Anda di halaman 1dari 2

Mengasah Jiwa Kepemimpinan

Yosef Budiman

(Guru Ekonomi MAN Leuwiliang Bogor)

Diskursus kepemimpinan selalu menjadi topik menarik terutama menjelang suksesi baik dalam level
nasional maupun lokal termasuk organisasi yang ruang lingkupnya sangat sempit seperti RT, paguyuban,
mesjid dan sekolah. Minimnya cadangan pemimpin membuat masyarakat sering mempertanyakan figur-
figur manakah yang layak menggantikan para pemimpin yang ada. Namun, sayangnya diskursus tersebut
tidak diimbangi dengan pembahasan bagaimana menyiapkan calon pemimpin sedini mungkin.

Banyak ilmuan yang menawarkan pemikiran tentang konsep kepemimpinan sejak dini diantaranya
Stephen R Covey sebagaimana ditulis dalam bukunya The Leader in me. Buku ini memaparkan
keberhasilan konsep yang ia kemukakan dalam buku sebelumnya yaitu, The 7 habits of Highly Effective
People kepada anak-anak disebuah sekolah di Amerika. Kemudian konsep ini diperkenalkan ke berbagai
sekolah di Amerika dan seluruh dunia. Konsep tersebut tidak berkaitan dengan pengenalan politik
kekuasaan apalagi politik praktis. Tapi, pengenalan karakter seorang pemimpin yang ideal yang
seharusnya dimiliki setiap orang.

Proaktif misalkan, mengajarkan bagaimana siswa bersikap sebagaimana respon orang lain
memperlakukan mereka. Mereka berlatih untuk mengontrol emosi dan lebih memilih mengambil
tanggung jawab dari pada menyalahkan orang lain. Siswa diajarka pula agar memiliki prioritas dalam
mengerjakan seluruh tugasnya secara maksimal dan tepat waktu.

Jika menemukan masalah diarahkan agar mencari solusi terbaik untuk semua melalui diskusi dan
negosiasi. Untuk bisa semua itu, siswa harus belajar memahami, lebih banyak mendengar pendapat
orang lain sehingga mereka pun bisa difahami oleh orang lain. Agar semua berjalan bersama, siswa
diajarkan untuk sinergi dengan yang lain agar potensi dalam diri mereka semakin berkembang. Contoh
karakter-karakter yang diajarkan diatas bukanlah pengenalan teori dalam pembelajaran di kelas tapi
pembiasaan yang diterapkan di lingkungan sekolah. Karena pembiasaan terintegrasi dalam pendidikan
sekolah, program tersebut berhasil. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya angka kelulusan dan nilai
yang diraih siswa. Apa yang diperkenalkan oleh Covey sebenarnya bukanlah konsep yang asing bagi para
guru sebab hal tersebut telah ada dalam pendidikan kita. Hanya saja guru sering tidak menyadari bahwa
pembelajaran sejatinya bukan hanya proses transfer pengetahuan namun juga pembiasan dan
pembentukan karakter yang diajarkan baik secara langsung maupu tidak langsung.

Dalam kurikulum 2013, secara teoritis siswa lebih banyak belajar prinsip kepemimpinan karena dalam
setiap kompetensi inti seluruh mata pelajaran karakter kepemimpinan selalu ada. Melalui pembelajaran
scientific, misalnya, siswa dilatih memecahkan masalah lebih mandiri berdasarkan hasil pengamatan,
bertanya, eksplorasi dari berbagai sumber. Proses asosiasi pengetahuan yang didapat dapat melatih
siswa untuk lebih kritis dan terbiasa dengan perbedaan serta terbuka dalam berdiskusi untuk
memecahkan masalah. Yang terakhir siswa bisa mengkomunikasikan hasil kegiatan mereka baik lisan
maupun tulisan didepan kelas. Proses ini melatih kemampuan networking dan public speaking yang
sangat penting bagi seorang pemimpin. Sebab, pemimpin harus bisa bekerja sama dan mengutarakan
ide serta pendapat dihadapan publik agar arahan dan intruksinya bisa difahami oleh semua.

Ketrampilan-ketrampilan diatas dalam jenjang SLTP dan SLTA bisa diperkuat dengan keterlibatan siswa
dalam organisasi siswa intra sekolah maupun ekstra kurikuler misalkan OSIS dan pramuka. Keaktifan
dalam organisasi tersebut memberikan fondasi pendidikan kepemimpinan bagi siswa. Sebab, prinsip
kepemimpinan dipraktikan dan diajarkan secara langsung kepada siswa. Beberapa temuan studi
menyebutkan bahwa ada hubungan yang positif antara meningkatnya ketrampilan kepemimpinan siswa
dengan keterlibatan dalam ekstrakurikuler.

Karena penting, sekolah idealnya harus memprioritaskan keberadaan berbagai organisasi siswa dalam
pengelolaan pendidikan. Dengan demikian segala visi dan misi serta program-program harus benar-
benar didesain dengan baik agar bisa menjembatani pembentukkan karakter pemimpin sehingga
diharapkan bisa melahirkan pemimpin yang tangguh. Jika pun tidak terwujud, minimal siswa bisa
menjadi pemimpin untuk dirinya sendiri. Semoga.

Anda mungkin juga menyukai