Anda di halaman 1dari 2

Kampungku Bersatu Melawan Covid-19

Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal


dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia.
Virus ini bisa menyerang siapa saja, seperti lansia (golongan usia lanjut), orang
dewasa, anak-anak, dan bayi, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui. Infeksi virus Corona
disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan,
China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar
ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.
Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk
memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia
sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan
penyebaran virus ini. Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem
pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan
ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti
infeksi paru-paru (pneumonia).
Keadaan desa saya yg bertempat di Dsn.
Limbe RT03 RW 01 Ds.Kedungpandan Kecamatan
Jabon Kabupaten Sidoarjo telah dipenuhi poster
pencegahan covid-19 seperti di halaman Kantor
Kepala Desa, Balai Dusun, tempat umum dan tempat
belajar/sekolah. Beberapa masyarakat di daerah ini
tidak memakai masker dan ada juga yang selalu
pakai masker. Tetapi pihak desa sudah
menganjurkan masyarakatnya untuk menerapkan
protokol kesehatan, seperti menyemprotkan
disinfektan dan menyediakan tempat cuci tangan
dengan sabun dan air mengalir atau cairan pembersih
tangan di tempat umum, pencegahan penyebaran
wabah yang dikoordinasikan dengan Puskesmas atau tenaga-tenaga kesehatan di pedesaan,
Memastikan tidak ada kerumunan banyak orang seperti tadarus, tahlil, dll. Dengan aturan ini,
relawan komunitas desa menjadi penyangga kota. Pertama, menangani pemudik yang pulang
kampung dengan potensi virus Covid-19 yang dibawanya. Kedua, menjaga kesehatan warga
melalui menjaga kebersihan dan jaga jarak, namun bukan menghentikan aktivitas seperti
yang berlangsung di kota. Ketiga, menjaga ketahanan pangan tidak hanya bagi desa sekaligus
menyangga kehidupan kota yang tengah tertidur.
Warga desa bukanlah penduduk
yang kebal virus, namun mereka harus
tetap memproduksi hasil pertanian untuk
menghidupi diri dan menyangga
kehidupan kota. Sementara, hingga saat
ini belum ada kebijakan yang terlihat
mumpuni untuk menahan penyebaran
pandemi. Kota besar istirahat sementara
waktu hingga pandemi berlalu,
sementara desa dipacu untuk tetap
memutarkan sendi-sendi ekonomi
supaya bahan pangan penyangga
kehidupan tidak terhenti. Selanjutnya, memastikan protokol desa lawan Covid-29 dapat
berjalan, Ketua Gugus Tugas di Pemerintahan Tingkat II, yaitu Bupati dan Wali Kota perlu
mengkoordinasikan semua relawan desa di wilayahnya. Gugus tugas ini telah diatur melalui
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2020 Tentang Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Koordinasi ini untuk
memastikan desa kuat menghadapi pandemi, sekaligus memastikan perekonomian tetap
berjalan dan pertanian tetap diproduksi untuk menyangga ketahanan pangan semua ini.

Anda mungkin juga menyukai