DEPARTEMEN
KEGAWATDARURATAN
OLEH :
VINDA PURNAMAWATI
202020461011069
2021
1
LEMBAR PENGESAHAN
DEPARTEMEN
KEGAWATDARURATAN (KGD 1)
KELOMPOK 1
NIM: 202020461011069
Mahasiswa, Pembimbing,
Pembimbing CI Lahan
Ruang ICU
(_______________________________________)
2
DAFTAR ISI
BAB I. .................................................................................................................................................. 4
LAPORAN PENDAHULUAN ................................................................................................................. 4
A. Definisi CVA (Cerebrovascullar Accident) .................................................................................... 4
B. Klasifikasi CVA : .......................................................................................................................... 4
C. Etiologi : ....................................................................................................................................... 5
D. Manifestasi Klinis ......................................................................................................................... 6
E. Faktor Resiko (Hinkle & Cheever, 2018) : .................................................................................... 8
F. Patofisiologi CVA :........................................................................................................................ 9
G. Penatalaksanaan Keperawatan : ............................................................................................... 10
H. Pemeriksaan Penunjang ............................................................................................................ 11
Referensi........................................................................................................................................... 12
3
BAB I.
LAPORAN PENDAHULUAN
yang terjadi ketika suplai darah ke otak terganggu yang menyebabkan kecacattan serius
dalam jangka panjang (Hinkle & Cheever, 2018). Ditandai dengan cedera fokal akut pada
sIstem saraf pusat oleh penyebab vascular, infark, perdarahan intracerebral (ICH),
subarachnoid hemorrhage (SAH) dan merupakan penyebab utama kematian dan kecatatan
di seuluh dunia (Sacco et al., 2013). Menurut Hickey (2014), Stroke dibagi menjadi dua
kategori utama yaitu iskemik yang terjadi karena oklusi vascular dan hipoperfusi yang
signifikan, dan hemoragik dimana ekravasasi (kebocoran) darah ke dalam otak atau ruang
B. Klasifikasi CVA :
➢ Stroke Iskemik
Hilangnya fungsi secara tiba-tiba akibat gangguan suplai darah ke bagian otak,
dibantu dengan terapi trombolitik yang digunakan untuk pengobatan stroke iskemik
akut dimulai tahun 1996 menghasilkan gejala stroke yang lebih sedikit dan
memimalisir kehilangan fungsi (Hinkle & Cheever, 2018). Stroke iskemik dibagi
4
2. Stroke trombotik arteri kecil mempengaruhi satu atau lebih pembuluh darah dan
merupakan jenis stroke iskemik yang umum. Stroke ini juga disebut stroke
lacunar karena adanya rongga yang terbentuk setelah terjadi kematian jaringan
otak yang mengalami infark (sumbatan aliran darah dari arteri kecil jauh dalam
otak).
terjadi fibrilasi atrium atau gangguan irama jantung ditandai dengan denyut
jantung tidak beraturan dan cepat. Stroke ini juga dapat dikaitkan dengan
penyakit katup jantung dan thrombus di ventrikel kiri, dimana emboli berasal
dari jantung dan bersirkulasi ke pembuluh darah otak (paling sering pada arteri
antikoagulan.
vertebralis.
➢ Stroke hemaoragik
C. Etiologi :
- Stroke hemaoragik
Adapun penyebab perdarahan pada orang dewasa yang lebih tua adalah cerebral
5
transfer protein oada beta-amyloid di pembuluh darah ini rapuh dan mudah
Pada pasien yang terkena jenis stroke ini biasanya mengalami deficit yang lebih
parah dan fase pemulihan yang lebih lama dibandingkan dengan mereka yang
- Stroke iskemik
Disebabkan oleh adanya gangguan suplai darah ke bagian otak karena arteri
D. Manifestasi Klinis
- Banyak fungsi motorik, sensorik, saraf kranial, kognitif, dan fungsi lain yang sama
yang terganggu setelah stroke iskemik juga berubah setelah stroke hemoragik
- Pada pasien dengan aneurisma intracranial mungkin ada nyeri dan kekakuan pada
bagian belakang leher (kekakuan nuchal) dan tulang belakang karena iritasi
perdarahan hebat terjadi, mengakibatkan kerusakan otak, diikuti dengan cepat oleh
Stroke iskemik :
6
Pada tahap awal stroke, gambaran klinis awal mungkin berupa paralisis flaksid
dan hilangnya atau penurunan refleks tendon dalam. Ketika refleks dalam ini muncul
spastisitas (peningkatan tonus otot yang tidak normal) pada ekstremitas di sisi yang
terkena (Hinkle & Cheever, 2018). Dapat menyebabkan berbagai macam defisit
neurologis, tergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah yang tersumbat), ukuran area
perfusi yang tidak memadai, dan jumlah aliran darah kolateral (sekunder atau aksesori).
Tanda dan gejala klinis yang sering muncul (Hinkle & Cheever, 2018) :
- Mati rasa atau kelemahan pada wajah, lengan, atau tungkai, terutama pada satu sisi
tubuh
- Kesulitan berbicara atau memahami kata- kata (Hinkle & Cheever, 2018):
mengekspresikan diri),
- Gangguan visual
- Fungsi motorik, sensorik, saraf kranial, kognitif, dan fungsi lainnya dapat terganggu.
7
E. Faktor Resiko (Hinkle & Cheever, 2018) :
- Fibrilasi atrium
- Dislipidemia
- Hiperkoagulasi
- Hipertensi
- Migrain
- Kegemukan
- Apnea tidur
- Merokok
8
F. Patofisiologi CVA :
9
G. Penatalaksanaan Keperawatan :
Assessment :
Selama fase akut, lembar aliran neurologis dipertahankan untuk memberikan data
rangsangan; orientasi ke waktu, tempat, dan orang Ada atau tidak adanya
gerakan sukarela atau tidak disengaja pada ekstremitas, kekuatan dan kekuatan
- Membuka mata, perbandingan ukuran pupil dan reaksi pupil terhadap cahaya,
dan posisi mata. Warna wajah dan ekstremitas; suhu dan kelembaban kulit.
Kualitas dan kecepatan denyut nadi dan pernapasan; nilai gas darah arteri, suhu
- Kemampuan berbicara
jam
- Adanya perdarahan
Setelah fase akut, perawat menilai status mental (memori, rentang perhatian, persepsi,
penurunan kesadaran akan nyeri dan suhu), kontrol motorik (ekstremitas atas dan
10
Diagnosa Keperawatan menurut SDKI :
- Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif berhubungan dengan infark jaringan ke otak
H. Pemeriksaan Penunjang :
- Setiap pasien dengan dugaan stroke harus menjalani CT scan atau MRI scan
untuk menentukan jenis stroke, ukuran dan lokasi hematoma, dan ada atau
untuk menunjukkan lokasi dan ukuran lesi dan memberikan informasi tentang
arteri, vena, pembuluh yang berdampingan, dan cabang vaskular yang terkena.
- Pungsi lumbal dapat dilakukan jika tidak ada bukti peningkatan TIK, hasil CT
dengan adanya peningkatan TIK dapat menyebabkan herniasi batang otak atau
perdarahan ulang.
11
Referensi
Halvorsen, K., Eide, H. K., Sortland, K., & Almendingen, K. (2016). Documentation and
communication of nutritional care for elderly hospitalized patients: Perspectives of
nurses and undergraduate nurses in hospitals and nursing homes. BMC Nursing, 15(1), 1–
10. https://doi.org/10.1186/s12912-016-0193-z
Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2018). Medical-Surgical Nursing (14th ed.). Julie K. Stegman.
Sacco, R. L., Kasner, S. E., Broderick, J. P., Caplan, L. R., Connors, J. J., Culebras, A., Elkind, M. S.
V., George, M. G., Hamdan, A. D., Higashida, R. T., Hoh, B. L., Janis, L. S., Kase, C. S.,
Kleindorfer, D. O., Lee, J. M., Moseley, M. E., Peterson, E. D., Turan, T. N., Valderrama, A. L.,
& Vinters, H. V. (2013). An updated definition of stroke for the 21st century: A statement
for healthcare professionals from the American heart association/American stroke
association. Stroke, 44(7), 2064–2089. https://doi.org/10.1161/STR.0b013e318296aeca
12