Anda di halaman 1dari 331

RAJA untuk RATU (SUDAH TERBIT)

Rere 🤍

Published: 2020
Source: https://www.wattpad.com
11. JANGAN USIR RATU

Terlalu lelah hati ini


Membisikkan namamu
Walaupun semua jadi indah
Saat ada dirimu
Tak pernah ada terucap
Semua tak jelas
Tentang kita
Untuk apa ku arungi samudra
Tapi kau tak ada dalam perahu yang sama
Untuk apa ku taklukan langit gelap
Tanpa kau disini terangi bumiku melangkah
Berjalan di atas jalan yang sama
Tapi menatap arah yang berbeda
Kau tempatkan hatimu di hatiku
Tapi kita tak Satu
Kusimpan harapku
Hingga semua
Habis tanpa tersisa
🎼 Arah yang berbeda-Michele Joan 🎧

[JANGAN LUPA FOLLOW & VOMMENT YA, ITU BERHARGA BANGET


BUAT AUTHOR❤]
11. JANGAN USIR RATU
"Aksara? Kamu ngapain ada disini lagi?" Ratu menatap heran melihat
Aksara yang duduk di atas motornya untuk kedua kalinya.
Rinai yang seolah mengerti langsung pamit pergi kepada Ratu. "Kalau gitu
gue duluan ya, bye Ratu" Belum sempat Ratu membalas, Rinai sudah pergi
berlalu.
"Cepet naik, gerimis nih" Aksara mengadahkan satu tangannya lalu
mendongakan kepalanya ke atas langit.
Ratu mengadahkan tangannya lalu merasakan tetesan air membasahi
telapak tangannya. Ratu tersenyum tipis. Hujan, satu kata yang membuat Ratu
bahagia. Karena hanya Hujan yang masih mau memeluknya disaat tak ada
seorangpun yang menginginkannya.
Aksara turun dari motornya, lalu menghampiri Ratu. "Enggak mau pulang?
Apa udah berubah profesi jadi satpam 24 jam di sini?" Ledek Aksara.
Ratu memandang Aksara kesal. "Mana ada satpam secantik Ratu, catat itu"
Cibir Ratu.
"Lagian dari tadi disuruh naik, malah ngelamun. Lanjutin dirumah aja
mikirin gue nya, gue juga mikirin lo kok kalau sebelum tidur" Aksara
mengusap puncak kepala Ratu.
Ratu menatap Aksara malas."Siapa juga yang mikirin Aksara, kepedean
banget!" Cibir Ratu.
"Ratu"
Deg
Jantung Ratu tiba-tiba berdetak kencang. Ratu sangat mengenali suara itu.
Ratu membalikan tubuhnya dan kedua matanya menangkap manik mata yang
selalu ia rindukan tiap harinya. Raja, ngapain dia disini?, batinnya.
Raja menghampiri Ratu, dan tanpa memperdulikan keberadaan Aksara,
Raja langsung menarik tangan kanan Ratu. Belum sempat beranjak, tangan
kiri Ratu sudah ditarik lagi oleh Aksara. Raja menggertakan rahangnya, Raja
mengingat ucapan Angkasa untuk bisa mengontrol emosinya.
Raja dan Aksara saling bertatapan tajam. Ratu yang merasa bingung pun
tidak tahu harus melakukan apa. Akhirnya Ratu mencoba melepaskan kedua
tangannya yang dicengkram kuat oleh kedua lelaki yang ada disamping kanan
dan kirinya, tapi sia-sia tenaga Ratu tak sekuat itu.
Ratu yang merasakan hujan sudah turun, akhirnya memutuskan untuk
membuka suara. "Lepasin kedua tangan Ratu, Ratu mau pulang"
Raja mengalihkan pandangannya ke arah Ratu. "Lo pulang sama gue, dan
tolong bilangin ke cowok sialan yang ada disamping lo untuk lepasin tangan
lo sekarang juga sebelum kesabaran gue habis" Ucap Raja dingin.
Aksara mengepalkan tangan kirinya. "Naik ke motor sekarang, Ratu!"
Aksara membentak Ratu hingga membuat Ratu terkejut.
Raja menaikan sudut bibirnya. "Jangan pernah bentak-bentak Ratu, karena
cuma gue yang berhak ngebentak dia" Raja menatap tajam Aksara.
Ratu menghela nafas kasar. "Ratu mau pulang sendiri, jadi jangan paksa
Ratu untuk pulang bareng kalian" Ratu menepis kasar kedua tangan lelaki
disampingnya, tapi tak ada hasilnya malah membuat tangannya semakin sakit.
"Mau kalian apasih? Kalau mau berantem jangan bawa-bawa Ratu dong,
enggak liat apa sekarang hujan? Kalian mau Ratu sakit? Kalau Ratu sakit, kita
enggak bisa ketemu. Emang kalian enggak bakal kangen sama Ratu apa?"
Ratu mulai jengah dan segera ingin pulang.
Aksara dan Raja menahan tawa sebisa mungkin demi harga diri mereka
masing-masing. Tidak mungkin mereka memasang wajah manis saat
berhadapan dengan musuh masing-masing.
"Makanya nurut Ratu, sekarang naik ke motor. Gue enggak mau lo sakit"
Aksara menurunkan suaranya dan menatap dengan sorot mata yang memohon
ke arah Ratu.
"Oke, lo boleh pulang bareng cowok sialan ini. Tapi tunggu gue selesai
ngehajar dia sampe babak belur untuk yang kedua kalinya, setelah itu lo
bebas pulang bareng dia" Raja menunjuk ke arah Aksara yang menatapnya
penuh tantangan saat ini.
Ratu meneguk salivanya. Ratu sangat tahu bahwa sekarang Raja tidak
sedang main-main. Ratu memandang ke arah Aksara dengan tatapan maaf.
Ratu tidak ingin Raja dan Aksara berkelahi karenanya.
"Jangan takut sama omongan cowok brengsek itu, percaya sama gue Ratu"
Aksara menatap Ratu penuh harap.
Ratu memejamkan matanya sejenak. Kepalanya sudah sakit saat ini. "Maaf
Aksara, Ratu pulang bareng Raja aja sekarang. Ratu minta maaf" Ratu lalu
menatap Aksara dengan penuh maaf.
Aksara menghela nafasnya kasar lalu melepaskan tangannya dari Ratu.
Biarlah kali ini dirinya mengalah, ia tidak mau Ratu sakit karena
keegoisannya. "Oke, kali ini gue ngalah demi lo. Silahkan pulang bareng dia"
Aksara menunjuk ke arah Raja.
"Ratu minta maaf, Aksara hati-hati ya pulangnya" Ujar Ratu dengan nada
penyesalan.
Raja mengepalkan tangan kirinya saat mendengar ucapan Ratu yang penuh
dengan nada perhatian. Raja tidak rela, Raja tidak akan pernah membiarkan
seorangpun melindungi Ratu. Raja akan membuat Ratu lebih menderita dari
sekarang. Dengan kasar Raja menarik Ratu, lalu membawanya masuk
kedalam mobil.
Mobil melaju dengan kencang membuat Ratu sedikit takut. Raja marah,
itulah yang Ratu rasakan saat ini. Entah alasannya apa, Ratu juga tak
mengerti. Raja yang sudah tidak dapat menahan emosinya pun segera
memberhentikan mobilnya dipinggir jalan
Raja mengusap kasar wajahnya. Pandanganya beralih ke arah Ratu yang
diam menunduk. "RATU! LIAT GUE!" Raja berteriak kepada Ratu.
Ratu menaikan wajahnya lalu memandang Raja dengan penuh takut. Raja
tengah menatap Ratu dengan tajam saat ini, bisa Ratu lihat ada gejolak emosi
di sorot mata Raja.
"Ngapain lo deket-deket sama Aksara? Kalian pacaran?" Raja menurunkan
nada suaranya.
Ratu menggeleng keras, ia tak mau Raja salah paham. "Ratu enggak ada
hubungan apa-apa kok sama Aksara, Raja jangan salah paham ya. Ratu masih
sayang sama Raja kok" Ujar Ratu buru-buru.
"Gue enggak perduli Ratu dengan perasaan lo! Gue cuma enggak mau lo
deket-deket sama Aksara, karena dia itu musuh bebuyutan Geng TEMPUR!
Gue enggak mau lo nyusahin gue dan temen-temen gue! Ngerti lo!" Bentak
Raja dengan kasar.
"Enggak! Ratu tahu sekarang Raja cuma cemburu dengan Aksara, jujur
Raja!" Ratu membalas bentakan Raja dengan tak kalah kasar.
Raja mencengkram lengan Ratu. "Lo ngaca deh! Emang lo itu siapa? Lo
boleh deket sama siapapun gue enggak perduli Ratu, asal jangan Aksara atau
anak Permata!"
Ratu tersenyum kecut mendengar ucapan Raja. "Jangan bohongin perasaan
Raja lagi. Ratu kenal Raja, sekarang ini Raja lagi cemburu. Ratu jelasin
sekali lagi, Ratu enggak ada hubungan apa-apa dengan Aksara"
"Jangan mimpi Ratu! Semua tentang lo udah gue buang jauh-jauh, jangan
terlalu gede kepala. Lo bukan siapa-siapa. Jadi enggak usah banyak berharap
dan pergi dari hidup gue se-segera mungkin!" Raja makin memperkuat
cengkramannya, tak perduli sekarang Ratu sedang meringis kesakitan.
Air mata Ratu jatuh. Entah untuk keberapa kalinya Raja menyuruhnya untuk
pergi. "Jangan pernah nyuruh Ratu untuk pergi dari hidup Raja! Karena Ratu
enggak akan bisa, terlalu banyak kenangan yang enggak sanggup untuk Ratu
lupain. Dan terlalu besar rasa sayang Ratu ke Raja untuk dihilangkan begitu
aja"
"Enggak usah banyak drama Ratu, hati gue enggak akan bisa kayak dulu
lagi hanya karena air mata lo itu!" Ujar Raja lalu melepaskan cengkramannya.
Ratu membalas tatapan Raja dengan sendu. "Ada saatnya Ratu pergi, tapi
enggak sekarang. Mending sekarang kita pulang, besok sekolah. Ratu enggak
mau Raja sakit" Ratu mengusap lembut wajah Raja sejenak, lalu mengalihkan
pandangannya ke kaca mobil disamping kirinya.
Raja, jangan usir Ratu lagi.
Ratu hanya tahu cara mencintai Raja, bukan cara meninggalkan Raja.
Bencilah Ratu sepuas Raja, tapi jangan pernah paksa Ratu untuk pergi
dari hidup Raja, kecuali saat Ratu udah enggak bisa bernafas lagi dan
saat itu lah Ratu pergi dari hidup Raja, selamanya.
Setelah mengantar Ratu, hanya ada kesunyian di hati Raja saat ini. Raja
menatap lurus dan mencengkram stir nya kuat. Benteng kebenciannya terlalu
kokoh hanya untuk dihancurkan oleh air mata Ratu. Raja tidak boleh terlena,
Raja akan tetap membenci Ratu. Dan Raja hanya menyerahkan perasaanya
kepada waktu, sampai waktu berhasil menghapus tentang Ratu sepenuhnya di
hidup Raja.
——————————————————————————
FOLLOW INSTAGRAM @WATTPADRERE DAN @RERETRSS
JOIN GROUP LINE RUR? BUKA PROFILE WATTPAD AUTHOR
DAN KLIK LINKNYA! YUK KITA SERU-SERUAN BARENG PARA
TOKOH!
JANGAN LUPA BACA SEQUEL ELANG! BUKA DAN FOLLOW
PROFIL AUTHOR!

JANGAN LUPA TONTON VIDEO KECIL DARI RAJA UNTUK RATU


DI INSTAGRAM @wattpadrere

FOLLOW INSTAGRAM
@wattpadrere
@reretrss
@raja.gemilang
@ratusetiawijaya
@elang.gunturr
@fara.aradila
@raja.gemilang
@angkasa_laksmana
@nadiaa_saraswatii
@senjaalana
@rinaihujann
@raya_indahh
@anggi_ppitaloka
@rinduserunii
@dirga_margantara
@panca.kstria
@diba_saidira
@aldimahesa_
@ristisekaar
@sila_putriana
@sherina.halim
@aksaraprabudi
@helen_adisti
@jehavictoria
@gamal_kusuma
@bimaorlandoo_
@jiroofernando
@gengtempur
@garudacheerleader

Post bagian mana yang paling kalian suka di part ini di instastory, dan
tag @wattpadrere untuk author repost ❗
JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW INSTAGRAM RAJA UNTUK
RATU @wattpadrere ! ! Disana author akan sering-sering post spoiler
bagi yang enggak sabar liat part selanjutnya! ❤
I love u xoxo
12. RAJA PERDULI?

Jangan takut sendiri


kamu tak kan lagi sepi
Jangan takut kehilangan
Aku beri kekuatan
Belum saatnya menyerah
Tetap di sampingku
Bila saat engkau jatuh
Dan mulai merasa rapuh
Pundakku siap tersandar
Tanganku selalu menggenggam
Belum saatnya menyerah
Tetap di sampingku
🎼 Ini aku-Devano 🎧

[JANGAN LUPA FOLLOW & VOMMENT YA, ITU BERHARGA BANGET


BUAT AUTHOR❤]
12. RAJA PERDULI?
"Tiap minggu aja Pak Yono enggak masuk, kan enak siang-siang gini
nongkrong di pinggir y, SEGWERRRRR" Panca memandang murid-murid
perempuan yang sedang berolahraga Hmmm di lapangan sekolah.
Angkasa meneguk minuman botol yang ada ditangannya. "Cewek mulu
pikiran lo, dasar playboy cap badak"
Panca melirik Jeha yang sedang mengikat rambutnya di lapangan. "Kalau
diliat-liat, Jeha manis juga ya. Jadi pengen meluk" ujar Panca menggoda.
Dirga menggelengkan kepalanya. "Emangnya dia mau dipeluk sama lo?
Langkahin dulu tuh temennya si Anggi" Dirga menunjuk Anggi yang sedang
duduk tak jauh dari Jeha.
Mendengar nama Anggi, Elang langsung melemparkan pandangannya ke
arah gadis itu. Entah kenapa malah muncul wajah Rinai dipikirannya saat ini.
Ada yang beda dengan perasaannya saat ini. Elang yang selalu mencari-cari
Anggi, Elang yang selalu memperhatikan Anggi tiap saat dan Elang yang
selalu mengabaikan Rinai, pacarnya. Tapi sekarang, seolah berbanding
terbalik. Elang sudah mulai gila.
Raja memandang ke arah lapangan, kedua matanya mencari sosok gadis
kesana kemari tapi tak menemukannya. Kemana dia?, pikirnya.
Angkasa yang melihat gerak-gerik Raja seolah sudah mengerti siapa yang
temannya cari. "Ratu ada di UKS, percuma lo liatin lapangan sampe berjamur
juga enggak ada tuh cewek" ucap Angkasa.
Dirga dan Panca langsung melirik Raja, sedangkan Elang sedari tadi sudah
memejamkan matanya dan masih berkutat dengan pikirannya tentang Rinai.
Raja yang mendengar ucapan Angkasa langsung beranjak berdiri untuk
menemui Ratu di UKS.
Dirga memicingkan matanya ke arah Raja. "Mau kemana lo?" tanya Dirga.
"Mau ke toilet, kalian ke kantin duluan aja. Nanti gue nyusul" Jawab Raja
kikuk, lalu pergi tanpa menunggu balasan dari teman-temannya.
Angkasa tertawa melihat Raja yang masih saja hidup dengan gengsinya.
"Bener kan yang gue bilang, si Raja itu emang pinter kalau soal akademik.
Tapi bodohnya minta ampun kalau soal cewek" ujar Angkasa.
"Liat enggak muka dia tadi? Udah kayak maling yang abis keciduk" timpal
Dirga. "Gue enggak mau aja si Raja nanti malah nyesel karena tindakannya
sendiri" ucap Dirga.
"Kasian si Raja kalau nanti nasibnya sama kayak orang yang disebelah gue
ini" sindir Panca yang duduk disamping Elang.
Angkasa melirik Elang. "Raganya dimana, pikirannya dimana" Ucap
Angkasa yang jelas membuat Elang tersindir habis-habisan. Angkasa memang
selalu bisa membaca pikiran dan keadaan teman-temannya.
Suara decit pintu UKS terdengar. Raja berjalan menuju bilik paling pojok
yang ditutup dengan tirai. Dibukanya lah tirai tersebut, matanya memandang
seorang gadis yang sedang tertidur lelap dengan damai. Raja meletakan satu
punggung tangannya diatas dahi gadis itu, Ratu. Demam, batinnya. Raja
mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan UKS, dan sepotong
kenangannya akan perkenalan pertamanya dengan Ratu masuk ke dalam
pikirannya begitu saja tanpa permisi terlebih dahulu.
Raja meletakan kaki Ratu diatas pangkuannya, lalu mengobati telapak
kaki Ratu secara perlahan. "Lo bego atau gimana sih? Emangnya sebelum
lo pake sepatu enggak liat kalau ada paku payungnya?" tanya Raja kesal.
Ratu melipatkan kedua tangannya."Ratu enggak sadar sama sekali,
lagian siapa coba yang isengin Ratu" dengus Ratu.
"Lagian ngapain sih ngeladenin si Fara, buang-buang tenaga aja" Ucap
Raja. "Abis gue selesai ngobatin luka lo, kita langsung pulang aja. Gue
anter lo pulang"
Ratu tertegun. "Ngomong-ngomong, nama kamu siapa ya?" tanya Ratu
kikuk.
"Lo enggak kenal siapa gue? Lo serius?" Raja menatap Ratu dengan
tatapan serius. "Lo," Raja menggantungkan ucapannya. "emang beda"
Lanjutnya lalu tersenyum.
Detik itu juga, bisa dipastikan Ratu terpesona dengan Raja hanya
karena senyuman kecilnya. Raja terkekeh geli, melihat Ratu yang sedang
salah tingkah. "Kenapa? Terpesona dengan senyum seorang Raja?" ledek
Raja.
"Ra..Raja? Jadi nama kamu Raja?" Tanya Ratu.
"Iya, cocok kan sama nama lo. Jangan-jangan kita jodoh lagi" Goda
Raja. "Lo lucu kalau lagi blushing gitu" Raja mencubit hidung Ratu
dengan gemas.
Raja menghentikan ingatannya tentang Ratu dengan paksa. Raja tidak boleh
lemah, semua hanya masa lalu baginya. Raja meletakan kantung plastik berisi
roti dan vitamin di atas nakas, lalu pergi meninggalkan Ratu yang masih
tertidur.
***
Aksara melempar botol minuman yang ada ditangannya dengan kasar.
Emosinya meledak saat mendengar bahwa Angkasa, pemimpin geng
TEMPUR SMA GARUDA menantangnya dan pasukannya di perbatasan
sepulang sekolah nanti. Aksara juga tak mengerti ada masalah apalagi yang
membuat Angkasa murka.
"Gue dihajar abis-abisan! Padahal gue enggak tahu salah gue apa, cuma
karena mereka tau gue anak PERMATA, mereka langsung ngabisin gue saat
itu juga" ucap Edgar bohong.
Aksara memicingkan matanya ke arah Edgar. "Kalau sampe gue tahu lo
nyembunyiin sesuatu, siap-siap lo angkat kaki dari PERMATA" ucap Aksara
tajam.
"Udahlah, mending kita samperin aja mereka. Kita tanya langsung mau
mereka itu apa" Aldi menimpali ucapan Aksara.
Aksara mengusap wajahnya kasar, bukan karena Aksara takut akan
tantangan tersebut. Hanya saja, ia sedang tak ingin mencari masalah dengan
siapa-siapa, karena pikirannya sudah terpenuhi oleh Ratu saat ini. Apa ada
hubungannya dengan Ratu?, pikir Aksara.
"Hai, Aksara"
Aksara menoleh ke arah sumber suara. Risti, seorang gadis berparas cantik
yang sudah dianggap sebagai adik perempuan Aksara sendiri. "Hai, kamu
ngapain disini? Bentar lagi bel istirahat selesai lho" Tanya Aksara.
Risti lalu duduk disamping Aksara. "Aku cuma mau ingetin kamu untuk
jangan lupa ke rumah aku nanti malam, keluarga kita berdua mau makan
malam bersama" Ujar Risti.
Aksara menepuk dahinya. "Aku lupa banget, tapi kayaknya aku enggak bisa
ikut. Soalnya aku harus jemput Ratu" Jawab Aksara menyesal.
Risti memicingkan matanya. "Ratu? Siapa Ratu? Kayaknya aku enggak
kenal deh sama yang namanya Ratu" tanya Risti curiga.
"Nanti kalau ada waktu aku kenalin ya, masih proses nih" Jawab Aksara
salah tingkah. "Titip salam aja buat orangtua kamu, aku minta maaf enggak
bisa ikut" Raja menepuk punggung Risti.
Ada rasa cemburu di hati Risti. Selama ini yang Risti tahu, Aksara tidak
pernah dekat dengan perempuan lain selain dirinya. "Iya deh, kalau gitu aku
masuk kelas dulu" Risti beranjak dari kursinya.
"Selamat belajar adikku yang paling cantik" Aksara mengusap puncak
kepala Risti.
Risti membalas ucapan Aksara dengan senyuman kecut lalu pergi
meninggalkan Aksara. Risti tidak ingin usaha yang sudah ia bangun selama ini
menjadi sia-sia karena seorang perempuan yang bernama Ratu. Risti harus
mencari tahu sejauh mana hubungan Aksara dan Ratu.
"Untuk lo yang bernama Ratu, gue enggak akan biarin lo rebut Aksara
gitu aja dari hidup gue dengan mudah. Siapapun lo, gue pastiin hidup lo
enggak akan tenang mulai sekarang" batin Risti.
"Sampai kapan lo mau nyakitin Risti?" Edgar membuka suara. Entah untuk
keberapa kalinya dirinya menyaksikan pemandangan seperti ini.
Aksara memandang ke arah Edgar. "Maksud lo? Gue enggak ngerti. Enggak
ada yang nyakitin Risti disini" tukas Aksara.
Edgar membalas tatapan Aksara tajam. "Lo enggak sadar kalau Risti itu
suka sama lo dari dulu, apa lo pura-pura enggak tahu?" Tanya Edgar.
"Risti itu udah gue anggap sebagai adik perempuan gue sendiri. Enggak
lebih, kalau lo lupa" Aksara beranjak dari kursinya, lalu pergi menuju kelas.
Ia tidak ingin bertengkar dengan siapapun saat ini, terutama yang menyangkut
tentang Risti. Aksara sangat tahu jelas bahwa Risti menyukainya sedari dulu,
tapi perasaan Aksara tidak lebih dari seorang kakak terhadap adiknya.
Edgar mengeraskan rahangnya. Risti, mantan kekasihnya. Sampai saat ini,
perasaannya untuk Risti tidak berubah sama sekali. Walaupun dirinya
dijadikan sebagai seorang pacar oleh Risti hanya untuk membuat Aksara
cemburu, Edgar tidak pernah sama sekali mempermasalahkan hal itu.
Aldi duduk disamping Edgar, lalu menepuk punggungnya. "Yang namanya
perasaan itu enggak bisa dipaksa, dan yang namanya cinta itu enggak harus
memiliki. Bangun bro, jangan hancurin persahabatan sendiri hanya karena
seorang cewek" ujar Aldi.
Edgar tersenyum tipis. Lalu menatap punggung Aksara dari kejauhan yang
sedang pergi berlalu. "Gue juga enggak tahu sampai kapan gue bisa lepasin
dia" Jawab Edgar pasrah.
"Nikmatin aja prosesnya, biar Tuhan yang ngatur. Lo cukup ikutin aja
alurnya, yakin aja sama gue, yang selama ini menurut lo terbaik belum tentu
dia yang satu-satunya. Lo hanya perlu buka mata lo lebar-lebar, dunia luas
bro" Aldi beranjak dari kursinya, lalu mengulurkan kepalan tangannya ke
arah Edgar.
Edgar tersenyum lalu membalas kepalan tangan Aldi dengan kepalan
tangannya. Aldi benar, sahabat antar lelaki terlalu berarti hanya untuk
dihancurkan oleh seorang perempuan.
Sepertinya gue harus bisa lupain lo mulai dari sekarang, Risti.
——————————————————————————
FOLLOW INSTAGRAM @WATTPADRERE DAN @RERETRSS
JOIN GROUP LINE RUR? BUKA PROFILE WATTPAD AUTHOR
DAN KLIK LINKNYA! YUK KITA SERU-SERUAN BARENG PARA
TOKOH!
JANGAN LUPA BACA SEQUEL ELANG! BUKA DAN FOLLOW
PROFIL AUTHOR!
JANGAN LUPA TONTON VIDEO KECIL DARI RAJA UNTUK RATU
DI INSTAGRAM @wattpadrere

FOLLOW INSTAGRAM
@wattpadrere
@reretrss
@raja.gemilang
@ratusetiawijaya
@elang.gunturr
@fara.aradila
@raja.gemilang
@angkasa_laksmana
@nadiaa_saraswatii
@senjaalana
@rinaihujann
@raya_indahh
@anggi_ppitaloka
@rinduserunii
@dirga_margantara
@panca.kstria
@diba_saidira
@aldimahesa_
@ristisekaar
@sila_putriana
@sherina.halim
@aksaraprabudi
@helen_adisti
@jehavictoria
@gamal_kusuma
@bimaorlandoo_
@jiroofernando
@gengtempur
@garudacheerleader
Post bagian mana yang paling kalian suka di part ini di instastory, dan
tag @wattpadrere untuk author repost ❗
JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW INSTAGRAM RAJA UNTUK
RATU @wattpadrere ! ! Disana author akan sering-sering post spoiler
bagi yang enggak sabar liat part selanjutnya! ❤
I love u xoxo
13. RAJA DAN AKSARA

Inginku salahkan waktu


Yang menuntunku mengenalnya
Tinggalkan jejak sakitnya hingga bermalam-malam
Walau manis sempat singgah
Tepat sebelum aku kalah
Dalam sesak hatiku selalu bertanya
Masihkah dia mengingatku?
Saat dia sendiri
Masihkah ada namaku didalam hatinya?
Terhapuskah semua jejak itu dibenaknya?
Pekik hati makin lantang
Tertahan mulut yang terbungkam
Lantunkan bait-bait pahit yang letihkan hati
Mentari kini hitam legam
Sepekat perih yang ku telan
🎼 Masihkah ada namaku-Mawar Eva 🎧

[JANGAN LUPA FOLLOW & VOMMENT YA, ITU BERHARGA BANGET


BUAT AUTHOR❤]
13. RAJA DAN AKSARA
Ratu membuka matanya perlahan. Ia meletakkan punggung tanganya di atas
dahinya. Ternyata demamnya sudah mulai turun walaupun kepalanya masih
sedikit sakit. Ratu melirik satu kantong plastik yang ada di atas nakas.
Diraihnya kantong plastik tersebut, lalu dibukanya. Dua buah roti isi srikaya
kesukaannya dan satu botol vitamin rasa jeruk. Ratu tersenyum, sudah jelas ia
tahu siapa pengirimnya.
Raja melirik satu buah roti isi srikaya ditangan Ratu. "Kamu tiap hari
kayaknya beli roti itu terus, jangan-jangan kamu suka lagi sama yang
jual? Ngaku kamu" ledek Raja.
Ratu mencubit perut Raja. "Enak aja, yang Ratu suka cuma Raja.
Enggak ada yang lain!" cibir Ratu.
"Lagian, kamu tiap hari enggak bosen apa makan itu terus" Raja
mengernyitkan dahinya heran.
"Ratu kan enggak bosenan, buktinya Ratu enggak pernah bosen sama
Raja" ujar Ratu lalu melirik Raja nakal.
Raja terkekeh. "Apasih kamu kok mulai centil gini, aku makan baru tau
rasa kamu" Raja mencubit pipi Ratu dengan gemas.
Ratu memanyunkan bibirnya. "Kalau Raja makan Ratu, terus Ratu
hilang dong. Emang Raja sanggup kehilangan Ratu?" ujar Ratu.
Raja menarik tubuh Ratu kedalam pelukannya. "Enggak akan sanggup,
lebih baik aku hilang sekalian aja biar bisa nyusul kamu. Jangan pernah
pergi dari hidup aku ya, Ratu" Raja mengecup puncak kepala Ratu.
Ratu mengangguk dan mengeratkan pelukannya lebih erat. "Ratu
enggak akan pernah pergi dari hidup Raja, meskipun Raja mohon-mohon
untuk Ratu pergi"
Raja tersenyum. "Aku akan nyuruh kamu pergi kalau memang itu yang
terbaik untuk kamu, karena aku cuma mau kamu bahagia" jawab Raja.
Ratu menggeleng. "Sumber kebahagiaan Ratu adalah Raja. Jadi kalau
Raja pergi, Ratu enggak akan bisa bahagia lagi" Ratu memeluk Raja
kencang, ia tak ingin kehilangan Raja.
"Kalau gitu, Aku enggak bisa dong pergi dari kamu. Karena kalau kamu
sedih, aku yang sakit" Raja melepaskan pelukannya, lalu menangkupkan
kedua tangganya ke wajah mungil Ratu. "Aku sayang kamu, Ratu Setia
Wijaya, yang manja, yang ceroboh, yang cengeng, yang hobinya makan
roti isi srikaya tiap hari, dan yang Raja sayang" Raja mencubit kedua pipi
Ratu dengan gemas dan Ratu tersenyum bahagia saat itu juga, sampai
kapanpun Ratu tidak akan melepaskan Raja.
Ratu berjalan menyusuri koridor dengan sebuah senyuman diwajahnya. Ia
memutuskan untuk mengikuti jam pelajaran kembali, karena menurutnya
dirinya sudah lebih sehat saat ini. Sebelum masuk ke dalam kelas, Ratu
memutuskan untuk menemui Raja karena jam istirahat masih tersisa sekitar
lima belas menit lagi. Ratu melihat Raja yang baru saja keluar dari toilet, ia
tersenyum lalu berlari kecil menghampiri Raja.
Ratu menarik lengan Raja. "Raja, tunggu aku mau bicara sebentar" ujar
Ratu.
Raja terkejut saat melihat Ratu. "Ngapain lo megang-megang gue, lepas!"
Raja menepis tangan Ratu.
Ratu mengangkat kantong plastik yang ada ditangannya. "Raja khawatir ya
sama Ratu? Makasih ya, roti dan vitaminnya pasti aku makan kok" Ratu
tersenyum senang.
"Khawatir sama lo? Buang-buang waktu. Gue cuma mau tanggung jawab
aja, karena lo sakit pasti gara-gara gue dan Aksara sialan itu" jawab Raja
dengan dingin.
Ratu menatap Raja sendu. "Apa Ratu harus sakit dulu supaya Raja perduli
sama Ratu?" tanya Ratu lembut.
"Gue enggak perduli sama lo, gue cuma tanggung jawab. Jangan terlena
Ratu" Raja beranjak pergi meninggalkan Ratu yang hanya bisa diam saat
mendengar ucapannya.
Sampai kapan Raja mau bohongin diri sendiri?
***
Saat ini diperbatasan SMA GARUDA dan SMA PERMATA, sudah
dipenuhi oleh dua kubu yang siap tempur untuk memenangkan sebuah harga
diri. Angkasa telah berhadapan dengan Aksara dan saling memandang dengan
tajam. Sedangkan Raja yang ada dibelakang Angkasa sudah siap untuk
menyalurkan emosi yang sudah ia tahan dari semalam. Raja berjanji kepada
dirinya sendiri bahwa hari ini Aksara akan habis dengannya.
"Jadi, sebelum kita mulai, Jelasin gue satu hal kenapa GARUDA nantangin
PERMATA hari ini. Setahu gue masalah kita udah selesai" ucap Aksara.
Angkasa menaikan sudut bibirnya. "Kenapa? Lo takut pulang dengan
kekalahan untuk yang kedua kalinya?" sindir Angkasa.
"Lo pemimpin mereka kan? Harusnya lo ngerti apa yang gue maksud.
Seorang pemimpin enggak hanya butuh otot aja tapi harus ada otak" Aksara
mengetukkan jarinya di kepalanya.
Angkasa menunjuk wajah Edgar. "Lo tanya Edgar anak buah lo yang banci
itu, kenapa dia mukulin temen gue si Elang!" Angkasa menatap tajam Aksara.
Aksara yang terkejut mendengar ucapan dari mulut Angkasa, langsung
menghampiri Edgar dan menarik kerah bajunya. "Brengsek! Lo bohongin gue
hah?!" teriak Aksara.
Aldi yang melihat Edgar sudah ketakutan langsung menarik Aksara kasar.
"Jaga harga diri lo sebagai ketua, urusan Edgar bisa kita urus nanti" bisik
Aldi.
Raja tertawa. "Katanya seorang pemimpin harus punya otak. Jadi, otak lo
kemana sekarang? Digondol kucing?" Sindir Raja diikuti suara tawa teman-
temannya.
Angkasa mengambil alih kembali. "Kali ini gue selametin lo lo semua
karena kebodohan ketua lo sendiri, dan buat lo," Angkasa menggantungkan
ucapannya dan menunjuk wajah Aksara. "Sekali lagi gue denger anak buah lo
berani nyentuh salah satu dari kita walaupun hanya seujung kuku, jangan
harap masih ada rasa kasihan untuk yang kedua kalinya dari seorang
Angkasa" ancam Angkasa.
Angkasa mengetukkan jarinya ke kepala Aksara. "Inget baik-baik ucapan
gue di otak lo, karena seorang pemimpin harus punya otak bukan hanya otot
aja" balas Angkasa.
Angkasa mendorong tubuh Aksara. Melihat Aldi yang hendak menghajar
Angkasa, segera Aksara menghentikannya. "Oke, gue akuin kali ini kesalahan
ada di pihak PERMATA. Tapi, bukan berarti kita hanya diam aja kalau suatu
saat kalian yang nyari masalah duluan. Inget itu" ucap Aksara tajam.
Raja menaikkan satu sudut bibirnya. "Gue tunggu saat itu terjadi" Raja
membuka suara. "Dan pastiin, lo siap mati saat itu juga"
Aksara dan Raja saling menatap dengan sorot penuh tantangan. Mereka
berdua tahu kemana arah pembicaraan tersebut, Ratu. Perempuan itu lah
alasan mereka berdua untuk mempertaruhkan nyawa masing-masing. Dan,
perempuan itu lah yang akan mereka berdua perjuangkan sampai ada salah
satu dari mereka berdua yang mengaku kalah dengan atau tanpa cara yang
terhormat.
Angkasa tersenyum puas. Mengalahkan musuh dengan menghilangkan harga
dirinya, lebih jauh bermartabat, dibanding mengalahkan musuh dengan
menghilangkan nyawanya. Dan, langit sore itu menjadi saksi awal
perperangan antara Raja dan Aksara. Karena, mulai sekarang Raja dan
Aksara tak akan pernah melepaskan seorang Ratu dengan mudah, walaupun
nyawa yang harus dipertaruhkan sekalipun.
Gue memang udah ngelepas lo Ratu, tapi gue enggak akan pernah
biarin seorang Aksara yang akan menjadi sumber bahagia lo setelah
seorang Raja. Itu, enggak akan pernah terjadi. - Raja untuk Ratu.
Gue enggak akan pernah nyerah untuk dapetin lo Ratu, meskipun
seorang Raja adalah segalanya untuk lo, tapi gue yakin bahagia lo adalah
saat bersama dengan seorang Aksara dan bukan dengan seorang Raja. -
Aksara untuk Ratu.
14. SESUATU YANG BERHARGA

barangsiapa yang berbicara dengan sunyi


tentang banyak hal yang kau lalui
siapakah dia yang pergi
seperti saat angin senja berlalu
dan langit dan bintang
bersamamu dimalammu
berdamailah dengan dirimu
dengan dirimu
🎼Barang Siapa-The panas dalam ft Rahmania🎧

[JANGAN LUPA FOLLOW & VOMMENT YA, ITU BERHARGA BANGET


BUAT AUTHOR❤]

14. SESUATU YANG BERHARGA


Raja, mencintai kamu adalah hal yang termudah untuk aku lakukan.
Sebaliknya, melupakanmu adalah hal yang tersulit untuk aku rencanakan.
Raja, sayangmu adalah salah satu alasan aku untuk tersenyum.
Sebaliknya, kebencianmu adalah salah satu alasan aku untuk bersedih.
Raja, perdulimu adalah salah satu alasan aku untuk bertahan.
Sebaliknya, acuhmu adalah salah satu alasan aku untuk terjatuh.
Raja, Ratu kangen.
-Ratu
Saat ini Ratu sedang berjalan menyusuri pinggir kota. Entahlah, Ratu juga
tidak tahu kemana langkah kakinya akan membawanya pergi. Andai saja Ratu
sanggup untuk bisa pergi sejauh mungkin, pasti akan ia lakukan sekarang juga.
Tapi, sayangnya tidak. Banyak hal yang tidak bisa Ratu tinggalkan, ralat tidak
sanggup untuk Ratu tinggalkan.
Raja, satu nama yang menyiksa Ratu akhir-akhir ini. Dulu, mencintainya
adalah hal yang sangat mudah. Ratu tidak perlu meminta izin darinya hanya
untuk sekedar mencintainya. Sekarang? Belum meminta persetujuan darinya
pun Ratu sudah ditolaknya secara terang-terangan.
"Raja, setiap kali kamu mengusirku untuk pergi, percayalah saat itu
juga hati aku sudah hancur. Dan dengan pelan aku mencoba mengeratkan
keping hati ku kembali, semua itu karena aku terlalu mencintai kamu
Raja" batin Ratu
"Ratu"
Ditengah lamunan Ratu, ia mendengar seseorang memanggil namanya. Ratu
menoleh kearah sumber suara, Aksara. Lelaki yang akhir-akhir ini hadir
dalam hidupnya. Aksara tersenyum kearahnya, dan perlahan ia menghampiri
Ratu.
"Lo ngapain disini? Lo enggak kerja?" Aksara bertanya kepada Ratu, bisa
Ratu lihat sorot mata khawatir dimatanya.
Ratu menggeleng. "Hari ini Ratu libur, Aksara kenapa bisa ada disini?
Ngikutin Ratu lagi ya?!" Ratu berdecak kesal kepadanya.
"Maaf, gue cuma khawatir. Lo mau kemana sebenernya? Gue capek
ngikutin lo yang dari tadi jalan terus" keluh Aksara.
"Emang ada yang nyuruh Aksara untuk ikutin Ratu? Enggak kan? Jangan
salahin Ratu dong" cibir Ratu. "Ngomong-ngomong Aksara ngikutin Ratu dari
kapan?" tanya Ratu curiga.
"Dari gerbang sekolah lo, makanya gue udah capek banget nih asal lo tau.
Perduli sedikit dong, jadi cewek enggak peka banget" protes Aksara.
"Jangan ke sekolah Ratu lagi, nanti Aksara bisa ketemu Raja. Ratu yang
pusing" Ratu mengeluh kepada Aksara. Ucapan Ratu memang benarlah
adanya, kepalanya sakit setiap melihat Raja dan Aksara bertengkar, yang
menurutnya sangatlah seperti anak kecil.
"Gue enggak takut, dan tolong jangan sebut nama dia kalau kita lagi
berdua" Aksara menatap Ratu dingin.
Ratu menghela nafas lelah. "Jangan ikutin Ratu lagi, Aksara pulang aja
sekarang. Lagian bentar lagi mau hujan nih" ujar Ratu.
"Gue heran, kenapa sih kalau setiap gue ketemu lo selalu aja mau hujan.
Jangan-jangan, lo pake ilmu yang aneh-aneh ya!" Aksara memicingkan
matanya.
Ratu memukul kecil lengan Aksara. "Emang musimnya lagi musim hujan
kali" Ujar Ratu. "Tunggu-," Ratu menggantungkan ucapannya, lalu
mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. "Motor Aksara mana?" tanya Ratu
heran.
"Gue parkirin di Warkop belakang sekolah lo" jawab Aksara santai yang
membuat Ratu terkejut.
"APA?!!" Pekik Ratu. "Jangan salahin Ratu, kalau sekarang motor Aksara
udah hancur berkeping-keping" ujar Ratu dramatis.
"Apaan sih, enggak usah lebay kali. Lagian disana pasti aman. Dimana-
mana Warkop pasti buka 24 jam, jadi enggak akan ada yang berani maling"
jelas Aksara.
"Maling emang enggak ada, tapi geng TEMPUR pasti selalu ada. Jadi,
selamat buat Aksara" balas Ratu.
Aksara mengusap wajahnya kasar. "Sialan!" umpat Aksara.
"Kalau gitu, gue pergi dulu. Dan lo sekarang langsung pulang, jangan kemana-
mana lagi" ujar Aksara.
"Jangan bilang, kalau Aksara sekarang mau ke Warkop ngambil motor?"
tanya Ratu curiga.
"Iyalah, itu motor kesayangan gue. Itu salah satu kenangan gue dengan
bokap, sebelum beliau pergi meninggalkan dunia" jawab Aksara sendu.
Hati Ratu tersentuh mendengar ucapan Aksara. "Tapi Aksara bisa dihajar
abis-abisan kalau nekat kesana" Ratu menatap Aksara khawatir.
"Kehilangan nyawa pun gue siap Ratu, apalagi untuk ngelindungin sesuatu
yang berharga di hidup gue. Termasuk lo" Aksara mengusap pipi Ratu
lembut.
"Gue pergi dulu ya, lo hati-hati" Aksara pamit lalu pergi meninggalkan Ratu
yang belum sempat menjawab ucapannya.
Ratu memandang Aksara yang tengah berlari dengan perasaan yang
khawatir. Bagaimanapun, Aksara adalah salah satu teman yang baik untuknya.
Akhirnya Ratu memutuskan untuk menyusul Aksara.
***
Aksara mengeluarkan ponselnya lalu menghubungi Aldi untuk menemuinya
di Warkop belakang SMA GARUDA. Aksara berlari sembari menggengam
erat kunci motornya, kalau saja motor itu bukanlah pemberian dari mendiang
sang Ayah, Aksara tak akan pernah merasa khawatir dan panik seperti ini.
Raja yang melihat sebuah motor yang sangat dikenalnya tengah terparkir di
depan Warkop atau bisa disebut markasnya pun langsung menendang motor
tersebut hingga terjatuh.
Angkasa yang melihatnya segera beranjak dan menghampiri Raja. "Lo
kenapa? Motor siapa yang lo tendang?" tanya Angkasa.
Panca langsung mengamati motor tersebut, dan melihat sebuah sticker
SMA PERMATA yang tertempel dibagian dekat tangki bensinnya. "Motor
anak PERMATA nih! Sialan, kenapa bisa disini?" umpat Panca.
"Motor Aksara" Jawab Raja yang masih menatap motor tersebut. "Gue
yakin banget ini motor udah keparkir dari tadi" ujar Raja.
"ANCURIN MOTORNYA SEKARANG!" Teriak Angkasa. Secara tidak
langsung, Angkasa merasa sedang ditantang secara terang-terangan. "Abis lo
Aksara" gumam Angkasa.
Anggota PASUKAN GARUDA lainnya yang mendengar perintah
Angkasa, segera beranjak dari kursinya lalu melaksanakan perintah Angkasa.
Dihancurkannya lah motor Aksara saat itu juga sampai semua bagian terlepas
begitu saja dan serpihan kaca lampu pun sudah berserakan dimana-mana.
Aksara yang melihat motornya sedang dihancurkan dari kejauhan pun
segera berlari dan memukuli satu-persatu orang yang sedang menyentuh
motornya. Aksara sakit dan Aksara marah, sekelibat bayangan tentang
mendiang sang Ayah muncul begitu saja.
"BANGSATT!!! APA YANG LO SEMUA LAKUIN HAH! GUE MATIIN
LO SEMUA!!" teriak Aksara.
Raja menghampiri Aksara lalu mendaratkan pukulannya hingga Aksara
terjatuh. "HARUSNYA KITA YANG NANYA, KENAPA MOTOR SIALAN
LO ADA DI SINI HAH?! NYARI MATI LO?!" balas Raja.
Aksara yang mendengar Raja mengejek motornya dengan kata sialan,
emosinya saat itu juga meledak. Diraihnya lah kerah baju Raja, lalu tanpa
aba-aba dibalasnya pukulan Raja hingga terjatuh.
Angkasa yang melihat teman-temannya ingin membantu Raja, saat itu juga
langsung ditahannya. "Biarin, kita bukan banci yang mainnya keroyokan" ucap
Angkasa.
Raja mengusap darah yang ada disudut bibirnya. Dengan brutal ia balas
pukulan Aksara bertubi-tubi, hingga Aksara terkulai lemah untuk yang kedua
kalinya ditangannya.
Ratu yang melihat Raja sedang menghajar Aksara tak henti dari kejauhan,
dengan segera ia berlari menghampiri Raja dan Aksara. "BERHENTI
RAJA!!!!" teriak Ratu yang membuat Raja menghentikan gerakannya.
15. RATU MENANGIS LAGI

aku yakin diantara kita


masih ada cinta yang membara
bagaimana caranya oh sayangku
kuingin juga kau mengerti
bagaimana caranya ??
haruskah kuteteskan air mata dipipi
haruskah kucurahkan segala rasa dihati
oh haruskah kau kupeluk dan tak kulepas lagi
agar tiada pernah ada kata berpisah
🎼 Masih Ada-Glen Fredly 🎧

[JANGAN LUPA FOLLOW & VOMMENT YA, ITU BERHARGA BANGET


BUAT AUTHOR❤]

15. RATU MENANGIS LAGI


Raja menatap tajam Ratu. "Lo enggak usah ikut campur Ratu" ucap Raja
dingin lalu dengan kasar didorongnya lah tubuh Aksara ke tanah.
Ratu meletakan kepala Aksara dipangkuannya. "AKSARA!! BANGUN!!
AKSARAAA!!" Ratu menepuk-nepuk wajah Aksara dengan kedua tangannya
sambil menangis.
Panca yang melihat Raja semakin emosi, dengan cepat ia menarik tubuh
Ratu untuk menjauhi Aksara. "Ratu, ikut gue. Kita pergi dari sini" ujar Panca.
Ratu menepis tangan Panca. "Kita harus bawa Aksara ke Rumah Sakit
Panca! Dia bisa mati" Ratu makin menangis.
"AKSARA!"
Aldi terkejut melihat keadaan Aksara, matanya memanas. "BRENGSEK!!
LO SEMUA BERANI MAIN KEROYOKAN HAH!!" teriak Aldi.
Angkasa menarik kerah kemeja sekolah Aldi. "Kita bukan banci yang
mainnya keroyokan kayak kalian" Angkasa lalu menunjuk Aksara. "Temen lo
ini dengan belagunya, masuk ke dalam daerah GARUDA secara terang-
terangan. Jadi, jangan salahin gue kalau Aksara habis dengan Raja untuk yang
kedua kalinya"
Ratu yang mendengarnya pun merasakan hatinya sangat sakit saat ini,
Dirinya merasa tak mengenal seorang Raja yang sekarang. Tiba-tiba
Pandangan Ratu terhenti oleh sebuah kunci motor berbandul kayu kecil
dengan ukiran sebuah nama, "Gunawan Prabudi". Ratu yakin itu adalah nama
mendiang Ayah Aksara, diraihnya lah kunci motor tersebut dan dengan erat ia
genggam, lalu dimasukkannya ke dalam saku bajunya.
Ratu mengguncangkan tubuh Aksara. "Aksara, bangun. Ayo, kita pergi dari
sini" lirih Ratu.
Samar-samar Aksara melihat Ratu. Disentuhnya lah wajah gadis itu dengan
lembut. "Ratu.. pergi dari sini" ucap Aksara.
Ratu menggeleng lemah. "Enggak Aksara, kita pulang sama-sama" Ratu
membersihkan darah di kedua sudut bibir Aksara.
Emosi Raja yang sedari tadi ia sudah tahan saat ini meledak dan tak
terkendali lagi. Ditariknya lah tubuh Ratu kasar. "LO NGAPAIN NANGISIN
DIA SIALAN?! KELUAR LO DARI GARUDA SEKARANG JUGA!
PENGKHIANAT!" teriak Raja.
Angkasa yang melihat Raja sudah tak terkendali, dihempaskannya lah tubuh
Aldi. "Lo bawa ketua sialan lo ini sekarang juga, sebelum nyawa dia
melayang!" ucap Angkasa tajam.
Aldi yang melihat kondisi Aksara sudah lemah, segera ia mengangkat tubuh
Aksara lalu membopongnya untuk pergi dari tempat itu secepatnya. Ratu yang
melihat Aksara sudah dibawa pergi, dengan kasar ia menepis tangan Raja.
Ratu ingin menyusul Aldi dan Aksara saat itu juga. Belum juga langkah Ratu
beranjak, Raja kembali mencengkram lengannya kuat hingga Ratu meringis
kesakitan.
Ratu mencoba melepaskan cengkraman Raja. Tapi semua sia-sia. Raja
terlalu kuat "LEPASIN RATU!! RATU MAU NYUSUL AKSARA!!" teriak
Ratu.
Raja menggertakan giginya, rahangnya pun sudah mengeras. "BANGSAT!
AKSARA SIAPA LO HAH?! BERANI LO SEKARANG NGEBANTAH
GUE, RATU!" Teriak Aksara. "KITA PULANG SEKARANG!"
Elang yang geram melihat tingkah Raja, akhirnya memutuskan untuk ikut
andil dalam kejadian ini. Elang melepaskan cengkraman tangan Raja, dan
menarik Ratu yang sudah menangis menjauh dari Raja. "Cukup Raja, lo udah
nyakitin Ratu!" ucap Elang dingin.
"Lepasin Lang, sebelum lo bernasib sama dengan Aksara" ucap Raja
dingin. "Gue enggak mau yang namanya mukul temen sendiri, tapi sekarang
gue enggak segan-segan mukul lo kalau menyangkut Ratu"
Angkasa menarik kerah Raja. "Lo mukul Elang, saat itu juga lo bukan
bagian dari kita lagi. Gue enggak pernah ngajarin temen-temen gue untuk adu
otot hanya karena cewek" Angkasa menatap tajam Raja.
Angkasa menghempaskan tubuh Raja. Lalu menghampiri Ratu yang berada
di samping Elang, lalu memeluknya lembut. Tangis Ratu pecah saat itu juga,
ia menangis sejadi-jadinya. Angkasa menepuk-nepuk punggung Ratu untuk
menenangkannya.
Perasaan Raja saat ini campur aduk. Raja marah melihat sikap Ratu
terhadap Aksara, dan Raja kecewa dengan dirinya sendiri yang tak bisa
mengontrol emosinya. Elang menghampiri Raja lalu merangkulnya. Dan
mengguncang kecil tubuh Raja seolah menyiratkan bahwa semua akan baik-
baik saja.
Angkasa masih memeluk Ratu erat. Ia memang tidak tega bila melihat
seorang perempuan menangis. Apalagi penyebabnya karena kebodohan salah
satu teman yang ia anggap penting.
"KAK ANGKASA! KAKAK NGAPAIN?!"
Suara teriakan perempuan membuat Angkasa dan yang lainnya menoleh ke
arah sumber suara, Raya Indah Lestari. Adik kelas yang sedang digosipkan
karena kedekatannya dengan Angkasa saat ini. Panca dan Dirga yang melihat
raut wajah Angkasa menjadi panik langsung terkekeh geli. Pemandangan yang
amat sangat langka bagi mereka semua.
Angkasa melepaskan pelukannya terhadap Ratu dengan lembut. "Raya? Lo
ngapain disini? Bukannya lo udah pulang?" tanya Angkasa kepada Raya yang
ada dihadapannya saat ini dengan kikuk.
Melihat Raya yang tengah memandangi Ratu, segera ia membuka suara
cepat sebelum Raya salah paham. "Lo jangan cemburu, ini enggak seperti
yang lo bayangin kok. Jadi jangan salah paham ya" jelas Angkasa.
Raya memicingkan matanya kepada Angkasa. "Cemburu? Kakak kepedean
banget sih" cibir Raya.
"Kakak ya yang bikin dia nangis?!" Raya menunjuk ke arah Ratu. "Kak
Angkasa banci!, beraninya sama cewek!" Raya memukul kepala Angkasa
dengan sebuah botol minuman plastik yang ada ditangannya.
Teman-teman Angkasa tercengang melihat Raya yang berani memukul
kepala Angkasa. Percayalah, hari ini akan mereka catat sebagai hari
bersejarah di sepanjang hidup para anggota geng TEMPUR. Hari dimana
Angkasa Laksmana tak berkutik dihadapan seorang perempuan.
Angkasa mengusap kepalanya. "Enggak Raya! Bukan gue yang bikin Ratu
nangis, tapi si Raja" Angkasa menunjuk Raja. "Mana mungkin gue bikin
cewek nangis!" ujar Angkasa.
Raya tertawa mendengar ucapan Angkasa. "Tapi dua hari yang lalu kakak
udah bikin aku nangis tuh, kakak amnesia hah?!" tanya Raya terang-terangan.
Saat ini adalah saat yang tersiksa bagi teman-teman Angkasa. Dengan
sekuat tenaga mereka menahan tawa, terutama Panca ingin rasanya ia
meluapkan tawanya saat ini juga. Tapi maaf-maaf saja, Panca masih amat
sayang dengan wajah yang menurutnya setampan Aliando itu, jadi diam
adalah pilihan terbaik saat ini.
Raja menghampiri Ratu yang sedang memperhatikan perdebatan antara
Angkasa dan Raya. Raja menarik tangan Ratu. Ratu pun menoleh ke arah
Raja. "Ayo kita pulang" ucap Raja dingin.
Raya menepis kecil tangan Raja. "Kak Ratu pulang sama aku aja" Raya
mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. "Kalian semua cowok-cowok
emang kerjaannya cuma bisa nyakitin cewek aja. Kalau berantem enggak
salah-salah pada sok jago semua, tapi kalau udah buat salah sama cewek
langsung pada kicep. Makin lama gengsi kalian sama gede kayak otot yang
kalian bangga-banggain itu, yang padahal enggak ada menariknya sama
sekali. Emangnya cewek itu boneka apa yang bisa kalian atur gitu aja? Liat
aja nanti, kalian rasain sendiri tuh gimana kesiksanya ditinggal perempuan
yang selama ini kalian perlakuin seperti boneka! Rasanya, Hidup segan mati
pun tak mau! Cepet sadar sebelum telat"
Raya tersenyum puas melihat kumpulan lelaki yang ia anggap bodoh
sekarang seperti mati kutu. Khususnya untuk Raja, Angkasa, Elang, Panca dan
Dirga.
Mereka hanya bisa diam seperti telah habis menelan sebuah duri dan
menyangkut di kerongkongan masing-masing. Ucapan Raya memang berhasil
menyindir mereka habis-habisan.
Setelah meluapkan unek-uneknya, Raya lalu menarik tangan Ratu dan
membawanya pergi bersamanya. Ratu pun menurut, ia tidak ingin pulang
bersama Raja saat ini. Bagaimanapun juga, Ratu masih takut dengan Raja.
Karena, selama ia bersama Raja, tak sekalipun Raja berani membentak Ratu
secara kasar seperti tadi.
Raja yang hendak ingin mengejar Ratu, segera Angkasa menghentikannya.
"Tenang aja, gue pastiin dia enggak akan nemuin Aksara hari ini" ujar
Angkasa. "Mending kita cabut sekarang, sakit kepala gue mikirin cewek"
keluh Angkasa.
Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi. Seorang Aksara benar-benar
berhasil membuat mood mereka sangat buruk. Termasuk Raja yang saat ini
memutuskan untuk pulang, ia benar-benar membutuhkan istirahat. Pikiran dan
hatinya sangat kacau sekarang, dan seorang Ratu lah yang menjadi
penyebabnya.
18. PESONA SEORANG RATU

I'm all out of faith


This is how I feel, I'm cold and I am shamed
Lying naked on the floor
Illusion never changed
Into something real
Wide awake and I can see the perfect sky is torn
You're a little late
I'm already torn
🎼 Torn-Natalie Imbruglia 🎧

[JANGAN LUPA FOLLOW & VOMMENT YA, ITU BERHARGA BANGET


BUAT AUTHOR❤]

18. PESONA SEORANG RATU


Ratu berjalan di sepanjang koridor sekolah dengan sebuah earphone yang
terpasang dikedua telinganya. Sudah dua hari ini dirinya tak melihat sosok
Raja. Tentu saja ada rasa rindu di dalam hatinya. Bukannya Ratu tidak ingin
menemuinya, hanya saja Ratu masih belum berani untuk berhadapan atau
hanya sekedar menyapa Raja sejak kejadian yang melibatkan Aksara saat itu.
Ngomong-ngomong soal Aksara, laki-laki itu menghilang tak ada kabar. Ratu
sudah menghubungi nomor ponselnya, dan hasilnya selalu nihil.
Ratu berjalan sembari memandang lurus dengan tatapan kosong di sorot
matanya. Ratu tersenyum tipis saat mengingat kenangannya dengan Raja di
setiap sudut sekolahnya. Saat itu hanya ada canda dan tawa yang menghiasi
hubungan mereka, dan saat itu hanya ada seorang Raja yang selalu
menyayanginya, tidak ada Raja yang pemarah, tidak ada Raja yang dingin dan
tidak ada Raja yang acuh.
Ratu terdiam sejenak, ia menatap sudut anak tangga tempat dimana dirinya
dan Raja pernah saling berbagi cerita. Raja yang selalu mengacak-acak
rambutnya saat ia gemas, dan Ratu yang selalu berdecak kesal saat Raja
melakukan hal itu.
Ratu merapihkan rambutnya yang telah diacak-acak oleh Raja.
"Rajaaa! Rambut Ratu jadi berantakan nih, nanti cantiknnya Ratu
berkurang gimana?" decak Ratu.
"Aku enggak suka kamu cantik-cantik, nanti kamu banyak yang lirik.
Bisa repot aku" ujar Raja.
"Ratu kan enggak mau kebanting kalau lagi jalan berdua sama Raja,
lagian Ratu cantik juga untuk Raja dan bukan untuk yang lain" balas Ratu
tak mau kalah.
Raja mencubit hidung Ratu gemas. "Mau rambut kamu berantakan, mau
muka kamu kucel, dan mau kamu gendutan juga kamu tetep cantik di mata
aku. Jadi, enggak usah pake dandan segala kalau ke sekolah. Aku enggak
mau kamu digodain, terus berpaling deh dari aku. BIG NO"
"Adanya juga Raja yang akan berpaling dari Ratu. Raja kan populer di
sekolah, banyak lagi cewek yang antri bahkan rela untuk jadi yang kedua"
keluh Ratu.
Raja mengusap wajah Ratu lembut. "Aku punya satu aja sayangnya
enggak abis-abis, jadi ngapain nyari yang lain. Jangan mikir yang macem-
macem ah!" tukas Raja.
Tiba-tiba lamunan Ratu terhenti. Sosok laki-laki dengan tubuh yang tegap,
hidung yang mancung, mata yang tajam, rahang yang tegas, dan rambut yang
sedikit acak-acakan yang tak mengurangi ketampanannya sedikitpun, tengah
menuruni anak tangga dengan satu botol minuman ditangan kanannya. Kedua
mata mereka masing-masing bertemu. Mereka saling memandang untuk
sejenak, dan tanpa ada suara yang mengisinya.
Raja yang sedang menuruni anak tangga untuk menyusul teman-temannya,
langkah kakinya seketika terhenti saat melihat Ratu yang saat ini tengah
menatapnya dari bawah anak tangga. Raja bisa melihat ada sorot kerinduan
di manik mata gadis itu, secepat mungkin Raja memutuskan pandangannya
kepada Ratu. Tanpa ada rasa perduli, ia melanjutkan langkah kakinya dan
melewati Ratu begitu saja. Itu lebih baik menurutnya.
Ratu tersenyum getir saat Raja melewatinya tanpa ada kata sapa sama
sekali. Biarlah, yang penting rasa rindu Ratu sedikit berkurang walau hanya
sekedar melihat wajah Raja, meskipun itu hanya sebentar. Ratu menghela
nafasnya, lalu melanjutkan langkah kakinya menuju lapangan sekolah.
Raja kamu ingat?, dulu kita tak pernah sedetikpun melewatkan sebuah
kata sapa saat bertemu. Dan, sekarang hanya selalu ada kata selamat
tinggal yang keluar dari mulutmu.
***
"Si Arjun temannya Rohit,
Kepalanya botak amat kelimis.
Walaupun kopi rasanya pahit,
Kalau lihat kamu terasa manis"
Panca melantunkan sebuah pantun yang diambilnya dari mbah gugel
sembari tak henti memandang Helen. "NENG HELEN I LOVE YOU
FULLLL" teriak Panca dari pinggir lapangan.
Angkasa melempar batu kecil ke arah Panca. "Enggak usah malu-maluin!"
tukas Angkasa.
Dirga melirik Panca heran. "Kemarin Linda sekarang Helen, banyak amat
cabangnya itu hati" sindir Dirga.
Panca pun mulai berpidato. "Lo semua harus tahu, seorang Panca Ksatria
tidak pernah memakai hatinya kalau udah menyangkut tentang perempuan.
Karena mereka hanya bisa bikin kita lemah. Liat aja tuh si Raja, kalau deket
diusir giliran jauh dikangenin" ujar Panca sembari melirik Raja.
"Gue doain deh suatu saat lo ngerasain yang namanya patah hati, biar lo
cepet tobat jadi playboy. Gue heran deh sama koleksi lo, mereka enggak
milih-milih dulu kali ya kalau deket sama cowok" ujar Dirga.
Panca membusungkan dadanya lalu menepuknya. "Jangan salah, gue ini
bagaikan suatu anugerah di hidup mereka dan bagaikan sebuah mata air di
tengah gurun sahara" jawab Panca percaya diri.
Raja dan yang lainnya rasanya ingin muntah saat itu juga kalau bisa.
Mereka heran dengan tingkat kenarsisan yang dimiliki Panca yang menurut
mereka tingkatannya sudah sangat tidak wajar. Panca Ksatria, playboy SMA
GARUDA dan termasuk salah satu laki-laki yang populer di kalangan para
siswi. Bahkan menurut informasi, kumpulan para mantan Panca di SMA
GARUDA mempunyai perkumpulan tersendiri. Teman-temannya pun tak
mengerti apa yang sebenarnya para perempuan lihat dari seorang Panca.
Bahkan mereka dulu sempat berpikir kalau Panca sebenarnya menggunakan
ilmu dari dunia lain untuk membuat para perempuan dengan mudah jatuh
kedalam pelukannya, dan tentu saja hal itu dibantah oleh Panca habis-
habisan.
Siang itu cuaca bisa dibilang cukup terik. Ratu dan anggota klub lainnya
tengah berlatih di lapangan sekolah. Ratu memperhatikan gerakan mereka
satu persatu-satu, lalu memeragakannya sesuai irama. Sebenarnya ada
beberapa gerakan yang ingin Ratu ubah, tapi dirinya merasa tidak enak untuk
mengutarakannya.
"Baru sehari lo ikut kita latihan, tapi gerakan lo udah luwes banget. Emang
gue enggak salah milih orang" ujar Helen puas.
"Menurut lo sendiri gimana? Ada kekurangan enggak dari kita? Kita butuh
saran yang membangun, lo enggak usah takut untuk bilang" timpal Nadia.
Ratu menggigit bibirnya. "Sebenarnya ada, tapi Ratu enggak enak untuk
bilang. Ratu kan anggota baru, dan latihan juga baru sehari" jawab Ratu tidak
enak.
Diba merangkul Ratu. "Walaupun lo anggota baru, tapi lo udah kita anggap
keluarga. Jadi, utarain aja semua pendapat lo" tukas Diba.
Hati Ratu menghangat saat mendengar sebuah kata keluarga yang keluar
dari mulut Diba. Sudah lama dirinya tidak dianggap sebagai bagian dari
keluarga lagi oleh teman-teman terdekatnya. Dan saat ini, mereka yang ada
disekitar Ratu dengan hangat menyambutnya.
Ratu mengangguk semangat. "Oke, Jadi ada beberapa gerakan yang
menurut Ratu enggak sesuai dengan porsinya atau terlihat berlebihan.
Khususnya dibagian yang menurut Ratu adalah highlight dari penampilan
kita...."
Ratu menjelaskan beberapa bagian yang menurut Ratu harus diubah dengan
jelas. Anggota yang lainnya pun menerima pendapat Ratu secara terbuka.
"Oke, Ratu akan nunjukkin beberapa gerakan yang menurut Ratu lebih cocok
ada dibagian itu, tapi sebelumnya Ratu minta maaf kalau kalian enggak suka.
Ratu cuma mau usaha aja dan enggak mau buat kalian semua kecewa" ujar
Ratu.
Helen dan yang lainnya tersenyum saat mendengar ucapan tulus dari Ratu.
Helen berjalan ke sisi kiri lalu menghidupkan sebuah tape yang ada di atas
meja. "So, let's show your skill right now, lady" ucap Helen.
Ratu mengangguk lalu melangkah mundur sampai mendapatkan space yang
menurutnya cukup untuk membuat dirinya nyaman. Musik pun mengalun,
gerakan demi gerakan Ratu tunjukkan. Rambut yang Ratu biarkan terurai
begitu saja membuat dirinya makin terlihat mempesona. Mereka yang melihat
Ratu tengah menari merasakan bahwa Ratu yang ada dihadapan mereka
adalah Ratu yang berbeda. Tidak ada yang namanya Ratu dengan raut wajah
polosnya yang seperti anak-anak, justru yang terlihat adalah raut wajah yang
dewasa dengan sorot mata yang tajam dan terkesan sangat seksi.
Helen tersenyum puas, dirinya sekali lagi memang tidak salah saat
memutuskan Ratu untuk menjadi bagian dari klubnya. Ratu benar-benar
membabat habis musik yang mengalun dengan gerakannya yang sempurna.
Anggota yang lainnya pun dibuat tercengang dengan penampilan Ratu,
gerakan yang menurut mereka tadinya terasa sudah sangat bagus dan saat ini
disempurnakan oleh sang Ratu.
Raja yang sedang duduk tak jauh dari lapangan bersama yang lainnya pun
ikut tertegun melihat penampilan Ratu saat ini. Tatapan Raja tak teralih sama
sekali dari sosok Ratu, ini adalah kedua kalinya Raja melihat Ratu menari,
dan Raja masih tetap terpesona. Tidak dipungkiri, Ratu berhasil membuat
orang disekitarnya terkagum-kagum.
Panca yang sedang duduk langsung berdiri saat melihat pemandangan yang
menurutnya sayang untuk dilewatkan. "OH MY LORD, GUE KALAU JADI SI
RAJA, GUE JAGA TUH SI RATU TERUS GUE SAYANG-SAYANGIN
DEH, BIAR ENGGAK LEPAS. RAJA EMANG BEGO" ujar Panca yang
masih tak mengalihkan pandangannya.
Angkasa meneguk salivanya. "Damn! She's so sexy right now!" umpat
Angkasa.
Raja melemparkan pandangan tajam ke Angkasa. Angkasa yang menyadari
arti tatapan membunuh Raja, dengan kikuk ia menggaruk tengkuknya yang
padahal tidak gatal sama sekali.
"Bentar lagi pasti ada yang nyesel terus bikin video sambil nangis-nangis,
terus dikasih judul "Alasan kita selesai.." Bener enggak Ja?" ledek Elang
yang hanya dibalas sebuah abaian oleh Raja.
Dirga menepukan tangannya saat Ratu menyelesaikan gerakannya. "Gue
yakin abis ini si Fara pasti meledak-ledak kayak air dimasukin ke dalam
minyak panas. Gue berani taruhan!" ujar Dirga.
Fara yang melihat penampilan Ratu dari atas balkon kelasnya langsung
merasa geram saat itu juga. Harga dirinya seperti dijatuhkan oleh seorang
Ratu. Berani-beraninya Helen menerima anggota baru saat ini, padahal sudah
tertera jelas aturan yang mengatakan bahwa anggota baru akan diseleksi
setiap pergantian semester. Semua hal ini membuktikan bahwa Helen telah
menyatakan bendera perang untuknya dengan menggunakan Ratu sebagai
alatnya. Dan, tentu saja Fara tidak akan tinggal diam begitu saja .
"Bukan Fara namanya kalau enggak bisa bikin hidup kalian menderita.
Terutama untuk lo Helen, lo salah udah cari masalah sama gue. Kalau
Ratu adalah suatu alat yang lo pakai untuk menghancurkan gue, kita lihat
gimana nanti gue buat alat yang lo punya itu rusak dan jadi enggak
berguna." batin Fara.
19. RATU TIDAK BAIK-BAIK SAJA

And I'd give up forever to touch you


'Cause I know that you feel me somehow
You're the closest to heaven that I'll ever be
And I don't want to go home right now
And all I can taste is this moment
And all I can breathe is your life
And sooner or later it's over
I just don't wanna miss you tonight
And I don't want the world to see me
'Cause I don't think that they'd understand
When everything's meant to be broken
I just want you to know who I am
🎼 Iris-Cover by Kina Grannis 🎧

[JANGAN LUPA FOLLOW & VOMMENT YA, ITU BERHARGA BANGET


BUAT AUTHOR❤]

WARNING: PART INI MENGANDUNG SEDIKIT ADEGAN


KEKERASAN (BAGI PEMBACA BELUM CUKUP UMUR TOLONG
JANGAN DIBACA)
19. RATU TIDAK BAIK-BAIK SAJA
Seorang gadis berambut panjang dengan tubuh yang mungil, sedari tadi
berdiri sembari memperhatikan sebuah gerbang sekolah yang ada
disebrangnya, Ratu. Gadis itu tengah menunggu sosok laki-laki yang sudah
menghilang tanpa kabar beberapa hari ini. Ratu mencengkram rok sekolahnya
dengan gugup, jujur saja saat ini dirinya bisa dibilang nekat karena
mendatangi kandang musuh sekolahnya sendiri. Ratu mengetuk-ngetukan
sepatunya ke tanah, sudah hampir satu jam Ratu menunggu sosok Aksara.
Tiba-tiba tanganya merasakan sedang dicengkram kuat oleh seseorang. Ratu
yang terkejut seketika langsung menoleh.
"Lo anak GARUDA kan?! Berani banget lo kesini! Oh gue tahu, lo pasti
salah satu mata-mata suruhan geng TEMPUR ya?!" tekan lelaki itu.
"Satria, jangan cari masalah disini. Mending kita bawa ke markas aja, biar
kita sidak rame-rame" ujar lelaki yang satunya.
Satria menyeringai dan menatap Ratu tajam. "Lo kadang pinter juga, Galih"
Jawab Satria. "Nona cantik, ikut kita sekarang ya, dan jangan berisik kalau lo
mau aman" ancam Satria.
Ratu menggeleng, suaranya tercekat. "Ratu.. bukan mata-mata, lepasin
Ratu" lirih Ratu. "Ratu janji enggak akan kesini lagi, Tolong.. maafin Ratu"
Ratu menangkupkan kedua tangannya.
Satria memandang Galih dengan tatapan yang bisa diartikan oleh Galih,
Satria tertarik dengan gadis yang ada di cengkramannya saat ini. Tanpa
memperdulikan ucapan dan tangisan Ratu, Satria dan Galih langsung menarik
paksa Ratu dan memasukannya ke dalam mobil.
Sampailah mereka saat ini disebuah rumah kontrakan yang disebut sebagai
markas pasukan PERMATA. Ratu masuk kedalam rumah tersebut dengan
perasaan takut, dilihatnya beberapa laki-laki berseragam sekolah sedang
asyik bermain kartu dan minum kopi. Kehadiran Ratu pun membuat mereka
seisi ruangan memperhatikan dirinya dengan tatapan penuh pertanyaan.
"Anak GARUDA nih! Angkasa bego juga ternyata, merintahin mata-mata
yang klemer kayak gini!" ujar Satria. "Enaknya diapain nih?!" tanya Satria
kepada teman-temannya.
Salah satu laki-laki yang tadinya sedang asyik bermain kartu seketika
beranjak berdiri dari kursinya, lalu berjalan menghampiri Ratu. Ditatapnya
Ratu dengan tajam hingga membuat tubuh Ratu gemetar.
Sergio menyentuh wajah Ratu. "Nama gue Sergio, siapa nama lo gadis
cantik?" tanya Sergio.
Ratu menepis tangan Sergio yang sudah berani menyentuhnya. "Jangan
sentuh Ratu!" bentak Ratu.
Sergio tertawa, lalu ditariknya tubuh Ratu dengan kasar ke dalam
pelukannya. Diangkatnya wajah Ratu lalu diusapnya bibir Ratu. Emosi Ratu
memuncak, dirinya tak pernah merasa sehina ini. Didorongnya tubuh Sergio
dengan kasar hingga Sergio sedikit terhuyung.
"JANGAN PERNAH SENTUH RATU! RATU ENGGAK SUDI!!" teriak
Ratu sembari menangis.
BUKH
Sergio mendaratkan pukulannya ke wajah Ratu. Seisi ruangan tersebut
terkejut melihat tindakan Sergio. Ratu tersungkur lemah seketika, pipi kirinya
lebam dan sudut bibirnya sudah berdarah.
"PEREMPUAN SIALAN!!! GUE ABISIN LO SEKARANG JUGA!!"
teriak Sergio.
Sergio menarik kerah baju Ratu, hingga Ratu berdiri. Dijambaknya rambut
Ratu, dan dengan kasar Sergio hempaskan tubuh Ratu hingga terbentur
dinding. Sudut mata Ratu berdarah karena terbentur sebuah pigura besi. Ratu
melemas dan tubuhnya terjatuh ke lantai kembali, melihat Ratu semakin
lemah, diinjaknya kuat tangan Ratu hingga menimbulkan lebam.
Satria yang melihat Sergio sudah gelap mata, ditariknya tubuh Sergio dan
dihempaskannya dengan kasar. "LO GILA!!! DIA ITU CEWEK!! KITA
BUKAN BANCI BANGSAT!!!" teriak Satria.
Galih yang melihat Ratu sudah melemas, diguncangkannya lah tubuh gadis
itu agar tersadar. "Hey, bangun! Gue mohon! Ratu! Bangun Ratu!" panik
Galih.
Suara deru mobil yang tengah terparkir di garasi memenuhi seisi ruangan
yang mencengkam tersebut. Aldi yang baru saja mengantar pacarnya pulang
ke rumah. Segera bergegas menuju markas PERMATA karena ada hal penting
yang akan diurusnya. Saat ia masuk, betapa terkejut dirinya melihat sosok
perempuan yang sangat dikenalnya tengah terkapar dilantai dengan lebam
diwajahnya. Diangkatnya lah tubuh Ratu segera, ditepuk-tepuk wajah gadis
tersebut agar sadar.
"RATU!! RATU LO KENAPAA!!! SADAR RATU INI GUE ALDI!! GUE
MOHON RATU BUKA MATA LO!!" teriak Aldi.
"BANGSAT!! SIAPA YANG NGELAKUIN INI?! JAWAB LO SEMUA!!"
teriak Aldi kepada teman-temannya, tapi tak ada satupun yang menjawab.
Aldi mengedarkan pandangan tajam ke sekitarnya. "LO PADA ENGGAK
MAU JAWAB? GUE PASTIIN LO SEMUA ABIS DITANGAN AKSARA!"
ancam Aldi.
Melihat teman-temannya sudah ketakutan, Galih membuka suara. "Sergio
yang ngelakuin ini semua" jawab Galih.
"BRENGSEK!!! DIMANA DIA SEKARANG!!!" teriak Aldi.
"Dibawa Satria, gue yakin Satria udah ngehajar dia habis-habisan" jawab
Galih untuk menenangkan Aldi.
"MASALAH INI BELUM SELESAI, DAN GUE PASTIIN LO SEMUA
YANG ADA DISINI AKAN BERURUSAN DENGAN AKSARA!!
TERUTAMA SERGIO!!" Aldi mengancam seisi ruangan.
Aldi pun menggendong tubuh Ratu dan membawanya keluar menuju
mobilnya. Ratu perlahan membuka matanya, lalu tersenyum tipis saat melihat
Aldi tengah menggendongnya. Ternyata dia masih diberikan kesempatan
untuk hidup, batinnya. Dibaringkannya tubuh Ratu didalam mobilnya.
"Bodoh! Disaat gini lo masih bisa senyum!! Gue bawa lo ke Aksara
sekarang" ujar Aldi.
Ratu menggeleng. "Ra.. Ratu mohon, jangan kasih tahu siapapun" lirih
Ratu. Ratu hanya tidak ingin menimbulkan masalah lagi karena
kecerobohannya.
"Enggak bisa Ratu! Ini udah kelewat batas!!" bentak Aldi.
Ratu mencengkram lemah tangan Aldi. "Ratu mohon ke Aldi, kali ini aja"
mohon Ratu. "Anterin Ratu ke rumah aja sekarang, Ratu.. Ratu enggak kuat,
Ratu.. Ratu mau ketemu Bunda..Ratu..Ratu takut Aldi" isak Ratu.
Aldi yang melihat Ratu menangispun merasa tidak tega, dipeluknya tubuh
Ratu dan diusapnya lembut wajah lebam Ratu. Aldi mengangguk. "Oke, gue
bawa lo pulang tapi sebelumnya kita obatin dulu luka lo" ujar Aldi yang
dibalas anggukan lemah oleh Ratu.
***
Risti memeluk tubuh Aksara. "Aksara, kamu temenin aku disini aja ya. Aku
takut dirumah sendirian" ujar Risti.
Aksara melepaskan pelukan Risti pelan. "Aku harus ke markas, udah tiga
hari aku enggak kumpul sama mereka" jawab Aksara.
Risti menggeleng. "Kalau aku kenapa-kenapa gimana? Kan ponsel kamu
masih rusak, jadi aku enggak bisa kan hubungin kamu" rengek Risti.
Aksara menghela nafas panjang. "Iyaudah, aku disini sampai om dan tante
pulang" jawab Aksara terpaksa.
Risti memeluk Aksara senang, hari ini dirinya memang ingin menghabiskan
waktu bersama Aksara tanpa ada yang mengganggunya. Sedangkan Aksara
sudah sangat jengah dengan sikap Risti yang akhir-akhir ini sikap manjanya
keterlaluan.
***
"Lo ngapain si dari tadi mondar-mandir enggak jelas?!" tanya Dirga
kepada Raja yang jengah melihat tingkah Raja saat ini.
Raja yang mendengar ucapan Dirga pun tak mengerti apa yang sebenarnya
terjadi dengan dirinya. Ada perasaan tidak enak yang saat ini ia rasakan.
Entah hanya perasaanya saja atau memang ada sesuatu hal yang terjadi tanpa
dirinya ketahui?
Raja mengusap wajahnya kasar. "Gue juga enggak tahu, perasaan gue
enggak enak aja tiba-tiba" jawab Raja.
Angkasa yang sedang melahap mie rebus buatan Bi Jum langsung
menghentikan makannya dan memandang Raja heran. "Lo punya utang kali,
coba inget-inget. Makanya kalau beli apa-apa tuh langsung bayar! Jangan-
jangan lo punya utang ya di Warkop!" ujar Angkasa.
Raja melempar bantal yang ada diruang tamu rumahnya ke arah Angkasa.
"Sialan lo! Mana pernah gue ngutang, emangnya gue Panca!" balas Raja.
Panca yang mendengar namanya disebut, langsung membuka suara.
"Ngutang itu bagus, itung-itung Bu Sri (Pemilik Warkop) nabung sama gue.
Daripada duitnya dihabisin buat poyah-poyah sama dia, kan mending
ditabung sama gue" kilah Panca.
Elang yang mendengarnya hanya bisa menggelengkan kepala, temannya
satu itu memang pintar sekali dalam hal jawab menjawab. Elang lalu melirik
Raja. "Daripada lo mondar-mandir enggak jelas, mending kita billiard aja,
udah gatel nih tangan gue. Ayolah, Udah kayak cewek mau PMS aja lo" ujar
Elang.
"Iya, lagian itu cuma perasaan lo doang Ja. Jangan dipikirin amat lah, udah
kayak emak-emak lagi mikirin tupperware-nya aja lo" timpal Panca.
Raja mengangguk lalu menghampiri Elang dan Panca ke meja billiard yang
ada di rumahnya. Sedangkan Angkasa dan Dirga masih sibuk menyantap mie
rebus Bi Jum yang menurut mereka nikmatnya tiada tara.
Raja membuang perasaan tak enaknya jauh-jauh. Benar apa kata Panca,
semua itu hanya perasaannya saja. Semoga, pikirnya. Saat ini ia ingin
menikmati waktu bersama teman-temannya tanpa memikirkan hal yang hanya
menambah bebannya.
***
Sinta tengah menatap putrinya dengan hati yang menangis. Wajah cantik
putrinya dipenuhi lebam di sebelah kiri, sudut mata dan bibirnya pun terluka.
Sinta menarik lembut tangan Ratu, dan mengusap memar yang ada ditangan
putrinya dengan lembut. Akhir-akhir ini dirinya terlalu larut dalam kesedihan
hingga tidak pernah memperhatikan putrinya.
Malam itu Sinta menangis, merutuki kebodohannya sebagai seorang Ibu
yang selalu bertindak tanpa berpikir. Dan selalu bertingkah bahwa tidak ada
lagi harapan dihidupnya saat ini disaat putrinya sedang berjuang untuk
bangkit. Sinta menyelimuti putrinya dengan pelan. Lalu beranjak keluar
menuju kamarnya.
Ratu tengah tertidur saat ini. Setelah Aldi mengobati luka dan lebamnya,
Aldi mengantarkan dirinya pulang kerumah dan menemui sang Bunda lalu
menjelaskan bahwa Ratu telah terserempet sebuah motor, dan pengendara
tersebut kabur begitu saja. Ada rasa sakit dihati Ratu saat berbohong kepada
sang Bunda, tapi itu jauh lebih baik daripada Ratu harus jujur yang akan
membuat sang Bunda sakit karena khawatir memikirkannya.
Sakit ditubuh Ratu mulai terasa saat ini, luka dan lebam yang ada di
wajahnya pun makin perih. Dahinya makin berkeringat, deru nafasnya pun tak
beraturan. Sudut matanya sudah berair, Ratu menangis dalam tidurnya.
"Ra..Raja.. tolong"
"Sakit Raja.."
"Kamu dimana.. Raja.."
"Raja.."
Malam itu Ratu meracau, hanya nama Raja lah yang ia sebut dalam
keadaan sadar ataupun tidak. Hanya sosok Raja lah yang ia panggil saat
dirinya merasa takut. Hanya Raja yang ada dihidupnya, bukan laki-laki lain.
Raja, Ratu butuh Raja.
Ratu takut, Raja.
Kamu ada dimana? Ratu sakit, Raja.
Raja, jangan tinggalin Ratu, Raja.
21. RINAI, DIMANA RAJA?

But I wake up with this anger


And the pain won't let me be
And the smile I share
Is only there for show
I can't let go
I need it to remind me
I can't let go
Oh, I just repeat the past
🎼 I Can't let go- Cover by Marie 🎧

[VOMMENT & FOLLOW KALIAN BERHARGA BANGET BUAT AUTHOR


❤]

21. RINAI, DIMANA RAJA?


Sakit ditubuh Ratu makin terasa. Ia terpaksa tidak masuk sekolah hari ini,
dan sore harinya ia memutuskan untuk tetap bekerja seperti biasa, dirinya tak
ingin kehilangan pekerjaannya, bagaimanapun juga sekarang Ratu adalah
tulang punggung di keluarganya. Rinai marah besar saat melihat keadaan Ratu
saat ini, Rinai berjanji akan mencari tahu siapa yang sudah menabrak Ratu
dengan bantuan Om Badai, Ayah Rinai. Tapi semua itu dicegah oleh Ratu
secepatnya, sebenarnya Ratu merasa tidak enak karena telah berbohong
kepada Rinai. Ratu hanya tidak ingin sahabatnya menjadi khawatir akan
dirinya.
"Lo keluar duluan aja, biar gue yang beresin meja. Tinggal dikit lagi kok"
ujar Rinai.
Ratu menggangguk lalu melepas efron yang masih tergantung ditubuhnya.
"Ratu tunggu Rinai didepan ya" ujar Ratu yang dibalas satu jempol oleh
Rinai.
Ratu mengambil tas dan jaketnya, lalu berjalan menuju pintu keluar caffe.
Langkah kaki Ratu terhenti saat melihat sosok laki-laki yang beberapa hari ini
tak ada kabar sama sekali, Aksara. Dirinya saat ini tengah berdiri sambil
bersandar di mobilnya. Senyum Aksara mengembang saat melihat Ratu sudah
keluar dari caffe dan berdiri sembari menatapnya. Aksara melambaikan
tangannya, lalu berjalan menghampirinya.
Ratu buru-buru memakai jaketnya untuk menutupi lebam di tangannya.
Seketika Ratu menyentuh wajahnya dan dirinya bertambah panik karena lupa
memakai masker yang sudah ia siapkan dari rumah. Belum sempat Ratu
merogoh tasnya, Aksara sudah berdiri dihadapannya. Ratu pun memutuskan
untuk menunduk saja.
"Hai, gue tau kok lo pasti kangen gue. Jangan nunduk malu-malu gitu dong.
Enggak mau meluk nih?" goda Aksara.
"Maaf, Ratu duluan ya Aksara" Ratu lalu buru-buru pergi meninggalkan
Aksara. Melihat sikap aneh Ratu, dengan cepat Aksara menarik tangan Ratu.
"AHHHK SAKIT" teriak Ratu spontan. Lebam yang ada ditangannya saat
ini memang masih terasa sangat sakit walaupun sudah ia kompres semalaman.
Aksara terkejut dan mengangkat tangan Ratu, lalu mengendurkan jaketnya
keatas. Mata Aksara terbelalak melihat lebam besar di tangan Ratu. Aksara
langsung mengangkat wajah Ratu. Rasanya saat ini seperti ada bom yang
meledak didalam diri Aksara dan menghancurkannya. Aksara menatap tajam
Ratu. "SIAPA YANG BIKIN LO KAYAK GINI? Jawab gue Ratu" tanya
Aksara dingin.
Ratu terdiam. Dirinya tak mungkin mengatakan bahwa temannya lah yang
membuat Ratu menjadi seperti ini. Ratu tidak ingin ada perkelahian lagi,
sudah cukup. "Ratu ditabrak motor" jawab Ratu bohong.
"Lo salah orang kalau mau bohong Ratu, gue tau banget ini bekas pukulan.
SIAPA YANG NGELAKUIN INI RATU!! JAWAB SIALAAN!!!!" teriak
Aksara.
"CUKUP AKSARA!!"
Rinai yang baru keluar dari caffe segera menghampiri Ratu saat melihat
Aksara tengah meneriaki gadis itu. Rinai melepaskan cengkraman Aksara
dipundak Ratu. Dengan tatapan tajam Rinai memandang Aksara.
"Pergi dari sini sekarang" ucap Rinai dingin.
Aksara menggeleng. "Enggak, sampai sebelum gue tahu siapa penyebab
dari ini semua!" jawab Aksara sembari menunjuk wajah Ratu.
"Aku enggak bohong Aksara, tolong jangan berlebihan. Aku baik-baik aja,
jadi aku mohon kamu pergi dari sini sekarang juga" mohon Ratu.
"GUE BILANG GUE ENGGAK AKAN PERGI SEBELUM TAU
PENYEBABNYA!! LO ENGGAK USAH BOHONG RATU!!!!" teriak
Aksara dengan emosi.
Rinai mendorong tubuh Aksara kasar lalu membentaknya."Berhenti
nyakitin Ratu! Lo dan Raja itu sama aja, enggak ada yang lebih baik dari
kalian berdua! Buktinya, kalian aja enggak bisa jagain Ratu!" Rinai dengan
cepat menarik tangan Ratu dan membawanya pergi.
Aksara mengusap wajahnya kasar. "FINE RATU, KALAU LO ENGGAK
MAU BUKA SUARA. ENGGAK MASALAH. GUE AKAN CARI TAHU
SEMUA INI, DAN GUE PASTIKAN ORANG ITU AKAN HABIS
DITANGAN GUE SENDIRI" teriak Aksara.
Ada rasa takut didalam hati Ratu saat mendengar ucapan Aksara. Rinai
menggengam erat jemari Ratu, dan tanpa menoleh kebelakang keduanya
segera pergi menjauh dari Aksara.
Aksara memijit pelipisnya, dirinya harus mencari tahu hal ini se-segera
mungkin. Hati Aksara sakit melihat keadaan Ratu, ia tidak bisa
membayangkan bagaimana Ratu bisa mendapatkan lebam-lebam di wajah dan
tangannya. Aksara bodoh, itulah kata yang pantas untuknya saat ini. Aksara
bersumpah, ia akan menemukan dalang dari semua ini, dan ia tidak akan
segan-segan untuk menghabisi orang itu dengan tangannya sendiri.
Rinai menyodorkan satu botol minuman kepada Ratu. Saat ini mereka
berdua tengah duduk didepan minimarket 24 jam yang tidak jauh dari caffe
tempat mereka bekerja. Rinai mencoba menenangkan Ratu. Sebenarnya
banyak pertanyaan yang ada dikepala Rinai saat ini, tapi mungkin sekarang
bukanlah waktu yanh tepat untuk menanyakannya.
"Kita makan aja yuk, di persimpangan sana ada pecel lele yang katanya
enak lho!" Rinai mencoba mencairkan suasana.
Ratu memandang Rinai lalu mengangguk. "Boleh, Ratu juga belum makan
dari siang tadi" jawab Ratu membuat Rinai senang.
Rinai beranjak dari kursi. "Yaudah kalau gitu yuk kita kesana, cacing-
cacing diperut gue udah pada demo nih" keluh Rinai sembari mengusap-usap
perutnya.
"Oke, Ratu juga enggak mau cacing-cacing yang ada diperut Rinai jadi
pindah ke perut Ratu! Kasihan nanti cacing-cacingnya bisa jadi kurus,
soalnya Ratu makannya dikit kalau Rinai kan makannya banyak" ledek Ratu
membuat Rinai mencubitnya kesal. Rinai memang selalu bisa membuat
perasaan Ratu lebih baik, kalau saja Rinai adalah laki-laki mungkin Ratu
sudah jatuh cinta dengannya, tapi maaf saja dirinya sungguh masih normal
walaupun Raja sering menyakitinya. Terkadang, Ratu juga sering merutuki
kebodohan Elang yang tak pernah menyadari kehadiran Rinai dihidupnya.
Laki-laki memang tidak peka!
Ratu beranjak berdiri dengan satu botol air minum ditangan kanannya. Saat
Ratu berbalik, Pandangan Ratu menangkap sosok laki-laki di sebrang jalan
yang saat ini tengah menatapnya tajam, Sergio?. Ratu memundurkan langkah
kakinya, tubuhnya gemetar dan botol minuman yang digenggam Ratu, terjatuh
begitu saja.
Rinai segera mengikuti arah pandangan Ratu saat melihat ada yang aneh
dari sikap gadis itu. Rinai mengernyitkan dahinya heran, Siapa dia?. Rinai
menoleh ke arah Ratu. "Ratu, lo kenal sama dia?" Rinai menunjuk laki-laki
itu.
Ratu tidak memperdulikan ucapan Rinai sama sekali. Ratu yang melihat
Sergio tengah menyebrang jalan, dengan tubuh yang sudah lemas Ratu segera
berlari dan meninggalkan Rinai yang kebingungan. Ratu memegangi dadanya
yang bergemuruh cepat, dahinya saat ini sudah berkeringat dan bibirnya
sudah memucat.
"Nama gue Sergio, siapa nama lo gadis cantik?"
"JANGAN PERNAH SENTUH RATU! RATU ENGGAK SUDI!!"
"PEREMPUAN SIALAN!!! GUE ABISIN LO SEKARANG JUGA!!"
Ratu sesekali menoleh ke belakang, ingatan akan Sergio yang memukuli
Ratu muncul begitu saja. Ratu mengigit punggung tangannya untuk menahan
rasa takutnya. Entahlah, bisa disebut Ratu trauma.
Rinai segera berlari menyusul Ratu dan tidak memperdulikan laki-laki
yang sudah ada dihadapannya.
Rinai mengedarkan pandangannya untuk mencari Ratu, Setelah
menemukannya, dicekalnya tangan Ratu hingga membuat Ratu terpekik. Ratu
memandang Rinai dengan sorot ketakutan. Rinai menangkupkan kedua
tangannya ke wajah mungil Ratu. Deru nafas Rinai sudah tidak beraturan,
"Ratu?! Lo enggak apa-apa kan?!"
Perasaan Ratu lega saat melihat Rinai, segera ia memeluk gadis itu erat,
tangis yang sudah Ratu tahan sedari kemarin pecah saat itu juga, Ratu
menangis dengan sesunggukan.
"Ratu.. Ra.. Ratu butuh Raja, Rinai.. Ratu takut" Isak Ratu. "RAJA..
RAJA.. Rinai dimana Raja". Ratu menangis dalam pelukan Rinai hingga
tubuhnya melemas.
Mata Rinai berkaca-kaca, Ratu yang selama ini ia kira adalah sosok gadis
yang kuat, tapi kenyataannya adalah tidak. Ratu lemah, sama seperti dirinya.
Ratu dan dirinya lemah karena mencinta.
Setelah Ratu mulai tenang, Rinai membawanya untuk duduk dibangku yang
ada dipinggir jalan. Bagaimanapun Rinai harus tahu apa yang sebenarnya
terjadi dan siapa laki-laki tadi yang membuat ia berlari ketakutan seperti ini.
Rinai mencengkram lembut kedua pundak Ratu. Ditatapnya Ratu dengan
serius. "Tolong ceritain ke gue apa yang sebenarnya udah terjadi". Ratu
terdiam, Rinai menghela nafasnya panjang. "Lo anggep gue apa Ratu? Segitu
enggak pentingnya gue dihidup lo?" Rinai menatap sendu membuat Ratu
tertegun.
Ratu yang melihat ada sorot kesedihan dimata Rinai, akhirnya ia
memutuskan untuk menceritakan semuanya. Cerita pun mengalir begitu saja
dari awal pertengkaran antara Raja dan Aksara, hingga nekatnya Ratu untuk
menghampiri Aksara dan berakhir dengan pertengkarannya antara Sergio,
laki-laki yang sudah memukulnya dengan kasar tanpa ada rasa kasihan.
Rinai menangkupkan satu tangannya kemulutnya. Matanya terbelalak saat
mendengar cerita Ratu. Dilihatnya lah wajah Ratu yang masih lebam dan
sedikit luka. Mata Rinai memanas, Rinai tidak bisa membayangkan
bagaimana takutnya Ratu saat itu. Dipeluknya Ratu segera, Rinai sangat
menyayangi Ratu sudah seperti saudara. Ia merutuki diri sendiri yang tidak
becus menjaga sahabatnya, Rinai menyesal karena akhir-akhir ini pikirannya
tak bisa lepas dari seorang Elang dan tanpa sadar melupakan sahabatnya.
Rinai berjanji kepada dirinya sendiri saat itu juga untuk lebih memperhatikan
Ratu, karena dirinya tahu benar bagaimana kondisi keluarga dan lingkungan
Ratu yang sudah tidak sama lagi. Maafin gue, Ratu.
Malam itu, di persimpangan jalan raya. Langit malam menjadi saksi akan
tulusnya persahabatan antara Ratu dan Rinai. Ratu menyadari, satu sahabat
yang akan selalu ada sudah sangat cukup untuknya. Ratu tidak egois, dirinya
tidak meminta lebih. Mengingat Jeha dan Anggi, Ratu pun tak mengharapkan
mereka untuk kembali seperti dulu lagi. Ratu mengerti, semua tak akan sama
lagi.
***
Sergio membanting stir dengan kasar. Kalau saja Ratu tidak sedang
bersama dengan temannya, sudah Sergio pastikan saat ini Ratu sudah ada di
dalam mobilnya sembari menangis ketakutan. Sergio mengepalkan tangannya
saat mengingat pembicaraan dirinya dengan Satri. Sergio tidak menyangka
bahwa sosok Ratu sebegitu penting dimata orang terdekatnya.
Satria mendaratkan pukulannya ke wajah Sergio. "BRENGSEK!! LO
COWOK APA BANCI MAN! ENGGAK ADA SEJARAHNYA PASUKAN
PERMATA MUKUL CEWEK! LO MENCORENG NAMA BAIK KITA
SEMUA!" teriak Satria.
Sergio memandang tajam Satria. "Gue enggak akan gelap mata kalau
dia bukan seorang Ratu" jawab Sergio dingin membuat Satria tidak
mengerti.
Satria menarik kerah kemeja sekolah Seegio. "Maksud lo apa? Lo punya
dendam apa dengan dia? Ada hubungan apa lo sama dia?! Jawab
brengsek!" bentak Satria.
Sergio menyeringai. "Lo terlalu banyak tanya Sat. Enggak baik kalau
terlalu mencampuri urusan orang lain" bisik Sergio. "Satu lagi yang perlu
lo semua tahu, Gue enggak pernah nyesel dengan apa yang gue perbuat,
jadi percuma lo teriak-teriak gini"
Satria menggeleng tak percaya. "ABIS LO DITANGAN AKSARA" tekan
Satria. "Dan disaat itu terjadi, gue enggak akan bantu lo sama sekali".
Satria menghempaskan tubuh Sergio, lalu pergi meninggalkannya.
Sergio menyeka darah yang ada di sudut bibirnya. Dengan tatapan
penuh tantangan ia menatap punggung Satria yang sudah menjauh.
"Dengan senang hati, gue tunggu" gumam Sergio.
Setelah kejadian waktu itu, entah kenapa Sergio selalu ingin bertemu
dengan Ratu. Menyakiti Ratu sudah seperti menjadi candu baginya. Jangan
salah sangka kalau Sergio melakukan ini karena dirinya tertarik dengan Ratu,
sama sekali tidak. Sergio menyakiti Ratu tentu saja ada alasannya,
bagaimanapun juga dirinya tidak akan pernah melepaskan Ratu untuk
merasakan kebahagiaan. Tidak akan.
22. MIMPI BURUK RAJA

Waiting here for someone


Only yesterday we were on the run
You smile back at me and your face lit up the sun
Now I'm waiting here for someone
My shadow's dancing
Without you for the first time
My heart is hoping
You'll walk right in tonight
Tell me there are things that you regret
'Cause if I'm being honest I ain't over you yet
That's all I'm asking
Is it too much to ask?
🎼 Too much to ask-Cover by Freecoustic🎧

[JANGAN LUPA FOLLOW & VOMMENT YA, ITU BERHARGA BANGET


BUAT AUTHOR❤]

22. MIMPI BURUK RAJA


Angkasa mengetuk-ngetukan jarinya diatas meja sambil menatap Elang
gusar. "Lo bisa cepet enggak sih nyalin tugas si Raja? Gue mau nonton bola
nih bentar lagi, dan gue enggak mau ya nonton bola sambil ngerjain tugas!"
Elang berdecak kesal. "lo enggak liat apa tangan gue cuma ada dua? Kalau
gue tahu ni ya tugasnya sebanyak ini, udah dari jauh hari gue cicil ini tugas!
Sial emang" keluh Elang.
Panca lalu melirik Elang. "Udah kayak utang aja pake dicicil segala,
makanya jangan pikirin cewek mulu. Dulu aja diusir-usir, eh sekarang
dikejer-kejer. Sama aja lo kayak si Raja." cemooh Panca.
Angkasa melempar kacang kepada Raja yang sedang tertidur pulas. "Woy
Ja! Bangun! Jam segini udah tidur, enggak liat apa lo diluar sana banci masih
dandan." ujar Angkasa yang sama sekali tidak membuahkan hasil.
Elang menggelengkan kepalanya. "Lo kayak enggak kenal dia aja, Raja
kalau udah tidur enggak ada bedanya sama orang yang lagi pingsan!" ejek
Elang.
BRUKH
Tiba-tiba sebuah pigura yang ada di dinding kamar Dirga terjatuh. Angkasa
dan yang lainnya segera saling bertukar pandang, kecuali Dirga. Sedangkan
Raja masih asyik di dalam dunia mimpinya.
"Itu pigura kenapa bisa jatuh sendiri ya? Jangan-jangan...." Panca
menggantungkan ucapannya.
"Perasaan gue jadi enggak enak, bulu kuduk gue jadi merinding gini"
Angkasa mengedarkan pandangannya ke seluruh isi kamar Dirga.
Elang melempar bolpoin ke arah Angkasa. "Lo enggak usah mulai ngomong
yang aneh-aneh deh!" ujar Elang gusar. Sejujurnya Elang memang sangat
penakut bila menyangkut dengan hal-hal yang berbau mistis.
Dirga terkekeh dalam hati saat melihat reaksi teman-temannya. Dirga
memang sudah berniat ingin mencabut pigura tersebut, karena paku yang ada
dibelakangnya memang tidak terpasang dengan kencang. Tapi, ternyata dia
kelupaan sampai hari ini. Tiba-tiba, sebuah ide usil masuk ke dalam
pikirannya, dirubahnya-lah raut wajahnya menjadi serius. Ditatapnya ketiga
temannya satu persatu. "Kalian jangan berisik, si Susi pasti keganggu sama
kalian." bisik Dirga yang masih bisa didengar oleh ketiga temannya.
Elang meneguk salivanya. "Su..susi? Siapa itu?" Elang bertanya dengan
gagap.
Bulu kuduk Angkasa makin bergidik setelah mendengar ucapan Dirga.
"Apa-apaan sih lo Ga! Gue tambah merinding nih! Sialan lo" kesal Angkasa.
Dirga menghela nafas. "Gue serius, dia bener-bener keganggu sama kalian.
Soalnya kalian berisik dari tadi, tapi kalau kalian enggak percaya ya enggak
masalah. Gue cuma ngasih tahu aja." jelas Dirga.
Angkasa menatap Dirga serius. "Emangnya, Susi itu siapa?" tanya Angkasa
penasaran.
Dirga menghela napas. "Susi itu, anak perempuan dari pemilik rumah ini,
sebelum akhirnya rumah ini dibeli sama kedua orangtua gue. Tapi, sayang....."
Dirga menggantungkan ucapannya membuat ketiga temannya makin penasaran.
Panca yang sedari tadi merasa biasa saja, akhirnya mulai tertarik dengan
pembicaraan tersebut. "Kenapa dengan susi? Terus dia ada dimana?" tanya
Panca serius.
Dirga membuka suara kembali. "Susi bunuh diri, karena hamil diluar
nikah" jawab Dirga dengan mimik wajah sedih yang dibuat-buat.
Panca meneguk salivanya. "Bu..bunuh diri? Lo jangan cerita yang aneh-
aneh deh Ga" Panca mulai berkeringat.
"Iya, susi bunuh diri dikamar ini" jawab Dirga membuat ketiga temannya
bergeming. "Laki-laki yang ngehamilin Susi kabur, makanya Susi benci
banget sama yang namanya laki-laki, apalagi yang playboy" ujar Dirga
membuat Panca tertohok
Angkasa dan Elang menghela nafas lega. "Untung gue bukan playboy, jadi
gue pasti aman" ujar Elang yang diikuti dengan anggukan Angkasa.
Belum sempat Elang merasakan ketenangan, Dirga melanjutkan kembali
ucapannya."Tapi Susi seneng sama cowok ganteng Lang, lo tahu sendiri kan
diantara kita semua, lo yang paling ganteng?" Elang kembali bergeming.
"Sebenaranya, Susi sekarang lagi berdiri disamping salah satu diantara kita"
Dirga melanjutkan ucapannya.
Angkasa kembali berkeringat. "Sumpah Ga, kalau lo ketahuan bohong sama
gue. Abis lo sekarang!" Angkasa mengancam Dirga.
"Memangnya, Su..Susi lagi berdiri dimana?" Panca tergagap kembali.
Sungguh saat ini Dirga ingin tertawa sekencang-kencangnya melihat wajah
bodoh ketiga temannya. Preman kok takut hantu. Dirga mulai membuka
suaranya kembali. "Susi.. sekarang, ada di..."
Angkasa, Panca dan Elang saat ini sudah sangat mempersiapkan mental
mereka. Suasana yang tadinya hangat, tiba-tiba berubah menjadi dingin
mencekam, dan semua itu karena yang namanya Susi. Anak perempuan yang
benci dengan cowok playboy tapi sukanya sama cowok ganteng. Aneh
bukan? Jaman sekarang mana ada cowok ganteng tapi enggak playboy?
Mimpi aja deh.
"Susi.. ada di....." Dirga menggantungkan ucapannya kembali membuat
ketiga temannya kesal dan ingin melahapnya segera.
Deg
Deg
Deg

"Dia ada di sam- "


"RATUUUUU!!!"
"AAAAAAAAAAAAAAAKHHHHH!"
Dirga dan ketiga temannya terlonjak kaget saat mendengar teriakan Raja.
Panca segera menepuk-nepuk dadanya untuk menenangkan jantungnya. Elang
mengusap keringat yang sudah membasahi dahinya dengan lemas sambil
mengatur deru napasnya. Sedangkan Angkasa, saat ini tengah meneguk habis
sebotol air minum yang ada di atas meja tanpa jeda. Dan di sisi lain, Dirga
menatap Raja gusar karena telah membuatnya seperti seseorang yang telah
memakan senjatanya sendiri.
Raja mengernyitkan dahinya heran saat melihat tingkah aneh keempat
temannya. Ditambah lagi Dirga yang saat ini menatapnya dengan kesal yang
membuat Raja makin bingung. Pada kenapa sih?
"Lo semua kenapa sih? Kayak abis ketemu hantu aja!"
celetuk Raja membuat keempat temannya tertohok.
Panca melempar bantal yang ada didektanya ke wajah Raja. "Lo ngapain
sih teriak-teriak?! Teriakin Ratu lagi, lo itu ya, enggak di dunia nyata, enggak
di dunia mimpi, masih aja berantem sama Ratu" cemooh Panca.
"Makanya kalau kangen itu bilang, jangan malah dikasarin" timpal Dirga
kesal.
Angkasa melirik Raja. "Mimpi apaan lo sampai teriak-teriak gitu?" tanya
Angkasa. "Jangan-jangan mimpi yang aneh-aneh ya lo!" Angkasa
memicingkan matanya.
Raja menghela napas tanpa memperdulikan ucapan Angkasa. Ia mengingat
mimpinya sejenak. Dalam mimpi itu, Raja tengah berdiri di dalam hutan sepi.
Ia berjalan kesana kemari untuk mencari jalan keluar, dan saat itu juga tiba-
tiba terdengar suara Ratu tengah memanggil-manggil namanya.
"RAJAA KAMU DIMANA RAJA"
Raja yang mendengar suara Ratu, segera ia mencari asal sumber suara
itu. Tapi, Raja tidak menemukan Ratu sama sekali.
"RAJA TOLONG RATU RAJA!!!"
Raja yang semakin panik, akhirnya membalas teriakan Ratu "RATU
KAMU DIMANA?!!RATUU "
"AKHH SAKITTT!! RAJA TOLONG!"
Raja terus berlari mencari Ratu, tak perduli ia sampai terjatuh dan
terluka. Setelah mencari Ratu kesana kemari, dari kejauhan dengan
samar-samar ia melihat sosok gadis yang sangat dikenalnya. Gadis itu
tengah berdiri diujung tebing yang curam sembari tersenyum kearahnya.
Direntangkannya kedua tangan gadis itu seolah meminta Raja untuk
memeluknya. Raja berjalan perlahan menghampirinya, dan saat Raja
sudah semakin dekat, gadis itu menutup matanya lalu menjatuhkan
tubuhnya sendiri ke jurang, Dan saat itu juga Raja meneriaki nama gadis
itu.
RATUUUUU!!
Raja memijat pelipisnya, ia tak mengerti kenapa dua hari ini bayangan
Ratu gencar menghampirinya. Apakah ini yang dirasakan saat ingin menuju
fase move on? . Yang benar saja? Ia bisa gila bila harus bermimpi buruk tiap
harinya. Mimpi buruk? Raja jadi mengingat sesuatu.
"Raja, ini Ratu bawain nasi goreng kesukaan Raja. Jangan lupa
dimakan ya" Ratu menyodorkan sebuah kotak bekal berwarna biru muda
kepada Raja yang sedari tadi mengabaikannya.
"Oh iya, Ratu bawain vitamin untuk Raja juga. Jangan lupa diminum ya,
besok kan Raja ada pertandingan. Semangat ya" Raja masih mengabaikan.
"Terus Ratu jug—"
Raja yang makin jengah akhirnya menepis kotak bekal tersebut dengan
kasar hingga berserakan di lantai. "MAKANAN SAMPAH!" teriak Raja
membuat Ratu terkejut.
Ratu menatap nanar nasi goreng yang sudah susah payah ia masak
untuk Raja. "Mau Raja itu apa?! Ratu tau Raja benci banget sama Ratu
sekarang, tapi seenggaknya tolong hargain usaha Ratu untuk perbaikin ini
semua" Ratu terisak, ia tak perduli bahwa saat ini dirinya tengah menjadi
pusat perhatian seisi kantin sekolah.
Raja menuju Ratu yang sedang memungut kotak bekalnya yang telah
berserak bersama dengan isinya di lantai, sembari menangis. Raja
berjongkok lalu sorot tajam matanya bertemu dengan kedua manik mata
Ratu.
"Lo nanya mau gue apa?"
Ratu mengangguk lemah dan menatap Raja sendu.
"Lo pergi dari muka bumi ini secepatnya"
"Karena..."
"Lo itu cuma mimpi buruk di hidup gue, Ratu setia Wijaya"
27.MAJU ATAU BERHENTI SEKARANG?

Give me love like never before


'Cause lately I've been craving more
And it's been a while but I still feel the same
Maybe I should let you go
You know I'll fight my corner
And that tonight I'll call ya
After my blood is drowning in alcohol
No I just wanna hold ya
Give a little time to me or burn this out
We'll play hide and seek to turn this around
All I want is the taste that your lips allow
My, my, my, my, oh give me love
🎼 Give me love-Cover by Crossanchorfilm 🎧

[JANGAN LUPA FOLLOW & VOMMENT YA, ITU BERHARGA BANGET


BUAT AUTHOR❤]

27.MAJU ATAU BERHENTI SEKARANG?


PRANG!
PRANG!
"BANGSAT!!"
Raja membanting satu-persatu barang yang ada didalam rumahnya. Ia
benar-benar murka, sisi gelapnya sudah menyelimuti dirinya saat ini dan siap
membunuh siapapun kapan saja. Terutama untuk lelaki yang sudah berani
membuat Ratu menjadi seperti ini, Raja Gemilang bersumpah akan
menjemput kematian laki-laki itu beserta orang-orang yang ikut campur
tangan dalam kejadian ini segera mungkin, dengan cara yang kejam dan tanpa
ada kata ampun sekalipun. Satu hal lagi yang perlu diingat, tangannya sendiri
lah yang akan membereskan para bedebah itu.
Panca, Dirga dan Elang hanya bisa menonton tanpa sedikitpun berani
membuka suara saat melihat kegilaan Raja saat ini. Sesekali, mereka
meneguk saliva masing-masing saat melihat Raja dengan gampangnya
menghancurkan guci-guci mahal yang ada di dalam rumahnya, ditambah lagi
yang mereka tahu harga guci-guci tersebut berkisar sekitar lima ratus juta
keatas, sesuai dengan modelnya masing-masing. Raja benar-benar gila!
"Lang! Jemput Rinai kesini sekarang juga!" perintah Raja.
Elang yang hendak ingin protes, segera mungkin ia mengurungkan niatnya
saat melihat Raja tengah menatapnya tajam sambil menggenggam pecahan
guci tajam ditangannya. Baru kali ini Elang benar-benar takut dengan Raja,
The power of Ratu Setia Wijaya!, tanpa ingin membuat Raja makin murka,
dengan segera ia mengambil jaket dan kunci motornya lalu keluar begitu saja.
"Lo," Raja memandang Panca. "Pergi ke rumah Ratu sekarang, dan kasih
penjelasan apapun dengan tante Sinta biar dia enggak khawatir nyariin
anaknya. Gue mau Ratu tinggal disini beberapa hari." ujar Raja.
Tanpa protes sedikitpun Panca segera melaksanakan perintah Raja. Tak
ada yang lebih baik lagi selain menuruti perkataan Raja untuk saat ini, Panca
masih sayang nyawanya!
Tanpa menunggu perintah Raja, Dirga akhirnya memutuskan untuk
bertindak sesuai inisiatifnya sendiri. "Gue ke Warkop dulu kalau gitu, nemuin
Bima dan Gamal." ujar Dirga lalu dibalas anggukan dengan Raja.
Melihat ketiga temannya sudah pergi, dengan langkah lebar ia menaiki
tangga menuju kamarnya untuk melihat keadaan Ratu. Kalau saja ada predikat
laki-laki terbodoh sedunia, ia akan mencalonkan dirinya sendiri saat itu juga!
Angkasa sangat benar, ia memang pintar dalam soal akademik tapi terlalu
bodoh untuk soal perempuan, khususnya dalam hal melindungi perempuan
yang ia cintai. Ia benar-benar gagal!
Ratu mengedarkan pandangan ke seisi ruangan yang sangat awam untuknya
dengan penuh banyak pertanyaan dikepalanya. Saat ini, ia tengah terbaring
diatas ranjang yang menurutnya sangat nyaman dengan masih menggunakan
seragam sekolah ditubuhnya.
Sudah lama sekali ia tidak merasakan kasur yang empuk seperti ini.
Maklum saja lah, di tempat tinggalnya sekarang ia hanya tidur di bawah
lantai dengan beralas kasur tipis yang sudah disediakan oleh sang pemilik
kontrakan. Tapi, bagaimanapun itu ia tetap bersyukur dibanding harus tidur di
jalan bersama dengan angin malam dan kawan-kawannya, Ia tidak akan
kuat!.
Ratu dimana? Jangan-jangan, Ratu udah di surga? Tapi kok enggak ada
malaikat gantengnya? Ah, semoga aja malaikat gantengnya mirip oppa-
oppa yang selalu diceritain Rinai! Hm.. siapa ya namanya? Cha.. cha eun..
duh siapa sih! Cha-eun-woo? Cha eun woo!! Ah iya iya! Cha eun woooo
oppaaa! Sarangheooo oppa <3
Tiba-tiba, pintu ruangan tersebut terbuka dan membuat Ratu menoleh
seketika. Ia melihat sosok laki-laki tampan dibaluti seragam sekolah yang
sama dengannya, tengah berjalan menujunya. Tuhan, apa dia malaikat surga
untuk Ratu?
Ketika jarak lelaki itu makin dekat dengannya, terlihat jelas sudah wajah
lelaki itu. Ia mengerjapkan kedua matanya berkali-kali, Raja? Oh tidak,
bahkan di surga pun ia tidak dibiarkan untuk moveon dengan mudah
begitu saja, sungguh malang kamu Ratu. Bye oppa!
Ratu menatap Raja dengan sedih saat ini. Bahkan, ia belum berpisah
secara baik-baik sebelum ia pergi selamanya dari hidup laki-laki itu. Apa
Raja di bumi baik-baik aja? Dia merasa kehilangan Ratu enggak ya?
Ratu pun terlarut dengan pikirannya sendiri. Masih banyak pekerjaan yang
harus ia lakukan di bumi. Belum lagi soal Bunda dan Ayah, mereka pasti
sudah menangisi dirinya saat ini. Rinai? Aksara? Geng Tempur? Bagaimana
keadaan mereka sekarang? Oh tidak!, Bahkan ia belum sempat
mengundurkan diri dari caffe tempat ia bekerja. Sudahlah, ia harus
menerima dengan lapang dada semua ini.
Bagaikan air yang dilempar sebuah batu, lamunan Ratu buyar begitu saja
saat merasakan tubunya tengah dipeluk hangat dari seseorang. Raja? RAJA
MELUK RATU?!! YA TUHAN, KALAU BEGINI CERITANYA, DARI DULU
RATU SIAP DEH DITELEPORTASI KE SURGA SEGERA MUNGKIN! RAJA
KU SAYANGG I'M COMING!!
Dengan pipi yang sudah bersemu merah, ia membalas pelukan Raja erat
bersama senyuman yang sedari tadi tak henti menghiasi wajahnya. Ratu
memejamkan matanya dan mengendus-ngendus aroma tubuh Raja yang selama
ini sudah lama ia rindukan. Ah, peppermint!
Ratu menghela napas panjang. "Kalau gini sih, Ratu pasti betah tinggal di
sini. Ternyata, surga memang benar-benar indah." ujar Ratu.
Raja melepaskan pelukannya seketika, ia menaikan satu alisnya dan
menatap Ratu dengan heran. Perasaan kalut yang sedari tadi membalutinya
pun tiba-tiba lenyap begitu saja. "Lo baik-baik aja kan?"
Ratu tersenyum lebar saat mendengar pertanyaan Raja. Ia mengusap wajah
lelaki itu dengan lembut dan memperhatikannya dengan lekat-lekat. "Syukur
deh, Raja yang di surga beda dengan yang di bumi. Berarti, disini Ratu
enggak usah repot-repot cari cara buat moveon" ujar Ratu.
Raja terkekeh geli dalam hati saat mendengar ucapan polos Ratu.
Disentilnya kening Ratu hingga gadis itu meringis sambil memunculkan wajah
cemberutnya yang sama sekali tidak berubah dari dulu hingga sekarang.
Menggemaskan!
"Cewek bodoh! Lo itu masih hidup dan masih tinggal di bumi. Lagian,
mana ada surga yang mau nampung cewek bodoh kayak lo gini!" ujar Raja.
Ratu terlonjak kaget dan bangun seketika saat mendengar ucapan Raja.
Dipandangnya sekali lagi seisi ruangan yang dia anggap surga sebelumnya.
Ja..jadi, Ratu masih hidup? Terus ini dimana? Kok bisa ada Raja?, Ratu
menepuk-nepuk wajahnya berkali-kali.
"Ini di rumah gue." kata Raja seolah bisa membaca pikiran Ratu saat itu
juga. "Lain kali kalau punya masalah, jangan bikin susah orang lain!"
Ratu mencoba mencerna perkataan Raja. Ia tidak benar-benar mengerti
maksud dari ucapan lelaki itu. Sejenak, ia mencoba mengingat-ngingat apa
yang terjadi kepada dirinya, dan kenapa tiba-tiba ia bisa ada di dalam rumah
Raja. Meski kepalanya masih terasa sakit saat ini, sekeras mungkin ia harus
mencoba.
"RATU BENAR-BENAR KECEWA DENGAN KALIAN BERDUA!
SAHABATAN AJA SAMA EGO KALIAN SENDIRI, JANGAN SAMA
RATU!!!!!!"
Ratu mengingat bagaimana pertengkaran Anggi dan Rinai saat di taman
belakang sekolah saat itu. Setelah ia meneriaki kedua sahabatnya, ia segera
berlari menuju halte untuk pulang ke rumah. Pulang? Enggak! Ratu enggak
jadi pulang waktu itu, terus Ratu kemana?
Mata ratu membulat ditangkupkan satu tangannya kemulutnya. Sergio?,
Ratu ingat bagaimana ia mendapatkan sosok laki-laki itu tengah berdiri
menatapnya dengan tajam di sebrang jalan. Saat itu juga, ia berlari cepat
menjauhi laki-laki itu. Tapi, ternyata laki-laki itu tak membiarkan dirinya
pergi dengan mudah. Sergio mengejarnya!
"Udah puas kaburnya?"
"Aku Senja kak, kelas X5! Kenalannya kita lanjutin nanti aja ya! Kita
harus kabur kak!"
Kita harus mencar sekarang! Laki-laki itu berbahaya!"
"KAK DIA MASIH NGEJAR-NGEJAR KITA!!"
"Senja, kita berdua harus berpencar sekarang! Dia cuma mau ngejar
Ratu, Senja harus pergi sekarang!"
"SENJA!!!!!"
"GUE AKAN SELALU BIKIN HIDUP LO MENDERITA, SAMPE LO
MOHON-MOHON KE GUE UNTUK CIPTAIN KEMATAIN UNTUK LO
SENDIRI."
"INI YANG AKAN GUE LAKUIN KE SEMUA ORANG TERDEKAT LO!
GUE ENGGAK AKAN MAIN-MAIN!"
Ratu menggeleng cepat seolah tidak mau percaya dengan apa yang ia ingat.
Senja? SENJA! RATU HARUS CARI SENJA!. Tanpa memperdulikan Raja
sama sekali, dengan cepat ia beranjak berdiri dan hendak pergi mencari
Senja saat itu juga.
Raja menghela napas panjang melihat sikap Ratu. Ia tahu benar gadis itu
ingin mencari Senja saat ini. Raja mencengkram lengan Ratu lalu menarik
gadis itu kedalam pelukannya.
Ratu memberontak seketika. "Lepasin Raja! Ratu harus cari Senja sekarang
juga! Senja Alana X-5, rambutnya panjang, tubuhnya engg—-"
"Dia ada di kamar sebelah." potong Raja. "Dia lagi tidur, dan lo lebih baik
jangan ganggu." ucap Raja sebelum gadis itu memberontak kembali. "Jangan
bikin orang lain tambah susah karena lo."
Hati Ratu mencelos saat itu juga. Ia memang benar-benar menjadi beban
untuk semua orang. Sergio? Laki-laki itu memang sakit jiwa! Ia harus
menyelesaikan permasalahannya dengan laki-laki itu secepat mungkin, agar
tidak ada lagi orang yang terluka karena dirinya.
"Ma..maaf, Ratu enggak ad—-"
"Jangan bikin gue tambah gila, Ratu."
Deg
Ratu mematung saat mendengar perkataan Raja. Gila? Apa Raja
mengkhawatirkan dirinya?. Pelukan Raja yang makin erat pun sangat terasa
ditubuhnya. Bukannya Raja benci Ratu?
"Laki-laki itu," Jeda sejenak. "Gue akan cari dan siksa dia sampai mati,
Ratu. Itu sumpah seorang Raja." Raja menggertakan giginya keras.
Ratu menggeleng cepat dalam pelukan Raja. Ia benar-benar tidak akan
mengizinkan Raja melakukan itu, ia tidak ingin orang yang ia cintai terluka
sedikitpun. "Enggak.. Raja.. jangan," suara Ratu mulai tercekat.
"Walaupun gue harus mati saat dendam gue terbalas, gue akan tetap
memilih kematian itu sendiri Ratu, dibanding gue harus hidup dengan rasa
yang tersiksa, karena sama sekali enggak berbuat apa-apa saat melihat orang
yang gue sayang jadi seperti ini."
"Gue bersumpah Ratu, mau dia lari atau sembunyi ke lubang sekecil
apapun, gue pasti akan cari dia."
Air mata Ratu lolos begitu saja tanpa ia kira. Apa Raja masih
mencintainya? Apa masih ada sosok dirinya dalam hati Raja? Jangan
permainkan Ratu lagi, Raja!
"Jadi, tolong berhenti buat hidup gue makin tersiksa Ratu. Gue.."
Deg
Deg
"Gue enggak sanggup kehilangan lo."
Hah? Apa Ratu tidak salah dengar? Benarkah Raja tidak sanggup
kehilangan dirinya? Selama ini kan Raja hanya selalu mengusirnya!
"Jangan pernah lari kedalam pelukan laki-laki lain, saat lo butuh
perlindungan."
Deg
"Jangan pernah pinjam pundak laki-laki lain, saat lo butuh tempat untuk
numpahin segala kesedihan."
Deg
"Jangan pernah pinjam punggung laki-laki lain, saat lo udah lelah untuk
berjalan."
Deg
"Jangan pernah menggenggam tangan laki-laki lain, saat lo merasa udah
kehilangan arah."
Deg
"Jangan pernah Ratu.."
"Jangan pernah membuat semua janji yang ada didalam cerita kita berdua,
dengan orang lain. Sampai kapan pun, janji-janji itu hanya milik cerita kita,
dan cuma gue dan lo yang berhak membayar semua janji itu."
"Gue emang enggak bisa mencintai lo sepenuhnya seperti dulu lagi, masih
ada luka yang menggerogoti hati gue saat ini."
"Tapi, satu hal yang harus lo tahu dan tanam baik-baik di otak lo yang
kadang bodoh itu. Gue, Raja Gemilang enggak akan biarin laki-laki lain
masuk dalam hati lo, walau sekecil apapun celahnya, termasuk seorang
Aksara sekalipun."
Ratu yang sedari tadi hanya diam, akhirnya membuka suara pelan. "Jangan
egois Raja"
Raja melepaskan pelukannya dan ditatapanya Ratu dengan tajam. "Gue
emang egois Ratu, tapi sayangnya cuma laki-laki egois ini yang lo cinta
dengan bodohnya. Jadi, jangan salahin gue. Salahin diri lo sendiri yang udah
berhasil bikin gue segila ini."
Raja mengusap lembut wajah Ratu. "Sekarang, lo lebih baik istirahat lagi.
Supaya,—" Raja mencubit pipi gadis itu dengan gemas. " Supaya otak lo
enggak konslet kayak tadi. Jangan lupa, lo masih di bumi. Cuma gue yang bisa
izinin lo naik ke surga kapan. Jadi, jangan terlalu banyak berkhayal! Tuhan
pasti lebih dengerin permohonan gue, daripada cewek bodoh kayak lo!"
cemooh Raja, lalu beranjak keluar meninggalkan Ratu yang masih mencoba
mencerna semua perkataan Raja.
Ratu benar-benar merasa gila saat ini. Warna hitam yang membaluti
hubungannya dengan Raja, perlahan berubah warna menjadi abu-abu.
Pertanda baik atau pertanda buruk?
Akankah semua ini membuat dirinya bangkit kembali? Atau malah akan
membawanya jatuh ke lubang yang lebih dalam dari sebelumnya?
Dulu ia membiarkan sang waktu yang bekerja untuk memulihkan
hatinya, tapi sekarang? Waktu benar-benar berhasil mempermainkannya!
Jadi, pertanyaannya adalah.. maju atau berhenti sekarang juga?
Raja membuatnya GILA!
——————————————————————————
LINK GROUP WA RAJA UNTUK RATU :
https://chat.whatsapp.com/JRxQ6obBKr8DRdC26uVc2O
Bisa kalian klik di profile wattpad author ❗ ❤
kalau engga bisa di klik tolong chat author secara personal nanti aku
kirim lagi link nya, soalnya kalau di wall atau comment nanti klik nya
enggak bisa di klik lagi. terimakasih
Post bagian mana yang paling kalian suka di part ini di instastory, dan
tag @rajaratuwattpad untuk author repost ❗
JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW INSTAGRAM RAJA UNTUK
RATU @rajaratuwattpad ! ! Disana author akan sering-sering post
spoiler bagi yang enggak sabar liat part selanjutnya! ❤
I love u xoxo
28. SELAMAT TINGGAL PERI PENJAGA

There's a part of me I can't get back


A little girl grew up too fast
All it took was once, I'll never be the same
All the pain and the truth
I wear like a battle wound
So ashamed, so confused
I was broken and bruised
Now I'm a warrior
Now I've got thicker skin
I'm a warrior
I'm stronger than I've ever been
🎼 Warrior-Demi Lovato 🎧

[JANGAN LUPA FOLLOW & VOMMENT YA, ITU BERHARGA BANGET


BUAT AUTHOR❤]
28. SELAMAT TINGGAL PERI PENJAGA
Aksara mendaratkan pukulan kepada satu persatu anggotanya. Harga
dirinya sebagai seorang pemimpin SAKTA (PASUKAN PERMATA) benar-
benar merasa dijatuhkan. Bisa-bisanya mereka semua bekerja sama untuk
menutupi suatu hal besar darinya.
"SIALAN!!"
"SIAPA YANG PERINTAHIN KALIAN UNTUK TUTUP KASUS INI
DARI GUE?! PEMIMPIN KALIAN YANG SEBENARNYA ITU SIAPA
HAH?!" teriak Aksara.
Semua anggota PASUKAN PERMATA hanya bisa diam tanpa berani
membalas pukulan dari sang ketua. Mereka semua sadar, semua ini memang
murni salah mereka. Aksara Prabudi, sosok ketua yang sangat mereka segani
karena kebijakan dan kesabaran yang ia miliki, kali ini benar-benar
menampakkan sisi liarnya. Bisa mereka lihat ada rasa kecewa yang sangat
dalam dari sorot mata sang ketua kepada mereka semua.
"Gue yang perintahin mereka semua untuk tutup kasus itu dari lo. Jangan
salahin mereka, gue yang salah."
Suara seorang laki-laki dari balik pintu membuat Aksara menoleh dengan
segera, Aldi?. Tanpa aba-aba lagi, Aksara menarik tubuh Aldi dan
menghajarnya dengan bertubi-tubi.
"BANGSAT! GUE ENGGAK PERDULI WALAUPUN LO TEMAN
TERDEKAT GUE SEKALIPUN! LO UDAH BENAR-BENAR SALAH
LANGKAH ALDI!"
Aldi tak berniat sama sekali membalas pukulan Aksara. Ia salah, itu sudah
jelas. Andai saja waktu itu ia tidak berjanji kepada Ratu untuk menutupi hal
ini dari Aksara, pasti lelaki itu tak akan sekecewa ini kepadanya. Tapi mau
apalagi? Laki-laki sejati harus menepati janjinya bukan?
Aksara menghempaskan tubuh Aldi kasar. Ia mengedarkan pandangan
tajam ke seisi markas. "Dimana Sergio?" tanya Aksara dingin.
"Semenjak kejadian itu, Sergio enggak pernah ke markas lagi bang, dia
juga enggak masuk ke sekolah." jawab Bagas.
Aksara tersenyum miring sambil bertepuk tangan keras. "Si banci itu,"
Jeda sejenak. "Benar-benar menjemput kematiannya sendiri." ujar Aksara
membuat semua anggotanya bergidik ngeri.
"Mulai sekarang," Jeda sejenak. "SERGIO ADITYA, BUKAN LAGI
BAGIAN DARI SAKTA!" tegas Aksara membuat seisi markas menatapnya
dengan terkejut. "Ini peringatan untuk kalian semua, jangan karena selama ini
gue sebagai ketua selalu baik dan ngelindungin setiap kesalahan yang
anggotanya perbuat, kalian bisa seenaknya injak harga diri seorang ketua
dengan cara yang tidak sangat amat pantas sebagai seorang laki-laki!"
"Bukan hanya Sergio,"
Seisi markas makin menegang saat mendengar ucapan menggantung dari
Aksara. Mereka benar-benar tidak ingin didepak dari SAKTA. Menjadi
bagian dari SAKTA adalah salah satu kebanggan dari diri mereka sendiri.
Selain itu, SAKTA sudah seperti menjadi keluarga kedua untuk mereka semua
saat ini.
"Galih dan Satria, silahkan keluar dari markas sekarang." lanjut Aksara
membuat seluruh anggota makin terkejut. Reflek semua pandangan mengarah
kepada Satria dan Galih yang saat ini sudah memucat dengan kaki yang sudah
melemas.
Galih menghampiri Aksara lalu menangkupkan kedua tangannya. "Bang,
gue mohon jangan keluarin kita berdua dari SAKTA." mohon Galih. "Kita
berdua bakal berusaha memperbaiki kesalahan kita bang." suara Galih mulai
tercekat.
Satria hanya menunduk terdiam. Keputusan Aksara bagaikan dentuman
keras dihatinya. Perjuangan dirinya untuk menjadi bagian dari SAKTA
tidaklah mudah, begitu juga dengan anggota yang lainnya. Jujur saja, rasa
kecewa pun tak cukup untuk menggambarkan perasaannya saat ini.
"Sa, tolong jangan ambil keputusan disaat lo lagi emosi kayak gini." Aldi
ikut membuka suara. "Pikirin baik-baik lagi, gue mohon." pinta Aldi.
Semua anggota hanya bisa menunduk sedih. Perbuatan Satria dan Galih
yang membawa Ratu ke markas tanpa persetujuan Aksara memang sangat
salah. Tapi, mereka yakin kedua lelaki itu sangat menyesali perbuatannya.
Tanpa perduli, Aksara membalikan badannya dan berjalan menuju pintu
keluar markas. Mereka yang melihat hanya bisa menatap pasrah dan
menerima dengan lapang dada atas keputusan sang ketua. Mereka tahu,
dibalik semua tindakan pasti ada resiko yang harus dipertanggung jawabkan.
Aksara menghentikan langkah kaki seketika. Tanpa berbalik, ia akhirnya
membuka suara kembali. "Kalian berdua," Jeda sejenak. "Bersihin markas
selama satu bulan penuh, dan jangan pernah menjadi orang bodoh untuk kedua
kalinya." ujar Aksara lalu melanjutkan kembali langkahnya keluar dari
markas.
Seluruh anggota yang sempat tercengang, akhirnya bersorak lega saat
mendengar ucapan sang ketua. Aksara memang sosok ketua yang bijak, dan
mereka bersyukur memiliki sosok Aksara sebagai pemimpin mereka. Galih
dan Satria memang pantas diberikan kesempatan, selama ini kedua lelaki itu
memang sama sekali tidak pernah mencari masalah dengan siapapun.
Mungkin, kejadian ini bisa menjadi suatu pelajaran untuk mereka
kedepannya.
Aldi segera merangkul Galih dan Satria yang saat ini tengah merosot lega
sembari mengusap dada masing-masing. Aldi tahu, Aksara hanya memberi
gertakan kepada kedua lelaki itu agar mereka bisa berubah menjadi orang
yang lebih baik dari sebelumnya, dan tidak akan menyia-nyiakan lagi yang
namanya sebuah kepercayaan.
Galih dan Satria pun berjanji tidak akan pernah menjadi orang bodoh untuk
kedua kalinya. Mereka sangat bersyukur masih diberikan kesempatan oleh
Aksara untuk berubah. Aksara memang benar-benar menyadarkan mereka
bahwa semua orang berhak mendapatkan yang namanya kesempatan kedua
untuk berubah dan mempertanggung jawabkan perbuatan yang telah mereka
perbuat. Terimakasih ketua!
***
Senja membuka mata perlahan, kepalanya terasa sakit saat ini. Ia
mengedarkan pandangan ke sekelilingnya, ini dimana?. Samar-samar ia
melihat sosok laki-laki berjalan menujunya. Kak Angkasa?
Angkasa menghela napas lega. "Syukurlah lo udah sadar, lebih baik lo
minum dulu." Angkasa membantu Senja untuk bangun dan memberinya
segelas minum.
Senja meneguk segelas air tersebut tanpa jeda, ia benar-benar sangat haus.
"Maaf kak, tapi ini dimana ya?" tanya Senja kepada Angkasa.
"Ini dirumah Raja." jawab Angkasa.
Senja membulatkan matanya. "Apa?! Kak Raja? Kok aku bisa disini sih?"
Senja menatap Angkasa serius.
Angkasa memijit pelipisnya lelah. "Emangnya lo enggak ingat sama sekali
terakhir kali lo ada dimana dan kenapa?" tanya Angkasa.
Senja mulai mengingat-ngingat apa yang terjadi terakhir kali sambil
memegangi kepala nya yang masih terasa sakit. Ia menceritakan kepada
Angkasa mulai dari kenapa ia bisa pulang sesore itu karena menggantikan
tugas piket Raya secara dadakan.
Saat dia pulang, ia memutuskan untuk berjalan menuju persimpangan dan
mencari angkutan umum disana, dan pada saat itu juga, ia melihat seorang
gadis tengah dikejar oleh laki-laki berjaket hitam dengan tubuh yang tegap,
lalu memakai topi beserta masker hingga ia tak bisa mengenali siapa lelaki
itu.
Melihat gadis itu tengah dikasari, tanpa berpikir panjang ia mengambil
sebuah kayu besar dan memukul punggung lelaki itu hingga lengah. Tanpa
basa-basi lagi ia menarik tangan gadis itu dan membawanya pergi saat itu
juga.
"Aku Senja kak, kelas X5! Kenalannya kita lanjutin nanti aja ya! Kita
harus kabur kak!"
"Kita harus mencar sekarang! Laki-laki itu berbahaya!"
"ENGGAK!! Aku enggak mau ninggalin kak Ratu sendiri! Ayok kita ke
sekolah sekarang, disana pasti aman dan ada satpam!"
Kak Ratu?
Senja membulatkan matanya lalu menatap Angkasa dengan sorot mata
takut. "KAK RATU!!! KAK RATU DIMANA KAK?! Dia..tadi..Enggak! Kak
Ratu pasti.." Senja mulai panik.
Angkasa yang melihat tubuh Senja sedikit gemetar, dipeluknya gadis itu
dan mulai menenangkannya. "Ratu baik-baik aja, dia ada di kamar sebelah"
kata Angkasa sambil mengusap lembut punggung gadis itu.
"GUE AKAN SELALU BIKIN HIDUP LO MENDERITA, SAMPE LO
MOHON-MOHON KE GUE UNTUK CIPTAIN KEMATAIN UNTUK LO
SENDIRI."
"BRENGSEK!!!"
Senja mengingat jelas dengan semua yang terjadi, ia mengingat bagaimana
laki-laki itu memukulnya tanpa ampun dan kasar. Tanpa terasa ia mulai
menangis, ia tidak pernah mengalami hal ini sebelumnya. Semuanya benar-
benar mengejutkan untuknya. Ia membalas pelukan Angkasa dengan erat tanpa
ia sadari. Syukurlah dia masih hidup.
Melihat Senja masih sedikit terkejut, ia mengurungkan untuk bertanya lebih
banyak saat ini. Ia harus segera mencari tahu siapa lelaki itu dan alasan apa
yang membuatnya sampai nekat untuk menyakiti Ratu.
Angkasa akan benar-benar membalas semua perbuatan laki-laki itu.
Menyakiti orang terdekatnya, sama saja mencari masalah dengannya. Mata
dibalas mata, ia sama sekali tidak akan segan-segan memberi ampun lagi.
Bahkan, iblis yang ada didalam diri Raja saat ini pun belum sebanding
dengan iblis yang sudah bersarang lama dalam dirinya. Tunggu saja saatnya!
RAJA!
RAJA!
RAJA!
Suara teriakan lelaki dari lantai bawah membuat Angkasa melepaskan
pelukannya kepada Senja. Panca?, mendengar laki-laki itu masih berteriak
keras, dengan segera ia beranjak keluar dari kamar dan menghampiri Panca
yang tengah berdiri menatapnya panik dari lantai bawah.
Angkasa memukul keras kepala Panca. "Lo kira ini di Hutan?!" kata
Angkasa kesal.
Raja menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa. "Ada apa sih? Lo ngapain
teriak-teriak hah?!" Raja menatap Panca panik.
Panca mencoba mengatur deru napasnya. "Itu.." Panca menepuk-nepuk
dadanya.
"Itu kenapa? Lo kalau ngomong yang jelas dong!" Angkasa mulai emosi
kepada Panca. "Jawab sialan!"
"Tante Sinta Ja..dia.." Panca menggantungkan ucapannya membuat Raja
dan Angkasa makin merasa panik dan gelisah.
Raja menarik kerah baju Panca. "Dia kenapa?! Jawab yang jelas Panca!!"
Raja mengguncangkan tubuh Panca.
"Tante Sinta, meninggal dunia Ja."
Tubuh Raja dan Angkasa menegang seketika, mereka saling bertatapan satu
sama lain dengan sorot mata tak percaya. Angkasa mencoba mencari
kebohongan di sorot mata Panca, tapi ia tidak menemukannya sama sekali.
Panca tidak berbohong.
"ENGGAK!!!"
Suara teriakan seorang perempuan membuat mereka bertiga menoleh ke
asal sumber suara. Ratu! Gadis itu tengah menatap mereka dari lantai atas
sembari menangkupkan satu tangan ke mulutnya. Raja yang melihat, segera
berlari menaiki anak tangga dan memeluk gadis itu kuat. Gadis itu benar-
benar hancur.
Hari ini, bagaikan sebuah akhir dalam cerita hidup Ratu. Peri
penjaganya telah berpulang tanpa sempat berpamitan terlebih dahulu
dengannya. Siapapun, tolong bilang bahwa semua ini hanyalah mimpi
buruk yang hanya mampir sebentar untuk mengingatkan sebuah arti dalam
kebersamaan, dan yang hanya perlu ia lakukan adalah bangun dari mimpi
buruk itu.
——————————————————————————
LINK GROUP WA RAJA UNTUK RATU :
https://chat.whatsapp.com/JRxQ6obBKr8DRdC26uVc2O
Bisa kalian klik di profile wattpad author ❗ ❤
kalau engga bisa di klik tolong chat author secara personal nanti aku
kirim lagi link nya, soalnya kalau di wall atau comment nanti klik nya
enggak bisa di klik lagi. terimakasih
Post bagian mana yang paling kalian suka di part ini di instastory, dan
tag @rajaratuwattpad untuk author repost ❗
JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW INSTAGRAM RAJA UNTUK
RATU @rajaratuwattpad ! ! Disana author akan sering-sering post
spoiler bagi yang enggak sabar liat part selanjutnya! ❤
I love u xoxo
29. TAKDIR YANG RUMIT

Born on the wrong side of the ocean


With all the tides against you
You never thought you'd be much good for anyone
But that's so far from the truth
I know there's pain in your heart
And you're covered in scars
Wish you could see what I do
'Cause baby, everything you want
Is everything I need
You're everything to me
Baby, every single part
Is who you're meant to be
'Cause you were meant for me
And you're everything I need
🎼 Everything I Need-Skylar Grey 🎧

[JANGAN LUPA FOLLOW & VOMMENT YA, ITU BERHARGA BANGET


BUAT AUTHOR❤]
29. TAKDIR YANG RUMIT
Raya menatap sendu layar ponsel miliknya yang menampilkan sebuah foto
kebersamaan antara dirinya dan Angkasa. Semua ucapan Angkasa sangat
benar-benar menyakitkan untuk ia terima. Ia mencintai Angkasa, itu sudah
jelas. Bahkan dari awal pertemuan pertama mereka, ia sudah benar-benar
menambatkan hatinya kepada lelaki itu.
Saat itu Raya tengah berdiri sambil menatap sebuah tembok yang
lumayan tinggi dihadapannya. Bagaimanapun juga, saat ini ia tidak boleh
telat masuk dalam mata pelajaran pak Komar untuk yang kedua kalinya,
bisa-bisa ia berakhir dengan berlari dua puluh putaran keliling lapangan
sekolah sembari membawa kertas karton yang bertuliskan "RATU TELAT
SMA GARUDA" seperti yang kakak kelas perempuannya alami kemarin.
"Lo mau ngapain?"
Suara berat seorang laki-laki membuatnya menoleh seketika. Detik itu
pula, bisa ia pastikan bahwa seorang Raya Indah Lestari ,telah
menemukan tambatan hatinya di masa putih abu-abunya saat ini.
Dengan gugup Raya membuka suara. "Eng.. aku mau manjat kak,
soalnya udah telat kalau harus masuk lewat pintu gerbang sekolah
sekarang."
Laki-laki itu menghela napas. "Naik." kata lelaki itu yang sudah
berjongkok sembari menepuk sebelah pundaknya.
"Eh? Enggak usah kak, nanti baju kakak kotor." tolak Raya seolah
mengerti apa yang lelaki itu maksud.
"Jangan pake lama, gue ada kuis pagi ini!" perintah lelaki itu cepat.
"Eh? I.. iya kak." Dengan hati-hati Raya menaiki pundak lelaki itu.
"Ma..maaf ya kak, kalau berat." kata Raya malu.
Laki-laki itu mengangguk, lalu berdiri pelan dan menaikkan tubuh Raya
dengan hati-hati "Lo tunggu diatas dulu, nanti gue bantu lagi pas turun."
Raya menganggukan kepala mengerti.
Raya sempat menatap lelaki itu tak percaya, saat melihatnya menaiki
tembok dengan mudah dan cekatan. "Sial, laki-laki itu memang sangat
tampan" batinnya dalam hati.
"Turun sekarang." perintah lelaki itu dari bawah.
Raya yang mendengar segera mengangguk lalu memejamkan matanya
untuk menghilangkan rasa takutnya. Tubuhnya sudah siap untuk
berkenalan dengan kerasnya tanah taman belakang sekolah saat ini.
Satu..
Dua..
Tiga..
BUKH
Raya mengerjapkan matanya berkali-kali. "Kok enggak sakit?" batinnya
dalam hati. Ia mendongakan kepalanya pelan dan terkejut begitu saja saat
melihat lelaki itu tengah menatapnya lekat.
"Lo mau gue gendong sampai kelas?"
"Eh?" Raya yang sudah tersadar kembali, dengan berat hati ia
melepaskan tubuhnya dari lelaki itu. Jujur saja, ia masih sangat ingin
menikmati momen itu sedikit lebih lama. "Sial, apa lagi yang kamu
pikirkan Raya!" batinnya lagi.
Raya menatap lelaki itu dengan gugup. "Ma..makasih kak." kata Raya
yang hanya dibalas anggukan.
Melihat lelaki itu sudah berbalik dan berjalan menjauh, dengan cepat
Raya membuka suara kembali. "Kak! Nama kakak siapa?" teriak Raya.
Tanpa berbalik, laki-laki itu membalas teriakan Raya sambil tetap
melanjutkan langkahnya. "Angkasa Laksmana." jawab laki-laki itu santai
yang masih bisa didengar oleh Raya.
Raya tersenyum lebar sembari menampilkan wajahnya yang sudah
bersemu merah. Pandangannya masih tak lepas dari punggung seorang
laki-laki yang bernama Angkasa Laksmana. Laki-laki yang tanpa permisi
mencuri hatinya begitu saja. Apakah saat ini semesta tengah bekerja sama
untuk mempertemukannya dengan takdirnya? Raya harap iya.
Raya menghentikan lamunannya segera. Ia harus bangun dan bangkit
kembali. Mendapatkan hati seorang Angkasa sangatlah tidak mudah, mungkin
semua murid di sekolah pun sudah tahu bagaimana perjuangan dirinya untuk
mendapatkan perhatian dari lelaki itu. Ia benar-benar tidak rela untuk
kehilangan Angkasa dengan begitu saja! Raya akan mendapatkan Angkasa
kembali! Walaupun ia harus berhadapan dengan geng TEMPUR sekalipun,
semua itu tidak akan mempengaruhi tekatnya saat ini.
***
Aksara mengetuk-ngetukan kedua kakinya didepan sebuah caffe tempat
Ratu bekerja. Malam ini, ia harus benar-benar menemui gadis itu dan
meminta maaf secara langsung dengan apa yang telah diperbuat oleh Sergio
kepadanya. Semua ini benar-benar murni salahnya, andai saja waktu itu ia
tidak usah memperdulikan rengekan manja Risti yang sudah sangat kelewat
batas, pasti semua ini tidak akan pernah terjadi.
Aksara benar-benar merindukan Ratu. Ia sangat ingin memeluk gadis itu
dan menjaganya tiap saat. Ia tahu Ratu tidak sekuat seperti apa yang orang
lain lihat selama ini. Walaupun sampai sekarang gadis itu belum bisa
membalas perasaannya, ia akan selalu tetap setia untuk menjadi perisai
pelindungnya.
"Aksara? Lo ngapain disini?"
Aksara tersenyum saat melihat Rinai keluar dari pintu caffe tersebut. Ia
melambaikan tangannya lalu berjalan menghampiri Rinai. "Gue mau jemput
Ratu. Dimana dia?" tanya Aksara sambil mengedarkan pandangannya.
Rinai menghela napas sejenak. "Dia enggak masuk kerja hari ini, jadi lebih
baik lo pulang sekarang." jawab Rinai cepat.
Aksara mengernyit heran. "Enggak masuk kerja? Dia libur? Atau dia sakit?
Dia dimana sekarang?" tanya Aksara cemas.
Rinai berdecak kesal. "Lo kalau nanya satu-satu kek! Enggak liat apa ini
mulut gue cuma satu?"
Aksara menggaruk tengkuknya. "Eh? Maaf maaf, soalnya gue khawatir
sama dia. Jadi, kenapa dia enggak masuk kerja?" tanya Aksara sekali lagi.
Rinai terdiam sejenak, ia juga sebenarnya tidak tahu alasan Ratu tidak
masuk kerja hari ini. Apa Ratu benar-benar menghindarinya? Ia sangat
menyesal dengan kejadian yang terjadi di belakang taman sekolah siang tadi.
Andai saja ia bisa menurunkan sedikit ego yang ia miliki, pasti semua akan
baik-baik saja sekarang.
Melihat Rinai tengah melamun, Aksara mengguncang kecil pundak gadis
itu. "Lo kenapa? Lagi ada masalah?" tanya Aksara.
Rinai tersontak lalu menatap Aksara seketika. "Eh? Ah.. enggak, gue baik-
baik aja kok." jawab Rinai bohong.
Aksara memicingkan matanya kepada Rinai, ia bisa melihat gadis itu
tengah berbohong kepadanya. Tiba-tiba kedua matanya menangkap luka kecil
di sudut bibir gadis itu. "Lo dipukul siapa?!" Reflek Aksara menyentuh bibir
Rinai dengan jarinya.
Rinai menepis tangan Aksara segera. "Masalah cewek." jawab Rinai
cepat.
"Lo abis adu otot sama cewek? Siapa? Jangan bilang Ratu yang mukul lo?
Kalian berdua lagi ada masalah?" tanya Aksara bertubi-tubi.
Rinai tertawa keras. "Ratu? Mukul gue? Analisa macam apa itu? Cowok
bodoh!" ledek Rinai.
Aksara mencubit pipi Rinai gemas. "Lo bilang gue apa tadi? Bodoh? Wah,
minta diculik terus dimasukin ke kandang buaya nih!" ujar Aksara.
Rinai meringis kesakitan lalu dilepaskannya cubitan Aksara secara paksa.
"Sakit tahu! Lagian lo jadi cowok kepo banget sih, udah kayak emak gue aja!"
ujar Rinai sambil mengusap pipinya.
Aksara berdecak kesal. "Bedain dong yang namanya perduli dan kepo!
Dasar bocah!"
"Lo perduli sama gue? Enggak salah denger nih gue? Wah! Jangan-jangan,
kepala lo abis kebentur batu meteor nih!" ejek Rinai.
Aksara menyentil kening Rinai. "Jadi cewek, enggak usah kepedean! Gue
perduli, karena lo sahabatnya Ratu! Coba kalau bukan, mana mungkin lo
sekarang ini bisa berhadapan secara langsung dengan cowok ganteng dan
sepopuler gue! Iya enggak?"
Rinai menatap Aksara tak percaya. "Astaga, pantes aja populasi cowok
narsis di muka bumi ini makin bertambah banyak! Ternyata, ketuanya aja
masih berkeliaran disini." balas Rinai tak mau kalah.
"Gue itu ngomong sesuai dengan kenyataan yang ada. Narsis darimana
coba? Makanya kalau punya mata itu dirawat, masih umur segini kok udah
rabun!" ejek Aksara.
Rinai menatap malas Aksara. "Ya..ya..ya, semerdeka lo aja deh! Gue mau
pulang, capek berurusan sama alien kayak lo!" kata Rinai penuh penekanan.
Aksara tertawa puas melihat gadis itu makin gusar. "Ayok, gue anterin
pulang." tawar Aksara.
Rinai melipatkan kedua tangannya. "Sebelumnya terimakasih atas
penawaran lo, tapi maaf-maaf aja, lebih baik gue jalan kaki ketimbang pulang
sama lo! Gue enggak mau berakhir di kandang BU-A-YA!" jelas Rinai.
"Wah! Maksud lo gue mau nyulik lo gitu? Aduh, gue juga pilih-pilih dulu
kali, kalau mau nyulik cewek! Apalagi cewek model lo gini! Jangan mimpi!"
balas Aksara.
"Rinai."
Belum sempat Rinai menjawab ucapan Aksara. Tiba-tiba suara berat
seorang laki-laki memanggil namanya. Elang? Ngapain dia disini?
Melihat kehadiran Elang, Aksara berdeham seketika. "Oke, kayaknya
buaya lo udah jemput tuh. Gue duluan kalau gitu." bisik Aksara.
Melihat Aksara hendak beranjak, dengan segera Rinai menahan tangan
Aksara membuat laki-laki itu menatapnya heran. "Nyokap gue bilang, nolak
pertolongan orang itu enggak baik. Jadi, gue pulang bareng lo aja deh!" bisik
Rinai dengan sebuah cengiran diwajahnya.
Aksara terkekeh dalam hati. "Lho? Bukannya tadi lo mau jalan kaki? Udah
sana, jalan kaki itu lebih sehat! Apalagi untuk pertumbuhan otak lo sekarang
ini!" ledek Aksara.
Belum sempat Rinai menjitak kepala Aksara, Elang sudah terlebih dahulu
berdiri dihadapannya. Rinai menatap malas Elang. "Ada apa?" tanya Rinai
dingin.
Elang menatap Rinai dengan rasa cemburu disorot kedua matanya. "Ayok
pulang!" Elang menarik tangan Rinai cepat.
"Enggak mau! Lepasin Elang!" berontak Rinai membuat Elang bertambah
gusar.
"Ada hal penting yang harus gue bicarain, jangan keras kepala dulu bisa
enggak?!" bentak Elang.
"Enggak ada hal penting lagi yang perlu kita bicarain! Semua udah selesai
Elang Guntur!" balas Rinai penuh penekanan.
"Selesai? Itu kata lo bukan kata gue! Ayok kita pulang sekarang!" bentak
Elang.
"ENGGAK MAU!!!" teriak Rinai keras.
Aksara yang sudah merasa jengah dengan pemandangan yang ada
dihadapannya, dengan kuat ia menarik satu tangan Rinai yang lain, hingga
gadis itu terhuyung kedalam pelukannya. "Dia pulang bareng gue." Aksara
menatap Elang tajam.
Kedua tangan Elang sudah mengepal keras. Ia benar-benar harus menahan
emosinya saat ini. Semakin ia bersikap keras kepada Rinai, semakin keras
juga gadis itu menjauh darinya. Biarlah kali ini ia mengalah, persetan dengan
Raja yang pasti akan memukulinya nanti.
Tanpa memperdulikan tatapan tajam Elang, Aksara segera membawa Rinai
untuk masuk kedalam mobilnya terlebih dahulu. Setelah itu, ia menghampiri
Elang kembali dengan perasaan malas. Semua ini benar-benar terasa seperti
dejavu untuknya. Bedanya, dulu ia harus berhadapan dengan Raja untuk
memperebutkan Ratu, seorang perempuan yang memang sangat penting
untuknya. Sekarang? Sudahlah, Ia juga tidak mengerti kenapa harus capek-
capek bersikap seperti ini, hanya untuk seorang Rinai Hujan. Si cewek aneh!
Aksara menatap Elang dingin. "Jangan pernah paksa dia untuk menuruti
semua perintah lo lagi, itu pun kalau lo memang masih ingin mempertahankan
dia untuk enggak pergi dari hidup lo saat ini." tekan Aksara lalu pergi begitu
saja meninggalkan Elang yang masih terdiam karena ucapannya. Jatuh cinta
kok sama cewek aneh!
Selama perjalan pulang, hanya ada kecanggungan antara mereka berdua.
Aksara pun tak ingin bertanya lebih jauh tentang hubungan gadis itu dengan
Elang. Menurutnya, itu sama sekali bukan urusan yang harus dicampuri
olehnya. Memikirkan masalah dirinya sendiri saja sudah sangat membuatnya
sakit kepala, dan itu sudah cukup baginya.
"Whiskey Princess drink me under, pull me in
You had me at come over boy, I need a friend
I understand..." Rinai bernyanyi pelan mengikuti sebuah irama lagu yang
diputar oleh Aksara sambil mengetuk-ngetukan jari dikedua lututnya.
Aksara mengernyitkan kening heran. "Lo suka All time low juga?" tanya
Aksara.
Rinai mengangguk antusias. "Banget! Semua albumnya juga gue punya."
jawab Rinai bangga.
Aksara menatap Rinai tak percaya. "Serius lo? Padahal masih jarang lho,
cewek yang suka genre musik seperti ini." ujar Aksara. "Lo emang cewek
unik." lanjut Aksara membuat Rinai tertegun.
Rinai berdeham. "Biasa aja kali, lo nya aja yang pengetahuannya belum
luas. Main lo kurang jauh sih." ledek Rinai.
"Wah! Makin ngelunjak ini anak, gue culik yang jauh sekalian baru tahu
rasa lo!" balas Aksara membuat Rinai terkekeh.
"Silahkan aja, paling juga nanti lo yang repot sendiri." ujar Rinai dengan
santai.
"Oke! Jadi, kalau suatu saat cowok ganteng satu ini tiba-tiba nongol, terus
bawa lo pergi seenak jidat. Lo jangan protes ya!"
"Dasar cowok narsis! Bilang dulu kali kalau mau ajak gue pergi, apa
gunanya yang namanya handphone di dunia ini."
Aksara mencubit pipi Rinai gemas. "Eh cewek aneh! Di dunia ini mana
ada orang yang mau nyulik harus bilang atau minta izin dulu." ujar Aksara.
"Justru karena gue cewek aneh, makanya beda dari yang lain. Makanya
hidup itu jangan monoton atau terpaku sama satu hal aja!" balas Rinai tak mau
kalah.
"Kata siapa hidup gue monoton? Lo aja yang belum merasakan betapa
asyiknya hidup gue sekarang. Makanya, mampir sekali-sekali kalau lagi
lewat."
Rinai menaikkan satu alisnya. "Gue? Masuk ke dalam hidup lo? Ogah!
Bisa masuk rumah sakit jiwa gue, kalau kelamaan sama lo." ejek Rinai.
"Eh cewek aneh! Gue bilang kan tadi MAMPIR bukan nyuruh lo untuk
tinggal. Jadi cewek kepedean banget sih, lagian siapa juga yang mau
kelamaan sama cewek bawel kayak lo ini!"
"Eh asal lo tahu aja ya, bawel-bawel gini udah banyak cowok di sekolah
gue yang antri,sampe gue kewalahan sendiri! Jadi, jangan pernah
meremehkan seorang Rinai Hujan, gue samber petir baru tahu rasa lo!"
Aksara tertawa keras. "Gue kira mata lo doang yang rabun, taunya cowok-
cowok di sekolah lo juga sama. Gue saranin, mending lo banyakin makan
wortel dari sekarang. Biar enggak makin PARAH!" ejek Aksara.
Rinai hanya bisa ternganga tak percaya. Ia sudah benar-benar kalah
melawan Aksara saat ini. "IHHH LO ITU COWOK PALING NYEBELIN
SEDUNIA TAHU ENGGAK!!" Rinai memukul lengan Aksara berkali-kali.
"Eh cewek aneh! Lo enggak liat apa gue lagi nyetir? Lo kalau mau mati
jangan bawa-bawa gue dong! Gue masih mau nikah tahu!" ujar Aksara sambil
meringis kesakitan.
"BODO BODO EMANG GUE PERDULI!! LAGIAN SIAPA JUGA
CEWEK YANG MAU NIKAH SAMA COWOK NARSIS KAYAK LO!!"
teriak Rinai yang masih tak henti memukul Aksara.
Malam itu, langit dan jalan raya yang tengah mereka berdua lewati, diam-
diam tertawa dan saling berbisik seolah-olah sudah berhasil membuat sebuah
awal cerita untuk mereka berdua, yang bahkan sebelumnya sebuah pertemuan
pun tidak terpikirkan sama sekali untuk muncul dalam hidup mereka masing-
masing, walaupun itu hanya untuk sekedar berpapasan atau berbalas sapa
saja.
Takdir manusia itu misterius, dan sangat rumit untuk ditebak. Seperti
juga dengan hati, bisa saja hati yang kalian jaga saat ini, sebenarnya
adalah milik orang lain. Jadi, sudahkah kalian semua yakin dengan hati
yang kalian pilih?
***
"Lo udah gila?! Perbuatan lo ini bisa bikin kita berdua berakhir dipenjara!
Brengsek lo!" teriak seorang gadis kepada seorang laki-laki yang tengah
asyik menghisap sebatang rokok dihadapannya.
Laki-laki itu menyeringai puas. "Ini baru permulaan sayang, belum ada
apa-apanya."
"Gue udah peringatin lo berkali-kali, dari awal tujuan kita itu cuma satu!
Cukup lenyapin cewek bodoh itu secepat mungkin, and see? Lo malah makin
mempersulit semuanya!" geram gadis itu.
"Lo tenang aja, semua udah gue susun serapih mungkin. Lo cukup ikutin
alur yang udah gue buat, dan jangan jadi cewek yang berisik." jawab laki-laki
itu santai.
Gadis itu menunjuk wajah lelaki itu dengan kasar. "Gue peringatin lo
sekali lagi, cukup fokus ke cewek sialan itu! Jangan sentuh orang-orang
disekitarnya, terutama Raja! Simpan semua kalimat gue di dalam otak lo
baik-baik."
Lelaki itu membuang sebatang rokok yang ada ditangannya, lalu diinjaknya
dengan kasar. Dicengkramnya wajah gadis itu dengan kuat. "Lo pikir gue
takut dengan semua ancaman lo? Sama sekali enggak. Jangan pernah
ngelarang semua hal yang ingin gue lakuin. Jangankan seorang Raja, lo aja
bisa gue mampusin sekarang juga! Jadi, jangan pernah otak-atik semua
rencana yang udah gue susun, kalau lo masih sayang nyawa lo." tegasnya
dengan penuh penekanan.
"Ini terakhir kali gue peringatin lo untuk enggak terlalu ikut campur dalam
masalah ini. Kalau lo mau dendam kita terbalas, lo cukup ikutin semua
perintah gue dan jangan pernah lengah karena cinta bodoh lo itu."
"Jangan terlalu naif, laki-laki sialan itu bahkan enggak pernah melihat
keberadaan lo sama sekali. Bangun dari tidur berkepanjangan lo itu!"
Gadis itu hanya bisa mengangguk lemah. Semua yang dikatakan lelaki itu
memang benar adanya, ia bodoh karena cinta. Seharusnya ia tidak terlena
sejauh ini. Cinta hanya bisa memperlemah seorang manusia, dan cinta itu
sendiri yang hampir membuat dirinya lupa akan tujuan hidupnya.
Raja, kalau memang gue sama sekali enggak bisa milikin lo seutuhnya,
orang lain pun juga enggak akan pernah bisa. Jadi, siapa yang seharusnya
lebih baik untuk dilenyapkan? Cewek sialan yang lo cintai itu, atau diri lo
sendiri? Kita lihat jawabannya nanti, Raja.
Laki-laki itu tersenyum puas, ia benar-benar berhasil memperdaya siapa
saja untuk membantunya dalam melancarkan semua rencananya. Raja? Ada
saatnya nyawa laki-laki itu akan berakhir ditanganya. Ia tidak akan memberi
ampun kepada siapapun yang berani mengganggu mainannya. Dendamnya
sudah membuat hati dan matanya menjadi gelap saat ini.
"Tugas lo selanjutnya, lenyapin satu persatu hama-hama kecil yang ada di
sekitar cewek sialan itu. Mulai dari," jeda sejenak, lelaki itu mengambil
selembar foto dalam saku bajunya. "Mungkin dia bisa menjadi pembuka yang
menyenangkan." lanjut laki-laki itu sambil menyodorkan selembar foto
tersebut.
Gadis itu mengambil dan menatap foto tersebut dengan lekat. Ia tersenyum
puas dalam hati dan sangat menyetujui ide gila ini. Diremuknya selembar foto
tersebut dalam genggamannya, lalu ditatapnya kembali laki-laki yang ada
dihadapannya dengan sebuah seringai menyeramkan yang sudah menghiasi
wajah cantiknya saat ini.
"Rencana yang pintar, Sergio."
——————————————————————————
FOLLOW INSTAGRAM @WATTPADRERE DAN @RERETRSS
JOIN GROUP LINE RUR? BUKA PROFILE WATTPAD AUTHOR
DAN KLIK LINKNYA! YUK KITA SERU-SERUAN BARENG PARA
TOKOH!
JANGAN LUPA BACA SEQUEL ELANG! BUKA DAN FOLLOW
PROFIL AUTHOR!

JANGAN LUPA TONTON VIDEO KECIL DARI RAJA UNTUK RATU


DI INSTAGRAM @wattpadrere

FOLLOW INSTAGRAM
@wattpadrere
@reretrss
@raja.gemilang
@ratusetiawijaya
@elang.gunturr
@fara.aradila
@raja.gemilang
@angkasa_laksmana
@nadiaa_saraswatii
@senjaalana
@rinaihujann
@raya_indahh
@anggi_ppitaloka
@rinduserunii
@dirga_margantara
@panca.kstria
@diba_saidira
@aldimahesa_
@ristisekaar
@sila_putriana
@sherina.halim
@aksaraprabudi
@helen_adisti
@jehavictoria
@gamal_kusuma
@bimaorlandoo_
@jiroofernando
@gengtempur
@garudacheerleader

Post bagian mana yang paling kalian suka di part ini di instastory, dan
tag @wattpadrere untuk author repost ❗
JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW INSTAGRAM RAJA UNTUK
RATU @wattpadrere ! ! Disana author akan sering-sering post spoiler
bagi yang enggak sabar liat part selanjutnya! ❤
I love u xoxo
31. HITAM DAN ABU-ABU

Picture perfect memories


Scattered all around the floor
Reaching for the phone 'cause, I can't fight it anymore
And I wonder if I ever cross your mind
For me it happens all the time
It's a quarter after one, I'm all alone and I need you now
Said I wouldn't call but I lost all control and I need you now
And I don't know how I can do without, I just need you now
🎼 Need You Now-Lady Antebellum 🎧

[JANGAN LUPA FOLLOW & VOMMENT YA, ITU BERHARGA BANGET


BUAT AUTHOR❤]
31. HITAM DAN ABU-ABU
Panca melahap semangkuk bakso yang ada di atas meja dengan nikmat.
Suara bel istirahat yang baru saja menggema, membuat suasana kantin saat ini
makin bertambah riuh saja. Panca melirik ketiga temannya yang saat ini
tengah serius berbincang dan sama sekali lupa untuk menyentuh semangkuk
bakso milik masing-masing yang sudah dingin.
Panca menggeleng heran. "WOYYY! Enggak denger apa itu bakso pada
teriak minta dimakan? Wah! Bakso aja dianggurin apalagi cewek! Pantes
aja......" Panca menggantungkan ucapannya.
Angkasa menatap Panca tajam. "Pantes apa? Lanjutin kalau ngomong." ujar
Angkasa.
Panca bergidik ngeri menatap Angkasa. Angkasa terjangkit efek putus
cinta! "WADAAAAWWWW SEREM AMAT BABANG AANG KALAU
LAGI GAL——"
Angkasa menyumpal mulut Panca dengan tisue yang sudah ia gumpal sedari
tadi. "Wah! Ini mulut kalau rem nya enggak dibenerin bisa bahaya nih!" ujar
Angkasa.
Elang terkekeh geli melihat tingkah absurd kedua manusia yang ada di
depannya. "Si doi bisa galau juga ya ternyata." bisik Elang sambil menyikut
Dirga disampingnya.
"Baguslah kalau gitu, seenggaknya kita jadi tahu kalau si doi itu ternyata
punya hati." ledek Dirga pelan.
Angkasa yang merasa dirinya tengah dibicarakan reflek ia memicingkan
matanya kearah Elang dan Dirga. "Mulut itu ditaro didepan gunanya buat
apa?" tanya Angkasa sinis.
"Pertanyaan bodoh." celetuk Panca tanpa sadar, membuat Angkasa
menyumpal mulutnya kembali dengan tisue yang lebih tebal dari sebelumnya.
"Mulut itu ditaro didepan gunanya buat ngomong didepan bukan
dibelakang! Kayak lo berdua ini nih. Orangnya ada didepan tapi ngomongnya
dibelakang!" ujar Angkasa sambil menunjuk Elang dan Dirga.
"Siapa yang ngomong dibelakang? Emangnya kita lagi pada ngomongin lo?
Tingkat percaya diri yang tinggi." kilah Dirga.
"Lagian lo sensian amat sih, kalau galau jangan segitunya lah Sa!" tambah
Elang. "Makanya, kalau masih sayang itu jangan diputusin!" ujar Elang.
Angkasa menghela napas panjang. "Gue sama sekali enggak nyesel mutusin
itu cewek." tekan Angkasa. "Udah jangan bahas lagi, cewek itu cuma bikin
susah aja!" lanjut Angkasa kembali.
"Jangan gitu Sa, mending lo selesain baik-baik sebelum nasib lo sama
kayak si Elang." sindir Dirga membuat Elang segera menyikutnya kasar.
"Ah udahlah, gue sama sekali enggak mau berhubungan lagi sama dia."
jawab Angkasa cepat.
"Emangnya lo putus kenapa sih? Biasanya juga adem ayem kayak angin
sepoi-sepoi." tanya Dirga penasaran diikuti anggukan setuju oleh Elang.
"Gue udah enggak cocok lagi buat dia." jawab Angkasa bohong. Walaupun
Raya sudah menyakiti hatinya, ia sama sekali tidak ingin meninggalkan jejak
jelek gadis itu kepada orang-orang terdekatnya. Setidaknya, gadis itu pernah
singgah sejenak dan membawa kebahagiaan untuk Angkasa sendiri walaupun
itu hanya sementara.
Elang menatap Angkasa tak percaya. "Sumpah, lo jadi cowok klasik abis!"
tanggap Elang. "Lo yang udah enggak cocok buat dia, atau dia yang udah
enggak cocok buat lo?" Skak.
Panca yang sedari tadi menyimak akhirnya ikut membuka suara. Panca
berdeham. "Berhubung abang Panca ini adalah seorang pakar cinta, abang
Panca mau bagi-bagi wejangan sedikit nih!" ujar Panca menepuk dada.
Melihat ketiga temannya sudah menatapnya dengan serius, dilanjutkannya
kembali ucapannya. "Cocok atau enggak cocok itu bukan masalah yang rumit
untuk diselesaikan dalam suatu hubungan, jangan korbanin hubungan kalian
hanya karena sifat ketidak cocokan kalian masing-masing," ujar Panca diikuti
dengan anggukan samar ketiga temannya. "Kalian mau tahu siapa yang patut
untuk disalahin?" tanya Panca dibalas dengan anggukan cepat ketiga
temannya.
Panca menghela napas panjang. "Diri kalian sendiri," jeda sejenak
membuat ketiga temannya sedikit merenungi ucapan Panca. "Makanya, kalau
punya cewek itu jangan cuma satu! Lebihin dikit kek, jadi orang itu harus
berbagi! Kalau satu udah enggak cocok, kan masih ada yang lainnya. Iya toh?
Repot sendiri kan kalian jadinya, contoh nih abang Panca satu untuk semua!
Hidup damai tentram adil dan sentosa." jelas Panca panjang membuat Dirga
dan Elang memutar mata malas. Dasar playboy cap badak!
Angkasa yang geram karena sudah serius mendengar wejangan Panca yang
ia pikir akan berguna untuk dirinya yang belum pakar akan soal percintaan,
dengan segera ia menarik segulung tisue yang ada didalam kotak diatas meja
tanpa dengan jeda untuk menyumpal mulut sang buaya disampingnya kembali.
Panca yang merasa sebentar lagi akan kena semprot memutuskan untuk
hengkang segera. Byur! Belum juga Panca melangkahkan kakinya, seorang
gadis sudah menabraknya dan menumpahkan es teh manis ke seragamnya.
Sial! Dengan geram Panca melirik gadis itu. Sejenak ia menimang-nimang
saat melihat wajah gadis itu yang menurutnya sangat tidak asing.
Ting! Panca membulatkan mata dengan reflek saat mengingat siapa gadis
yang ada didepannya saat ini. Sila si cewek bar-bar!
"Lo itu bener-bener enggak punya mata ya?! Dua kali gue ketemu lo, dua
kali itu juga gue selalu sial!" Sila berdecak.
Panca mendengus kesal. "Lo enggak bosen apa cari-cari perhatian gue
terus?! Denger ya, lo itu bukan tipe gue sama sekali. Jadi, berhenti berharap
untuk gue notice!" ujar Panca percaya diri membuat ketiga temannya ingin
benar-benar muntah.
Sila menatap Panca tak percaya. "Gue rasa lo harus cepet-cepet cek
kejiwaan deh! Halu lo udah enggak ada obat!" geram Sila.
Panca melepaskan satu persatu kancing kemeja seragam sekolahnya yang
sudah basah. Tindakan Panca tersebut mencuri perhatian seisi kantin,
ditambah lagi teriakan para kaum hawa yang sudah memuja-muja Panca saat
ini.
Panca melemparkan kemeja seragamnya kepada Sila. "Jadi cewek harus
punya tanggung jawab, jangan laki-laki aja yang disalahin! Cuci sampe
bersih!" tukas Panca membuat Sila tak terima. Berbeda dengan murid
perempuan lainnya yang saat ini sudah menatap Sila dengan tatapan iri,
bahkan mereka sampai menawarkan diri masing-masing untuk mencuci baju
tersebut. Kalau enggak bisa meluk Panca, meluk bajunya juga enggak
masalah!
Sila mencengkram baju itu dengan geram. "Enak aja! Lo pikir gu—-"
Tanpa memperdulikan protes berkelanjutan dari Sila, Panca beranjak pergi
dengan rasa jengah. Gadis merepotkan!
"Woy! Gue belum selesai ngomong sama lo! DASAR COWOK SAKIT
JIWA!!!!!" teriak Sila sambil menghentakan kaki kasar yang hanya dibalas
dengan angin lalu. Sialan!!
Sila melemparkan pandangannya kepada ketiga teman Panca yang masih
duduk dengan santai sembari mencoba menahan tawa dalam hati. Sila
melempar kasar baju Panca ke atas meja. "Nih baju temen lo lo pada!
Bilangin sama cowok ngeselin itu, gue SILA PUTRIANA kelas X-2 SMA
GARUDA, mulai sekarang RESMI jadi musuh terbesar dia di sekolah! Oh
iya! Satu lagi, gue bukan PEMBANTU yang harus cuciin baju dia!" Sila
menggebrak meja dengan kasar membuat ketiga lelaki itu menelan ludah.
"Awas kalau lo semua sampe lupa sama pesan gue!" tajam Sila lalu pergi
dengan erlingan tajam.
Sila yang masih geram karena kejadian di kantin tadi, dengan cepat ia
berjalan menuju toilet sekolah untuk menenangkan dirinya. Emosinya sedikit
turun saat air tengah membasahi wajahnya. Ia berusaha untuk menormalkan
deru napasnya sembari menyanggakan kedua tangannya di bibir wastafel.
"Oh, Jadi lo yang namanya Sila."
Suara seorang perempuan membuatnya menoleh seketika. Sila mendengus
kesal saat itu juga, ia yakin gadis yang ada dihadapannya sekarang ini adalah
salah satu fans kesasar si cowok sakit jiwa itu.
Sila menatatap gadis itu dengan menantang. "Siapa lo? Ada masalah?"
ketus Sila.
Gadis itu menepuk tangan sambil tertawa samar membuat Sila menaikan
satu alisnya. Cewek sinting! , merasa sudah bosan dan malas akhirnya Sila
memutuskan untuk hengkang saat itu juga.
Sila menubruk gadis itu dengan sengaja saat melintasinya membuat gadis
itu menyergah Sila dengan mencekal lengannya kuat. Gadis itu menatap Sila
tajam dengan seringaian menakutkan, sedikit membuat Sila memundurkan
langkahnya.
"Iya, gue ada masalah sama lo."
***
Raja menuruni anak tangga dengan cepat sambil menatap Ratu yang tengah
mengikat tali sepatunya dengan tatapan heran. "Lo mau kemana?" tanya Raja
membuat Ratu terlonjak.
Ratu berdiri seketika. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama
sekali. "Eh? Itu, Ratu mau pulang." jawab Ratu tidak enak.
Raja berdecak kesal. "Sopan santun lo kemana? Main nyelonong aja."
Ratu menatap Raja dengan rasa bersalah. "Maaf Raja, soalnya Ratu kira
Raja lagi sekolah." jawab Ratu apa adanya.
Raja menghela napas. "Tunggu disini jangan kemana-mana. Gue ambil
kunci mobil sebentar." kata Raja.
Ratu menahan tangan Raja dengan reflek. "Eh? Ratu bisa pulang sen—"
"Lo enggak berhak untuk nolak." potong Raja cepat.
Ratu hanya bisa menatap Raja pasrah yang tengah berjalan menuju
kamarnya. Ia benar-benar merasa telah merepotkan semua orang terdekatnya,
terutama Raja.
Semalaman ia merenungi kesedihan panjangnya hingga membuatnya terlelap
tanpa disadari. Luka dalam hati Ratu akan kehilangan sang Bunda memang
belum sembuh sepenuhnya, tapi ia sadar kalau ia tidak bisa terus-menerus
tenggelam akan kehancurannya sendiri.
Raja menarik tangan Ratu menuju halaman parkir rumahnya. Belum sempat
Raja membuka pintu mobilnya, sosok seorang wanita tua telah berdiri
menatapnya tidak suka di teras rumahnya. Ratu berdiri sambil menatap
bergantian Raja dan wanita tua itu dengan heran.
"Masuk ke mobil Ratu." perintah Raja tanpa mengalihkan tatapannya dari
wanita tua itu.
"Eh? Tapi itu—"
"Gue bilang masuk Ratu!" bentak Raja membuat Ratu segera menurutinya.
Melihat wanita tua itu hendak menghampirinya, tanpa mengurangi rasa
sopan santun, Raja segera masuk ke dalam mobil dan menutup pintu dengan
kasar membuat Ratu terkejut saat itu juga. Sejenak Raja membalas tatapan
tidak suka wanita itu dengan tajam dari balik kaca mobilnya, sebelum ia
melajukan mobilnya cepat.
Selama perjalanan hanya ada keheningan yang menghiasi suasana. Ratu
sedari tadi hanya menunduk sembari memainkan jemarinya di atas pangkuan.
Ia juga sama sekali tidak berani untuk bertanya kepada Raja tentang siapa
wanita tua yang mereka lihat tadi walaupun sebenarnya ia sudah penasaran
setengah mati.
Ratu menghela napas panjang. Setelah dipikir-pikir, dari awal mula ia
menjalani hubungan dengan Raja, ia sama sekali tidak pernah berkunjung ke
rumah Raja atau diperkenalkan dengan keluarganya secara langsung oleh
lelaki itu. Raja juga selalu berusaha mengalihkan pembicaraan setiap kali
Ratu mencoba untuk membahas tentang latar belakang keluarganya. Apa yang
sebenarnya Raja sembunyikan?
Raja memarkirkan mobilnya di salah satu restoran yang sering ia kunjungi
bersama Ratu saat mereka berdua masih menjalin hubungan. Entahlah, ia juga
sama sekali tidak mengerti akan pikirannya sendiri kenapa membawa Ratu
kesini lagi, setelah sekian lama.
Ratu menatap heran restoran tersebut dari balik kaca mobil. "Raja? Kita
ngapain kesini? Ratu kan mau pulang." ujar Ratu.
"Gue laper." jawab Raja cepat sambil melepaskan seatbelt.
Ratu menghela napas. "Yaudah kalau gitu Ratu lanjut naik angkot aja dari
sini." kata Ratu membuat Raja mendengus kesal.
"Kita makan dulu, abis itu gue anter lo pulang."
"Enggak usah Raja, lagian Ratu juga enggak punya uang untuk makan di
tempat ini lagi." Ratu meringis.
Raja yang sudah sangat lapar karena menahan makan dari semalam, segera
ia melepas seatbelt Ratu hingga jarak wajahnya dengan gadis itu berdekatan.
Sejenak, kedua mata mereka saling beradu dengan sebuah sorot rindu
didalamnya.
Ratu menahan napasnya mati-matian saat itu juga. Melihat wajah tampan
Raja secara jelas membuat hatinya berdesir kuat. Matanya membelalak saat
Raja mengikis jarak yang sudah sangat dekat itu dengan perlahan. Ia menelan
ludah saat Raja menatap tajam kepadanya. Bagi Ratu, tingkat kekerenan Raja
saat ini benar-benar makin bertambah! Beruntungnya Ratu pernah jadi
pacar Raja!, batin Ratu konyol.
Ratu mencengkram kuat rok sekolah yang ia pakai saat hidung mereka
berdua sudah saling bersentuhan, yang membuat deru napas Ratu semakin
memburu. Bisa ia pastikan Raja bisa mendengarnya.
"Jangan berisik, atau lo yang gue makan." kata Raja lalu tanpa dosa
membuka pintu mobil dan keluar.
Ratu membuang napas lega sambil mengerjapkan matanya berkali-kali. Ini
benar-benar gila!, bahkan ia merutuki dirinya sendiri yang sempat berpikir
bahwa Raja akan menciumnya detik itu juga. Ratu menutupi kedua wajahnya
sambil menggelengkan kepalanya berkali-kali untuk menahan rasa malunya.
Raja nyebelin!
Raja yang kesal karena Ratu tidak juga keluar dari mobil, akhirnya dengan
paksa ia menarik Ratu untuk keluar. Raja terkekeh geli melihat Ratu yang
sudah salah tingkah dan tidak berani untuk menatapnya. Tanpa disadari
senyum tipis juga sudah muncul di wajah Raja, dan sialnya Ratu melewatkan
pemandangan itu begitu saja.
Saat ini mereka berdua tengah duduk sambil menunggu pelayan membawa
buku menunya. Ratu mengedarkan pandangannya dengan sendu, dulu hampir
seminggu tiga kali ia dan Raja selalu makan di restoran ini. Selain karena
rasanya enak, tempat ini juga pas untuk dipakai bersantai sejenak. Lamunan
Ratu pun terhenti saat melihat seorang pelayan berjalan menuju mereka
sambil menenteng dua buku menu ditangannya.
Belum sempat pelayan itu menyodorkan buku menunya, Raja sudah
membuka suara untuk menyebutkan pesanannya. Membuat pelayan tersebut
mencatat segera.
"Saya pesan satu porsi sop buntut, satu porsi sate ayam, dua porsi nasi
putih, satu porsi roti bakar keju, terus untuk minumannya saya pesan dua
gelas jus buah naga dan tolong jangan terlalu banyak pakai susu. Oh iya,
untuk sate ayamnya juga tolong jangan kasih bumbu kacang ya mba, diganti
aja sama bumbu kecap." ujar Raja tanpa jeda.
Ratu menatap Raja tak percaya. Bahkan sampai sekarang, Raja masih ingat
menu andalan kesukaan mereka berdua di tempat ini. Ditambah lagi, Raja
juga masih ingat bahwa dirinya memiliki alergi dengan yang namanya kacang.
Hati Ratu sedikit menghangat, setidaknya tidak semua memori tentang Ratu
terlupa oleh lelaki itu hingga saat ini.
Sembari menunggu pesanan mereka datang. Raja memutuskan untuk
membuka obrolan serius kepada Ratu. "Jadi, kapan lo punya rencana untuk
kasih tahu Ayah lo tentang keadaan yang sekarang?" tanya Raja serius.
Ratu tersentak mendengar pertanyaan Raja. Ayah? Sudah hampir dua
minggu ini ia tidak bertemu sama sekali dengan sosok itu. Bagaimana kabar
Ayah? Ia benar-benar merutuki dirinya sendiri yang sudah lengah untuk
mengurusi Ayahnya. Ratu emang enggak berguna!
Ratu menggeleng lemah. "Enggak tahu, mungkin enggak sekarang. Ayah
punya sakit jantung, dan Ratu enggak mau kondisi kesehatan Ayah terganggu
disana." jawab Ratu.
Raja mengerti akan keputusan Ratu. Mungkin sekarang bukanlah waktu
yang tepat, walaupun mau tidak mau suatu saat Ayah Ratu harus tahu hal ini.
Raja menatap Ratu dengan rasa getir dalam hatinya. Ia menatap lekat tubuh
gadis itu yang sudah semakin kurus, ditambah lagi redupnya keceriaan gadis
itu, yang sudah lama tak ia lihat lagi.
"Lo masih berhubungan dengan Aksara?" tanya Raja tiba-tiba membuat
Ratu tersentak.
Aksara?
Ratu menggigit bibirnya seolah bingung untuk menjawab apa. "Masih."
jawab Ratu apa adanya.
"Lo suka sama dia?" tanya Raja dengan gamblang.
Suka? Entahlah, semenjak Aksara menyatakan perasaan kepadanya malam
itu, hati Ratu jadi makin dilema sampai saat ini. Aksara adalah laki-laki yang
baik dan lembut, tapi apakah semua itu menjamin bahwa Ratu sudah
memiliki perasaan khusus terhadapnya?
Rahang raja mengeras saat melihat kebungkaman Ratu. Apa sekarang Ratu
sudah menyukai Aksara?, sial! Ia tidak akan membiarkan perasaan itu
berlanjut lebih jauh! Ia tidak rela!
"Jangan pernah ketemu dia lagi." Nada cemburu Raja keluar begitu saja
tanpa seizinnya.
"Eh? Tapi, Ratu cum—"
"Gue enggak suka dibantah Ratu." potong Raja cepat. "Gue ke toilet dulu."
Raja beranjak dari kursi tanpa perduli dengan protes berkelanjutan yang akan
dilontarkan oleh gadis itu.
Ratu menghela napas panjang melihat sikap Raja yang sangat sulit ditebak
olehnya. Apa Raja cemburu?, Ah, Semua ini benar-benar membingunkan isi
kepalanya.
Drrt
Ratu melirik ponsel milik Raja yang bergetar diatas meja, ia bisa melihat
pesan masuk dari Angkasa di layar ponsel yang tidak terkunci itu. Sejenak ia
mengamati pesan tersebut dengan samar tapi masih bisa terlihat.
Sejam lagi gue tunggu di Warkop. Kita bakar markas SAKTA sekarang.
SAKGAR udah pada siap!
Tubuh Ratu langsung bergeming. Markas SAKTA?, Ratu menangkupkan
satu tangannya dengan mata menbulat. Apa semua ini ada hubungannya
dengan Sergio? Sial! Ia sampai lengah akan lelaki sakit jiwa itu!
Melihat Raja yang sudah keluar dari toilet dan berjalan menujunya. Segera
ia membenahi diri dan menampilkan sikap biasa saja saat lelaki itu sudhah
duduk dihadapannya.
Ratu menatap tidak berselera saat makanan yang mereka pesan sudah
datang. Pikirannya sudah benar-benar meracau saat ini. Apa yang harus ia
lakukan?, sempat ia melirik Raja yang sedang tersenyum puas saat membaca
pesan dari Angkasa. Bagaimana ini? Bagaimana kalau Raja bertemu
dengan Sergio? Tidak! Itu benar-benar bahaya!
Raja benar-benar mempercepat makan siang mereka berdua saat ini. Ratu
benar-benar sangat merasakannya, bahkan mereka berdua sama sekali tidak
membuka obrolan walau sekecil apapun itu. Setelah selesai membayar semua
pesanan, hati Ratu makin dibuat takut saat Raja menarik tanganya untuk buru-
buru berjalan cepat menuju parkiran.
Selama perjalanan, Ratu tak henti-hentinya memandang Raja yang tengah
fokus menyetir dengan sorot mata khawatir didalamnya, dan pastinya tanpa
laki-laki itu sadari.
"INI YANG AKAN GUE LAKUIN KE SEMUA ORANG TERDEKAT LO!
GUE ENGGAK AKAN MAIN-MAIN!"
Rentetan kalimat yang keluar dari mulut Sergio muncul begitu saja dalam
benak Ratu. Enggak! Sergio enggak boleh sedikitpun sentuh Raja!. Ratu
meremas-remas jemarinya yang sudah berkeringat itu.
Takut. Rasa itu yang sudah membasahi sekujur tubuh Ratu saat ini. Dan
rasa itu juga yang membuat Ratu dengan berani memeluk Raja yang sedang
menyetir, hingga membuat laki-laki itu tersentak dan meminggirkan mobilnya.
Raja merasa panik saat merasakan pelukan kencang dari Ratu. Ia merasa
bersalah karena tidak memperhatikan gadis itu sejak makan siang tadi. Semua
itu karena ia tengah diburu-burui oleh pesan Angkasa yang sedari tadi masuk
tanpa henti.
"Lo kenapa?!" tanya Raja panik.
Ratu makin mengencangkan pelukannya. "Raja, jangan pergi. Ratu mohon."
pinta Ratu.
Raja mengernyit heran. "Pergi? Siapa yang mau pergi?" tanya Raja.
"Jangan pergi ke markas SAKTA, Ratu mohon." pinta Ratu hati-hati.
Raja melepaskan pelukan Ratu saat itu juga. Ditatapnya gadis itu dengan
serius. "Lo baca pesan dari Angkasa?" tanya Raja telak. "Siapa yang ngajarin
lo untuk enggak sopan kayak gini?!" bentak Raja.
Ratu menatap Raja dengan takut. "Ratu minta maaf kalau Ratu udah
lancang. Tapi tolong kali ini turutin apa kata Ratu. Jangan kesana Raja,
disana bahaya." Ratu menggenggam tangan Raja kuat.
Raja melepaskan genggaman Ratu kasar. "Jangan pernah atur-atur gue
Ratu. Berapa kali gue harus ngajarin lo untuk tahu diri dan enggak gede
kepala?" Ratu menatap Raja sesak. "Tolong inget status lo sekarang, lo itu
bukan siapa-siapa gue lagi Ratu." lanjut Raja dingin.
Tanpa memperdulikan Ratu yang sudah menangis, Raja menghidupkan
mesin mobilnya untuk melanjutkan perjalanan kembali. Raja mencengkram
stir dengan kuat. Marah, itu yang Raja rasakan saat ini. Raja merasakan Ratu
tengah meremehkan kemampuannya untuk menjaga dan melindungi gadis itu.
Sesekali ia melirik Ratu yang masih menangis kecil sambil menunduk dan
meremas jemari mungil diatas pangkuannya. Sial! Lagi dan lagi, gue bikin lo
nangis!, marah Raja dalam hati.

Untuk kesekian kali, Raja melontarkan kata "bukan siapa-siapa" dengan


mudah. Kalau Ia bisa memilih, lebih baik warna hitam lah yang menyelimuti
hubungan mereka berdua saat ini. Karena hitam berarti menyiratkan dirinya
untuk belajar melepaskan secara perlahan tangan lelaki itu, dan semua itu
memberinya sebuah kepastian tersendiri.
Ia benar-benar tersiksa dengan hubungan abu-abu ini! Sikap lembut Raja
bak malaikat kadang membuatnya kembali berharap bahwa warna putih itu
akan segera datang kembali, tapi harapan itu berubah menjadi ketersia-siaan
saat Raja menampakan wujud iblisnya kembali.
Jadi, lebih baik mana?
Melepaskan atau mempertahankan?
Melepaskan dan mempertahankan adalah dua tindakan yang berbeda tapi
dengan satu rasa yang sama.
Sama-sama bikin sakit.
Sama-sama bikin enggak sanggup.
Bedanya,
Satu harus pergi dengan kenangan.
Satu harus tinggal karena kenangan.
——————————————————————————
FOLLOW INSTAGRAM @WATTPADRERE DAN @RERETRSS
JOIN GROUP LINE RUR? BUKA PROFILE WATTPAD AUTHOR
DAN KLIK LINKNYA! YUK KITA SERU-SERUAN BARENG PARA
TOKOH!
JANGAN LUPA BACA SEQUEL ELANG! BUKA DAN FOLLOW
PROFIL AUTHOR!

JANGAN LUPA TONTON VIDEO KECIL DARI RAJA UNTUK RATU


DI INSTAGRAM @wattpadrere

FOLLOW INSTAGRAM
@wattpadrere
@reretrss
@raja.gemilang
@ratusetiawijaya
@elang.gunturr
@fara.aradila
@raja.gemilang
@angkasa_laksmana
@nadiaa_saraswatii
@senjaalana
@rinaihujann
@raya_indahh
@anggi_ppitaloka
@rinduserunii
@dirga_margantara
@panca.kstria
@diba_saidira
@aldimahesa_
@ristisekaar
@sila_putriana
@sherina.halim
@aksaraprabudi
@helen_adisti
@jehavictoria
@gamal_kusuma
@bimaorlandoo_
@jiroofernando
@gengtempur
@garudacheerleader

Post bagian mana yang paling kalian suka di part ini di instastory, dan
tag @wattpadrere untuk author repost ❗
JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW INSTAGRAM RAJA UNTUK
RATU @wattpadrere ! ! Disana author akan sering-sering post spoiler
bagi yang enggak sabar liat part selanjutnya! ❤
I love u xoxo
34. MENYAKITI TAPI TIDAK INGIN
MELEPASKAN

I'm so tired of love songs, tired of love songs


Tired of love songs, tired of love
Just wanna go home, wanna go home
Wanna go home, whoa
So tired of love songs, tired of love songs
Tired of love songs, tired of love
Just wanna go home, wanna go home
Wanna go home, whoa
Party
Trying my best to meet somebody
But everybody around me's fallin' in love to our song
I, I, oh I, yeah
Hate it
Taking the shot 'cause I can't take it
But I don't think they make anything that strong
So I hold on
I, I, oh I, yeah
🎼 I'm So Tired-Cover by Jonah Baker 🎧

[JANGAN LUPA FOLLOW & VOMMENT YA, ITU BERHARGA BANGET


BUAT AUTHOR❤]
Double up untuk kalian di hari ulang tahun author besok! Anggap aja
ya ini traktirannya lol! 🍔🥨🥓🍕
34. MENYAKITI TAPI TIDAK INGIN MELEPASKAN
Setelah mengisi amunisi dari kantin. Geng TEMPUR memutuskan untuk
bermain basket sebentar di lapangan sekolah. Sudah bisa dipastikan saat ini
mereka berlima tengah menjadi pusat perhatian kembali oleh para kaum hawa
SMA GARUDA.
"HALLO CANTIKK." tegur Panca kepada salah satu siswi yang tengah
berjalan melintasi lapangan membuat gadis itu salah tingkah setengah mati.
Angkasa menggeleng heran dengan penyakit tebar pesona Panca yang tidak
ada obatnya. "Harusnya cewek galak di kantin kemarin yang lo panggil Ca!
Lumayan kan ada tontonan gratis lagi!" ujar Angkasa.
Panca menatap Angkasa malas. "Maksud lo Sila?! Idih Mana ada cantik-
cantiknya itu cewek!" balas Panca sambil bergidik.
"Sila? Oh jadi udah kenalan, gercep juga kayak tikus tanah." sindir Elang.
"Malu-malu tapi mau ternyata." lanjut Elang.
Panca berdecak kesal. "Gue mau sama dia? Sampe si mail nikah sama si
meimei juga gue enggak akan pernah mau! Bisa rugi abang Panca!" balas
Panca penuh ejekan.
"Enggak boleh gitu Ca! Kemakan omongan baru tahu rasa lo!" peringat
Dirga. "Lagian kayaknya itu cewek juga benci banget sama lo, iya kan?"
tanya Dirga sambil melirik Angkasa dan Elang disusul dengan anggukan
setuju kedua lelaki itu.
Raja menatap bingung keempat temannya. "Kalian ngomongin apa sih?"
tanya Raja yang dari tadi ikut menyimak.
"Wah Ja! Lo pasti nyesel karena udah ngelewatin tontonan seru di kantin
kemarin! Bayangin aja, siapa lagi cewek yang berani ngegebrak meja geng
TEMPUR sambil ngelempar baju si Panca yang super bau itu, sampe kena
muka seorang Angkasa Laksmana! Gue acungin empat jempol!" ujar Dirga
antusias.
Angkasa yang mendengar bukannya marah malah ikut mengangguk setuju
dengan ucapan Dirga. "Rasanya gue mau rekrut itu cewek jadi bagian
SAKGAR sekarang juga." celetuk Angkasa membuat keempat temannya
menoleh.
"Enak aja! Gue orang pertama yang bakal demo depan Warkop buat nolak
itu cewek jadi bagian SAKGAR!" tanggap Panca cepat.
Dirga terkekeh geli. "Ide bagus tuh Sa! Lumayan kan bakal ada hiburan
gratis tiap hari!" timpal Dirga setuju.
Raja ikut mengangguk. "Boleh juga, lagian selama ini belum ada satupun
murid perempuan yang kita rekrut untuk jadi anggota SAKGAR" tambah Raja
dengan sengaja. Pembalasan ini belum seberapa Panca!
"Enggak bisa! Sesuai peraturan, selama SAKGAR berdiri, kita sama
sekali enggak diperbolehkan untuk merekrut murid perempuan karena itu bisa
aja buat mereka terkena bahaya!" sergah Panca cepat. Sebenarnya bukan itu
alasan Panca, jujur saja ia sama sekali tidak perduli dengan Sila. Ia hanya
tidak ingin berurusan kembali dengan cewek bar-bar itu!
Angkasa melipatkan kedua tangannya. "Tapi kan ketua SAKGAR itu gue,
jadi gue berhak dong ubah peraturan yang udah gue buat sendiri." jawab
Angkasa yang sengaja membuat Panca makin kesal.
Raut wajah Panca memerah. "Enggak! Pokoknya gue enggak mau! Kalau
sampe itu terjadi, gue bakal mogok kumpul!" rajuk Panca seperti anak kecil.
Tawa keempat temannya meledak saat itu juga. Mereka benar-benar
berhasil membuat Panca meledak kesal. Pemandangan yang sangat amat
jarang untuk mereka lihat. Katanya playboy? Kok naklukin satu cewek aja
enggak bisa!
Panca yang merasa dikerjai, dengan sigap ia mengejar keempat temannya
yang sudah kabur begitu saja. Panca benar-benar akan memiting kepala
mereka satu-persatu nanti, termasuk sang ketua sekalipun. "WOI KUTU
BADAK SINI LO!" teriak Panca sambil berlari. "WAH CARI MATI LO
SEMUA!" teriak Panca lagi.
Elang yang berlari sambil menahan tawanya, sesekali ia menengok ke
belakang untuk melihat raut wajah Panca yang menurutnya sangat konyol itu.
Karena fokusnya sudah hilang, tanpa sengaja tiba-tiba Elang menubruk tubuh
seorang gadis yang menurutnya sendiri cukup keras.
Elang terlonjak lalu dengan segera ia membantu gadis itu berdiri. "Lo
enggak apa-apa?" tanya Elang panik.
Gadis itu mendongakan kepalanya. "Iya, saya baik-baik aja." jawab gadis
itu sambil melepaskan tangan Elang darinya.
Elang terkejut dengan apa yang ia lihat saat ini. Lho?Ini cewek ngapain
disini?. "Ayok gue anter lo ke UKS, lutut lo kayaknya berdarah." ujar Elang
sambil mengesampingkan rasa penasarannya.
Gadis itu menggeleng cepat. "Terimakasih, tapi saya bisa sendiri.
Permisi." tolak gadis itu halus, lalu pergi begitu saja meninggalkan Elang
tanpa menunggu persetujuan lelaki itu terlebih dahulu.
Elang menatap punggung gadis itu sambil menghela napas. Udah dua kali
itu cewek nolak bantuan gue! Astaga Elang Guntur, pesona lo sepertinya
udah enggak manjur!. Ia benar-benar merutuki nasibnya saat ini.
***
Ratu masuk ke dalam kelas X-5 dengan langkah ragu. Suasana yang gaduh
seketika menjadi hening karena kehadirannya, dan tentu saja itu membuatnya
kikuk setengah mati. Seisi kelas pun memandang Ratu dengan tatapan yang
berbeda-beda, ada yang menatapnya dengan rasa kagum, iri, tidak suka, atau
dengan tatapan rasa bangga karena kelasnya tengah didatangi salah satu murid
populer di SMA GARUDA.
Kedua manik mata Raya berbinar saat melihat kedatangan Ratu. Pasti Ratu
tengah mencarinya saat ini, ia yakin sekali Angkasa telah meminta bantuan
kepada gadis untuk memperbaiki hubungan mereka yang sudah renggang ini.
Raya beranjak dari kursi lalu menghampiri Ratu segera. "Kak Ratu!"
panggil Raya semangat.
Ratu tersenyum lebar. Sudah lama sekali ia tidak bertemu dengan gadis
manis ini. "Raya? Raya apa kabar? Raya sehat kan?" tanya Ratu.
Raya merasa senang akan perhatian yang diberikan Ratu. Jelas sekali,
membuat seisi murid perempuan di kelasnya menatapnya dengan tatapan iri.
"Raya baik kok! Kak Ratu ada perlu apa kesini? Pasti cari Raya ya!" ujar
Raya penuh percaya diri.
Ratu mencubit gemas pipi Raya. "Ratu bukan cari Raya, tapi Ratu senang
bisa ketemu Raya disini." jawab Ratu lembut.
Raya memiringkan kepalanya. "Terus? Kak Ratu cari siapa dong?" tanya
Raya heran.
"Ratu ca—"
"Kak Ratu?"
Belum selesai Ratu melanjutkan ucapannya, seseorang tengah memanggil
namanya. Ratu menoleh ke belakang seketika, Senja! Ratu memeluk gadis itu
dengan reflek, ia belum sempat mengucapkan rasa terimakasih secara
langsung kepada gadis itu.
Seisi kelas dibuat terkejut dengan pemandangan tersebut. Raya
mengepalkan tangan kuat sambil menatap Senja dengan rasa dengki.
Permainan lo sungguh hebat, Senja Alana!
Ratu membawa Senja keluar kelas seketika sampai lupa akan keberadaan
Raya saat itu juga. "Senja, kamu baik-baik aja kan? Apa masih ada yang
luka? Ratu khawatir banget." Ratu menangkupkan kedua tangannya di wajah
polos Senja.
Senja melepas tangkupan Ratu dengan lembut. "Kak Ratu, aku udah sehat
kok. Bisa Kak Ratu lihat sendiri sekarang, bahkan berat badan aku aja naik
dua kilo lho!" jawab Senja sambil tersenyum lebar. Ia benar-benar tidak
ingin membuat Ratu makin khawatir, ditambah lagi ia tahu beban yang dipikul
gadis itu sangat banyak.
Ratu bernapas lega. "Syukurlah, Ratu mikirin Senja terus akhir-akhir ini.
Ratu berterima kasih banget karena Senja udah berani nolongin Ratu waktu
itu." ujar Ratu.
Senja tersenyum kepada Ratu. "Sama-sama kak, udah ya kakak jangan
mikirin Senja lagi. Aku baik-baik aja kak, kakak harus lebih banyak jaga
kesehatan kakak dibanding terus mikirin aku." jawab Senja tulus.
Ratu mengangguk. "Iya, Senja juga harus lebih hati-hati ya mulai sekarang.
Selalu kabarin Ratu ya kalau ada apa-apa." peringat Ratu.
"Siap Ibu Negara!" jawab Senja sambil memasang sikap hormat membuat
Ratu terkekeh.
Ratu seketika melirik seorang gadis yang ada disamping Senja sedari tadi
tanpa ia sadari. "Ini..?" tanya Ratu sambil mengamati wajah gadis itu.
"Oh! Ini sahabat aku dari kampung kak. Namanya, Rindu Seruni. Kenalin
kak." ujar Senja yang sudah merangkul kedua bahu Rindu.
Rindu mengulurkan tangannya. "Saya Rindu kak, salam kenal." ucap Rindu
sopan.
Ratu tersenyum lembut. "Ratu." jeda sejenak. "Tapi kok Ratu kayak enggak
pernah lihat Rindu ya." ujar Ratu sambil menimang-nimang ingatannya
sendiri.
"Rindu anak baru kak. Ini hari pertamanya sekolah disini." jawab Senja
cepat. "Lagian, kalaupun Rindu bukan anak baru, kak Ratu juga enggak akan
mungkin bisa kenal dengan anak kampung seperti kita. Kak Ratu kan populer,
kakak enggak malu ngobrol sama kita?" ujar Senja tidak percaya diri.
Ratu mencubit pipi Senja gemas. "Ratu enggak bolehin Senja ucapin
kalimat itu lagi. Ratu juga bukan siapa-siapa di sekolah ini, Ratu cuma anak
napi. Senja tahu hal itu kan? Jadi, jangan pernah merasa rendah lagi ya."
tegas Ratu.
Senja dan Rindu tertegun mendengar lontaran kalimat dari mulut Ratu yang
menurut mereka sangat gamblang. Mereka mengagumi Ratu yang tidak merasa
malu dengan kondisi yang ia miliki sekarang. Ditambah lagi, dari segala
kelebihan yang gadis itu punya, ia tetap selalu ramah kepada siapapun dan
tidak pernah memperdulikan sebuah status dalam pertemanan. Bisa mereka
pastikan, bila ada suatu perkumpulan yang berisi penggemar dari seorang
RATU SETIA WIJAYA, dengan sukarela mereka akan mendaftarnya saat ini.
Ratu menepuk jidatnya, ia lupa harus menghampiri Rinai segera. "Sebentar
lagi bel istirahat mau selesai, kalau gitu Ratu pamit dulu ya. Oh iya, Rindu
selamat datang ya di sekolah ini. Semoga Rindu betah!" ujar Ratu lalu dengan
buru-buru pergi tanpa menunggu balasan dari kedua adik kelasnya itu.
Rindu menatap kagum punggung Ratu yang makin menghilang. "Jadi ini
yang namanya manusia berwujud bidadari." kata Rindu yang diikuti dengan
anggukan setuju dari Senja yang masih ikut menatap kepergian Ratu.
Tepukan keras dari tangan Raya membuat Senja dan Rindu menoleh ke
belakang. Senja menatap Raya dengan tatapan gelisah. Sepertinya Raya
benar-benar menyatakan sebuah peperangan untuknya.
Raya tersenyum sinis kepada Senja. "Gue akui permainan lo memang
hebat. Selain Angkasa, lo juga ahli ngambil hati orang terdekatnya." sindir
Raya.
Senja mengerutkan keningnya. "Aku enggak ngerti kamu ngomong apa, tapi
yang jelas aku enggak mau ribut sama kamu, Raya." jawab Senja berusaha
mengalah.
Raya menatap Senja dengan muak. "Sayangnya, lo udah cari ribut dengan
gue, Senja Alana." ucap Raya dingin.
Senja menghela napas lelah. "Aku udah bilang, semua ini hanya salah
paham Raya. Aku sama sekali enggak ada hubungan khusus dengan kak
Angkasa." jelas Senja untuk kesekian kali.
Raya tertawa remeh. "Gue enggak sebego itu hanya untuk percaya dengan
semua ucapan lo! Tunggu aja Senja, lo akan terima akibat dari semua ini. Gue
enggak main-main kali ini." ancam Raya membut Senja sedikit bergidik.
"Aku tahu kamu orang baik Raya. Jadi, aku enggak akan cemas dengan
semua ancaman kamu." jawab Senja berusaha untuk tenang.
"Dan kecewanya orang baik itu lebih menakutkan, Senja Alana." tukas
Raya dingin.
Raya mendekati Senja lalu menyelipkan rambut gadis itu ke belakang
telinga kirinya. "Simpan tangis lo dengan baik-baik, karena gue bisa pastiin
betapa panjang beratnya beban hidup lo nanti." tekan Raya lalu beranjak
masuk kelas kembali.
***
Bel pulang sekolah tengah berbunyi menimbulkan kegaduhan sorak sorai
dari seluruh murid yang otak nya sudah cukup lelah menampung segala isi
materi hari ini. Ratu buru-buru membereskan buku yang tergeletak di atas
mejanya, dan dengan segera ia berlari keluar kelas menuju gerbang sekolah.
Ia tidak ingin Raja menjadi kesal karena menunggu keleletannya.
Saat Ratu sampai di gerbang sekolah, betapa terkejutnya ia melihat
seorang laki-laki yang sangat ia kenali tengah berdiri tegap di depan pos
satpam sambil mengedarkan pandangannya kemana-mana.
Segera Ratu menghampiri laki-laki itu. "Aksara! Aksara ngapain disini?!"
tanya Ratu panik. Bisa gawat kalau Raja lihat!
Aksara menghela napas lega saat melihat seorang gadis yang ia cari sedari
tadi sudah berdiri di depannya. Sungguh, saat ini rasanya ia ingin memeluk
gadis itu seerat mungkin. Tapi sayangnya ia masih terlalu waras untuk tidak
melakukannya di tempat seperti ini.
Aksara memegang kedua bahu Ratu. "Ratu! Lo enggak apa-apa kan?!"
Aksara menatap Ratu khawatir. "Apa yang terjadi Ratu?! Jelasin ke gue!"
tanya Aksara tidak sabar.
Ratu melepaskan cengkraman Aksara. "Aksara! Ratu baik-baik aja." jawab
Ratu. "Lebih baik Aksara sekarang pergi dari sini. Ratu enggak mau kalau
sampai geng TEMPUR lihat Aksara ada di sini." ujar Ratu cemas sambil
mengedarkan pandangannya, takut-takut Raja melihat.
Aksara menarik tangan Ratu tanpa menggubris ucapan gadis itu sedikitpun.
"Kita perlu bicara Ratu, gue yang anter lo pulang." kata Aksara membuat
Ratu terkejut.
Oh tidak!. Ratu mencoba sekuat tenaga melepas cengkraman Aksara tapi
semua sia-sia. "Aksara lepas dulu, kita bisa bicarain ini nanti." ujar Ratu
terengah-engah. Raja! Bagaimana ini!
Aksara menarik Ratu masuk ke dalam mobilnya. Ia memang sudah sangat
tidak waras saat ini. Biarlah, ia benar-benar tidak sanggup menahan rindunya
kepada gadis itu. "Jangan berisik Ratu!" bentak Aksara kepada Ratu yang
sedari tadi meronta. Sebegitu tidak inginkah gadis ini bertemu dengannya?
"Aksara, Ratu mohon turunin Ratu disini. Ratu masih ada urusan yang
harus diselesaikan." pinta Ratu yang sama sekali tidak digubris. "Aksara,
tolong jangan bikin Ratu marah!" lanjut Ratu kesal.
"WOY!! BERHENTI GUE BILANG!! SIALAN!!"
Ratu terlonjak saat melihat Raja tengah menggedor-gedor kaca mobil
Aksara dari atas motornya. Jantung Ratu saat ini sudah seperti ingin copot
saja. "Raja! Raja! Aksara tolong berhenti!" teriak Ratu.
Aksara kesal saat mendengar Ratu menyebut nama lelaki itu. Ia sebenarnya
sudah melihat Raja tengah mengejar mobilnya dengan menggunakan motor
dari balik kaca spionnya sedari tadi. Merasa jengah karena Ratu tidak
berhenti meneriakinya, akhirnya ia meminggirkan mobilnya kasar.
Aksara mencengkram bahu Ratu kuat. "Gue cuma mau ketemu lo Ratu!
Cuma itu! Apa segitu susahnya nurutin permintaan gue? HAH?!" teriak
Aksara.
Ratu menghela napas. "Ratu udah bilang kan, Aksara boleh ketemu Ratu.
Tapi enggak sekarang, Ratu ada urusan Aksara." jelas Ratu sebisa mungkin.
Aksara tertawa miris. "Urusan? Urusan dengan cowok sialan ini!" Aksara
menunjuk Raja dari balik kaca mobilnya.
"BRENGSEK! Keluar lo Aksara! Banci!" teriak Raja yang saat ini sudah
menendang keras mobil Aksara.
Emosi Raja tambah tersulut saat melihat Aksara tengah mencengkram
kedua bahu Ratu hingga gadis itu ketakutan dari balik kaca mobil. Dengan
bringas ia menendang kasar mobil Aksara kembali. Tak perduli saat ini ia
tengah menjadi pusat perhatian orang-orang disekitarnya. Aksara brengsek!
"Aksara tolong jangan seperti ini." lirih Ratu yang sudah takut dengan
tatapan tajam Aksara. Ini bukan Aksara yang Ratu kenal!
"Kapan lo sadar akan keberadaan gue Ratu?! Lo enggak tahu gimana
tersiksanya hidup gue, yang selalu mikirin keadaan lo tiap harinya! Tolong
Ratu, lihat gue." ujar Aksara yang sudah tidak tahan.
Ratu memejam sejenak. Ia bingung harus bagaimana menanggapi semua
ucapan Aksara. "Maaf Aksara, bukannya Ratu enggak perduli dengan
perasaan Aksara. Tapi,—" suara Ratu tercekat.
Aksara mengguncangkan tubuh Ratu. "Gue sayang sama lo Ratu! Tinggalin
Raja! Gue lebih baik dari dia! Gue enggak akan pernah nyakitin lo sama
sekali! Gue bisa bikin lo lebih bahagia Ratu!" teriak Aksara meyakinkan
Ratu.
Ratu tertegun mendengar semua perkataan Aksara. Tidak! Ini tidak bisa
dibiarkan!, Ratu tidak ingin lebih jauh menyakiti hati Aksara. Dia adalah
laki-laki yang baik, dan pantas mendapatkan perempuan yang sangat jauh
lebih baik darinya.
Ratu menatap Aksara sendu. "Aksara, Ratu minta maaf." jeda sejenak. Ratu
menahan napas seketika. "Ratu.. Ratu masih sayang Raja." lanjut Ratu parau.
Hancur. Hanya satu kata itu yang mewakili perasaan Aksara saat ini.
Tidak! Aksara tidak akan melepas Ratu begitu saja!, rasa egois Aksara
tengah memimpin dirinya saat ini.
Ratu mulai terisak kecil. Ia tidak sanggup menyakiti lelaki baik seperti
Aksara. Tapi mau bagaimana lagi, Ia tidak bisa membohongi perasaannya.
Maaf Aksara, maafin Ratu.
"Aksara? Ratu minta maaf sekali la—"
Aksara yang sudah sangat tidak ingin mendengar kata apapun dari mulut
Ratu. Diraihnya tengkuk kepala gadis itu, dan tanpa permisi ia mencium bibir
Ratu secara paksa. Pecah sudah pertahanan Aksara!
Ratu membelalakan matanya, bisa ia lihat saat ini Raja tengah menyaksikan
mereka berdua dengan tubuh mematung. Ratu bisa melihat ada luka dalam
sorot kedua mata Raja. Raja, maafin Ratu.
Ratu mendorong tubuh Aksara kasar. Plak! , satu tamparan keras mendarat
di wajah lelaki itu. "RATU BENCI AKSARA!" teriak Ratu sambil menangis.
Sakit, itu yang Ratu rasakan saat ini. Harga dirinya benar-benar hancur
sebagai seorang perempuan. Biarlah kalau kalian bilang ini berlebihan, ia
tidak perduli.
Aksara tak berkutik lagi. Ia memang pantas mendapatkan tamparan keras
dan ucapan tajam Ratu, sangat pantas. "Keluar." kata Aksara dingin.
Ratu yang mendengar segera membuka pintu mobil tersebut dan
menutupnya kasar. Ia memutari mobil Aksara dan menghampiri Raja saat itu
juga. "Raja, ayok kita pergi dari sini." Ratu menarik tangan Raja secara
paksa.
"BANGSAT!!"
Raja menepis tangan Ratu kasar. Dibukanya pintu mobil Aksara, ditariknya
laki-laki itu keluar dan dipukulinya Aksara tanpa ada kata ampun. Raja sudah
sangat gelap mata, luka di hatinya seakan makin melebar melihat apa yang
Aksara lakukan terhadap Ratu.
Raja mencengkram kerah baju sekolah Aksara. "GUE BAKAL
MAMPUSIN LO SEKARANG JUGA! SIALAN!!" teriak Raja.
Aksara sama sekali tidak melawan, ia memang pantas dipukuli seperti ini.
Ia memang pengecut, bisa-bisanya ia menyakiti Ratu dengan cara hina seperti
itu. Maafin gue, Ratu. Maafin keegoisan gue yang masih ingin berusaha
memiliki lo seutuhnya, walaupun gue udah terlanjur buat lo sakit seperti
ini. Maafin gue Ratu, gue enggak bisa berhenti.
Aksara menatap Raja tajam. "Lakuin sepuas lo. Tapi satu hal yang harus lo
tahu, gue enggak akan nyerah karena hal ini." ucap Aksara. "Gue dan lo itu
sama. Sama-sama udah bikin Ratu sakit, tapi dengan egoisnya kita berdua
masih sangat ingin memiliki dia seutuhnya." lanjut Aksara.
Raja tertohok. Tidak dipungkiri apa yang Aksara katakan memang benar,
berkali-kali sudah ia menyakiti Ratu dengan cara mengusir gadis itu tiap saat
dengan kata tajamnya, tapi berkali-kali itu juga rasa egois selalu datang
menghujamnya. Raja tidak sanggup melepasnya.
Melihat Raja yang hendak mendaratkan pukulannya kembali, dengan segera
Ratu menyergahnya. "Raja, Ratu mohon berhenti.. Ratu mohon." lirih Ratu
sambil memeluk pinggang lelaki itu. "Pulang Raja, ayok pulang." isak Ratu.
Hati Raja berdesir pilu mendengar isakan Ratu. Ia pun segera
mengurungkan kembali niatnya untuk memukuli Aksara, semua ini karena
Ratu. "URUSAN KITA BELUM SELESAI!! SEKALI LAGI LO BAWA
CEWEK GUE DENGAN SEENAKNYA, ENGGAK ADA LAGI KATA
AMPUN UNTUK LO!" teriak Raja penuh penekanan lalu ditariknya Ratu
untuk segera beranjak meninggalkan Aksara yang sudah terkapar di jalan
sambil menahan ringisannya.
Aksara menatap punggung Ratu pilu, Apa yang harus gue lakuin supaya lo
bisa menyambut kehadiran gue, Ratu?. Bagaimana bisa dengan mudahnya
langkah kaki lo berjalan menjauh pergi, disaat itu adalah salah satu hal
tersulit untuk dilakukan dalam hidup gue saat ini? Bagaimana bisa, Ratu?
——————————————————————————
FOLLOW INSTAGRAM @WATTPADRERE DAN @RERETRSS
JOIN GROUP LINE RUR? BUKA PROFILE WATTPAD AUTHOR
DAN KLIK LINKNYA! YUK KITA SERU-SERUAN BARENG PARA
TOKOH!
JANGAN LUPA BACA SEQUEL ELANG! BUKA DAN FOLLOW
PROFIL AUTHOR!

JANGAN LUPA TONTON VIDEO KECIL DARI RAJA UNTUK RATU


DI INSTAGRAM @wattpadrere

FOLLOW INSTAGRAM
@wattpadrere
@reretrss
@raja.gemilang
@ratusetiawijaya
@elang.gunturr
@fara.aradila
@raja.gemilang
@angkasa_laksmana
@nadiaa_saraswatii
@senjaalana
@rinaihujann
@raya_indahh
@anggi_ppitaloka
@rinduserunii
@dirga_margantara
@panca.kstria
@diba_saidira
@aldimahesa_
@ristisekaar
@sila_putriana
@sherina.halim
@aksaraprabudi
@helen_adisti
@jehavictoria
@gamal_kusuma
@bimaorlandoo_
@jiroofernando
@gengtempur
@garudacheerleader

Post bagian mana yang paling kalian suka di part ini di instastory, dan
tag @wattpadrere untuk author repost ❗
JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW INSTAGRAM RAJA UNTUK
RATU @wattpadrere ! ! Disana author akan sering-sering post spoiler
bagi yang enggak sabar liat part selanjutnya! ❤
I love u xoxo
35. ANDAI JATUH CINTA BISA MEMILIH

In your eyes In your mind 사랑이 그려져


우리 멀리 있어도 가려진 데도 Love is you
바람결에 날리운 그리움이 내 마음을 전해주길
Di matamu, di pikiranmu,
cinta sedang digambar. Meskipun kita terpisah,
meskipun kita tersembunyi, cinta adalah dirimu.
Kuharap kerinduan yang datang bersama angin
dapat memberitahumu tentang hatiku
Love is the moment 니가 오던 그날 그 순간
두 눈에 맺혀 가슴에 맺혀 자꾸 떠올라
Love is the moment 니가 가던 그날 그 순간
잊을 수 없어 자꾸 떠올라
Cinta adalah momen,
hari, momen saat dirimu datang. Kau memenuhi pandanganku, kau
memenuhi hatiku dan aku terus memikirkanmu. Cinta adalah momen,
hari, momen saat kau pergi. Aku tak dapat melupakannya,
aku terus memikirkannya
🎼 Moment-Changmin OST. The heirs 🎧

[JANGAN LUPA FOLLOW & VOMMENT YA, KARENA ITU BERHARGA


BANGET BUAT AUTHOR ❤ DAN JANGAN LUPA PUTAR MULMED
YANG SUDAH AUTHOR SEDIAKAN UNTUK KALIAN, SELAMAT
MEMBACA SEMUA ❤]
35. ANDAI JATUH CINTA BISA MEMILIH
"Selain narsis ternyata lo bodoh juga ya."
Aksara meringis saat seorang gadis yang ada di depannya tengah
mengobati luka di wajahnya, Rinai Hujan. "Duh, pelan-pelan dong." ringis
Aksara.
Rinai berdecak kesal. "Biarin, biar tahu rasa sekalian. Makanya, lain kali
kalau mau bertindak itu dipikir-pikir dulu, punya otak kok enggak digunain!"
cerca Rinai.
Rinai masih menatap Aksara kesal. Ia sempat tak percaya saat mendengar
cerita Aksara secara langsung tentang apa yang telah ia lakukan hingga
wajahnya babak belur seperti sekarang ini, bodoh!
Beruntungnya saat itu, Rinai yang tengah mengisi amunisi dengan batagor
langganannya di pinggir jalan, merasa penasaran karena ada suara ribut-ribut
di sebrang jalan. Betapa terkejutnya ia saat melihat Raja tengah menarik Ratu
untuk naik ke atas motornya dan meninggalkan seorang lelaki yang terkapar di
jalan beserta luka di wajahnya, Aksara Prabudi. Laki-laki terbodoh nomor
dua setelah Elang Guntur tentu saja!
"Cinta itu bisa bikin manusia bodoh. Jadi, jangan salahin gue tapi salahin
itu yang namanya cinta." jawab Aksara santai.
Rinai menjitak kepala Aksara kesal. "Ngeles aja lo udah kayak bajaj!
Cinta memang bodoh, tapi manusia itu lebih bodoh! Mau-mau aja dibodohin
sama yang namanya cinta!" cerca Rinai.
Aksara menghela napas. "Mau gimana lagi? Kita enggak bisa memilih kan
dengan siapa kita ingin jatuh cinta?" balas Aksara.
"Iya, kita memang enggak bisa memilih dengan siapa kita ingin jatuh cinta.
Tapi,—" jeda sejenak. "Kita masih punya pilihan untuk mempertahankan atau
melepaskan." lanjut Rinai.
Aksara memicingkan kedua matanya. "Lo curhat?" tanya Aksara membuat
Rinai sedikit merasa.
Rinai berdeham. "Enggak, gue cuma mau kasih lo wejangan aja, biar lo
bisa berpikir realistis." kilah Rinai.
"Kenapa lo ngelepasin dia?" tanya Aksara tiba-tiba.
Rinai mengernyitkan keningnya. "Maksud lo?" tanya Rinai bingung sambil
masih mengobati luka Aksara.
"Elang." jawab Aksara membuat pergerakan tangan Rinai berhenti.
"Kenapa lo lepasin dia? Lo bisa lihat sendiri kan dia masih sayang sama lo?
Mata lo juga enggak bisa bohong kalau lo masih sayang sama dia." tanya
Aksara sedikit penasaran.
Rinai tersenyum tipis. "Masih sayang, bukan berarti masih ingin kembali
kan?" balas Rinai sambil melanjutkan kembali pergerakan tangannya.
Aksara menyentuh pergelangan Rinai. "Lo diapain sama dia?" Aksara
menatap Rinai perduli. "Dia nyakitin lo?" Pertanyaan yang bodoh.
Rinai menggeleng. "Enggak ada. Elang baik banget kok, cuma gue aja yang
sedikit salah kaprah soal hubungan gue dengan dia." ringis Rinai.
Aksara mendengus. "Baik? Kalau dia baik enggak mungkin lo pergi
ninggalin dia." tanggap Aksara. "Jangan munafik." lanjut Aksara.
Rinai sedikit tersinggung dengan ucapan Aksara. Jelas-jelas Elang lah
yang memutuskan hubungan dengannya terlebih dahulu! "Lo enggak tahu
apa-apa tentang hubungan gue dengan Elang. Berhenti bahas sesuatu yang
bukan ranah lo." ketus Rinai.
"Oh, atau jangan-jangan lo mutusin Elang karena dia terlalu baik? Alasan
klasik." Aksara tertawa mengejek. "Perempuan memang enggak pernah mau
disalahin, punya cowok baik-baik ditinggalin, dan malah lebih memilih
cowok brengsek yang kerjaannya cuma bikin sakit hati sendiri." lanjut Aksara
seolah menyiratkan isi hati.
Cukup sudah, tahu apa Aksara tentang dirinya! Rinai meraih tas yang
ada di atas pangkuannya, lalu memasangkan di kedua pundaknya. "Gue pulang
dulu, udah sore." kata Rinai dengan nada tidak suka.
Melihat Rinai hendak membuka pintu mobil, Aksara segera menyergahnya
dengan mencekal lengan gadis itu. "Tersinggung huh?" sindir Aksara.
Rinai menepis tangan Aksara kasar. "Rasa sakit yang lo alami sekarang ini,
enggak ada apa-apanya dibanding rasa sakit yang gue punya, Aksara. Jadi,"
Rinai menahan napas. "Kalau lo memang mau jadiin gue sebagai pelampiasan
amarah karena perasaan satu pihak lo itu, selamat lo salah alamat!" teriak
Rinai membuat Aksara merasa telak.
Aksara mengunci mobilnya seketika membuat Rinai menghentakkan kedua
kakinya sambil duduk dengan kasar. "Buka enggak! Gue udah males liat muka
lo! Gue mau pulang!" bentak Rinai.
"Enggak usah diliat kalau gitu. Ribet!" balas Aksara membuat Rinai
tambah kesal setengah mati.
"Gue mau pulang!"
"Gue enggak mau."
"Itu sih bukan urusan gue!"
"Berisik!"
"Gue mau pulang! Gue mau pulang! Gue mau pulang!"
Aksara menarik tubuh Rinai hingga kepala gadis itu membentur dada
bidangnya. "Jangan berisik kalau lo enggak mau bernasib sama kayak Ratu."
kata Aksara membuat Rinai bungkam seketika.
Rinai mendorong tubuh Aksara. Ia langsung memalingkan wajahnya yang
sudah merona dari lelaki itu. Enak aja! Sampai si Panca tobat jadi playboy
juga gue enggak akan mau dicium sama Aksara! Laki-laki nyebelin! Laki-
laki bodoh! Sok ganteng! Narsis! Kesel! Kesel! Kesel! Mamaaaaaaa!.
Rasanya Rinai ingin menumpahkan isi teriakan dari hatinya sekarang juga,
tapi sialnya bungkam adalah pilihan terbaik saat ini. Ia tidak akan rela bila
ciuman pertamanya diambil oleh seorang Aksara. Tidak akan rela! Tidak
akan rela!
Aksara tersenyum puas dalam hati melihat Rinai yang sudah tidak berkutik.
Digertak dikit aja udah takut!. Jujur saja, sebenarnya ia merasa bersalah
karena sudah menyakiti hati gadis itu dengan ucapan yang ia lontarkan. Ia
benar-benar merasa sudah berevolusi menjadi seorang laki-laki pengecut
hari ini. Bisa-bisanya ia menyakiti hati dua orang gadis hanya dalam satu
hari. Hebat sekali Aksara!
***
Tetes demi tetes air hujan mulai turun membasahi bumi dan melengkapi
suasana yang sudah dingin sebelumnya. Langit yang sudah berubah menjadi
gelap seolah mendukung perasaan seorang Raja Gemilang saat ini. Ia marah,
itu tidak perlu kalian tanyakan lagi.
Raja meminggirkan motornya di pinggir jalan, yang terbilang cukup sepi.
"Turun." perintah Raja kepada seorang gadis di belakangnya.
"Eh?" Ratu turun dari atas motor Raja sambil menatap sekeliling bingung.
"Kok turun disini?" tanya Ratu kepada Raja.
Raja menghela napas. "Hujan." jawab Raja membuat Ratu mendongakan
kepalanya sambil mengadahkan satu tangannya.
Raja menarik Ratu untuk berteduh di ruko pinggir jalan yang sudah tutup.
Raja melepaskan jaketnya perlahan lalu memakaikannya di tubuh mungil
Ratu. "Selalu bikin susah." decak Raja.
Ratu menunduk sedih, benarkah ia selama ini hanya membuat susah
orang di sekitarnya saja?. "Maaf Raja." jawab Ratu pelan.
Raja hanya diam sambil menatap lurus dengan sorot mata yang sulit
diartikan. Isi kepalanya seperti ingin meledak saja, karena menahan rasa
emosi dalam dirinya. Harusnya ia tidak usah menggubris rintihan Ratu saat
memukuli Aksara tadi, karena itu membuatnya semakin gila untuk tidak
meluapkan kemarahannya kepada gadis itu saat ini.
Ratu melirik Raja yang sama sekali tidak bersuara. "Raja, Ratu mau
jelasin keja—"
"Enggak ada yang perlu dijelasin." potong Raja cepat. Ia sama sekali tidak
ingin membahas hal itu saat ini.
Ratu menggeleng cepat. "Kita harus selesain masalah ini, Ratu enggak mau
ada salah paham lagi." Ratu mencengkram pelan tangan Raja.
Raja menepis sentuhan Ratu. "Jangan berisik." ketus Raja membuat Ratu
menghela napas lelah.
"Egois." gumam Ratu pelan yang masih bisa didengar oleh Raja. Raja
egois! Raja egois! Kenapa sih enggak pernah sedikitpun mau ngerti isi
hati Ratu?! Apa Ratu segitu susahnya untuk dimengerti?!
Raja memutar tubuh Ratu hingga menghadapnya. "Lebih egois mana dengan
perasaan lo yang bercabang itu?" tanya Raja dingin.
Ratu menatap Raja bingung. "Maksud Raja itu apa? Ratu enggak ngerti."
tanya Ratu kembali.
Raja menaikkan sudut bibirnya. "Jangan pura-pura polos lagi Ratu, semua
itu udah enggak mempan." jawab Raja sinis.
Ratu hanya diam saat mendengar lontaran pedas Raja. Baru saja hari ini ia
merasakan kebahagiaan sebentar karena perubahan sikap Raja, tapi ternyata
semua itu tidak berlangsung lama. Seperti senja yang hanya mampir sebentar
di sore hari dan berhasil membuat sang langit tampak indah sejenak, sebelum
gelap datang menjemputnya.
Raja tertawa getir dalam hati melihat kebungkaman Ratu. "Ternyata benar,
perasaan lo udah sebesar itu untuk Aksara." ucap Raja membuat Ratu
menatapnya seketika.
Ratu mencengkram lengan Raja yang hendak beranjak meninggalkannya.
"Raja! Mau kemana?!" tanya Ratu panik. "Raja jangan salah paham, Ratu bisa
jel—"
Raja menepis Ratu kembali. "Gue udah bilang enggak ada lagi yang perlu
dijelasin!" potong Raja cepat. "Jangan ikutin gue! Tetep disini!" bentak Raja
membuat Ratu menghentikan langkah kakinya.
Raja berjalan menuju motornya, lalu melaju meninggalkan Ratu sendirian
dibawah atap yang melindungi gadis itu dari hujaman derasnya air hujan. Ia
tidak bisa menahan amarah dalam hatinya lagi. Apa dirinya sudah benar-
benar kalah?. "BRENGSEK!!" teriak Raja. Mungkin menghindari gadis itu
sejenak adalah sebuah keputusan yang terbaik untuk saat ini. Mungkinkah?
Ratu berjongkok lalu menenggelamkan tubuhnya bersama tangisnya yang
sudah sesunggukan. "Raja jahat! Raja jahat!" isak Ratu. "Ratu benci sama
Raja! Benci! Benci!" teriak Ratu kesal.
Raja meminggirkan motornya lalu mengusap wajahnya kasar. Sekelibat
potongan kenangan manis antara dirinya dengan Ratu datang begitu saja
membuat pertahanannya hancur saat itu juga. "Siapa yang ngajarin lo untuk
jadi banci kayak gini!" umpat Raja kepada diri sendiri.
Raja menghidupkan kembali mesin motornya, lalu melajukan motornya ke
arah yang berlawanan. Ia merutuki kebodohannya sendiri yang telah
meninggalkan Ratu sendirian bersama kata-kata tajamnya. Bodoh! Bodoh!
Bodoh!
Raja menghela napas lega saat melihat Ratu masih berada di tempat yang
sama. Ia menghampiri gadis itu yang tengah berjongkok sambil menangis tak
henti. Entah sudah keberapa kalinya ia menjadi alasan dari tangis gadis itu.
Bila memang ia tidak bisa menciptakan kebahagiaan lagi, haruskah ia
relakan penjaga hatinya untuk lelaki lain?
"Bangun."
Ratu mendongakan kepalanya seketika saat mendengar suara berat laki-
laki. Raja?!, Ratu segera berdiri lalu menatap Raja sedih. "Raja?" hening
sejenak. "Baju Raja basah." kata Ratu sambil memperhatikan penampilan
Raja saat ini.
Raja menghela napas. Bisa-bisanya Ratu masih memperhatikannya setelah
apa yang ia telah perbuat kepadanya. "Selalu bikin susah." Raja mengusap
lembut wajah Ratu yang sudah basah karena air matanya.
Sejenak hanya ada suara deras hujan yang menghiasi keheningan antara
mereka berdua, bersama manik mata yang saling beradu satu sama lain. Cinta
itu memang rumit, dan manusia lah yang menciptakan kerumitan itu sendiri.
Andai jatuh cinta bisa memilih, pasti semua tidak akan sesulit ini jalannya.
Raja menatap Ratu sendu sambil masih mengusap wajah gadis itu dengan
lembut. "Kalau bahagia lo adalah saat bersama dia, gue rela lepas lo
sekarang juga." getir Raja. "Untuk apa gue pertahanin lo disaat hati lo bukan
untuk gue lagi. Cewek seperti lo pantas untuk bahagia, Ratu." lanjut Raja
dengan parau.
"Pergi Ratu." ucap Raja dengan suara tercekat. "Gue enggak akan
menghalangi jalan lo untuk mencari kebahagiaan itu lagi." lanjut Raja.
"Aksara mungkin leb—"
"Enggak!" bentak Ratu membuat Raja menghentikan ucapannya. Ratu
mengepalkan kedua tangannya sambil menggeleng cepat. "Bagaimana bisa
Ratu bahagia tanpa ada Raja dalam hidup Ratu?" lirih Ratu. "Cuma Raja yang
Ratu punya, selain Ayah." Ratu mulai terisak kembali. "Ratu butuh Raja. Ratu
enggak punya apa-apa lagi, Ratu enggak punya tempat pulang, Ratu enggak pu
—"
Raja tertegun. Hatinya berdesir pilu melihat Ratu yang tengah berusaha
tegar menghadapi semua kesulitan dalam hidupnya. Cukup sudah, Raja
meraih tengkuk kepala Ratu dan memagut bibir gadis itu lembut. Jangan
bicara lagi Ratu, jangan.
Ratu membulatkan matanya segera. Tindakan Raja saat ini benar-benar
membuatnya bungkam dan berhasil mematungkan tubuhnya. Ratu tidak
percaya dengan kenyataan bahwa sudah dua kali ia dicium oleh kedua lelaki
yang berbeda hari ini, dan anehnya kali ini Ratu tidak menolak. Astaga Ratu!!
Raja melepaskan pagutannya. Masih dalam jarak dekat dengan hidung yang
bersentuhan, ia menghujam kedua manik mata gadis itu dengan sorot lembut
dari kedua matanya. Raja mengusap lembut bibir Ratu dengan jarinya.
"Enggak akan gue biarin seorang Aksara meninggalkan satu bekas pun tentang
dirinya dalam hati, pikiran maupun raga lo. Enggak akan, Ratu." tekan Raja.
Raja menarik tubuh rapuh itu ke dalam pelukannya. Ia memejamkan
matanya untuk beberapa menit sambil mengusap rambut gadis itu dengan rasa
sayang. Ratu, kalaupun suatu saat jatuh cinta itu bisa memilih, apakah
laki-laki brengsek dan enggak berguna ini yang akan tetap menjadi tujuan
dari perjalanan cerita hidup lo nanti? Semoga saja, iya.
——————————————————————————
FOLLOW INSTAGRAM @WATTPADRERE DAN @RERETRSS
JOIN GROUP LINE RUR? BUKA PROFILE WATTPAD AUTHOR
DAN KLIK LINKNYA! YUK KITA SERU-SERUAN BARENG PARA
TOKOH!
JANGAN LUPA BACA SEQUEL ELANG! BUKA DAN FOLLOW
PROFIL AUTHOR!

JANGAN LUPA TONTON VIDEO KECIL DARI RAJA UNTUK RATU


DI INSTAGRAM @wattpadrere
FOLLOW INSTAGRAM
@wattpadrere
@reretrss
@raja.gemilang
@ratusetiawijaya
@elang.gunturr
@fara.aradila
@raja.gemilang
@angkasa_laksmana
@nadiaa_saraswatii
@senjaalana
@rinaihujann
@raya_indahh
@anggi_ppitaloka
@rinduserunii
@dirga_margantara
@panca.kstria
@diba_saidira
@aldimahesa_
@ristisekaar
@sila_putriana
@sherina.halim
@aksaraprabudi
@helen_adisti
@jehavictoria
@gamal_kusuma
@bimaorlandoo_
@jiroofernando
@gengtempur
@garudacheerleader

Post bagian mana yang paling kalian suka di part ini di instastory, dan
tag @wattpadrere untuk author repost ❗
JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW INSTAGRAM RAJA UNTUK
RATU @wattpadrere ! ! Disana author akan sering-sering post spoiler
bagi yang enggak sabar liat part selanjutnya! ❤
I love u xoxo
36. SEMAKIN DIPAKSA MAKA AKAN
SEMAKIN GAGAL

그대를 바라볼 때면
모든 게 멈추죠
언제부턴지 나도 모르게였죠
어느 날 꿈처럼 그대 다가와
내 맘을 흔들죠
운명이란 걸 나는 느꼈죠
Ketika aku melihatmu, semuanya terhenti
Aku tidak tahu sejak kapan aku merasa seperti itu
Kamu datang seperti mimpi suatu hari
Hatiku gemetar
Aku merasakan takdirku
I Love You
듣고 있나요
Only You
눈을 감아 봐요
바람에 흩날려 온 그대 사랑
whenever wherever you are
Aku mencintaimu
Dapatkah kamu mendengar kata-kataku?
Hanyalah kamu
Mataku terpejam
Cinta hadir bersama pikiran yang melayang menerawang
Kapanpun, dimanapun dirimu
🎼 Always-Yoonmirae OST. Descendants Of The Sun 🎧
[JANGAN LUPA FOLLOW & VOMMENT YA, KARENA ITU BERHARGA
BANGET BUAT AUTHOR ❤ DAN JANGAN LUPA PUTAR MULMED
YANG SUDAH AUTHOR SEDIAKAN UNTUK KALIAN, SELAMAT
MEMBACA SEMUA ❤]
36. SEMAKIN DIPAKSA MAKA AKAN SEMAKIN GAGAL
Senja menatap rintik-rintik hujan sambil memeluk tubuhnya sendiri, dan tak
lupa menggosok kedua lengannya pelan untuk mencari sebuah kehangatan.
Sesekali ia menghela napas memikirkan masalah yang terjadi hari ini. Raya,
satu nama yang membuatnya hatinya gundah gulana sedari tadi.
Senja tertawa miris, bagaimana bisa gadis itu berpikir bahwa ia dengan
Angkasa telah menjalin hubungan di belakangnya. Sedalam apapun perasaan
yang ia miliki terhadap Angkasa, itu tidak akan pernah membuatnya berubah
menjadi seorang gadis picik yang dengan tega menusuk sahabatnya sendiri
dari belakang. Tidak akan pernah!
Ia mencintai Angkasa, itu memang benar. Bahkan sebelum Raya bertemu
dengan Angkasa, itu sudah terjadi begitu saja. Andai ia bisa memilih dengan
siapa ia ingin jatuh cinta, tentu bukanlah seorang Angkasa yang akan menjadi
tujuannya.
"Yaampun Senja! Lo ngapain sih bongkar isi tas lo di lorong sekolah
gini, halangin orang yang mau jalan aja!" ujar seorang gadis bernama
Erna, teman satu kelasnya.
Senja tidak menghiraukan cercaan Erna sama sekali. "Topi aku
ketinggalan na, gimana dong?! Bodoh banget sih aku!" rutuk Senja.
Erna menghela napas. "Ceroboh kok enggak sembuh-sembuh! Udah lo
ke UKS aja pura-pura sakit!" usul Erna. "Bel upacara udah bunyi nih!"
lanjut Erna kembali saat bel sudah menggema seantero sekolah.
Senja membereskan isi tasnya dengan rasa repot lalu berdiri sambil
menatap ragu Erna. "Tapi, kalau ketahuan pura-pura sakit gimana?"
tanya Senja takut-takut.
Erna mendengus kesal. "Masa perlu gue ajarin dulu sih? Makanya,
jangan jadi murid teladan terus. Biar wawasan lo enggak disitu-situ aja."
ujar Erna yang tidak membantu sama sekali.
Senja yang hendak membalas ucapan Erna, tiba-tiba terurung bergitu
saja saat merasakan sebuah topi tengah menyentuh dan bertengger di atas
puncak kepalanya. Senja meraih topi tersebut, lalu ditatapanya punggung
seorang lelaki yang tengah berjalan santai menjauhinya dengan perasaan
bingung.
Erna membulatkan matanya. "ASTAGANAGA DRAGON!!! ITU KAN KAK
ANGKASA!!" Erna melirik topi yang ada digenggaman Senja. "LO
BERUNTUNG BANGET SEN!! KALAU JADI LO MUNGKIN GUE UDAH
PINGSAN SEKARANG JUGA!! ASTAGA GUE BOLEH ENGGAK NYIUM
TOPI KAK ANGKASAAA?? DIKITTTTTTT AJA!! YAYAYAYAYAYAYYA??
PLEASE!!!"
Angkasa?. Senja menyentuh dadanya yang sudah terasa gugup. Senja
masih setia menatap lelaki itu yang sekarang sudah bercanda dengan
keempat temannya di pinggir lapangan tanpa memperdulikan ujaran Erna
yang tidak kelar- kelar dan terkesan berlebihan.
Senja memeluk topi Angkasa bersama senyum yang sudah tersimpul di
wajahnya. Saat ini teori jatuh cinta pada pandangan pertama telah
terbukti ada bagi seorang Senja Alana. Ia benar-benar tidak pernah
merasakan hal seperti ini sebelumnya, sama sekali tidak. Angkasa mungkin
jadi laki-laki yang berhasil membuatnya jatuh cinta untuk pertama
kalinya.
Seorang gadis bernama Ranti, menghentikan langkah kakinya saat
mendengar suara ribut dari kedua teman sekelasnya. Ranti menatap Erna
dan Senja secara bergantian, ia lalu memicingkan kedua matanya kepada
Senja yang sedari tadi tidak berhenti senyam-senyum sendiri. Ia mengikuti
sorot mata Senja saat itu juga. Matanya membulat seketika, melihat
seseorang yang sedari tadi tidak luput dari pandangan Senja sedikitpun.
"LO SUKA SAMA ANGKASA?!" tanya Ranti tidak percaya, membuat Erna
yang mendengar segera menceritakan kejadian kilat itu kepadanya.
"JADI LO BENERAN SUKA SAMA ANGKASA?!" tanya Ranti kedua
kalinya membuat kesadaran Senja kembali saat itu juga.
Ranti sangat tahu bahwa Senja adalah tipikal anak pendiam yang sama
sekali tidak pernah membahas atau ikut-ikutan nimbrung bila
membicarakan hal-hal berbau romantisme yang menyangkut dengan para
kaum adam, seperti yang ia lakukan bersama murid perempuan di kelasnya
setiap hari. Bahkan, ia sempat mengira bahwa Senja sama sekali tidak
memiliki rasa ketertarikan dengan laki-laki, atau memiliki penyakit
trauma jatuh cinta karena masa lalu, seperti novel-novel yang ia baca
selama ini. Bayangkan saja? Tidak sedikit murid laki-laki di SMA
GARUDA yang mengejar-ngejar perhatian dari seorang Senja Alana
dengan rasa sabar yang ditahan setengah mati, karena kurangnya rasa
kepekaan yang dimiliki gadis polos itu. Ternyata oh ternyata, Angkasa
Laksmana lah yang berhasil menaklukannya hanya dalam waktu beberapa
detik saat menjelang upacara, dengan sebuah topi sekolah sebagai
perantaranya.
Senja membekap mulut Ranti dengan kilat. "Ranti! Jangan kuat-kuat
dong, gimana kalau ada yang denger!" decak Senja. .
Ranti melepaskan bekapan itu dengan cepat, "WAH BAKAL JADI HOT
NEWS SMA GARUDA NIH!!" usil Ranti lalu kabur begitu saja
meninggalkan Senja yang bertambah panik karenanya.
"RANTIII!! TUNGGU!! Awas kamu ya! RANTII!!" teriak Senja sambil
mengejar Ranti dengan rasa was-was dalam hatinya dan meninggalkan
Erna yang masih berdiri dengan wajah kebingungan.
Senja mengulas senyumnya saat mengingat pertemuan pertamanya dengan
Angkasa. Hari dimana ia merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya,
ditambah lagi kejadian itu terjadi pada masa putih abu-abunya. Sampai
menua pun ia akan mengenang hal manis ini seumur hidupnya.
"Segitu asyiknya ngelamunin gue?"
Senja tersentak melihat Angkasa yang saat ini sudah berdiri tegap di
hadapannya sembari membawa satu buah payung ditangannya. "Kak Angkasa
kok ada disini?" tanya Senja sedikit gugup.
Angkasa membuka sebuah payung yang sedari tadi ia bawa dari Warkop.
"Ayok ke Warkop. Gue anterin lo pulang pake mobil Elang." tawar Angkasa.
"Eh?" Senja menggeleng cepat. "Enggak usah kak, sebentar lagi juga
hujannya reda." tolak Senja halus.
Angkasa menghela napas. "Hujan kayak gini pasti bakal awet. Mending
gue anter lo pulang sebelum keburu sore." ujar Angkasa.
"Enggak usah kak, aku enggak mau ngerepotin. Lagian aku juga engg—"
Angkasa menarik tubuh Senja hingga mereka berdua bearada di bawah satu
payung yang sama. Tiba-tiba perasaan Angkasa berubah menjadi gugup, dan
deru napasnya menjadi sedikit tidak teratur. "Jangan keras kepala." kata
Angkasa. "Jangan pernah nolak perintah gue dengan alasan enggak enak
dengan Raya. Gue sama dia udah bubar, jadi tolong jangan bahas Raya lagi."
tegas Angkasa.
Senja mendorong tubuh Angkasa pelan. "Walaupun kakak udah putus
dengan Raya, enggak sepantasnya kita berdua jadi sedekat ini." jawab Senja
yang masih kekeh menolak kehadiran Angkasa.
"Oh, lo risih karena kehadiran gue?" tanya Angkasa.
"Eh?" Senja mengibaskan tangannya. "Enggak kak, bukan gitu maksud aku.
Aku cuma enggak mau ada pertengkaran lagi. Aku harus jaga perasaan Raya,
dia sahabat aku kak." jelas Senja yang merasa tidak enak.
"Jadi, mau lo apa?"
"Aku mau kita jaga jarak."
"Enggak."
"Maaf kak, kita harus jaga jarak. Aku enggak mau pertemanan aku dengan
Raya hancur, hanya karena satu kesalah pahaman." jeda sejenak. "Aku duluan
kak." pamit Senja tanpa perduli dengan hujan yang masih turun dengan deras.
Menjauhi Angkasa adalah keputusan yang terbaik saat ini.
Angkasa mencekal lengan Senja saat itu juga. "Lo enggak berhak ngatur
gue untuk jaga jarak dengan siapapun, termasuk lo sekalipun." tekan Angkasa.
"Gue anter lo pulang sekarang." Angkasa menarik Senja paksa. Jujur ia kesal
mendengar penolakan Senja, yang padahal permintaan Angkasa hanyalah hal
yang sederhana.
"Semakin lo menjauh, semakin keras juga usaha gue untuk mengikis jarak
itu, Senja Alana."
***
Ratu meremas jemarinya dengan perasaan gugup. Saat ini ia tengah berada
di salah satu Rutan tempat sang Ayah, Rama Wijaya ditahan. Sudah dua
minggu ia tidak membesuk Rama. Ia benar-benar tidak memiliki keberanian
walaupun hanya untuk sekedar saling tatap dengan Ayah nya sendiri.
Ratu memegang dadanya yang terasa sakit saat melihat sosok Rama yang
tengah berjalan menujunya sembari melemparkan senyum lebar kepadanya.
Ayah?, lirih Ratu dalam hati.
Ratu memeluk Rama seerat mungkin, melepaskan rasa rindu dan kesedihan
yang ia pikul akhir-akhir ini. "Ayah, Ratu kangen." kata Ratu. Ratu
melepaskan pelukannya, lalu memperhatikan penampilan Rama saat ini.
"Ayah, kenapa Ayah makin kurus begini? Ayah sakit?" tanya Ratu khawatir.
Rama menggeleng lalu mengajak Ratu untuk duduk. "Ayah sehat, gimana
kabar kamu dan Bunda?" tanya Rama membuat Ratu mematung. "Ratu?"
panggil Rama kembali.
"Eh?" Ratu mengerjapkan matanya berkali-kali. "Aku dan Bunda sehat kok.
"Ayah, ini aku bawain makanan untuk Ayah, nanti jangan lupa dimakan ya."
Ratu mengeluarkan sebuah rantang yang berisi makanan kesukaan Rama
sambil berusaha untuk mengalihkan pembicaraan.
Rama meraih rantang tersebut lalu mengusap lembut kepala Ratu.
"Terimakasih Nak." ucap Rama. "Nak, Ayah boleh minta tolong?" tanya Rama
sambil menggenggam jemari mungil Ratu.
Ratu mengangguk cepat. "Boleh, Ayah mau minta tolong apa? Ada yang
perlu Ayah beli?" tanya Ratu.
Rama mengeluarkan secarik kertas dalam saku celananya. "Kalau kamu
nanti ada waktu, tolong temui orang ini dan sampaikan permintaan maaf
Ayah." Rama menyodorkan secarik kertas berisikan sebuah nama beserta
alamat yang sudah tertera kepada Ratu.
"Jam besuk sudah habis." tegur salah satu polisi.
Ratu yang mendengar dengan buru-buru meraih kertas tersebut lalu
memasukannya ke dalam tas ranselnya. "Ayah tenang aja, Ratu akan temui
orang itu nanti." jawab Ratu. "Ayah, Ratu pamit ya. Minggu depan Ratu kesini
lagi." pamit Ratu sambil beranjak dari tempat duduknya.
Rama memeluk Ratu kencang sambil mencium lembut puncak kepala Ratu.
"Jaga diri kamu baik-baik ya, Ayah sayang Ratu. Jangan pernah sedih atau
sakit karena terlalu mikirin Ayah. Jadilah wanita tegar, Ayah yakin kamu bisa
melewati kerikil tajam dalam kehidupan dengan kuat." ujar Rama dengan
suara hampir tercekat.
Ratu membalas pelukan Rama tak kalah erat. "Ratu janji akan selalu
berusaha untuk jadi wanita kuat seperti yang Ayah mau. Makanya, Ayah selalu
jaga kesehatan dengan baik ya. Ratu butuh Ayah." jawab Ratu sambil
berusaha menahan cairan kristal di kedua sudut matanya.
Ratu melepaskan pelukan Rama, lalu mencium punggung tangan Rama
dengan lembut. "Ayah, Ratu pamit ya." pamit Ratu sekali lagi dan dibalas
dengan anggukan beserta senyuman dari Rama.
Ratu berbalik lalu beranjak keluar sambil memukul-mukul kecil dadanya
untuk menahan sesak yang mencekiknya. Ia merasa berdosa besar karena
masih menyembunyikan kepergian Sinta dari Rama. Entah sampai kapan Ratu
akan membohongi Rama, ia tidak ingin kesehatan Rama makin memburuk bila
mendengar kabar duka yang ia simpan dengan rapat itu.
"Kayaknya nangis udah jadi rutinitas wajib lo sehari-hari ya."
Ratu tersentak dan menoleh ke belakang seketika. "Raja? Raja ngapain
disini?" Ratu berjalan mendekati Raja. "Kok Raja enggak bilang kalau mau
kesini?" tanya Ratu heran.
Raja mengusap lembut wajah Ratu. "Mau ngajak lo makan terus anter lo
pulang." jawab Raja. "Ayok." Raja menarik tangan Ratu.
"Eh?" Ratu menahan tangan Raja. "Maaf Raja, Ratu mau ke rumah Helen.
Jadi, lain kali aja ya." jawab Ratu tidak enak.
Raja mengernyit heran. "Ke rumah Helen? Mau ngapain? Di sekolah juga
bisa ketemu." kata Raja.
Ratu menggeleng. "Helen sakit, Ratu mau jenguk Helen. Boleh ya?" tanya
Ratu dengan tatapan memohon.
Raja menghela napas. "Boleh." jawab Raja membuat Ratu mengulas
senyumnya. "Ayok, gue temenin." ujar Raja disusul dengan anggukan dan
sinar binar yang berasal dari kedua manik mata Ratu.
Setelah melewati kemacetan dengan waktu hampir satu jam. Akhirnya Ratu
sampai juga di kediaman Helen yang berada di salah satu komplek
perumahan mewah di Jakarta, bersama dengan Raja. Entah kenapa perasaan
Ratu berubah menjadi gugup, saat salah satu asisten rumah tangga keluarga
Helen yang bernama Siti, memberikan pesan kepadanya untuk menemui Helen
yang tengah menunggunya di kamar, dengan syarat tidak boleh membawa
siapapun ke dalamnya.
Ratu mengangguk setuju lalu memberikan pengertian sedikit kepada Raja.
Ratu berjalan mengikuti Siti dari belakang. Sesekali ia sempat terpukau
melihat interior mewah yang ada di sekelilingnya. Setelah menaiki anak
tangga, sampailah Ratu di depan pintu kamar Helen. Ia mengetuk pintu
terlebih dahulu, lalu dengan sopan ia melangkahkan kedua kakinya masuk ke
dalam.
Hati Ratu merasa teriris saat melihat Helen tengah meringkuk di pojok
kamar dengan tatapan lurus dan kosong. Wajah cantiknya pun sudah memucat
bersama kantung hitam di bawah mata indahnya. "Helen?" panggil Ratu
membuat Helen tersentak.
Ratu berjalan pelan menghampiri Helen, dan menggenggam tangan gadis
itu sambil berjongkok. "Hai, Ratu dat—"
Belum sempat Ratu melanjutkan ucapannya, tiba-tiba Helen mengguncang
tubuhnya kuat. "Pergi dari sini Ratu!" ucap Helen sambil mengedarkan
pandangan ke sekelilingnya. "Lo harus hati-hati, Ratu! Dia benar-benar
bahaya! Dia enggak main-main dengan semua ini." Helen menatap Ratu
dengan sorot rasa takut.
Ratu menenangkan Helen segera. "Helen, tenang. Ratu enggak ngerti sama
sekali apa maksud Helen. Dia itu siapa?" tanya Ratu cemas.
Untuk sesat hanya ada keheningan. Ratu membiarkan Helen yang tengah
mengatur deru napasnya sendiri sebentar. Setelah melihat Helen yang sudah
mulai tenang, Ratu mulai membuka suara kembali. "Jadi, dia siapa yang
Helen maksud?" tanya Ratu sambil menatap Helen serius.
Helen membalas tatapan Ratu dengan rasa takut sambil menyebutkan satu
nama tanpa ada suara, membuat Ratu membulatkan mata tidak percaya dan
menangkupkan satu tangan ke mulutnya. Dengan membaca gerakan bibir
Helen, Ratu bisa menebak siapa dalang dibalik rasa takut gadis itu. Tidak
mungkin!!
***
Rindu memetik gitar yang ada di atas pangkuannya sambil memejamkan
matanya sejenak untuk menikmati irama yang menembus kedua telinganya.
Hari ini adalah hari pertama ia bekerja sebagai pengisi live music di sebuah
caffe, yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Ia bersyukur sekali karena
mendapatkan pekerjaan tambahan yang sangat cocok untuknya. Siapa yang
tidak senang jika memiliki hobi yang bisa menghasilkan uang? Orang
bilang, pekerjaan yang menyenangkan adalah hobi yang dibayar! Dan itu
benar adanya.
I Love You
deutgo ittnayo
Only You
nuneul gama bwayo
barame heutnallyeo on geudae sarang
whenever wherever you are
Rindu melantunkan lagu pertama dari soundtrack k-drama kesukaannya.
Walaupun ia tahu bahwa pengunjung seisi caffe sama sekali tidak mengerti
dengan arti lagu yang ia nyanyikan, tapi ia tetap akan menyanyikannya. Ia
sangat yakin sekali bahwa lagu tersebut pasti tidak asing lagi ditelinga
mereka semua, terutama bagi para kaum hawa yang sedang merasa baper-
bapernya menikmati malam minggu ini bersama pasangannya, dan itu semua
terbukti saat mendengar beberapa pengunjung ikut menyanyi bersamanya.
Tanpa Rindu sadari, dari sudut kanan stage terlihat seorang laki-laki
tengah menatapnya tanpa teralihkan sedikitpun, dan tidak memperdulikan
ketiga teman lelakinya yang masih asyik bercanda satu sama lain. Elang
Guntur. Ia benar-benar merasa terpesona dengan seorang gadis yang tengah
memangku gitar sambil melantunkan sebuah lagu, yang menurutnya indah
walaupun ia sama sekali tidak mengerti makna dari lagu itu sendiri.
Satu hal lagi yang membuatnya makin tidak bisa mengalihkan
pandangannya, gadis yang berhasil membuatnya terpesona itu adalah gadis
yang ia temui sebanyak tiga kali tanpa adanya rasa kesengajaan. Unik bukan?
Angkasa menepuk pundak Elang keras. "Woy! Lama-lama mata lo bisa
keluar gara-gara liatin itu cewek melulu!" celetuk Angkasa membuat Elang
tersentak.
"Dia itu lagi menghayati lagunya Sa, sama kayak gue sekarang ini sampe
mau nangis aja rasanya." ujar Panca membuat Dirga mengernyit heran.
"Kenapa lo? Galau?" tanya Dirga kepada Panca.
Panca mengangguk. "Iya gue galau banget." jawab Panca dengan tatapan
sendu yang dibuat-buat, sontak membuat ketiga temannya menatapnya. Apa?!
Seorang Panca bisa galau?! Wah! Wah!
"Galau kenapa lo?" tanya Angkasa pada intinya.
Panca menatap ketiga temannya saling bergantian, lalu ia menghela
napasnya kasar membuat ketiga temannya makin penasaran. "Gue galau
karena enggak ngerti itu cewek nyanyi lagu apa." jawab Panca tanpa dosa.
"Kenapa enggak pake Bahasa Indonesia aja sih? Bahasa Inggris aja gue bego,
apalagi itu yang Bahasanya bisa bikin lidah melilit!" protes Panca.
Dirga menjitak kepala Panca kesal. "Dasar kutu badak! Emang enggak bisa
serius dikit ya jadi manusia!" decak Dirga.
Angkasa melempar segumpal tisue ke wajah Panca sambil berdecak.
"Suatu saat kalau lo beneran GALAU, enggak ada satupun dari kita yang
bakal percaya!" ujar Angkasa diikuti dengan anggukan setuju kedua temannya.
"Enggak ada yang namanya GALAU dalam kamus Panca Ksatria." Panca
menepuk dadanya dengan percaya diri.
Elang menghela napas. "Jangan asal ngomong. Nanti kalau kejadian, lo
bisa malu karena udah jilat ludah lo sendiri. Belajarlah dari Raja Gemilang."
lontar Elang.
"Lagian, gue yakin banget cewek yang namanya Sila itu bisa bikin hati lo
klepek-klepek sampe modar. Tunggu aja saatnya!" ujar Dirga membuat Panca
meliriknya dengan sinis.
"Enggak usah bahas si cewek bar-bar! Sampe Angkasa balikan sama Raya
juga gue enggak akan sudi jatuh cinta sama itu cewek!" tegas Panca.
Angkasa mendegus kesal. "Enggak usah bahas Raya! Sampe Dirga punya
pacar juga gue enggak akan sudi balikan sama itu cewek!" ujar Angkasa
membuat Dirga melemparkan erlingan tajam kepadanya.
Elang mengangguk antusias. "Ngomong-ngomong nih, diantara kita
berlima, cuma lo doang Ga yang enggak pernah sama sekali ngebahas soal
cewek!" ujar Elang kepada Dirga.
Panca memicingkan kedua matanya kepada Dirga. "Jangan-jangan," jeda
sejenak. "Lo normal kan Ga?" tanya Panca sambil bergidik.
Dirga memiting kepala Panca seketika. "Wah! Cari mati ini anak!" ujar
Dirga. "Nyari pacar itu enggak semudah kayak nyari gorengan di pinggir
jalan!" Dirga melepaskan pitingannya sambil meraih segelas es jeruk yang
ada di atas meja lalu menegaknya.
"Dibawa santai aja, kalau waktunya udah tepat juga nanti dia mampir
sendiri, dan tanpa perlu ada paksaan tentunya." lontar Dirga membuat
Angkasa dan Elang sedikit merasa.
"Segala sesuatu yang dipaksakan itu enggak akan pernah baik hasilnya.
Percaya deh sama gue, semakin lo paksa keinginan lo untuk terwujud,
semakin dekat juga kegagalan lo untuk meraih hal itu." lanjut Dirga serius.
Elang merenungi ucapan Dirga sesaat. Dirga benar, tidak seharusnya ia
memaksakan perasaan Rinai lagi untuk kembali seperti semula sebelum ia
menciptakan luka di hati gadis itu. Rinai pantas untuk bahagia, dan mungkin
bukan dirinya lah yang menjadi sumber dari kebahagiaan itu. Sedangkan
Anggi, ia juga tidak bisa memaksakan perasaanya untuk mencintai kembali
gadis itu, seperti sebelum rasa kehilangan akan sosok Rinai tercipta.
Perasaan memang tidak bisa dipaksakan, seperti halnya seorang Raja
Gemilang yang selalu memaksakan hatinya untuk membenci seorang Ratu,
begitupun seperti Ratu Setia Wijaya yang selalu memaksakan hatinya untuk
melupakan seorang Raja, dan semua itu hanya berujung dengan kegagalan
dengan rasa sakit sebagai pelengkapnya.
Jadi, sudah saatnya Elang Guntur memutuskan hubungan antara tiga hati
yang selama ini hanya saling menyakiti.
Elang memejamkan mata sejenak.
Rinai, terimakasih karena dulu telah mencintai lelaki brengsek seperti
Elang Guntur dengan rasa sabar yang ditutupi dengan seulas senyum
ketegaran setiap harinya.
Anggi, terimakasih juga karena telah mengajarkan lelaki bodoh seperti
Elang Guntur untuk memperjuangkan sebuah rasa tanpa ada kata
menyerah setiap harinya.
Walau berat, tapi kita harus mengakhiri cerita ini dengan baik-baik.
Walau berat, tapi kita harus menerima rasa kekalahan ini dengan
lapang dada.
Walau berat, tapi kita harus merelakan untuk saling melepas dengan
rasa ikhlas.
Walau berat, tapi kita harus saling melupakan dengan hati yang kuat.
Malam ini,
Cerita kita bertiga sudah selesai.
Semoga kalian bahagia.
Terimakasih karena pernah hadir.
——————————————————————————
FOLLOW INSTAGRAM @WATTPADRERE DAN @RERETRSS
JOIN GROUP LINE RUR? BUKA PROFILE WATTPAD AUTHOR
DAN KLIK LINKNYA! YUK KITA SERU-SERUAN BARENG PARA
TOKOH!
JANGAN LUPA BACA SEQUEL ELANG! BUKA DAN FOLLOW
PROFIL AUTHOR!

JANGAN LUPA TONTON VIDEO KECIL DARI RAJA UNTUK RATU


DI INSTAGRAM @wattpadrere

FOLLOW INSTAGRAM
@wattpadrere
@reretrss
@raja.gemilang
@ratusetiawijaya
@elang.gunturr
@fara.aradila
@raja.gemilang
@angkasa_laksmana
@nadiaa_saraswatii
@senjaalana
@rinaihujann
@raya_indahh
@anggi_ppitaloka
@rinduserunii
@dirga_margantara
@panca.kstria
@diba_saidira
@aldimahesa_
@ristisekaar
@sila_putriana
@sherina.halim
@aksaraprabudi
@helen_adisti
@jehavictoria
@gamal_kusuma
@bimaorlandoo_
@jiroofernando
@gengtempur
@garudacheerleader

Post bagian mana yang paling kalian suka di part ini di instastory, dan
tag @wattpadrere untuk author repost ❗
JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW INSTAGRAM RAJA UNTUK
RATU @wattpadrere ! ! Disana author akan sering-sering post spoiler
bagi yang enggak sabar liat part selanjutnya! ❤
I love u xoxo
37. SAYANG ATAU ENGGAK?

괜히 틱틱대고 씩씩대고 징징대게 돼


나는 진지한데 찌질하게 시비나 걸게 돼
뭔데 신경 쓰여 다 큰 날 애로 만들어
거꾸로 뒤집을껴, 인연을 연인으로
Kau membuatku begitu marah,dan marah tanpa alasan Aku serius tapi
kau buatku jadi pecundang yang memungut perkelahian denganmu
Mengapa aku perduli begitu banyak tentangmu?
Kau membuat ku seperti anak kecil
Tapi aku akan membalikkan keadaaan
Dari hanya tau satu sama lain untuk menjadi pecinta
널 알게 된 이후 ya
내 삶은 온통 너 ya
사소한 게 사소하지 않게 만들어버린 너라는 별
하나부터 열까지 모든 게 특별하지
너의 관심사 걸음걸이 말투와
사소한 작은 습관들까지
Sejak saat aku berjumpa denganmu
hidupku, semuanya tentangmu
Kau adalah bintang yang merubah sesuatu, yang biasa menjadi luar biasa
Satu demi satu, semuanya jadi istimewa
Hal-hal yang kau inginkan, caramu berjalan atau berbicara, dan setiap
kebiasaan kecilmu
🎼 Boy With Luv-BTS ft. Halsey 🎧
[JANGAN LUPA FOLLOW & VOMMENT YA, KARENA ITU BERHARGA
BANGET BUAT AUTHOR ❤ DAN JANGAN LUPA PUTAR MULMED
YANG SUDAH AUTHOR SEDIAKAN UNTUK KALIAN, SELAMAT
MEMBACA SEMUA ❤]
37. SAYANG ATAU ENGGAK?
Raja melirik Ratu yang tengah mengaduk-aduk segelas es teh manis tanpa
sedikitpun ada niat untuk menyeruputnya, dengan raut wajah heran. Semenjak
mereka berdua pulang dari kediaman Helen, ia merasa ada perubahan sikap
dari gadis itu. Ratu tidak bisa membohongi seorang Raja!. Tapi untuk saat
ini, Raja sama sekali tidak ingin memaksa gadis itu untuk menjadikannya
sebuah tempat keluh kesah dadakan. Ratu butuh ruang. Raja tahu akan hal itu.
Raja berdeham. "Jangan ngelamunin gue terus, nanti kelabasan." celetuk
Raja membuat Ratu menoleh.
Ratu mengernyit heran. "Ratu enggak ngelamunin Raja." jawab Ratu sambil
menggeleng.
"Terus ngelamunin apa dong?"
"Enggak ngelamunin siapa-siapa."
Raja menghela napas. "Bilang aja kalau lagi ngelamunin Aksara." Raja
mengeluarkan nada cemburunya.
Ratu tersenyum simpul. "Raja cemburu?" ledek Ratu sambil menyikut
tangan Raja. "Ratu seneng deh kalau Raja cemburu!" ujar Ratu kembali.
Raja menaikan satu alisnya. "Seneng? Harusnya lo merasa panik karena
tanduk di kepala gue bakal muncul sebentar lagi." decak Raja.
Ratu tertawa kecil. "Cemburu kan artinya sayang." jawab Ratu. "Raja
sayang Ratu kan?" tanya Ratu sambil menatap Raja penuh harap.
Raja menaikan kedua bahunya. "Enggak tahu." jawab Raja santai membuat
senyum Ratu lenyap begitu saja.
Ratu menghela napas kecewa. "Harusnya Ratu sadar, kalau Raja memang
enggak akan pernah bisa lagi sayang sama Ratu." Ratu meringis.
Belum sempat Raja menanggapi ucapan Ratu, keempat temannya tengah
muncul seketika sambil membawa semangkuk bakso dan segelas es jeruk
ditangannya masing-masing. Raja mendengus kesal dalam hati, kenapa
keempat temannya ini selalu saja muncul di saat momen yang tidak tepat.
"WADAAAWW!! ini hawanya dingin amat ya, berasa lagi di puncak."
ledek Panca yang melihat raut wajah muram Ratu.
Angkasa duduk sambil berusaha menahan tawanya. "Es jeruk gue aja kalah
dinginnya Ca!" Angkasa mengangkat segelas es jeruk ditangannya.
"Brrrr.. Bentar lagi gue kayaknya bakal kena hiportemia Ca!" timpal Elang
berlebihan sambil mengusap-usap kedua lengannya.
"Asep dari kuah bakso gue aja sampe ilang, sangking dinginnya Ca!"
timpal Dirga yang tak mau tertinggal.
Raja yang merasa tersindir, dengan seketika melemparkan tatapan perang
kepada keempat temannya. Ia mengumpat sambil mengucapkan sumpah
serapah dalam hati, bahwa suatu saat ia pasti akan membalas mereka satu
persatu. Cari mati semua!
Ratu merasakan rasa gusar tengah menghampirinya. Ia kesal kepada Raja
setengah mati. Sifat Raja yang berubah-ubah membuat kepalanya makin
bertambah sakit saja. Raja nyebelin! Raja nyebelin! Raja nyebeliiiiiiiiiiiin!
Raja nyebelin!. Ratu yang tidak mau isi hatinya meledak, dengan reflek ia
beranjak dari kursi.
"EHHHH NENG RATU MAU KEMANA? ABANG PANCA KAN BARU
SAMPE, KOK MALAH PERGI SIH? ENGGAK KANGEN SAMA ABANG
PANCA?" Panca menggoda Ratu yang sedang merajuk.
Raja menahan tangan Ratu sambil mengadahkan wajahnya untuk menatap
gadis itu. "Lo kenapa?" tanya Raja dengan bingung. Bingung harus berbuat
apa.
"Enggak apa-apa" ketus Ratu sambil mengalihkan pandangannya dari Raja.
"WADAW SIAGA SATU DIMULAIIII!" celetuk Panca kembali membuat
Raja berdecih.
Raja menghela napas. "Mau ke kelas?" tanya Raja untuk kedua kalinya.
"Enggak tahu."
"SIAGA DUA BROOOOOOO!!" timpal Dirga semangat.
"Pulang sekolah gue anter ya?" tanya Raja kepada Ratu yang masih
merajuk.
"Terserah."
"MAMPUUUSSS! SIAGA TIGAA DATANGGG!!" ujar Angkasa
menggebu-gebu.
Raja melepaskan tangan Ratu. "Yaudah kalau gitu, belajar yang rajin ya di
kelas." ujar Raja sambil melambaikan satu tangannya kepada Ratu membuat
gadis itu menatapnya tak percaya.
"Raja nyebelin!" teriak Ratu sambil menghentakan satu kakinya dengan
kasar, lalu pergi begitu saja membawa rasa kesal yang sudah meledak-ledak.
DEMI DEWA LANGIT , RAJA ADALAH LAKI-LAKI YANG TIDAK PEKA
NOMOR SATU DI DUNIA!.
Raja tercengang sambil menatap kepergian Ratu dengan raut wajah bodoh.
Nyebelin?, ia bertanya-tanya dalam hati apa yang sebenarnya terjadi dengan
gadis itu. Kalau saja ada pilihan, Raja lebih baik mengerjakan sepuluh soal
fisika sekarang juga, dibanding harus berpikir keras untuk memikirkan
persoalan yang terjadi antara dirinya dengan Ratu. Merepotkan!
Elang menepuk pundak Raja sambil tertawa. "Selamat datang di zona
bahaya, Raja Gemilang." ledek Elang membuat Raja makin bingung.
Raja berdecih. "Enggak jelas!"
"Abang Panca kasih tahu ya! Cewek itu punya tiga kata keramat dalam
hidupnya. Kata pertama; ENGGAK APA-APA. Kalau cewek udah ngomong
kayak gitu, berarti itu tandanya ada apa-apa!, kata kedua; ENGGAK TAHU.
Kalau cewek udah ngomong kayak gitu, berarti itu tandanya lo harus cari
tahu!, kata ketiga; TERSERAH. Nah ini nih, kata keramat yang paling horor
bagi kaum kita. Kalau cewek udah ngomong kayak gitu, berarti itu tandanya
lo harus cari seribu cara apapun supaya dia enggak ngambek lagi, APAPUN
ITU. Jelas?" lontar Panca panjang lebar.
Raja berdecak. "Ribet banget sih! Emangnya gue dukun yang bisa tahu
segala hal tanpa perlu dibilang?" dengus Raja.
"Gue kan udah bilang, Raja itu pinter di akademik doang, untuk urusan
cewek bego nya enggak ketolongan!" cemooh Angkasa.
"Dicolong Aksara baru tahu rasa!" celetuk Dirga membuat Raja
menatapnya gusar. "Belajar dari yang udah-udah Ja! Jangan mau jadi cowok
bego untuk kedua kalinya!" peringat Dirga.
"Tenang aja Ja! Selama masih ada abang Panca, semua urusan yang
menyangkut tentang cewek, pasti bisa abang bantu untuk terselesaikan dengan
mudah! Tenang!" Panca menepuk dadanya dengan percaya diri.
Elang berdecih. "Jangan percaya Ja! Nanti yang ada malah makin parah,
Panca kan laki-laki yang enggak punya hati!" sindir Elang.
Dirga mendengus kesal. "Udah-udah enggak usah bahas cewek lagi. Lebih
baik kita bahas soal Sergio." Dirga menatap serius satu persatu temannya.
"Kita enggak boleh lengah lagi!" lanjut Dirga.
Raja memijat pelipisnya. "Itu dia yang gue pikirin dari kemarin. Si banci
itu kabur dan enggak ada yang tahu dimana keberadaannya! Brengsek
memang!" geram Raja.
"Gue bakal minta bantuan dari koneksi gue untuk cari itu banci. Gue yakin
dia masih ada di Jakarta." ujar Elang. "Kita harus lebih hati-hati sekarang,
gue rasa si banci itu enggak bisa dianggap remeh." lanjut Elang serius.
Angkasa tersenyum tipis. "Sayangnya, dia terlalu bodoh untuk mengatur
rencananya sendiri." ujar Angkasa membuat keempat temannya menatapnya
bingung.
"Maksud lo Sa?" tanya Panca serius kepada Angkasa.
Angkasa menghela napas. "Waktu kejadian sore itu, Bima dan Gamal
bilang kalau Sergio kabur dari sekolah lewat jalan belakang. Itu artinya, pasti
ada salah satu atau lebih anak GARUDA yang ngasih tau dia seluk beluk
denah sekolah kita. Kalian tahu sendiri kan, gimana besar dan ribetnya isi
sekolah kita? Anak kelas X aja mungkin butuh waktu setengah semester untuk
bisa beradaptasi akan hal itu. Logikanya, dia yang bukan anak GARUDA, kok
bisa dengan mudahnya kabur gitu aja lewat jalan rahasia yang gue yakinin
banget cuma anak GARUDA yang tahu." jelas Angkasa panjang lebar.
Elang mengangguk cepat. "Gue setuju! Ditambah lagi Bima dan Gamal
bilang, kalau kepergian Sergio itu enggak terlalu lama dari kedatangan kita.
Gue, Dirga dan Panca waktu itu udah mencar kemana-mana, tapi hasilnya
nihil. Kita enggak nemuin dia dimanapun. Otomatis, Sergio memang kabur
dari dinding belakang gudang sekolah yang udah enggak terpakai itu." tambah
Elang dengan yakin.
Raja menggebrak meja kasar. "Sialan! Bisa-bisanya ada cepu di sekolah
kita!" geram Raja.
"Mungkin lebih dari sekedar cepu. Tahu sendiri kan, anak GARUDA
paling anti untuk cari masalah sama kita. Benar-benar berani!" tanggap Dirga.
"Kita enggak bisa biarin orang itu berkeliaran di GARUDA seenaknya. Ini
terlalu berbahaya." ujar Panca dengan nada sedikit cemas. "Gue enggak mau
kejadian yang menimpa Ratu dan Senja, dialami juga oleh murid perempuan
lainnya." lanjut Panca.
Elang menggeleng. "Enggak. Gue yakin target si banci itu hanya orang-
orang terdekat dari Ratu, termasuk juga orang-orang yang dia anggap sebagai
penghalang dari rencana busuk dia, contohnya Senja." Elang berpendapat.
Rahang Angkasa mengeras saat mendengar nama Senja, ia benar-benar
akan membalas apa yang telah Sergio perbuat terhadap gadis itu. Tunggu
saja tanggal mainnya, Sergio!. "Jadi, lebih baik kita patahin dulu satu
persatu kaki tangan dia di sekolah ini." kata Angkasa dingin. "Baru setelah
itu, kita babat banci itu sampe mampus dan tanpa ampun!" Angkasa
menggertakan gigi tanpa disadari.
Raja mengepalkan tangan kuat. "Mereka benar-benar cari mati. Baiklah,
dengan senang hati gue akan anterin mereka satu persatu menuju nerakanya
masing-masing." tambah Raja dengan seringai tajam.
Panca, Elang dan Dirga saling bergidik ngeri melihat raut wajah Raja dan
Angkasa yang menurut mereka sedikit menakutkan saat ini. Sergio akan
benar-benar habis!, mereka sangat yakin sekali akan hal itu. Mereka sudah
sangat mengenal bagaimana sifat tempramental yang dimiliki oleh Raja dan
Angkasa. Kedua lelaki itu tidak akan pernah melepaskan siapapun yang sudah
merusak salah satu bagian dari hidup mereka masing-masing, sebelum
mereka menghabisi orang tersebut sampai puas. Tidak percaya? Bisa kita
buktikan nanti!
"Jadi, hal pertama apa yang harus kita lakuin untuk nemuin kumpulan para
ranjau itu disini?" tanya Panca serius.
"Enggak ada." jawab Angkasa cepat.
Elang mengernyit heran. "Enggak ada? Yang bener aja Sa! Kita enggak bisa
biarin hal ini terlalu lama." ujar Elang disusul anggukan Panca.
"Tenang aja, sikap bungkam kita pasti akan membuat mereka saling
meledak karena ranjau yang sudah mereka pasang sendiri." Angkasa tertawa
remeh.
Raja mengangguk mengerti. "Sikap bungkam kita juga lah yang akan
membuat mereka menampakan satu persatu batang hidung mereka masing-
masing." timpal Raja tajam.
"Dan tanpa perlu ada rasa susah payah dari kita tentunya." tutup Dirga yang
sudah mengerti maksud dari isi pembicaraan tersebut.
Elang dan Panca saling bertukar pandang dengan kening yang berkerut.
Entah mereka yang terlalu bodoh atau ketiga temannya lah yang terlalu pintar,
hingga membuat mereka berdua terlihat seperti orang yang kebingungan. Ah!
Ternyata tampan saja tidak cukup untuk bisa masuk geng TEMPUR!
***
Bel pulang sekolah sudah menggema. Raja berjalan dengan terburu-buru
menuju kelas Ratu. Belum juga sampai, dari kejauhan Raja melihat Ratu
tengah melintasi lapangan berjalan ke arah gerbang sekolah. Raja sempat
berdecak karena Ratu sama sekali tidak menerapkan perintahnya untuk
menunggunya di kelas, sebelum ia menjemputnya.
Raja akhirnya berlari kecil menyusul Ratu hingga keluar gerbang. Bisa
Raja lihat, wajah Ratu benar-benar sangat masam. Ratu masih merajuk. Raja
bisa menebaknya dengan sempurna. Raja mengacak rambutnya kasar, karena
benar-benar bingung harus berbuat apa. Bahkan rumus matematika saja
kalah rumitnya dibandingkan dengan isi hati perempuan!
Raja berhasil menyusul Ratu, lalu berjalan disampingnya segera hingga
membuat gadis itu menoleh. "Kamu, Ratu ya?" tanya Raja dengan muka
bodohnya. "Aku ramal, kamu pasti lagi ngambek!" lanjut Raja dengan nada
menggoda.
Ratu melirik Raja dengan masam. Apaan sih! Emangnya Raja itu Dilan!
Jauh kali!. Ratu tetap berjalan sambil melipatkan kedua tangannya dengan
muka angkuh tanpa menggubris Raja sedikitpun. Sekali-kali Raja memang
harus diberikan pelajaran! Memangnya cuma Raja aja yang bisa marah?
Ratu juga bisa kali!
Raja terkekeh dalam hati melihat raut wajah Ratu, yang justru baginya
adalah hal yang menggemaskan. Raja berdeham. "Ratu, kamu cantik, tapi aku
belum mencintaimu. Enggak tahu deh kalau bentar lagi, udah cinta belum ya?"
usil Raja kembali.
Ratu mendelik tajam. Gimana mau cinta?! Sayang juga enggak! Ngajak
balikan juga enggak! Emangnya Ratu itu jemuran yang bisa digantung
seenaknya?!. Ratu kembali melanjutkan langkahnya tanpa mau memandang
Raja. Emangnya enak diginiin?!
Raja menghela napas melihat sikap cuek Ratu. Raja menahan tangan Ratu
lembut, membuat Ratu menghentikan langkahnya. "Jangan ngambek lagi dong,
lo jelek kalau lagi ngambek gini!" ujar Raja membuat Ratu menghentakan
kakinya.
"Iya! Ratu memang jelek, makanya Raja enggak pernah sayang lagi sama
Ratu! Pergi aja sana!" bentak Ratu keras.
Raja mengusap wajah kasar. Salah lagi, salah lagi!. "Lo enggak berhak
untuk ngusir gue, lo itu bukan siapa-siapa." balas Raja datar.
Hati Ratu mencelos begitu saja mendengar kalimat andalan seorang Raja
Gemilang. "Iya, Ratu memang bukan siapa-siapa!" Ratu menepis kasar tangan
Raja sambil menahan air matanya agar tidak jatuh.
Raja menarik lembut kembali tangan Ratu. "Lihat gue." kata Raja yang
masih diabaikan. "Lihat gue, Ratu!" Raja meninggikan suaranya membuat
Ratu tersentak lalu menatapnya.
Raja menatap Ratu serius. "Gue tahu alasan lo ngambek kayak gini, karena
kejadian di kantin tadi siang kan?" tanya Raja yang hanya dibalas dengan
diam. "Gue anggep jawaban lo adalah iya. Gue enggak ngerti sebenarnya
salah gue dimana. Tapi tolong, jangan bersikap kayak bocah gini! Kita bisa
bicarain ini baik-baik." ujar Raja membuat Ratu menunduk malu sambil
menggigit bibirnya.
Raja mengusap lembut puncak kepala Ratu. "Waktu lo tanya gue sayang lo
atau enggak, jawaban gue adalah enggak tahu. Tapi itu adalah jawaban yang
benar-benar ada di hati gue, Ratu." jeda sejenak, Ratu menahan sakit di
dadanya. "Lo mau tahu alasan dari jawaban gue itu apa?" tanya Raja
membuat Ratu mengangguk samar.
Raja menghela napas. "Itu semua karena gue enggak ngerti dengan
perasaan gue sendiri. Gue enggak tahu apa yang gue rasain sekarang ini,
adalah rasa sayang atau bukan. Tapi yang jelas, lo udah berhasil bikin gue
gila hampir setiap saat." Raja mengangkat dagu Ratu. "Mungkin yang gue
rasain ini lebih dari sekedar rasa sayang," jeda sejenak. "Gue cinta sama lo,
Ratu. Gue merasa mau mati jika harus kehilangan lo." ungkap Raja lega.
Ratu tertegun. Ia menatap Raja sedikit tidak percaya. Ratu salah denger
enggak sih?! Kalian bisikin Ratu dong!. Ratu berdeham sambil meremas-
remas jemarinya, lalu menundukkan kepalanya segera. Ia yakin sekali
wajahnya pasti sudah merah merona seperti kepiting rebus saat ini. RATU
HARUS JAWAB APA???!!
Raja tersenyum simpul. "Ratu?" panggil Raja.
"Hm." jawab Ratu yang masih menunduk. Ia benar-benar tidak ingin Raja
melihat wajahnya saat ini. Ratu gengsi! Ratu gengsi!
"Ratu?"
"Iya."
"Ratu?"
"Apa, Raja?"
"Ratu?"
Ratu berdecak, lalu mendongakan kepalanya. "Ada apa Raja?!" tanya Ratu
kesal.
"Balikan yuk?"
——————————————————————————
FOLLOW INSTAGRAM @WATTPADRERE DAN @RERETRSS
JOIN GROUP LINE RUR? BUKA PROFILE WATTPAD AUTHOR
DAN KLIK LINKNYA! YUK KITA SERU-SERUAN BARENG PARA
TOKOH!
JANGAN LUPA BACA SEQUEL ELANG! BUKA DAN FOLLOW
PROFIL AUTHOR!
JANGAN LUPA TONTON VIDEO KECIL DARI RAJA UNTUK RATU
DI INSTAGRAM @wattpadrere

FOLLOW INSTAGRAM
@wattpadrere
@reretrss
@raja.gemilang
@ratusetiawijaya
@elang.gunturr
@fara.aradila
@raja.gemilang
@angkasa_laksmana
@nadiaa_saraswatii
@senjaalana
@rinaihujann
@raya_indahh
@anggi_ppitaloka
@rinduserunii
@dirga_margantara
@panca.kstria
@diba_saidira
@aldimahesa_
@ristisekaar
@sila_putriana
@sherina.halim
@aksaraprabudi
@helen_adisti
@jehavictoria
@gamal_kusuma
@bimaorlandoo_
@jiroofernando
@gengtempur
@garudacheerleader
Post bagian mana yang paling kalian suka di part ini di instastory, dan
tag @wattpadrere untuk author repost ❗
JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW INSTAGRAM RAJA UNTUK
RATU @wattpadrere ! ! Disana author akan sering-sering post spoiler
bagi yang enggak sabar liat part selanjutnya! ❤
I love u xoxo
38. HARI RAJA DAN RATU

새로운 세상 문이 열려있죠
그대 안에 있네요
한걸음 넘어 눈이 부시게
펼쳐진 세상이 날 반기죠
Pintu telah dibuka untuk dunia baru
Kau berada di sana
Satu langkah lebih, dunia mempesona
Itu menyapaku
그대 곁에 다가가 안기고 싶어요
머물고 싶죠 그대라는 세상에
I owe you I miss you
I need you I love you
영원토록 그대 품에
Aku ingin pergi ke kamu, ke dalam pelukanmu
Aku ingin tinggal di duniamu
Aku berhutang padamu aku merindukanmu
Aku butuh kamu, aku mencintaimu
Selamanya dalam pelukanmu
🎼 You're My World-Yoon Mirae OST. The Legend Of the Blue sea 🎧

[JANGAN LUPA FOLLOW & VOMMENT YA, KARENA ITU BERHARGA


BANGET BUAT AUTHOR ❤ DAN JANGAN LUPA PUTAR MULMED
YANG SUDAH AUTHOR SEDIAKAN UNTUK KALIAN, SELAMAT
MEMBACA SEMUA ❤]
38. HARI RAJA DAN RATU
Rinai melirik Ratu sambil mengernyit. Sudah seharian ini ia melihat gadis
itu tengah senyam-senyum sendiri. Padahal sudah semalaman ia
mempersiapkan mental untuk menghadapi kemurkaan Ratu kepadanya, karena
kesalahan yang ia ciptakan akhir-akhir ini. Tetapi, yang ia dapat malah
senyuman lebar dari gadis itu, seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Bahkan,
dirinya sudah meminta maaf secara langsung dan berharap Ratu memarahinya
saja agar ia bisa tenang untuk tidak berpikir macam-macam dengan
persahabatan mereka yang ia kira sudah berada di ujung tanduk ini. Benar-
benar memusingkan!
Rinai berdeham. "Bahagia banget kayaknya, awas itu gigi jadi kering gara-
gara senyum melulu." tegur Rinai sambil mengelap meja.
Ratu menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak terasa gatal sama sekali.
"Rinai bisa aja deh!" jawab Ratu salah tingkah sambil memukul kecil lengan
Rinai.
Rinai menatap Ratu tidak percaya. "Sumpah, lo nyeremin abis! Lo sakit?"
Rinai menyentuh dahi Ratu dengan punggung tangannya. "Normal." lanjut
Rinai.
Ratu tersipu malu. "Ratu enggak sakit kok! Ratu cuma lagi bahagia." ujar
Ratu. "Oh iya! Rinai lagi mau makan apa? Ratu traktir deh!" tanya Ratu
antusias.
"Traktir?" Rinai menaikan satu alisnya. "Ulang tahun lo kan masih lama."
jawab Rinai heran.
"Ini bukan traktiran ulang tahun, tapi....." Ratu mengulum senyumnya.
"Tapi?"
"Ratu balikan sama Raja! Ratu balikan sama Raja, Rinai! Akhirnya pucuk
dicinta ulam pun tiba.." Ratu menangkupkan kedua tangannya di wajah
mungilnya sambil memekik sesekali. "Aduh, tolong Ratu butuh oksigen
sekarang juga!!" Ratu memukul kecil dadanya berkali-kali dengan berlebihan.
Ratu bucin!
Rinai tercengang. "Apa? Balikan?! Kapan lo ngajak dia balikan? Kok gue
enggak tahu? Terus dia kok mau lo ajak balikan lagi?" tanya Rinai bertubi-
tubi.
Ratu berdecak kesal. "Enak aja! Bukan Ratu yang ajak Raja balikan, tapi
Raja sendiri yang minta!" ujar Ratu membuat Rinai menatapnya tidak
percaya.
"Apa? Raja yang ngajak lo balikan? Kok bisa? Bukannya dia benci banget
sama lo? Emang dasar labil itu anak!"
"Namanya juga perasaan, kan bisa berubah-ubah."
Rinai menghela napas. "Terus? Lo langsung mau waktu dia ngajak lo
balikan?" Rinai memicingkan kedua matanya. "Jangan bilang..."
Ratu mengangguk cepat. "Mau dong! Siapa coba yang bisa nolak pesona
Raja!" jawab Ratu lantang.
Rinai menepuk dahi seketika. "Astaga! Jual mahal dikit kek! Harusnya lo
jawab ajakan dia besok atau lusa atau bahkan seminggu berikutnya kalau
perlu! Gimana sih lo?!" cerca Rinai.
"Emangnya Ratu itu Rinai, sok jual mahal padahal dalam hatinya masih
berharap! Awas nanti Elang diambil orang lagi, baru tahu rasa!" cibir Ratu.
Rinai berdecih. "Siapa juga yang mau balikan sama Elang? Cerita gue
sama dia itu udah selesai, alias udah TUTUP BUKU!" tegas Rinai.
Ratu menghela napas. "Ratu dukung semua keputusan Rinai. Tapi, Ratu
cuma mau kasih saran jangan sampai karena hal ini, pertemanan Rinai dengan
Elang jadi putus begitu aja." Ratu mengusap pundak Rinai.
"Semua itu butuh waktu, Ratu. Udah jangan bahas soal gue dengan Elang
lagi. Jadi, nasib si Aksara gimana?" Rinai mengalihkan pembicaraan.
Ratu memijit pelipisnya. "Soal itu, Ratu juga enggak tahu harus bagaimana.
Aksara pasti marah, Ratu enggak tega nyakitin hati dia." jawab Ratu dengan
nada sendu. Sebenarnya ada rasa penyesalan yang menghinggap hatinya saat
mengucapkan kata benci kepada Aksara. Harusnya ia bisa menahan rasa
emosinya saat itu dengan baik. Tapi apa boleh buat, dia hanyalah manusia
biasa yang masih banyak kekurangan. Maafin Ratu, Aksara!
"Lebih baik jujur walaupun itu menyakitkan, dibanding lo terus-terusan
bikin dia berharap padahal sebenaranya harapan itu sama sekali enggak ada."
jeda sejenak. "Dia itu laki baik-baik, walaupun sok ganteng! Narsis!
Sombong! Pecicilan! Nyebelin! Seenaknya! Enggak mau ngalah! Ego—"
Ratu memicingkan matanya lalu memotong ucapan Rinai saat itu juga.
"Tunggu-tunggu, kok Ratu sedikit mencium bau-bau kejanggalan ya?" tanya
Ratu dengan nada curiga.
Rinai berdeham. "Apa-apan sih lo, gue kan cuma mau kasih tahu aja, kalau
dia itu sebenarnya laki baik-baik, walaupun banyak kurangnya." jawab Rinai
sambil menahan rasa gugup. "Gue enggak ada apa-apa sama dia." lanjut Rinai
kembali.
"Ada apa-apanya juga enggak apa-apa kok." jawab Ratu cepat. "Atau
jangan-jangan, udah ada apa-apanya?" goda Ratu sambil mencolek lengan
Rinai.
Rinai mencubit pipi Ratu gemas. "Jangan ngomong yang aneh-aneh deh!"
decak Rinai. "Udah ah, mending sekarang kita pulang." ajak Rinai yang
disusul dengan anggukan setuju dari Ratu.
Ratu meregangkan ototnya sejenak sambil berjalan keluar dari caffe.
Senyumnya langsung tersimpul saat melihat sosok laki-laki tengah berdiri
sambil melambaikan tangan ke arahnya. Sebelum Ratu menghampiri Raja,
Ratu memutuskan untuk berpamitan terlebih dahulu kepada Rinai yang tengah
mengunci pintu caffe.
"Rinai! Ratu pulang duluan enggak apa-apa?"
"Oh, lo udah mau pulang? Pulang bareng gue aja, kebetulan gue enggak
bawa motor. Kita bisa naik taksi dari persimpangan." tawar Rinai.
Ratu menggeleng. "Pacar Ratu udah jemput! Tuh dia!" Ratu menunjuk Raja
sambil melemparkan senyum lebarnya ke arah lelaki itu.
Rinai tertawa mendengar kata "pacar" keluar dari mulut Ratu. Benar-
benar menggelikan! , Rinai menghela napas. "Oke deh, lo hati-hati ya. Salam
buat Raja, bilangin ke dia, kalau sampe dia nyakitin lo lagi, gue obrak-abrik
itu markas SAKGAR!" ancam Rinai membuat Ratu terkekeh.
"Siap Ibu ketua!" jawab Ratu dengan sikap hormat. "Ratu duluan ya! Rinai
hati-hati!" ujar Ratu sambil berlari kecil menghampiri Raja segera, membuat
Rinai menggelengkan kepalanya heran. Mereka balikan atau baru pertama
kali pacaran sih?
Raja menyambut Ratu dengan senyuman geli yang ia tahan sedari tadi.
Pacarnya benar-benar menggemaskan!. "Ngapain lari-lari sih, enggak liat
ini jalan licin begini?" decak Raja sambil mengacak-acak rambut Ratu.
Ratu menggaruk tengkuknya. "Abisnya, Ratu enggak sabar ketemu Raja."
jawab Ratu dengan polosnya.
Raja tersenyum sambil melepaskan jaketnya dan memakaikannya ke tubuh
mungil Ratu. "Gue enggak mau lo sampe luka, cuma karena enggak sabar
untuk ketemu gue."
Ratu tersenyum malu. "Abisnya, Ratu udah kebiasaan ngejer-ngejer Raja."
jawab Ratu membuat Raja sedikit merasa kesal kepada dirinya sendiri.
"Jangan ngejer-ngejer gue lagi, gue enggak akan lari lagi dari lo." Raja
menarik tubuh Ratu pelan dan mendekapnya. "Kali ini, biar gue yang
perjuangin hubungan kita. Lo enggak perlu ngapa-ngapain, cukup sayangin
gue aja."
Ratu mengulum senyumnya. "Kalau itu sih, dari dulu juga udah Ratu
lakuin." jawab Ratu malu-malu.
Raja mengecup lembut puncak kepala Ratu sambil melepas pelukannya.
Raja berdeham. "Jadi, tuan putri mau makan dulu atau langsung pulang?"
tanya Raja dengan manis.
Ratu terkekeh geli. "Makan! Ratu laper banget nih." jawab Ratu sambil
mengusap-usap perutnya. "Bakso kayaknya enak!" lanjut Ratu semangat.
Raja menggeleng. "Enggak! Makan nasi." tolak Raja cepat. "Tadi siang kan
kita udah makan bakso di kantin." dengus Raja.
Ratu melipatkan kedua tangannya. "Enggak mau! Ratu mau makan bakso
pokoknya!" Ratu merajuk.
"Makan nasi, Ratu!."
"Enggak mau! Enggak mau! Maunya makan bakso!"
Raja menghela napas lalu naik ke atas motornya. "Naik." ucap Raja kepada
Ratu.
Ratu mengangguk sambil menggigit bibirnya. "Raja marah ya?" tanya Ratu
dengan hati-hati.
Raja menggeleng. "Enggak."
"Raja pasti marah, buktinya Raja langsung jutek."
"Enggak."
"Bohong, Raja marah."
"Enggak, Ratu."
"Ratu kerjaannya memang selalu bikin Raja marah ya." Ratu meringis.
Raja menghela napas. "Enggak, gue enggak marah." jawab Raja sedikit
kesal. Salah lagi, salah lagi!
Ratu menunduk lesu. "Iya, Raja memang marah. Maaf ya Raja." ucap Ratu
dengan sendu.
"Gue enggak marah, Ratu!" Raja meninggikan suaranya. Astaga sabar Raja,
sabar. Jangan sampai tiga kata keramat itu keluar lagi!
"Raja marah."
"Enggak, sayang."
Ratu menatap Raja seketika. Sayang? Aduh, Ratu salah dengar enggak
sih?!, Ratu berdeham. "Jadi, Raja beneran enggak marah?" tanya Ratu
memastikan sambil menahan gugupnya.
Raja menarik tangan Ratu. "Enggak, cepet naik. Nanti keburu kabur
mamang baksonya." jawab Raja. Situasi mulai aman! Kerja yang bagus
Raja!
Ratu mengangguk cepat lalu naik ke atas motor Raja. "Oke! Let's go!"
teriak Ratu semangat. "Ayok jalan, kok diem aja? Nanti mamang baksonya
keburu pulang lho." ujar Ratu heran karena Raja masih belum menjalankan
motornya. "Raja?"
"Peluknya mana?"
"Eh?"
"Peluk. Gue enggak mau sampe sakit karena kedinginan." ujar Raja sedikit
gugup. "Enggak liat gue enggak pake jaket? Makanya lain kali jangan pakai
baju pendek lagi! Harus berapa kali sih gue bilang?!" Raja menyembunyikan
rasa malunya.
"Raja marah?"
Astaga! Jangan lagi Tuhan. Raja menarik kedua tangan Ratu lalu
melingkarkannya dipinggang Raja. "Minta peluk pacar sendiri aja susah
banget."
Ratu mengulum senyumnya lalu memeluk Raja dari belakang dengan erat
segera. Dia benar-benar merindukan punggung lelaki ini. Rasanya beribu-
ribu kembang api tengah meledak dalam hatinya sekarang juga. Ah kalau
jodoh memang enggak kemana!. Hari ini benar-benar akan ia catat dalam
sejarah hidupnya dan ia tandai sebagai hari Raja dan Ratu, hari dimana Raja
Gemilang berhasil memporak porandakan hatinya dengan kuat. Ia tertawa geli
sendiri mengingat bagaimana detik-detik, sebelum ia dan Raja resmi
berpacaran kembali.
"Ratu?"
"Iya."
"Ratu?"
"Apa, Raja?"
"Ratu?"
Ratu berdecak, lalu mendongakan kepalanya. "Ada apa Raja?!" tanya
Ratu kesal.
"Balikan yuk?"
Ratu mengerjapkan matanya berkali-kali. "Eh? Ba.. balik? Balik
kemana maksud Raja?" Ratu menatap Raja gugup.
Raja tersenyum geli. "Balikan. Bukan balik kemana. Ngerti?" tanya
Raja sekali lagi.
Ratu meremaskan jemarinya sambil mengetuk-ngetukan kakinya di
tanah. "Ratu.. Ratu.." Aduh, Ratu! Tinggal jawab IYA aja lama banget!!
"Ratu?"
Raja menggenggam jemari Ratu sambil mengusap pelan. "Pacaran lagi
yuk?" Raja menatap Ratu dengan serius. "Mau kan?"
Oh tidak!, rasanya Ratu saat ini ingin berjingkrak setinggi-tingginya.
"Ra.. Raja, serius?" tanya Ratu gugup.
Raja mengangguk. "Serius." jeda sejenak. Raja menyentuh wajah Ratu
lembut. "Gue enggak mau cowok lain yang hapus air mata lo disaat lo
sedih, gue enggak mau cowok lain yang meluk lo disaat lo butuh tempat
untuk bercerita, dan gue enggak mau cowok lain yang jadi tempat lo
bersandar disaat lo udah lelah untuk hadapin segala sesuatu masalah
yang ada. Gue enggak rela, Ratu" lontar Raja panjang lebar membuat
Ratu menatapnya dengan tercengang.
"Jadi," Raja menahan napas. Sial! Kenapa gue jadi gugup gini sih? Lo
cuma ngajak balikan Raja, bukan ngajak pacaran seperti pertama kalinya!
"Sayang, kayak dulu lagi mau ya?"
Hati Ratu berdesir seketika. Ia memeluk Raja erat sambil berusaha
menahan air mata dikedua sudut matanya. Ratu bahagia. Itu sudah jelas.
Ia membayangkan bagaimana perjuangannya untuk mendapatkan kembali
hati Raja dulu. Semua tidak sia-sia. Dibalik sikap dingin dan mulut tajam
Raja, ia sudah tahu bahwa masih ada rasa sayang yang Raja tutup dengan
rapat untuknya, dan tugasnya adalah hanya cukup bersabar dan mencari
waktu yang tepat untuk membukanya. Usaha keras memang tidak akan
mengkhianati sebuah hasil!
"Iya, Ratu mau!"
***
Rinai berjalan menuju persimpangan sambil sesekali menoleh ke belakang.
Ia merasa benar-benar sedang diikuti oleh seseorang. Akhirnya ia
memutuskan untuk mempercepat langkahnya dan melintasi jalan yang ramai
akan orang-orang berlalu lalang.
Merasa masih diperhatikan, tanpa berpikir panjang lagi ia segera masuk ke
dalam sebuah caffe 24 jam yang kebetulan ia lewati. Ia masuk ke dalam toilet
perempuan untuk bersembunyi sejenak. Selang beberapa menit setelah
menurutnya situasi sudah aman, ia keluar sambil mengedarkan pandangannya
dengan hati-hati.
Rinai membelalakan kedua matanya saat melihat sosok laki-laki yang
perawakannya sangat ia kenali. Sergio!. Benar, laki-laki itu adalah Sergio. Ia
membuka tas nya segera dengan tangan gemetar lalu mengeluarkan ponselnya
saat itu juga. Sial! Baterai habis!
Melihat Sergio berlalu lalang dengan kebingungan, Rinai memanfaatkan
kelengahan lelaki itu untuk beranjak segera mungkin. Oh tidak! Ia merasa
seperti sedang berada di dalam sebuah film saja!
Setelah keluar dari caffe tersebut, Rinai menyisiri jalan raya dengan
berlari cepat. Ini gila! Benar-benar gila!, Ratu benar, Sergio memang sangat
menakutkan. Deru napasnya sudah tidak beraturan lagi, sekelibat ia mengingat
bagaimana cerita Ratu saat Sergio memperlakukannya dengan buruk. Sergio
brengsek!
Saat Rinai menyeka keringat di dahinya, tiba-tiba lengannya dicekal oleh
seorang dan berhasil membuatnya memekik keras. Tubuhnya melemas saat
melihat siapa yang ada didepannya saat ini. Aksara?!
"Lo kenapa?!" tanya Aksara khawatir melihat wajah Rinai yang memucat.
Rinai memeluk Aksara tanpa sadar, dan dengan kencang. "Aksara..gue
takut." ujar Rinai dengan suara tercekat.
Aksara membalas pelukan Rinai. "Enggak usah takut, ada gue disini."
jawab Aksara sambil mengusap lembut punggung Rinai. "Ayok, gue anter lo
pulang." Aksara melepaskan pelukannya lalu menarik gadis itu menuju
mobilnya yang ia parkir sedikit jauh dari lokasi mereka berdua sekarang.
Rinai tertegun melihat jemarinya tengah digenggam Aksara dengan kuat. Ia
memperhatikan punggung tegap laki-laki itu dari belakang sambil berjalan.
Entah kenapa, hatinya berdesir kuat saat Aksara menoleh ke belakang lalu
tersenyum lembut kepadanya. Tidak! Ini salah! Benar-benar salah!
Rinai menghentikan langkah kakinya membuat Aksara menatapnya heran.
"Gu..gue, pulang sendiri aja." kata Rinai sedikit gugup.
Aksara menghela napas. "Enggak." Ia menarik kembali tangan Rinai dan
melanjutkan langkahnya. "Jangan keras kepala." lanjut Aksara.
"Ratu balikan sama Raja." Entah jin apa yang memasuki tubuh Rinai,
kalimat itu keluar begitu saja tanpa ia sadari. Buru-buru ia menutup mulutnya.
Bodoh! Bodoh!
Aksara mematung. "Oh, baguslah." jawab Aksara sekuat mungkin, lalu
melangkah kembali dengan berat. Jangan tanyakan lagi sehancur apa
perasaannya saat ini. Padahal ia sudah mempersiapkan hati sebelumnya,
untuk menghadapi hal ini sekuat mungkin, tapi tetap saja sakit tetap terasa.
Ratu sudah kembali lagi bersama Raja, dan yang harus ia lakukan
sekarang adalah belajar untuk merelakan.
"Maaf, enggak seharusnya lo denger hal ini dari mulut gue." ucap Rinai
dengan nada yang menyesal.
"Enggak masalah. Mau dari mulut siapapun itu, keadaan juga enggak akan
berubah." Aksara tertawa getir.
Rinai memegang dadanya. Entah alasan apa yang membuatnya merasa
sesak saat ini. "Gue tahu kok apa yang lo rasain sekarang." Rinai berusaha
untuk menghibur Aksara.
Aksara menghentikan langkah kakinya lalu membalikan badan. Aksara
menatap Rinai sedikit tajam. "Tahu apa lo tentang isi hati gue?" tanya Aksara
dengan nada remeh.
"Gue memang enggak tahu isi hati lo seperti apa, tapi gue pernah ada di
posisi lo seperti sekarang ini. Jadi, gue ngerti apa yang lo rasain sekarang.
Bahkan, lebih dari itu." jawab Rinai dengan parau. "Lo hanya perlu belajar
untuk bangkit." lanjut Rinai kembali.
Aksara menaikan sudut bibirnya. "Jangan samain hati gue dengan hati
seorang pengecut seperti lo, yang selalu mengelak perasaanya sendiri." sindir
Aksara.
Rinai tersentak akan ucapan Aksara. "Gue bukan pengecut, dan gue enggak
pernah mengelak perasaan gue sendiri." jawab Rinai dengan nada tidak
terima.
"Oh ya? Bahkan sampai sekarang pun gue masih bisa lihat bagaimana
besarnya perasaan lo untuk Elang."
"Enggak usah bahas Elang. Gue udah bilang kan, masih sayang bukan
berarti masih ingin kembali?. Jangan pernah biarin masa lalu lo, mempersulit
hidup lo sekarang ini."
Aksara berdecih. "Udah gue duga, cewek kayak lo memang benar-benar
enggak punya hati. Mungkin bagi lo melupakan seseorang itu gampang, tapi
bagi gue enggak. Hal itu lah yang membuat gue tambah yakin kalau perasaan
gue memang enggak bisa disamain dengan perasaan yang lo punya." jeda
sejenak. "Lo memang pantes ditinggal Elang."
Hati Rinai mencelos. Air matanya lolos begitu saja tanpa seizinnya. Ia
menepis tangan Aksara kasar. "Lo benar, perasaan kita memang enggak bisa
disamain."
Rinai berbalik dan menyebrang jalan sambil berlari, lalu menaiki sebuah
taksi yang sudah terparkir di pinggir jalan. Ia melihat Aksara masih berdiri
mematung dari balik kaca sebelum taksi yang ia tumpangi melaju pergi.
Hatinya sakit, Aksara tidak mengejarnya.
Tahu apa Aksara akan perjalanan cerita antara ia dan Elang?!,
Hubungan ia dengan Elang, adalah hubungan yang sangat menyakitkan hingga
rasa sakit itu berhasil melenyapkan cinta yang ia jaga dan miliki selama ini.
Ia mengingat bagaimana Elang memutuskan hubungannya secara sepihak di
hadapan banyak orang, hanya untuk meyakinkan Anggi bahwa ia serius
kepada gadis itu.
Satu tahun ia menjalani hubungan dengan Elang hanya untuk membuat
seorang gadis bernama Anggi merasakan rasa cemburu terhadapnya. Satu
tahun ia bersabar menghadapi lontaran atau sikap tajam dari Elang, hanya
untuk mempertahankan hubungannya yang ia pikir makin lama akan makin
membaik. Satu tahun ia berusaha untuk meluluhkan hati Elang dengan segala
rasa perhatian yang ia curahkan mati-matian, yang ia pikir akan berhasil
menghancurkan kerasnya dinding yang laki-laki itu pasang dengan tinggi. Tapi
ternyata, semuanya sia-sia. Elang sadar disaat waktu yang sudah terlambat.
Disaat hatinya sudah mengeras, dan mati rasa.
Aksara benar, tidak seharusnya ia menyamakan perasaanya dengan
lelaki itu. Jelas beda.

——————————————————————————
——————————————————————————
FOLLOW INSTAGRAM @WATTPADRERE DAN @RERETRSS
JOIN GROUP LINE RUR? BUKA PROFILE WATTPAD AUTHOR
DAN KLIK LINKNYA! YUK KITA SERU-SERUAN BARENG PARA
TOKOH!
JANGAN LUPA BACA SEQUEL ELANG! BUKA DAN FOLLOW
PROFIL AUTHOR!

JANGAN LUPA TONTON VIDEO KECIL DARI RAJA UNTUK RATU


DI INSTAGRAM @wattpadrere

FOLLOW INSTAGRAM
@wattpadrere
@reretrss
@raja.gemilang
@ratusetiawijaya
@elang.gunturr
@fara.aradila
@raja.gemilang
@angkasa_laksmana
@nadiaa_saraswatii
@senjaalana
@rinaihujann
@raya_indahh
@anggi_ppitaloka
@rinduserunii
@dirga_margantara
@panca.kstria
@diba_saidira
@aldimahesa_
@ristisekaar
@sila_putriana
@sherina.halim
@aksaraprabudi
@helen_adisti
@jehavictoria
@gamal_kusuma
@bimaorlandoo_
@jiroofernando
@gengtempur
@garudacheerleader

Post bagian mana yang paling kalian suka di part ini di instastory, dan
tag @wattpadrere untuk author repost ❗
JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW INSTAGRAM RAJA UNTUK
RATU @wattpadrere ! ! Disana author akan sering-sering post spoiler
bagi yang enggak sabar liat part selanjutnya! ❤
I love u xoxo
39. MURKANYA SEORANG RATU

You can be amazing


You can turn a phrase into a weapon or a drug
You can be the outcast
Or be the backlash of somebody's lack of love
Or you can start speaking up
Nothing's gonna hurt you the way that words do
And they settle 'neath your skin
Kept on the inside and no sunlight
Sometimes a shadow wins
But I wonder what would happen if you
Say what you wanna say
And let the words fall out
Honestly I wanna see you be brave
With what you want to say
And let the words fall out
Honestly I wanna see you be brave
🎼 Brave-Cover By Savannah Outten 🎧

[JANGAN LUPA FOLLOW & VOMMENT YA, KARENA ITU BERHARGA


BANGET BUAT AUTHOR ❤ DAN JANGAN LUPA PUTAR MULMED
YANG SUDAH AUTHOR SEDIAKAN UNTUK KALIAN, SELAMAT
MEMBACA SEMUA ❤]
39. MURKANYA SEORANG RATU
Dirga berjalan menaiki anak tangga menuju rooftop SMA GARUDA, ia
benar-benar merasakan kantuk yang luar biasa. Mungkin tidur sejenak tidak
masalah, dan sesekali bolos tidak apa lah untuk dirinya yang selalu rajin
seperti Raja. Dirga terkekeh geli saat melihat ponselnya yang sedari tadi
tidak berhenti bergetar karena masuknya pesan-pesan tidak bermutu dari
keempat temannya yang saling mengumpat mencari keberadaanya. Biarlah, ia
memang butuh tidur saat ini dan menghindari para lelaki berisik itu memang
benar-benar keputusan yang terbaik. Terutama untuk manusia bernama
Panca Ksatria!
Saat ia membuka pintu, samar-samar ia melihat seorang gadis tengah
berdiri dengan memakai sebuah kruk di tangan kanannya. Dirga mengamati
gerak-gerik gadis itu dari belakang dengan rasa penasaran. Gadis itu
menghempaskan kruk yang ia pakai dengan kasar, hingga membuat Dirga
sedikit terkejut. Rasa gelisah pun tiba-tiba menerkam Dirga seketika, saat
mendapatkan gadis itu tengah berusaha menaiki pondasi pembatas atap
dengan menggunakan satu tangannya sebagai penyangga tubuhnya. Dia mau
bunuh diri?!, Dirga membelalakan matanya dan dengan reflek ia berlari
mendekati gadis itu lalu menariknya dengan kasar. Benar-benar gila!
Dirga menghela napas lega karena berhasil menggagalkan rencana bodoh
seorang gadis yang saat ini sudah menimpah tubuhnya dengan mata terpejam
sambil menahan rasa takutnya, membuat punggung Dirga terasa sakit karena
terbentur lantai secara tiba-tiba dengan kasar. Dirga diam-diam mengamati
lekuk wajah gadis itu secara seksama. Helen?, Dirga mengenali siapa gadis
ini. Si ketua cheers SMA GARUDA, yang beberapa hari ini menjadi viral
karena berita cedera yang ia alami. Kalau saja ia terlambat untuk menarik
gadis ini, bisa dipastikan dirinya pun akan menjadi viral karena telah
menjadi saksi aksi bunuh diri dari salah satu siswi SMA GARUDA, yang
mungkin wajahnya akan tertempel di berbagai koran dan terpampang nyata di
layar tv kalian di rumah. Tidak bisa dibayangkan!
"Mau sampe kapan lo di atas gue?" Dirga membuka suara membuat Helen
tersentak sambil mengerjapkan kedua matanya berkali-kali.
"Dirga?" tanya Helen dengan raut wajah kebingungan.
Dirga menghela napas. "Gue kira otak lo udah konslet sepenuhnya." sindir
Dirga.
Helen buru-buru bangun dari atas tubuh Dirga lalu mengambil kruknya
dengan tertatih. Setelah kesadarannya kembali, dilemparkannya pandangan
tajamnya ke arah Dirga. "Ngapain sih lo disini?!" bentak Helen tiba-tiba.
Dirga bangun sambil mendengus kesal. "Harusnya gue yang nanya, ngapain
lo ada disini?! Mau bunuh diri?" ujar Dirga gamblang.
Helen merasa telak. "Bukan urusan lo!" jawab Helen dengan nada tinggi.
"Lain kali, jangan pernah ikut campur dengan urusan gue!" ujar Helen sambil
berusaha berjalan dengan susah payah dengan kruknya untuk pergi
meninggalkan Dirga.
Dirga mencekal lengan Helen yang hendak beranjak pergi. "Tingkat
kepedean lo tinggi banget ya. Gue bukannya mau ikut campur, kalau aja bukan
gue satu-satunya orang yang jadi saksi dari aksi lo itu, gue enggak akan mau
repot-repot untuk nolongin lo! Jelas?" cerca Dirga panjang lebar.
Helen berdecih. "Nolongin? Lo itu hanya makin memperburuk keadaan!"
teriak Helen. "Kalau aja lo enggak ada, mungkin beban hidup gue udah hilang
saat ini!" teriak Helen dengan suara yang mulai bergetar.
Sudut bibir Dirga tertarik. "Hilang? Lo pikir di neraka nanti beban hidup
lo enggak berat?! Punya otak itu dipake, jangan dijadiin pajangan doang!"
bentak Dirga membuat Helen terdiam.
Dirga menghela napas. Ia benar-benar tidak bisa bersikap kasar kepada
perempuan. "Jangan lakuin hal bodoh itu lagi. Kehilangan mimpi memang
berat, tapi hidup harus tetap berjalan. Ciptain mimpi baru lagi, beban hidup
lo pasti akan hilang dengan sendirinya." ujar Dirga sambil mengusap puncak
kepala Helen. "Sepertinya sekarang lo lagi butuh waktu untuk sendiri, kalau
gitu gue cabut dulu sekarang." lanjut Dirga lalu beranjak perlahan
meninggalkan Helen yang masih termangu.
Dirga melangkahkan kakinya, sambil memijat-mijat pelan pelipisnya.
Sudah dua kali ia menjadi seorang penggagal aksi bunuh diri yang dilakukan
oleh dua orang yang berbeda. Sebelum Helen, ia pernah menggagalkan aksi
bunuh diri seorang laki-laki yang tengah ingin meminum satu botol obat tidur
di dalam kamarnya dengan sembunyi-sembunyi, hingga membuat ketiga
temannya memukuli laki-laki itu habis-habisan. Laki-laki itu yang bukan lain
adalah Raja Gemilang, si dingin yang selalu mengaku jagoan, padahal pernah
menjadi seorang pengecut di masa lalunya.
"Sialan! Apa yang mau lo lakuin bangsat!" teriak Dirga sambil
mencengkram kerah baju Raja.
Angkasa yang mendengar teriakan dari Dirga, segera masuk ke dalam
kamar Raja diikuti dengan Elang dan Panca. Ia membelalakan matanya
saat melihat pil obat tidur yang jumlahnya cukup banyak tengah
berserakan di lantai bersama dengan botol yang tutupnya telah terbuka.
Sialan!
Angkasa menarik Raja dari cengkraman Dirga dengan kasar hingga
terlepas. "BANCI! KELUAR AJA LO DARI SAKGAR SEKARANG JUGA!"
Angkasa mendaratkan satu pukulan pembuka ke wajah Raja.
Raja berdecih. "PERGI LO SEMUA! JANGAN GANGGU GUE SIALAN!"
teriak Raja keras.
Panca yang notabenenya adalah tipe lelaki manis dan jarang marah,
kali ini siapapun yang melihatnya pasti tidak akan mempercayainya.
Panca mendorong Angkasa kasar agar tidak menghalangi jalannya untuk
menghampiri Raja, membuat Angkasa mengumpat samar. Panca
membenturkan tubuh Raja ke dinding. "CARI MATI LO HAH?!" teriak
Panca geram sambil mencekik leher Raja. "LAWAN GUE JA! SEGINI AJA
KEMAMPUAN LO HAH?!"
"Ca! Udah!, bisa mati si Raja lama-lama!" teriak Elang sambil
berusaha melepaskan cekikan Panca, membuat Raja terbatuk-batuk.
"Sabar Ca! Jangan selesain masalah ini pake otot dan emosi!" ujar Elang
dengan napas berderu.
Raja berdecih. "BIARIN AJA LANG! BIARIN GUE MATI SEKALIAN!
UDAH ENGGAK ADA GUNANYA GUE HIDUP SEKARANG!" teriak Raja
keras.
Elang mendaratkan pukulannya dengan reflek ke wajah Raja yang sudah
lebam itu hingga tersungkur. "SIALAN LO! UDAH GUE BANTUIN
BUKANNYA BILANG TERIMAKASIH! TAHU GITU ENGGAK AKAN DEH
GUE LARANG SI KUTU BADAK INI BUAT NYEKIK LO SAMPE MATI
SEKALIAN!" geram Elang sambil menunjuk muka Panca dengan emosi.
Angkasa menggeleng heran. "Lo gimana sih Lang?! Belum juga satu
menit lo bilang ke Panca untuk jangan pake otot dan emosi, kenapa
sekarang malah lo yang jadi beringas gini?!" ujar Angkasa yang malah
membuat Elang menyengir. Astaga! Bisa meledak kepala Angkasa lama-
lama!
Panca menjitak kepala Elang. "Kok lo ngatain gue kutu badak?! Mata lo
katarak? Mana ada kutu badak yang ganteng kayak gue!" gusar Panca.
"Susah ya jadi orang ganteng, ada aja yang iri!" lanjut Panca dengan
percaya diri.
Angkasa menjitak kepala Panca tak kalah keras membuat Elang
menjulurkan lidahnya dengan raut wajah meledek kepada Panca.
"Sekarang bukan waktunya untuk bercanda, Panca Ksatria!" Angkasa
meninggikan suaranya.
Panca mendengus kesal. "Siapa yang lagi bercanda sih?! Memang
kalian semua itu enggak ada yang pernah bisa ngerti isi perasaan gue!
Kalian pikir enggak capek apa jadi orang ganteng?! Bela aja si Elang
terus!" Panca melipatkan kedua tangannya sambil memasang raut wajah
gusar. Panca sedang merajuk, dan itu malah membuat gelak tawa mereka
keluar begitu saja, termasuk Raja.
Dirga menggeleng heran sambil berjalan mendekati Raja. Dirga
berjongkok lalu membangunkan tubuh Raja hingga lelaki itu terduduk.
"Gimana? Otak lo udah sehat?" tanya Dirga membuat Raja berdecak.
Angkasa menjitak kepala Raja keras hingga lelaki itu meringis. "Biar isi
kepala lo bener lagi!" ujar Angkasa kesal.
Panca menepuk pundak Raja. "Lo enggak sendiri Ja, masih ada abang
Panca dan ketiga kutu badak ini di bumi." ujar Panca yang masih gusar.
"Ya, walaupun mereka enggak ada gunanya sih, tapi bisalah kalau untuk
sekedar disuruh-suruh." lanjut Panca membuat ketiga temannya
melemparkan erlingan perang kepadanya.
Raja tersenyum getir. "Harusnya gue yang berada di posisi itu." jawab
Raja dengan nada penyesalan.
Elang menghela napas. "Semua ini udah berjalan sesuai takdirnya Ja,
lo enggak bisa terus-terusan nyalahin diri lo sendiri." jeda sejenak.
"Bangkit Ja, gue tahu lo bukan laki-laki yang lemah." Elang mengacak
rambut Raja.
"Gini aja deh, biar lo enggak lesu-lesu amat, gimana kalau abang
Panca kenalin sama salah satu koleksi cewek yang abang Panca punya?
Dijamin aduhay pokoknya!" tawar Panca menggebu-gebu membuat yang
mendengar memutar mata dengan malas.
Angkasa berdecak. "Raja itu masih gagal moveon, jadi apa yang lo
lakuin itu enggak akan mempan." ujar Angkasa kepada Panca.
Elang mengangguk setuju. "Raja itu bukan playboy kayak lo, yang
seminggu sekali kudu ganti cewek! Kena tulah baru tahu rasa lo Ca!"
"Enggak usah lo pusing-pusing cari cewek lain, bawa aja si Ratu kesini,
kelar deh urusan!" ucap Dirga gamblang.
"Enak aja! Enggak sudi gue punya urusan lagi sama itu cewek!" decak
Raja kesal. "Enggak usah bahas dia deh! Bikin tambah sakit kepala aja!"
dengus Raja.
"Nanti juga balikan." celetuk Panca.
Raja berdecih. "Sampe si Elang cinta beneran sama si Rinai juga gue
enggak akan sudi balikan lagi sama si benalu itu!" ujar Raja dengan
gamblang.
"Sialan lo! Jangan bawa-bawa gue, emangnya lo pikir gue bakalan
cinta sama Rinai? Aduh, maaf-maaf aja, kalau sampe itu terjadi rela deh
gue diapain aja sama kalian!" ceplos Elang tanpa sadar. Mampus deh gue,
ini mulut enggak punya rem apa ya!
"Wah! Wah! Hati-hati lo Lang kalau ngomong! Anak SAKGAR selalu bisa
megang omongannya lho!" ujar Dirga.
Elang berdecih. "Gue bukan banci kali! Emangnya si Raja yang
kerjaannya cuma ngomong doang!" pancing Elang untuk mencari sekutu.
Temenin gue dong Ja!, Elang membatin.
Raja berdiri dengan gusar. "Seorang Raja Gemilang enggak akan
pernah ngejilat ludahnya sendiri!" jawab Raja yang sudah terpancing.
Angkasa menaikan satu alisnya. "Oh ya? Terus jaminan apa yang bisa lo
kasih untuk kita?" tanya Angkasa dengan nada menantang.
Raja melipatkan kedua tangannya sambil menatap satu persatu
temannya dengan angkuh. "Simak baik-baik ucapan gue, GUE ENGGAK
AKAN PERNAH SUDI BALIKAN SAMA CEWEK BENALU BERNAMA
RATU, dan kalau memang khayalan lo lo pada itu terjadi, oke gue
bakal........."
Dirga terkekeh mengingat kejadian haru campur menggelikan itu. Ah, dia
benar-benar ingin menemui para kutu badak itu dengan segera!. Walaupun
mereka memiliki sifat dan tingkah aneh yang berbeda-berbeda, justru itu lah
yang sebenarnya menyatukan mereka, hingga persahabatan mereka selalu
adem ayem sampai sekarang. Ia berharap persahabatan ini akan terjalin
selamanya. Bukan sampai Raja Gemilang kembali dengan Ratu, bukan
sampai Angkasa Laksmana menemukan pengganti baru, bukan sampai Elang
Guntur berhasil meluluhkan hati Rinai kembali, bukan sampai Panca Ksatria
si playboy cap badak itu bertobat dan mengalami hal pahit bernama galau
dalam hidupnya, dan bukan sampai dirinya sendiri, Dirga Margantara
menemukan sang tambatan hati. Tentu saja, bukan.
Persahabatan itu tidak bisa diukur dengan apapun.
Tidak bisa diukur dengan seberapa besar materi yang kamu miliki
sehingga kamu pantas atau tidak walau hanya untuk sekedar duduk
bersama.
Tidak bisa diukur dengan seberapa bagus paras yang kamu miliki
sehingga kamu pantas atau tidak walau hanya untuk sekedar berjalan
dengan sisi yang berdampingan di tempat yang ramai.
Tidak bisa diukur dengan seberapa pintar otak yang kamu miliki
sehingga kamu pantas atau tidak walau hanya untuk sekedar saling
berbincang atau beradu argumen satu sama lain.
Jadi, bersahabatlah dengan sikap apa adanya saja.
***
"Aduh, lagi jamannya sih temen makan temen."
"Muka polos enggak menjamin kelakuan bagus bos!"
"Jadi cewek munafiknya enggak ketolongan!"
"Cih! Benar-benar enggak tahu diri!"
Senja meremas-remas jemarinya sambil berusaha mengabaikan bisikan-
bisikan berisi hinaan untuknya dari beberapa murid perempuan di kelasnya.
Ia tidak mengerti sama sekali bagaimana bisa berita tersebut menjadi panjang
seperti ini dan menjalar kemana-mana.
Tidak ingin pikirannya makin kacau, akhirnya Senja memutuskan untuk
pergi ke toilet sebentar. Mungkin membasuh wajahnya dengan air bisa
meringankan sedikit sakit di kepalanya sekarang. Akan tetapi, saat ia hendak
berjalan menuju keluar kelas, seorang siswi bernama Wati, yang tak lain
adalah teman satu bangku Raya tengah menghalau kakinya hingga membuat
tubuhnya jatuh tersungkur ke lantai dan menimbulkan gelak tawa dari para
nenek sihir yang membencinya.
"Senja! Lo enggak apa-apa kan?"
Senja tersentak melihat Raya yang saat ini sudah berdiri sambil
mengulurkan tangannya dengan menampakan raut wajah khawatir yang sangat
dibuat-buat. Benar-benar palsu, Ia tahu benar bahwa Raya sedang melakoni
sebuah peran dalam skenario yang telah ia ciptakan sendiri saat ini. Ia pun
yakin bahwa pastilah Raya yang menyebarkan gosip yang tidak-tidak
tentangnya ke orang lain, sehingga bisa menimbulkan kericuhan seperti
sekarang ini. Sungguh licik!
"Aduh Raya, jangan terlalu baik deh sama orang!"
"Raya itu memang dasarnya baik, si cewek munafik itu aja yang enggak
tahu diri!"
"Harusnya dia bersyukur karena Raya masih ada sikap perduli! Kalau
gue jadi Raya, udah gue hempas jauh-jauh deh si anak kampung itu!"
"Urat malunya udah putus kali! Sadar diri dong, cewek munafik kayak
lo itu enggak pantes untuk bersaing dengan Raya!"
"Kak Angkasa ditawarin apasih sama dia? Heran deh! Bisa-bisanya kak
Angkasa ngebuang berlian hanya demi mungut cewek sampah kayak dia!"
Sakit. Itu yang Senja rasakan saat ini. Serendah itu kah yang mereka
pikirkan tentang dirinya?. Ia berusaha berdiri sekuat mungkin tanpa
menggubris uluran tangan dari Raya. Tidak mau berlama-lama lagi, akhirnya
ia melanjutkan langkahnya kembali menuju keluar kelas sambil menahan
cairan kristal di kedua sudut matanya.
Rindu memperhatikan gerak-gerik Raya yang menurutnya sangat janggal.
Sedari tadi ia hanya diam bukan karena ia tidak ingin membantu Senja, tapi
menurutnya Raya lah yang harus lebih perlu diselediki saat ini. Menurutnya,
Raya adalah sosok gadis yang tidak bisa dianggap remeh begitu saja. Gadis
itu benar-benar seperti duri dalam mawar.
Rindu tersenyum puas dalam hati saat memergoki Raya tengah menyeringai
tajam secara samar, saat Senja berlalu pergi. Itu semua membuktikan bahwa
analisa ia sedari tadi tidaklah salah. Bisa ia rasakan bahwa saat ini Raya
tengah melemparkan tatapan dingin kepadanya, tapi maaf-maaf saja, Saya
tidak takut.
Saya memang dari kampung, tapi saya bukan gadis bodoh yang tidak
bisa menyadari rencana licik kamu sekarang ini!
Rindu beranjak dari kursi. Ia memutuskan untuk mencari Senja sekarang
juga. Ia yakin sekali gadis itu tengah menangis dengan sembunyi-bunyi saat
ini. Menjalin persahabatan dengan Senja sedari kecil, membuatnya bisa
mengenali bagaimana sifat sahabatnya itu, lebih dalam dari yang lain.
Rindu melangkahkan kakinya dengan kelimpungan, ia benar-benar tidak
menemukan Senja dimana-mana. Bahkan ia sudah menunggu gadis itu di
depan pintu toilet perempuan sedari tadi, tapi hasilnya nihil.
Bel istirahat yang menggema akhirnya membuat Rindu bernapas lega. Itu
berarti ia masih mempunyai waktu untuk mencari Senja lebih lama lagi. Ia
menyeka butiran keringat yang sudah menghiasi dahinya saat ini, sejenak ia
mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Ia mengerutkan keningnya. Saya
lagi dimana sih?!, Rindu tersesat. Ia merutuki dirinya sendiri yang tidak
sadar kemana langkah kakinya membawa tubuhnya sedari tadi.
Suara sayup-sayup tengah menembus kedua daun telinga Rindu secara tiba-
tiba. Merasa penasaran, akhirnya ia memutuskan untuk berjalan mendekati
sumber suara yang menurutnya berasal dari belakang gudang tua yang sudah
ia lihat sedari tadi. Ia pun bersembunyi di balik semak dengan hati-hati.
"Oke! Gue kasih cewek itu waktu selama satu bulan, tapi kalau sampai
kerja dia enggak bagus, siap-siap aja keluarganya yang akan kena
imbasnya!"
"Lo tenang aja, gue yang jamin kalau dia pasti akan berhasil."
"Good girl! Lo memang paling bisa diandalkan."
"Gue harus pergi ke kelas sekarang, gue enggak mau sampai ada anak
GARUDA yang memergoki kita berdua sekarang ini."
"Jangan lupa bawa cewek itu ke markas malam ini. Bagaimanapun juga,
gue harus cuci otak dia sedikit untuk lebih melancarkan rencana kita."
"Gue enggak akan lupa, dan lo enggak perlu ingetin gue berkali-kali.
Lebih baik lo pergi sekarang."
"Oke, gue harap semua omongan lo itu bisa terjamin. Gue pergi dulu."
Rindu meringkuk lebih dalam sambil mengamati seorang gadis yang ia
yakini adalah si pemilik suara yang ia dengar sedari tadi. Gadis itu muncul
dari belakang gudang tua itu sambil mengedarkan pandangan ke
sekelilingnya, yang menurut Rindu sangat benar-benar mencurigakan. Akan
tetapi ada satu hal yang menjanggal pikirannya sekarang ini, kemana si laki-
laki pemilik suara berat itu?.
Selang sepuluh menit berlalu, dengan situasi yang menurutnya sudah cukup
aman, akhirnya Rindu memberanikan diri untuk berjalan mendekati gudang
tua itu dan memutarinya dengan hati-hati. Ia terkejut saat mendapatkan sebuah
pintu besi berkarat yang telah terbuka menganga dan menampilkan semak
belukar yang tidak begitu lebat. Ia yakin sekali ini adalah jalan keluar rahasia
yang biasa digunakan oleh para murid SMA GARUDA yang ingin membolos.
Ah! Pasti laki-laki si pemilik suara berat itu kabur lewat pintu ini!
"Oh, jadi ini salah satu komplotan cepu di GARUDA?"
***
Angkasa menatap ponselnya dengan gusar. "Si jomblo akut itu kemana
sih?" gerutu Angkasa.
"Santai kali Sa, paling juga dia lagi molor entah dimana." jawab Panca
sambil mengaduk es jeruknya.
Raja mengangguk. "Udah kayak bapak nyariin anaknya aja lo Sa!" ujar
Raja.
Angkasa menghela napas. "Elang juga kemana coba? Main ngilang aja!"
gerutu Angkasa kembali sambil mengedarkan pandangannya.
"Paling juga lagi main bola sama anak kampung sebelah Sa, abis maghrib
juga pulang." jawab Raja asal.
Panca terkekeh geli. "Harusnya lo gandeng terus mereka berdua Sa, biar
pada enggak kabur!" ledek Panca. "Iket pake tali kalau perlu Sa!"
Angkasa menjitak kepala Panca. "Sialan lo! Gue lagi serius Ca, ada yang
perlu gue bicarain sama kalian semua sekarang." ujar Angkasa serius.
Raja mengerutkan keningnya. "Masalah apa?" tanya Raja heran.
Belum sempat Angkasa menanggapi, seorang gadis tiba-tiba datang ke
meja mereka sambil menebarkan senyuman yang menurut Angkasa sangat
menjijikan. Wah ada nenek sihir kesasar!
"Hai, Raja! Gue boleh ya duduk disamping lo."
Raja menoleh seketika. Fara? Ngapain lagi sih ini cewek kesini segala?!.
"Masih banyak kursi kosong. Pergi sana!" jawab Raja ketus.
Tanpa memperdulikan jawaban Raja, Fara segera duduk disamping Raja
sambil memasang sikap merajuk. "Raja kok galak banget sih!" Fara memeluk
lengan Raja.
"WADAWWWWW main pegang-pegang aja! Hati-hati Nek, diamuk
mantannya baru tahu rasa lho!" ujar Panca kepada Fara.
Fara menaikan satu alisnya. "Mantan? Oh, si anak napi itu maksud lo?"
jawab Fara sambil berdecih membuat Raja menggeram.
"EMANGNYA KENAPA KALAU RATU ANAK NAPI?"
Teriakan seorang gadis membuat seisi kantin mengalihkan pandangannya
ke asal sumber suara. Ratu berjalan mendekat ke meja geng TEMPUR tanpa
mengalihkan pandangannya sedikitpun kepada Fara.
Raja tersenyum melihat kedatangan Ratu. Gadis itu sekarang tengah berdiri
sambil melipatkan kedua tangannya dengan sorot mata penuh tantangan.
Hajar sayang!, Raja menyemangati Ratu dalam hati sambil melanjutkan
makan kembali dengan sengaja, ia masih ingin melihat wajah cemburu Ratu
yang menurutnya sangat menggemaskan itu.
"EH ADA ENENG RATU, BARU JUGA ABANG PANCA OMONGIN,
SEKARANG UDAH MAIN NONGOL AJA! IKATAN BATIN KITA
TERNYATA KUAT JUGA YA!!" ujar Panca menggebu-gebu.
"Waduh, perang dunia sebentar lagi dimulai nih! Siap-siap Ca!" Angkasa
menepuk-nepuk pundak Panca.
Ratu menatap tajam Fara. "Jangan sentuh Raja! Lepasin tangan Fara
sekarang juga!" Ratu meninggikan suaranya.
Fara membalas tatapan Ratu dengan sinis. "Emangnya lo siapa?! Mending
lo pergi sekarang! Lo itu enggak cocok ada disini!" bentak Fara.
Ratu menarik Fara kasar hingga gadis itu meringis. "Berdiri sini, lawan
Ratu!" teriak Ratu geram membuat Angkasa dan Panca ternganga tidak
percaya, selama mereka mengenal Ratu, baru kali ini mereka melihat
kemurkaan gadis itu. Lanjutkan Ratu!
Fara berdiri lalu mendorong tubuh Ratu. "Berani ya lo sama gue!
Emangnya lo itu siapa pake acara larang-larang gue untuk deket-deket
Raja?!" teriak Fara.
Ratu membalas dorongan Fara. "RAJA ITU PACAR RATU!! DIA ITU
CUMA CINTA SAMA RATU!!" teriak Ratu lantang membuat Raja tersedak.
"Sadar diri dong nenek sihir!" ujar Ratu membuat gelak tawa yang mendengar
meledak.
"WADAWWWWWW, JADI LO BENERAN UDAH BALIKAN SAMA
RATU JA?" Panca mengeraskan suaranya dengan sengaja agar Fara bisa
mendengarnya.
Raja mengangguk. "Iya." jawab Raja membuat Ratu tersenyum menang
walaupun sedikit kesal karena sikap cuek Raja saat ini.
"MAKINNNN PANAAAS SAYAAANGGG," ujar Angkasa yang masih
semangat menonton.
Ratu berjalan mendekati Fara. "Ratu kasih tahu ya! Jangan pernah
kecentilan lagi sama Raja! Raja itu pacar Ratu! Sekali lagi Ratu lihat Fara
pegang-pegang Raja, Ratu acak-acak tuh muka Fara yang enggak seberapa!"
teriak Ratu sambil menunjuk-nunjuk wajah Fara.
Angkasa menelan ludah. "Dahsyat, pacar lo bisa ganas juga Ja!" bisik
Angkasa sambil menyikut Raja.
Raja memandang Ratu dengan bangga. Ia tahu Ratu bukanlah sosok gadis
yang lemah. Ratu hanya terlalu baik, benar-benar baik. Sehingga membuat
orang-orang sering memandang gadis itu dengan remeh. Mereka pikir Ratu
sama sekali tidak memiliki rasa berani dalam dirinya untuk melawan siapa
saja yang menindasnya, dan Raja telah membuktikannya bahwa semua itu
salah.
"MANTAAAAP SAYAANGGG LANJUTKAANN!!" teriak Panca sambil
bertepuk tangan. "AKU PADAMU RATUUUUU!!" Panca melemparkan
simbol jari berbentuk hati kepada Ratu.
Fara mengepalkan tangan kuat, wajahnya sudah memerah karena malu saat
ini. Ia menghentakkan kakinya kasar dan berbalik untuk pergi dari tempat itu
segera. Ia benar-benar akan membalas semua ini!
Saat Fara berbalik, tiba-tiba tubuhnya menabrak seorang gadis yang tengah
membawa segelas es jeruk di satu tangannya. Fara terpekik geram saat
melihat seragam sekolahnya sudah basah. "LO ENGGAK PUNYA MATA
HAH?!" teriak Fara sambil menatap gadis yang ada didepannya dengan
tajam.
"Wah makin seru aja nih! Nenek sihir VS Cewek Galak SMA GARUDA!"
ujar Angkasa kepada Raja dan Panca.
Sila membalas tatapan tajam Fara. "Lo kali yang enggak punya mata!
Enggak liat apa ini mata gue ada dua?!" jawab Sila galak. "Kalau berantem
itu jangan di kantin! Percuma ini sekolah punya lapangan segede gaban kalau
enggak dimanfaatin! Ganggu orang yang lagi makan aja!" sindir Sila membuat
Ratu merasa tidak enak hati.
Fara menggertakan giginya keras. "Nyolot juga ya lo jadi adik kelas!
Kurang ajar!" geram Fara lalu melayangkan satu tangannya untuk menampar
wajah Sila.
Panca berdiri lalu menahan tangan Fara dengan reflek. "Lo enggak
mandang ada geng TEMPUR disini? Berani cari masalah lagi?" bisik Panca
dingin membuat Fara sedikit bergidik. "Lo enggak lupa kan siapa yang
berkuasa disini? Gue harap lo sadar tempat lo dimana." Panca bisa
merasakan tubuh Fara sudah gemetar.
Panca menghempaskan tangan Fara kasar. Ia benar-benar muak melihat
kelakuan nenek sihir satu ini. Panca melemparkan pandangannya kepada
kedua temannya yang masih duduk dengan manis sambil menyeruput es jeruk
di tangan masing-masing, tanpa enggan membantunya sama sekali. Sialan
memang!, "Cabut sekarang!" ujar Panca membuat Angkasa dan Raja langsung
beranjak berdiri.
Panca berbalik tanpa melirik Sila sama sekali. Ia tidak ingin gadis galak
itu merasa besar kepala. Belum juga Panca melangkahkan kakinya lebih jauh,
lengannya sudah dicekal terlebih dahulu oleh gadis itu. Panca menghela
napas, lalu menoleh. "Apa?" tanya Panca datar.
"Kita perlu bicara."
———————————————————————-
——————————————————————————
FOLLOW INSTAGRAM @WATTPADRERE DAN @RERETRSS
JOIN GROUP LINE RUR? BUKA PROFILE WATTPAD AUTHOR
DAN KLIK LINKNYA! YUK KITA SERU-SERUAN BARENG PARA
TOKOH!
JANGAN LUPA BACA SEQUEL ELANG! BUKA DAN FOLLOW
PROFIL AUTHOR!
JANGAN LUPA TONTON VIDEO KECIL DARI RAJA UNTUK RATU
DI INSTAGRAM @wattpadrere

FOLLOW INSTAGRAM
@wattpadrere
@reretrss
@raja.gemilang
@ratusetiawijaya
@elang.gunturr
@fara.aradila
@raja.gemilang
@angkasa_laksmana
@nadiaa_saraswatii
@senjaalana
@rinaihujann
@raya_indahh
@anggi_ppitaloka
@rinduserunii
@dirga_margantara
@panca.kstria
@diba_saidira
@aldimahesa_
@ristisekaar
@sila_putriana
@sherina.halim
@aksaraprabudi
@helen_adisti
@jehavictoria
@gamal_kusuma
@bimaorlandoo_
@jiroofernando
@gengtempur
@garudacheerleader
Post bagian mana yang paling kalian suka di part ini di instastory, dan
tag @wattpadrere untuk author repost ❗
JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW INSTAGRAM RAJA UNTUK
RATU @wattpadrere ! ! Disana author akan sering-sering post spoiler
bagi yang enggak sabar liat part selanjutnya! ❤
I love u xoxo
41. MENCINTAI SENDIRIAN

Rose girls in glass vases


Perfect bodies, perfect faces
They all belong in magazines
Those girls the boys are chasing
Winning all the games they're playing
They're always in a different league
Stretching toward the sky like I don't care
Wishing you could see me standing there
But I'm a sunflower, a little funny
If I were a rose, maybe you'd want me
If I could, I'd change overnight
I'd turn into something you'd like
But I'm a sunflower, a little funny
If I were a rose, maybe you'd pick me
But I know you don't have a clue
This sunflower's waiting for you
Waiting for you
🎼 Sunflower-Shannon Purser 🎧

[JANGAN LUPA FOLLOW & VOMMENT YA, KARENA ITU BERHARGA


BANGET BUAT AUTHOR ❤ DAN JANGAN LUPA PUTAR MULMED
YANG SUDAH AUTHOR SEDIAKAN UNTUK KALIAN, SELAMAT
MEMBACA SEMUA ❤]

41. MENCINTAI SENDIRIAN


Ratu berlari kecil menuju kelasnya sambil menyembunyikan rona merah di
wajahnya. Raja nyebelin!, Raja berhasil membuatnya salah tingkah setengah
mati. "Gimana Ratu enggak makin sayang sama Raja, kalau tiap hari Ratu
dibikin senyum-senyum sendiri begini!" gumam Ratu pelan.
"Ratu!"
Lamunan Ratu akan Raja buyar begitu saja saat mendengar seseorang
memanggil namanya. Ratu menoleh ke sumber suara segera, Rinai?. Ratu
tersenyum lebar. "Rinai!" panggil Ratu sambil berjalan mendekati Rinai.
"Ratu, ada hal penting yang harus gue bicarain sama lo." ujar Rinai sambil
mengedarkan pandangan ke sekelilingnya, seperti tidak ingin ada siapapun
yang mendengarnya.
Ratu mengerutkan keningnya. "Hal apa Rinai? Rinai enggak apa-apa kan?"
tanya Ratu dengan nada sedikit cemas.
Rinai menggeleng pelan. "Enggak, gue baik-baik aja kok." jeda sejenak.
Rinai menatap Ratu serius. "Ratu, lo harus lebih hati-hati lagi mulai
sekarang. Pulang dari kerja semalam, gue diuntit Sergio sampe di
persimpangan. Beruntungnya gue berhasil bikin dia lengah. Gue takut Ratu,
laki-laki itu enggak bisa kita anggap remeh." ujar Rinai gelisah dengan suara
pelan.
Tubuh Ratu mematung seketika. Sergio?! Apa yang sebenarnya laki-laki
itu mau!. Ratu menatap Rinai dengan sorot panik dan tak kalah takut. "Rinai
baik-baik aja kan?! Sergio enggak ngelukain Rinai kan?! Ratu harus gimana!
Sergio?! Apa mau dia Rinai! Ratu har—"
Rinai mengguncangkan kedua bahu Ratu. "Gue enggak apa-apa, Ratu! Lo
harus tenang sekarang, semakin lo panik, itu akan makin memperbesar rasa
takut lo." Rinai berusaha menenangkan Ratu. Ia tahu gadis itu benar-benar
takut sekarang, dan menurutnya itu adalah hal yang wajar mengingat
bagaimana tindakan Sergio kepadanya.
"Ratu harus bertindak. Mungkin Ratu harus cari Sergio, dan bicarain
masalah ini secara baik-baik dengannya. Ratu harus tahu apa sebenarnya yang
laki-laki itu mau dari Ratu!" ujar Ratu membuat Rinai berdecak kesal.
"Ratu! Sergio itu bahaya, lo enggak akan bisa bicara baik-baik sama dia,
yang ada malah dia nyakitin lo lagi untuk ke sekian kalinya. Belajar dari yang
udah-udah Ratu!" Rinai mulai meninggikan suaranya. Ia tidak akan
membiarkan Ratu disakiti lagi oleh psikopat itu. Tidak akan!
Ratu menghembuskan napas kasar. "Terus, apa yang harus Ratu lakuin
sekarang? Kalau Ratu hanya diam, bisa-bisa bukan Ratu aja yang Sergio
sakitin, tapi orang terdekat Ratu juga pasti akan kena imbasnya, termasuk
Rinai. Ratu enggak mau hal itu terjadi!"
"Ratu, gimana kalau mulai sekarang lo tinggal di rumah gue?, Sergio itu
orang yang nekat, Ratu. Gimana kalau dia sampe tahu, kalau sekarang lo udah
tinggal sendiri? Bisa aja kan dia tengah malam nyusup ke rumah lo dan
nyakitin lo lagi seperti kemarin?!" Rinai mulai panik.
Ratu menggeleng. "Enggak, Rinai. Ratu udah terlalu banyak merepotkan
orang lain. Rinai tenang aja, kontrakan Ratu lingkungannya cukup terbilang
ramai kok. Ratu bisa teriak kalau ada hal yang mencurigakan terjadi." tolak
Ratu.
Rinai mendengus kesal. "Gue harap lo pertimbangin lagi tawaran gue.
Manusia kalau udah dendam, pasti akan gelap mata Ratu." ujar Rinai
berusaha untuk meyakinkan Ratu.
Belum sempat Ratu menanggapi, bel masuk telah berbunyi terlebih dahulu.
"Lebih baik sekarang Rinai ke kelas, jam istirahat udah selesai." ujar Ratu
yang dibalas dengan anggukan Rinai. "Mulai sekarang Rinai harus lebih hati-
hati ya. Kita bicarain masalah ini lagi di caffe nanti." ujar Ratu kembali.
Rinai mengangguk samar. "Kalau gitu gue ke kelas dulu, dan jangan lupa
untuk pertimbangin baik-baik semua ucapan gue. Bye! Selamat belajar!"
Rinai beranjak pergi sambil melambaikan tangannya.
Ratu memandang kepergian Rinai dengan tatapan khawatir. Jujur saja, ia
takut kalau-kalau Sergio memiliki niat untuk menyakiti Rinai. Haruskah ia
berdiam diri sementara Sergio sudah mulai melakukan aksinya secara
perlahan? Sebenarnya dendam apa yang Sergio miliki untuknya? Semua ini
membuat hidupnya bertambah kacau balau.
Ratu berjalan menuju kursinya, sesekali ia melirik kursi Anggi yang sudah
kosong selama tiga hari ini. Kemana sebenarnya Anggi?, semenjak hari
pertengkaran Rinai dan Anggi, gadis itu tidak terlihat lagi. Ratu sangat
merasa bersalah, ia takut semua ucapannya tengah melukai hati Anggi sampai
sekarang ini. Sejujurnya ia ingin sekali bertanya kepada Jeha, tapi melihat
gadis itu bersikap cuek seperti tidak mau tahu apa-apa, ia mengurungkan
niatnya saat itu juga.
Ratu duduk di kursi sambil bersandar ke dinding yang ada disampingnya.
Baru saja ia merasa bahagia karena telah membaiknya hubungannya dengan
Raja, sekarang ia harus merasakan rasa cemas yang lebih luar biasa lagi
karena seorang laki-laki bernama Sergio. Bunda, Ratu harus apa?
Ratu menghela napas lelah sambil mengeluarkan buku beserta alat tulis
yang ada di dalam laci mejanya. Tiba-tiba selembar foto tengah terjatuh ke
lantai membuat Ratu sedikit tersentak. Ia merunduk sesaat lalu diraihnya
selembar foto tersebut dengan cepat. Setelah menegakan tubuh kembali,
merasa penasaran Ratu membalik selembar foto itu dengan hati-hati. Oh
tidak!, Bagaikan petir di siang bolong, Ratu membelalakan matanya bersama
dengan wajah yang sudah memucat. Ini benar-benar gila!
"HAMA PERTAMA SELESAI ✔"
Ratu membaca tulisan tersebut dengan bibir yang gemetar. Bukan karena
tulisan itu yang membuatnya takut, akan tetapi objek yang ada dibalik foto itu.
Ratu memasukan segera selembar foto itu ke dalam tas nya. Ia mengedarkan
pandangan ke sekitarnya sambil memperhatikan satu persatu murid di
kelasnya dengan rasa curiga. Siapa yang dengan sengaja meletakkan foto
ini ke dalam laci Ratu?!
Ratu berpikir keras. Apa semua ini ulah Sergio?, Ia merutuki dirinya
sendiri yang tidak tahu harus berbuat apa. Raja? Haruskah Ratu menceritakan
semua ini kepada Raja? Enggak! Ini terlalu bahaya untuk Raja!. Ratu
merasa benar-benar putus asa. Ia tidak bisa menyangkut pautkan orang lain
lagi. Semakin banyak orang lain yang mengetahui hal ini, semakin gencar juga
Sergio menyakiti orang-orang tersebut. Bunda, tolong Ratu!
"INI YANG AKAN GUE LAKUIN KE SEMUA ORANG TERDEKAT LO!
GUE ENGGAK AKAN MAIN-MAIN!"
Ratu masih mengingat akan ancaman Sergio di hari itu. Rinai benar, Sergio
tidak bisa dianggap remeh lagi. Haruskah ia mempertimbangkan tawaran
Rinai? Ah, Ratu memang hanya bisa merepotkan orang lain saja!. Ratu
menghela napas lelah. Ayah, andai Ayah ada disini bersama Ratu, pasti
Ratu tidak akan setakut ini. Ratu butuh Ayah.
Rasa kesedihan tiba-tiba melanda Ratu. Entah kenapa hidupnya menjadi
berat seperti ini semenjak satu musibah menimpa keluarganya. Seolah-olah
musibah itu adalah sebuah pintu untuk membuka musibah-musibah yang
lainnya agar masuk ke dalam hidupnya. Ratu rindu hidup Ratu yang dulu,
Tuhan.
Melihat guru yang sudah masuk ke dalam kelas, Ratu segera memfokuskan
kembali pikirannya saat itu juga. Masalah ini tidak boleh mengganggu
konsentrasinya untuk belajar. Ia harus mendapatkan beasiswa untuk bisa
melanjutkan pendidikannya di bangku perkuliahan. Tahun ini adalah tahun
kelulusannya, ia tidak punya banyak waktu untuk berleha-leha atau
memikirkan hal lain yang bisa mengganggu belajarnya. Fokus Ratu!
Belum juga sampai sepuluh menit, konsentrasi Ratu terpecah kembali saat
melihat sebuah benda yang tidak asing di dalam kotak pensil merah mudanya.
Ratu menggenggam benda tersebut dengan tatapan sendu. Ginanjar Prabudi.
Ratu membaca ukiran yang ada di bandulan kunci motor itu dalam hati. Ia
tersenyum tipis sejenak. Aksara? Ratu rindu Aksara.
"Iyalah, itu motor kesayangan gue. Itu salah satu kenangan gue dengan
bokap, sebelum beliau pergi meninggalkan dunia"
"Kehilangan nyawa pun gue siap Ratu, apalagi untuk ngelindungin
sesuatu yang berharga di hidup gue. Termasuk lo"
Benar, Ratu memang merindukan Aksara. Ratu Rindu saat melewati
momen bersama lelaki itu seperti dulu. Aksara adalah salah satu sahabat yang
cukup berharga untuknya. Ada rasa sakit tersendiri saat ia melihat sorot luka
dikedua mata Aksara pada hari itu. Ia harus menemui Aksara, bagaimanapun
juga hubungan antara diirnya dengan lelaki itu harus diperbaiki segera.
Ratu menatap kunci motor Aksara sekali lagi sambil tersenyum tipis.
Aksara, walaupun kerjaan Ratu cuma nyakitin Aksara aja. Seenggaknya,
Ratu udah berhasil menyelamatkan salah satu barang yang sangat
berharga bagi hidup Aksara. Aksara pasti seneng, Ratu jamin!
Ratu menyimpan kunci motor tersebut kembali ke dalam tas ranselnya di
tempat yang cukup aman. Ia memejamkan mata sejenak sambil menghela
napas kembali. Bayangan sosok Aksara muncul saat itu juga, membuat
hatinya menghangat.
Terimakasih Aksara, terimakasih karena pernah menganggap Ratu
berharga disaat yang lain membuang Ratu sejauh mungkin dari hidupnya.
Jangan mencintai sendirian lagi Aksara, sudah cukup. Jangan sakiti hati
Aksara lebih jauh lagi.
Sudah waktunya Aksara beranjak.
Semoga Aksara selalu bahagia.

***

"Jadi, cowok yang lo maksud itu ternyata kak Angkasa?!" Erna menatap
Raya tidak percaya.
Raya mengangguk. "Iya, pokoknya gue bakal dapetin kak Angkasa
bagaimanapun caranya!" tegas Raya.
Ranti menatap Senja yang sudah tertunduk diam. "Jaga perasaan Senja
dong Ray! Lo tahu sendiri kan, sebelum lo suka sama kak Angkasa, Senja
udah cinta mati duluan sama itu laki-laki?!" Ranti meninggikan suaranya
membuat Raya menegakan kepala seketika.
Raya melipatkan kedua tangannya dengan gusar. "Terus kenapa?
Perasaan kan enggak bisa dibohongin! Iya enggak Sen?" tanya Raya
kepada Senja. Raya benar-benar tidak terima akan ucapan Ranti
kepadanya.
"Eh? I..iya Ray, itu hak kamu kok untuk suka sama siapa aja. Lagian,
perasaan kan memang enggak bisa dipaksain. Udah ya, kita jangan
berantem lagi. Semangat ya Ray, semoga lancar dengan kak Angkasa."
jawab Senja dengan hati yang berat.
Ranti menghela napas. "Terserah kalian aja deh, tapi gue yakin suatu
saat hal ini pasti akan jadi masalah. Kita tunggu aja hal itu terjadi. Tapi,
satu hal yang perlu kalian ingat masing-masing. Siapapun yang kak
Angkasa pilih, gue harap kalian bisa terima semua itu dengan lapang
dada. Cowok enggak cuma satu di bumi ini, ada banyak dan gampang
dicari. Tapi sahabat? Kalian pikir aja sendiri gimana susahnya untuk
didapetin, gue harap kalian pikir baik-baik lagi semua ucapan gue." Ranti
beranjak dari kursi lalu pergi tanpa permisi dan disusul dengan Erna
selanjutnya.
Raya menatap Senja tajam. "Gue harap lo bisa lupain perasaan sepihak
lo itu secepat mungkin. Gue udah kasih lo ultimatum dari sekarang, jadi
gue enggak akan tanggung jawab lagi kalau suatu saat hati lo sakit sendiri
ngeliat gue dan Angkasa bahagia bersama." ujar Raya penuh penekanan.
Senja mengangguk lemah. "Iya, kalau memang kak Angkasa bahagianya
sama Raya, aku enggak apa-apa kok. Lagian, kak Angkasa juga enggak
kenal aku. Jadi, kamu tenang aja. Aku enggak akan ganggu hubungan
kamu dengan kak Angkasa sama sekali kok." jawab Senja sambil
tersenyum getir.
"Baguslah kalau lo sadar diri. Lo tahu sendiri kan? Gue adalah tipe
orang yang enggak suka berbagi. Kalau memang lo masih mau bersahabat
sama gue, kubur dalam-dalam perasaan lo ke Angkasa dengan segera. Gue
rasa lo cukup pinter untuk mencerna semua kalimat yang keluar dari
mulut gue, Iya kan Senja?" ujar Raya dengan nada penuh penekanan.
Raya dan Senja saling bertukar pandang satu sama lain, entah
persahabatan seperti apa yang mereka jalani saat ini. Sekuat ini kah
ternyata pengaruh seorang Angkasa Laksmana untuk mereka berdua?.
Jadi, siapa yang harusnya lebih baik mengalah?
Satu bulan kemudian, setelah ultimatum Raya terlontar.
"Senja! Senja!" Raya memanggil Senja dengan keras.
Senja menoleh seketika. "Raya? Kamu ngapain lari-lari? Bahaya tahu!"
ujar Senja cemas.
Raya mengguncang kedua bahu Senja kuat. "Senja!! KAK ANGKASA
NEMBAK GUE!!! KAK ANGKASA NEMBAK GUE SENJA!! AKHIRNYA
GUE DAN DIA RESMI JADIAN MULAI SEKARANG!!" teriak Raya lalu
memeluk Senja dengan senang. "GUE BAHAGIA BANGET SENJA!! GUE
BAHAGIA!!"
Senja membalas pelukan Raya dengan mata yang sudah memanas. Ia
tidak menyangka ternyata patah hati rasanya sesakit ini. "Selamat ya Ray,
semoga hubungan kamu dengan kak Angkasa selalu lancar." ucap Senja
yang hampir tercekat.
Raya mengangguk cepat. "Gue enggak akan lepasin kak Angkasa untuk
siapapun! Gue sayang banget sama dia Sen! Gue bahagia akhirnya kak
Angkasa sadar akan keberadaan gue! Gue bahagia.." ujar Raya yang
masih memeluk Senja erat.
"Aku.. aku seneng kalau kamu seneng Ray.." Senja mulai terisak. Ia
benar-benar tidak bisa lagi membendung tangisnya. Ia sakit itu sudah
jelas.
Raya melepaskan pelukannya. Raya menatap Senja dengan tertegun.
"Lo ikhlas kan ngelepasin kak Angkasa untuk gue?" tanya Raya dengan
serius.
Senja mengangguk. "Aku ikhlas." jeda sejenak. "Kamu beruntung Ray,
walaupun aku dan kak Angkasa enggak punya hubungan apa-apa, tapi aku
tahu kok dia itu adalah lelaki yang baik." jawab Senja dengan lapang
dada.
Raya berdeham. "Gue jadi enggak enak sama lo Sen, gue minta maaf
kalau lo jadi sesakit ini." ujar Raya yang entah tulus atau hanya sekedar
basa-basi saja.
Senja menggeleng. "Itu resikonya dari mencintai sendirian. Aku yang
ciptain rasa sakit itu sendiri, bukan kamu ataupun kak Angkasa. Jadi,
kamu enggak perlu minta maaf, karena semua itu adalah salah aku
sepenuhnya. Aku yang mengawali, dan aku yang harus mengakhiri." Senja
menyeka air matanya yang sedari sudah lolos begitu saja. Ia benar-benar
bodoh! Harusnya ia tidak perlu berlebihan seperti ini.
"Ray?"
"Iya?
"Buat kak Angkasa bahagia ya."
Senja berjalan menyisiri lorong sekolah dengan tatapan kosong,
lamunannya akan Raya dan Angkasa makin menjadi akhir-akhiri ini. Ia
bertanya-tanya dalam hati, benarkah bahwa ia hanyalah seorang perusak?.
Sungguh, ia sama sekali tidak pernah memiliki niat untuk menghancurkan
hubungan asmara sahabatnya itu.
Andai saja perasaan itu bisa kita atur dengan sesuka hati, jangankan untuk
menjalani, mengawali pun rasanya ia sudah enggan bila akhirnya akan
menjadi sesulit ini.
"Gue sayang lo Raya!"
Senja menghentikan langkahnya saat mendengar suara samar dari bawah
sudut anak tangga yang ada di ujung koridor sekolah. Ia merapatkan tubuhnya
segera dibalik dinding yang jaraknya tidak jauh dari sumber suara tersebut.
Raya? Dia lagi bicara sama siapa?
"Jangan ganggu gue lagi! Harus berapa kali gue bilang kalau gue
enggak punya perasaan apa-apa sama lo!"
"Apa semua ini karena si Angkasa sialan itu?! Apa hebatnya dia Ray?!
Lo harus sadar Ray! Siapa yang selama ini selalu ada buat lo!"
"Lo yang harusnya sadar diri! Lo dan Angkasa itu beda jauh! Bahkan
kalian berdua itu enggak pantes hanya untuk sekedar dibandingin!"
"Kita lihat aja nanti, kita lihat apa lo masih bisa bicara selantang ini
disaat Angkasa udah habis ditangan gue sendiri! Lo enggak percaya huh?
Omongan gue bakal terbukti kali ini Ray!"
Senja menahan degup jantungnya yang cepat itu sekuat mungkin. Ia tidak
menyangka bisa terjebak disini dengan isi pembicaraan yang super penting
ini. Kak Angkasa harus tahu!, Ia harus memperingatkan Angkasa untuk lebih
berhati-hati mulai sekarang. Walaupun sebenarnya Angkasa adalah salah satu
orang yang berpengaruh besar di GARUDA dan memiliki dekengan yang
banyak, tak bisa ia pungkiri bahwa rasa khawatir tengah menyelimuti hatinya
saat ini. Ia harus tahu siapa lelaki yang saat ini tengah menjadi lawan
bicara Raya!
Senja memutar otak keras untuk mengingat siapa-siapa saja lelaki yang
mengejar-ngejar Raya. Ah, tapi semua itu malah makin membuatnya
bertambah pusing saja. Terlalu banyak. Iya, terlalu banyak murid laki-laki di
SMA GARUDA ini yang mengidolakan seorang Raya Indah Lestari. Bukan
hanya paras nya saja yang cantik, tapi gadis itu juga terkenal dari kalangan
keluarga yang tajir melintir.
"Sialan! Jangan pernah sentuh Angkasa!"
Senja termangu seketika. Sebegitu besarkah rasa sayang Raya untuk
Angkasa?, Mungkin semua orang benar, dirinya hanyalah sebatas jurang
diantara kebahagiaan kedua orang itu. Sadar diri Senja, kamu itu bukan
siapa-siapa!. Senja menghela napas lalu memutuskan untuk pergi saat itu juga
dengan langkah yang sedikit gontai. Ia tidak boleh ikut campur lagi, karena
pada awalnya, hanya ada Angkasa dan Raya dalam cerita ini, bukan dirinya
atau orang lain.
Raya memandang tajam laki-laki yang ada di depannya saat ini. "Angkasa
enggak salah apa-apa, jangan libatin dia dalam hubungan kita sekarang ini!"
ujar Raya sedikit geram.
"Kenapa? Lo takut kalau omongan gue bener-bener terbukti huh?!" laki-
laki itu menantang Raya.
Raya menaikan sudut bibirnya. "Gimana kalau kita berdua buat sebuah
kesepakatan sekarang? Gue akan pertimbangin perasaan lo sepenuhnya, asal
lo bisa penuhin satu syarat yang gue kasih. Gimana? Tertarik?" Raya mulai
memanfaatkan keadaan. Laki-laki bodoh!
Laki-laki itu berdecih. "Raya, Raya, lo pikir gue bego? Omongan lo mana
bisa dipercaya!"
Raya menghembuskan napas kasar. "Gue serius, lo bisa pegangin omongan
gue kali ini." ujar Raya meyakinkan. "Gimana? TAKE IT OR LEAVE IT?"
tanya Raya dengan penuh penekanan.
"Oke Fine! Jadi, apa syaratnya?"
***
Suasana Warkop saat ini bisa terbilang cukup ramai seperti biasanya,
siapa lagi kalau bukan SAKGAR lah yang menjadi alasannya. Ibu Sri sebagai
pemilik Warkop pun tak jarang merasa kewalahan menghadapi celotehan atau
candaan anggota SAKGAR, yang sudah ia anggap sebagai anak sendiri tiap
harinya.
"KAU CANTIK HARI INIIIII (JREEENGGG) DAN AKU
SUKAAAAAAAAAAAAA, KAU LAIN SEKALIIIII (JREEENG) DAN
AKU SUKAAAAAAAAAAA.." Panca bernyanyi sambil memainkan ukulele
kepunyaan Gamal di hadapan bu Sri yang saat ini tengah menggoreng pisang
untuk dijual.
Angkasa menepuk dahi keras. "Itu anak kalau ngegombal enggak kenal
kalangan ya." bisik Angkasa kepada Dirga yang ada disampingnya.
Dirga terkekeh. "Lo kayak enggak kenal si Panca aja, jangankan emak-
emak, cowok aja diembat sama dia!" ledek Dirga membuat Angkasa
bergidik.
"Aduh si aa, jaman sekarang mana mempan ngerayu cewek pake lagu!"
ujar Bu Sri sambil menggeleng heran.
Raja mengerutkan kening. "Terus pake apa dong Bu biar mempan? Kali-
kali aja kan Raja bisa ikutin triknya!" ujar Raja penasaran.
"PAKEEEEE FULUSSSSSS DONGGG BIAR HUBUNGAN MAKIN
MULUSSSSSSS" jawab Bu Sri lantang sambil membalik-balikan pisang
gorengnya.
"OALAAHH SI FULUUS TOH! ITU SIH GAMPANGGGG!!,
JANGANKAN SI FULUS YANG ABANG DATENGIN, GAJAHNYA
SEKALIAN ABANG BAWA KESINI KHUSUS UNTUK BU SRIII!!" ujar
Panca sambil menjentikkan kedua jarinya.
Angkasa menjitak keras kepala Panca. "ITU TULUS
BAMBAAAAAANGGGGG!" ujar Angkasa kesal.
Pak Kumis yang tak lain adalah suami Bu Sri hanya menyimak sambil
menggeleng heran. "Halah Bu Bu, dulu Ibu dikasih surat aja udah langsung
kesemsem sama Bapak." ujar Pak Kumis membuat Bu Sri tersipu malu.
"Itu kan dulu Pak, jaman sekarang kan udah beda toh." jeda sejenak.
"Lagian si aa ngapain sih nanya-nanya, udah ada pacar baru ya? Bawa kesini
dong kenalin sama Ibu." ujar Bu Sri kepada Raja.
"AELAHH BUUU, ENGGAK PERLU PAKE ACARA KENALAN
SEGALA, PACARNYA MASIH YANG LAMA BU! ENGGAK ASYIK
KAN? KAYAK ABANG PANCA DONG, BEDA BULAN BEDA PACAR!"
Panca menepuk-nepuk dada dengan bangga.
Bu Sri menangkupkan satu tangan ke mulutnya sambil memasang raut
wajah terkejut dengan berlebihan. Dasar Ibu-ibu tukang gosip!. "JADI SI
AA TEH BALIKAN SAMA SI NENG RATU?! ALAMAAKKK EMANG
JODOH ITU ENGGAK KEMANA YAAA?!!!" ujar Bu Sri dengan heboh.
"HARI INI IBU GRATISIN MIE REBUS DEH BUAT SI AA! IBU TEH
SENENG NGELIAT AA RUKUN LAGI SAMA SI ENENG." lanjut Bu Sri
membuat Raja menggaruk tengkuknya sambil menahan malu.
Panca mendengus kesal. "SI IBU EMANG SELALU PILIH KASIH DEH!,
GILIRAN PANCA BAWA CEWEK KESINI MANA PERNAH
DIGRATISIN, RESIKO ORANG GANTENG YA BEGINI NIH! SELALU
AJA DIPERLAKUKAN DENGAN TIDAK ADIL! Panca duduk lalu meraih
segelas es teh manis yang ada di atas meja dan menegaknya tanpa jeda.
"ALAMAAKKKK KALAU GITU CARANYA BISA BANGKRUT INI
WARKOP, SI AA MAH BEDA MINGGU BEDA JUGA YANG DIBAWA!
BIKIN LIEEEURRRRR!" ujar Bu Sri kepada Panca membuat yang
mendengar tertawa saat itu juga. Lanjutkan Sayang!
Dirga yang tadi menyimak akhirnya memutuskan untuk membuka suara.
Dirga berdeham. "Jadi, lo beneran balikan sama si Ratu, Ja?" tanya Dirga
memastikan kembali.
Raja mengangguk cepat. "LO LO SEMUA MAKAN AJA SEPUASNYA,
HARI INI GUE YANG BAYAR!" teriak Raja kepada SAKGAR, disusul
dengan sambutan sorak sorai para kaum gratisan terutama Panca yang saat ini
sudah naik ke atas kursi sambil bersorak berlebihan. "RAJA! RAJA! RAJA!"
Dirga bertukar pandang dengan Angkasa sambil menyunggikan senyum
kemenangan. Kali ini Raja benar-benar akan habis oleh mereka semua!.
Dirga berdeham kembali. "Ja?" panggil Dirga membuat Raja menoleh.
"Apa?"
"Anak SAKGAR selalu bisa megang omongannya kan?"

——————————————————————————
FOLLOW INSTAGRAM @WATTPADRERE DAN @RERETRSS
JOIN GROUP LINE RUR? BUKA PROFILE WATTPAD AUTHOR
DAN KLIK LINKNYA! YUK KITA SERU-SERUAN BARENG PARA
TOKOH!
JANGAN LUPA BACA SEQUEL ELANG! BUKA DAN FOLLOW
PROFIL AUTHOR!

JANGAN LUPA TONTON VIDEO KECIL DARI RAJA UNTUK RATU


DI INSTAGRAM @wattpadrere

FOLLOW INSTAGRAM
@wattpadrere
@reretrss
@raja.gemilang
@ratusetiawijaya
@elang.gunturr
@fara.aradila
@raja.gemilang
@angkasa_laksmana
@nadiaa_saraswatii
@senjaalana
@rinaihujann
@raya_indahh
@anggi_ppitaloka
@rinduserunii
@dirga_margantara
@panca.kstria
@diba_saidira
@aldimahesa_
@ristisekaar
@sila_putriana
@sherina.halim
@aksaraprabudi
@helen_adisti
@jehavictoria
@gamal_kusuma
@bimaorlandoo_
@jiroofernando
@gengtempur
@garudacheerleader

Post bagian mana yang paling kalian suka di part ini di instastory, dan
tag @wattpadrere untuk author repost ❗
JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW INSTAGRAM RAJA UNTUK
RATU @wattpadrere ! ! Disana author akan sering-sering post spoiler
bagi yang enggak sabar liat part selanjutnya! ❤
I love u xoxo
42. HUBUNGAN YANG BERCABANG

Ain't never felt this way


Can't get enough so stay with me
It's not like we got big plans
Let's drive around town holding hands
And you need to know
You're the only one, alright alright
And you need to know
That you keep me up all night, all night
Oh, my heart hurts so good
I love you, babe, so bad, so bad
Oh, oh my heart hurts so good
I love you, babe, so bad, so bad
Mad cool in all my clothes
Mad warm when you get close to me
Slow dance these summer nights
Our disco ball's my kitchen light
And you need to know
That nobody could take your place, your place
And you need to know
That I'm hella obsessed with your face, your face
🎼 ILYSB-Cover by Chlara 🎧

[JANGAN LUPA FOLLOW & VOMMENT YA, KARENA ITU BERHARGA


BANGET BUAT AUTHOR ❤ DAN JANGAN LUPA PUTAR MULMED
YANG SUDAH AUTHOR SEDIAKAN UNTUK KALIAN, SELAMAT
MEMBACA SEMUA ❤]

42. HUBUNGAN YANG BERCABANG

"Om telolet ommmm!"


Sherina merogoh saku bajunya cepat saat mendengar sebuah nada pesan
masuk dari ponselnya yang tengah berbunyi saat ini. Kedua manik mata gadis
itu berbinar seketika saat melihat sebuah nama yang tertera di balik layar
ponselnya. Dirga Margantara. Tanpa menunggu basa-basi lagi, ia segera
membalas pesan tersebut sambil merebakan senyumnya dengan lebar.
Nadia menatap Sherina sambil mengerutkan kening dengan heran. "Lo
kesambet Sye? Senyum lo sekarang hampir sebelas dua belas kayak badannya
si Pak Junet."
ujar Nadia kepada Sherina, sembari meledek salah satu guru sejarah di
sekolahnya, yang menurutnya amat sangat sangat menyebalkan. Jangan
diikuti ya!
Sherina mengerucutkan bibirnya. "Nadia kepo banget ih!" cibir Sherina.
Diba merampas ponsel Sherina segera. Dirga Margantara?, "Astaga! Lo
masih aja ngebet sama itu bocah?" tanya Diba dengan gamblang.
Sherina menggaruk tengkuknya sambil tersipu. "Mau gimana lagi, Sye udah
terlanjur klepek-klepek nih sama pesona baby Dirga!" ujar Sherina menbuat
Diba bergidik. Astaga!
"Moveon kali, udah kayak enggak ada cowok lain aja di GARUDA!"
dengus Diba.
Nadia menggeleng heran. "Udah Dib biarin aja, percuma lo nasehatin
orang yang lagi kesemsem, masuk kuping kanan keluar kuping kiri!" ujar
Nadia.
"Masalahnya ini anak kesemsemnya enggak kelar-kelar Nad, gue takut aja
nanti dia jadi gila kalau cintanya enggak kesampean!" jawab Diba sambil
menggeleng heran.
Helen yang menyimak sedari tadi pun sudah tahu siapa orang yang ketiga
temannya itu bicarakan. Dirga Margantara, salah satu anggota penting dari
penguasa SMA GARUDA, plus salah satu orang yang menggagalkan aksi
bodohnya siang tadi. Helen menghela napas putus asa. Duduk dipinggir
lapangan sekolah bersama ketiga temannya di sore hari ini, hanya
membuatnya mengingat akan dunia tari kembali. Ia tertawa getir saat
mengingat impiannya yang sudah menggebu-gebu itu untuk melanjutkan
pendidikan di bidang seni khususnya dunia tari setelah lulus dari bangku
SMA ini. Tidak ada harapan lagi.
"Jangan lakuin hal bodoh itu lagi. Kehilangan mimpi memang berat,
tapi hidup harus tetap berjalan. Ciptain mimpi baru lagi, beban hidup lo
pasti akan hilang dengan sendirinya."
Entah kenapa hati Helen sedikit menghangat saat mengingat ucapan Dirga
saat itu. Dirga Margantara?, Helen menyebut nama itu dalam hati sambil
tersenyum tipis. Cowok menyebalkan. Helen merasakan ada sesuatu yang
beda dengan perasaanya sekarang ini, entahlah mungkin seorang Dirga telah
memberikan kekuatan tersendiri untuknya.
Drrrt
From: Aldi Mahesa
Jangan lupa makan dan minum obat, pulang sekolah langsung pulang,
awas kalau gue tahu lo keluyuran kemana-mana!
Helen menatap layar ponselnya yang bergetar itu sambil sedikit berdecak.
Aldi Mahesa. Sahabat kecilnya yang selalu bersikap overprotective luar
biasa, bahkan sampai mengalahkan perhatian dari kedua orangtuanya sendiri
menurutnya. Sebenarnya Helen tahu bahwa Aldi memang memiliki perasaan
untuknya sudah dari lama. Helen menyayangi Aldi itu sudah pasti, tapi ia
selalu berusaha untuk menepis perasaan itu jauh-jauh karena tidak ingin
merusak persahabatan yang sudah mereka jalani dari kecil itu. Ia hanya ingin
bersahabat dengan Aldi, tidak lebih. Bahkan dulu ia sempat menjadi mak
comblang dadakan untuk Aldi dan Sherina, agar Aldi bisa cepat-cepat
melupakan perasaanya. Tapi semua itu sia-sia, Aldi dan Sherina hanya
menjalin hubungan hanya dalam kurun waktu beberapa bulan saja.
"Hai Kak,"
Suara dari seorang laki-laki membuyarkan lamunan Helen saat itu juga. Ia
memandang laki-laki itu sambil menggeleng heran, Dia lagi, Dia lagi. Sudah
hampir sepuluh kali laki-laki itu muncul secara tiba-tiba dihadapan ia dan
ketiga temannya hanya untuk mengejar-ngejad salah satu temannya yang tidak
punya rasa peka itu.
"Hai kak Diba."
Diba menaikan satu alisnya sambil memasang wajah jutek yang luar biasa.
"Lo siapa?" tanya Diba tanpa mau berbasa-basi.
Sherina menyikut Diba pelan. "Astaga Diba, dia itu GAMAL adik kelas
kita anak XI IPA 3! Harus berapa kali dia ngajak kenalan? Ini udah ke-8
kalinya lho, masa Diba lupa sih?" bisik Sherina.
Diba mendengus. "Ada apa?" tanya Diba to the point.
Gamal menyodorkan sebotol minuman ber-ion kepada Diba. "Untuk lo,
jangan terlalu capek-capek ya." ujar Gamal membuat Diba mengerutkan dahi.
"Enggak perlu, gue masih punya duit untuk bisa beli sendiri." tolak Diba
cepat.
"Aduh Diba! Jangan jutek-jutek dong, Gamal kan cuma mau ngasih
minuman doang!" jeda sejenak. "Sini Sye ambil aja, makasih ya Gamal." ujar
Sherina sambil merampas sebotol minuman itu dari tangan Gamal.
Gamal mengangguk. "Kalau gitu gue duluan ya, jangan pulang terlalu sore
ya kak. Bentar lagi mau hujan soalnya." ujar Gamal kepada Diba yang tidak
digubris sama sekali lalu pergi begitu saja setelah berpamitan kepada
Sherina, Helen dan Nadia.
"Jangan jutek-jutek kali Dib, diamuk bapaknya baru tahu rasa lo!" ujar
Helen sambil berdecak.
"Belum tahu aja lo si bapaknya Gamal kalau udah ngamuk, muka sama
tanduknya udah mirip banget kayak banteng, diseruduk mampus lo!" ledek
Nadia.
Sherina tertawa geli. "Sye enggak bisa bayangin deh gimana wajah
Angkasa kalau lagi ngamuk, pasti Angkasa tambah keren! Abisnya Angkasa
kan mirip banget sama tokoh-tokoh badboy yang Sye sering baca di wattpad!"
ujar Sye menggebu-gebu.
Diba menaikan satu alisnya. "Terus hubungan si bocah ingusan tadi sama si
Angkasa sok ganteng itu apa? Gue gagal paham sama omongan kalian." ujar
Diba sambil mendengus kesal.
"Si Gamal kan anak SAKGAR Dib! Tahu sendiri lo siapa bapak ketuanya,
makanya jangan jutek-jutek amat lah sama si Gamal." ujar Helen
mengingatkan.
Belum sempat Nadia menimpali, kedua matanya tiba-tiba menangkap
sosok seorang murid laki-laki yang saat ini tengah berjalan sambil menarik
paksa seorang murid perempuan hingga berhenti di sudut tangga ujung lorong
dekat koperasi. Ia memicingkan matanya untuk mengamati laki-laki itu lebih
jelas, Jiro?. Benar laki-laki itu adalah Jiro, Jiro Fernando yang tak lain
adalah mantan kekasihnya. Dari situ juga ia bisa menebak siapa seorang
gadis yang saat ini tengah menjadi lawan bicaranya. Raya Indah Lestari.
Mungkin seisi sekolah ini sudah tahu bahwa Jiro memang gencar sekali
dalam mengejar-ngejar Raya, awalnya Nadia pikir itu hanyalah gosip belaka,
tapi ternyata semuanya benar faktanya, dan itu juga salah satu alasan kenapa
ia mengakhiri hubungannya dengan Jiro, selain ia sudah memiliki perasaan
khusus untuk laki-laki lain yang sampai saat ini masih ia harapkan setengah
mati.

***
"OI ADEK BERJILBAB BIRUUUUUU (OYYYYYYY), CANTIK MANIS
NAN ULAAAAT BULLLUUUUUUU (WADAAAWWW), DAPAAT SALAM
DARI AYAHHH IBUUU (MASAAAAA), TAMAAT SEKOLAH JADI
MENANTUUUUUUU (MANTAAAPPPPP)" Panca menyanyikan lagu yang
tengah viral itu sambil menjadikan salah satu meja sebagai gendangnya
dengan keras, saat melihat seorang perempuan berjilbab biru berjalan masuk
ke dalam Warkop, hingga membuat mulutnya gatal seketika bila tidak segera
meluncurkan aksinya. Sedangkan anggota SAKGAR hanya ikut meramaikan
saja dengan menyahuti nyanyian Panca yang cempreng itu.
Angkasa menggelengkan kepala heran melihat kebiasaan temannya satu itu.
"Gue rasa kita harus cepet-cepet bawa dia berobat deh Ga, gue takut otaknya
makin lama makin konslet!" ujar Angkasa kepada Dirga.
"Biarin aja kali Sa, justru kalau dia diem itu yang malah bikin otaknya
makin bahaya!" ujar Elang. "Bukan Panca namanya kalau tiap hari enggak
bikin heboh orang-orang disekitarnya." lanjut Elang sambil mengaduk-aduk
mie rebusnya.
"Lo kalau mau si Panca diem, bawa aja si cewek galak itu kemari. Selesai
urusan, gitu aja repot." Raja menanggapi ucapan Angkasa tanpa mengalihkan
pandangannya sedikitpun dari layar ponselnya.
Angkasa menghela napas. "Kalau gue bawa itu cewek kemari, yang ada
malah jadi amburadul ini Warkop!" jeda sejenak. "Lo lagi liatin apasih serius
banget dari tadi?" Angkasa melirik ponsel Raja dengan penasaran.
Raja tersenyum sambil menunjukkan sebuah foto yang baru saja diposting
Ratu di instagram. Astaga! Benar-benar bucin!. "Ternyata kalau dilihat-lihat,
gue ganteng juga ya." ujar Raja dengan percaya diri membuat Angkasa
menatapnya tidak percaya.
"Gue enggak mau ya, ada kembaran Panca di geng TEMPUR! Satu aja
udah bikin kepala gue hampir meledak, apalagi dua? Enggak bisa gue
bayangin..." ujar Angkasa berlebihan.
"ENEEEENGGG MAU BELI APAA NENG? GORENGAN? ADAA! MIE
REBUS? JUGA ADAAA! PECEL TEMPEEE JUGA ADAAA!! OH! ATAU
ENENG MAU MINUM AJA? ENENG MAU MINUM APAA? KOPI
ADAAAA! ES JERUKKK JUGA ADAAA! ES TEH MANISSS YANG
MANISNYA KAYAK ENENG JUGA ADAAAA!! TINGGAL PILIH AJA
NENG, TAPI KALAU BINGUNG ENENG BISA KOK PEGANG TANGAN
ABANG PANCA! RELAA ABANG NENG!!" Panca melontar panjang lebar
membuat geng TEMPUR hanya menggeleng pasrah, tapi tidak bagi anggota
SAKGAR yang saat ini malah mendukung aksi Panca tersebut dengan
semangat.
"NENGGGGG BAPAK ENENGGG PASTI JUALAN MARTABAK
YA?!!" Panca mulai mengeluarkan jurus jitunya.
"Eh? Emangnya kenapa kak?" gadis itu menatap Panca dengan
kebingungan.
"ABISNYAAAAA SI ENENGG SPESIALLL BANGET DI HATII
ABANG! JADI PENGEN ABANG MAKANNNNN!! RAWWWWWR!"
jawab Panca membuat gadis itu sedikit bergidik.
Gadis itu tersenyum paksa. "Oh gitu ya, kalau gitu saya permisi dulu deh
ya. Masih banyak kerjaan." ujar gadis itu dengan tidak nyaman.
"EHHH SI ENENG KOK BURU-BURU SIH? KAN KITA BELUM
KENALAN? ABANG JUGA BELUM TAHU KAN RUMAH ENENG
DIMANA??"
"Eh? Buat apa memangnya kak?"
"ADUUH SI ENENG GEMESIN BANGET DEH, YA BUAT
NGELAMAR ENEEENG LAH!! JADI, RUMAH ENENG DIMANA? KALI-
KALI MALAM MINGGU ABANG MAMPIR." modus Panca.
"WADDDAAAAW GERCEP KALI BANGGG." celetuk Bima keras.
"Eh?! Enggak usah kak, Bapak saya galak banget! Jangan deh!"
Panca berkacak pinggang sambil menepuk dadanya. "WAHHH!! JANGAN
NGEREMEHIN ABANG PANCA NENG! BUKAN PANCA KSATRIA
NAMANYA KALAU UDAH MUNDUR SEBELUM WAKTUNYA
PERANG! SOK ATUH KENALIN BAPAK ENENG KE ABANG BIAR
ABANG PANCA BUKTIIN KALAU ABANG PANCA ITU ADALAH
LELAKI SEJATI!!" ujar Panca menggebu-gebu.
"Aduh jangan deh ya kak, saya enggak mau kalau kakak nanti kena damprat
sama Bapak saya."
"EMANGNYA BAPAK CALON MERTUA ABANG SEMENAKUTKAN
APASIH? OTOTNYA GEDE-GEDE?! AH ABANG PANCA ENGGAK
TAKUT NENG! KALAU PERLU ABANG AJAK ADU PANCO SEKALIAN
BIAR ENENG YAKIN SAMA ABANG!! APALAGI? APALAGI?
BREWOKAN? AH! APALAGI ITU! ITU MAH GAMPANG NENG,
TINGGAL ABANG CUKUR AJA ITU SEMAK BELUKAR SAMPE
KUMIS-KUMISNYA SEKALIAN KALAU PERLU, BIAR ENENG TAHU
KESUNGGUHAN ABANG PANCA!"
PLETAK!
Panca meringis saat merasakan pukulan dari gulungan koran bekas yang
ada ditangan seorang laki-laki paruh baya yang ada di belakangnya. Pak
Kumis?!
"Abah! Abah baru pulang dari pasar? Sini Mirna aja yang bawa masuk ke
dalam belanjaannya."
Panca membelalakan mata seketika sambil menelan ludah sedalam-
dalamnya. Kampret!!, membuat gelak tawa seisi Warkop langsung meledak
saat itu juga. Syukurin lo Panca!!
Elang tertawa sampai terbatuk-batuk. "Eh Mirna, tumben ke Warkop.
Enggak sekolah?" tanya Elang membuat Panca melotot terkejut ke arahnya.
Sialan lo Lang! Kenapa enggak bilang dari tadi kalau ini anaknya Pak
Kumis! Kuraaaang hajaaaarrrrr!
"Udah pulang kak, Mirna kesini disuruh Ibu untuk nganterin makan buat
Abah." jawab Mirna sopan.
Pak Kumis berdeham sambil memicingkan kedua matanya. "Saya denger.."
Pak Kumis menggantungkan ucapannya membuat Panca mengucap sumpah
serapah dalam hati. Mampus lo Panca!!!! Enggak bisa ngutang lagi kan lo
jadinya!!!!. "Saya denger, kamu tadi mau mangkas habis kumis saya ini?"
lanjut Pak Kumis sambil membelai kecil kumis kebanggaannya dari sejak
muda dulu itu.
Panca kembali berusaha menelan ludah sebisa mungkin. "EH.. EHHHH
ADUHHH... HAMPURA ATUH NYAKK... ABANG PANCA TEH CUMA
JUST KIDDING! JUSSSSTT KIDDDINGGG!! MANA MUNGKIN LAH
ABANG PANCA MAU CUKUR KUMIS NYA PAK KUMIS SAMPE PAK
KUMIS ENGGAK PUNYA KUMIS! NANTI KADAR KEKASEPANNYA
BISA BERKURANG LITTLE LITTLE ATUHHHH." kilah Panca sekuat
tenaga.
Pak kumis menghela napas sambil menggelengkan kepala heran. "Panca!
Panca! Kamu itu memang paling bisa ya yang namanya bersilat lidah, bisa
kena serangan jantung saya kalau ngehadepin kamu lama-lama. Sudah-sudah,
jangan godain anak saya lagi. Saya enggak mau anak saya nanti jadi ikutan
konslet otaknya kayak kamu sekarang ini!" ujar Pak Kumis membuat gelak
tawa seisi Warkop meledak kembali.
"HAJAAAAR AJAAAA BEHHHHH!!! JANGAN KASIH KENDOOR!!"
ujar Angkasa kepada Pak Kumis membuat Panca melotot.
"TEMPUR TERUSSSS SAMPEEE MAMPUSSS BEEEHHHHH!!!"
timpal Elang dengan puas.
"Sudah-sudah, mending sekarang saya goreng pisang
saja di dapur, daripada disini bisa-bisa darah tinggi saya ikutan kumat juga
gara-gara kalian. Dasar anak muda jaman sekarang!. ujar Pak Kumis sambil
memijat kepalanya lalu beranjak pergi menuju dapur.
Panca mengusap-usap dadanya sembari menormalkan deru napasnya.
"Dahsyaat! Film AVENGER aja kalah tegangnya bos dibandingin sama
tatapan maut doi!" ujar Panca sambil membuka tutup botol air mineral yang
ada di atas meja lalu menegaknya hingga habis. NGERI KALI AKU BANG!!
"Makanya Ca! Lain kali kalau mau ngegombal itu pinteran dikit! Anak
SMP lo embat, ya bisa ngamuk Bapaknya!" ujar Dirga sambil menyeruput
kuah mie rebusnya.
"Panca mana pernah milih-milih kalau udah ngegombal Ga! Banci di taman
lawang aja dia ajak kenalan!" ledek Raja membuat Panca melemparkan botol
kosong minumnya ke arah Raja.
Elang melirik ponsel Dirga yang sedari tadi bergetar di atas meja dan
menampilkan sebuah beberapa pesan dilayarnya. Sherina Halim?, Elang
mengerutkan dahinya. "Lo lagi deket sama Sherina?" tanya Elang kepada
Dirga membuat ketiga temannya menoleh. DIRGAAA? DEKETTT SAMA
CEWEK???? HMMMM
"Biasa aja." jawab Dirga cuek.
Angkasa mengerutkan dahi. "Sherina? Sherina si anak pom-pom?" tanya
Angkasa penasaran yang dibalas hanya dengan gumaman Dirga.
Raja memicingkan kedua matanya. "Sejak kapan lo mau repot-repot
nanggepin chat dari cewek?" tanya Raja curiga.
"Sejak tadi, emangnya kenapa sih? Lagian, gue enggak ada hubungan apa-
apa sama dia." Dirga mulai gerah.
"Setahu gue Sherina itu mantannya si Aldi anak SAKTA, gue enggak mau
SAKGAR ribut-ribut lagi karena urusan cewek. Cukup satu orang aja
biangnya." sindir Angkasa membuat Raja mengumpat. Wah kurang ajar nih
si Sasa! Gue jadiin sambel juga lu!
Dirga menghela napas. "Gimana mau ribut-ribut, punya hubungan aja
enggak. Santai aja lah." ujar Dirga lalu menegak minumannya.
Elang mengangguk setuju. "Lagian, kita perlu hati-hati sekarang sama
perkumpulan pom-pom satu itu. Gue yakin banget si cepu itu bersarang
disana!" ujar Elang yakin.
"Kita lihat aja sampe mana itu cepu bisa nyembunyiin bangkai busuknya,
main-main kok sama kita." timpal Raja dengan nada meremehkan.
"Gue berani jamin bukan Sherina orangnya. Dia itu cewek lemot, jadi
enggak mungkin otaknya bisa sampe untuk soal ginian." ujar Dirga sambil
sedikit mengejek.
Angkasa menaikan sudut bibirnya. "Emangnya lo yakin kalau cuma satu
otak yang dipake? Gue rasa kita udah cukup berpengalaman untuk soal yang
beginian Ga."
Belum sempat Raja menambahkan ucapan Angkasa, kedua matanya sudah
menangkap seorang laki-laki yang sudah tidak asing baginya terlebih dahulu.
Samudera Brawijaya, salah satu orang kepercayaaan geng TEMPUR, saat ini
tengah berjalan masuk ke dalam Warkop dengan sedikit terengah-engah.
"Kenapa lo?" tanya Raja heran kepada Sam yang sudah duduk didepannya.
Sam menormalkan deru napas sebentar. "Anak GUNDAR ngirim surat
tantangan terbuka untuk SAKGAR bang. Besok siang sepulang sekolah,
dipersimpangan jalan cendana." ujar Sam serius.
Angkasa mengerutkan dahi. "GUNDAR? Setahu gue SAKGAR enggak ada
masalah sama mereka semua!" ujar Angkasa. "Atau dari kalian ada yang cari
masalah tanpa sepengetahuan geng TEMPUR?!" Angkasa meninggikan suara.
Sam menggeleng cepat. "SAKGAR sama sekali enggak punya masalah
sama mereka bang, tapi anak GARUDA ada. Makanya GUNDAR ngirim
surat tantangan ke SAKGAR secara terbuka ke kita sekarang." jawab Sam
dengan jelas.
Elang menaikan satu alisnya. "Anak GARUDA? Siapa?" tanya Elang
kepada Sam.
"Bintang, kelas X-1 Bang." jawab Sam.
"Bintang? Bintang Sadewa yang sifatnya sebelas dua belas sama si Raja
itu?" tanya Panca membuat Raja berdecak.
Sam menggaruk tengkuknya. "Sedikit sih bang." jawab Sam takut-takut.
MIRIPP BANGETT BANG MIRIP!!!
"BERANGKAAATIN SAA!!!!" ujar Elang.
"TEMPUR TERUSSS SAMPE MAMPUSSSS SAAA!!" timpal Panca.
"Mau dia anggota SAKGAR atau bukan, sekalinya anak GARUDA
diganggu, kita harus turun tangan Sa!" tambah Dirga.
Raja berdecak. "Tanpa kalian ceramah juga si Sasa pasti tahu apa yang
harus dia lakuin. Kayak baru kenal di kapal aja!" ujar Raja kepada ketiga
temannya.
Angkasa menghela napas. "Itulah gunanya gue ciptain SAKGAR. Untuk apa
SAKGAR berdiri kalau cuma untuk ajang keren-kerenan doang?" ujar
Angkasa lalu beranjak berdiri.
"BIMA!"
"Hadir bang!!"
"KUMPULIN SEMUA ANAK SAKGAR SEKARANG JUGA."

***

"BUSEETTTT!! Kusut amat itu muka lu bang, udah kayak baju yang belum
disetrika aja!" ledek Satria kepada Aksara.
Aksara berdecak. "Diem Sat, Gue lagi enggak mood untuk bercanda."
jawab Aksara sambil memijat pelipisnya. Rinai, Rinai!, gadis itu sudah
menghantui pikirannya dari semalam.
"Cerita dulu coba sama adik lo yang paling ganteng ini! Ada masalah apa
si lu bang? Gue tebak pasti ini urusan cewek!" tebak Galih benar.
Aksara menghembuskan napas kasar tanpa mau menggubris ucapan Galih.
Rinai! Rinai!, Aksara mengumpat dalam hati karena sedari semalam ia tidak
bisa menepis gadis itu dalam pikirannya. Cewek aneh, ngeselin, enggak mau
kalah!!
"Lo dimana?! Pulang sekarang?!"
Aksara yang sedari tadi hanya diam, langsung membuka suara saat
mendengar bentakan Aldi kepada seseorang yang sedang ia hubungi. "Kenapa
lo? Helen lagi?" tanya Aksara yang sudah tahu sekali jawabannya.
Aldi mengangguk sambil memutuskan sambungannya. "Ini cewek keras
kepalanya bener-bener enggak ada obat!" ujar Aldi kesal.
"Makanya cepet dipatenin bang, biar punya hak buat ngelarang-ngelarang!"
sindir Satria. "Jangan malah temennya yang diembat!" lanjut Satria membuat
Aldi menjitak kepalanya keras.
"Kalau bukan karena Helen yang minta, gue juga enggak akan mau kali
pacaran sama si Sherina! Manjanya enggak ketolongan!" ujar Aldi.
Galih berdeham. "Ngomong-ngomong lo punya kontaknya si Nadia enggak
bang?" tanya Galih kepada Aldi.
Aldi menaikan satu alisnya. "Nadia temennya si Helen? Banci amat lo,
samperin sana ke GARUDA minta nomornya langsung! Gimana si lo!" ujar
Aldi menantang.
"Yaelah bang, gue juga mau kal—"
"AKSARAAA!!!"
Suara manja dari seorang gadis berhasil memotong ucapan Galih seketika.
Aksara menggerutu dalam hati, ia sangat mengenali siapa pemilik suara
tersebut. "Kenapa Risti?" tanya Aksara dengan malas.
Risti memeluk tubuh Aksara cepat. "Anterin aku pulang ya, aku enggak
bawa mobil hari ini. PLEAAASEEEEEE!!" ujar Risti manja sambil
mendongakan kepalanya.
Aksara menghembuskan napas kasar. "Enggak bisa Risti, aku masih ada
urusan." jawab Aksara sambil berusaha melepaskan pelukan Risti yang
sangat membuatnya tidak nyaman. "Gimana kalau kamu minta anterin Edgar
aja?" tanya Aksara memberi usul.
Risti menggeleng cepat. "Enggak mau! Aku maunya dianter sama kamu!"
jawab Risti kesal.
"Edgar lagi ada urusan di luar bang." kata Satria membuat Risti yang
mendengar tersenyum puas.
Aksara mendengus kesal. "Kemana dia?" tanya Aksara kepada Satria.
"Biasalah bang, kemana lagi kalau enggak PARTTTYYYYYYYY!!" jawab
Satria membuat Aksara mengangguk mengerti. Benar-benar kebiasaan buruk
seorang Edgar Ganesha!
Aksara mengambil kunci mobilnya cepat membuat Risti bersorak riang
dalam hati. "Lo anter Risti, gue masih ada urusan yang harus dikelarin." ujar
Aksara kepada Satria membuat Risti menganga tidak percaya. Ia harus
menyelesaikan masalahnya dengan Rinai saat ini juga.
"Aku pulangnya mau sama kamu! Bukan sama si DIA!!" Risti
menghentakan kaki kasar sambil menunjuk wajah Satria. "Aksara! Kamu
denger kan sama apa yang aku bilang!" ujar Risti yang sama sekali tidak
digubris.
"Pulang sama gue aja, enggak akan gue culik kok!" ujar Satria sedikit
jengah.
"Enggak! Enggak mau!"
Aldi mendengus kesal. Dasar cewek manja!, "EH?! AKSARA?! WOY
MAU KEMANAAA LO?! GUE IKUTTTTTTTTT!" teriak Aldi saat melihat
Aksara sudah berjalan keluar dari markas sambil menenteng jaketnya
membuat Risti makin tersulut emosi.
"MAU NYARI PAWANG HUJAN!!"
"HAH? NGAPAIN LO NYARI-NYARI PAWANG?!! WAH MAKIN
STRES INI ANAK!"
Aksara terus berjalan tanpa menggubris teriakan Aldi dan rengekan manja
dari Risti. Ia merasa kepalanya makin sakit saja saat ini, dan semua itu
karena seorang gadis bernama Rinai Hujan, Ia benar-benar butuh seorang
pawang agar gadis itu segera pergi dari pikirannya sekarang juga. Benar-
benar merepotkan!!!!!!!!!!!!!!!!

——————————————————————————
FOLLOW INSTAGRAM @WATTPADRERE DAN @RERETRSS
JOIN GROUP LINE RUR? BUKA PROFILE WATTPAD AUTHOR
DAN KLIK LINKNYA! YUK KITA SERU-SERUAN BARENG PARA
TOKOH!
JANGAN LUPA BACA SEQUEL ELANG! BUKA DAN FOLLOW
PROFIL AUTHOR!

JANGAN LUPA TONTON VIDEO KECIL DARI RAJA UNTUK RATU


DI INSTAGRAM @wattpadrere

FOLLOW INSTAGRAM
@wattpadrere
@reretrss
@raja.gemilang
@ratusetiawijaya
@elang.gunturr
@fara.aradila
@raja.gemilang
@angkasa_laksmana
@nadiaa_saraswatii
@senjaalana
@rinaihujann
@raya_indahh
@anggi_ppitaloka
@rinduserunii
@dirga_margantara
@panca.kstria
@diba_saidira
@aldimahesa_
@ristisekaar
@sila_putriana
@sherina.halim
@aksaraprabudi
@helen_adisti
@jehavictoria
@gamal_kusuma
@bimaorlandoo_
@jiroofernando
@gengtempur
@garudacheerleader

Post bagian mana yang paling kalian suka di part ini di instastory, dan
tag @wattpadrere untuk author repost ❗
JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW INSTAGRAM RAJA UNTUK
RATU @wattpadrere ! ! Disana author akan sering-sering post spoiler
bagi yang enggak sabar liat part selanjutnya! ❤
I love u xoxo
43. TERUNTUK KAMU YANG PERNAH
SINGGAH

Tell me somethin', girl


Are you happy in this modern world?
Or do you need more?
Is there somethin' else you're searchin' for?
I'm falling
In all the good times I find myself
Longin' for change
And in the bad times I fear myself
Tell me something, boy
Aren't you tired tryin' to fill that void?
Or do you need more?
Ain't it hard keeping it so hardcore?
I'm falling
In all the good times I find myself
Longing for change
And in the bad times I fear myself
I'm off the deep end, watch as I dive in
I'll never meet the ground
Crash through the surface, where they can't hurt us
We're far from the shallow now
🎼 Shallow-Lady Gaga & Bradley Cooper 🎧

[JANGAN LUPA FOLLOW & VOMMENT YA, KARENA ITU BERHARGA


BANGET BUAT AUTHOR ❤ DAN JANGAN LUPA PUTAR MULMED
YANG SUDAH AUTHOR SEDIAKAN UNTUK KALIAN, SELAMAT
MEMBACA SEMUA ❤]

43. TERUNTUK KAMU YANG PERNAH SINGGAH


"HAPPY BIRTHDAY TO YOU! HAPPY BIRTHDAY TO YOU! HAPPY
BIRTHDAY, HAPPY BIRTHDAAYYYYY, HAAAPPPPPY BIRTHDAAAAY
RATUUU!!!"

Ratu memandang terkejut kedua sahabatnya, Anggi dan Jeha yang saat ini
tengah berdiri di dalam kamarnya sembari memegang sebuah kue dan
balon berwarna merah muda di tangan mereka masing-masing, tepat saat
pergantian hari dimulai.

Ratu beranjak dari ranjangnya menuju kedua sahabatnya. "Kalian kok


bisa disini? Ini tengah malam tahu! Kalian enggak dicariin sama orangtua
kalian? Nanti pulangnya gimana?" Ratu tak berhenti bertanya membuat
kedua sahabatnya gemas.

Jeha berdecak kesal. "Mending lo sekarang cepet tiup ini lilin, tangan gue
udah pegel tahu megangin ini kue dari tadi!" cibir Jeha membuat Ratu
mengangguk.

Melihat Ratu yang hendak meniup lilinnya, dengan segera Anggi


mencegahnya yang membuat Ratu mengernyit heran. "Make a wish dulu
kali, kayak enggak pernah ulang tahun aja lo!" ujar Anggi.

Ratu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali. "Eh iya, Ratu
sempat lupa," cengir Ratu. Ratu memejamkan matanya sejenak, "Tuhan,
doa Ratu enggak banyak-banyak kok, bener deh cuma satu doang. Tolong
jadiin Raja sebagai jodoh Ratu kelak, tapi kalau misalnya ternyata Raja
bukanlah jodoh Ratu, tolong pikir-pikir lagi dong Tuhan. Ratu enggak mau
Raja mati. Karena kata Raja, Ratu itu oksigennya. Kasihan Raja, Tuhan.
Dia udah cinta mati banget sama Ratu, udah itu aja doa Ratu, semoga
Tuhan mempertimbangkan secara matang-matang ya, Amin" Ratu
membuka matanya lalu meniup lilin yang ada dihadapannya sembari
menepuk-nepuk kecil tangannya.

Jeha menjitak kecil kepala Ratu. "Dimana-mana yang namanya make a


wish itu dalam hati, kalau lo ucapin dengan narsis kayak tadi itu sama aja
sia-sia. Lo mau jagain jodoh orang?" cibir Jeha membuat Ratu gusar.

"Enak aja! Raja itu cuma untuk Ratu. Lagian, emangnya Raja bisa nemuin
cewek semanis Ratu? Enggak akan bisa! Ratu yakin banget deh pokoknya
kalau Raja itu adalah jodoh Ratu." Jawab Ratu percaya diri membuat Jeha
dan Anggi bergidik.
Jeha memandang langit-langit kamarnya sambil tersenyum timpul. Ia rindu.
Ia rindu saat menghabiskan waktu bersama kedua sahabatnya seperti dulu.
Walaupun sekarang ia telah memiliki seorang Bima dalam hidupnya, tidak
bisa dipungkiri ada waktu dimana dadanya terasa sesak, kepalanya menjadi
sakit, dan pikirannya menjadi sempit saat ia mengetahui kondisi kedua
sahabatnya sekarang ini. Mungkin orang lain sudah mencapnya sebagai
sahabat yang buruk, atau sahabat yang brengsek karena telah meninggalkan
kedua sahabatnya disaat justru ialah orang yang paling dibutuhkan untuk
memberikan uluran tangannya.
Untuk Ratu, ia sadar bahwa dirinya memang benar-benar salah karena
tidak bersikap netral akan perpecahan Anggi dan Ratu saat itu. Bukan,
bukannya ia tidak menyayangi Ratu, ia hanya berpikir bahwa Anggi lah yang
lebih memerlukan keberadaannya dibandingkan Ratu yang sudah memiliki
banyak sahabat di luar sana selain mereka berdua, ia yakin bahwa Ratu pasti
tidak akan pernah merasa sendirian seperti yang selama ini Anggi alami
selama hidupnya. Tapi ternyata ia salah, justru Ratu pun ikut terluka
karenanya.
Untuk Anggi, ia sedikit menyesal karena telah menyakiti hati gadis itu
secara tidak langsung akan ucapannya. Ia tersulut emosi pada hari itu, ia tidak
bisa menerima keputusan bodoh Anggi yang justru bisa membahayakan
hidupnya sendiri karena hal itu. Sungguh, ia benar-benar menyayangi Anggi
seperti ia menyayangi Ratu. Bahkan, Sudah beberapa hari ini ia meminta
bantuan kepada Bima untuk mencari informasi akan keberadaan Anggi yang
sudah tiga hari ini tidak menginjakkan kakinya ke sekolah dan tanpa ada
kabar sama sekali hingga sedikit berdampak untuk kesehatannya sekarang ini.
Astaga, gue kangen banget sama kalian berdua. Jeha memeluk boneka
beruang yang tak lain adalah hadiah dari kedua sahabatnya itu disaat ia masuk
ke dalam ranking sepuluh besar di kelasnya. Apa yang harus ia lakukan
untuk merekatkan kembali persahabatan yang sudah sangat renggang ini?
Mungkin saat ini bukan jarak lagi yang sudah terkikis, tapi semua
kenangan mereka selama ini pun mungkin sudah luntur seluntur lunturnya.
Ia menyesal, itu sudah jelas.
****
Anggi berjalan keluar dari sebuah klub malam yang ada di Jakarta dengan
rasa yang sudah sangat jengah. Ia sudah lelah menghadapi hingar bingar dari
dunia malam tersebut. Sampai kapan ia harus ia menjalani hidupnya yang
seperti ini? Sampai kapan?. Ia merasa sudah tidak punya siapa-siapa lagi
didunia ini. Ia pikir ia akan selalu baik-baik saja hidup tanpa sebuah keluarga
di dalamnya, nyatanya tidak. Ia kesepian, bahkan seorang Elang pun sudah
enggan untuk singgah di hidupnya kembali walaupun itu cuma sesaat.
Anggi, Anggi, mana mau Elang sama lo lagi?!, Anggi tersenyum getir.
Bila saja ada kategori wanita terbodoh sedunia, ia yakin pasti seorang
ANGGI PITALOKA lah yang akan memenangkannya. Jangan harap Elang
akan kembali kepadanya, itu tidak akan mungkin. Sejujurnya, selama ini ia
selalu setia membalas perasaan Elang tanpa laki-laki itu sadari. Ia hanya
malu, ia merasa tidak pantas untuk disandingkan dengan Elang selama ini.
Laki-laki itu sempurna, dan sudah jelas berasal dari kalangan keluarga mana.
Sedangkan dirinya? Ia hanyalah seorang anak yang selama ini dibesarkan di
sebuah panti asuhan, tanpa tidak tahu siapa kedua orangtuanya sendiri. Miris
bukan? Bagaimana bisa ia pantas untuk disandingkan dengan Elang?,
ditambah lagi sekarang ia harus bekerja sebagai lady escort secara paksa
untuk mempertahankan pantinya agar tidak tergusur, dan itulah salah satu
penyebab runtuhnya persahabatan dirinya dengan Jeha. Maaf Jeha, ia benar-
benar tidak punya pilihan.
"Sampe kapan lo mau kerja disini?"
Anggi menatap tajam seorang laki-laki yang ada didepannya saat ini. Laki-
laki itu tengah melipatkan kedua tangannya sambil menatapnya dengan tatapan
yang sulit diartikan. Edgar Ganesha, sudah seminggu ini laki-laki itu
berkeliaran disekitarnya tanpa ia ketahui tujuannya apa.
"Mau ngapain lo disini? Mau mukulin Elang dengan cara pengecut lagi
kayak yang lo lakuin waktu itu?" tanya Anggi gamblang.
Elang berdecak kesal. "Gue enggak pernah sama sekali ada niat untuk
nyelakain Elang. Itu semua ulah temen-temen gue, jangan sangkut pautin gue
lagi soal itu." ujar Edgar meluruskan.
Anggi berdecih. "Gue enggak sebodoh itu hanya untuk percaya dengan
semua ucapan klasik lo itu!" ujar Anggi tanpa mau melepaskan tatapan
tajamnya.
Edgar menghela napas lelah. "Terserah lo mau percaya atau enggak, itu
bukan urusan gue." jeda sejenak. Edgar mengedarkan pandangan ke
sekelilingnya. "Gue mau lo berhenti untuk kerja di tempat ini sekarang juga.
Wilayah ini udah enggak aman lagi untuk lo." bisik Edgar berusaha
memperingati.
Anggi tertawa remeh. "Enggak usah sok perduli sama gue deh! Gue enggak
kenal lo itu sebenarnya siapa, jadi jangan ganggu-ganggu hidup gue lagi! Dan
berhenti untuk nguntit gue tiap hari! Asal lo tahu, gue enggak bego untuk bisa
pahamin arti dari gerak-gerik lo itu!" cerca Anggi.
"Kepala lo itu terbuat dari batu atau apasih?! Gue enggak mungkin sampe
seminggu ini repot-repot nguntit lo kalau enggak ada maksud penting
dibaliknya. Gue harap otak lo juga enggak sekeras batu untuk bisa cerna
semua ucapan gue, Anggi." Edgar mulai meninggikan suaranya.
Anggi menatap Edgar dengan tatapan bingung sedikit penasaran. Maksud
penting?. "Gue enggak ngerti maksud lo itu apa, tapi tolong jangan sangkut
pautin gue dalam masalah yang lo punya. Jadi mulai sekarang jangan pernah
usik hidup gue lagi!." ujar Anggi yang tak mau memusingkan ucpaan Edgar.
Edgar membuka jaketnya lalu memakaikannya ke tubuh Anggi yang sudah
terbaluti mini dress itu, tanpa mau menggubris ucapan Anggi yang sudah
bleber kemana-mana dan tak karuan, membuat Anggi sedikit termangu. "Gue
tahu lo itu cewek baik-baik, tapi kerja disini enggak akan membuat hidup lo
semakin membaik Anggi. Lo enggak takut gimana kalau anak-anak sekolah lo
tahu kalau lo nyari nafkah di tempat seperti ini?! Gue tahu kalau lo enggak
pernah ngelakuin hal aneh-aneh disini, tapi gimana pandangan orang-orang di
luar disana? Apa mungkin mereka mempunyai pikiran yang sama dengan gue?
Enggak mungkin Anggi." ujar Edgar panjang lebar yang masih berusaha untuk
membujuk Anggi. Ia harus benar-benar menjauhkan Anggi dari tempat ini,
semua ini ia lakukan bukan karena ia memiliki perasaan khusus terhadap
gadis itu, tapi memang ada satu hal yang mau tidak mau harus ia sendiri yang
turun tangan untuk menyelesaikannya.
Anggi membalas tatapan Edgar dengan sedikit nanar. "Andai gue bisa,
tanpa perlu harus lo kasih tahu juga gue akan langsung hengkang dari tempat
ini. Tapi apa daya, gue bukan apa-apa, gue cuma cewek lemah yang sedang
terjebak dengan keadaan." ujar Anggi sedikit getir. Sial ia kelepasan!
"Terus? Lo masih mau selamanya cuma jadi cewek lemah? Lo masih mau
keadaan mempermainkan lo dengan sedemikian rupa tanpa perduli dengan
apa yang lo rasain sekarang ini? Lo masih mau? Jangan bodoh Anggi!"
"Gue enggak tahu tujuan lo itu sebenarnya apa dengan bicara kayak gini ke
gue," jeda sejenak. "Tapi, ada satu hal yang menjanggal di otak gue sekarang
ini." Anggi melangkahkan kakinya mendekati Edgar. "Ada hubungan apa lo
dengan laki-laki bertopi hitam yang akhir-akhir ini sikapnya sebelas dua
belas kayak lo, sama-sama nguntit! Ada hubungan apa huh?"
***
Ratu berjalan menuju pintu keluar caffe sembari memakai jaket kepunyaan
Raja dengan erat ditubuhnya. Ia rindu Raja. Malam ini Raja tidak bisa
menjemputnya pulang kerja karena ada kepentingan mendadak bersama geng
TEMPUR. Jujur saja sebenarnya ia merasa takut pulang malam-malam begini
sendiri, ditambah lagi cerita Rinai tadi siang yang membuat dirinya merasa
parno seharian takut-takut Sergio muncul dan menyakitinya kembali.
Ratu sedikit termangu saat mendapatkan sosok laki-laki yang baru saja tadi
siang ia rindukan tengah berdiri di depan caffe sambil menatapnya dengan
sorot mata yang sulit diartikan. Aksara?. Ratu berjalan mendekati Aksara
dengan perasaan gugup. "Aksara ngapain disini?" tanya Ratu sedikit
canggung.
Aksara mengedarkan pandangan ke sekeliling. "Rinai dimana?" tanya
Aksara membuat Ratu memicingkan mata.
"Rinai? Ada apa Aksara cari Rinai?" tanya Ratu sedikit curiga.
Aksara menggaruk tengkuknya. "Ada yang perlu gue bicarain sama dia."
jeda sejenak. "Lo mau pulang? Ayok gue anter, itu pun kalau lo masih mau."
tawar Aksara sedikit tidak enak.
Ratu merogoh ranselnya lalu mengeluarkan sebuah benda yang selama ini
Ratu simpan untuk Aksara. "Maaf Ratu baru bisa balikin ini ke Aksara
sekarang." Ratu menyodorkan sebuah kunci motor milik Aksara membuat
lelaki itu sedikit mematung.
Aksara meraih kunci motornya dengan tangan sedikit gemetar. Ia
menggengam kunci motor itu kuat dan menciumnya sejenak. Papa, Aksa minta
maaf. Aksara menahan air matanya agar tidak lolos dengan sekuat tenaga.
"Terimakasih Ratu, gue hutang budi sama lo." ujar Aksara dengan suara
sedikit tercekat.
Ratu menggeleng pelan. "Enggak Aksara, Ratu tulus kok bantu Aksara.
Jadi, jangan sedih lagi ya?" Ratu menjulurkan jari kelingkingnya kepada
Aksara.
Aksara tersenyum senang, dibalasnya uluran jari kelingking Ratu dengan
cepat. "Jadi, kita baikan nih?" tanya Aksara memastikan. "Lo enggak marah
lagi kan? Lo bisa pukul gue sekarang sepuas lo asal lo bisa maafin
kebodohan yang gue lakuin pada hari itu." ujar Aksara dengan nada menyesal.
Ratu menatap Aksara lekat. "Bagaimana bisa Ratu marah lama-lama sama
Aksara?" jeda sejenak. "Saat Ratu jatuh dulu, Aksara dengan mudahnya
mengulurkan tangan untuk Ratu agar bisa bangkit lagi, dan Ratu enggak
sejahat itu untuk bisa dengan mudahnya membuang Aksara dari bagian hidup.
Jadi, Aksara masih mau kan jadi sahabat Ratu?"
Aksara mengangguk sambil tersenyum walaupun tidak bisa dipungkiri
masih ada rasa sakit dihatinya saat mendengar ucapan Ratu. Aksara tidak
punya harapan lagi. "Bilang sama gue kalau dia bikin lo nangis lagi, gue
akan jadi orang pertama yang siap mukulin dia saat itu juga." ujar Aksara
dengan penuh penekanan.
Ratu mengangguk cepat. "Siap! Pokoknya Aksara akan selalu jadi salah
satu tempat pengaduan Ratu mulai sekarang!" jawab Ratu sambil sedikit
terkekeh. "Ngomong-ngomong, Rinai sakit." kata Ratu membuat Aksara
sedikit tersentak.
"Sakit? Terus dia dimana sekarang?!" Aksara bertanya cemas membuat
Ratu mengulum senyumnya.
"Ada di rumahnya. Aksara kesana aja, mungkin dia sakit karena Aksara."
ujar Ratu asal. Maaf ya Rinai.
Aksara menghela napas. "Kalau gitu gue temuin dia dulu. Lo mau ikut?"
tanya Aksara yang dibalas dengan gelengan. "Oke kalau gitu," jeda sejenak,
"Ratu? Gue boleh minta satu hal?" tanya Aksara hati-hati.
Ratu mengangguk. "Boleh. Aksara mau apa?" tanya Ratu sedikit ingin tahu.
Hening sejenak.
"Izinin gue untuk mengakhiri rasa sepihak ini dengan sebuah pelukan."
Aksara menatap Ratu dengan sedikit sendu. Sialan, kenapa gue jadi alay
gini sih!
Ratu tersenyum lalu mengangguk. "Iya Aksara, mari kita akhiri perasaan itu
dengan sebaik mungkin." jawab Ratu menyetujui.
Aksara menarik tubuh Ratu segera lalu memeluk gadis itu dengan erat.
Sial!!. Aksara benar-benar sakit. Sungguh, Ratu adalah cinta pertamanya.
Gadis itu benar-benar memiliki tempat dan arti sendiri dalam hidupnya.
Aksara memejam sejenak untuk mengingat kembali memori bahagianya
dengan Ratu. Ia harus pamit, ia yang mengawali berarti ia yang harus
menyudahi.
"Anak Garuda? Hebat. Tanpa perlu dicari, mangsa datang sendiri"
"Lepas! Ratu enggak kenal kamu"
"Oh, jadi nama lo Ratu. Gue Aksara"
Aksara tersenyum getir mengingat pertemuan pertamanya dengan Ratu.
Saat itu ia mulai percaya akan filosofi "jatuh cinta pada pandangan
pertama" dalam hidupnya. Andai ia datang terlebih dahulu dalam hidup Ratu,
sudah pasti ia akan jaga setengah mati hubungan ini seumur hidupnya.
"Aksara? Aksara ngikutin Ratu?!"
"Enggak usah takut, gue enggak bakal gigit lo" ujar Aksara.
"Terus? Ngapain Aksara ada disini?"
"Gue dari tadi ada dibelakang lo, tapi lo nya aja yang enggak sadar!
Jangan jalan sendirian sambil dengerin musik, apalagi dijalan raya gini,
bahaya"

"Pegangan, gue enggak mau nanti ditengah jalan tiba-tiba lo ketiup
angin. Nanti gue susah nemuin cewek kayak lo lagi"
"Aksara mau modus ya sama Ratu? Enggak mempan tau"
"Yaudah terserah, jangan salahin gue kalau nanti ditengah jalan tau-tau
lo udah di atas aja terbang kayak balon"
"Aksara curang!"

"Lo tahu? Gue akan hancurin siapapun orang itu yang udah buat wajah
cantik lo jadi kayak gini, gue enggak perduli walaupun lo larang gue
setengah mati. Orang itu udah buat gue lemah Ratu, gue lemah liat lo
terluka"
"Lima hari gue enggak ketemu lo, kenapa lo jadi tambah kurus gini?,
jangan-jangan lo galauin gue ya karena sangking kangennya. Oke deh,
kalau gitu gue akan tanggung jawab. Sekarang kita makan yang banyak!"

"Emangnya, Ratu ngerepotin Aksara banget ya?"
"Iya, lo ngerepotin gue banget. Gue enggak bisa tidur sampe subuh
gara-gara mikirin lo terus. Besoknya gue disuruh hormat bendera deh
gara-gara kesiangan, lo itu bener-bener NGE-RE-PO-TIN"
Aksara melepaskan pelukannya sambil menahan sesak di dada. Patah hati
pertama ini pasti akan selalu terkenang dalam hidupnya. Aksara menatap
Ratu setegar mungkin, matanya sudah memanas saat ini. Begitupun Ratu, ia
tahu di hati kecil gadis itu pasti sudah ada rasa sakit tersendiri yang ia miliki
untuknya.
"Ratu?"
"Iya?"
Hening sejenak.
...
...
"Gue pergi ya, jangan pernah sedih lagi, nanti bumi akan ikut menangis.
Maaf, laki-laki bodoh ini belum bisa jadi tempat akhir dari ujung cerita yang
rumit ini. Terimakasih Ratu, terimakasih karena pernah merasa perlu."
Aksara mengusap lembut wajah Ratu, lalu berbalik dan berjalan menuju
mobilnya dengan patah hati sedalam-dalamnya. Ia menyeka air mata yang
sudah lolos begitu saja di wajahnya. Lemah lo Ra!. Benar, Aksara merasa
lemah karena Ratu. Terserah bila kalian saat ini bilang bahwa Aksara
berlebihan atau pengecut sekalipun, tapi itulah kenyataannya. Ia tidak perduli.
Laki-laki juga punya perasaan kan?

TERUNTUK KAMU YANG PERNAH SINGGAH


Ada terlalu banyak memori bahagia dikepalaku saat mengingat setiap
rinci tentangmu.
Memori dimana waktu pertama kali kedua mata kita beradu tanpa
menunggu semesta bersetuju.
Memori dimana waktu pertama kali aku tahu siapa nama dibalik
seseorang yang membuatku terpaku.
Memori dimana waktu aku berpikir bahwa aku berhasil menempati hati
kecilmu, yang ternyata itu cuma khayalanku.
Hingga sampai, satu memori menyakitkan singgah karena ulahmu, dan
berhasil mengalahkan sebuah rasa yang aku cipta tanpa ikut campur
tanganmu.
Silahkan pergi,
Biarkan saja memori itu tinggal bersamaku.
Aku yang urus.
Terimakasih.
Terimakasih karena pernah merasa perlu.
(buka instagram @rajaratuwattpad untuk melihat videonya)

Ratu menatap nanar punggung Aksara. Ia tidak bisa membayangkan


bagaimana sakitnya perasaan laki-laki itu saat ini. Maaf Aksara, Maaf
karena Ratu lebih memilih melepas daripada mempertahankan. Aksara
pantas bahagia, dan bukan Ratu lah yang menjadi sumbernya. Selamat
tinggal Aksara, Ratu akan rindu.
"Lo bisa kejar dia sekarang, kalau lo enggak rela."
Ratu tersentak lalu menoleh ke belakang seketika. Raja?!. Ratu berjalan
mendekati Raja segera, ia takut Raja akan menjadi salah paham akan
perpisahannya dengan Aksara.
"Berhenti! Tetap disitu!" bentak Raja membuat Ratu menghentikan langkah
dengan reflek.
Ratu menatap Raja panik. "Raja?! Raja jangan salah paham, tadi itu Ratu
cum—"
"Kalau bahagia lo bukan saat bersama gue, lo bisa pergi Ratu. Jangan
bertahan dengan laki-laki brengsek satu ini yang bisanya cuma bikin lo nangis
tanpa henti."
"Raja! Jangan ngom—"
"Walaupun laki-laki satu ini brengsek setengah mati, tapi laki-laki ini
masih punya hati, Ratu. Pergilah, jangan buang waktu berharga lo lagi hanya
untuk berpura-pura bahagia. Jangan, Ratu."
Raja berbalik lalu berjalan meninggalkan Ratu. Bukan hanya Aksara yang
sakit, tapi ia juga. Bahkan, ia yakin sekali rasa sakit yang ia alami lebih besar
dan bahkan tidak bisa dibandingkan dengan rasa sakit yang Aksara miliki.
Lagi dan lagi, selalu seperti ini.
Ratu berlari mengejar Raja. Enggak! Ratu enggak mau lagi kehilangan
Raja!. Ratu memeluk Raja dari belakang dengan erat membuat Raja sedikit
terkejut. Ratu membenamkan kepalanya di punggung tegap Raja sambil
terisak. Baru saja kemarin dengan lantangnya ia menunjukkan rasa
beraninya kepada Fara, tapi sekarang? ia sudah kembali menjadi Ratu
yang lemah lagi, seperti kerupuk yang baru saja disiram dengan segelas
air. Ratu lemah!
"Harus berapa kali Ratu memohon kepada Raja untuk Raja enggak pergi
dari hidup Ratu? Harus bagaimana lagi Ratu meyakinkan Raja kalau cuma
Raja lah yang Ratu butuhkan dalam hidup Ratu? Harus bagaimana lagi Raja?
Harus bagaimana lagi Ratu berusaha untuk mempertahankan hubungan ini
dengan sebaik mungkin?"
"Udah enggak terhitung berapa kali Raja berbalik meninggalkan Ratu
sendiri, udah enggak terhitung berapa kali Raja setengah mati berusaha
mengusir Ratu tanpa memikirkan hati Ratu yang makin lama makin terkoyak
tanpa ampun ini, udah enggak terhitung Raja."
"Untuk apa Raja singgah kembali kalau hanya untuk meninggalkan Ratu
untuk kesekian kali? Untuk apa Raja? Selemah itu kah perasaan yang Raja
miliki untuk Ratu?"
"Ratu.. Ratu"
"Ratu capek Raja.."
"Raja.."
Hening sejenak.
...
...
"Apa Ratu harus nyerah?"

——————————————————————
1 KATA UNTUK PART INI !
LINK GROUP WA RAJA UNTUK RATU :
https://chat.whatsapp.com/JRxQ6obBKr8DRdC26uVc2O
FOLLOW INSTAGRAM
@rajaratuwattpad
@ratusetiawijaya
@elang.gunturr
@fara.aradila
@raja.gemilang
@angkasa_laksmana
@nadiaa_saraswatii
@senjaalana
@rinaihujann
@raya_indahh
@anggi_ppitaloka
@rinduserunii
@dirga_margantara
@panca.kstria
@diba_saidira
@aldimahesa_
@ristisekaar
@sila_putriana
@sherina.halim
@aksaraprabudi
@edgar.ganesha
@helen_adisti
@jehavictoria
@gamal_kusuma
@bimaorlandoo_
@jiroofernando
@gengtempur
@garudacheerleader
MASIH ADA TOKOH GALIH dan SERGIO yang belum ada
roleplayer nya.
CHAT AUTHOR YA UNTUK YANG MINAT.
Bisa kalian klik di profile wattpad author ❗ ❤
kalau engga bisa di klik tolong chat author secara personal nanti aku
kirim lagi link nya, soalnya kalau di wall atau comment nanti klik nya
enggak bisa di klik lagi. terimakasih
Post bagian mana yang paling kalian suka di part ini di instastory, dan
tag @rajaratuwattpad untuk author repost ❗
JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW INSTAGRAM RAJA UNTUK
RATU @rajaratuwattpad ! ! Disana author akan sering-sering post
spoiler bagi yang enggak sabar liat part selanjutnya! ❤
I love u xoxo
44. RAJA DAN RATU SATU SAMA

Say you love me


As much as I love you
Would you hurt me, baby?
Could you do that to me, yeah?
Would you lie to me, baby?
'Cause the truth hurts so much more
Would you do the things that drive me crazy?
Leave my heart still at the door?
I can't help it, I'm just selfish
There's no way that I could share you
That would break my heart to pieces
Honestly the truth is
If I could just die in your arms
Wouldn't mind
'Cause every time you touch me
I just die in your arms
Feels so right
So baby, baby, please don't stop, no
🎼 Die In Your Arms-Cover By Madilyn Bailey 🎧

[JANGAN LUPA FOLLOW & VOMMENT YA, KARENA ITU BERHARGA


BANGET BUAT AUTHOR ❤ DAN JANGAN LUPA PUTAR MULMED
YANG SUDAH AUTHOR SEDIAKAN UNTUK KALIAN, SELAMAT
MEMBACA SEMUA ❤]
44. RAJA DAN RATU SATU SAMA
"Apa Ratu harus nyerah?"
Raja melepaskan kedua tangan Ratu yang sudah melingkar dipinggangnya,
tanpa mau berbalik menatap Rau. "Kalau itu bisa membuat rasa sakit lo
hilang, lakuin Ratu." jawab Raja tanpa berpikir panjang.
Ratu tertawa getir. "Baru juga kita balikan, sekarang Ratu diputusin lagi.
Gini banget nasib Ratu." ujar Ratu sekuat mungkin membuat Raja mengernyit.
"Gue enggak mutusin lo." Raja berbalik.
"Tapi?"
Raja menghela napas. "Gue cuma ngasih lo opsi. Kalau emang bertahan
sama gue itu hanya bisa membuat lo terus-terusan sakit, lo bisa pergi Ratu.
Gue enggak akan maksa lo untuk tetap tinggal lagi." jelas Raja.
"Itu sama aja Raja mutusin Ratu."
"Gue enggak mutusin."
"Mutusin."
"Enggak sayang."
"Enggak usah sayang-sayang deh, basi!" ketus Ratu membuat Raja
tersentak. Bagus, ada peningkatan.
"Emang sayang kok."
"Kalau sayang enggak akan nyuruh ninggalin."
"Terus gimana dong?" tanya Raja cuek sambil memancing emosi Ratu
dengan sengaja.
Ratu menghentakan satu kakinya dengan kasar. "Raja itu punya otak enggak
sih?!" bentak Ratu. Raja hanya memanggut. Terusin sayang, keluarin
semuanya, hajar aja kalau perlu. Raja membatin.
Ratu berdecih sambil berkacak pinggang. "Gelarnya si enggak salah-salah,
"MURID SEGUDANG PRESTASI!!", tapi soal kayak beginian otaknya
KOSONG MELOMPONG!!" Ratu mulai tidak terkontrol.
Raja memanggutkan kepalanya kembali. IYA SAYAANGG?! TERUSSSS
APALAGI APALAGIII?!!. Raja tetap diam, seperti seorang anak kecil yang
saat ini tengah dimarahi oleh Ibunya karena telah jajan sembarangan.
Ratu semakin tersulut emosi. Ditambah lagi hari ini adalah hari pertama
sang bulan datang mengunjunginya. "JUAL AJA ITU OTAK KALAU UDAH
ENGGAK ADA GUNANYA!" bentak Ratu kembali. MANTAPPP
SAYANGGG!
"SEKARANG TERSERAH RAJA AJA DEH MAU DIBAWA KEMANA
HUBUNGAN INI! RATU PUSING!!!" ujar Ratu membuat Raja
menggumamkan sebuah irama lagu dengan pelan yang masih bisa didengar
oleh Ratu. MAUUU DIBAWA KEMANAAAA HUBUNGAN KITAAA???
"RAJAAA!!!!!" teriak Ratu makin kesal. "Raja itu punya kuping enggak
sih?! Selain enggak punya otak ternyata Raja budek juga ya?! RAJA ITU
NYEBELIN TAHU ENGGAK! RATU ENGGAK SUKA RAJA! RATU
BENCI RAJA!!! POKOKNYA RATU ENGGAK MAU KENAL RAJA
LAGI!! PERGI AJA SANA TERSERAH!! " teriak Ratu dengan gamblang
dan disusul dengan rasa penyesalan sesudahnya.
"Udah marah-marahnya?"
Ratu mengangguk samar. Ia berusaha menormalkan gejolak emosi beserta
deru napas dalam dadanya. Ratu benar-benar mulai gila!. Andai saja ia
adalah seekor singa, pasti Raja sudah ia terkam tanpa ampun saat ini juga.
"Gimana perasaan lo kalau suatu saat lo liat gue pelukan sama cewek lain
dengan mata kepala lo sendiri?"
Deg.
"Raja salah paham, Ratu itu cum—"
"Gue tahu." potong Raja. "Gue denger semuanya." lanjut Raja.
"Konteksnya beda Raja." kata Ratu. Ia benar-benar sudah bingung
bagaimana cara menjelaskan semua ini kepada Raja.
Raja memanggut memahami. "Oke, kalau suatu saat Fara minta pelukan
perpisahan kayak lo dengan Aksara, gue harap lo enggak keberatan." ujar
Raja membuat Ratu langsung menatapnya.
"Enggak!" protes Ratu cepat. Enak saja!
Raja menaikan satu alisnya. "Kenapa? Enggak rela? Itu yang gue rasain
saat ini, Ratu. Bukan lo doang yang punya hati. Gue juga." Raja menatap Ratu
lekat.
"Aksara bukan orang seperti Fara, Raja." bela Ratu membuat Raja
berdecih.
"Mereka berdua itu sama, Ratu. Sama-sama ingin memiliki seseorang yang
sudah termiliki."
"Jangan samain Aksara dengan Fara! Ratu enggak suka!" bentak Ratu tiba-
tiba. Ratu kelepasan.
Raja tertawa getir. "Oh, oke. Gue rasa kalimat lo barusan udah bisa
menjelaskan bagaimana isi perasaan lo ke cowok sialan itu." ujar Raja
membuat emosi Ratu naik kembali.
"KENAPA SI RAJA ITU SELALU BIKIN ASUMSI SENDIRI! KENAPA
SIH HATI RAJA ITU BATU BANGET! ENGGAK BISA YA SEKALI-KALI
NGERTIIN PERASAAN RATU WALAUPUN ITU CUMA SEDIKIT?!
RATU ENGGAK MINTA BANYAK KOK! KALAU GINI TERUS
MENDING KITA BREAK AJA SEKALIAN!" teriak Ratu tanpa sadar. Lagi-
lagi Ratu kelepasan.
"Yakin mau break?" tanya Raja dengan nada sesantai mungkin.
"Yakin."
"Enggak akan kangen?"
"Eng..Enggak!"
"Enggak akan nyariin lagi?"
"Apasih Raja! Enggak!"
Raja memanggut. "Oke, kalau gitu. Gue harap lo enggak akan ngamuk kalau
liat si Fara nemplokin gue melulu kayak nyamuk mulai besok. Lo sendiri kan
yang ngajak break?" tanya Raja memastikan.
Ratu menatap Raja tidak terima. "Enggak! Raja itu masih pacar Ratu! Jadi
enggak boleh deket-deket sama Fara!" protes Ratu kembali. Raja sialan!.
"Ratu cuma ngajak BREAK, bukan PUTUS!"
"Terus abis break langsung putus? Gue enggak mau buang-buang waktu,
Ratu." jeda sejenak. "Lagian, siapa tahu Fara bisa berubah kalau gue bimbing
dia sedikit demi sedikit. Lo sendiri kan yang bilang kalau gue itu cocok sama
dia? Mungkin gue akan pertimbangin Fara mulai sekarang." ujar Raja yang
tentu saja bercanda.
Ratu menggigit bibirnya. Aduh, gimana dong?! AH BODO AMAT!! RATU
UDAH ENGGAK PERDULI!!!! PERGI AJA SANA SAMA SI NENEK SIHIR
ITU! BIAR DIRACUNIN SEKALIAN!! EH... TAPI-TAPI ARGHH!! RATU
PUSING!! RATU ENGGAK RELA!!.
Ratu berdeham. "Ya.. yaudah kalau gitu, enggak jadi break-nya." jawab
Ratu tidak tahu malu membuat Raja tertawa geli dalam hati. ENGGAK APA-
APA RATU, ENGGAK USAH MALU, MASIH ADA SI PANCA MANUSIA
YANG LEBIH MALU-MALUIN DI DUNIA INI, ENGGAK APA-APA RATU,
SANTAIIIII...
Raja menarik tubuh Ratu ke dalam pelukannya. Hening sejenak, Raja
mengusap punggung Ratu pelan untuk menurunkan emosi gadis itu sekarang
ini. Ia marah, itu sudah jelas. Ia marah saat melihat laki-laki lain menyentuh
miliknya dengan mudah. Sudah tidak terhitung berapa kali ia melihat
kemesraan Ratu dan Aksara tanpa tidak sengaja. Apa Raja tidak berhak
untuk marah?
"Gue cemburu."
"Gue cemburu lihat lo disentuh laki-laki lain. Gue enggak rela, Ratu.
Bukan lo aja yang terluka, tapi gue juga. Walaupun gue terkesan cuek, dingin,
arogan atau seenaknya, tapi gue juga manusia yang punya hati sama kayak
kalian semua."
"Waktu gue nyuruh lo pergi, gue enggak main-main Ratu. Gue enggak mau
lo terus-terusan sakit kalau harus maksain hubungan ini. Bukan karena gue
enggak sayang, gue selalu sayang sama lo, Ratu. Gue cuma mau lo bahagia,
itu aja enggak lebih."
"Kalaupun memang lo bener-bener minta break. Oke, gue akan nurutin apa
mau lo. Mungkin lo memang udah capek saat ini, gue tahu lo butuh waktu.
Biar gue sekarang yang gantian berjuang untuk lo. Gue udah bilang kan, lo
enggak perlu ngejer-ngejer gue lagi. Gue enggak akan lari. Gue pergi bukan
berarti gue mau ninggalin lo, Ratu. Lo enggak perlu ngelakuin hal apa-apa
lagi. Udah cukup gue buat lo sampai secapek ini. Udah cukup."
Ratu menggeleng pelan. "Ratu enggak mau break." Ratu menjawab lontaran
panjang lebar Raja dengan satu kalimat singkat. Ia sudah tahu kemana arah
pembicaraan tersebut.
"Tadi katanya minta break?"
"Enggak jadi."
"Kenapa enggak jadi?"
"Ratu masih sayang sama Raja."
"Gue juga, walaupun lo bilang sayang gue basi."
"Maaf.."
Raja melepaskan pelukannya, lalu menangkupkan kedua tangannya di
wajah mungil Ratu. "Lain kali kalau memang punya unek-unek, keluarin aja
kayak tadi. Kalau perlu hajar sekalian, biar puas. Jangan kebiasaan mendem
segala sesuatu itu sendirian. Enggak baik." ujar Raja lembut lalu melepaskan
tangkupannya.
"Jadi, Ratu boleh ngehajar Raja?"
Raja mengangguk. "Boleh, dengan senang hati gue akan terima. Bahkan
kesalahan yang selama ini gue perbuat ke lo aja enggak pantes kalau hanya
dibalas dengan sebuah pukulan. Lo mau bunuh gue sekalian juga gue akan
terima, ya walaupun gue tahu lo pasti enggak akan sanggup." ujar Raja
percaya diri.
Ratu menghela napas. "Oke, Ratu sekarang mau pukul Raja. Kalau muka
Raja nanti sampe biru-biru, jangan salahin Ratu ya? Raja sendiri lho yang
minta." ujar Ratu sambil mengepalkan tangan kuat.
Raja mengangguk, lalu memejamkan matanya. "Pukul gue sepuas lo, kalau
perlu harus lebih keras daripada pukulan si para kutu badak itu, keluarin
semua amarah terpendam lo selama ini. Gue siap." ujar Raja.
"Oke, Ratu cuma mau ingetin Raja kalau ini pasti bakal sakit. Jadi, Ratu
enggak mau kalau nanti-nanti Raja ngerengek kesakitan sama Ratu. Ratu pasti
akan tutup kuping!" ujar Ratu dibalas dengan anggukan Raja. "Kalau gitu Ratu
mulai ya..." Raja mengangguk kembali lalu memejamkan mata serapat-
rapatnya. Tenang Raja, tenang.. walaupun kata orang, murkanya seorang
perempuan itu melebihi ganasnya seekor singa yang sedang kelaparan, lo
pasti bisa lewatin ini semua... lo pasti bisa!
Hening sejenak.
....
....
....
....
....
Cup. Ratu menjinjitkan kedua kakinya lalu mengecup bibir Raja dengan
seberani mungkin, membuat Raja membuka mata terkejut, lalu menatap Ratu
dengan tatapan tidak percaya beserta mulut yang sudah terbungkam. Raja
sama sekali tidak bisa bersuara. "Satu sama." kata Ratu sambil menyengir.
Ratu memundurkan langkah kakinya. "Ratu enggak mau buang-buang tenaga
cuma untuk mukulin Raja, mending tenaganya Ratu simpen buat ngelawan si
nenek sihir." jeda sejenak, Ratu memundurkan kembali langkahnya lebih jauh.
"Oh iya! Mau tahu enggak? Muka Raja sekarang ini lucu banget lho, Ratu
sampe enggak kuat lagi mau tahan ketawa Ratu. Maaf ya Raja!
HAHAHAHA!" Ratu meledek Raja sambil tertawa keras lalu berbalik dan
mulai berlari untuk menghindari Raja yang tanduknya sudah mulai terlihat.
HAHAHA RAJA DAN RATU SATU SAMAAA!!
Wah, luar biasa. Melihat Ratu yang seenaknya kabur setelah melakukan
ritual kecilnya, Raja tidak tinggal diam. Ia mengejar Ratu sambil mengumpat
dalam hati. Sial gue kecolongan!, "RATUUUU!!!!! JANGAN KABURRR!
WAH UDAH MULAI NAKAL YA!!!! HEYYY SAYANGGGGGGGGGG!!
BERHENTIII!!! JANGAN LARIIIII!!!!! ENGGAK MAU ABANG RAJA
BALESSSS NIH?!!!!!" teriak Raja tanpa tahu malu lagi.
Sedangkan dari kejauhan, masih ada sosok Aksara yang mengamati kedua
pasangan itu diam-diam dari dalam mobilnya dengan rasa sakit yang ia tahan
sekuat mungkin. Memang dari awal cerita ini hanya milik Raja dan Ratu,
bukan miliknya ataupun orang lain. Aksara menghela napas lalu
menghidupkan mesin mobilnya dan mulai melaju pergi meninggalkan kedua
pasangan yang terlihat tengah berbahagia itu.

"Lo pantas bahagia, Ratu."

***
Pagi itu geng TEMPUR menghabiskan waktu bersama di rooftop SMA
GARUDA bersama dengan beberapa cemilan yang sebelumnya mereka beli
di kantin sekolah. Rapat guru memang adalah salah satu surganya para murid-
murid yang sudah jengah karena terus-terusan belajar tanpa henti. Mereka
memang butuh menyegarkan otak sejenak, khususnya untuk anggota geng
TEMPUR yang sebentar lagi akan menghadapi Ujian Nasional dan mengikuti
tes untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya. Ah, mereka tidak
sabar.
Elang meregangkan ototnya sambil membuang napas kasar. "HHHHHHH
otak gue bisa mampet lama-lama kalau tiap hari harus berkutat sama
kumpulan para soal yang mengerikan itu." keluh Elang.
"Nikmatin aja." jawab Raja sambil menegak sebotol air mineral.
Angkasa menghela napas. "Enggak kerasa ya, sebentar lagi kita harus cabut
dari GARUDA." kata Angkasa membuat suasana sedikit terasa sendu.
Panca yang sedari tadi mencoret-coret bukunya dengan tidak jelas,
akhirnya ikut membuka suara. "Bisa berkurang deh stok cogan di GARUDA."
celetuk Panca yang masih narsis seperti biasanya.
"Pak Kumis sama Bu Sri pasti merdeka banget, karena enggak ada lagi
yang bakal ngerusuhin Warkop mereka, kayak kita-kita ini." ujar Dirga
membuat mereka tertawa kecil.
"Namanya hidup, harus tetap berjalan. Lagian, walaupun kita semua cabut
dari GARUDA, geng TEMPUR pasti akan selalu ada." ujar Raja bijak.
Elang menyunggingkan senyumnya. "Masih inget kan sama perjanjian
sakral yang udah kita berlima buat? Gue harap diantara kita semua enggak
ada yang tiba-tiba amnesia dadakan sampe harus gue ingetin lagi untuk kedua
kalinya." timpal Elang sambil berusaha mengingatkan.
"Enggak ada yang berhak untuk lupa." Angkasa menjawab Elang dengan
cepat.
"Soal itu sih udah terekam jelas secara otomatis di otak gue Lang, enggak
perlu lo ingetin lagi." jawab Dirga yang sedang sibuk mencari-cari cabai
rawit di dalam kantung kresek berisi gorengan yang mereka beli itu.
"Gimana enggak inget, kalau jaminanya nyawa sendiri." sindir Raja
membuat Angkasa melotot ke arahnya.
Panca merobek selembar kertas yang ada di bukunya dan melipatnya
serapih mungkin, lalu beranjak berdiri mendekati Raja. "JRENGGGGGGG
JRENGGGGGGGGGG!!!" teriak Panca sambil menyodorkan lipatan kertas
tersebut membuat Raja mengerutkan dahinya. Apaan sih ini kutu badak.
Dirga yang melihat hanya tertawa karena sudah mengerti maksud dari
sikap Panca sekarang ini. Sedangkan Elang berusaha sekuat mungkin untuk
tidak ikut bersuara. Selamatkan hambamu yang tampan ini ya Tuhan, cukup
Raja aja yang para kutu badak itu siksa. Jangan hamba ya Tuhan, jangan.
"Apaan si lo kutu badak! Enggak jelas!" dengus Raja kepada Panca.
"KALAU ABANG RAJA ENGGAK JELAS, SINI ABANG PANCA
JELASIN SEJELAS-JELASNYA." ujar Panca semangat membuat Raja makin
kebingungan. "Abang Raja masih inget kan dengan drama sinetron Raja untuk
Ratu episode 39?" tanya Panca sambil menyunggingkan senyum manisnya.
Raja terdiam sambil menimang-nimang ucapan Panca dengan sebaik
mungkin. Tiba-tiba, bagaikan angin topan yang lewat, sekelibat ingatannya
akan tragedi obat tidur itu muncul begitu saja seolah-olah sedang mendukung
si para kutu badak ini untuk segera menjalankan aksinya dengan cepat.
"Simak baik-baik ucapan gue, GUE ENGGAK AKAN PERNAH SUDI
BALIKAN SAMA CEWEK BENALU BERNAMA RATU, dan kalau
memang khayalan lo lo pada itu terjadi, oke gue bakal........." jeda
sejenak. Raja menghela napas. "Gue bakal lakuin apa aja yang lo lo
pada suruh, sama kayak si Elang! Puas?!"
Mampus lo Raja. Raja berdeham sambil menggaruk tengkuknya. "Eng.. gue
enggak ngerti maksud lo apa Ca. Gue lupa, sorry ya Ca." ujar Raja membuat
keempat temannya memicingkan mata. "Eh, gimana kalau nanti sore kita
makan-makan, udah lama kan kita enggak nongkrong bareng. Gue traktir deh!"
Raja mulai mengalihkan pembicaraan sambil berusaha bernegoisasi.
"OHHHHHH JADI ABANG RAJAAAAA TEH LUPA.. GIMANAAA
YA....." Panca mengusap-usap dagunya seolah ingin mempertimbangkan
tawaran Panca. Lo kira gue bisa dikadalin! Enggak tahu apa gue itu Raja
nya ngadalin cewek!
Dirga berdeham. "MAKAN-MAKAN YA.... GIMANA YA....." Dirga
menaikan kedua bola matanya sambil mengerjap berkali-kali seolah sedang
menimang-nimang tawaran Raja sebaik mungkin. Akting lo enggak sepinter
akademik lo Raja! Lo kira para kaum gratisan ini bisa kemakan sama
rencana licik lo itu!
"Raja, Raja. Lo temenan sama si para kutu badak ini udah berapa lama
sih? Mana bisa mereka semua lo tipu-tipu! Tapi, semangat deh ya Ja!
Hampura nyak, gue enggak bisa bantu apa-apa. Gue juga siaga satu ini
Ja!" Elang membatin dalam hati sambil berjaga-jaga.
Angkasa berdiri sambil meremas-remas jemarinya. "Gimana kalau kita
lakuin sedikit pemanasan sekarang? Siapa tahu aja kan kalau kepala lo
nempel di tembok dikit bisa bikin ingatan lo balik?" tawar Angkasa membuat
Raja langsung bergidik ngeri. Sialan!
"WAHHHH BOLEH JUGA IDE SI SASA! Lagian, gue juga lagi males
nongkrong Ja. Lo tahu sendiri kan gue harus rajin-rajin belajar buat bahagiain
istri-istri gue dimasa depan nanti!" Catat itu "istri-istri!".
"BENER TUH KATA SI CACA! Udah bukan waktunya lagi kita ngabisin
waktu cuma buat nongkrong-nongkrong enggak jelas di caffe! Si Jaja si enak
udah pinter dari lahir, nah kalau kita-kita semua? Sampe bapak si khong
guan pulang juga otak kita pasti bakal gini-gini aja! Iya enggak Lalang? Lo
setuju kan sama gue?" tanya Dirga sambil melirik Elang yang sedari tadi
hanya bungkam. Diem lo enggak mempan Lang!
Elang tersentak. "Eh? Eh.. I..iya Ja! Bener apa kata si Gaga! Kita skip dulu
ya acara nongki-nongki ganteng kita? Hehe.." jawab Elang sambil menyengir
kaku. Sialan lo Ga!
Raja mendengus kesal. Rencana yang ia rancang secara dadakan tadi
ternyata sama sekali tidak mempan bagi para kaum gratisan ini. "IYA IYA!
UDAH LO SEMUA ENGGAK USAH PADA PURA-PURA SOK BIJAK!
GUE BAYAR HUTANG GUE DI EPISODE 39 ITU SEKARANG JUGA!"
ujar Raja membuat keempat temannya tertawa puas.
HAHAHAHAHAHHAHAHAHA!
Raja meraih lipatan kertas dari Panca lalu membuka dan membacanya
dengan tatapan tidak percaya sambil bergidik jijik. "WAHHHHH BUNUH
AJA GUE SEKALIAN CA!!" protes Raja tidak terima. "YANG BENERRR
AJAAAAA CA!!!!!" Raja berkacak pinggang.
Dirga berusaha menahan ketawa setengah mati. "Laki bukan lo Ja?! Mental
tempe lo Ja!" cemooh Dirga.
"AHHH KELUAR AJA LO DARI SAKGARRRR, UDEHH
KELUAAAR.." Elang ikut memanasi membuat Dirga langsung melirik ke
arahnya. Ups! Tahan Lang! TAHAAAAANNNNNNNNN!!!!!!
Raja menatap Angkasa dengan sorot memohon. "Sa, lo ngerti kan maksud
gue? ENGGAK MUNGKIN LAH SEORANG RAJA GEMILANG
NGELAKUIN HAL YANG KAYAK BEGINIAN!" Raja meminta dukungan.
Angkasa menaikan kedua bahu. "Itu sih DL." singkat Angkasa membuat
Raja mendengus kesal.
Panca merangkul Raja. "Makanya ente kalau punya mulut itu lain kali
jangan lupa digembok. Biar setannya enggak pada keluar. Gini kan jadinya!"
ujar Panca menasihati. "Udahlah terima aja nasib lo sekarang Ja! Semangat
Ja! Gue yakin lo pasti bisa!" lanjut Panca yang menyemangati Raja hanya
untuk sekedar basa-basi. HAHAHAHAHAAHAHAHA MAMPUS LO JA!
Raja menghela napas. "Tapi enggak gini juga bambangggg! Lagian, gue
juga enggak yakin bisa dapet izin atau enggak untuk masuk ke ruangan sana.
Udah ganti-ganti!" Raja benar-benar badmood.
"Oke, kita ganti." Angkasa membuka suara. Raja menatap Angkasa dengan
berbinar dan penuh harap. Hati lo emang bener-bener seputih malaikat Sa!.
"Besok lo ke sekolah pake rok aja. Gimana?" LEBURRRRR SUDAHH
HARAPAN RAJA. ANGKASA SIALAN! IA TIDAK BISA LARI LAGI! DASAAAR
IBLIIIS LO SA!!
"HAHAHAHA! Muka lo kalau lagi kicep gini lucu banget Ja!" ledek Elang
melihat raut wajah pasrah Raja membuat Angkasa langsung meliriknya
dengan tajam. ASTAGAAA LALANGGGG MULUTT WOY MULUTTT!!!!!!!!!!
Raja mengacak rambut kasar dan mengumpat dalam hati sambil mengabsen
satu persatu nama para makhluk hidup yang ada di taman safari. Astagaaaa
Raja!!!!!!!!!!! Mau lo pasang dimana muka lo nanti hah?!!!!. "SIALAN LO
PADA!". Hancur sudah citra yang sudah ia jaga selama ini.

***

Sergio menatap seorang gadis yang ada di depannya sambil mengamatinya


dengan lekat-lekat. "Jadi, lo udah tahu kan tugas lo itu apa?" tanya Sergio
memastikan.
Gadis itu mengangguk. "Lo enggak perlu tanya-tanya lagi, gue udah ngerti."
ketus gadis itu.
Sergio mendekati gadis itu lalu membelai rambutnya sambil melayangkan
tatapan menakutkannya membuat gadis itu melangkah mundur. "Gue harap, lo
enggak main-main dalam menjalankan rencana ini." bisik Sergio dingin. "Satu
lagi, jangan sampai lo jatuh cinta dengan cowok sialan itu, karena cinta cuma
akan membuat manusia lemah. Lo tahu kan apa akibatnya jika lo berani-
beraninya punya niatan untuk berkhianat?" ujar Sergio tajam.
"Lo tenang aja, gue yakin dia pasti akan ngejalanin tugas ini dengan sebaik
mungkin. Jangan terlalu keras, Sergio." ujar seorang gadis satunya yang
sedari tadi hanya duduk dan ikut menyimak.
Sergio berdecih. "Cewek lemah seperti kalian berdua itu, sama sekali
enggak pantes untuk dilembutin. Jadi cukup ikutin alur yang udah gue buat ini
sebaik mungkin, kalau kalian berdua enggak mau kena imbasnya." Sergio
memperingatkan kedua gadis itu dengan tajam.
Gadis yang duduk itu langsung beranjak berdiri sambil meraih kunci
mobilnya. Ia berjalan mendekati Sergio, "Tapi cewek lemah yang lo bilang
ini, adalah gadis kecil tersayang lo. Iya kan Sergio?" ujar gadis itu dengan
telak lalu beranjak pergi meninggalkan Sergio tanpa pamit sama sekali,
disusul dengan seorang gadis yang dijadikan Sergio alat itu.
Sergio mengacak rambutnya dengan kasar sambil menatap salah satu
punggung dari kedua orang gadis itu yang saat ini sudah berjalan menjauh
dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Justru karena lo adalah cewek yang paling penting dalam hidup gue,
gue enggak mau bikin lo jadi selemah ini. Apapun caranya, gue akan
selalu berusaha untuk membuat lo merasa bahagia, dengan
mengembalikan hidup kita berdua seperti dulu, dan tentu saja harus ada
dendam yang perlu kita balas sebelum itu. "
Sergio membatin dalam hati.
——————————————————————
——————————————————————————
FOLLOW INSTAGRAM @WATTPADRERE DAN @RERETRSS
JOIN GROUP LINE RUR? BUKA PROFILE WATTPAD AUTHOR
DAN KLIK LINKNYA! YUK KITA SERU-SERUAN BARENG PARA
TOKOH!
JANGAN LUPA BACA SEQUEL ELANG! BUKA DAN FOLLOW
PROFIL AUTHOR!
JANGAN LUPA TONTON VIDEO KECIL DARI RAJA UNTUK RATU
DI INSTAGRAM @wattpadrere

FOLLOW INSTAGRAM
@wattpadrere
@reretrss
@raja.gemilang
@ratusetiawijaya
@elang.gunturr
@fara.aradila
@raja.gemilang
@angkasa_laksmana
@nadiaa_saraswatii
@senjaalana
@rinaihujann
@raya_indahh
@anggi_ppitaloka
@rinduserunii
@dirga_margantara
@panca.kstria
@diba_saidira
@aldimahesa_
@ristisekaar
@sila_putriana
@sherina.halim
@aksaraprabudi
@helen_adisti
@jehavictoria
@gamal_kusuma
@bimaorlandoo_
@jiroofernando
@gengtempur
@garudacheerleader

Post bagian mana yang paling kalian suka di part ini di instastory, dan
tag @wattpadrere untuk author repost ❗
JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW INSTAGRAM RAJA UNTUK
RATU @wattpadrere ! ! Disana author akan sering-sering post spoiler
bagi yang enggak sabar liat part selanjutnya! ❤
I love u xoxo
45. PUISI KECIL DARI RAJA

Red cups and sweaty bodies everywhere


Hands in the air like we don't care
'Cause we came to have so much fun now
Bet somebody here might be the one now
If you're not ready to go home
Can I get a "Hell, no"?
'Cause we gonna go all night
Till we see the sunlight, alright
So la-da-di-da-di, we like to party
Dancing you and me
Doing whatever we want
This is our house, this is our rules
And we can't stop
And we won't stop
Can't you see, it's we who own the night
Can't you see, it's we who 'bout that life
And we can't stop
And we won't stop
We run things, things don't run we
Don't take nothing from nobody, yeah, yeah
🎼 We Can't Stop-Cover By Boyce Avenue 🎧

[JANGAN LUPA FOLLOW & VOMMENT YA, KARENA ITU BERHARGA


BANGET BUAT AUTHOR ❤ DAN JANGAN LUPA PUTAR MULMED
YANG SUDAH AUTHOR SEDIAKAN UNTUK KALIAN, SELAMAT
MEMBACA SEMUA ❤]

45. PUISI KECIL DARI RAJA


"ALAAAMAKKKKK MAU JADI APA KAU KAU SEMUA ITU HAH?!
KU KASIH TUGAS, TAK MAU PADA KAU KERJAKAN, KU KASIH
ULANGAN, KAU KECUTKAN MUKA-MUKA KAU ITU DENGAN
SENGAJA. MACAM TAK KU KASIH MAKAN SAJA!", Lah emang iya
Pak! Kapan bapak kasih saya makan?!!!
Seisi kelas memandang Pak Junet yang tak lain adalah salah satu guru
sejarah HITS SMA GARUDA dengan tatapan malas dan mengantuk.
Bagaimana mereka tidak merasa kesal bila tiap pertemuan selalu saja Pak
Junet memberikan yang namanya ulangan mendadak. Ditambah lagi dengan
gaya bicara Pak Junet yang kadang membuat mereka bingung karena tidak
mengerti akan logat bercampurnya itu. Bahkan tak jarang Pak Junet sering
berbicara dalam bahasa yang berbeda-beda tiap pertemuannya. Pak Junet oh
Pak Junet.
Tes
Tes
Pak Junet yang hendak membuka suara untuk membacakan soal, terurung
begitu saja saat speaker di kelas tengah bersuara. Murid seisi kelas yang
sedari tadi gaduh pun langsung mengambil sikap diam untuk mendengarkan
pengumuman apa yang akan disampaikan oleh pihak sekolah saat itu.
"EHEMMMMMMMMM"
Pak Junet mengerutkan dahinya. "KENAPA PULA KAU PAKAI BATUK-
BATUK SEGALA HAH?! TAK SOPAN!" ketus Pak Junet membuat seisi
murid di kelas
menatapnya dengan tatapan, sudah biasa.
"TERUNTUK RATU SETIA WIJAYA KELAS XII-IPS 2"
Ratu yang sedari tadi sudah terkantuk-kantuk, langsung tersentak dan
membulatkan mata seketika. Raja?, Ratu melirik speaker yang terpajang di
kelasnya dengan reflek. Seisi murid di kelasnya pun sudah menatapnya
dengan raut wajah bingung dan bertanya-tanya. Ada apa nih?
"LAHHH, APA PULA ITU!!, RATU?! KAU KENAL SUARA SIAPA ITU
HAH?" Pak Junet langsung bertanya kepada Ratu.
"KALAU SAJA AKU INI ADALAH SANG MALAM......"
Belum sempat Ratu menjawab pertanyaan Pak Junet, ia dikejutkan kembali
dengan suara Raja yang sudah menggema keras itu bersama dengan intonasi
yang super berlebihan. Astaga! Raja mau ngapain sih!!!!!!!
"PASTI ENGKAULAH... YANG AKU JADIKAN BULANNYAA....."
"WADAAAAAAAAAAAAAAWWWWWW!!"
"YUHUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU!!"
"MANTAAAAPPPPPPPPPPP BEBBBBBBB!!"
Seisi murid di kelas pun langsung menjadi ricuh seketika, beberapa ada
yang menyahuti ucapan Raja, beberapa ada yang sibuk bersiul-siul dan
beberapa ada yang terkekeh sambil memukul-mukul meja agar suasana lebih
berisik lagi. Astagaa Raja!!!!!
"ALAMAAKKKK! MANIS SEKALI MULUT KAU ITU! KU KASIH
TAHU KAU YA RATU, JANGAN MAU KAU DIBILANG MIRIP SEPERTI
BULAN, KAU TAK TAHU SAJA CEM MANA GRADAKNYA BULAN
TU!" ujar Pak Junet membuat seisi kelas tertawa keras. Gradak beb!
"KALAU SAJA AKU INI ADALAH SANG HUJAN......"
"ASIIIIIIIKKKKKKKKKKKKK"
"AW DEREEEESSSS BEBBBB!!!!!"
"KIWWWWWWWWWWWWW!!"
"PASTI ENGKAULAH... YANG AKAN AKU JADIKAN
PELANGINYA...."
"CADASSSSSSSSSSSSS!!!!!!!!!!"
"MANTAAAPPPPPPPPPPP!!!!!"
"PAYUNG MANA PAYUNG?!!!!"
Ratu menutup wajahnya dengan kedua tangannya segera. Sungguh ia benar-
benar malu setengah mati saat ini. RAJAAAAAA! RAJA LAGI NGAPAIN SIH!
RATU MALUUUUUU!!!!!!!!!!!. Ia benar-benar tidak mengerti kenapa Raja
bisa melakukan hal sememalukan ini. SEMUA INI PASTI EFEK BERGAUL
DENGAN PANCA!!
"KALAU SAJA AKU INI ADALAH SEKUNTUM BUNGA......"
"AWWWWWWWWWWWWWWWWWW!!"
"CIHUUUUUUUUUYYYYYYYYYY!!"
"ASELOOOOOLEEEJOSSSSSS!!"
"PETIKKK AKU DONG BANGGGG!!!!"
"PASTI ENGKAULAH YANG AKAN AKU JADIKAN LEBAHNYA...."
"AWWWW NYENGATTTT BEBBBB!!!!"
"MAMAA.... MAMAA....."
"HATCHIII ANAK YANG SEBATANG KARAA...."
"PAIT... PAIT... PAIT...PAIT..."
"ALAMAAKKKKK!!!!!! KENAPA PULA KAU SEBUT RATU DENGAN
LEBAH! MACAM TAK ADA KUPU-KUPU SAJA!" Pak Junet kembali
berkomentar membuat seisi kelas itu meledakan tawanya kembali.
HAHAHAHAHA!
"KALAU SAJA AKU INI ADALAH LAUTAN......"
"ASHIAAAAAAAPPPPPPPPPPPPPPPP!!!!!!"
"WADDDAAAWWWDIGIDAAAAAAWWWW!!"
"KAPAL MULAI OLENGGG KAPTEEENNNN!!!!"
"PASTI ENGKAULAH... YANG AKAN AKU JADIKAN PAUSNYA..."
"HAHAHAHAHAHAHAHA!!!!"
"PAUS DONGGGGG!!!!"
"ENGGAK IKAN BUNTEL AJA SEKALIAN!!"
"HAHAHAHAHAHAHA RAJA NGACO!!!!!"
"ALAAMAKKKK!!!!! SUDAH RATU KAU PUTUSKAN SAJALAH
PACARMU ITU!!" ujar Pak Junet mengompori sambil berkacak pinggang.
Benar-benar makin ngaco!
Ratu meremas-remas jemarinya kesal. AWASSSS YAAAA RAJAAAAAA!!!!!.
Ratu bisa menebak pasti geng TEMPUR lah yang menjadi otak di balik ini
semua. Lihat saja nanti, Ratu akan benar-benar membuat perhitungan kepada
Raja beserta antek-anteknya itu satu persatu. Hancur sudah citra mereka
berdua sebagai couple goals SMA GARUDA. Hancur selebur-leburnya....
"KALAU SAJA AKU INI ADALAH SAYUR KOL....."
"HAHAHAAHHAAH APA LAGI INI!!"
"ASTAGA RAJA GEMILANG!! APALAGI INI WOY!!"
"WADUHHH PERASAAN GUE ENGGAK ENAK NIH!!"
"TERUSSSS BANGGGGG!!!!!"
"GASKEEEUUUNNN BEBBBB!!"
"LANJUTTTTTTTTTTTTT MANGGG!!"
"ALAMAAKKK!! KENAPA PULA KAU BAWA-BAWA SAYUR KOL
HAH?! KU BAWA KE SI BORONG-BORONG JUGA KAU!!" ujar Pak
Junet yang mulai mengikuti suasana, dan sudah lupa akan niatnya untuk
memberikan ulangan kepada murid-muridnya. Terimakasih Raja!!!!
"PASTI ENGKAULAH YANG AKAN AKU JADIKAN AN—"
"WOY JAJA! AYOK KELUAR CEPETAN!! BENTAR LAGI PAK
MAMAT SAMPE KESINI!!"
"AHHHHHHHHHHHHHHHHHH!!!!"
"TANGGUNG BAMBAAAANGG!!!!"
"YAILAAHHHHHHH DIKIT LAGIII WOYYYY!!!"
"PANCA KAMPREEET!!!!!"
"Baru juga 10 baris Ca! Masih ada 20 baris lagi nih!"
"Udah segitu aja! Gue enggak mau kita semua sampe masuk BK! Lo
tahu sendiri kan gimana seremnya Ibu Jainap?! Sebelas dua belas lah
sama suaminya si Pak Junet!"
"Astaga buru Ca! Gue enggak mau deh sampe berurusan sama tuh
JJC! Alias si Jehong-Jehong Couple!! Bisa makin panjang dah urusan!
CABUT CA!!!!!!"
Seisi kelas langsung tertawa kembali saat mendengar percakapan Raja dan
Panca yang mereka berdua tanpa sadari masih terdengar di setiap kelas yang
ada di SMA GARUDA ini. Pak Junet yang mendengar pun langsung keluar
dari kelas begitu saja tanpa ada kata permisi sama sekali dan melupakan
ulangan dadakan yang padahal sebentar lagi akan dimulai itu. Mereka benar-
benar mengucapkan terimakasih kepada geng TEMPUR, karena telah
membuat suasana menjelang UN yang tegang ini menjadi segar kembali.
GENG TEMPUR MANTAP!
Ratu menghela napas lelah sambil memijat kepalanya yang rasanya sudah
mau meledak itu. Tenang Ratu.. tenang.. enggak boleh emosi ya.. baru juga
semalem baper-baperan..tetap tenang Ratu, oke?!. Ratu merogoh saku
bajunya lalu mengeluarkan ponselnya segera. Dicarinya cepat kontak Raja,
lalu diketiknya sebuah pesan "manis" untuk kekasihnya itu. Raja benar-benar
membuat emosinya tersulut!
Ratu Setia Wijaya: Sayang, dimana?
Singkat, tapi cadas.

***

"Sayang, jangan ngambek lagi dong! Maaf ya..??" Raja mengguncang kecil
lengan Ratu sambil memasang tatapan memohon. Tidak mempan Raja.
Ratu mendengus kesal. "Jadi selama ini Ratu itu mirip ikan paus?! Jadi
bagi Raja, Ratu itu gendut?! Iya?!" ujar Ratu sambil melipatkan kedua
tangannya.
Panca Sialan!!, bisa rusak deh rumah tangga gue!. "Enggak gitu, itu si
Panca yang tulis script-nya. Lo sama sekali enggak mirip ikan paus kok!
Jangan marah lagi ya?!" bujuk Raja semanis mungkin. Manis dari hongkong!
"Terus kalau bukan ikan paus, ikan apa? Ikan buntel?!! Asal Raja tahu aja
ya, sekarang Ratu jadi punya panggilan baru di kelas, alias "RATU
BUNTEL". Ratu kan enggak suka!!" dengus Ratu makin kesal.
Raja menggebrak meja. "WAHHHHH!! SIAPA YANG UDAH BERANI-
BERANI MANGGIL LO RATU BUNTEL?! BILANG KE GUE BIAR GUE
HAJAR ITU ANAK SAMPE MAMPUS?!!!!" teriak Raja membuat seisi
kantin yang mendengar langsung menoleh ke arahnya seketika. HAHAHA
ENGGAK SALAH TUH RATU BUNTEL?
"Raja! Jangan kuat-kuat dong ngomongnya! Mau bikin Ratu malu lagi
apa?!" Ratu beranjak dari kursi dengan kesal. "Raja jahat!!" ujar Ratu sambil
menghentakan kaki dengan kasar, lalu pergi begitu saja meninggalkan Raja
yang sudah ternganga dengan bodohnya. Astaga salah lagi, salah lagi.
"KALAU SAJA AKU INI ADALAH SANG MALAM......." Panca
meledek Raja dengan muncul secara tiba-tiba bersama kutu badak lainnya
membuat Raja mendengus kesal.
"Diem deh Ca. Gara-gara ikan paus lo itu, sekarang gue sampe masuk
SIAGA SATU tahu enggak! Emang sialan lo lo pada!" ujar Raja sambil
membuka botol minumnya.
Dirga terkekeh geli. "Makanya, lain kali kalau ngomong itu dijaga, alias
jangan asal-asalan. Udah tahu disekitar lo banyak setannya!" Dirga menepuk-
nepuk pundak Raja.
Angkasa melirik Elang tajam. "Lo bisulan Lang? Tumben amat enggak ada
suaranya." sindir Angkasa yang sudah mengerti maksud dari bungkamnya
seorang Elang seharian ini.
"Santai aja kali Lang, sequel lo masih lama dibuat authornya! Jadi, siap-
siapin mental aja dari sekarang!" ujar Dirga membuat Elang menghembuskan
napas kasar. #MenolakLupa
"ALAMAAAAKKKKK!! JADI KAU KAU SEMUA INI BIANGNYA!!!!
TERPAKU KALI AKU SAMA MUKA KAU KAU ITU!!!"
Suara keras dari Pak Junet membuat geng TEMPUR tersentak seketika.
Ditatapnya Pak Junet saat ini yang tengah berkacak pinggang, sambil
memasang raut wajah menyeramkan. Mereka berusaha menelan ludah sekuat
mungkin. Abis kita.
"Ca keluarin jurus andalan lo Ca! Buru!" bisik Elang kepada Panca.
Panca berdeham, sambil menahan rasa gugup. "EHHHH... ADA BAPAK
GANTENG.... A..APA KABAR PAK?" Panca mulai gelagapan. Ngapain lo
nanya kabar Malih?!!!!
"ALAMAAKKKK!! TAK PUAS KAU CUMA PUNYA MUKA SATU
HAH?!" ujar Pak Junet keras kepada Panca. Dasar muka dua!
Dirga menyikut Panca kecil. "Lo gimana sih ca! Giliran cewek aja pinter
lo bersilat lidah!" keluh Dirga sambil berbisik.
"Ilmu gue tiba-tiba lenyap Ga! Jangan-jangan si doi keturunan si Thanos
lagi!" jawab Panca pelan.
"ALAMAAKKK!!! NAPA PULAAA KALIAN PADA BISIK-BISIK
TETANGGA HAH?! KAU KAU SEMUA KE LAPANGAN SEKARANG
JUGA! KU BIKIN KAPOK KAU SATU-SATU SAMPAI MALU!" teriak Pak
Junet yang sudah menjadi pusat perhatian seisi kantin, membuat geng
TEMPUR bertukar pandang satu sama lain. Mampus kita!
***
Suasana siang itu sangat terik, murid-murid pun banyak berlalu lalang
karena bel istirahat sudah berdering. Tapi anehnya, bukannya kantin yang
menjadi tempat tujuan para murid untuk bersinggah, melainkan lapangan
sekolah yang saat ini sudah ricuh akan teriakan para kaum hawa saat melihat
geng TEMPUR tengah berdiri dibawah terpaan cahaya matahari, membuat
ketampanan mereka meningkat drastis. Oke yang satu ini berlebihan.
"KAK RAJAAAA AKU MAU DONG JADIII BULANNYAAAAAA!!!"
"KAKKK ANGKASAAA YUHUUUUUUUUU!!!!"
"ELANGGGGG NOTICEEE AKU DONGGG!!!"
"PANCAAAAA!!!! PANCA NGEDIPIN GUE DONG!! GILAAA GILAAA
PINGSAN AJA GUE!!
"BABYYYY DIRGAAAA!!! SEMANGATT YAAA ADA SYEEEE DISINIII!!!"

🎼 Baby shark, doo doo doo doo doo doo


Baby shark, doo doo doo doo doo doo
Baby shark, doo doo doo doo doo doo
Baby shark! 🎼

"ALAMAAAKKK!! NAPA PULA KALIAN SEMUA HANYA DIAM!


GERAKAN BADAN KAU KAU SEMUA ITU SEKARANG!" teriak Pak
Junet kepada geng TEMPUR sambil mengeraskan speaker yang sudah
sengaja ia siapkan untuk membuat kelima muridnya itu kapok, membuat yang
menonton tidak bisa menahan ketawa lagi.
Raja mengumpat keras dalam hati sambil mengabsen satu-persatu makhluk
hidup yang ada di taman safari, seperti biasanya. HANCURR SUDAHHH
CITRA YANG IA BANGUN SELAMA TIGA TAHUN INI DI GARUDA!
Angkasa meringis malu. Jika saja ada lubang sumur di depannya saat ini,
lebih baik ia menyebur saja dibanding harus melakukan tindakan memalukan
seperti ini. MAU DITARUH DIMANA MUKA LO SA DI DEPAN PASUKAN
LO NANTI!!!!!!!!!! SIALAANNN!!!!
Elang mengacak rambut kasar. Bisa-bisanya seorang Elang Guntur, yang
terkenal tampan dan jago berkelahi itu harus melakukan hal paling
menyeramkan selama masa hidupnya bersama para kutu badak sialan ini.
JANGAN SAMPE MANTAN GUE LIHAT! JANGAN SAMPEEEEEE YA
TUHAN....
Dirga menghela napas pasrah. Hilang sudah sosok dewasanya dihadapan
semua para penggemarnya, HILANG SUDAH HILANG!!!, sekali-kali ia
menunduk malu saat mendengar Sherina meneriakinya tanpa henti.
ASTAGAAA ITU CEWEK TAMBAH BIKIN MALU AJA SIH!!
Panca tersenyum lebar. Beda dari keempat temannya, ia lebih memilih
untuk menikmati moment itu sebaik mungkin. Bahkan ia sudah menggerakan
tubuhnya terlebih dahulu membuat para kaum hawa makin meneriakinya.
"YUHUUUUUU HALLLOOOO CANTIK GOYANG SAMA ABANG
YUK!!!!" teriak Panca kepada salah satu siswi yang sedang melintasi
lapangan, membuat siswi lain berteriak iri. Sedangkan keempat temannya
sudah makin mengumpatinya saat itu juga. PANCA BENAR-BENAR TIDAK
PUNYA URAT MALU LAGI!
"ALAMAAKKKKKK LENTUR SEKALI GOYANGAN KAU ITU!!" Puji
Pak Junet kepada Panca. "KAU KAU SEMUA CONTOH TEMAN KAU
SATU INI YA! JANGAN MELEMPEM AJA CEM KERUPUK DISIRAM
AIR!" ujar Pak Junet kepada Raja, Angkasa, Elang dan Dirga yang dibalas
dengan anggukan pasrah oleh mereka.

🎼 Mommy shark, doo doo doo doo doo doo


Mommy shark, doo doo doo doo doo doo
Mommy shark, doo doo doo doo doo doo
Mommy shark!
Daddy shark, doo doo doo doo doo doo
Daddy shark, doo doo doo doo doo doo
Daddy shark, doo doo doo doo doo doo
Daddy shark! 🎼

Para anggota geng TEMPUR sudah mulai menggerakan tubuhnya mengikuti


irama lagu yang berdentang, dan menjadikan Panca sebagai pemimpinnya.
Para siswi-siswi pun sudah sibuk merekam dan memotret aksi geng
TEMPUR yang sangat langka itu.
"AYOOOOOKKK SEMUAAAA DIGOYAAAANGGGG!!!!!" teriak
Panca semangat membuat keempat temannya langsung mengumpat kembali.
PANCA SIALAN!!
"GARUDAAAAAAAA?!! MANAA SUARAAAANNYAAAAAA?!!!!"
teriak Panca kembali membuat para murid menyahutinya dengan sorak riang.
Sedangkan keempat temannya sudah lebih memilih pasrah dan menerima
kenyataan pahit ini dengan dada selapang mungkin. Selesai sudah.
Hari itu benar-benar menjadi hari keramat bagi para anggota geng
TEMPUR, kecuali Panca Ksatria tentunya. Selama geng TEMPUR berdiri di
GARUDA ini, baru kali ini lah mereka menjadi ciut saat menjalani hukuman
dari para guru, dan semua ini berkat dari PAK JUNET tentunya. Terimakasih
Pak Junet! Hari kramat ini akan kami ingat sampai kami tua nanti!

***

Ratu berjalan masuk ke dalam kelas dengan kesal. Raja benar-benar


menyebalkan. Bisa-bisanya Raja berteriak sekeras itu hingga murid-murid di
kelas lainnya telah mengetahui nama panggilan barunya sekarang. Ratu
buntel!!!!!!, yang benar saja, apa mereka tidak bisa melihat dengan jelas
tubuh idealnya sekarang ini?!. Oke Ratu mulai narsis!
Saat Ratu berjalan menuju kursinya, ia melirik sekilas bangku dan meja
Anggi yang masih kosong itu. Ratu menghela napas dalam, ia benar-benar
cemas akan keadaan Anggi sekarang. Apa ia harus bertanya dengan Elang?.
Tapi yang ia tahu saat ini, hubungan Elang dan Anggi benar-benar sudah
renggang, dan mungkin Elang sama sekali tidak mengetahui keberadaan Anggi
sekarang.
Saat Ratu berjalan mendekati kursi Anggi, betapa terkejutnya ia melihat
meja Anggi yang sudah tercoret-coret dengan kata-kata kasar. Bukan hanya itu
saja, ia yakin sekali guratan dari meja anggi itu berasal dari benda tajam.

PELAC*R!
CEWEK ENGGAK BENER!
PERGI LO DARI GARUDA!
CEWEK MURAHAN!
BIKIN MALU GARUDA!

Deg
Jantung Ratu seperti terhantam benda keras rasanya. Sebenarnya ada apa
yang terjadi dengan Anggi?, Ratu harus menghubungi Anggi saat itu juga. Ia
merogoh dalam saku bajunya lalu dicarinya kontak Anggi, lalu ditelfonnya
segera gadis itu. Tapi hasilnya selalu nihil, nomor Anggi tidak aktif lagi.
Ratu mengedarkan pandangan ke sekeliling kelas yang sepi itu. Ia merasa
penasaran setengah mati dengan siapa yang berani-beraninya melecehkan
Anggi dengan kata-kata kasarnya itu. Apakah ada seseorang yang memiliki
dendam dengan Anggi? Tapi siapa?
Di sisi lain, seorang gadis tengah mengintip kecil Ratu dari balik jendela
kelas dengan sorot mata yang sulit diartikan. Seperti rasa puas dan rasa
bersalah telah menjadi satu, puas karena ia berhasil menjalankan aksinya
dengan lancar dan rasa bersalah karena sudah bertindak sejahat itu kepada
Ratu yang ia tahu bahwa gadis itu adalah gadis yang sangat baik. Ia juga
tidak punya pilihan.
Benar-benar tidak punya pilihan.

——————————————————————
GIMANA MENURUT KALIAN PART INI?
NEXT PART MAU KAPAN??
——————————————————————————
FOLLOW INSTAGRAM @WATTPADRERE DAN @RERETRSS
JOIN GROUP LINE RUR? BUKA PROFILE WATTPAD AUTHOR
DAN KLIK LINKNYA! YUK KITA SERU-SERUAN BARENG PARA
TOKOH!
JANGAN LUPA BACA SEQUEL ELANG! BUKA DAN FOLLOW
PROFIL AUTHOR!
JANGAN LUPA TONTON VIDEO KECIL DARI RAJA UNTUK RATU
DI INSTAGRAM @wattpadrere

FOLLOW INSTAGRAM
@wattpadrere
@reretrss
@raja.gemilang
@ratusetiawijaya
@elang.gunturr
@fara.aradila
@raja.gemilang
@angkasa_laksmana
@nadiaa_saraswatii
@senjaalana
@rinaihujann
@raya_indahh
@anggi_ppitaloka
@rinduserunii
@dirga_margantara
@panca.kstria
@diba_saidira
@aldimahesa_
@ristisekaar
@sila_putriana
@sherina.halim
@aksaraprabudi
@helen_adisti
@jehavictoria
@gamal_kusuma
@bimaorlandoo_
@jiroofernando
@gengtempur
@garudacheerleader
Post bagian mana yang paling kalian suka di part ini di instastory, dan
tag @wattpadrere untuk author repost ❗
JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW INSTAGRAM RAJA UNTUK
RATU @wattpadrere ! ! Disana author akan sering-sering post spoiler
bagi yang enggak sabar liat part selanjutnya! ❤
I love u xoxo
46. JANJI RAJA DAN RATU

Oh, why you look so sad, the tears are in your eyes,
Come on and come to me now, and don't be ashamed to cry,
Let me see you through, 'cause I've seen the dark side too.
When the night falls on you, you don't know what to do,
Nothing you confess could make me love you less,
I'll stand by you,
I'll stand by you, won't let nobody hurt you,
I'll stand by you
So if you're mad, get mad, don't hold it all inside,
Come on and talk to me now.
Hey there, what you got to hide?
I get angry too, well, I'm alive like you.
When you're standing at the cross roads,
And don't know which path to choose,
Let me come along, 'cause even if you're wrong
🎼 I'll Stand By You-Cover by Ana Free 🎧

[JANGAN LUPA FOLLOW & VOMMENT YA, KARENA ITU BERHARGA


BANGET BUAT AUTHOR ❤ DAN JANGAN LUPA PUTAR MULMED
YANG SUDAH AUTHOR SEDIAKAN UNTUK KALIAN, SELAMAT
MEMBACA SEMUA ❤]

46. JANJI RAJA DAN RATU


Suara deruman motor seluruh anggota SAKGAR telah memenuhi jalan raya
sore itu dipimpin oleh geng TEMPUR di barisan bagian depan. Mereka
beramai-ramai pergi menuju jalan cendana untuk memenuhi surat tantangan
terbuka dari Pasukan GUNDAR. Harga diri adalah harga mati. Tidak ada
yang bisa meremehkan SAKGAR.
SAKGAR dikejutkan dengan pembukaan yang tidak menyenangkan. Saat
mereka sampai, bisa dilihat dengan jelas ketua GUNDAR, Hugo Galama
tengah mendekap seorang gadis berseragam SMA GARUDA secara paksa
membuat geng TEMPUR naik pitam.
Elang turun dari atas motor sambil membanting helmnya dengan kasar, lalu
berjalan mendekati Hugo dan menarik gadis itu kuat hingga ke dalam
pelukannya. "Lo enggak apa-apa?" tanya Elang yang dibalas dengan gelengan.
Rindu Seruni. Elang menatap gadis itu sudah ketakutan setengah mati
sekarang, bersama dengan sebuah gitar yang sudah tergeletak di tanah dengan
kondisi yang sangat amat disayangkan. Belum juga Elang sempat mendaratkan
pukulannya ke Hugo, anggota GUNDAR bernama Farhan sudah memukul
kepala Elang dari belakang membuat geng TEMPUR murka saat itu juga.
Raja yang melihat dengan reflek melayangkan tendangannya ke tubuh
Farhan dengan keras hingga lelaki itu tersungkur ke tanah dengan kasar.
"BANGSAT!" teriak Raja geram.
Angkasa menarik tubuh Raja ke belakang. "Lang, lo bawa itu cewek pergi
dari sini. Biar sampah-sampah ini kita semua yang selesain." ujar Angkasa
kepada Elang.
Elang yang ingin melayangkan protes langsung disergah Dirga saat itu juga.
Menuruti perintah Angkasa adalah keputusan yang tepat saat ini. "Pergi Lang,
soal harga diri lo biar kita yang urus." ujar Dirga yang akhirnya dibalas
dengan anggukan mengerti oleh Elang.
Elang mengedarkan pandangan tajamnya kepada Pasukan GUNDAR saat
itu juga. "ABIS LO SEMUA SAMA SAKGAR!" geram Elang. Cowok itu
menarik tangan Rindu kuat dan membawa gadis itu pergi bersamanya.
Panca yang sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi, ditariknya kerah
baju sekolah sang ketua GUNDAR, dan dipukulnya wajah Hugo keras.
Jangan pernah main-main dengan murkanya orang yang suka bercanda.
"PENGECUT LO! BANGUN SIALAN!!" teriak Panca. "KETUA LEMAH
LO!"
"Berhenti!"
Belum sempat Hugo membalas pukulan Panca. Suara berat dari seseorang
langsung memecahkan keadaan saat itu juga. Bintang Sadewa, cowok itu
sudah berjalan mendekati Hugo bersama tatapan dingin mautnya. Benar-
benar mirip seorang Raja.
Bintang mendorong tubuh Angkasa sedikit kasar. "Bawa cabut semua
pasukan lo sekarang juga. Biar gue tanganin sendiri masalah gue dengan si
banci satu ini!" kata Bintang dingin membuat seluruh anggota SAKGAR
menatapnya tidak percaya. Seorang Angkasa Laksmana didorong oleh
juniornya sendiri?! Bahkan geng TEMPUR saja tidak ada satupun yang
berani untuk melakukan hal itu! Luar biasa!
Angkasa menaikan kedua sudut bibirnya, ia masih ingin mengamati sejauh
mana keberanian yang dimiliki oleh seorang Bintang Sadewa. "Silahkan,
SAKGAR juga bukan pengecut yang mainnya keroyokan." jawab Angkasa
sesantai mungkin.
Raja tidak terima. Cowok itu mendorong balik tubuh Bintang dengan keras.
"Enggak usah merasa paling jago lo bocah!" kata Raja dengan tajam membuat
seluruh anggota SAKGAR yang melihat menjadi sedikit terkejut. Mereka
berdua benar-benar cocok.
Dirga menarik tubuh Raja. "Ikutin aja apa kata Angkasa," jeda sejenak.
"Lagian, si Panca juga udah matiin harga diri SANG KETUA di depan
pasukannya sendiri secara langsung." kata Dirga keras dengan penuh
penekanan. "Sekalinya banci ya tetep banci, lengser aja lo jadi ketua!
Dipukul dikit langsung klemer!" cerca Dirga yang tiba-tiba berubah menjadi
lelaki julid.
Angkasa menghela napas. "Oke, karena ini adalah masalah pribadi. Gue
akan lepasin lo sebebas mungkin untuk habisin si banci satu ini, kalau perlu
musnahin sekalian antek-anteknya di belakang yang enggak berguna itu." ujar
Angkasa kepada Bintang yang tidak digubris sama sekali. Benar-benar
dingin. "SAKGAR! Cabut!" perintah Angkasa kepada seluruh pasukannya.
SAKGAR berjalan menuju motornya yang sudah terparkir di pinggir jalan
yang sepi itu. Benar-benar tanggung. Itulah yang mereka rasakan semua saat
ini. Tapi apa boleh buat, keputusan ada ditangan sang ketua, Angkasa
Laksmana. Mereka tidak bisa apa-apa. Ditambah lagi sebenarnya mereka
tidak yakin untuk melepaskan Bintang begitu saja bersama Pasukan
GUNDAR saat ini juga. Ah sudahlah, Angkasa pasti punya maksud dibalik
semua itu.
Sebelum menghidupkan mesin motor, Angkasa terlebih dahulu memanggil
Samudera untuk menghampirinya segera, membuat cowok itu bergegas
berjalan mendekatinya sambil memasang raut wajah penuh banyak
pertanyaan.
"Iya bang?"
"Lima hari lagi, gue mau Bintang Sadewa udah resmi jadi bagian
SAKGAR." kata Angkasa membuat geng TEMPUR yang mendengarnya
langsung terkejut. Bintang Sadewa, sehebat apa dia?

***

Raja berjalan masuk ke dalam rumahnya bersama geng TEMPUR sambil


membawa dua kotak martabak ditangannya. Malam ini mereka semua
berencana untuk menginap dan menonton bola bersama di rumah Raja,
sembari membahas beberapa hal yang harus segera diselesaikan secepat
mungkin.
Saat sampai di ruang tamu, Raja dikejutkan oleh kedatangan seorang
wanita tua yang waktu itu juga tengah mengunjunginya saat ia sedang bersama
dengan Ratu. Iya, wanita tua itu tidak lain adalah neneknya sendiri, Utami
Halima P. Nenek yang tidak pernah menganggap keberadaan menantunya
sekaligus cucunya selama ini.
"Pergi." satu kata dingin lolos begitu saja dari mulut Raja. Cowok itu
benar-benar muak melihat wajah wanita tua itu. Benar-benar muak.
Panca menyentuh pundak Raja. "Sabar Ja." bisik Raja pelan.
Mereka berempat memang sudah mengetahui bagaimana seluk beluk
keadaan keluarga Raja, dari dulu sampai sekarang. Mereka paham benar
bagaimana rasa sakit hati Raja kepada keluarga besarnya sendiri, hingga
membuat karakter cowok itu terlahir dingin seperti ini.
Mereka ingat sekali bagaimana parahnya dulu sifat dingin Raja sebelum geng
TEMPUR terbentuk. Cowok itu benar-benar anti sosial dan selalu ketus
terhadap orang-orang di sekitarnya. Awalnya mereka menganggap Raja itu
adalah sosok menyebalkan, tapi makin lama mereka makin mengerti bahwa
cowok itu hanyalah berusaha untuk melindungi dirinya sendiri.
"Jangan pernah berani-beraninya mengusir saya dari rumah anak saya
sendiri!" Utami meninggikan suaranya. "Harusnya kamu yang pergi dari sini,
kamu itu cuma anak haram yang tidak tahu diuntung! Anak saya sekarang
sudah tidak ada, dan itu berarti secara otomatis kamu bukan lagi bagian dari
keluarga kami! Silahkan baca ini dengan baik-baik." Utami menatap Raja
tajam sambil menyodorkan sebuah berkas pas di depan wajah Raja.
Angkasa merampas berkas tersebut dengan sedikit kasar. Cowok itu
membacanya dengan teliti sambil mencoba untuk memahami. Sudut kanan
bibir Angkasa naik begitu saja. Benar-benar licik. Angkasa menatap Utami
dengan tajam. "Beresin semua barang-barang lo Ja, kita cabut dari sini.
Jangan bawa satupun properti yang ada di dalam rumah lo ini termasuk motor
atau mobil lo sekalipun." ujar Angkasa tanpa mengalihkan pandangannya
sedikitpun. "Lo diusir Ja."
Merasa kebingungan, Elang merampas berkas tersebut dari tangan Angkasa
dengan cepat, lalu membacanya bersama dengan Panca dan Dirga saat itu
juga. "Wah Ja! Selamat! Lo udah resmi jadi kaum misqueen sama kayak kita
berempat mulai sekarang!" ujar Elang bercanda sekaligus menyindir si nenek
tua.
Panca merangkul pundak Raja. "Enggak apa-apa miskin harta, asal jangan
miskin moral!" sindir Panca secara telak kepada Utami. Dasar nenek tua
enggak punya hati!
Raja tersenyum simpul. "Santai aja, gue juga udah tahu kok kalau hal ini
pasti akan terjadi. Maklumin aja lah, keluarga gue kan emang pada licik."
sindir Raja tajam yang seketika langsung menusuk ulu hati Utami saat itu juga.
Utami berdecih. "Sudah jelas kan? Jadi, silahkan tinggalkan rumah anak
saya sekarang juga." jeda sejenak. "Satu lagi, mulai sekarang jangan pernah
mengaku-ngaku kepada orang lain akan status hubungan darah kamu dengan
anak saya, karena kamu dan Ibu kamu itu tidak pernah pantas untuk
menyandang nama baik keluarga kami." ujar Utami tajam. Membuat yang
mendengar, geram.
Raja tertawa keras. "Bahkan saya saja tidak sudi untuk memakai nama
keluarga kalian di belakang nama saya. Jangan terlalu besar kepala, kalian
semua itu tidak ada artinya dalam hidup saya." jawab Raja tak kalah dingin.
Cowok itu lalu melangkahkan kakinya menuju kamar dan membereskan
beberapa barang kepunyaannya. Raja bebas!
Raja menarik satu kopernya bersama tas ransel yang sudah bertengger
dikedua pundaknya. Sebelum pergi, ia pun pamit terlebih dahulu dengan Bi
Jum dan Pak Asep. Sejenak ia mengedarkan pandangan ke seisi rumahnya.
Akhirnya ia benar-bear bisa bebas dan tidak terikat lagi dengan keluarga
sialan ini.
"MENUJU PUNCAK GEMILANG CAHAYA MENGUKIR CITA
SEINDAH ASA! MENUJU PUNCAK IMPIAN DI HATI BERSATU JANJI
KAWAN SEJATII.......... PASTI BERJAYA DI AK—" Panca tiba-tiba
bernyanyi saat melihat Raja tengah menggerek kopernya. Lo kira lagi di AFI
CA?!
Pletak. Angkasa menjitak kepala Panca segera. "Bukan waktunya bercanda
bambanggggggggg!!" ujar Angkasa.
Sebelum Raja melangkah lebih jauh. Cowok itu berhenti sebentar di
hadapan Utami. "Enggak ada seorang anak yang mau terlahir sebagai anak
haram. Sekeras apapun usaha kalian untuk tidak menganggap saya sebagai
keluarga, kenyataannya darah kalian mengalir bersama dalam tubuh saya."
kata Raja dengan tatapan dinginnya.
Suasana pun menjadi mencekam sejenak. Tidak ada yang berani membuka
suara, terutama Panca. Utami pun langsung menjadi bungkam seketika. Apa
yang dikatakan Raja memang benar. Raja memang anak haram. Anak yang
dihasilkan dari hubungan diluar nikah. Lantas apakah semua itu
kesalahannya? Bahkan ia pun pernah sekali berharap dengan bodohnya
untuk tidak dilahirkan saja.
"Raja pamit, Nek." kata Raja dengan sarkas. "Nek" untuk pertama kalinya
panggilan itu keluar dari mulut Raja, membuat yang mendengar sedikit
tertegun, terutama untuk Utami sendiri.
Raja keluar meninggalkan rumah tersebut dengan hati yang lapang. Ambil
saja semuanya, Raja tidak butuh sama sekali harta warisan peninggalan
mendiang Ayahnya, toh selama beliau masih hidup, ia tidak pernah dianggap
sebagai seorang anak. Selama ini ia memang hidup tercukupi dari bentuk
materi. Bahkan, nominal yang dikirim ke rekeningnya tiap bulan pun cukup
besar untuk ukuran seorang remaja layaknya. Tapi semua itu hanyalah bentuk
sekedar tanggung jawab dari seorang Ayah kepada anaknya, dan bukan rasa
sayang yang ada di dalamnya. Jadi, siapa yang butuh kalian?.

***

Ratu menghubungi Raja berkali-kali dengan rasa kesal. Sudah hampir


setengah jam ia menunggu Raja di depan pintu caffe tempat ia bekerja. "Raja
kemana sih? Janjinya mau jemput Ratu pulang kerja!" Ratu mengeluh pelan.
Ratu yang makin gusar akhirnya memutuskan untuk pulang sendiri saja.
Raja benar-benar menyebalkan hari ini, kalau saja Raja tidak mendapatkan
hukuman dari Pak Junet, bisa Ratu pastikan acara merajuknya pasti akan
berlangsung lama. Jadi Raja, berterimakasihlah kepada Pak Junet!
Ratu menonton video tarian keramat geng TEMPUR sambil berjalan
dengan tawa yang sudah meledak-ledak membuat orang yang melihat mungkin
akan berpikir bahwa dia adalah gadis gila. "HAHAHAHAHA aduh Ratu
enggak kuat banget!!" ujar Ratu sambil menahan perutnya yang sudah sakit
sendiri karena tertawa.
Ratu mengamati tiap gerak-gerik tubuh Raja saat menarikan lagu baby
shark. Ia berteriak dalam hati melihat raut wajah Raja yang menurutnya
sangat menggemaskan itu, membuat rasa kesalnya terhadap Raja langsung
punah seketika. PACAR RATU NGEGEMESIN BANGET SIH!!!!. Sepertinya
ia harus memberikan award kepada Pak Junet karena berhasil membuat geng
TEMPUR melakukan hal sememalukan ini. KARMA SIH UDAH BIKIN RATU
MALU!!
"TONTOOOON AJA TERUSSSSSSS!"
Ratu yang masih menikmati tontonannya langsung tersentak dan berbalik
seketika saat mendengar suara yang tidak asing lagi baginya. "Raja?!" kata
Ratu terkejut.
Raja mendengus kesal. "Bahagia banget kayaknya, sampe-sampe enggak
sadar kalau dari tadi gue udah ada di belakang." ujar Raja sambil melipatkan
dada.
Ratu mengangguk cepat. "Bahagia banget dong! Kapan lagi coba Ratu
ngeliat Raja ngelakuin hal ini! Eh Raja! Raja! Ajarin Ratu gerakan baby
shark dong!" Ratu mulai menggoda jail Raja.
Raja berdecak. "Sekali lagi bahas baby shark, gue cium lo!" ujar Raja
membuat Ratu langsung membungkam mulutnya dengan satu tangan. Dasar
penakut!
Ratu mencibir. "Abisnya Ratu kan bosen nungguin Raja dari tadi. Ratu kira
Raja lupa mau jemput Ratu, Raja darimana aja sih?!" ujar Ratu yang kembali
kesal.
"Maaf, tadi gue ada urusan mendadak bareng anak-anak." jawab Raja
bohong. Semua ini karena si nenek tua itu!. Cowok itu langsung menarik
tangan Ratu untuk berjalan menuju parkiran motor di mini market yang tidak
jauh dari posisi mereka sekarang ini. Saat berjalan, tiba-tiba Raja mengingat
kembali akan pertengkarannya dengan sang Nenek untuk kesekian kalinya.
Nenek? Pantaskah ia akan panggilan itu?
"Harusnya kamu yang pergi dari sini, kamu itu cuma anak haram yang
tidak tahu diuntung!"
Anak haram. Raja tertawa getir dalam hati. Sebenarnya ia sudah sangat
terbiasa mendengar sebutan itu dari waktu ia masih kecil. Tapi entah kenapa
kali ini sakitnya lebih terasa dibandingkan waktu pertama kali ia mendengar
sebutan itu dari mulut sang Kakek sendiri.
Ratu menatap raut wajah Raja dengan heran. Tidak biasanya Raja hanya
diam dan melamun saat sedang bersamanya. Setidaknya, pasti ada satu atau
dua kata yang akan keluar dari mulut Raja bila dalam kondisi seperti ini.
Raja kenapa? Haruskah ia bertanya sekarang?. Tidak. Ratu tidak akan
bertanya, Raja mungkin sedang membutuhkan ruang untuk berpikir. Ia akan
sabar menunggu Raja bercerita sendiri tanpa ada paksaan sekalipun.
Saat sampai di parkiran, Ratu mengerutkan keningnya heran. "Lho ini kan
motornya Dirga? Motor Raja kemana?" tanya Ratu kepada Raja yang sedang
mengaitkan helm dikepalanya.
"Motor gue lagi di bengkel." jawab Raja bohong. "Naik." kata Raja yang
sudah duduk di atas motornya.
Ratu mengangguk lalu naik ke atas motor Raja. Ia melingkarkan kedua
lengannya di pinggang Raja dengan erat saat cowok itu tengah menghidupkan
mesin motornya. Dingin. Itu yang Ratu rasakan mengenai sikap Raja saat ini.
Apa yang terjadi sebenarnya, Raja?
Raja melajukan motornya dan menembus jalan raya bersama dengan angin
malam dingin yang sudah membelainya. Sama seperti hatinya sekarang ini.
Selemah inikah dirinya?. "Ratu?" Raja memanggil Ratu sambil melirik gadis
itu dari balik kaca spion.
"Iya?" jawab Ratu dari balik punggung Raja.
Raja meremas jemari mungil Ratu dengan satu tangannya. "Gue sayang lo."
kata Raja tiba-tiba.
"Eh? I..iya Ratu juga sayang Raja." jawab Ratu sedikit merasa aneh. Ratu
makin mengeratkan pelukannya.
Raja meminggirkan motornya mendadak membuat Ratu memasang raut
wajah kebingungan. "Turun sebentar." kata Raja sambil membuka helm
dikepalanya.
Ratu mengangguk lalu turun dari atas motor Raja segera. "Ada apa Raja?"
tanya Ratu yang sudah makin bingung. Ia menatap Raja dengan perasaan
sedikit cemas. Apa Raja mau mutusin Ratu gara-gara baby shark?. Ratu
membatin dengan polosnya.
Belum sempat Raja membuka suara, Ratu langsung memotongnya begitu
saja. "Aduh Raja! Ratu minta maaf ya soal baby shark, Ratu janji deh enggak
akan ngeledekin Raja lagi! Tapi, Raja jangan mutusin Ratu ya?!" ujar Ratu
terburu-buru.
Raja menjitak kepala Ratu membuat gadis itu langsung meringis. "Siapa
yang mau mutusin lo sih? Negatif mulu pikirannya. Lagian, masih aja bahas si
baby shark! Lo beneran mau gue cium?!" jawab Raja dengan sedikit usil.
"Ra.. Raja jahil banget sih! Jangan godain Ratu terus dong!" jawab Ratu
gelagapan. Ia malu. "Lagian kita mau ngapain sih berhenti di jalan sepi kayak
gini? Bahaya Raja! Ayok pulang!" ujar Ratu sambil mengguncang kecil lengan
Raja.
"Raja?"
"Raja kok diam aja sih?"
Raja menarik tubuh Ratu tiba-tiba lalu memeluk gadis itu dengan kencang
membuat Ratu langsung tertegun. Raja memejam sejenak sambil memikirkan
beberapa hal yang sedari tadi sudah berputar dikepalanya. Ia tidak punya
apa-apa lagi. Apa Ratu nanti akan pergi meninggalkannya jika mengetahui
keadaannya sekarang? Bagaimana bisa ia membahagiakan Ratu, jika
kondisinya seperti ini? Bahkan untuk soal urusan makan saja ia harus mulai
memutar otak untuk mencari uang mulai sekarang. Ia harus mencari
pekerjaan! Ia harus menjadi laki-laki yang pantas untuk Ratu!. Raja tidak
boleh kehilangan Ratu.
"Jangan pergi, Ratu."
"Gue janji akan selalu berusaha untuk bahagiain lo. Gue janji akan selalu
berusaha untuk menjadi laki-laki yang bertanggung jawab untuk lo. Gue janji
akan selalu berusaha untuk mencukupi semua kebutuhan lo. Gue janji enggak
akan bikin lo susah tiap waktunya. Gue janji, Ratu. Jadi, tolong jangan pergi
ya."
Ratu melepaskan pelan pelukan Raja. "Raja, kita kan bukan suami istri.
Jadi, Raja enggak perlu janji-janji segala untuk menuhin semua kebutuhan
Ratu." jawab Ratu membuat wajah Raja memerah. "Lagian, Ratu juga enggak
akan kemana-mana kok." lanjut Ratu.
Raja berdeham. "Emangnya lo enggak mau jadi istri gue?" tanya Raja
dengan gamblang. Polos sekali kau nak.
Ratu mengigit bibirnya. "Mau, tapi kan kita masih sekolah Raja. Emangnya
boleh nikah sekarang?" tanya Ratu yang tak jauh beda polosnya. Pasangan
macam apa kalian ini.
Raja tertawa geli dalam hati. "Kita enggak nikah sekarang, Ratu. Gue harus
kerja keras dulu supaya bisa jadi suami yang pantas untuk lo nanti. Emangnya
lo mau kalau gue kasih makan batu? Enggak kan. Jadi, lo mau kan nunggu
sampai waktu itu tiba?" ujar Raja mulai serius.
Ratu mengerjapkan kedua matanya berkali-kali. "Raja ngelamar Ratu?"
tanya Ratu dengan hati-hati.
Raja menimang-nimang sejenak lalu menganggukan kepala akhirnya. Tiba-
tiba kedua mata Raja melirik sebuah kaleng soda kosong yang tergeletak di
pinggir jalan yang tidak jauh darinya. Aha! Orang pintar memang selalu
banyak idenya. "Tunggu sebentar." kata Raja yang dibalas dengan anggukan
Ratu. Raja mau ngapain sih?
Raja berjalan mendekati kaleng soda itu lalu meraihnya dengan segera.
Cowok itu mengeluarkan senyum simpul manisnya seketika. Enak juga jadi
orang pinter!. Dengan kuat Raja menarik tutup dari kaleng tersebut hingga
terlepas lalu setelah itu ia berbalik dan berjalan kembali menuju Ratu yang
sudah menunggunya.
"Raja abis ngapain sih?" Ratu menatap Raja yang saat ini sudah ada di
depannya dengan heran.
Raja berdeham. Cowok itu menarik lembut tangan Ratu. "Mungkin
sekarang gue belum bisa jadi laki-laki yang pantas untuk lo. Gue masih
banyak kekurangan, dan bahkan masih sering bikin lo nangis sampai sekarang
ini. Tapi, disaat gue bilang gue sayang sama lo dan enggak ingin lo pergi.
Gue serius, Ratu. Gue janji akan jadi laki-laki yang sukses dan pantas untuk
lo suatu saat nanti. Mungkin saat ini gue kelihatan seperti laki-laki yang
banyak omong kosong, atau terkesan bucin. Tapi gue enggak perduli.
Perasaan gue bukan orang lain yang ngatur, tapi gue sendiri. Jadi, lo mau kan
untuk sabar jalanin hubungan ini sampai gue bisa berhasil meraih kesuksesan
itu?"
Raja merogoh dalam saku kemeja sekolahnya. Cowok itu mengeluarkan
tutup kaleng yang ia ambil tadi, lalu memakaikannya di jari mungil Ratu
hingga menyerupai sebuah cincin membuat Ratu tertawa geli dalam hati. "Lo
mau kan Ratu untuk selamanya jadi teman hidup gue? Walaupun gue nyebelin,
angkuh, jutek, dingin, ketus, bodoh, enggak punya perasaan, jahat, enggak
peka, enggak tahu malu, enggak tahu diri dan masih banyak hal buruk lainnya.
Tapi, lo percaya kan kalau janji anak SAKGAR itu enggak pernah main-
main? "Harga diri harga mati". Lo mau kan?"

Ratu melipatkan dada sambil memasang wajah seangkuh mungkin. "Satu lagi
kekurangan Raja. Raja itu enggak romantis. Masa ngelamar Ratu di pinggir
jalan kayak gini, mana di sebrang sana itu kuburan lagi. Cincinya juga pake
tutup kaleng, udah gitu kalengnya bekas pula!, ALAMAKK! Bingung deh Ratu
harus jawab Apa!" ujar Ratu yang tentu saja bercanda. Kenapa jadi bawa-
bawa logat Pak Junet? Ketularan?
Raja langsung melirik ke sebrang jalan. Sial. Ratu benar, mereka berdua
saat ini tengah berada di sebrang TPU bersama dengan hawa yang sedikit
mencekam tanpa Raja sadari. "Eh.. Ma.. maaf deh." Raja menggaruk tengkuk
kepalanya yang tidak gatal sama sekali. Sepertinya ia harus belajar kepada
Panca bagaimana cara untuk belajar menjadi laki-laki yang romantis.
Ratu memeluk Raja segera. "Ratu bercanda kok! Ratu enggak perduli
apapun yang Raja kasih untuk Ratu. Ratu bahagia kok selama Raja selalu
disamping Ratu." ujar Ratu sambil merebakan senyumnya dengan lebar.
Raja mengerjapkan kedua matanya berkali-kali dengan perasaan gugup
yang sudah menyelimutinya. "Jadi kesimpulannya?" tanya Raja tidak sabar.
Ratu mengangguk cepat. "Ratu mau. Tanpa Raja bilang juga, Ratu akan
selalu ada di sisi Raja. Ratu enggak akan kemana-mana. Itu janji Ratu untuk
Raja." jawab Ratu membuat Raja makin berdebar. Raja sudah benar-benar
berevolusi menjadi anggota bucin saudara-saudara.
Raja membalas pelukan Ratu dengan erat. "Janji ya kita akan selalu sama-
sama?" tanya Raja memastikan lagi. Astaga bila seorang Panca mendengar
ini, bisa dipastikan cowok itu akan meledeknya habis-habisan bersama
dengan para kutu badak lainnya. Selamat tinggal Raja si pangeran es!
Ratu mengangguk kembali. "Iya, Ratu janji. Raja juga harus janji ya untuk
enggak akan ninggalin Ratu sendiri lagi. Jangan pernah usir Ratu lagi dalam
hidup Raja, karena Ratu enggak akan sanggup untuk kehilangan Raja. Ratu
sayang Raja. Janji ya Raja?" kata Ratu dengan suara sedikit tercekat.
Raja mengangguk dan makin mempererat pelukannya. Terimakasih Ratu.
Terimakasih karena telah berusaha sekuat mungkin untuk meluluhkan hati
yang sudah sekeras batu ini. Mari kita lupakan semua luka yang pernah
singgah dan menyakiti kita satu sama lain selama ini. Seberapa keras usaha
kita berdua untuk saling menjauh, kenyataanya Raja memang hanyalah untuk
Ratu. Orang memang benar, cinta akan selalu pulang ke rumahnya.

"Iya Ratu, itu janji Raja untuk Ratu."

——————————————————————

BONUS VIDEO BABY SHARK ALA GENG TEMPUR


[Seharusnya ada GIF atau video di sini. Perbarui aplikasi sekarang untuk
melihatnya.]
😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂
GIMANA MENURUT KALIAN PART INI?
NEXT PART MAU KAPAN??

JANGAN LUPA BACA SEQUEL ELANG! BUKA DAN FOLLOW


PROFIL AUTHOR!

JANGAN LUPA TONTON VIDEO KECIL DARI RAJA UNTUK RATU


DI INSTAGRAM @wattpadrere

FOLLOW INSTAGRAM
@wattpadrere
@reretrss
@raja.gemilang
@ratusetiawijaya
@elang.gunturr
@fara.aradila
@raja.gemilang
@angkasa_laksmana
@nadiaa_saraswatii
@senjaalana
@rinaihujann
@raya_indahh
@anggi_ppitaloka
@rinduserunii
@dirga_margantara
@panca.kstria
@diba_saidira
@aldimahesa_
@ristisekaar
@sila_putriana
@sherina.halim
@aksaraprabudi
@helen_adisti
@jehavictoria
@gamal_kusuma
@bimaorlandoo_
@jiroofernando
@gengtempur
@garudacheerleader
Post bagian mana yang paling kalian suka di part ini di instastory, dan
tag @wattpadrere untuk author repost ❗
JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW INSTAGRAM RAJA UNTUK
RATU @wattpadrere ! ! Disana author akan sering-sering post spoiler
bagi yang enggak sabar liat part selanjutnya! ❤
I love u xoxo
47. TEROR KEDUA KALINYA

Pulling me further
Further than I've been before
Making me stronger
Shaking me right to the core, oh
I don't know what's in the stars
Never heard it from above, the world isn't ours
But I know what's in my heart
If you ain't mine I'll be torn apart
I don't know who's gonna kiss you when I'm gone
So I'm gonna love you now, like it's all I have
I know it'll kill me when it's over
I don't wanna think about it, I want you to love me now
Something inside us
Knows there's nothing guaranteed, yeah
Boy, I don't need you
To tell me that you'll never leave, no
When we've done all that we could
To turn darkness into light, turn evil to good
Even when we try so hard
For that perfect kind of love, it could all fall apart
🎼 Love Me Now-Cover by Megan Nicole 🎧

[JANGAN LUPA FOLLOW & VOMMENT YA, KARENA ITU BERHARGA


BANGET BUAT AUTHOR ❤ DAN JANGAN LUPA PUTAR MULMED
YANG SUDAH AUTHOR SEDIAKAN UNTUK KALIAN, SELAMAT
MEMBACA SEMUA ❤]

47. TEROR KEDUA KALINYA


Ratu berjalan menyisiri koridor sekolah sambil bersenandung ria. Hatinya
seperti dipenuhi oleh bunga bermekaran saat ini. Pernyataan cinta dari Raja
semalam adalah hal termanis yang pernah ada selama hidupnya.
YAAAMPUNN BERARTI RAJA DAN RATU UDAH LAMARAN DONG?! Ratu
jadi pengen cepet-cepet nikah sama Raja! AAAAAAAAAA!!. Ratu
berjingkrak-jingkrak kegirangan sambil menangkupkan kedua tangannya di
wajahnya itu. Wajahnya sudah memanas karena mengingat semua ucapan Raja
tadi malam. Ratu benar-benar bucin!
Pagi itu suasana sekolah masih terbilang sepi. Ratu sengaja datang lebih
pagi karena ingin cepat-cepat bertemu Raja. Ah, rasanya bagaikan sewindu
ia tidak bertemu Raja. Ratu benar-benar rindu!. Saat Ratu berjalan menuju
kelas, ia dikejutkan dengan Jeha yang saat ini sedang menangis di bangkunya
sambil menenggelamkan wajahnya dikedua lengannya.
Ratu berjalan mendekati Jeha. "Je? Jeha kenapa?!" Ratu menepuk-nepuk
pundak Jeha cemas.
Jeha mendongakan kepalanya seketika. Gadis itu langsung memeluk Ratu
sambil menangis sesunggukan membuat Ratu makin panik. "Anggi..." lirih
Jeha.
Deg. Tubuh Ratu sedikit bergetar saat Jeha menyebut nama Anggi. "Anggi
kenapa?!" Ratu melepaskan pelukan Jeha lalu mengguncang kecil pundak
gadis itu.
"Anggi udah enggak sekolah di GARUDA, Ratu." ujar Jeha. "Pihak
sekolah tahu tentang pekerjaan Anggi. Mereka memutuskan untuk
mengeluarkan Anggi dari GARUDA karena takut kalau-kalau Anggi bisa
memperburuk citra GARUDA nanti." Jeha menyeka air matanya. "Semua
salah gue, gue enggak bisa jadi sahabat yang baik untuk Anggi." lirih Jeha
kembali.
Ratu berusaha mencerna ucapan Jeha secepat mungkin. "Pekerjaan?
Pekerjaan apa maksud Jeha?" tanya Ratu sedikit tidak mengerti.
"Lady escort. Anggi udah kerja disana dari beberapa bulan yang lalu. Gue
udah sempet larang dia untuk enggak ambil pekerjaan itu. Lo inget kan waktu
kita berdua berantem hebat di depan kelas? Hal itu penyebabnya." ujar Jeha
membuat Ratu terkejut.
Ratu melemas seketika. Betapa bodohnya ia yang tidak tahu apa-apa soal
Anggi selama ini. Anggi, kenapa Anggi enggak cerita semua ini sama
Ratu?!. "Tapi, kenapa bisa pihak sekolah tahu?" tanya Ratu sedikit
penasaran.
Jeha menghela napas. "Pihak sekolah dikirimin amplop coklat berisi foto-
foto Anggi waktu dia kerja. Gue juga enggak tahu jelas siapa pengirimnya.
Menurut gue ini bener-bener aneh. Selama ini Anggi selalu bisa nyembunyiin
pekerjaannya dari orang lain, entah kenapa kali ini dia bisa kecolongan
sampai akhirnya berdampak seperti ini." ujar Jeha membuat Ratu langsung
berpikir.
Siapa yang melakukan hal itu ke Anggi? Apakah pengirimnya adalah
orang yang sama dengan yang mencoret-coret meja Anggi kemarin?.
"Terus keadaan Anggi gimana sekarang? Enggak mungkin kan Anggi berhenti
sekolah?" tanya Ratu khawatir.
Jeha menggeleng. "Dia enggak akan berhenti sekolah. Gue udah hubungin
dia. Anggi pindah ke PERMATA mulai besok." jawab Jeha berusaha
menenangkan Ratu.
Ratu membulatkan mata. "Apa?! Anggi pindah ke SMA PERMATA?
Gimana kalau Anggi kena bully disana?!" Ratu makin cemas.
"Anggi itu kuat. Gue percaya itu. Kita bisa temuin dia nanti kalau masalah
ini udah sedikit reda." ujar Jeha.
Ratu mengangguk lemah. Walaupun Jeha berkata seperti itu, tetap saja rasa
khawatir masih menyelimuti dirinya. Ratu berjalan lunglai menuju kursinya,
baru saja beberapa menit lalu ia merasa luar biasa bahagia. Tapi sekarang
semuanya kembali redup kembali. Ratu harus bertemu dengan Anggi.
Ratu duduk di kursinya sambil menghela napas panjang. GARUDA pasti
sepi tanpa Anggi. Gadis itu bisa dibilang cukup populer dikalangan adik
kelas bukan hanya karena wajahnya saja yang cantik, tapi gaya tomboy yang
ia miliki sangat memiliki ciri khas tersendiri di sekolah ini. Makanya, tak
jarang banyak adik kelas perempuan yang kadang tertangkap meniru gaya
Anggi dengan diam-diam.
Ratu yang hendak beranjak dari kursi untuk mencari Raja, terurung begitu
saja saat melihat selembar foto telah tersisip di pinggir laci mejanya. Ratu
meraih selembar foto tersebut sambil memegangi dadanya yang sudah
berdetak keras. Jangan lagi ya Tuhan.
Ratu membalik selembar foto itu pelan. BAMMM! Tubuh Ratu langsung
bergetar hebat. Untuk kedua kalinya hal ini Ratu alami. Ia langsung
mengedarkan pandangan ke seisi kelas. Jeha?. Tidak. Tidak mungkin Jeha
yang meletakan foto ini kedalam laci meja Ratu!. Walaupun takut, Ratu
berusaha seberani mungkin untuk mengamati lembar foto tersebut. Benar-
benar gila!

HAMA KEDUA SELESAI ✔

***

Bel istirahat berdering keras, membuat seisi murid langsung berhamburan


keluar kelas menuju kantin yang sudah sesak menjadi makin sesak. Begitupun
dengan geng TEMPUR yang saat ini sudah duduk manis sambil mengaduk-
aduk jus jeruk mereka masing-masing. Terkecuali Raja. Cowok itu belum
datang karena menjemput Ratu terlebih dahulu di kelasnya.
"Jadi, mulai sekarang Raja tinggal di rumah lo dulu Sa?" tanya Dirga
kepada Angkasa.
Angkasa mengangguk. "Iya. Lagian gue juga kan tinggal sendiri. Jadi,
lumayan lah dapet tukang bersih-bersih gratis!" ujar Angkasa bercanda.
Jangan baper kawan-kawan.
"Sialan lo! Temen macem apa lo Sa!" ujar Panca. "Eh, tapi-tapi boleh lah
sekali-kali lo rekam dia waktu lagi ngebabu! Gue penasaran banget gimana
seorang Raja Gemilang nyikat WC! Pasti komuknya melas banget!" ujar
Panca sambil tertawa. Terus lo temen macam apa Panca?
Elang langsung tersedak. "Boleh juga ide lo Ca! Gue yakin deh dia pasti
ngomel seharian kalau disuruh nyikat WC! Tahu sendiri dia itu orangnya
mudah jijik. Sama kayak waktu liat muka lo Ca." ujar Elang membuat Panca
langsung ingin mencekiknya segera.
Dirga menghela napas. "Kita harus lebih perduli lagi sama itu anak mulai
sekarang. Gue tahu dia pasti bakal selalu nolak bantuan dari kita nanti. Tahu
sendiri kan gimana sifat dia, Raja Gemilang adalah orang yang paling
pantang untuk dikasihani!" ujar Dirga penuh penekanan.
"Santai aja, kalau dia keras kepala tinggal gue lunakin kepalanya. Tembok
kamar gue selalu siap kok." ujar Angkasa membuat ketiga temannya langsung
bergidik ngeri. Angkasa memang selalu bisa diandalkan!
Panca yang ingin menyahuti ucapan Angkasa langsung terhenti saat melihat
Raja dan Ratu tengah berjalan menuju meja mereka. Aha! Panca ada ide!.
Panca tersenyum simpul sambil menyikut Elang yang ada disampingnya.
Mereka berdua saling bertukar pandang lalu berbicara melewati sang telepati
persahabatan.
"KALAU SAJA AKU INI ADALAH SANG MALAM............" Panca
berteriak keras membuat seisi kantin menoleh ke arahnya. Termasuk Raja
yang saat ini sudah memasang ancang-ancang. Wah! Ngajak perang lo Ca!
"PASTI ENGKAULAH... YANG AKAN AKU JADIKAN
KASURNYA...." sahut Elang asal tapi berhasil membuat yang mendengar
tertawa. Malem-malem enak tidur bos!
"KALAU SAJA AKU INI ADALAH SANG HUJAN.........." Panca
berteriak kembali. Tapi kali ini tidak ada sahutan sama sekali dari Elang.
Panca menyikut Elang pelan. "Woy Lalang! Kenapa pula kau cuma diam
Hah?" bisik Panca dengan ala Pak Junet.
Elang menghela napas. "Lo ngomongin "hujan", gue jadi inget Rinai Ca."
jawab Elang lesu membuat Panca langsung menjitak kepalanya keras. Astaga
Lalang!
"Lo kenapa jadi baper malihhhh?! Ah gagal deh rencana gue bikin si Raja
malu!" ujar Panca sebal. Panca salah memilih partner.
Raja menggeleng heran melihat tingkah kedua kutu badak itu. Benar-benar
bocah. "Lo duduk dulu. Biar gue yang beli makan." ujar Raja kepada Ratu
yang langsung dibalas dengan anggukan.
"ADUHHHH DUH DUHHH ENENG RATU KOK MUKANYA LESU
AMATT?!!! PASTI LAGI PERANG DUNIA YA SAMA ABANG RAJA?
UDAH PUTUSIN AJA NENG! MENDING SAMA ABANG PANCA AJA,
TIAP HARI PASTI ABANG SELALU BIKIN KETAWA!!" ujar Panca sambil
mempromosikan diri.
Ratu memijat pelipisnya sambil menghela napas kasar, membuat Angkasa
menatapnya dengan heran. "Lo kenapa?" tanya Angkasa. Biasanya juga
selalu nyahut kalau digodain Panca.
"Anggi." kata Ratu singkat tapi berhasil membuat Elang langsung
meliriknya.
"Kenapa Anggi?" tanya Dirga sambil mengerutkan dahi.
"Anggi dikeluarin dari GARUDA."
BAMM!. Elang langsung menatap Ratu dengan terkejut. "Apa?! Lo dapet
info itu darimana?!" tanya Elang tidak sabar. Sial!
"Jeha." kata Ratu singkat lagi tapi berhasil membuat Elang langsung
beranjak dari kursinya lalu pergi tanpa ada kata pamit sama sekali membuat
geng TEMPUR jadi kebingungan. Kebiasaan si Lalang!
"Udah jangan dipikirin, biar Elang yang urus." Raja tiba-tiba masuk ke
dalam pembicaraan. Cowok itu duduk lalu menyodorkan semangkuk bakso
kepada Ratu beserta dengan es jeruknya.
"Loh Raja enggak makan?" tanya Ratu sambil melirik semangkuk bakso itu
dengan heran. Tumben.
Raja menggeleng. "Gue udah makan tadi sama Panca. Iya kan Ca?" Raja
melirik Panca seolah meminta dukungan.
"ADUUUH DUUUHHH SI ENENGGGG, MENI KHAWATIR PISAN
EUY SAMA AYANGNYA.. SEKALI-KALI ATUH KHAWATIRIN ABANG
PANCA.. KAN ABANG JUGA MAU NENG!" ujar Panca membuat Raja
menghela napas lega. Nuhun Ca!
Ratu mencibir. "Ogah! Minta aja sama koleksi cewek Panca yang lain!"
jawab Ratu cepat.
"Bukannya lo akhir-akhir ini lagi deket sama si cewek galak Ca?" tanya
Dirga, bocor.
Raja memicingkan kedua matanya. "Cewek galak? Maksud lo Sila Ga?
Oh....." Raja mengusap dagu pelan sambil melirik Panca yang sudah sedikit
gelagapan. Roda itu berputar, Panca Ksatria!
"Ngebut amat udah kayak paket malem." celetuk Angkasa membuat Raja
dan Dirga langsung tertawa. Sedangkan Ratu hanya diam, benar-benar receh
baginya.
"Raja beneran udah makan? Raja makan lagi aja, nanti Raja laper. Raja
kan punya magh." ujar Ratu dengan khawatir sekali lagi.
Raja menggeleng. "Gue udah kenyang, Ratu." jawab Raja bohong. Ia
benar-benar lapar, tapi ia harus lebih berhemat mulai sekarang. "Lo mau
perut gue jadi gendut kayak perutnya si Dirga?! Enggak kan?!" ujar Raja
membuat Dirga langsung melemparinya dengan kacang.
Raja mengusap kepala Ratu lembut saat gadis itu mulai melahap
semangkuk bakso yang ia belikan. "Makan yang banyak ya." gumam Raja
pelan. Tidak masalah baginya untuk menahan lapar, asal orang yang
disayangnya tidak ikut sakit karenanya. Gue enggak akan biarin hidup kita
susah Ratu.

***

Sergio menyeringai puas kepada seorang gadis yang ada di depannya saat
ini. "Bagus juga. Kerja lo cukup memuaskan untuk seorang pemula." ujar
Sergio. Cowok itu berdiri lalu mengambil selembar foto yang ada di atas
nakas.
"Hama selanjutnya." Sergio menyodorkan selembar foto tersebut kepada
gadis itu. "Gue kasih lo waktu tiga hari." ujar Sergio dengan tajam.
"Tiga hari? Enggak mungkin. Tameng dia cukup kuat di GARUDA." protes
gadis itu cepat.
Sergio memandang gadis itu remeh. "Lo pikir gue perduli? Tiga hari atau
lo ma—" Sergio mulai mengancam.
"Oke! Oke! Gue akan selesain dalam waktu tiga hari. Puas lo?!" potong
gadis itu cepat membuat Sergio tersenyum puas.
"Bagus. Lo memang harus sadar posisi lo itu apa sekarang ini." kata Sergio
dingin.
"Lo enggak perlu ingetin gue tentang hal itu untuk kedua kalinya Sergio.
Cukup jangan ganggu keluarga gue, dan gue akan turutin semua apa yang lo
mau." jawab gadis itu tak kalah tajam. Ia tidak punya pilihan lagi.
Sergio berjalan mendekati gadis itu. "Memang seharusnya lo bersikap
seperti ini. Jadi, apa informasi yang lo dapet dari perkumpulan para banci-
banci di GARUDA itu?" tanya Sergio.
"GUNDAR. Mereka semua dapet surat serangan terbuka dari Pasukan
GUNDAR. Gue juga enggak tahu jelas apa masalahnya."
"Bagus. Lo harus rajin-rajin korek informasi dari cowok itu. Gue enggak
mau kelima banci itu jadi penghalang besar dari rencana yang udah gue susun
rapih ini." ujar Sergio.
"Lo tenang aja, Sergio."
"Bagus. Satu lagi, ingat baik-baik peringatan dari gue. Jangan sampai lo
libatin cinta dalam tugas lo ini." Sergio menatap tajam gadis itu.
"Lo enggak perlu ingetin gue berkali-kali Sergio. Gue enggak akan pernah
jatuh cinta sama dia. Lo tenang aja."
Sergio menaikan sudut bibirnya. "Gue harap lo bisa pegang omongan lo.
Karena, lo tahu kan gimana akibatnya jika lo berkhianat? Bukan hanya
keluarga lo yang satu-persatu bakal gue mampusin, tapi cowok itu juga akan
masuk ke dalam list gue nanti." ujar Sergio sambil menyeringai.
"Jangan sentuh keluarga gue ataupun dia Sergio! Gue udah bilang kan, gue
akan jalanin tugas ini sebaik mungkin. Jadi tolong berhenti untuk mengancam
gue lagi."
Gadis itu menatap tajam Sergio beserta rasa benci yang sudah hampir
membludak dalam dirinya. Hidup yang awalnya tenang, sekarang berubah
menjadi kacau balau. Masa indah putih abu-abu yang ia harapkan musnah
sudah. Bahkan ia hidup layaknya sebuah boneka saat ini, tidak bisa melawan,
tidak bisa membantah atau protes sedikitpun. Ia bukan apa-apa.
Sergio, ada waktunya gue akan balas semua perbuatan lo ini. Tunggu
saja, Sergio.

***

Suasana perpustakaan terbilang cukup lebih ramai dibandingkan hari-hari


sebelumnya. Murid-murid kelas XII pun banyak yang berlalu lalang kesana-
kemari untuk mencari berbagai materi dalam menghadapi persiapan Ujian
Nasional yang akan dilaksanakan satu minggu lagi. Begitupun juga dengan
Raja dan Ratu saat ini, mereka berdua tengah duduk serius sambil belajar
bersama setelah mengisi amunisi di kantin tadi.
Raja menyodorkan sebuah buku cetak matematika dasar kepada Ratu
dengan gusar. "Pelajarin ini dari awal lagi!" ujar Raja sambil menghela
napas.
Ratu mengerucutkan bibirnya. "Ih Raja, itu kan buku matematika dasar!
Emangnya Ratu itu anak SMP apa!" protes Ratu kesal.
"Sayang, kamu ngerjain soal kayak gini aja salah semua. Gimana kita mau
lanjut ke next level, kalau ngerjain ini aja kamu enggak bisa!" ujar Raja
sambil menunjuk-nunjuk kertas soal yang ia berikan kepada Ratu untuk
dikerjakan.
Raja memijat pelipisnya lelah. Ia memang keras dalam soal pelajaran.
Emosinya terkuras habis melihat bagaimana proses Ratu dalam mengerjakan
soal matematika yang ia anggap mudah. Pacarnya dulu memang adalah salah
satu siswi yang mendapatkan beasiswa dari pihak sekolah karena sering
memenangkan beberapa lomba di ajang debat bahasa inggris tingkat
Nasional. Ia tetap bangga, walaupun beasiswa itu sudah dicabut sekarang
karena kasus yang terjerat keluarganya, membuat para wakil murid-murid
protes besar-besaran. Tapi tetap saja untuk urusan hitung-hitungan, Ratu
sangat jauh dari yang ia harapkan. Bagaimana bisa gadis ini mengejar
ketinggalannya disaat perang sudah ada di depan mata? Ah Raja benar-benar
frustasi.
"Jangan cemberut terus! Cepet kerjain!" Raja sedikit meninggikan
suaranya.
Ratu berdecak. "Iya Raja! Ini kan lagi Ratu kerjain!" jawab Ratu sebal.
Dasar tutor GALAK!
Tik tok
Tik tok
Raja menghembuskan napas kasar. "Ini udah hampir delapan menit! Satu
soal aja lo enggak kelar-kelar?! Luar biasa Ratu!" cerca Raja.
Ratu berdecih. "Jangan samain otak Raja dengan Ratu dong! Kualitasnya
juga beda!" kilah Ratu. Enak situ pinter dari lahir!
"Mulai besok enggak ada yang namanya acara nongkrong-nongkrong
enggak jelas di kantin! Istirahat langsung ke perpustakaan!" tegas Raja.
"Ih Raja! Gimana kalau Ratu laper? Emangnya otak bisa mikir kalau perut
lagi kosong?!" protes Ratu kembali.
"Bawa aja bekal terus makan di sini!"
"Emangnya boleh? Nanti kalau ketahuan gimana?"
"Kita bisa duduk di pojok sana."
"Ih Raja! Raja mau ngapain ngajak Ratu mojok?"
Raja mengusap dadanya sabar. "Sekali lagi lo ngejawab, gue ci—"
"EHHHHH!! IYA ENGGAK-ENGGAK!! Ratu diem deh ini! Jangan
ngambek dong Raja nanti gantengnya luntur lho!" cengir Ratu.
"Lo kira muka gue baju?! Udah cepet kerjain! Gimana mau satu kampus
kalau ngerjain kayak gini aja lama!" ujar Raja.
"Iya Raja! Ini juga Ratu lagi ngerjain! Raja marah-marah melulu ih! Jangan
bikin Ratu tambah pesimis dong!" keluh Ratu.
Raja menghela napas. Cowok itu mengusap kepala Ratu lembut. "Iya,
maaf. Gue kayak gini juga demi kebaikan lo sendiri. Emangnya mau kalau
nanti kita enggak satu kampus? Aduh, pasti makin banyak deh cewek-cewek
yang nemplokin gue tiap hari." pancing Raja.
"Enggak! Enak aja! Ratu enggak rela! Raja tenang aja! Ratu pasti akan giat
belajar demi bisa satu kampus sama Raja!" ujar Ratu lalu kembali serius
berkutat dengan kumpulan soal dari Raja.
Raja tertawa geli dalam hati. Harus dipancing dulu baru bisa mempan!
Dasar si buntel makin ngegemesin aja!. Cowok itu tersenyum puas melihat
Ratu yang saat ini sudah benar-benar serius mengerjakan soal yang ia berikan
satu-persatu. Ia yakin sekali selama Ratu memiliki niat yang besar, pasti
gadis itu bisa meriah hasil yang memuaskan. Lo itu cewek kuat Ratu.
Sedangkan dari belakang rak buku yang tidak jauh dari tempat duduk Raja
dan Ratu, ada seorang gadis yang tengah mengamati kedekatan mereka berdua
sambil mengepalkan kedua tangannya dengan kuat. Mata gadis itu sedikit
memanas. Ia benar-benar tidak rela melihat hubungan Raja dan Ratu yang
makin terlihat lancar itu.
"Sampai kapan lo bisa sadar akan keberadaan gue Raja?! Lo enggak
tahu gimana perjuangan gue untuk selalu bisa deket sama lo selama ini?!
Kenapa lo harus milih cewek sialan itu HAH?! Sergio benar, cinta itu
hanya bisa bikin manusia lemah dan bodoh! Seperti gue sekarang ini.
Kalau memang gue enggak bisa milikin lo seutuhnya, perempuan lain juga
enggak akan bisa! Tunggu aja Raja! Gue akan bikin lo nyesel karena udah
berani-beraninya nolak gue secara mentah-mentah tanpa mikirin luka
yang udah bersarang hebat dalam hati gue selama ini! Tunggu Raja!"

——————————————————————
NEXT PART MAU KAPAN??
——————————————————————————
FOLLOW INSTAGRAM @WATTPADRERE DAN @RERETRSS
JOIN GROUP LINE RUR? BUKA PROFILE WATTPAD AUTHOR
DAN KLIK LINKNYA! YUK KITA SERU-SERUAN BARENG PARA
TOKOH!
JANGAN LUPA BACA SEQUEL ELANG! BUKA DAN FOLLOW
PROFIL AUTHOR!

JANGAN LUPA TONTON VIDEO KECIL DARI RAJA UNTUK RATU


DI INSTAGRAM @wattpadrere
FOLLOW INSTAGRAM
@wattpadrere
@reretrss
@raja.gemilang
@ratusetiawijaya
@elang.gunturr
@fara.aradila
@raja.gemilang
@angkasa_laksmana
@nadiaa_saraswatii
@senjaalana
@rinaihujann
@raya_indahh
@anggi_ppitaloka
@rinduserunii
@dirga_margantara
@panca.kstria
@diba_saidira
@aldimahesa_
@ristisekaar
@sila_putriana
@sherina.halim
@aksaraprabudi
@helen_adisti
@jehavictoria
@gamal_kusuma
@bimaorlandoo_
@jiroofernando
@gengtempur
@garudacheerleader

Post bagian mana yang paling kalian suka di part ini di instastory, dan
tag @wattpadrere untuk author repost ❗
JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW INSTAGRAM RAJA UNTUK
RATU @wattpadrere ! ! Disana author akan sering-sering post spoiler
bagi yang enggak sabar liat part selanjutnya! ❤
I love u xoxo
48. KEBAHAGIAAN KARENA
KESEDERHANAAN

I like my girls just like I like my honey; sweet


A little selfish
I like my women like I like my money; green
A little jealous
'Cause I'm a beautiful wreck
A colorful mess, but I'm funny
Oh, I'm a heartbreak vet
With a stone-cold neck, yeah, I'm charming
All the pretty girls in the world
But I'm in this space with you
Colored out the lines
I came to find, my fire was fate with you
Heartache would stay with you
Fly great escapes with you
I countdown to the clock, saw you awake
Don't walk away, or would you wait for me?
I go out to the bar, fuck hangin' with the stars
Don't even have a car, but you would wait for me
All, all, all, all the pretty girls in the world
But I'm in this space with you
Colored out the lines
I came to find, my fire was fate with you
My heartache would stay with you
Escape with you
🎼 Honey-Kehlani 🎧
[JANGAN LUPA FOLLOW & VOMMENT YA, KARENA ITU BERHARGA
BANGET BUAT AUTHOR ❤ DAN JANGAN LUPA PUTAR MULMED
YANG SUDAH AUTHOR SEDIAKAN UNTUK KALIAN, SELAMAT
MEMBACA SEMUA ❤]

48. KEBAHAGIAAN KARENA KESERDAHANAAN

"Lo yakin Anggi beneran sekolah disini?" tanya Rinai sambil mengedarkan
pandangan ke sekelilingnya.
Ratu mengangguk. "Iya, Jeha bilang sih mulai hari ini Anggi sekolah
disini." jawab Ratu.
Rinai menghela napas. "Lo udah enggak waras ngajak gue sampe ke sini?
Tahu sendiri kan ini kandang musuh besar GARUDA? Gimana kalau Raja
sampe tahu? Bisa dicincang lo!" ujar Rinai membuat Ratu bergidik.
Ratu menggaruk tengkuknya. "Kita kan udah pake jaket, jadi enggak bakal
ketahuan kalau kita anak GARUDA. Rinai jangan bilang Raja dong! Oke?!"
Ratu menatap Rinai dengan memohon.
Rinai berdecak. "Kapan gue sekali-kali bisa nolak mau lo, Ratu! Yaudah
kalau gitu ayok masuk!" ujar Rinai membuat Ratu langsung mengangguk
semangat.
Ratu dan Rinai berjalan masuk ke dalam lingkungan SMA PERMATA.
Nekat. Satu kata yang menggambarkan tindakan mereka saat ini. Jam sekolah
pun sudah usai. Itu yang membuat mereka berdua bisa berlalu lalang kesana-
kemari dengan bebas.
"Dimana kelas Anggi?" tanya Rinai yang masih mencari sosok Anggi
kesana kemari.
"Enggak tahu." jawab Ratu sambil menggidikan bahunya.
"Hubungin Anggi sekarang, bilang kalau kita udah sampe." ujar Rinai
membuat Ratu menatapnya bingung.
"Ratu juga enggak tahu nomor Anggi." jawab Ratu membuat Rinai sebal.
Rinai menghentikan langkahnya. "Astaga Buntel! Gimana kita bisa ketemu
Anggi, kalau dia aja enggak bisa dihubungin?! Emang kadang pinter lo itu
kelewatan ye!" ujar Rinai sambil menepuk dahi.
Ratu menyengir lebar. "Maaf deh, abisnya Ratu udah enggak sabar mau
ketemu Anggi. Oh iya! Gimana kalau kita ke kantin sekolah ini aja! Siapa tahu
Anggi disana? Iya kan?!" ujar Ratu antusias.
Rinai menghela napas. "Iya deh, atur semerdeka lo aja." jawab Rinai
pasrah lalu menuruti saja kemana Ratu menarik tangannya pergi. Ini kenapa
gue berasa kayak anak yang lagi dituntun sama emaknya ye?
Suasana kantin SMA PERMATA saat itu terbilang masih ramai walaupun
bel sudah berdering sedari tadi. Ada beberapa kelompok yang tengah sibuk
belajar sambil mengisi amunisi, yang mereka berdua yakini bahwa kelompok
itu pasti adalah jajaran anak kelas XII sama seperti mereka berdua.
Ratu mengerutkan dahi seketika saat kedua matanya menangkap sosok yang
sudah tidak asing lagi baginya. Aksara?. Ratu yang ingin memanggil Aksara
langsung terurung begitu saja saat mendapatkan seorang gadis tengah
memeluk lengan Aksara sambil menyenderkan kepalanya dengan manja.
Siapa cewek itu?
"Bodoh."
Ratu menatap Rinai kebingungan. Bodoh? Siapa yang bodoh? Ratu
maksudnya?. Ratu mengikuti arah pandangan Rinai. Gadis itu benar-benar
mengamati tiap gerak-gerik Aksara dengan tangan yang terkepal kuat
membuat Ratu makin heran. Rinai?. Ratu yang mau membuka suara langsung
terhenti saat itu juga waktu melihat air mata Rinai sudah lolos begitu saja
membasahi wajah cantik gadis itu. Rinai kenapa?. Ratu memandang Aksara
kembali. Jangan bilang kalau Rinai........??
Ratu memandang Rinai dan Aksara secara bergantian sampai ketika
Aksara benar-benar menyadari keberadaan mereka berdua saat itu. Bisa Ratu
lihat raut wajah Aksara langsung terkejut seketika. Cowok itu berdiri lalu
bergegas menghampiri mereka berdua.
Rinai yang melihat Aksara tengah berjalan menuju ke arahnya, tanpa
menunggu persetujuan Ratu ia langsung berlari dari tempat itu dan
meninggalkan Ratu yang masih termangu dengan bodohnya. Lo hebat Aksara!.
Sesekali ia menengok ke belakang dan memastikan apakah Aksara
mengejarnya atau tidak. Tidak, Aksara tidak mengejarnya. Ia yang terlalu
bodoh.
Tiba-tiba langkah Rinai terhenti seketika saat mengingat bahwa ia telah
meninggalkan Ratu sendiri seperti seekor anak kucing yang sudah siap
dilepas begitu saja oleh induknya. Ratu?! Astaga Ratu! Kenapa gue main
pergi aja ya! Ah Rinai! Oke, lo cukup balik lagi kesana terus langsung
seret Ratu pergi dari situ secepatnya! Oke enggak usah malu! Enggak usah
malu Rinai, masih ada Panca kok manusia yang paling malu-maluin di
dunia, oke santai....
"Lo ngapain kesini, Ratu?!" bisik Aksara.
Ratu kebingungan. Gadis itu bingung harus mengejar Rinai atau meladeni
Aksara dan mencari tahu soal keberadaan Anggi sekarang. "Ratu lagi nyar—"
"Oh, jadi lo yang namanya Ratu?" potong Risti dengan tatapan dinginnya.
Ratu mengerutkan dahi. "Iya, kamu siapa?" tanya Ratu bingung. Ia tidak
mengenal gadis itu siapa.
Risti berdecih. "Lo jadi cewek gatel banget ya. Murahan banget sampe
nyamperin cowok duluan segala." sindir Risti tajam.
"Risti!" tegur Aksara keras.
"Maksud kamu apa ya? Ratu enggak mau nyamperin cowok kok kesini.
Lagian, kamu juga siapa Ratu enggak kenal." jawab Ratu dengan nada tidak
suka. Siapa yang mau nyamperin cowok sih? Ratu juga udah punya Raja
kali!
Risti memajukan langkahnya. "Pergi." kata Risti singkat tapi tajam. Gadis
itu mendorong tubuh Ratu kasar saat itu juga membuat Aksara langsung
mencekal lengan Risti.
"Risti! Minta maaf!" perintah Aksara keras.
Ratu meringis sambil mengusap pundak kirinya. Ratu kebingungan.
Seingatnya ia tidak pernah merasa membuat masalah dengan murid
perempuan SMA PERMATA satupun. "Kamu kenapa dorong-dorong Ratu?!
Memangnya Ratu punya salah?" tanya Ratu begitu polos. Salah lo terlalu
cakep kali Ratu!.
Aksara memegang kedua pundak Ratu. "Lo enggak apa-apa kan?" tanya
Aksara cemas membuat Risti cemburu dan makin tersulut emosi. Sialan!
Risti menarik Aksara ke belakang dengan kuat. Lalu ditamparnya wajah
Ratu keras sampai telinga Ratu berdenging dan membuat Ratu sedikit
kehilangan keseimbangan lalu terjatuh begitu saja akhirnya. Ratu memegangi
wajahnya sambil meringis. Sakit.
Rinai yang melihat dari kejauhan langsung saat itu juga ia berlari
menghampiri Ratu dengan muka yang sudah memerah menahan amarah. Tanpa
memperdulikan keberadaan Aksara, Rinai langsung menarik Risti kasar lalu
menampar wajah gadis itu tak kalah keras. "Lo sentuh sahabat gue sekali lagi,
abis lo ditangan gue!" kata Rinai dingin. Membuat yang menonton langsung
menyorakinya saat itu juga. Menurut mereka, apa yang Rinai lakukan tadi
adalah hal yang keren.
Risti melayangkan tangannya saat itu juga untuk membalas tamparan dari
Rinai. Tapi ternyata Aksara sudah terlebih dahulu mencekal tangannya,
membuat Risti makin marah. "Lepas Aksara! Aku mau kasih cewek enggak
tahu malu ini pelajaran!" teriak Risti yang tidak digubris Aksara sama sekali.
Rinai menaikan satu alisnya. "Enggak tahu malu? Alasan apa yang
membuat lo bisa berkata seperti itu?" tanya Rinai dingin.
Risti memandang Rinai remeh. "Cewek yang nyamperin cowok sampe ke
sekolahnya segala, apa enggak bisa disebut dengan kata enggak tahu malu?!"
cerca Risti membuat Rinai berdecih.
"Berhenti Risti!" tegur Aksara makin marah.
Ratu berdiri lalu berjalan mendekati Rinai dengan panik. "Rinai! Ayok kita
pergi dari sini!" ujar Ratu sambil mengguncang kecil lengan Rinai. Ia tidak
ingin memperpanjang masalah.
"Enggak usah kepedean jadi manusia. Enggak ada yang mau nyamperin
cowok kesini. Lagian, kalau memang kenyataannya kita berdua mau
nyamperin cowok kesini, urusan sama lo apa?!" Rinai meninggikan suaranya
membuat Ratu makin resah. Rinai benar-benar di luar kendali.
"Murahan." kata Risti singkat berhasil membuat Rinai makin tersulut
emosi. Tapi pintarnya, ia masih bisa menahan emosinya. Sabar Rinai, inget
lo lagi di kandang lawan. Tenang Rinai.
Rinai mencoba menormalkan deru napasnya. "Ayok kita pergi, Ratu." Rinai
menarik tangan Ratu. Gadis itu benar-benar sedang berusaha menahan
emosinya sekuat tenaga.
"Ratu." panggil Risti.
Ratu menoleh ke arah Risti. "Iya? Ada apa lagi?" sinis Ratu.
"Jangan ganggu Aksara lagi." kata Risti dingin membuat Rinai yang
mendengar langsung merasa sesak.
"Risti berhenti!" tegur Aksara yang masih tidak digubris. Astaga ia benar-
benar frustasi!
Rinai tertawa kecil. "Kenapa? Takut tersaingi lo? Emangnya lo siapa
sampe berhak ngatur-ngatur temen gue HAH?" ujar Rinai tajam.
Risti menepis tangan Aksara kasar. Ia berjalan mendekati Rinai. Mereka
berdua sudah berhadapan dengan jarak yang dekat sekarang. Risti
mengangkat satu tangannya lalu memperlihatkan dengan jelas sebuah cincin
yang sudah melingkar di jari manisnya. "Kenalin, gue Risti Sekar. Tunangan
Aksara. Aksara Prabudi. Jelas?" Risti tersenyum puas melihat wajah kaku
Rinai.
"Aksara?! Aksara beneran udah tunangan sama cewek ini? Aksara enggak
salah?!" tanya Ratu tidak percaya membuat Risti langsung melemparkan
tatapan tajamnya. Begini banget tunangan Aksara. Abis patah hati dari
Ratu, masa selera Aksara jadi anjlok gini sih?!
Aksara mengangguk. "Iya, gue udah tunangan sama dia." jawab Aksara
diikuti dengan senyum kemenangan Risti. "Ayok pergi, Risti." Cowok itu
langsung menarik tangan Risti untuk pergi saat itu juga, tanpa sedikitpun
melirik Rinai ataupun Ratu sama sekai. Membuat hati Rinai, hancur.
Ratu yang sudah melihat Rinai ingin menangis, dengan segera ia membawa
gadis itu beranjak keluar dari SMA PERMATA saat itu juga. Mungkin lain
kali ia bisa bertemu dengan Anggi. Untuk sekarang perasaan Rinai lah yang
lebih penting. Sebenarnya sudah seberapa jauh hubungan Rinai dengan
Aksara?

***

RUANG CAKRAWALA
"Masa depanmu, ada ditanganmu"

Raja berjalan memasuki salah satu tempat bimbel yang cukup terkenal di
Kota Jakarta. Setelah mengikuti serangkaian tes, akhirnya ia diterima menjadi
tutor termuda secara resmi di tempat bimbel tersebut. Hari ini adalah hari
pertama ia bekerja, dan tentu saja Ratu tidak mengetahuinya. Gaji yang ia
dapatkan dari pekerjaan barunya pun cukup memuaskan mengingat jam
kerjanya yang tidak terlalu ketat. Raja benar-benar beruntung!
Raja ditempatkan sebagai tutor untuk mengajar murid-murid kelas IX SMP,
yang saat ini tengah serius dalam mempersiapakan Ujian Nasional. Ditambah
lagi ia juga harus memberikan pelajaran tambahan kepada murid-muridnya
untuk mulai membiasakan mereka mengerjakan beberapa soal latihan,
mengingat betapa tingginya sekarang standarisasi beberapa Sekolah
Menengah Atas (SMA) dalam melakukan penyeleksian penerimaan murid
baru. Saat Raja mulai mengajar, ia sedikit tidak nyaman karena saat itu juga
dapat terlihat dengan jelas bagaimana tatapan murid-murid perempuan yang
ada di kelasnya tengah menatapnya lekat dengan sorot yang berbinar-binar.
Astaga, dasar bocah!
"Kak! Kak Raja!" seorang anak perempuan bernama Gladys, dengan berani
menginterupsi Raja saat cowok itu tengah menjelaskan beberapa materi
penting, membuat Raja berdecak kesal dalam hati. Ia yakin sekali bahwa
bocah satu itu hanya ingin bermain-main dengannya.
"Iya, kenapa? Ada yang kurang paham?" tanya Raja sambil mengumpat
kasar dalam hati. Sabar Raja, sabar. Demi duit Raja, demi duit.
"Kak Raja udah punya pacar belum?" tanya Gladys lantang yang langsung
disoraki seisi kelas saat itu juga. SABAR RAJA.
Raja menghela napas. "Maaf ya, tapi sekarang waktunya belajar bukan
untuk bercanda." jawab Raja cepat lalu mulai menjelaskan materinya kembali
tanpa menggubris pertanyaan dari Gladys. Kalau bukan demi Ratu, udah gue
pites ini bocah!
Gladys tersenyum simpul. Menurutnya Raja makin terlihat keren saat
sedang serius begini. Ah, Gladys benar-benar menyukai Raja!. Mulai
sekarang ia memutuskan akan lebih gigih lagi untuk mencari perhatian dari
Raja. Kehadiran Raja membuatnya makin semangat untuk belajar. Ditambah
lagi, ia sudah memutuskan telak untuk melanjutkan pendidikannya di SMA
GARUDA sebagai junior Raja. Tidak perduli walaupun tahun ini Raja juga
akan lulus dan keluar dari SMA GARUDA, Ia masih tetap menginginkan
untuk menjadi junior Raja. Bahkan kalau bisa lebih dari itu.
Setelah jam mengajar usai, Raja segera membereskan barangnya untuk
menjemput Ratu pulang kerja saat itu juga. Ia sudah benar-benar tidak sabar
untuk menemui kekasihnya itu. Bahkan ia juga sudah membelikan gadis itu
satu buah coklat dengan berbalut pita biru muda sebagai tanda perayaan atas
berhasilnya ia mendapatkan sebuah pekerjaan, walaupun ia harus
merahasiakannya dari gadis itu. Maaf ya Ratu, gue cuma enggak mau lo
kepikiran.

Saat Raja berjalan menuju keluar tiba-tiba seseorang mencekal lengannya


membuat Raja terkejut. Raja berbalik lalu mendengus kesal seketika.
"Lepas." kata Raja dingin. Ini bocah mau ngapain sih?!
Gladys melepas cekalannya sambil berusaha untuk menampilkan senyum
semanis mungkin. "Kak Raja! Pulang bareng aku mau enggak?! Biar dianter
supir aku aja!" ujar Gladys membuat Raja jengah. Mending gue jalan kaki
deh.
"Enggak bisa." jawab Raja datar sambil meneruskan langkahnya.
Gladys melirik bagian depan tas Raja sambil mengerutkan dahinya. Gadis
itu melihat sebuah coklat dengan pita biru muda yang saat ini sedikit
menonjol keluar dari dalam tas Raja dan membuatnya entah kenapa menjadi
kesal. Pasti itu buat pacar kak Raja. Gladys yang tidak rela akhirnya dengan
nekat ia melancarkan aksinya. "Buat aku ya kak!" Gladys menarik coklat itu
tanpa tahu malu lalu berlari keluar begitu saja meninggalkan Raja yang
kebingungan. Apa banget sih.
Raja melirik jam ditangannya sambil berjalan cepat menuju parkiran. Ia
merasa beruntung karena Dirga masih mau meminjamkan motornya secara
bebas untuknya, walaupun sebenarnya ia merasa tidak enak. Tapi untuk
sekarang tak apalah. Jika uang nya sudah terkumpul ia akan mulai mencoba
untuk mencicil motor baru.
Raja mengerutkan dahi saat melihat tasnya sudah terbuka. Cowok itu
langsung merogoh dalam untuk melihat apakah ada barang yang terjatuh atau
tidak. Satu hal yang membuat Raja panik. Coklat untuk Ratu, hilang. Raja
berdecak kesal, ia merasa lesu jadinya.
"Buat aku ya kak!"
Raja membulatkan mata saat baru sadar bahwa coklatnya sudah diambil
oleh bocah menyebalkan yang selalu mengganggunya dengan seenaknya
seharian ini. Sial! Bisa-bisanya gue dikadalin sama anak SMP!. Raja
mengacak rambut kasar. Padahal ia sudah rela untuk tidak makan siang karena
ingin membelikan coklat itu untuk Ratu. Tidak mungkin ia membeli lagi.
Kalau gue beli coklat itu lagi, malam ini gue enggak bisa makan berdua
sama Ratu dong?. Raja menghela napas. "Ikhlasin aja deh Ja! Bulan depan lo
bisa beli lagi kok!" gumam Raja pelan.
Saat Raja ingin naik ke atas motor, tiba-tiba kedua matanya menangkap
sebuah warung kecil yang ada di sebrang tempat ia mengajar. Cowok itu
langsung menyebrang jalan dan berjalan mendekati warung itu cepat. Kedua
matanya langsung berbinar saat mendapatkan apa yang ia cari. Aha! Orang
pinter emang selalu punya jalan!
"Beli..."
"Beli..."
Raja memanggil sang penjual dengan kata "beli" yang biasa anak-anak
kecil pakai saat jajan dengan irama yang sesuai. Tiba-tiba seorang wanita
paruh baya muncul begitu saja dari dalam membuat Raja sedikit terkejut. "Bu
saya beli ini satu. Berapa bu?" tanya Raja sambil menyodorkan produk yang
akan ia beli.
Ibu itu diam. Terpesona akan wajah Raja sejenak. "OMAYGAT
OMAYWAAAAWW ADUH SI ADEN TEH KASEP PISAN EUYYYY!
JADI PENGEN IBU BAWA PULANGG!!!" ujar Ibu warung itu dengan tiba-
tiba dan berlebihan.
Raja menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali. "Makasih Bu.
Jadi ini berapa?" tanya Raja kikuk.
"OHHHH SI ADEN TEH MAU BELI ITU, DUA RIBU AJA DEN
HARGANYA. MAU BELI SATU AJA?" tanya Ibu warung itu membuat Raja
mengangguk malu.
"Iya Bu, satu aja. Ini uangnya" Raja menyodorkan selembar uang dengan
nominal dua ribu rupiah kepada Ibu warung itu.
"KARENA ADEN TEH KASEPP PISAN, IBU GRATISIN SATU LAGI
DEH. NIH IBU KASIH DUA! UDAH AMBIL AJA." Ibu warung itu meraih
tangan Raja lalu memberikan satu lagi produk yang sama kepada Raja sambil
memamerkan senyum semanis mungkin. Rejeki Ibu-Ibu Soleh!
"INI BENERAN BU?!! MAKASIH YA BU!! MAKASIH BANGET!!
KALAU GITU SAYA PAMIT DULU YA BU!!" ujar Raja senang lalu pamit
sambil mencium punggung tangan Ibu warung itu dengan sopan. Rejeki orang
ganteng!
Ibu warung itu menatap kepergian Raja sambil menahan getaran dalam
dadanya. "UMUR BOLEH TUA TAPI JIWA TETAP MUDA!!" ujar Ibu
warung itu sambil melemparkan kedipan genit ke arah Raja yang sudah
hampir tidak terlihat itu.

***

"RAJAAA!!!" teriak Ratu saat melihat Raja sudah berdiri dengan manis di
depan caffe tempat ia bekerja. Gadis itu berjalan menghampiri Raja dengan
senyum yang lebar.
"Enggak usah teriak-teriak segala. Emangnya ini hutan!" ujar Raja
membuat Ratu menyengir.
"Abisnya Ratu kangen sama Raja!" ujar Ratu tidak tahu malu lagi.
Emangnya kenapa?! Kan Raja itu pacar Ratu! Kalian sirik ya?!! Makanya
cari pacar sana wlekk!
Raja tertawa geli. "Baru juga beberapa jam enggak ketemu. Dasar lebay!"
ujar Raja sambil mengacak rambut Ratu.
"Raja darimana? Kok masih pake tas?" tanya Ratu sambil mengerutkan
dahi.
"Dari Warkop. Belum sempet pulang makanya masih pake tas." jawab Raja
bohong.
Ratu membulatkan mulutnya. "Terus sekarang kita mau kemana? Mau
langsung pulang atau pacaran dulu?" tanya Ratu polos membuat Raja makin
mengacak rambutnya gemas. Dasar bucin!
"Makan dulu deh. Disana kayaknya ada nasi goreng enak!" ujar Raja
sambil menunjuk ke arah penjual nasi goreng di pinggir jalan yang tidak jauh
dari lokasi mereka berdua saat ini. Ia benar-benar kelaparan.
Ratu mengangguk semangat. "Iya ayok! Ratu juga udah laper banget nih!
Ayok Raja!" Ratu menarik tangan Raja dengan terburu-buru membuat Raja
menggeleng heran. Dasar si buntel! Giliran soal makan aja langsung
semangat!
Mata Raja berbinar ria saat menatap sepiring nasi goreng yang sudah ada
dihadapannya saat ini. Bersama senyum lebar, ia pun segera melahapnya
dengan tidak sabar. Akhirnya cacing di perut gue enggak ngedumel lagi!.
Raja benar-benar kelaparan. Sejujurnya ia adalah tipe orang yang tidak biasa
untuk melewatkan makan siang, tapi mulai sekarang ia harus belajar untuk
membiasakannya. Semangat Jaja!
Ratu menatap Raja dengan tertegun. Tidak biasanya Raja makan dengan
lahap seperti sekarang ini. Raja kayak udah enggak makan berhari-hari
aja!. Ratu mengambil satu sendok nasi goreng itu lalu menyuapi ke mulutnya
sendiri. Gadis itu mengerutkan dahinya. Perasaan rasa nasi gorengnya
biasa aja, Raja lebay banget deh. Ratu menuangkan segelas air putih lalu
menyodorkannya kepada Raja. "Raja, makan yang pelan dong! Nanti Raja
keselek!" ujar Ratu yang hanya dibalas dengan anggukan Raja.
Setelah mereka berdua selesai makan. Ratu dengan inisiatif langsung
membuka dompetnya dan mengeluarkan selembar uang dua puluh ribu rupiah.
"Raja, biar Ratu yang bayar aja ya! Tadi siang kan Raja udah bayarin Ratu
makan." ujar Ratu membuat Raja mendengus kesal.
"Enggak." Raja mengambil selembar uang itu lalu memasukannya kembali
ke dalam tas Ratu. "Buat apa lo punya gue, Ratu." kata Raja. Cowok itu lalu
berdiri dan menghampiri Bapak nasi goreng lalu membayarnya dengan
segera.
"Buntel, ayok!" Raja memanggil Ratu keras untuk beranjak. Tercetak jelas
wajah Ratu saat ini sudah memerah karena mendengar Raja memanggilnya
dengan sebutan "buntel" dihadapan banyak orang. Raja benar-benar
mengajaknya perang!
Ratu melipatkan kedua tangannya. Saat ini ia dan Raja sedang berjalan
kaki menuju tempat parkir yang biasa Raja gunakan. "Raja nyebelin!" Ratu
merajuk. Gadis itu mengerucutkan bibirnya membuat Raja menjadi sangat
gemas. Cute overload!
Tiba-tiba Ratu memekik kesakitan saat Raja mencubit pipinya yang
padahal terasa pelan. "ADUH SAKIT!" Ratu meringis membuat Raja curiga.
Raja menyibakan rambut Ratu segera. Matanya membelalak saat melihat
merahnya pipi Ratu yang ia yakini adalah bekas tamparan. "Siapa yang
ngelakuin ini?" tanya Raja dingin. Benar-benar dingin.
Ratu gelagapan. "Ini.. ini Ratu tadi nabrak tiang waktu jalan." jawab Ratu
yang sangat jelas bohongnya. Benar-benar bodoh!
"Gue tanya sekali lagi. Siapa yang ngelakuin ini, Ratu?!" Raja meninggikan
suaranya.
Ratu menunduk lesu. Tidak ingin membuat Raja marah, akhirnya ia
menceritakan kepada Raja apa yang ia dan Rinai lakukan tadi siang, dari
awal sampai akhir dengan sejelas-jelasnya dan sejujur-jujurnya. Ratu
menatap Raja dengan takut-takut. Cowok itu benar-benar marah, Ratu sadar
jelas saat mendapatkan kedua tangan Raja tengah mengepal kuat sekarang.
"Maaf." satu kata mencelos begitu saja dari bibir Ratu. Gadis itu benar-
benar sangat menyesali tindakannya siang tadi.
Raja hanya diam sambil memijat pelipisnya dengan lelah. Cowok itu tidak
mengerti kenapa Ratu bisa melakukan tindakan hal senekat itu tanpa
mementingkan keamanannya sendiri. Bagaimana kalau-kalau Sergio ada
disana? Raja tidak bisa membayangkannya lagi!. Raja mencoba
menurunkan amarahnya. Ia sudah berjanji kepada Ratu untuk merubah sifat
tempramentalnya itu. "Jangan ulangin lagi." kata Raja mencoba untuk sabar.
Ratu mendongak seketika. Raja enggak marah? Serius nih? Apa Raja lagi
kesambet? Idih amit-amit jangan sampe!. Ratu berdeham. "Raja enggak
marah?" tanya Ratu hati-hati.
"Marah." jawab Raja singkat membuat Ratu kembali menunduk lesu.
"Maaf, Raja."
"Janji enggak akan ngulangin lagi?" Raja menjulurkan jari keligkingnya pas
di depan wajah Ratu. Cowok itu tersenyum tipis.
Ratu kembali mendongakan kepalanya dan menatap Raja dengan sorot
berbinar dari kedua matanya. "Janji!" jawab Ratu sambil tersenyum lebar. Ah
ia makin cinta Raja!
Raja melepaskan julurannya. Cowok itu membuka tas ranselnya lalu
merogoh dalam untuk mengambil sebuah hadiah untuk Ratu yang sudah ia beli
dari si Ibu warung yang genit itu. "Ini." Raja menyodorkan dua buah coklat
dengan label gambar ayam di pinggirnya kepada Ratu dengan sedikit malu.
"Buat lo. Maaf kalau menurut lo itu terlalu murah." ujar Raja kelu.
Ratu meraih kedua coklat itu sambil berjingkrak seperti anak kecil
membuat Raja heran. "RAJAAA!! RATU ITU SUKA BANGET SAMA
COKLAT INI!!! YAAAMPUN RATU SENENG BANGET!! UDAH LAMA
BANGET RATU ENGGAK MAKAN SI COKLAT AYAM!" ujar Ratu
senang membuat Raja ber-oh ria. Oh, jadi namanya coklat ayam. Iya juga
sih , kan ada gambar ayamnya. Ah kudet lo Ja! BIASA MAKAN COKLAAAT
DARI BELGIA LANGSUNG SIH!!
"Syukur deh kalau lo seneng." kata Raja senang.
Ratu mengangguk cepat. "Seneng banget! Makasih Raja!" ujar Ratu
kembali sambil membuka bungkus coklat tersebut dengan tidak sabar. Ratu
sayang Raja!
Raja memandang Ratu sambil tersenyum. Ternyata kebahagiaan itu tidak
bisa diukur dengan sebuah nilai yang diberikan. Bahagia ya bahagia saja. Itu
yang Raja rasakan saat ini. Ratu benar-benar mengajarkan dirinya arti dari
sebuah kesederhanaan dan ketulusan. Melihat gadis itu tengah tersenyum
lebar hanya karena sebuah coklat dengan harga dua ribu rupiah yang ia
berikan, membuat hatinya langsung menghangat. Ratu, Ratu, bagaimana bisa
gue enggak jatuh cinta sama lo?.
——————————————————————
NEXT PART MAU KAPAN??
——————————————————————————
FOLLOW INSTAGRAM @WATTPADRERE DAN @RERETRSS
JOIN GROUP LINE RUR? BUKA PROFILE WATTPAD AUTHOR
DAN KLIK LINKNYA! YUK KITA SERU-SERUAN BARENG PARA
TOKOH!
JANGAN LUPA BACA SEQUEL ELANG! BUKA DAN FOLLOW
PROFIL AUTHOR!
JANGAN LUPA TONTON VIDEO KECIL DARI RAJA UNTUK RATU
DI INSTAGRAM @wattpadrere

FOLLOW INSTAGRAM
@wattpadrere
@reretrss
@raja.gemilang
@ratusetiawijaya
@elang.gunturr
@fara.aradila
@raja.gemilang
@angkasa_laksmana
@nadiaa_saraswatii
@senjaalana
@rinaihujann
@raya_indahh
@anggi_ppitaloka
@rinduserunii
@dirga_margantara
@panca.kstria
@diba_saidira
@aldimahesa_
@ristisekaar
@sila_putriana
@sherina.halim
@aksaraprabudi
@helen_adisti
@jehavictoria
@gamal_kusuma
@bimaorlandoo_
@jiroofernando
@gengtempur
@garudacheerleader
Post bagian mana yang paling kalian suka di part ini di instastory, dan
tag @wattpadrere untuk author repost ❗
JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW INSTAGRAM RAJA UNTUK
RATU @wattpadrere ! ! Disana author akan sering-sering post spoiler
bagi yang enggak sabar liat part selanjutnya! ❤
I love u xoxo
SEQUEL ELANG GUNTUR

JANGAN LUPA BACA SEQUEL ELANG GUNTUR ❗❗❗❗❗❗❗❗❗❗❗❗❗❗❗❗


BUKA PROFIL AUTHOR DAN JANGAN LUPA FOLLOW ❤
53. KEJUTAN SEDERHANA DARI RAJA

You're just too good to be true


I can't take my eyes off you
You'd be like heaven to touch
I wanna hold you so much
At long last love has arrived
And I thank God I'm alive
You're just too good to be true
Can't take my eyes off you
Pardon the way that I stare
There's nothing else to compare
The sight of you leaves me weak
There are no words left to speak
But if you feel like I feel
Please let me know that is real
You're just too good to be true
I can't take my eyes off you
I need you baby
And if it's quite all right
I need you baby
To warm the lonely nights
I love you baby
Trust in me when I say okay
Oh pretty baby
Don't let me down I pray
Oh pretty baby
Now that I've found you stay
And let me love you, oh baby
Let me love you
🎼 Can't Takes My Eyes Of You-Cover By Joseph V 🎧
[JANGAN LUPA FOLLOW KARENA ADA BEBERAPA PART YANG AKAN
DIPRIVATE & VOMMENT YA, KARENA ITU BERHARGA BANGET BUAT
AUTHOR ❤ DAN JANGAN LUPA PUTAR MULMED YANG SUDAH
AUTHOR SEDIAKAN UNTUK KALIAN, SELAMAT MEMBACA SEMUA
❤]

53. KEJUTAN SEDERHANA DARI RAJA

"MAU SAMPE KAPAN LO LIATIN ITU SI BERI-BERI RAJA


GEMILANG?" tanya Panca. Cowok itu melipatkan kedua tangannya sambil
berdecak kesal. Pasalnya sudah hampir setengah jam lebih mereka
menghabiskan waktu di salah satu toko boneka yang ada disebuah mall tanpa
ada sedikitpun niatan untuk beranjak. Cowok itu mengamati Raja yang sedari
tadi masih kebingungan memilih dua teddy bear dengan warna baju yang
berbeda. . Gue laper Jaja Marjan!! AH SI BERI-BERI INI BIKIN REPOT
AJA!!
Raja menatap sebuah boneka yang ada dikedua tangannya saat ini dengan
berbinar. "GUE ANGKUT YANG INI AJA CA!! AHHHHH LUCU
BANGET DAH ANAK GUE!!" ujar Raja sambil tersenyum puas. Si buntel
pasti seneng banget!
Panca menghela napas lega. Dari tadi kek Ja!. Tiba-tiba kedua mata Panca
menangkap sebuah boneka yang visualnya sangat mirip dengan sang ketua
SAKGAR. "JA!! JA!! LIAT!! ADA ANAKNYA SI SASA!!" ujar Panca
sambil menepuk-nepuk pundak Raja.
Raja menoleh dan mengikuti arah telunjuk Panca. "WAHH BENER CA!!
ANAKNYA SI ANGKASA KENAPA BISA KESASAR SAMPE KESINI
YA CA?!" ledek Raja.
"MAKLUM JA, EMAK BAPAKNYA LAGI ENGGAK AKUR DI
RUMAH." kata Panca membuat Raja tergelak.
"AWAS KEDENGERAN SI DOI! BISA DIBOTAKIN LANGSUNG LO!!"
ujar Raja membuat Panca bergidik.
"Udah ah! Gue mau bayar anak gue dulu! Lo tunggu sini!" perintah Raja yang
dibalas dengan anggukan Panca. Mereka berdua saat ini sudah seperti
seorang Bapak dan anak yang sedang mencari mainan bersama-sama. Astaga
bisa-bisa mereka berdua diledeki habis-habisan oleh anggota SAKGAR
yang notabenenya adalah pasukan mereka sendiri bila terlihat sedang
menghabiskan waktu di toko boneka yang dekorasinya berwarna serba
merah muda ini.
Raja berjalan mendekat menuju meja kasir untuk membayar boneka yang ia
beli. Cowok itu merogoh saku lalu membuka dompetnya dengan perasaan
senang. Uang yang ia pakai saat ini untuk membeli hadiah ulang tahun Ratu
adalah hasil dari kerja kerasnya sendiri. Walaupun tubuhnya sempat merasa
sakit-sakit karena kewalahan bekerja, tapi akhirnya semuanya terbayar
dengan rasa puas yang seimbang. Semua ini untuk lo buntel!
"Kak Raja!"
Raja menoleh seketika. Cowok itu langsung memicingkan mata sinis
kepada seorang gadis yang saat ini ada di depannya. Ngapain ini bocah alay
ada disini?!. "Iya." kata Raja datar dan singkat.
"KAK RAJA BELI BONEKAAA???" ujar Gladys sambil memandang
sebuah totebag yang ada di satu tangan Raja dengan berbinar. Wah pasti Kak
Raja mau beliin untuk Glad!
"Iya." jawab Raja singkat kembali. "CAAA AYOK CABUT!!" teriak Raja
yang segera disahuti oleh Panca. Cowok itu langsung keluar dari toko
tersebut tanpa mengucapkan kata pamit sekalipun kepada Gladys hingga
membuat gadis itu mendengus kesal.
Gladys melipatkan kedua tangannya sambil mengerucutkan bibirnya. Kak
Raja nyebelin banget sih! Tapi boneka itu kira-kira untuk siapa ya?
Jangan-jangan untuk pacarnya kak Raja lagi?! Enggak!! Enggak boleh!!.
Gladys pun akhirnya memutuskan untuk membuntuti Raja dan Panca dari
belakang dengan diam-diam. Gadis itu memang tidak sengaja bertemu Raja
hari ini. Benar-benar hari yang beruntung!. Niatnya yang hari ini hanya
ingin berjalan-jalan sambil mencari buku ternyata bisa menjadi seberuntung
ini, seperti sedang memenangkan lotre saja.
Raja dan Panca memutuskan untuk mampir sebentar ke sebuah foodcourt
yang ada di dalam mall tersebut. Mereka berdua harus segera mengisi
amunisi sebelum melancarkan aksi paket satu malam nanti. "Ayok Ca!" Raja
mengajak Panca berkeliling untuk melihat-lihat macam menu makanan yang
ada di dalam foodcourt sambil mengusap-usap perutnya yang lapar. Cowok
itu lalu meletakan ransel beserta totebag berisi anaknya dengan Ratu di atas
meja dengan hati-hati dan tidak lupa untuk berpamitan sejenak. Tunggu Ayah
ya Nak!!!
Pletak! Panca menjitak kepala Raja. "BURUAN BAMBWANGG!! PAKE
ACARA PAMITAN SEGALA LAGI KE SI BERI-BERI!! LO ENGGAK
DENGER APA PELIHARAAN GUE YANG ADA DI DALEM PERUT
UDAH JERIT-JERIT DARI TADI?! UDAH AYOK! ANAK LO JUGA
ENGGAK BAKALAN KABUR JAJA MARJAN!" ujar Panca kesal.
Sedangkan Raja hanya menggaruk tengkuknya sambil cengegesan. Dasar lu
ye bucin kuadrat!
Saat Raja dan Panca beranjak mencari makanan, dari kejauhan Gladys pun
mengamatinya. Setelah kedua cowok itu lengah, dengan tergesa-gesa Gladys
langsung berjalan mendekati tempat duduk Raja dan Panca. Gadis itu
langsung mengambil totebag Raja yang berisikan hadiah untuk Ratu,
pacarnya dengan cepat. Tak mau sampai ketahuan, akhirnya Gladys langsung
pergi begitu saja dengan senyuman puas yang mengiringinya. Kemarin coklat,
sekarang boneka?! Apa sih mau kak Raja?!
Setelah memesan makanan, Raja dan Panca berjalan kembali menuju
mejanya untuk menunggu pesanan tersebut diantar. Raja yang sudah tidak
sabar bertemu dengan anaknya pun berjalan dengan cepat membuat Panca
menggeleng heran. Wah gawat! Ini anak bucinnya udah level waspada nih!!
Raja memekik sambil membelalakan mata saat melihat totebag berisi
Beri-Beri tidak ada di atas meja. Itu berarti, anaknya telah hilang. HILANG
GENG HILAAANGGG!!!!!!!!!!!!! HILAAAANGGGGGG WOY
HILANGGGGGG!!!!!!!!!
"CAAA ANAK GUA ILANG CA!!!!" panik Raja membuat Panca langsung
ikut mencari si Beri-Beri sampai ke kolong meja sekalipun. Tapi hasilnya
nihil.
"AYOK CA KITA HARUS NGELAPOR POLISI!! GUA ENGGAK
TERIMA CA!! AWAS AJA TUH MALING KALAU SAMPE KETEMU
GUE KARUNGIN TERUS GUE BUANG KE LAUT SEKALIAN!!" ujar
Raja emosi.
"LO SARAP? MANA MAU POLISI NGURUSIN HAL BEGINIAN JA?!
LAGIAN EMANG SALAH KITA YANG TELEDOR LETAKIN SI BERI-
BERI SEMBARANGAN." ujar Panca. "GUE ENGGAK BECUS JADI
SEORANG PAMAN JA.... MAAFIN OM BERI-BERI..." ujar Panca dengan
sendu dibuat-buat.
Raja langsung terduduk lesu. Cowok itu menenggelamkan wajahnya di
kedua lengannya. "Beri....." lirih Raja. Tunggu-tunggu, Raja nangis??!!!
Panca memicingkan kedua mata. "WOY JAJA MARJAN JANGAN
BILANG LO SEKARANG LAGI CRYING CRYING!! GUA TINGGAL LO
JA KALAU SAMPE BENER!!!!!" ujar Panca sambil mengguncang pundak
Raja.
"Anak gue abis diculik orang Ca! Gimana bisa gue enggak nangis?!!" ujar
Raja sedikit tersedu-sedu.
Panca berdecak kesal. "LO EMANG KAMPRET YA JA!!! SUMPAH JA
LO BIKIN MALU!! DIEM WOY JA!!" ujar Panca kesal.
"Biasanya juga kalau lo bikin malu, gue diem aja Ca." lirih Raja. Iya juga
sih.
Panca menarik lengan Raja hingga cowok itu berdiri. "Ayok kita beli lagi.
Pake uang gue dulu aja." ujar Panca mencoba memberikan solusi.
"ENGGAK!!" tolak Raja cepat. "Gue enggak mau Ca! Gue enggak mau
beliin kado untuk pacar gue sendiri dengan pake uang orang. Emangnya gue
laki-laki apaan?!" ujar Raja sambil melipatkan dada. Buntel, gue harus apa
dong?
Raja meraih tas ranselnya lalu memakainya di satu pundaknya. "Lo makan
sendiri aja Ca. Gue pulang duluan." ujar Raja lesu lalu berjalan begitu saja
meninggalkan Panca yang terlihat kebingungan.
Panca pun langsung menyusul Raja seketika. JAJA JAJA!! MANA BISA
GUE NELEN NASI KALAU LO LAGI KAYAK GINI?!. "Udah cari kado lain
aja yang semampu lo Ja. Gue yakin kok, apa yang lo kasih pasti si Ratu bakal
terima." ujar Panca sambil menepuk pundak Raja kecil.
Raja berjalan dengan lesu. Cowok itu merutuki dirinya sendiri yang tidak
becus menjaga anaknya, Beri-Beri. Jadi percuma dong gue kerja jor-joran
sampe subuh kemarin? Yaudahlah Ja, bukan rejeki lo.
Tiba-tiba langkah kaki Raja langsung terhenti saat melihat sebuah game
center yang jaraknya tidak jauh darinya saat ini. Ting! Otak Raja langsung
berjalan saat itu juga. Cowok itu langsung berlari terburu-buru menuju game
center tersebut membuat Panca semakin bingung. Orang pinter memang
selalu banyak akalnya!
Raja mengeluarkan uang selembar sepuluh ribu rupiah dalam dompetnya
lalu membeli koin permainan dengan segera. Semangat Ja!!!!!!!!. Cowok itu
langsung berjalan mendekati mesin boneka yang saat ini rasanya sudah
memanggil-manggil dirinya untuk segera kesana. Kemari Raja.. Kemari
Raja...
"WOY JAJA MARJAN!! LO NGAPAIN BUANG-BUANG DUIT BUAT
BELI KOIN SEGALA SIH?! WAH LO KADANG BEGO JUGA YA JA!!
JANGAN BILANG LO MAU MAININ SI MESIN CAPIT?? SAMPE
ANGKASA BOTAK JUGA LO ENGGAK AKAN BISA MENANG JA!!
LENYAP DEH CEBAN LO!!" cerocos Panca tidak henti sambil
menyenderkan tubuhnya disamping mesin boneka tersebut.
"Siapa tahu berhasil Ca." jawab Raja membuat Panca mendengus. Cowok
itu sekarang tengah mengamati kumpulan boneka yang ada di dalam mesin
tersebut untuk dia pilih nantinya.
"JAA!! LO KAYAK ENGGAK PERNAH MAIN MESIN CAPIT AJA
SIH??!! GUE KASIH TAHU YA SAMA LO, MAINAN INI TUH SEBELAS
DUA BELAS SAMA KAYAK SI SILA!! SAMA-SAMA SUKA NIPU!!!!"
ujar Panca menggebu-gebu. Kok lo jadi bawa-bawa Sila Ca? Masih Galau?
"Emang enggak pernah Ca. Ini pertama kalinya." jawab Raja tidak mau
bertele-tele. Cowok itu pun langsung merogoh saku kemejanya untuk
mengeluarkan koin yang sudah dibelinya tadi.
Panca menghembuskan napas kasar. "GUE AJA YANG UDAH BERIBU-
RIBU KALI MAIN SAMA SI CAPIT INI, SATU KALI AJA GUE ENGGAK
PERNAH DIKASIH MENANG JA!! APALAGI LO YANG MASIH
NEWBIE!! BUANG-BUANG DUIT LO JA!!" ujar Panca sambil melipatkan
dada.
Raja tidak menggubris ucapan Panca sama sekali. Cowok itu langsung
memasukan koin ke dalam mesin tersebut. Pelan-pelan Raja menggerakan
tuasnya sambil menimang-nimang teknik apa yang harus ia gunakan saat ini.
"OKE!!! GUE AKAN DAPETIN LO BLUBLU!!" ujar Raja membuat Panca
mengerutkan kening. Blublu?
Panca yang melihat keseriusan Raja akhirnya ikut menjadi tegang juga.
"PELAN-PELAN JAAA!!! ARAHIN KE KANAN DIKIT!!" ujar Panca yang
malah memecahkan konsentrasinya saja. Mending lo diem deh Ca!!
Suasana makin menegang saat Raja berhasil mencapit sebuah boneka
berwarna biru yang sudah Raja pilih sedari tadi membuat Panca yang melihat
langsung menatapnya tidak percaya. Lo bener-bener dewa Ja!
"YASHHHHHHHHHH!!!!" teriak Raja saat melihat boneka pilihannya
telah berhasil masuk ke dalam keranjang mesin itu. Cowok itu bersorak riang
lalu merunduk dan mengambil anaknya yang kedua dengan segera.
BLUBLUUUU AYAH DATANG!!
Panca ternganga tidak percaya. "Ja gue boleh enggak sekali-kali pinjem
otak lo?" tanya Panca membuat Raja mengerutkan dahi. LO MAKAN APA SIH
JA SEHARI-HARI?
Raja tidak menghiraukan Panca. Cowok itu langsung meraih ranselnya lalu
memasukan Blublu kedalamnya. Ayok kita pulang Blublu!!. "AWAS AJA
KALAU SAMPE ITU MALING MAU NGAMBIL ANAK GUE LAGI! GUE
JADIIN PERKEDEL LANGSUNG ITU MALING!!" umpat Raja yang masih
kesal. Selamat tinggal Beri..

"AYOK CA PULANG!! PAKET SATU MENANTI!!"

***

"INI RATU LAGI DIMANA SIH?"


Ratu berdiri dengan kebingungan. Kedua mata gadis itu sudah dibaluti kain
saat ini. "Dirga ini dimana?" tanya Ratu kesal. "Dirga? Kita enggak jadi ke
taman? Dirga bilang, Dirga mau curhat tentang Sye." tanya Ratu kepada Dirga
yang saat ini sudah memegangi kedua tangan Ratu. Ini Dirga mau ngapain
sih?!
Pasalnya sekitar jam delapan tadi, Dirga bertandang ke rumah Ratu sambil
memasang wajah semelas mungkin. Cowok itu meminta kepada Ratu untuk
menemaninya pergi ke taman dan mendengarkan keluh kesahnya soal Sherina
Halim. Gadis yang tengah dekat dengannya sekarang ini.
Awalnya Ratu merasa curiga. Dirga Margantara. Cowok yang cuek abis
soal cewek, mana mungkin sampai mau repot-repot begini bila hanya untuk
soal sekedar curhat tentang percintaan. Bukan Dirga banget!!. "Dirga jangan
main-main deh, Mau Ratu doain perut Dirga makin buncit?" ujar Ratu
membuat gadis itu sedikit mendengar suara kekehan dari beberapa orang.
"LHOOOO?? KOK ADA YANG KETAWA?? KITA LAGI SAMA SIAPA
AJA DIRGA??" tanya Ratu sedikit takut. Tiba-tiba sebuah aroma yang tidak
asing menyeruak masuk ke dalam hidung Ratu, membuat gadis itu mendengus.
"KOK KAYAK BAU GORENGAN YA??? INI LAGI DIMANA SIH GA??"
tanya Ratu tidak sabar.
Tiba-tiba balutan kain di kedua mata Ratu terlepas begitu saja. Dirga pun
tidak lagi menahan kedua tangannya. Ratu membuka mata perlahan. Gadis itu
spontan membelalakan mata sambil menangkupkan satu tangan di mulutnya
tidak percaya. Ternyata hari ini adalah hari ulang tahunnya.
"SELAMAAT HARI LAHIRRRRRRR!!!!!"
Seluruh anggota SAKGAR berteriak lalu bertepuk tangan dengan keras
membuat Ratu makin terkejut.
BYURRRRR. Tiba-tiba kumpulan potongan kertas berwarna-warni yang
digunting dengan kecil-kecil mengguyur tubuh Ratu membuat gadis itu
langsung mendongak.
Angkasa?. Ratu tertawa melihat Angkasa sang PEMIMPIN SAKGAR yang
saat ini tengah berdiri di atas tangga lipat sambil memegangi sebuah baskom
kecil yang berisi kumpulan potongan kertas warna-warni itu bersama dengan
sebuah bando berhias lingkaran malaikat di atas kepalanya. HAHAHAHAHA
ENGGAK SALAH NIH????!!!!.
"Berhenti ketawa, Ratu." ujar Angkasa. Cowok itu berusaha menahan malu
sekuat mungkin sambil menghamburkan kumpulan potongan kertas warna-
warni tersebut ke sembarangan arah. TURUN DEH HARGA DIRI GUE!!
SIALAN LU SEMUA KUTU BADAK!!

HAPPY ULANG TAHUN, RATU SETIA WIJAYA

Ratu membaca tulisan di atas karton besar berwarna merah muda yang
terpajang di dinding sambil tersenyum lebar. Ratu langsung mengedarkan
pandangannya. Ini kan di Warkop?. Walaupun cahaya sedikit remang. Ratu
masih bisa melihat dengan jelas. Gadis itu terkekeh geli saat melihat
beberapa anggota SAKGAR tengah memegangi balon berwarna merah muda
dengan corak hello kitty yang sedikit mencolok. Tidak lupa dengan lilin-lilin
yang sudah berdiri menyala di tiap meja membuat suasana makin cantik saja.
Suara petikan gitar tiba-tiba muncul membuat suasana yang gaduh langsung
menjadi hening. Panca Ksatria. Cowok itu sudah duduk di atas kursi sambil
memetik gitar dengan mengeluarkan nada-nada yang bisa dibilang terkesan
romantis.
"Happy Birthday, to you."
"Happy Birthday, to you."
"Happy Birthday, Happy Birthday.."
"Happy Birthday, sayang.."
Ratu tersenyum lebar saat melihat Raja tiba-tiba keluar dari arah pintu
dapur Warkop sambil bernyanyi pelan dengan kedua tangannya yang sudah
memegang sebuah kue ulang tahun ala geng TEMPUR. INGAT ALA GENG
TEMPUR!!
"Ayok, make a wish." kata Raja membuat Ratu langsung mengangguk cepat.
Ratu memejamkan mata. Gadis itu berdoa dan meminta harapan dalam hati.
Tenang saja, Ratu tidak akan mengucapkan secara blak-blakan seperti saat
bersama dengan Jeha dan Anggi. Ratu harap, Raja akan selalu bahagia.
Ratu membuka mata perlahan. "Terimakasih Raja." kata Ratu, lalu gadis itu
meniup satu buah lilin putih besar yang tertancap dengan kokoh di kue ulang
tahun ala geng TEMPUR itu disusul dengan tepukan meriah dari seluruh
anggota SAKGAR. Ratu benar-benar bahagia.

Angkasa yang sudah mengerti maksud dari lirikan Raja. Segera ia


menjalankan tugasnya. Dihamburkannya lah kembali segumpal potongan
kertas warna-warni itu ke segala arah dengan seindah mungkin membuat
Elang dan Dirga yang melihat tidak sanggup untuk menahan ketawanya lagi.
Kalau saja waktu itu Angkasa tidak sedang asyik bermain game, pasti
sekarang nasibnya tidak akan berakhir seperti ini. Saat Panca menjelaskan
aksi paket satunya itu, mereka semua langsung saling membagi tugas masing-
masing saat itu juga. Sayangnya, Angkasa yang sudah terlalu asyik hanya
mengangguk-angguk saja tanpa menyadari tugas apa yang diberikan untuknya.
Dan berakhirlah Angkasa seperti sekarang. Angkasa tidak bisa mengelak.
Anggota Sakgar selalu bisa pegang omongannya kan?. Satu kalimat dari
Dirga yang masih Angkasa umpati dalam hati sampai sekarang.
Raja berdeham. Cowok itu meraih tangan Ratu lembut. "Selamat ulang
tahun ya, Ratu. Maaf gue enggak bisa memberikan kemewahan dalam ulang
tahun lo kali ini. Tapi, gue harap kesederhanaan ini akan memberikan kesan
indah tersendiri untuk hidup lo. Gue sayang lo, Ratu. Gue harap kita selalu
bisa rayain ulang tahun lo ini sama-sama sampai selamanya nanti. Sekali lagi,
Selamat ulang tahun ya sayang." Raja menarik tubuh Ratu dan langsung
memeluknya hingga membuat kegaduhan langsung terjadi begitu saja.
MODUSSSS LO RAJA!!
JRENG JRENG
Panca naik ke atas meja lalu mulai memainkan gitarnya. Cowok itu sudah
memasang sikap layaknya seorang gitaris yang sedang manggung di sebuah
acara besar sekarang ini. ROCKKKKK ANNNNDDD ROLLL!!!!!!!.
JREENNNGGG
Elang langsung mengambil sebuah spatula milik Bu Sri yang ada di atas
meja untuk dijadikan sebuah mic. Elang lalu naik berdiri ke atas meja
bersama Panca disampingnya. Cowok itu mengangkat satu tangannya dan
menampilkan sebuah simbol METAL dijarinya.
JREENNNGGG
"SELAMAT ULANG TAHUN!! KAMI UCAPKAN!" Elang bernyanyi
keras sambil bertepuk-tepuk tangan. Lho lho kok malah nyanyi lagu anak-
anak?
"ASELOLEEEE JOSSSS!!" sahut SAKGAR.
"SELAMAT PANJANG UMUR KITA KAN DOAKAN!!!"
"ASELOLEEEE JOSSSS!!"
"SELAMAT SEJAHTERA! SEHAT
SENTOSAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!"
"ASELOLEEEE JOSSSS!!"
"SELAMAT PANJANG UMUR DAN
BAHAGIAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!"
"YEAAHHHHHHHHHHHHHHHHHH!!!!"
JREEENGGGGGGGGGGGG
Seluruh anggota SAKGAR bertepuk ria dengan ricuh. Mereka semua
benar-benar menikmati alunan lagu yang dilantunkan oleh Panca dan Elang
barusan. Termasuk Dirga yang saat ini sedang duduk sambil sibuk mengunyah
gorengan tidak henti. Cowok itu juga menikmatinya. Menikmati gorengannya
maksudnya.
"OYYYYY PENONTTOOOONN?!!!!" teriak Panca menyeruak.
"APEEEEEEEEEEE?!!!!!" jawab anggota SAKGAR keras.
"UDEHHHH PADA LAPER BELOOONN???!!"
"UDEHHHHHHHHHHHHHHHH!!!!!!!!!!!!!"
"WOKEDEEEHHH!!! MADAAAAAAMMMMM SRIIIIII??????????"
teriak Panca. Cowok itu memulai kodenya.
"YUHUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU." jawab Bu Sri dari arah
dapur.
"WE AREEEEEE READEHHHHHHHHHH MADAMMMMM!!" teriak
Panca membuat anggota SAKGAR bersorak ria, khususnya Dirga. YESSSSS
MAKANNNN LAGIIIIII!!!!!!!!
Ratu dan seluruh anggota SAKGAR sudah terduduk manis saat ini. Cahaya
pun makin meremang saat lampu utama sudah ikut dimatikan. Ratu tersenyum
ke arah Raja sambil mengucapkan kata terimakasih berkali-kali. Gadis itu
makin terlihat cantik saat cahaya lilin yang ada di atas meja menerpa
langsung ke arah wajah mungilnya, membuat hati Raja berdesir. Gimana gue
enggak makin sayang sama lo buntel!
"EKHHHEEEMMMMMMMMMMM."
Suara dehaman Panca langsung membuat seisi Warkop teralih. Cowok itu
tengah berdiri sambil memegang selembar kertas berisi menu makanan yang
akan dihidangkan di candle light dinner malam ini. CATATTT GENGGG
CANDLE LIGHT DINNER!!! CANDLE LIGHT DINNER!!!
"HIDANGAN PEMBUKA ALA GENG TEMPUR MALAM INI
ADALAHHHHH.........BENTAR-BENTAR." Panca melirik ke arah Dirga
lalu memanggil cowok itu untuk segera menghampirinya.
"Kenape?" tanya Dirga yang sudah ada disampingnya.
"Ga! Ini bacanya kayak mana?! Gue enggak bisa! Susah banget Ga!" bisik
Panca sambil menyodorkan selembar kertas ditangannya.
Dirga mendengus kesal. Cowok itu lalu mengambil selembar kertas berisi
menu tersebut lalu mulai membacanya. "CRISPY SALTY SOYA BEAN
WITH A COUPLE OF CHILLI." ujar Dirga yang mendadak lancar berbahasa
inggris membuat anggota SAKGAR langsung kembali bersorak sorai.
WIDIIIIHHHH kayaknya mantep tuh!
Bima dan Gamal pun sudah keluar dari arah dapur sambil membawa
hidangan pembuka untuk para anggota SAKGAR lainnya. Sungguh, Bima dan
Gamal benar-benar tidak tahan ingin tertawa melihat satu tangkok tempe
mendoan yang ada ditangan mereka berdua saat ini. HALAH GAYA LO SOYA
SOYA BEAN!! BILANG AJA TEMPE MENDOAN!!
Gelak tawa langsung meledak dari seluruh anggota SAKGAR saat Bima
dan Gamal membagikan satu persatu tempe mendoan tersebut ke seisi
Warkop. GENG TEMPUR KAMPREEET!!!. Mereka semua mulai menikmati
hidangan pembuka ala geng TEMPUR tersebut secepat kilat. Tidak sampai
lima menit, satu tangkok besar berisi tempe mendoan itu ludes seketika.
"EKHHHHEEEEEEEEMMMMMMMMM." Panca kembali berdeham.
"HIDANGAN UTAMA ALA GENG TEMPUR MALAM INI
ADALAH............." Panca kembali melirik Dirga yang saat ini masih
mengunyah tempe mendoan, membuat cowok itu mendengus kesal.
Dirga menarik selembar kertas itu kembali. Ini kutu badak apa gunanya
coba jadi pembawa acara?!. "JAVANESE SALAD WITH PEANUTE
SAUCE ALA MADAM SRI." ujar Dirga membuat SAKGAR bersorak
kembali. WAHHHH APALAGI NIH?!!
Gamal dan Bima keluar lagi dari arah dapur lalu membagikan sepiring
pecel ala Bu Sri kepada satu persatu anggota SAKGAR sambil menahan
tawa kembali. Raut wajah bodoh anggota SAKGAR benar-benar membuat
mereka berdua tertawa puas dalam hati. "SELAMAT MENIKMATI
GENGGGGGG.." ujar mereka berdua bersamaan.
Raja mengusap puncak kepala Ratu lembut. "Gimana? Enak saladnya?"
tanya Raja membuat Ratu terkekeh.
"Pecel aja udah." ujar Ratu. "Tapi ngomong-ngomong mana ada pecel pake
saos sambel!" ujar Ratu sambil mengerucutkan bibirnya. Raja lupa kalau
Ratu alergi dengan kacang-kacangan.
Raja mencubit pipi Ratu gemas. "Maaf ya, jangan ngambek dong! Gue
punya kejutan satu lagi lho untuk lo!" ujar Raja membuat Ratu langsung
menatapnya dengan berbinar-binar.
"Apa Raja?!! Mana?! Mana?!" ujar Ratu tidak sabar.
Raja mengeluarkan sebuah kantong kresek hitam dari dalam ranselnya.
Cowok itu langsung menyodorkannya kepada Ratu. "Maaf ya, gue enggak
sempet untuk bungkusin pake kertas kado. Pake kresek aja enggak apa-apa
kan?" ujar Raja.
Ratu mengangguk cepat. "Enggak apa-apa kok!! Ratu boleh buka sekarang
enggak??!! Kira-kira ini isinya apa ya?!! Pasti boneka deh soalnya ini empuk
banget rasanya!!" ujar Ratu sambil meremas-remas kantong kresek tersebut.
Raja mengangguk. "Buka aja sendiri. Namanya Blublu. Sebenernya Blublu
punya kakak, namanya Beri-Beri, tapi karena keteledoran gue, si Beri-Beri
diculik orang deh. Maafin gue ya. Maaf cuma bisa kasih lo ini." ujar Raja
sedikit sedih. Cowok itu masih tidak rela untuk kehilangan Beri. Beri lagi
dimana ya..
"Apa yang Raja udah kasih ke Ratu malam ini, itu udah lebih dari cukup.
Ratu bahagia Raja. Ratu enggak bisa bayangin kalau enggak ada Raja dalam
hidup Ratu sekarang. Ratu bersyukur punya Raja!" ujar Ratu membuat Raja
langsung tersenyum lebar.
"Gue juga bersyukur punya lo, Ratu. Kalau gitu, cepet buka hadiah dari gue
sekarang! Oh iya, walaupun harganya enggak mahal tapi perjuangan gue untuk
dapetin ini susah lho! Jadi tolong jaga baik-baik ya?!" ujar Raja.
Ratu mengangguk semangat. "PASTI DONGG!! cincin tutup kaleng dari
Raja aja masih Ratu simpen sampe sekarang.!" ujar Ratu membuat Raja
senang.
"Ratu buka sekarang ya!" ujar Ratu dibalas dengan anggukan Raja.
Ratu membuka kantong kresek itu dengan tidak sabar sambil bersiul-siul
senang. AHHHHHH PASTI RAJA BELIIN BONEKA YANG MIRIP DENGAN
RATU BANGET DEH!! PASTI BONEKA LUCU WARNA PINK YANG UNYU-
UNYU MIRIP RATU!! AHH RATU TAHU!! PASTI RAJA BELIIN RATU TEDY
BEAR!! RAJA KAN TAHU KALAU RATU SUKA BANGET SAMA TEDY
BEAR!! BLUBLU MAMA DATANG!!

Srak
Srak
Srak

Hening sejenak.

...
...
...
...
...
...
...
...

"RAJAAAAAAA?!!! RAJAAA NYINDIR RATU?!!! RAJA JAHATTTT!!


HUAAAAAAAAAAAAAAAA!!"
KALAU SAJA AKU INI ADALAH LAUTAN.................

——————————————————————————
——————————————————————————
FOLLOW INSTAGRAM @WATTPADRERE DAN @RERETRSS
JOIN GROUP LINE RUR? BUKA PROFILE WATTPAD AUTHOR
DAN KLIK LINKNYA! YUK KITA SERU-SERUAN BARENG PARA
TOKOH!
JANGAN LUPA BACA SEQUEL ELANG! BUKA DAN FOLLOW
PROFIL AUTHOR!

JANGAN LUPA TONTON VIDEO KECIL DARI RAJA UNTUK RATU


DI INSTAGRAM @wattpadrere

FOLLOW INSTAGRAM
@wattpadrere
@reretrss
@raja.gemilang
@ratusetiawijaya
@elang.gunturr
@fara.aradila
@raja.gemilang
@angkasa_laksmana
@nadiaa_saraswatii
@senjaalana
@rinaihujann
@raya_indahh
@anggi_ppitaloka
@rinduserunii
@dirga_margantara
@panca.kstria
@diba_saidira
@aldimahesa_
@ristisekaar
@sila_putriana
@sherina.halim
@aksaraprabudi
@helen_adisti
@jehavictoria
@gamal_kusuma
@bimaorlandoo_
@jiroofernando
@gengtempur
@garudacheerleader
Post bagian mana yang paling kalian suka di part ini di instastory, dan
tag @wattpadrere untuk author repost ❗
JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW INSTAGRAM RAJA UNTUK
RATU @wattpadrere ! ! Disana author akan sering-sering post spoiler
bagi yang enggak sabar liat part selanjutnya! ❤
I love u xoxo
56. PEMBALASAN DIMULAI

Terlarut aku dalam kesendirian


Saat aku menyadari tiada lagi dirimu kini
Sampai kapankah aku mampu bertahan
Tetapi aku jalani semua kisah hidupku ini
Tak akan terganti setiap kenangan yang telah terukir
Namun terendap indah dan namun melekat dihati
Akankah berakhir semua rasa yang telah tercipta
Di dalam benakku dan didalam asaku
Terlarut aku dalam kesendirian
Saat aku menyadari
Tiada lagi dirimu kini
Tak akan terganti setiap kenangan yang telah terukir
Namun terendap indah dan melekat dihati
Akankah berakhir semua kisah yang telah tercipta
Di dalam benakku dan di dalam asaku
🎼 Akhir Rasa Ini-Cover By Agisnia 🎧

[JANGAN LUPA FOLLOW KARENA ADA BEBERAPA PART YANG AKAN


DIPRIVATE & VOMMENT YA, KARENA ITU BERHARGA BANGET BUAT
AUTHOR ❤ DAN JANGAN LUPA PUTAR MULMED YANG SUDAH
AUTHOR SEDIAKAN UNTUK KALIAN, SELAMAT MEMBACA SEMUA
❤]
56. PEMBALASAN DIMULAI

"HIT YOU WITH THAT DU-DU-DU!!" Panca bernyanyi keras dari dalam
mobil Dirga sambil melakukan tarian yang serupa dari video yang sedang
cowok itu tonton saat ini.
"AYEEEEEEEEE AYEEEEEEEE!!" sahut Elang tak kalah semangat.
Cowok itu duduk di bagian tengah mobil Dirga, tepatnya disamping kaca
jendela kiri mobil itu. Sedangkan Panca berada disamping kaca jendela
kanan.
"HIT YOU WITH THAT DU-DU-DU!!" tutup Panca dan Elang bersamaan.
Angkasa yang saat ini sedang duduk di tengah-tengah antara kedua kutu
badak, Elang dan Panca, hanya bisa mengusap dada sesabar mungkin. "Lo
bisa diem enggak Ca? Udah hampir dua jam lo nyanyi lagu itu melulu!" ujar
Angkasa kesal.
"Biarin aja kali Sa, lo mau dia mogok makan seharian lagi kayak
kemarin?!" ujar Raja dari belakang. Cowok itu menyederkan kepalanya di
bahu Ratu dengan manja. Para jomblo mari merapat.....
"IYA DEHHH SASA LION, ABANG PANCA GANTI DEH LAGUNYA
SEKARANG JUGA! SABAR YA...." ujar Panca yang sudah siap-siap
bernyanyi kembali.

Hening sejenak.

....
....
....
....

Tiba-tiba suara siulan berirama dari mulut Panca pun terdengar membuat
Angkasa langsung mengerutkan dahi. Musik pun sudah langsung mengalun
begitu saja dengan sendirinya. Angkasa menghela napas kasar. Jangan bilang
lo mau nyanyi lagu ini lagi Panca???!!! ENGGAK PUAS APA LO DARI
TENGAH MALEM SAMPE SUBUH NYANYIIN LAGU INI TERUS?!
"HEYYYYYY BOYYYYYY!" Panca mulai bernyanyi dengan semangat.
"MAKE 'EM WHISTLE LIKE A MISSILEEEEE????"
"BOM BOM.." Elang menyahuti semangat.
"EVERYTIME YOU SHOW I SHOW UP BLOW UP?!!!!!!"
"UHHHHHHHHHHHHHHH.." sahut Elang lagi.
Raja menggeleng heran. Giliran soal belajar aja, pada enggak bisa
bahasa inggrisnya!. Raja melirik Ratu yang saat ini tengah ikut-ikutan
mengikuti gerakan Panca tak kalah semangat. Astagaaa sayang?!!! Jadi kamu
BELING??!!! BLINK Raja, BLINK!!
Angkasa meremas-remas jemarinya. Sabar Sa.. jangan kacaukan liburan
ini hanya karena kedua kutu badak ini.. Sabar Sa.. "Untung lo udah hijrah
Ga!" ujar Angkasa membuat Dirga menelan ludah. Kenapa lu Ga?
"ASTAGAAAAAAAAAA!!!! BABY DIRGA NYA SYE TERNYATA
BLINK JUGA??!! KALAU GITU KITA SAMA DONG!! JANGAN-
JANGAN KITA BERDUA JODOHHH LAGII??!!!" ujar Sherina heboh
sekaligus manja.
Dirga menyetir dengan tidak fokus. Sungguh, saat ini Dirga benar-benar
sangat sangat sangat sangat ingin bernyanyi keras bersama Panca dan Elang.
Tahan Ga... tahan.. jangan sampe Angkasa mukulin lo lagi, inget Ga
disamping lo juga ada Sherina.. Jaga citra lo Ga. Dirga berdeham. "Jelas
dong Sa." jawab Dirga bohong. HWIPAAAAARRAMMMM!!!
"HWIIIIIIPAAAAAAARAAAMMM!!" teriak Panca keras.
"UHHHHHHHHHHHHH!!" sahut Elang lagi. Lo kenapa selalu dapet
bagian itu si Lang?
"WIPARAM PARAM PARAMMMMMM!!!" sahut Sherina mulai ikut-
ikutan.
"CAN YOU HEAR THAT???!!!" Ratu tiba-tiba menimpali membuat Raja
langsung tersentak. Buntel diem ah!
"HWI PARAPARA PARA BAMMMMM!!" teriak mereka secara heboh
bersamaan. Kecuali Raja, Angkasa dan Dirga tentunya. ADUUUH DIRGA
ENGGAK KUAT MAMI!!!!
Raja menepuk dahi keras. SIAPAPUN TOLONG KELUARIN GUE DARI
MOBIL INI SEKARANG!!!!. Cowok itu hanya bisa menggeleng heran
sekaligus pasrah saat ini. Sabar Ja, dua jam lagi juga nyampe Bandung...
sabar Ja... "Buntel, lo bisa enggak jangan ikut-ikutan mereka sekarang?"
tanya Raja kepada Ratu.
Ratu menggeleng cepat. "OH JELAS TIDAKKKKK BISA
FERGUSOOO!!! RATU KAN BLINK SEJATIIII!!!!!" tegas Ratu sambil
menepuk dadanya. Astagaaaa buntel!!!!!
"BOMMMMMBAYAHHHHHHHH!!!!" teriak Panca membuat Raja
langsung terlonjak. Lho lagunya udah ganti lagi??
"YAYAYYAYAYAAYYAYAYAAYYAAYYAYAAYAYAYAYYAAYAYAYA
YAYA..." sahut Elang keras.
"BOM BOM BA BOM BOM BA BOM BOM BA?!!!!!!!!!" teriak Panca
lagi.
"OPPAAAAAAAAAAA!!" sahut Ratu dan Sherina dengan centil
bersamaan.
"YAAYAYAYAYAYAAYYAAYAYAYAYAYA!!" teriak Elang makin heboh.
"ULULLUULULULLUULULLULULULULULUU!!" Panca mulai menirukan
gerakan sang kepala suku membuat Ratu dan Sherina langsung meledakan
tawanya.
"YAAYAYAYAYAYAAYYAAYAYAYAYAYA!!" teriak Elang melanjutkan.
"BOM BOM BA BOM BOM BA BOM BOM BA?!!!!!!!!!" teriak Sherina
makin heboh.
"BOMBAYAAHHHHHHHHHHHHHJ!!!" tutup mereka bersamaan lagi.
WOHOOOOOOOO!!!!
"HAHAHAHAHHAAHAH SERU BANGET!!! LAGI DONG LAGII!!!"
teriak Ratu heboh membuat Raja langsung membungkam mulut gadis itu.
Tolong ya buntel, kali ini aja......

TETETEETETETETETETETTETEETEET
TETETEETETETETETETETTETEETEET

Suara musik langsung mengalun kembali membuat Angkasa menggeram.


Sabar Sa.. ini yang terakhir.. kalau si kutu badak ini masih muter lagu ini
lagi, enggak usah pikir panjang lagi Sa... LANGSUNG TENDANG!!
"MEOMCHUL SU EOMNEUN I TTEOLLIMEUN?!!!" Sherina berteriak
keras.
"ONNNNN ANDDDD ON ANDDDDD ONNNNNNNNNNN~~~~~~"
sahut Dirga dan Elang bersamaan sambil menggelombangkan kedua
tangannya sesuai tarian.
"KKEUL SU EOPSEOOOO!!!!!!!!!" teriak Sherina.
"URI SARANGEUN BULJANGNANNNN!!!" teriak Ratu lantang
membuat Raja langsung menutup kupingnya.
TETETEETETETETETETETTETEETEET
TETETEETETETETETETETTETEETEET
"MY LOVE IS ON FIREEEEEEE!!!!" teriak Sherina.
"UHHHHHHHHHHHHHHHHHH.." sahut Elang dengan teriakan
andalannya. Lagi dan lagi..
"NOW BURN BABY BURNNNNNNNN?!!!" teriak Ratu. RAJAAA
MULAI BERKERINGAT KAWAN-KAWAN..
"BUJANGAAAAANNNNNNNNNNNNN!!!" teriak Panca dan Elang
bersamaan. BULJANGNANNNN BAMBWAAANGG BUKAN BUJANGANN!!!!

***

Setelah mengantarkan Sherina dan Ratu ke sebuah Villa yang berada di


daerah Ciwidey, akhirnya geng TEMPUR langsung melanjutkan kembali
perjalanannya menuju salah satu tempat perkemahan bernama Ranca Upas,
yang lokasinya tidak jauh dari Villa tersebut.
Sesampainya mereka disana, terlihat jelas banyak mata para kaum hawa
yang memperhatikan mereka dengan tatapan sangat mengagumi saat itu juga.
Panca yang merasakan pun langsung tersipu seketika. Jadi orang ganteng
ternyata susah juga ya!
Suasana malam itu pun makin terasa dingin. Seusai memasang tenda, geng
TEMPUR memutuskan untuk menghidupkan api ungun agar bisa
menghangatkan tubuh mereka. Dinginnya enggak sedingin sikap dia ke kamu
kok...
"Lo berdua beli kayu bakar gih disana! Biar gue sama Raja yang masak
mie rebusnya." ujar Angkasa kepada Elang dan Panca.
Panca mengangguk. Cowok itu langsung berdiri sambil membawa satu
senter ditangannya. "AWASIN DIRGA YA!! GUE ENGGAK MAU MIE
REBUS GUE DIEMBAT!!" ujar Panca wanti-wanti. Kudu wajib itu beb!
Dirga berdecak kesal. "Baru juga mie rebus lo yang gue embat Ca, bukan
pacar!" ujar Dirga membuat Panca ingin menoyornya segera. YAUDA SIH CA
PACAR LO KAN BANYAK......
Elang mengaitkan jaketnya rapat lalu berjalan mengikuti Panca dari
belakang. Mereka berdua berjalan melewati rerumputan yang sedikit tinggi
beserta bebatuan yang cukup licin. Suasana pun makin dingin dan gelap.
Tidak terlalu banyak yang berkemah saat ini. Maklum saja, hari ini bukanlah
hari weekend yang katanya biasanya akan selalu ramai oleh pengunjung dari
luar kota.
Panca langsung menghentikan langkah kaki seketika saat senter yang ia
bawa tiba-tiba mati mendadak membuat Elang dengan tidak sengaja langsung
menubruk punggunya yang keras itu. Lo ngapain berhenti malih?!
Panca mengetuk-ngetukan senter tersebut di satu tangannya. "LANG!!
SENTERNYA SAY GOODBYE LANGG!!! WAHHH SI SASA
SAMBALADO PASTI LUPA GANTI BATRE NIHHH!! GUE BOTAKIN
JUGA TUH ANAK!!" ujar Panca kesal.
"Emang lo berani Ca?!" tanya Elang.
"Enggak sih." jawab Panca sambil cengegesan.
"Ayok Ca, kalau gitu kita balik lagi." kata Elang membuat Panca
mendengus kesal. Tanggung malih!!
"Enggak usah Lang! Tanggung kali, jalan dikit lagi juga nyampe!" ujar
Panca.
"Lo gimana mau bawa kayu kalau gelap gini Ca?! Cukup masa depan lo aja
lah yang gelap!" ujar Elang membuat Panca langsung menjitaknya keras.
Kurang dihajar ini anak!
Elang yang sudah kedinginan akhirnya langsung membuka saku jaketnya
untuk menghangatkan kedua tangannya. Nasib jomblo begini nih....
Srak
Saat Elang membuka kancing jaket tersebut, tiba-tiba sebuah benda kecil
yang sedikit menyala terjatuh dari dalam saku jaket Elang tersebut. Cowok itu
mengerutkan dahi bingung lalu merunduk dan meraih benda tersebut. Lho ini
kan?
Panca melirik sebuah benda yang ada di genggaman Elang. "Lho? Itu
gelangnya si anak pom-pom kan? WAHHH KEREN JUGA LANGG GLOW
IN THE DARK GINI!! Gimana kalau SAKGAR buat juga?! Pasti keren kan
kalau kita pake malem-malem waktu lagi tempur!" ujar Panca menggebu-
gebu.
Elang tidak menggubris ucapan Panca sama sekali. Cowok itu lalu
mengamati lekat gelang tersebut. Astaga, kenapa gue baru nyadar ya. Saat
Elang membalik gelang tersebut ke sisi yang berbeda. Tiba-tiba sebuah
ukiran nama langsung terlihat jelas dikedua mata Elang. Cowok itu langsung
menatap Panca seketika. Kita kecolongan Ca!

***

Sila berlari menaiki anak tangga yang ada di dalam sebuah Villa dengan
tergesa-gesa. Pasalnya seseorang tengah mengejarnya saat ini.
Bagaimanapun juga ia harus menyelamatkan Ratu dan Sherina sesegera
mungkin!. "SIAL!!" umpat Sila kasar saat pintu yang ada didepannya tidak
bisa terbuka. Astaga, gue harus lewat manalagi!

Tuk
Tuk
Tuk
Tuk

Suara langkah kaki sangat terdengar jelas dikedua telinga Sila. Gadis itu
langsung memutar knop pintu kasar. Tapi sia-sia, pintu itu benar-benar sudah
terkunci. "Oke Sila! Lo harus tenang!" ujar Sila sedikit gemetar.
"Mau lari kemana lagi, Sila Putriana?"
Suara seorang gadis yang sedari tadi tengah mengejarnya langsung
menggema seketika. Sila langsung berbalik dan menatap gadis itu dengan
ketakutan. Pasalnya, Sila sama sekali tidak memegang sebuah senjata untuk
melindungi dirinya saat ini, sedangkan gadis itu sudah memegang sebuah
pisau disatu tangannya bersama dengan tatapan membunuhnya. Panca, tolong
gue..
Gadis itu menaiki satu persatu anak tangga dengan pelan.
"HAHAHAHAHAHAHAHAHAHA SILA, SILA.. LO BENER-BENER
CEWEK BODOH TERNYATA..." teriak Gadis itu membuat Sila makin
merinding.
"Dimana Ratu dan Sherina?!" tanya Sila tidak mau berbasa-basi lagi.
Dasar perempuan licik!
Gadis itu langsung menatap tajam Sila. "GUE UDAH BILANG KAN
SAMA LO SILA, JANGAN TERLALU JAUH IKUT CAMPUR DALAM
RENCANA GUE INI... TAPI SAYANGNYA GUE RASA LO ENGGAK
DENGER AKAN HAL ITU...." ujar Gadis itu sedikit geram.
"GUE MOHON, HENTIKAN RENCANA BUSUK LO INI SEKARANG
JUGA, SEBELUM SEMUANYA MENJADI TERLAMBAT NANTINYA!!"
teriak Sila. Cukup, jangan menyakiti siapa-siapa lagi..
Gadis itu tertawa keras. "MEMANGNYA LO ITU SIAPA SILA?! LO
ENGGAK BERHAK UNTUK MENGATUR HIDUP GUE SAAT INI.. OH,
ATAU LO MAU GUE BUAT BERNASIB SAMA DENGAN SERGIO?" ujar
Gadis itu tajam.
"LO ENGGAK AKAN BISA HIDUP TENANG WALAUPUN DENDAM
LO ITU TERBALASKAN, PERCAYA SAMA GUE, HIDUP LO PASTI
ENGGAK AKAN TENANG DAN MALAH MAKIN PARAH
NANTINYA.." ujar Sila mencoba meyakinkan.
Gadis itu menggeram lalu menaiki anak tangga dengan sangat cepat
membuat Sila makin gemetar. Gadis itu langsung menjambak rambut Sila
kasar membuat Sila langsung meringis kesakitan. "LO ENGGAK TAHU
APA-APA SOAL HIDUP GUE CEWEK SIALANN?!!! LO ENGGAK TAHU
BAGAIMANA MENDERITANYA HIDUP GUE KARENA CEWEK
MENJIJIKAN ITU!!! LO ENGGAK TAHUU!!!" teriak gadis itu marah.
"Gue memang enggak tahu seberat apa hidup lo selama ini, tapi gue mohon
jangan lakuin hal senekat ini. Masa depan lo masih panjang kak!" ujar Sila
yang pertama kalinya memanggil gadis itu dengan sebutan "kak".
Cukup sudah. "LO ITU TERLALU BANYAK OMONG YA!! DASAR
JUNIOR SIALAN!! SEPERTINYA GUE ENGGAK AKAN BIKIN NASIB
LO SAMA DENGAN SERGIO DAN FARA, GIMANA KALAU GUE
BIKIN NASIB LO SAMA DENGAN SANG NYONYA SINTA WIJAYA
TERCINTA??" ujar Gadis itu membuat Sila membelalakan matanya. Oh
tidak!
"Selamat tinggal, Sila Putriana.."

Gadis itu lalu menarik tubuh Sila dan mendorongnya keras hingga
terguling-guling melewati anak tangga sampai jatuh ke lantai. Gadis itu
langsung tertawa keras saat melihat darah yang sudah mengalir dari kepala
Sila.
"INI GANJARAN UNTUK SEORANG PENGKHIANAT SEPERTI LO,
SILA PUTRIANA."
Sila memejamkan kedua matanya. Air mata pun sudah lolos begitu saja
membasahi wajahnya. Berakhirkah hidupnya saat ini?. Gadis itu lalu
tersenyum tipis. "Panca.. bahkan gue belum sempat untuk bilang cinta sama
lo.." lirih Sila.
Sila memejamkan kedua matanya, kalaupun memang hidupnya akan
berakhir seperti ini. Ia rela. Mungkin benar, ini adalah ganjaran yang pantas
untuk seorang pengkhianat seperti dirinya. Ibu, Bapak dan adek.. tolong jaga
diri kalian baik-baik ya...

"Lo itu bener-bener enggak punya mata ya?! Dua kali gue ketemu lo,
dua kali itu juga gue selalu sial!"
"Lo enggak bosen apa cari-cari perhatian gue terus?! Denger ya, lo itu
bukan tipe gue sama sekali. Jadi, berhenti berharap untuk gue notice!"
"Gue rasa lo harus cepet-cepet cek kejiwaan deh! Halu lo udah enggak
ada obat!"
"Jadi cewek harus punya tanggung jawab, jangan laki-laki aja yang
disalahin! Cuci sampe bersih!"
Sila tersenyum tipis mengingat sekilas pertengkarannya dengan Panca
waktu dulu. Setidaknya, kenangan itu akan selalu tersimpan selamanya
walaupun raganya tidak bisa bersama laki-laki itu tiap saatnya.

Panca, terimakasih..

Dimanapun gue berada nanti, percayalah.. gue akan selalu setia


mencintai lo selamanya.. selamat tinggal playboy cap badak.. Maafin
Sila..

——————————————————————————
GIMANA PART HARI INI?

JANGAN LUPA BACA SEQUEL ELANG! BUKA DAN FOLLOW


PROFIL AUTHOR!

JANGAN LUPA TONTON VIDEO KECIL DARI RAJA DAN RATU DI


INSTAGRAM @rajaratuwattpad
NEXT PART MAU KAPAN??
LINK GROUP WA RAJA UNTUK RATU :
https://chat.whatsapp.com/JRxQ6obBKr8DRdC26uVc2O
FOLLOW INSTAGRAM
@rajaratuwattpad
@ratusetiawijaya
@elang.gunturr
@fara.aradila
@raja.gemilang
@angkasa_laksmana
@nadiaa_saraswatii
@senjaalana
@rinaihujann
@raya_indahh
@anggi_ppitaloka
@rinduserunii
@dirga_margantara
@panca.kstria
@diba_saidira
@aldimahesa_
@ristisekaar
@sila_putriana
@sherina.halim
@aksaraprabudi
@edgar.ganesha
@helen_adisti
@jehavictoria
@gamal_kusuma
@bimaorlandoo_
@jiroofernando
@gengtempur
@garudacheerleader

Bisa kalian klik di profile wattpad author ❗ ❤


kalau engga bisa di klik tolong chat author secara personal nanti aku
kirim lagi link nya, soalnya kalau di wall atau comment nanti klik nya
enggak bisa di klik lagi. terimakasih
Post bagian mana yang paling kalian suka di part ini di instastory, dan
tag @rajaratuwattpad untuk author repost ❗
JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW INSTAGRAM RAJA UNTUK
RATU @rajaratuwattpad ! ! Disana author akan sering-sering post
spoiler bagi yang enggak sabar liat part selanjutnya! ❤
I love u xoxo
57. JIKA INI PERTEMUAN TERAKHIR

Tiba saatnya kita harus berpisah


Engkau sangat baik padaku
Bahwa pernah ada dirimu dalam hidupku
Engkau sangat berarti bagiku
Kini berpisah, sayang
Semoga kita bahagia
Kini berpisah, sayang
Semoga kita bahagia
Setelah hari ini tersisa hanyalah sepi
Berdoa semoga lekas kembali
Bagaimana mungkin lupa akan dirimu
Sepanjang masih hidup di dunia
Kini berpisah, sayang
Semoga kita bahagia
Kini berpisah, sayang
Semoga kita bahagia
Kini berpisah, sayang
Semoga kita bahagia
Kini berpisah, sayang
Semoga kita bahagia
Semoga kita bahagia
🎼 Berpisah-The Panas Dalam 🎧
[JANGAN LUPA FOLLOW KARENA ADA BEBERAPA PART YANG AKAN
DIPRIVATE & VOMMENT YA, KARENA ITU BERHARGA BANGET BUAT
AUTHOR ❤ DAN JANGAN LUPA PUTAR MULMED YANG SUDAH
AUTHOR SEDIAKAN UNTUK KALIAN, SELAMAT MEMBACA SEMUA
❤]

57. JIKA INI PERTEMUAN TERAKHIR


Angkasa mengendarai mobil Dirga dengan deru napas yang tidak beraturan
sambil mengumpat kasar dalam hati tidak hentinya. Bisa-bisanya ia dibodohi
seperti ini!. Sesekali matanya melirik ke arah Raja dan Dirga yang saat ini
sudah panik setengah mati membuat konsentrasinya sedikit terpecah.
Brengsek!
"Sialan! Lo enggak bisa cepet dikit Sa nyetirnya HAH?!" teriak Raja
keras.
"Ja! Lo tenang dulu! Kalau lo kayak gini yang ada Angkasa malah jadi
panik!" ujar Panca. Gue sumpel juga itu mulut pake swalow!
Elang membanting keras ponselnya. "Sialan!" umpat Elang keras. Cowok
itu merutuki kebodohannya habis-habisan. Bisa-bisanya ia bertindak
selambat ini. Elang bodoh!
"Gimana Lang?! Rindu bilang apa?!" ujar Dirga tidak kalah panik. Cowok
itu mengguncang lengan Elang kasar. MASIH NGELAK KALAU LO ENGGAK
SAYANG SHERINA?
Elang menatap Raja serius. "Benar Ja. Cewek licik itu yang Rindu lihat di
gudang tua belakang GARUDA pada waktu itu." ujar Elang membuat Raja
menahan napas.
Raja mengusap wajah kasar. Cowok itu mengepalkan tangan kuat. Ternyata
semuanya belum berakhir. "Hubungin lagi anak GC lainnya sekarang Ca!
Siapa tahu mereka salah!" teriak Raja.
Panca menghela napas. "Semua anak GC udah pada gue hubungin Ja, dan
hasilnya sama. Enggak ada yang namanya acara perpisahan klub GC hari ini.
ENGGAK ADA SAMA SEKALI, RAJA." ujar Panca penuh penekanan. Tuh
kan, gara-gara lo ni Ja, cewek-cewek GC jadi keterusan chat gue! Emang
resiko jadi orang ganteng ya begini nih! Bilang hai doang langsung deh
pada baper!
Angkasa menatap lurus tajam sambil berusaha mencoba fokus untuk
menyetir. Apakah sekarang ini adalah jebakan untuk kedua kalinya?.
Cowok itu merogoh ponselnya lalu mengetikan sebuah pesan kepada Senja
dan segera mengirimnya. Ia harus jaga-jaga.
Dirga memejamkan mata sejenak sambil berusaha menghilangkan
kepanikannya. Tenang Ga, semua pasti akan baik-baik aja. Sejujurnya Dirga
sedikit takut. Cowok itu takut kalau-kalau ada sesuatu hal buruk yang akan
terjadi dengan Sherina nantinya. Walaupun cewek manja itu terkadang
menyebalkan, Dirga merasa bahwa dirinya tidak siap untuk kehilangan gadis
itu sekarang. MASIH MAU NGELAK LAGI????
Setelah melewati perjalanan dengan penuh ketegangan, sampailah mereka
di sebuah Villa dimana tempat Ratu dan Sherina berada. Setelah melewati
gerbang utama, mereka baru benar-benar menyadari bahwa Villa itu sangat-
sangat amat menyeramkan jika dilihat dari jarak dekat. Harusnya mereka
tidak mengantarkan Ratu dan Sherina sampai di gerbang saja. Bodoh kalian!
Mereka mengedarkan pandangan ke sekitar sambil bergidik ngeri saat
melihat sebuah pohon beringin yang cukup besar berdiri kokoh di dekat
sebuah danau yang ada di belakang Villa tersebut. Mereka tidak bisa
menganggap remeh semua ini.
Elang mengumpat kasar saat melihat banyaknya semak belukar yang
tumbuh mengelilingi Villa tua itu. Karena itu hanya akan menambah kesulitan
mereka untuk masuk ke dalam saja. Ditambah lagi Angkasa melarang mereka
semua untuk menggunakan alat pencahayaan sedikitpun, karena tidak ingin
mengambil resiko besar jika ketahuan. Angkasa memang bisa diandalkan
dalam urusan seperti ini!
"Kita berpencar sekarang." kata Angkasa. Cowok itu langsung memakai
topi hitamnya kembali. "Kalian semua harus hati-hati, gue yakin itu cewek
enggak hanya sendirian disini." ujar Angkasa serius.
Elang mengangguk mengerti. "Jangan sampe mampus ya! Inget, enggak ada
yang namanya kalah dalam kamus geng TEMPUR!" ujar Elang yang
sejujurnya merasa khawatir. Entahlah seperti ada yang menjanggal.
"Tenang aja Lang, gue enggak mau bikin koleksi cewek-cewek gue di
GARUDA pada kecewa kalau gue mampus sekarang!" ujar Panca yang masih
saja narsis. Bisa berkurang nanti stok cogan di GARUDA kalau gue bye-
bye!
"Bukan waktunya becanda Ca." tegur Dirga tajam.
Raja mengepalkan tangan kuat. "Ayok, kita akhirin semua ini sekarang
juga." kata Raja tajam. Gue enggak akan biarin orang-orang licik seperti
kalian ini bisa berkeliaran dengan bebas lagi!
Sebelum mereka berpencar, sejenak mereka saling memandang secara
bergantian dengan sorot mata yang bisa terbilang khawatir. Jujur saja, kalau
bisa memilih, mereka lebih baik bertempur di jalanan dengan melawan
banyak orang dibanding harus beraksi di tempat sehoror ini dengan melawan
satu psikopat yang bisa dibilang sangat handal.
Raja menahan napas lalu menghembuskannya perlahan. Cowok itu
memasukan sebuah senter kecil ke dalam saku jaketnya beserta sebuah ponsel
dengan aplikasi recording yang sudah sengaja ia aktifkan sedari tadi. Tunggu
gue, Ratu.
"Kutu badak." kata Raja membuat para kutu badak yang sedang bersiap-
siap langsung menoleh seketika bersamaan dengan tatapan seriusnya.

Hening sejenak.

...
...
...
...
"Gue pergi dulu."

***

Ratu meringis kesakitan saat tubuhnya diseret secara kasar oleh seorang
gadis yang SANGAT AMAT DIKENALINYA. Ratu juga sudah menangis
ketakutan sedari tadi karena melihat keadaan Sherina yang sudah tidak
sadarkan diri akibat pukulan keras yang dialaminya. Sherina..
Ratu sangat menyesali apa yang terjadi. Kenapa dia dan Sherina bisa
begitu mudah untuk dibohongi?!. Saat mereka berdua sampai sore tadi,
mereka sama sekali tidak melihat batang hidung seorangpun di tempat ini,
ditambah lagi tidak adanya sinyal disini membuat mereka berdua menjadi
kesulitan untuk menghubungi orang lain lagi. Mereka sudah dijebak.
"HAHAHAHA RATU, RATU, BARU SATU ORANG YANG GUE BIKIN
MAMPUS AJA LO UDAH KETAKUTAN BEGINI.." Gadis itu berteriak
sambil tertawa keras.
"LEPASSSSSSSSSSINNN RATUUUUUU!! SAKITTT!!" teriak Ratu
sambil terisak.
Gadis itu langsung menghempaskan tangan Ratu kasar saat sudah sampai di
ujung atas anak tangga. "LIHAT RATU... LIHAT KE BAWAH.." kata Gadis
itu dingin.
"ADA SILA YANG SUDAH MENANTI LO DI UJUNG SANA.."
Ratu menoleh seketika ke bawah ujung anak tangga dengan degup jantung
tidak beraturan, dan BAMMMM!!, sebuah bom langsung meledak di hatinya
saat itu juga. "ENGGGGAAKKKKKKKKK!!!!!!" Ratu memekik keras
sambil menggelengkan kepalanya. Tubuhnya langsung bergemetar hemat
bersama dengan wajah pucatnya. Sila....Sila....
"IBLIISSSSSS KAMU BENAR-BENAR IBLISSS!!" Ratu berteriak
sambil meronta-ronta. Sila.. Maaf. Ratu mencoba bangkit berdiri sekuat
mungkin, tidak perduli dengan tubuhnya yang sudah terasa sakit itu.
"IYA!! GUE EMANG IBLIS RATU!! DAN LO SENDIRI YANG UDAH
MENCIPTAKAN SOSOK IBLIS INI!!" teriak Gadis itu keras.
Saat Ratu ingin menuruni anak tangga, gadis itu langsung menariknya kuat
kembali hingga membuat Ratu sedikit terhuyung. Tidak mau kalah, Ratu
langsung menendang kaki gadis itu kuat hingga gadis itu kehilangan
keseimbangannya. Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, Ratu langsung
berbalik berlari menelusuri lorong. Ratu harus kuat.. Raja, Raja dimana?..
Ratu membuka pintu sebuah ruangan dengan tangan gemetar. Langkah
kakinya langsung membawanya masuk ke dalam. Walaupun keadaan gelap,
tapi Ratu masih bisa melihat keadaan dalam ruangan itu dengan samar. Ia
sedang berada di dalam sebuah gudang.

"RATU........"

Deg.

"RATU SAYANG........"
Deg.
Suara gadis yang terdengar menakutkan itu membuat Ratu langsung panik
seketika. Tiba-tiba kedua mata Ratu menangkap sebuah lemari kayu tua yang
sangat dipenuhi dengan sarang laba-laba. Otaknya langsung bekerja saat itu
juga, dengan segera ia masuk ke dalam lemari tua itu untuk bersembunyi
disana.
Suasana pun menjadi hening.
Ratu menggigit punggung tangannya kuat agar suara tangisnya tidak bisa
didengar. Bayangan seorang Sila masih tercetak jelas dalam pikirannya.
Sila.. bertahanlah. Ratu melirik celah kecil dalam lemari tersebut sambil
berusaha menormalkan deru napas kencangnya. Selamatkan Ratu, Tuhan..
Hening sejenak.
...
...
...
...
...
...
Ceklek.

Suara knop pintu yang terbuka membuat Ratu langsung membelalakan


matanya. Tenang, Ratu. Dari celah kecil itu Ratu bisa melihat bahwa yang
datang itu adalah si gadis licik yang tak lain adalah temannya sendiri.
"GUE TAHU LO ADA DISINI RATU... LO ENGGAK AKAN BISA LARI
LAGI..." teriak gadis itu, sedangkan Ratu masih berusaha untuk tidak
menimbulkan suara sama sekali.
"KELUAR RATU.... GUE UDAH BILANG KAN SILA SI GADIS
BODOH ITU SUDAH MENANTI LO DI UJUNG SANA.. HAHAHAHAHA
SILA SILA.. ANDAI LO TIDAK TERLALU BANYAK IKUT CAMPUR
DALAM HAL INI, PASTI NASIB LO ENGGAK AKAN BERAKHIR
SEPERTI INI SEKARANG.." teriak Gadis itu.
"SILA PUTRIANA.. CEWEK MISKIN YANG KELUARGANYA PUNYA
HUTANG DIMANA-MANA.. BERUNTUNGNYA KELUARGA GUE DAN
DIA BISA DIPERTEMUKAN PADA SAAT ITU... KALAU ENGGAK ADA
DIA, MUNGKIN SERANGAN TEROR ITU PASTI ENGGAK AKAN BISA
BERJALAN LANCAR SAMPAI SEKARANG..."
Jadi, Sila melakukan hal itu karena terpaksa?. Ratu sedikit mengerti
maksud dari arah pembicaraan gadis itu. Ratu menyesal karena sempat
bersikap kasar kepada Sila. Andai waktu bisa diulang, sudah pasti Ratu akan
langsung memperbaikinya. Andai..
"KELUAR RATU!!!!!" teriak gadis itu kembali membuat Ratu sedikit
terlonjak.
"GUE BILANG KELUAR!!"
"OHHH... ATAU LO MAU GUE BUAT BERNASIB SAMA DENGAN
IBUNDA KESAYANGAN LO ITU, SHINTA WIJAYA..." teriak gadis itu
lagi.
Ratu membulatkan mata reflek. Apa maksud dari ucapannya? Bunda?.
Ratu kembali menatap celah kecil lemari tersebut. Pekikan hebat Ratu
langsung menggema saat yang didapatinya adalah wajah menyeramkan gadis
itu. Gadis itu sedang menyeringai ke arahnya melewati celah kecil itu. Ratu
sudah ketahuan.
BRAK!!. Gadis itu membuka lemari tersebut kasar. Ditariknya tubuh Ratu
yang sudah meronta itu dengan sesukanya. "GUE UDAH BILANG KAN LO
ITU ENGGAK AKAN BISA LARI LAGI, RATU SETIA WIJAYA!" maki
Gadis itu.
Ratu meringis saat punggungnya bertubrukan dengan dinding. Tubuhnya
langsung merosot begitu saja. Akankah dirinya bernasib sama dengan Sila?.
Ratu menatap gadis itu lurus. "Kamu benar-benar jahat.." lirih Ratu membuat
gadis itu tertawa keras.
"HAHAHAHHA GUE ENGGAK PERDULI RATU DENGAN SEMUA
UC—"
BRAKK!!
Suara dobrakan keras dari pintu gudang tersebut membuat Ratu langsung
menoleh seketika. Ratu bernapas lega melihat sosok siapa yang ada di
belakang gadis jahat itu. Raja Gemilang, kekasihnya. Raja? Raja, akhirnya
Raja datang.
"KITA SUDAHI PERMAINAN BUSUK LO INI, NADIA SARASWATI.."
teriak Raja membuat gadis itu langsung berbalik bersama dengan senyum
getirnya.
"OH... TERNYATA PANGERAN BERKUDA PUTIH LO AKHIRNYA
DATANG JUGA, RATU..." ujar Nadia sambil memundurkan langkahnya
perlahan.
"HAHAHA RAJA.. RAJA.. ASAL LO TAHU, KEDATANGAN LO
SEKARANG SAMA SEKALI ENGGAK BERPENGARUH DALAM
JALANNYA PERMAINAN KECIL INI, SEORANG NADIA PALING
ENGGAK SUKA BERTINDAK SETENGAH-SETENGAH. LO TAHU ITU
BUKAN RAJA?" ujar Nadia lalu menoleh ke belakang dan melirik Ratu
dengan tatapan tajamnya. Lo enggak akan bisa selamat Ratu!
Greb!. Dengan cepat Nadia menarik tangan Ratu hingga gadis itu langsung
berdiri tergopoh-gopoh. Nadia langsung memiting tubuh Ratu dari belakang
dengan sebuah pisau yang sudah mengarah ke leher mungil Ratu membuat
Raja yang melihat langsung maju mendekat. "JANGAN MENDEKAT RAJA!
ATAU LO MAU RATU GUE MAMPUSIN SEKARANG JUGA?! MUNDUR
RAJA!!!!!" teriak Nadia membuat Raja spontan mundur. Keselamatan Ratu
lebih penting saat ini.
"KENAPA RAJA? LO TERKEJUT DENGAN APA YANG LO LIHAT
SEKARANG INI HAH??!! IYA, RAJA?!" teriak Nadia geram.
"Iya, gue terkejut Nadia. Sosok gadis yang selama ini gue pikir baik dan
lembut, ternyata bisa berubah menjadi sosok iblis jahat seperti ini sekarang."
jawab Raja kecewa. Raja benar-benar tidak menyangka.
"HAHAHAHAHA RAJA, RAJA!! KENAPA?! LO MENYESAL HAH?!
ATAU LO KECEWA KARENA MERASA SUDAH DIBODOHI
SEKARANG?!" ujar Nadia dengan tatapan tajamnya.
"Apa semua ini hanya karena penolakan gue waktu itu, Nadia?" tanya Raja
membuat Ratu yang mendengar sedikit terkejut. Penolakan? Jadi Nadia
pernah menyukai Raja?
"HANYA?! LO BILANG HANYA?! LO ENGGAK TAHU GIMANA
RASA SAKIT GUE WAKTU LO NOLAK GUE SECARA MENTAH-
MENTAH DI HADAPAN ANAK-ANAK NUSA INDAH DULU RAJA!!! LO
ENGGAK TAHU RAJA BAGAIMANA PERJUANGAN GUE UNTUK
BISA MERAIH LO!! LO SAMA SEKALI ENGGAK TAHU! BAHKAN
DISAAT KITA SATU SEKOLAH LAGI DI GARUDA, LO SAMA SEKALI
ENGGAK PERNAH MENYADARI KEBERADAAN GUE SAMPAI
SEKARANG!!!! SAMA SEKALI ENGGAK PERNAH!! DAN LO MALAH
LEBIH MEMILIH CEWEK SIALAN INI!!!!!!!!" teriak Nadia geram. Gadis
itu langsung menggoreskan luka kecil di wajah mungil Ratu spontan membuat
Ratu langsung meringis kesakitan.
"BERHENTI NADIA! JANGAN SAKITIN RATU! Gue mohon.." ujar
Raja dengan tatapan memohonnya. "Gue mohon jangan sakitin Ratu, gue janji
akan menuruti semua apa yang lo mau, Nadia.." ujar Raja kembali. Seorang
Raja Gemilang, untuk pertama kalinya memohon-mohon kepada orang lain
karena seorang Ratu Setia Wijaya. Raja benar-benar mencintai gadis itu.
"LO TELAT RAJA!! LO TELAT!! KEMANA AJA LO DULU DISAAT
GUE SELALU BERUSAHA MEMBUAT LO SADAR AKAN
KEBERADAAN GUE??!! LO TAHU RAJA, BAHKAN FARA YANG BISA
TERBILANG CUKUP KUAT PUN BISA DENGAN MUDAH GUE
LENYAPIN LEWAT TANGAN GUE SENDIRI!! APALAGI CEWEK
LEMAH INI?!! SANGAT MUDAH RAJA!! KALAU MEMANG GUE
ENGGAK BISA MILIKIN LO SEPENUHNYA, PEREMPUAN LAIN PUN
ENGGAK AKAN BISA, RAJA GEMILANG!!" teriak Nadia sudah
belingsatan.
"Jadi, semua teror yang selama ini Ratu terima, adalah ulah lo Nadia?
Iya?" tanya Raja memancing. Ayok Nadia, ungkap semua kebusukan lo
sekarang.
"ITU SUDAH SANGAT JELAS RAJA, BERAWAL DARI HELEN
ADISTI. CEWEK SIALAN ITU DENGAN MUDAHNYA MEREKRUT
RATU SEBAGAI ANGGOTA TANPA MELALUI TES TERLEBIH
DAHULU SEPERTI APA YANG GUE LAKUKAN PADA WAKTU ITU!!
GUE BENCI RAJA!! GUE BENCI KENAPA RATU SIALAN INI BISA
MENDAPATKAN SESUATU DENGAN CARA YANG MUDAH, TANPA
HARUS BERSUSAH PAYAH SEPERTI APA YANG GUE LAKUKAN
SELAMA INI!! GUE BENCI RAJA! ITULAH SALAH SATU ALASAN
GUE KENAPA SOSOK HELEN BISA DIJADIKAN SEBUAH PEMBUKA
YANG CUKUP MENGGIURKAN. BENAR BUKAN RAJA?" Nadia
menatap Raja sambil menyeringai. Gadis ini benar-benar psikopat sejati.
"UNTUK ANGGI, ENGGAK PERLU ADA ALASAN YANG KUAT
UNTUK MELENYAPI GADIS ITU. SEDERHANA SAJA, SEORANG
ANGGI PITALOKA, CUKUP BERBAHAYA BILA SEWAKTU-WAKTU
IKUT CAMPUR DAN MASUK DALAM PERMAINAN INI." ujar Nadia
sambil berdecih.
"OH SATU LAGI.. FARA ARADILA, LO ENGGAK PERLU TAHU LAGI
KAN ALASAN GUE UNTUK LENYAPIN GADIS ITU? GUE UDAH
BILANG KAN RAJA, KALAU GUE ENGGAK BISA MILIKIN LO
SEPENUHNYA, CEWEK LAIN PUN ENGGAK AKAN BISA?! FARA..
FARA.. GADIS PEMBERONTAK YANG CUKUP BODOH, TINDAKAN
DIA YANG WAKTU ITU DENGAN TELEDORNYA MENGKORUPSI
UANG KAS KLUB GC, MALAH MAKIN MELANCARKAN SEMUA
RENCANA GUE UNTUK MEMBUAT SEMUA ORANG
MEMBENCINYA.." ujar Nadia dengan senyuman puasnya.
"Jadi, seorang Raja Gemilang ini lah yang menjadi sumber dari segala
amarah yang ada dalam diri lo saat ini?" tanya Raja. Cowok itu menatap
Nadia dengan tajam.
"JELAS TIDAK RAJA, INI HANYALAH SALAH SATUNYA!!" teriak
Nadia membuat Raja mematung, begitupun dengan Ratu yang sedari tadi tidak
membuka suara sama sekali.
"Ma..maksud lo?" tanya Raja sambil menahan napas.
"RAMA WIJAYA.... SUMBER AWAL DARI SEGALA DENDAM YANG
TERCIPTA DARI DALAM DIRI GUE DAN SAUDARA KEMBAR GUE
SAMPAI SEKARANG INI..." ucap Nadia membuat Ratu langsung
membelalakan mata. A.. Ayah?
"Saudara kembar?" tanya Raja spontan.
"SERGIO ANDROMEDA.... DIA ADALAH SAUDARA KEMBAR
TIDAK INDENTIK GUE SELAMA INI.. TERKEJUT BUKAN? KALIAN
SEMUA ITU TERLALU BODOH HANYA UNTUK MENYADARINYA.."
ujar Nadia puas melihat raut wajah terkejut Raja.
"Jika memang Sergio adalah saudara kembar lo, untuk apa waktu itu lo
menjebaknya?" tanya Raja yang masih tidak habis pikir.
"KARENA GUE BENCI DIA... GUE BENCI DIKEKANG DIA TERUS-
MENERUS!! BAHKAN DENGAN SEENAKNYA DIA MELARANG GUE
UNTUK MENCINTAI LO RAJA, BAHKAN GUE JUGA BENCI DIA
DISAAT ORANGTUA GUE SELALU MENGUTAMAKAN DAN
MENGANDALKAN DIA SETIAP SAAT, HANYA KARENA DIA
TERLAHIR SEBAGAI SEORANG LAKI-LAKI DAN BUKAN SEORANG
PEREMPUAN SEPERTI GUE.. GUE BENCI DIA.." teriak Nadia sedikit
gemetar.
"Lalu, apa hubungan semua ini dengan seorang Ratu Setia Wijaya, Nadia
Saraswati?" tanya Raja. Cowok itu sudah tidak sabar ingin mendengar motif
dari permainan busuk gadis itu sekarang.
Nadia menguatkan pitingannya hingga leher Ratu sedikit tercekik.
"KALAU SAJA CEWEK SIALAN INI BUKAN TERLAHIR DARI
KELUARGA WIJAYA, MUNGKIN NASIBNYA TIDAK AKAN
BERAKHIR SEPERTI INI..." ujar Nadia geram.
"RAMA WIJAYA... SOSOK LAKI-LAKI ITU YANG MEMBUAT
KELUARGA GUE HANCUR SAMPAI SEKARANG!!!!!!! KALAU SAJA
LAKI-LAKI SIALAN ITU TIDAK BERSIKAP SOK SUCI DENGAN
MEMBONGKAR TINDAKAN KORUPSI YANG AYAH GUE LAKUKAN
DI PERUSAHAAN MILIK WINDARDI PRANADIPA, TEMPAT AYAH
GUE BEKERJA, MUNGKIN SAMPAI SEKARANG GUE MASIH PUNYA
SOSOK SEORANG AYAH DALAM HIDUP GUE.. LO TAHU RATU?!!!
AYAH GUE MENGAKHIRI HIDUPNYA DENGAN BUNUH DIRI DI
DALAM PENJARA!! LO ENGGAK TAHU GIMANA HANCURNYA
PERASAAN GUE WAKTU ITU!!!!!!! LO ENGGAK TAHU SIALAN!!!"
Nadia makin mencekik leher Ratu dengan pitingannya membuat Ratu semakin
panik.
"BUKAN HANYA ITU AJA RATU.. SELAIN KEHILANGAN SOSOK
SEORANG AYAH, GUE JUGA SUDAH KEHILANGAN SOSOK
SEORANG IBU DALAM HIDUP GUE SAAT INI.. LO TAHU DIMANA
IBU GUE SEKARANG HAH?!!! IBU GUE BERAKHIR DI RUMAH SAKIT
JIWA, KARENA ENGGAK SANGGUP MENERIMA KENYATAAN
BAHWA AYAH SUDAH TIADA.... GUE ENGGAK PUNYA SIAPA-SIAPA
LAGI, RATU.. GUE ENGGAK PUNYA SIAPA-SIAPA LAGI!! DAN
SEMUA ITU KARENA KELUARGA SIALAN LO!!!!!!!!!" ujar Nadia
geram.
Nadia tertawa keras. "HAHAHAHAHA TAPI LO TENANG AJA, RATU.
SEDIKIT DEMI SEDIKIT LUKA DIHATI GUE MULAI
TEROBATI..BERAWAL DARI SEBUAH PESAN SINGKAT YANG RAMA
WIJAYA TERIMA, HINGGA LAKI-LAKI SIALAN ITU TERBURU-BURU
MENGENDARAI KENDARAANNYA DENGAN CEPAT HINGGA
MENABRAK SESEORANG DAN BERAKHIR DIPENJARA DENGAN
TRAGIS PADA SAAT ITU, LALU DISUSUL DENGAN TEWASNYA ISTRI
KESAYANGANNYA SHINTA WIJAYA KARENA LUKA CEKIKAN
DILEHERNYA YANG PADA SAAT ITU PIHAK KEPOLISIAN KIRA
ADALAH KORBAN DARI GANTUNG DIRI.. BAGAIMANA RATU?
TERKEJUT BUKAN?" teriak Nadia puas.
Ratu mengepalkan tangan kuat. Kilat amarah sudah terlihat dikedua sorot
mata gadis itu. Jadi selama ini gadis licik inilah yang menjadi dalang dari
kasus kematian Bunda tercintanya? Ratu benar-benar tidak menyangka.
"CEWEK BRENGSEK!!!!" teriak Ratu keras. Gadis itu langsung menggigit
lengan Nadia kuat hingga pitingannya terlepas. Melihat Nadia meringis, Ratu
langsung mendorong gadis itu hingga tersungkur bersama dengan pisau
tajamnya yang sudah tergeletak jauh dari Nadia.
Belum sempat Ratu berlari menuju Raja, tiba-tiba sosok seorang laki-laki
masuk ke dalam gudang dan melayangkan sebuah palang besi ke arah Raja
dan BAGHHHHHHHHH!!, laki-laki itu memukul kepala Raja keras membuat
Raja langsung tersungkur bersama dengan darah segar yang sudah mengalir
deras. "RAJAAA!!!!!!!!!!!!!" pekik Ratu.
"BRENGSEK LO JIRO!!" Angkasa tiba-tiba masuk lalu menendang
punggung Jiro dari belakang dengan kuat.
Angkasa mengambil palang besi tersebut lalu melayangkannya ke arah Jiro
dengan amarah luar biasa, tapi langsung disergah Elang dengan segera.
"JANGAN SA!!!!!!! LO BISA DIPENJARA KALAU BIKIN DIA MAMPUS
SEKARANG JUGA!!!" teriak Elang. Cowok itu menahan Angkasa kuat.
Ratu meletakan kepala Raja dipangkuannya dengan air mata yang sudah
mengalir deras. "Raja.. Raja tolong bertahan.. Jangan tinggalin Ratu, Raja.."
lirih Ratu. Gadis itu sudah terisak-isak kuat sambil menepuk-nepuk wajah
Raja dengan sesak.
Raja tersenyum hangat sekuat tenaga. Syukurlah.. lo semua memang bisa
diandalkan, kutu badak. "Buntel, ja..jangan sedih.. Raja.. enggak akan
kemana-mana.." lirih Raja membuat Ratu mengangguk cepat.
"I..iya Raja.. Raja enggak akan kemana-kemana, Raja akan baik-baik aja,
Raja akan selalu sama Ratu.." ujar Ratu meyakinkan Raja sekuat mungkin.
"Ratu.. jaga diri baik-baik ya.. Raja akan selalu ada dalam hati Ratu.. Raja
akan selalu menjaga Ratu.. dimanapun Raja nanti berada.." suara Raja mulai
tercekat.
"Raja cinta sama Ratu..." lirih Raja. Air mata cowok itu sudah mengalir
tanpa terasa. Karena Ratu cuma untuk Raja sampai selama-lamanya..
Setelah memukuli Jiro sampai tidak sadarkan diri, Angkasa dan Elang
langsung berlari mendekati Raja. Mereka berdua menatap Raja dengan sorot
mata marah sekaligus terluka. "BRENGSEK!!!!! LO ENGGAK BOLEH
SELEMAH INI JA!!!!!!!!" teriak Angkasa marah.
"GUE UDAH BILANG KAN JA ENGGAK ADA KATA KALAH DARI
KAMUS KITA!!! INGET JANJI SAKRAL KITA BERLIMA JA!! INGET!!"
teriak Elang. Cowok itu sudah terisak.
Raja tertawa getir. "Kita enggak kalah, Lang.." lirih Raja. Cowok itu
langsung memandang Angkasa dengan sendu. "Sa.. gue titip Ratu." kata Raja
membuat Angkasa langsung menggeleng cepat.
"ENGGAK JA!!! GUE UDAH PUNYA SENJA!! GUE ENGGAK BISA
JAGAIN RATU!! LO ENGGAK BOLEH PERGI JA!!! GUE JANJI JA
AKAN NURUTIN APA YANG LO MAU!! APA AJA!! LO MAU BOTAKIN
GUE SEKALIAN GUE RELA JA!! TOLONG JA!! GUE MOHON JA GUE
MOHON!!" teriak Angkasa. Untuk pertama kalinya seorang ketua
SAKGAR, ANGKASA LAKSMANA, memohon sambil bersujud-sujud kepada
orang lain..
"Lang.. bilang sama Panca jangan jadi playboy lagi, dan bilang juga sama
Dirga, jangan banyak makan terus.." ucap Raja sekuat tenaga mmebuat Elang
makin terisak.
Raja memejamkan matanya. Cowok itu sudah tidak kuat. "Ratu.. cari
pengganti Raja yang lebih baik, ya.. Raja selalu sayang Ratu.." lirih Raja
sebelum kesadarannya benar-benar hilang. Jika ini pertemuan terakhir kita,
Raja bersyukur karena pernah mengenal Ratu dalam hidup Raja..
Ratu memekik sambil mengguncangkan tubuh Raja. "ENGGGGGAKK!!!!
ENGGGAKKKKK!! RAJA ENGGAK BOLEH PERGIII!!!! TOLONG
RAJAA TOLONGGG JANGAN TINGGALIN RATU!!!!!!! RAJA
JAHAT!!!!!" Ratu menangis tersedu-sedu. Raja tidak boleh pergi
meninggalkannya! RATU TIDAK RELA!!!
Elang memeluk Ratu seketika. "RAJA BUKAN COWOK LEMAH RATU!!
DIA ENGGAK AKAN PERGI!!!!! Dia.." suara Elang tercekat. "Dia enggak
akan pergi, Ratu.." kata Elang.
Angkasa mengepalkan tangan kuat. Matanya sudah memanas. Cowok itu
langsung melirik tajam Nadia yang saat ini sudah tidak kalah kerasnya
menangisi keadaan Raja. "PUAS LO SEKARANG HAH?! INI KAN YANG
LO MAU?! ENGGAK ADA SATUPUN CEWEK YANG BISA MILIKIN
RAJA.. ITU ARTINYA, RAJA LAH YANG INGIN LO LENYAPKAN, DAN
BUKAN RATU... Benar kan?" teriak Angkasa keras.
"ENGGAK!! BUKAN INI YANG GUE MAU!! RAJA!! RAJAAA!!!!!"
Nadia berteriak keras lalu berjalan tergopoh-gopoh mendekati Raja.
"BERHENTI!!!!!!! CEWEK BRENGSEK KAYAK KAMU ENGGAK
PANTES UNTUK DEKAT-DEKAT DENGAN RAJA!!!" teriak Ratu keras.
Gadis itu berdecih. "PANTAS SEORANG RAJA GEMILANG MENOLAK
KEHADIRAN KAMU MENTAH-MENTAH, IBLIS SEPERTI KAMU
MEMANG ENGGAK PANTAS UNTUK DICINTAI OLEH SIAPAPUN!!!!"
Ratu menatap Nadia murka.
Nadia menatap tajam Ratu. "LALU BAGAIMANA DENGAN DIRI LO
SENDIRI RATU?! LO YANG LEBIH ENGGAK PANTAS UNTUK
BERSANDING DENGAN RAJA!!!!! LO ITU CUMA ANAK DARI
SEORANG NAPI!! DAN SEORANG NAPI ITU LAH YANG BERHASIL
MENEWASKAN SEORANG IBU YANG RAJA MILIKI SATU-SATUNYA
DI DUNIA INI!!!!!!! IBU RAJA LAH YANG MENJADI KORBAN DARI
KASUS PENABRAKAN SEORANG RAMA WIJAYA PADA SAAT ITU!!
LO YANG ENGGAK PANTAS RATU SETIA WIJAYA!!!!!" teriak Nadia
keras.
"SIALAN!! TUTUP MULUT BUSUK LO ITU BRENGSEK!!" teriak
Angkasa geram.
"KENAPA ANGKASA?!! BIARIN AJA CEWEK SIALAN INI TAHU
AKAN KENYATAANNYA!!! RAJA ITU TERLALU BAIK UNTUK
CEWEK SIALAN SEPERTI DIA!!!!" teriak Nadia keras.
Elang menutup kedua telinga Ratu segera. "Jangan percaya Ratu.. jangan
percaya.." kata Elang yang sama sekali tidak diacuhkan oleh Ratu.
Tubuh Ratu mematung. Enggak, semua itu salah. Tidak ada kata-kata lagi
yang sanggup Ratu keluarkan lagi. Gadis itu memandang Raja yang sudah
tidak sadarkan diri. Raja.. apakah itu alasannya kenapa Raja meninggalkan
Ratu dulu?

"Raja! Raja! Ratu boleh kan pulang bareng Raja?"


"Enggak! Emang gue supir lo?!"
"Tapi dulu, Raja sama sekali enggak pernah absen untuk anterin Ratu
pulang?"
"Itu dulu sebelum lo berubah jadi anak NAPI!"

"Jangan mimpi Ratu! Semua tentang lo udah gue buang jauh-jauh,


jangan terlalu gede kepala. Lo bukan siapa-siapa. Jadi enggak usah
banyak berharap dan pergi dari hidup gue se-segera mungkin!"
"Jangan pernah nyuruh Ratu untuk pergi dari hidup Raja! Karena
Ratu enggak akan bisa, terlalu banyak kenangan yang enggak sanggup
untuk Ratu lupain. Dan terlalu besar rasa sayang Ratu ke Raja untuk
dihilangkan begitu aja!"
"Enggak usah banyak drama Ratu, hati gue enggak akan bisa kayak
dulu lagi hanya karena air mata lo itu!"
"Ada saatnya Ratu pergi, tapi enggak sekarang. Mending sekarang
kita pulang, besok sekolah. Ratu enggak mau Raja sakit."

Ratu memandang Raja dengan sendu. Ternyata Ratu lah yang selama ini
bersikap egois, Bagaimana bisa Raja mencintai Ratu disaat darah yang
mengalir dari dalam tubuh Ratu, adalah darah dari seorang pembunuh
yang sudah melenyapkan Ibu Raja dari dunia ini, bagaimana bisa Raja
sekuat itu?.. harusnya Ratu yang pergi, bukan Raja.. Maaf Raja..
Ratu mengusap lembut wajah Raja. Raja, jika ini memang adalah
pertemuan terakhir kita di dunia, Ratu rela jika Raja enggak akan
kesakitan lagi.. tapi tolong Raja, bawa Ratu bersama Raja kesana.. kita
pergi dari dunia yang menyakitkan ini.. ajak Ratu, Raja..

"Gue janji akan selalu berusaha untuk bahagiain lo. Gue janji akan
selalu berusaha untuk menjadi laki-laki yang bertanggung jawab untuk
lo. Gue janji akan selalu berusaha untuk mencukupi semua kebutuhan
lo. Gue janji enggak akan bikin lo susah tiap waktunya. Gue janji, Ratu.
Jadi, tolong jangan pergi ya."
"Mungkin sekarang gue belum bisa jadi laki-laki yang pantas untuk
lo. Gue masih banyak kekurangan, dan bahkan masih sering bikin lo
nangis sampai sekarang ini. Tapi, disaat gue bilang gue sayang sama lo
dan enggak ingin lo pergi. Gue serius, Ratu. Gue janji akan jadi laki-laki
yang sukses dan pantas untuk lo suatu saat nanti. Mungkin saat ini gue
kelihatan seperti laki-laki yang banyak omong kosong, atau terkesan
bucin. Tapi gue enggak perduli. Perasaan gue bukan orang lain yang
ngatur, tapi gue sendiri. Jadi, lo mau kan untuk sabar jalanin hubungan
ini sampai gue bisa berhasil meraih kesuksesan itu?"
Ratu menggengam kuat kalung berbandul tutup kaleng dari Raja. Gadis itu
menangis sekeras-kerasnya membuat Elang langsung memeluknya kencang.
"RAJAA JANGAN TINGGALIN RATU!!!! RAJA JAHAT!!!! RATU
ENGGAK SANGGUP RAJA!!!! RATU MOHON RAJA RATU MOHON!!
MIMPI KITA MASIH PANJANG RAJA!! ENGGGGGAKKK!! RAJA
JANGAN PERGII!!!!" Ratu berteriak meronta-ronta.
"Jangan pergi.. Raja.." lirih Ratu. Gadis itu lalu kehilangan kesadarannya
seketika. Ratu tidak sanggup, Raja..

"Cerita kita akan tetap terus berjalan kan Raja?"


"Cerita kita enggak akan pernah selesai, Ratu. Masih inget kan
dengan si janji tutup kaleng?"
"Masih dong. Ratu enggak akan pernah lupain semua hal tentang
Raja sedikitpun. Raja juga kan?"
"Bagaimana bisa gue ngelupain lo, Ratu?. Kalaupun itu harus terjadi,
mungkin gue lebih baik memilih kematian dibandingkan harus hidup
tapi tanpa ada ingatan akan lo di dalamnya."
"Selamat ulang tahun ya, Ratu. Maaf gue enggak bisa memberikan
kemewahan dalam ulang tahun lo kali ini. Tapi, gue harap
kesederhanaan ini akan memberikan kesan indah tersendiri untuk hidup
lo. Gue sayang lo, Ratu. Gue harap kita selalu bisa rayain ulang tahun lo
ini sama-sama sampai selamanya nanti. Sekali lagi, Selamat ulang
tahun ya sayang."
"RAJAAAA!! RAJA NYINDIRRR RATU YA?!!! RAJA KOK NGASIH
KADO BONEKA IKAN PAUS SIH?!!! BERARTI RAJA SETUJU DONG
KALAU RATU INI MIRIP IKAN PAUS!!!!!!!!! RATU NGAMBEK!!!"
"Jadi Ratu enggak sayang sama si Blublu nih? Yaudah deh kalau gitu
Raja ambil lagi aja....."
"EHHHHHHH ENAK AJAAA!! BLUBLU ITU PUNYA RATUU!!!!!"
"Tadi katanya enggak suka? Tapi sekarang malah dipeluk-peluk.."
"Ratu suka kok! Siapa yang bilang enggak suka?! Ratu kan cuma
kesel aja karena secara enggak langsung, Raja itu bil—"
"RAJAAA IHH RAT.. RATU SUSAH NAPASNYA NIH!! Jangan
peluk-peluk disini.. Raja.."
"Raja sayang banget sama Ratu.. Raja minta maaf kalau belum bisa
bahagiain Ratu.. suatu saat nanti Raja bakal beliin boneka teddy bear
kesukaan Ratu yang GEDEEEEEEEEEEE banget! Kalau bisa segede
Pak Junet deh!! Jadi, Ratu jangan ngambek lagi ya.."
"Ratu sayang kok sama Blublu.. apapun yang Raja kasih, Ratu suka..
Ratu kan sayang Raja.."
"Raja akan selalu berusaha bahagiain Ratu.. Jadi, Ratu tunggu Raja
ya.."
"Iya.. Ratu akan selalu setia menunggu Raja! Tapi, Raja janji ya
enggak akan pergi dari Ratu?"

"Raja enggak akan kemana-mana sayang, Raja janji.."

[Seharusnya ada GIF atau video di sini. Perbarui aplikasi sekarang untuk
melihatnya.]
Video kecil dari Ratu, untuk Raja.

——————————————————————————
GIMANA PART HARI INI?
MAU NGOMONG APA SAMA RAJA?
MAU NGOMONG APA SAMA RATU?
MAU NGOMONG APA SAMA GENG TEMPUR?
MAU NGOMONG APA SAMA NADIA DAN JIRO?
Yang pada lupa nadia itu siapa baca part 33. AWAL MULA YANG
BAIK DAN PART 44. HUBUNGAN YAN BERCABANG ya

CUKUP HATI AJA YANG SEPI, KOLOM KOMENTAR JANGAN :(


UNTUK MASALAH PANCA DAN SILA AKAN DIBAHAS TUNTAS
DI SEQUEL PANCA! :)

NEXT PART MAU KAPAN??


LINK GROUP WA RAJA UNTUK RATU :
https://chat.whatsapp.com/JRxQ6obBKr8DRdC26uVc2O
JANGAN LUPA BACA SEQUEL ELANG! BUKA DAN FOLLOW
PROFIL AUTHOR!

JANGAN LUPA TONTON VIDEO KECIL DARI RAJA UNTUK RATU


DI INSTAGRAM @wattpadrere

FOLLOW INSTAGRAM
@wattpadrere
@reretrss
@raja.gemilang
@ratusetiawijaya
@elang.gunturr
@fara.aradila
@raja.gemilang
@angkasa_laksmana
@nadiaa_saraswatii
@senjaalana
@rinaihujann
@raya_indahh
@anggi_ppitaloka
@rinduserunii
@dirga_margantara
@panca.kstria
@diba_saidira
@aldimahesa_
@ristisekaar
@sila_putriana
@sherina.halim
@aksaraprabudi
@helen_adisti
@jehavictoria
@gamal_kusuma
@bimaorlandoo_
@jiroofernando
@gengtempur
@garudacheerleader
Post bagian mana yang paling kalian suka di part ini di instastory, dan
tag @wattpadrere untuk author repost ❗
JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW INSTAGRAM RAJA UNTUK
RATU @wattpadrere ! ! Disana author akan sering-sering post spoiler
bagi yang enggak sabar liat part selanjutnya! ❤
I love u xoxo
62. AWAL BARU RAJA DAN RATU

Saat aku yakin dia adalah orang yang paling membahagiakan


Ia membuktikan bahwa aku keliru
Aku hancur, runtuh, kecewa, dan ini KISAHKU
Pagi ini aku bermimpi
Akankah jadi kenyataan
Bisanya kau mengubah rasa
Jadi makin cinta
Apakah rasamu kan sama
Ku harap kau pun rasa
Namun ku sadari akhirnya
Kamu tidak cinta
Cukup aku rasakan ini
Cukup aku rasakan ini
Sakit sekali
Sakit sekali
Tak usah kau tanyakan lagi
Tak usah kau hindari lagi
Dan hingga kini
Kusendiri lagi
🎼 Kisahku-Jodie 🎧

[JANGAN LUPA FOLLOW KARENA ADA BEBERAPA PART YANG AKAN


DIPRIVATE & VOMMENT YA, KARENA ITU BERHARGA BANGET BUAT
AUTHOR ❤ DANi JANGAN LUPA PUTAR MULMED YANG SUDAH
AUTHOR SEDIAKAN UNTUK KALIAN, SELAMAT MEMBACA SEMUA
❤]

62. AWAL BARU RAJA DAN RATU

2 tahun kemudian, setelah namaku telah terhapus dalam hidupmu....

Sidney, 2019.
Seorang gadis tengah duduk di sebuah caffe sambil mengaduk segelas kopi
nya dengan sangat gusar. Ratu Setia Wijaya. Sudah hampir lima kali jurnal
miliknya ditolak mentah-mentah oleh sang asisten dosen ter-GALAK seantero
jagat raya. Langit Dewantara. Saat ini Ratu tengah berkuliah dengan
mengambil jurusan Bisnis dan Manajemen di sebuah Universitas yang ada di
Sidney, Australia. Beda dengan Rinai, Gadis itu lebih memilih untuk
mengambil jurusan fashion design sesuai dengan bakat yang dimilikinya
sedari dulu. Ratu bersyukur sekali, kalau bukan karena Badai Abinaya yang
memutuskan untuk mengangkatnya sebagai anak, mungkin hidup Ratu tidak
akan menjadi lebih mudah seperti ini. Ratu sangat-sangat bersyukur.
"POKOKNYAAA RATU SEBEL BANGET RINAI!!!!! SEBELLLL
SEBEL!!" ujar Ratu sambil melipatkan kedua tangannya.
"Jangan sebel-sebel nanti suka lho!" celetuk Rinai membuat Ratu langsung
menganga tidak percaya. SUKA?! YANG BENER AJA?!!
"RASANYAAAA TUHH YAAA RATU MAU ACAK-ACAK MUKANYA
SI LANGIT BIAR DIA ENGGAK BISA SOK KEGANTENGAN LAGI!!!"
ujar Ratu emosi. Awas ya kamu Langit!!
Rinai menggaruk tengkuknya. "Tapi, si Langit emang ganteng banget si.."
kata Rinai hati-hati sambil mencoret-coret buku sketsanya. EMANG
KENYATAANNYA GANTENG KOK!!
"IHHH RINAI KOK MALAH BILANG SI LANGIT GANTENG SIH!!
MASIH GANTENGAN JUGA PAK JUNET!!!" ujar Ratu penuh penegasan
membuat gelak tawa Rinai meledak.
"HAHAHAH BUNTEL-BUNTEL!! LO KANGEN SAMA PAPI JUNET?!!
ALAMAAKKKK SOK MALU-MALU JUGA KAU SELAMA INI!!" ujar
Rinai dengan mengikuti logat Pak Junet. Pak Junet apa kabar????
"Enggak tahu ah! Ratu jadi sebel sama Rinai!" gerutu Ratu sambil
mengerucutkan bibirnya. Sungguh menggemaskan!
"Jangan sebel-sebel nanti kangen!" sindir Rinai membuat Ratu makin
kesal. Kapan lo bisa buka hati lagi Ratu?
Ratu berdiri lalu berkacak pinggang. "POKOKNYA RATU SEBEL
BANGET SAMA LANGIT DEWANTARA!! LIAT AJA SEKALI LAGI DIA
NOLAK RATU!! RATU LABRAK DIA SEKA—"
"Siapa yang nolak lo?"
Suara berat yang sangat Ratu kenali tiba-tiba menyeruak masuk ke dalam
telinganya. Sekejap Ratu langsung membalikan badannya. Langit? Mampus
Ratu!!!!!. Ratu berdeham kikuk. "Eh.. Ada Langit di sore hari..." kata Ratu
sambil menggaruk tengkuknya. Lenyap sudah mental baja Ratu.. Lenyapp....
Langit memajukan langkahnya. Cowok itu langsung mendekatkan wajahnya
ke Ratu hingga gadis itu langsung mundur seketika. "Kalau lo enggak mau gue
tolak terus-menerus kelarin jurnal lo dengan bener." kata Langit dingin
membuat Ratu langsung bungkam. Dasar bocah beraninya di belakang
doang!
Langit menegapkan tubuhnya. Cowok itu lalu merampas satu gelas kopi
milik Ratu lalu menggantikannya dengan segelas jus melon miliknya. "Jangan
kebanyakan minum kopi biar otak lo makin enggak mandet." kata Langit datar.
Cowok itu langsung berlalu begitu saja meninggalkan Ratu yang saat ini
sudah ternganga lebar tidak percaya. LANGIT DEWANTARAAAAAAAAAA
JELEKKKKKKK!!!!!!
Ratu duduk dengan lemas. Bisa-bisanya dirinya pasrah begitu saja saat
Langit menggertaknya. "RINAI JANGAN KETAWA DEH! ENGGAK LUCU
TAHU!" gusar Ratu. Aakkkkkhhhh kenapa kuliah sesusah ini sih!!
"Lo ngerasa enggak sih kalau asdos galak lo itu sebenernya perduli sama
lo?" tanya Rinai membuat Ratu mengerutkan dahinya. Perduli?
"Langit Dewantara itu adalah manusia yang enggak punya hati nomor dua
yang selama ini Ratu kenal. Jadi mana mungkin dia bisa perduli sama Ratu?"
ujar Ratu sambil menegak jus melon milik Langit. Lho lho kok Ratu jadi
minum jus ini sih?!
"Terus nomor satunya siapa dong?" tanya Rinai jahil. Gadis itu sudah tahu
jelas siapa yang menduduki peringkat nomor satu laki-laki tidak punya hati
dalam hidup Ratu. Siapa lagi kalau bukan............
Ratu langsung tersedak seketika. "Jangan mulai deh Rinai! Nanti giliran
Ratu yang ngeledekin balik, Rinai ngambek lagi sampe lima hari!" ujar Ratu
membuat Rinai menyengir cengegesan.
"Sorry, gue kan cuma bercanda! Udah ah gue mau kelarin tugas keramat ini
dulu! Awas kalau lo berisik lagi! Gue karungin terus gue lempar langsung lo
ke LANGIT!" ujar Rinai membuat Ratu bergidik. Langit yang mana nih?
Suasana pun jadi hening tidak sericuh sebelumnya. Setelah merevisi
beberapa plot jurnal miliknya. Ratu memutuskan untuk beristirahat sejenak.
Gadis itu menyenderkan tubuhnya ke kursi yang didudukinya saat ini sambil
memandang ke arah luar jendela. Tiba-tiba terbesit sebuah nama dalam
pikiran Ratu begitu saja, dan seperti biasanya. Ratu benci saat-saat seperti
ini. Ratu benci keheningan, karena akan membuatnya makin mengingat akan
bayang-bayang masa lalu itu lagi. Tapi tidak bisa dipungkiri, Ratu belum bisa
melupakannya.
Raja.. Apa kabar?..

Sudah dua tahun ini Ratu tidak melihat wajah dingin laki-laki itu lagi.
Masih ada rasa sesak saat aku menyebutkan namamu, Raja. Ratu
tersenyum getir kembali. Entah sampai kapan bayang-bayang Raja selalu
menggerogoti kehidupannya yang sekarang ini.

Raja, disini cuacanya dingin. Begitu juga dengan hati Ratu saat ini.
Sumber kehangatan itu tidak ada lagi, Raja. Hati Ratu membeku. Benar-
benar membeku. Kalau bukan Raja yang bisa membuatnya mencair
kembali, lalu siapa Raja? Beritahu Ratu. Agar hidup Ratu bisa terus
berjalan, seperti hidup Raja sekarang.
Raja, Raja baik-baik aja kan?

Ratu harap begitu, Raja.

***

Lima orang laki-laki tengah duduk di sebuah taman kecil yang ada di salah
satu kampus ternama di Indonesia, sambil mengamati lekat-lekat tiap nilai
yang ada di transkrip mereka masing-masing. Siang itu begitu terik membuat
mereka berlima makin gerah dan kepanasan. Terlihat jelas banyak mahasiswi
yang sengaja berlalu lalang di depan mereka agar bisa mendapatkan sebuah
perhatian.
Merekalah geng TEMPUR. Lima orang laki-laki yang sudah menjalin
persahabatan dari masa putih abu-abu hingga sekarang. Sesuai janji sakral
yang telah terukir dan tertanam mati, mereka berlima saat ini tengah berkuliah
di sebuah Universitas dan jurusan yang sama pula.
Tragedi akan hilang ingatan seorang Raja Gemilang membuat mereka
makin serius dalam menempuh dunia pendidikan selanjutnya pada waktu itu.
Tidak ingin kuliah terpisah, akhirnya mereka berusaha mati-matian untuk
mengimbangi Raja walaupun masih sangat jauh sekali kemampuannya.
Setidaknya mereka masih bisa duduk di bangku kuliah yang sama walaupun
nama mereka berada di peringkat paling akhir dari sekian ratusan orang-
orang yang mendaftar, kecuali Raja tentunya. Cowok itu selalu berada di
peringkat pertama bersamaan dengan kejeniusannya. Iya dong namanya juga
Raja Gemilang!! RG gitu lho!!
"POKOKNYA ABANG PANCA ENGGAK TERIMA!!!!!! INI ENGGAK
MUNGKIN TERJADIIIIIII!!!!!!!" teriak Panca hiperbola. Berisik amat lu
Ca!
"CWUMMA LO DWOANNG CA YWANG NGULANG MATKUL
MADAM JUMINTWENN!! MAKWANYA JANGWAN PWACARAN
MELULU LO!!" ujar Dirga sambil mengunyah martabak telurnya. Bisa
berhenti dulu enggak Ga makannya?
Raja mendengus kesal. "Salah sendiri disuruh belajar malah pacaran."
ketus Raja seperti biasanya.
"YUHUUUUUUUUUUUUUUUU ABANG ELANG ENGGAK NGULANG
LAGI DONG!!! AKHIRNYAAAA AKHIRNYAAA SETELAH DUA
SEMESTER ABANG ELANG MENGHABISKAN WAKTU BERSAMA
MADAM JUMINTEENNN.. TERIMAKASIHHH MADAMKUUU...." teriak
Elang yang tiba-tiba datang.
"ABANG ANGKASA JUGA DONG! LIAT NIH LO SEMUA IP GUE
SEMESTER INI NAIKKK MELESAT KAYAK ROKET!! ABANG
ANGKASA GITU LHO!!" ujar Angkasa senang. Kenapa lo jadi heboh
kayak si Panca Sa?
Raja menarik tranksrip Angkasa cepat. Cowok itu penasaran. 1.25? . Raja
mendengus kesal. "Lo bilang ini naik? Jadi kemarin-kemarin IP lo berapa
Angkasa Laksmana?!" tanya Raja gusar. Percuma ia mengajar para kutu
badak ini mati-matian.
"Namanya juga proses Ja! Sebuah proses itu penting untuk mendapatkan
sebuah hasil yang memuaskan nantinya!" ujar Angkasa bijak. Enggak usah
berkilah deh Sa.
"Iya Ja, jangan kayak hubungan lo dengan Gladys, proses enggak ada eh
tiba-tiba jadian." sindir Elang membuat Raja langsung meliriknya tajam.
"Lo juga sama aja Lang, prosesnya sama siapa jadiannya sama siapa!"
sindir Dirga telak. HMMMMMMMMMMMM....
"BISA ENGGAK SIH LO SEMUA ENGGAK NGOMONGIN
CEWEK??!! GIMANA COBA NASIB PANCALOVA SEKARANG? OH
MADAM JUMINTEN... TEGA SEKALI KAMU TUH..." gerutu Panca
sambil mengacak rambutnya kasar.
"Biasanya juga lo Ca yang suka ngomongin cewek!" sindir Angkasa.
PENGUMUMAN: SIFAT PLAYBOY PANCA MASIH ADA BEKASNYA
GENGGGG... MASIH ADAA.......
"LO SIH JA!! KENAPA SIH KITA SEMUA KUDU KULIAH DI
JURUSAN INI??!" gerut Panca kembali. Emang berisik lu ye!!
Raja mengerutkan dahi. "Gue kan enggak pernah maksa kalian untuk masuk
jurusan Akuntansi." kata Raja membuat mereka yang mendengar langsung
berpikir. Iya juga sih....
"Kita itu laki-laki sejati Ja! Laki-laki sejati itu enggak akan pernah ingkar
janji! Ngerti lo?!" ujar Elang penuh penekanan.
Janji?. Raja menaikan satu alisnya. Beberapa detik kemudian Raja baru
mengerti apa yang mereka bicarakan saat ini. "OHHHHHHHHH Janji konyol
yang kalian ceritain waktu itu? Dasar bocah." kata Raja datar.
Angkasa meremas-remas jemarinya seperti biasa. Tahan Sa.. Tahan..
"KURANG SABAR APA COBA GUE NGEHADEPIN ALIEN NYASAR
SATU INI GAA.. KURANG SABAR APA....." ujar Angkasa kepada Dirga
sambil mengusap-usap dadanya. Sabar Sa..
"GUE KAN UDAH BILANG SAMA LO SA!! HARUSNYA DULU KITA
JEDOTIN AJA KEPALANYA SEKALIAN BIAR OTAKNYA ENGGAK
KONSLET KAYAK SEKARANG!!" ujar Panca membuat Raja langsung
bergidik. Yaamplop!
Drrt
Suara getaran ponsel dari Raja langsung memecah konsentrasinya seketika
membuat geng TEMPUR langsung menatap Raja dengan malas. PASTIIIII SI
BOCAHHHHH CENTIL ITU LAGI.... SUDAH BIASA.....
Raja meraih ponselnya lalu membuka pesan dari kekasihnya itu dengan
senyuman lebar. Gladys Agrakala. Seorang gadis yang umurnya lebih muda
darinya. Sudah satu tahun ini Raja menjalin hubungan dengan gadis itu tanpa
ada hambatan sama sekali. LANCARRR BEB....
Raja beranjak berdiri sambil memakai kembali ranselnya. "JAJA CABUT
DULU YAAAAA!!!" ujar Raja dengan senyuman lebarnya. Gladys benar-
benar selalu bisa membuat mood-nya lebih baik.
"HATIII-HATII JAAAAA, SEMOGA LANCARRRR.. SELANCAAAR
LO NGELUPAIN DIAAA..." sindir Panca membuat Raja mengerutkan dahi.
Ngomongin apasih?!
"NANTI MALEM JANGAN LUPA NOBAR DI RUMAH ANGKASA!!"
peringat Dirga keras.
"SAMPE LUPA GUE SURUH LO SIKAT WC JA!!" ujar Angkasa
membuat Raja bergidik jijik. IHHHH!!
"Iya! Bawel lo semua!" kata Raja. Cowok itu lalu beranjak pergi dengan
segera untuk menemui Gladys yang saat ini sudah menunggunya di cafetaria
kampus tersebut.
Walaupun Gladys masih duduk di bangku SMA, itu semua tidak membuat
Raja menjadikannya sebagai sebuah patokan dalam sebuah hubungan. Toh
sifat Gladys yang sangat dewasa itu sudah berhasil membuat Raja terkesan.
Bahkan pada saat ia sakit dulu, gadis itu setia menemaninya tiap hari tanpa
menggerutu sama sekali.
"Kak Raja!"
Suara teriakan yang tidak terlalu keras itu membuat Raja tersenyum lebar.
Raja membalas lambaian tangan gadis itu sambil berjalan dengan cepat.
"Kamu kok enggak bilang-bilang sih kalau mau ke sini?" tanya Raja saat
sudah ada di depan Gladys.
"Gladys kan mau bikin kejutan! Kak Raja seneng kan???" tanya Gladys
penuh harap membuat Raja mengusap puncak kepalanya gemas.
"Kapan aku enggak seneng kalau ketemu kamu?!" kata Raja sedikit gombal.
RAJAAAA OH RAJAAAAA....
Gladys menghela napas lega. "Syukur deh.. Aku kira kak Raja enggak
seneng kalau Gladys kesini." jawab Gladys sambil meremas-remas
jemarinya kecil.
Raja merangkul pundak Gladys langsung. "Aku seneng kok! Gimana kalau
hari ini kita jalan?!" ajak Raja membuat Gladys langsung mengangguk cepat.
"Mau kak! Aku mau!" ujar Gladys tidak sabar.
Raja terkekeh geli dalam hati. Cowok itu lalu menarik Gladys dan
mengajak gadis itu untuk hengkang segera. Raja mengeratkan rangkulannya
kepada gadis itu. Raja benar-benar menyayanginya, sangat menyayanginya.
Gladys Agrakala, cinta pertama sekaligus pacar pertamanya..

***

Ratu berjalan di cuaca yang dingin sambil memeluk tubuhnya sendiri.


Sesekali gadis itu mengusap-usap pelan kedua lengannya sambil mencoba
untuk menikmati suasana yang ada. Setelah pulang dari kampus, Ratu
memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar di bawah lampu-lampu kota yang
menghiasi malam itu dengan cantik. Ratu butuh ruang sendiri..
Tiba-tiba langkah kaki Ratu terhenti saat melihat sebuah mesin boneka di
pinggir jalan yang sedang ia lewati sekarang ini. Ratu berjalan mendekati
mesin boneka tersebut dengan kaki yang sedikit gemetar. Gadis itu lalu
menyentuh kaca mesin boneka tersebut dengan sesak. Sangat-sangat sesak.
"Ratu rindu Blublu.." lirih Ratu. Benar, Ratu sangat merindukan boneka ikan
pausnya saat ini.
Ratu menyeka air matanya yang sudah lolos begitu saja. Harus sampai
kapan, Ratu? Harus sampai kapan.. Ratu masih memandang lekat kumpulan
boneka yang ada di mesin itu bersamaan dengan senyuman getirnya. "Harus
berapa hari lagi yang perlu Ratu lalui, Raja?" gumam Ratu pelan.
"Dasar bocah!"
Suara yang lagi-lagi menembus kedua telinga Ratu dengan seenaknya tanpa
permisi itu membuat Ratu langsung membalikan badannya. Langit
Dewantara. Laki-laki yang selalu datang tiba-tiba tanpa diundang dan pulang
tanpa diantar. Lho kok kayak slogan...
Langit berjalan mendekati Ratu. "Minggir." kata Langit kepada Ratu
membuat gadis itu mengerutkan dahinya.
Langit menghela napas lalu memasukan sebuah koin ke dalam mesin
tersebut. Dengan mudahnya Langit menggerakan tuas mesin tersebut lalu
mencapit sebuah boneka yang menurut Langit sangat mirip dengan gadis yang
ada di sampingnya saat ini. Brugh! Langit berhasil memasukan boneka itu ke
dalam keranjang mesin tersebut membuat Ratu langsung menatapnya tidak
percaya. Langit benar-benar juara..
Langit menyodorkan boneka itu kepada Ratu. "Ambil." kata Langit
membuat Ratu langsung meraihnya. "Lain kali enggak usah sampe nangis
kalau enggak mampu beli boneka." kata Langit membuat hati Ratu langsung
mencelos. APAAAA ENGGAK MAMPU BELI?!!!
Merasakan cuaca makin dingin, Langit lalu membuka syal yang ia pakai
dan membalutkannya ke leher mungil Ratu. "Jangan lupa benerin jurnal payah
lo itu kalau enggak mau ketemu gue lagi di semester depan!" ujar Langit
penuh penekanan. Cowok itu lalu berjalan kembali meneruskan langkahnya
meninggalkan Ratu yang lagi-lagi menganga tidak percaya.
Ratu menatap punggung Langit sambil berkacak pinggang. "APA??!!! DIA
BILANG JURNAL RATU PAYAH?!! EMANGNYA DIA ENGGAK TAHU
APA GIMANA SUSAHNYA RATU NGERJAIN ITU!!!!! DASAR COWOK
NYEBELIN SEDUNIA!!!!!!" ujar Ratu yang tentu saja tidak dapat didengar
oleh Langit. Dasar Langit jelek!!!!!!!!
Malam itu suasana yang tadinya sendu dan dingin tiba-tiba berubah
menjadi sedikit hangat seketika. Ratu menatap lekat boneka pemberian Langit
sambil mendengus kesal. "Untung kamu lucu! Kalau kamu mirip cowok
nyebelin itu pasti udah Ratu gigit-gigit sekarang juga!!" gumam Ratu sendiri.
Gadis itu lalu memeluk boneka lucu itu senang. Ratu kasih kamu nama pinky
aja deh!!
Ini belum ending guys! Sampai bertemu di versi bukunya! Siap-siap
memeluk RUR ya! I love you 3000 ! Jangan lupa pantengin terus instagram
@wattpadrere @reretrss disana tokoh-tokokh RUR dan Elang siap untuk
bercengkrama dengan kalian dan baca juga cerita Elang ya! Jangan sedih
dan harus dukung aku terus! Muah!

——————————————————————————
MAU NGOMONG APA SAMA RAJA?
MAU NGOMONG APA SAMA RATU?
MAU NGOMONG APA SAMA GLADYS?
MAU NGOMONG APA SAMA LANGIT?
MAU NGOMONG APA SAMA GENG TEMPUR?
UNTUK MASALAH PANCA DAN SILA AKAN DIBAHAS TUNTAS
DI SEQUEL PANCA! :)
SPOILER NEXT PART? FOLLOW INSTAGRAM
@wattpadrere
@reretrss
JOIN GROUP RUR ? BUKA LINK LINE DI PROFILE WATTPAD
AUTHOR! KITA NGOBROL ASIK BARENG PARA TOKOH!!
UNTUK YANG NANYA SOAL NADIA DAN JIRO, BACA ULANG
PART 33 DAN 42 OKE!
CUKUP HATI AJA YANG SEPI, KOLOM KOMENTAR JANGAN :(
NEXT PART MAU KAPAN??

SPOILER NEXT PART? FOLLOW @wattpadrere @reretrss DI


INSTAGRAM
UNTUK MASALAH PANCA DAN SILA AKAN DIBAHAS TUNTAS
DI SEQUEL PANCA! :)
UNTUK SOAL RINAI AKSARA ELANG ANGGI AKAN ADA DI
SEQUEL ELANG DAN BARU PUBLISHED 4 PART! DIBACA YA!
JOIN GROUP RUR ? BUKA LINK LINE DI PROFILE WATTPAD
AUTHOR! KITA NGOBROL ASIK BARENG PARA TOKOH!!
UNTUK YANG NANYA SOAL NADIA DAN JIRO, BACA ULANG
PART 33 DAN 42 OKE!
CUKUP HATI AJA YANG SEPI, KOLOM KOMENTAR JANGAN :(
NEXT PART MAU KAPAN??
JANGAN LUPA BACA SEQUEL ELANG! BUKA DAN FOLLOW
PROFIL AUTHOR!

JANGAN LUPA TONTON VIDEO KECIL DARI RAJA UNTUK RATU


DI INSTAGRAM @wattpadrere

FOLLOW INSTAGRAM
@wattpadrere
@reretrss
@raja.gemilang
@ratusetiawijaya
@elang.gunturr
@fara.aradila
@raja.gemilang
@angkasa_laksmana
@nadiaa_saraswatii
@senjaalana
@rinaihujann
@raya_indahh
@anggi_ppitaloka
@rinduserunii
@dirga_margantara
@panca.kstria
@diba_saidira
@aldimahesa_
@ristisekaar
@sila_putriana
@sherina.halim
@aksaraprabudi
@helen_adisti
@jehavictoria
@gamal_kusuma
@bimaorlandoo_
@jiroofernando
@gengtempur
@garudacheerleader
Post bagian mana yang paling kalian suka di part ini di instastory, dan
tag @wattpadrere untuk author repost ❗
JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW INSTAGRAM RAJA UNTUK
RATU @wattpadrere ! ! Disana author akan sering-sering post spoiler
bagi yang enggak sabar liat part selanjutnya! ❤
I love u xoxo
TRAILER RAJA UNTUK RATU

Hallo semuanya! Untuk seputar informasi novel RUR kapan terbit dan
pemasaranny dimana saja, kalian bisa pantengin terus instagram
@wattpadrere ! Sebelumnya aku kasih tahu lagi ya kalau cerita yang ada di
wattpad sama sekali belum ending! Thankyou xoxo
Jangan lupa tonton trailer dan video manis lainnya! Penasaran dengan
sekolah Garuda?! Silahlan falllaw dn tonton sepuas kalian!

I LOVE YOU 3000


TRAILER KEDUA RAJA UNTUK RATU

Hallo semuanya! Silahkan tonton Trailer kedua RUR di instagram


@wattpadrere ! Jangan lupa siapkan tisue kalian! Komen sebanyak-
banyaknya, mau happy ending atau sad ending! Okeh!

Jangan lupa follow! I love you xoxo


INSTAGRAM TOKOH WATTPADRERE

Jangan lupa follow instagram para tokoh @wattpadrere !


INFO TERBIT RUR

Hallo semuanya! Apa kabar? Masih jomblo? Iya kalau gitu sama. Puk puk
/tepuk pundak
Biar kalian nggak kesepian lagi, author mau kasih kabar kalau RUR akan
segera terbit! Untuk informasi seanjutnya bisa follow ig @wattpadrere
@reretrss @penerbitbintangmedia
Udah nggak sabar ketemu Geng TEMPUR? Sama! Aku juga! Nabung yuk!
Aku sayang kalian!
Buat kalian yg nggak sabar, kalian bisa komen di post penerbitnya ya! Bisa
tanya-tanya disana juga! Terimakasih buat kalian semua! Jangan lupa tonton
trailer RUR di ig wattpadrere!
Kalian juga bisa ngobrol bareng para tokoh setiap satu minggu sekali di sana!
See you guys!
Untuk yg mau join GC line WPRERE bisa klik profil di bio wp aku ya!
VOTE COVER RAJA UNTUK RATU

Hallo semua bantu aku vote cover yuk! Caranya gampang, kalian bisa komen
langsung ke instagram @coconutbooks atau @wattpadrere ya! Yang nggak
sabar meluk Geng TEMPUR mana suaranya????

Jangan lupa tonton trailernya ya!

JANGAN LUPA NABUNG DAN PELUK RUR YA!! AKU SAYANG


KALIAN SEMUA /ngetik sambil nangis /bersandar ke pundak D.O EXO
I LOVE YOU GUYS!!
COVER RUR DAN INFO

Haiiii semua! Ini dia final cover RUR! Untuk informasi kapan open PO,
harga, dan lain-lainnya, kalian bisa pantengin ig aku ( @reretrss dan
@wattpadrere ) plus ig @coconutbooks ya!!
Semoga kalian semua bisa segera memeluk RUR! Syg kalian pokoknya!

Jangan sampai ketinggalan ya!! 🐳🐳🐳🐳🐳🐳


Menyambut RUR

Hallo semua! Yang udah nggak sabar peluk Raja untuk Ratu, segera siap-siap
ya! Karena sebentar lagi, Raja untuk Ratu dan Blublu akan segera meluncur
ke pelukanmu!
Untuk informasi selanjutnya silahkan follow instagram @wattpadrere
@reretrss @coconutbooks

Jangan lupa follow ig author juga ya!

Kabar baik juga nih, para visual wattpadrere banyak memberikan tanggapan
yang bagus-bagus lho! Mau lihat? Kunjungi instagram @wattpadrere dan
@reretrss ya!
PO RUR TGL 6

PRE-ORDER NOVEL RAJA UNTUK RATU.


TANGGAL 6 APRIL 2020.
DIMULAI DARI PUKUL 17.00 WIB.
SIAPKAN TABUNGAN KALIAN YA!
YUK KITA PELUK RUR BARENG-BARENG! 🐳🐳🐳🐳
UNTUK INFORMASI SELANJUTNYA SILAHKAN FOLLOW
INSTAGRAM @wattpadrere @reretrss @coconutbooks
AKU SYG KALIAN!!
KEJUTAN PO RUR

Hayooo!!! Siapkan tabungannya!! Kuyy!! Nantikan kejutan lainnya!! Blu blu


siapp meluncurrrr 🐳🐳
6-april-2020 pukul 17.00 wib! Siap-siap ya!
Cek ig @wattpadrere @reretrss dan @coconutbooks untuk info selanjutnya!
HADIAH PO RUR!

HAYOOO YAKIN NIH NGGAK MAU IKUTAN PO? PASANG ALARM


KALIAN YA! TGL 6 APRIL 2020! PUKUL 17.00 WIB! HADIAHNYA
ADA BONEKA BLU BLU, GANCI, TOTEBAG, PLUS PHOTO CARD
RAJA RATU DAN TTD AKU! JADII JGN LUPA IKUTAN! UNTUK
INFORMASI HARGA DLL, SILAHKAN CEK INSTAGRAM @wattpadrere
@reretrss @coconutbooks !!
I LOVE YOU!!
BERIKUT ADALAH ONLINE STORE YANG BISA KAMU HUBUNGI
UNTUK PEMBELIAN!
DALAM BUKU RUR NANTI AKU SELIPKAN BANYAK KALIMAT
LHO! SEMOGA BERUNTUNG!

SELAMAT MEMELUK RUR!!🐳🐳🐳🐳


HARGA PO RUR

HALLO SEMUA JANGAN LUPA BESOK PUKUL 17.00 WIB PRE


ORDER RAJA UNTUK RATU AKAN DIBUKA YA! PASANG
ALARMNYA! HARGA RP 99.000, KALIAN UDAH BISA DAPETIN
BONUS YG BANYAK LHO! JANGAN LUPA IKUTAN YUK! UNTUK
PEMBELIANNYA KALIAN BISA LEWAT SHOPEE, TOKOPEDIA, WA,
COD, KALIAN BISA HUBUNGI ONLINE STORE YANG SUDAH
TERTERA DI POST AKU YA ( GESER KE KANAN ) THANKSS
SEMUAA! JANGAN LUPA PELUK RUR! 🐳🐳💕💕
Instagram @reretrss
#Repost @coconutbooks with @make_repost
・・・
Minco kasih tau lagi nih, apa aja kelebihan ikutan Pre Order novel Raja untuk
Ratu 😜

1. Harga hanya Rp. 99.000


2. Dapat novel TTD kak @reretrss
3. Boneka blublu unyu-unyu gumussssh! 🤩
4. Goodibag go green! 😎
5. Photocard couple Raja dan Ratu ❤
6. Gantungan kunci serbaguna ✨

Banyak banget kan kelebihannya? Jangan lupa besok, ya, besok jam 17:00
WIB. STOCK TERBATAS!!!!

Bisa di toko buku online ini:


@reretrss (link bio instagram)
@novely.young
@tokotmindo
@bukulengkap
@bukku.id
@owlbookstore
@pesan.buku
@melstorebook
@serbaserbi_book
@bukubukularisdotcom
@bukubeken
@angelvin_olshop
@laguna_bookstore
@linibuku
@grobmart
@mizanstore

#CoconutBooks #RajauntukRatu #RuR


PO KEDUA RUR

PRE ORDER RAJA UNTUK RATU BATCH 2! ARE YOU READY??


YANG KEMARIN NGGAK KEBAGIAN, JANGAN NANGIS, JANGAN
SEDIH! OKAY? SELAMAT MENJEMPUT BLUBLU! 🐳🐳🐳
PANTENGIN TERUS YUK BIAR NGGAK KETINGGALAN!
🐳 #Repost @coconutbooks with @make_repost
・・・
Whoaaaa, mantap banget antusiasnya 😍✨

Minco jadi makin semangat untuk open PO Raja untuk Ratu batch 2 niiiih!

Tenang, bonusnya masih seperti yang kemarin tapi ini untuk bukunya edisi
non TTD.

Siapa yang mau dapetin novel RuR, boneka blublu, goodibag, photocard dan
gantungan kunci?!?!??!

#CoconutBooks #RajauntukRatu lebih baik #dirumahaja


SISTEM COD PO RUR

cek instagram @coconutbooks @wattpadrere dan @reretrss

Yang belum peluk RUR segera peluk sekarang! Sebentar lagi PO batch dua
mau berakhir lho! Yang mau pakai sistem COD juga bisa banget! Kalian
tinggal duduk manis aja di rumah sambil tabung uang kalian! Pemesanan bisa
melalui SHOPEE @reretrss. Klik di link bio instagram @reretrss yaw!
@wattpadrere
#Repost @coconutbooks with @make_repost
・・・
Sobat Minco...

Siapa yang kemarin nanyaiin RUR bisa COD apa tidak? Coba absen dikolom
komentar!!!

Minco jawab yaaaa...


Novel Raja Untuk Ratu bisa menggunakan sistem COD dengan syarat sebagai
berikut :

1. Pemesanan melalui Shopee 'reretrs'


2. Memberikan nama lengkap, alamat lengkap dan nomor yang aktif.
3. Selalu #dirumahaja, agar kurir langsung dateng rumah kamu.
4. Sedia uang tunai dan pas, biar proses CODnya cepat.

Jadi pastikan Sobat Minco berada terus dirumah yaaa....

CoconutBooks #RajauntukRatu lebih baik #dirumahaja


BONUS PO RUR BATCH 2

YANG BELUM IKUTAN PO SEGERA IKUT YA! NYESEL BANGET


KALAU NGGAK IKUT, KAPAN LAGI KALIAN BISA PELUK BLUBLU
🐳🐳
PEMBELIAN BISA MELALUI LINK SHOPEE KU (ADA DI BIO
WATTPAD KU DAN INSTAGRAMKU @reretrss)
Follow juga ig @wattpadrere dan @coconutbooks untuk informasi
selanjutnya!
PENGUMUMAN!!

GUYSSS JANGAN LUPA IKUTAN PO RAJA UNTUK RATU CETAK


ULANG KE-2 YA!!

H-1 PO RUR!! HARGA RP. 99.000!!! @coconutbooks


Pemesanan melalui shope reretrss
1. Gantungan kunci cover novel RUR
2. Stiker coklat ayam
3. Boneka beri-beri
4. Sertifikat digital bertanda tangan penulis dan resmi dari coconutbooks
(HANYA BISA KALIAN DAPATKAN DI PO CETAK ULANG RUR KE-2)
5. Polaroid digital Raja dan Ratu bertanda tangan penulis
6. Tiket followback RP Wattpadrere + Tiket masuk GC OFC
WATTPADRERE EKSKLUSIF (BUKAN GC WA SEKARANG YA)
(PEMESAN PO KE-2)
7. Voucher live bareng salah satu RP Cewek yang kalian mau (durasi satu
jam)
Bonus ke 4-7 bisa kalian tukarkan dengan menunjukkan bukti pembayaran
ya!
Jangan sampai ketinggalan! Link shopee di bio @reretrss

Anda mungkin juga menyukai