Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN

HASIL TUGAS TERINTEGRASI

Dosen Pembimbing:

Andin Ajeng R,S.ST.,M.Kes

Oleh:

1. Adelia Miftakul Janah ( 19154001 )


2. Ma’rufatul Asna ( 19154007 )
3. Nurul Mustafidah ( 19154010 )
4. Dwi novitasari ……
5. Hesti angela ……

Mata Kuliah:

1. Kebutuhan Dasar Manusia


2. ASKEB Persalinan dan BBL
3. ASKEB Neonatus, Bayi, Balita, dan Apras
4. ASKEB Nifas dan Menyusui

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


INSAN CENDEKIA HUSADA BOJONEGORO
TAHUN AJARAN 2020

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan dengan judul “Laporan
Hasil Tugas Integrasi” walaupun secara sederhana, baik bentuk maupun isinya.
Makalah ini disusun untuk melengkapi Tugas Terintegrasi di Bojonegoro yang
dibina oleh Andin Ajeng R, SST, M.Kes tim yang mungkin dapat membantu teman-
teman dalam mempelajari hal-hal penting dalam Tugas Teintegrasi di bojonegoro.
Laporan ini dapat penulis selesaikan karena bantuan berbagai pihak. Karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya laporan ini.
Penulis juga mengharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bojonegoro, 20 November 2020

\
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………………….

KATA PENGANTAR……….……………………………………………………………

DAFTAR ISI………..…………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………….

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………….

1.2 Tujuan…………………………………………………………………………..

BAB II KEGIATAN INTEGRASI………………………………………………………

2.1 Penyuluhan 1 tentang Dema / Febris pada anak …………

2.2 Penyuluhan 2 ………………………………………..

2.3 Penyuluhan 3.....................................................................................................

2.4 Penyuluhan 4.....................................................................................................

2.5 Penyuluhan 5.....................................................................................................

BAB III PENUTUP………………………………..……………………………………

3.1 Kesimpulan dan Saran…………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………

LAMPIRAN………………………………………………………………………………

A. Foto Kegiatan……………………………………………………………………

B. Lembar Kerja……………………………………………………………………..
C. Luaran Tugas Integrasi …………………………………………………………

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Program Integrasi Kebidanan adalah metode pembelajaran yang menjadikan
keluarga pada ibu hamil sebagai objek pembelajaran atau sebagai mitra pelaksana
kegiatan pembelajaran. Program Integrasi untuk para calon bidan juga sebagai bentuk
pengabdian kepada masyarakat. Bentuk kegiatan dari program ini adalah
pendampingan kepada ibu hamil yang telah bersedia menjadi mitra.
Program penyuluhan kepada ibu hamil,ibu nifas dan juga neonatus ini
dilakukan dengan kunjungan rutin mahasiswa di bidan praktik mandiri sebagai
pemateri ibu hamil, ibu nifas, dan juga neontatus yaitu selama 10 hari sesuai kontrak
waktu yang telah disepakati oleh mahasiswa dan bidan yang bertugas .
Adapun bentuk penyuluhan yang dilakukan adalah pengkajian masalah
kebidanan, pemantauan kesehatan, dan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan
yang dilakukan oleh mahasiswa disesuaikan dengan masalah yang ditemukan pada
saat pengkajian kesehatan dilakukan. Sehingga terbentuklah tugas bagi mahasiswa
semester 1 dan 3 melaksanakan tugas integrasi dari beberapa tugas mata kuliah yaitu,
Kebutuhan Dasar Manusia, ASKEB Nifas dan Menyusi, ASKEB Neonatus, Bayi,
Balita, dan Apras, dan ASKEB Persalinan dan BBL.
Meskipun pada kenyataannya kami sadari bahwa banyak sekali hambatan
yang dihadapi mahasiswa dalam berhadapan dan bersentuhan langsung dengan
individu dan keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat.

1.2 Tujuan
1.2.1 Ibu Mampu Meningkatkan Kebutuhan Dasar Manusia Di Masa Pandemi
1.2.2 Meningkatkan Pengetahuan Ibu Terkait Edukasi Kesehatan Pada Saat Masa
Nifas Dan Menyusui
1.2.3 Ibu Mampu Mengetahui Komplikasi Pada Masa Nifas Ataupun Neonatus
1.2.4 Ibu Mampu Meningkatkan Pengetahuan Terkait Asuhan Pada Masa
Neonatus
1.2.5 Ibu Mampu Mengetahui ASI Esklusif Untuk Bayi Dan Cara Menyusui Yang
Baik Dan Benar
BAB II

KEGIATAN INTEGRASI

2.1 DESKRIPSI PELAKSANAAN TUGAS


1. TEMPAT : BPM Eni Wihayati, SST
2. WAKTU : 19 November 2020 – 25 November 2020
3. KEGIATAN : Penyuluhan

2.2 Pelaksanan tugas integrasi

1. Asuhan Kebidanan Neonatus pada Anak Demam


SUSUNAN SAP :
Topik : Masa Nifas
Sub topik : Febris / Demam
Waktu : 20 Menit
Tempat : Ruang Tunggu BPM
Penyuluhan/Pembicara : Adelia Miftakul Janah
Peserta/Sasaran : Ibu nifas
Jumlah : 1 orang
Media : SAP

A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan Ibu dapat mengetahui tentang
Febris/Demam dan cara penanganannya.

B. Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan Ibu dapat mengetahui tentang Febris /
Demam, penyebabnya. tanda dan gejala beserta cara mengatasinya.
C. Metode
Ceramah, Tanya Jawab

D. RANGKAIAN KEGIATAN
No. Materi Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran
1. Pembukaan Mengucapkan salam Menjawab Salam
( 3 Menit ) Memperkenalkan diri Memperhatikan
Menjelaskan tujuan penrtemuan ini Memperhatikan
2. Proses Isi Materi Penyuluhan
( 17 Menit ) 1. Menjelaskan tentang Demam / Memperhatikan
febris
2. Menjelaskan tentang penyebab Memperhatikan
demam, tanda dan gejala
3. Menjelaskan tentang cara mengatasi Memperhatikan
demam
3. Evaluasi 1. Memberikan pertanyaan kepada Menjawab Pertanyaan
( 7 Menit ) peserta secara bergantian.
2. Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya.
3. Peserta mengerti seluruh materi
penyuluhan yang telah disampaikan.
4. Penutup 1. 1.  Penyuluh mengucapkan terima Mendengarkan
( 3 Menit ) kasih atas perhatian peserta.
2. Mengucapkan salam penutup. Menjawab Salam

FEBRIS / DEMAM
A.    Pengertian
Demam adalah peningkatan suhu tubuh melebihi normal. Temperatur normal
tubuh berkisar antara 36-38 derajat celcius. Anak  mengalami demam apabila
dengan pengukuran suhu temperatur :
1. Termometer pada rektum atau anus melebihi 38 derajat celcius
2. Termometer pada mulut melebihi 37,5 derajat celcius
3. Termometer pada ketiak melebihi 37 derajat celcius

B.     Penyebab Demam
Penyebab demam terbanyak adalah infeksi saluran pernafasan bagian atas
disusul infeksi saluran pencernaan. Hal tersebut dapat dimengerti karena infeksi
saluran pernafasan merupakan penyakit anak yang paling sering didapatkan.
Diagnosa banding anak dengan demam bisa amat banyak mulai akibat infeksi
saluran nafas yang sederhana, sampai keadaan penyakit yang serius seperti
bakteriemi, sepsis, meningitis, dan sebagainya. Untuk menetapkan diagnosa dari
keadaan demam yang kadang membingungkan, memang diperlukan keahlian dan
pengalaman.

C.    Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala demam antara lain :
1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C – 40 C)
2. Kulit kemerahan
3. Hangat pada sentuhan
4. Peningkatan frekuensi pernapasan
5. Kehilangan nafsu makan
6. Menggiggil
7. Dehidrasi

Banyak gejala yang menyertai demam termasuk gejala nyeri punggung, anoreksia dan
somlolen. Batasan mayornya yaitu suhu tubuh lebih tinggi dari 37,5 ºC-40ºC, kulit
hangat, takichardi, sedangkan batasan karakteristik minor yang muncul yaitu kulit
kemerahan, peningkatan kedalaman pernapasan, menggigil/merinding perasaan hangat
dan dingin, nyeri dan sakit yang spesifik atau umum (misal: sakit kepala verigo),
keletihan, kelemahan, dan berkeringat.

D.    Cara Pencegahan
1. Jaga pola makan secara baik dan teratur. Hindari menunda waktu makan karena
akan mengakibatkan produksi asam lambung meningkat.
2. Makan makanan yang bersih, sehat dan bergizi. Hindari makanan yang
merangsang kerja lambung. Contohnya, makanan pedas, asam, dan kopi.
3. Hindari stress yang berlebihan. Anda dapat mengalihkan rasa stress dengan
berolahraga yang baik bagi tubuh.
4. Tidak merokok.
5. Tidak mengkonsumsi alcohol.
6. Hindari penggunaan obat-obatan terutama yang mengiritasi lambung misalnya
aspirin.

E.     PENATALAKSANAAN
1.      Secara Fisik
Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6 jam.
Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau.Perhatikan pula
apakah mata anak cenderung melirik ke atas atau apakah anak mengalami kejang-
kejang. Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi
perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu mencapai otak. Terputusnya suplai
oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak.
Dalam keadaan demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi
intelektual tertentu.
a. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan
b. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan
c. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke otak yang
akan berakibat rusaknya sel – sel otak.
d. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak –banyaknyaMinuman yang
diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diare menyesuaikan), air buah atau air
teh. Tujuannnya adalah agar cairan tubuh yang menguap akibat naiknya suhu
tubuh memperoleh gantinya.
e. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang.
f. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha.

2. Obat-obatan Antipiretik
Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di
hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin
dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus
direndahkan kembali menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas
diatas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi. Petunjuk pemberian
antipiretik:
 Anak 6 – 12 bulan : ½ – 1 sendok the sirup parasetamol
 Bayi 1 – 6 tahun : ¼ – ½ parasetamol 500 mg atau 1 – 1 ½ sendokteh sirup
parasetamol.
 Anak 6 – 12 tahun : ½ 1 tablet parasetamol 5oo mg atau 2 sendok the sirup
parasetamol.
Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan dengan air atau
the manis. Obat penurun panas in diberikan 3 kali sehari.Gunakan sendok takaran
obat dengan ukuran 5 ml setiap sendoknya. Pemberian obat antipiretik merupakan
pilihan pertama dalam menurunkan demam dan sangat berguna khususnya pada
pasien berisiko, yaitu anak dengan kelainan kardiopulmonal kronis kelainan
metabolik, penyakit neurologis dan pada anak yang berisiko kejang demam.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari penyuluhan yang saya berikan kepada ibu terkait Demam dan penyebabnya
ibu memahami dan mengerti tanda gejala demam, dan ibu juga mengerti terkait Cara
mengatasinya.
B. Saran
1. Ibu harus mengetahui dan memahami mengenai Demam pada anak
2. Ibu harus mengetahui bagaimana cara mengatasi Demam
3. Tenaga kesehatan harus dapat memberikan pengetahuan dan penjelasan mengenai
demam dan cara mengatasinya.
C. EVALUASI
a. Apa yang dimaksud DEMAM ?
b. Apa penyebab dari DEMAM ?
c. Apa saja tanda dan gejala DEMAM ?
d. Bagaimana cara mengatasi dan pengobatannya ?

D. HASIL
1. Ibu mampu menjelaskan apa itu Demam
2. Ibu mampu menjelaskan penyebab Demam
3. Ibu mampu menjelaskan tanda dan gejala Demam
4. Ibu mampu menjelaskan cara mengatasi dan pengobatanya

E. LAMPIRAN FOTO
3. Penyuluhan Terkait Menyusui Yang Baik Dan Denar

SUSUNAN SAP :
Topik : Masa Nifas
Sub topik : Tekhnik Menyususi Yang Baik Dan Benar
Waktu : 30 Menit
Tempat : Ruang Tunggu BPM
Penyuluhan/Pembicara : Ma’rufatul Asna
Peserta/Sasaran : Ibu nifas
Jumlah : 1 orang
Media : SAP

A.    Tujuan umum


Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan Ibu mengerti tentang cara menyusui
yang baik dan benar

B.     Tujuan khusus


Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapka Ibu dapat mengetahui tentang:
1.      Pengertian tekhnik menyusui yang benar
2.      Posisi dan perlekatan menyusui yang benar
3.      Persiapan memperlancar pengeluaran ASI
4.      Langkah-langkah menyusui yang benar
5.      Cara pengamatan tekhnik menyusui yang benar.
6.      Lama dan frekuensi menyusui

C.    Metode
Ceramah dan Tanya jawab
D. Rangkaian Kegiatan
No Tahap/waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran
1.                    Pembukaan :     Memberi salam pembuka       Menjawab salam
3 menit     Memperkenalkan diri
    Menjelaskan pokok           Memperhatikan
bahasan dam tujuan          Memperhatikan
penyuluhan
         
          Memperhatikan
2.                    Pelaksanaan :           Menjelaskan          Memperhatikan
20 menit pengertian tekhnik
menyusui yang benar
          Menjelaskan posisi          Memperhatikan
dan perlekatan menyusui
yang benar
          Menjelaskan          Memperhatikan
persiapan memperlancar
pengeluaran ASI
          Menjelaskan langkah-
langkah menyusui yang          Memperhatikan
benar
          Menjelaskan cara
pengamatan tekhnik          Memperhatikan
menyusui yang benar.
          Lama dan frekuensi
menyusui           Memperhatikan
3.                    Evaluasi : Menanyakan kepada Menjawab pertanyaan
5 menit peserta tentang materi
yang telah diberikan.
4.                    Terminasi :           Mengucapkan          Mendengarkan
2 menit terimakasih atas peran
serta dan peserta
          Mengucapkan salam
penutup           Menjawab salam

Materi Penyuluhan
“Tekhnik Menyusui yang Baik dan Benar”

A.      Pengertian Tekhnik Menyusui yang benar


Tekhnik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan
perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Saminem,2009)
Tekhnik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan
perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Suradi dan Hesti, 2010,)
Tekhnik menyusui yang benar adalah kegiatan yang menyenangkan bagi ibu
sekaligus memberikan manfaat yang tidak terhingga pada anak dengan cara yang benar
(Yuliarti, 2010).
Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu dan
memperkuat refleks menghisap bayi.
Jadi, Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan
posisi ibu yang benar, sehingga memudahkan bayi untuk menyusu

C.      Persiapan memperlancar pengeluaran ASI


Persiapan mempelancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan :
1. Membersihkan putting susu dengan air atau minyak , sehingga epital yang lepas tidak
menumpuk.
2. Putting susu di tarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan
bayi.
3. Bila putting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu.
D.      Langkah –langkah menyusui yang benar
1. Cuci tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun.
2. Peras sedikit ASI dan oleskan disekitar puting .
3. Duduk dan berbaring sesuai posisi yang nyaman untuk ibu. jangan hanya leher dan
bahunya saja, kepala dan tubuh bayi harus lurus dan hadapkan bayi kedada ibu,
sehingga hidung bayi berhadapan dengan putting susu, biarkan bibir bayi menyentuh
putting susu ibu dan tunggu sampai terbuka lebar .
4. Segera dekatkan bayi kepayudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak
dibawah puting susu. Cara meletakan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel
pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bayi membuka lebar.
5. Bayi disusui secara bergantian dari payudara sebelah kiri lalu kesebelah kanan sampai
bayi merasa kenyang.
6. Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi dibersihkan dengan lap
bersih yang telah direndam dengan air hangat.
7. Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya udara yang terhisap bisa
keluar.
8. Bila kedua payudara masih ada sisa ASI tahan puting susu dengan kain supaya ASI
berhenti keluar.

E.   Lama dan Frekuensi Menyusui


Sebaiknya tindakan menyusui bayi dilakukan disetiyap bayi membutuhkan karena
bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi
menangis bukan karena penyebab lain (BAK, kepanasan/kedinginan, atau sekedar ingin
didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat
mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong
dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui
dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik karena isapan bayi sangat
berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa jadwal
dan sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang
bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan
pada malam hari akan memicu produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan ukuran kedua payudara, maka sebaiknya setiap kali
menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar berusaha menyusui
sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali
menyusui, dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui
sebaiknya ibu menggunakan kutang (bra) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak
terlalu ketat.
(Vivian Nanny Lia Dewi, Tri Sunarsih, 2011).

KESIMPULAN DAN SARAN


F. Kesimpulan
Dari penyuluhan yang saya berikan kepada ibu nifas terkait teknik cara menyusui
yang baik dan benar ibu memahami dan mengerti bahwa ASI esklusif di berikan selama 6
bulan tanpa pendamping apapun, dan ibu juga mengerti terkait teknik pemberian ASI
bahwa pemberian ASI Bisa dilakukan kapan saja.
G. Saran
Ibu harus mengetahui dan memahami tentang ASI Eksklusif dan tekhnik cara menyusui
yang baik dan benar

C.    Evaluasi
1. Jelaskan cara menyusui yang baik dan benar?
2. Jelaskan posisi bagaimana cara menyusui bayi kemabar yang baik dan benar?
3. Sebutkan langkah-langkah menyusui yang baik damn benar?

D.     Hasil
1. Ibu bisa menjelaskan tekhnik cara menyusui yang baik dan benar.
2. Ibu bisa menjelaskan dan memperagakan bagaimananya caranya menyusui bayi
kembar dengan baik dan benar.
3. Ibu mampu menyebutkan langkah-langkah menyusui yang baik dan benar.
E. Lampiran Foto
3.Penyuluhan Persiapan Persalinan

Pokok bahasan : Persiapan Persalinan


Sub pokok bahasan : Tanda bahaya pada persalinan dan Tanda awal persalinan
Hari/Tanggal : selasa,24 november 2020
Waktu : 30 menit
Tempat : BPM Bu Eny Wihayati, S.ST
Sasaran : Ibu hamil trimester III

A. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan ibu hamil dapat mengerti tentang persiapan
persalinan, rencana ibu menghadapi persalinan, dan tanda-tanda persalinan

B.     Tujuan khusus


Setelah dilakukan penyuluhan, peserta dapat mengetahui tentang:
1. Ibu mengetahui tentang persiapan persalinan
2. Ibu mengetahui tentang rencana yang akan ibu hadapi saaat persalinan
3. Ibu mengatahui sedini mungkin tanda-tanda persalinan
4. Ibu mengetahui kapan harus pergi ke tenaga kesehatan

C.    Materi
1. Persiapan persalinan
2. Rencana ibu menghadapi persalinan
3. Tanda- tanda persalinan

D.    Metode
Ceramah dan Tanya jawab

E.     Media
1. Satuan Acara Pembelajaran (SAP)
F.     Kegiatan penyuluhan
No Tahap/waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran
1.     Pembukaan : a. Memberi salam pembuka           Menjawab salam
        3 menit b. Memperkenalkan diri           Memperhatikan
         c. Menjelaskan pokok bahasan dam          Memperhatika
tujuan penyuluhan

2.     Pelaksanaan : a. Menjelaskan persiapan persalinan           Memperhatikan


        20 menit b. Menjelaskan rencana ibu menghadapi
         persalinan
c. Menjelaskan tanda awal persalinan
3.     Evaluasi : Menanyakan kepada peserta tentang materi Menjawab pertanyaan
        5 menit yang telah diberikan.
        
4.     Terminasi : a. Mengucapkan terimakasih atas peran          Mendengarkan
        2 menit serta peserta
         b. Mengucapkan salam penutup           Menjawab salam

Materi Penyuluhan
“Persiapan Persalinan”

A.      Persiapan Persalinan


1. Persiapan Persalinan Secara Fisik/Biologis. Pada saat kehamilan memasuki
trimester akhir, perut ibu akan semakin membesar dan ibu akan merasakan
pergerakan bayi, kemudian ibu juga akan merasa semakin tidak bebas. Ibu juga
akan mengalami ganguan buang air kecil, kaki menjadi bengkak, otot panggul
dan otot jalan lahir akan mengalami penekanan yang diakibatkan oleh janin
yang semakin membesar.
2. Persiapan Psikologis Pada minggu-minggu terakhir menjelang persalinan, ibu
harus siap dengan perasaan yang tiba-tiba berubah, hal itu disebabkan karena
ibu sering merasa cemas dengan persalinan yang akan dihadapi. Siapkan mental
serta dukungan moral dari suami dan keluarga untuk menghadapi proses
persalinan, serta yakinkan diri bahwa proses persalinan adalah suatu proses
yang akan menyenangkan, sebab ibu akan segera bertemu dengan sang buah
hati. Hilangkan segala perasaan takut terhadap darah, rasa sakit, serta pikiran-
pikiran negatif. Pelajari terlebih dahulu mengenai proses persalinan, ibu bisa
melakukannya dengan konsultasi dengan dokter kandungan.
3. Persiapan Sosial. Persiapan sosial meliputi lingkungan sosial, persiapan kondisi
ekonomi, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya yang akan dibutuhkan oleh ibu dan
bayi.
4. Persiapan Tabungan. Melahirkan tentu saja membutuhkan biaya yang cukup
besar, untuk itu ibu dan suami disarankan untuk mempersiapkan tabungan untuk
persalinan nanti, agar saat menghadapi persalinan ibu dan suami bisa tenang
jika semua kebutuhan persalinan sudah terpenuhi.

B. MEMBUAT RENCANA PERSALINAN


A. tempat persalinan
B. memilih tenaga kesehatan terlatih
C. bagaimana cara menghubungi tenaga kesehatan terlatih tersebut
D. transportasi apa yang bisa digunakan untuk ke tempat persalinan tersebut
E. siapa yang akan menemani persalinan
F. berapa biaya yang dibutuhkan, dan bagaimana cara megumpulkannya
G. siapa yang kan menjaga keluarganya jika ibu melahirkan
 Membuat rencana keputusan jika terjadi kegawat daruratan pada saat pembuat
keputusan utama tidak ada, Siapa yang akan membuat keputusan jika si pembuat
keputusan utama tidak ada saat terjadi kegawat daruratan
 Mempersiapkan transportasi jika terjadi kegawat daruratan
a. Dimana ibu akan melahirkan
b. Bagaimana cara menjangkaunya
c. Kemana ibu mau dirujuk
d. Bagaimana cara mendapatkan dana
e. Bagaimana cara mencari donor darah
 Membuat rencana atau pola menabung, tabungan ibu bersalin
 Mempersiapkan barang-barang yang diperlukan untuk persalinan
a.Kain panjang 4 buah
b. Pembalut wanita
c.Handuk, waslap, alat mandi
d. Pakaian terbuka depan, gurita ibu, dan BH
e.Pakaian bayi, minyak telon, dll
C. TANDA-TANDA PERSALINAN
 Sakit pada panggul dan tulang belakang. bumil akan merasakan sakit berlebih
pada panggul dan bagian tulang belakang. Rasa sakit ini disebabkan oleh
pergeseran dan pergerakan janin yang mulai menekan tulang belakang.
 Keluar lendir kental bercampur darah. Mulai keluar cairan lendir kental sedikit
lengket. Lendir ini dapat bercampur darah bila leher rahim dalam proses membuka.
Sebaiknya Anda segera berangkat ke rumah sakit dengan membawa perlengkapan
menginap yang sudah disiapkan sebelumnya.
 Pecah ketuban. Muncul air ketuban dari vagina, bisa berupa rembesan basah di
celana atau mengucur deras sampai ke kaki Anda. Segeralah ke rumah sakit untuk
mendapatkan pertolongan secepatnya.
 Kontraksi rahim. Anda akan mengalami kontraksi rahim yang berturutan selama
5 menit dan tidak hilang dalam 1 jam. Bedakan dari kontraksi palsu yang biasanya
datang secara tiba-tiba dan langsung hilang.
 Rahim membuka. Persalinan ditandai dengan membukanya rahim, mulai bukaan
1 sampai 10. Fase bukaan ini secara medis diartikan berapa cm ukuran  pembukaan
pada mulut rahim. Bukaan ke-1, artinya mulut rahim telah membuka 1 cm,
sedangkan bukaan sempurna ditandai dengan membukanya mulut rahim selebar 10
cm sehingga dapat dilewati oleh kepala bayi.

KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN
Dari penyuluhan yang saya berikan kepada ibu hamil terkait persiapan
dan tanda-tanda menjelang persalinan ibu hamil mengerti apa saja yang
perlu dipersiapkan menjelang persalinan dan juga mengerti tanda-tanda
persalinan.
B. SARAN
1. Ibu harus mengetahui dan memahami mengenai persiapan sebelum
melahirkan
2. Ibu harus mengetahui bagaimana tanda awal persalinan
3. Tenaga kesehatan harus dapat memberikan pengetahuan dan
penjelasan yang mendalam kepada ibu mengenai persiapan dan tanda
awal persalinan.
D. EVALUASI
1. Jelaskan mengenai persiapan persalinan?
2. Sebutkan rencana ibu menghadapi persalinan?
3. Jelaskan tanda awal persalinan?

E. HASIL
1. Ibu mampu untuk menceritakan tentang persiapan persalinan
2. Ibu mampu menyebutkan rencana menghadapi persalinan
3. Ibu mengerti tentang tanda- tanda persalinan

D. LAMPIRAN FOTO
\

5. Kebutuhan Cairan Untuk Ibu Hanil

PENDAHULUAN
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara
fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total berat
badan tubuh. Sementara itu, sisanya merupakan bagian padat dari tubuh. Keseimbangan
cairan melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah
larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Cairan masuk ke dalam
tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh
bagian tubuh. Keseimbangan cairan berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh
total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.
SAP
(Satuan Acara Penyuluhan)

Masalah : Kurangnya pengetahuan tentang kebutuhan cairan ibu hamil


Pokok bahasan : Kebutuhan cairan untuk ibu hamil
Hari/Tanggal :
Waktu : 25 menit
Tempat : Eny wahyuni SST,M.Kes
Sasaran :

A.    Tujuan umum


Setelah diberikan penyuluhan, peserta dapat memahami dan mengaplikasikan materi
dalam kehidupan sehari-hari.

B.     Tujuan khusus


Setelah diberikan penyuluhan, peserta dapat mengetahui tentang:
1.      Peserta mengetahui pengertian cairan
2.      Peserta memahami prinsip kebutuhan cairan pada ibu hamil
3.      Peserta mengerti fungsi cairan  
4.      Peserta mengetahui kebutuhan air pada wanita hamil
5.      Peserta memahami kebahayaan dari kekurangan cairan.
6. Peserta mengetahui Sumber cairan bagi ibu hamil

C.    Materi
1.      Pengertian cairan
2.      prinsip kebutuhan cairan pada ibu hamil
3.      Fungsi cairan 
4.      kebutuhan air pada wanita hamil
5.      kebahayaan dari kekurangan cairan
6. Sumber cairan bagi ibu hamil
D.    Metode
Ceramah dan Tanya jawab

E.     Media
1.      Satuan Acara Pembelajaran (SAP)

F.     Kegiatan penyuluhan


No Tahap/waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran
1.                    Pembukaan :        Memberi salam pembuka         Menjawab salam
3 menit         Memperkenalkan diri         Memperhatikan
        Menjelaskan pokok        Memperhatikan
bahasan dam tujuan
penyuluhan        

       Membagi SAP Memperhatikan


2.                    Pelaksanaan : 1.      Menjelaskan Pengertian        Memperhatikan
15 menit cairan.
2.      Menjelaskan prinsip         Memperhatikan
kebutuhan cairan pada
ibu hamil.
3.      Menjelaskan fungsi         Memperhatikan
cairan.
4.      Menjelaskan kebutuhan         Memperhatikan
air pada wanita hamil.
5.      Menjelaskan kebahayaan         Memperhatikan
dari kekurangan cairan.
Menjelaskan sumber Memperhatikan
cairan bagi ibu hamil.        

3.                    Evaluasi : Menanyakan kepada Menjawab


5 menit peserta tentang materi pertanyaan
yang telah diberikan.
4.                    Terminasi :         Mengucapkan         Mendengarkan
2 menit terimakasih atas peran
serta dan peserta
Mengucapkan
        salam        Menjawab salam
penutup
G.    Evaluasi
1.      Jelaskan prinsip kebutuhan cairan pada ibu hamil?
2.      Jelaskan kebutuhan air pada wanita hamil?
3.      Jelaskan Sumber cairan bagi ibu hamil?

H.    Hasil
1.     Peserta mampu menjelaskan prinsip kebutuhan cairan pada ibu hamil.
2.     Peserta mampu menjelaskan kebutuhan air pada wanita hamil
3.     Peserta mampu menjelaskan sumber cairan bagi ibu hamil
Materi Penyuluhan
“Kebutuhan Cairan Ibu Hamil”

A.  Pengertian Cairan
       Cairan adalah komponen tubuh yang berperan dalam memelihara fungsi tubuh dan
proses hemoestatis. Tubuh kita terdiri atas 60 % air yang tersebar didalam sel maupun di
luar sel. Namun demikian besarnya kandungan ait tergantung dari usia, jenis kemalin, dan
kandungan lemak.
B.     Prinsip Kebutuhan Cairan Pada Ibu Hamil
a.       Jumlah masukan cairan yang direkomendasikan dalam sehari adalah sekitar 6-8 gelas
(1500-2000 ml).
b.      Pada wanita hamil kebutuhan air akan meningkat sampai 10-12 gelas per hari. atau 
paling tidak minum setiap 15 menit sekali.
c.       Cairan diperlukan untuk meningkatkan volume darah dan air ketubah.
d.      Jika mual-mual dan muntah di trimester pertama tidak diimbangi dengan usaha
memasukkan kembali makanan dan minuman, maka terjadi dehidrasi.
C. Fungsi Cairan
a.     Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperatur tubuh
b.     Transpor nutrisi
c.     Transpor hasil sisa metabolik
d.     Transpor hormon
e.     Transpor antar-organ
f.      Mempertahankan tekanan hidrostatik dalam sistem kardiovaskuler
D. Berapa kebutuhan air pada wanita hamil
Kebutuhan air tidak sama pada semua orang, tergantung aktivitas, suhu
lingkungan, dan penyakit yang menyertai. Namun secara umum, disarankan;
a. ibu hamil 8-10 gelas per hari
b. ibu menyusui 13 gelas per hari
c. perhatikan juga jenis makanan, karena makanan diharapkan memenuhi 20%
kecukupan air
d. minum air putih merupakan sumber terbaik kebutuhan cairan tubuh
E. Bahaya dari kekurangan cairan pada Ibu hamil
Kalau tubuh ibu hamil kekurangan cairan, ia akan mengalami pengenceran darah
(hemodilusi), yang membuat sirkulasi darah serta suplai oksigen ke plasenta dan janin
terganggu. Selain itu, dehidrasi yang menyebabkan diare, demam atau penguapan tubuh
yang berlebihan, juga membuat mekanisme pertahanan tubuh jadi terganggu.
F. Sumber cairan bagi ibu hamil
Selain air ada juga beberapa sumber cairan bagi ibu hamil, diantaranya:
1. Jus buah
Jus buah adalah sumber vitamin dan mineral yang sangat bagus untuk bayi.
Namun, jus buah juga mengandung kadar gula dan asam yang tinggi. Ibu hamil
sebaiknya tidak terlalu banyak meminum jus buah dan sebaiknya membuat jadwal
untuk mengonsumsinya.
2. Susu
Selain dapat menambah asupan cairan, susu mengandung kalsium, yodium, dan
vitamin B5, yang semuanya penting bagi kesehatan ibu hamil dan bayinya.
3. Smoothie
Smoothie berbahan dasar susu memiliki semua manfaat susu dan buah dalam satu
gelas. Selain itu, smoothie yang berbahan dasar sayuran juga bagus untuk
memperbanyak asupan vitamin dan mineral, sekaligus mengandung lebih sedikit
gula dan kalori.
4. Air beraroma
Bagi ibu hamil yang kerap menderita mual di pagi hari serta tidak suka dengan
rasa air tawar, bisa menambahkan irisan lemon, jeruk nipis, mentimun, melon, atau
beberapa lembar daun mint ke dalam minuman agar ada aroma yang menyegarkan.
5. Minuman jahe
Minuman jahe bisa membantu mengatasi mual di pagi hari, berdasarkan
pengalaman banyak ibu hamil. Mengonsumsi minuman jahe saat merasa mual bisa
menjadi alternatif sumber cairan.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Cairan adalah komponen tubuh yang berperan dalam memelihara fungsi tubuh dan
proses hemoestatis. Fungsi cairan pada tubuh adalah untuk mempertahankan panas tubuh
dan pengaturan temperatur tubuh, transpor nutrisi, transpor hasil sisa metabolik, transpor
hormon, transpor antar-organ dan mempertahankan tekanan hidrostatik dalam sistem
kardiovaskuler. Pada wanita hamil kebutuhan air akan meningkat sampai 10-12 gelas per
hari atau  paling tidak minum setiap 15 menit sekali. Kalau tubuh ibu hamil kekurangan
cairan, ia akan mengalami pengenceran darah (hemodilusi), yang membuat sirkulasi darah
serta suplai oksigen ke plasenta dan janin terganggu. Selain itu, dehidrasi yang disebabkan
diare, demam atau penguapan tubuh yang berlebihan, juga membuat mekanisme
pertahanan tubuh jadi terganggu.

B. Saran
Setelah mengetahui kebutuhan cairan untuk ibu hamil, maka setiap ibu hamil
disarankan untuk memenuhi kebutuhan cairannya agar tidak kekurangan cairan.

C. LAMPIRAN FOTO
6. Nutrisi Pada Ibu Hamil

A. Pokok Bahasan : Nutrisi pada ibu hamil

B. Sub Pokok Bahasan :


1. Pengertian
2. Manfaat
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
4. Jenis nutrisi yang dibutuhkan

C. Sasaran : Ny. X

D. Waktu : ± 50 menit

E. Tempat : BPM

F. Hari / Tanggal : Senin 23 nov 2020

G. Tujuan Penyuluhan :
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan, Ny. Ica diharapkan dapat mengetahui dan
memahami tentang pentingnya nutrisi bagi ibu hamil.

2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)


Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 1 x 50 menit, diharapkan Ny. Ica
yang mengikuti jalannya penyuluhan mampu :
a. Memahami pengertian nutrisi pada ibu hamil dengan baik
b. Menyebutkan manfaat nutrisi pada ibu hamil dengan benar
c. Menyebutkan nutrisi apa saja yang di butuhkan ibu hamil dengan benar
d. Menyebutkan faktor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada ibu
hamil dengan benar

H. Kegiatan :
Langkah-
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran
Langkah
1. Pendahuluan 10 a. Memberi salam a. Menjawab
menit b. Memperkenalkan salam
diri b. Memperhatika
c. Kontrak waktu n
d. Menjelaskan c. Menyampaika
maksud dan tujuan n pendapat dan
e. Melakukan mengajukan
apersepi dan pertanyaan
integrasi pada
kehidupan sehari-
hari
f. Menjelaskan
proses jalannya
acara penyuluhan
2. Penyajian 20 Menjelaskan materi Memperhatikan
menit penyuluhan pada dan mendengarkan
sasaran yang meliputi: dengan seksama
a. Pengertian nutrisi
pada ibu hamil
b. Manfaat nutrisi
pada ibu hamil
c. Jenis nutrisi yang
dibutuhkan bagi
ibu hamil
d. Faktor-faktor yang
mempengaruhi
nutrisi pada ibu
hamil
3. Evaluasi 15 a. Memberi Berpartisipasi
menit kesempatan aktif (bertanya,
sasaran untuk menjawab,
bertanya menyampaikan
b. Melakukan sesi pendapat)
tanya jawab
c. Menanyakan
kembali materi
yang telah
disampaikan
d. Menyampaikan
rencana tindak
lanjut :
1) Menganjurkan
sasaran agar
selama
kehamilannya
untuk
meningkatkan
dan
mempertahank
an asupan
nutrisi yang
telah
disampaikan
di acara
penyuluhan
2) Menganjurkan
sasaran untuk
mengabaikan
pantangan dan
mitos tentang
makanan pada
ibu hamil
4. Penutup 5 menit a. Meminta dan a. Memberi
memberi pesan pesan dan
serta kesan kepada kesan
sasaran tentang mengenai
acara penyuluhan acara
b. Salam dan penyuluhan
berpamitan b. Menjawab
salam

I. Metode : Ceramah dan tanya jawab

J. Media : Laptop, LCD proyektor, leaflet.

K. Materi : Terlampir

L. Evaluasi
Pertanyaan :
1. Apa saja manfaat nutrisi pada ibu hamil?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nutrisi pada ibu hamil?
3. Nutrisi apa sajakah yang dibutuhkan bagi ibu hamil?

Lampiran Materi
Nutrisi pada Ibu Hamil

A. Pengertian
Gizi pada saat kehamilan adalah zat makanan atau menu yang takaran semua zat
gizinya dibutuhkan oleh ibu hamil setiap hari dan mengandung zat gizi seimbang
dengan jumlah sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan (Mitayani, 2010). Kondisi
kesehatan ibu sebelum dan sesudah hamil sangat menentukan kesehatan ibu hamil,
sehingga demi suksesnya kehamilan, keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus
dalam keadaan baik, dan selama hamil harus mendapat tambahan energi, protein,
vitamin, dan mineral (Kusmiyati, 2009).

B. Manfaat
Sophia (2009) menyatakan, kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak daripada
kebutuhan untuk wanita yang tidak hamil, kegunaan makanan tersebut adalah :
1. Untuk pertumbuhan janin dalam kandungan
2. Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan ibu sendiri
3. Agar luka-luka akibat persalinan cepat sembuh dalam masa nifas
4. Sebagai cadangan untuk masa laktasi

C. Jenis Nutrisi yang Dibutuhkan


1. Energi
Seorang wanita selama kehamilan memiliki kebutuhan energi yang
meningkat. Energi ini digunakan untuk pertumbuhan janin, pembentukan plasenta,
pembuluh darah, dan jaringan yang baru (Almatsier, 2009). Selain itu, tambahan
kalori dibutuhkan sebagai cadangan lemak serta untuk proses metabolisme
jaringan baru (Mitayani, 2010).
Ibu hamil memerlukan sekitar 80.000 tambahan kalori pada kehamilan.
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan penambahan sebesar
300 kkal/hari untuk ibu hamil trimester ketiga. Dengan demikian dalam satu hari
asupan energi ibu hamil trimester ketiga dapat mencapai 2300 kkal/hari.
Kebutuhan energi yang tinggi paling banyak diperoleh dari bahan makanan sumber
lemak, seperti lemak dan minyak, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Setelah itu
bahan makanan sumber karbohidrat seperti padi-padian, umbi-umbian, dan gula
murni (Almatsier, 2009).

2. Protein
Pada saat hamil terjadi peningkatan kebutuhan protein yang disebabkan oleh
peningkatan volume darah dan pertumbuhan jaringan baru (Aritonang, 2010).
Jumlah protein yang harus tersedia sampai akhir kehamilan adalah sebanyak 925
gr yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin. Widyakarya Pangan
dan Gizi VIII 2004 menganjurkan penambahan sebanyak 17 gram untuk
kehamilan pada trimester ketiga atau sekitar 1,3 g/kg/hr. Dengan demikian, dalam
satu hari asupan protein dapat mencapai 67-100 gr. Bahan makanan hewani
merupakan sumber protein yang baik dalam hal jumlah maupun mutu, seperti telur,
susu, daging, unggas, dan kerang. Selain sumber hewani, ada juga yang berasal
dari nabati seperti tempe, tahu, serta kacang-kacangan (Almatsier, 2009).

3. Vitamin dan Mineral


Bagi pertumbuhan janin yang baik dibutuhkan berbagai vitamin dan mineral
seperti vitamin C, asam folat, zat besi, kalsium, dan zink. Angka kecukupan gizi
yang dianjurkan oleh Widyakarya Pangan dan Gizi 2004 untuk tambahan gizi ibu
hamil pada trimester ketiga adalah vitamin A +300 RE, vitamin C +10 mg, tiamin
+0,3 mg, riboflavin +0,3 mg, niasin +4 mg, asam folat +200 µg, vitamin B12 +0,2
µg, kalsium +150 mg, magnesium +40 mg, zat besi +13 mg, zink +10,2 mg,serta
iodium +50 µg.
a. Zat Besi
Selama hamil, zat besi banyak dibutuhkan untuk mensuplai pertumbuhan
janin dan plasenta serta meningkatkan jumlah sel darah merah ibu. Zat besi
merupakan senyawa yang digunakan untuk memproduksi hemoglobin
(Aritonang, 2010). Arisman (2004) menyatakan total besi yang diperlukan
selama hamil adalah 1040 mg. Dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh
ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak 300 mg ditransfer ke
janin dengan rincian 50-75 mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk
menambah jumlah sel darah merah, dan 200 mg lenyap ketika melahirkan.
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan penambahan
sebanyak 13 mg untuk kehamilan pada trimester ketiga. Dengan demikian,
angka kecukupan gizi yang dianjurkan bagi ibu hamil trimester ketiga adalah
39 mg/hari.
Menurut Aritonang (2010), ada dua bentuk besi yang terdapat dalam
pangan, yaitu besi heme yang terdapat dalam produk-produk hewani dan besi
nonheme yang terdapat dalam produk-produk nabati. Makanan dari produk
hewani seperti hati, ikan dan daging yang harganya relatif mahal dan belum
sepenuhnya terjangkau oleh kebanyakan masyarakat Indonesia. Selain sumber
hewani, ada juga makanan nabati yang kaya akan zat besi seperti singkong,
kangkung, dan sayuran berwarna hijau lainnya. Namun, zat besi dalam
makanan tersebut lebih sulit penyerapannya. Dibutuhkan porsi besar sumber
nabati untuk mencukupi kebutuhan besi sehari (Almatsier, 2009).
Menurut Aritonang (2010), makanan-makanan yang dapat meningkatkan
absorpsi besi selama hamil diantaranya sebagai berikut :
1) Konsumsi makanan yang dapat meningkatkan absorpsi besi, yaitu daging,
sayur, dan buah yang kaya vitamin C.
2) Menghindari penghambat (inhibitor) absorpsi besi seperti teh dan kopi.
Kebutuhan akan zat besi yang besar terutama pada kehamilan yang menginjak
usia trimester ketiga tidak akan mungkin tercukupi hanya melalui diet. Oleh
karena itu, suplementasi zat besi sangat penting sekali, bahkan kepada ibu
hamil status gizinya sudah baik.
b. Asam Folat
Asam folat berperan dalam berbagai proses metabolik seperti metabolisme
beberapa asam amino, sintesis purin, dan timidilat sebagai senyawa penting
dalam sintesis asam nukleat (Aritonang, 2010). Selain itu Almatsier (2009)
menyebutkan bahwa asam folat juga dibutuhkan untuk pembentukan sel darah
merah dan sel darah putih dalam sum-sum tulang belakang dan untuk
pendewasaannya. Sekitar 24-60% wanita baik di negara berkembang maupun
yang telah maju mengalami kekurangan asam folat karena kandungan asam
folat di dalam makanan mereka sehari-hari tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan mereka disaat hamil.
Kekurangan asam folat berkaitan dengan tingginya insiden komplikasi
kehamilan seperti aborsi spontan, toxemia, prematur, pendeknya usia
kehamilan dan hemorrhage (pendarahan), (Aritonang, 2010). Widyakarya
Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan penambahan sebanyak 200 µg untuk ibu
hamil, yang dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi suplemen. Suplementasi
sebaiknya diberikan sekitar 28 hari setelah ovulasi atau pada 28 hari pertama
kehamilan. Besarnya suplementasi adalah 280, 660, dan 470 µg per hari,
masing-masing pada trimester I, II, dan III (Arisman, 2004). Jenis makanan
yang banyak mengandung asam folat antara lain ragi, hati, brokoli, sayuran
hijau, kacangkacangan, ikan, daging, jeruk, dan telur.
c. Kalsium
Ibu hamil dan bayi membutuhkan kalsium untuk menunjang perrtumbuhan
tulang dan gigi serta persendian janin. Selain itu kalsium juga digunakan untuk
membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi. Jika kebutuhan
kalsium tidak tercukupi dari makanan, kalsium yang dibutuhkan bayi akan
diambil dari tulang ibu yang mengakibatkan tulang ibu menjadi keropos atau
osteoporosis (Sophia, 2009).
Widya Karya Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan penambahan sebesar
150 mg kalsium untuk ibu hamil trimester ketiga. Dengan demikian kebutuhan
kalsium yang harus dipenuhi oleh ibu hamil adalah 950 mg/hari. Makanan
yang menjadi sumber kalsium diantaranya ikan teri, udang, sayuran hijau, dan
berbagai produk olahan susu seperti keju dan yoghurt. Kekurangan kalsium
selama hamil akan menyebabkan tekanan darah ibu menjadi meningkat.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Masalah gizi pada masyarakat Indonesia sangat berkaitan erat dengan pangan, karena
gizi seseorang sangat terpengaruh pada kondisi pangan yang dikonsumsinya. Masalah
pangan antara lain menyangkut ketersediaan pangan dan kerawanan konsumsi pangan
yang disebabkan kemiskinan, rendahnya pendidikan, dan adat kepercayaan yang
terkait dengan tabu makanan (Baliwati dkk, 2004).
1. Tabu Makanan (Pantangan)
Pantangan atau tabu adalah suatu larangan untuk mengkonsumsi jenis
makanan tertentu karena terdapat ancaman bahaya terhadap barang siapa yang
melanggarnya (Sediaoetama, 1999). Beberapa alasan tabu diantaranya khawatir
terjadi keracunan, tidak biasa, takut mandul, kebiasaan yang bersifat pribadi,
khawatir menimbulkan penyakit, larangan agama, pembatasan makanan hewani
karena disucikan oleh adat/budaya. Penelitian yang dilakukan oleh Hartati Bahar
pada tahun 2010, menyimpulkan bahwa kepercayaan berpantang makanan tertentu
memiliki kontribusi terhadap kejadian anemia pada ibu hamil.
Diantara makanan yang menjadi pantangan adalah makanan yang kaya
akan zat besi baik golongan hewani, nabati, dan gabungan dari keduanya.
Golongan makanan hewani seperti cumi-cumi, udang, kepiting, gurita, telor bebek,
dan beberapa jenis ikan. Golongan nabati meliputi daun kelor, rebung, tebu, nenas,
durian, terong, serta beberapa jenis buah-buahan. Di beberapa negara berkembang
umumnya masih ditemukan larangan, pantangan atau tabu tertentu bagi makanan
ibu hamil, tidak terkecuali di Indonesia. Walaupun demikian, harus diakui bahwa
tidak semua tabu itu berakibat negatif terhadap kondisi gizi dan kesehatan. Tabu
yang tidak jelas pengaruhnya bagi kesehatan dibiarkan saja, sambil terus dipelajari
pengaruhnya untuk jangka panjang (Sediaoetama, 1999).

2. Rendahnya Penghasilan dan Pendidikan


Pendidikan kurang merupakan salah satu faktor yang mendasari penyebab
gizi kurang. Pendidikan yang rendah akan menyebabkan seseorang kesulitan
dalam mendapatkan pekerjaan yang layak. Hal ini akan menyebabkan rendahnya
penghasilan seseorang yang akan berakibat pula terhadap rendahnya seseorang
dalam menyiapkan makanan baik secara kualitas maupun kuantitasnya (Supariasa,
dkk, 2002). Studi tentang perilaku makan telah dilakukan oleh Jerome yang dikutip
oleh Soeharjo, menemukan bahwa jumlah uang belanja untuk makan erat
kaitannya dengan serentetan karakteristik masyarakat daripada dengan pendapatan
keluarga. Analisis Jerome menyimpulkan bahwa pendapatan bukan sebagai faktor
penentu dalam perilaku konsumen, tetapi faktor-faktor gabungan antara
pendapatan dan gaya hidup dapat memberikan andil bagi perilaku kelompok yang
kebudayaannya cenderung berubah (Suharjo, 2003).

E. LAMPIRAN FOTO
DAFTAR PUSTAKA

https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-14122 LAMPIRAN SATUAN


ACARA PENYULUHAN.Image.Marked.pdf,

Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet. Jakarta: Gramedia Pstaka Utama

Aritonang, E. 2010. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil. Bogor : IPB Press

Kusmiyati, Yuni, et all. 2009. Perawatan Ibu Hamil asuhan Ibu Hamil. Yogyakarta:


Fitramaya

Mitayani, dan Sartika, W. 2010. Buku Saku Ilmu Gizi. Trans Info Media: Jakarta.

Sophia, E. 2009. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil. Diakses pada tanggal 23 Oktober 2017 pukul
04:36 WIB. From: http://www.medicastore.com/artikel/kebutuhan_gizi_ibu_hamil
USU. Chapter II. Diunduh pada tanggal 23 Oktober 2017 pukul 03:30 WIB From:
http://www.Repository.USU.ac.id
https://doi.org/10.33143/jhtm.v3i1.260

Anda mungkin juga menyukai