Anda di halaman 1dari 2

Apendektomi

Oleh: Mushab (202011101033)

Apendisitis adalah peradangan pada apendiks, sebuah organ berbentuk tabung,


panjangnya kira-kira 10 cm (kisaran 3-15 cm), dan berpangkal di sekum. Paling sering
infeksi ini disebabkan oleh bakteri. Gejala klasik apendisitis ialah nyeri samar-samar dan
tumpul yang merupakan nyeri viseral di daerah epigastrium di sekitar umbilikus. Keluhan ini
sering disertai mual dan kadang ada muntah. Umumnya, nafsu makan menurun. Dalam
beberapa jam, nyeri akan berpindah ke kanan bawah ke titik McBurney. Bila diagnosis klinis
sudah jelas, tindakan paling tepat dan merupakan satu-satunya pilihan yang baik adalah
apendektomi. Apendektomi merupakan prosedur operasi untuk mengambil apendiks. Ada
dua metode apendektomi yakni apendektomki terbuka dan laparoskopi.
Komplikasi yang paling sering terjadi pada apendisitis adalah perforasi. baik berupa
perforasi bebas maupun perforasi pada apendiks yang telab mengalami pendindingan
sehingga berupa massa yang terdiri atas kumpulan apendiks, sekum, dan lekuk usus halus.
Massa Periapendikuler
Massa apendiks terjadi bila apendisitis gangrenosa atau mikroperforasi ditutupi atau
dibungkus oleh omentum dan/atau lekuk usus halus. Pada massa periapendikuler yang
pembentukan dindingnya belum sempurna, dapat terjadi penyebaran pus ke seluruh rongga
peritoneum jika perforasi diikuti oleh peritonitis purulenta generalisata. Oleh sebab itu, massa
periapendikuler yang masih bebas (mobile) sebaiknya segera dioperasi untuk mencegah
penyulit tersebut.
Apendisitis Perforata
Adanya fekalit di dalam lumen, usia (orang rua atau anak kecil), dan keterlambatan
diagnosis, merupakan faktor yang berperanan dalam terjadinya perforasi apendiks. Perforasi
apendiks akan mengakibatkan peritonitis purulenta yang ditandai dengan demam tinggi, nyeri
makin hebat yang meliputi seluruh perut, dan perut menjadi tegang dan kembung.
Komplikasi setelah apendektomi
Early complication (<1 minggu)
- Infeksi pada luka operasi, merupakan komplikasi tersering pada apendektomi dengan
apendiks perforasi.
- Abses intra abdomen sering terjadi pada perforasi apendiks dan paling sering
enyebabkan kematian setelah apendektomi.
- Postoperative ileus
- haematoma
- Postoperative bleeding, hal ini dapat terjadi injury pada pembuluh darah abdomen dan
organ lainnya atau hemostasis yang kurang baik pada saat operasi.
- Kebocoran luka operasi
Late complication (>1 minggu)
- adhesional obstruction
- faecal fistula
- incisional hernias
- Urinary tract disorders (retention and infection)-25% of all complications and is
slightly more common in perforated appendicitis.
- Komlikasi lainnya seperti: pseudomembranous enterocolitis, pulmonary embolus,
acute renal failure, myocardial infarction, DVT, and common iliac artery laceration
secondary to laparoscopic trocar insertion
Perawatan Pasca Apendektomi
Pasca bedah penderita dirawat di ruangan 3-4 hari untuk diobservasi.observasi
dilakukan untuk mencegah komplikasi yang bisa terjadi pasca operasi. Observasi yang
dilakukan adalah demam, nyeri pasca operasi, dan gangguan motilitas usus. Setelah pasase
usus sudah membaik penderita bisa mulai diet per oral.

Reference
1. Chandrasekaran TV and Johnson N. Acute appendicitis. Surgery. 2014. 32 (8): 413-
417.
2. Hale DA, Molloy M, Pearl RH. F.A.C.S., David C. Schutt, M.D., and David P.
Jaques. Appendectomy: A Contemporary Appraisal. Annals Of Surgery. Vol. 225,
No. 3, 252-261.
3. De jong. 2017. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi III vol. 4. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai