Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN

DENGAN CEREBROVASCULAR ACCIDENT (CVA)

DI RUANG ICU RSUD KANJURUHAN KABUPATEN MALANG

DEPARTEMEN
KEGAWATDARURATAN

OLEH :

VINDA PURNAMAWATI

202020461011069

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2021

1
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN CEREBROVASCULAR ACCIDENT (CVA)

DI RUANG ICU RSUD KANJURUHAN KABUPATEN MALANG

DEPARTEMEN

KEGAWATDARURATAN (KGD 1)

KELOMPOK 1

NAMA: VINDA PURNAMAWATI

NIM: 202020461011069

TGL PRAKTEK/MINGGU KE : 20 Mei 2021 / MINGGU KE-6

Malang, 20 Mei 2021

Mahasiswa, Pembimbing,

(Vinda Purnamawati, S.Kep) (Indri Wahyuningsih, S.Kep. Ns., M.Kep.)

Pembimbing CI Lahan
Ruang ICU

(_______________________________________)

2
DAFTAR ISI

BAB I. .................................................................................................................................................. 4
LAPORAN PENDAHULUAN ................................................................................................................. 4
A. Definisi CVA (Cerebrovascullar Accident) .................................................................................... 4
B. Klasifikasi CVA : .......................................................................................................................... 4
C. Etiologi : ....................................................................................................................................... 5
D. Manifestasi Klinis ......................................................................................................................... 6
E. Faktor Resiko (Hinkle & Cheever, 2018) : .................................................................................... 8
F. Patofisiologi CVA :........................................................................................................................ 9
G. Penatalaksanaan Keperawatan : ............................................................................................... 10
H. Pemeriksaan Penunjang ............................................................................................................ 11
Referensi........................................................................................................................................... 12

3
BAB I.

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi CVA (Cerebrovascullar Accident)

Cerebrovascular Accident (CVA) merupakan kelainan fungsional system saraf pusat

yang terjadi ketika suplai darah ke otak terganggu yang menyebabkan kecacattan serius

dalam jangka panjang (Hinkle & Cheever, 2018). Ditandai dengan cedera fokal akut pada

sIstem saraf pusat oleh penyebab vascular, infark, perdarahan intracerebral (ICH),

subarachnoid hemorrhage (SAH) dan merupakan penyebab utama kematian dan kecatatan

di seuluh dunia (Sacco et al., 2013). Menurut Hickey (2014), Stroke dibagi menjadi dua

kategori utama yaitu iskemik yang terjadi karena oklusi vascular dan hipoperfusi yang

signifikan, dan hemoragik dimana ekravasasi (kebocoran) darah ke dalam otak atau ruang

subarachnoid (Hinkle & Cheever, 2018).

B. Klasifikasi CVA :

➢ Stroke Iskemik

Hilangnya fungsi secara tiba-tiba akibat gangguan suplai darah ke bagian otak,

dibantu dengan terapi trombolitik yang digunakan untuk pengobatan stroke iskemik

akut dimulai tahun 1996 menghasilkan gejala stroke yang lebih sedikit dan

memimalisir kehilangan fungsi (Hinkle & Cheever, 2018). Stroke iskemik dibagi

menjadi 5 jenis berdasarkan penyebabnya, yaitu (Hinkle & Cheever, 2018) :

1. Stroke trombolitik arteri besar yang disebabkan oleh plak ateroskelrosis di

pembuluh darah besar di otak. Pembentukan dan oklusi thrombus di lokasi

aterosklerosis mengakibatkan iskemia dan infark (nekrosis jaringan di daerah

yang kekurangan suplai darah).

4
2. Stroke trombotik arteri kecil mempengaruhi satu atau lebih pembuluh darah dan

merupakan jenis stroke iskemik yang umum. Stroke ini juga disebut stroke

lacunar karena adanya rongga yang terbentuk setelah terjadi kematian jaringan

otak yang mengalami infark (sumbatan aliran darah dari arteri kecil jauh dalam

otak).

3. Stroke emboli kardiogenik berhubungan dengan disritmia jantung, biasanya

terjadi fibrilasi atrium atau gangguan irama jantung ditandai dengan denyut

jantung tidak beraturan dan cepat. Stroke ini juga dapat dikaitkan dengan

penyakit katup jantung dan thrombus di ventrikel kiri, dimana emboli berasal

dari jantung dan bersirkulasi ke pembuluh darah otak (paling sering pada arteri

serebral tengah kiri) dan mengakibatkan stroke sehingga dapat terapi

antikoagulan.

4. Stroke kriptogenik masih belum diketahui penyebabnya

5. Stroke dari penyebab lain misalkan penggunaan obat-obatan terlarang (kokain),

koagulopati, migrain/vasospasme, dan diseksi spontan arteri karotis atau

vertebralis.

➢ Stroke hemaoragik

Disebabkan oleh perdarahan ke jaringan otak, ventrikel, atau ruang

subarachnoid. Perdarahan intraserebral primer disebabkan oleh hipertensi tidak

terkontrol (Hinkle & Cheever, 2018).

C. Etiologi :

- Stroke hemaoragik

Disebabkan oleh perdarahan ke jaringan otak, ventrikel, atau ruang subarachnoid.

Adapun penyebab perdarahan pada orang dewasa yang lebih tua adalah cerebral

amyloid angiopathy (CAA) yang melibatkan kerusakan yang disebabkan oleh

5
transfer protein oada beta-amyloid di pembuluh darah ini rapuh dan mudah

mengalami pendarahan (Halvorsen et al., 2016). Perdarahan intraserebral sekunder

dikaitkan dengan arteriovenous malformations (AVMs), aneurisma intracranial,

neoplasma intracranial atau obat-obatan tertentu (misal antikoagulan, amfetamin).

Pada pasien yang terkena jenis stroke ini biasanya mengalami deficit yang lebih

parah dan fase pemulihan yang lebih lama dibandingkan dengan mereka yang

mengalami stroke iskemik (Hinkle & Cheever, 2018).

- Stroke iskemik

Disebabkan oleh adanya gangguan suplai darah ke bagian otak karena arteri

pemasok darah tersumbat

D. Manifestasi Klinis

Stroke Hemoragik (Hinkle & Cheever, 2018) :

- Sakit kepala yang parah tidak tertahankan

- Banyak fungsi motorik, sensorik, saraf kranial, kognitif, dan fungsi lain yang sama

yang terganggu setelah stroke iskemik juga berubah setelah stroke hemoragik

- mual atau muntah,

- perubahan tingkat kesadaran yang tiba-tiba, dan mungkin kejang.

- Pada pasien dengan aneurisma intracranial mungkin ada nyeri dan kekakuan pada

bagian belakang leher (kekakuan nuchal) dan tulang belakang karena iritasi

meningeal. Gangguan penglihatan (kehilangan penglihatan, diplopia, ptosis) terjadi

jika aneurisma berdekatan dengan saraf okulomotor. Tinnitus, pusing, dan

hemiparesis. Pembentukan gumpalan yang menutup tempat pecahnya darah

perdarahan hebat terjadi, mengakibatkan kerusakan otak, diikuti dengan cepat oleh

koma dan kematian.

Stroke iskemik :

6
Pada tahap awal stroke, gambaran klinis awal mungkin berupa paralisis flaksid

dan hilangnya atau penurunan refleks tendon dalam. Ketika refleks dalam ini muncul

kembali (biasanya dalam 48 jam), peningkatan tonus diamati bersamaan dengan

spastisitas (peningkatan tonus otot yang tidak normal) pada ekstremitas di sisi yang

terkena (Hinkle & Cheever, 2018). Dapat menyebabkan berbagai macam defisit

neurologis, tergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah yang tersumbat), ukuran area

perfusi yang tidak memadai, dan jumlah aliran darah kolateral (sekunder atau aksesori).

Tanda dan gejala klinis yang sering muncul (Hinkle & Cheever, 2018) :

- Mati rasa atau kelemahan pada wajah, lengan, atau tungkai, terutama pada satu sisi

tubuh

- Kebingungan atau perubahan status mental

- Kesulitan berbicara atau memahami kata- kata (Hinkle & Cheever, 2018):

1. Disartria (kesulitan berbicara) atau disfasia (gangguan bicara), yang disebabkan

oleh kelumpuhan otot yang bertanggung jawab untuk menghasilkan ucapan

2. Afasia, yang dapat berupa afasia ekspresif (ketidakmampuan untuk

mengekspresikan diri),

3. Afasia reseptif (ketidakmampuan untuk memahami bahasa), atau a

4. Afasia global (campuran)

5. Apraxia (ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari

sebelumnya), seperti yang terlihat ketika pasien membuat penggantian verbal

untuk suku kata atau kata lain yang ingin diucapkan

- Gangguan visual

- Kesulitan berjalan, pusing, atau kehilangan keseimbangan atau koordinasi

- Sakit kepala parah yang tiba-tiba

- Fungsi motorik, sensorik, saraf kranial, kognitif, dan fungsi lainnya dapat terganggu.

7
E. Faktor Resiko (Hinkle & Cheever, 2018) :

- Stenosis karotis asimtomatik

- Fibrilasi atrium

- Diabetes (terkait dengan aterogenesis yang dipercepat)

- Dislipidemia

- Konsumsi alkohol yang berlebihan

- Hiperkoagulasi

- Hipertensi

- Migrain

- Kegemukan

- Gaya hidup menetap

- Apnea tidur

- Merokok

8
F. Patofisiologi CVA :

9
G. Penatalaksanaan Keperawatan :

Assessment :

Selama fase akut, lembar aliran neurologis dipertahankan untuk memberikan data

tentang ukuran penting berikut dari status klinis pasien:

- Perubahan tingkat kesadaran atau daya tanggap yang dibuktikan dengan

gerakan, resistensi terhadap perubahan posisi, dan respons terhadap

rangsangan; orientasi ke waktu, tempat, dan orang Ada atau tidak adanya

gerakan sukarela atau tidak disengaja pada ekstremitas, kekuatan dan kekuatan

otot, postur tubuh, dan posisi kepala

- Membuka mata, perbandingan ukuran pupil dan reaksi pupil terhadap cahaya,

dan posisi mata. Warna wajah dan ekstremitas; suhu dan kelembaban kulit.

Kualitas dan kecepatan denyut nadi dan pernapasan; nilai gas darah arteri, suhu

tubuh, dan tekanan arteri

- Kemampuan berbicara

- Volume cairan (Intake/output cairan) ; volume urin yang dikeluarkan setiap 24

jam

- Adanya perdarahan

- Pemantauan tekanan darah dalam parameter yang diinginkan

- Pemantauan saturasi oksigen terus menerus

Setelah fase akut, perawat menilai status mental (memori, rentang perhatian, persepsi,

orientasi, pengaruh, ucapan / bahasa), sensasi / persepsi (pasien mungkin mengalami

penurunan kesadaran akan nyeri dan suhu), kontrol motorik (ekstremitas atas dan

bawah/gerakan), kemampuan menelan, status nutrisi dan hidrasi, integritas kulit,

toleransi aktivitas, dan fungsi usus dan kandung kemih.

10
Diagnosa Keperawatan menurut SDKI :

- Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif berhubungan dengan infark jaringan ke otak

- Gangguan mobilitas Fisik b/d gangguan neuromuskuler

- Hambatan komunikasi verbal b/d gangguan neuromuskuler

- Defisit perawatan diri : Mandi, Makan, Berpakaian b/d Kelemahan

- Konstipasi b/d aktivitas fisik harian kurang dari yang dianjurkan

- Gangguan Menelan b/d gangguan saraf kranialis

- Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial

H. Pemeriksaan Penunjang :

Stroke Hemoragik (Hinkle & Cheever, 2018) :

- Setiap pasien dengan dugaan stroke harus menjalani CT scan atau MRI scan

untuk menentukan jenis stroke, ukuran dan lokasi hematoma, dan ada atau

tidaknya darah ventrikel dan hidrosefalus.

- Angiografi serebral menggunakan metode konvensional atau CT (CTA) serta

memastikan diagnosis aneurisma intrakranial atau AVM. Tes tersebut digunakan

untuk menunjukkan lokasi dan ukuran lesi dan memberikan informasi tentang

arteri, vena, pembuluh yang berdampingan, dan cabang vaskular yang terkena.

- Pungsi lumbal dapat dilakukan jika tidak ada bukti peningkatan TIK, hasil CT

scan negatif, dan perdarahan subaraknoid harus dikonfirmasi. Pungsi lumbal

dengan adanya peningkatan TIK dapat menyebabkan herniasi batang otak atau

perdarahan ulang.

11
Referensi

Halvorsen, K., Eide, H. K., Sortland, K., & Almendingen, K. (2016). Documentation and
communication of nutritional care for elderly hospitalized patients: Perspectives of
nurses and undergraduate nurses in hospitals and nursing homes. BMC Nursing, 15(1), 1–
10. https://doi.org/10.1186/s12912-016-0193-z

Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2018). Medical-Surgical Nursing (14th ed.). Julie K. Stegman.

Sacco, R. L., Kasner, S. E., Broderick, J. P., Caplan, L. R., Connors, J. J., Culebras, A., Elkind, M. S.
V., George, M. G., Hamdan, A. D., Higashida, R. T., Hoh, B. L., Janis, L. S., Kase, C. S.,
Kleindorfer, D. O., Lee, J. M., Moseley, M. E., Peterson, E. D., Turan, T. N., Valderrama, A. L.,
& Vinters, H. V. (2013). An updated definition of stroke for the 21st century: A statement
for healthcare professionals from the American heart association/American stroke
association. Stroke, 44(7), 2064–2089. https://doi.org/10.1161/STR.0b013e318296aeca

12

Anda mungkin juga menyukai