Anda di halaman 1dari 23

PEDOMAN KERJA

BIDANG KESEHATAN LINGKUNGAN

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BUNDA SURYATNI


BOGOR
TAHUN 2021

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan lingkungan rumah sakit adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau


gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial di dalam
lingkungan rumah sakit. Kualitas lingkungan rumah sakit yang sehat ditentukan melalui
pencapaian atau pemenuhan standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan
kesehatan pada media air, udara, tanah, pangan, sarana dan bangunan, dan vektor dan
binatang pembawa penyakit. Standar baku mutu kesehatan lingkungan merupakan
spesifikasi teknis atau nilai yang dibakukan pada media lingkungan yang berhubungan
atau berdampak langsung terhadap kesehatan masyarakat di dalam lingkungan rumah
sakit. Sedangkan persyaratan kesehatan lingkungan adalah kriteria dan ketentuan teknis
kesehatan pada media lingkungan di dalam lingkungan rumah sakit.

Dalam menjalankan fungsinya, rumah sakit menggunakan berbagai bahan dan fasilitas
atau peralatan yang dapat mengandung bahan berbahaya dan beracun. Interaksi rumah
sakit dengan manusia dan lingkungan hidup di rumah sakit yang dapat menyebabkan
masalah kesehatan lingkungan yang ditandai dengan indikator menurunnya kualitas
media kesehatan lingkungan di rumah sakit, seperti media air, udara, pangan, sarana dan
bangunan serta vector dan binatang pembawa penyakit. Akibatnya, kualitas lingkungan
rumah sakit tidak memenuhi standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan
kesehatan yang telayh ditentukan.

Unit Sanitasi merupakan unit yang mengelola lingkungan RSIA.Bunda Suryatni,


dibawah langsung Wakil Direktur Umum dan SDM agar penangan limbah dan bahan
berbahaya lainnya dapat dikelola dengan baik, juga kegiatan pemantauan dan
pengelolaan lingkungan yang tertuang dalam UKL/UPL RSIA.Bunda Suryatni dapat
terlaksana dengan baik.
Dalam rangka pemenuhan standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyartan
kesehatan rumah sakit dilakukan penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah sakit.
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah sakit sebagaimana yang dimaksud yaitu
dilaksanakan melalui upaya penyehatan, pengamanan, dan pengendalian. Penyehatan
dilakukan terhadap media lingkungan berupa air, udara, tanah, pangan serta sarana dan

2
bangunan. Pengamanan dilakukan terhadap limbah dan radiasi. Sedangkan pengendalian
dilakukan terhadap vector dan binatang pembawa penyakit.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman penyelenggaraan kesehatan lingkungan yang dilakukan di
rumah sakit
2. Tujuan Khusus
a. Terbentuknya persamaan pemahaman persepsi dan cara pandang serta
paradigma dalam penyelenggaraan bidang kesehatan lingkungan di RS
b. Terselenggaranya bidang kesehatan lingkungan di RS yang memiliki makna
terhadap kondisi kesehatan lingkungan di RS.
c. Terbentuknya iklim professional kesehatan lingkungan dalam rangka
meningkatkan mutu kualitas kesehatan lingkungan RS.

C. Ruang Lingkup
1 Penyehatan ruang bangunan dan halaman rumah sakit;
2 Higiene dan sanitasi makanan dan minuman;
3 Penyehatan air;
4 Pengelolaan sampah / limbah padat;
5 Pengelolaan linen
6 Pengendalian serangga, tikus, dan binatang pengganggu lain
7 Desinfeksi dan sterilisasi
8 Perlindungan radiasi
9 Upaya promosi kesehatan lingkungan

D. Batasan Operasional
1. Upaya penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah sakit merupakan upaya
untuk memenuhi standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan
kesehatan yang mencakup seluruh dimensi, menyeluruh, terpadu, terkini dan
berwawasan lingkungan.

3
2. Kualitas lingkungan yang sehat bagi rumah sakit ditentukan melalui pencapaian atau
pemenuhan standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan
3. Standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan rumah sakit
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan pada media lingkungan yang
meliputi:
a. air;

b. udara;

c. tanah;

d. pangan;

e. sarana dan bangunan; dan

f. vektor dan binatang pembawa penyakit.

4. Untuk mendukung penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah sakit


diperlukan:
a. kebijakan tertulis dan komitmen pimpinan rumah sakit;

b. perencanaan dan organisasi;

c. sumber daya;

d. pelatihan kesehatan lingkungan;

e. pencatatan dan pelaporan; dan

f. penilaian kesehatan lingkungan rumah sakit.

5. Kebijakan tertulis dan komitmen pimpinan rumah sakit sebagaimana dimaksud


sebagai bentuk dukungan dalam penyelenggaraan kegiatan kesehatan lingkungan
rumah sakit, penyediaan sumber daya yang diperlukan serta kesediaan menaati
ketentuan peraturan perundang-undangan.
6. Perencanaan dan organisasi sebagaimana dimaksud untuk memenuhi persyaratan,
dan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah
sakit.

4
7. Pelatihan kesehatan lingkungan sebagaimana dimaksud harus sesuai dengan
standar kurikulum di bidang kesehatan lingkungan yang diakreditasi oleh
Kementerian Kesehatan.
8. Pencatatan dan pelaporan sebagaimana dimaksud dilakukan terhadap
penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah sakit termasuk hasil inspeksi
kesehatan lingkungan.
9. Pencatatan dan pelaporan disampaikan kepada direktur atau kepala rumah sakit
dan ditindaklanjuti dengan mekanisme pelaporan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
10. Penilaian kesehatan lingkungan rumah sakit dilakukan secara internal dan eksternal
11. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah sakit
dilakukan oleh Menteri, kepala dinas kesehatan daerah provinsi, dan kepala dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota, serta institusi terkait sesuai dengan kewenangan
masing-masing

12. untuk meningkatkan kompetensi karyawan agar karyawan


13. memiliki pengetahuan dan kemampuan yang sesuai dengan
14. kebutuhan pelanggan
15. untuk meningkatkan kompetensi karyawan agar karyawan
16. memiliki pengetahuan dan kemampuan yang sesuai dengan
17. kebutuhan pelanggan
18. untuk meningkatkan kompetensi karyawan agar karyawan
19. memiliki pengetahuan dan kemampuan yang sesuai dengan
20. kebutuhan pelanggan
21. untuk meningkatkan kompetensi karyawan agar karyawan
22. memiliki pengetahuan dan kemampuan yang sesuai dengan
23. kebutuhan pelangga

A. Landasan Hukum

1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 7 Tahun 2019 tentang Kesehatan


lingkungan Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416 tahun 1990 tentang Syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitasw Air

5
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 13 Tahun 2011 tentang
Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Kimia di Tempat Kerja
4. Peraturan Pemerintah RI No. 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun
5. Peraturan Pemerintah RI No. 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Lingkungan
6. Peraturan Menteri lingkungan Hidup RI No. 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu
Air Limbah
7. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No. 68 Tahun 2016
tentang Baku Mutu air limbah Domestik
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 50 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu
Kesehatn Lingkungan untuk Vewktor dan Binatang Pembawa Penyakit Serta
pengendaliannya
9. Peraturan Menteri Kesehtan RI No. 27 tahun 2017 tentang Pedoman pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di fasilitas Pelayanan Kesehatan
10. Peraturan pemerintah No. 22 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan
dan Pengelolaan lingkungan Hidup
11. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2021 Tentang Tata Cara
Penerbitan Persetujuan Teknis dan Surat Kelayakan Operasional Bidang
Pengendalian Pencemaran Lingkungan

6
BAB II

FALSAFAH DAN TUJUAN

A Visi
Mewujudkan kualitas lingkungan rumah sakit yang dapat memberikan jaminan
perlindungan kesehatan, keamanan dan keselamatan bagi manusia dan lingkungan
hidup

B Misi
1. Memperoleh pencapaian atau pemenuhan standar baku mutu kesehatan
lingkungan dan persyaratan kesehatan.
2. Meningkatkan kualitas media lingkungan dan mengendalikan risiko kesehatan
3. Mendukung terwujudnya manajemen pengelolaan kualitas kesehatan lingkungan
yang baik di rumah sakit
4. Melindungi sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pengunjung dan masyarakat
di sekitar rumah sakit dari faktor risiko lingkungan

7
5. Mewujudkan rumah sakit ramah lingkungan

C Falsafah dan Tujuan Bidang Kesehatan Lingkungan


1. Falsafah
a. Kesehatan lingkungan rumah sakit adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau
gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial di
dalam lingkungan rumah sakit
b. Kualitas lingkungan yang sehat ditentukan melalui pencapaian atau pemenuhan
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan.
c. Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan adalah spesifikasi teknis atau nilai
yang dibakukan pada media lingkungan yang berhubungan atau berdampak
langsung terhadap kesehatan masyarakat.
d. Persyaratan Kesehatan adalah kriteria dan ketentuan teknis kesehatan pada
media lingkungan.
e. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah sakit sebagaimana dimaksud
dilaksanakan melalui upaya penyehatan, pengamanan dan pengendalian.
f. Penyehatan dilakukan terhadap media lingkungan berupa air, udara, tanah, pangan
serta sarana dan bangunan
g. Pengamanan dilakukan terhadap limbah dan radiasi.
h. Pengendalian dilakukan terhadap vektor dan binatang pembawa penyakit.
i. Selain upaya penyehatan, pengamanan dan pengendalian, dalam penyelenggaraan
kesehatan lingkungan rumah sakit dilakukan upaya pengawasan
j. Upaya pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilakukan terhadap:

a. Linen (laundry);
b. Proses dekontaminasi; dan
c. Kegiatan konstruksi atau renovasi bangunan rumah sakit.

2. Tujuan Bidang Kesehatan Lingkungan


a. Tujuan Umum

8
Untuk mewujudkan kualitas kesehatan lingkungan di rumah sakit yang menjamin
kesehatan baik dari aspek fisik, kimia, biologi, radioaktivitas maupun sosial bagi
sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pengunjung dan masyarakat di sekitar
rumah sakit, serta mewujudkan rumah sakit ramah lingkungan.

b. Tujuan khusus Bidang kesehatan Lingkungan

1) Meningkatkan kualitas media lingkungan dan mengendalikan risiko


kesehatan;
2) Meningkatkan lingkungan rumah sakit yang dapat memberikan jaminan
perlindungan kesehatan, keamanan dan keselamatan bagi manusia dan
lingkungan hidup; dan
3) Mendukung terwujudnya manajemen pengelolaan kualitas kesehatan
lingkungan yang baik di rumah sakit.

3. Strategi
a. Melakukan penyelenggaraan kesehatan lingkungan melalui upaya penyehatan,
pengamanan, pengendalian, dan pengawasan.
b. Berkoordinasi aktif dengan seluruh unit rumah sakit dalam rangka mewujudkan
lingkungan rumah sakit yang sehat dan aman.
c. Melakukan perencanaan dan organisasi untuk memenuhi persyaratan, dan
pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah sakit.
d. Menerapkan falsafah dan tujuan dalam pelaksanaan penyelenggaraan kesehatan
lingkungan.
e. Menetapkan dan mengoptimalkan fasilitas dan perlengkapan alat-alat yang
mendukung dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan.
f. Mengembangkan sistem dan prosedur pencatatan dan pelaporan dalam
penyelenggaraan kesehatan lingkungan.
g. Melakukan pengembangan pengetahuan dan Pendidikan melaui pelatihan-pelatihan
yang terintegritas serta mengikuti seluruh perkembangan regulasi dan ketetapan
pemerintah yang mengatur bidang dan baku mutu kesehatan lingkungan.

9
4. Kebijakan Pencapaian Visi dan Misi

a. Sasaran

Menerapkan sikap profesionalisme dalam seluruh kegiatan penyelenggaraan


kesehatan lingkungan agar dapat memenuhi standar baku mutu kesehatan lingkungan
dan persyaratan kesehatan.

b. Optimalisasi Pilar Fungsional

Pembenahan Organisasi Tata Kerja Bidang Kesehatan Lingkungan dengan


pembuatan dan Penyempurnaan pedoman kerja, panduan kerja, dan Standar Prosedur
Operasional (SPO), sehingga tercipta mutu kesehatan lingkungan yang berkualitas
yang dapat memberikan yang dapat memberikan jaminan perlindungan kesehatan,
keamanan dan keselamatan bagi manusia dan lingkungan hidup.

c. Optimalisasi Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

Mengembangkan kualitas SDM kesehatan lingkungan melalui upaya peningkatan ilmu


dan pengetahuan baik secara formal maupun non formal yang berhubungan dengan
penyelenggaraan kesehatan lingkungan.

10
BAB III
ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN

A. Struktur Organisasi Bidang Kesehatan Lingkungan


Struktur Organisasi Bidang Kesehatan lingkungan merupakan bagian dari Struktur
Organisasi RSIA Bunda Suryatni (gambar terlampir). Kepala Bidang Kesehatan
Lingkungan bertanggung jawab langsung kepada Direktur RSIA Bunda Suryatni.

B. Uraian Tugas

a. Persyaratan Jabatan Penanggung Jawab Kesehatan Lingkungan:

1) Memiliki Pendidikan bidang kesehatan lingkungan / sanitasi minimal berijazah


diploma (D3)
2) Mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR)
3) Mempunyai kemampuan kepemimpinan

11
4) Mampu melaksanakan koordinasi dengan semua Bidang, Bagian dan sataf
dibawahnya
5) Berstatus pegawai tetap RSIA Bunda Suryatni
6) Mempunyai Loyalitas tinggi
7) Berkepribadian baik, berwibawa
8) Sehat jasmani dan rohan
b. Uraian Tugas :

1) Pembersihan Ruang dan Halaman Rumah Sakit


Upaya penyehatan Ruang dan Halaman rumah Sakit dilaksanakan melaui
koordinasi aktif dengan unit Cleaning Service sebagai pelaksana kegiatan
pembersihan. Dengan uraian tugas sebagai berikut :
a) Penyusunan panduan kerja dan standar prosedur operasional (SPO) sebagai
acuan dalam pengerjaan pembersihan area rumah sakit yang sudah disepakati
oleh badan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI).
b) Penyusunan jadwal dan sift pekerjaan cleaning service (CS) dilakukan secara
rutin per bulan.
c) Pemeliharaan kebersihan ruangan perawatan dilakukan setiap hari, sedangkan
ruangan non perawatan/ ruang administrasi dan penunjang dilakukan setiap hari
kerja oleh cleaning service rekanan.
d) Pencataatan dan penyediaan stok alat kebersihan dan cemichal yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan pembersihan area rumah sakit.
e) Pelaporan hasil pengerjaan kebersihan yang dilakukan rutin dalam bentuk format
data yang telah disepakati.

2) Penyehatan Air Bersih


Upaya Penyehatan air di Instalasi Sanitasi dilakukan dengan :

a) Pemantauan rutin baku mutu (kualitas fisika air) dan kebutuhan (kuantitas air).
b) Pemantauan Kualitas air melalui pemeriksaan laboratorium yang dilakukan
minimal 6 bulan sekali.

12
3) Penyehatan Air Minum
Upaya penyehatan air minum yang dapat dilakukan adalah:

a) Pemantauan kualitas baku mutu air minum dan kuantitas secara berkala
b) Pengujian kualitas air minum pada laboratoreium minimal dilakukan 3
bulan sekali.

4) Pengelolaan Limbah Padat


Pengelolaan limbah dibedakan menjadi 2 yaitu pengelolaan limbah domestik dan
B3. Dalam alur proses pengelolaan limbah diperlukan koordinasi dengan unit
cleaning service (CS) dan pihak ketiga transporter dan pemusnah limbah
domestic dan B3. Uraian pekerjaan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a) Pada tahap pewadahan limbah dibedakan sesuai jenisnya yaitu limbah


medis dan B3. Setiap ruang dan unit disediakan wadah pembuangan limbah
maksimal 1 unit per jenis ( 1 unit wadah limbah domestik dan 1 unit wadah
limbah B3).
b) Penjadwalan pengangkutan limbah dari wadah sementara ke TPS domestik
dan TPS B3 dilakukan minimal rutin 1-2 kali sehari.
c) Rute/ jalur yang digunakan untuk pengangkutan limbah domestic dan B3
merupakan jalur khusus yang diperuntukkan untuk jalur pengangkutan
limbah.
d) Limbah domestik pada TPS domestic harus dilakukan pengangkutan oleh
pihak ketiga pengangkut limbah domestik minimal 1 x 24 jam (masa
penyimpanan di TPS 1 x 24 jam).
e) Masa simpan limbah B3 yaitu 90-180 hari di TPS B3 maka pengangkutan
yang dilakukan minimal disesuaikan dengan kapasitas penyimpanan
limbah di TPS B3. Volume TPS B3 yang dimiliki RSIA Bunda Suryatni
hanya dapat menampung limbah yang dihasilkan selama 7 hari operasional,
maka pengangkutan yang harus dilakukan yaitu minimal 1 kali dalam 1
minggu oleh pihak ketiga transporter dan pemusnah.

13
f) Setiap dilakukannya pengangkutan limbah B3 maka akan dilakukan
penerimaan manifest pengangkutan limbah B3 dari pihak ketiga transporter
dan pemusnah. Manifest harus disertakan dalam laporan-laporan yang akan
diserahkan ke dinas.
g) RSIA Bunda Suryatni tidak memiliki incinerator sehingga diperlukan
pihak ketiga untuk melakukan pengangkutan dan pemusnahan yang telah
memenuhi izin lingkungan.
h) Pada tahap pelaporan maka perlu dilakukan pencatatan massa limbah
harian maupun pada hari pengangkutan.

5) Pengelolaan Limbah Cair


Dalam upaya pengelolaan limbah cair dilakukan uraian pekerjaan sebagai berikut
:
a) Limbah cair harus dilakukan swapantau harian yaitu dengan pengukuran
PH, suhu, dan debit harian kemudian dilakukan pencatatan dan pelaporan.
b) Melakukan pencatatan dan penyediaan stok yang dibutuhkan untuk
operasional IPAL per bulan.
c) Dilakukan pengujian laboratorium pada air limbah di effluent IPAL agar
dapat diketahui apakah air limbah sudah memenuhi baku mutu yang diatur
dalam peraturan yang ditetapkan atau belum.
d) Pemberian treatment pada air limbah di IPAL yaitu dengan pemberian
bakteri starter dan klorin secara rutin untuk membantu proses eliminasi zat-
zat berbahaya dan lainnya yang dapat mempengaruhi baku mutu air limbah
buangan pada outlet IPAL.
e) Pemantauan dan maintenance terhadap sistem pada IPAL agar seluruh
sistem pada IPAL dapat beroperasi dengan baik dan lancar.
f) Penyusunan laporan mencangkup hasil uji laboratorium dan hasil
swapantau harian IPAL dilakukan setiap triwulan dan setiap semester per

14
tahunnya untuk dapat diserahkan ke DLH kota Bogor dan Dinkes kota
Bogor.

6) Pengendalian Serangga, Tikus Dan Binatang Pengganggu Lain


Upaya Pengendalian Serangga, Tikus Dan Binatang Pengganggu Lain, dilakukan
dengan koordinasi aktif dengan pihak ketiga sebagai vendor jasa pest control
dengan upaya :
1. Pengendalian Nyamuk;
2. Pengendalian Lalat;
3. Pengendalian Tikus;
4. Pengendalian Binatang Pengganggu Lain.

7) Pengelolaan Linen (Laundry)


Upaya pengelolaan linen dilakukan dengan melakukan monitoring pelaksanaan
laundry yang mengacu pada prosedur yang telah disepakati dalam standar
prosedur operasional (SPO) yang telah disesuaikan dengan standar dan
persyaratan yang berlaku pada perturan perundang-undangan dan menuyusun
tata laksana lainnya.

8) Pengamanan Kebisingan dan Polutan pada Area Rumah Sakit


Upaya pengamanan lingkungan dari kebisingan dan polutan yaitub dengan
melakukan pengukuran secara rutin minimal 6 bulan sekali yang melibatkan
pihak ketiga (vendor jasa) untuk penyelenggaraanya. Evaluasi terhadap hasil
yang diperoleh dari pengukuran harus dilakukan secara terus menerus agar
lingkungan rumah sakit dapat menjamin keamanan dan kenyamanan masyarakat.

15
16
BAB IV
TATA HUBUNGAN KERJA

Hubungan kerja antara Unit Sanitasi dengan Bagian / Bidang / Unit kerja merupakan
hubungan kerja Koordinatif. Hubungan kerja Koordinatif adalah hubungan kerja antar
unit yang dimaksudkan untuk memadukan (mengintegrasikan), menyerasikan dan
menyelaraskan berbagai kepentingan dan kegiatan yang saling berkaitan beserta segenap
gerak, langkah dan waktunya dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran bersama.

Instalasi Rawat Inap

Instalasi Rawat Jalan PT. Unggul Cipta Indah


dan Gawat Darurat

PT. GSI (IPAL) Instalasi Laboratorium

TIM K3RS KESEHATAN Komite PPI


LINGKUNGAN
N
Instalasi Gizi Instalasi Farmasi

CV. Rentokil (Pest Control) PT Mitra Garuda Palapa

IPSRS

Gambar 7.1
Tata Hubungan Kerja

Hubungan kerja dengan :


 Instalasi rawat inap terkait dengan cara pengelolaan limbah medis dan non medis
 Instalasi gawat darurat terkait dengan cara pengelolaan limbah medis dan non medis
 Instalasi laboratorium terkait dengan pengelolaan limbah medis, non medis dan B3

17
 Komite PPI terkait dengan pengelolaan lingkungan dan hasil kualitas bakteri
ruangan, alat serta HAIS
 PT. Unggul Cipta indah terkait dengan cleaning service
 Instalasi farmasi terkait dengan daftar bahan berbahaya dan beracun, pemusnahaan
obat kadaluarsa/rusak
 PT. Mitra Garuda Palapa terkait dengan pemusnahan limbah medis
 PT GSI (Garuda Shindaru Indonesia) terkait dalam pemeliharaan IPAL.
 IPSRS terkait dengan pemeliharaan genset, IPAL, pendinging ruangan TPS,
pencahayaan dan kualitas air
 CV. Rentokil pest control terkait dengan pengendalian vector dan binatang
pengganggu
 Instalasi gizi terkait dengan hygiene sanitasi makanan
 TIM K3RS terkait dengan pemasangan safety sign, pelaporan insiden
 Instalasi radiologi terkait dengan pengelolaan limbah cair bahan berbahaya dan
beracun (B3)
 Instalasi rawat jalan terkait dengan pengelolaan limbah medis dan non medis

18
BAB V
POLA KETENAGAAN DAN KUAALIFIKASI PERSONIL

A. Pola Ketenagaan
1. Standar : 1 orang, terdiri dari :
a. Koord. Sanitasi : 1 orang
2. Pelaksana yang bekerja dalam unit sanitasi terdiri dari :
a. Cleaning service : CV. Unggul cipta Indah
b. IPAL : RSIA Bunda Suryatni
c. Pest control : CV. Rentokil
d. Pemusnahan Limbah : PT. Mitra Garuda Palapa
B. Kualifikasi Ketenagaan
Pola ketenagaan dan kualifikasi personil unit sanitasi di RSIA Bunda Suryatni
sebagai berikut :
Tabel 8.1
Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil Unit Sanitasi
No Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi Jumlah
(Kebutuhan)
1. Koordinator Min. D3 Kesehatan Sanitasi Rumah Sakit 1
Sanitasi Lingkungan

19
BAB VI
KEGIATAN ORIENTASI

Orientasi bagi karyawan rumah sakit, dikhususkan bagi karyawan yang baru masuk.
Adapun materi yang disampaikan sebagai berikut :

Tabel 9.1
Kegiatan Orientasi Unit Sanitasi
No Topik Waktu Metode Penanggung Jawab
1 Pengelolaan limbah 60 menit Ceramah dan SDM dan Unit
RS diskusi Kesehatan Lingkungan

Kegiatan orientasi ini dikoordinir oleh bagian SDM, dengan menyiapkan bahan materi
orientasi sesuai tahap orientasi, Nara sumber pemberi bahan materi orientasi

20
BAB X
PERTEMUAN / RAPAT

Pertemuan atau Rapat dilakukan secara berkala terdiri dari Rapat rutin dan Rapat
Insidentil.
1. Rapat internal dilaksanakan setiap 1 bulan sekali antara koordinator dan staf. Rapat
rutin dilaksanakan untuk membahas permasalah dilapangan yang berkaitan dengan
sanitasi serta mencari pemecahan masalah dan mengevaluasinya. Informasi rapat
dilakukan melalui surat undangan / group sosial media.
2. Rapat yang sering dilakukan adalah Rapat Insidentil. Karena begitu ada sesuatu hal /
masalah yang harus diselesaikan terkait masalah dilapangan, rapat segera
dilaksanakan.
3. Rapat koordinasi pimpinan setiap hari rabu dengan Dewan Pengawas, Direktur
Utama dan Direksi yang lain, serta unit kerja di RSIA Bunda Suryatni

Kegiatan rapat/pertemuan didokumentasikan, dibuat absen kehadiran peserta dan


notulen rapat.
Tabel 10.1
Jadwal Rapat Unit Sanitasi
Bulan
No Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Rapat unit sanitasi
internal
2 Rapat koordinasi
dengan
unit terkait

21
BAB XI
PELAPORAN

Seluruh kegiatan unit sanitasi yang telah dilaksanakan harus dibuat laporannya
yang terdiri ;
A. Laporan Harian
1. Laporan swapantau limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)
2. Laporan swapantau harian instalasi pengolahan air llimbah (IPAL)
B. Laporan Bulanan
1. Laporan Upaya Penyehatan Ruang Bangunan dan Halaman Rumah Sakit
2. Laporan Upaya Penyehatan Air Bersih
3. Laporan Upaya Pengelolaan Limbah
4. Laporan Upaya Pengendalian Serangga dan Binatang Pengganggu
5. Laporan Upaya Desinfeksi dan Sterilisasi
6. Laporan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Unit Sanitasi/Kesehetan Lingkungan
Laporan bulanan ini disampaikan ke Direktur Umum dan Keuangan.
C. Laporan Triwulan
1. Laporan ke Dinas Lingkungan Hidup
a. Laporan pemantauan kualitas air hasil uji klinis laboratorium Ter-Akreditasi
perbulan, diantaranya :
1) Air Limbah (IPAL)
2) Air Bersih
b. Laporan pemantauan kualitas air minum hasil uji klinis laboratorium Ter-
Akreditasi per 6 (enam) bulan
c. Laporan swapantau parameter suhu, pH dan debit air limbah harian
d. Laporan penyimpanan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)
e. Laporan neraca limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)
f. Laporan manifest limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) (Salinan 2/
Penghasil = 3 bulan)
g. Laporan fotocopy manifest limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)
(Salinan 7/ Pengangkut = 3 bulan)
2. Laporan ke Dinas Kesehatan
a. Laporan penyimpanan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)
b. Laporan neraca limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)
D. Laporan Semester
Laporan ke Dinas Lingkungan Hidup yaitu laporan upaya pengelolaan lingkungan
dan upaya pemantauan lingkungan (UKL/UPL)
E. Laporan Tahunan

22
Laporan hasil kegiatan satu tahun di unit sanitasi. Laporan Tahunan ini disampaikan
ke Direktur Umum dan Keuangan.

23

Anda mungkin juga menyukai