mean terhadap standar deviasi adalah sangat efektif dalam memisahkan antara RIVER dan BEACH begitu
juga antara skewness terhadap standar deviasi (Moiola dan Weiser, 1968).
35
36
Gambar 14 (A–C). Kombinasi plot antara mean terhadap standar deviasi dengan 0.25 phi sangat efektif untuk memisahkan RIVER dan BEACH
SANDS. Demikian pula antara deviasi terhadap skewness (Friedman, 1961) sedang antara skewness terhadap kurtosis dengan 0.25 phi lebih efektif
(Moiola dan Weiser, 1968).
37
38
Gambar 15 (A–E). Kombinasi plot antara mean terhadap skewness dengan 1 phi, 0.5 phi, dan 0.25 phi, sangat efektif untuk memisahkan INLAND
DUNE SANDS dan COASTAL DUNE SANDS sedangkan kombinasi plot antara skewness terhadap kurtosis dengan 0.25 phi adalah lebih efektif
dibandingkan dengan 0.5 phi (Moiola dan Weiser, 1968).
39
40
Gambar 16. Hasil kombinasi plot antara harga mean terhadap skewness dari contoh
batuan yang dianalisa berdasarkan hasil perhitungan parameter statistik dari Folk dan
Ward (1957).
41
Gambar 17. Hasil kombinasi plot antara harga mean terhadap standar deviasi dari contoh
batuan yang dianalisa berdasarkan hasil perhitungan parameter statistik dari Folk dan
Ward (1957).
42
Gambar 18. Hasil kombinasi plot antara harga skewness terhadap standar deviasi dari
contoh batuan yang dianalisa berdasarkan hasil perhitungan parameter statistik dari Folk
dan Ward (1957).
43
Gambar 19 (A–D). Berbagai variasi dari bentuk kurva kumulatif
44
A
45
C D
46
47
Gambar 21 (A–D). Berbagai bentuk kurva kumulatif
48
49
C
50
51
Gambar 23 (A–D). Berbagai variasi dari bentuk kurva kumulatif
52
53
Gambar 24 (A–D). Berbagai variasi dari bentuk kurva kumulatif
54
55
Gambar 25 (A–D). Berbagai variasi dari bentuk kurva kumulatif
56
57
Gambar 26 (A–D). Berbagai variasi dari bentuk kurva kumulatif
58
B
59
C
Gambar 27 (A–C).
Kombinasi plot antara standar deviasi terhadap skewness untuk
memisahkan NEARSHORE DUNE SAND dan RIVER SAND,
BEACH SAND, dan RIVER SAND. Sedangkan kombinasi plot
antara standar deviasi terhadap mean untuk memisahkan RIVER
SAND dan INLAND DUNE SAND (Friedman, 1979).
60
B
Gambar 28 (A–B). Kombinasi plot antara persentil pertama terhadap mean dan standar deviasi untuk memisahkan antara RIVER SAND dan INLAND
DUNE SAND (Friedman, 1979).
61
A
B
62
C
Gambar 29 (A–C).
Kombinasi plot antara standar deviasi terhadap mean cube
deviation untuk memisahkan RIVER SAND dengan BEACH
SAND dan NEARSHORE DUNE SAND serta INLAND DUNE
SAND (Friedman, 1979).
63
64
B
Mean cubed deviation
Gambar 30 (A–C). Kombinasi plot antara cubed standar deviation terhadap mean cube deviation untuk memisahkan BEACH SAND dengan RIVER
SAND (Friedman, 1979).
65
A B
Simple Skewness measure (as)
66
67
Gambar 31 (A–D).
Kombinasi plot antara simple
sorting measure terhadap
simple skewness measure
untuk memisahkan RIVER
SAND dengan NEARSHORE
DUNE SAND dan BEACH
SAND serta INLAND DUNE
SAND dengan BEACH SAND
dan NEARSHORE DUNE
SAND (Friedman, 1979).
B
A
68
C
D
Gambar 32 (A–D). Kombinasi plot antara fraksi yang lebih kecil dari 62 micron terhadap skewness dan mean cubed deviation untuk memisahkan
INLAND DUNE SAND dan PEACH SAND serta RIVER SAND dan NEARSHORE DUNE SAND (Friedman, 1979).
69
DAFTAR PUSTAKA
70