Anda di halaman 1dari 5

MENGHITUNG NADI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

003/SPO/KPRWT/RSIABS/ 00 1/5
X/2014

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur RSIA Bunda Suryatni
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
14 Oktober 2014 dr. Alfathdry, Sp.OG
Tindakan yang dilakukan untuk menghitung frekuensi, irama,
PENGERTIAN
dan kekuatan nadi selama 1 menit.
Dapat melakukan penghitungan nadi dengan aman dan efisien
TUJUAN sehingga dapat memberikan data klinik mengenai pemompaan
jantung dan adekuatnya aliran darah di pembuluh darah arteri.
Surat Keputusan Direktur RSIA Bunda Suryatni No
KEBIJAKAN 21/Dir.RSIA.BS/SK/IX/2014 , Tentang Buku Pedoman Standar
Asuhan Keperawatan.
1. Pastikan keamanan dan persiapan pasien meliputi:
PROSEDUR a. Hasil pengukuran nadi langsung digambar di
Observasi chart di kamar pasien.
b. Lokasi nadi yang biasa dihitung sesuai dengan jenis
pemeriksaan fisik:
1) Pemeriksaan fisik lengkap: nadi apical dan
semua nadi perifer.
2) Pemeriksaan awal: nadi apical dan nadi perifer
(radial dan dorsalis pedis)
3) Pemeriksaan rutin tanda – tanda vital: nadi apical
dan radial pada pasien dewasa, nadi apical dan
temporal pada pasien bayi dan anak
c. Lokasi nadi:
1) Temporal: diatas tulang temporal, sebelah atas
dan samping dari mata. Digunakan secara rutin
pada pasien bayi dan saat nadi radial tidak bisa
digunakan.
2) Carotis: di kedua samping leher dibawah rahang,
bagian tengah sepanjang musculus
sternocleidomastoideus. Digunakan rutin pada
anak dan saat shock atau cardiac arrest ketika
nadi perifer sangat lemah saat diraba, juga
digunakan untuk mengkaji sirkulasi cranial.
3) Apical: di rongga interkostal ke 4 garis
midklavikula kiri. Digunakan untuk auskultasi
jantung dan mengkaji defisit nadi apical dan
radial
MENGHITUNG NADI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

003/SPO/KPRWT/RSIABS/ 00 2/5
X/2014

4) Brachial: di lekukan bagian dalam antara otot


bicep dan tricep pada fossa antecubiti.
5) Radial: di bagian dalam lengan bawah, sejajar
dengan ibu jari di pergelangan tangan.
Digunakan saat menghitung nadi perifer pada
pasien dewasa.
6) Ulnar: di pergelangan tangan sejajar dengan jari
kelingking. Digunakan mengkaji sirkulasi pada
sisi ulnar dan pemeriksaan Allen’s test.
7) Femoral: di paha, di bawah ligamen inguinal (di
bagian tengah antara symphysis pubis dan spina
iliaka anterosuperior). Digunakan untuk mengkaji
sirkulasi kaki.
8) Popliteal: di belakang lutut, ditengah fossa
poplitea. Digunakan untuk mengkaji sirkulasi kaki
dan saat mengukur tekanan darah.
9) Tibia posterior: di bagian dalam pergelangan kaki
antara tendon achilles dan tibia (dibawah
malleolus medial). Digunakan untuk mengkaji
sirkulasi kaki.
10) Dorsalis pedis: di punggung kaki dibagian tengah
antara tendon extensi dan tumit. Digunakan untuk
mengkaji sirkulasi pada kaki.
d. Saat melakukan pemeriksaan pada nadi carotis, raba
satu sisi saja (tidak boleh meraba pada kedua sisi
secara bersamaan) untuk mencegah gangguan aliran
darah cerebral.
e. Tidak boleh menggunakan ibu jari untuk menghitung
nadi, karena ibu jari memiliki nadi dengan denyutan
yang cukup kuat sehingga dapat membingungkan
karena samar dengan denyutan nadi pasien.
f. Pada saat melakukan penghitungan nadi, rasakan
denyutan nadi hanya dengan setengah penekanan
karena kelebihan tekanan dapat menghambat aliran
darah distal ke nadi.
g. Lebih akurat menghitung nadi secara penuh (1 menit
penuh) karena dapat mendeteksi jika terdapat nadi
yang irreguler.
h. Selama menghitung kecepatan nadi, kaji irama dan
MENGHITUNG NADI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

003/SPO/KPRWT/RSIABS/ 00 3/5
X/2014

volume nadi dengan mencatat pola dan kekuatan


denyutan. Jika menemukan irregularity, ulangi
penghitungan, dan catat apakah itu terjadi secara
berkala atau tidak beraturan.
i. Ketika akan menghitung nadi apikal menggunakan
stetoskop, hangatkan terlebih dahulu belt/diafragma
stetoskop karena diafragma/belt yang dingin jika
ditempelkan pada kulit akan mengejutkan pasien
sehingga dapat meningkatkan denyut jantung). Belt
stetoskop lebih efektif dalam menangkap sinyal
rendah dari hantaran bunyi darah arteri daripada
bagian diaphragma.
j. Kategori nilai nadi normal:
Umur Nadi (x/menit)
Dewasa : 60 – 100 x/menit
Bayi baru lahir < 30 110 – 180 x/menit
hari:
Bayi 6 bulan: 100 – 160 x/menit
Umur 1 th: 100 – 150 x/menit
Umur 2 th: 95 – 140 x/menit
Umur 4 th: 95 – 140 x/menit
Umur 6 th: 80 – 120 x/menit
Umur 8 th: 80 – 120 x/menit
Umur 10 th: 80 – 110 x/menit
Umur > 12 th: 60-100 x/menit

k. Tidak boleh mengukur nadi melalui arteri carotis pada


bayi tetapi gunakan arteri brachialis.
l. Pastikan pasien istirahat terlebih dahulu, paling tidak
5 menit sebelum dilakukan penghitungan nadi.
m. Berikan privacy bagi pasien.
2. Siapkan peralatan:
a. Jam tangan dengan jarum detik didalamnya
b. Stethoskop
c. Alcohol swab
d. Doppler detektor ultrasound blood flow (jika
diperlukan)
3. Cuci tangan.
4. Identifikasi pasien.
5. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
MENGHITUNG NADI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

003/SPO/KPRWT/RSIABS/ 00 4/5
X/2014

6. Atur posisi dan pastikan pasien dalam posisi nyaman dan


relaks dengan lengan dalam menghadap ke atas atau
menyilang di dada.
7. Ucapkan Bismillah sebelum melakukan tindakan
8. Palpasi arteri dengan menggunakan ketiga jari tengah
tangan.
9. Menghitung nadi radialis:
a. Perlahan tekan jari telunjuk, jari tengah dan jari manis
pada arteri radialis.
b. Setelah menemukan denyutan nadi radialis, hitung
dalam 60 detik (hasilnya merupakan nadi dalam 1
menit) atau 30 detik (hasilnya dikalikan 2 untuk
mendapatkan hasil nadi dalam 1 menit), catat irama,
volume, dan intensitas denyutan.
10. Menghitung nadi apikal:
a. Bantu pasien pada posisi supine dan buka baju
bagian atas atau dada.
b. Hangatkan bagian diafragma atau belt stetoskop
dengan tangan anda.
c. Letakkan stetoskop di atas bagian apikal jantung
(pada bagian kiri ruang intercostal keenam sejajar
garis midclavicular), hitung dalam 60 detik (hasilnya
merupakan nadi dalam 1 menit) atau 30 detik
(hasilnya dikalikan 2 untuk mendapatkan hasil nadi
dalam 1 menit), catat irama, volumen, dan intensitas
denyutan., catat irama, volume dan intensitas
denyutan.
d. Lepaskan stetoskop dan rapikan pasien.
11. Cara menghitung nadi apikal-radialis dengan benar
a. Dua perawat bekerja sama untuk menghitung nadi
apikal-radialis: satu perawat melakukan palpasi nadi
radialis sedangkan perawat lain melakukan auskultasi
nadi apikal dengan stetoskop. Keduanya harus
menggunakan jam yang sama dalam menghitung
denyutan.
b. Bantu pasien pasien posisi supine dan buka baju
bagian atas atau dada.
c. Temukan nadi apikal dan nadi radialis.
d. Tentukan waktu mulai penghitungan. Kemudian
masing masing perawat menghitung denyutan dalam
MENGHITUNG NADI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

003/SPO/KPRWT/RSIABS/ 00 5/5
X/2014

60 detik.
12. Ucapkan Alhamdulillah setelah melakukan tindakan
13. Rapihkan pasien dan peralatan.
14. Cuci tangan.
15. Gambarkan hasil pengukuran nadi pada lembar observasi
klinik.
16. Catat hasil nadi: kecepatan nadi, irama dan volume nadi,
catat apakah nadi penuh atau terbatas, apakah ada
peningkatan volume: lemah atau hanya bergetar, pada
catatan perawatan/case notes beserta lokasi pengukuran.
17. Laporkan kepada dokter terkait, jika hasil nadi tidak
normal (irregular, nadi lemah, dll), dokumentasikan pada
catatan perawatan/case notes
18. Ketika mendokumentasikan nadi apikal, catat intensitas
suara jantung.
19. Ketika mendokumentasikan nadi apikal-radialis, catat
kecepatan nadi sesuai dengan letak nadi masing-masing,
contoh: nadi A/R – 80/76 x/menit.
20. Catat nama dokter yang diinformasikan hasil nadi dan
catat order yang diberikan (bila ada) pada case notes
pasien.
21. Edukasikan pada pasien bahwa kecepatan nadi
dipengaruhi oleh umur dan aktifitas pasien. Peningkatan
aktifitas, tingkat kecemasan dapat meningkatkan jumlah
nadi pasien.
1. Bidang Keperawatan
UNIT TERKAIT 2. Bidang Pelayanan Medis
3. Bidang Penunjang Medis

Anda mungkin juga menyukai